Top Banner
Andreas Lako Guru Besar Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegijapranata Semarang Pengurus IAI-KAPd Seksi Corporate Governance & CSR TRANFORMASI AKUNTANSI KONVENSIONAL MENUJU AKUNTANSI BERKELANJUTAN: Tantangan dan Peluang bagi Profesi Akuntansi Disajikan dalam seminar Envinronment Accounting”” di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, 19 April 2014
43

Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Dec 20, 2015

Download

Documents

RizkiFajri

Seminar Akuntansi Lingkungan Universitas Jambi
pemateri : Andreas Lako
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Andreas Lako

Guru Besar Akuntansi Fakultas Ekonomi dan BisnisUnika Soegijapranata Semarang

Pengurus IAI-KAPd Seksi Corporate Governance & CSR

TRANFORMASI AKUNTANSI KONVENSIONAL MENUJU

AKUNTANSI BERKELANJUTAN:Tantangan dan Peluang bagi

Profesi Akuntansi

Disajikan dalam seminar “Envinronment Accounting”” di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, 19 April 2014

Page 2: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

I. LATAR BELAKANG

2. RELASI GREEN ECONOMY DAN GREEN ACCOUNTING

3. GREEN ACCOUNTING

4. MENUJU SUSTAINABILITY ACCOUNTING

5. REFORMASI AKUNTANSI

6. TANTANGAN DAN PELUANG BAGI PROFESI AKUNTANSI

7. KESIMPULAN

Page 3: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan
Page 4: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

1. Pasca Perang Dunia II, banyak negara berusaha membangun kembali perekonomiannya dengan memfokuskan pada pembangunan ekonomi, industri dan bisnisnya.

Orientasinya adalah pertumbuhan ekonomi, konsumsi, investasi, ekspor-import, laba, pajak dan modal

Pembangunan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi

Konsumsi

Investasi & Produksi

Modal

Ekspor-impor

Laba

ROI

Pajak

Dividen

Latar belakang munculnya konsep Green Accounting & Sustainability Accounting

Latar belakang munculnya konsep Green Accounting & Sustainability Accounting

Page 5: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Visi Pembangunan:Pertumbuhan ekonomi & Laba

(growth) !!!

Hingga era 1990an, eksploitasi terhadap SDA, lingkungan dan manusia untuk pertumbuhan ekonomi dan laba

luar biasa

Page 6: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Dampak dari kemajauan pembangunan

ekonomi dan bisnis dalam 50 tahun terakhir adalah terjadinya kerusakan lingkungan yang kian parah dan semakin kompleksnya isu-isu sosial

Kerusakan lingkungan Pemanasan global Perubahan iklim yang ekstrim Bencana alam “buatan” Semakin banyak penduduk miskin,

melarat dan menderita

Page 7: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Dampak eksploitasi ekonomi dan bisnis

1. Kerusakan lingkungan

2. Polusi udara

3. Kemiskinan

4. Pemanas

an global

Page 8: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Dampak Pemanasan Global:Temperatur global meningkat!

Page 9: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Dampak Pembangunan Ekonomi dan Bisnis Terhadap Lingkungan dan Sosial

Kerusakan Lingkunga

n

Eksploitasi Manusia

Kemiskinan, penderitaan,

dll

Eksploitasi alam/

lingkungan

Page 10: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses Akuntansi dan dikerjakan oleh para Akuntan hanya menyajikan informasi keuangan kepara para pemakai, sedangkan informasi sosial dan lingkungan diabaikan dalam proses akuntansi.

Laporan Keuangan hanya menyajikan sinyal-sinyal atau indikator “kesuksesan keuangan” korporasi sementara dampak-dampak sosial-ekologi yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi negara atau aktivitas bisnis korporasi diabaikan

Dampak negatif: menyesatkan para pihak dalam pengambilan keputusan stratejik, taktikal dan operasional...

Pada era tahun 1980an, muncullah gagasan Green Accounting atau Social and Environmental Accounting

(SEA) sebagai solusi untuk mereformasi Akuntansi agar bisa menyajikan informasi keuangan, sosial dan lingkungan

secara komprehensif

Page 11: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

2. Untuk mengatasi krisis sosial dan lingkungan yang kian parah, pada 1987 PBB menerbitkan konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development):

“Pembangunan yang memadukan

kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini tanpa mengabaikan kepentingan generasi-generasi berikut untuk hidup”

Fokus dan pertimbangan pembangunan: (1). Pada aspek-aspek ekonomi, sosial dan lingkungan

secara terpadu dan berkelanjutan

(2). Harus mempertimbangkan dan adil dengan generasi-generasi selanjutnya.

