Page 1
i
Traditional Halal Food Court: Langkah Inovasi Transformasi Kawasan
Industri Kreatif Halal Berbasis Syari’ah Budaya
Windi Nofeti 130231100123
Farit Fatkul Janah 130231100126
Rofiul Muana Waroh 130231100124
SHARIA ECONOMICS N’ FINANCIAL SOCIETY (SEFIS)
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN 2015
Page 3
iii
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya karya tulis yang berjudul “Traditional Halal
Food Court: Langkah Inovasi Transformasi Kawasan Industri Kreatif Halal
Berbasis Syari’ah-Budaya”, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini baik
langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin kami tulis semua. Dan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberi bimbingan, dorongan
serta motivasi kepada kami. Oleh karenanya kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Ambariyanto, SE., MSi selaku pembimbing karya tulis ini.
2. Dimas M. Ghozali, selaku Direktur Utama SEFiS yang telah memberikan
izin dan kesempatan kepada kami untuk berkarya.
3. Kedua orang tua kami yang telah memberikan segala jerih payahnya kepada
kami, sehingga kami bisa kuliah di Universitas Trunojoyo Madura
4. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Trunojoyo Madura, yang telah membimbing serta memberi banyak motivasi
kepada kami.
5. Teman - teman KSEI SEFiS di Universitas Trunojoyo Madura yang telah
banyak membantu kami.
Akhirnya, “tak ada gading yang tak retak”. Kami menyadari tulisan ini
masih butuh banyak sentuhan - sentuhan untuk dapat disempurnakan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Bangkalan, 20 Februari 2015
Hormat kami
Penulis
Page 4
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..................................................................v
ABSTRAK ........................................................................................................vi
BAB 1 Pendahuluan ...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................4
BAB 2 Landasan Teori ......................................................................................6
2.1 Pengertian Traditional Halal Food Court ................................................6
BAB 3 Metode Penulisan ...................................................................................8
3.1 Metode Penulisan ...................................................................................8
3.2 Metode Pengumpulan Data .....................................................................8
3.3 Kerangka Pemikiran ...............................................................................9
BAB 4 Pembahasan ...........................................................................................10
4.1 Konsep Traditional Halal Food Court .....................................................10
BAB 5 Penutup ..................................................................................................15
5.1 Kesimpulan ............................................................................................15
5.2 Saran ......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................16
Page 5
v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 : . Data UMKM di Indonesia
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 : Total Nilai Transaksi Produk Makanan Halal di Asia
2. Gambar 2 : Grafik 10 Neraga Muslim Terbanyak di Dunia
3. Gambar 3 : Kerangka Pemikiran
4. Gambar 4 : Sinergitas Industri Halal dalam Traditional Halal Food Court
5. Gambar 5 : Sinergites Pembuatan Halal Food Court
6. Gambar 6 : UMKM di Indonesia
Page 6
vi
Abstrak
Industri halal merupakan industri yang sedang mengalami high level peminat
di dunia. Sebagai negara dengan kawasan yang luas dan populasi penduduk muslim
yang tinggi, Indonesia terekomendasikan menjadi negara pusat industri halal.
Keanekaragaman budaya menjadikan Indonesia kaya akan makanan tradisional.
Banyaknya peminat makanan halal dan juga makanan tradisional serta besarnya
jumlah UMKM mendorong Indonesia untuk menciptakan kawasan Industri kreatif
halal tradisional yang berbasis syari’ah dan budaya.
Melihat fenomena tersebut, diperlukan sinergitas industri halal terutama
pemerintah untuk bisa memberikan kebijakan pembuatan kawasan halal, salah
satunya dengan membuat traditional halal food court sebagai transformasi kawasan
industri kreatif halal di Indonesia. Food court menjadi alternative solusi yang bagus
untuk menampung industry kreatif atau UMKM di Indonesia, sebab secara tidak
langsung food court memberikan tempat untuk kawasan khusus yang tentunya akan
diminati oleh wisatawan.
