KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
karunia dan rahmat-Nya tugas reparasi dan konversi kapal ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berisi tentang
pembahasan mengenai Kerusakan dan Keausan yang terjadi pada kapal.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. Triwilaswandio
W.P., M.Sc., Ph.D dan Ir. Soejitno selaku dosen mata kuliah
Reparasi dan Konversi Kapal. Serta pihak - pihak lain yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini.Dalam penyelesaian tugas ini
kami menyadari masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh
karena itu segala bentuk kritik dan saran yang dapat membangun
sangat diharapkan. Serta semoga laporan tugas ini dapat memberikan
manfaat dan dapat digunakan oleh pembaca.
Surabaya , 19 Oktober 2014
PENYUSUN
PENDAHULUAN
Dalam pengoperasiannya badan kapal dan permesinan sering kali
kehilangan sebagian atau seluruh mutu awalnya, sehingga akan
menganggu operasi selanjutnya serta perlu memperbaiki dan
merawatnya secara berkesinambungan. Kehilangan sebagian atau
seluruh mutu awal tersebut tergantung dari macam macam keausan dan
kerusakan, yang disebabkan oleh banyak hal. Ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab dari proses keausan dan kerusakan dari kapal,
diantaranya adalah geseran, pengkaratan, erosi/korosi, kelelahan
material (material fatique), pemanasan sampai temperatur yang
tinggi, perubahan struktur material pembangunan atau perbaikan
kapal yang tidak memenuhi ketetntuan yang berlaku dan lain
sebagainya. Namun kali ini yang akan dibahas lebih detail adalah
mengenai penyebab keausan dan kerusakan pada kapal yang diakibatkan
oleh adanya korosi. Korosi dapat menimbulkan pengurangan ukuran,
keretakan dan kerusakan atau patah. Korosi pada pelat kapal dapat
mengakibatkan turunnya kekuatan dan umur pakai kapal serta
mengurangi jaminan keselamatan dan keamanan muatan barang dan
penumpang kapal. Korosi merupakan gejala alamiah yang biasa terjadi
didalam plat kapal sebagai akibat interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Salah satu sumber kerusakan terbesar pada kapal laut
adalah disebabkan oleh korosi air laut. Sampai saat ini penggunaan
besi dan baja sebagai bahan utama pembuatan kapal masih dominan.
Dari segi biaya dan kekuatan, penggunaan besi dan baja untuk
bangunan kapal memang cukup memadai. Tetapi besi dan baja sangat
reaktif dan mempunyai kecenderungan yang besar untuk terserang
korosi air laut. Korosi merupakan suatu proses degradasi dari suatu
logam yang dikarenakan terjadinya reaksi kimia antara logam
tersebut dengan lingkungannya. Pada dasarnya korosi adalah
peristiwa pelepasan elektron-elektron dari logam (besi atau baja)
yang berada di dalam larutan elektrolit misalnya air laut. Faktor
yang berpengaruh pada terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu yang berasal dari material itu sendiri dan dari lngkungan
luar.Salah satu jenis keruskan pada badan kapal adalah adanya
pengurangan ketebalan yang diawali pada daerah-daerah rawan
terjadinya korosi. Bukan hanya badan kapal saja yang terjadi
korosi, tetapi daerah daerah pada bagian kapal lainnya juga rawan
terjadi korosi. Daerah-daerah pada bagian kapal yang mudah
mengalami korosi diantaranya adalah :1. Pertemuan antara sekat
kedap air dengan inner bottom plate.2. Pertemuan antara margin
plate dan pelat sisi (untuk margin late miring).3. Pada sumur sumur
bilga (margin plate lurus).4. Pada daerah daerah pembuangan air di
geladak.5. Pada saniter (dinding-dinding).6. Pada lubang jangkar.7.
Pada jendela sis atau side scattle.Selanjutkan akan dibahas lebih
lanjut mengenai bagian-bagian pada kapal diatas yang mudah
terkorosi.
BAGIAN ISI
Kerusakan dan keausan akibat berkurangnya ketebalan yang diawali
pada daerah-daerah rawan korosi, diantaranya :1. Pertemuan antara
sekat kedap air dengan inner bottom plate.2. Pertemuan antara
margin plate dan pelat sisi (untuk margin late miring).3. Pada
sumur sumur bilga (margin plate lurus).4. Pada daerah daerah
pembuangan air di geladak.5. Pada saniter (dinding-dinding).6. Pada
lubang jangkar.7. Pada jendela sisi atau side scattle.