Tugas 1 : Studi Kasus Risk Assessment Health (Human) REVIEW ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN Cu (TEMBAGA) PADA AIR SUNGAI MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Lingkungan Oleh : MERRI JAYANTI 253 11 326 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013
19
Embed
Tugas 1 PL - Anris Kesehatan Akibat Pajanan Cu Di Sungai Mahakam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tugas 1 : Studi Kasus Risk Assessment Health (Human)
REVIEW ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN Cu (TEMBAGA)
PADA AIR SUNGAI MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR
Disusun untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Perencanaan Lingkungan
Oleh :
MERRI JAYANTI
253 11 326
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................16
REVIEW ANALISIS RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN
Cu (TEMBAGA) PADA AIR SUNGAI MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR
- Dikutip dari Jurnal yang ditulis oleh Riza Hayati Ifroh dan Blego Sedionoto
(Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda) mengenai “KAJIAN PREDIKTIF RISIKO KESEHATAN AKIBAT PAJANAN Cu (TEMBAGA) PADA AIR SUNGAI
MAHAKAM DENGAN METODE PUBLIC HEALTH ASSASMENT (PHA)”-
ABSTRAK Menurut penelitian Arung (2010) kandungan tembaga (Cu)pada sungai mahakam sekitar
1,15 mg/L Perlu dilakukan prediksi pajanan Cu yang terdapat pada sungai Mahakam terhadap resiko kesehatan masyarakat dengan metode Public Health Assessment (PHA) memberikan prediksi tingkat risiko bahaya logam tembaga (Cu) terhadap kesehatan. Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan untuk mengetahui besar risiko kesehatan manusia akibat pajanan Cu (Tembaga) pada air Sungai Mahakam dengan metode Public Health Assessment (PHA).
Risiko untuk asupan nonkarsiogenik RQ>1 sehingga berisiko terhadap kesehatan, sedangkan risiko asupan karsiogenik ECR<E-4 sehingga tidak berisiko kanker. , Tiga durasi pajanan yaitu 1 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun tersebut diperoleh nilai RQ(1 tahun) yaitu 4,45; RQ(5
tahun) sebesar 22,26; serta RQ(10 tahun) yaitu 43,33; sedangkan untuk perhitungan ECR diperoleh hasil ECR (1 tahun) yaitu 2,45 X 10-3; ECR (5 tahun) 4,29 X 10-3; dan ECR (10 tahun) yaitu 8,59 X 10-3.
Pengelolaan air limbah industri galangan kapal sebagai sumber pencemaran Cu di Mahakam diwajibkan melakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang dan masyarakat perlu melakukan pengolahan air terlebih dahulu sebelum menggunakan air sungai mahakam. Diharapkan pemerintah dapat meninjau kembali standar baku mutu konsentrasi Cu (tembaga) dalam air guna meminimalisir risiko kesehatan masyarakat, dan pemantauan kualitas air oleh Bapedalda Provinsi Kalimantan Timur. **Kata kunci : Risiko Kesehatan,Cu, Sungai Mahakam,PHA
ABSTRACT According to Arung (2010), Mahakam River content of copper (Cu), about 1.15 mg / L.
Therefore it is necessary to predict exposure of Cu contained in the Mahakam River to public health risks with the method of Public Health Assessment (PHA), which are expected to provide the level of hazard prediction metals copper (Cu).
The research is done to find out how big the human health risks due to exposure to Cu (Copper) in Mahakam River water with the method of Public Health Assessment (PHA).
Risk for intake nonkarsiogenik RQ> 1 so the risk to health, while the risk of intake karsiogenik ECR <E-4 so that no cancer risk. Three exposure duration is 1 year, 5 years, and 10-year values obtained RQ (1 year) is 4.45; RQ (5 years) amounted to 22.26; and RQ (10 years), namely 43.33, whereas for the calculation of the results obtained ECR (1 year) is 2.45 X 10-3; ECR (5 years) 4.29 X 10-3; and ECR (10 years) is 8.59 X 10- 3.
Waste water management shipbuilding industry as a source of Cu contamination in the Mahakam required to do wastewater treatment before disposal and water treatment community needs to do first before using the Mahakam river water. It is expected the government to review the quality standard concentration of Cu (copper) in water in order to minimize public health risks, and monitoring water quality by Bapedalda East Kalimantan Province. **Key Words : Health Risk,Cu,mahakam River, PHA
Identifikasi bahaya dari tembaga (Cu) pada sungai Mahakam dapat dilihat pada tabel 1
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1. Identifikasi Bahaya Cu (Tembaga)
Sumber
dan
Penggunaan
Media
Lingkungan
Potensial
Konsentrasi
Risk Agent
Dampak
pada
Kesehatan
Cu (Tembaga) di sungai mahakam dari limbah rumah tangga, transportasi, industri cat, industri fungisida, pertambangan, industri galangan kapal, dan industri pelapisan logam dari proses pembersihan, pencucian, dan penyepuhannya.