Metode penyusunan karya tulis ini, yaitu dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif dan studi pustaka dengan jenis data yang digunakan adalah data
sekunder, dimana buku-buku dan penelitian sebagai referensinya.
Hasil yang diharapkan dari penyusunan karya tulis ini, yaitu terciptanya
kawasan Industri kreatif halal yang bisa menampung industri kreatif halal
tradisional Indonesia, sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia
terutama UMKM produk tradisional. Sedangkan dalam jangka panjang, diharapkan
Indonesia dapat secara bertahap memenuhi kebutuhan dunia akan kawasan industri
halal dan menjadi pusat kawasan halal di dunia.
Kata Kunci: Kawasan, Industri Kreatif, Halal, Tradisional
Page 7
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai ragam makanan tradisional. Namun, keberadaan
makanan tradisional di Indonesia belum bisa mendorong masyarakat untuk selalu
berinovasi. Berdasarkan data BPS ( Badan Pusat Statistik) 2011, produksi kedelai
lokal hanya 851.286 ton atau 29 persen dari total, sedangkan 71 persennya masih
impor dari luar negeri. Semakin banyak negara Indonesia mengimpor barang maka
semakin melemah nilai mata uang di Indonesia. Bukan hanya mata uang yang
melemah namun juga produk tradisional Indonesia.
Masyarakat Ekonomi Syari‟ah (MEI) menyebutkan total nilai transaksi
produk makanan halal di Asia mencapai US $ 400 miliar, jauh lebih besar
dibandingkan di benua lainnya. Hal tersebut karena benua ini memiliki populasi umat
islam yang sangat besar. Berikut adalah ekspor produk halal antara negara Indonesia,
Malaysia dan Thailand menurut Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah
pada tahun 2010
Gambar 1. Total Nilai Transaksi Produk Makanan Halal di Asia
Sumber: bps.go.id
Ketua Komite Timur Tengah dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Kamar
Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Mohamad Bawazzer menekankan kawasan
industri halal harus ada jika Indonesia ingin meningkatkan ekspor ke Kawasan Timur
Tengah dan negara anggota OKI. Sebab Thailand, Malaysia, Inggris, Belanda, New
Zealand sudah mempunyai itu. Sementara Indonesia masih mereka-reka. Sebenarnya
Page 8
2
Indonesia bisa membuat kawasan industri halal dengan memanfaatkan UMKM di
Indonesia.
Berikut data UMKM di Indonesia :
Tabel 1. Data UMKM di Indonesia
No. Indikator Satuan 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah UMKM Unit 52 764 603 53 823 732 55 206 444 56 534 592
2 Pertumbuhan Jumlah UMKM Persen 2,64 2,01 2,57 2,41
3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Orang 96 211 332 99 401 775 101 722 458 107 657
509
4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga
Kerja UMKM
Persen 2,33 3,32 2,33 5,83
5 Sumbangan PDB UMKM
(harga konstan)
Rp. Miliar 1 212 599,30 1 282 571,80 1 369 326,00 1 504
928,20
6 Pertumbuhan sumbangan
PDB UMKM
Persen 4,02 5,77 6,76 9,90
7 Nilai Ekspor UMKM Rp. Miliar 162 254,52 175 894,89 187 441,82 208 067,00
8 Pertumbuhan Nilai Ekspor
UMKM
Persen -8,85 8,41 6,56 11,00
Sumber: bps.go.id
Berdasarkan data diatas, bisa disimpulkan bahwa UMKM selalu mengalami
peningkatan yang cukup baik. UMKM sangat mendominasi pelaku usaha yang ada di
Indonesia, karena pada tahun 2012 jumlah UMKM sebesar 56.534.592
Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif (Kemenparekraf ) bersama
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengemukakan empat komponen utama dalam
wisata syari‟ah yakni kuliner, kosmetik-spa, perhotelan, dan busana muslim, yang
semuanya telah bersertifikasi halal dari MUI. Diluar masih ada komponen
pendukung, yakni jasa keuangan syari‟ah dan biro perjalanan (travel). Indonesia
diakui banyak pihak memliki potensi yang sangat besar dibidang wisata syari‟ah
dan industri halal. Produk halal diyakini semakin laku dan diminati masyarakat.
