BAB 13 NARRATIVE THERAPYMemulihkan KehidupanSeperti yang kita
ketahui, ilmu pengetahuan yang ada pada diri seseorang dibentuk
dari berbagai pengetahuan dan bukan ditemukan. Sehingga metode yang
tepat untuk pendekatan family terapi adalah pendekatan yang
memfokuskan pada bagaimana seseorang membangun mencari makna
dibandingkan bagaimana mereka berprilaku. Asumsi umumnya adalah
pengalaman seseorang pada dasarnya sangat ambigu. Ini berarti bahwa
pengalaman diartikan atau dimaknai tergantung kepada bagaimana
orang yang mengalaminya melihat dan menganalisa pengalaman
tersebut. Sehingga akan menimbulkan banyak interpretasi tergantung
orang yang mengalaminya. Sebagai contoh, ketika seseorang diminta
tampil ke depan maka akan ada dua perasaan yang muncul pada
umumnya, yaitu takut dan gembira/kegirangan. Pada orang yang takut,
reaksi-reaksi bergetar atau berkeringat pada tubuhnya akan menjadi
masalah dan membuatnya semakin takut namun ada orang yang gembira
atau girang, reaksi-reaksi ini akan diangap sebagai bagian dari
rasa bahagia mereka. Ini membuktikan bahwa segala sesuatu yang
terjadi pada seseorang tergantung bagaimana ia menginterpretasikan
hal tersebut. Strategi terapis adalah memberikan mereka susunan
pemikiran yang baru terhadap masalah yang dihadapi. Terapis akan
mengatakan, Lain waktu saat anda diminta untuk berbicara di depan,
pikirkan bahwa anda sedang merasa girang dibandingkan anda sedang
merasa takut. Namun hal ini akan sia-sia jika orang tersebut sejak
awal berpikir bahwa ia orang yang tidak mampu atau orang yang
penakut dalam hidupnya. Dalam hal ini pemikran yang harus diubah
adalah pemikiran dasar dirinya yang penakut.
1
Pada narrative therapy, terapis memfokuskan pada bagaimana
seseorang berpikir tentang masalanya. Tugas terapis adalah membantu
klien memperbaiki pemikiran yang maladaptive dan pemikiran yang
salah. Terapis membantu klien untuk menemukan cara berfikir dan
pemahman alternative terhadap masalah mereka. Narrative terapi
bekerja dengan keseluruhan anggota keluarga dan jarang mengurusi
masalah individual, terapis narrative lebih banyak menghabiskan
waktu untuk membentuk pola piker baru dari anggota keluarga
dibandingkan mendiskusikan masalah keluarga. Family terapis lebih
tertarik dengan pengaruh keluarga terhadap masalah, sedangkan
narrative terapis lebih tertarik pada pengaruh masalah terhadap
suatu keluarga.
Sketsa Tokoh-Tokoh TerkemukaMichael White, tokoh yang
mengembangkan narrative therapy. Tinggal di Adelaide. Dia dan
istrinya sekarang memiliki Dulwich Center di Adelaide, yang
merupakan pusat training, bidang klinis dan publikasi pendekatan
yang dikenalkan White. Awalnya White adalah seorang ahli tehnik dan
kimia. Kemudian ia tertarik untuk membantu manusia dibandingkan
bekerja dengan mesin. Hingga khirnya ia bekerja sebagai sosial
worker selama 30 tahun. Hingga akhirnya ia mengeluarkan ide terapi
yang dipengaruhi oleh Bateson dan Foucault, yaitu tentang
externalizing problem, yaitu berfikir bahwa sesuatu sedang terjadi
pada kita bukan kita sedang mengerjakan sesuatu. David Epston,
seorang terapis kelaurga dari Auckland, New Zealand. Merupakan
tokoh kedua yang paling terkenal dalam perkembangan terapi
narrative. Dia merupakan pioneer tebentuknya leagues yaitu
kelompokkelompok dari klien yang mengalami masalah yang sama dan
telah berhasil menyelesaikan maupun sedang berjuang dengan
masalahnya. Misalnya: Anti Anorexia/Bulimia League of New Zealand.
Dia juga merupakan pioneer penggunaan teknik menulis surat pada
klien. Klien- klien yang telah berhasil sembuh membagi ceritanya
melalui surat untuk membantu orang lain yang mengalami masalah yang
sama.
2
Para tokoh lain yang juga berperan dalam pengembangan narrative
terapi adalah Jill Freedman, Jeffrey Zimmerman, Stephan Madigan,
Kathe Weingarten, dll.
Formulasi TeoritikalPertama-tama terapis akan menanyakan dan
meminta klien untuk menceritakan masalah yang dihadapi. Kemudian
terapis mengenali sejauh mana efek naratif mempengaruhi klien dalam
menyikapi masalah. Narrative teori menganjurkan terapis untuk: 1.
Bersama-sama dan menunjukkan perasaan empati dan menunjukkan
ketertarikan pada cerita klien. 2. Mencari sumber kekuatan dalam
cerita klien dan sumber-sumber yang mungkin dapat menguatkan klien.
3. Bertanya dengan tidak memaksa dan dengan pendekatan yang penuh
penghargaan. 4. Tidak boleh melebel dan pelakukanlah klien sebagai
individu yang unik dan memiliki karakteristik tersendiri. 5. Bantu
klien untuk membuka pikiran dari alur yang telah ia ceritakan agar
dapat menemukan alternative jawaban atapun pandangan tentang
kehidupan yang lebih baik. Narrative terapi menekankan bahwa
individu atau keluarga yang memiliki masalah bukan individu atau
keluarga yang menjadi sumber masalah. Pemikiran ini membantu
keluarga maupun individu melihat masalah menjadi lebih jernih.
Pengembangan Keluarga NormalNarrative terapis sangat menghindari
pelebelan termasuk menyebut sebuah keluarga sebagai normal mapun
abnormal. Narrative terapis sangat mengahargai keunikan individu
maupun keluarga. Sehingga terapis modern tidak lagi menggunakan
pelebelan dan pengolongan normal maupun abnormal. Yang ada
3
hanyalah mereka (individu maupun keluarga) yang perlu dibantu
untuk melihat masalah secara berbeda dan masuk akal. Walaupun
narrative terapis menghindari hal ini namun tetap ada beberapa
asuimsi dasar yang dibuat untuk mendefinisikan keluarga normal: 1.
Memiliki tujuan yang baik, tidak membutuhkan atau menginginkan
masalah. 2. Peduli dengan apa yang terjadi di sekeliling mereka. 3.
Masalah disekeliling mereka bukanlah masalah mereka. 4. Dapat
mengembangkan dan memberdayakan alternative cerita atau alur
pemikiran di luar masalah dan berbeda dari pola piker
sebelumna.
Pengembangan Prilaku MenyimpangPada contoh seorang ibu dan anak
perempuannya yang selalu bertengkar. Si ibu menganggap anaknya
tidak mencintai ibunya karena ia selalu pulang terlambat, malas dan
tidak patuh. Si anak menganggap ibunya tidak pernah mengerti
dirinya, selalu memarahinya, sehingga ia akan terus membantah
ibunya sebagai protes dan akan terus berpesta dan pulang terlambat.
Pada narrative terapi tidak difokuskan pada terapi prilaku ibu dan
anak, tetapi lebih kepada pemikiran ibu, bahwa anak tidak mencintai
ibunya dan pemikiran anak, bahwa ibu yang tidak mengeti dirinya.
Pemikiran ini yang dirubah sehingga mereka mendapatkan pencerahan
apa sebenarnya yang terjadi dan pemikiran seperti apa yang benar
dan membuat mereka mengerti satu sama lain.
Tujuan TerapiNarrative terapi bukanlah pemecah masalah. Tetapi
menolong klien untuk memisahkan dirinya dari pemikiran yang salah
dan merusak tentang dirinya terhadap masalah atau pemikiran yang
salah yang dibentuk budaya pada dirinya, sehingga melihat masalah
secara sempit. Narrative terapi membantu membuka pikiran klien
terhadap hal ini. Didalam keluarga, keluarga dipisahkan dari
masalah dan membentuk suatu kesatuan untuk melawan musuh, yaitu
masalah keluarga.4
Sehingga didapatkan Unique outcomes, yaitu saat dimana keluarga
mampu menghadapi masalah dan bertindak dengan cara yang berbeda
dari biasana dalam menghadapi masalah.
Situasi Untuk Mengubah PrilakuDenga mengubah pemahaman yang
salah dari klien maka akan terjadinya perubahan prilaku akibat
tertanamnya pemahaman baru pada diri klien. Contohnya anak yang
disebut tidak bertanggung jawab, diubah pola pikirnya dan
keluarganya bahwa ia sebenarnya merupakan anak yang tidak terlalu
peduli sehingga membuatnya menjadi terlihat seperti tidak
bertanggung jawab. Kemudian dilihat atau digali kapan anak tersebut
perduli terhadap suatu hal. Kemudian resource tersebut digali dan
ditanamkan pada anak dan kelurga agar ia menjadi orang yang perduli
terhadap segala sesuatu atau dilhat sebagai orang yang bertanggung
jawab.
TherapyAssesment Narrative assessment berarti mendapatkan cerita
keluarga, tidak hanya pengalaman mereka tentang masalah mereka tapi
juga termasuk keyakinan dan anggapan terhadap masalah mereka. Juga
menyelidiki secara mendala dan mengubah anggapan pesimis menjadi
setidaknya harapan bahwa mereka mampu menyelesaikan masalahnya.
Terapis menunjukan rasa menghormati dengan perkataan dan pertanyaan
yang baik seperti: Silahkan ceritakan kepada saya dan kita akan
lihat apa yang dapat kita lakukan bersama-sama. Apa yang ada
harapkan? apakah ini yang anda harapkan sebagai masa depan anda?,
dll. Setelah mendapatkan cerita secara lengkap kemudian terapis
membuat pemetaan masalah. Terapis memetakan pengaruh masalah
terhadap keluarga dan sebaliknya. Saat memetakan pengaruh masalah
terhadap keluarga, terapis menggali kesedihan-kesedihan dan
pengaruhnya dalam kehidupan keluarga. Biasanya keluarga merespon
hal ini dengan perasaan ketidakmampuan dan putus5
asa. Saat memetakan engaruh keluarga terhadap kehidupan yg
sedang bermasalah, terapis menggali sejauh mana mereka telah mampu
bertahan dan bangkit terhadap tekanan masalah tersebut. Dalam tahap
ini terapi membuka ingatan-ingatan yang berisi sisi lain dari
cerita yang telah mereka sampaikan dan menggali kekuatan dan
mengembangkannya sebagai jalan keluar. Tehnik-Tehnik Terapi
Externalizing: Individu Bukan Masalah Pada dasarnya tehnik ini
membuka pikiran klien bahwa yang menjadi sumber masalah bukanlah
dirinya maupun orang lain dan tidak disebabkan karena siapapun.
Pada teknik ini klien diarahkan berfikir bahwa masalah adalah di
luar dirinya. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada klien
juga harus menjurus kepada pemahaman ini. Seperti: saat
mendiskusikan tentang gangguan makan yang diderita seorang wanita,
terapis menanyakan bagaimana anorexia mampu meyakinkan dia untuk
menahan lapar. Atau pada anak yang mengalami fobia, ditanyakan
seberapa sering rasa takut berhasil membuat anak tersebut melakukan
yang ia (rasa takut) inginkan dan seberapa sering anak tersebut
mampu mengahadapi hal itu. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini
mungkin akan aneh jika ditanyakan pada klien secara langsung, maka
tana dengan bahasa yang halus dan tidak langsung. Siapa yang
Bertanggung Jawab, individu atau masalah? Pertanyaan-pertanyaan
mengenai sejauh mana masalah mendominasi mereka dan pertanyaan
sejauh mana mereka mampu mengontrolnya sisebut pertanyaan relative
influence question. Dengan melibatkan seluruh anggota keluarga
dalam diskusi, akan membuat semua anggota keluarga sadar bahwa
mereka masalah tersebut telah berhasil mengganggu hubungan satu
sama lain di antara mereka.
6
Memahami Hal Yang Tersirat Dari Cerita Permasalahan Terapis haru
mendengarkan dengan seksama cerita klien dan melihat halhal positif
yang telah ia lakukan untuk mengatasi masalahnya sekecil apapun
usahanya. Hal ini dikembangkan dan di gunakan lebih jauh untuk
membantunya mendapatkan pemahaman baru bahwa dia mampu
menyelesaikan masalahnya. Membuat Cerita Baru Terapis harus
membantu dan terus mengikuti perkembangan klien dalam membuat atau
mengkontruksi cerita baru dalam hidupnya. Terkadang leagues
diperlukan dan dibentuk. Grup ini dibentuk antar klien yang
memiliki masalah yang sama untuk saling mendukung satu sama lain
dalam mengatasi maupun menguatkan mereka dari masalah. Atau dapat
juga diteruskan melalui surat dengan terapis maupun klien lain,
tentunya untuk memperpanjang sesi terapi yang berkelanjutan. Hal
ini barulah permulan, karena tujuan dari terapi ini tidak hanya
menyelesaikan masalah, namun untuk mengubah pola piker dan pola
hidup secara keseluruhan.
