Top Banner
B. SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA MODERN Periode transformasi modern peradaban Islam secara garis besar dpt dibagi menjadi 3 fase, & sekaligus memperlihatkan beberapa gambaran umum yg berlaku di seluruh kawasan muslim, di antaranya : 1. Fase pertama, merupakan periode antara akhir abad 18 sampai awal abad 20, yg ditandai dgn hancurnya sistem kenegaraan muslim & dominasi teritorial & komersial Eropa. Dalam fase ini elit politik, agama, & kesukuan masyarakat muslim berusaha menetapkan pendekatan keagamaan & ideologi baru bagi perkembangan internal masyarakat mereka. 2. Fase kedua, yaitu fase pembentukan nasional yg berlangsung setelah Perang Dunia I sampai pertengahan abad 20. Dalam fase ini kalangan elit negeri-negeri muslim berusaha membawakan identitas politik modern terhadap masyarakat mereka & berusaha memprakarsai pengembangan ekonomi serta perubahan nasional. 3. Fase ketiga, ialah fase konsolidasi negara-negara nasional di seluruh kawasan muslim. Dunia Islam abad XX ditandai dengan kebangkitan dari kemunduran dan kelemahan secara budaya maupun politik setelah kekuatan Eropa mendominasi mereka. Eropa bisa menjajah karena keberhasilannya dalam menerapkan strategi ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengelola berbagai lembaga pemerintahan. Negeri-negeri Islam menjadi jajahan Eropa akibat keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan. 1
18

tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

Jul 24, 2015

Download

Documents

Lia Bintang AR
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

B. SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA MODERN

Periode transformasi modern peradaban Islam secara garis besar dpt dibagi menjadi 3 fase, &

sekaligus memperlihatkan beberapa gambaran umum yg berlaku di seluruh kawasan muslim,

di antaranya :

1. Fase pertama, merupakan periode antara akhir abad 18 sampai awal abad 20, yg

ditandai dgn hancurnya sistem kenegaraan muslim & dominasi teritorial & komersial

Eropa. Dalam fase ini elit politik, agama, & kesukuan masyarakat muslim berusaha

menetapkan pendekatan keagamaan & ideologi baru bagi perkembangan internal

masyarakat mereka.

2. Fase kedua, yaitu fase pembentukan nasional yg berlangsung setelah Perang Dunia I

sampai pertengahan abad 20. Dalam fase ini kalangan elit negeri-negeri muslim

berusaha membawakan identitas politik modern terhadap masyarakat mereka &

berusaha memprakarsai pengembangan ekonomi serta perubahan nasional.

3. Fase ketiga, ialah fase konsolidasi negara-negara nasional di seluruh kawasan

muslim.

Dunia Islam abad XX ditandai dengan kebangkitan dari kemunduran dan kelemahan secara

budaya maupun politik setelah kekuatan Eropa mendominasi mereka. Eropa bisa menjajah

karena keberhasilannya dalam menerapkan strategi ilmu pengetahuan dan teknologi serta

mengelola berbagai lembaga pemerintahan. Negeri-negeri Islam menjadi jajahan Eropa akibat

keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan.

a. Dunia Islam Abad XX

Keunggulan - keunggulan Barat dalam bidang industri, teknologi, tatanan politik, dan militer

tidak hanya menghancurkan pemerintahan negara-negara muslim yang ada pada waktu itu,

tetapi lebih jauh dari itu, mereka bahkan menjajah negara - negara muslim yang

ditaklukkannya, sehingga pada penghujung abad XIX hampir tidak satu negeri muslim pun

yang tidak tersentuh penetrasi kolonial Barat. Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 1798

M, Napoleon Bonaparte menduduki Mesir. Walaupun pendudukan Perancis itu berakhir dalam

tiga tahun, mereka dikalahkan oleh kekuatan Angkatan Laut Inggris, bukan oleh perlawanan

1

Page 2: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

masyarakat muslim. Hal ini menunjukkan ketidakberdayaan Mesir  – salah satu pusat Islam

untuk menghadapi kekuatan Barat.

