-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Bismillahirohmanirrohim
Selamat Membaca
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 – 1206 H/1701 – 1793 M);
namalengkap: Syeikh al-Islam al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab bin
Sulaiman bin Alibin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin
Muhammad bin al-Masyarifat-Tamimi al-Hambali an-Najdi
(Arabic:التميمى الوهاب عبد بن محمد) adalah seorang ahliteologi
agama Islam dan seorang tokoh pemimpin gerakan salafiah yang
pernahmenjabat sebagai menteri penerangan Kerajaan Arab Saudi.
Peninggalan
Muhammad bin Abdul Wahhab berusaha membangkitkan kembali
pergerakanperjuangan Islam; para pendukung pergerakan ini sering
disebut wahabbi, tetapimereka menolak istilah ini karena pada
dasarnya ajaran bin Wahhab adalah ajaranNabi Muhammad, bukan
ajarannya sendiri. Karenanya, mereka lebih memilih untukmenyebut
diri mereka sebagai Salafis atau Muwahhidun, yang berarti
“satuTuhan”.
Istilah Wahhabi sering menimbulkan kontroversi berhubung dengan
asal-usul dan kemunculannya dalam dunia Islam. Umat Islam umumnya
terkeliru dengan merekakerana mereka mendakwa mazhab mereka
menuruti pemikiran Ahmad ibn Hanbaldan alirannya, al-Hanbaliyyah
atau al-Hanabilah yang merupakan salah sebuahmazhab dalam Ahl
al-Sunnah wa al-Jama’ah.
Nama Wahhabi atau al-Wahhabiyyah kelihatan dihubungkan kepada
nama ‘Abd al-Wahhab iaitu bapa kepada pengasasnya, al-Syaikh
Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab al-Najdi. Bagaimanapun, nama Wahhabi
dikatakan ditolak oleh parapenganut Wahhabi sendiri dan mereka
menggelarkan diri mereka sebagai
page 1 / 19
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
golongan al-Muwahhidun(3) (unitarians) kerana mereka mendakwa
inginmengembalikan ajaran-ajaran tawhid ke dalam Islam dan
kehidupan murnimenurut sunnah Rasulullah. Dia mengikat perjanjian
dengan Muhammad bin Saud,seorang pemimpin suku di wilayah Najd.
Sesuai kesepakatan, Ibnu Saud ditunjuksebagai pengurus administrasi
politik sementara Ibnu Abdul Wahhab menjadipemimpin spiritual.
Sampai saat ini, gelar “keluarga kerajaan” negara Arab
Saudidipegang oleh keluarga Saud. Namun mufti umum tidak selalu
dari keluarga Ibnuabdul wahhab misalnya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin
Abdillah bin Baz
Kehidupan
Masa Kecil
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dilahirkan pada tahun 1115 H
(1701 M) di kampung Uyainah (Najd), lebih kurang 70 km arah barat
laut kota Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang. Ia tumbuh dan
dibesarkan dalam kalangan keluargaterpelajar. Ayahnya adalah
seorang tokoh agama di lingkungannya. Sedangkankakeknya adalah
seorang qadhi (mufti besar), tempat di mana masyarakat
Najdmenanyakan segala sesuatu masalah yang bersangkutan dengan
agama.
Sebagaimana lazimnya keluarga ulama, maka Syeikh Muhammad bin
Abdul Wahabsejak masih kanak-kanak telah dididik dengan pendidikan
agama, yang diajar sendiri oleh ayahnya, Syeikh Abdul Wahhab.
Berkat bimbingan kedua orangtuanya,ditambah dengan kecerdasan otak
dan kerajinannya, Syeikh Muhammad bin AbdulWahab berhasil menghafal
30 juz al-Quran sebelum ia berusia sepuluh tahun.Setelah itu,
beliau diserahkan oleh orangtuanya kepada para ulama
setempatsebelum akhirnya mereka mengirimnya untuk belajar ke luar
daerah
Saudara kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, menceritakan
betapa bangganya Syeikh Abdul Wahab, ayah mereka, terhadap
kecerasan Muhammad. Beliau pernahberkata, “Sungguh aku telah banyak
mengambil manfaat dari ilmu pengetahuananakku Muhammad, terutama di
bidang ilmu Fiqh”.
Setelah mencapai usia dewasa, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab
diajak oleh
page 2 / 19
http://id.wikipedia.org/wiki/Riyadhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Masyarakat_Najd&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeikh_Abdul_Wahab&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
ayahnya untuk bersama-sama pergi ke tanah suci Mekkah untuk
menunaikan rukunIslam yang kelima – mengerjakan haji di Baitullah.
