8/19/2019 tren isuue.docx
1/53
http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/pdf/all-
pdf/peternakan/fullteks/wartazoa/wazo144-3.pdf
PENGEND!"N P$%"& DENGN GENE&"' ()%& $E%"%&N'E
*ata kun+i: Geneti+ host resistan+e, parasit, pengendalian
1
%&"0)N) P$&)&))
2alai Penelitian eteriner, P) 2o 151, 2ogor 1114
2%&$*
%ebagai negara tropis, "ndonesia 6erupakan lingkungan 7ang baik bagi
perke6bangan parasit, sehingga gangguan parasit
pada ternak 6erupakan kendala biologis 7ang sulit diatasi, teruta6a padapeternakan tradisional . &eknik pengendalian parasit
kon8ensional belu6 berhasil diterapkan pada peternakan tradisional, alasan
uta6an7a ialah teknologi kon8ensional 6e6erlukan
dukungan 6odal, 7ang bagi peternak keeil tidak tersedia. Di beberapa negara
dewasa ini, teknologi pengendalian parasit
kon8ensional untuk beberapa 9enis parasit dirasakan sudah tidak ekono6is lagi,
alasann7a antara lain ialah karena turunn7a nilai
ekono6is beberapa produk peternakan, ti6buln7a 6asalah anthel6inti+ resistan+e,
dan ter9adin7a polusi lingkungan akibat
pe6akaian bahan-bahan ki6ia dar obat-obatan . )leh karena itu 6ereka beralih ke
pendekatan geneti+ host resistan+e. Di
"ndonesia pendekatan pengendalian parasit 7ang berbasis pada geneti+ host
resistan+e 6ungkin dapat digunakan sebagai salah
satu teknik alternatif pengendalian parasit se+ara selektif. &eknik ini lebih 6urah,
ra6ah lingkungan dar sesuai dengan konsep
pertanian 7ang berkesina6bungan. Dala6 tulisan ini dibahas tentang geneti+ host
resistan+e dar pe6anfaatann7a.
2%&$'&
P$%"&E ')N&$)! 2 &"!";"NG GENE&"' ()%&
8/19/2019 tren isuue.docx
2/53
s a tropi+al +ountr7, "ndonesia is a fa8orable en8iron6ent for the de8elop6ent of
8arious spe+ies of parasites,
+onse=uentl7 parasites be+o6e one of biologi+al +onstraints that is di>+ult to
o8er+o6e, parti+ularl7 in traditional li8esto+k
far6ing?s. &he +on8entional parasite +ontrol te+hni=ue has not been su++essfull7
i6ple6ented in traditional fanning as it
re=uires +apital support, whi+h is una@ordable b7 s6all-s+ale far6ers. Nowada7s,
the +on8entional +ontrol te+hnologies for
so6e parasites are +onsidered to be une+ono6i+al b7 se8eral +ountries. )ther
reasons are the de+rease of the e+ono6i+ 8alue of
+ertain li8esto+k produ+ts, the appearan+e of anthel6inti+ resistan+e proble6s, and
the o++urren+e of en8iron6ental pollution
due to the utilization of +he6i+als and drugs. &he7 then shift to geneti+ host
resistan+e approa+h . "n "ndonesia, the approa+h on
parasite +ontrol based on geneti+ host resistan+e 6a7 be used as an alternati8e
te+hni=ue whi+h is based on the geneti+ host
resistan+e is appli+able at least as one of alternati8e te+hnologies in +ontrolling
parasites sele+ti8el7 . &his te+hnolog7 is +heaper,
en8iron6entall7 a++eptable, and in line with the sustainable agri+ulture +on+ept.
&he 6e+hanis6s of the geneti+ host resistan+e
and its appli+ation in the Aeld are brieB7 dis+ussed in this paper.
*e7 words: Geneti+ host resistan+e, parasite, +ontrol
PEND(!N
Pengendalian parasit di lapangan 6asih belu6
lazi6 dilakukan oleh peternak di "ndonesia, hal ini
disebabkan antara lain : C1< "kli6 "ndonesia 7ang tropis
sangat +o+ok untuk perke6bangan berbagai spesies
parasit C< %iste6 peternakan 7ang 6asih tradisional
7ang berupa peternakan berskala ke+il dengan
teknologi 7ang tradisional pula, tidak ada input 6odal
8/19/2019 tren isuue.docx
3/53
7ang 6e6adai untuk pengendalian parasit C3< Populasi
ternak 7ang relatif ke+il 6en7ebar 6engikuti
pen7ebaran petani di daerah 7ang sangat luas, sehingga
pengendalian parasit se+ara 6asal bila dilakukan sangat
tidak ekono6is serta C4< *e6a6puan dana indi8idu
peternak 7ang le6ah, sehingga tidak 6a6pu
6e6bia7ai pelaksanaan pengendalian parasit,
sedangkan dana pe6erintah 7ang sangat terbatas
terpaksa diprioritaskan untuk pengendalian pen7akit
7ang 6en7ebabkan kerugian lebih besar atau pen7akit
pen7ebab wabah.
Di sisi lair penge6bangan teknologi pengendalian
pen7akit u6u6n7a teknologi adaptif dari luar 7ang
berorientasi pada teknologi 6odern, atau teknologi
7ang dike6bangkan di dala6 siste6 peternakan 7ang
berskala besar baik 7ang bersifat intensif, se6iintensif
ataupun ekstensif dengan pola 6ana9e6en 7ang
berorientasi pada keuntungan . %ebagai +ontoh
pengendalian ne6atodiasis dengan ko6binasi antara
6ana9e6en pengge6balaan dan pe6berian obat +a+ing
7ang dianggap berhasil di negeri asaln7a, di "ndonesia
teknik tersebut tidak sepenuhn7a digunakan oleh
peternak se+ara u6u6. lasann7a ialah karena siste6
berternak do6ba/ka6bing kita dengan +ara
6enggunakan kandang panggung dan diberi6akan di
kandang telah dapat 6engatasi 6asalah ne6atodiasis
8/19/2019 tren isuue.docx
4/53
se+ara ekono6is .F$&;) .ol 14 No . 4 &h. 4
Pengendalian parasit di negara 6a9u terus
berke6bang 6engikuti perke6bangan za6an, sebagai
+ontoh pengendalian ne6atodiasis di ustralia . %a6pai
dengan tahun 15an pengendalian pen7akit parasit
gastrointestinal ber9alan dengan sangat efektif dengan
6enggunakan teknik 7ang berbasis pada pe6berian
obat +a+ing se+ara strategis dan taktis diko6binasi
dengan dasar-dasar epide6iologi 7ang sesuai ter6asuk
pengge6balaan bergilir CD%(, 1H< . %e9ak tahun
15-an itu perdagangan wool dunia 6ulai 6enurun
karena ti6buln7a persaingan wool sintetis, dan sa6pai
pun+akn7a pada tahun 1I-an di6ana pada waktu itu
harga wool dunia 9atuh . 2en+ana ekono6i tersebut
telah 6en7adarkan para produsen wool untuk
6engeAsiensikan produksin7a, tindakan tersebut
dilakukan antara lain dengan 6engurangi bia7a
produksi . *eadaan tersebut dita6bah dengan ti6buln7a
isu resistensi obat +a+ing dan polusi lingkungan sebagai
akibat pe6akaian bahan ki6ia dan obat-obatan di
bidang peternakan telah 6endorong/6e6oti8asi para
ahli untuk 6en+ari +ara pengendalian pen7akit se+ara
non-+he6otherapeuti+ . khirn7a seleksi ternak se+ara
geneti+ host resistan+e terhadap beberapa 9enis parasit
dianggap lebih 6urah dan ra6ah lingkungan, dan
se9alan dengan trend baru tentang pertanian 7ang
8/19/2019 tren isuue.docx
5/53
sustainable. Dewasa ini geneti+ host resistan+e
terhadap parasit telah 6asuk sebagai salah satu faktor
di dala6 progra6? seleksi do6ba pe9antan untuk
penangkaran di %elandia 2aru dan ustralia C%FN et
al ., 1< .