Sejak Napoleon menduduki Mesir, umat Islam mulai merasakan dan sadar akan kelemahan

dan kemundurannya, sementara mereka juga merasa kaget dengan kemajuan yang telah

dicapai Barat. Gelombang ekspansi Barat ke negaranegara muslim yang tidak dapat

dibendung itu memaksa para pemuka Islam untuk mulai berpikir guna merebut kembali

kemerdekaan yang dirampas. Salah seorang tokoh yang pikirannya banyak mengilhami

gerakan - gerakan kemerdekaan adalah  Sayyed Jamaluddin Al Afghani. Ia dilahirkan pada

tahun 1839 di Afghanistan dan meninggal di Istambul 18973. Pemikiran dan pergerakan yang

dipelopori Afghani ini disebut Pan-Islamisme, yang dalam pengertian luas berarti solidaritas

antara seluruh umat muslim di dunia internasional.

Tema perjuangan yang terus menerus dikobarkan oleh Afghani dalam kesempatan apa saja

adalah semangat melawankolonialisme dengan berpegang kepada tema-tema ajaran Islam

sebagai stimulasinya. Murtadha Muthahhari menjelaskan bahwa diskursus tema-tema itu

antara lain diseputar: Perjuangan melawan absolutisme para penguasa;Melengkapi sains dan

teknologi modern, Kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya, Iman dan keyakinan

aqidah, Perjuangan melawan kolonial asing, Persatuan Islam; Menginfuskan semangat

perjuangan dan perlawanan kedalam tubuh masyarakat Islam yang sudah separo mati; dan

Perjuangan melawan ketakutan terhadap Barat

Disamping Afghani, terdapat dua orang ahli pikir Arab lainnya yang telah mempengaruhi

hampir semua pemikiran politik Islam pada masa berikutnya. Dua pemikir itu adalah

Muhammad Abduh(1849-1905) dan Rasyid Ridha(1865-1935). Mereka sangat dipengaruhi

oleh gagasan-gagasan guru mereka yakni Afghani, dan berkat mereka berdualah pengaruh

Afghani diteruskan untuk mempengaruhi perkembangan nasionalisme Mesir. Seperti halnya

Afghani dan Abduh, Ridha percaya bahwa Islam bersifat politis, sosial dan spiritual. Untuk

membangkitkan sifat-sifat tersebut, umat Islam mesti kembali kepada Islam yang sebenarnya

sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya atau para salafiah.

2

Page 3: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

Untuk menyebarkan gagasan - gagasannya ini Ridha menuangkannya dalam bingkai tulisan -

tulisan yang terakumulasi dalam majalah Al Manar yang dipimpinnya. Di daratan Eropa,

Syakib Arsalan selalu memotori gerakan - gerakan guna kemerdekaan Arab. Misi Arsalan

adalah menginternasionalkan berbagai masalah pokok yang dihadapi negara-negara muslim

Arab yang berasal dari kekuasaannegara-negara Barat; dan menggalang pendapat seluruh

orang Islam Arab sehingga membentuk berdasarkan ikatan keIslaman, mereka dapat

memperoleh kemerdekaan dan memperbaiki tata kehidupan sosial yang lebih baik5.

Sementara pimpinan masyarakat Druze dan pembesar Usmaniyah yang mengasingkan diri ke

Eropa setelah Istambul diduduki Inggris ini menyebarluaskan propagandanya melalui berbagai

penerbitan berkala, diantarannya melalui jurnal La Nation Arabe yang dicetak di Annemasse

Prancis. Meskipun pada awalnya Arsalan mengambil alih konsep - konsep Pan-Islamismenya

Afghani karena merasakan perlunaya pemabaharuan dalam masyarakat, namun dalam

praktiknya, ia lebih menitikberatkan perjuanggannya pada Pan - Arabisme. Gerakan

perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh tersebut, walaupun belum mencapai hasil yang

diinginkan yakni kemerdekaan, namun gema pemikiran Islam mereka sangat mewarnai era

generasi selanjutnya, untuk membebaskan negerinya dari penetrasi kolonial Barat.

b. Pembebasan Diri dari Kolonial Barat

Gerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh umat Islam selalu kandas ketika berhadapan

dengan kolonialis Barat, tentu saja, karena teknologi dan militer mereka jauh lebih maju dari

yang dimiliki umat Islam. Menurut Afghani, untuk menanggapi tantangan Barat, umat Islam

harus mempelajari contoh - contoh darinya. Tentu saja tidak semua komunitas Islam

sependapat dengan yang dimaksud belajar atau berguru kepada Barat. Para ulama tradisional

tetap mempertahankan corak non-koperatifnya, sementara putra - putra negeri jajahan

gelombang demi gelombang belajar kepada penjajah atau di sekolah-sekolah yang

sengaja diadakan di negeri jajahannya.

