A. KASUS TRANSPLANTASI DAN JUAL BELI ORGAN KOMPAS.com - Saat ini, kita mengetahui bahwa transplantasi organ telah berkembang begitu pesat. Sampai sejauh ini, transplantasi organ yang bisa dilakukan yaitu transplantasi organ ginjal, hati, pankreas, jantung, paru dan usus halus. Tetapi, secara umum yang paling banyak dilakukan termasuk di Indonesia adalah transplantasi ginjal. Teknik memindahkan organ juga sudah canggih, untuk transplantasi ginjal proses pengambilan organ dari donor hanya dengan teknik laparaskopi, sehingga luka operasi sangat minimal bagi pemberiorgan tersebut (donor). Teknik pengambilan organ ginjal dengan cara laparaskopi ini sudah dikembangkan di RSCM. Di sisi lain, permasalahan muncul adalah mencari donor yang akan memberikan organ untuk penerima (resipien). Di Amerika, berdasarkan data United Network for Organ Sharing (UNOS), hampir 84.000 kasus menunggu organ donor. Di Indonesia, kasus yang akan melakukan transplantasi organ pasti banyak, antara lain penyakit gagal ginjal kronis stadium akhir atau kegagalan fungsi hati (sirosis hati lanjut atau kanker hati) yang merupakan indikasi untuk menjalani transplantasi organ. Di Amerika, permasalahan muncul pada organ donor mengingat daftar tunggu yang panjang untuk menerima transplantasi organ tersebut. 1
TRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docxTRANSPLANTASI ORGAN fix.docx
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. KASUS
TRANSPLANTASI DAN JUAL BELI ORGAN
KOMPAS.com - Saat ini, kita mengetahui bahwa transplantasi organ telah
berkembang begitu pesat. Sampai sejauh ini, transplantasi organ yang bisa dilakukan yaitu
transplantasi organ ginjal, hati, pankreas, jantung, paru dan usus halus. Tetapi, secara umum
yang paling banyak dilakukan termasuk di Indonesia adalah transplantasi ginjal.
Teknik memindahkan organ juga sudah canggih, untuk transplantasi ginjal proses
pengambilan organ dari donor hanya dengan teknik laparaskopi, sehingga luka operasi sangat
minimal bagi pemberiorgan tersebut (donor). Teknik pengambilan organ ginjal dengan cara
laparaskopi ini sudah dikembangkan di RSCM.
Di sisi lain, permasalahan muncul adalah mencari donor yang akan memberikan organ
untuk penerima (resipien). Di Amerika, berdasarkan data United Network for Organ
Sharing (UNOS), hampir 84.000 kasus menunggu organ donor. Di Indonesia, kasus yang
akan melakukan transplantasi organ pasti banyak, antara lain penyakit gagal ginjal kronis
stadium akhir atau kegagalan fungsi hati (sirosis hati lanjut atau kanker hati) yang merupakan
indikasi untuk menjalani transplantasi organ. Di Amerika, permasalahan muncul pada organ
donor mengingat daftar tunggu yang panjang untuk menerima transplantasi organ tersebut.
Melihat kondisi tersebut, jelas bahwa saat ini kebutuhan akan donor yang bersedia
organnya didonorkan cukup tinggi. Hal ini terjadi bukan saja di Indonesia melainkan di
seluruh dunia. Oleh karena itu, kondisi ini menjadi celah bagi proses jual beli organ. Isu jual
beli organ merupakan isu penting terutama di negara-negara dengan penduduk besar antara
lain Cina, India dan AS. Pemerintah Cina pun telah melarang semua rumah sakit memberikan
organnya bagi warga negara asing, mengingat kebutuhan organ untuk negaranya sendiri
masih cukup tinggi.
Bagi Indonesia, yang merupakan salah satu negara yang berkontribusi besar
menyumbang penduduk dunia, masalah ini pun muncul. Iklan-iklan orang yang berkeinginan
untuk menjual organ tubuhnya juga sudah mulai ada di berbagai media kita. Saya sebagai
seorang dokter penyakit dalam pun pernahbeberapa kali oleh dihubungi oleh orang yang
1
berkeinginan menjual organ tubuh karena tekanan ekonomi. Padahal, Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan bahwa jual beli organ melanggar hak asasi manusia.
Secara umum, kelompok masyarakat yang menjadi sasaran empuk para agen pencari organ
tubuhadalah kalangan miskin dan tenaga kerja murah seperti pembantu rumah tangga atau
pekerja perkebunan.