&eknologi pengendalian parasit di negara lain
berke6bang terus, di peternakan kita tetap statis . 0adi
teknologi bagai6ana 7ang sebenarn7a +o+ok untuk
pengendalian parasit di dala6 siste6 peternakan kita
seperti sekarang, 7ang pasti belu6 ada 9awabann7a .
Falaupun kita sa6a-sa6a tahu bahwa usaha ke arah
itu telah ban7ak dilakukan antara lain dengan 6en+ari
obat +a+ing alternatif 7ang 6urah, 6e6buat 8aksin,
6enge6bangkan teknik pengendalian parasit se+ara
biologis dst ., tetapi hasiln7a belu6 6e6adai ..
&eknologi pengendalian parasit di lapangan 7ang
efektif serta data pendukungn7a perlu terus dika9i dan
dilengkapi, teruta6a data tentang pengaruh ekono6i
kehadiran parasit terhadap ternak, teknologi 7ang
paling ekono6is, dan ke6ungkinan kita dapat
6e6anfaatkan geneti+ host resistan+e untuk
6engurangi da6pak negatif dari keberadaan parasit
tertentu . Pe6anfaatan geneti+ host resistan+e di dala6
pengendalian parasit telah la6a dikenal di dunia,
seperti pe6ilihan bangsa hewan 7ang
tr7panotoleran+e, bangsa hewan 7ang toleran terhadap
8/19/2019 tren isuue.docx
6/53
hae6on+hosis, re8olusi penggantian bangsa sapi 2os
taurus dengan persilangan antara 2os indi+us dan 2os
taurus di ustralia bagian tropis dala6 rangka
pengendalian +aplak dan ti+k fe8er diseases pada tahun
1I-an . Dala6 tulisan ini di+oba dibahas se+ara
u6u6 pengertian dasar dan pe6anfaatan geneti+ host
resistan+e dan ke6ungkinan pe6anfaatann7a di
"ndonesia.
Jas+iolosis
$&" E*)N)" "NJE*%" P$%"&
Di negara tropis seperti "ndonesia parasit 6asih
6erupakan kendala biologis penting, dengan kerugian
7ang diti6bulkan antara lain berupa gangguan
reproduksi, ter9adin7a ke6atian, bia7a pengendalian
7ang harus dikeluarkan, penurunan bobot badan,
pertu6buhan terla6bat dan kerusakan organ/kulit .
*erugian akibat adan7a infeksi parasit pada ternak di
"ndonesia baru sedikit 7ang telah din7atakan se+ara
kuantitatif, sedangkan sebagian besar han7a din7atakan
dala6 bentuk ge9ala klinis Ckurus, kerdil, pin+ang, dst .< .
2eberapa kerugian akibat infeksi pen7akit parasit
antara lain :
(asil penga6atan di 31 lokasi di "ndonesia
disi6pulkan bahwa kerugian akibat infeksi fas+iolosis
pada sapi dan kerbau dala6 bentuk kekurusan dan
daging 7ang diakkir ditaksir 6en+apai
8/19/2019 tren isuue.docx
7/53
4 . .-I. . kg daging/tahun atau kalau di
taksir pada waktu sekarang 6en+apai 4 ..-
I . . $p.4 ./kg K $p. 1 . . . - $p.
H. . ./tahu n CEDNE dan '(!"%, 1< .
2ahkan 6enurut laporan Dit9ennak kerugian akibat
fas+iolosis tersebut 6en+apai $p. 513, 6il7ar/tahun
CN)N")%, 1< . (asil sur8ai di 5 $P( di Pulau
0awa, dari seban7ak 5 ekor sapi dan 5 ekor kerbau
7ang dipotong di 6asing-6asing $P( 6enun9ukkan
bahwa infeksi rata-rata fas+iolosis adalah sebesar
,4L dengan bagian hati 7ang diafkir adalah rata-rata
sebesar ,3 kg/ekor Cdari hewan 7ang positif fas+iolosis<
C*%"($D0 dan P$&)&)), 1I1, tidak
dipublikasi< . (asil penelitian terakhir 6enun9ukkan
bahwa dari HI ekor sapi 7ang dipotong di $P( 0akarta
6enun9ukkan 4,4L positif +a+ing di dala6 hati dan
5,L positif telur di dala6 fesesn7a CE%&N"NG%"( et
al ., < . Pern7ataan sebagian pakar peternakan 7ang
6en7atakan bahwa fas+iolosis pada do6ba/ka6bing
tidak penting perlu diperti6bangkan ke6bali . %ebagai
+ontoh ter9adin7a wabah fas+iolosis pada suatu pro7ek
purnawirawan $", di Gunung %anggabuana, Garut .
Pada waktu itu diternakkan 5 ekor do6ba Garut
dengan siste6 ran+h Cdilepas< di bekas perkebunan teh
pada za6an 2elanda . Pada awaln7a do6ba tu6buh
dengan baik, dan sangat sehat . *ira-kira bulan
8/19/2019 tren isuue.docx
8/53
ke6udian ter9adi wabah pen7akit, ha6pir se6ua hewan
na6pak pu+at Ckelopak 6ata kuning
8/19/2019 tren isuue.docx
9/53
darahn7a pasti positif &. e8ansi, diduga ke9adian infeksi
ganda antara &. e8ansi dan skabies karena ter9adin7a
feno6ena i6unosupresi oleh infeksi &. e8ansi atau
skabies CP$&)&)), 15< .
Ne6atodiasis
Ne6atodiasis 6erupakan kendala uta6a ternak
do6ba dan ka6bing. Penurunan bobot badan akibat
serangan ne6atodiasis di 0awa 2arat 6en+apai 3HL
dengan tingkat 6ortalitas 1IL C2E$"0 dan
%&EEN%)N, 1H< . *e6atian do6ba 7ang dipelihara
se+ara ekstensif di bawah kebun karet di 0awa 2arat
6en+apai HL karena ne6atodiasis dan lebih dari 5L
do6ba tua dan 6uda 6enderita ane6ia CD"F"N&
dan %"'$%"(, 1< . %edangkan do6ba 7ang
dipelihara se+ara ekstensif di daerah 7ang padat ternak
di 0awa 2arat 6enun9ukkan dera9at infeksi 6en+apai
1L, ternak 6uda C bulan< lebih peka dengan
dera9at infeksin7a lebih parah dibanding dengan do6ba
dewasa, lebih dari 5L dari populasi di daerah ini
6enderita ne6atodiasis dera9at sedang sa6pai parah
C%($D)N) et al ., < .
skariasis pada babi
Di daerah-daerah di6ana babi diternakkan se+ara
tradisional belu6 pernah dilakukan e8aluasi se9auh
6ana askariasis 6engha6bat pertu6buhan, karena
pen7akit +a+ing ini sangat 6engganggu pertu6buhan
8/19/2019 tren isuue.docx
10/53
1
%&"0)N) P$&)&)): Pengendalian Parasit dengan Geneti+ (ost $esistan+e
tanpa ada ge9ala klinis 7ang n7ata . %ebagai +ontoh,
sewaktu 2alit8et 6engadakan u9i obat 'on+urat
C2a7er< pada suatu peternakan babi di Depok
6endapatkan hasil 7ang 'ukup 6enge9utkan . ? Pada
awaln7a babi na6pak sehat dan tidak terlalu kurus,
ke6udian sore diberi obat, hasiln7a besok pagi di lantai
kandang dite6ukan ban7ak +a+ing 6ati berserakan
7ang sangat 6en9i9ikkan . %ehingga pada waktu itu
diasu6sikan bahwa peternakan tersebut bukan beternak
babi tetapi berternak +a+ing CP$&)&)), 1I, tidak
dipublikasi< . Dala6 hal ini di7akini adan7a kerugian
terse6bun7i didala6 peternakan babi tradisional 7ang
belu6 pernah diteliti .
