Liana Rahardja 1 ANALISIS PERANAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PT MUSTIKA RATU YANG BERSERTIFIKAT ISO 9002 Liana Rahardja Universitas Multimedia Nusantara [email protected]ABSTRAK Dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia dan sudah tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam perawatan wajah dan tubuh, maka untuk mencapai kepuasan konsumen, perusahaan harus mengeluarkan produk yang bermutu, sehingga disukai oleh konsumen.Dalam menjalankan usahanya perusahaan hendaknya selalu berorientasi pada kepuasan konsumen, perbaikan mutu secara berkesinambungan dan terlibat dalam semua proses. Prinsip ini dikenal dengan nama TQM (Total Quality Management). Dalam penerapan TQM tidak lepas dari standar mutu produk. Mutu produk itu sendiri ada standarisasinya untuk memudahkan kita dalam mengukur mutu dari standar yang berbeda- beda. Salah satu instrument pengukuran standar mutu yang digunakan dalam pabrikasi adalah ISO 9002 Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis mengambil sampel salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, yaitu PT Mustika Ratu yang sudah menerapkan TQM (Total Quality Management) yang berhubungan dengan ISO 9002, untuk dijadikan studi kasus dalam menilai produktivitas perusahaan dengan menghitung QPR (Quality Product Ratio). Perbedaan dapat dilihat dari sebelum penerapan TQM dan setelah penerapan TQM, dengan indikasi meningkatnya produksi, berkurangnya produk cacat, dan berkurangnya pengerjaan ulang akibat cacat produksi. Diantara berbagai jenis produk yang dikeluarkan oleh PT Mustika Ratu, saya mengambil sampel produk yang paling banyak, yaitu jamu, dengan tingkat produksi 388.782.000 unit. Hasilnya ternyata setelah penerapan TQM, dapat disimpulkan bahwa QPR sebelum TQM mengalami peningkatan sebesar 1% (1,64%-1,63%), meskipun biaya bahan baku dan pembungkus jamu mengalami kenaikan. Akan tetapi kenaikan biaya tersebut dapat mengurangi Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Liana Rahardja 1
ANALISIS PERANAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM)DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
Dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia dansudah tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam perawatan wajah dantubuh, maka untuk mencapai kepuasan konsumen, perusahaan harusmengeluarkan produk yang bermutu, sehingga disukai olehkonsumen.Dalam menjalankan usahanya perusahaan hendaknyaselalu berorientasi pada kepuasan konsumen, perbaikan mutusecara berkesinambungan dan terlibat dalam semua proses.Prinsip ini dikenal dengan nama TQM (Total QualityManagement). Dalam penerapan TQM tidak lepas dari standar mutuproduk. Mutu produk itu sendiri ada standarisasinya untukmemudahkan kita dalam mengukur mutu dari standar yang berbeda-beda. Salah satu instrument pengukuran standar mutu yangdigunakan dalam pabrikasi adalah ISO 9002
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis mengambil sampelsalah satu perusahaan terbesar di Indonesia, yaitu PT MustikaRatu yang sudah menerapkan TQM (Total Quality Management) yangberhubungan dengan ISO 9002, untuk dijadikan studi kasus dalammenilai produktivitas perusahaan dengan menghitung QPR(Quality Product Ratio). Perbedaan dapat dilihat dari sebelumpenerapan TQM dan setelah penerapan TQM, dengan indikasimeningkatnya produksi, berkurangnya produk cacat, danberkurangnya pengerjaan ulang akibat cacat produksi.
Diantara berbagai jenis produk yang dikeluarkan oleh PTMustika Ratu, saya mengambil sampel produk yang paling banyak,yaitu jamu, dengan tingkat produksi 388.782.000 unit. Hasilnyaternyata setelah penerapan TQM, dapat disimpulkan bahwa QPRsebelum TQM mengalami peningkatan sebesar 1% (1,64%-1,63%),meskipun biaya bahan baku dan pembungkus jamu mengalamikenaikan. Akan tetapi kenaikan biaya tersebut dapat mengurangi
2 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
produk cacat. Kenaikan produktivitas PT Mustika Ratu merupakanhal yang sangat menggembirakan karena merupakan bukti nyatabahwa departemen produksi telah berhasil meningkatkanproduktivitasnya.
Kata kunci: Total Quality Management, The International Organization forStandardization
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahIndonesia sebentar lagi akan ikut serta dalam perdagangan
bebas AFTA (Asia Free Trade Agreement) pada tahun 2012 yangdiharapkan dapat meningkatkan pesaingan di pasar domestik daninternasional.
Jika kita ingin menjadi pemenang dalam persaingan bebasini, maka kita harus memberikan produk-produk yang bermutubaik, bebas cacat, sesuai dengan selera konsumen, harganyamurah, penyerahannya tepat waktu, aman digunakan, bersahabatdengan lingkungan, serta menjunjung tinggi nilai hak azasimanusia. Produk dengan kriteria tersebut diataslah yang dapatmenguasai pasar, sedangkan jumlah dan jenis produk semakinbertambah. Dengan demikian konsumen memiliki banyak pilihanuntuk memenuhi kebutuhannya dan hal ini akan mendorong paraprodusen untuk merebut pangsa pasar.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka muncullah filosofibaru yang menghendaki perubahan perilaku pada semua tingkatorganisasi dan menaruh perhatian pada pentingnya kepuaankonsumen, yang dikenal dengan Total Quality Management (TQM)yang dalam bahasa Indonesianya diterjemahkan Manajemen MutuTerpadu. Pada dasarnya, TQM ini merupakan suatu sistem yangmengetengahkan mutu sebagai usaha yang berorientasi padakepuasan konsumen dengan melibatkan seluruh anggotaorganisasi.
Untuk memenuhi tuntutan konsumen akan produk yang bermutu,maka disusunlah suatu standar mutu. Setiap produk yangmempunyai standar mutu yang berbeda-beda antara produk yangsatu dengan produk lainnya, sedangkan jumlah dan kebutuhankonsumen berbeda-beda, maka standar mutu suatu produk akan
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 3
banyak sekali. Berdasarkan hal tersebut, penyeragaman mutusangat diperlukan agar standar mutu yang beraneka-ragam itumenjadi jelas dan dapat diterima oleh semua pihak. ISO 9000merupakan standar sistem mutu yang diterbitkan pertama kalioleh The Internatonal Organization for Standardization (ISO)di Geneva, Swiss pada tahun 1987.
ISO seri 9000 ini merupakan suatu sistem manajemen mutudan standar jaminan mutu untuk lingkungan pabrikasi yangmemberikan informasi penting yang diperlukan dalam membuatkebijakan manajemen atau jaminan mutu dan diwujudkan ke dalambentuk tindakan. ISO seri 9000 menampilkan demonstrasi ditingkat pabrikasi yanga menunjukkan bahwa produksinya sesuaidengan spesifkasi yang diminta. Indonesia telah mengadopsi ISOseri 9000 ini menjadi SNI (Standar Nasional Indonesia) seri19-19000.
Cakupan ISO 9000 dapat berupa pabrik yang memilikikegiatan perancangan dan pengembangan, produksi, instalasi,dan jasa pelayanan, contohnya pabrik komputer. Selain itu jugadapat berbentuk perusahaan yang terlibat dalam jaminan mutuuntuk kesinambungan produksi dan instalasi rancangan produksi,dan dalam kasus yang amat jarang, perusahaan yang bergerakdalam bidang pemeriksaan dan pengujian akhir.
