-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
1
Karya Tulis Ilmiah
Transformasi Kepemimpinan Organisasi
Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Tingkat
Regional
OLEH :
NURAMIN SALEH.S.Psi
H impunan Mahasiswa I slam (HM I ) Badan Koordinasi (BADKO)
Sul awesi Selatan-Barat
Per iode 1434 H -1436 H / 2013-2015 M
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan
kesempatan dan
juga telah memberikan petunjuk dan inayah-nya sehingga dapat
menyelesaiakan
penulisan karya tulis ilmiah dengan dengan Tema Transformasi
Kepemimpinan
Organisasi Untuk Penguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional,
Salawat dan
salam keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah menganjurkan
umatnya untuk
mengajar, belajar dan mendengar serta menekankan bahwa menuntut
ilmu merupakan
kewajiban umat muslim.
Tema karya tulis sebagai prasyarat untuk menjadi kandidat ketua
umum HMI
Badko Sulselbar dan tema ini sangatlah relevan jika kita melihat
realitas yang terjadi
dalam internal himpunan mahasiswa islam, sehingga kita sebagai
kader HMI dapat
dan mampu mengoreksi diri serta mampu menjawab tantangan di masa
depan.
Sumber pengambilan materi karya tulis ilmiah ini, telah mengutip
berbagai
literatur yang relevan dengan pembahasan yang telah menjadi
referensi dalammenyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa materi makalah
dengan tema Transformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran
Kelembagaan Tingkat Regionalmasih banyak kekurangan dan
kekhilafan, sehingga
saran perbaikan dalam berbagai sumber sangat dibutuhkan.
Akhirul qalam, assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Makassar, 14 September 2013
Yudhi Abdi Wibowo
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................................
i
DAFTAR ISI
.......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
.................................................................................
1
A. Latar Belakang
......................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.................................................................................
4
C. Manfaat Penulisan
.................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
..................................................................................
5
A. Himpunan Mahasiswa Islam di era kekinian
......................................... 5B. Transformasi Nilai
Khittah Perjuangan dalam Transformasi
Kepemimpinan
......................................................................................
7
C. Back to intellectual intelligence, Upaya meretas krisis
intelektualKader
.....................................................................................................
9
D. Lembaga Kekaryaan, Gerbong Intelektual dan
ProfesionalismeKader
.....................................................................................................
12
E.Reeksistensi HMI, Transformasi Kepemimpinan dalam
PenguatanPenguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional
................................ 13
BAB III PENUTUP
............................................................................................
16
A. Kesimpulan
..........................................................................................
16B. Saran
....................................................................................................
17DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................
iii
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangOrganisasi kepemudaan yang mengerucut pada satu
lini idealism yaitu
organisasi kemahasiswaan sudah saatnya untuk mampu Back to Zero
atau dapat
ditafsirkan sebagai organisasi yang merakyat dan berjuang untuk
rakyat karena secara
aksiologis organisasi merupakan sebuah hirarki individu-individu
yang melebur
dalam satu kelompok dan bermasyarakat. Dalam mewujudkan nilai
organisasi
kepemudaan maka peran pemimpin sangat substansial untuk
menentukan segala
kebijakan dan implementasinya serta dalam menciptakan lingkungan
yang kondusif.
Berbagai terobosan perlu dilakukannya, mulai dari perubahan
struktural, aspek
keterampilan dalam pemahaman kerjasama internal dengan para
bawahannya maupun
eksternal yakni dengan pihak lembaga swasta, parastakeholder. Di
samping itu, perlu
memahami dan melakukan integrative culture dengan cara
organisasi dapat
melakukan transformasi nilai internal maupun eksternal guna
pengembangan
organisasi serta mengantisipasi lingkungan yang berkembang dan
yang tidak kalahpenting adalah pemahaman adanya akuntabilitas moral
dan mental yang melekat pada
diri seorang pimpinan dan salah satu transformasi nilai yang
sangat subtantif dalam
organisasi. Sehingga, Transformasi kepemimpinan dalam tubuh
organisasi menjadi
sebuah keharusan dalam keberlangsungan eksistensi organisasi
agar tetap dapat
memainkan ritme dalam internal organisasi itu sendiri maupun
eksternal organisasi.