Transaksi proses perpindahan organ dapat berlangsung dalam kondisi disadari atau
tanpa disadari. Disadari jika si donor dengan kesadaran penuh ingin menjual organnya karena
alasan ekonomi. Permasalahan muncul jika dalam proses itu terjadi pemaksaaan atau dibuat
sedemikian rupa sehingga orang yang mendonor tidak bisa menolak organnya
didonorkan. Proses yang kedua adalah proses pengambilan organ tidak diketahui. Misalnya,
dalam suatu proses operasi, organ yang sehat dari pasien diambil. Atau, korban diculik dan
dipaksa untuk melalui proses operasi di mana organnya diambil.
Skrining donor
Sebenarnya, proses pemberian organ dari donor harus melalui proses yang panjang.
Karena proses tukar menukar organ tersebut bukan suatu proses seperti kita melakukan
penggantian onderdil mobil. Dalam proses tukar menukar onderdil mobil, jelas bahwa barang
yang akan dipasang umumnya adalah barang yang baru. Tetapi dalam proses transplantasi
organ, organ yang akan didonorkan adalah organ dari seseorang yang telah menggunakan
organ tersebut sekian lama.
Oleh karena itu, jelas bahwa ada proses skrining yang ketat untuk mendapatkan
informasi bahwa organ tersebut memang sehat dari donor yang memang sehat. Berbagai
pemeriksaan darah harus dilakukan. Proses pemeriksaan juga meliputi apakah si donor tidak
mempunyai penyakit kronis atau pembawa infeksi kronis misal virus hepatitis atau HIV.
Setelah dipastikan bahwa kondisi kesehatan donor tidak bermasalah selanjutnya
apakah kondisi darah donor cocok dengan penerima (resipien) misal kecocokan gologan
darah dan kecocokan jaringan (tissue type/HLA). Jika tidak cocok jelas organ tersebut tidak
dapat diberikan pada golongan darah yang berbeda.
Proses operasi pengambilan organ juga harus dilakukan di tempat di mana organ yang
diambil tetap dalam keadaan fresh untuk segera ditransplantasi ke resipien. Semakin cepat
2
organ tersebut dipindahkan akan sebagai baik untuk kesuksesan dari proses transplantasi
tersebut. Mengingat pentingnya skrining ini, rasanya menjadi tidak gampang proses
pengambilan organ dari seseorang.
Apalagi dugaan 3 pekerja kita yang ditembak dan organnya diambil di Malaysia.
Rasanya secara logika medis hal ini tidak mungkin terjadi. Pada saat ditembak pasti akan
terjadi perdarahan dan perdarahan ini akan menyebabkan organ-organ akan mengalami
kekurangan darah dan kondisi ini juga akan membuat organ-organ akan menjadi rusak dan
menyebabkan viabilitas organ tersebut juga menjadi berkurang.
Berbeda dengan proses operasi yang juga akan terjadi perdarahan, pasien dengan
kondisi oksigen yang dipertahankan, kekurangan darah sudah diantisipasi dengan proses
transfusi darah. Olah karena itu, wajar kalau akhirnya otopsi ulangan oleh pihak Polri di
NTB tidak menemukan ada organ yang hilang, sehingga dipastikan bahwa tidak ada latar
belakang proses jual beli organ dalam pembunuhan ketiga TKI di Malaysia.
KASUS PENJUALAN ORGAN TUBUH ILEGAL MENINGKAT
Setiap seperempat-jam Pavle Mircov dan teman hidupnya Daniella mencek e-mail
mereka. Apakah ada yang mau membayar € 30.000,- untuk ginjal mereka.
Pavle dan Daniella yang punya dua anak remaja, menawarkan ginjal mereka lewat
internet enam bulan lalu setelah Pavle (50 tahun) dipecat sebagai karyawan pabrik daging.
Upayanya untuk mencari pekerjaan tidak pernah berhasil sekalipun sebagai pelayan restoran.
Pavle juga tidak bisa mengubur ayahnya yang baru meninggal dunia, karena tidak
bisa membayar biaya penguburan. Hubungan telepon diputus. Mereka tinggal dalam rumah
tanpa tanpa listrik, karena rekening listrik tidak dibayar. Makan, sehari sekali saja. Makan
roti dengan salami, termasuk mewah. "Kalau sampai tidak bisa beli makanan, jual ginjal
bukan pengorbanan yang berat," kata Pavle Mircov.
"Jual Organ Tubuh Ilegal Meningkat, Karena Tidak Ada Pekerjaan. Transaksi Gelap
Ginjal Lewat Internet Meningkat Di Eropa," demikian berita utama koran berbahasa
Inggris The International Herald Tribune.