Dengan demikian, terdapat dua kelompok pejuang kemerdekaan dengan basisnya masing-

masing, ada yang sifatnya nonkoperatif yang basisnya lembaga - lembaga pendidikan agama -

di Indonesia pesantren, sedang di Asia Tengah dan Barat serta Afrika basisnya pada

3

Page 4: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

kelompok - kelompok tarekat-dan yang bercorak kooperatif yaitu pakar terpelajar dengan

pendidikan Barat.

Pada pertengahan pertama abad XX terjadi perang dunia kedua yang melibatkan seluruh

negara kolonialis. Seluruh daratan Eropa dilanda peperangan, disamping Amerika, Rusia dan

Jepang. Kecamuk perang ini disatu sisi melibatkan Jepang, Hitler dengan Nazi Jermannya,

dan Mussolini dengan Fasis Italianya, dan disisi lain terdapat Inggris, Perancis, dan Amerika

yang bersekutu, serta Rusia.

Konsekuensi atas terjadinya peperangan ini adalah terpusatnya konsentrasi kekuatan militer di

kubu masing-masing negara, baik untuk keperluan ofensif maupun defensif.

Pengkonsentrasian kekuatan militer tersebut mengakibatkan ditarik dan berkurangnya

kekuatan militer kolonialis dinegeri-negeri jajahan mereka.

Dalam masa itu, negara muslim tidak terlibat langsung dalam perang dunia kedua sehingga

pemikiran mereka waktu itu terkonsentrasi pada perjuangan untuk kemerdekaan negerinya

masing-masing, dan kondisi dunia yang berkembang pada saat itu memungkinkan tercapainya

cita-cita luhur tersebut. Mulai saat itu negara negara muslim yang terjajah memproklamirkan

kemerdekaannya. Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam pada umumnya yang

dikenal dengan gerakan pembaharuan didorong oleh dua faktor yang saling mendukung, yaitu

pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab

kemunduran Islam, dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari

Barat. Gerakan pembaharuan itu dengan segera juga memasuki dunia politik, karena Islam

memandang tidak bisa dipisahkan dengan politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul

adalah

gagasan Pan - Islamisme yang mula-mula didengungkan oleh gerakan Wahabiyah dan

Sanusiah. Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir Islam

terkenal, Jamaluddin Al Afghani [1839-1897 M].

Jika di Mesir bangkit dengan nasionalismenya, dibagian negeri Arab lainnya lahir gagasan

nasionalisme Arab yang segera menyebar dan mendapat sambutan hangat, sehingga

4

Page 5: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

nasionalisme itu terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Demikianlah yang terjadi di Mesir,

Syria, Libanon, Palestina, Irak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein, dan Kuweit. Di India, sebagaimana

di Turki dan Mesir gagasan Pan - Islamisme yang dikenal dengan gerakan Khilafat juga

mendapat pengikut, pelopornya adalah Syed Amir Ali ( 1848 - 1928 M ). Gagasan itu tidak

mampu bertahan lama, karena terbukti dengan ditinggalkannya gagasan-gagasan tersebut

oleh sebagian besar tokoh-tokoh Islam. Maka, umat Islam di anak benua India ini tidak

menganut nasionalisme, tetapi Islamisme yang dalam masyarakat India dikenal dengan nama

komunalisme.

Sementara di Indonesia, partai politik besar yang menentang penjajahan adalah Sarekat Islam

[SI], didirikan pada tahun 1912 dibawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Partai ini merupakan

kelajutan dari Sarekat Dagang Islam [SDI] yang didirikan oleh H. Samanhudi pada tahun 1911.

Tidak lama kemudian, partaipartai politik lainnya berdiri seperti Partai Nasional Indonesia (PNI)

didirikan oleh Soekarno, Pendidikan Nasional Indonesia [PNI-Baru], didirikan oleh Muhammad

Hatta [1931], Persatuan Muslimin Indonesia [PERMI] yang baru menjadi partai politik pada

tahun 1932, dipelopori oleh Mukhtamar Luthfi8. Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti

dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam

perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka yang bebas dari pengaruh politik Barat,

dalam kenyataannya, memang partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari

kekuasaan penjajah.