Dalam industri kosmetika di Indonesia, PT Mustika Ratumerupakan salah satu perusahaan terbesar yang telah memilikisertifikat ISO 9002 yang berhubungan dengan peningkatanproduktivitas melalui analisa peranan Total QualityManagement.
Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk membuatpenelitian dengan judul “Analisis Penerapan Manajemen MutuTerpadu (TQM) dalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratuyang Bersertifikat ISO 9002”.
B. Perumusan MasalahPeningkatan produk yang menyeluruh merupakan hal yang
penting dalam perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan dipasar domestik maupun internasional. Ada beberapa faktor yangmendukung peningkatan mutu produk perusahaan tersebut. Salahsatunya adalah penerapan Manajemen Mutu Terpadu (TQM) dan ISOseri 9000, yang merupakan sistem manjemen mutu ISO seri 9000yang telah menetapkan 20 elemen terkait sebagai pendukung
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
4 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
peningkatan mutu dan sekaligus sebagai persyaratan bagiperusahaan yang ingin mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Melalui TQM, diharapkan hambatan-hambatan maupun masalah-masalah yang sering terjadi dapat dihilangkan, dengan demikianmutu produk yang diinginkan oleh pihak perusahaan maupunpelanggan dapat ditigkatkan dan dapat meningkatkanproduktivitas mutu produk tersebut. Untuk itu dalam penulisanpenelitian ini, masalah yang dapat dikemukakan adalah:1. Bagaimana penerapan TQM pada PT Mustika Ratu?2. Bagaimana penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 PT
Mustika Ratu?3. Bagaimana peranan TQM dikaitkan dengan proses penerapan
dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas PT MustikaRatu?
C. Tujuan dan Manfaat PenelitianBerdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang
telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalahuntuk:1. Melihat penerapan TQM pada PT Mustika Ratu.2. Melihat penerapan ISO 9000 pada PT Mustika Ratu.3. Melihat peranan TQM dan ISO 9000 dalam meningkatkan
produktivitas PT Mustika Ratu.Dari hasil evaluasi dan penelitian yang telah dilakuakan,
maka penulis berharap penelitian ini berguna bagi perusahaandalam hal untuk:a. Meningkatkan kinerja, produktivitas dan pendapatan
perusahaan.b. Membantu untuk mengatasi masalah yang sering terjadi di
dalam proses produksi, mutu produk, pelayanan dansebagainya.
II. KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan PustakaTinjauan atas Mutu Pengertian Mutu
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 5
Gregory B. Hutchins dalam buku “Introduction to Quality:Management, Assurance, and Control” (1991:1-2), mengemukakanbahwa mutu adalah:1. Conformance to applicable specifications and standards
(sesuai dengan syarat dan standar yang dipakai).2. Fitness for use (Ketepatan penggunaan).3. Satisfaction of customer wants, needs, and expectations at a
competitive cost (Kepuasan akan keinginan, kebutuhan danharapan pelanggan, serta biaya yang dapat bersaing).
Kata mutu memiliki banyak pengertian, akan tetapi padadasarnya mangacu pada pengertian pokok yaitu: mutu terdiridari sejumlah keistimewaan atau keunggulan produk yang dapatmemenuhi keinginan konsumen, yang pada akhirnya akan dapatmemberikan kepuasan kepada pelanggan atas penggunaan produkyang bersangkutan.
Unsur Mutu ProdukShigeru Mizuno dalam buku A.V Fingenbaum yang berjudul “Total
Quality Control” (1992:59-61), berpendapat bahwa terdapatbeberapa unsur penting dalam mengukur sifat mutu suatu produk:(1) Harga yang wajar, (2) Ekonomis, (3) Tahan lama, (4) Aman,(5) Mudah digunakan, (6) Mudah dibuat, (7) Mudah dibuang
Fungsi Mutu Pada dasarnya ada tiga fungsi utama mutu produk, yaitu:1. Pemeriksaan Mutu (Quality Inspection), merupakan tindakan
untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan yang dimaksudatau tidak.
2. Pengendalian Mutu (Quality Control), bila suatu produk tidaksesuai dengan persyaratan pada waktu pemeriksaan mutu, makaharus ditindaklanjuti agar dapat sesuai dengan kondisi yangdimaksud.
3. Pemastian Mutu (Quality Assurance), mutu tidak dijaminmelalui pemeriksaan saja, tetapi memerlukan rancangan yangrasional, pelaksanaan operasi, dan prosedur pengendalianmutu yang benar. Mutu dapat dipastikan sedemikian rupasehingga konsumen yang membeli bebas dari rasa cemas dalamjangka panjang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
6 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
Menurut A.V. Feigenbaum dalam buku “Total Quality Control”(1991:59-61), mutu produk secara langsung dipenuhi oleh 9faktor dasar, yang dikenal dengan nama “9 M’s”), yang terdiridari: (1) Market (Pasar), (2) Money (Uang), (3) Manajemen, (4)Manusia, (5) Motivasi, (6) Materi, (7) Mesin, (8) MetodeInformasi, (9) Mounting Product Requirements.
Tinjauan atas Total Quality Management Pengertian TQM
TQM adalah suatu filosofi yang menghendaki perubahanperilaku pada semua tingkat organisasi dengan menaruhperhatian pada pentingnya kepuasan konsumen. Flosofi TQMmenekankan pada sumber daya manusia dan hubungan antar manusiayang tidak hanya mengendalikan pemeriksaan kualitas pada akhirproses, tetapi lebih menitikberatkan pada proses pembentukankualitas itu sendiri dengan cara menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yan terjadi selama proses produksi.
W. Edward Deming, seorang pakar mutu Amerika Serikat yangnamanya diabadikan dalam Deming Prize, dalam buku John Bank,“The Essence of Total Quality Management” (1992:66-67),melihat mutu dari segi proses pencapaiannya, yaitu sesuaidengan sarannya yang berupa 14 langkah yang harus ditempuh.Jika saran tersebut diikuti, maka sama artiya denganmenerapkan konsep manajemen mutu. Ke-14 saran Deming padadasarnya adalah sebagai berikut:1. Memiliki tujuan yang jelas dan konstan untuk perbaikan mutu
produk yang dihasilkan.2. Menerima filosofi baru yang tidak mentolelir kesalahan,
keterlambatan, cacat produksi.3. Tidak mengandalkan pada pemeriksaan masal.4. Jangan hanya mengandalkan pada harga produk semata dalam
menghargai produk.5. Mencari masalah dan solusinya.6. Terapkan metode yang tepat dalam pelatihan karyawan.7. Mencari cara baru dalam memeriksa pekerja produksi.8. Menghilangkan rasa takut pada karyawan, sehingga setiap
karyawan dapat bekerja dengan efektif.9. Hilangkan penghalang komunikasi antar bagian.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 7
10. Hilangkan standar kerja yang menerapkan kuota dalambentuk angka, slogan, tidak ada cacat produksi, dalammencapai target produksi.
11. Hilangkan standar kerja yang menerapkan kuota dalambentuk angka untuk seluruh karyawan.
12. Hilangkan hambatan antara atasan dengan bawahan dalambekerja, sehingga tercipta suasana yang harmonis dan banggadengan produk yang dihasikan.
