BAB I PENDAHULUAN
Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan
meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di
masa mendatang. Proses penilaian investasi memerlukan analisis
kinerja yang tepat dengan data yang akurat. Penilaian kinerja
memberi pandangan tentang kondisi kesehatan perusahaan yang diukur
dengan menilai rasio keuangan. Analisis fundamental merupakan
metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu
perusahaan. Investor dapat melakukan analisis terhadap laporan
keuangan untuk menilai kinerja keuangan. Rasio keuangan merupakan
alat analisis yang sering digunakan untuk menggambarkan aspek-aspek
fundamental perusahaan yang bersifat kuantitatif. Analisis rasio
keuangan terdiri dari analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas,
rasio profitabilitas, rasio leverage dan analisis saham biasa.
Pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi, tidak lepas dari
berbagai pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro
seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan,
pengumuman laporan keuangan atau deviden perusahaan, selalu
mendapat tanggapan dari para pelaku pasar di pasar modal. Selain
itu, perubahan lingkungan ekonomi makro yang terjadi, seperti
perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing,
inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan
volume perdagangan di pasar modal. Perkembangan industri manufaktur
memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Industri
tekstil dan produk tekstil yang dianggap sebagai industri yang
tidak berprospektif (sunset industry) ternyata menjadi sektor yang
berpeluang mendorong pertumbuhan industri manufaktur hingga ke
level dua digit. Empat sektor manufaktur diusulkan dan layak
mendapat intensif seperti diatur dalam revisi PP No. 1/ 2007
tentang fasilitas PPh untuk penanam modal di bidang-bidang
tertentu, yaitu serat rayon, industri pengolahan susu, kertas
berharga, serta sektor tekstil. Aktivitas investasi baik pada
sektor industri manufaktur dan sektor lainnya merupakan kegiatan
yang dihadapkan pada berbagai macam resiko yang sulit diprediksikan
oleh investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan
ketidakpastian yang terjadi, investor memerlukan berbagaiPage |
1
macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja
perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi
ekonomi dan politik suatu negara. Investor penting menganalisis
perkembangan kinerja perusahaan dalam menempatkan pemilihan
investasi. Analisis fundamental merupakan alat yang dapat membantu
untuk menilai investasi. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya (Leverage Ratio) akan mempengaruhi besarnya
laba yang akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang
saham. Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki, maka beban
bunga yang harus ditanggung juga akan semakin besar. Hal ini akan
menyebabkan keuntungan yang diperoleh semakin kecil, sehingga
berpengaruh pada rendahnya dividen yang mampu dibayarkan kepada
pemegang saham. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil
jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Investasi pada sekuritas juga bersifat liquid (mudah diubah). Para
pemilik modal harus memperhatikan cara memaksimalkan nilai
perusahaan tersebut, nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan
atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Penilaian prestasi suatu
perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk
menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan
yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa aspek,
yaitu berdasarkan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Laba yang besar belum tentu merupakan
ukuran perusahaan telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru
dapat diketahui apabila laba dibandingkan dengan kekayaan atau
investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rasio
profitabilitas berguna untuk mengukur hasil pelaksanaan operasi
perusahaan karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding
pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat
resiko. Profitabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari
likuiditas, manajemen, dan utang pada hasil-hasil operasi.
Profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Pentingnya profitabilitas
dapat dilihat dengan
Page | 2
mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan
perusahaan mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung kegiatan
operasionalnya. Penurunan profitabilitas biasanya berdampak pada
penurunan harga saham. Informasi penting yang diperlukan investor
yaitu kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari analisis
rasio. Investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor
membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di
masa yang akan datang. Tidak hanya itu, dilakukannya rasio
perputaran persediaan juga dapat mengukur hubungan antara volume
barang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama
periode berjalan. Persediaan menunjukkan tingkat kecepatan
persediaan menjadi kas atau piutang dagang.
Page | 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Karakteristik Ekonomi Perusahaan Gambaran Umum Perusahaan
Nama Kode Alamat Kantor Alamat Email No. Telepon NPWP Situs Faks
Tanggal IPO Papan Bidang Usaha Utama Sektor Sub Sektor Biro
Administrasi Efek Sekretaris Korporat Nama Bambang Handoyo Direktur
Nama Direktur Gautama Hartarto Johan Setiawan : Polychem Indonesia
Tbk : ADMG : Jl. Daan Mogot Km. 21 Batu Ceper, Desa Poris Plawad,
Kec. Cipondoh Tangerang, Banten
: [email protected] : 5512896 : 01.326.008.8-092.000 :
www.gtpi.co.id : 5512196, 5583803 : 10/20/1993 12:00:00 AM :
Pengembangan : Industri Pakaian Jadi dan Tekstil : MISCELLANEOUS
INDUSTRY : TEXTILE, GARMENT : PT Datindo Entrycom : Email
[email protected] : Jabatan Direktur Presiden Direktur
Wakil Presiden Direktur Tidak Terafiliasi No No No. Telepon
5512896
Page | 4
Nama Direktur Hendra Soerijadi Jusup Agus Sayono Komisaris Nama
Komisaris Bacelius Ruru, SH Martua Radja Panggabean Bustomi Usman
Bambang Husodo Drs Havid Abdulgani Komite Audit : :
Jabatan Direktur Direktur Direktur
Tidak Terafiliasi No Yes
Jabatan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris
Komisaris Komisaris Komisaris
Independen No No No Yes Yes
Nama Komite Audit Mochamad Sanoesi Grace Subali Hartono Djojo
Pemegang Saham Nama Pemegang Saham :
Jabatan Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Tipe Saham
Jumlah Saham 66.941.800
Persentase Saham 17.21000
HSBC Trustee (Singapore) Lebih dari 5 % - Bukan Pemegang Limited
Saham Pengendali PT Gajah Tunggal Tbk Primevantage Limited (EVI) PT
Agung Ometraco Muda Lebih dari 5 % - Pemegang Saham Pengendali
Lebih dari 5 % - Bukan Pemegang Saham Pengendali Lebih dari 5 % -
Bukan Pemegang Saham Pengendali
1.124.280.000
28.91000
315.000.000
8.10000
422.761.559
10.87000
Page | 5
Nama Pemegang Saham PT Satya Mulia Gema Gemilang
Tipe Saham Lebih dari 5 % - Bukan Pemegang Saham Pengendali
Jumlah Saham 965.755.417
Persentase Saham 24.83000
Akuntan Publik : Nama Osman Bing Satrio dan Rekan Osman Ramli
Satrio & Rekan Osman Bing Satrio dan Rekan Penandatanganan Bing
Harianto, SE Direksi Alvin Ismanto, SE Periode 16-Mar-2007
31-Des-2008 31-Des-2009
Karakteristik usaha PT Polychem Indonesia Tbk. sesuai dengan
pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama
meliputi industri pembuatan polyester chips, polyester filament,
engineering plastik, engineering resin, ethylene glycol, polyester
staple fiber dan petrokimia, pertenunan, pemintalan dan industri
tekstil. Perseroan ini mulai berproduksi secara komersial pada
tahun 1990. Produksi utamanya meliputi pembuatan polyester,
petrokimia, dan benang ban. Cikal bakal PT Polychem Indonesia Tbk.