Perjuangan mereka biasanya teraplikasi dalam beberapa bentuk kegiatan, seperti gerakan

politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun dalam bentuk pendidikan dan propaganda yang

tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat untuk menyambut dan mengisi

kemerdekaan.Adapun negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali berhasil

memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.

Indonesia merdeka dari pendudukan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh tentara sekutu.

Akan tetapi, rakyat Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya itu dengan perjuangan

bersenjata selama lima tahun berturut-turut karena Belanda yang didukung oleh tentara sekutu

berusaha menguasai kembali kepulauan ini.

5

Page 6: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

Negara muslim kedua yang merdeka dari penjajahan adalah Pakistan, yaitu tanggal 15

Agustus 1947 ketika Inggris menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua Dewan

Konstitusi, satu untuk India dan lainnya untuk Pakistan-waktu itu terdiri dari Pakistan dan

Bangladesh sekarang-. Di Timur Tengah, Mesir misalnya, secara resmi memperoleh

kemerdekaannya dari Inggris pada tahun 1922. akan tetapi, pada saat kendali pemerintahan

dipegang oleh Raja Farouk pengaruh Inggris sangat besar. Baru pada waktu pemerintahan

Jamal Abd al Nasser yang menggulingkan raja Farouk 23 Juli 1952, Mesir menganggap

dirinya benar - benar merdeka. Mirip dengan Mesir, Irak merdeka secara formal pada tahun

1932, tetapi rakyatnya baru merasakan benar-benar merdeka pada tahun 1958. sebelum itu,

negara-negara sekitar Irak telah mengumumkan kemerdekaannya seperti Syria, Yordania, dan

Libanon pada tahun 1946. Di Afrika, Libya merdeka pada tahun 1951 M, Sudan dan Maroko

tahun 1956 M, serta Aljazair merdeka pada tahun 1962 M yang kesemuanya itu

membebaskan diri dari Perancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara dan

Yaman Selatan, serta Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia Tenggara,

Malaysia yang waktu itu merupakan bagian dari Singapura mendapat kemerdekaan dari

Inggris pada tahun 1957, dan Brunei Darussalam baru pada tahun 1984

B. Pemikiran Islam Modern

Berawal dari kegelisahan umat Islam pada saat itu, yaitu banyaknya muncul

penyelewengan-penyelewengan ajaran Islam, baik di kalangan masyarakat biasa, maupun

dalam tingkatan politik dan pendidikan. Maka diperlukan adanya proses modernisasi maupun

pembaharuan baik di bidang politik, pendidikan dan akidah.

Selain itu, salah satu sebab perlunya perkembangan modern dalam Islam adalah

karena dalam agama terdapat ajaran-ajaran absolute mutlak benar, kekal tidak berubah dan

tidak bisa diubah. Ajaran-ajaran itu diyakini sebagai dogma dan sebagai akibatnya timbulllah

sikap dogmatis agama. Sikap dogmatis membuat orang tertutup dan tak bisa menerima

pendapat yang bertentangan dengan dogma-dogma yang dianutnya. Dogmatisme membuat

orang bersikap tradisional, emosional dan tidak rasional. Pembaharuan dalam hal apapun,

termasuk dalam konteks keagamaan (pemahaman terhadap ajaran agama) akan terus dan

selalu terjadi sebab cara dan pola berpikir manusia serta kondisi social masyarakat selalu

6

Page 7: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

berubah seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan di segala bidang yang akhirnya

membuahkan tekhnologi yang semakin canggih. Lain dari pada itu kemunduran dan stagnasi

berpikir umat sebagai buah dari fanatisme serta adanya "pihak luar" yang ingin

merekomendasi dan menguasai, mendorong sebagian pemikir untuk mengadakan

pembaharuan.

Upaya pembaharuan dalam Islam mempunyai alur yang panjang khususnya sejak

bersentuhan dengan dunia Barat, untuk memahami makna dan hakekat pembaharuan. Dan

yang masih menjadi pertanyaan besar adalah mengapa umat Islam masih tertinggal dari dunia

Barat (setelah dahulu mengalami masa keemasan). Penjajahan oleh bangsa Barat terhadap

bangsa-bangsa Islam semakin memperjelas ketinggalan dunia Islam akan segala hal. Bangsa

yang pertama kali merasakan ketertinggalan itu adalah Turki Usmani. Disebabkan karena

bangsa ini yang pertama dan yang utama menghadapi kekuatan Barat.