13. Lakukan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkanproduktifitas kerja karyawan.
14. Didukung oleh manajemen perusahaan dalam mencapai saranke-13 diatas.
Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka TQM dapatdisimpulkan sebagai suatu cara yang digunakan oleh perusahaanuntuk memenuhi kepuasan konsumen, dengan mengikutsertakanseluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, di dalamusaha untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan harapankonsumen, dan dilakukan dengan cara yang berkesinambungan, danpada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Tujuan TQMSecara singkat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah
bertujuan untuk:1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu dan
terampil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.2. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan agar kepuasan
pelanggan terpenuhi.3. Meningkatkan kerjasama antar karyawan sehingga semangat
kerja dapat terpelihara dengan baik.4. Meningkatkan produktifitas kerja.5. Menurunkan biaya.6. Terlaksananya kebijakan dan sasaran perusahaan.
Unsur-unsur TQMTQM merupakan model perbaikan mutu yang sifatnya terus
menerus. Menurut Arthur R. Tenner dan Irving J. De Toro dalam buku“Total Quality Management” (1992:32-33), model TQM dibangunberdasarkan tiga prinsip mutu:1. Fokus pada pelanggan
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
8 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
Dalam filosofi TQM, konsumen memegang peranan penting,sehingga segala sesuatunya dimulai dan didasari oleh harapankonsumen. Mutu ditentukan oleh konsumen bukan oleh manajemenperusahaan.
2. Proses perbaikanKonsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan urutanlangkah kegiatan terkait dalam menghasilkan suatu produk.Langkah ini sangat penting dilakukan untuk dapatmenghasilkan produk yang minim kesalahan serta agar kepuasankonsumen tercapai.
3. Keterlibatan menyeluruhKeterlibatan semua bagian perusahaan sangat penting untukdiperhatikan, mulai dari pimpinan perusahaan yang dalamtugasnya untuk mencapai produk yang mempunyai keunggulankompetitif di pasar yang dimasuki, karyawan yang diberiwewenang untuk memperbaiki output dengan cara kerjasama yangluwes dalam memecahkan masalah, memperbaiki proses danmemuaskan pelanggan. Peranan pemasok juga harus diperhatikandalam memasok bahan baku yang berkualitas agar dapatmemuaskan pelanggan.
Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor kunci untukmemenangkan persaingan, dan dengan TQM akan tercipta produkdengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah,penyerahan produk yang lebih cepat, dan pelayanan kepadakonsumen lebih baik dibandingkan dengan para pesaingnya.
Gugus Kendali Mutu (Quality Circle)TQM melibatkan seluruh organisasi yang terlibat dalam
perusahaan. Oleh sebab itu GKM menjadi penting artinya, karenamelalui aktivitas GKM, perusahaan akan mendapatkan karyawanyang benar-benar berani menghadapi persaingan dunia usaha.Definisi GKM menurut Brocka dan Suzanne M. Brocka, dalam bukunya“Quality Management” (1992:227) adalah:
“Quality circles are a small group or team that is composed of employee whomeet regularly to identify problems that have to do their own work, and to generatepossible solutions to these problems”. (Gugus Kendali Mutu adalah sebuahkelompok atau tim kecil yang dibentuk dari berhubungan denganpekerjaan mereka sandiri, dan untuk menghasilkan pemecahanyang memungkinkan atas masalah itu).
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 9
GKM mempunyai tiga tujuan utama yang sangat mendasar, yaitu:1. Memberikan sumbangan bagi perbaikan dan perkembangan
perusahaan.2. Menghormati harkat manusia dalam usaha untuk mengembangkan
diri pribadinya, serta menciptakan tempat kerja yangkondusif dan menyenangkan, sehingga setiap karyawan merasamemiliki perusahaan tersebut.
3. Membuktikan bahwa kemampuan manusia itu tidak terbatas danmenciptakan kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik, yangsebelumnya tidak pernah dibayangkan.
Sistem Delapan Langkah Pemecahan MasalahKegiatan pengendalian mutu atau peningkatan mutu pada
dasarnya menerapkan prinsip Plan-Do-Check-Action atau SiklusPDCA (Deming’s Cycle). Sistem ini sering dikenal dengan nama“Delapan Langkah Pemecahan Masalah”.
Tabel 1. Delapan Langkah Pemecahan Masalah.Siklus
PengendalianLangkah
1. Plan (Rencana)1. Menemukan persoalan2. Menemukan sebab
10 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
International Organization for Standardization (ISO), yanganggotanya terdiri dari badan standar nasional dari EuropeanCommunity dan European Free Trade Association yang berpusat diJenewa, Swiss.
ISO pertama kali diterbitkan pada tahun 1987 dan telahmempublikasikan 5 standar internasional mengenai jaminan mutu,yang terdiri atas dokumen terpisah, yaitu: ISO 8402, ISO 9000,ISO 9001, ISO 9002, dan ISO 9003 yang berisi tentang siatemmutu yang digunakan oleh perusahaan.
ISO 9000 dalam kerangka dasarnya adalah sustu sistemmanajemen mutu dan standar jaminan mutu untuk lingkunganpabrikasi yang diarahkan pada suatu bentuk mutu yang dapatdipastikan, yang pada akhirnya diaktualisasikan ke dalambentuk tindakan.
ISO 9000 juga mencakup situasi pabrik yang terlibat dalamkegiatan desain, produksi, instalasi, dan jasa pelayanan,termasuk perusahaan yang telah di desain dan perusahaan yanghanya bergerak di bidang inspeksi akhir produk dan tes.
ISO 9000 merupakan suatu sistem manajemen mutu, bukanstandar produk tetap melibatkan standar produk individualmaupun kalibrasi dan pengukurannya. ISO 9000 merupakan suatusistem yang secara keseluruhan bermanfaat untuk kelangsunganseluruh kegiatan, yaitu mulai dari pembelian bahan baku sampaidengan pengiriman akhir barang jadi, yang secara keseluruhandipadu dalam suatu standar manajemen mutu.
Prinsip dasar dari sistem manajemen mutu ISO 9000 iniadalah: “Tuliskan apa yang dikerjakan, dan kerjakan apa yangdituliskan”.
Karakteristik ISO 9000Brian Rothery, di dalam buku “Analisis ISO 9000” (1995:4),
menyatakan karakteristik ISO 9000 yang secara otomatis memberpengendalian untuk menjamin mutu produksi adalah:1. Pengiriman bahan baku dan produk jadi tepat waktu.2. Mengurangi dan meniadakan pemborosan bahan baku.3. Meningkatkan efisiensi tenaga kerja.4. Mengurang dan menetapkan waktu mati mesin.5. Meningkatkan produktivitas.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 11
Struktur Standar ISO 9000Standar ISO 9000 dalam buku “Total Quality Management”
(2007:89), Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, adalah sebagaiberikut:
Tabel 2. Struktur ISO 9000.JENIS NAMA KETERANGAN
Pedoman ISO 9000 (1987) Pedoman untuk pemilihan dan penggunaan standar.
ISO 9000-2 (prospektif)
Pedoman penerapan ISO 9001, ISO9002, dan ISO 9003
ISO 9000-3 (1991) Pedoman dalam penerapan ISO 9001 untuk pengembangan, penawaran, dan pemeliharaan perangkat lunak.