sudah ada sejak 1986 dengan berdirinya PT Andayani Megah, produsen
kain ban nilon, polyester, dan rayon. Sebagai salah satu perusahaan
pemasok andalan dari industri ban, pada tahun 1991, perusahaan ini
diakuisisi oleh PT Gajah tunggal Tbk. Dibawah PT Gajah tunggal Tbk
inilah kemudian PT Polychem Indonesia Tbk. mulai berkembang. Tahun
1991 hingga 1996 bagi PT Polychem Indonesia Tbk. merupakan periode
pertumbuhan melalui akuisisi. Pada tahun 1994, akusisi PT Filamendo
Sakti membawa perusahaan masuk ke bisnis benang kain dan nilon.
Sedangkan diversifikasi menuju industri petrokimia dilakukan dengan
akuisisi pabrik polyester dan etilena glikol. Langkah terakhir
inilah yang sekarang menjadi andalan PT Polychem Indonesia Tbk.
dalam bersaing. Setelah tahun 1996, PT Polychem Indonesia Tbk.
memilih untuk melakukan organic growth. Pada periode ini, selain
menambah kapasitas produksi benang kain ban serta etilena glikol
dengan pembangunan pabrik baru, PT Polychem Indonesia Tbk. juga
memulai pembangunanPage | 6
pabrik karet sintetis dan pabrik etoksilat, dimana keduanya
merupakan yang pertama di Indonesia. Dengan langkah-langkah inilah,
PT Polychem Indonesia Tbk. tidak hanya sekedar sebagai pemasok
industri ban saja, tetapi sudah menjadi andalan industri lainnya,
seperti tekstil, aditif pelumas, dan minyak rem. Dengan tiga lini
usaha utama, yaitu etilena glikol, polyester, dan benang nilon,
maka PT Polychem Indonesia Tbk. merasa sudah saatnya melepas
image-nya sebagai produsen bahan baku untuk pabrik Gajah Tunggal.
Karena itulah, akhirnya perusahaan memutuskan untuk melakukan
perubahan nama pada tahun 2005 menjadi PT Polychem Indonesia, dari
sebelumnya PT Gajah Tunggal Petrochem Industries. Perubahan nama
ini juga memperkuat komitmen perusahaan untuk fokus pada core
competence dari perusahaan. Adapun sejarahnya PT Polychem Tbk
hingga tahun 2006 adalah sebagai berikut. Tahun 1993 : Penawaran
Umum Perdana (IPO) Pada tanggal 17 September 1993, Perusahaan
memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam melalui Surat No.
S-1573/PM/1993 untuk melakukan penawaran umum atas 80 juta saham
perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 20 Oktober 1993 saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan tanggal 21 Oktober
1993 pada Bursa Efek Surabaya. Tahun 1994 : Pada tanggal 4 November
1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam
dengan surat No. S-1817/PM/1994 untuk melakukan Penawaran Umum
Terbatas dengan HMETD sebesar 80 juta saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 25
Nopember 1996. Perseroan mengakuisisi PT Filamendo Sakti, sebuah
perusahaan yang memproduksi benang kain ban nilon. Tahun 1996 :
Melakukan Penawaran umum terbatas II dan Perseroan
mendiversifikasikan usahanya ke bidang petrokimia, dengan
mengakuisisi pabrik poliester dan etilena glikol yang sudah
beroperasi serta memulai pembangunan pabrik karet sintetis pertama
di Indonesia. Tahun 1997 : Perseroan menambah kapasitas produksi
benang kain ban dan menyelesaikan pembangunan pabrik etilena glikol
yang kedua serta memulai pembangunan pabrik poliester yang
kedua.
Page | 7
Tahun 1998 : Perseroan mulai melaksanakan pembangunan pabrik
etoksilat yang pertama di Indonesia dan menyelesaikan kontruksi
pabrik karet sintetisnya. Tahun 1999 : Perseroan menyelesaikan
pembangunan pabrik etoksilat bersamaan dengan pabrik yang kedua
benang kain ban dan polyester. Tahun 2003 : Perseroan
menandatangani kesepakatan penyelesaian hutang, dimana hutang
hutang tersebut direstrukturisasi menjadi tiga Tranche. Tahun 2004
: Perseroan menjual aktiva tetap lini operasi kain ban dan karet
sintetis serta dilakukan upaya peningkatan modal ditempatkan dan
disetor penuh melalui pengeluaran saham baru tanpa Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu sejumlah 1.649.179.559 saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 21
Desember 2004. Tahun 2005 : Bulan Desember 2005, Perseroan
mengganti namanya menjadi PT Polychem Indonesia Tbk. untuk
mencerminkan fokus perusahaan dalam bisnis Poliester (Poly) dan
Bahan Kimia yang berhubungan dengan poliester (Chem) dan
kebanggaannya sebagai perusahaan di Indonesia. Tahun 2006 :
Perseroan meningkatkan efisiensi biaya energi dan utilitas melalui
kombinasi pemakaian tenaga listrik PLN, mesin diesel dan ketel uap
berbahan bakar batu bara. Perusahaan juga mulai mengaplikasikan
system ERP Oracle dan menerapkan penggunaan sistem manajemen sumber
daya manusia (HRMS) untuk membantu meningkatkan daya saing
perusahaan.
