PERANAN ALAT MEKANIS DALAM UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI CRUSHER BATUGAMPING UNIT IV PADA PT. SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Oleh NAMA : AHMAD MUHAMMAD N I M : 2001 31 068 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
PERANAN ALAT MEKANIS DALAM UPAYA PENCAPAIAN TARGET
PRODUKSI CRUSHER BATUGAMPING UNIT IV PADA
PT. SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Oleh
NAMA : AHMAD MUHAMMAD
N I M : 2001 31 068
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2005
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
PT. Semen Tonasa adalah salah satu perusahaan semen
terbesar di Indonesia Timur, terletak di Desa Biringere,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep Provinsi
Sulawesi Selatan.
PT. Semen Tonasa Unit IV merencanakan produksi crusher
batugamping pada Bulan Desember 2004 sebesar 266.645 ton.
Untuk memenuhi target produksi crusher batugamping
seperti yang telah direncanakan maka sangat diperlukan peranan
dari alat mekanis dalam hal ini adalah alat muat dan alat angkut.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Rendahnya efisiensi kerja dari alat mekanis yang digunakan.
b. Ukuran material umpan terlalu besar.
c. Tingginya kadar air material umpan.
d. Pengaruh cuaca dan keadaan jalan
1.3 Rumusan Masalah
a. Berapa besar peranan dari alat angkut dan alat muat dalam
upaya pencapaian target produksi crusher batugamping.
b. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat produksi
crusher batugamping.
1.4 Batasan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas hanya dibatasi pada
peranan alat angkut dan alat muat dalam upaya pencapaian target
produksi crusher batugamping dan hambatan-hambatan yang
terjadi dalam kegiatan produksi crusher batugamping.
1.5 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui sejauh mana peranan dari alat angkut dan
alat muat dalam upaya pencapaian target produksi crusher
batugamping.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat
produksi crusher batugamping.
1.6 Pemecahan Masalah
a. Meningkatkan efisiensi kerja dari alat mekanis.
b. Meningkatkan efisiensi kerja dari crusher batugamping.
c. Mengurangi hambatan-hambatan yang terjadi pada proses
produksi crusher batugamping.
2. Landasan Teori
2.1 Rumus produksi crusher
PC =
Dimana :
PC : Produksi crusher/jam
Pa : Produksi dump truck/jam
Nc : Jumlah ret yang dapat dipecahkan oleh
crusher/jam
Nd : Jumlah pengisian dump truck/jam
EU : Efisiensi kerja
2.2 Rumus produksi alat muat
Pm =
Dimana :
Pm : Produksi alat muat (m3/jam)
Kb : Kapasitas bucket (m3)
FF : Fill Factor (%)
Eff : Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)
2.3 Rumus produksi alat angkut
Pa =
Dimana :
Pa : Produksi alat angkut (m3/jam)
KB : Kapasitas bak = (Kb x n x FF )
Kb : Kapasitas bucket (m3)
n : Jumlah pengisian
FF : Fill Factor (%)
Eff : Efisiensi kerja (%)
CT : Cycle time (menit)
2.4 Rumus Match Factor
MF =
Dimana :
MF : Match Factor
Na : Jumlah alat angkut
Nm : Jumlah alat muat
Lt : Waktu pemuatan
Ca : Waktu siklus alat angkut
3. Hasil Penelitian
Produksi alat mekanis sebelum peningkatan efisiensi kerja.
o Produksi alat mekanis pada lokasi B2
- Produksi Front Shovel = 435 m3/jam, dengan EU = 68%
- Produksi Dump Truck = 189 m3/jam , dengan EU = 72%
o Produksi alat mekanis pada lokasi B3
- Produksi Wheel Loader = 354 m3/jam, EU = 61%
- Produksi Dump Truck = 143 m3/jam , EU = 72%
o Produksi crusher batugamping pada lokasi B2 & B3 =
216.250 ton/bln, dengan EU = 76%.
Hasil produksi crusher ini masih belum mencapai target
yang ditetapkan yakni sebesar 266.645 ton/bln.