7
BAB 14 MODEL INTEGRATIFPendekatan Yang Lebih Fleksibel Untuk
TreatmentBowen mencari alasan dengan sebuah keluarga untuk
berbicara satu sama lain: karena menurut Minuchin, untuk bisa
benar-benar masuk ke dalam sebuah hubungan adalah dengan cara
berbicara langsung satu sama lain. Tidak ada satu sekolah baru pun
yang terbebas dari perlawanan mentalitas mereka: fokus dari kedua
solusi dan terapis adalah melakukan sedikit penolakan
mendefinisikan fitur dari sekolah tradisional. Mereka
antimekanistik, pastinya bukan behavioral, dan sangat menolak
konflik sebagai sumber dari masalah keluarga. Dalam setiap usaha
keras, sepertinya tampak integrasi adalah jalan satu-satunya yang
memungkinkan setelah periode dari diferensiasi. Dalam tahun-tahun
awal terapi keluarga, ide dari integrasi mempunyai konotasi
negatif. Energi yang muncul dari sekolah dikhususkan untuk
dibedakan, integrasi terlihat bagaikan air yang jatuh, lebih dari
hal yang diperkaya dari model klasik. Tidak ada terapi yang akan
berhasil tanpa adanya dampak dari dimensi berpikir, perasaan dan
sebuah tindakan makhluk yang ada dalam sistem biologis yang
kompleks.Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa terapi eklektik
dapat digunakan, tetapi tetap harus fokus pada satu elemen khusus.
Hanya saja tidak disarankan untuk mencoba semuanya sekaligus.
Dibawah ini akan dijelaskan beberapa macam perbedaan pendekatan. 1.
Eklektik Yang digambarkan dalam berbagai macam model dan variasi.
Integrasi yang efektif mencakup lebih dari sekedar mengambil
sedikit dari sini dan sedikit dari sana dari berbagai macam model.
Dalam menciptakan integrasi dalam pekerjaan, ada 2 hal yang perlu
dihindari. Hal pertama adalah contoh teknik dari beragam pendekatan
tanpa fokus konseptual. Masalah yang dihadapi disini bukanlah
terlalu banyak teori intelegensi sebagai inkonsistensi klinis. Hal
kedua yang perlu
8
dihindari adalah menukar kuda ditengah badai. Hampir semua
treatment mengalami kesulitan, dan ketika hal ini terjadi, para
pemula akan tergoda untuk menggeser dengan model yang berbeda
secara keseluruhan. Masalah yang dihadapi disini, hampir semua
strategi yang dibuat berhasil untuk sementara kemudian jatuh.
Terjebak dalam streategi yang tidak berhasil bukanlah sebuah alasan
untuk mengganti strategi, bisa saja klien sudah berharap lebih pada
saat itu. Dan inilah saatnya untuk para therapist untuk mempertajam
kemampuan, bukan untuk membuangnya.
2. Selective Borrowing Di dalam selective borrowing ini, apa
yang hendak dipilih semuanya tergantung dalam bagian apa yang
tersedia dari training program. Ini merupakan ide yang menarik
karena terapis diperbolehkan untuk belajar sebanyak apapun dari
siapa saja yang para therapist kehendaki. Bagaimanapun juga, apa
yang dipelajari juga harus masuk akal bagi para therapist. Dan
juga, therapist dibebaskan untuk mengintip training dan
supervision, tentu saja pendekatanyang telah dipilih harus
konsisten dengan bagaimana cara kita berpikir tentang orangorang
dan bagaimana cara kita berinteraksi dengan mereka. Menggunakan
teknik dari sini dan sana tanpa konsep menghasilkan bentuk kacau
dari eclecticsm yang kemudian digeser maju-mundur oleh terapis
tanpa konsistensi atau keyakinan. Borrowing technique Bukan berarti
gado-gado teknik,dan ini juga bukan berarti menukar dari satu
pendekatan ke yang lainnya kapan saja sesuai dengan keinginan
therapist. Borrowing technique dari pendekatan lain lebih sebagai
cara efektif apabila kita merasa hal itu cocok dan sesuai dengan
paradigma yang kita gunakan.
Desain spesial model integratif Beberapa terapis membuat
beberapa sintesis baru diluar konteks aspek komplementari model
yang ada. Beberapa dari usaha integratif ini menghasilkan sistem
komprehensif yang termasuk seluruh jarak pendekatannya dibawah satu
payung. Ketika kombinasi elemen sederhana dari satu pendekatan
dengan yang lainnya, membentuk sebuah model hibrid.
9
Komprehensif, Teoritikal, Termasuk ModelPendiri terapi keluarga
mengembangkan model tertentu, yang masing-masing berkonsentrasi
pada aspek tertentu dari pengalaman manusia. Meskipun selektivitas
ini memungkinkan berbagai sekolah untuk mengkonsolidasikan
pendekatan mereka, pada akhirnya menciptakan lingkungan yang
kompetitif. Tidak membatasi praktek seseorang untuk setiap model
satu tapi menggambar pada berbagai pendekatan yang ada adalah
maksud dari pernyataan di atas. Kelemahan dari pendekatan
komprehensif adalah bahwa mereka membutuhkan banyak terapis.
Pertama, terapis tidak bisa hanya mengkhususkan diri dalam
mengatakan untangling segitiga keluarga, tetapi juga harus
menyadari berbagai macam isu lainnya, seperti intrafisik,
transgenerasi, bahkan politik, dan juga rentang yang lebih besar
dari intervensi. terapis yang mengadopsi kerangka yang lebih
komprehensif harus waspada terhadap resiko kecenderungan disebutkan
sebelumnya untuk menyerah terlalu cepat dan beralih sembarangan
dari satu strategi yang lain. Kedua, masalah terapi integratif
terpusat, link pendekatan yang berbeda secara berurutan dan
menyediakan pohon keputusan untuk beralih dari satu ke yang lain
ketika terapis terjebak.
Model metaframeworks Metaframeworks tumbuh dari kolaborasi
antara tiga guru terapi keluarga yang bekerja di institut untuk
Juveline Penelitian di Chicago: Douglas Breunlin, Richars Schwartz,
dan Betty Mac Kune-Kareer.Pendekatan ini menawarkan kerangka teori
pemersatu yang dioperasionalkan dengan enam domain inti dari fungsi
manusia, atau metaframeworks: proses intraphysic, organisasi
keluarga, urutan dari interaksi keluarga, perkembangan, budaya, dan
gender (Breunlin, Schwartz. & Mac Kune-Kareer, 1992). Penerapan
metaframeworks dipahami dalam hal melepaskan kendala, di tingkat
apa pun menjaga keluarga dari memecahkan masalah apapun.
10
Integratif Masalah yang Berpusat pada Terapi Metaframeworks
menyuling elemen kunci dari teori yang berbeda menjadi sebuah
sintesis baru, masalah integratif masalah yang berpusat pada
terapi
menggabungkan berbagai pendekatan keluarga seorang individu
secara berurutan. Tanpa mencoba untuk menggabungkan mereka.
Integratif masalah yang berpusat pada terapi telah dikembangkan
selama dua puluh tahun terakhir oleh William Pinsof (1995, 1999)
dan koleganya di Institut Keluarga di Northwestern University.
Pinsof ingin membantu anggota keluarga mengeksplorasi dan
mengekspresikan emosi mereka ala Virginia Satir atau Susan Johnson.
Sequencing ini masuk akal untuk Pinsof (1999) partai karena itu
mencerminkan perkembangan pribadinya. Beberapa keluarga akan
menanggapi intervensi perilaku atau struktural sementara yang lain
mungkin membutuhkan lebih banyak fokus mendalam. Terapi integratif
sering melibatkan kerja sama tim di antara sejumlah ahli terapi,
terutama ketika anggota keluarga kunci rentan dan perlu terapis
mereka sendiri. Terapis terpisah dengan orientasi yang berbeda bisa
menjadi mimpi buruk, kerangka integratif menyediakan landasan
bersama untuk kolaborasi. Para metaframeworks dan pendekatan
integratif mewakili dua kemungkinan reaksi ke terapis keluarga
realisasi banyak bahwa model mereka telah diadopsi sebagai obat
bagi semua yang memiliki keterbatasan. Salah satu solusi
(metaframeworks) hampir alkimia adalah pengambilan potongan dari
sana-sini untuk membentuk sebuah sintesis baru. Yang lainnya
(integratif) sebagai aditiflinking model keseluruhan bersama tanpa
mencoba untuk merevisinya atau menghubungkan mereka secara
teoritis.
Model yang digabungkan dari dua pendekatan berbedaNarasi solusi
pendekatan Salah satu hal yang mengganggu beberapa praktisi
berpengalaman adalah kecenderungan untuk terapis berfokus pada
solusi dan narasi untuk memalingkan wajah mereka pada elemen
berharga dari model lama. Itu sebabnya Eron dan Lund, narasi solusi
model (Eron & Lund, 1993 1996.). yang menggabungkan model MRI
dengan teknik naratif, adalah tambahan yang diterima.
11
Terapi adalah ideologi dan karena itu sampai batas tertentu
impersonal. Para meretriciousness dari pemikiran seperti ini,
bagaimanapun, tidak penting untuk pemahaman bahwa keluarga sering
terjebak dalam penerapan lebih sama solusi yang tidak bekerja. Eron
dan Lund menghidupkan kembali bahwa wawasan dan dimasukkan ke
campuran terapi strategis dan naratif. Joseph Eron dan Thomas Lund
Institute Family Catskill di New York mulai berkolaborasi pada awal
tahun 1980 sebagai terapis strategis singkat. Ada aspek pendekatan
strategis mereka tidak mau menyerah. Jadi mereka menggabungkan dua.
Pendekatan naratif solusi yang dihasilkan berkisar pada konsep
tampilan: Pandangan yang lebih disukai mencakup kualitas orang
ingin memiliki dan telah diperhatikan oleh orang lain: misalnya,
"ditentukan", "peduli". "bertanggung jawab." Pandangan Pilihan
membentuk atribusi satu membuat tentang perilaku. "Saya
melakukannya (masuk ke pertarungan itu) karena saya keren, mandiri,
mampu mengelola urusan sendiri." Pandangan yang lebih disukai juga
termasuk harapan rakyat, mimpi, dan niat untuk hidup hidup mereka.
"Saya ingin berbeda dari ibu saya yang egois dan kritis." Pandangan
yang lebih disukai mungkin ada atau mungkin tidak ada hubungannya
dengan perilaku aktual seseorang. "Saya mungkin tidak diperlakukan
dengan baik di sekolah, tapi saya suka berpikir tentang diri saya
sebagai pekerja keras dan disiplin pribadi. Aku berharap bisa pergi
ke sekolah dan menjadi pascasarjana baik, meskipun saya diberi
nilai, Tidak mungkin. "
Eron dan Lund (1996) berasumsi bahwa orang memiliki preferensi
yang kuat untuk bagaimana mereka ingin melihat diri mereka dan
untuk dilihat oleh orang lain. Masalah timbul ketika orang tidak
hidup sesuai dengan pandangan mereka disukai. Untuk mengatasi
perbedaan ini. Eron dan Lund menggunakan kombinasi reframing dari
model MRI dan restroying dari pendekatan naratif. Eron dan Lund
(1996) menawarkan beberapa panduan untuk membantu terapis mengelola
percakapan.
12
Menjaga preferensi klien minat dan harapan. Terapis harus
memperhatikan cerita yang mencerminkan bagaimana klien lebih
memilih untuk melihat diri mereka, dan bagaimana mereka ingin
dilihat oleh orang lain secara signifikan. Mengeksplorasi efek
perilaku. Terapis membantu klien memeriksa efek dari perilaku pada
diri mereka sendiri dan orang lain. Pertanyaan efek
"mengeksternalisasi" masalah: mereka memisahkan orang dari
masalah. Hal ini memungkinkan klien untuk berbicara tentang
perilaku bermasalah tanpa merasa malu atau dihakimi. Efek
pertanyaan juga memegang orang bertanggung jawab untuk perbedaan
antara apa yang mereka ingini dan dampak dari tindakan mereka pada
diri mereka sendiri dan orang lain. Gunakan cerita dulu dan
sekarang. Terapis membantu klien menemukan ceritacerita masa lalu
dan sekarang yang sesuai dengan preferensi mereka dan bahwa masalah
perilaku bertentangan mempertahankan. Diskusikan masa depan.
Terapis meminta klien untuk membayangkan apa masa depan akan
terlihat seperti ketika masalah teratasi. Pose pertanyaan misteri.