Pembaharuan yang dilakukan Turki Usmani diutamakan dalam pranata social, politik,

dan militer. Kerja keras para penguasa dalam upaya memodernisasi kerajaan Turki Usmani

membawa dampak yang baik bagi gerakan modern di Negara-negara Islam lainnya seperti

Mesir. Pada dasarnya kelemahan dunia Islam itu terletak pada bidang akidah yang sudah

tercemari oleh berbagai khurafat dan bid'ah, juga kelemahan dan ketertinggalan dalam bidang

sains dan tekhnologi. Kemudian kehadiran para tokoh modernis (pembaharu) itu pada

umumnya untuk membangkitkan kesadaran umat Islam. Berikut tokoh dan pemikirannya yang

ikut andil dalam mempebaharui kebangkitan Islam.

1. Pembaharuan dalam Bidang Akidah

Muhammad ibn Abdul Wahhab

Pemikiran Muhammad ibn Wahhab mempengaruhi

dunia Islam di masa modern sejak abad kesembilan belas.

Walaupun ia sendiri hidup di abad sebelumnya, tetapi

pemikirannya mengilhami gerakan-gerakan pembaharuan

Islam pada abad setelahnya. Bahkan sisa-sisanya masih

terasa hingga kini.[18]

7

Muhmammad Ibn Abdul Wahhab

Page 8: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

Muhammad ibn Abdul Wahab lahir di Uyainah, Nejd Arabia Tengah pada tahun 1115

– 1703 M. Ayahnya Abdul Wahhab adalah seorang hakim di kota kelahirannya. Di masa

pemerintahan Abdullah ibn Muhammad ibn Muammar dan mengajar fiqh dan hadis di

masjid kota tersebut. Kakeknya Sulaiman, adalah seorang mufti di Nejd. Ia mulai belajar

agama dari Ayahnya sendiri dengan membaca dan menghafal al-Qur’an. Di samping

belajar kitab-kitab agama aliran Hanbali, ia berkelana mencari ilmu ke Mekkah, Madinah

dan Basra.

Sebutan Wahhabiyah adalah nama yang diberikan kepada kaum muwahhidun

(kelompok pemurnian tauhid) oleh lawan-lawannya, karena pemimpinnya bernama

Muhammad ibn Abdul Wahab.

Pemikiran keagamaan yang dibawakan olehnya dan menonjol difokuskan pada

pemurnian tauhid, yakni meng-Esa-kan Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Namun, dengan

berjalannya waktu, gerakan mereka berkembang menjadi gerakan politik. Meski demikian,

ia tidak meninggalkan misi asalnya yaitu pemurnian Islam.

Menurutnya, pembagian tauhid dikategorikan menjadi tauhid ilahiyyah, rubbubiyah,

asma, sifat dan tauhid af’al yang disebut juga tauhi ilm dan i’tiqad. Baginya, syirik adalah

orang yang menyekutukan Allah dan tidak akan diampuni oleh Allah dosa yang

disebabkan tersebut. Pembagian syirik menjadi dua, yaitu syirik akbar (syirik yang nyata)

dan syirik asghar (syirik yang tidak tampak) seperti berbuat berlebihan terhadap mahluk

yang tidak boleh seseorang beribadah kepadanya, bersumpah kepada selain Allah dan

riya’

Muhammad Abduh

Muhammad Abduh lahir di Mesir pada tahun 1849 M,

ayahnya bernama Abdul Hasan Khoirullah yang berasal

dari Turki, dan ibunya seorang Arab yang silsilahnya

sampai kepada suku Umar Bin Khatab. Abduh termasuk

anak yang cerdas, meskipun ia bersal dari keluarga petani

miskin di Mesir. Sejak kecil ia tekun belajar dan

melanjutkan studinya di al Azhar.

8

Muhammad Abduh

Page 9: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

Sebagai rektor al-Azhar, ia memasukkan kurikulum filsafat dalam pendidikan di al-Azhar,

upaya ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang-orang al-Azhar. Akan tetapi

usahanya ini mendapat tantangan keras dari para syekh al Azhar lainnya yang masih

berpikiran kolot. Oleh karena itu, usaha pembaharuan yang dilakukan lewat pendidikan di

al-Azhar tidak berhasil.