2. Strategi Perusahaan Menarik bila memperhatikan perjalanan PT
Polychem Indonesia. Dimulai dari perusahaan dengan core competence
bahan baku ban, perusahaan lalu memutuskan untuk fokus pada salah
satu bagian saja, yaitu kain ban polyester. Dari fokus ini, lalu
perusahaan mencoba berkembang dengan mengandalkan pada kompetensi
itu, dengan akuisisi pabrik polyester (downstream) dan etilena
glikol (upstream). Akuisisi pabrik benang kain dan nilon adalah
usaha lain perusahaan untuk berkembang ke adjecent area yang
berhubungan dengan filamen. Sebagai produsen mono etilena glikol
(MEG) dan ethoxylate satu-satunya di Indonesia, dengan lebih dari
setengah produksinya menyasar pasar ekspor, dapat menjadi
indikatorPage | 8
keberhasilan PT Polychem Indonesia dalam melakukan pertumbuhan
di luar core competence-nya. Jika PT Polychem Indonesia berhasil
membangun dan menjaga sustainability bisnisnya di bidang polyester
serta pada benang kain dan nilon, maka bisa dikatakan PT Polychem
Indonesia merupakan contoh growing beyond the core yang berhasil di
Indonesia. Dalam mengembangkan usahanya di bidang tekstil, PT
Polychem Indonesia harus berhadapan dengan pesaing perusahaan
tekstil lainnya, seperti PT Argo Pantes Tbk. PT Argo Pantes Tbk ini
didirikan pada tahun 1975 dan berkembang khusus dalam industri
tekstil dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di industri terkait.
Adapun profil perusahaan pesaing adalah sebagai berikut. Profil
Perusahaan Alamat Kantor : PT Argo Pantes Terbuka : Wisma Argo
Manunggal Lt.2 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 22 Jakarta 12930 Alamat
Email No. Telepon Faks NPWP Tanggal IPO Papan Industri Utama Sektor
Sub Industri Negara : http://www.amt.co.id : (021) 2520065 - (021)
2520068 : (021) 2520029 : 01.001.018.9-092.000 : 1/7/1991 12:00:00
AM : Pengembangan : Industri Pakaian Jadi dan Tekstil :
Miscellaneous Industry : Textile, Garment : Indonesia
Biro Administrasi Efek : PT EDI INDONESIA Hasil produksi
perusahaan PT Argo Pantes telah dipasarkan tidak hanya di dalam
negeri, tetapi juga hingga ke luar negeri, termasuk ke Asia, Eropa
dan Amerika Serikat. PT Argo Pantes menggunakan kapas Amerika dan
Australia serta kualitas unggul dari serat polyester. Pewarna dan
alat bantu yang digunakan oleh perusahaan pun menggunakan merek
ternama internasional seperti Dystar, Ciba, Clariant, dan BASF.
Untuk menjamin kualitas produknya, PT Argo Pantes mengoperasikannya
di laboratoriun pribadi terbaik dilengkapi dengan peralatan yang
canggih di wilayah produksinya. Fasilitas produksinya dilengkapi
denganPage | 9
500.000 spindle, mesin tenun, pencelupan, dan mesin finishing.
Kualitas produknya telah memenuhi standar mutu sesuai dengan
Farmakope Eropa. Sumber bahan baku dari perusahaan hanya
menggunakan 100% kapas Australia dan Amerika serta menggunakan
Automatic Fiber. Kemudian melakukan pengumpulan peralatan untuk
menghisap noil sisir dari mesin penyisir Baling Press secara
otomatis. Sumber bahan baku dan kualitasnya dijamin 100%
menggunakan Hydrogen peroxide (H2O2) bleached (tanpa agen cerah
optik).
Analisis SWOT a. Strengthnes Dalam menghadapi pesaingnya
tersebut, PT Polychem Indonesia mengembangkan bidang manufacturing
of engineering plastic, engineering resin, ethylene glycol,
polyester chips, polyester staple fiber, polyester filaments, dan
petrokimia sehingga dapat memperluas bidang usahanya dengan tetap
mempertahankan kualitas tekstilnya dengan fokus pada bidang dalam
memproduksi merajut, tenun, dan tekstil, selain pembuatan benang
jaring ikan. Hal ini menunjang kemampuannya dalam memproduksi bahan
baku tekstil. Bila menggunakan bahan baku sendiri maka kualitas
produksinya dapat lebih terjamin. Perusahaan ini menggunakan
strategi dengan mengoperasikan dua divisi, yakni Kimia dan
Poliester. Di bawah divisi kimia, pengembangan dalam memproduksi
Etilen Glikol melalui in-house plant. Perseroan meningkatkan
efisiensi biaya energi dan utilitas melalui kombinasi pemakaian
tenaga listrik PLN, mesin diesel, dan ketel uap berbahan bakar batu
bara. Perusahaan juga mulai mengaplikasikan system ERP Oracle dan
menerapkan penggunaan sistem manajemen sumber daya manusia untuk
membantu meningkatkan daya saing perusahaan. b. Weakness PT
Polychem Indonesia tidak menggunakan pewarna dan alat bantu dengan
merek ternama internasional seperti Dystar, Ciba, Clariant, dan
BASF. Fasilitas produksinya belum dilengkapi dengan 500.000
spindle. Belum ada jaminan kualitasnya yang menggunakan Hydrogen
peroxide (H2O2) bleached (tanpa agen cerah optik). c.
OpportunityPage | 10
Strategi perusahaan PT Polychem dalam menjaga kualitasnya sudah
cukup baik dan mampu bersaing di pasar industri tekstil. Namun,
demi memperluas pengembangan usahanya maka PT Polychem Tbk
bersepakat dengan investor Jepang sebagai mitra strategis.