Terapis mengajukan pertanyaan-pertanyaan klien misteri. Pertanyaan
Misteri mengundang klien untuk mendamaikan perbedaan antara siapa
yang mereka ingini dan fakta-fakta keras perilaku bermasalah
mereka. Pertanyaan Misteri menginspirasi refleksi dengan cara yang
tidak mengancam. Orang sering mulai memikirkan kembali predicaments
mereka, bagaimana hal itu mereka datang untuk bertindak tidak
sejalan dengan pandangan mereka sukai, dan apa yang bisa mereka
lakukan. Eron dan Lund merekomendasikan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dalam kebingungan bukan cara konfrontasi.
Alternatif penjelasan penulis co. Terapis bekerja dengan klien
untuk mengembangkan penjelasan baru untuk evolusi dari masalah yang
sesuai dengan bagaimana mereka lebih memilih untuk dilihat, dan
menginspirasi tindakan baru.
13
Mendorong diskusi. Terapis meminta klien untuk berbicara dengan
orang lain yang signifikan tentang preferensi mereka, harapan, dan
niat. Integrasi Terapi Pasangan Neil Jacobson of the University of
Washington, salah satu terapis keluarga perilaku terkemuka, bekerja
sama dengan Andrew Christensen dari UCLA untuk mencari tahu
bagaimana meningkatkan batas tingkat keberhasilan mereka menemukan
pasangan dengan terapi tradisional perilaku. Hasilnya meningkat
bahwa ketika mereka menambahkan unsur humanistik untuk campuran
perilaku standar pelatihan komunikasi. Resolusi konflik, dan
pemecahan masalah. Pendekatan mereka mengembangkan dijelaskan dalam
beberapa terapi integratif (Jacobson & Christensen. 1996).
Terapi tradisional perilaku pasangan didasarkan pada model
pertukaran perilaku. Setelah "analisis fungsional" menunjukkan
bagaimana mitra dalam pengaruh hubungan satu sama lain, mereka
diajarkan untuk memperkuat perubahan yang ingin mereka bawa tentang
satu sama lain. Terapi mungkin tentang perubahan, tetapi hubungan
yang sukses juga melibatkan sejumlah penerimaan perbedaan dan
kekecewaan. Beberapa hal dalam pernikahan yang tidak bahagia
mungkin perlu mengubah untuk hubungan membaik. Tetapi, beberapa hal
tentang pasangan adalah bagian dari paket. Dan pasangan yang
bertahan dan istirahat di periode belajar menerima hal ini. Di
elemen ini, penerimaan, Jacobson dan Christensen telah ditambahkan
dalam pendekatan baru mereka terhadap terapi pasangan.Berbeda
dengan karakteristik pengajaran dan pemberitaan terapi perilaku
tradisional. Integratif pasangan terapi menekankan dukungan dan
empati, kualitas yang sama bahwa terapis ingin pasangan belajar
untuk menunjukkan satu sama lain.Tema umum dalam masalah pasangan
termasuk konflik di seluruh kedekatan dan jarak, keinginan untuk
kontrol tetapi keengganan untuk mengambil tanggung jawab, dan
perbedaan pendapat tentang seks. Sedangkan mitra melihat perbedaan
ini sebagai indikasi defisiensi pada orang lain dan sebagai masalah
yang akan dipecahkan.
14
Strategi untuk menghasilkan perubahan mencakup dua bahan dasar
terapi pasangan perilaku: perilaku pertukaran dan komunikasi
pelatihan keterampilan. Perilaku intervensi pertukaran melibatkan
quid pro quo dan itikad baik konstrak dimana pasangan belajar untuk
bertukar nikmat atau memulai perilaku menyenangkan dengan harapan
mendapatkan yang sama sebagai balasannya. Bahan kedua, pelatihan
komunikasi melibatkan dan mengajarkan pasangan untuk mendengarkan
dan mengekspresikan diri tetapi tidak dengan cara menyalahkan.
Belajar menggunakan mendengarkan aktif dan membuat I-pernyataan
yang diajarkan dengan cara ditugaskan membaca, pengajaran, dan
praktek. Ketika mereka belajar berkomunikasi kurang defensif,
pasangan tidak hanya lebih mampu menyelesaikan konflik, tetapi
mereka juga menjadi lebih menerima satu sama lain. Model Integratif
Lainnya Sebenarnya ada begitu banyak pendekatan integratif terhadap
terapi keluarga yang tidak mungkin untuk semua mereka daftar.
Sementara banyak dari model yang digambarkan sebagai integratif
baru. Beberapa dari mereka ada yang telah begitu lama tetapi mereka
tidak selalu mendapatkan perhatian yang layak. Salah satu model
yang sangat elegan yang telah ada untuk sementara (pertama kali
dijelaskan pada 1981) adalah terapi singkat perkawinan Alan Gurman
yang integratif, yang menggabungkan teori pembelajaran sosial dan
psikodinamika. Seperti pada terapi perilaku, masalah perkawinan
dipandang sebagai akibat komunikasi yang buruk dan pemecahan
masalah. Namun, seperti dalam teori hubungan objek, defisit ini
dipahami sebagai memiliki akar dalam konflik bawah sadar dari
mitra.Gurman juga terlihat pada konsekuensi dari interaksi pasangan
bermasalah, mencatat apakah bala bantuan positif dan negatif atau
hukuman dapat mempertahankan pola-pola ini.Selain menangani
interaksi pasangan bermasalah dan konflik yang mendasarinya. Terapi
singkat perkawinan Gurman yang integratif juga mencakup pemecahan
masalah praktis, diskusi, saran, pengajaran, teknik kontrol diri,
eksplorasi masa lalu, pemodelan, pelatihan, bibliotherapy-
15
singkatnya, dan berbagai macam intervensi fleksibel yang menjadi
ciri jenis terbaik dari integrasi. Liddle mengembangkan pendekatan
integratifnya saat bekerja dengan orang yang menyalahgunakan
narkoba, remaja dalam kota dalam sebuah proyek yang didanai
pemerintah federal. Terapi keluarga multidimensi Nya menyatukan
model faktor risiko perilaku narkoba dan masalah, perkembangan
psikopatologi, teori sistem keluarga, teori dukungan sosial, teori
rekan cluster, dan teori pembelajaran sosial. Dalam prakteknya,
model menerapkan kombinasi terapi keluarga struktural, pelatihan
orang tua, pelatihan keterampilan bagi remaja, dan teknik perilaku
kognitif. Scott Henggeler of the University of South California dan
sejumlah penelitian yang berorientasi pada rekan-rekan yang bekerja
dengan "sulit untuk diobati" anak-anak mencoba untuk memperbaiki
sistem terapi yang berorientasi pada keluarga mereka, yaitu: Lebih
aktif mempertimbangkan dan melakukan intervensi ke dalam sistem
extrafamilial di mana keluarga yang tertanam, khususnya sekolah
mereka dan konteks teman sebaya. Termasuk masalah perkembangan
individu dalam ketetapan, Menggabungkan Intervensi Perilaku
Kognitif (Henggeler & Borduin. 1990)
Model multisistemik telah menunjukkan hasil menjanjikan dalam
beberapa hasil studi yang dirancang dengan baik dari para pelaku
Juneville dan keluarga dirujuk karena melanggar atau mengabaikan.
Untuk alasan itu, sangat dianggap di antara lembaga pendanaan
pemerintah, dan Henggelee telah menerima sejumlah hibah besar.
16
Model yang dirancang untuk masalah klinis yang spesifik.Salah
satu tanda bahwa terapi keluarga efektif ialah ketika terapis mulai
fokus pada masalah klinis yang lebih spesifik, contohnya seperti
terapi keluarga struktural yang digunakan pada kasus anoreksia
nervosa dan diabetes (Minuchin, Rosman, & Baker, 1978). Bekerja
dengan keluarga yang memiliki kasus kekerasan dalam rumah tangga.
Dalam kasus kekerasan di rumah tangga, laki-laki bertanggung jawab
atas perilaku kekerasan yang ia munculkan, apapun alasannya. Namun
Goldner dan Walker percaya bahwa kedua pihak, yakni suami dan istri
memiliki peran yang sama dalam menyelesaikan permasalahan ini.
Kedua pihak untuk menyadari bahwa kek erasan harus segera
dihentikan dan mereka berdualah yang bertanggung jawab untuk
menghentikannya. Dalam memberikan bantuan, Goldner dan Walker
memilih menggunakan istilah bagian daripada menggunakan istilah
pelaku dan korban. Goldner dan Walker juga menggunakan model
mendengar aktif, dimana dengan model ini kedua pihak dapat lebih
memahami bagaimana pandangan pasangannya terhadap kasus yang tengah
mereka alami. Terapi Komunitas Keluarga. Terapi Komunitas keluarga
lebih berlandaskan pada integrasi, dimana terapi keluarga yang
memfokuskan pada psikologis masyarakat dan pekerjaan sosial yang
dimiliki oleh masyarakat. Dalam terapi komunitas keluarga,
pendekatan yang akan dilakukan ialah lebih banyak mendorong
sikap-sikap baru yang dimiliki klien dan juga membantu klien
mencapai apa yang benar-benar mereka inginkan. harus bersikeras
17
BAB 15 EVALUASI DARI TERAPI KELUARGA
Formulasi TeoriStabilitas dan Perubahan Teori komunikasi
menjelaskan keluarga sebagai suatu sistem yang
memiliki aturan tersendiri dengan kecenderungan ke arah
stabilitas (Jackson. 1965). Namun, untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan keadaan, keluarga juga harus mampu merevisi aturan yang
telah dibuat dan memodifikasi struktur keluarga yang telah mereka
bangun. Proses dan Konten Sebagian besar sekolah terapi keluarga
menekankan proses daripada interaksi antar anggota keluarga.
Psikoanalis dan experientialists mencoba mengurangi kekurangan
interaksi dan mendorong individu untuk lebih terbuka pikiran dan
perasaannya. Komunikasi terapis meningkatkan aliran interaksi dan
juga dapat membantu keluarga untuk mengurangi ketidaksesuaian
antara tingkat komunikasi antar masing-masing anggota keluarga.
Karena lebih menekankan pada proses dan konten, pada pendekatan
ini, tidak melihat bagaimana masalah tersebut bermula, namun lebih
menekankan pada interaksi antar masing-masing anggota keluarga dan
juga kondisi keluarga ketika masalah belum muncul. Model monadic,
dyadic, atau triadic. Beberapa ahli terapi, ahli psikologi
pendidikan berpendapat bahwa individu sebagai pasien dan anggota
keluarganya sebagai tambahan untuk pengobatan sang pasien tersebut.
Perlu juga diketahui bahwa terapis psikologi pendidikan bekerja
dengan penyakit mental yang serius seperti skizofrenia dan
18
gangguan bipolar, di mana pengaruh keluarga tidak begitu besar
perannya dibandingkan dengan kebanyakan kasus ditangani oleh
terapis keluarga lainnya. Hampir sama dengan yang dialami oleh
terapis naratif, yang juga tidak begitu melibatkan aspek keluarga
dalam pekerjaannya. Mereka fokus pada kognisi individu. Terapis
naratif lebih menekankan pada membawa individu untuk berkonsentrasi
dan mengabaikan tiga karakteristik dalam mendefinisikan terapi
keluarga, yaitu mengakui bahwa gejala psikologis seringkali hasil
dari konflik keluarga, berpikir tentang masalah manusia sebagai
interaksi internasional, dan memperlakukan keluarga sebagai unit.
Keluarga Nuklir dalam Konteks Sama seperti terapis keluarga yang
paling mendukung ide-ide dari teori sistem, sebagian besar juga
menggambarkan keluarga sebagai suatu sistem yang terbuka. Keluarga
adalah hubungan terbuka yang anggotanya tidak hanya berinteraksi
satu sama lain, tetapi juga dengan sistem lain dalam lingkungan
hidupnya. Memang, penekanan utama dalam terapi keluarga kontemporer
telah memperluas fokus perhatian untuk menyertakan bagaimana
keluarga dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, etnis, kelas, dan
orientasi seksual. Namun saat ini, berbicara mengenai konteks
sosial dari keluarga bukan lagi hal yang menjadi fokus daripada
terapis. Batasan-batasan Bowen mendeskripsikan batas antara diri
dan keluarga, sedangkan minuchin mengidentifikasi batas-batas
antara berbagai subsistem yang ditemukan dalam keluarga. Pemikiran
Bowen mencerminkan penekanan psikoanalitik pada pemisahan dan
individuasi (Mahler, Pine, & Bergman. 1975. Minuchin
menawarkan pandangan yang lebih seimbang, dengan memotong
masalah yang muncul ketika batasan yang ada dirasa terlalu lemah
ataupun terlalu kuat. Perbedaan-perbedaan konseptual juga
menyebabkan adanya perbedaanperbedaan dalam pengobatan. Terapis
Bowenian mendorong hubungan tetapi menekankan otonomi. Sukses
diukur dengan diferensiasi diri. Strukturalis
19
mendorong keaslian tetapi berusaha untuk merestrukturisasi
hubungan keluarga baik dengan memperkuat atau melemahkan batas.