ISO 8402 (1986) Perbendaharaan istilah kualitasSistem kualitas(model kontraktual)
ISO 9001 (1987) Model untuk jaminan kualitas dalam desain/pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa.
ISO 9002 (1987) Model untuk jaminan kualitas dalam produksi dan instalasi
ISO 9003 (1987) Model untuk jaminan kualitas dalam inspeksi akhir dan pengujian
Unsur-unsur Manajemen dan Sistem Mutu
ISO 9004 (1987) Pedoman
ISO 9004-2 (1991) Bagian 2: Pedoman untuk bidang jasa
Pedoman bagi Sistem Mutu Audit
ISO 10011-1 (1990) Bagian 1: Auditing
ISO 10011-2 (1991) Bagian 2: Kriteria kualifikasi bagi audtor sistem mutu
ISO 10011-3 (1991) Bagian 3: Manajemen program-program audit
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
12 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
Elemen-elemen ISO 9002Menurut Buntje Habunangin dan Pardamean Ronitua Harahap, dalam
buku “111 Hal Penting Tentang ISO 9000” (1995:31-33), Elemen-elemen ISO 9002 adalah: 1. Management responsibility2. Sistem mutu (Quality System)3. Kaji ulang kontrak (contract review).4. Quality system5. Contract Review6. Document and data control7. Purchasing8. Customer supplied product control9. Product identification and traceability10. Process control11. Inspection and testing12. Control of inspection, measuring, and test equipment13. Inspection and test status14. Control of nonconforming product15. Preventive and corrective action16. Handling, storage, packaging, preservation, and delivery17. Control of quality records18. Internal quality audits19. Training20. Servicing21. Statistical techniques
Tinjauan Umum atas ProduktivitasPada dasarnya, pengertian produktivitas secara umum tidak
jauh berbeda antara pendapat yang satu dengan pendapat yanglain, akan tetapi produktivitas memiliki banyak aspek,seperti: produktivitas tenaga kerja, produktivitas bahan baku,produktivitas produk, produktivitas fasilitas, produktivitassumber daya, dan masih banyak lagi. Pada penelitian ini,penulis ingin membatasi aspek produktivitas dengan hanyamembahas produktivitas mutu produk.
David J. Sumanth dalam buku “Productivity and Management”(198:38), mengemukakan siklus produktivitas terdiri dari empattahap, yaitu: pengukuran, evaluasi, perencanaan, danpeningkatan produktivitas, yang dapat dilihat pada gambarberikut ini:
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengukuran Produktivitas
PerencanaanProduktivitas
EvaluasiProduktivitas
PeningkatanProduktivitas
Liana Rahardja 13
Tabel 3. Siklus Produktivitas
Siklus produktivitas merupakan suatu proses yangberkesinambungan. Dengan demikian, program peningkatanproduktivitas harus dimulai pertama kali melalui pengukuranproduktivitas. Jika telah dilakukan pengukuran, makaselanjutnya produktivitas tersebut dievaluasi agar dapatdibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kemudiandirencanakan kembali sasaran produktivitas yang hendakdicapai. Demikian seterusnya, siklus tersebut tidak terputusdan semua tahap mempunyai peranan yang sama penting sertamembutuhkan perhatian yang serius.
Pengertian ProduktivitasJ. Ravianto dalam buku yang berjudul “Produktivitas dan Manusia
Indonesia” (1985:3-4), mengungkapkan bahwa sesuai denganlaporan Dewan Produktivitas Nasional 1983, pengertian bakuproduktivitas adalah sebagai berikut:a. Produktivitasmengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyaipandangan bahwa mutu keidupan hari ini harus lebih baik darikemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.b. Secara umumproduktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasilyang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.c. Produksi danproduktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda.Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yangdicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
14 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
pengertian hasil dan perbaikan cara pencapaian produktersebut.d. Peningkatanproduktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk:
- Jumlah produktivitas meningkat dengan menggunakan sumberdaya yang sama.- Jumlah produktivitas sama atau meningkat denganmenggunakan sumber daya yang lebih sedikit.- Jumlah produktivitas yang lebih besar yang diperolehdengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit.
Menurut James A. F. Stoner dalam bukunya yang berjudul“Management” (1986:281), produktivitas mengandung arti:hubungan antara keluaran berupa barang dan jasa dengan masukanberupa sumber daya manusia maupun bukan manusia yang digunakandalam proses produksi, hubungan tersebut biasanya dinyatakandalam bentuk rasio dari keluaran terhadap masukan, semakintinggi rasio, maka semakin tinggi pula efektivitas.
Pengkuran Produktivitas MutuRoberta S. Russel dan Bernard W. Taylor III dalam buku “Production and
Operations Management: Focusing on Quality andCompetitiveness” (1995:110) mengemukakan cara untuk mengukurpengaruh mutu terhadap tingkat produktivitas yaitu denganmetode yang dikembangkan oleh Adam Hershauer dan Rich. Merekamengkombinasikan konsep dari hasil indeks mutu (the quality-productivity ratio).
Rasio produktivitas mutu merupakan indeks produktivitas yangmencakup produktivitas dan biaya mutu dengan rumus sebagaiberikut:
Rasio produktivitas meningkat jika biaya proses atau biayapengerjaan ulang atau keduanya menurun. Selain itu juga dapatmeningkat jika lebih banyak unit barang bermutu yang dapatdihasilkan.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 15
B. Kerangka PemikiranPeningkatan mutu yang dilakukan oleh perusahaan pada
umumnya hanya pada produk yang dihasilkan saja, maka produktersebut dapat dikatakan bermutu, namun bentuk peningkatanmutu seperti ini tidaklah dapat dipertahankan konsistensinyakarena suatu produk yang bermutu bukan hanya mempunyaistandar yang baik, akan tetapi lebih menekankan padakepuasan pelanggan.
Ada berbagai alternatif yang dapat digunakan untukmemperbaiki mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan,antara lain Total Quality Management (TQM), Total QualityControl (TQC) serta proses benchmarking.
Pembahasan ini mengangkat TQM sebagai salah satu carauntuk meningkatkan mutu secara keseluruhan, yang diharapkandapat mengatasi masalah-masalah yang timbul di dalamperusahaan, misalnya mutu produk, biaya mutu, mutu waktupenyerahan produk dan sebagainya agar perusahaan dapatmemenangkan persaingan di pasar bebas.
Sedangkan kalau berbicara tentang mutu, sudah pastimengarah ke standar yang berlaku, yaitu: ISO 9000, yangmerupakan standar sistem manajemen mutu yang dapatmeningkatkan dan menjaga konsistensi mutu produk melaluistandarisasi sistem manajemen mutu terhadap seluruh proses,mulai dari pembelian material sampai dengan pelayanan purnajual produk.
Masalah peningkatan mutu dengan menggunakan keduaalternatif tersebut dianalisa, apa peranan TQM, ISO 9000,dan peranan keduanya dalam menciptakan sinergi sistemmanajemen mutu, serta membandingkan antara teori yang adadengan praktek lapangan, dan kemudian ditelaah apakahperanan TQM dan ISO 9000 dapat meningkatkan kinerjaperusahaan dalam upaya untuk meningkatkan sertamempertahankan mutu produk.