3
Menyebar ke Eropa
Sementara Eropa semakin dililit krisis ekonomi, perdagangan gelap organ tubuh
manusia yang dulu 'hanya' terjadi di India, Pilipinna, Brazil atau Cina, kini menyebar ke
negara-negara Eropa yang dirongrong kebangkrutan seperti Yunani, Spanyol atau Italia dan
negara-negara Balkan yang miskin seperti Serbia.
Seorang mantan pengusaha di Yunani menawarkan ginjalnya € 100.000,- untuk
menyelamatkan keluarganya supaya tidak jadi gelandangan. Menurutnya ia sampai menyewa
seorang calo untuk mencari pembeli. Trend penjualan ilegal organ tubuh manusia bahkan
dilaporkan sudah juga merembet ke Amerika.
Di banyak negara dan juga di Serbia transaksi gelap organ tubuh manusia, dilarang.
Bisa divonis sampai 10 tahun penjara. Tapi ambruknya ekonomi ditambah lagi dengan
lamanya menunggu giliran mendapat transplantasi organ tubuh yang legal di rumah sakit,
menyuburkan perdagangan gelap. Tahun lalu dilaporkan hanya satu dari setiap tiga pasien
yang menunggu transplantasi, mendapat ginjal yang baru di Serbia.
Kebutuhan mendesak dari dua belah pihak, tidak hanya pasien tapi juga warga yang
dililit krisis ekonomi, bertemu lewat internet. € 100.000,- untuk sebuah ginjal ditambah biaya
operasi dan ongkos perjalanan, bukan hal yang luar biasa.
MALAYSIA MASUK DAFTAR PENJUALAN ORGAN ILEGAL
Tahun lalu, Bangladesh mengaku warganya menjadi korban perdagangan organ di
Malaysia.
VIVAnews - Kasus dugaan perdagangan organ tubuh tiga TKI yang tewas di Malaysia
mengemuka beberapa hari belakangan. Ternyata ini bukan kali pertama Malaysia tersandung
masalah serupa. Akibatnya, Malaysia dimasukkan ke daftar jalur sindikat internasional
perdagangan organ ilegal.
Kantor berita Bernama pada 2011 melaporkan, pemerintah Bangladesh tahun lalu
pernah meminta Malaysia untuk menyelidiki berbagai kasus perdagangan organ yang
melibatkan warganya. Menurut Bangladesh, banyak warga miskin di negara mereka
diterbangkan ke beberapa tempat di Malaysia untuk diambil organnya, terutama ginjal.
4
Kepala polisi distrik Joypurat, Mozammel Haqque, mengatakan untuk setiap ginjal,
warga miskin dibayar sekitar US$2.000-3.000. Diduga, organ tubuh yang dikeluarkan di
Malaysia akan diperdagangkan di beberapa negara Asia Tenggara. Delapan orang ditahan
terkait kasus ini.
Akibat kasus tersebut, Bangladesh juga memasukkan Malaysia ke daftar jalur sindikat
internasional perdagangan organ tubuh yang harus diawasi. Menurut laporan kepolisian
Bangladesh, terdapat beberapa rumah sakit terkenal di ibukota dan kota-kota besar Malaysia
yang terlibat perdagangan haram ini.
Aegile Fernandez, direktur program di LSM pelindung tenaga kerja wanita Malaysia,
Tenaganita, mengatakan bahwa kasus ini telah terjadi pada 2009. Tenaganita, ujarnya, telah
melaporkan ke polisi dan pemerintah, tapi dua pihak ini membantah adanya kasus tersebut.
"Pada 2009, saya menerima laporan adanya organ yang diperjualkan di Johor,
terhubung dengan jaringan di Indonesia dan Singapura, segitiga yang menjadi titik panas
aktivitas ini dijalankan," kata Fernandez, dikutip dari Free Malaysia Today, Maret 2012.
Reuters membenarkan bahwa Malaysia adalah salah satu negara penjual ginjal dari
Bangladesh. Kantor berita ini menuliskan, para penjual biasanya berlagak seperti kawan atau
kerabat untuk memancing korban, yang kebanyakan warga miskin. Mereka lalu dioperasi di
Malaysia, Singapura atau India.
"Jika memang ini terjadi di bawah pengawasan kami, maka akan sangat memalukan.
Malaysia tidak boleh menjadi tempat transit penjualan organ tubuh ilegal. Jangan sampai kita
disamakan dengan China dan India dalam kasus ini," kata Presiden Asosiasi Konsumen
Subang dan Shah Alam, Jacob George kepada Free Malaysia Today.
5
B. PENDAHULUAN
Transplantasi berasal dari bahasa latin yaitu trans dan plantare, yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti penanaman di tempat yang berbeda.
Transplantasi bukanlah suatu inovasi dalam dunia medis, dalam hal ini sejarah mencatat
penanganan berupa transfer organ sudah dilakukan sejak awal abad ke-2 sebelum Masehi
yang dilakukan oleh Sushruta. Sejarah berlanjut kepada Pien Ch’iao di Cina, St. Damian dan
Cosmas yang melakukan transplantasi kaki pada abad ke-3 di Roma, Gasparo Tagliacozzi
yang sukses melakukan transplantasi kulit pertama di akhir abad ke-16, dan Eduard Zim pada
tahun 1837 yang berhasil melakukan keratoplasti atau cangkok kornea.
Transplantasi yang saat ini dilakukan sudah dimulai sejak tahun 1954 dan diikuti oleh
berbagai penemuan berbagai obat penekan imun sistem (immonosupresan) dan dengan
adanya penemuan ini banyak sekali yang menyelamatkan dan meningkatkan angka harapan
hidup dari resispien organ. Dengan adanya transplantasi yang dikenal saat ini dan sudah
sangat berkembang, hal ini mampu menyelamatkan ribuan nyawa tiap individu diseluruh
dunia setiap tahun.
Pengkategorian transplantasi organ dibedakan menjadi 4 : Pertama, autograft, yaitu
transplantasi organ yang berasal dari dirinya sendiri ; Kedua, isograft, yang berasal dari
manusia yang memiliki kesamaan genetik, seperti kembar identik; Ketiga, allograft, yang
berasal dari manusia yang memiliki perbedaan genetik, contohnya orangtua, anak, atau orang
lain; dan terakhir xenograft, yang berasal spesies lain atau benda buatan manusia. Kemudian,
transplantasi juga dapat dibagi 2 berdasarkan keadaan donator organ, yaitu donor hidup
(living donor) dan donor mati (deceased donor). Diantara pembagian diatas mayoritas donor
organ saat ini berasal dari allograft deceased donor dari sistem pendonasian organ.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tindakan ini melibatkan lebih banyak peran
seperti psikiater, dokter penanggung jawab kondisi donatur dan resipien, pekerja
laboratorium, spesialis keilmuan organ terkait, dan sistem infrastruktur sebagai mediator,
kontroler, dan evaluator. Karena bagaimana pun juga, transplantasi organ tidak hanya berupa
tindakan pemindahan satu organ dari satu orang ke orang lain, tetapi juga merupakan sebuah
tindakan yang sangat invasif dan memiliki resiko dan efek samping.
6
Dalam melakukan operasi, pendonor dan resipien diharuskan melakukan berbagai
macam tes psikologis. Selain itu, ada juga pemeriksaan yang dilakukan saat awal pasien
datang. Pemeriksaan sejarah kesehatan secara singkat, seperti umur dan tinggi/berat badan,
riwayat diabetes, kanker, hipertensi, dan gangguan ginjal, dan terakhir kebiasaan merokok.
Kemudian evaluasi laboratorium terhadap tekanan darah, protein urin, golongan darah dan
human leukocyte antigen (HLA). Sayangnya, tidak semua orang dapat menjadi donator
organ, karena beberapa kondisi yang dapat berbahaya terhadap donor maupun resipien organ.
Kontra indikasi tersebut adalah perbedaan golongan darah ABO, usia yang terlampau lanjut
ataupun muda, obesitas, dan pasien dengan diabetes dan atau hipertensi.
Beberapa organ dapat didonasikan, kecuali jantung dan paru tidak mungkin dilakukan
pendonor yang masih hidup kecuali jika yang memutuskan untuk mendonorkan organnya
setelah mengalami kematian. Dalam bidang medis, kematian dari seorang didefinisikan
dengan mati batang otak (MBO).
Setelah operasi, pemeriksaan secara intensif dilakukan kepada resipien untuk
mendeteksi adanya reaksi penolakan (rejection), organ yang non-fungsional, dan infeksi
pasca operasi. Dalah hal ini dokter bersama dengan laboratorium melakukan observasi secara
ketat selama 2 minggu di rumah sakit sampai 1 tahun sejak pasien pulang, kemudian pasien
diwajibkan melakukan kontrol secara berkala dan diharapkan terus berkonsultasi tentang
kondisinya. Perlahan, kondisi resipien akan membaik daripada saat sebelum transplantasi,
akan tetapi hal ini bukan berarti kondisi tubuh pasien kembali ke kondisi semula.
