Diketahui : Jalan tipe = 4/2 D, dengan lebar lajur = 3,5 m JSKN = 5671098 sumbu/lajur rencana/umur rencana CBRsegmen = 8 % Umur Rencana= 15 tahun Jawab : Menentukan nilai parameter yang akan digunakan untuk merancang tebal perkerasan kaku : Jenis Perkerasan Kaku Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 3 jenis : - Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan (BBTT) jenis perkerasan beton semen yang dibuat tanpa tulangan dengan ukuran pelat mendekati bujur sangkar, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini berkisar antara 4-5 meter. - Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan (BBDT) jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan, yang ukuran pelatnya berbentuk empat persegi panjang, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya sambungan- sambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini berkisar antara 8-15 meter. - Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan (BMDT) jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan dan dengan panjang pelat yang menerus yang hanya dibatasi oleh
perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan (BBTT) Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan (BBDT) Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan (BMDT) penampang melintang tebal perkerasan kaku
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Diketahui :
Jalan tipe = 4/2 D, dengan lebar lajur = 3,5 m
JSKN = 5671098 sumbu/lajur rencana/umur rencana
CBRsegmen = 8 %
Umur Rencana= 15 tahun
Jawab :
Menentukan nilai parameter yang akan digunakan untuk merancang tebal
perkerasan kaku :
Jenis Perkerasan Kaku
Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 3 jenis :
- Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan (BBTT)
jenis perkerasan beton semen yang dibuat tanpa tulangan dengan ukuran pelat
mendekati bujur sangkar, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya sambungan-
sambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini berkisar antara 4-5 meter.
- Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan (BBDT)
jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan, yang ukuran pelatnya
berbentuk empat persegi panjang, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya
sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini berkisar antara
8-15 meter.
- Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan (BMDT)
jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan dan dengan panjang pelat
yang menerus yang hanya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan muai melintang.
Panjang pelat dari jenis perkerasan ini lebih besar dari 75 meter.
Jenis perkerasan menggunakan tipe Perkerasan beton semen bersambung
dengan tulangan (BBDT).
Ruji (Dowel)
Sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang
dengan maksud sebagai sistem penyalur beban, sehingga pelat yang berdampingan dapat
bekerja sama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang berarti.
Perkerasan menggunakan ruji (dowel).
Tebal Lapis Pondasi Bawah Minimum dan CBR Efektif
Untuk menentukan tebal lapis pondasi bawah minimum digunakan grafik
hubungan tebal lapis pondasi bawah minimum dengan jumlah repetisi sumbu :
Sedangkan untuk menentukan CBR efektif, digunakan grafik hubungan CBR
efektif dengan CBR rencana :
Maka, didapat : tebal lapis pondasi bawah minimum = 100 mm = 10 cm
CBR efektif = 20%
Faktor Keamanan Beban (F KB)
Pada penentuan beban rencana, beban sumbu dikalikan dengan faktor keamanan
beban (FKB). Faktor keamanan beban ini digunakan berkaitan adanya berbagai tingkat
realibilitas perencanaan seperti telihat pada tabel dibawah :
Karena penggunaan jalan arteri maka diambil nilai FKB = 1,1
Bahu Jalan
Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah dengan atau tanpa lapisan
penutup beraspal atau lapisan beton semen. Perbedaan kekuatan antara bahu dengan jalur
lalu-lintas akan memberikan pengaruh pada kinerja perkerasan. Hal tersebut dapat diatasi
dengan bahu beton semen, sehingga akan meningkatkan kinerja perkerasan dan
mengurangi tebal pelat yang dimaksud dengan bahu beton semen dalam pedoman ini
adalah bahu yang dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-lintas dengan lebar minimum
1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu-lintas selebar 0,60 m, yang juga dapat
mencakup saluran dan kereb.
Perkerasan menggunakan bahu jalan.
Lapis Pemecah Ikatan Pondasi dan Pelat ( )
Perencanaan ini didasarkan bahwa antara pelat dengan pondasi bawah tidak ada ikatan. Jenis pemecah ikatan dan koefisien geseknya dapat dilihat pada tabel dibawah :
Diambil nilai = 1,5
Kuat Tarik Lentur (f cf)
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength)
umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga titik
(ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3–5 Mpa.
Diambil nilai fcf = 4,25 Mpa
Tegangan Ekivalen (TE) dan Faktor Erosi (FE)
Dari tabel diatas, didapat :
Tegangan Ekivalen (TE) Faktor Erosi (FE) dengan ruji
STRT = 1,1 1,95
STRG = 1,65 2,56
SGRG = 1,38 2,57
STrRG= 1,12 2,59
Perhitungan tebal beton dan analisis fatik dan erosi perkerasan kaku :
Data dan nilai – nilai parameter yang didapat :
Jenis perkerasan = BBDT FKB = 1,1
Pakai ruji (Dowel) = 1,5
Dengan bahu jalan fcf = 4,25 MPa
Pondasi bawah = 10 cm
CBR efektif = 20%
Tebal Beton
Untuk mencari tebal beton, digunakan grafik perencanaan jika fcf = 4,25 Mpa,
FKB = 1,1, dan pakai ruji (Dowel), seperti grafik dibawah :
Dari grafik diatas, ditaksir tebal beton = 170 mm = 17 cm
Analisis Fatik dan Erosi
Tebal pelat taksiran dipilih dari total fatik serta kerusakan erosi yang dihitung
berdasarkan komposisi lalu-lintas selama umur rencana. Jika kerusakan fatik atau erosi
lebih dari 100%, maka tebal taksiran dinaikan dan proses perencanaan diulangi.
Tebal rencana adalah tebal taksiran yang paling kecil yang mempunyai total fatik
dan atau total kerusakan erosi lebih kecil atau sama dengan 100%.
Diketahui :
Tegangan Ekivalen (TE) Faktor Erosi (FE) (dengan ruji)
STRT = 1,1 1,95
STRG = 1,65 2,56
SGRG = 1,38 2,57
STrRG= 1,12 2,59
Maka, Faktor Rasio Tegangan (FRT) dapat diketahui :
FRTSTRT = TESTRT
f cf =
1,14,25
= 0,258
FRTSTRG = TESTRG
f cf =
1,654,25
= 0,388
FRTSGRG = TESGRG
f cf =
1,384,25
= 0,324
FRTSTrRG = TESTrRG
f cf =
1,124,25
= 0,263
Jumah Roda pada sumbu: STRT = 2 buah SGRG = 8 buah