C. Perumusan HipotesisBerdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut: penerapan TQM dapatmeningkatkan produktivitas PT Mustika Ratu yang berserifikatISO 9002.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
16 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang dilakukan adalah dengan
melakukan pendekatan studi kasus, yaitu dengan melakukanpembahasan atau permasalahan yang dihadapi oleh PT MustikaRatu dalam melakukan penerapan TQM.
Alasan menggunakan pendekatan ini adalah permasalahanyang diteliti adalah kondisi yang terjadi di perusahaan,sehingga berguna bagi penulis untuk melihat secara langsungbagaimana penerapan teori-teori yang ada di dalam kondisinyata.
B. Variabel dan PengukurannyaVariabel independen, yaitu variable yang tidak dapat
dipengaruhi oleh variabel lainnya, dalam hal ini adalah TQMyang dapat diukur melalui: customer focus, processimprovement dan total involvement. Sedangkan variabledependennya adalah produktivitas yang dapat diukur melalui:Quality Prouctivity Ratio (QPR).
C. Definisi Operasional Varibel1. Total Quality Management (TQM)
Adalah suatu filosofi yang berisi suatu kegiatan yangdilakukan oleh manajemen untuk melakukan suatu perbaikansecara berkesinambungan dengan menitikberatkan padakepentingan konsumen, peningkatan proses dan keterlibatanseluruh tingkatan manajemen di dalam organisasi.
2. ProduktivitasMerupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam mengubah
masukan menjadi keluaran. Indikator:1. Mutu
Adalah gambaran dan karakteistik yang menyeluruh dari barangdan jasa yang menunjukkan kemampuanna dalam memuaskankebutuhan pelanggan, hal ini mengacu kepada kepuasanpelanggan.
2. ISO 9000
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 17
Merupakan suatu sistem mutu yang dirancang dan spesifikasiproduknya telah ditetapkan terlebih dahulu sehingga sistemtersebut lebih fokus kepada kemampuan produksi daninstalasi.
3. Rasio Produktivitas MutuMerupakan indeks produktivitas yang di dalamnya mencakupbiaya mutu dan produktivitas hasil produk itu sendiri.
4. Biaya ProsesBiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproses suatuproduk.
5. Biaya Pengerjaan UlangBiaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan agardapat digunakan kembali.
6. Realisasi ProduksiPenilaian perusahaan terhadap produktivitas produk yangdihasilkan perusahaan yang mencakup produksi nyata danrencana produksi.
7. Quality AssuranceBagian atau depertemen perusahaan yang bertanggung jawabterhadap mutu produk yang dihasilkan.
D. Teknik Pengumpulan DataPenelitian dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulandata berupa:1. Wawancara langsung 2. Penlitian lapangan3. Studi kepustakaan
Data yang diperoleh penulis adalah:1. Data primer
Data ini berupa data-data tentang biaya produksi, jumlahtotal produk yang dihasilkan, jumlah produk cacat danbiaya pengerjaan ulang.
2. Data sekunderData berupa penerapan TQM, dokumentasi ISO 9002, sejarahperusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta datayang diperoleh penulis dari buku-buku, literature, maupundari hasil penelitian yang dilakukan.
E. Metode AnalisaMetode analisa data yang digunakan penulis adalah:1. Metode kualitatif
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
18 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
Menganalisa data non parametrik, misalnya penerapan TQM,ISO 9002, manajemen perusahaan serta struktur organisasi.
2. Metode kuantitatifMengnalisa data parametrik, misalnya menghitung tingkatbiaya produksi per unit, dan menghitung QPR.
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Analisa dan PembahasanSistem Manajemen Mutu ISO 9002 PT Mustika Ratu
Sejak diresmikan pada tahun 1981, perusahaan menerapkanssistem Management by Objective (MBO), dan mulai pada tanggal10 Oktober 1995, PT Mustika Ratu menggunakan sistem TQM yangdirasakan lebih tepat dalam menangani seluruh kegiatanperusahaan, yang tidak terlepas dari ISO 9002.
Penerapan elemen-elemen ISO 9002 dimulai pada tanggal 10Oktober 1995 di setiap departemen dapat dilihat pada tabeldi bawah ini:
Tabel 4. Elemen ISO 9002No Departemen Elemen ISO 90021 Quality Control/Quality
8 Purchasing Department 1, 2, 5, 10, 12, 15, 16,17
9 Export Department 1, 2, 3, 5, 6, 15, 16, 1710 Sales and Distribution 1, 2, 3, 5, 12, 15, 16,
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 19
Department (includedexpedition)
17
Analisa Penerapan TQM pada PT Mustika RatuPihak manajemen PT Mustika Ratu telah menerapkan prinsip
TQM, yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan mutuproduk agar para konsumen merasa puas dengan produk yangmereka beli. Berpatokan pada hal inilah, PT Mustika Ratuselalu berusaha untuk meningkatkan mutu produk, melakukaninovasi-inovasi, melakukan penelitian-penelitian tentangkeinginan konsumen dan hal-hal lain yang turut mendukungterciptanya kepuasan pelanggan.
PT Mustika Ratu menerapkan tiga prinsip dalam mendukungpencapaian tujuan perusahaan, yaitu:1. Fokus utama ada pelanggan (customer focus)
Konsumen merupakan pihak yang sangat penting dalammenentukan keberhasilan suatu produk yang dijual di pasarbebas. Dengan banyaknya produsen-produsen yang bergerakdi bidang kosmetik dan jamu tradisional, maka konsumenmemiliki banyak sekali pilihan dan sudah tentu pilihankonsumen jatuh kepada produk yang bermutu tinggi,harganya bersaing, kemasannya menarik, dan faktor-faktorpendukung lainnya.
Dengan dasar itulah PT Mustika Ratu melakuanpenelitian-penelitian terhadap keinginan konsumen dengancara melalui kuesioner-kuesioner, konsultasi melaluibeauty advisor (mempromosikan dan menjual produk), sertamenilai keluhan-keluhan pelanggan yang masuk.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada para konsumen,maka perusahaan melaksanakan pelatihan khusus bagi parabeauty advisor maupun beauty consultant yangdiselengarakan setiap bulannya, yang berupa:- Kemampuan berkomunikasi dengan konsumen.- Cara menata rias dan perawatan wajah serta tubuh.- Bersikap ramah dan sopan dalam berpakaian dan melaysni
pelanggan.Dalam pertemuan tersebut, mereka melaporkan hasil
kerja mereka selama satu bulan, selain itu juga diberikantambahan pengetahuan yang bermanfaat, serta dibahas
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
20 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
mengenai kesulitan-kesulitan yang mereke temui dalammenghadapi para konsumen dan diberikan solusinya.
Jadi PT Mustika Ratu telah melakanakan program-progamyang mndukung tercapainya kepuasan konsumen dengan tepatdan terus menerus.
2. Proses perbaikan dan peningkatan produksi (processimprovement).
Prinsip TQM yang berkaitan dengan proses produksiberorientasi pada pencegahan agar proses dapatberlangsung tanpa hambatan dapat menghasilkan produksesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka PT Mustika Ratuselalu melakukan perubahan-perubahan maupun modifikasi-modifikasi yanga dianggap dapat mendukung peningkatanmutu produk. Manajemen PT Mustika Ratu menetapkanbeberapoa syarat untuk mendukung hal tersebut diatas,yaitu:1. Dokumentasikan hasil kegiatan2. Meningkatkan pelatihan dan pendidikan kepada setiap
karyawan.3. Menetapkan suatu ukuran kinerja bagi perusahaan yang
berfungsi untuk memonitor kinerja proses dan setiapkaryawan harus mengerti hal ini dengan baik.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses tesebut, adaenam langkah yang diterapkan oleh PT Mustika Ratu, yaitu:1. Mendefinisikan masalah
Contoh: tingginya tingkat produk cacat dalam produksi.2. Mendefinisikan dan mendokumentasikan proses.