'aplak
Di sebuah ran+h di %ubang Cbekas perkrbunan
karet
8/19/2019 tren isuue.docx
11/53
6asalah +aplak 7ang tidak teratasi CP$&)&)),
1H, tidak dipublikasi< . 0adi +aplak pada sapi 7ang
dipelihara di dala6 ran+h tetap 6erupakan an+a6an
teruta6a,bagi eoti+ breed.
Neoaskariasis
Pada peternakan tradisional di daerah ende6ik
diduga neoaskariasis CNeoas+aris 8ituloru6< sangat
6engha6bat pertu6buhan ternak sapi/kerbau pada
awal pertu6buhan, sehingga pada 6asa dewasa tidak
akan 6en+apai bobot badan seperti 7ang diharapkan .
"nfeksi ter9adi pada ternak sapi dan kerbau pada u6ur
s/d bulan, dua kasus dite6ukan pada anak sapi di
lapangan 7akni satu kasus di 2an9ar6asin dan satu
kasus di %urade, %ukabulni, pada waktu itu di lapangan
terlihat anak sapi sedang buang kotoran 6en+ret,
bersa6a itu keluar +a+ing N. 8ituloru6 . *edua anak
sapi terlihat sangat kurus, pantatn7a kotor dan na6pak
bulun7a kusa6 CP$&)&)), 1HH, tidak
dipublikasi
8/19/2019 tren isuue.docx
12/53
&engah dan 0awa &i6ur 7ang sa6pai saat ini belu6
dapat diatasi .
Pen7akit lain 7ang isun7a pernah 6enon9ol
*askado
Pada tahun 1I ada laporan dari %u6atera 2arat
bahwa telah ber9angkit pen7akit baru di ahat,
kabupaten !i6a Puluh *ota ialah pen7akit luka pada
kaki/kuku akibat introduksi bibit padi 8arietas unggul
P25 dan P2H . (asil penga6atan 2alai Penelitian
eteriner 6enun9ukkan bahwa pen7ebab pen7akit
kaskado adalah 'a+ing %tephanoAlaria spp . dengan
+iri-+iri : 'a+ing 9antan pan9ang -3,1 66, lebar I,-
p6, ekor lengkung ke arah 8entral di6ana terdapat
anus, pan9ang spikulu6 besar 45,5-5I,H p6 dan
spikulu6 ke+il 13-3H, g6. 'a+ing betina pan9ang
,5- 66, lebar 145,-1 p6, 9arak anus-u9ung ekor
,H-,I g6, 9arak 8ul8a u9ung anterior I,- Ot6,
8agina berbentuk tabung dan berdinding tebal . Dari
+iri-+iri tersebut disi6pulkan bahwa %tephanoAlaria
spp . dari daerah ahat ini se+ara 6orfologi lebih dekat
dengan %. kaeli 7ang terdapat di ata7sia dibanding %.
dedoesi 7ang telah dilaporkan ?terdapat di daerah
inahasa CP$&)&)), 1II, tidak dipublikasi< .
&ri+ho6oniasis
Pada 1II ""irektorat 0enderal Peternakan
6enduga bahwa tri+ho6oniasis adalah pen7ebah
8/19/2019 tren isuue.docx
13/53
rendahn7a tingkat reproduksi ternak sapi di "ndonesia
teruta6a sapi perah . (asil e8aluasi lapang oleh 2alai
Penelitian eteriner 6enun9ukkan bahwa dari se6ua
pe9antan sapi perah 7ang diperiksa di 0awa han7a satu
di Pasuruan positif &ri+ho6onas foetus, 7aitu
perneriksaan pada H pril 1II . *esi6pulann7a ialah
tidak benar bahwa tri+ho6oniasis sebagai pen7ebab
rendahn7a reproduksi pada sapi, karena dari hasil
pe6eriksaan pe9antan di 0awa dan %u6atera, han7a
terdapat satu pe9antan J( CGrati< positif tri+ho6oniasis
7akni di Pasuruan CP$&)&)) et al., 1II< .
$E%"%&EN
%e9u6lah istilah telah digunakan di bidang
pen7akit untuk 6elukiskan interaksi antara agen
pen7akit dengan ternak, antara lain resistan+e
Cresisten
8/19/2019 tren isuue.docx
14/53
infeksi +a+ing berat tetapi kondisin7a baik . tau dapat
dikatakan bahwa ternak 6erespon da6pak buruk 7ang
diti6bulkan oleh adan7a infeksi parasit 6elalui
resistan+e/sus+eptible atau toleran+e/resilien+e . 0adi
resistan+e/sus+eptible ialah respon ternak sebagai
usaha untuk 6e6ini6alisasi perke6bangan parasit di
dala6 tubuh, sedangkan toleran+e/resilien+e ialah
ke6a6puan ternak untuk 6e6ini6alisasi pengaruh
buruk dari parasit terhadap produksi ternak . Do6ba
dengan resilien+e tertinggi 6enun9ukkan depresi
produksi terendah . $esilen+e se+ara kuantitatif dapat
diukur 6isaln7a dengan perta6bahan bobot badan,
perta6bahan produksi wool, akan tetapi hal ini
bukanlah hal 7ang 6udah. *arena untuk 6engukur
bobot badan akibat infeksi parasit sa9a 6isaln7a
diperlukan angka bobot badan kalau diinfeksi dan
kalau tidak diinfeksi atau harus tahu le8el produksi
7ang diinfeksi dan 7ang tidak CF))!%&)N dan ED,
15< . $esilien+e berkorelasi se+ara genetik dengan
resistan+e dari tingkat sedang hingga tinggi C,5
,3< tetapi heretabilit7-n7a rendah C,H ,I<
CF*E!"N, 1< .
$esisten dapat dideAnisikan dengan +ara lain
sebagai berikut :
1 . &erpak dikatakan resisten terhadap suatu pen7akit
apabila ternak tersebut 6endapat infeksi tidak
8/19/2019 tren isuue.docx
15/53
6engakibatkan sakit karena agen pen7akit tidak
dapat bertahan hidup di dala6 kondisi lingkungan
induk se6ang 7ang tidak sesuai C$N&%E,
1H< atau agen dapat bertahan hidup tetapi tidak
berakibat ter9adin7a gangguan produksi . $esisten
bentuk ini dikenal 9uga dengan na6a resisten ala6i
atau resisten non-spe+iA+.
. &ernak sebenarn7a peka terhadap pen7akit, tetapi
setelah ternak 6endapat infeksi, ke6udian ter9adi
6ekanis6e reaksi bawaan Cinnate< dari resisten
C6isaln7a 6ekanis6e inBa6asi akut< sehingga
akhirn7a agen pen7akit tidak dapat bertahan hidup .
aka dala6 hal ini ter9adilah apa 7ang disebut
resisten bawaan C%&E$ dan F*E!"N, 1H< .
3 . &ernak sebenarn7a peka, tetapi setelah 6endapat
infeksi ke6udian ter9adi proses hubungan antara
hospes-parasit sehingga terbentuk respon kebal
7ang adapti8e atau disebut 9uga respon kebal
perolehan Ca+=uired< . $esisten bentuk dan 3 ini
adalah bersifat antigen spe+iA+ dan 6elibatkan
sebagian atau se6ua unsur-unsur 6ekanis6e
kekebalan seperti antibod7, &-!76pho+7tes dan
i66une 6ediated i6Ba66ator7 responses
C%!!!E$, 1H< .