Sukses diukur dengan fungsi yang harmonis dari seluruh
keluarga.
Perkembangan keluarga yang normalSalah satu perbedaan
karakteristik terapi keluarga adalah fokus pada konsep here and now
(di sini dan sekarang). Kebanyakan terapis memiliki asumsi tentang
apa yang dianggap normal oleh banyak pihak, dan ide-ide ini
mempengaruhi pekerjaan mereka. Ketika hendak menetapkan tujuan
untuk pengobatan keluarga, pilihannya bukanlah antara memiliki atau
tidak memiliki model atau standar tertentu daripada sehat, tetapi
antara menggunakan model yang telah dijelaskan dan diperiksa
sebelumnya atau menggunakan standar pribadi individu tersebut.
Terapis keluarga sangat peduli dengan masa lalu klien/individu,
meskipun sebagian besar sekolah terapi keluarga tidak peduli dengan
bagaimana landasan keluarga tersebut dimulai. Bowenians dan
psikoanalis percaya bahwa pemilihan pasangan dalam perkawinan
memilki peranan yang penting dalam kehidupan berkeluarga
selanjutnya. Bowen menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan antar
pasangan, sementara psikoanalitik menjelaskan tentang pentingnya
saling melengkapi akan kebutuhan yang tidak disadari oleh
masing-masing individu.
Perkembangan Gangguan PerilakuSystem Tidak Fleksibel Peneliti
awal keluarga skizofrenia menekankan kekakuan mereka. Wynne
menciptakan istilah pagar karet untuk drama bagaimana keluarga
psikotik menolak pengaruh luar dan pseudomutuality untuk
menggambarkan terutama kerukunan mereka. R.D. Laing menunjukkan
bagaimana orang tua, tidak dapat mentoleransi individualitas
anak-anak mereka, mistifikasi digunakan untuk menyangkal pengalaman
mereka. Teori komunikasi menyatakan bahwa gangguan yang paling
mencolok dalam keluarga penderita skizofrenia adalah bahwa mereka
tidak memiliki mekanisme untuk mengubah aturan mereka, mereka
diprogram
20
untuk umpan balik negatif, mengobati hal baru dan perubahan
sebagai penyimpangan untuk dilawan. Tradisi ini melihat keluarga
pasien sakit mental sebagai keteguhan homeostatik sampai tahun
1980-an oleh Selvini Palazzoli dalam bentuk konsepnya dari "dirty
games". Carol Anderson dan Michael White
membandingkan perspektif negatif dengan menyarankan kekakuan
yang mungkin merupakan hasil dari hidup dengan masalah serius dan
menjadi kesalahan untuk mereka oleh para profesional kesehatan
mental. Masalah keluarga infleksibel menjelaskan dalam homeostatik
menjadi salah satu pilar dari sekolah strategis. keluarga
disfungsional menanggapi masalah dengan rentang yang terbatas dari
solusi. bahkan ketika solusi tidak berhasil, keluarga-keluarga
dengan keras kepala terus berusaha. behavioris menggunakan ide yang
sama ketika mereka menjelaskan gejala sebagai akibat dari upaya
yang salah untuk mengontrol perilaku. sering ketika orang tua
berpikir mereka menghukum perilaku buruk, mereka benar-benar
menguatkannya dengan perhatian. Menurut teori psikoanalitik dan
eksperiensial, kekakuan intrapsikis, dalam bentuk konflik, hambatan
perkembangan, dan penekanan emosional, adalah kontribusi individu
untuk keluarga yang tidak fleksibel. psikoanalis
mempertimbangkan keluarga yang tidak sehat sebagai sistem
tertutup yang menolak perubahan. ketika stres, keluarga tidak
fleksibel mundur ke tingkat awal perkembangan , di mana konflik
yang belum diselesaikan membuat mereka terpaku. Structural terapis
menempatkan ketidakfleksibelan dari keluarga-keluarga dalam
batasan-batasan antara subsistem. Tetapi masalah-masalah structural
tidak menjadi hasil yang penting dari beberapa kekurangan dalam
keluarga. Sebaliknya, keluarga-keluarga normal bisa mengembangkan
banyak masalah jika mereka tidak mampu mengubah struktur fungsional
sebelumnya untuk mengatasi krisis lingkungan atau perkembangan.
Terapis keluarga harus benar-benar memahami poin ini:
keluarga-keluarga dengan gejala-gejala yang sering didasarkan
pada
21
dugaan; mereka membutuhkan bantuan sederhana untuk menyesuaikan
perubahan pada keadaan. Solution-focused dan narrative therapist
mencegah dugaan-dugaan yang melibatkan anggota keluarga dalam
perkembangan masalah-masalah mereka. Kedua-duanya lebih focus pada
kekuatan-kekuatan individual dalam keluarga dan ketika pada
waktunya mereka menggunakan sumber-sumber untuk menyelesaikan
masalah-masalah mereka. Apa yang model-model ini identifikasi
sebagai masalah adalah kebiasaan-kebiasaan dari pikiran yang kaku
untuk mengarahkan orangorang mempertimbangkan kekalahan mereka
sendiri. Solution focused terapis membiarkan identifikasi tersebut;
mereka tidak mempertimbangkan tentang sumber-sumber pikiran
orang-orang yang bersifat mengalah. Narrative therapist menekankan
pertimbangan sistem yang merusak kepercayaan pada kebudayaan yang
diinternalisasikan oleh anggota-anggota keluarga. Ini merupakan
masyarakat bukan keluarga yang tidak fleksibel . Fungsi dari
Symptom-Symptom Terapis keluarga yang pertama mendiskripsikan
identifkasi pasien sebagai bagian fungsi gangguan keluarga pada
konflik berkelanjutan dan stabilisasi keluarga. Vogel dan Bell
(1960) mendeskripsikan gangguan emosional anak sebagai family
scapegoats. Behavioris selalu menentang gagasan bahwa gejala adalah
tanda yang mendasari patologi. Terapis keluarga perilaku mengobati
masalah seperti keterampilan atau sebagai hasil dari upaya yang
salah untuk mengubah perilaku. membatasi fokus mereka untuk gejala
adalah salah satu alasan mereka sukses dalam menemukan kontinjensi
yang memperkuat mereka, melainkan juga salah satu alasan mengapa
mereka tidak sangat sukses dengan kasus di mana masalah perilaku
anak berfungsi untuk menstabilkan pernikahan yang konflik atau di
mana beberapa argumen yang melindungi mereka dari penanganan
konflik yang lebih dalam. Beberapa sekolah terapi keluarga tetap
percaya bahwa gejala sinyal masalah yang lebih dalam dapat
berfungsi untuk menjaga stabilitas keluarga.
22
dalam keluarga yang tidak bisa mentolerir konflik terbuka,
symptom anggota dapat bertindak sebagai pengalihan. dalam formulasi
psikoanalitik, bowenian, dan struktural, ketidakmampuan pasangan
untuk membentuk ikatan intim dapat dianggap berasal dari fakta
bahwa salah satu atau keduanya dari mereka masih terlibat dalam
hubungan antara orang tua mereka. dalam perilaku ini mungkin gejala
ditransmisikan dari generasi ke generasi dan berfungsi menstabilkan
sistem keluarga multigenerasi. Dinamika yang mendasari Dalam tahun
1950 terapis keluarga menantang gagasan psikoanalitik bahwa gejala
adalah fenomena luar dan bahwa masalah nyata adalah internal. Saat
ini masih banyak terapis keluarga menyangkal bahwa perlu untuk
mempertimbangkan dinamika yang mendasari untuk menjelaskan atau
mengobati gejala perilaku. Banyak dokter percaya bahwa itu cukup
untuk mengamati polapola interaksi dalam keluarga. Beberapa
strategis terapis, seperti kelompok MRI, fokus pada interaksi
gejala perilaku sekitar: orang lain, seperti kelompok Milan,
mengambil pandangan yang lebih luas dari seluruh keluarga.
Behavioris berpendapat bahwa untuk menjelaskan perilaku yang tidak
diinginkan hanya perlu melihat pada koosekuensi penguatan. Masalah
yang mendasar sebenarnya adalah disfungsi keluarga. Structural
terapis memberikan perhatian pada keluhan-keluhan keluarga, tetapi
berfokus pada structural masalah yang mendasari. Struktur keluarga
sekarang adalah salah satu konsep sentral dalam terapi keluarga,
dan dapat menjadi wadah bagi mereka yang melakukan atau tidak
analisis structur mereka. Haley (1980) dan banyak orang menganggap
bahwa dia seorang ahli strategis strukturalis. John Weakland dari
kelompok MRI dengan tegas menyangkal kebutuhan untuk mencakup
konsep-konsep struktural dalam asesmen keluarga, dan ia menganggap
hal tersebut kembali ke teori psikodinamik yang didiskreditkan.
Terapis psikoanalitik dan Bowenian memiliki konsep tersendiri
tentang dinamika yang mendasarinya. . Psikoanalis mempunyai
dinamika yang mendasari: saat ini praktisi psikoanalitik terapi
keluarga menggunakan ide dalam konsep
23
konflik intrapsikis struktural (id, ego, superego): hambatan
perkembangan; hubungan-hubungan objek internal; dan struktur
patologis antara anggota keluarga. . Menurut model psikoanalitik,
kesulitan dapat berkembang pada interaksi, tapi individu-individu
yang berinteraksi memiliki masalah nyata. Dalam teori Bowen konsep
utama yang menggambarkan dinamika keluarga adalah penyatuan. Proses
proyeksi keluarga, dan interblocking triangles. Banyak pendapat
yang menekankan bahwa bowenian mungkin menghabiskan waktu
berhadapan langsung dengan orang lain untuk mempresentasikan
symptom. Teori Bowenian menggunakan model diatesis-stress masalah
psikologis. Model ini merupakan model dari penelitian genetik, di
mana seseorang mengembangkan gangguan ketika sebuah cacat genetik
yang dipicu oleh stres di lingkungan. Dalam teori bowenian, orang
yang mengembangkan simptom dalam menghadapi kecemasan-membangkitkan
stres memiliki perbedaan tingkat rendah dan secara emosional
terpisah dari sistem pendukung, terutama dalam keluarga besar.
Diatesis mungkin bukan genetik, tetapi akan diteruskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Patologis Triangles Patologis
triangles terletak di jantung beberapa penjelasan terapi keluarga
gangguan perilaku. Bowen menjelaskan, ketika dua orang berada dalam
konflik, orang yang paling mengalami kecemasan akan " triangle in "
orang ketiga. Model ini tidak hanya memberikan penjelasan tentang
sistem phatology tetapi juga sebagai peringatan: selama terapis
tetap terikat pada satu pihak dalam konflik emosional, ia adalah
bagian dari masalah, bukan bagian dari solusi. Dalam teori
psikoanalitik, konflik oedipal dianggap akar neurosis. Berikut
triangle dipicu oleh interaksi keluarga, tapi bersarang dalam jiwa
individu. Fiksasi konflik patologis ini dapat disebabkan oleh
perkembangan di luar lingkungan keluarga, Tetapi konflik yang
tersembunyi di ruang dalam pikiran anak.
24
Teori Struktural keluarga didasarkan pada konfigurasi triangle
di mana batas antara dua subsistem disfungsional adalah kebalikan
dari batas ketiga. Ayah dan anak terkurung mencerminkan ayah dan
ibu bercerai; pelepasan seorang ibu tunggal dari anak-anaknya
adalah keluarga. Teori struktural juga menggunakan konsep triangle
patologis untuk menjelaskan konflik Detouring triad, dimana orang
tua mengalihkan konflik mereka ke anak mereka. Strategis terapis
biasanya bekerja dengan model dyiadic, di mana gejala satu orang
dipelihara oleh upaya lain untuk mengatasinya. Haley dan Salvini
Palazzoli, bagaimanapun, menggunakan model triangle dalam bentuk
lintas generasi koalisi " perverse triangles ". Seperti Haley
(1977) menyebut mereka, terjadi ketika orang tua dan anak, atau
kakek dan nenek dan anak, berkolusi untuk membentuk benteng oposisi
rahasia untuk orang tua lainnya. Fungsi triangular kurang sentral
untuk model-model baru karena mereka tidak peduli dengan bagaimana
keluarga mengembangkan masalah. Bahkan mungkin dikatakan bahwa
mengabaikan dinamika keluarga adalah salah satu kekuatan narasi dan
solusi yang berfokus pada pendekatan, jika hal itu membantu para
terapis zero pada kebiasaan konstriksi mengatakan pemikiran mereka
juga mungkin tertarik, bagaimanapun, bahwa mengabaikan dinamika
keluarga adalah salah satu kelemahan dari pendekatan ini, terutama
dalam kasus di mana konflik dalam keluarga tidak hanya akan hilang
karena anggota keluarga bekerja sama untuk memecahkan masalah
umum.