Produksi alat mekanis setelah peningkatan efisiensi kerja.
o Produksi alat mekanis pada lokasi B2
- Produksi Front Shovel = 492 m3/jam, dengan EU = 77%
- Produksi Dump Truck = 218 m3/jam , dengan EU = 83%
o Produksi alat mekanis pada lokasi B3
- Produksi Wheel Loader = 447 m3/jam, EU = 77%
- Produksi Dump Truck = 164 m3/jam , EU = 83%
o Produksi crusher batugamping pada lokasi B2 & B3 =
271.750 ton/bln, dengan EU = 83%.
Hasil produksi crusher ini sudah mencapai target yang
ditetapkan yakni sebesar 266.645 ton/bln.
4. kesimpulan
1. Produksi Crusher Batugamping Unit IV dengan efisiensi kerja
76% hanya mampu mencapai produksi sebesar 216.250
ton/bln. Hasil produksi ini masih belum mencapai target yang
ditentukan yakni 266.645 ton/bln.
2. Setelah diadakan perbaikan dengan meningkatkan efisiensi
kerja menjadi 83%, maka diperoleh hasik produksi crusher
sebesar 271.750 ton/bln. Dengan demikian hasil produksi ini
sudah mencapai target yang telah ditetapkan.
3. Dari hasil perhitungan produksi alat-alat mekanis, maka dapat
dilihat sebagai berikut :
– Untuk alat muat Front Shovel PC 1000, efisiensi kerjanya
68% ditingkatkan menjadi 77% dengan kemampuan
produksi sebesar 435 m3/jam menjadi 492 m3/jam.
Sedangkan untuk Wheel Loader WA 600, efisiensi kerjanya
61% ditingkatkan menjadi 77% dengan kemampuan
produksi sebesar 354 m3/jam menjadi 447 m3/jam.
– Untuk alat angkut Dump Truck HD 465, kemampuan
produksi pada lokasi B2 = 189 m3/jam, sedangkan produksi
pada pada lokasi B3 = 143 m3/jam dengan efisiensi kerja
72%. Setelah diadakan peningkatan efisiensi kerja menjadi
83%, maka kemampuan produksi pada lokasi
B2 = 218 m3/jam dan produksi pada lokasi B3 = 164 m3/jam.
4. Agar terjadi keserasian kerja pada lokasi B2 maka perlu
diadakan penambahan alat, untuk alat muat ditambah 1 unit
menjadi 2 unit dan alat angkut ditambah 2 unit menjadi 5 unit.
Sedangkan pada pada lokasi B3, agar terjadi keserasian kerja
maka alat angkut perlu ditambah 1 unit menjadi 6 unit.
5. Saran
Lebih mengoptimalkan peranan dari alat-alat mekanis dengan
meningkatkan efisiensi kerjanya, sehingga target produksi yang
direncanakan dapat tercapai.
Untuk material yang berukuran lebih dari 1,20 m dan material
yang berkadar air lebih dari 8% sebaiknya tidak diangkut ke
crushing plant agar tidak mengakibatkan kemacetan atau
kerusakan pada alat tersebut.
Perlunya koordinasi yang baik antara pimpinan dan
karyawan di lapangan agar proses penambangan dapat
berjalan dengan baik.
EFISIENSI KERJA ALAT SEBELUM DAN
SETELAH PENINGKATAN
No Nama AlatEfisiensi Kerja
Sebelum Setelah
1 Crusher Batugamping 76% 83%
2 Front Shovel 68% 77%
3 Wheel Loader 61% 77%
4 Dump Truck 72% 83%
Gambar Impact Crusher
Clay Pit Quarry Silika Pit
Clay Crusher Limestone Crusher Sand Crusher
Clay Storage Limestone Storage Sand Storage
Raw Mill
Silo Raw Mill
Kiln
Silo Klinker
Finishing Mill
Silo Semen
Gypsum
pengantongan
Bagan Alir Proses Pembuatan Semen
HAMBATAN-HAMBATAN DI LAPANGAN
Hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindari :
1. Pengisian bahan bakar
2. Tidak sinkronnya alat muat & alat angkut
3. Keadaan cuaca
Hambatan-hambatan yang dapat dihindari :
1. Terlambat kerja
2. Selesai sebelum akhir kerja
3. Keperluan operator