Kemampuan organisasi kepemudaan dalam menjaga ritme sangatlah
subtantif
dikarenakan pengaruh besar organisasi dari masa ke masa
perjalanan bangsa hingga
kini yang merupakan masa klimaks transisi demokrasi negara
indonesi dan kita
memahami negara indonesia merupakan negara relatif otonom dalam
arti ia bukanlah
instrumen dari satu kelas atau fraksi kelas, negara tidak mampu
mendesakkan
perubahaan struktural mendasar pada orde sosial kecuali ia
ditegakkan kembali atas
1
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
5
dasar keseimbangan kekuasaan sosial dan politik yang baru.1 Hal
ini merupakan
validitas atas realitas kekinian negara indonesia dalam
masa-masa pra kematangan
demokrasi indonesia yang hingga hari ini belum mampu menampakkan
auranya
dikarenakan kesenjangan sosial ekonomi yang hingga kini
dirasakan mayoritas rakyat
indonesia sehingga organisasi kepemudaan yang terkhusus pada
organisasi
kemahasiswaan haruslah mampu memberikan resolusi kepada
pemerintah atas
kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di era kontemporer dan
tantangan besar yang
harus di hadapi organisasi kemahasiswaan di era kontemporer
tidak hanya sebatas
resolusi melainkan mampu meretas wacana global dunia ketiga yang
berkembang.2
Seperti jika demokrasi indonesia tidak mampu mendapatkan
auranya, akan terjadi
kemunduran yang signifikan yaitu tenggelamnya demokrasi dan
kembalinya
otoriterisme menguasai sistem negara indonesia. Hal ini
merupakan wacana yang
baru dan masih bersifat gerakan laten para elite penguasa,
tetapi samuel huntington
telah mampu melakukan analisis di 20 tahun sebelum indonesia
mengalami dan
merasakan demokrasi. Faktor-faktor terjadinya pergeseran dari
sistem politik
demokratis ke sistem politik otoriter sekurang-kurangnya sama
beragamnya dan
sebagian bertumpang tindih dengan faktor-faktor penyebab
terjadinya pergeseran dariotoriterisme ke demokrasi.
3
Melihat kondisi kebangsaan indonesia yang semakin terpuruk,
peranan penting
organisasi kemahasiswaan terkhusus Organisasi Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI)
haruslah mampu memberikan resolusi dan pressure serta meretas
wacana-wacana
global neo kapitalisme sebagai mindstream HMI kepada pemerintah
dalam meretas
kesenjangan sosio-politik yang terjadi pada rakyat indonesia dan
memberikan
kematangan berdemokrasi kepada rakyat indonesia karena sebagai
organisasi
1 Richard J. Robison, "The Transformation of the State in
Indonesia," Bulletin of Concerned Asian
Scholars, Vol. 3, No. 2 (Januari-Maret 1982).2Sztompka, Piotr,
Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: Prenada 2004) Cet.I, Hlm.78.3
Samuel P.Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, (Jakarta,
Pustaka utama grafiti, 2001)
Cet.II, Hlm.375.
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
6
kemahasiswaan tertua dan terbesar di Indonesia dan sepanjang
perjalanan pasang
surutnya peradaban bangsa indonesia, HMI memiliki peranan yang
sangatlah penting
didalamnya sehingga sejarah perjalanan bangsa tidak dapat
dilepaskan dengan sejarah
perjuangan HMI. Tetapi di era kekinian, jangankan mampu
memberikan resolusi
kepada negara indonesia, internalisasi khittah perjuangan saja
seakan-akan
mengalami kemandulan dikarenakan pengkristalan intelektual yang
tidak
teraktualisasikan. Hal ini menjadi polemik kompleks dalam tubuh
internal HMI
karena ekslusivisme yang merasuk dalam tubuh kader dan tidak
dapat dinafikkan
khittah perjuangan tidak lagi tersakralisasi sehingga tidak
salah jika di era kekinian
menjadi fase tantangan ke dua bagi internal HMI.
Polemik ini bukanlah hal yang baru di dalam tubuh internal HMI
tetapi pasca
runtuhnya rezim orde baru di tahun 1998, transformasi nilai yang
terimplementasi
pada transformasi kepemimpinan HMI mengalami degradasi yang
sangat luarbiasa
dalam artian, terjadi perubahan paradigma berpikir neo kapitalis
ke dalam sendi-sendi
structure maupun culture. Banyaknya pergeseran nilai terjadi
dalam tubuh kader-
kader. Eksistensi HMI telah merapuh dan merunduk bahkan dulunya
HMI dicintatetapi sekarang Himpunan Mahasiswa Islam di Hina, dicaci
dan digugat kembali
eksistensi dan esensinya sebagai organisasi kader dan organisasi
perjuangan serta
asas islamnya.4
Berdasarkan realitas diatas, sudah saatnya-lah HMI haruslah back
to basic
sehingga nilai dalam transformasi kepemimpinan tidaklah berjalan
secara
transaksional pragmatisme melainkan mampu secara ideal
structure, artinya
proporsionalisme struktur menjadi kekuatan karakter (caracter
building) HMI dalam
menjaga ritme dan eksistensinya. Sehingga, dalam setiap
regenerasi kepemimpinan
4Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI , Suatu Kritik
dan Koreksi untuk Kebangkitan
Kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-1997) , (Jakarta, Misaka
Galiza, 2005). Cet.I, Hlm.51
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
7
dalam struktur HMI tidak mengalami degradasi nilai dan akan
tetap mampu
melahirkan kader-kader potensial guna mengembalikan eksistensi
kejayaan HMI.
B.Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan dan polemik yang
terjadi di internal tubuh HMI
guna mengembalikan eksistensi dan kejayaan intelektual
intelegensia kader-kader
HMI, maka penulis merumuskan masalah-masalah yang berkembang
sebagai berikut
:
1. Bagaimana kondisi HMI kekinian dan cara HMI dalam menjawab
tantangantransformasi nilai dalam setiap transformasi kepemimpinan
di tubuh internal
organisasi ?
2. Bagaimana cara meretas krisis intelektual kader yang terjadi
di era kekinianguna mengembalikan eksistensi intelektual
intelegensia kader dan kejayaan
HMI ?