Tujuan Dari TerapiTujuan dari psikoterapi semua adalah untuk
membantu orang berubah untuk meringankan penderitaan mereka. Hal
ini berlaku dari terapi individu, terapi kelompok, dan terapi
keluarga. Mengapa kemudian banyak ditulis tentang tujuan dari
berbagai sekolah terapi? Beberapa dari itu ada hubungannya dengan
perbedaan ide-ide tentang bagaimana orang berubah, sebagian hanya
dengan kosa kata alternatif untuk menjelaskan perubahan itu. Ketika
Bowenians berbicara
25
tentang "diferensiasi diri" dan psychoanalyss berbicara tentang
"kekuatan ego yang meningkat." Mereka berarti cukup banyak hal yang
sama. Jika kita menanggalkan perbedaan semantik, model terapi
keluarga bervariasi pada dua dimensi utama dari tujuan. Pertama,
sekolah berbeda dengan rasa hormat mereka untuk tingkat tujuan:
mereka mencari perubahan melalui aspek yang berbeda dari fungsi
pribadi dan keluarga. Kedua, sekolah berbeda dalam hal berapa
banyak mencoba mengubah mereka. Beberapa konten dengan resolusi
gejala, yang lain bercita-cita untuk mengubah sistem seluruh
keluarga. Semua terapis tertarik dalam menyelesaikan masalah,
tetapi mereka bervariasi dari yang bersangkutan dengan kesehatan
sistem seluruh keluarga. Strategis, solusi-terfokus, dan terapis
perilaku yang paling tidak peduli dengan mengubah seluruh sistem;
terapis psikoanalitik dan Bowenian yang paling prihatin dengan
perubahan sistem. Tujuan dari struktural terapi keluarga adalah
baik resolusi/pemecahan gejala dan perubahan struktural. Namun,
perubahan struktural berusaha memiliki tujuan sederhana yaitu
menyusun kembali bagian dari keluarga yang gagal untuk menyesuaikan
perubahan keadaan, narasi, komunikasi, dan terapis eksperiensial
juga bertujuan menyusun kembali gejala antara keluarga. Praktisi
dari sekolahsekolah ini tidak berfokus pada penyajian keluhan
maupun system keluarga secara keseluruhan mereka memberikan
perhatian khusus terhadap proses-proses yang mereka percaya
mendasari gejala: konstruksi kognitif, gambaran dari komunikasi,
dan ekspresivitas emosional. Perbaikan proses ini diperkirakan
untuk
menyelesaikan gejala dan meningkatkan pertumbuhan. Fokus
strategis terapi dan solution-focused pada bagian ini adalah pada
pemecahan masalah. Tujuannya adalah hanya untuk menyelesaikan apa
pun keluhan klien saat ini. Terapis narative, bertujuan untuk
membantu klien dengan memecahkan masalah mereka yang datang, tetapi
juga meninggalkan pikiran pribadi yang sehat.
26
Sebuah catatan akhir pada tujuan, Menyelesaikan masalah terapi
keluarga ini, simbol dari optimisme praktisi. Sekarang,
bagaimanapun, dengan merangkul model penyakit (Yes, Virginia, there
is such a thing as schizophrenia) beberapa ahli terapi keluarga,
terutama mereka yang praktek psikoedukasi, advokat dengan mengatasi
bukan menyembuhkan. Psikopatologis yang serius sebagai tujuan yang
layak. Tujuan ini sederhana tapi realistis telah sulit untuk
beberapa terapis
keluarga untuk menerima.
Ketentuan Untuk Merubah PerilakuAction atau Insight Salah satu
perbedaan pertama antara terapi keluarga dan terapi individu ada
hubungannya dengan wawasan. Terapis Indivual menekankan wawasan
intelektual dan emosional; terapis keluarga menekankan tindakan.
Namun, meskipun mereka menekankan tindakan dalam tulisan mereka.
Sebagian besar teknik terapis keluarga awal dirancang untuk
mempengaruhi tindakan melalui pemahaman. Sebenarnya, karena orang
berpikir, merasa, dan bertindak, tidak ada bentuk terapi dapat
berhasil tanpa mempengaruhi semua ada aspek dari kepribadian
manusia. action dan insight adalah kendaraan utama perubahan dalam
terapi keluarga. Kebanyakan terapis menggunakan kedua mekanisme,
tapi beberapa sekolah baik menekankan tindakan (strategis,
perilaku) atau wawasan (psikoanalitik, narasi). Seperti behavioris,
terapis strategis fokus pada perilaku dan tidak percaya dalam
mengembangkan pemahaman dan mereka tidak percaya pada pengajaran:
bukannya mereka percaya bahwa cara untuk mengubah perilaku adalah
melalui manipulasi. Apa yang beberapa orang menganggap tindakan
dapat dianggap oleh psikoanalis sebagai sandiwaara-jalan
keluar-hiburan untuk menutupi sinyal konflik kecemasan yang
mendasari. Hanya dengan memahami impuls mereka dan
27
mereka yang terlibat dalam pencapaian perubahan yang abadi.
Selain itu, karena konflik tidak sadar, hanya interpretasi metodis
dari sumber yang tersembunyi dari perilaku membawa perubahan yang
abadi. Dalam terapi psikoanalitik, tindakan belum dianalisis
diprakarsai oleh terapis dianggap manipulasi. Insight hanya dapat
dicapai jika keluarga dengan kata-kata pikiran dan perasaan mereka
dibandingkan dengan bertindak pada mereka, dan terapis menafsirkan
makna sadar bukan menyarankan atau memanipulasi tindakan. Secara
teori sistem Bowen, intervensi juga mempengaruhi tingkat tindakan
dan pemahaman, tetapi urutan efek dibalik, Bowenians mulai dengan
menenangkan orang, sehingga mereka akan berhenti saling menyalahkan
dan mulai merenungkan proses hubungan mereka tertangkap sampai
masuk begitu mereka mulai melihat peran mereka dalam triangle dan
polarisasi seperti pengejar/jarak dinamis, anggota keluarga
didorong untuk melakukan eksperimen hubungan di mana mereka
mengubah partisipasi mereka dalam pola-pola ini. Model Milan dan
Hoffman mengangkat pentingnya bekerja dengan sistem makna. Dengan
demikian sistem terapis keluarga menjadi kurang berorientasi dengan
analisis perilaku dan berorientasi pada tindakan intervensi.
Penekanan pada makna sangat menarik untuk terapis yang mendukung
pendekatan kolaboratif, tapi sementara individu yang membentuk
keluarga tentu merasa, berpikir, dan paling kuat bersama-sama dalam
menciptakan dan memelihara masalah tindakan mereka dan saling
dikoordinasikan. Membantu orang mempertimbangkan kembali cara
memahami dilema mereka dapat membantu mereka menemukan cara baru
untuk mengatasinya. Tapi semua untuk melihat apa yang perlu kita
lakukan. Resistance (Perlawanan) Keluarga terkenal resisten
terhadap perubahan. Selain perlawanan dari anggota keluarga
individu, sistem itu sendiri menolak perubahan-atau, untuk struktur
yang memegang sebuah keluarga bersama-sama didukung oleh kebiasaan
setiap orang anggotanya.
28
Sementara itu sebagian benar bahwa perlawanan lebih diharapkan
untuk konfrontasi sangat terlihat dari minuchin atau Whitaker,
perlawanan, atau keengganan untuk berubah, masih menjadi masalah
bahkan untuk pendekatan persuasif saat ini. Terapis narasi tidak
berdebat dengan klien atau menghadapi mereka tentang konstribusi
mereka untuk konflik keluarga, tetapi apa yang mereka gambarkan
sebagai "eksternalisasi" dan "percakapan dekonstruktif" adalah
bagian dari upaya untuk memaksakan narasi mereka sendiri bentuk
pada cerita-cerita klien. Terapis perilaku mengabaikan perlawanan
dan berhasil hanya ketika klien mereka bersedia untuk mengikuti
instruksi. Sekolah lain dari terapi keluarga mempertimbangkan
resistensi suatu hambatan yang besar dan telah menemukan berbagai
cara untuk mengatasinya. . Praktisi psikoanalisis percaya bahwa
resistensi dimotivasi oleh pertahanan sadar, diselesaikan melalui
interpretasi. Ini adalah model intrapsikis, tetapi tidak
mengabaikan resistensi sadar dan interaksional. Sebaliknya, ahli
terapi psikoanalitik percaya bahwa interaksional konflik di antara
anggota keluarga atau antara keluarga dan terapis-berakar dalam
perlawanan bawah sadar untuk driver dasar. Orang akan menghindari
hal-hal yang menyakitkan tentang diri mereka sendiri, tetapi yang
lebih keras mereka menyembunyikan kebenaran yang menyakitkan dari
anggota lain dari keluarga mereka. Itu salah satu hal untuk
memberitahu terapis bahwa Anda marah pada pasangan Anda, itu hal
lain untuk memberitahu pasangan Anda. Solusi Minuchin untuk masalah
resistensi sangat mudah, dia menang atas keluarga dengan bergabung
dan akomodatif kepada mereka. Hal ini memberinya pengaruh untuk
menggunakan konfrontasi yang dirancang untuk merestrukturisasi
interaksi keluarga. Perlawanan dipandang sebagai produk dari
interaksi antara terapis dan keluarga, perubahan ini dilakukan
dengan bergantian menantang keluarga dan kemudian bergabung kembali
dengan mereka untuk memperbaiki pelanggaran dalam hubungan
terapeutik.
29
Terapis Strategis menghindari perebutan kekuasaan dengan pergi
dengan resistensi daripada menantang. Mereka menganggap bahwa
keluarga tidak memahami perilaku mereka sendiri dan akan menentang
upaya untuk mengubahnya. Sebagai tanggapan, beberapa praktisi
strategis mencoba untuk mendapatkan kontrol dengan sengaja
memprovokasi keluarga untuk menolak. Setelah keluarga melawan untuk
bereaksi terhadap arahan terapi, terapis dapat memanipulasi mereka
untuk mengubah ke arah yang diinginkan. Akhirnya, di bawah judul
perlawanan, kita harus mempertimbangkan fenomena induksi. Induksi
adalah apa yang terjadi ketika terapis ditarik ke dalam sistem
keluarga dan mentaati aturan. Ketika ini terjadi terapis menjadi
sekadar anggota keluarga, hal ini dapat menstabilkan sistem, tetapi
melemahkan pengaruh terapeutik. Seorang terapis yang dilantik
ketika ia digambarkan dalam memenuhi fungsi keluarga yang hilang,
seperti mendisiplinkan anak-anak atau bersimpati dengan suami yang
istrinya tidak, atau ketika terapis melakukan apa yang orang lain
tidak, seperti menghindari menantang patriark atau meminimalkan
masalah minum. Family Therapist Relationship Pergeseran pertama
terjadi pada 1980-an, ketika model cybernetic ditolak karena
ditempatkan terapis luar dan di atas keluarga. Kedua-order
cybernetics adalah istilah yang digunakan untuk menekankan bahwa
terapis itu adalah bagian dari sistem dalam pengobatan dan karena
itu tidak mampu terpisah objektivitas. Sebuah pergeseran yang lebih
mendasar terjadi pada 1990-an ketika terapis keluarga mulai menolak
peran ahli yang mendukung model yang lebih kolaboratif. Para
pendukung model kolaboratif telah memicu reaksi keras dari mereka
yang mengatakan bahwa tidak apa-apa untuk meninggalkan
otoritarianisme, tetapi tidak begitu baik jika ini berarti
kepemimpinan abdicating (misalnya, Nichols, 1993). Tapi sementara
gagasan terapi sebagai kolaborasi telah menjadi hampir klise, apa
pun lebih banyak dari apakah terapis menggambarkan diri mereka
30
sebagai ahli atau "coparticipants" adalah apakah mereka
bertindak untuk memanipulasi atau memberdayakan orang.