Kesepakatan ini, dilatarbelakangi oleh tren peningkatan penjualan
ban kendaraan untuk tujuan ekspor. Terlebih, usai ditutupnya impor
ban dari China oleh Amerika, Eropa dan Afrika. Dengan demikian
produsen bahan baku ban macam ADMG sangat diuntungkan. d. Treats
Banyaknya perusahaan tekstil yang berkembang di Indonesia sehingga
PT Polychem harus terus mempertahankan identitas dan keunikan hasil
produksinya. Perusahaanperusahaan tekstil yang berkembang juga
telah mulai mengambil pangsa pasar PT Polychem di luar negeri,
sehingga ekspor yang dilakukan mulai berkurang.
3. Assess Kualitas dari Data Keuangan Perusahaan Demi mengetahui
kualitas dari data keuangan perusahaan maka perlu melakukan
berbagai macam perhitungan dengan menggunakan beberapa analisis
berikut. a. Comparative financial statement analysis b. Common-size
financial statement analysis c. Analisis likuiditas d. Analisis
aktivitas e. Analisis solvabilitas f. Return on investments g.
Analisis operating performance
a. Comparative financial statement analysis NERACA2006 Rp '000
AKTIVA Aset Lancar Kas dan setara kas Investasi sementara
30.416.180 80.697.123 87.985.596 88.149.846 162.076.044 98.873.334
118.541.427 138.663.312 2007 Rp '000 2008 Rp '000 2009 Rp '000
Page | 11
Piutang usaha Persediaan Uang muka Pajak dibayar dimuka Biaya
dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Accounts
receivable from related party Aset tetap Uang muka pembelian aktiva
tetap Lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN
DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang usaha Hutang pajak Hutang
dividen Biaya yang masih harus dibayar Uang muka penjualan Hutang
jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun Jumlah Kewajiban
Lancar Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban pajak tangguhan Hutang
jangka panjang Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Kewajiban imbalan pasca kerja Goodwill negatif - bersih Jumlah
Kewajiban Tidak Lancar Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak
Perusahaan Ekuitas Jumlah Kewajiban Ekuitas Modal saham Agio saham
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba (rugi)
belum direalisasi Defisit
401.925.297 471.406.849 150.840.362 258.554.918 3.332.503
1.397.173.232 13.012.120 2.573.588.489 3.293.381 2.589.893.990
3.987.067.222
500.734.769 664.372.678 92.084.269 119.879.329 2.393.776
1.555.600.263 4.104.416 2.436.374.865 162.117.417 3.143.079
2.605.739.777 4.161.340.040
422.857.957 535.380.577 77.591.998 101.713.340 15.936.730
1.414.429.980 117.050.169 2.217.190.137 103.878.085 3.381.750
2.441.500.141 3.855.930.121
458.121.108 542.528.387 58.603.511 96.741.051 5.454.557
1.418.653.353 104.000.177 2.094.961.771 100.046.506 2.210.340
2.301.218.794 3.719.872.147
157.992.657 2.472.276 130.348 17.541.304 20.183.025 252.792.377
451.111.987 199.348.080 1.352.791.173 641.238.456 89.006.217
1.027.806 2.283.411.732 1.323.200 2.734.523.719 1.944.589.780
65.000.000 442.841.881 105.615.407 7.319.171 (1.314.145.936)
227.480.165 2.381.545 130.348 59.567.757 28.064.650 374.890.493
692.514.958 185.037.568 1.419.721.176 641.238.456 79.227.936
899.604 2.148.864.574 829.637 2.841.379.532 1.944.589.780
65.000.000 442.841.881 105.615.407 17.253.103 (1.256.169.300)
96.635.771 3.299.610 130.348 96.617.969 4.718.238 1.054.595.096
1.435.701.285 119.369.434 568.430.303 648.455.862 71.346.600
771.401 1.408.373.600 693.422 2.844.074.885 1.944.589.780
65.000.000 442.841.881 105.615.407 (27.329.327) (1.519.555.927)
135.794.892 3.414.261 130.348 101.456.044 9.392.557
1.049.737.353 1.299.925.455 128.807.371 470.483.049 648.455.862
81.223.054 643.198 1.329.612.534 655.08 2.629.537.989 1.944.589.780
65.000.000 442.841.881 105.615.407 (2.623.350) (1.465.744.640)
Page | 12
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
1.251.220.303 3.987.067.222
1.319.130.871 4.161.340.040
1.011.161.814 3.855.930.121
1.089.679.078 3.719.872.147
Dengan memperhatikan neraca tersebut di atas maka dapat
diperoleh informasi mengenai perkembangan keuangan PT Polychem
Indonesia sejak tahun 2006 yakni jumlah kas terus meningkat hanya
saja ketika di tahun 2009 mengalami penurunan. Jumlah hutangnya pun
mengalami fluktuasi namun di akhir tahun 2009 jumlahnya lebih
rendah dari tahun 2006, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat
menekan peningkatan hutang. Untuk total asetnya terus mengalami
peningkatan hingga tahun 2007 dan kemudian mengalami penurunan
hingga tahun 2009. LAPORAN LABA RUGI2006 Rp '000 Penjualan Bersih
Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Penghasilan
(Beban) Lain-lain Pemulihan (penyisihan) penurunan nilai persediaan
Penghasilan bunga Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing Beban
bunga dan keuangan Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih Laba
(Rugi) sebelum Pajak Manfaat (Beban) Pajak Laba (Rugi) sebelum hak
minoritas atas rugi bersih anak perusahaan Hak minoritas atas rugi
bersih anak perusahaan Laba (Rugi) - Bersih Laba (Rugi) per saham
dasar (12.236.637) 4.226.311 84.410.098 (24.572.144) 18.229.022
(233.328.328) (33.638.507) (266.966.835) 2.899 (266.963.936) (69)
1.496.161 839.378 (45.484.476) (32.843.677) (51.843.970) 43.172.561
14.310.512 57.483.073 493.563 57.976.636 15 (51.608.842) 5.707.908
(173.768.771) (44.642.616) (385.252.524) (329.190.976) 65.668.134
(263.522.842) 136.215 (263.386.627) (68) 10.791.730 136.199.107
(36.484.683) 99.663.191 74.848.973 (21.076.028) 53.772.945 38.342
53.811.287 14 3.258.933.569 3.484.596.990 (225.663.421) 91.549.594
(317.213.015) 2007 Rp '000 3.858.495.710 3.629.068.425 229.427.285
134.410.754 95.016.531 2008 Rp '000 4.002.532.044 3.822.528.643
180.003.401 123.941.853 56.061.548 2009 Rp '000 3.142.960.044
3.086.607.608 56.352.436 81.166.654 (24.814.218)
Dengan memperhatikan laporan laba rugi tersebut di atas maka
dapat diperoleh informasi mengenai perkembangan keuangan PT
Polychem Indonesia sejak tahun 2006 yakni jumlah penjualan terus
meningkat hanya saja ketika di tahun 2009 mengalami penurunan.
