BAB I PENDAHULUAN A. MANAGEMENT / LEADERSHIP DALAM PANDANGAN KONVENSIONAL Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin". Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. MANAGEMENT / LEADERSHIP DALAM PANDANGAN KONVENSIONAL
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor,
tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil
penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang
lain dengan berbagai cara.Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya
berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan
dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam
peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,
kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan
bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang
mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD
adalah :
- Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan
kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
1
- Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan
mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
- Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
- Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah
satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi
sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas)
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun
tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian
pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan
masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus
dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.
5. Manajer adalah forcing mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
2
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin
yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
sumber alokasi, dan negosiator.
Kriteria Seorang Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa
kriteria, yaitu :
1. Pengaruh
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang
mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa
yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku
kepemimpinan pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah
soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang
pemimpin yang punya pengaruh.
2. Kekuasaan atau Power
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia memiliki
kekuasaan atau power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.
Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak
ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki
sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang
dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
3
Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana
kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
3. Wewenang
Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin
untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal atau
kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh
pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang
pemimpin.
4. Pengikut
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan atau power, dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki
pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti
apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin
tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang
lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha,
1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk
dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau
dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
4
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau
organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2. Di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses
mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu.
Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam
mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai
suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125).
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada
umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. (Slamet, 2002: 29).
5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons,
1957,7).
6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok
yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu
dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29).
5
7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha,
1983:123).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di
dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin
untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk,
memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang
pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada
kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu
pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau
masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan
kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi
4. Pencapaian Suatu Tujuan
Unsur-Unsur Mendasar yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang
dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau
kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney)
sebagai berikut:
6
1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal,
tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,
sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai
tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip
pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:
a. Percaya pada orang lain: Seorang pemimpin mempercayai orang lain
termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus
diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan: Seorang pemimpin haras dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan: Kata 'tantangan' sering
diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam
diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi: Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu
katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan
lainnya. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi
adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada
7
bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis
dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri: Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi
dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
pemahaman materi;
memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
mengajar materi kepada orang lain;
mengaplikasikan prinsip-prinsip;
memonitoring hasil;
merefleksikan kepada hasil;
menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
pemahaman baru; dan
kembali menjadi diri sendiri lagi.
B. MANAGEMENT / LEADERSHIP DALAM PANDANGAN PERSPEKTIF
ISLAM
Dalam ajaran agam Islam, hadits nabi menyebutkan bahwa setiap manusia adalah
seorang pemimpin, apakah ia sebagai kepala keluarga, sebagai imam suatu umat,
seorang wanita yang kedudukannya sebagai ibu rumah tangga dan bahkan seorang
pembantu sekalipun ia adalah seorang pemimpin. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi
yang artinya:
“Abu Nu’man menceritakan hadits kepada kami, Hammad ibnu Zaid menceritakan
hadits kepada kami dari Ayyub, dari Nafi’, dari Abdillah berkata: Rasulullah SAW.
Bersabda “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai
pertanggungjawaban.”
Oleh karena itu seorang imam adalah pemimpin dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban, dan seorang laki-laki adalah seorang pemimpin atas keluarganya,
dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban. Dan seorang wanita (istri) adalah
8
pemimpin atas rumah suaminya dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban.
Dan seorang hamba (pembantu) adalah pemimpin atas harta tuannya dan setiap kamu
akan dimintai pertanggungjawaban.
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang tangguh dan paling efektif. Selaku
pimpinan beliau memiliki kesabaran yang tinggi ketika diuji dengan harta, dengan
kedudukan dan dengan wanita. Beliau tangguh dan tidak tergoyahkan. Meski beliau
memiliki pengetahuan, kecerdasan dan wawasan pandangan yang luas, namun beliau
tidak meninggalkan musyawarah dan diskusi dengan para sahabatnya dalam
memutuskan suatu perkara yang rumit. Bahkan lebih dari itu, terkadang ide orang lain
bahkan ide musuh-musuhnya kalau dianggap baik beliau mengambilnya.
Hal ini dilakukan dengan prinsip nisfu aqlika fi ‘aduwwika yang artinya sebagian dari
ide anda dapat diperoleh dari taktik atau gagasan musuh-musuhmu. Konsep
kepemimpinan (leadership) dalam pandangan agama Islam berdasarkan firman Allah
SWT. surat Al Baqarah ayat 30 yang artinya :
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak
menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah,
padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata
: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al Baqarah:
30)
Kandungan ayat tersebut menjelaskan nikmat-nikmat Allah SWT yang dengan nikmat
tersebut menjauhan dari maksiat dan kufur serta dapat memotivasi seseorang untuk
beriman kepada Allah SWT. Diciptakannya Nabi Adam AS dalam bentuk yang
sedemikian rupa disamping kenikmatan memiliki ilmu dan berkuasa penuh untuk
mengatur alam semesta serta berfungsi sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Hal
9
tersebut merupakan nikmat yang paling agung dan harus disyukuri oleh keturunannya
dengan cara taat kepada Allah SWT dan tidak ingkar kepadaNya, termasuk menjauhi
kemaksiatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sedangkan penjelasan dari ayat ini adalah
bahwa sesungguhnya kami (Allah SWT) akan menjadikan Adam sebagai khalifah dan
pengganti makhluk lain yang dulu menghuni bumi, mereka itu telah musnah karena
saling menumpahkan darah, sekarang Adam adalah pengganti mereka.
Sebagian mufassirin berpendapat yang dimaksud dengan khalifah disini adalah sebagai
pengganti Allah SWT dalam memberikan perintah-perintah Nya kepada manusia.
Karenanya, istilah yang mengatakan bahwa “manusia adalah khalifah Allah di bumi”
sudah sangat populer. Pengangkatan khalifah ini menyangkut pula pengertian
pengangkatan sebagian manusia yang diberi wahyu oleh Allah tentang syariat-syariat
Nya. Pengangkatan khalifah ini juga mencakup seluruh mahluk (manusia) yang berciri
mempunyai kemampuan berfikir yang luar biasa.
Berbicara tentang kepemimpinan dalam pandangan agama Islam, maka kita akan
merujuk terhadap pribadi dan pola kepemimpinan yang ditampilkan oleh Nabi
Muhammad SAW yang lebih dikenal dengan istilah uswatun khasanah yang artinya
teladan yang mulia atau baik. Keteladanan nabi muhammad SAW ini telah dijamin oleh
Allah SWT. dengan firman Nya dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri taulada yang baik
bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
qiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Keteladanan Nabi Muhammad SAW. sangat tepat jika dicontoh oleh manusia pada
umumnya dan para pemimpin pada khususnya. Pengaruh kepemimpinan beliau masih
tetap kuat, dan bagi umat Islam beliau merupakan figure keteladanan yang paling utama
dalam berbagai segi kehidupan. Beliau dengan sangat teliti dan hati-hati mencontohkan
10
semua perbuatan baik dan menjauhkan diri dari melakukan perbuatan buruk dengan
sangat teliti dan jelas.
Allah SWT telah memenuhi janji-Nya untuk melengkapi manusia yang menjadi Rasul-
Nya dengan kepribadian yang terpuji. Kepribadian yang terpuji itu memiliki beberapa
sifat yang disebut sifat-sifat Wajib bagi seorang Rasul Allah SWT yang dimiliki juga
oleh Muhammad SAW. Sifat-sifat Wajib itu adalah sebagai berikut:
1. Shiddiq (Jujur)
Ini adalah sifat kejujuran yang sangat ditekankan Rasul baik kepada dirinya
maupun pada para sahabat-sahabatnya (Semoga kita juga meneladaninya).
Adalah ciri seorang muslim untuk jujur. Sehingga Islam bukan saja menjadi
sebuah agama namun juga peradaban besar.
2. Amanah (bisa dipercaya)
Sifat ini ditanamkan khususnya kepada para sahabat yang ditugaskan di semua
hal apa saja untuk bisa berbuat amanah, tidak curang (atau juga korupsi di
zaman sekarang) dalam hal apa saja. Sesuatu yang sekarang menjadi sangat
langka di negeri muslim sekalipun.
ketika sahabat Nabi SAW, Abu Dzarr, meminta suatu jabatan, Nabi saw
bersabda: "Kamu lemah, dan ini adalah amanah sekaligus dapat menjadi sebab
kenistaan dan penyesalan di hari kemudian (bila disia-siakan)".(H. R. Muslim).
Sikap yang sama juga ditunjukkan Nabi saw ketika seseorang meminta jabatan
kepada beliau, dimana orang itu berkata: "Ya Rasulullah, berilah kepada kami
jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu. "Maka jawab
Rasulullah saw: "Demi Allah Kami tidak mengangkat seseorang pada suatu
jabatan kepada orang yang menginginkan atau ambisi pada jabatan itu".(H. R.
Bukhari Muslim).
3. Tabligh (Menyampaikan yang benar)
Sebuah sifat Rasul untuk tidak menyembunyikan informasi yang benar apalagi
untuk kepentingan umat dan agama. Tidak pernah sekalipun beliau menyimpan
informasi berharga hanya untuk dirinya sendiri.
11
4. Fathonah (Cerdas)
Sifat Pemimpin adalah cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar
permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang harus dia ambbil untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi pada umat. Dengan mengenal beberapa
sifat tadi, kita mungkin bisa sedikit mengerti kenapa Seorang Rasulullah yang
ummi (tidak bisa membaca) mampu menjadi seorang Nabi, Rasul, Kepala
Keluarga, Ayah, Suami, Imam Shalat, Pimpinan Umat, Pimpinan Perang
menjadi sangat sukses dalam setiap hal yang beliau geluti. Semoga menjadi
landasan bagi kita dan para pemimpin muslim untuk mampu meneladani apa-apa
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Hubungan Kepemimpinan dengan Ayat
Adapun hubungan QS Yunus ayat 14 dengan Kepemimpinan, yakni :
1. Kalimat ”Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka
bumi sesudah mereka,…”. Dalam kalimat ini mengandung makna bahwa setelah
umat-umat yang terdahulu hancur. Maka Allah mengganti dengan umat
Muhammad saw., umat yang mengikuti agama Islam, agama yang membawa
manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Masyarakat Arab, sebelum kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW,
dikenal dengan sebutan jahiliyah. Jika merujuk pada arti kata jahiliyah (yang
berasal dari bahasa Arab dari kata jahala yang berarti bodoh), maka secara
harfiyah bisa disimpulkan bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang
bodoh.
Dalam sejarah Islam dijelaskan bahwa Rasulullah diturunkan oleh Allah ke dalam
suatu komunitas masyarakat yang dikenal dengan istilah masyarakat Arab
Jahiliyah. Secara lingustik istilah jahilyiah berasal dari kata Bahasa Arab jahala
yang berarti bodoh dan tidak mengetahui atau tidak mempunyai pengetahuan.
Namun, dalam realitas yang sesungguhnya, secara faktual saat itu masyarakat
Arab yang dihadapi oleh Rasulullah bukanlah masyarakat yang bodoh atau tidak
12
mempunyai pengetahuan. Buktinya pada saat itu sastra dan syair berkembang
dengan pesat di kalangan mereka. Setiap tahun diadakan festival-festival
pembacaan puisi dan syair, ini membuktikan bahwa orang-orang Arab ketika itu
sudah banyak yang mengetahui baca dan tulis. Selain itu mereka juga mampu
membuat tata kota dan tata niaga yang sangat baik. Hal ini semakin menguatkan
bahwa mereka kaum Quraisy bukanlah orang-orang bodoh dan tidak
berpengetahuan. Dapat dipahami, bahwa sebenarnya mereka adalah masyarakat
yang sedang berkembang peradabannya.
Masyarakat yang dihadapi oleh Nabi Muhammad diistilahkan dengan jahiliyah
bukan karena bodoh atau tidak berpengetahuan, atau dalam istilah lain lemah
dalam aspek intelektualnya. Yang dimaksud dengan ”kejahiliyan” (ketidaktahuan)
mereka ada pada dua aspek utama, pertama aspek akidah. Pada saat Rasulullah
diutus oleh Allah, khurafat dan mitos-mitos yang berkembang pada saat itu telah
menyeret manusia untuk menjauh dari kehidupan yang alami dan manusiawi.
Dalam kondisi seperti itulah, Allah mengutus duta terakhirnya, yaitu Nabi
Muhammad SAW. Beliau membawa agama Islam sebagai hadiah bagi umat
manusia sedunia serta memberikan penafsiran baru terhadap kehidupan manusia,
selain itu beliau juga datang dengan membawa misi untuk memberantas akar
kebodohan dalam masyarakat, yakni syirik kepada Allah.