TerapiAsesment Setiap sekolah terapi keluarga memiliki teori
tentang keluarga yang menentukan di mana mereka mencari masalah dan
apa yang mereka lihat. Beberapa mempertimbangkan seluruh keluarga
(Milan, struktural, Bowenian), beberapa berkonsentrasi pada
individu (psikoanalitik, pengalaman), beberapa fokus sempit pada
urutan yang mempertahankan gejala (strategis, perilaku), dan
beberapa membayar perhatian yang sangat sedikit untuk apa yang
menyebabkan masalah, lebih memilih untuk memobilisasi orang untuk
bekerja melawan mereka (solusi-facused, narasi). Terapis Struktural
juga menekankan penilaian, tetapi evaluasinya didasarkan pada
observasi. Undang-undang memberikan terapis kesempatan untuk
mengamati pola keterperangkapan dan pelepasan. Aspek positif dari
prosedur penilaian sekolah ini adalah bahwa ia menggunakan pola
interaksi antara keluarga mereka sendiri, itu termasuk seluruh
keluarga, dan itu diatur dalam hal sederhana yang menunjuk langsung
ke perubahan yang diinginkan. Kelemahan potensi untuk asesmen
struktural adalah bahwa mungkin melupakan orang sambil memfokuskan
pada peran mereka dalam keluarga. Ini tidak selalu terjadi, tapi
kesalahan yang sering dibuat oleh pemula. Sekolah Bowenian juga
melakukan pekerjaan yang sangat baik mempertimbangkan seluruh
keluarga dalam asesmen. Tidak seperti strukturalis, bagaimanapun,
Bowenians mengandalkan apa yang diperintahkan, dan mereka tertarik
pada masa lalu maupun masa sekarang. Luasnya teori psikoanalitik
memungkinkan praktisi untuk berspekulasi dengan baik menjelang data
mereka; sedikit informasi menunjukkan banyak.
31
Keuntungannya adalah bahwa teori ini mengatur data dan
menyediakan petunjuk berharga untuk mengungkap makna tersembunyi.
Bahayanya adalah bahwa teori banyak mendistorsi data, menyebabkan
dokter untuk hanya melihat apa yang mereka harapkan untuk melihat.
Experientialists tidak memiliki keunggulan maupun kelemahan.
Evaluasi mereka dipandu oleh sebuah teori sederhana tentang
perasaan dan bagaimana mereka ditekan, mereka cenderung tidak
mengungkap banyak hal yang tersembunyi. Tapi mereka juga cenderung
untuk tidak melihat hal-hal yang tidak ada. Dua dari sekolah baru,
narasi dan solusi-terfokus, menjauhkan diri dari segala bentuk
penilaian. Terapis Solus-berfokus percaya bahwa memikirkan
masalah dan penyebabnya merusak berpikir positif mereka berharap
untuk menghasilkan. Mereka juga percaya bahwa solusi yang tidak
selalu berhubungan dengan cara masalah terjadi. Decisive
interventions Dalam terapi psikoanalitik ada dua teknik definitif.
Yang pertama, interpretasi, terkenal tapi tidak dipahami dengan
baik. . Digunakan dengan tepat, interpretasi mengacu pada
mengelusidasi makna sadar. Ini tidak berarti pernyataan
pendapat-"Anda perlu untuk mengekspresikan perasaan Anda sebelum
Anda benar-benar bisa dekat"; saran-"sebagai selama Anda terus
menulis dia, perselingkuhan belum berakhir"; teori-"beberapa alasan
Anda tertarik padanya didasarkan pada kebutuhan uncounscious ";
atau konfrontasi-" kau bilang ka tidak perawatan, tetapi Anda
benar-benar marah "Interpretasi adalah pernyataan tentang makna
sadar. "Anda telah mengeluh tentang anakmu itu berdebat dengan Anda
sepanjang waktu. . Dia melakukan hal yang sama, tapi Anda takut
untuk mengatakan demikian, dan itulah sebabnya Anda mendapatkan
begitu marah pada anakmu. " Teknik menentukan kedua dalam
pengobatan analitis adalah diam Kesunyian terapis memungkinkan dia
untuk menemukan apa yang ada di pikiran pasien dan untuk menguji
sumber daya keluarga; Juga meminjamkan kekuatan
32
untuk interpretasi akhirnya. Ketika terapis adalah diam, anggota
keluarga berbicara, mengikuti pikiran mereka sendiri daripada
menanggapi terapis. Teknik menentukan dalam terapi ekperiensial
adalah konfrontasi. Konfrontasi dirancang untuk memprovokasi reaksi
emosional dan sering agresif tumpul, tidak biasa bagi terapis
ekperiensial untuk memberitahu klien begitu tutup mulut atau
mengejek mereka karena tidak tulus. Konfrontasi sering digabungkan
dengan pengungkapan pribadi, teknik utama kedua sekolah ini.
Experientialists menggunakan dirinya sebagai model emosional
ekspresif. Akhirnya, terapis Mose pengalaman juga menggunakan
latihan struktural. Kontrol positif penghargaan perilaku diinginkan
-adalah salah satu prinsip yang paling berguna dalam terapi
keluarga, berharga bagi keluarga, dan untuk terapis. Terapis,
seperti orang tua, cenderung mencaci biaya mereka untuk kesalahan,
sayangnya, jika Anda diberitahu bahwa Anda menekan perasaan Anda,
Anda memanjakan anak-anak, atau menggunakan kontrol koersif, Anda
cenderung untuk merasa mengangkat dan meletakkan. Bowen sistem
terapis juga guru, tetapi mereka mengikuti kurikulum yang berbeda.
Mereka mengajar orang untuk bertanggung jawab atas diri mereka
sendiri dan bagaimana dengan demikian mereka dapat mengubah seluruh
keluarga mereka. Selain diferensiasi pengajaran, terapis
Bowenian
mempromosikan dua pelajaran akibat wajar: menghindari
triangulasi dan membuka kembali cut-off hubungan keluarga Secara
keseluruhan ketiga pelajaran memungkinkan satu orang untuk mengubah
seluruh jaringan nya atau sistem keluarganya. Ringkasan Tema
tahun-tahun awal dalam pengembangan terapi keluarga adalah
proliferasi sekolah bersaing, masing-masing diiklankan sebagai yang
unik dan unik yang efektif. Sekarang, seperti terapi keluarga
bergerak ke abad kedua puluh satu, tema adalah integrasi. Terapis
berbakat begitu banyak telah bekerja begitu lama bahwa lapangan
telah berhasil mengumpulkan sejumlah cara yang berguna
33
untuk melihat dan mengobati keluarga. Di bawah ini, kami
menawarkan beberapa komentar sangat subyektif tentang beberapa
konsep dan metode yang telah membuktikan dirinya klasik terapi
keluarga. Teori fungsi keluarga memiliki kedua tujuan ilmiah dan
praktis. Teori yang paling berguna mengobati keluarga sebagai
sistem, memiliki konsep untuk menggambarkan kekuatan stabilitas dan
perubahan, melihat proses yang mendasari isi dari diskusi keluarga;
mengenali sifat triadic hubungan manusia; ingat untuk
mempertimbangkan konteks keluarga inti daripada melihatnya sebagai
sistem tertutup, dan menghargai fungsi batas-batas dalam
melindungi
kekompakan individu, kelompok sub, dan keluarga. Dokter lebih
peduli dengan phatology dan perubahan dibandingkan dengan normal,
tapi itu berguna untuk memiliki beberapa ide tentang fungsi
keluarga yang normal, baik untuk membentuk tujuan pengobatan dan
untuk membedakan apa yang bermasalah dan perlu berubah, bentuk apa
yang normal dan tidak. Beberapa konsep yang paling berguna dari
fungsi keluarga yang normal termasuk model struktural keluarga
sebagai sistem terbuka dalam transformasi: model komunikasi
langsung, komunikasi tertentu, dan jujur sebuah keluarga, dengan
aturan yang jelas cukup untuk memastikan stabilitas dan cukup
fleksibel untuk memungkinkan perubahan ; model perilaku pertukaran
yang adil biaya interpersonal dan manfaat, penggunaan kontrol
positif, bukan paksaan, dan penguatan bersama antara mitra; model
strategis fleksibilitas sistemik. Yang memungkinkan penyesuaian
dengan perubahan keadaan dan kemampuan untuk menemukan solusi baru
ketika yang lama tidak bekerja, dan model Bowenian, yang
menjelaskan bagaimana diferensiasi diri memungkinkan orang untuk
mandiri di kali, intim pada orang lain. Konsep terapi keluarga
Sebagian besar fokus perilaku gangguan pada sistem dan interaksi,
tetapi psikoanalitik, Bowenian, narasi, dan model eksperiensial
menambah kedalaman psikologis ke tampilan interaksional,
menjembatani kesenjangan antara pengalaman batin dan perilaku
lahiriah. Fakta bahwa orang bercerai banyak mengulangi kesalahan
dari pernikahan pertama
34
mereka mendukung gagasan bahwa beberapa dari apa yang terjadi di
dalam keluarga adalah produk dari karakter individu. Beberapa
konsep yang paling berharga dari pengaruh yang tertekan dan takut
mengambil risiko, dan konsep psikoanalisis penangkapan
perkembangan, hubungan-hubungan objek internal, konflik insting,
dan kelaparan akan penghargaan. Ini konsep dinamika individu
tambahan berarti berguna, tetapi ide-ide besar di bidang
menjelaskan gangguan perilaku dalam hal teori sistem. Yang paling
berpengaruh ini adalah tentang sistem tidak fleksibel, terlalu kaku
untuk mengakomodasi perjuangan individu atau menyesuaikan diri
dengan perubahan keadaan; gejala anggota keluarga mempromosikan
kohesi dengan menstabilkan keluarga nuklir dan diperpanjang,
struktur hirarkis yang tidak memadai; keluarga terlalu ketat atau
terlalu longgar terstruktur, dan triangle phatological . Beberapa
tujuan dari terapi keluarga praktis universal-clarifing
komunikasi, pemecahan masalah, mempromosikan individu-otonomi
dan ada pula yang unik. Beberapa sekolah mengambil menghadirkan
masalah pada nilai nominal, sedangkan yang lain memperlakukan
mereka sebagai metafora dan tanda-tanda. . Dalam kedua kasus,
tujuan seharusnya tidak begitu luas karena mengabaikan resolusi
gejala, atau terlalu sempit untuk menjamin stabilitas resolusi
gejala. . Kebetulan, nilai-nilai yang jarang dibahas dalam
literatur terapi keluarga, pengecualian menjadi Boszormonyi-Nagi.
Terlalu sedikit pertimbangan telah diberikan untuk berlatih
tanggung jawab etis terapis. Termasuk kemungkinan tanggung jawab
yang saling bertentangan untuk individu, keluarga, dan masyarakat
yang lebih besar.
35
BAB 16 Advances in Family Therapy Research
Terapi keluarga telah diterapkan untuk hampir setiap jenis
gangguan pada anak-anak, remaja, dan dewasa, dan telah menunjukkan
keberhasilan dengan masing-masing populasi yang diteliti. (Pinsof
& Wynne, 2000). Berbasis keluarga, intervensi melibatkan klien
dan anggota keluarganya (e.g., Prinz &Miller, 1994; Sisson
& Azrin, 1986) dan menunjukkan tingkat retensi mengesankan
dengan klien yang paling sulit (e.g., Henggeler, Pickrel, Brondino,
& Crouch, 1996), serta mengurangi gejala dan memfasilitasi
pengembangan prososial di sejumlah domain (Lebow & Gurman,
1995). meta-analisis, yang memeriksa besarnya efek terapis di
banyak penelitian, mengungkapkan bahwa terapi keluarga umumnya
menunjukkan efek unggul dibandingkan dengan tanpa kontrol perlakuan
atau pengobatan alternatif (Hazelrigg, Gooper, & Borduin, 1987;
Shadish et al., 1993; Shadish, Ragsdale, Glaser, & Montgomery,
1995). Terapi keluarga tampaknya sangat efektif dalam pengobatan
penggunaan zat berbahaya terhadap gangguan perilaku anak, hubungan
tekanan dan sebagai salah satu unsur intervensi multikomponen pada
skizofrenia. Sebagian besar terapi keluarga masih terpisah dari
realitasnya, sebagai intervensi dengan dukungan empiris substansial
belum diadopsi dan dipraktekkan oleh klinisi di masyarakat.
Tanggung jawab atas keadaan ini tidak hanya terletak pada kendala
dan realitas praktek sehari-hari dan kesenjangan dalam pernikahan
dan program pelatihan terapi keluarga, tetapi juga dalam
kompleksitas model yang dikembangkan dalam keadaan uji klinis seni
(NIDA, 2002). Banyak praktisi terapis merasa bahwa penelitian
berbasis terapi berbias terhadap kepentiangan akademis (e.g., heavy
emphasis on behavioral tecniques) dan penelitian ini cenderung
untuk dihapuskan dari realita menghadapi terapis dalam setting
praktek (Hawley et al., 2000). Sehingga terapis keluarga mungkin
memiliki arti bahwa penelitian empiris gagal untuk mengatasi
masalah realistis atau praktis
36
menguraikan langkah-langkah untuk menerapkan intervensi dalam
praktek (Pinsof & Wynne, 2000)
Hasil Terapi KeluargaGangguan Perilaku pada Anak dan Remaja
Risiko Keluarga dan Faktor pelindung untuk Masalah Perilaku.