1 314
%&"0)N) P$&)&)) : Pengendalian Parasit dengan Geneti+ (ost $esistan+e
8/19/2019 tren isuue.docx
16/53
$"%" $E%"%&EN%" GENE&"* "NNG
Di dala6 kehidupan sehari-hari dapat dilihat
bahwa 6asing-6asing spesies hewan atau tana6an
6e6pun7ai da7a resistensi 7ang berbeda terhadap
infeksi pen7akit 7ang sa6a, bahk-,6 satu indi8idu di
dala6 satu spesies 6ungkin resisten terhadap suatu
pen7akit 7ang 6ungkin bagi indi8idu lain dala6
spesies 7ang sa6a pen7akit tersebut bersifat
6e6atikan C%&E$ dan F*E!"N, 1H< . pabila
se9u6lah ternak dilepas di suatu daerah 7ang terinfeksi
parasit, 6aka akan ter9adi 8ariasi respons 6asing6asing indi8idu terhadap pen7akit
tersebut, 8ariasi
tersebut dapat berupa perbedaan beratn7a ge9ala klinis,
6ortalitas, 6orbiditas, la6a sakit dst . ariasi respons
ini ter9adi karena adan7a 8ariasi da7a resistensi di
antara ternak tersebut . ariasi resistensi terhadap
pen7akit telah dikenal se9ak per6ulaan abad , dan
dewasa ini telah dikenal adan7a 8ariasi resistensi
terhadap pen7akit, baik di antara 6aupun di dala6
bangsa sapi, a7a6, do6ba, ka6bing dan babi C)FEN
dan QJ)$D, 1< . ariasi resistensi 6ekanis6en7a
berbasis pada sifat genetik, dan dapat dibuktikan lewat
obser8asi, hasil seleksi dan studi laboratoriu6 .
%ebagai6ana din7atakan oleh F*E!"N dan
2!'*FE!! C1,HH
8/19/2019 tren isuue.docx
17/53
sebagai sifat 7ang do6inan. %ebagai +ontoh sifat
resisten pada ternak 7ang diturunkan se+ara genetik
antara lain adalah koksidiosis pada a7a6 C2%&ED
et al ., 11
8/19/2019 tren isuue.docx
18/53
burden< dan/atau kehilangan produksi Cprodu+tion
loss< . 'ontoh beberapa indikator resisten 7ang
sederhana 7ang telah diu9i se+ara praktek dan di dala6
penangkaran per+obaan adalah infeksi +a+ing atau host
wor6 burden C"'
8/19/2019 tren isuue.docx
19/53
eosinoAl 7ang tinggi C%&E$ dan $$, 14< .
(asil u9i tantang pada do6ba persilangan antara
erino dan "&& dengan J. giganti+a 6enun9ukkan
bahwa le8el eosinoAl berkaitan erat dengan feno6ena
resisten CF"D00N&" et al., < . &etapi le8el
eosinoAl tersebut 6e6pun7ai korelasi 7ang tidak
konsisten dengan 9u6lah +a+ing 7ang dite6ukan di
dala6 hati waktu dipotong . !e8el eosinoAl berkorelasi
terbalik Cnegatif< dengan JE' pada do6ba $o6ne7s
%elandia 2aru 7ang diinfeksi dengan &. +olubrifor6is
C2DD!E et al., 1< . %edangkan pendapat 7ang
berbeda 6en7atakan bahwa tidak ada perbedaan
9u6lah eosinoAl 7ang signiAkan antara do6ba 7ang
peka dan resistensi 7ang diinfeksi dengan (ae6on+hus
+ontortus CG"!!, 11< dan perbedaan korelasi antara
eosinoAlia dengan 9u6lah parasit atau 9u6lah telur
+a+ing tidak konsisten tergantung 9enis parasitn7a
CPEN&(NE$ et al., 15< . !e8el eosinoAl bukanlah
suatu indikator 7ang baik untuk penduga 9u6lah wor6
re+o8er7 C2E( dan DD)Q, 1< .
Jae+al egg +ount CJE'<
JEG +ukup baik sebagai indikator dera9at infeksi
parasit di dala6 tubuh hewan. &eknik ini 6urah dandapat diper+a7a, tidak
dipengaruhi oleh 8ariasi 8ulu6e
dan konsistensi feses, highl7 repeatable dan ada
korelasi negatif antara-JE' dengan produksi wool dan
pertu6buhan pada do6ba $o6ne7s C'EFN et al .,
8/19/2019 tren isuue.docx
20/53
1 ()F%E et al ., 1< . %edangkan pendapat lain
7ang bertentangan 6en7atakan bahwa JE' tidak
berkorelasi berlawanan,Cnegatif< dengan produksi wool
dan pertu6buhan pada do6ba erino dan $o6ne7s
CF))!%&)N, 1 !2E$& et al., 1H 2*E$ et
al ., 1 2"%%E& et al.9 1-< .S
-
-
Dera9at ane6ia dite.tapkan berdasarkan nilai P'.
%elain dari itu dera9at ane6ia dapat ditetapkan se+ara
klinis dengan +ara 6e6eriksa 6e6brane ni+titant
6ata. Di frika, apabila seekor do6ba terinfeksi oleh
(. +ontortus berat biasan7a selaput +on9un+ti8a
na6pak pu+at, dan 9ika P'n7a diperiksa biasan7a
bernilai 1L. Dikatakan bahwa P' sebagai
indikator adalah diturunkan dan berkorelasi tinggi
dengan infestasi +a+ing (. +ontortus C2E( dan
DD)Q, 1< .
ndbodi
F$&;) ot. 14 No . 4 &h. 14
Pada do6ba $o6ne7s 7ang diketahui resisten
terhadap &. +olubrifor6is le8el "gG 1 berkorelasi positif
dengan JE' Cr K ,5 untuk total antibodi dan r K ,35
untuk "gG 1< . $espon "gG 1 dan "g di dala6 darah
pas+ainfeksi dengan (. +ontortus se+ara signiAkan
lebih tinggi pada do6ba 7ang resisten dibandingkan
8/19/2019 tren isuue.docx
21/53
dengan do6ba 7ang tidak . %e6entara itu, respon "g di
dala6 feses sepan9ang 6asa infeksi lebih tinggi se+ara
signiAkan pada do6ba 7ang resisten, sedangkan respon
"gG1 di dala6 feses lebih tinggi se+ara signiAkan pada
do6ba 7ang resisten antara hari ke 4-31 hari pas+a
infeksi CG"!! et al., 13< .
ntuk 6enetapkan sesuatu dapat digunakan
sebagai indikator fenotipik/genotipik perlu diadakan
studi tentang 6ekanis6e ter9adin7a resistensi .
*eban7akan studi 6ekanis6e resistensi han7a besifat
parsial sa9a atau tidak ko6plit, sehingga ban7ak hasil
7ang baik, na6un ketika studi dilan9utkan tern7ata
hasil 7ang diperoleh han7a Mhubungan interaktif 7ang
ko6plek antara ternak dengan parasitM. %ebagai +ontoh
7ang baik adalah hubungan interaktif antara Bee+e rot
dan foot rot pada do6ba. *enaikan tingkat resistensi
terhadap Bee+e rot u6u6n7a se+ara genetik
berhubungan dengan penurunan warna wool gras7,
berkurangn7a 8ariasi dia6eter bulu, 6eningkatn7a
kandungan lilin, dan berta6bah pan9angn7a bulu . kan
tetapi hal tersebut tern7ata 6e6pun7ai korelasi genetik
7ang sangat terbatas, dan tidak satu pun sifat bawaan
7ang telah dapat diidentiAkasi bertanggung 9awab atas
ter9adin7a resistensi terhadap foot rot . 2an7ak 8ariabel
7ang berhubungan dengan resistensi sewaktu diadakan
u9i tantang tern7ata berubah, teruta6a sela6a proses u9i
8/19/2019 tren isuue.docx
22/53
tantang berlangsung, sehingga sulit 6endapatkan
6ekanis6e resistensi pada beberapa sifat bawaan
karena perubahan 8ariabel didala6 perke6bangan
pen7akit C$D% dan &()$N2E$$, 1HH< .
"ndikator fenotipik untuk sifat bawaan dapat
dipakai sebagai penduga adan7a sifat resisten sela6a
hidup ternak, akan tetapi korelasi genetik harus Oh duga
dari ta6pilan Cperfor6an+e< progen7n7a . *orelasi
genetik 6enun9ukkan se9auh 6ana rentangan pengaruh
gen terhadap indikator sifat bawaan 7ang 9uga
6e6pengaruhi resistensi terhadap suatu pen7akit .