Namun, laba bersih perusahaan mengalami fluktuasi yang cukup
signifikan. Penyajian laporan laba rugi tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan pernah mengalami kerugian yang cukup tinggi pada tahun
2006 dan 2008. Menurut asumsi saya, kerugian yang terjadiPage |
13
pada tahun 2008 ini disebabkan karena terjadinya krisis ekonomi
global sehingga penjualan di dalam negeri dan ekspornya mengalami
penurunan drastis. Namun, ketika di tahun 2009 perusahaan kembali
mengalami pemulihan dan kondisi ekonominya dapat lebih baik
dibandingkan tahun 2008. b. Common-size financial statement
analysis Common size analysis bertujuan menganalisis laporan
keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membandingkan pos
yang satu dengan pos lainnya. Perbandingan tersebut dilakukan
dengan menggunakan persentase di mana salah satu pos ditetapkan
sebagai patokan 100%. NERACA2006 AKTIVA Aset Lancar Kas dan setara
kas Investasi sementara Piutang usaha Persediaan Uang muka Pajak
dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar Aset Tidak
Lancar Accounts receivable from related parties Aset tetap Uang
muka pembelian aktiva tetap Lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang usaha Hutang pajak
Hutang dividen Biaya yang masih harus dibayar Uang muka penjualan
Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun 2007 2008
2009
0,76 2,02 10,08 11,82 3,78 6,48 0,08 35,04 0,32 64,55 0 0,08
64,96 100,00
2,11 2,12 12,03 15,97 2,21 2,88 0,06 37,38 0,10 58,55 3,90 0,08
62,62 100,00
4,20 2,56 10,97 13,88 2,01 2,64 0,41 36,68 3,04 57,50 2,69 0,09
63,32 100,00
3,19 3,73 12,32 14,58 1,58 2,60 0,15 38,14 2,80 56,32 2,69 0,06
61,86 100,00
3,96 0,06 0,003 0,44 0,51 6,34
3,96 0,06 0,003 0,44 0,51 6,34
2,51 0,09 0,003 2,51 0,12 27,35
3,65 0,09 0,004 2,73 0,25 28,22 Page | 14
Jumlah Kewajiban Lancar Kewajiban Lancar Kewajiban pajak
tangguhan Hutang jangka panjang Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa Kewajiban imbalan pasca kerja Goodwill negatif -
bersih Jumlah Kewajiban Tidak LancarHak Minoritas atas Aset Bersih
Anak Perusahaan Ekuitas
11,31 5,00 33,93 16,08 2,23 0,03 57,27 0,03 68,58 48,77 1,63
11,11 2,65 0,18 (32,96) 31,38 100,00
11,31 4,45 34,12 15,41 1,90 0,02 51,64 0,02 68,28 46,73 1,56
10,64 2,54 0,41 (30,19) 31,70 100,00
37,23 3,10 14,74 16,82 1,85 0,02 36,52 0,02 73,76 50,43 1,69
11,48 2,74 (0,71) (39,41) 26,22 100,00
34,95 3,46 12,65 17,43 2,18 0,02 35,74 0,02 70,69 52,28 1,75
11,90 2,84 (0,07) (39,40) 29,29 100,00
Jumlah Kewajiban Ekuitas Modal saham Agio saham Selisih nilai
transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Selisih transaksi
perubahan ekuitas anak perusahaan Laba (rugi) belum direalisasi
Defisit Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Jumlah kewajiban dan ekuitasnya mengalami fluktuasi yang
signifikan. LAPORAN LABA RUGIPenjualan Bersih Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor Beban Usaha Laba Usaha Penghasilan (Beban) Lain-lain
Pemulihan (penyisihan) penurunan nilai persediaan Penghasilan bunga
Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing Beban bunga dan keuangan
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih Laba (Rugi) sebelum Pajak
Manfaat (Beban) Pajak Laba (Rugi) sebelum Hak Minoritas atas Rugi
Bersih Anak Perusahaan Hak Minoritas atas Rugi Bersih Anak
Perusahaan 100,00 106,92 (6,92) 2,81 (9,73) (0,38) 0,13 2,59 (0,75)
0,56 (7,16) (1,03) (8,19) 0,0001 100,00 94,05 5,95 3,48 2,46 0,04
0,02 (1,18) (0,85) (1,34) 1,12 0,37 1,49 0,01 100,00 95,50 4,50
3,10 1,40 (1,29) 0,14 (4,34) (1,12) (9,63) 8,22 1,64 (6,58) 0,003
100,00 98,21 1,79 2,58 (0,79) 0 0,34 4,33 (1,16) 3,17 2,38 (0,67)
1,71 0,001 Page | 15
Laba (Rugi) bersih
(8,19)
1,50
(6,58)
1,71
Laba kotornya mengalami fluktuasi yang signifikan dan cederung
mengalami penurunan. Hal terburuknya adalah ketika perusahaan
mengalami kerugian yang signifikan di tahun 2006 dan 2008. Namun,
keberhasilan PT Polychem di tahun 2009 cukup baik terbukti dengan
dihasilkannya laba bersih di akhir tahun 2009. c. Analisis
likuiditas Adapun perhitungannya menggunakan rasio-rasio berikut.
Current ratio
Current ratio
2007 2,25
2008 0,99
2009 1,09
Current ratio berfluktuasi dan mengalami penurunan drastis pada
tahun 2008 kemudian kembali meningkat pada tahun 2009. Hal ini
berarti kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek kurang baik. Jika perusahaan ini dibandingkan dengan
perusahaan tekstil sejenis yakni PT Argo Pantes maka
perbandingannya adalah sebagai berikut. Data ini menggunakan data
laporan keuangan pada tahun 2009. Current ratio PT Polychem
Indonesia 1,091 PT Argo Pantes 0,651 Keterangan PT Polychem lebih
tinggi
Dari perbandingan di atas menunjukkan kemampuan PT Polychem
Indonesia dalam menggunakan aktiva lancarnya guna membayar
kewajiban jangka pendek lebih baik daripada PT Argo Pantes.
Acid-test ratio
2007 2008 2009 Acid test ratio 0,98 1,52 1,59 Acid test ratio
terus mengalami peningkatan sejak tahun 2007 hingga tahun 2009. Hal
ini berarti kemampuan kas perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek cukupPage | 16
baik. Ada kecenderungan yang berbeda antara acid test ratio dan
current ratio, saya mengasumsikan bahwa piutang dan kas yang
dimiliki perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya
dengan baik dan lancar. Namun, secara keseluruhan total aset lancar
tidak terlalu baik untuk membayar kewajiban jangka pendeknya
dikarenakan masih cukup banyak persediaan yang menumpuk akibat
penjualan yang tidak terlalu baik pada tahun 2008. Jika perusahaan
ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai data laporan
keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya adalah sebagai
berikut. Acid-test ratio PT Polychem Indonesia 0,49 PT Argo Pantes
0,23 Keterangan PT Polychem lebih tinggi
Dari perbandingan di atas menunjukkan kemampuan PT Polychem
Indonesia dalam menggunakan kas, investasi sementara, dan piutang
guna membayar kewajiban jangka pendek lebih baik daripada PT Argo
Pantes.
d. Analisis aktivitas Adapun perhitungannya menggunakan
rasio-rasio berikut. Collection period
Collection period
2007 42,11 hari
2008 41,54 hari
2009 50,45 hari
Collection period berfluktuasi dan cenderung mengalami
peningkatan , berarti perputaran piutang perusahaan kurang baik
karena waktu perusahaan dalam melakukan penagihan atas piutang
usahanya mengalami hambatan. Jika perusahaan ini dibandingkan
dengan PT Argo Pantes (sesuai data laporan keuangan pada tahun
2009) maka perbandingannya adalah sebagai berikut. Collection
period PT Polychem Indonesia 43,73 hari PT Argo Pantes 32,29 hari
Keterangan PT Polychem lebih tinggi
Kemampuan PT Polychem Indonesia dalam melakukan penagihan
piutangnya lebih buruk daripada PT Argo Pantes.
Page | 17
Day to sale inventory
2007 2008 2009 Days to sale inventory 56,33 hari 56,50 hari
62,86 hari Days to sale inventory cenderung mengalami peningkatan,
hal ini berarti terjadi hambatan dalam melakukan penjualannya,
sehingga PT Polychem kurang baik dalam melakukan penjualannya
sehingga penjualannya cenderung mengalami penurunan. Jika
perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai data
laporan keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya adalah
sebagai berikut.Days to sale inventory PT Polychem Indonesia 62,86
hari PT Argo Pantes Keterangan 63,35 hari PT Polychem lebih
rendah
Kemampuan PT Polychem Indonesia dalam melakukan penjualan atas
persediaannya lebih baik daripada PT Argo Pantes.
e. Analisis solvabilitas Total debt to equity
Total debt to equity
2007 2,15
2008 2,81
2009 2,41
Total debt to equity menggambarkan perbandingan hutang dengan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri dalam memenuhi kewajibannya. Dari perbandingan di atas
dapat dilihat bahwa total debt to equity PT Polychem Indonesia
mengalami fluktuasi (meningkat drastis pada tahun 2008 dan kembali
mengalami penurunan pada tahun 2009). Hal ini berarti pada akhir
tahun 2009 PT Polychem Indonesia mengalami peningkatan dalam modal
sehingga kemampuan modal PT Polychem Indonesia dalam memenuhi
kewajibannya cukup baik. Peningkatan kewajiban akan mempengaruhi
besar kecilnya laba bersih termasuk laba yang dibayarkan karena
kewajiban lebih diprioritaskan. Semakin tinggi hutang semakin
rendah nilai saham perusahaan.Page | 18
Jika perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai
data laporan keuangan pada tahun 2009 ) maka perbandingannya adalah
sebagai berikut.
Ratio Total debt to equity
PT Polychem Indonesia 2,41
PT Argo Pantes Keterangan 38,786 PT Polychem lebih rendah
Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa total debt to
equity PT Polychem Indonesia lebih rendah. Hal ini menunjukkan
kemampuan modal PT Polychem Indonesia lebih baik daripada PT Argo
Pantes.
Long-term debt to equity
Long-term debt to equity
2007 1,08
2008 0,56
2009 0,43
Long-term debt to equity menggambarkan perbandingan hutang
jangka panjang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam memenuhi kewajibannya.
Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa long-term debt to
equity PT Polychem Indonesia cenderung mengalami penurunan. Hal ini
berarti, PT Polychem Indonesia mengalami peningkatan dalam modal
sehingga kemampuan modal PT Polychem Indonesia dalam memenuhi
kewajibannya cukup baik dan mengalami penurunan dalam hutang jangka
panjangnya. Ini juga menunjukkan semakin tinggi nilai saham
perusahaan karena nilai hutangnya semakin rendah.