Untuk menentukan penyeab masalah tersebut, departemenproduksi PT Mustika Ratu mengklasifikasikan beberapafaktor penyebabnya, yang dapat diketahui dari pertemuanantara plant manager dengan kepala departemen, yangsaling memberikan informasi tentang maslah yangterjadi. Setelah dicari solusinya maka proses produksidapat berjalan kembali.
3. Mengukur hasil kerja.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 21
Hasil outut perusahaan di evaluasi kembali apakahjumlah produk cacat sudah menurun atau belum. Kalaubelum, maka proses awal diulang kembali.
4. Memahai latar belakang dari penyimpangan yang ada.Penyebab masalah yang timbul kemudian dipelajari agamasalah tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari.
5. Membuat ide-ide baru.Akan lebih baik lagi, dengan berawal dari permasalahantersebut, dapat ditemukan inovasi baru yang dapatmenurunkan tingginya tingkat produk cacat.
6. Menerapkan dan membuat pemecahan terhadap masalah yangtimbul.Pemecahan masalah harus cepat ditemukan dan segeraditerapkan dengan tujuan agar masalah tidak berlarut-larut dan dapat mengganggu kinerja perusahaan.
3. Keterlibatan seluruh karyawan dalam usaha untukmeningkatkan mutu produk (total involvement).
Dalam menerapkan prinsip ini, pihak manajemenperusaaan menerapkan suatu komitmen bersama agar seluruhkayawan ikut merasa terlibat dalam kegiatann perusahaan.Para karyawan PT Mustika Ratu diberika kebebasan untukmnerima suatu tantangan untuk mengerjakan sesuatu denganbaik, memecahkan masalah yang dihadapi, mengajukan usulserta memberikan saran-saran yang berguna bagiperusahaan. Dengan demikian, para karyawan mempunyai rasapercaya diri dan saling memiliki. Hal ini dapat dilihatpada departemen produksi dalam mengatasi masalahketidaksesuaian mutu produk dengan melaksanakan GugusKendal Mutu (GKM).
Analisa Keberhasilan Penerapan TQM PT Mustika RatuKeberhasilan PT Mustika Ratu dalam penerapan TQM yang tidak
terlepas dari ISO 9002 dapat dilihat sebagai berikut:1. PT Mustika Ratu mengalami peningkatan terutama di dalam hal
mutu produk, hal ini dapat dilihat pada meningkatnya tingkatkenaikan produksi dan menurunnya persentase produk cacatyang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Produksi dan produksi cacat PTMustika Ratu
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
22 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
1995 2007 (sebelum TQM) (sesudah TQM)
Jenis ProdukProduksi(unit)
Cacat
Produksi(unit)
Cacat
Perawatanwajah
12,220,500 0,10
14,551,800
0,02
Tata riasdasar
9,341,800
0.30
11,117,800
0,05
Tata Riasdekoratif
2,139,700
0.30
3,170,700
0,06
Perawatantubuh
6,316,900
0.05
8,099,500
0,008
Perawatanrambut
2,452,000
0.04
3,266,300
0,01
Jamu 388
,762,000 0.04
524,828,500
0,06
Minumansegar
200,000
0.02
285,300
0,008
421,432,900
565,319,900
Untuk menghitung tingkat kenaikan total produksi setelahpenerapan TQM dapat dilakukan dengan cara membagipeningkatan produksi (unit) dengan total produksi pada tahun1995 (sebelum penerapan TQM) dan dikalikan dengan 100%.Hasilnya dapat dilhat dalam tabel berikut:
Tabel 6. Peningkatan produksi setelah penerapan TQM
1995 2007
(sebelum TQM) (sesudah TQM)Peningkatanproduksi
Jenis ProdukProduksi(unit)
Produksi(unit) (unit) (%)
Perawatanwajah
12,220,500
14,551,800
2,331,300
19.08
Tata riasdasar
9,341,800
11,117,800
1,776,000
19.01
Tata Riasdekoratif
2,139,700
3,170,700
1,031,000
48.18
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 23
Perawatantubuh
6,316,900
8,099,500
1,782,600
28.22
Perawatanrambut
2,452,000
3,266,300
814,300
33.21
Jamu 388,7
62,000 524,82
8,500 136,066
,500 35.0
0
Minuman segar
200,000
285,300
85,300 42.6
5 421,4
32,900 565,31
9,900
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwan tingkat kenaikanproduksi PT Mustika Ratu mningkat dengan tajam mulai 19,01%sampai dengan 48,18% bahkan pada produk tata rias dekoratif,produksinya naik sebesar 48,18% dibandingkan dengan sebelumpenerapan TQM. Keberhasilan ini merupakan suatu hal yangsangat baik. Sedangkan untuk menghitung tingkat penurunanproduk cacat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Penurunan produk cacat setelah penarapanTQM
1995 2007
(sebelumTQM)
(sesudahTQM) Penurunan produk cacat
Jenis ProdukProduksi(unit)
Produksi(unit) (unit) (%)
Perawatanwajah
1,222,050
291,036
931,014 76.18
Tata riasdasar
2,802,540
555,890
2,246,650 80.16
Tata Riasdekoratif
641,910
190,242
451,668 70.36
Perawatantubuh
315,845
64,796
251,049 79.48
Perawatanrambut
98,080
32,663
65,417 66.70
Jamu 15
,550,480
3,148,971 12,401
,509 79.75
Minuman segar
4,000
2,282
1,718 42.94 20
,634,905
4,285,880
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
24 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa adapenurunan tingkat kecacatan produk yang tajam antara sebelumpenerapan TQM dengan sesudah penerapan TQM. Kenaikan yangberkisar antara 42,94% sampai dengan 80,16%, sangatmengembirakan. Penurunan tingkat kecacatan produk disebabkanadanya penerapan elemen-elemen ISO 9002 dengan baik,peningkatan sumber daya manusia khususnya pada tenaga ahlidalam bidang kosmetik dan jamu tradisonal. Hal ini akanberdampak pada meningkatnya jumlah produk yang baik,sehingga volume penjualan akan meningkat dan laba perusahaanjuga ikut meningkat.
2. Melalui penerapan TQM, maka mutu prodk yang dihasilkan akanselalu terjaga pada suatu standar tertentu. Hal ini dapatdilihat pada pengawasan mutu yang baik dalam pengendalianmutu yang dilaksanakan secara berkala. Dengan adanyadokumentasi di setiap kegiatan perusahaan, maka dapatdilakukan pengawasan, dan jika terjadi kesalahan akan dengancepat diatasi agar tidak menganggu proses produksi.
3. Pihak manajemen PT Mustika Ratu melihat bahwa denganpenerapan TQM ini, biaya produksi dapat ditekan. Hal initerbukti dengan berkurangnya produk cacat, sehingga biayapengerjaan ulang semakin berkurang.