Perkiraan korelasi genetik adalah penting untuk 6enilai
kela7akan Csuitabilit7< dari indikator sifat bawaan
sebagai kriteria seleksi didala6 progra6 penangkaran .
(an7a sa9a esti6asi korelasi genetik adalah 6ahal dan
sulit untuk didapatkan, sehingga tidak praktis untuk
6enge8aluasi se6ua indikator sifat bawaan 7ang
6ungkin dapat dipakai/tidak di dala6 progra6
penangkaran.
N&(E!"N&"' $E%"%&N'E
%train &ri+hostrong7lids 7ang resisten terhadap
anthel6inti+ resistan+e dapat dipandang sebagai
e+ot7pes baru 7ang berke6bang didala6 6erespon
perlakuan 6anusia terhadapn7a Cpe6berian obat< .
%alah satu +iri uta6a dari sifat anthel6inti+ resistan+e
adalah Minherited? . (al ini dapat dikatakan bahwa
8/19/2019 tren isuue.docx
23/53
+a+ing telah 6e6anipulasi sifat genetikn7a sendiri
se+ara lebih efektif didala6 6erespon perlakuan
6anusia, sehingga berakibat ti6buln7a suatu keadaan
Mde+ontrolM terhadap parasit dibanding usaha para ahli
genetik untuk M6engontrolM 6ereka . Populasi genetik
dari %trong7lids 7ang anthel6inti+ resistan+e
6erupakan salah satu hal 7ang telah dianggap penting
di dala6 bidang penelitian . %ehingga tin9auan
pengendalian +a+ing ini 7ang dikaitkan dengan sifat
genetikan7a dianggap belu6 lengkap kalau tidak
6en7ebut faktor Manthel6inti+ resistan+e allelesM
dala6 populasi +a+ing ini pada ru6inansia C!E 02$E
et al., 1I, disitasi oleh !E 02$E, 1H
8/19/2019 tren isuue.docx
24/53
$espon i6unologi 7ang 6erupakan 6anifestasi
reaksi siste6 kekebalan tubuh terhadap 6asukn7a
benda asing adalah suatu feno6ena biologi 7ang
ko6pleks dan unik 7ang se+ara: garis besar telah
dilukiskan antara lain oleh &";$D C1HI< . pabila
tubuh ke6asukan benda asing 6isaln7a protein atau
antigen C8irus, bakteria, parasit
8/19/2019 tren isuue.docx
25/53
antigen presenting +ells C6a+rophages, dendriti+ +ells
3rd
'"
ntigen eli6ination
stop
Ga6bar 1 . $espons i66unologi
dan !angerhans +ells< dikendalikan oleh protein 7ang
terdapat pada per6ukaan 2-+ells dan antigen
presenting +ells dan disebut sebagai M+lass 11
histo+o6patibilit7 antigenM . *edua histo+o6patibilit7
antigen tersebut dikendalikan oleh gen 7ang letakn7a
berdekatan di dala6 satu kro6oso6. Gen-gen ini
6e6bentuk suatu ko6pleks gen 7ang disebut M6a9or
histo+o6patibilit7 +o6ple C('
8/19/2019 tren isuue.docx
26/53
6e6pun7ai (' antigen 7ang identik, 9adi +7totoi+
C&HT< &-+ells han7a dapat 6e6bunuh target-+ells 7ang
6e6pun7ai +lass " (' antigen pada 6e6brann7a,
sedangkan helper C&4T< &-+ells han7a akan
6enggertak ter9adin7a respon i6un pada plas6a +ells
bila plas6a +ells pun7a +lass "" (' antigen pada
6e6brann7a C&";$D, 1HI< .ntigen
dari single 6ole+ule protein C6akro
6olekul<
tidak han7a 6enghasilkan single antibod7
tetapi
ban7ak
.
akro 6olekul 6e6pun7ai beberapa
epitopes
atau antigeni+ deter6inants
.
pabila hewan
ke6asukan
antigen, 6aka hewan akan bereaksi
6e6bentuk
antibodi han7a terhadap epitope sa9a,
sehingga
sebagian besar dari 6olekul adalah nonantigenik.
(ewan 7ang berbeda 6ungkin bereaksi
se+ara
8/19/2019 tren isuue.docx
27/53
berbeda pula terhadap epose protein 7ang
sa6a.
%eleksi epitope oleh siste6 kekebalan
dikendalikan
oleh gen-gen 7ang dikenal dengan na6a
Mi?66une
response genesM
.
Gen-gen ini terletak pada
per6ukaan
sel siste6 i6un dan disebut sebagai M+lass
(
histo+o6pabilit7 antigen M C&";$D, 1HI<
.
%elain
6engendalikan kekebalan, gen 9uga
berfungsi
6engatur intensitas per9alanan pen7akit
.
"ntensitas
s+histoso6iasis pada 6anusia dikendalikan
oleh
6a9or gene C$UE& et al
,.
1
8/19/2019 tren isuue.docx
28/53
sebagai hal penting didala6 6engendalikan
infeksi
dan perke6bangan pen7akit selan9utn7a
.
2iasan7a
kita 6enduga bahwa ge9ala pen7akit
7ang
kuat disebabkan oleh strain atau infeksi 7ang
berat,
tetapi ken7ataan 6e6buktikan bahwa per9alanan
pen7akit
6asih ditentukan oleh faktor lain 7aitu
kepekaan
atau kekebalan indi8idu
.
(asil penelitian
6enun9ukkan
adan7a +odo6inant 6a9or gene 7ang
6engendalikan
intensitas infeksi %+histoso6a 6ansoni,
gen
tersebut diberi na6a 6ansoni 1
C%1
8/19/2019 tren isuue.docx
29/53
penduduk
2rasil dari 11 keluarga
.
Dengan segregation
dan
linkage anal7sis akhirn7a diketahui bahwa han7a
ada
satu faktor 7ang terkait dengan +hro6oso6e region
5g3l-=33
7aitu intensitas pen7akit
.
enurut
$)D$"UE%
et al
.
C1< interleukine-5 C"!-5< adalab
horrnon
7ang 6enentukan reaksi dan intensitas respon
dari
host terhadap infeksi 6elalui siste6 i6un,
sehingga
siste6 i6un selan9utn7a 6engatur
eosinopoiesis,
eosinophil 6aturation dan a+ti8ation,
dan
produksi "g
8/19/2019 tren isuue.docx
30/53
.
1!-5 diproduksi oleh &-l76pho+7te
dan
eosinoAl sebagai 6ediator respon i6unologi, dan
berperan
didala6 pertahanan tubuh 6anusia terhadap
berbagai
infeksi patogen seperti +a+ing dan berbagai
organis6e
pen7ebab infeksi usus saluran
pernafasan .
*enaikan "!-5 berakibat ter9adin7a kelainan
patologis
seperti os6o- dan h7pereosinophili+ s7ndro6e,
kerusakan
9aringan 7ang lebih hebat karena infeksi,
6enurunkan
ke6a6puan host untuk 6elawan infeksi
.
Dengan
6enganalisa "!-5 7ang diproduksi oleh sel-sel
6ononu+lear
sel-sel darah setelah diadakan resti6ulasi
in
8itro dengan etra+t s+histo6ule soni+ate C%%< dan
&-l76pho+7te
8/19/2019 tren isuue.docx
31/53
6itogen C"&-5
8/19/2019 tren isuue.docx
32/53
.
pabila toleran+e ter9adi karena
induksi
antigen dala6 dosis rendah 6aka supressor &+ells
7ang akan 6endapat sti6ulus, akan tetapi apabila
induksi
antigen dala6 dosis tinggi 6aka akibatn7a
rea+ti8e
&-+ells akan kehilangan fungsin7a dan
ter9adilah
toleran+e
.
*edua 9enis toleran+e tersebut
akan
berangsur-angsur hilang apabila induksi antigen
berhenti .