Karena Indonesia masyarakat nya mayoritas sebagai orang muslim dengan
presentase 87 persen pada tahun 2003. Berikut adalah diagram dari 10 negara
dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, salah satunya adalah Indonesia yang
menempati urutan pertama
Page 9
3
Gambar 2. Grafik 10 Neraga Muslim Terbanyak di Dunia
Dari riset kecil-kecilan yang dilakukan WiSa Consulting menyebutkan,
masyarakat yang bepergian ke pusat perbelanjaan dan tempat pariwisata,semakin
meminati restoran dengan produk makanan halal alias sudah bersertifikasi halal.
Masyarakat mempunyai alasan selain terjamin kesehatannya, makanan halal
(kuliner) juga berkualitas baik. Hal ini cukup beralasan jika mengingat sebuah
produk halal bukan sekedar diliahat dari aspek materialnya saja, namun juga proses
produksinya hingga menjadi makanan siap saji.
Makanan yang halal dan baik merupakan tuntunan agama. Halal dari segi
mendapatkan makanan tersebut dan cara pengolahannya. Memakan makanan yang
halal dan baik merupakan bukti ketakwaan kita kepada Allah SWT, karena
memakan makanan halal dan baik merupakan suatu ibadah. Allah memperbolehkan
manusia memakan makanan yang telah diberikan dibumi ini, yang halal dan baik
saja serta meninggalkan yang haram.
Hadist tentang makanan halal dan baik dari Miqdam r.a. dari Nabi
Muhammad SAW. Beliau bersabda “ Tidak ada makanan yang dimakan seseorang
yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Dawud a.s
selalu makan dari usahanya sendiri” (HR. Bukhari dan Nasai).
Hadist ini menerangkan bahwa sebaik-baik makanan yang dimakan seseorang
adalah hasil usahanya sendiri, yaitu hasl dari kerja keras dengan jalan baik dan benar.
Namun, pada kenyataanya LP POM masih banyak menemukan makanan di
Page 10
4
Indonesia yang beredar tidak halal seperti ayam tiren, hewan dengan penyembelihan
tidak menyebut asma Allah, dan masih banyaknya produk yang beralkohol.
Oleh karena itu dalam karya tulis ilmiah ini, penulis mengangkat judul “
Traditional Halal Food Court : Langkah Inovatif Transformasi Kawasan
Industri Kreatif Indonesia Berbasis Syariah-Budaya”. Dimana Tradisional food
court adalah konsep penataan tempat penjualan berbagai jenis makanan dengan
tataan yang tradisional. Misalnya saja banyak restoran yang menyediakan tempat
bagi pengunjungnya dengan konsep tradisional seperti makan dengan duduk
lesehan, dan angkringan. Bukan hanya penataan saja yang tradisional tetapi juga
menu yang di tawarkan, sehingga pengunjung bisa membeli makanan dengan rasa
khas indonesia, bukan hanya pengunjung dari Indonesia namun luar negeri juga.
Dikarenakan produk yang ada di food court nantinya dalam pelabelan halalnya akan
bekerja sama dengan LP POM MUI.