3. Apa langkah HMI dalam mengembalikan eksistensi
kepemimpinankelembagaan dalam upaya menjawab dinamika kelembagaan
di tingkat
regional ?
C.Manfaat Penulisan1. Manfaat Teoritis
Semoga karya tulis ini dapat membukakan kerangka pikir kader
upaya dalam
mengembalikan eksistensi HMI dan menjawab indikator-indikator
kemunduran
HMI, baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka
panjang.
2. Manfaat PraktisSemoga tulisan ini dapat menambah khasanah
intelektual kader sehingga dapat
meretas krisis intelektual yang terjadi dalam internat HMI.
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
8
BAB II
PEMBAHASAN
A.Himpunan Mahasiswa Islam di era kekinianHimpunan Mahasiswa
Islam lahir 14 Rabiul Awal 1366 Hijriah, bertepatan
dengan 5 Februari 1947 Masehi. Dus, pada 14 Rabiul Awal 1434
(kira-kira 26 januari
2013) HMI genap berusia 66 tahun (hijriah) dan 5 Februari 2013
tepat berusia 66
tahun (masehi). Suatu usia yang cukup berumur dan tentu saja
mengundang sejumlah
konsekuensi. Bagaimanakah kondisi HMI dalam usianya yang telah
menginjak 66
tahun tersebut, Banyak instrumen analisa dan perspektif yang
dapat kita gunakan
untuk memahami kondisi HMI saat ini, diantaranya adalah
arkeologi dan geneologi
pengetahuan yang diperkenalkan oleh Michel Foucault.
Metode arkeologi memfokuskan kajian pada pernyataan atau wacana
dengan
sistem prosedur yang memproduksi, mengatur, mendistribusi,
mensirkulasi, dan
mengoperasikannya. Mengupas wacana sebagai suatu sistem internal
dengan
prosedur-prosedurnya yang teratur. Sedangkan geneologi
memberikan pusatperhatian pada hubungan timbal balik antara sistem
kebenaran (pernyataan/wacana)
dengan sistem kuasa (mekanisme yang didalamnya suatu rezim
politis memproduksi
kebenaran). Geneologi tidak berusaha menegakkan pondasi-pondasi
epistemologis
yang istimewa, tapi ia mau menunjukkan bahwa asal-usul apa yang
kita anggap
rasional, pembawa kebenaran, berakar dalam dominasi, penaklukan,
hubungan
kekuatan-kekuatan atau dalam suatu kata, kuasa.5
Dengan menggunakan perspektif arkelogi dan geneologi
pengetahuan, berarti
kita akan melihat realitas HMI saat ini sebagai suatu realitas
wacana/sistem
pengetahuan dimana di dalam sistem wacana/pengetahuan tersebut
terdapat prosedur-
5Peter L.Berger, Thomas Lucmann, tafsir social atas kenyataan,
(LP3ES, 1990) Hlm.132
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
9
prosedur yang memegang kendali atas proses produksi, pengaturan,
pendistribusian,
pensirkulasian, dan pengoperasian sistem wacana/pengetahuan
tersebut serta terdapat
sistem kuasa atau relasi kuasa yang mengukuhkan sistem
wacana/pengetahuan
tersebut. Prosedur-prosedur tersebut kemudian kita sebut sebagai
fundamental codes
of cultures yang mewakili dimensi nalar dan relasi kuasa
mewakili dimensi politis.
Konsekuensi dari perspektif ini adalah bahwa realitas HMI saat
ini tidaklah
merupakan suatu realitas yang terbentuk dengan sendirinya
melainkan terbentuk
melalui proses diskursif dimana terjadi proses pengukuhan
fundamental codes of
cultures dan relasi kuasa tertentu dan proses peminggiran
fundamental codes of
cultures dan relasi kuasa yang lainnya. Fundamental codes of
cultures dan relasi
kuasa tersebut kemudian berwenang menentukan mana fakta-fakta
sosial dan
pengetahuan yang dapat terus eksis, bahkan muncul sebagai
pemenang dan menjadi
mainstream (arus utama) atau mendominasi wajah realitas namun
juga ada fakta-fakta
sosial dan pengetahuan yang jadi pecundang dan terpinggirkan
(pheripheri) sehingga
ia bisa jadi hanya berupa bercak saja atau malah benar-benar
tersamar dari wajah
realitas.
6
Contohnya, di HMI berkembang beragam wacana keagamaan,
wacanakeagamaan yang modern-moderat-inklusif nampaknya merupakan
pemenang dan
wacana keagamaan yang tradisional-radikal-eksklusif merupakan
pecundang, tetap
berkembang namun tidak menjadi mainstream. Contoh lain, frame
berpikir political
oriented merupakan pemenang, sementara frame berpikir yang
berorientasikan
profesi adalah pecundang. Kemudian, orientasi politik-struktural
merupakan
pemenang, dan orientasi politik-kultural merupakan pecundang.7
Semangat
ketergantungan terhadap senior/alumni adalah pemenang dan
semangat
independen/mandiri adalah pecundang, serta masih banyak contoh
lainnya yang
menentukan siapa pemenang dan pecundangnya merupakan kewenangan
atau
tergantung selera fundamental codes of cultures dan relasi
kuasa.