4. Secara tidak langsung, amnfaat penerapan TQM ini adalahmeningkatnya motivasi karyawan PT Mustika Ratu. Hal inidisebabkan karena para karyawan dilibatkan secara langsungdalam pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan.Dengan terciptanya suasana kerja yang baik, maka kinerjapeusahaan akan berjalan dengan baik pula.
Analisa Hambatan Penerapan TQM pada PT Mustika RatuPT Mustika Ratu menyadari bahwa penerapan TQM dan ISO 9002
bukan merupakan suatu hal yang muah untuk dilaksanakan, halini membutuhkan dukungan dari semua pihak yang terkait agardapat mengatasi segala hambatan yang muncul. Berdasarkan hasilwawancara dan pengamatan penulis, menemukan beberapa kelemahanatau hambatan yang ada dalam penerapan TQM, yaitu:
1. Adanya masalah dokumentasi pada setiap pekerjaan cukupmembebani para karyawan, karena adanya jadwal audit internal
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 25
yang dilaksanakan setiap 2 kali dalam satu bulan, sertajadwal audit eksternal yang dilaksanakan setiap bulan. Olehsebab itu karyawan merasa pekerjaan lainnya terbengkalai.Selain itu juga muncul masalah dalam ketepatan penyampaiandokumen antara depertemen-departemen yang terkait agaknyakurang mendapatkan perhatian, sehingga sering menimbulkankesalahpahaman yang tidak perlu.
2. Biaya penerapan TQM yang sangat besar juga dirasakan olehpihak manajemen PT Mustika Ratu. Adapun biaya yang besar itudisebabkan karena adanya pelatihan-pelatihan bagi paramanajer dan terutama untuk merubah sistem manajemen PTMustika Ratu. Di sisi lain biaya yang besar tadi akandiimbangi oleh peningkatan produktivitas, penurunan produkcacat, dan berpeluang untuk meraih konsumen yang lebihbanyak sehingga dapat mendukung peningkatan penjualan produkPT Mustika Ratu karena mutunya selalu terjaga dengan baik.
3. Masalah program-program pelatihan penerapan TQM serta ISO9002 yang hanya diberikan kepada para manajer level menengahdan keatas. Dengan pertimbangan atas mahalnya biaya program-program pelatihan jika seluruh karyawan diikutsertakan.
4. Analisa Tingkat Produktivitas Mutu PT Mustika RatuDalam rangka untuk menilai tingkat produktivitas mutu PTMustika Ratu sebelum dan sesudah penerapan TQM dan ISO 9002,maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus QPR (QualityProduct Ratio). Berdasarkan tabel peningkatan produk setelahpenerapan TQM diatas, terlihat bahwa perusahaan telahmengalami perbaikan dengan turunnya produk cacat . Diantaraseluruh jenis produk, jamulah yang paling besar produksinyasehingga dianggap sampel yang paling mewakili. Pada tahun1995 (sebelum penerapan TQM), jumlah produksinya adalahsebanyak 388.762.000 unit dengan tingkat cacat 0,04,sedangkan pada tahun 2007 (sesudah penerapan TQM), meskipunproduk jamu mengalami kenaikan produksi, namun tingkat cacatproduksi menurun menjadi 0,06.
Besarnya biaya produksi jamu/unit dapat dihitung berdasarkandata biaya pembuatan jamu dan pembungkusnya per 1.000 bungkus,datanya adalah sebagai berikut:
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
26 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
Tabel 8. Biaya Bahan Baku Jamu per 1.000 bungkus
Sebelum TQM Sesudah TQM BahanBaku
Jumlah(kg)
Harga/kg(Rp)
Total(Rp)
Harga/kg(Rp)
Total(Rp)
Temulawak
0.63
1,800
1,134.00
1,850
1,165.50
Kencur
0.63
1,700 1,0
71.00
1,725 1,0
86.75
Adas
0.32
2,950 929.25
3,000
945.00
Pulosari
0.42
3,050 1,2
81.00
3,100 1,3
02.00
Bangle
0.42
2,400 1,0
08.00
2,500 1,0
50.00 Kayu Legi
0.42
3,950
1,659.00
4,000
1,680.00
Kunir
0.63
1,900 1,1
97.00
2,000 1,2
60.00
Kedawung
0.42
5,550 2,3
31.00
5,600 2,3
52.00
Mesoyi
0.32
8,150 2,5
67.25
8,200 2,5
83.00 Jati Belanda
0.70
1,600
1,120.00
1,650
1,155.00
Majakan
0.35
11,850 4,1
47.50
11,900 4,1
65.00 Tempuyung
1.05
7,500
7,875.00
7,600
7,980.00
Temukunci
0.70
1,850
1,295.00
1,900
1,330.00
TOTAL 27,61
5.00 28,05
4.25
Tabel 9. Biaya bahan pembungkus jamu per 1.000 bungkus
Sebelum TQM Sesudah TQM
Bahan Baku Jumlah(unit)
Harga(Rp)
Total(Rp)
Harga(Rp)
Total(Rp)
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 27
Kertas
1,000
25 25,000
.00
25 25,000.0
0 Plastik (meter)
1.20
3,000
3,600.00
3,050
3,660.00
Kardus
2.00
300 6
00.00
325 650
.00 Plakban(meter)
0.03
2,000
60.00
2,025
60.75
Cap Periksa
8.00 3
24.00
4
32.00
Tinta
1.00
1,000 1,00
0.00
1,100 1,100.
00
Stiker
50.00
35 1,750.
00
TOTAL 30,284
.00 32,252.7
5
Dari tabel diatas, dapat diketahui biaya produksi jamu/unitadalah:1. Sebelum TQM:
Rp 27.615 + Rp 30.284 = Rp 57.899 /1.000 unit = Rp 57,899 /unit.
2. Sesudah TQM:Rp 28.054,25 + Rp 32.252,75 = Rp 60.307/1.000 unit = Rp60,307/unit.
Selanjutnya data biaya pengerjaan ulang sebelum TQM adalah Rp25,20/unit, sedangkan sesudah TQM Rp 25,70/unit. Untukmemudahkan perhitungan QPR, maka ringkasan datanya adalah:
(sebelum
TQM)(sesudah
TQM)
Produksi(unit)
Produksi(unit)
Total 388,
762,000 524,8
28,500
Cacat 15
,550,480
3,148,971
Produk Baik 373,
211,520 521,6
79,529
Biaya Produk
57,899
60,307 Biaya Pengerjaan
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
28 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
ulang 25.20 25.70
QPR dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut:
QPR = Good Quality units (Input) (Processing Cost) +(Defective Unit) (Rework Costs)
Dapat disimpulkan bahwa QPR sebelum TQM mengalamipeningkatan sebesar 1% (1,64%-1,63%), meskipun biaya bahanbaku dan pembungkus jamu mengalami kanaikan. Akan tetapikenaikan biaya tersebut dapat mengurangi produk cacat.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 29
Kenaikan produktivitas PT Mustika Ratu merupakan hal yangsangat menggembirakan karena merupakan bukti nyata bahwadepartemen produksi telah berhasil meningkatkanproduktivitasnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka
kesimpulan dengan adanya penerapan TQM yang berkaitandengan ISO 9002 adalah:1. PT Mustika Ratu mengalami peningkatan mutu produk
berdasarkan peningkatan produksi dan penurunan produkcacat.