Page 12: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Pada Juni 1992, PBB mengadakan KTT Bumi (EARTH SUMMIT) di Rio de Janeiro -Brasil. Lebih dari 140 kepala negara, termasuk Indonesia, menyepakati implementasi:

Konsep PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT /SD)

AGENDA AKSI 21 untuk solusi mengatasi krisis sosial dan lingkungan

Page 13: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

KTT Rio de Jeneiro sepakati AGENDA AKSI 21: SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Page 14: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Implikasi dari KTT Bumi Rio de Janeiro (1992 & 2012)

Page 15: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Pada 1997, John Elkington memunculkan gagasan Triple Bottom-line of Business & Triple bottom-line Accounting

Page 16: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

3. Pada Juli 2007, pemerintah dalam UU No.40 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan/TJSL (pasal 74) dan melaporkannya dalam pelaporan tahunan (Pasal 66)

Pemicu: Lumpur Lapindo

Sejak Juli 2007 hingga kini, isu CSR/TJSL dan Green Accounting mulai berkembang pesat di Indonesia dan dipraktikkan banyak korporasi

Sejak Juli 2007 hingga kini, isu CSR/TJSL dan Green Accounting mulai berkembang pesat di Indonesia dan dipraktikkan banyak korporasi

Page 17: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

RELASI GREEN ECONOMY DENGAN

GREEN ACCOUNTING

Page 18: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

1. Pada era tahun 2000an, krisis lingkungan yang berdampak meningkatnya eskalasi perubahan iklim dan pemanasan global meningkatkan tekanan politik dan bisnis kepada para pemimpin negara dan pebisnis dunia untuk menerapkan konsep Green Economy dan Green Business dalam pembangunan ekonomi/bisnis nasional

2. Munculnya gagasan Green Economy diikuti dengan berkembangnya gagasan Green Business, Green Corporation, Green Management, Green Finance, Green Accounting dan lainnya

Page 19: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

RELASI GREEN ECONOMY DENGAN GREEN ACCOUNTING

Page 20: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

3. Pada 2001, PBB meluncurkan Global Reporting Inisiatives (GRI) yang meminta korporasi global

mengintegrasikan pelaporan informasi keuangan, sosial dan lingkungan dalam

pelaporan korporasi. Memunculkan model Sustainability Reporting

Memunculkan Sustainability Accounting

Page 21: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Apa implikasi positif dari munculnya Green Economy dan Green Business?

1. Banyak korporasi mulai peduli pada tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dan CSR serta mengungkapkan informasinya dalam pelaporan tahunan

2. Kesadaran pelaku bisnis untuk mengaplikasikan ide-ide green business, green corporation, green management, green accounting dan green reporting mulai meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir

.

Page 22: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Apa implikasi bagi Akuntansi?

Muncul tuntutan publik dan gerakan para akuntan untuk mereformasi TEORI dan PRAKTIK AKUNTANSI dengan mengembangkan dan menerapkan Social & Environment Accounting, GREEN ACCOUNTING, SUSTAINABILITY ACCOUNTING, SUSTAINABILITY REPORTING, INTEGRATED

REPORTING, dll

Page 23: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan
Page 24: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Paradigma bisnis yang menganjurkan bahwa dalam berbisnis untuk meraup laba (profit), korporasi perlu peduli dan bertanggung jawab melestarikan lingkungan planet) dan meningkatkan kesejahteraan sosial (people)

Page 25: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Patuh terhadap regulasi

Mengurangi tekanan para stakeholder eksternal

Untuk keberlanjutan bisnis dan laba dalam jangka panjang

Mendapatkan akses politis, kredit, investasi dan bisnis

Menurunkan risiko keuangan, risiko bisnis, risiko sosial dan risiko politis

Meningkatkan reputasi dan nama baik perusahaan

Meningkatkan apresiasi stakeholder

Melindungi perusahaan

Page 26: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Paradigma baru Akuntansi yang

menganjurkan bahwa fokus dari proses Akuntansi tidak hanya pada transaksi-transaksi atau peristiwa keuangan (financial/profit), tapi juga pada transaksi-transaksi atau peristiwa sosial (people) dan lingkungan (planet)

Laporan akuntansi tidak hanya terbatas pada pelaporan keuangan, tapi juga pelaporan sosial dan pelaporan lingkungan

Page 27: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan
Page 28: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan
Page 29: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Lako (2011) mengusulkan agar perlu segera dilakukan reformasi akuntansi konvensional menuju: AKUNTANSI BERKELANJUTAN (SUSTAINABILITY ACCOUNTING)

Akuntansi Berkelanjutan lebih mudah diterima dan dipahami publik karena memiliki penalaran logis dan basis teoritis yang kuat, relevan dengan realitas akuntansi dan terintegrasi perspektifnya.