Air Sungai Mahakam yang dikonsumsi oleh masyarakat.
1,15 mg/L 1. Tembaga yang tidak berikatan dengan protein di dalam tubuh akan menjadi racun (keracunan)
2. Menghambat pembentukkan urin dan gangguan ginjal
3. Gangguan hati, karena hati tidak dapat mengeluarkan Cu ke dalam darah dan empedu sehingga Cu akan menumpuk di hati.
4. Muntaber 5. Pusing 6. Anemia 7. Shock 8. Meninggal dunia.
Pada pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti pada kajian konsentrasi Cu
sebelumnya, sampel yang digunakan adalah air Sungai Mahakam yang diambil dengan metode
sampel sesaat atau yang disebut dengan grab sample. Sampel sesaat ini hanya dapat mewakili
kualitas air pada saat dan tempat tertentu saja. Tetapi apabila diketahui bahwa suatu sumber air
itu kualitasnya konstant untuk jangka waktu yang lama dan untuk jarak yang cukup jauh
contohnya Sungai Mahakam yang jaraknya lebih kurang 920 km2.
Air Sungai Mahakam yang tercemar oleh Cu dan dikonsumsi oleh masyarakat, dengan
tingkat konsentrasi sebesar 1,15 mg/L. Risiko kesehatan akibat pajanan Cu yaitu tembaga yang
tidak berikatan dengan protein di dalam tubuh akan menjadi racun (keracunan), menghambat
pembentukkan urin dan gangguan ginjal, gangguan hati karena hati tidak dapat mengeluarkan
Cu ke dalam darah dan empedu sehingga Cu akan menumpuk di dalam hati, muntaber, pusing,
Sedangkan Risiko karsinogenik dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR), dihitung dengan
mengalikan asupan (Ik) dengan CSF. ECR dapat dihitung dengan persamaan:
ECR = Ik (mg/kg/hari) x CSF (mg/kg/hari)1
ECR = 2,6 x 10-2
Perhitungan Cu pada air penduduk sekitar Sungai dapat digolongkan sebagai penduduk
residensial, nilai default yang dipakai untuk menghitung Cu adalah pajanan 350 hari/ tahun,
durasi pajanan 30 tahun dan berat badan 55 kg, dengan asupan nonkarsiogenik (Ifnk) yaitu
sebesar 0,04 mg/kg/hari dan asupan karsiogenik (Ik) yaitu 0,017 mg/kg/hari, sehingga
didapatkan nilai RQ sebesar 133,66 dan ECR 2,6 X 10-2.
Dikarenakan nilai RQ > , berarti ada risiko potensial dan berdampak pada kesehatan. Karena ECR = 2,6 x 10-2 menunjukkan ada 2 kasus tambahan kanker per 100 penduduk, air
minum tsb kurang aman untuk efek kanker.
Menurut Soemirat (2009) Tembaga (Cu) sebenarnya diperlukan bagi perkembangan
tubuh manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GII, SSP, Ginjal, hati,
muntaber, pusing kepala, lemah, anemia, kramp, konvulsi, shock, koma dan meninggal dunia.
Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi pada pipa, sambungan dan
peralatan dapur.
3.3. Interpretasi Estimasi Risiko
Untuk pembuktian secara Epidemiologis, 30 tahun bukanlah jangka waktu survey yang
normal. Karena itu perlu dihitung estimasi risiko untuk durasi pajanan real time dapat
dikelompokan menjadi 1 tahun,5 tahun, 10 tahun. Tiga durasi pajanan yaitu 1 tahun, 5 tahun,
dan 10 tahun tersebut mengakibatkan besaran tingkat risiko yang berbeda antar efek
nonkarsiogenik dan karsinogenik.
Untuk efek nonkarsigenik, jangka waktu pajanan 1 tahun berisiko karena RQ>1, yaitu
sebesar 4,45. Sehingga untuk pajanan 5 sampai 10 tahun, diprediksi efek nonkarsinogenik pada
tubuh manusia akan lebih besar.
Namun untuk risiko karsinogenik belum mencapai E-4 (1 x 10-4) sehingga dampak
karsinogenik belum terlihat dampaknya bagi manusia dalam jangka waktu 10 tahun.
Ifroh, Riza H., dan Sedionoto, Blego. 2011. KAJIAN PREDIKTIF RISIKO KESEHATAN
AKIBAT PAJANAN Cu (TEMBAGA) PADA AIR SUNGAI MAHAKAM DENGAN METODE PUBLIC HEALTH ASSASMENT (PHA). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman, Samarinda.
Arung, Enos Tangke. 2010. Biji Kelor Mampu Menjernihkan Air Sungai. http://filterpenyaringair.com/biji-kelor-mampu-menjernihkan-air-sungai/
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum,
Palar, Heryando. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta: Jakarta
Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta