Top Banner

of 33

Trikiasis Dan Keratitis

Jan 13, 2016

Download

Documents

keratitis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TRIKIASIS DAN KERATITIS

TRIKIASIS DAN KERATITISAgnes Triana Basja01.207.5438

TRIKIASISTrikiasis adalah kelainan arah dari bulu mata yang mengarah ke dalam mata. Biasanya diawali dengan entropion sehingga bulu mata tumbuh ke arah dalam dan menggosok kornea sehingga terjadi iritasi. Iritasi pada kornea melalui bulu mata menyebabkan terjadinya erosi pada epitel kornea dan pada beberapa keadaan dalam jangka panjang mungkin akan terbentuk perkembangan pembuluh darah baru

GAMBARAN KLINISMenyebabkan lakrimasi, Mechanical irritation, Fotofobia, sertaCedera pada epitel kornea dan jangka panjang mampu menjadi ulcus kornea

TERAPI

EpilasiMerupakan metode yang sederhana dan efektif. Kerugiannya, bulu mata akan tumbuh lagi dalam waktu 4-6 minggu dan terapi dengan epilasi harus di ulang lagi.Electrolysismenghancurkan folikel bulu mata dengan cara jarum halus dimasukkan menuju ke akar bulu mata dan metode ini menggunakan listrik. Dengan metode ini, apabila dilakukan teratur akan memperoleh hasil yang memuaskan.CryotherapyMerupakan metode yang sangat efektif dalam menghilangkan bulu mata yang tumbuh dalam jumlah banyak dengan menggunakan Nitrous oxide cryoprobe.

IrradiationMetode yang efektif dalam beberapa kasus, meskipun sejak ditemukan Cryotherapy metode ini jarang lagi digunakan.Menggunakan Kontak LensaTujuannya untuk melindungi kornea yang bersifat sementara pada pasien trikiasis.KERATITISKeratitis adalah kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh (PERDAMI, 2009).

Anatomi dan FisiologiKornea meliputi seperenam dari permukaan anterior bola mata. Kelengkungannya lebih besar dibandingkan permukaan mata lainnya. Perbatasan antara kornea dan sklera disebut sebagai limbus (ditandai dengan adanya sulkus yang dangkal sulkus sklera)

Lapisan lapisan Kornea :1. Epitel kornea 2. Membran Bowman3. Stroma kornea4. Membran Descemet5. Endotel kornea

Faktor Resiko Keratitis:

Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa kontak yang berlebihanHerpes genital atau infeksi virus lainImunodefisiensiHigienis burukNutrisi kurang baik (kekurangan vitamin A)Defisiensi air mataTrikiasis

A. Keratitis Superficial, dapat dibagi menjadi:Keratitis epitelial, tes fluoresin (+), misalnya:Keratitis pungtata superfisial padaa moluskum kontagiosum, konjungtivitis kataral, morbili, verucca vulgarisKeratitis herpetikaHerpes simpleksHerpes zosterKeratitis subepitelial, tes fluoresin (-), misalnya:Keratitis numularis, dari DimmerKeratitis disiformis dari WesthoffKeratitis stromal, tes fluresin (+), misalnya:Keratitis neuroparalitikKeratitis et lagoftalmusB. Keratitis profunda, tes fluoresin (-), misalnya:Keratitis interstisialKeratitis sklerotikansKeratitis disiformis

Klasifikasi lain:

Keratokonjungtivis FliktenKeratokonjungtivis SikaKeratitis RosaseaKeratitis filamentosa

PATOFISIOLOGITrauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan.

MANIFESTASI Inflamasi bola mata yang jelasTerasa ada benda asing di mataCairan mukopurulen dengan kelopak mata saling melekat satu sama lainRasa silau dimata dikarenakan pembuluh darah iris dilatasi, kontraksi iris yang meradang > menutupi pandangan sehingga berpendar jika kena cahayaBlefarospasme > Karena rasa sakit yg diperhebat oleh gesekan palpebra superiorEpifora > rangsang nyeri sehingga reflek air mata meningkat.Kabur : karena kornea berfungsi sebagai jendela mata bila infiltrat di sentral

DIAGNOSIS

ANAMNESAPenurunan ketajaman penglihatanMata merahSilauMengeluarkan air mata terus menerusPEMERIKSAAN FISIK MATAPemeriksaan ketajaman penglihatanMelihat lensa dengan penlight dan loop Pemeriksaan opthalmoskop PEMERIKSAAN PENUNJANGTes Placido Tes FluoresinTes Fistel / Siedel TestPemeriksaan visus Bakteriologik, dari usapan pada ulkus korneaSensibilitas kornea DIAGNOSA BANDING

Keratitis Neuroparalitik Keratitis FilamentosaKeratitis Dendritika Keratokonjungtivitis sikaKonjungtivitis akutGlaukoma akutIritis akut

PENATALAKSANAANTergantung organisme penyebab.AntibiotikAnti jamur Anti virus

PROGNOSIS

Keratitis pungtata superficial penyembuhan biasanya berlangsung baik meskipun tanpa pengobatan. Imunitas tubuh merupakan hal yang penting dalam kasus ini karena diketahui reaksi imunologik tubuh pasien sendiri yang memberikan respon terhadap virus ataupun bakteriSTATUS PASIEN. IDENTITAS PASIENNama lengkap: Bp. KamijanUmur: 61 tahunAgama: IslamPekerjaan: Petani Alamat: SurodadiTanggal Pemeriksaan: 15 September 2011II. ANAMNESISAnamnesis secara: Auto anamnesis pada tanggal 15 September 2011.Keluhan Utama: Pasien merasa nyeri pada mata kanan dan terasa ngganjel

Riwayat Penyakit Sekarang:Sebelumnya pasien menceritakan bahwa dia bekerja di sawah dan sering sekali pada kedua matanya terkena percikan air lumpur di sawah kemudian menimbulkan rasa gatal, dan dengan menggunakan air yang berada di sawah itulah pasien mengusap matanya dengan menggunakan kedua tangan pasien yang kotor. Pasien mengaku keluhan nyeri pada mata kanan ini dirasakan sejak 5 tahun yang lalu dan pasien rutin memeriksakan matanya ke poli mata RSUD KUDUS. Pasien juga mengeluhkan seperti pandangannya terasa ngganjel, nrocos dan nyeri pada bagian palpebra superior. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma.

Riwayat Penyakit Dahulu:Pasien mengatakan bahwa pernah mengalami keluhan seperti ini sejak 5 tahun yang lalu Riwayat Hipertensi (-)Riwayat diabetes melitus (-)Riwayat Operasi mata (-)Riwayat menggunakan kaca mata (-)Riwayat trauma disangkalRiwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keadaan serupa.Riwayat sosial ekonomi:Berobat menggunakan Jamkesmas. Kesan ekonomi kurang.

PEMERIKSAAN FISIKA. VITAL SIGNTensi (T):120/70 mmHg (16 September 2011)Nadi (N):80 kali/ menitSuhu (T):36,7o c (RR):20 x / menitKeadaan Umum:BaikKesadaran:Compos mentisStatus Gizi:Cukup

Keterangan:1. Luka pada kornea2. Arkus senilis3. Trikiasis (kelainan pertumbuhan bulu mata)

RESUMESubjektif: Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan :Pasien mengeluh terasa nyeri pada mata kananPasien juga mengeluh adanya rasa ngganjel di mata kanan dan nyeri pada bagian palpebra superiorPasien juga mengeluh pada kedua mata terasa nrocosAda riwayat kemasukan kotoran atau benda asing ke dalam mata Pasien menyangkal adanya riwayat trauma benda tumpulPasien menyangkal adanya riwayat menggunakan kaca mataPasien sudah pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya ( 5 tahun yang lalu)

Pemeriksaan ObjektifOCULI DEXTRA(OD)PEMERIKSAANOCULI SINISTRA(OS)>2/60Visus>2/60TidakdikoreksiKoreksiTidak dikoresiJernihLensaJernihTidak dilakukanRetinaTidak dilakukanTidak dilakukanFundus RefleksTidak dilakukan(-)Shadow Test(-)DIAGNOSA BANDINGKeratitis Numularis keratitis Disiformis keratitis pungtata superfisial Keratokonjungtivitis epidemikaDIAGNOSA KERJATRIKIASIS dan KERATITIS

TERAPIMedikamentosa:Glukacyl 4x1ChlorampenicolPROGNOSIS ODOSQuo ad VisamDubia ad BonamDubia ad Bonam

Quo ad SanamDubia ad Bonam

Dubia ad Bonam

Quo ad VitamDubia ad Bonam

Dubia ad Bonam

Quo ad KosmetikaDubia ad Bonam

Dubia ad Bonam

Usul :Scraping cornea untuk pemeriksaan kultur bakteri dan jamur, sensitivitas, dan pewarnaan Gram dan Giemsa dengan media transport dan penanaman untuk menentukan jenis bakteri penyebab. Darah rutinSaran: Gunakan tetes mata secara teratur Konsumsi obat secara teratur Kontrol 1 minggu setelah pengobatan Edukasi pasien untuk tidak mengucek mata dan jangan terlalu banyak terkena anginMenggunakan pelindung mata untuk menghindari debu, benda asing dan mengurangi fotofobia.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, H.S. 2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. JakartaIlyas, H.S. 2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2.Sagung seto. JakartaPERDAMI, 2009, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 2, Sagung Seto: Jakarta.Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta Kanski, J.J., 1989. Clinical Ophthalmology Ed.2Seal, G.N, 1987, text book of ophthalmology, jakartaWijana, N., 1983, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta