Top Banner
24
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit
Page 2: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit
Page 3: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit
Page 4: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Group 3

Translated by :

Hadanna Sabella (9147)

Dea Rizki Amelinda (9149)

Fildza Hulwani Putri (9151)

Jordi Aperdanaste (9153)

Eliza Avianty (9157)

Claudia Fentika (9161)

Mella Fitriana Syam (9163)

Gusti Ayu Trisnaning A.R. (9165)

Rizki Dwita Damayanti (9173)

Yuliana Nurhayati (9175)

Fitri Anggita Amalia (9177)

Naily Chalwa Amalia (9179)

Edited by :

Dena Melinda (9171)

Afina Alfasia (9169)

Page 5: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Chapter 4

Alat retensi - Appliance retention

Istilah “retensi” dapat mempunyai dua arti yang

sangat berbeda dalam ortodontik. Istilah tersebut

digunakan untuk mendeskripsikan tentang

dukungan yang diberikan pada gigi setelah periode

perawatan ortodontik dalam mempertahankan

keteraturan dan hubungan yang telah diperbaiki. Di

bidang alat lepasan, istilah yang sama juga

digunakan untuk mendeskripsikan resistensi dari

pergerakan alat. Bab ini membahas tentang retensi

alat di mulut. Bab 11 menerangkan kegunaan alat

lepasan sebagai retainer.

Retensi alat diberikan oleh kawat, dalam

bentuk clasp dan bow. Retensi yang baik penting

untuk perawatan agar dapat berjalan secara efisien

sehingga dalam proses pembuatannya sangat

diperlukan ketelitian. Hal ini penting khusunya jika

pada alat digunakan headgear. Bahkan jika

retensinya baik, melakukan pengurangan pada

gaya-gaya minimal yang dapat memindahkan alat

merupakan hal yang tepat. Contoh dari gaya

tersebut seperti spring yang bekerja pada cuspal

inclines, gaya ekstraoral yang bekerja ke arah

bawah, atau rocking pada alat karena kontak

incisivus rahang bawah terhadap undercut anterior

bite plane yang berlebihan. Pasien akan menemui

kesulitan yang besar untuk mentoleransi alat yang

tidak terpasang dengan baik dan dalam perjalanan

perawatan akan dirasa berat.

Ketika alat lepasan pertama kali digunakan,

clasping merupakan suatu masalah yang khusus.

Arrowhead clasp merupakan salah satu desain

yang sukses namun sulit dibuat dan disesuaikan.

Arrowhead melekat pada embrasure diantara gigi,

namun meskipun hal ini memberikan retensi yang

bagus, di sisi lain dapat menyebabkan mudahnya

terjadi perlukaan pada papila gingival dan gigi

yang berdekatan dapat terpisah akibat kerja clasp.

Desain yang dibuat oleh Adams (1995) dari

modifikasi arrowhead clasp sekarang dikenal

sebagai Adams’ clasp dan mewakili kemajuan yang

besar dalam perkembangan retensi alat lepasan.

Retensi Posterior

Adam’s clasp (Gambar 4.1)

Adam’s clasp, seperti alat yang lain, terbuat dari

kawat klamer berukuran 0,7 mm atau dengan

menggunakan Elgiloy (meskipun untuk clasp pada

gigi desidui, kawat 0,6 mm lebih cocok) yang

dihubungkan pada undercut bagian mesiobukal dan

distobukal pada mahkota gigi. Clasp ini

menggunakan undercut mesio-bukal dan disto-

bukal yang dapat ditemukan pada mahkota setiap

gigi. Kedalaman ideal dari undercut adalah sekitar

0,25 mm.

Page 6: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Gambar 4.1. Adams’ clasp (kawat ukuran 0,7 mm).

Clasp menggunakan aspek undercut mesio-bukal

dan disto-bukal gigi. Penghubung (bridge) berdiri

bebas pada permukaan bukal dan kawat secara

rapat diadaptasikan pada gigi yang mana kawat

tersebut akan melewati seluruh area kontak.

Pada anak-anak, undercut sulit ditemukan karena

bentuk anatomi mahkotanya yang tidak begitu

jelas, tetapi pada umumnya dapat ditemukan pada

aspek mesiobukal dan distobukal mahkota di

bawah margin gingiva. Model gigi harus dikurangi

agar dihasilkan kontur anatomis yang sesuai

sehingga saat alat dikonstruksi, adams’ clasp akan

terposisikan pada undercut secara tepat.

Pengurangan yang berlebih pada model

mengakibatkan alat tidak dapat diaplikasikan

dengan pas. Namun terlalu sedikit pengurangan

akan menyebabkan retensi tidak adekuat.

Pada orang dewasa dapat ditemukan undercut

yang terlalu dalam pada bagian margin gingiva jika

gingiva mengalami resesi. Kawat akan menjadi

kaku bila dikaitkan pada undercut yang dalam dan

akan menimbulkan kesulitan penggunaan/insersi

alat. Penyesuaian clasp agar alat dapat diinsersikan

sesuai posisi dapat diartikan bahwa tidak ada

kontak yang terjadi dengan permukaan gigi,

sehingga dengan demikian alat akan berada dalam

keadaan longgar dengan sedikit kemungkinan

terjadinya perubahan. Pada beberapa kasus clasp

seharusnya hanya terkait/terhubung pada undercut

dengan kedalaman tertentu dan tidak boleh jauh

melebihi gingiva tepi.

Keuntungan Adams’ clasp :

Penghubung/jembatan yang terbentuk akan

menjadi tumpuan penahan tekanan saat pasien

melepaskan alat dengan jari mereka.

Pir-pir pembantu dapat disolder sebagai

penghubung ke clasp.

Pengait/cantelan dapat ditekuk selama

konstruksi saat dilakukan traksi intermaksila.

Pipa dapat dihubungkan dengan jembatan pada

kawat sebagai akomodasi facebow untuk traksi

ekstraoral.

Soldering harus dilakukan secara hati-hati karena

penggunaan panas berlebih dapat mengakibatkan

kawat menjadi lunak sehingga kerjanya tidak

efisien.

Penyesuaian Adams’ clasp

Pemasangan adams’ clasp tidaklah mudah, tetapi

kawat ini dapat bekerja secara efektif. Ketika alat

diposisikan, kawat akan bekerja secara pasif.

Kawat yang bekerja aktif akan memberikan

tekanan pada gigi ke arah palatal, sehingga bila alat

tidak diposisikan secara penuh akan

mengakibatkan pengurangan kedalaman undercut.

Sangat memungkinkan terjadinya crossbite, yang

mana hanya dapat dikoreksi dengan menggunakan

alat tambahan. Beberapa masalah dapat timbul

akibat kesalahan saat mendesain maupun saat

pemasangan. Namun kesalahan tersebut dapat

dihindari dengan meneliti secara cermat dan

Page 7: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

berhati-hati saat melakukan pengurangan pada

model, serta melakukan penyesuaian secara rutin.

Molar Rahang Bawah

Pada beberapa kasus, molar rahang bawah

memiliki sedikit undercut yang tersedia pada

permukaan bukal sehingga menyebabkan retensi

alat pada rahang bawah menjadi tidak memuaskan.

Penyesuaian clasp untuk meningkatkan retensi

mungkin berakibat alat tidak dapat terpasang

dengan baik. Salah satu solusi untuk mengatasi

masalah kurangnya undercut bagian bukal pada

molar rahang bawah adalah dengan menggunakan

alat dengan clasping pada bagian lingual.

Macam-macam Adams’ clasp

Adams telah mendeskripsikan variasi dari clasp ini

(Gambar 4.2) yang cocok untuk sebagian besar gigi,

desidui dan permanen. Clasp pendukung yang

disolder yang memanfaatkan undercut lebih jarang

digunakan, karena sulit untuk disesuaikan.

Alternatif yang biasanya dilakukan adalah

menambah spur tambahan yang terbuat dari kawat

berdiameter 0,8 mm dengan single arrowhead

tertutup untuk menyediakan ujung yang halus

(Gambar 4.3).

Gambar 4.2. Adams‟ clasp (kawat 0,6 mm) pada

kaninus.

Gambar 4.3. Single arrowhead (kawat 0,8 mm).

Keterbatasan

Adams’ clasp memiliki sedikit keterbatasan, tapi

jika tidak dibuat dengan terampil dan sesuai, kawat

mungkin akan bekerja berlebihan dan besar

kemungkinan dapat terjadi fraktur. Fraktur yang

terjadi pada arrowhead terkadang dapat diperbaiki

dengan cara soldering. Bagian lain yang umumnya

terjadi fraktur yaitu dimana kawat melebihi oklusi

dan jika hal ini terjadi akan lebih baik jika clasp

diganti. Beberapa pasien mendapati bahwa bridge

menyebabkan iritasi, khususnya jika terlalu

menonjol. Hal ini seringkali terjadi ketika tubes

untuk headgear disolder pada clasp gigi molar.

Jackson Clasp

Jackson clasp melingkari gingival margin gigi

molar (Gambar 4.4). Clasp ini dapat digunakan

dengan baik pada gigi molar desidui menggunakan

kawat berdiameter 0,6 mm.

Gambar 4.4. Jackson clasp (kawat 0,7 mm) pada

gigi molar pertama rahang atas. Recurved clasp

digunakan pada gigi kaninus (kawat 0,6 mm).

Page 8: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Buccal Acrylic Lower Appliances

Untuk mengatasi masalah keterbatasan undercut

pada bagian bukal gigi molar rahang bawah, alat

dapat dibuat dengan clasping pada aspek lingual

gigi molar (Bell, 1983). Dua plat dasar akrilik

digunakan, satu dari tiap sisi bersandar pada

mukosa bukal. Akrilik dihubungkan melalui

anterior mukosa labial dengan bar dari stainless

steel. Jackson clasp yang telah dimodifikasi dapat

digunakan pada aspek lingual yang melekat pada

undercut lingual gigi molar (Gambar 4.5).

Kegunaan utama alat tersebut adalah untuk

meretraksi inklinasi gigi kaninus rahang bawah ke

mesial.

Gambar 4.5. Alat yang digunakan pada rahang

bawah dengan akrilik pada bagian bukal dan

lingual ditempatkan clasp pada gigi molar. Akrilik

pada bagian bukal dihubungkan dengan bagian

anterior dengan kawat stainless steel.

Retensi Anterior

Adam’s clasp

Alat ini dapat digunakan untuk menyediakan

retensi pada lengkung gigi depan dan umumnya

digunakan double clasp untuk memutar kedua

insisivus sentralis (Gambar 4.6). Sebagai alternatif,

sebuah clasp dapat digunakan pada sebuah

insisivus. Adam’s clasp paling sesuai untuk kasus

dimana insisivus sentralis pada posisi tegak lurus

atau hanya sedikit proklinasi (maju). Ketika tidak

ada jarak di gigi anterior, lengan adam’s clasp

akan melewati bagian atas dari embrassure antara

gigi insisivus tengah dan lateral. Clasp cenderung

rusak jika melewati embrassure.

Gambar 4.6. Double Adams’ clasp (kawat 0,7

mm). Posisi dari arrowhead ditentukan oleh

kedalaman undercut. Kerap kali, arrowhead tidak

perlu mencapai margin gingiva.

Double clasp insisivus dapat menjadi tidak

nyaman untuk pasien dan ketika gigi insisivus

sangat maju, clasp menjadi terletak sangat dekat

dengan tepi gigi insisivus untuk menghindari

undercut yang berlebih. Hal tersebut mungkin bisa

dilakukan modifikasi pada clasp dengan

melengkungkan bridge dan mendatarkan ujungnya

sehingga terlihat kurang menonjol (Gambar 4.7).

Gambar 4.7. Modifikasi double Adams’ pada clasp

gigi insisivus dengan bridge yang diinsersikan

pada permukaan labial dari insisivus sentral.

Page 9: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Ball-ended clasp

Alat ini menggunakan retensi berupa undercut

yang dibuat pada embrassure gigi dan

menghasilkan retensi yang efektif. Penggunaan

embrassure biasanya tidak diperlukan karena

bahaya akan kerusakan gingiva dan pemisahan

gigi, tapi clasp mungkin berguna jika gigi desidui

harus menggunakan retensi (Gambar 4.8).

Gambar 4.8. Ball-ended clasp di antara gigi

insisivus bawah menempel pada embrasure

undercut. Recurved clasp terlihat pada gigi kaninus

bawah.

Recurved clasp

Clasp yang sederhana menggunakan undercut yang

sama, seperti pada Adam’s clasp. Alat ini lebih

sederhana untuk digunakan tetapi kurang efektif

dan tidak menyediakan perlekatan komponen

pembantu seperti headgear tubes (Gambar 4.8).

Southend clasp

Southend clasp merupakan clasp yang gampang

dibentuk, mudah, dan dapat ditoleransi. Sounthend

clasp melingkar di margin gingiva pada gigi

insisivus sentralis dan menggunakan undercut di

antara gigi insisivus (Stephens, 1979). Disarankan

lebih baik menggunakan clasp anterior, khususnya

jika gigi insisivus proklinasi dan dapat

dimodifikasi untuk menyesuaikan antara gigi

insisivus sentralis dan lateralis. Kerusakan relatif

jarang terjadi (Gambar 4.9).

Gambar 4.9. Southend clasp (kawat 0,7 mm).

Fitted labial bow

Alat ini memberikan retensi yang baik pada gigi

insisivus atas yang maju tetapi kurang memuaskan

pada gigi yang tegak lurus. Bagian bow yang

pendek dapat terletak pas pada bagian atas kedua

gigi insisivus sentralis (Gambar 4.10), tapi lebih

umumnya bow terletak pas pada bagian atas gigi

insisivus dan lateralis (Gambar 4.11). Ketika gigi

insisivus sangat maju, labial bow yang dipasang

pada sepertiga mahkota gigi insisivus akan

memberikan pemasangan alat yang lebih baik.

Adam’s clasp pada gigi molar atas mungkin dapat

memberikan retensi yang adekuat, tapi untuk

aplikasi 3 atau 4 titik retensi aktif umumnya lebih

dianjurkan (Muir, 1971). Selama retraksi gigi

caninus, contohnya, Southend clasp pada gigi

insisivus sentralis atas memberi kekuatan retensi

pada clasp gigi molar. Ketika gigi molar

dipindahkan ke distal dengan sekrup atau ketika

gigi insisivus dimajukan, tambahan clasp pada satu

atau kedua gigi premolar pertama akan

menghasilkan retensi yang baik. Retensi tidak

Page 10: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

perlu simetris tapi dapat disesuaikan dengan fungsi

alat tertentu.

Gambar 4.10. Fitted labial bow yang pendek pada

gigi insisivus sentral atas (kawat 0,7 mm). Desain

ini memungkinkan drifting gigi insisivus lateral

karena kaninus yang ditarik.

Gambar 4.11. Fitted labial bow (kawat 0,7 mm).

Rencana Retensi

Memposisikan komponen retensi merupakan hal

penting dan harus direncanakan untuk masing-

masing alat individu, memperhitungkan kekuatan

yang akan cenderung menghasilkan perpindahan.

Tidak tepat untuk mencoba meletakkan clasp

disetiap gigi, karena akan membuat pasien

kesulitan mengatur alat serta membuat penyesuaian

yang rumit dan mengganggu pergerakan gigi.

Untuk yang sederhana “retainer”.

Page 11: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Chapter 5

Plat Dasar

Plat dasar akrilik merupakan badan dari alat orto

lepasan. Plat dasar akrilik mempunyai 3 fungsi

yaitu: menjadi fondasi yang mendukung komponen

lain seperti spring dan clasp, membantu anchorage

dengan cara berkontak dengan palatum dan gigi

sehingga tidak bisa bergerak, serta dapat menjadi

bite planes untuk memisahkan oklusi atau

mereduksi overbite.

Desain dan Konstruksi

Plat dasar sebaiknya cukup tebal untuk

menampung komponen retentif dan aktif, namun

harus tetap dibuat setipis mungkin dan mempunyai

kekuatan sepadan. Menurut teori, ketebalan plat

dasar sebaiknya setebal satu lembar modelling wax.

Alat yang memiliki ketebalan tinggi mungkin dapat

ditoleransi namun pada awalnya pasien akan

kesusahan untuk menggunakan alat tersebut. Plat

dasar sebaiknya menutupi hampir seluruh palatum

keras, berakhir pada distal gigi molar pertama. Plat

dasar harus melekat dengan erat pada leher gigi

sehingga tidak bisa berpindah pindah–jika tidak,

maka resiko terjadinya penumpukan makanan dan

hiperplasi gingiva. Plat dasar sebaiknya tidak

mengenai gigi yang akan digerakkan dan posisi

wire tags juga harus diperhatikan dalam pembuatan

plat dasar.

Undercut pada pembuatan plat dasar jarang terjadi

pada pasien muda, namun pada pasien dewasa

undercut harus ditutup sebelum pembuatan plat

dasar. Ketika alat yang lebih rendah digunakan

terus menerus undercut harus ditutup.

Acrylic

Plat dasar ortodonsi biasanya dibuat dari akrilik

kuring dingin, dikarenakan butuh waktu yang

lebih sedikit dan harga yang lebih murah dari

akrilik kuring panas. Namun, akrilik kuring dingin

memiliki monomer sisa lebih banyak dan kekuatan

yang lebih sedikit dibandingkan akrilik kuring

panas. Harga akrilik kuring panas yang lebih mahal

sepadan dengan alat lepasan nya yang tidak mudah

rusak. Misalnya pada kasus deep overbite dan

tekanan oklusal yang sangat besar, kebutuhan akan

posterior bite planes yang tipis namun kuat dan

kondisi dimana gigi prostetik harus ditambahkan

pada alat ortodonsi.

Pertimbangan Anchorage

Untuk mendapatkan anchorage yang maksimal,

akrilik harus dapat menutupi hampir seluruh

mukosa palatum, berakhir di distal gigi molar

pertama maupun gigi molar kedua jika gigi molar

kedua sudah erupsi sempurna. Akrilik sebaiknya

menyentuh seluruh arkus gigi geligi kecuali bagian

gigi yang akan digerakkan. Ketika skrup

digunakan, yang harus diperhatikan adalah posisi

pemisahan alat dan pengaruhnya terhadap gigi gigi

Page 12: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

yang akan digerakkan. Ketika pergerakan gigi

diperlukan, misalnya saat ekspansi rahang atas,

letak pemisahan harus berada disepanjang midline

dengan kontak yang seimbang antar gigi geligi.

Ketika pergerakan unilateral distal dibutuhkan,

posisi pemisahan Plat dasar alat harus

mempertimbangkan keseimbangan gigi yang akan

digerakkan dan gigi yang akan menahan

pergerakan. Jika menginginkan pergerakan pada

gigi anchorage, gigi anchorage sebaiknya

menyentuh akrilik (Gambar 5.1).

Gambar 5.1. Sebuah alat menggerakkan sebuah

gigi molar pertama ke arah distal. Untuk menerima

anchorage maksimum, sisi terbesar pada plat dasar

berkontak dengan palatum dan semua gigi yang

digerakkan.

Bite planes

Plat dasar akrilik dapat dipertebal ke anterior untuk

membentuk bite plane anterior atau dipanjangkan

menutupi gigi posterior untuk membentuk bite

plane posterior. Pemikiran yang tepat tentang

design dan konstruksi bite plane dapat mengurangi

waktu perawatan nantinya.

Anterior Bite Plane

Prinsip penggunaan bite plane anterior adalah

untuk mereduksi overbite. Hal ini terjadi terutama

karena perubahan laju erupsi gigi posterior yang

relatif terhadap gigi insisivus bawah yang

berkontak dengan bite plane. Reduksi overbite

melalui metode ini paling sukses pada pasien

dengan pertumbuhan yang masih aktif. Pada orang

dewasa, reduksi overbite dengan menggunakan bite

plane terkadang berhasil, akan tetapi jumlah

overbite yang direduksi lebih sedikit dibandingkan

dengan pasien anak, dan membutuhkan waktu yang

lama, serta kemungkinan tidak stabil.

Ketika mendesain alat yang berisi bite plane

anterior, sebaiknya menjelaskan pada laboratorium

mengenai overjet dan ketinggian yang diinginkan

dari bite plane pada palatum dan permukaan

palatal insisivus atas. Hal ini memungkinkan untuk

membuat bite plane yang sesuai dengan ukuran

pasien. Batas posterior bite plane harus diperluas

secukupnya untuk mengikutsertakan insisivus

bawah dan, idealnya, laboratorium seharusnya

mempunyai study model yang tersedia untuk

memeriksa dimensinya (Gambar 5.2). Bite plane

seharusnya dibuat dengan permukaan oklusal

paralel dengan bidang oklusal. Bite plane yang

inklinasi terkadang diperlukan, akan tetapi dapat

menyebabkan proklinasi segmen bawah bibir, yang

mana biasanya merupakan pergerakan gigi yang

tidak diinginkan.

Page 13: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Gambar 5.2. Aktivitas anterior bite plane

mengurangi overbite terjadi dengan karena

pertumbuhan ke arah vertikal gigi posterior. Bite

plane harus cukup tebal untuk memisahkan gigi

posterior sejauh 2-3 mm dan melebar dengan

cukup untuk menempel pada gigi insisivus bawah

ketika mandibula diretrusi.

Saat bite plane anterior digunakan pada orang

dewasa, inisial bite plane harus tipis, karena

seringnya orang dewasa sulit untuk mentoleransi

derajat bite opening yang sama, sebagaimana

halnya pada pasien muda.

Posterior Bite Plane

Bite plane posterior dapat digunakan untuk

mengeliminasi perpindahan mandibula ke anterior

maupun lateral. Bite plane posterior akan

membantu dalam mengkoreksi crossbite bukal

ataupun crossbite anterior dengan mencegah

gangguan dari gigi yang berlawanan dan

membiarkan mandibula untuk mengadopsi posisi

sentrik (Gambar 5.3).

Bite plane posterior seharusnya lebih tipis di

bagian posterior dibandingkan bagian anterior dan

harus berkontak dengan gigi yang berlawanan pada

kedua sisi mulut. Keduanya sulit untuk dibuat

secara akurat kecuali model telah dipasang pada

artikulator. Bila hal ini dikerjakan di laboratorium

maka pertimbangan waktu dapat dihemat saat

fitting appointment.

Gambar 5.3. Bite plane posterior. Adanya

crosbite unilateral mungkin dapat dikoreksi dengan

alat ekspansi lengkung. Bite plane posterior

digabungkan untuk membebaskan oklusi dan

mengeliminasi berbagai aktivitas perpindahan.

Penyesuaian Akrilik

Pengepasan awal alat

Alat lepasan harus disesuaikan secara ideal dalam

2 minggu setelah dilakukan pencetakan. Apabila

tidak ada perpindahan gigi-gigi, maka plat dasar

harus cocok tanpa penyesuaian. Jika hal itu tidak

Page 14: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

terjadi, maka harus dilakukan perawatan, karena

celah yang kecil diantara plat dasar dan gigi dapat

mengakibatkan impaksi makanan.

Jika terdapat kesulitan dalam memasangkan

alat maka lebih baik dengan menekuk clasp

menjauhi gigi untuk memeriksa apakah resistensi

berasal dari plat dasar atau dari klamer. Jika

terdapat beberapa undercut, akrilik harus di

trimming secara hati-hati tanpa menyentuh tepi dari

permukaan polishing alat sehingga tidak ada celah

dan tetap berkontak dengan gigi.

Apabila alat sudah sesuai dan pas, maka harus

diperiksa di dalam mulut untuk memastikan bahwa

posisi akrilik jauh dari gigi yang akan digerakkan.

Alat harus bisa digerakkan dan dicobakan lagi bila

perlu, untuk memastikan tidak ada gangguan

pergerakan dan gingival hyperplasia tidak akan

didorong.

Bite Plane Anterior

Bite plane anterior harus transversal horizontal dan

anteroposterior, sehingga ketika alat berada

dipremolar maka akan terpisah sebanyak 2-3 mm.

Secara ideal bite plane harus datar, tapi jika

insisivus rahang bawah tidak teratur (crowded),

maka mungkin diperlukan penyesuaian agar

berkontak paling tidak 3 gigi incisivus rahang

bawah. Sebagai reduksi overbite, bite plane dapat

dibuat dan diratakan dengan menambahkan aklirik

kuring dingin. Reduksi overbite harus terjadi tidak

lebih dari 2 bulan pertama setelah pengepasan alat.

Beberapa klinisi akan membuat bite plane dengan

jumlah kecil dari setiap kunjungan selama reduksi

overbite dibutuhkan. Kebanyakan anak-anak, dapat

menerima perubahan yang besar yang artinya hal

itu dapat dilakukan sehingga frekuensi

penggunannya pun berkurang. Jika bite plane

dibuat pada setengah tinggi gigi incisivus pada alat

pertama, dan ketinggian penuh pada gigi incisivus

dengan alat kedua, beberapa kasus, jika terdapat

chairside, penambahan bite plane akan diperlukan.

Tindakan yang tepat jika menunggu sampai gigi

posterior telah mempertahankan kontak sebelum

merusak pengurangan overjet. Pada orang dewasa,

reduksi overjet sulit dilakukan dan akan terjadi

secara lambat, jadi sangat penting untuk

meningkatkan ketebalan bite plane secara

perlahan-lahan dengan penambahan akrilik dingin

secara progesive selama proses reduksi overbite.

Penyesuain Anterior Bite Plane dan

Pengurangan Overjet

Sebelum gigi insisivus atas di retaksi untuk

mengurangi overjet, anterior bite plane perlu

untuk ditrimming menjauh dari gigi. Hal ini akan

membutuhkan proses yang lambat, reduksi dengan

hati-hati hingga gigi insisivus bawah menyediakan

kontak dengan gigi insisivus atas, sehingga overjet

hampir terkoresi dengan benar. Gigi ini sebaliknya

akan kembali erupsi dan overbite akan bertambah

lagi. Akrilik pada awalnya harus ditrimming

vertikal pada bite plane dengan jumlah yang

cukup banyak. Hal tersebut sangat membantu

untuk menandai bagian ini dengan sebuah pensil

wax pada bite plane – ditrimming, tapi tidak diluar

garis. Akrilik seharusnya ditrimming kembali

hanya sejauh yang diperlukan untuk pergerakan

gigi yang diharapkan pada kunjungan selanjutnya.

Page 15: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Kelebihan trimming pada akrilik dapat mendorong

posisi mandibula pasien menjadi maju di depan

bite plane dan setiap dicapai pengurangan, overbite

akan hilang. Jika bite plane tidak dibuat cukup

tinggi kemudian berkontak dengan gigi insisivus

bawah maka akan sangat cepat di eliminasi karena

akrilik dipotong (Gambar 5.4) dan untuk

membangunnya kembali proses tersebut sukar

dilakukan. Ketika akrilik telah dipotong kembali

dengan cukup, akrilik seharusnya terkikis pada

permukaan palatal pada gigi insisivus dan mukosa

palatal. Jika ini telah dilakukan sebelum reduksi

overbite selesai, alat dapat terhantam ketika pasien

beroklusi. Masalah dapat dicegah dengan

memastikan bahwa overbite dikurangi secara

cukup sebelum retaksi insisivus dimulai.

Gambar 5.4. Triming bite plane anterior dilakukan

untuk mengurangi overjet. Permukaan cetakan

secara terus menerus ditrimming menjauhi

insisivus atas yang diretraksi sedangkan insisivus

bawah tetap berkontak dengan bite plane. Tepi

yang terlihat pada bite plane ditrimming dalam

lengkung yang halus.

Posterior Bite planes

Posterior bite plane seharusnya di sesuaikan pada

waktu pemasangan sehingga terdapat sebuah

kontak dengan gigi posterior pada kedua sisi pada

lengkungnya. Hampir tidak bisa terelakan bahwa

beberapa penyesuaian permukaan oklusal akan

sangat penting. Hal tersebut seharusnya di periksa

dengan articulating paper – memastikan bahwa

pasien menutup sentrik – sehingga permukaan

oklusal pada bite plane bertemu dan dapat

menerima gigi lawannya pada hubungan sentrik.

Jika anterior crossbite sedang di koreksi, bite plane

diperlukan cukup tebal untuk melepaskan oklusi

pada gigi anterior. Secara umum aspek posterior

pada bite plane dapat berlubang karena akrilik

tipis. Setelah crossbite dikoreksi, molar capping

seharusnya dikurangi atau dihilangkan. Jika

terdapat pertimbangan bahwa tiba-tiba

penghilangan bite plane dilakukan, pasien

memposisikan mandibula pada posisi awal,

selanjutnya reduksi dapat dilakukan selama dua

atau tiga kali berturut turut.

Page 16: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Chapter 6

Anchorage

„Anchorage‟ atau „Penjangkaran‟ merupakan

istilah yang digunakan untuk menggambarkan

ketahanan terhadap gaya reaksioner yang

dihasilkan oleh komponen aktif dari suatu alat.

Pergerakan orthodontik dari satu atau beberapa gigi

diperoleh dari suatu gaya yang diberikan. Reaksi

terhadap gaya ini akan cenderung menghasilkan

pergerakan ke gigi lain dengan arah yang

berlawanan. Kontrol anchorage diatur dengan

memaksimalkan pergerakan gigi yang diinginkan,

sembari meminimalkan pergerakan gigi yang tidak

diinginkan. Anchorage harus dibedakan dari

retensi (resistensi alat terhadap suatu

perpindahan), meskipun beberapa komponen alat

memenuhi syarat-syarat keduanya (Gambar 6.1).

Clasp pada gigi permanen molar pertama atas,

merupakan salah satu contoh yang dapat menahan

alat pada tempatnya (retensi) sekaligus menahan

gaya tarikan gigi kaninus atas (anchorage), dalam

waktu yang bersamaan. Kedua konsep ini harus

dipertimbangkan secara terpisah saat membuat

desain alat dan pengaturan alat serta

memperhatikan jalannya perawatan. Clasp yang

cukup untuk retensi alat dapat memberikan

anchorage yang kurang memadai, sedangkan alat

dengan anchorage yang baik, contohnya untuk

mengkoreksi gigitan silang pada gigi incisivus –

kemungkinan retensinya kurang. Anchorage dapat

berada di intraoral maupun ekstraoral, akan tetapi

pada kebanyakan kasus yang dirawat

menggunakan alat lepasan, menggunakan

anchorage intraoral.

Gambar 6.1. Adams’ clasp pada M1 atas dan

double Adams’ clasp pada incisivus sentral sebagai

retensi dan juga anchorage untuk menahan gaya

retraksi pada kaninus atas. Ini adalah contoh dari

anchorage intramaksiler.

Anchorage Intraoral

Penjangkaran intramaksiler tersusun dari arkus

tunggal, yaitu suatu bentuk penjangkaran yang

biasa digunakan pada alat lepasan. Pada anchorage

intermaksiler, satu arkus dapat menjadi menjadi

penjangkar bagi pergerakan gigi lainnya (Gambar

6.2), yang biasanya digunakan selama perawatan

alat cekat dan fungsional. Anchorage intermaksiler

tidak dapat digunakan dengan alat lepasan tunggal,

karena elastisitasnya cenderung akan menyebabkan

alat mengalami perpindahan. Anchorage

intermaksiler memungkinkan untuk menggunakan

alat lepasan dalam satu lengkung (biasanya di

rahang bawah), untuk membuat titik perlekatan

Page 17: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

bagi daya tarik elastik intermaksiler terhadap alat

cekat di lengkung yang berlawanan. Hal ini hanya

diindikasikan ketika pergerakan aktif tidak

diperlukan di lengkung bawah.

Gambar 6.2. Ilustrasi arkus yang berlawanan yang

digunakan untuk anchorage. Elastik-elastik

diregangkan di antara alat cekat rahang atas dan

alat lepasan rahang bawah. Agar lebih efektif,

retensi dari alat rahang bawah harus baik. Perlu

diperhatikan bahwa Adams’ clasp memberikan

hook agar elastik. Ini merupakan contoh anchorage

intermaksiler.

Anchorage Intramaksiler

Anchorage intramaksiler biasanya tersedia

pada gigi dengan clasp atau gigi-gigi yang ditahan

pada posisinya menggunakan busur labial pendek

(short labial bow). Plat dasar, dengan adaptasinya

dengan palatum dan gigi yang tidak digerakkan,

dapat dijadikan sebagai anchorage lanjutan.

Pada beberapa kasus, anchorage dapat

digambarkan sebagai suatu bentuk timbal balik

(resiprokal) (Gambar 6.3). Hal ini terjadi ketika

dua kelompok gigi yang rata-rata seimbang,

digunakan sebagai anchorage satu sama lain.

Contohnya yaitu ekspansi bilateral pada lengkung

rahang atas, atau penutupan diastema sentral.

Gambar 6.3 Sebuah contoh anchorage resiprokal

di mana lengkung rahang atas sedang diekspansi.

Perlu diperhatikan bahwa short ‘U’ loop labial

bow perlu diatur agar bisa melakukan ekspansi.

Anchorage Intermaksiler

Alat lepasan dapat digunakan bersama dengan

satu lengkung alat cekat, sebagai sumber

anchorage dari lengkung yang berlawanan. Hal ini

sering digunakan pada kasus oklusi kelas II dengan

bentuk lengkung bawah yang sudah tersusun rapi.

Alat lepasan rahang bawah diperlukan dan jangkar

harus digabungkan di clasp molar untuk

memberikan titik perlekatan bagi elastik intraoral,

yang menyalurkan gaya ke bagian depan alat cekat

rahang atas. Gaya resiprokal didistribusikan secara

merata pada lengkung rahang bawah. Metode ini

memberikan suatu keuntungan sehingga alat

lepasan dapat cepat terpasang dengan pas, jauh

sebelum alat tersebut dapat menyesuaikan dengan

alat cekat rahang bawah serta berkembang menjadi

busur kawat yang cukup kuat untuk menerima gaya

tarik kelas II.

Pada oklusi klas III, alat untuk rahang atas

dapat digunakan untuk menyalurkan gaya tarik

kelas III. Alat seperti ini juga dapat digunakan

untuk ekspansi lengkung rahang atas untuk

proklinasi gigi-gigi incisivus. Retensi harus baik

Page 18: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

dan anchorage diberikan pada bagian belakang alat

untuk perlekatan elastik.

Gambar 6.4. Pemilihan anchorage yang

berhubungan dengan pergerakan gigi. (a)

Pergerakan gigi tunggal, gigi lain dalam satu

lengkung dan palatum menyediakan anchorage

yang baik. (b) Ketika meretraksi 3| 3, reaksi

terhadap pergerakan ini menghasilkan pergerakan

ke depan dari gigi anchorage. (c) Ketika 43 | 34

diretraksi, terdapat beberapa gigi yang tersedia

untuk anchorage dan semakin banyak jumlah gigi

yang digerakkan. Keseimbangan anchorage kurang

baik.

Pemilihan Anchorage pada Rancangan Alat

Anchorage dihasilkan oleh sebuah gigi, yang

nantinya akan ditentukan dari jenis gerakan yang

dikehendaki dan dari area permukaan akar.

Gerakan menyeluruh (bodily) merupakan contoh

gerakan yang lebih resisten (tahan) daripada

gerakan tipping. Pemakaian alat lepasan tidak

dapat untuk mencegah tipping dari gigi penjangkar,

akan tetapi adaptasi yang baik dari clasp dan bow

akan meminimalisir hal tersebut.

Hal yang penting ketika merancang alat adalah

menggabungkan gigi sebanyak mungkin terhadap

anchorage, hal ini dapat menambah jumlah area

akar gigi yang terlibat dan kemudian timbul

perlawanan dari unit anchorage (gambar 6.4)

Gigi-gigi pada kelompok anchorage harus

tergenggam dengan tepat dan harus dekat

berkontak dengan akrilik pada aspek palatal gigi.

Hal ini akan membantu dalam mengurangi

pergerakan gigi penjangkar yang tidak

dikehendaki.

Gigi-gigi sebaiknya hanya digerakkan pada

kelompok kecil, kecuali terdapat anchorage timbal

balik yang atau daya tarik ekstraoral yang

digunakan. Secara umum aturan hanya satu gigi

bukal pada setiap sisi yang harus digerakkan pada

satu waktu dan kaninus harus digerakkan secara

terpisah dari incisivus. Upaya untuk menarik

incisivus bersama dengan kaninus cenderung

menghasilkan setidaknya sebanyak gerakan yang

disampaikan dari gigi posterior yang menjadi

jangkaran.

Gambar 6.5. (a) Ketika hanya anchorage intraoral

yang digunakan. Retraksi kaninus menghasilkan

pergerakan ke depan dari gigi pejangkar. (b)

Anchorage intraoral dapat diperkuat dengan

ekstraoral sehingga membatasi pergerakan ke

depan dari gigi posterior selama retraksi kaninus.

Page 19: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Pemeriksaan Anchorage

Anchorage dapat tampak cukup ketika alat

dirancang, tetapi stabilitasnya membutuhkan

pemeriksaan di setiap kali kunjungan. Hal ini dapat

diperkuat jika diperlukan. Anchorage yang hanya

intraoral, biasanya sering membuat pergerakan-

pergerakan pada gigi penjangkar. Hal ini dapat

diterima dalam beberapa keadaan, akan tetapi jika

ruangnya sedikit, lebih baik untuk merencanakan

anchorage ekstraoral dari awal (Gambar 6.5). Jika

hal tersebut tidak dilakukan, maka dapat

memperlambat penguatan anchorage, hingga ruang

yang tersedia hilang dan harus dilebarkan kembali,

dan hal ini kurang disenangi oleh pasien maupun

operator.

Pemeriksaan stabilitas anchorage dapat

menjadi hal yang sulit. Pengukuran diambil di

masing-masing gigi pada lengkung yang sama,

seringkali keliru karena semua gigi yang berkontak

dengan plat dasar dapat bergerak pindah sebanyak

jumlah kontak gigi tersebut terhadap gigi yang

tidak diubah. Acuan terhadap setiap lengkung yang

berlawanan lebih dapat diandalkan, akan tetapi

gigi-gigi pun dapat bergerak jika gigi premolar

telah diekstrasi. Dasar pengukuran yang paling

dapat diandalkan adalah segmen labial rahang

bawah, yang seharusnya stabil pada lengkung

rahang bawah yang utuh. Jika premolar bawah

telah diekstraksi, maka susunan gigi-gigi incisivus

bawah yang tersisa dapat mulai meluruskan

posisinya dan bagian yang paling labial di incisivus

cenderung turun kembali. Hal ini ditunjukkan

karena adanya overjet yang sedikit bertambah dan

harus dibiarkan demikian. Adanya hubungan plat

dasar dengan semua gigi yang tidak merubah

pergerakan dalam posisi gigi-gigi yang relatif

terhadap titik stabil pada lengkung bawah memberi

tanda hilangnya anchorage. Catatan overjet,

diteruskan sembari gigi kaninus ditarik, menjadi

suatu cara yang sederhana dan terpercaya untuk

memeriksa stabilitas anchorage. Pengukuran ini

harus diambil dengan mandibula dalam posisi

retrusi pada setiap kesempatan. Hal ini mudah

disalahartikan, jika pasien secara terus menerus

memajukan mandibula untuk mempertahankan

hubungan oklusalnya.

Tanda yang meyakinkan bahwa sedang terjadi

kehilangan anchorage di lengkung rahang atas

adalah kecenderungan untuk terjadi gigitan silang

(crossbite) di bagian bukal. Jika molar atas

dimajukan, sementara jarak di antara palatal

dipertahankan oleh plat dasar, maka akan timbul

berlawanan pada bagian sempit di lengkung

bawah.

Kontrol Anchorage

Deteksi harus dilakukan sesegera mungkin

apabila anchorage hilang. Kekuatan yang

didukung oleh anchorage memerlukan

pemeriksaan di awal waktu. Jika terlalu banyak

gigi yang sedang digerakkan dalam satu waktu,

atau jika terlalu banyak kekuatan yang diberikan,

hal ini harus dikaji lagi dan diperbaiki. Perhatian

perlu diberikan untuk memperkuat anchorage itu

sendiri. Salah satu cara yang efektif untuk

meningkatkan anchorage adalah menambah

kekuatan ekstraoral. Jika headgear sudah

Page 20: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

dilengkapi daya tarik elastis mungkin perlu

diperkuat lagi. Jika hal ini sudah dinilai cukup,

maka jam pemakaian headgear perlu ditingkatkan.

Anchorage Ekstraoral

Anchorage ekstraoral didapatkan dari

headgear, yang dapat berbentuk penutup kepala

penuh atau sebuah tali penarik pada kepala. Arah

dari tarikan dapat horizontal (oksipital anchorage)

atau lebih tinggi (Gambar 6.6). Anchorage serikal

yang didapatkan dari sebuah tali pengikat pada

leher tidak memberikan hasil yang memuaskan

apabila dijadikan sebagai alat lepasan dan tidak

direkomendasikan kecuali pada gigi M1 yang

sudah dilengkapi sebuah pengikat.

Gaya ekstraoral dapat digunakan untuk

memperkuat anchorage intraoral, tetapi dapat

berfungsi juga sebagai satu-satunya sumber

penjangkaran, sebagai contoh ketika bagian atas

segmen bukal sedang ditarik. Gaya ekstraoral yang

menjadi komponen aktif pada pergerakan gigi

disebut juga sebagai daya tarik ekstraoral. Gaya

ekstraoral dapat dihasilkan oleh elastisitas yang

dimiliki oleh headgear, karena elastiknya

menghubungkan ke alat atau ke kawat. Hubungan

antara headgear dan alat dapat berupa facebow

(Gambar 6.8) atau kadang-kadang dengan J’hooks

(Gambar 6.9). Perlu diperhatikan bahwa alat ini

berbahaya sekali bagi pasien dan anak-anak

sehingga tindakan pencegahan perlu dilakukan.

Gambar 6.6. Headgear yang adjustable (dapat

diatur) ditempelkan pada facebow memakai

sejumlah elastik. Arah gaya yang diberikan sedikit

ke atas, yang membantu untuk meretensi alat.

Gambar 6.7. Kasus kelas 2 sedang dengan overjet

minimal dan kurang dari ½ unit hubungan molar

kelas II. Pada situasi ini, pergerakan distal

mengunakan sejumlah gaya headgear untuk

mengkoreksi hubungan molar dan mengurangi

sedikit overjet yang sering diindikasikan. Hal ini

dapat berkaitan dengan hilangnya molar kedua

rahang atas.

Gambar 6.8. Facebow lepasan. Ujung dibuat

melengkung agar mencegah kemungkinan

terjadinya trauma.

Page 21: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Gambar 6.9. J Hooks ditempelkan dengan hook

yang disolder dengan clasp anterior. Hook ini

dibuat sebuah lingkaran penuh pada akhir

pembuatannya untuk menghindari ujung yang

tajam.

Headgear

Jenis yang bisa dipilih untuk adalah penutup

kepala penuh seperti „Interlandi‟, yang

menggunakan elastik untuk mendapatkan gayanya

atau tarikan headgear yang banyak, yang dapat

menggabungkan kawat-kawat untuk menghasilkan

suatu gaya. Kedua cara tersebut dapat efektif dalam

ketentuan penjangkaran. Headgear dengan tarikan

tinggi lebih sederhana dan cepat untuk disesuaikan

tetapi sangat mahal. Ketika menyesuaikan

headgear, penting untuk menghindari gaya

komponen ke bawah, yang cenderung

menggerakkan alat lepasan. Awalnya retensi

tampak cukup kuat, akan tetapi alat dapat

cenderung menjadi longgar seiring pemakaian,

sehingga alatnya kemudian diganti. Hal ini dapat

membuat pasien menjadi tidak kooperatif dan

bahkan dapat membuat alatnya tidak bisa untuk

dipakai. Sebuah uji coba retensi dengan headgear

dipasang, lalu pasien diinstruksikan untuk

membuka mulut dengan lebar dan menggerakkan

kepalanya ke belakang. Apabila alatnya berpindah

posisi, maka retensinya tidak baik.

Penutup kepala (headcap) Interlandi ketika

digunakan untuk arah gaya, dapat bervariasi dan

memungkinkan untuk melekatkan elastik sehingga

gaya dapat diarahkan sedikit ke atas dan juga ke

arah distal untuk membantu retensi. Tali penarik

headgear hanya dapat membantu tarikan ke arah

atas dan ke bawah.

Hal yang perlu diperhatikan adalah headgear

harus pas dan nyaman, serta harus bisa melindungi

telinga dengan baik. Rambut yang panjang dapat

membuat tidak nyaman untuk menyesuaikan

dengan headcap, sehingga harus diletakkan di luar

tali penarik. Tali itu sendiri harus lebar sehingga

beban dapat didistribusikan dengan baik, akan

tetapi penggunaan yang secara terus-menerus dapat

membuat rambut rontok dan bisa menimbulkan

kebotakan. Beberapa headcap menggunakan

kancing yang berlapis nikel, dan hal itu dapat

menyebabkan reaksi alergi apabila berkontak

dengan kulit.

Facebow

Facebow dapat digabungkan dengan plat

dasar, jika hanya dipakai dengan headgear seperti

pada alat pada umumnya (Gambar 6.10). Alat ini

memiliki keuntungan, yaitu merupakan cara yang

paling aman untuk memberikan gaya ekstraoral.

Biasanya banyak facebow dapat dilepas dan dapat

menyesuaikan ke dalam tabung (1,15 mm internal),

disolder pada bridges dari clasp gigi gigi molar

maupun premolar. Tabung harus disolder pada

bagian atas dari bridges pada clasp dan ujungnya

dibentuk chamfer untuk meminimalkan

ketidaknyamanan pasein. Pembengkokan loop

pada bridges di clasp dijadikan suatu cara alternatif

dari perlekatan, tetapi kurang stabil. Facebow

Page 22: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

harus disesuaikan sehingga mudah dimasukkan

pada tabung dan tidak membuat kawat-kawat

keluar. Facebow tersedia secara di pasaran dengan

ukuran yang bervariasi. Inner bow yang baik

digunakan adalah yang berdiameter 1,15 mm agar

sesuai pada tabung dan dengan lengan luar yang

berukuran pendek atau panjang. Pemilihan

keempat panjang inner bow busur harus bisa sesuai

di hampir semua alat.

Hal yang memungkinkan untuk menyesuaikan

ben pada gigi M1 rahang atas untuk menerima

facebow dan menyesuaikan alat lepasan pada ben.

Dalam hal ini bridges pada clasps harus digunakan

sebagai pengganti Adam’s clasps.

Gambar 6.10. Alat lepasan rahang atas yang biasa

digunakan untuk meretraksi segmen bukal rahang

atas dengan gaya ekstraoral. Adams’ clasp pada 64

| 46 (0,7 mm). Sekrup pada midline memakai bow

ekstraoral (1,25 mm) dan inner bow (1,0 mm).

Gambar 6.11. Tube ekstraoral disolder dengan

Adams’ clasp.

Pemasangan Facebow

Bow bagian dalam (inner bow), harus memiliki

bentuk dan panjang lengkung yang sesuai. Inner

bow diletakkan beberapa mmilimeter ke arah labial

dari gigi-gigi insisivus atas (tidak berkontak

dengan gigi) dan setingkat dengan garis aktif bibir.

Panjangnya dapat disesuaikan dengan “U” loops

(lihat gambar 6.8). “U” loops perlu disesuaikan

untuk memperpanjang inner bow selama

perawatan. Bagian luar bow (outer bow) terletak

bebas dari bibir dan pipi yang dilengkapi dengan

hooks untuk meletakan elastik pada permukaan

mesial molar pertama, kira-kira terletak 4 cm di

anterior head cap hooks. Apabila headgear

digunakan pada alat cekat, tingkat, dan panjang

lengan bagian luar menentukan arah gaya yang

diberikan ke gigi sehingga mempengaruhi

pergerakannya. Pada alat lepasan, yang menjadi

perhatian utama adalah arah tarikan yang

cenderung menggeser alat.

“J” hooks menjadi sebuah alternatif pada

facebow untuk menghubungkan tarikan ekstraoral

dengan alat (lihat gambar 6.9). “J” hooks dapat

ditempelkan ke spurs yang disolder ke clasps pada

gigi-gigi insisivus atau kaninus rahang atas. Pada

alat cekat, “J” hooks berperan untuk mengintrusi

segmen labial gigi atas, tetapi keberhasilannya

masih dipertanyakan. Hooks harus dibuat aman.

Cara yang direkomendasikan adalah ujungnya

dibelokkan ke lingkaran yang sempurna, yang akan

mengikat hook pada alat, yang disebut juga “O”

hook.

Page 23: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Gambar 6.12. Ketika molar band dipasang pada

molar pertama, sebuah flyover clasp (0,8 mm)

diperlukan, clasp mengikat bukal tube pada molar

band. Hal ini membuat alat lepasan digunakan

pada rangkaian dengan extraoral facebow

terpasang pada bukal tube dari band.

Gaya pada Headgear

Anchorage agar bisa kuat tekanan elastiknya

harus sesuai untuk menyeimbangkan gaya dari

reaksi yang dihasilkan oleh komponen aktif.

Retraksi secara aktif pada segmen bukal,

menggunakan gaya tarikan pada setiap sisi

setidaknya 500 g. High pull headgear, yang

menggabungkan kawat-kawat, dapat diperoleh

dengan dengan mengukur tekanan yang

ditingkatkan pada kawat-kawat sehingga tingkat

gayanya dapat diukur. Ketika menggunakan gaya

elastik, latex elastik memiliki ukuran yang lebih

seragam dibandingkan dengan commercial elastic

bands dapat diperoeh dari perusahaan-perusahaan

ortodontik. Ketentuannya adalah pita elastik harus

dapat diregangkan hingga dua kali panjangnya.

Pasien sebaiknya mengganti pita elastik setiap 3

hari atau sebelum pita elastiknya putus.

Pemakaian Headgear

Pada periode pemakaian awal dengan alat

ekstraoral yang telah dilengkapi dengan kekuatan

anchorage, pasien cukup memakai headgear hanya

saat tidur. Agar resiko kehilangan kekuatan

anchorage berkurang, maka pemakaiannya bisa

lebih lama, yaitu 10-12 jam per 24 jam. Untuk

retraksi aktif pada segmen bukal, pemakaiannya

selama 12-14 jam per 24 jam, hal ini penting

diperhatikan agar hasilnya bisa sesuai dengan yang

diharapkan. Pemakaian headgear tidak begitu

populer sehingga memotivasi dan mengamati

pasien merupakan hal yang penting untuk

keberhasilan penggunaannya.

Aspek Keamanan

Trauma yang dihasilkan oleh “J” hooks dan

facebow sangat jarang, tetapi bila hal itu terjadi

dapat bersifat sangat serius. Pasien beresiko

apabila facebow atau “J” hooks lepas dari alat. Hal

ini dapat terjadi apabila facebow dilepas sementara

masih terikat pada headcap oleh elastik, baik

secara sengaja oleh pasien atapun secara tidak

sengaja saat beraktifitas. Anak-anak juga dapat

beresiko melalui kontak dengan bagian luar

headgear, facebow atau “J” hooks. Laporan kasus

menunjukkan terdapat facebow yang lepas ketika

seorang anak sedang tidur dan mengenai mata

hingga anak tersebut kehilangan penglihatannya.

Keamanan Facebow

Jika facebow lepasan digunakan, kemudian

bagian ujung yang terikat dengan tube pada molar

clasp seharusnya dibuat membengkok (lihat

gambar 6.8), lebih baik daripada titik akhir yang

tidak terlindungi pada desain yang konvensional.

Bow sebaiknya dilepas agar resiko terjadinya luka

wajah berkurang. Hook ekstraoral seharusnya

memiliki ujung yang halus dan tidak menonjol.

Page 24: Translate - Removable Orth App, Group 3 - Fix Edit

Tali pengikat (strap) yang aman harus

disesuaikan untuk mencegah terjadinya perlukaan.

Tali terbuat dari plastik panjang yang relatif kaku,

yang akan mencegah elastik menjadi terlalu

menekan dan membantu mencegah bow agar tidak

berubah tempat.

Headgear yang aman harus tersedia dan

didesain sedemikian rupa, sehingga ikatan hook

pada headgear (yang terikat pada hook bagian luar

facebow) melepas ketika terdapat gaya yang

berlebihan. Hal ini mengurangi resiko pasien

terkena luka, jika facebow ditarik keluar dari mulut

ketika pasien masih terikat dengan headcap oleh

elastik. Akan tetapi resiko terjadinya perlukaan

tidak berkurang apabila pasien melepas facebow

saat tidur dan menggulungnya ke atas.

Keamanan “J” Hook

Kasus trauma yang dilaporkan pada

penggunaan “J” hook lebih sedikit, tetapi hal ini

diakibatkan karena “J” hooks jarang digunakan. “J”

hooks tidak dapat menimbulkan melukai seperti

halnya ketapel. “J” hooks relatif tidak stabil serta

arah tarikannya ke atas, sehingga jika terjadi

perubahan, dapat menimbulkan bahaya pada mata

pasien. Desain yang mirip “J” hook adalah “O”

hook, untuk menghindari ujung yang tajam dan

mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan.

Intruksi Pasien

Alat ekstraoral sebaiknya ditunjukkan

penggunaannya kepada pasien dan orang tua

pasien, serta resiko yang mungkin terjadi akibat

penggunaan alat juga harus dipaparkan kepada

pasien dan orang tua pasien. Instruksi tertulis juga

harus dilampirkan, yang juga berisi saran untuk

berkunjung ke rumah sakit apabila terjadi cidera

pada mata akibat penggunaan alat.

Intruksi Pengunaaan dan Pengawasan

Penggunaan alat diawali dengan masa latihan

untuk adaptasi, lalu menginstruksikan pasien untuk

menggunakan alat headgear pada malam hari di

rumah selama 2 minggu pertama. Pasien juga harus

kembali ke dokter untuk pemeriksaan dan kontrol

alat. Apabila hasil pemeriksaan telah memuaskan,

pasien diinstruksikan untuk menggunakan alat

pada siang hari di dalam ruangan. Headgear harus

diperiksa pada setiap kali kunjungan, dan pasien

ditanya apakah alat yang digunakan pernah lepas

pada malam hari. Penyebab dari lepasnya headgear

harus diketahui kemudian diperbaiki. Apabila hal

ini masih terulang kembali, pasien tidak

diperbolehkan menggunakan alat saat tidur.

Rekaman pemeriksaan headgear harus dicatat pada

rekam medik pasien setiap kali kunjungan.