Meskipun begitu, ide-ide pembaharuan yang dibawa Abduh, memberikan dampak positif

bagi perkembangan pemikiran dalam dunia Islam. Selain sektor pendidikan, proyek

pembaharuan Abduh menurut professor sejarah Islam di University of Massachuussets

adalah politik dan ranah social keluarga yaitu peran wanita. Disamping tiu, Murodi dalam

tulisannnya menambahkan analisisnya bahwa ide-ide pemikiran Abduh diantaranya

adalah: pembukaan pintu ijtihad, penghargaan terhadap 'akal' (Rasionalitas), kekuasaan

Negara harus dibatasi oleh konstitusi, memodernisasikan sistem pendidikan Islam di al

Azhar

Muhammad Rasyid Ridha

Rasyid Ridho dilahirkan di al Qalamun, di pesisir laut Tengah,

pada tanggal 23 September 1865 M. Pendidikan bermula di

madrasah al Kitab al Qalamun, kemudian di madrasah ar

Rasyidiah di Tropoli.

Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikan tingginya di al Azhar

1898 M dan berguru pada Muhammad Abduh. Diantara

pembaharuannya adalah: pembaharuan dalam bidang agama,

social, ekonomi, memberantas khurafat dan bid'ah. Serta paham-

paham yang dibawa tarekat.

Adapun ide-ide pembaharuannya adalah: menumbuhkan sikap aktif dan dinamis di

kalangan umat, mengajak untuk meninggalkan sikap fatalisme (jabariyah), rasionalitas

dalam penafsiran al Qur'an dan Hadis, penguasaan sains dan tekhnologi, pemberantasan

khurafat dan bid'ah, serta pemerintahan yang bersistem khalifah.

9

Muhammad Rasyid Ridha

Page 10: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

2. Pembaharuan dalam Bidang Politik

Jamaluddin al-Afghani

Jamaluddin lahir di Afganisan tahun 1839 dan meninggal di Istanbul tahun 1897. Ia

termasuk pembaharu yang berpengaruh di dunia Islam. Saat usia 25 tahun, ia menjadi

pembantu Pangeran Dost Muhammad Khan di Afganistan, dan pada tahun 1864 menjadi

penasehat Sir Ali Khan. Serta pernah diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Muhammad

A’zam Khan beberapa tahun kemudian.

Ketika menjadi Perdana Menteri, Inggris sudah ikut campur

dalam urusan nergeri Afganistan, maka Jamaluddin termasuk

salah satu orang yang menentangnya. Karena kalah melawan

Inggris, maka ia lebih baik meninggalkan negerinya dan pergi

menuju ke India. Sejak itulah, ia berpindah-pindah

kewarganegaraan. Pernah ke Paris dan Turki. Perpindahan itu

juga dalam rangka membangkitkan umat Islam.

Dalam pola pikirnya, ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam, salah satu sebabnya

adalah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran qada’ dan qadar telah

berubah menjadi ajaran fatalisme yang menyebabkan umat menjadi statis. Sebab-sebab

lain adalah perpecahan di kalangan umat Islam sendiri, yaitu lemahnya persaudaraan

antar umat Islam dan lain-lain. Untuk mengatasi semua itu, menurutnya umat Islam harus

kembali kepada ajaran Islam yang benar, mensucikan hati, memuliakan ahlak, berkorban

untuk kepentingan umat, pemerintahan otokratis harus diubah menjadi demokratis. Dan

persatuan umat harus diwujudkan sehingga umat akan maju sesuai tuntutan zaman.

Selain itu, ia menegaskan bahwa solidaritas sesama muslim bukan karena ikatan etnik

maupun rasial, tetapi karena ikatan agama. Muslim entah dari bangsa mana datangnya,

walau pada mulanya kecil akan berkembang dan diterima oleh suku dan bangsa lain

seagama selagi ia masih menegakkan hukum agama. Ide yang terahir inilah merupakan

ide orisianal darinya, yang dikenal dengan Pan Islamisme, persaudaraan sesame umat

Islam sedunia

10

Jamaluddin al Afgani

Page 11: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

Muhammad Ali Pasya

Muhammad Ali Pasya adalah orang pertama yang membuka jalan pembaharuan di Mesir,

kemudian beberapa tahun di akui sebagai  the founder of modern egypte. Berasal dari

Turki, kelahiran Yunani pada tahun 1765 dan wafat pada tahun 1849. Sejak kecil beliau

telah bekerja keras untuk keperluan hidupnya, sehingga tidak mempunyai waktu untuk

sekolah dengan demikian beliau tidak pandai baca tulis. Setelah dewasa Ali Pasya bekerja

sebagai pemungut pajak dan karena rajin bekerja beliau disukai oleh gubernur yang

akhirnya diangkat menjadi menantu.