Pada hal induksi antigen 7ang terus-6enerus
dala6
waktu 7ang la6a, akan ter9adi toleran+e sa6pai
waktu
7ang tidak terbatas C&";$D, 1HI<
.
GENE&"'
()%&$E%"%&N'E D!
P$*&E*
Di
8/19/2019 tren isuue.docx
33/53
beberapa negara pengendalian parasit dengan
geneti+
host resistan+e telah diteri6a 6en9adi salah
satu
teknik 7ang dianggap 6urah, ra6ah lingkungan
dan
se9alan dengan konsep pertanian 7ang
berkesina6bungan
Csustainable agri+ulture<
.
%ebagai
+ontoh
beberapa penerapan geneti+ host resistan+e di
lapangan
adalah sebagai berikut
:
Pengendalian
+aplak dan ti+k borne diseases
Dahulu
sapi-sapi 7ang dipelihara di daerah tropis
bagian
utara ustralia selalu 6endapat serangan +aplak
2oophilus
6i+roplus 7ang berat
.
2erbagai teknik
8/19/2019 tren isuue.docx
34/53
dengan
bia7a 7ang tidak sedikit digunakan setiap tahun
untuk
6engatasi +aplak, tetapi hasiln7a sangat tidak
6e6uaskan .
Para peneliti 6ene6ukan bahwa sapi-sapi
7ang
6endapat infeksi +aplak te67ata 6e6berikan
respon
i6unologi, dan selan9utn7a sapi-sapi 7ang
6a6pu
6erespon gigitan +aplak dengan 6enun9ukkan
infestasi
+aplak dengan 9u6lah 7ang ke+il dianggap
sebagai
hewan 7ang resistensi
.
tas dasar sifat tersebut
selan9utn7a
diketahui bahwa ada 8ariasi 9u6lah +aplak
di
antara 6aupun di dala6 satu bangsa sapi dala6 satu
daerah
ende6ik 7ang sa6a
.
tas dasar sifat-sifat
8/19/2019 tren isuue.docx
35/53
tersebut
akhirn7a geneti+ host resistan+e digunakan
sebagai
dasar progra6 pengendalian terpadu +aplak di
ustralia
CP)FE!!, 1II<
.
*ontribusi geneti+ host
resistan+e
untuk pengendalian 2
.
6i+roplus di6ulai
pada
1Ian, 7akni dengan pola perubahan struktur
bangsa
sapi dari 7ang se6ula berdarah Eropa 7ang
peka
6en9adi sapi berdarah Eropa dan ;ebu
kebal.
tau dengan 6enghwinkan sapi darah Eropa
7ang
peka terhadap +aplak dengan ;ebu
7ang
kebal +aplak, sehingga di+apai
persilangan
dengan 5L darab Eropa dan 5L darah
8/19/2019 tren isuue.docx
36/53
;ebu.
Darah Eropa dipertahankan karena produksin7a
dianggap
lebih baik daripada darah ;ebu
.
khi67aPengendalian tr7panoso6iasis
1 H
%&"0)N) P$&)&)) : Pengendalian Parasit dengan Geneti+ (ost $esistan+e
pada saat ini konsep pengendalian +aplak dengan
6enggunakan breed dengan 5L darah Eropa dan 5L
darah ;ebu untuk 6engatasi +aplak dan ti+k borne
diseases telah diteri6a sebagai konsep dasar 7ang
berhasil untuk pengendalian 2. 6i+roplus pada industri
sapi potong di ustralia . Perubahan struktur breed
didala6 pengendalian +aplak tersebut telah diuraikan
oleh P)FE!! C1II
8/19/2019 tren isuue.docx
37/53
a . *erugian 7ang dapat dikurangi sebagai hasil usaha
pengendalian +aplak berdasarkan host resistan+e
harus 6erupakan produksi langsung Cdaging,
susu
8/19/2019 tren isuue.docx
38/53
8i8a, &. +ongolense dan &. bru+ei . Pada awal abad ke
telah dikenal beberapa bangsa sapi dan hewan liar
7ang 6e6pun7ai ke6a6puan hidup dan berproduksi di
daerah ende6ik tanpa bantuan pengobatan, sedangkan
bangsa 7ang lain 6ati karena serangan tr7panoso6iasis
C$$ et al., 11 D)!N, 1HI P!"NG dan
DF"NGE$, 13< . %etelah 6engala6i proses 7ang
pan9ang akhirn7a diteri6a siste6 pengendalian dengan
geneti+ host resistan+e 6en9adi teknik 7ang dianggap
6urah dan efektif di daerah tersebut. Dengan 6elalui
proses seleksi 7ang pan9ang akhirn7a dihasilkan bangsa
7ang tr7panotoleran+e . 2angsa-bangsa sapi tersebut
antara lain adalah "ndigenous 2os taurus seperti sapi
N?Da6a dan 2oule di frika 2arat C$)E!N& dan
P"NDE$, 1H
8/19/2019 tren isuue.docx
39/53
breeding Bo+k do6ba 7ang resistensi terhadap
he6on+hosis 7ang disebut MGolden $a6 Jlo+kM. Jlok
ini dibentuk pada 1H-an, 7ang 6erupakan hasil
progen7 testing antara Ane dan 6ediu6 wool erino
ra6. Golden ra6 diduga sebagai pe6bawa dari 6a9or
resistan+e gene untuk parasite resistan+e
CF))!%&)N dan ED, 15< . (asil analisa segregasi
pada Jl, dan ba+k+ross fa6ilies tern7ata telah gagal
6e6buktikan adan7a suatu 6a9or resistan+e gene
untuk parasite resistan+e CF))!%&)N dan ED,
15< .
Di New ork %tate eterinar7 'ollege telah dapat
dihasilkan seekor pe9antan sebagai +arrier 6a9or
resstan+e gene 7ang diberi na6a Miolet $a6M
CF("&!)'*, 15H< . iolet ra6 adalah %u@olk ra6
dengan +iri bahwa progenin7a 6enun9ukkan P' tetap
tinggi walaupun dipelihara di daerah ende6ik
he6on+hosis . %etelah diu9i se+ara genetik
6enun9ukkan bahwa iolet ra6 7ang dikawinkan
dengan indukn7a dan saudara-saudaran7a
6enghasilkan anak 7ang resisten terhadap he6on+hosis
dan anak-anak tersebut 6a6pun7ai single do6inant
gene CF("&!)'* dan D%EN, 15H< . Di ustralia
dan %elandia 2aru, dewasa ini telah 6e6asukkan
faktor gen geneti+ host resistan+e sebagai salah satu
faktor kriteria dala6 seleksi bibit do6ba untuk
8/19/2019 tren isuue.docx
40/53
breeding C%FN et al ., 1< .
Di frika &i6ur do6ba $ed aasai 7ang
dipelihara di daerah ende6ik he6on+hosis lebih
resisten dibanding dengan breed Eropa dan erino
C2$GE$, 1H P$E%&)N dan !!N2, 1I< .
%edangkan di frika 2arat do6ba %t. 'roi dan
D9allonke relatif resisten terhadap endoparasit
C)%"N)F) dan 22*$, 1HH %"&(, 1HH< .%e6ua do6ba 7ang resisten
terhadap parasit
adalah breeds do6ba nati8e Cuni6pro8ed< 7ang
6en9adi resisten karena seleksi ala6 tanpa
perlindungan obat.
Geneti+ resistan+e pada ternak "ndonesia
Dengan infeksi buatan pada "ndonesian thin tailed
sheep C"&&< dengan J. giganti+a dilaporkan bahwa "&&
adalah resisten terhadap J. giganti+a, dan da7a
resistensi ini diduga lebih baik dibandingkan resistensi
7ang diperoleh oleh breeds lain seperti erino, %t .