Gangguan perilaku pada anak dan remaja, termasuk Oppositional
Defiant Disorder (ODD), Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD), dan Conduct Disorder (CD), telah kuat dan konsisten terkait
dengan sejumlah faktor keluarga seperti konflik dan agresi (Dadds,
Sanders, Morrison, & Rebgetz, 1992; Lindahl, 1998). Pada
kenyataannya, terbukti bahwa perilaku antisosial dipelajari di usia
dini di rumah melalui penguatan negatif pola koersif dan
genaralisasi di sekolah dan lingkungan teman sebaya (Patterson,
1995; Snyder & Patterson, 1995). Keluarga Berdasarkan
Intervensi untuk Masalah Perilaku Anak. Karena peran pola keluarga
koersif dalam memulai dan yang memperparah masalah perilaku yang
mengganggu, sejumlah keluarga berdasarkan intervensi telah
dirancang untuk mencegah perilaku di kalangan berisiko tinggi
anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku. Interaksi keluarga
dapat diakses, sebagai terapis keluarga terkenal. Keterlibatan dan
Retensi dalam Terapi. Pendekatan berbasis keluarga memiliki
keuntungan menghadapi berbagai hambatan yang sangat, sperti
ketahanan orangtua untuk berubah, (Stoolmiller, Duncan, Bank, &
Patterson, 1993) kesulitan keluarga (Prinz & Miller, 1994).
Dirasakan tantangan dari terapi itu sendiri, dan hubungan terputus
dengan terapis, yang menjaga anak-anak bermasalah dari mendapatkan
bantuan yang mereka butuhkan. Parent Management Training (PMT).
Dari intervensi berbasis keluarga untuk anak dan masalah perilaku
remaja, pelatihan manajemen orangtua telah menerima perhatian yang
paling empiris dan didukungan. (Kazdin, 1987: Mabe, Turner, &
Josephson, 2001). Pendekatan dasar, bertujuan untuk
mengembangkan
37
keterampilan orang tua dan mengoreksi perilaku pengasuhan yang
berkontribusi terhadap siklus koersif negatif (Wierson &
Forehand, 1994), ditandai dengan :1. Berfokus pada perlakuan
orangtua 2. Membantu orangtua untuk mengenali, mengamati, dan
menanggapi
masalah perilaku anak dengan cara baru.3. menerapkan
prinsip-prinsip belajar sosial untuk meningkatkan
keterampilan orangtua yang positif.4. memberikan kesempatan
untuk berlatih keterampilan pengasuhan baru
dan menerapkannya di rumah. Fungsi Terapi Keluarga. Fungsi
terapi keluarga adalah sebagai pendekatan lain berbasis keluarga
untuk pencegahan dan pengobatan anak dan masalah perilaku remaja.
Model ini berdasarkan asumsi bahwa masalah perilaku anak-anak
menjalankan fungsi dalam sistem keluarga dan diawali dan dikelola
oleh proses interpersonal yang maladaptif. Sehingga terapi
menargetkan perubahan dalam pola-pola interaksi destruktif dan
menggunakan intervensi perilaku untuk memperkuat cara-cara positif
menanggapi dan membangun lebih pemecahan masalah yang efektif dalam
pendekatan dalam keluarga. Multisistemik Terapi. Di kalangan
generasi baru dari intervensi keluarga berbasis multisistemik
mungkin adalah pendekatan terapi yang paling
menjanjikan untuk pengobatan kenakalan remaja. Dalam serangkaian
uji coba ketat dikontrol diimplementasikan dengan anak pelaku
kejahatan serius, Scott Henggeler dan rekan-rekannya telah
menunjukkan hasil yang mengesankan dari kemampuan model untuk
melibatkan pemuda dan keluarga ke pengobatan. Dibandingkan dengan
layanan pengadilan anak-anak sebagai terapi biasa dan individu, MST
tidak hanya menunjukkan tingkat signifikansi kepulangan sakit yang
lebih rendah dan mengurangi waktu dipenjara, tetapi juga
menunjukkan efek positif yang lebih besar pada fungsi keluarga dan
agresi dengan teman sebaya. Lebih lanjut, MST telah menunjukkan
efek positif ketika dilaksanakan oleh praktisi masyarakat di klinik
kesehatan mental, meskipun dampak terapeutik bervariasi tergantung
pada kepatuhan terapis untuk model MST. Akhirnya, investigasi yang
dilakukan salah satu studi efektivitas biaya hanya intervensi
38
berbasis keluarga. Akhirnya, investigasi yang dilakukan salah
satu studi efektivitas biaya hanya intervensi berbasis keluarga.
Dibandingkan dengan pengobatan rawat jalan, MST secara signifikan
mengurangi keterlibatan anak muda dengan sistem hukum dalam waktu
enam bulan setelah perawatan, dan penurunan ini tidak diimbangi
oleh peningkatan dari penempatan rumah.
Terapi Keluarga untuk Depresi dan KecemasanRisiko Keluarga dan
Faktor pelindung untuk Depresi dan
Kecemasan. Ada bukti untuk proses keluarga khususnya dalam
pengembangan dan pemeliharaan kecemasan dan depresi pada anak-anak,
remaja, dan dewasa. Misalnya, hubungan kelekatan yang kurang bagus.
Meskipun penelitian lebih difokuskan pada peran keluarga dalam
perkembangan gangguan kecemasan, ada bukti bahwa karakteristik ibu
seperti kehangatan rendah, negatif, sebagai bencana, dan otonomi
rendah pemberian, serta psikopatologi, dan alkoholisme bisa
meninggalkan anak-anak rentan terhadap kecemasan. Kecemasan juga
dikaitkan dengan hal negatif perkawinan dan ketidakpuasan. Jadi
konstelasi faktor keluarga telah dikaitkan dengan deppression dan
kecemasan di seluruh jangka hidup, dan berpotensi meninggalkan
pasien pada risiko kambuh jika tidak ditangani dalam terapi.
Pengobatan Keluarga Berbasis untuk Anak dan Masalah Emosional
Remaja. Intervensi berbasis keluarga untuk gangguan kecemasan anak
hanya memiliki sedikit dukungan. Dadds dan rekan telah melakukan
beberapa penelitian pengujian kombinasi CBT dan intervensi berbasis
keluarga dengan anak-anak cemas dan orang tua mereka. Misalnya,
Dadds et al (1997) menguji sepuluh minggu sekolah berdasarkan
perilaku kognitif dan kelompok berbasis intervensi keluarga dini
untuk anak-anak diperiksa untuk masalah kecemasan dibandingkan
dengan kondisi pemantauan. Kedua perawatan mengurangi gejala
kecemasan dari pra-ke pasca tes, namun hanya intervensi berbasis
keluarga CBT yang dipertahankan lagi di enam bulan sampai dua tahun
setelah intervensi (Dadds et al., 1999).
39
Pengobatan Keluarga Berbasis untuk Depresi dan Kecemasan Dewasa.
Perilaku atau terapi belajar sosial perkawinan berbasis fokus
depresi pada pasangan pengajaran untuk berkomunikasi dan memecahkan
masalah lebih efektif. sambil meningkatkan positif. menyenangkan
interaksi dan mengurangi simpang susun negatif. Terapi perilaku
pasangan muncul untuk bekerja sama dengan baik dalam mengurangi
ketidakpuasan perkawinan, menghilangkan komunikasi negatif, dan
meningkatkan fungsi psikologis bagi pasangan tertekan dan pasangan
dengan pasangan tertekan. Jacobson dkk. melaporkan bahwa BMT adalah
kurang efektif dibandingkan terapi kognitif dalam mengurangi gejala
depresi antara wanita yang tidak maritally tertekan di intake.
Family focused psychoeducational (FFT) mirip dengan struktur terapi
perilaku. Memasukkan sesi informasi bersifat mendidik tentang
gangguan tersebut. Pelatihan komunikasi tambahan, pelatihan
keterampilan dan pemecahan masalah, serta teknik perilaku yang
dirancang untuk menyediakan peluang untuk berlatih dan mengasah
keterampilan baru. Hasil menunjukkan keunggulan FFT dalam
meningkatkan pertukaran positif keluarga nonverbal dan mengurangi
gejala pasien dalam entri perawatan tahun berikutnya, meskipun
interaksi secara verbal tidak membaik secara signifikan. Hasil ini
menunjukkan bahwa intervensi keluarga psychoeducational perlu
penyelidikan lebih lanjut, tetapi menawarkan janji dalam pengobatan
pasien bipolar.
Terapi Keluarga Untuk SkizofreniaRisiko keluarga dan faktor
pelindung untuk skizofrenia. Peneliti Keluarga telah tertarik
dengan dinamika keluarga pasien skizofrenia sejak tahun 1960-an dan
1970-an, ketika pola relasional dikenal sebagai "penyimpangan
komunikasi" (Singer & Wynne, 1965) dan "emosi diekspresikan"
(Vaughn & Leff, 1976) yang mengemukakan sebagai memiliki
kekuasaan unik yang jelas sebagia faktor yang mempengaruhi
perkembangan gangguan psikotik. Penelitian selanjutnya sangat
mendukung peran dinamika keluarga yang terganggu sebagai faktor
penyebabnya, mungkin untuk proses biologis, namun tetap memberikan
kontribusi, dalam onset
40
dan kronisitas skizofrenia. Misalnya, sejumlah studi telah
menghubungkan keluarga "penyimpangan komunikasi", sebuah label umum
untuk jelas, terdistorsi, discontinuos, dan interaksi yang tidak
jelas, untuk skizofrenia (Doane et al, 1989; Goldstein, 1987:..
Miklowitz et al, 1991) . Penelitian-penelitian telah dikaitkan
dengan skizofrenia penyimpangan komunikasi dari waktu ke waktu dan
lintas budaya. Penelitian lain difokuskan pada hubungan antara
"mengungkapkan emosi" (EE), pola emosional atas keterlibatan dan
criticsm, untuk skizofrenia. Kerabat pasien skizofrenia telah
terbukti membuat lebih negatif, pernyataan instrusiva dari keluarga
pasien bipolar. Selanjutnya, keluarga skizofrenia dicirikan sebagai
tinggi EE cenderung membuat atribusi santai tentang penyakit pasien
dengan faktorfaktor internal dan terkendali oleh pasien, dan
atribusi keluarga dan kritik pasien adalah penting dalam menentukan
perjalanan penyakit. Namun, EE dalam keluarga penderita skizofrenia
telah terbukti dua arah dan dampaknya terhadap pasien dan keluarga
kemungkinan dimediasi oleh tingkat pasien gejala dan keterampilan
sosial. EE tinggi dalam keluarga telah secara konsisten dikaitkan
dengan risiko lebih besar untuk kambuh setelah pengobatan, dengan
demikian intervensi semakin dikhususkan untuk membantu keluarga
mengatasi stres mengurus orang yang mereka cintai dan memodifikasi
sikap dan interaksi untuk mendukung pemulihan pasien. Intervensi
berbasis keluarga untuk skizofrenia. Munculnya obat psikoaktif pada
1960-an, yang merevolusi pengobatan instituional untuk pasien sakit
mental, juga meninggalkan masyarakat dan keluarga dengan banyak
beban merawat pasien skizofrenia. Intervensi Keluarga ini kemudian
dikembangkan berdasarkan bukti terkumpul faktor risiko keluarga
disebutkan di atas di awal skizofrenia dan kambuh dan stres
sicnificant merawat anggota keluarga yang sakit mental. Perawatan
berbasis keluarga ini telah dirancang untuk meningkatkan intervensi
farmakologis, dengan tujuan meningkatkan lingkungan keluarga
(termasuk mengurangi kritik dan permusuhan dan meningkatkan
stabilitas dan struktur) dan membantu keluarga dengan manajemen
penyakit. Intervensi umumnya terdiri dari strategi keterlibatan,
psikoedukasi, penanggulangan dan kemampuan memecahkan masalah
pelatihan untuk keluarga stres yang lebih rendah, dan intervensi
krisis.
41
Dukungan yang cukup besar sekarang ada untuk penggunaan
intervensi berbasis keluarga dalam rejimen pengobatan multimodal
untuk pasien skizofrenia. Beberapa intervensi berbasis keluarga
telah mendokumentasikan keberhasilan dalam mengurangi gejala dari
pra-untuk pasca-pengobatan dan menurunkan risiko untuk kambuh
pengobatan berikut. Misalnya, dalam studi awal manajemen kombinasi
pengobatan dan terapi keluarga. Michael Goldstein dan tim-nya
melaporkan angka kekambuhan pada enam bulan serendah 0 persen di
antara pasien yang menerima terapi keluarga dan dosis obat moderat,
dibandingkan dengan hampir 50 persen tingkat kambuh dengan dosis
obat yang rendah saja. Penelitian mendukung efek positif dari
manajemen keluarga perilaku (termasuk psikoedukasi dengan
komunikasi dan pemecahan masalah keterampilan) dalam meningkatkan
keterampilan sosial penderita skizofrenia itu, mengurangi stres
keluarga, dan memperbaiki komunikasi keluarga, serta secara
signifikan mengurangi tingkat kambuhan dibandingkan dengan
perawatan kejiwaan standar sampai dua tahun setelah pengobatan.