Dengan adanyanya konsep ini diharapkan Indonesia dapat menciptakan
kawasan halal produk tradisional yang mampu memberikan tempat bagi UMKM
untuk bersaing di MEA 2015 agar perekonomian Indonesia ikut meningkat,
terutama bagi pelaku UMKM yang tergolong mayoritas,
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan karya tulis ini yaitu,
a) Bagaimana konsep Traditional Halal Food Court sebagai langkah inovatif
transformasi kawasan industri kreatif Indonesia berbasis syariah-budaya?
b) Apakah konsep Traditional Halal Food Court dapat membantu pemerintah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini yaitu,
a) Untuk meningkatkan daya saing negara Indonesia terhadap negara
lain,dimana produk dari industri halal sekarang ini sangat diminati oleh
berbagai kalangan baik orang muslim maupun nonmuslim
b) Meningkatkan eksistensi makanan tradisional baik secara lokal maupun
internasional
Page 11
5
c) Memudahkan umat Islam memperoleh makanan yang bersertifikasi halal dari
MUI
Page 12
6
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, pada bab ini akan
dikemukakan beberapa kajian pustaka terkait permasalahan tersebut sebagai berikut :
2.1 Pengertian Traditional Halal Food Court
Traditional halal food court dalah gabungan dari beberapa kata, yaitu “Food
Court”, “Traditional dan “Halal”. Food court adalah sebuah tempat penjualan
makanan dalam sebuah bangunan dimana pengunjungnya melayani dirinya sendiri,
terdapat berbagai jenis makanan yang dijual, dan penataan tempat dudu komunal.
Food court juga merupakan perpanjangan dan daya tarik utama dalam sebuah mall,
dan penempatannya dipertimbangkan karena merupakan lokasi yang spesial dan stra-
tegis (Colemen: 2006:304). Selain itu, Food court adalah suatu daerah yang
berdekatan atau dikelilingi dengan berbagai konter berjualan makanan dan juga
menyediakan satu area umum untuk acara makan pribadi. Food court terdiri dari
beberapa kios makanan maka material yang umum digunakan untuk membangun
food court adalah ubin, linoleum, formica, baja tahan karat dan kaca dimana
semua material itu mudah untuk dibersihkan”.1
Tradisional merupakan sikap mental dalam memberikan respon berbagai
persoalan masyarakat berdasarkan tradisi. Didalamnya terkandung metodologi atau
cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada
tradisi2. Sedangkan makanan tradisional merupakan makanan dan minuman yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu dengan cita rasa khas yang diterima oleh
masyarakat tersebut. Disisi lain pengetahuan dan budaya tradisional dan ekspresi
budaya tradisonal dapat dilihat pada pasal 1 ayat (1) dan RUU tentang Pengetahuan
Tradisioanl dan Ekspresi Budaya Tradisional, sementara untuk perlindungan
makanan tradisional di Indonesia tercantum pada UU Hak Cipta pasal 10 ayat (2).
1 Food Courd. Wikipedia.com 2 Jalius “tradisi” https://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/tradisional/ tgl 20 feb 2015.16:22
Page 13
7
Halal food court dapat diartikan sebagai tempat kumpulan para pedagang
makanan yang meyediakan berbagai jenis makanan. Di sini para penjual hanya boleh
menyediakan makanan halal, tanpa ada unsur haramnya. Sehingga tradisional halal
food court merupakan gabungan konsep halal, tradisional, dan food court.
Pengunjung dapat menjumpai tempat-tempat makan yang nyaman dengan penataan
tradisional dan makanan yang dijamin aman karena disini hanya akan dijumpai
makanan halal, tidak ada makanan haramnya. Sehingga masyarakat muslim tidak
perlu khawatir dengan produk yang dikonsumsinya.
Page 14
8
BAB III
METODE PENULISAN
Dari yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu bisa dijelaskan metode
penulisan dan proses analisis penulisan, dengan tahap sebagai berikut :
1.1 Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam proses pembuatan karya tulis ini adalah
“ deskriptif-kualitatif ”. digunakan metode deskriptif kualitatif dikarenakan karya
tulis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari kondisi rill permasalahan serta
bagaimana metode penerapan solusinya.
1.2 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh tergolong jenis “ data primer ”. Metode pengumpulan
data yang dilakukan adalah studi literatu. Dimana penulis mendapatkan data primer,
melalui sumber dokumen( buku, artikel, makalah, internet, dan literatur lainnya).
