TUGAS AKHIR MEKANISME TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB PADA BANK BRI SYARIAH KCP METRO Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah (Amd. Sy) Oleh: DEWI TASYA NPM: 13109378 Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO LAMPUNG 1439 H/2018 M
87
Embed
TUGAS AKHIR MEKANISME TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR
MEKANISME TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB PADA
BANK BRI SYARIAH KCP METRO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah (Amd. Sy)
Oleh:
DEWI TASYA
NPM: 13109378
Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syari’ah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1439 H/2018 M
MEKANISME TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH IB PADA
BANK BRI SYARIAH KCP METRO
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh
Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah (Amd. Sy)
Oleh:
DEWI TASYA
NPM: 13109378
Program Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syari’ah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Pembimbing I : Wahyu Setiawan , M. Ag
Pembimbing II : Suraya Murcitaningrum, M.S.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO LAMPUNG
1439 H/2018 M
ABSTRAK
MEKANISME TABUNGAN HAJI BRISYARIAH IB PADA BANK BRI
SYARIAH KCP METRO
OLEH
DEWI TASYA
NPM : 13109378
Perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat,
dengan semakin bertambahnya pendirian bank-bank syariah maupun unit usaha
syariah. Salah satu faktor berkembangnya bank syariah adalah adanya produk-
produk bank syariah yang banyak diminati masyarakat. Salah satunya produk
tabungan haji. Tabungan haji adalah dana simpanan yang dihimpun dari masyarakat
muslim yang telah merencanakan ibadah haji sehingga mereka menyetorkan dana
ibadah hajinya kepada bank penerima setoran haji. Salah satu bank penerima
setoran haji adalah Bank Rakyat Indonesia Syariah. Bank Rakyat Indonesia Syariah
adalah bank syariah yang muncul mengikuti perkembangan masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan perbankan syariah melalui produk tabungan haji BRISyariah
iB. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang mekanisme tabungan haji
BRISyariah iB pada Bank BRI Syariah KCP Metro.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pembukaan tabungan
haji BRISyariah iB dan untuk mengetahui keunggulan apa saja yang ditawarkan
oleh produk tabungan haji BRISyariah iB yang menggunakan akad mudharabah
mutlaqah.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
lapangan yang bersifat dekriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
pengumpulan data untuk menguji atau menjawab pertanyaan mengenai suatu objek
yang kan diteliti. Sumber data yang diperoleh melalui sumber data primer dan
sekunder, dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik
pengambilan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa mekanisme tabungan haji BRISyariah melalui beberapa tahap yaitu
wawancara terhadap nasabah, pengisian formulir pembukaan tabungan haji dengan
memberikan persyaratan pembukaan tabungan haji meliputi fotocopy identitas diri
yang masih berlaku seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga serta
menyetorkan saldo awal sebesar Rp.50.000,-, penginputan data oleh customer
service pada sistem sesuai dengan data yang telah disi oleh nasabah pada formulir
pembukaan rekening dan pengotorisasian data nasabah oleh pejabat bank.
MOTTO
ىل لعلمينإن وهدا ةمباركا يببك لبيتوضعللن اسلل و أ
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia. (Q.S. Ali Imran : 96)
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang pantas selain rasa syukur saya ucapkan kepada Allah SWT
atas karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan saya.
Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada:
1. Ayahanda tercinta Bapak H. Suprapto, SH dan Ibunda tercinta Hj. Sulastri
Amd. Keb yang telah mengasuh, mendidik, mengajarkan, mendoakan dan
selalu berkorban demi masa depan saya.
2. Kakak-kakak ku Putri Anggraeni, S.Pd, Reni Retnowati S. ST, Rahmawati
S.Gz dan adik ku Shelly yang saya sayangi yang telah memberikan
semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
3. Almamater kebangganku Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allat SWT, atas taufik serta
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Akhir yang berjudul “Mekanisme Tabungan Haji BRISyariah iB pada Bank BRI
Syariah KCP Metro”.
Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program Diploma Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro. Guna memperoleh gelar Ahli Madya (Amd).
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj.Enizar, M. Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro.