6Ibid...... hlm.1557Ibid.......hlm.163
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
10
B.Transformasi Nilai Khittah Perjuangandalam Transformasi
KepemimpinanKetika sistem pengetahuan yang tergoreskan diatas
menjadi relasi fundamental
dalam setiap transformasi nilai dan transformasi kepemimpinan
dalam tubuh HMI,
maka dengan fundamental codes of cultures dan relasi kuasa yang
dimilikinya sudah
demikian eksis dan tidak ada perlawanan terhadapnya, maka
anggota HMI saat ini
sesungguhnya tidak lebih dari robot-robot yang digerakkan secara
otomatis oleh
fundamental codes of cultures dan relasi kuasa tersebut. Ia
dideterminasi cara berpikir
dan tindakannya oleh fundamental codes of cultures dan relasi
kuasa tersebut.
anggota HMI tidak lebih sebagai pelanjut tradisi tanpa inovasi.
Fundamental codes of
cultures dan relasi kuasa ada yang buruk, dan tentu ada juga
yang baik. Namun pasti
ada fundamental codes of cultures dan relasi kuasa (yang buruk)
yang menyebabkan
kader HMI saat ini demikian pasrah pada memory of the past, pada
kenangan masa
lalu. Menggantungkan eksistensinya pada kebesaran seniornya,
berlindung di balik
keagungan sejarah HMI yang tidak pernah dibuatnya namun ia terus
asyik
memparasitkan diri menghisap keberkahan darinya.
Inilah potret kader HMI yang kehilangan kritisismenya, tuli
terhadap memoryof the future (cita-cita masa depan) dan mengambil
sikap resist to change, menolak
perubahan. Kader HMI lupa bahwa pernyataan senior/masa lalu
memang ada
benarnya namun banyak juga yang sudah tidak benar lagi karena
zaman telah
berubah. Dalam konteks ini, pernyataan almarhum Nurcholish
Madjid agar HMI
dibubarkan saja menemukan pembenar karena beliau melihat bahwa
relevansi HMI
bagi masa kini dan apalagi bagi masa depan sudah jauh berkurang,
kalaupun
bukannya tidak ada lagi. HMI tidak lagi menjadi elemen penggerak
kemajuan
melainkan kekuatan status quo dan bahkan sebaliknya menggerakkan
pada
kemunduran.8
8 Agussalim Sitompul, sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa
Islam 1947-1975 (Surabaya, Bina
Ilmu) Cet.I, Hlm.198
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
11
Dengan demikian siapakah yang patut disalahkan atas kondisi HMI
yang
katanya mengalami kemunduran, mengalami konflik perpecahan di
tubuh PB HMI
yang terjadi tiga kali berturut-turut, dan kelemahan lainnya
dari organisasi HMI saat
ini, Tidak ada seorang pun yang perlu disalahkan karena kondisi
HMI saat ini
merupakan produk fundamental codes of cultures dan relasi kuasa
yang hidup dalam
tubuh HMI. Fundamental codes of cultures dan relasi kuasa dapat
bersemayam dan
dikukuhkan dalam media seperti doktrin organisasi, aturan
organisasi (AD, ART dan
penjabarannya), dalam pola pendanaan aktivitas HMI, dan dalam
pola interaksi
keseharian antara kader dan pengurus HMI atau antara
kader/pengurus dengan
alumninya. Semuanya terbentuk melalui proses historis yang agak
sulit dikendalikan
oleh orang per orang, hanya tanggung jawab kolektif (generasi)
yang dapat
menghadapinya. Persoalannya adalah telah terdapat sejumlah
generasi yang tidak
menyadari bahwa ada fundamental codes of cultures dan relasi
kuasa yang bekerja di
tubuh HMI, yang disamping mengusung kebesaran HMI namun juga
bekerja
menghancurkan HMI, menghantarkan HMI pada ketidakrelevanannya
dengan
zaman.9
Menyadari hal tersebut, sudah sepatutnya generasi sekarang
mengembangkan
kesadaran untuk mengenali fundamental codes of cultures dan
relasi kuasa tersebut,
mengambil sikap dan tindakan terhadapnya. Iktiar inilah yang
merupakan upaya
menghadirkan suatu HMI Baru dan merupakan suatu bentuk rasa
tanggung jawab
sebagai kader HMI yang cinta akan organisasinya. HMI Baru adalah
HMI yang
terbebas dari fundamental codes of cultures dan relasi kuasa
yang buruk yang
menyebabkan ia tertawan oleh masa lalu, dan menebalkan
fundamental codes of
cultures dan relasi kuasa yang baik serta menanamkan benih suatu
fundamental codes
of cultures dan relasi kuasa yang baru sehingga HMI dapat
menyambut kelahirannya
kembali dan dengan penampilan meyakinkan mewarnai zaman yang
telah berubah
9Natsar Desi Mahnudi, Rekonstruksi Pemikiran dan Pergerakan
Himpunan Mahasiswa Islam, (LPMI,
2006) Cet.I Hlm..