3.1. Kerangka Pemikiran
Page 15
9
Prospek
1. Dunia merekomendasikan Indonesia menjadi sentral kawasan industri
halal dunia
2. Mayoritas pengusaha di Indonesia berbasis UMKM
3. Tingginya minat konsumen Traditional Food, tetapi belum ada yang
memanfaatkan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Belum ada kawasan industri halal di Indonesia
Food Court Stakeholder industry kreatif halal
Traditional Halal Food Court
SOLUSI
1. Bagaimana konsep traditional halal food court sebagai inovasi
transformasi kawasan industri kreatif Indonesia berbasis syariah-budaya?
2. Apakah konsep traditional food court dapat membantu pemerintah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi?
Traditional halal food court merupakan inovasi tranformasi kawasan
industri halal di Indonesia dengan mengangkat nilai-nilai cultural tanpa
meninggalkan nilai-nilai syari‟ah.
Dengan adanya konsep tersebut diharapkan mampu menciptakan
kawasan industri halal bebrsais syari‟ah-budaya, yang mampu menaungi
pelaku usaha UMKMdi bidang makanan tradisional. Sehingga dapat
meningkatkan perekonomian dan mempunyai daya saing pada MEA
2015.
Page 16
10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Konsep Traditional Halal Food Court
Gambar 4. Sinergitas Industri Halal dalam Traditional Halal Food Court
Food court merupakan inovasi dari kawasan industri halal yang lebih
mendominasikan produk tradisional dari Negara Idonesia. Di dalam food court ini
UMKM berperan aktif dalam segi produksi, pengemasan dan pemasaran. Sehingga
food court ini tidak hanya dalam bentuk fast food. Karena kebanyakan food court
yang ada di Indonesia ber gaya fast food . Pendirian food court dibutuhkan sebuah
investasi yang di dalamnya berprinsip syari‟ah, investasi ini tidak hanya
mengutamakan keuntungan saja namun juga mengutamakan dalam segi beribadah
kepada Allah SWT. Prinsip dari investasi syariah yaitu :
1. Adanya kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan
bersama dan kewajiban memenuhi akad („aqad)
Traditional Halal
Food Court
Pelaku Usaha
(UMKM)
Lembaga
Keuangan Syari‟ah
Pemerintah
Investor
Page 17
11
2. Adanya pelarangan dan penghindaran terhadap riba (bunga), maysir
(judi), dan gharar (ketidakjelasan)
3. Adanya etika (akhlak) dalam melakukan transaksi
4. Dokumentasi (perjanjian/akad tertulis) dalam transaksi.
. Kawasan food court ini setiap UMKM yang masuk harus memenuhi kriteria
makanan halal dan uji laboratorium, sehingga membutuhkan kerjasama antara
pemerintah dengan LPPOM MUI dalam pengujian standarisasi makanan halal. Proses
sertifikasi UMKM ini mendapatkan subsidi pemerintah melalui kerjasama dengan
perbankan syari‟ah, perbankan syariah bertugas sebagai lembaga yang membatu
dalam hal keuangan kepada para UMKM. Sehingga mempermudah UMKM masuk
dalam kawasan Traditional Halal Food Court. Yang kawasan tersebut telah
ditentukan oleh pemerintah dalam undang-undang sebagai kawasan halal.
Kawasan industri halal ini nantiya bukan hanya seorang muslim saja yang
berkunjung namun masyarakat non muslim juga diperbolehkan untuk mengunjungi
kawasan industri halal. Indonesia adalah Negara yang sangat menjunjung arti saling
menghormati walaupun berbeda agama dan budaya. Namun, dalam industri halal ini
diharapkan masyarakat yang berkunjung bisa menghormati bagaimana kebudayaan
masyarakat muslim.
Traditional halal food court memberikan peluang sangat besar bagi para
pengusaha untuk bisa meningkatkan usahanya. Sekarang ini produk makanan halal
merupakan produk makanan yang sangat dicari oleh masyarakat muslim maupun non
muslim. Dikarenakan masyarakat sudah mulai mengerti bagaimana bahaya dari
produk makanan yang haram.
Berikut adalah diagram sinergitas pembuatan halal food court :
Gambar 5. Sinergites Pembuatan Halal Food Court
Page 18
12
Pihak-pihak terkait:
1. Pemerintah
Pemerintah memberikan kebijakan kepada UMKM dalam kelancaran Traditional
Halal Food Court. Kebijakan ini bisa dalam hal pembuatan Undang-Undang
perlindungan kawasan industri dan kebijakan dalam pemberian subsidi dalam
proses pelabelan halal produk.
2. Lembaga perbanakan syari‟ah
Lembaga perbankan syariah ditunjuk oleh pemerintah untuk proses pendanaan
yang bisa digunakan UMKM sebagai modal utama di Traditional Halal Food
Court.
3. Investor
Kebijakan MUI/ BPOM/ LPPOM BI
Kawasan
Industri Halal
Sertifikasi
PERDA
TRADITIONAL HALAL FOOD COURT
UMKM
Investor
Perbankan
PEMERINTAH
Subsidi
Page 19
13
Investor adalah orang yang menginvestasikan uangnya untuk mendapatkan
keuntungan dimasa yang aka mendatang. Namun, investasi yang ada di food court
ini adalah investasi yang berprinsip syariah, dimana tidak hanya untuk
mendapatkan keuntungan saja tetapi juga sesuai dengan tuntunan dan hukum
islam.
4. UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini merupakan para pengusaha yang nantinya
sebagai penggerak food court tersebut mulai dari produksi sampai pemasarannya.
Para pengusaha juga dibantu oleh investor, lembaga keuangan bank syariah dan
juga pemerintah dalam proses pelabelan produk.
5. LPPOM MUI
LP POM MUI sebagai pemberi label kehalalan suatu produk. LP POM MUI akan
menguji lewat laboratorium. LP POM merupakan pihak yang
6. BPOM
Badan Pengawas Obat dan Makanan bertugas mengawasi makanan dan obat-
obatan yang beredar di Indonesia.
Gambaran tentang UMKM di Indonesia :
Gambar 6. UMKM di Indonesia
= Pengusaha UMKM
= Pengusaha kelas atas
Page 20
14
Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro Kecil dan Menengah
merupakan kelompok usaha yang paling banyak jumlahnya. Saat ini jumlah
UMKM di Indonesia mencapai 57,9 juta dan sudah mencapai posisi terbanyak
dinegara lain. Dengan kontribusi terhadap PDB 58,92 persen dan penyerapan
kerja 97,30 persen. Semakin banyak UMKM di Indonesia maka akan semakin
banyak masyarakat yang akan bekerja, sehingga mengurangi pengangguran.
Dalam konsep Traditional food court diharapkan UMKM memberikan
sumbangan yang baik bagi kawasan industry halal.
Page 21
15
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Belum adanya kawasan industri halal yang ada di Indonesia menjadikan
kepercayaan produk yang di buat didalam negeri ini belum secara maksimal
memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.
Belum lagi makanan tradisional Indonesia yang semakin hilang keberadaaannya
dikarenakan masyarakatnya yang malu untuk dikonsumsi. Karena menurut mereka
makanan tradisional adalah makanan ndeso yang kurang terjamin kesehatannya.
Traditional Halal Food court merupakan langkah inovatif dalam pembuatan
kawasan industri halal, dengan mengangkat nilai tradisi yang ada di Indonesia.
sehingga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat akan makanan halal yang ada
di Indonesia serta bias memenuhi permintaan dunia akan kawasan industry halal versi
food court.