2. Ibu Dr. Widhiya Ninsia, M.Hum , selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Bapak Wahyu Setiawan, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bantuan berupa bimbingan dan memberikan motivasi untuk
terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Suraya Murcitaningrum, M.S.I, selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan memberikan motivasi
untuk terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ................................................. vii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
D. Metode Penelitian ............................................................................ 7
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah ................................................................................. 13
1. Pengertian Bank Syariah ........................................................... 13
2. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah ........................................... 14
B. Tabungan Haji ................................................................................ 17
1. Pengertian Tabungan Haji ........................................................ 17
2. Dasar Hukum Tabungan Haji ................................................... 17
3. Syarat dan Akad Tabungan Haji ............................................... 20
4. Tujuan dan Fungsi Tabungan Haji ........................................... 26
5. Mekanisme Tabungan Haji pada Perbankan Syariah ............... 27
BAB III PEMBAHASAN
A. Profil Bank BRI Syariah KCP Metro ............................................ 29
1. Sejarah Singkat Bank BRI Syariah KCP Metro ....................... 29
2. Visi dan Misi Bank BRI Syariah KCP Metro ........................... 31
3. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah KCP Metro ................. 32
4. Produk-Produk Bank BRI Syariah KCP Metro ........................ 36
B. Tabungan Haji BRISyariah iB pada Bank BRI Syariah KCP
Metro ............................................................................................. 37
C. Analisis Mekanisme Tabungan Haji pada Bank BRI Syariah KCP
Metro ............................................................................................. 42
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah KCP Metro ................................... 32
2. Grafik Perkembangan Nasabah Tabungan Haji BRISyariah iB ................ 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Outline Tugas Akhir
Lampiran 2 APD (Alat Pengumpul Data)
Lampiran 3 Surat Keterangan Pembimbing Tugas Akhir
Lampiran 4 Surat Tugas Penelitian
Lampiran 5 Surat Izin Research
Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 7 Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya Bank Islam di negara Islam berpengaruh ke
Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah
sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Akan tetapi prakarsa lebih
khusus untuk mendirikan bank syariah di Indonesia baru dilakukan pada
tahun 1990. Bank syariah berarti bank yang tata cara beroperasinya
didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam yakni mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan hadits. 1
Industri keuangan syariah secara informal telah dimulai sebelum
dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional
perbankan syariah di Indonesia. Hal dimaksud berarti secara yuridis empiris
telah diakui keberadaannya oleh warga masyarakat Islam di Indonesia. 2
Fungsi bank syariah diantaranya tercantum dalam pembukaan
standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution), diantaranya adalah sebagai
manajer investasi yaitu bank syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah. Kemudian fungsi bank syariah adalah investor, yaitu bank syariah
dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang
1 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 49
2 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 12
dipercayakan kepadanya serta bank syariah sebagai penyedia jasa keuangan
dan lalu lintas pembayaran yang dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-
jasa layanan perbankan syariah sebagaimana lazimnya.3
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan syariah,
bank syariah juga memberikan produk-produk seperti produk penyaluran
dana, produk penghimpunan dana dan produk jasa layanan. Produk
perbankan syariah merupakan salah satu aspek penting yang menentukan
keberhasilan sebuah organisasi bisnis dalam kancah persaingan yang ketat.
Produk menjadi pusat perhatian seluruh organisasi bisnis, karena
sumbangannya jelas untuk kelangsungan hidup dan kemakmuran organisasi
yang besangkutan.
Menyadari posisi penting inovasi produk dan layanan pada nasabah
bagi kelanjutan dan kesinambungan bisnis perbankan. Maka bank syariah,
sebagai lembaga bisnis tidak bisa mengisolasi diri dalam hal ini. Agar bisa
tetap survive dan diminati masyarakat, bank-bank syariah harus secara terus
menerus melakukan berbagai inovasi produk perbankan syariah,4 salah
satunya adalah inovasi pada mekanisme produk tabungan haji yang kini
lebih mudah atau lebih disederhanakan prosesnya.