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
12
ini. Ikhtiar untuk melaksanakan hal ini membutuhkan komitmen
kuat dan terfasilitasi
dengan baik sehingga forum penghimpun organisasi (MUSDA) HMI
dalam ruang
lingkup wilayah sulselbar dan inilah moment yang sangatlah tepat
sebuah
implementasi tranformasi nilai yang bersandar pada khittah
perjuangan karena Musda
Badko merupakan wadah yang paling tepat untuk kembali membangun
dasar-dasar
HMI Baru tersebut. Karena disana transformasi kepemimpinan yang
akan
berlangsung dan semoga doktrin organisasi sebagai khittah
perjuangan (NDP), aturan
main yang mendasar dari organisasi (AD, ART dan penjabarannya),
program kerja
serta nakhoda baru organisasi menjadi mindstreem para kader
untuk mengembalikan
kejayaan HMI.
C. Back to intell ectual intell igence, Upaya meretas krisis
intelektual KaderHMI yang sudah memproklamirkan fungsinya sebagai
organisasi kader, mau
tidak mau menjadikan perkaderan sebagai jantung kehidupan
organisasinya. Namun
sebetulnya aspek perkaderan di HMI mulai dibenahi secara serius
pada akhir tahun
50-an dimana HMI sudah bertahun-tahun menjalankan peranannya,
jadi perkaderan
di HMI tidak lahir berbarengan dengan kelahiran HMI itu sendiri,
melainkan lahirseiring proses waktu dan perubahan zaman. Awalnya
hal itu baru mulai terpikirkan
oleh para kader (PB HMI) ketika masa kepengurusan Ismail Hasan
Metareum
(periode 1957-1960), dan masih berupa wacana-wacana yang
digulirkan oleh PB
HMI sendiri. Ismail Hasan yang merupakan penggagas utama ide
perkaderan formal
di HMI menginginkan agar HMI tidak menjadi tempat berkumpul
orang yang punya
kesamaan hoby atau aktivitas saja, tapi menjadi second campus
bagi para anggotanya.
Selain itu, yang menjadi faktor penting pendorong gagasan
diadakannya perkaderan
formal di HMI adalah karena waktu itu Ismail Hasan melihat
adanya perbedaan aliran
pemikiran dalam dinamika pergerakan aktivitas HMI, dimana ada
anggotanya yang
punya background lingkungan pesantren dan ada juga yang
cenderung sekuler.10
10Agussalim Sitompul, Histiografi HMI 1947-1993 (Jakarta, Miska
Galiza, 2008). Cet.I, Hlm.152
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
13
Berawal dari itulah sampai hingga saat ini kita merasakan sebuah
sistem
perkaderan meskipun dalam masa ke masa sistem perkaderan
menggunakan
metodologi yang berbeda. Tetapi di era kekinian, seakan HMI
tidak lagi mampu
melahirkan motodologi perkaderan modern dan tidak terkikis oleh
zaman melainkan
terlahir sinkronisasi antara sistem perkaderan HMI dan
perkembangan zaman. Hal ini
terbukti banyaknya degradasi nilai kader hingga yang sangat
miris adalah tradisi
intelektual HMI yang memudar. Sejatinya kader-kader HMI adalah
pewaris tradisi
intelektual. Namun dewasa ini kegiatan-kegiatan keilmuan di HMI
sangat minim
sekali. Padahal dahulunya tradisi intelektual HMI merupakan
salah satu andalan yang
menjadi nilai lebih dan nilai jual HMI serta kader-kadernya
ditengah masyarakat dan
mahasiswa. Hal ini menyebabkan mahasiswa cerdas dan pintar
jarang mau masuk
HMI karena mereka melihat tradisi intelektual di HMI tidak
mendukung
kebutuhannya sehingga mereka memutuskan untuk aktif di
organisasi lain yang dapat
mendukung pengembangan intelektual mereka.11
Dalam situasi seperti inilah seharusnya HMI mampu melakukan satu
upaya
introspeksi diri di dalam menatap sistem perkaderannya. Sebab
denganpersinggungan dengan kekuasaan menyebabkan HMI kehilangan
indenpendensi dan
ruh, HMI seringkali melibatkan diri dalam peran-peran yang tidak
populis, karena
keterlibatannya hanya sebatas makelar politik bagi kepentingan
kekuasaan.
Prinsipnya, HMI tidak lagi seksi di dalam medorong ide-ide yang
kontekstual bagi
kepentingan ummat, namun HMI justru terjebak dalam bingkai
kekuasaan. Sehingga
dari ini HMI menuai kritik des terpinggirkan dari elan
gerakannya bahkan HMI
disinyalir terpuruk dari moment arus globalisasi dan
modernisasi. Tradisi
11Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI , Suatu Kritik
dan Koreksi untuk Kebangkitan
Kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-1997) , (Jakarta, Misaka
Galiza, 2005). Cet.I, Hlm.55
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
14
intelektualisme yang menjadi ranah khittah perjuangan HMI yang
di bangun dari
dasar Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) malah juga praktis
kehilangan pengaruh.12
Sehingga Perkaderan HMI di masa datang harus benar-benar
berkualitas.
Dalam bahasa yang cukup menggugah, yakni bagaimana kita
senantiasa
Mengembangkan Perkaderan, dan Membangun Peradaban. Kualitas
perkaderan itu
sangat ditentukan oleh kemampuan kita untuk menjauhkan diri dari
formalisme
perkaderan. Karena perkaderan formalisme akan menggiring
dinamika perkaderan
HMI sekedar menjadi pertrainingan. Bagi HMI, sekedar
pertrainingan adalah reduksi
yang sangat berbahaya bagi totalitas perkaderan HMI yang
sesungguhnya.