Jika perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai
data laporan keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya adalah
sebagai berikut.Long-term debt to equity PT Polychem Indonesia
0,432 PT Argo Pantes 8,365 Keterangan PT Polychem lebih rendah
Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa long-term debt to
equity PT Polychem Indonesia lebih rendah. Hal ini menunjukkan
kemampuan modal PT Polychem Indonesia lebih baik daripada PT Argo
Pantes dan hutang jangka panjangnya PT Polychem Indonesia
diasumsikan lebih rendah dari PT Argo Pantes.Page | 19
f. Return on investments Return on investments di sini
menggunakan dua perhitungan yakni dengan menghitung return on
assets dan menghitung return on common equity. Return on assets
Return on assets
2007 1,38%
2008 -6,83%
2009 1,45%
Return on asset (ROA) berfluktuasi dan cenderung mengalami naik
turun dari tahun ke tahun. ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan yang dimiliki. Dari perbandingan di atas dapat dilihat
bahwa Return on Assets (ROA) PT Polychem Indonesia mengalami minus
pada tahun 2008 dikarenakan krisis ekonomi global sehingga total
asetnya mengalami penurunan.
Jika perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai
data laporan keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya adalah
sebagai berikut.Ratio Return on assets PT Polychem Indonesia 1,44%
PT Argo Pantes -5,18% Keterangan PT Polychem lebih tinggi
PT Polychem Indonesia lebih tinggi. Data di atas menunjukkan
bahwa kemampuan PT Polychem Indonesia dalam menghasilkan keuntungan
dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki lebih
baik daripada PT Argo Pantes.
Return on common equity
2007 2008 2009 Return on common equity 4,51 % -22,61 % 5,12 %
Return on Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki. Data di atas
menunjukkan bahwa kemampuan PT Polychem Indonesia dalam
menghasilkan laba dari ekuitas yang dimilikinya mengalami
fluktuasi,Page | 20
yakni mengalami penurunan drastis pada tahun 2008 dikarenakan
krisis ekonomi global tersebut. Pada tahun 2008 PT Polychem
Indonesia memperoleh kerugian sehingga mengalami ROE yang defisit.
Namun, pada tahun 2009 PT Polychem Indonesia kembali memulihkan
penjualan dan siklus operasinya sehingga dapat kembali memperoleh
laba dan ROE-nya kembali meningkat.
Jika perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai
data laporan keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya adalah
sebagai berikut.Return on common equity PT Polychem Indonesia
0,0512 PT Argo Pantes Keterangan -1,015 PT Polychem lebih
tinggi
Data di atas menunjukkan bahwa kemampuan PT Polychem Indonesia
dalam menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki lebih baik
daripada PT Argo Pantes.
g. Analisis operating performance Gross profit margin
Gross profit margin
2007 0,059
2008 0,045
2009 1,018
Gross profit margin berfluktuasi dan cenderung mengalami
peningkatan yang samgat dratis dari tahun 2008 menuju tahun 2009.
Ini menunjukkan penjualan di tahun 2009 mengalami peningkatan yang
signifikan dibandingkan pada tahun 2008.
Jika perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai
data laporan keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya adalah
sebagai berikut. Gross profit margin PT Polychem Indonesia 0,0179
PT Argo Pantes -10,9322 Keterangan PT Polychem lebih tinggi
Perbandingan data keuangan antara PT Polychem Indonesia dan PT
Argo Pantes menghasilkan kesimpulan bahwa gross profit margin PT
Polychem lebih tinggi, berarti bahwa penjualan dan laba yang
dihasilkan PT Polychem baik dibandingkan dengan PT Argo Pantes.
Page | 21
Operating profit margin ( ) 2007 2,46% 2008 1,40% 2009
-0,78%
Operating profit margin
Operating Profit Margin cenderung mengalami penurunan hingga
mencapai di bawah normal. Ini menunjukkan penjualan yang tinggi
tidak disertai dengan peningkatan income dari operasi perusahaan
sehingga operating profit margin mengalami defisit di akhir tahun
2009. Jika perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes
(sesuai data laporan keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya
adalah sebagai berikut.Ratio Operating profit margin PT Polychem
Indonesia 0,79 % PT Argo Pantes 16,8 % Keterangan PT Polychem lebih
rendah
Perbandingan data keuangan antara PT Polychem Indonesia dan
PTArgo Pantes menghasilkan kesimpulan bahwa operating profit margin
PT Polychem lebih rendah. Hal ini saya asumsikan bahwa penjualan
tinggi di perusahaan PT Polychem tidak disertai dengan pendapatan
yang tinggi, namun di PT Argo Pantes mengalami kenaikan pada
pendapatannya disertai dengan penjualannya yang tidak meningkat
pesat seperti pada PT Polychem di tahun 2009.
Net profit margin
Net profit margin
2007 1,50%
2008 -6,58%
2009 1,71%
Semakin tingginya tingkat perputaran persediaan menyebabkan
perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang
sehingga akan memperbesar laba operasi dan pada akhirnya akan
meningkatkan laba bersih. Net income mencerminkan pengembalian
kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan. Laba
perusahaan
Page | 22
yang tinggi belum tentu menunjukkan profitabilitas yang tinggi,
tetapi profitabilitas yang tinggi memastikan bahwa laba yang
dihasilkan tinggi. Net Profit Margin PT Polychem berfluktuasi dan
cenderung mengalami penurunan yang sangat dratis hingga mencapai di
bawah normal pada tahun 2008. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008
PT Polychem Indonesia mengalami kerugian besar akibat terkena
dampak dari krisis ekonomi global. Jika perusahaan ini dibandingkan
dengan PT Argo Pantes (sesuai data laporan keuangan pada tahun
2009) maka perbandingannya adalah sebagai berikut. Ratio Net profit
margin PT Polychem Indonesia 1,71 % PT Argo Pantes Keterangan -10,0
% PT Polychem lebih tinggi
Perbandingan data keuangan antara PT Polychem Indonesia dan
PTArgo Pantes menghasilkan kesimpulan bahwa net profit margin PT
Polychem lebih tinggi, berarti bahwa laba yang dihasilkan PT
Polychem baik. h. Analisis asset utilization Cash turnover
2007 2008 2009 Cash turnover 65,18 32,01 22,40 Perputaran kas PT
Polychem cenderung mengalami. Hal ini berarti penjualan perusahaan
dalam kondisi yang meningkat diikuti dengan peningkatan nilai kas
dan setara kas perusahaan. Jika perusahaan ini dibandingkan dengan
PT Argo Pantes (sesuai data laporan keuangan pada tahun 2009) maka
perbandingannya adalah sebagai berikut. Ratio Cash turnover PT
Polychem Indonesia 22,40 PT Argo Pantes Keterangan 49,498 PT
Polychem lebih rendah
Perbandingan data keuangan antara PT Polychem Indonesia dan
PTArgo Pantes menghasilkan kesimpulan bahwa cash turnover PT
Polychem lebih rendah. Accounts receivable turnover
Page | 23
Accounts receivable turnover
2007 8,55
2008 8,67
2009 7,14
Accounts receivable turnover berfluktuasi dan cenderung
mengalami penurunan di tahun 2009. Hal ini menunjukkan perputaran
piutang perusahaan cukup baik ketika berjalan dari tahun 2007
hingga 2009 awal, namun mengalami penurunan di akhir tahun 2009.