Mekanisme berasal dari bahasa yunani yang berartui mechos yang
memiliki arti cara kerja atau cara menjalankan sesuatu.5 Sedangkan
tabungan haji adalah produk simpanan bagi calon jamaah yang bertujuan
3 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2012),
h.45
4 Muhammad, Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 95-96
5 http://kbbi.web.id/mekanisme.html diunduh pada 15 april 2017
2) Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
3) Pas Photo untuk Kelengkapan Haji
a. Latar belakang foto putih
b. Wajah 80% (fokus wajah)
c. Ukuran foto 4 x 6 - 1 lembar, 3 x 4 - 5 lembar
4) Materai @6000 x 3 lembar
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 10/14/DPbs
tertanggal 17 Maret 2008, terkait Peraturan Bank Indonesia dimaksud
dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atas dasar
akad Mudharabah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut:
1) Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah
bertindak sebagai pemilik dana (shahibul Maal).
2) Pengeloaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan
yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayyadah) atau
dilakukan dengan tanpa batasan dari pemilik dana (mudharabah
mutlaqah)
3) Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik
produk serta hak dan kewajiban nasabah sebagai diatur dalam
31 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010),
h.70 32 Brosur Tabungan Haji BRISyariah iB
ketentuan bank indonesia mengenai transpartasi informasi produk
bank dan penggunaan data pribadi nasabah
4) Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepkatan atas pembukaan
dan penggunaan produk tabungan dan depsito atas dasar akad
mudharabah dalam bentuk perjanjian tertulis
5) Dalam akad mudrabah muqayyadah harus dinyatakan secara jelas
syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah
6) Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati
7) Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu
yang disepakati
8) Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengeolaan
rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo
rekening, pembukaan dan penutupan rekening
9) Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah yang dibersangkutan.33
b. Akad tabungan haji
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.02/DSN-
MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu pertama, tabungan yang
tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan
berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, tabungan yang dibenarkan
33 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2009), h. 97-98
secara prinsip syariah yakni tabungan yang berdasarkan prinsip
mudhrabah dan wadi’ah.34
1) Al-Mudharabah
Pengertian Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara
dua pihak, yaitu pihak pertama menyediakan seluruh modal dan
pihak kedua menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, kerugian
tersebut ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
dari kelalaian pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian
pengelola, pengelolalah yang bertanggung jawab.35 Secara garis
besar mudharabah terbagi menjadi dua jenis:
a) Mudharabah Muqayyadah
Pada jenis akad ini, shahibul maal memberikan batasan
atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa
mengelola dana tersebut sesuai batasan jenis usaha, tempat dan
waktu tertentu saja. Aplikasinya dalam perbankan adalah special
invesment based restriced mudharabah. Model ini dirasa sangat
cocok pada saat krisis dimana sektor perbankan mengalami
kerugian menyeluruh. Dengan special investment, investor
tertentu tidak perlu menanggung overhead bank yang terlalu
34 Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.34 35 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013),
h. 33
besar karena seluruh dananya masuk ke proyek khusus dengan
return dan cost yang dihitung pula.36
b) Mudhrabah Mutlaqah
Yang dimaksud dengan Mudharabah mutlaqah adalah
bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu dan daerah bisnis. Dalam pembahasan fiqh ulama
Salafus Saleh sering kali dicontohkan dengan ungkapan if’al
maa syi’ta (lakukan sesukamu) dari shahib al-mal yang memberi
kekuasaan yang sangat besar.37
Pada Mudharabah mutlaqah pemilik dana tidak
memberikan bayaran atau persyaratan tertentu kepada bank
syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan
dengan tempat, cara maupun objek investasinya.38 Mudharabah
Mutlaqah dapat disebut dengan investasi dari pemilik dana
kepada bank syariah dan bukan merupakan kewajiban ekuitas
bank syariah.