Perkaderan formal penting sebagai sarana untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
administratif struktural yang bersifat formal, serta
kerangka-kerangka dasar yang
harus dikembangkan lebih lanjut. Sementara perkaderan non-formal
dan informal
adalah medan yang lebih luas untuk proses penempaan kualitas
kader-kader.
Intelektualitas, profesionalitas, loyalitas, religiusitas dan
integritas para kader diasah
lebih tajam dalam perkaderan yang non formal dan informal.
seperti up-grading,
follow up, diskusi, seminar, riset dan sebagainya. Agenda
lainnya adalahmeningkatnya kuantitas dan kualitas pelaksanaan LK
II, LK III dan pusdiklat,
sehingga produk dari rekruitmen dapat terserap dan dikembangkan
kualitasnya secara
maksimal. Dalam rangka peningkatan kualitas perkaderan (formal),
maka
pemahaman segenap pelaku training terhadap pedoman perkaderan
perlu
ditingkatkan. Selain itu, kualitas instruktur dan pengelola
training wajib diperhatikan,
misalnya dengan memperbanyak pelaksanaan Sekolah Pengelola
Latihan dan Sekolah
Instruktur.
Dari pendalaman sistem perkaderan ini, secara tidak langsung
Mindset dan
paradigma berpikir kader HMI akan mampu meretas krisis
intelektual kader yang
12 Saifudin al Mughniy, Pembangkangan Civil Soceity manifestasi
politik kaum pinggiran
(Makassar, Kalam Nusantara, 2010) Cet.I, Hlm.120
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
15
terjadi dalam tubuh internal perkaderan HMI sehingga secara
ekstra organisasi yang
dimana kader HMI yang juga merupakan mahasiswa sebagai warga
masyarakat yang
sedang menempuh proses pendidikan tertinggi, maka dengan
sendirinya mahasiswa
dipandang sebagai kaum intelektual. Didalam golongan kaum
cendekiawan itu
sendiri, mahasiswa dianggap sebagai pihak yang sedang
mempersiapkan diri untuk
menjadi warga intelektual yang sepenuhnya.13
D. Lembaga Kekaryaan, Gerbong Intelektual dan Profesionalisme
KaderTerbentuknya Lembaga Kekaryaan sebagai satu dari institusi HMI
terjadi pada
kongres ke-7 HMI di Jakarta pada tahun 1963 dengan di
putuskannya mendirikan
beberapa lembaga khusus (sekarang Lembaga Kekaryaan) dengan
pengurus pusatnya
ditentukan berdasarkan kota yang mempunyai potensi terbesar pada
jenis aktivitas
lembaga kekaryaan yang bersangkutan diantaranya, (1) Lembaga
Kesehatan
Mahasiswa Islam (LKMI) pusatnya di Surabaya, (2) Lembaga Dakwah
Mahasiswa
Islam (LDMI) pusatnya di Bandung, (3) Lembaga Pembangunan
Mahasiswa Islam
(LPMI) pusatnya di Makasar, (4) Lembaga Seni Budaya Mahasiswa
Islam (LSMI)
pusatnya di Yogyakarta. Dan kondisi politik tahun enam puluhan
yang berorientasimassa, lembaga kekaryaan pun semakin menarik bagi
anggota sebagai satu faktor
berkembang pesatnya lembaga kekaryaan ditunjukkan dari adanya
hasil penelitian
yang menginginkan dipertegasnya status lembaga Kekaryaan,
struktur organisasi dan
wewenang lembaga kekaryaan dan keinginan untuk menjadi lembaga
kekaryaan
otonomi penuh terhadap organisasi induk HMI.
Seiring perkembangan kader secara proporsional dan profesional
berdasarkan
pengembangan disiplin ilmu yang digeluti, tercatat telah banyak
lembaga kekaryaan
yang pernah ada dan berkembang dalam mengisi dinamika
intelektual di HMI.
Tercatat ada Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI), Lembaga
Pers
13 Arbi Sanit, Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa
Antra Moral dan Politik
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999) Hal 46
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
16
Mahasiswa Islam (LAPMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI),
Lembaga
pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI), Lembaga Pertanian
Mahasiswa Islam
(LPMI), Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI), Lembaga Seni
Budaya
Mahasiswa Islam (LSMI), Lembaga Astronomi Mahsiswa Islam (LAMI),
Lembaga
Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI), Lembaga Hukum Mahasiswa Islam
(LHMI) dan
Lembaga Penelitian Mahasiswa Islam (LEPMI).
Lembaga kekaryaan dapat dikatakan sebagai gerbong intelektual
dan
profesionalisme kader, karena dalam lembaga kekaryaan, kader
dapat mengasah
intelektualitas berdasarkan disiplin ilmu yang digeluti dan
lembaga kekaryaan dapat
menjadi sarana metakomunikasi yang berlangsung di masyarakat
indonesia, karena
insan-insan yang terlibat dalam proses komunikasi sosial di
negeri ini bersifat plural
dan heterogen dan kebhinekaan budaya yang berkadar tinggi.14
Sehingga lembaga
kekaryaan dapat menjadi bagian vital dalam organisasi dalam
rangka menopang
pembangunan nasional, terutama pembinaan manusia indonesia
seutuhnya,
merupakan conditio sine qua non untuk mengkaji, menyelidiki, dan
meneliti
komunikasi di indonesia, sebagai kegiatan untuk menjawab
tantangan-tantangan;gejolak ekonomi, kemelut politik, penetrasi
budaya asing dan sebagainya.