'roi, %udanese dessert dwarf dan Fest fri+an dwarf
CF"ED)%$" dan ')PEN, 1< . (asil penelitian
selan9utn7a 7akni infeksi buatan dengan J. giganti+a
pada "&&, %t . 'roi, J1 dan J3n7a diperoleh hasil 7ang
6en7atakan bahwa Buke re+o8er7 dari infeksi buatan
tersebut ialah 5L pada +ross bred, adalah resisten
seperti pada "&&, 5 L-n7a relatif resisten, dan 5L-
n7a peka . Diduga resistensi tersebut dikendalikan oleh
suatu 6a9or gene with in+o6plete do6inan+e
8/19/2019 tren isuue.docx
41/53
C$)2E$&% et al ., 15< . %tudi tentang perbedaan
kepekaan antara breed do6ba terhadap +a+ing
Che6on+hosis< telah dilakukan baik dengan infeksi
ala6 6aupun infeksi buatan . %tudi tersebut dilakukan
pada do6ba "&& %u6atera dengan +ross bred-n7a,
7akni dengan do6ba ekor ge6uk, do6ba tropis i6por
C%t. 'roi dan 2arbados 2la+kbell7< dan breed sintetik
baru C5L 2arbados, 5L %t . 'roi dan 5L "&&
%u6atera< . (asil infeksi dengan (. +ontortus terhadap
+ross bred tersebut adalah ber8ariasi, hasil persilangan
antara "&& dan do6ba ekor ge6uk adalah sus+eptible
C%2ND$") et al ., 1< . (asil resistensi 7ang
ber8ariasi 6engindikasikan adan7a perbedaan
resistensi antar induk. "nfeksi buatan dengan J.
giganti+a pada ba+k+ross antara "&& Cresisten< dengan
erino Cpeka< 6enun9ukkan bahwa dera9at respon
eosinoAl pas+ainfeksi pada hewan 7ang diinfeksi
berkaitan dengan resistensi, tetapi dera9at respon
tersebut tidak dapat digunakan sebagai penduga Buke
re+o8er7 pada hati, P' berkorelasi negatif dengan
Buke re+o8er7 CF"D00N&" et al.,
8/19/2019 tren isuue.docx
42/53
ter9adi lebih +epat dan 6erupakan respon de+ontrol
dari parasit terhadap perlakuan 6anusia Cpe6berian
obat< 7ang ter9adi lebih 6udah dan lebih +epat .
. "nfor6asi geneti+ host resistan+e pada ternak
"ndonesia terhadap parasit seperti tr7panotoleran+e,
F$&;) ol. 14 No . 4 &h. 4
he6on+hosis resilien+e dan ti+k resistan+e 6asih
sangat sedikit, sehingga perlu diteliti lebih 9auh .
3 . Pendekatan pengendalian lewat geneti+ host
resistan+e dapat digunakan se+ara selektif Cbreed
tertentu, parasit tertentu dan lokasi tertentu
8/19/2019 tren isuue.docx
43/53
'i9eruk, 0asinga dan $u6pin< . Pen7 . (ewan 4C43< :
13-1I .
!2E$&, G. . ., G.D. G$, !.$ . P"PE$, 0 .% .J. 2$*E$,
!.J . !E 02$E and " . . 2$GE$ . 1H . &h e geneti+
resistan+e and resilien+e to (ae6on+hus +ontortus
infestation in 7oung erino sheep . "nt. 0. Parasitol .
1I :1355-133 .
N)N")% . 1. Data ekono6i akibat pen7akit hewan.
Direktorat 0enderal Peternakan . 0akarta .
2*E$, $.! ., &.G . F&%)N, % . . 2"%%E& and . !%%)JJ.
1 . 2reeding $o6ne7 sheep whi+h are resistant to
gastrointestinal parasites. Pro+ . of the ustralian
sso+ . ni6al 2reeding and Geneti+s . H : 1I3-1IH .
2$GE$, " . . 1H . Geneti+ resistan+e of hosts and its
inBuen+e on epide6iolog7. et . Parasitol . 3 : 1-35 .
2E(, *.0. and 0 .J . DD)Q. 1 . Prospe+ts for de8elop6ent
of geneti+ 6arkers for resistan+e to gastrointestinal
parasite infe+tion in sheep . "nt. 0 . Parasitol . CH/< :
HI-HI.
2E$"0 dan P . %&EEN%)N . 1H . $edu+ed produ+ti8it7
on s6all ru6inants in "ndonesia as a result of
gastrointestinal ne6atode infe+tions . Pro+ .
5Sh
"nt .
'onf. !i8esto+k. Dis . &rop. H-3 .
2"%%E&, % . ., . !%%)JJ, '. . )$$"%, 2.$ . %)N&(E,
8/19/2019 tren isuue.docx
44/53
8/19/2019 tren isuue.docx
45/53
DE '%&$), 0.0. dan $. . NEF%)N. 13 . (ost resistan+e in
+attle ti+k +ontrol . Parasitol. &oda7 : 13-1I.
D)!N, $.2 . 1HI . Geneti+s and tr7panotoleran+e . Parasitol.
&oda7 3: 13I-143.
EDNE, 0. . dan . '(!"%. 1 . Jas+iolosis in
"ndonesian !i8esto+k. 'o6. et. : 4-.
E%&N"NG%"(, %.E ., G. D"F"N&, %. F"D00N&" dan %.
P$&)&)). . *asus ke9adian fas+iolosis di
$u6ah Potong (ewan C$P(< 0akarta . Pros. %e6inar
Nasional &eknologi Peternakan dan eterlner. 'iawi,
2ogor, 3 %ept.-1 )kt. Puslitbangnak, 2ogor.
J). 1H4 . &i+ks and ti+k borne disease +ontrol. pra+ti+al
Aeld 6anual. ol. " : &i+k +ontrol . nited Nations,
$o6e, 1H4 . p. .
G"!!, (.% . 11 . Geneti+ +ontrol of a+=uired resistan+e to
hae6on+hosis in erino la6bs. Par. "66unol. 13 :
1I-H.
G"!!, (.%., D.! . F&%)N and .$. 2$ND)N. 13 .
ono+lonal antibod7 to 'D4T &-+ells abrogates
geneti+ resistan+e to (ae6on+hus +ontortus in sheep.
"66unol. IH :43-4 .
G$"JJ"N, !. and E.F . !!)N2. 1Ia. &he e+ono6i+ e@e+ts
of tr7panosso6iasis in sheep and goats at a range
resear+h station in *en7a. &rop. ni6. (lth. Prod .
11 :1I-13 .
G$"JJ"N, !. and E.F. !!)N2. 1Ib. &r7panotoleran+ e in
8/19/2019 tren isuue.docx
46/53
breeds of sheep and goats with an eperi6ental
infe+tion of &r7panoso6a +ongolense. et. Parasitol .
5: I-15 .
()(EN(%, . . dan P. . )&&E$"DGE. 15 . &h e
i66unogeneti+ of reisistan+e to &r7+hostrong7lus
+olubrifor6is and (ae6on+hus +ontortus parasites in
sheep. 2rit. et. 0. 151 : 11-14.
%&"0)N) P$&)&)) : Pengendalian Parasit dengan Geneti+ (ost $esistan+e
(ow%E, %.F., (.&. 2!"$, D.0. GE$$"'* and F.E . Po6$o7.
1 . +o6parison of "nternal parasitis6 in Bee+e
weight-sele+ted and +ontrol $o6ne7 sheep. Pro+ . the
New ;ealand %o+. ni6 . Prod . 5 : 5I-.
"!' C"nternational !i8esto+k 'entre for fri+a< . 1I .
&r7panotoleran+e li8esto+k in Fest and 'entral
fri+a. ol. 1 : General stud7 and ol. : 'ountr7
studies. ddis baba, Ethiopia, "!' onograph
No. .
"&'. 1. &he "nter. &r7panotoleran+e 'entre for fri+a
nnual $eport 1, 2an9ul, &he Ga6bia, p. 51 .
!E 02$E, !.J . 1H . Geneti+s and the +ontrol of
&ri+hostrong7lid parasites of $u6inants. "n : 2iolog7
and 'ontrol of Endoparasites . !.E. . %oNs, .D.