Jika perusahaan ini dibandingkan dengan PT Argo Pantes (sesuai data
laporan keuangan pada tahun 2009) maka perbandingannya adalah
sebagai berikut.Ratio Accounts receivable turnover PT Polychem
Indonesia 8,23 PT Argo Pantes Keterangan 11,148 PT Polychem lebih
rendah
Perbandingan data keuangan antara PT Polychem Indonesia dan
PTArgo Pantes menghasilkan kesimpulan bahwa cash turnover PT
Polychem lebih rendah. a. Inventory turnover
Inventory turnover
2007 6,39
2008 6,37
2009 5,73
Inventory turnover mengalami penurunan, hal ini berarti
penjualan perusahaan dalam kondisi yang kurang baik sehingga
perputaran persediaan rendah. Semakin rendahnya tingkat perputaran
persediaan, menyebabkan PT Polychem semakin lambat dalam
melakukan penjualan barang dagang sehingga akan memperkecil laba
operasi dan pada akhirnya akan menurunkan laba bersih. Inventory
turnover PT Polychem Indonesia PT Argo Pantes Keterangan 5,73 5,68
PT Polychem lebih tinggi
Dari perbandingan data di atas, dapat disimpulkan bahwa
Inventory turnover PT Polychem lebih tinggi daripada PT Argo Pantes
menunjukkan bahwa perolehan laba PT Polychem lebih baik dan lebih
tinggi daripada PT Argo Pantes dikarenakan inventory turnover-nya
cepat. Total asset turnover
Page | 24
Total asset turnover
2007 0,95
2008 0,998
2009 0,83
Total Asset Turnover mengalami fluktuasi, yakni meningkat pada
tahun 2008, tetapi kemudian mengalami penurunan yang signifikan di
tahun 2009. Hal ini saya asumsikan terjadi penjualan yang tinggi
namun disertai dengan usaha melakukan investasi atau pembelian
fixed asset yang lebih tinggi daripada perubahan penjualannya.
Ratio Total assets turnover PT Polychem Indonesia 82,97 % PT Argo
Pantes 47,4 % Keterangan PT Polychem lebih tinggi
Page | 25
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama
berdirinya suatu perusahaan. Jika laba tidak terpenuhi secara
signifikan maka perusahaan akan sulit untuk going concern dan sulit
dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya. Laba yang menjadi
tujuan utama perusahaan dapat dicapai maksimal dengan penjualan
barang atau jasa. Namun, kelangsungan going concern juga sangat
dipengaruhi oleh profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan
bagaimana kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh sumber
daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Laba yang besar belum tentu merupakan ukuran perusahaan telah
bekerja dengan efisien. Profitabilitas merupakan hasil akhir dari
sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dan
menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen, dan utang
pada hasil-hasil operasi. Usaha yang sering dilakukan oleh
perusahaan adalah meningkatkan penjualan persediaan sehingga
perputaran barang juga meningkat. Persediaan merupakan salah satu
pos aktiva yang cukup penting karena memiliki nilai yang cukup
besar. Dengan adanya pengelolaan persediaan yang baik maka
perusahaan dapat mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba.
Semakin tinggi perputaran persediaan barang maka semakin tinggi
biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba
suatu perusahaan. Dari analisis yang dilakukan atas dua perusahaan
sejenis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan data
Laporan Keuangan Tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa PT Polychem
Indonesia Tbk. memiliki tingkat profitabilitas yang lebih baik
daripada PT Argo Pantes TBk. Adanya analisis atas rasio-rasio
tersebut di atas yang dominan menunjukkan rasio profitabilitas PT
Polychem Indonesia lebih baik daripada PT Argo Pantes berarti bahwa
kinerja perusahaan PT Polychem Indonesia baik di bidang tekstil.
Hal ini menunjukkan bahwa PT Polychem Indonesia Tbk. yang bergerak
dalam perusahaan tekstil mampu bertahan dan melangsungkan usahanya
meskipun sempat mengalami dampak dari krisis global di tahun 2008.
Kemampuan PT Polychem Indonesia Tbk. dalam menggunakan seluruh
sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba selama tahunPage
| 26
2009 cukup baik dibandingkan dengan PT Argo Pantes Tbk. yakni
mencapai 5, 12% (PT Argo Pantes Tbk. hanya mencapai -1,015). Selain
itu, kemampuan PT Polychem Indonesia dalam menghasilkan keuntungan
dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki juga
dinilai baik dengan pencapaian hingga 1,44%.
2. Saran Dalam menghadapi krisis keuangan global yang terjadi
dan persaingan yang ketat dalam industri tekstil, pihak manajemen
perusahaan dan anak perusahaan sebaiknya tetap melakukan
langkah-langkah strategi sebagai berikut. Diversifikasi produk
dengan mengutamakan penjualan untuk produk-produk yang memiliki
margin yang tinggi seperti Ethoxylate dan DTY. Efisiensi biaya.
Mencari pangsa pasar baru baik dalam maupun luar negeri.
Melanjutkan negosiasi dengan pemegang wesel bayar.
Bagi para investor, diharapkan analisis keuangan PT Polychem
Indonesia Tbk. ini dapat sebagai tambahan bahan evaluasi dalam
proses pengambilan keputusan dalam menginvestasikan dana yang
dimiliki terhadap saham -saham pada emiten yang go public.
Page | 27