15 Inilah
yang menjadi dasar pemikiran sehingga mengapa lembaga kekaryaan
yang
berkembang dalam HMI dapat menjadi gerbong intelektual jikalau
dijadikan icon
intelektual kader dalam implementasi bermasyarakat.
E. Reeksistensi HM I, Transformasi Kepemimpinan dalam
PenguatanPenguatan Peran Kelembagaan Tingkat Regional
Transformasi Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan
sebuah
langkah taktis guna menjaga ritme eksistensi organisasi HMI
karena ini adalah
14Jurnal ilmiah disampaikan pada forum sosial budaya, pusat
penelitian dan pengabdian masyarakat,
universitas islam nusantara, bandung, 8 februari 1985.15 Onong
uchjana effendy, dinamika komunikasi (Bandung, PT.Remaja
Rosdakarya, 1992) Cet.II,
Hlm.35.
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
17
metodologi modern dalam kepemimpinan yang sangatlah demokratis
karena gaya
kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang
dianut oleh
bawahan dan regenerasi kader untuk mendukung visi dan tujuan
organisasi. Melalui
transformasi nilai-nilai tersebut, dapat meciptakan hubungan
baik antar anggota
organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim saling percaya
diantara anggota
organisasi. sebagai organisasi yang besar, HMI haruslah
melakukan tranformasi nilai
kepada kadernya sehingga dalam kepemimpinan transformatif dapat
teraktualkan
dengan baik hingga regenerasi dapat menjadikan kiblat
kepemimpinan dalam
transformasi kepemimpinan nantinya. Hal ini merupakan sebuah
kenisyaaan dalam
organisasi, karena jika langkah estafet kepengurusan HMI tidak
menjadikan
kepemimpinan transformatif sebagai acuan, maka regenerasi akan
terjadi status quo.16
Memahami kompleksitas dalam kepemimpinan, sehingga dalam
penguatan
kelembagaan di tingkat regional haruslah berjalan secara
transformatif guna menjaga
ritme organisasi. hal ini sangatlah urgen karena mampu
mengurangi sejumlah konflik
yang sering terjadi dalam suatu organisasi.17
tranformasi kepemimpinan akan
bersinergi dalam tubuh internal yang bersifat regenerasi,
keberhasilan maupunkegagalan organisasi dapat ditinjau dalam
berbagai aspek seperti; (1) memahami visi
dan misi organisasi, (2) memahami lingkungan organisasi melalui
analisis lingkungan
strategis (swot), (3) merumuskan rencana strategis organisasi;
(4)
menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis,
dan rencana startegis
pada seluruh anggota organisasi,(5) mengendalikan rencana
strategis melalui
manajemen pengawasan yang tepat.18
16Jurnal Imiah, Latihan Badan Pengelola Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang Jember, (Bondowoso,
Hand Out Basic Training, 2009).17 Rivai Veithzal, Kepemimpinan
dan Prilaku Organisasi, (Jakarta, PT.Rajawali Pers, 2003)
Cet.II,
Hlm.63.18Mahyudin H, Kepemimpinan Masyarakat Madani, (Jakarta,
Nim Press,2004) Cet.I, Hlm.93.
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kele
18
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis menganggap Visi ;
Penguatan nilai
kekaderan dalam tata kelola organisasi merupakan representatif
kegalauan kader-
kader dan KAHMI yang memiliki hasrat kuat untuk melihat
reeksistensi HMI yang
mampu mengawal perjalanan bangsa dari masa ke masa. Dan Misi;
(1) Pengawalan
perkaderan ditingkat cabang melalui badan pengelola latihan, (2)
Kemandirian
organisasi melalui lembaga kekaryaan, (3) Sintergitas
kepemimpinan kelembagaan
dalam upaya menjawab dinamika kelembagaan di tingkat regional.
Penulis
menganggap misi ini merupakan langkah taktis untuk melakukan
penguatan
kelembagaan di tingkat regional terkhusus pada ruang lingkup
BADKO Sulselbar,
peningkatan kualitas kader guna mampu memposisikan diri
kader-kader dalam
persaingan global di era kontemporer ini dan melahirkan
kemandirian/melepas
belenggu ketergantungan organisasi terhadap pemerintah dan lebih
melekatkan diri
independensi organisasi.
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
19
BAB III
PENUTUP
A.KesimpulanKondisi HMI di era kontemporer ini sangatlah goyah
dikarenakan
perkembangan zaman globalisasi yang berhasil menkapitalkan dan
meliberalkan
sosio-cultural dan sosio-ekonomi masyarakat bahkan telah merasuk
dalam identitas
struktural dan kultural HMI, degradasi nilai dalam transformasi
kepemimpinan
menjadi salah satu alasan sampai mengapa HMI seakan tidak mampu
lagi bersaing
dan memberikan sumbangsih ide-ide buat bangsa indonesia.