5.2. Saran
Indonesia sebagai Negara yang mayoritas muslim memiliki banyak peluang
untuk menjadi pusat kawasan industry halal di dunia. Dengan adanya banyak
UMKM, Indonesia membutuhkan tempat khusus untuk mengeksploitasi keberadaan
tersebut. Jadi, dalam implementasi pembuatan kawasan industri halal di Indonesia,
hendaknya pemerintah turut aktif untuk mendukung baik dari segi kebijakan maupun
proteksi, sehingga dapat memudahkan kawasan industry halal kreatif yang
mengedepankan nilai-nilai budaya ini terealisasi dengan lancer.
Selain itu, diperlukan juga Kerjasama antara UMKM dengan Bank Syariah
dalam pembiayaan usaha tersebut, agar selain efisiensi dalam hal sosialisasi kepada
UMKM, perbankan juga bisa berperan memberikan kontribusi penyelesaian terkait
UMKM dari segi pembiayaan akan sertifikasi dan usahanya. Dengan begitu, dalam
menjalankan usaha masuk lingkup traditional halal food court, UMKM tidak
mengalami kendala yang menghalangi dan masuk untuk menjadi pelaku proteksi
makanan tradisional halal Indonesia.
Page 22
16
DAFTAR PUSTAKA
Jalius. Tradisi. Artikel. [Online] https://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/tradisional/
Diakses 20 feb 2015.
www.bps.co.id
Nashir, Boga. 10 Populasi Muslim Dunia. Artikel. [Online]
http//:public.sn2livefilestore.com Diakses 21 Februari 2015
Laksana, Martinus Brahma Dwi. Desain Sistem Outdoor Foodcourt Sebagai Sarana
Penunjang Pekerjaan Pelaksanaan Teknis PKL Alun-alun Sidoarjo. Jurnal.
ITS Sukolilo Surabaya
Adiwarman, Aswar Karim. 2000. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta
Page 23
17
BIODATA PENULIS
Ketua
1. Nama Lengkap : Windi Nofeti
2. Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk, 06 Nopember 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. NRP : 130231100023
5. Program Studi/Fakultas : Ekonomi Pembangunan/Ekonomi
6. Alamat : Ds. Ngluyu, Kec. Ngluyu, Kab. Nganjuk
7. No. Telp : 082331403684
8. Alamat E-mail : [email protected]
9. Riwayat Pendidikan :
- TK : TK Dharma Wanita Persatuan Ngluyu
- Sekolah Dasar : SDN NGLUYU 2
- SMP/Sederajat : SMPN 1 NGLUYU
- SMA/Sederajat : SMAN 1 GONDANG
10. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : -
11. Motto :” life is choice ”
Page 24
18
Anggota 1
1. Nama Lengkap : Farit Fatkul Janah
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 20 Maret 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. NRP : 130231100026
5. Program Studi/Fakultas : Ekonomi Pembangunan/Ekonomi
6. Alamat : Dsn Kembangsore, Kras, Kediri
7. No. Telp : 085746791242
8. Alamat E-mail : [email protected]
9. Riwayat Pendidikan :
- TK : TK Dharma Wanita
- Sekolah Dasar : SDN 2 Mojosari
- SMP/Sederajat : SMPN 3 Kras
- SMA/Sederajat : MA Ma‟arif Udanawu Blitar
10 Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : -
11 Motto : Hidup itu rencana, jadi rencanakan hidupmu
Page 25
19
Anggota 2
1. Nama Lengkap : Rofiul Muana Waroh
2. Tempat/Tanggal Lahir : Blitar, 11 Juli 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. NRP : 130231100024
5. Program Studi/Fakultas : Ekonomi Pembangunan/Ekonomi
6. Alamat : Dsn. Pupus, Bacem, Ponggok, Blitar
7. No. Telp : 085646685332
8. Alamat E-mail : [email protected]
9. Riwayat Pendidikan :
- TK : TK Dharma Wanita 2 Bacem
- Sekolah Dasar : Mts NU Bacem
- SMP/Sederajat : Mts NU Bacem
- SMA/Sederajat : MA Ma‟arif Udanawu Blitar
10 Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : -
11 Motto : -