Pada waktu penyerangan Napoleon ke Mesir, Sultan Turki

mengirim bantuan tentara ke Mesir, di antara perwiranya adalah

Muhammad Ali Pasya yang ikut melawan Napoleon pada tahun

1801[24], setelah itu diangkat menjadi colonel dan mulai saat itu

Ali Pasya menjadi penguasa tunggal di Mesir. Akan tetapi ia

keasikan dengan kekuasaannya dan bertindak diktator. Akhirnya

Muhammad Ali dan keturunannya menjadi raja di Mesir kurang

lebih 1,5 abad lamanya. Akhir kekuasaanya pada tahun 1953.

Jika diteliti Muhammad Ali Pasya tidak pandai baca tulis, tetapi

beliau seorang yang cerdas dan merupakan sosok ambisius

menjadi penguasa umat Islam. Keambisiusannya itu tampak

dalam pembaharuan yang dilakukan terhadap kemajuan umat

Islam, diantaranya: perkembangan politik dalam negeri maupun

luar negeri, seperti membangun kekuatan militer, meningkatkan

bidang pemerintahan, ekonomi dan pendidikan.

3. Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan

al Tahtawi

Nama aslinya adalah Rifa'ah Badhawi Rafi' al Tahtawi, lahir

pada tahun 1801 di Mesir Selatan, wafat tahun 1873 di Kairo.

Seorang pembaharu yang mempunyai pengaruh besar pada

abad ke-19 dan seorang yang sangat berpengaruh dalam

usaha-uasaha gerakan pembaharuan yang dilakukan oleh

11

Muhammad Ali Pasya

Al Tahtawi

Page 12: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

Muhammad Ali Pasya. Al Tahtawi belajar di al Azhar Mesir, dan setelah kembali diangkat

menjadi sebagai guru bahasa Perancis dan penerjemahan di sekolah kedokteran

Pada tahun 1836 didirikan sekolah penerjemah yang kemudian dikepalai oleh al Tahtawi.

Beliau bukan seorang penganut sekuler, usahanya adalah memperbaiki tradisi,

khususnya dalam bidang pendidikan, kewanitaan dan memperbaiki literature. Beliau

menginginkan Mesir maju seperti dunia Barat, namun tetap dijiwai oleh agama dalam

segala aspek.

Salah satu jalan untuk kesejahteraan menurutnya adalah, berpegang pada agama dan

akhlak budi pekerti, untuk itu pendidikan merupakan sarana penting. Tujuan dari

pendidikan menurutnya adalah membentuk manusia berkepribadian patriotic dengan

istilah hubbul wathon yaitu mencintai tanah air. Perasaan patriotic itu akan menimbulkan

rasa kebangsaan, persatuan, tunduk dan mematuhi undang-undang, serta bersedia

mengorbankan jiwa dan harta untuk mempertahankan kemerdekaan.

Dalam hal agama dan peranan ulama, al Tahtawi menghendaki agar para ulama selalu

mengikuti perkembangan dunia modern dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan

modern. Ini mengandung arti bahwa pintu ijtihad tetap dibiarkan terbuka lebar. Ide-ide

pembaharuan yang dilontarkan al Tahtawi: ajaran Islam tidak hanya monoton mengurusi

Tuhan akan tetapi kehidupan social juga harus seimbang, kebiasaan dictator raja

seharusnya diganti dengan musyawarah, syari'at harus sesuai dengan perkembangan

modern, para ulama harus belajar filsafat dan ilmu pengetahuan agar syari'at sesuai

dengan kehidupan modern, pendidikan harus bersifat social (termasuk tidak ada

pembedaan bagi perempuan). Umat Islam harus dinamis.

12

Page 13: tUGAS AGAMA Peradaban Islam Masa Modern

13