Berdasarkan polemik
dari rumusan masalah yang berkembang dalam pembahasan, maka
penulis
menyimpulkan :
1. Konsekuensi dari perspektif ini adalah bahwa realitas HMI
saat ini tidaklahmerupakan suatu realitas yang terbentuk dengan
sendirinya melainkan
terbentuk melalui proses diskursif dimana terjadi proses
pengukuhan
fundamental codes of cultures dan relasi kuasa tertentu dan
prosespeminggiran fundamental codes of cultures dan relasi kuasa
yang lainnya.
2. Internalisasi khittah perjuangan saja seakan-akan mengalami
kemandulandikarenakan pengkristalan intelektual yang tidak
teraktualisasikan. Hal ini
menjadi polemik kompleks dalam tubuh internal HMI karena
ekslusivisme
yang merasuk dalam tubuh kader dan tidak dapat dinafikkan
khittah
perjuangan tidak lagi tersakralisasi sehingga tidak salah jika
di era kekinian
menjadi fase tantangan ke dua bagi internal HMI.
3. Lembaga kekaryaan menjadi bagian vital dalam organisasi dalam
rangkamenopang pembangunan organisasi, terutama pembinaan
kader-kader
seutuhnya, merupakan conditio sine qua non untuk mengkaji,
menyelidiki,
dan meneliti komunikasi di indonesia, sebagai kegiatan untuk
menjawab
tantangan-tantangan
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
20
B.SaranBerdasarkan kesimpulan yang ada sehingga penulis
menganggap ada beberapa
saran yang urgen dalam menanggapi polemik-polemik dari
kesimpulan yang
berkembang :
1. Sudah persepsi ketergantungan terhadap senior/alumni adalah
pemenang dansemangat independen/mandiri adalah pecundang harus
dihilangkan dalam
mindset kader-kader, karena pengaruh yang signifikan akan
membentuk
secara negatif (pragmatis) dalam mindset kader sehingga
kemandirian kader
dalam berintelektual menjadi rapuh dan sebaliknya, senior/alumni
juga
janganlah memberikan pendidikan pragmatisme kepada kader
melainkan
memberikan pendidikan culture kepada kader. seharusnya HMI
mampu
melakukan satu upaya introspeksi diri di dalam menatap sistem
perkaderannya
2. Sudah sepatutnya generasi sekarang mengembangkan kesadaran
untukmengenali fundamental codes of cultures dan relasi kuasa
tersebut,
mengambil sikap dan tindakan terhadapnya. Iktiar inilah yang
merupakan
upaya menghadirkan suatu HMI Baru dan merupakan suatu bentuk
rasa
tanggung jawab sebagai kader HMI yang cinta akan
organisasinya.3. Lembaga kekaryaan HMI dapat dikatakan sebagai
gerbong intelektual dan
profesionalisme kader, karena dalam lembaga kekaryaan, karena
kader dapat
mengasah intelektualitas berdasarkan disiplin ilmu yang digeluti
dan lembaga
kekaryaan dapat menjadi sarana metakomunikasi yang berlangsung
di
masyarakat indonesia.
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
21
DAFTAR PUSTAKA
Agussalim Sitompul, sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam
1947-
1975, Surabaya, Bina Ilmu.
Agussalim Sitompul, Histiografi HMI 1947-1993,Jakarta, Miska
Galiza, 2008.
Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI , Suatu Kritik
dan Koreksi
untuk Kebangkitan Kembali HMI (50 tahun pertama HMI 1947-1997),
Jakarta,
Misaka Galiza, 2005.
Arbi Sanit,Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa Antra
Moral
dan Politik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1999.
Jurnal Imiah, Latihan Badan Pengelola Himpunan Mahasiswa Islam
Cabang
Jember, Bondowoso, Hand Out Basic Training, 2009.
Jurnal ilmiah disampaikan pada forum sosial budaya, pusat
penelitian dan
pengabdian masyarakat, universitas islam nusantara, bandung, 8
februari 1985.
Mahyudin H,Kepemimpinan Masyarakat Madani, Jakarta, Nim
Press,2004.
Natsar Desi Mahnudi, Rekonstruksi Pemikiran dan Pergerakan
Himpunan
Mahasiswa Islam, LPMI, 2006.
Onong uchjana effendy, dinamika komunikasi, Bandung,
PT.Remaja
Rosdakarya, 1992.Peter L.Berger, Thomas Lucmann, tafsir social
atas kenyataan, LP3ES, 1990.
-
5/24/2018 Transfomasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan
Peran Kelembagaan Ti...
http:///reader/full/transfomasi-kepemimpinan-organisasi-untuk-penguatan-peran-kelem
22
Richard J. Robison, "The Transformation of the State in
Indonesia,"Bulletin of
Concerned Asian Scholars, Vol. 3, No. 2 Januari-Maret 1982.
Rivai Veithzal,Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta,
PT.Rajawali
Pers, 2003.
Saifudin al Mughniy, Pembangkangan Civil Soceity manifestasi
politik kaum
pinggiran, Makassar, Kalam Nusantara, 2010.
Samuel P.Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta,
Pustaka
utama grafiti, 2001.
Sztompka, Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta:Prenada
2004.