Sedangkan yang kedua adalah aspek akhlak. Pada masa itu, akhlak atau moral
sama sekali tidak mendapat tempat dalam masyarakat jahiliah. Pada saat itu
mereka melakukan berbagai perbuatan keji tanpa merasa takut atau bersalah, di
antaranya kebiasaan mengubur bayi perempuan hidup-hidup, minum-minuman
keras, berzina, membunuh, dan lain sebagainya. Rasulullah diturunkan oleh Allah
untuk memperbaiki akhlak. Beliau menyeru masyarakat agar berpegang teguh
kepada nilai-nilai moral. Selain itu beliau juga mengajarkan kepada mereka
akhlak yang mulia.
2. Kalimat “…supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. ”
dimaksudkan bahwa Allah memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar
13
selalu berhati-hati tentang apa yang akan dilakukan dan mengingat akan tugas-
tugas yang diberikan Allah swt. kepada manusia sebagai khalifah Allah di bumi.
Di antara tugas khalifatullah fil ardi ialah menegakkan hak dan keadilan di muka
bumi, membersihkan alam ini dari perbuatan najis, syirik, fasik serta meninggikan
kalimat Allah. Allah akan memperhatikan dan mencatat semua perbuatan manusia
dalam melaksanakan tugasnya itu, apakah sesuai dengan yang diperintahkan-Nya
atau tidak. Allah menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi, tidak lain
hanyalah untuk melihat amal-amal kita, maka perlihatkanlah kepada Allah
amalanamalan kita yang baik di malam dan di siang hari. Jika kita berlaku zalim
pula seperti bangsa dahulu kala itu. Niscaya kita akan lenyap pula dari muka
bumi.
Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak membahas tentang kepemimpinan. Diantaranya
firman Allah SWT dalam surat Al-An’am 165:
“Dialah yang menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan ditinggikan-Nya
sebagaian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, sebagai cobaan bagimu
tentang semua yang diberikannya kepadamu.”(Al-An’am:165)
Dalam konsep ajaran Islam bahwa pemimpin tidak hanya terfokus kepada seseorang
yang memimpin institusi formal dan non formal. Tuntutan Islam lebih uiversal bahwa
kepemimpinan itu lebih spesifik lagi kepada setiap manusia yang hidup ia sebagai
pemimpin, baik memimpin dirinya maupun kelompoknya.
Dengan demikian kepemimpinan dalam ajaran Islam dimulai dari setiap individu. Setiap
orang harus bisa memimpin dirinya dari taqarrub kepada Allah dan menjahui larangan-
Nya. Apabila manusia sudah bisa memeimpin dirinya, maka tidak mustahil bila ia akan
lebih mudah untuk memimpin orang lain.
14
BAB II
ISI DAN KASUS
Jum'at, 09 Maret 2012 | 17:09 WIB
Anas: Kalau Korupsi, Gantung Saya di Monas
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum buka suara ihwal rencana Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksanya dalam proyek pembangunan stadion dan sekolah olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Anas menegaskan dirinya tak korupsi. "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," kata Anas di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat, 9 Maret 2012.
Menurut Anas, KPK sebenarnya tak perlu repot-repot mengurus persoalan proyek tersebut. "Karena asalnya itu kan dari ocehan-ocehan yang tidak jelas, dari karangan-karangan yang tidak jelas," kata dia. "Ngapain repot-repot."
Proyek Hambalang berbiaya Rp 1,2 triliun menyeret nama Anas setelah ada pernyataan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin membeberkan ihwal keterlibatan Anas di proyek pusat olahraga pada 2010 itu.
Pernyataan Nazaruddin kembali disampaikan dalam persidangannya kala menjadi terdakwa suap Wisma Atlet Jakabaring, Palembang. Nazaruddin mengatakan duit dari proyek Hambalang sebesar Rp 50 miliar mengalir ke Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Uang itu disebutnya untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Demokrat.
Sebelumnya, KPK berencana melakukan pemeriksaan terhadap Anas dalam proyek Hambalang setelah dilakukannya ekspose pada Kamis, 8 Maret 2012. KPK sendiri sudah tiga kali menggelar ekspose dalam tahap penyelidikan proyek tersebut.
"Kemungkinan Anas akan dimintai keterangan dalam penyelidikan ini," kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., Jumat, 9 Maret 2012. "Kapan waktunya akan diperiksa, saya belum tahu," katanya.