Teori corporate sustainability teori triple bottom-line of business teori corporate stakeholder Teori sustainability profit

Page 30: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

ModelRerangka Akuntansi Berkelanjutan

Akuntansi Keuangan

Akuntansi SosialAkuntansi lingkungan

Transaksi sosial

Transaksi keuangan

Transaksi lingkungan

Pelaporan Keuangan

Pelaporan Sosial Pelaporan Lingkungan

Pelaporan Akuntansi Berkelanjutan

Fokus

Obyek proses

Output

Model pelapor

an

Informasi kualitatif(informasi sosial &

lingkungan)

Informasi kuantitatif (informasi keuangan)

Jenis informas

i

Tujuan Sustainabilitas korporasi, sosial dan lingkungan

Sustainabilitas korporasi, sosial dan lingkungan

Page 31: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Suatu paradigma baru dalam bidang akuntansi yang menganjurkan bahwa fokus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada transaksi-transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan agar bisa diketahui laba/rugi (profit) suatu korporasi, tapi juga pada transaksi-transaksi atau peristiwa sosial (people) dan lingkungan (planet).

Page 32: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

fokus dari proses Akuntansi Berkelanjutan adalah pada transaksi-transaksi atau peristiwa keuangan, sosial dan lingkungan sehingga output pelaporannya berisi informasi keuangan, sosial dan lingkungan.

Page 33: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Tujuan umum: Agar para pemangku kepentingan dapat

mengetahui secara utuh informasi tentang kualitas manajemen dan perusahaan dalam pengelolaan bisnis yang ramah lingkungan.

Tujuan khusus:1. Agar para stakeholder bisa mengetahui dan

menilai kinerja dan nilai korporasi serta risiko dan prospek suatu korporasi secara utuh sebelum mengambil suatu keputusan.

2. Untuk keberlanjutan bisnis dan laba, keberlanjutan sosial dan kelestarian lingkungan

Page 34: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Paradigma akuntansi masih konvesional dan masih adanya resistensi dari para akuntan sendiri:

(1) Akuntansi hanya memfokuskan pada kebutuhan informasi dari stakeholder dominan yang memberi kontribusi dalam penciptaan nilai perusahaan.

(2) Akuntansi hanya memeroses dan melaporkan informasi yang“materiality” dan “measurability”.

Page 35: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

(3) Akuntansi mengadopsi asumsi “entity” sehingga perusahaan diperlakukan sebagai entitas yang terpisah dari pemilik dan stakeholder lainnya. Jika suatu transaksi tidak secara langsung berdampak pada nilai entitas maka diabaikan dalam pelaporan akuntansi

(4) Masyarakat dan lingkungan adalah sumberdaya yang tidak berada dalam “area kendali” dan tidak terikat dalam “executory contract” dengan perusahaan sehingga diproses akuntansi.

Page 36: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Ada 3 aspek yang perlu direformasi:

1. Reformasi conceptual framework akuntansi dan GAAP akuntansi konvensional ke arah yang progresif yaitu menuju Akuntansi Berkelanjutan.

2. Reformasi format pelaporan akuntansi menuju format Pelaporan Berkelanjutan (integrasi pelaporam informasi keuangan, sosial, lingkungan dan tatakelola) atau Pelaporan Terintegrasi (Integrated Reporting).

3. Reformasi Standar Akuntansi Keuangan menuju Standar Akuntansi Berkelanjutan

Page 37: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Gambar 1: Penghijauan Akuntansi dan Akuntan

Penghijauan Akuntansi dan

Akuntan

Pengembangan rengka konseptual

dan standar Akuntansi

Berkelanjutan

Mendorong dan mewujudkan Akuntabilitas

Korporasi

Mendorong pengungkapan dan transparansi informasi

Akuntansi Berkelanjutan

Menghijaukan Akuntan

Strategi Menuju Akuntansi Berkelanjutan: Hijaukan Akuntansi dan Akuntan!!

Page 38: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

BUKTI EMPIRIS PENERAPAN AKUNTANSI BERKELANJUTAN

Page 39: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan
Page 40: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Trends in Sustainability ReportingTrends in Sustainability Reporting

Pada akhir 2012, sudah ada sekitar 90an perusahaan Indonesia yang menerapkan

Sustainability Reporting

Page 41: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Bukti Empiris Pelaporan CSR & Sustainability Reporting

Hasil Riset menunjukkan komitmen perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dan melaporkan informasinya dalam pelaporan keuangan dan pelaporan berkelanjutan mendatangkan banyak manfaat ekonomik, yaitu:

Meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja pasar dalam jangka panjang

Meningkatkan nilai perusahaan (keuangan dan nilai pasar) dalam jangka panjang;

Menurunkan risiko perusahaan (sosial, politik, keuangan dan bisnis) dan meningkatkan prospek perusahaan dalam jangka panjang

Page 42: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

PELUANG BAGI PROFESI AKUNTANSIImplementasi AKUNTANSI BERKELANJUTAN akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi:

1.Pengembangan Akuntansi baik sebagai ilmu maupun sebagai teknologi rekayasa

2.Profesi akuntansi atau lulusan Akuntansi dalam pengembangan lapangan pekerjaan atau profesi

3.Meningkatkan peran strategis informasi akuntansi dalam keputusan bisnis, ekonomi, politik, sosial, hukum, lingkungan dan lainnya untuk para pihak pemakai.

Page 43: Transformasi Menuju Akuntansi Berkelanjutan

Terima Kasih