Modal investasi suatu kerjasama dapat berbentuk uang
tunai (uang pecahan emas atau perak), barang-barang bergerak
atau harta lain. Ia tidak dapat berupa komoditas seperti daging
babi atau anggur yang dilarang bagi seorang muslim
36 Gelama Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h.84 37 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 200 38Adiwarman .karim, bank islam analisis fiqih dan keuangan, (jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010) h.352
memperdagangkanya. Hanya modal yang benar-benar ada
ditangan pada saat dimulainya kerjasama yang dianggap punya
kekuatan hukum dalam pembagian keuntungan dan tanggung
jawab.39
Bank syariah tidak mempunyai kewajiban untuk
mengembalikannya apabila terjadi kerugian atas pengelolaan
dana yang bukan disebabkan kelalaian atau kesalahan bank
sebagai mudharib. Namun sebaliknya, dalam hal bank syariah
(mudharib) melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
pengelolaan dana investor (shahibul maal), maka bank syariah
wajib mengganti semua dana investasi mudharabah mutlaqah.40
2) Al- Wadi’ah
Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam
mobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan.
Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah al-wadi’ah. Al-
wadi’ah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika
pemiliknya mengehendaki. Secara umum terdapat dua jenis
wadi’ah: wadi’ah yad al-amanah dan wadi’ah yad adh-dhamanah.
a) Wadi’ah Yad al-Amanah (Trustee Depository)
Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik sebagai berikut.
(1) Harta atau barang yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan
dan digunakan oleh penerima titipan.
39 Abraham L.Udovitch, Kerjasama Syariah dan Bagi Untung Rugi dalam Sejarah Islam
Abad Pertengahan (Teori dan Penerapannya), (kediri: Qubah, 2008) h. 203-204 40 Ismail, perbankan syariah, (Jakarta: kencana prenada media group, 2011) h.86-87
(2) Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah
yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang
dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya.
(3) Sebagai konpensasi, penerima titipan diperkenankan untuk
membebankan biaya kepada yang menitipkan.
(4) Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh
dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbankan yang
memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau
safe deposit box.
b) Wadi’ah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)
Wadi’ah jenis ini memiliki karakteristik berikut ini.
(1) Harta dan barang yang dititipkan boleh dan dapat
dimanfaatkan oleh yang menerima titipan.
(2) Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipakan
tersebut tentu dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun
demikian, tidak ada keharusan bagi penerima titipan untuk
memberikan hasil pemanfaatan kepada si penitip.
(3) Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini yaitu giro dan
tabungan
(4) Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi’ah
karena pada prinsipnya tabungan mirip dengan giro, yaitu
simpanan yang bisa diambil setiap saat. Perbedaannya,
tabungan tidak dapat ditarik dengan cek atau alat lain yang
dipersamakan.41
5) Tujuan dan fungsi tabungan haji
a. Tujuan tabungan haji
Tujuan dari tabungan haji adalah memberikan kemudahan bagi
nasabah dalam menuju panggilan Allah menuju Baitullah.42
b. Fungsi tabungan haji
Fungsi dari tabungan haji adalah membantu meringankan
nasabah dalam hal menyimpan uang untuk beribadah haji. nasabah akan
mendapatkan ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam
penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah. Selain
itu dana nasabah akan lebih aman jika disimpan dalam tabungan haji.43
6) Mekanisme tabungan haji pada Perbankan Syariah
Mekanisme berasal dari bahasa yunani yang berarti mechos yang
memiliki arti cara kerja atau cara menjalankan sesuatu.44 Sedangkan
tabungan haji adalah dana yang dihimpun dari masyarakat muslim yang
telah merencanakan ibadah haji sehingga mereka menyetorkan dana ibadah
hajinya kepada lembaga peneyelenggara haji produk simpanan bagi
nasabah yang bertujuan untuk memenuhi Biaya Perjalanan Ibadah Haji
(BPIH).45 Jadi mekanisme tabungan haji ialah sebuah cara atau proses
pelaksanaan kegiatan simpanan pada perbankan syariah untuk nasabah
41 Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), h.148-149 42 Eprints.walisongo.ac.id diunduh pada 30 Januari 2018 43 Perbanas.ac.id dalam Artikel Ilmiah, diunduh pada 30 Januari 2018 44 http://kbbi.web.id/mekanisme.html diunduh pada 15 april 2017 45 Nurul Huda, Keuangan Publik Islami: Pendekatan Teoritis dan Sejarah, h. 318