Resipien akan menjadi lebih rentan terhadap infeksi sebagai efek samping dari obat
imunosupresan yang digunakan untuk menekan penolakan tubuh terhadap organ baru. Selain
itu masih ada lagi resiko lain sebagai akibat dari kegagalan organ sebelum proses
transplantasi seperti penyakit kardiovaskuler dan efek samping dari transplantasi dan obat-
obatnya, seperti hipertensi dan diabetes. Oleh karena itu, sebelum pasien pulang akan
disarankan oleh dokter untuk memulai gaya hidup dan diet sehat untuk menjaga kondisi
tubuhnya.
7
Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak yang terkait dengannya :
1. Pendonor, yaitu orang yang menyumbangkan organ tubuhnya yang masih sehat untuk
dipasangkan pada orang lain yang organ tubuhnya menderita sakit atau terjadi
kelainan.
2. Resipien, yaitu orang yang menerima organ tubuh dari donor yang karena satu dan
lain hal, organ tubuhnya harus diganti.
3. Tim Ahli, yaitu para dokter yang menangani operasi transplantasi dari pihak pendonor
kepada resipien.
Berkenaan dengan donor, transplantasi dapat dikategorikan ke dalam tiga tipe, yaitu :
1. Pendonor Dalam Keadaan Hidup Sehat
2. Pendonor Dalam Keadaan Koma
3. Pendonor Dalam Keadaan Meninggal
C. TINJAUAN MEDIS
Indikasi utama transplantasi organ adalah kegagalan organ yang irreversible, dimana
fungsi organ tersebut tidak dapat dikembalikan seperti semula. Ini adalah terapi pengganti
(alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan kegagalan
organnya, karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dan hingga dewasa ini terus
berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu
saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama, hukum,
budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam menetapkan
terapi transplatasi, adalah terbatasnya jumlah pendonor keluarga (Living Related Donor,
LRD) dan donasi organ jenazah. karena itu diperlukan kerjasama yang saling mendukung
antara para pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka
masyarakat), pemerintah dan swata.
JENIS-JENIS TRANSPLANTASI
Kini telah dikenal beberapa jenis transplantasi atau pencangkokan ,baik berupa cel, jaringan
maupun organ tubuh yaitu sebagai berikut :
8
a. TRANSPLANTASI AUTOLOGUS
Perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri, yang
dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi.
b. TRANSPLANTASI ALOGENIK
Perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya, baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.
c. TRANSPLANTASI SINGENIK
Perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada kembar identik.
d. TRANSPLANTASI XENOGRAFT
Perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang
hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri
didefinisikan kematian batang otak.
Organ-organ yang diambil dari pendonor hidup adalah kulit, ginjal, sumsum tulang dan
darah (transfusi darah).
Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas,
paru-paru dan sel otak.
Saat ini telah dikembangkan tehnik transplantasi seperti transplantasi arteria mamaria
interna dalam operasi lintas koroner oleh George E. Green dan Parkinson.
SEL INDUK
Sel induk atau stem cell merupakan sel yang belum berdeferensiasi dan mempunyai
potensi untuk dapat berdeferensiasi. kemampuan tersebut memungkinkan sel induk menjadi
sistem perbaikan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru selama organisne bersangkutan
hidup.
Penelitian sel induk dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya
penelitian oleh ilmuan kanada, Ernest A. McCulloch dan James E.Till.
9
MACAM-MACAM SEL INDUK
Berdasarkan potensi :
Sel induk ber-totipotensi (toti=total)
Sel induk ber-multipotensi
Sel induk ber-unipotensi (uni-tunggal)
Berdasarkan asalnya :
Sel induk embrio (embrio stem cell)
Sel induk dewasa (adult stem cell)
Menurut sumbernya transplantasi sel induk dapat dibagi menjadi :
Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation)
Sumsun tulang adalah jaringan spond yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti
Anonim, 2012. Transplantasi Organ Tubuh Dalam Pandangan Hukum Islam. Diakses dari
http://link24share.blogspot.com/2012/11/transplantasi-organ-tubuh-dalam.html . Diakses pada
25-12-2012.
Anonim, 2012. Pandangan Hukum Islam Terhadap Transplantasi Organ Tubuh Dan Tranfusi Darah. Diakses dari http://musyariaulia.blogspot.com/2012/03/pandangan-hukum-islam-terhadap.html. Diakses pada 25-12-2012
Gage, F.H. dan I.M.Verma, 2003. Stem cells at the dawn of the 21st century. Proc Nath Acd