2. Melalui penerapan mutu TQM, maka mutu produk akanselalu terjaga pada suatu standar tertentu. Hal inidapat dilihat dengan adanya sistem pengawasan mutu yangbaik. Dengan adanya dokumentasian setiap kegiatan, makatingkat kesalahan dapat diperkecil. Jika terjadikesalahan, maka dapat segera diatasi sehingga tidakmengganggu proses produksi.
3. Dengan penerapan TQM ini dapat menekan biaya produksidengan berkurangnya produk cacat sehingga biayapengerjaan ulang dapat ditekan.
4. Manfaat tidak langsung adalah dapat meningkatkanmotivasi karyawan PT Mustika Ratu. Hal inidisebabkankarena para karyawan dilibatkan secara langsung dalampegambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan. Denganterciptanya suasana kerja yang baik, maka kinerjaperusahaan akan berjalan dengan baik pula.
Sedangkan PT Mustika Ratu dalam penerapan TQM yangtidak terlepas dari ISO 9002 juga mengalami hambatan-hambatan yang harus segera diatasi. Hambatan-hambatantersebut adalah:1. Adanya masalah dokumentasi pada setiap pekerjaan cukup
membebani para karyawan, karena adanya jadwal auditinternal yang dilaksanakan setiap 2 kali dalam satubulan, serta jadwal audit eksternal yang dilaksanakansetiap bulan. Oleh sebab itu karyawan merasa pekerjaanlainnya terbengkalai. Selain itu juga muncul masalah
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
30 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
dalam ketepatan penyampaian dokumen antara depertemen-departemen yang terkait agaknya kurang mendapatkanperhatian, sehingga sering menimbulkan kesalahpahamanyang tidak perlu.
2. Biaya penerapan TQM yang sangat besar juga dirasakanoleh pihak manajemen PT Mustika Ratu. Adapun biaya yangbesar itu disebabkan karena adanya pelatihan-pelatihanbagi para manajer dan terutama untuk merubah sistemmanajemen PT Mustika Ratu. Di sisi lain biaya yangbesar tadi akan diimbangi oleh peningkatanproduktivitas, penurunan produk cacat, dan berpeluanguntuk meraih konsumen yang lebih banyak sehingga dapatmendukung peningkatan penjualan produk PT Mustika Ratukarena mutunya selalu terjaga dengan baik.
3. Masalah program-program pelatihan penerapan TQM sertaISO 9002 yang hanya diberikan kepada para manajer levelmenengah dan keatas. Dengan pertimbangan atas mahalnyabiaya program-program pelatihan jika seluruh karyawandiikutsertakan.
B. SaranBerdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang
telah dilakukan, penulis menyampaikan saran-saran, yanghendaknya tidak dianggap sebagai sesuatu hal yang negatf,akan tetapi hendaknya dapat diterima sebagai sesuatu halyang membangun, demi kepentingan perusahaan sendirimaupun kepentingan konsumen. Adapun saran yang akandiungkapkan adalah sebagai berikut:1. Dalam penerapan TQM yang berhubungan dengan ISO 9002,
masalah dokumentasi agaknya cukup menjadi masalah,dengan adanya keharusan setiap kegiata perusahaandidokumentasikan, dan sedikitnya waktu untuk melakukanhal tersebut. Agar masalah ini dapat diatasi, makadiperlukan keterbukaan dan kerjasama yang solid antardepartemen, dengan tujuan agar kegiatanpendokumentasian dapat dilakukan bersama-sama denganmembagi tugas, sehingga menghemat waktu serta dapatmenciptakan sinergi perusahaan yang efisien dan kokoh.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Liana Rahardja 31
2. Meskipun biaya penerapan TQM yang besar dikeluhkan olehpihak manajemen PT Mustika Ratu, akan tetapi biaya awalyang besar tersebut hendaknya dilihat sebagai awal dariperbaikan kinerja perusahaan, yang sudah tentu akandiimbangi dengan peningkatan produktivitas, penurunanjumlah produk cacat, berpeluang untuk meraih konsumenyang lebih banyak sehingga kinerja perusahaanmeningkat.
3. Program-program pelatihan kerja akan lebih baik jikadiikuti oleh seluruh karyawan, baik tingkat alas maupunbawah, dengan tujuan agar karyawan semakin terampil dansemakin baik dalam kualitas kerja yang berujung padapeningkatan mutu produk. Jika biayanya terlalu besar,maka perusahaan dapat membuat pelatihan internal denganinstruktur yang berasal dari karyawan yang telahmengikuti pelatihan tersebut sebelumnya.
4. Dengan prestasi yang sudah dicapai oleh perusahaan,bukanlah merupakan suatu alas an untuk tidak terusmelakukan perbaikan pada setiap aspek yang berpengaruhpada keberhasilan karyawan. Prestasi hari esok haruslebih baik dari hari sekarang.
VI. REFERENSI
Bank John, The Essence of Total Quality Management. United Kingdom:Prentice Hall International, LTD., 1992
Brocka, Bruce dan Suzanne M. Brocka, Quality Management. USA:Irwin Inc., 1992
Chatab, Nevizond, Panduan Penerapan dan Sertifikasi SistemManajemen Mutu ISO 9000. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo, 2007
Feigenbaum, A.V, Total Quality Control. New York: Mc Graw-HillInc., 1991
Goetsch, David L dan Stanley Davis, Introduction to TotalQuality: Quality, Productivity, and Competitiveness. NewJersey: Prentice Hall International Inc., 1995
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
32 Analisis Peranan Manajemen Mutu TerpaduDalam Meningkatkan Produktivitas PT Mustika Ratu yang Bersertifikat ISO 9002
Harbunangin, Buntje dan Pardamean Ronitua Harapan, 111 HalPenting Tentang ISO 9000. Jakarta: PT Iron Damwim Sentosa,1995
Hutchins, Gregory B, Introduction to Quality: Management,Assurance and Control. New York: Maxwell Macmillan, 1991.
Juran, J. M. Juran on Quality by Design: The New Steps forPlanning Quality into Goods and Services. New York: TheFree Press, 1992
Mutis, Thoby dan Vincent Gasperz, Nuansa Menuju PerbaikanKualitas dan Produktivitas. Jakarta: Universitas Trisakti,1994
Pegels, C. Carl, Total Quality Management: A Survey of ItsImportant Aspects. New York: Boyd and Fraser PublishingCompany, 1995
Ravianto, J, Produktivitas dan Manusia Indonesia: KumpulanKertas Kerja. Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha danProduktivitas, 1985
Rothery, Brian, Analisis ISO 9000. Jakarta: PT Pustaka BinamanPressindo, 1995
Russel, Roberta S. dan Bernard W Taylor III, Production andOperation Management: Focusing on Quality andCompetitiveness. New Jersey: Prentice Hall Inc., 1995
Soin, Sarv Singh, Total Quality Control Essentials. SingaporeMcGraw-Hill Book, 1993
Stoner, James A. F., Management New Jersey: Prentice HallInc., 1982
Sumanth, David J, Productivity Engineering and Management.Singapore: McGraw-Hill Book Company, 1985
Tenner, Arthur R. dan Irving J. de Toro, Total QualityManagement: Three Steps to Continuous Improvement. NewYork: Addison-Wesley Publishing Co., 1992
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, Total Quality Management.Jogjakarta: Andi Offset, 2007