D)N!D and 0.*. D"NEEN . Eds. +ade6i+ Press. pp
53-H.
$UE&, %., !. 2E!, D. ("!!"$E, (. DE%%E"N, 0. *)(!, 0.
JE"NG)!D, 0. FE"%%EN2'( and 0. DE%%E"N. 1 .
8/19/2019 tren isuue.docx
47/53
Geneti+ lo+alization of a lo+us +ontrolling the
intensit7 of infe+tion b7 %+histoso6a 6ansoni on
+hro6oso6e 5g31-=33 . Nature Geneti+s 14
C)+tober
8/19/2019 tren isuue.docx
48/53
)FEN, 0.2 . and $.J.E. QJ)$D. 11 . 2reeding for disease
resistan+e in far6 ani6als. '2 "nternational,
Fallingford 4 p.
P!"NG, $.F . and $.F . DF"NGE$. 13 . Potentia l of
tr7panotoleran+e as a +ontribution to sustainable
li8esto+k produ+tion in tsetse a@e+ted fri+a . &he
et.Uuart . 15 : -I.
P$&)&)), %. 15 . %tud7 on the epide6iolog7 of &.
e8ansi in 0a8a. PhD thesis . Dept . 2io6edi+al and
&ropi+al et. %+ien. 0a6es 'ook ni8. ustralia.P$&)&)), %. and $. %)E&ED0).1II . &ri+ho6oniasis
pada seekor sapi J( pe9antan di Pasuruan . 2ull .
!PP( C14
8/19/2019 tren isuue.docx
49/53
preparation, ti6e sa6pling and Bee+e rot indu+tion
ustralian 0. Ep. gri+. H : -3.
$)2E$&%, 0. ., %. F"D00N&", D.0.% . (E&;E! and %.
P$&)&)). 15 . do6inant 6a9or gene
deter6ining the resistan+e of sheep against J.
giganti+a. Cbstra+t< "nt. 'onf. No8el pproa+hes to
the 'ontrol of hel6inth parasiotes of !i8esto+k pril
1H-1, 15, ni8 . New England, r6idale,
ustralia .
$)D$"GE% 0$ ., ., . !$EN, *. P"PE$ and .0. DE%%E"N.
1. %egregatio n anal7sis indi+ates a 6a9or gene in
the +ontrol of interleukine-5 produ+tion in hu6an
infe+ted with %+histoso6a ansoni. 6. 0. (u6.
Genet. 5 : 453-41 .
$)E!N&%, G.E . and . P"NDE$ . 1H . Possibilit7 to
tr7panoso6iasis a6ongs a range of +attle breeds . "n :
&r7panotoleran+e and ni6al Produ+tion. Pro+.
Forkshop a7 1-14, 1H . &ogo. Es+hborn . pp .
-3
$)&(FE!!, &.! .F ., $.G . F"ND)N, 2. . ()$%2$G( and
2.( . NDE$%)N. 13 . $elationship between
eosinophilia and responsi8eness to infe+tion with
&ri+hostrong7lus +olubrifor6is in sheep. "nt. 0.
Parasitol . 3 : 3-11 .
$uN&%E, %.N. 1H . 'onstitutional and non-spe+iA+
i66unit7 to infe+tion. "n : Geneti+ $esistan+e to
8/19/2019 tren isuue.docx
50/53
ni6al Diseases. . !!E$ dan G. 2$E . Eds.
$e8. %+i. &e+h.o@. "nt. Epiz . 1IC1
8/19/2019 tren isuue.docx
51/53
%2ND$"), E. $)0!", . 2&2$ and !. 2&2$,
1 . 2reeding for gastrointestinal ne6atode
resistan+e of sheep in North %u6atra. Pro+ . of an
international workshop on M%ustainable Parasite
'ontrol in %6all $u6inatsM. -5 pril 1,
2ogor, "ndonesia.
%($D)N), 2E$"0 dan D. !"%&"N" . . "nfeksi
+a+ing ne6atoda saluran pen+ernaan pada do6ba
7ang dige6balakan se+ara ekstensif di daerah padat
ternak di 0awa 2arat. Pros . %e6inar Nasional
&eknologi Peternakan dan eteriner. 'iawi, 2ogor,
3 %ept.-1 )kt. . Puslitbangnak . hi6. 3I-3I5.
%&(E$%&, $.F . and *.2 .F. &E'(. 1H . 'ontrolling
li8esto+k parasites with host resistan+e. '$'
(andbook of pest 6anage6ent in gri+ulture. ol.
"". 'he6 . $uuber 'o ., 2o+a $aton, Jlorida .
%FN, . ., $.$ . F))!%&)N and !.$ . P"PE$. 1 .
Establisshing a +entralised data base for erino sire
e8aluation s+he6es. Pro+. of the 1Sh 'onferen+e of
the ustralian sso+. ni6al 2reeding and Geneti+s
1 :4-43 .
&iz$D, 1. 1HI . eterinar7 "66unolog7: n "ntrodu+tion .
3Sd Ed. F.2 . %anders 'o6pan7. Philadelphia,
!ondon, &oronto, %7dne7, &ok7o, (ongkong.
&ou$E, %. ., . %EE, . 2ENGE and &. D"EE. 1H3 .
&r7panotoleran+e studies of +o6parati8e patholog7
8/19/2019 tren isuue.docx
52/53
on dwarf D9allonke sheep and %ahelian Julani sheep.
Pro+ . "nt . %+ien 'oun+il for tr7panosso6iasis
resear+h and +ontrol . 1IS h eeting rusha, &anzania,
)/%&$' Publi+ation No. 11: 3-33.
F*E!"N, D. 1. Geneti+ 8ariation in resistan+e to
parasiti+ infe+tion: eperi6ental approa+hes and
pra+ti+al appli+ation. $es. et. %+i. 53 : 13-14I.
F*E!"N, D. and 0. . 2!'*FE!. Eds. 1HH . Geneti+s of
resistan+e to ba+terial and parasiti+ infe+tion . &a7lor
and Jran+is, !ondon. p. HI.
F("&!)'*, 0.( . 15H . &he heritan+e of resistan+e to
tri+hostrong7lidosis in sheep. " . De6onstration of the
8alidit7 of the pheno6ena. 'ornell eterinarian 4H :
1I-133.F("&!)'*, 0.(. and (. D%EN . 15H . &he heritan+e of
resistan+e to tri+hostrong7lidosis in sheep. "" .
)bser8ation on the geneti+ 6e+hanis6 in
tri+hostrong7lidosis. 'o6ell eterinarian 4H :
134-145.
F"D"0N&", %., %.E. E%&N"NG%"(, %. P$&)&)), &.
%P"&("!!, (. $D% and D. P"ED$J"& . .
(ubungan antara 9u6lah infestasi +a+ing hati dengan
nilai total eosinophil dan nilai P' pada do6ba 7ang
diinfeksi Jas+iola giganti+a. Pros . %e6inar Nasional
&eknologi Pete6akan dan eteriner, 'iawi-2ogor,
3 %ept-1 )kt . pp . 33-3H.
F"ED)%$", E. and D.2 . ')PEN. 1 . (igh resistan+e to
8/19/2019 tren isuue.docx
53/53
eperi6ental infe+tion with J. giganti+a in 0a8anese
thin tailed sheep. et. Parasitol. 3I : 11-111 .
%&)N) P$&)&)) : Pengendalian Parasitdengan Geneti+ (ost $esistan+e
F))!%&)N, $.$. 1 . Geneti+ i6pro8e6ent of resistan+e
to intestinal parasites in sheep. Fool te+hnolog7 and
sheep breeding 3H : 1-.
F)o!%&oN, $.$. and %.0. ED. 15 . ustralian resear+h
on geneti+ resistan+e to ne6atode parasites . Dala6
2reeding for $esistan+e to "nfe+tious Diseases in
%6all $u6inants. '"$, 'anberra, ustralia.
53-I5