Tarrier di al. (1989) juga menunjukkan hasil yang mengesankan
dengan dua versi terapi keluarga terhadap kondisi pendidikan
keluarga singkat dan teratment seperti biasa. Pendekatan terapi
keluarga Kedua menunjukkan tingkat kambuhan secara signifikan lebih
rendah dari kondisi perbandingan sampai dua tahun setelah
perawatan. Penyelidikan terbaru oleh kelompok yang sama diuji model
multikomponen terpadu yang terdiri dari wawancara motivasi, CBT,
dan terapi keluarga untuk penderita skizofrenia dengan gangguan
penggunaan zat komorbid. Pendekatan terpadu lebih unggul daripada
perawatan standar dalam hal pengurangan dalam gejala pasien positif
serta penggunaan narkoba dari asupan sampai dua belas bulan. Mueser
dkk. (2001) dibandingkan manajemen keluarga yang mendukung (terdiri
dari dua tahun kelompok dukungan bulanan) dan menerapkan manajemen
keluarga (yang melibatkan satu tahun terapi keluarga perilaku
dengan kelompok dukungan terus untuk tahun kedua) dengan semua
pasien yang menerima manajemen pengobatan. Hasil penelitian mereka
menunjukkan keuntungan sedikit menambahkan terapi keluarga perilaku
dalam hal penolakan kurang dari pasien dan mengurangi gesekan
antara anggota keluarga, namun intervensi tidak berbeda dalam
kaitannya dengan fungsi pasien
42
sosial atau beban keluarga pada titik dua tahun tindak lanjut.
Tidak ada bukti untuk mendukung hipotesis bahwa intervensi keluarga
yang lebih intensif akan memungkinkan pasien untuk dipertahankan
pada dosis obat lebih rendah. Akhirnya, William McFarlane dan
rekan-rekannya (1995) mengembangkan intervensi multi-keluarga yang
mendukung dengan penekanan pada peningkatan dukungan sosial
keluarga anggota. Model ini menunjukkan tingkat kekambuhan lebih
rendah dari terapi keluarga individu mendekati hingga posttreatment
empat tahun. Dengan demikian ada bukti jelas untuk mendukung
penggunaan intervensi keluarga sebagai salah satu komponen dari
strategi multimodal untuk pengobatan penderita skizofrenia. Pola
keluarga tertentu, kritik terutama tinggi dan penolakan,
menyulitkan proses pemulihan untuk penderita skizofrenia kembali ke
keluarga mereka setelah perawatan. Lebih lanjut, stres mengelola
penyakit anggota keluarga membutuhkan dukungan sosial dan
pengembangan keterampilan untuk semua anggota keluarga terlibat.
Oleh karena itu garis bukti yang mendukung intervensi ini adalah
mendorong. Penelitian lebih lanjut yang dirancang untuk menentukan
mekanisme perubahan dan bahan penting dari intervensi yang kompleks
akan memfasilitasi pengembangan pengobatan di daerah ini. Sebagai
advokasi bagi para keluarga pasien kronis meningkat sakit mental,
pemanfaatan ini berbasis keluarga model secara empiris didukung ke
masyarakat akan menjadi lebih umum dalam praktek standar.
Terapi Keluarga Untuk Gangguan Makanrisiko keluarga dan faktor
pelindung untuk makan teratur. Karya klasik Salvador Minuchin
dengan makan teratur dan anak perempuan keluarga mereka
terinspirasi sebagian besar oleh pengamatan klinis bahwa keluarga
pasien ini kekurangan dalam menyediakan pengasuhan dan dukungan
untuk mengembangkan remaja dan dewasa muda. Bahkan, penelitian
mendukung pengamatan klinis. Orang tua dari makan teratur individu
telah ditandai dalam studi empiris sebagai overprotektif, terjerat
dan terlalu kritis, dan memiliki batas difus dengan remaja mereka.
Pola interaksi dalam keluarga makan pasien teratur cenderung
membatasi otonomi dan ekspresi keintiman, mengganggu hubungan
keterikatan, dan ditandai
43
dengan hancurnya komunikasi. Penyalahgunaan zat orangtua juga
dapat meningkatkan kerentanan untuk gangguan makan. Namun, beberapa
bukti menunjukkan bahwa pengaruh disfungsi keluarga terhadap
perkembangan gangguan makan tidak langsung; konflik tinggi, kohesi
yang rendah, dan pelecehan anak dapat mempengaruhi makan teratur
melalui gejala depresi. Namun ada sedikit keraguan bahwa masalah
keluarga tidak hanya mempengaruhi perkembangan gangguan makan,
tetapi faktor keluarga yang seperti kritik tinggi juga memprediksi
prognosis pengobatan yang lebih buruk di antara kedua bulimia dan
anoreksia. Intervensi Berbasis Keluarga Untuk Gangguan Makan Sejak
aplikasi inovatif Minuchin tentang terapi keluarga struktural untuk
pengobatan anoreksia, beberapa percobaan terkontrol meminjamkan
supprts untuk keluarga intervensi berbasis untuk kedua pasien
penderita bulimia dan anoreksia. Serangkaian studi dari peneliti di
rumah sakit Maudsley di london telah menguji traetment berbasis
keluarga multimodal yang menekankan kolaborasi dengan keluarga
sebagai sumber yang berharga dalam pemulihan pasien dan menghindari
menyalahkan orang tua. Model ini banyak meminjam dari Minuchin
teknik asli terapi keluarga struktural menggunakan makan keluarga
pada tahap pertama terapi dan reorganisasi koalisi orang tua di
kemudian bekerja theraupetic, serta aspek pendekatan Milan dalam
memeriksa dan mengatasi konteks antargenerasi masalah pasien. Model
ini telah menunjukkan hasil yang mengesankan dalam berat badan dan
pemeliharaan hingga lima tahun pasca-pengobatan dibandingkan dengan
terapi suportif individu terutama bagi remaja dengan onset yang
lebih baru masalah. Terapi keluarga sistem perilaku, yang
menekankan kontrol orangtua selama makan dan menggabungkan
restrukturisasi kognitif dan pemecahan masalah pelatihan, juga
telah diuji dibandingkan dengan terapi individu untuk pasien
anoreksia. Model ini lebih efektif daripada pendekatan individu
berfokus pada membangun kekuatan ego dan memfasilitasi otonomi
dalam hal peningkatan berat badan dari pra-ke posttreatment
(sekitar enam belas bulan terapi), meskipun perlakuan sama efektif
di sebagian besar hasil diukur, termasuk sikap makan, ketidakpuasan
tubuh bentuk, dan gejala depresi. Selanjutnya, perbandingan
44
pendekatan terapi keluarga struktural dan psychoeducation
pendekatan kelompok keluarga mengungkapkan tidak ada perbedaan
statistik yang signifikan dalam penggunaan dua pendekatan untuk
pasien anoreksia. Akhirnya, pendekatan keluarga beberapa terapi
baru-baru ini telah dikembangkan dan diujicobakan dengan hasil yang
menggembirakan. Jenis model memperlakukan keluarga bersama-sama
dalam lingkungan rumah sakit menggunakan pendekatan multidisiplin
dan secara aktif melibatkan anggota keluarga dalam pengobatan
pasien gangguan makan dalam pekerjaan keluarga intensif.
Penyelidikan lebih lanjut dari pendekatan ini tentunya diperlukan
mengingat temuan yang menjanjikan mereka keberhasilan awal. Secara
keseluruhan, dukungan untuk keluarga intervensi berbasis dengan
makan pasien teratur tumbuh, meskipun pertanyaan tetap mengenai
DOSIS paling efektif kerja keluarga dalam programprogram umumnya
multimodal diperlukan untuk mengobati pasien tersebut.
Keberhasilan Perkawinan Dan Terapi PasanganSebagaimana dibahas
sebelumnya, perkawinan dan terapi pasangan telah menunjukkan
keberhasilan dalam pengobatan gangguan, termasuk kecanduan alkohol,
penyalahgunaan obat, dan depresi. Berbagai pendekatan, termasuk
perilaku, kognitif-perilaku, wawasan berorientasi, sistemik, dan
model
psikoedukasi, telah menghasilkan temuan positif dalam hasil
utama meningkatkan hubungan pasangan '. Selanjutnya kita menyajikan
temuan-temuan klinis yang relevan dalam penelitian pada intervensi
perkawinan dan pasangan untuk masalah hubungan lebih umum dan
mendiskusikan arah baru dalam khusus ini. terapi perilaku pasangan
(BCT) telah menjadi paling ekstensif dipelajari dari semua
pendekatan terapi pasangan. Sebagaimana dicatat sebelumnya,
pendekatan ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran sosial
dan melibatkan perilaku intervensi berorientasi dirancang untuk
memperkuat komunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan
interaksi positif, dan untuk mengurangi pertukaran negatif antara
pasangan. Teknik perilaku termasuk kontrak untuk tindak lanjut dari
tugas-tugas tertentu atau kegiatan dan pekerjaan rumah untuk
menggeneralisasi keterampilan di luar terapi. Konsensus telah
dicapai bahwa BCT
45
efektif meningkatkan penyesuaian perkawinan dan kepuasan
dibandingkan dengan menunggu daftar kontrol dan menghasilkan
perubahan klinis yang signifikan bagi sebagian besar peserta.
Menindaklanjuti hasil yang agak mengecewakan dengan keuntungan
pengobatan diselenggarakan dalam
kebanyakan studi sampai satu tahun, meskipun persentase yang
signifikan (38 persen) dari pasangan bercerai dalam waktu empat
tahun menerima BCT. Intervensi BCT telah diperluas dengan menggeser
fokus dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, pendekatan baru,
integratif terapi perilaku pasangan, alamat beberapa keterbatasan
BCT, termasuk mengurangi dampak dari waktu ke waktu. Pendekatan
integratif menekankan penerimaan karakteristik mitra yang paling
sulit untuk mengubah dan menggunakan kendala sebagai platform untuk
membangun keintiman yang lebih besar. Pendekatan integratif telah
menunjukkan kemanjuran komparatif awal dibandingkan dengan BCT
tradisional menggunakan efek ukuran dan peringkat signifikansi
klinis untuk mengukur kepuasan perkawinan, dan juga telah
diadaptasi dengan sukses ke dalam format kelompok. Selain itu,
peningkatan versi BCT dengan restrukturisasi kognitif dan teknik
efek eksplorasi juga diuji dibandingkan dengan BCT standar tetapi
ditemukan sama efektifnya dengan pendekatan yang lebih tradisional
dalam mengurangi perilaku negatif komunikasi dan kognisi dalam sesi
dan di rumah. Singkatnya, Jacobson dan Addis (1993) menegaskan
bahwa BCT adalah yang paling mapan dan divalidasi dari setiap
pendekatan pasangan. Terapi perilaku kognitif perkawinan (CBMT)
dibangun di atas fondasi yang kuat dari BCT tetapi juga berusaha
untuk mengubah harapan yang tidak realistis dan keyakinan yang
mengganggu hubungan adaptif dan keintiman. Dalam Dunn dan itu
Schwebel (1995) meta-analisis dari lima belas percobaan acak
metodologis suara terapi perkawinan, CBMT lebih unggul baik BCT dan
wawasan berorientasi terapi perkawinan dalam mengubah pasangan
hubungan terkait kognisi dari prake posttreatment. Namun,
penelitian di mana teknik kognitif diuji terhadap BCT standar atau
digunakan untuk menambah terapi perkawinan standar perilaku gagal
memberikan bukti bahwa intervensi kognitif lebih efektif daripada
BCT atau meningkatkan khasiat BCT itu. Baucom dkk. (1998)
menggambarkan CBMT sebagai "mungkin manjur", mengingat ukuran
sampel kecil dalam studi ditinjau
46
dan kurangnya bukti yang menunjukkan keuntungan tambahan dari
teknik kognitif lebih BCT tradisional. Insight berorientasi
pendekatan, termasuk wawasan berorientasi terapi pasangan dan
emosional terfokus terapi pasangan juga menjadi sasaran
penyelidikan uji klinis dan ditemukan lebih unggul atau tidak ada
pengobatan dengan beberapa bukti karena keunggulannya dibandingkan
dengan pendekatan didirikan lainnya. Wawasan yang berorientasi
pendekatan terapi perkawinan (IOMT) telah meningkat popularitas dan
fokus dalam penyelidikan empiris. IOMT memadukan teknik Gestalt dan
sistemik untuk meningkatkan wawasan ke dalam intrapersonal pasangan
mereka sendiri dan dinamika hubungan dengan fokus pada sifat
afektif dari interaksi dan fasilitasi tanggapan mitra untuk
kebutuhan emosional diungkapkan oleh pasangan mereka. Dunn dan yang
Schwebel