Ketika telah selesai menunaikanibadah haji, ayahnya kembali ke
Uyainah sementara Muhammad tetap tinggal diMekah selama beberapa
waktu dan menimba ilmu di sana. Setelah itu, ia pergi keMadinah
untuk berguru kepada ulama disana. Di Madinah, ia berguru pada
duaorang ulama besar yaitu Syeikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif
an-Najdi dan SyeikhMuhammad Hayah al-Sindi.
Kehidupan Syeikh Muhammad di Madinah
Ketika berada di kota Madinah, ia mengira banyak umat Islam di
sana yang tidak menjalankan syariat dan berbuat syirik, seperti
mengunjungi makam Nabi ataumakam seorang tokoh agama, kemudian
memohon sesuatu kepada kuburan danpenguhuninya. Hal ini menurut dia
sangat bertentangan dengan ajaran Islam yangmengajarkan manusia
untuk tidak meminta selain kepada Allah.
Hal ini membuat Syeikh Muhammad semakin terdorong untuk
memperdalam ilmuketauhidan yang murni ( Aqidah Salafiyah). Ia pun
berjanji pada dirinya sendiri, iaakan berjuang dan bertekad untuk
mengembalikan aqidah umat Islam di sanasesuai keyakinannya, yaitu
kepada akidah Islam yang menurutnya murni (tauhid),jauh dari sifat
khurafat, tahayul, atau bidah. Untuk itu, ia pun mulai
mempelajariberbagai buku yang di tulis para ulama terdahulu.
Belajar dan berdakwah di Basrah
Setelah beberapa lama menetap di Mekah dan Madinah, ia kemudian
pindah ke Basrah. Di sini beliau bermukim lebih lama, sehingga
banyak ilmu-ilmu yangdiperolehinya, terutaman di bidang hadits dan
musthalahnya, fiqih dan usul fiqhnya, serta ilmu gramatika (ilmu
qawaid). Selain belajar, ia sempat juga berdakwahdi kota ini.
Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab memulai dakwahnya di Basrah,
tempat dimana beliau bermukim untuk menuntut ilmu ketika itu. Akan
tetapi dakwahnya di sana kurang bersinar, karena menemui banyak
rintangan dan halangan dari
page 3 / 19
http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeikh_Abdullah_bin_Ibrahim_bin_Saif_an-Najdi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeikh_Muhammad_Hayah_al-Sindi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeikh_Muhammad_Hayah_al-Sindi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aqidah_Salafiyah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Aqidahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Khurafat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahayul&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bidahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Basrahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Haditshttp://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
kalangan para ulama setempat.
Di antara pendukung dakwahnya di kota Basrah ialah seorang ulama
yang bernamaSyeikh Muhammad al-Majmu’i. Tetapi Syeikh Muhammad bin
`Abdul Wahabbersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari
sebagian ulamayang dituduhnya sesat. Akhirnya beliau meninggalkan
Basrah dan mengembara kebeberapa negeri Islam untuk menyebarkan
ilmu dan pengalamannya.
Setelah beberapa lama, beliau lalu kembali ke al-Ihsa menemui
gurunya SyeikhAbdullah bin `Abd Latif al-Ihsai untuk mendalami
beberapa bidang pengajiantertentu yang selama ini belum sempat
dipelajarinya. Di sana beliau bermukimuntuk beberapa waktu, dan
kemudian ia kembali ke kampung asalnya Uyainah.
Pada tahun 1139H/1726M, bapanya berpindah dari ‘Uyainah ke
Huraymilah dan dia ikut serta dengan bapanya dan belajar kepada
bapanya. Tetapi beliau masihmeneruskan tentangannya yang kuat
terhadap amalan-amalan agama di Najd. Halini yang menyebabkan
adanya pertentangan dan perselisihan yang hebat antarabeliau dengan
bapanya (serta penduduk-penduduk Najd). Keadaan tersebut
terusberlanjut hingga ke tahun 1153H/1740M, saat bapanya meninggal
dunia.
Perjuangan memurnikan dan mengembalikan akidah Islam
Awal Pergerakan
Sejak dari itu, Syeikh Muhammad tidak lagi terikat. Dia bebas
mengemukakan akidah-akidahnya sekehendak hatinya, menolak dan
mengesampingkan amalan-amalan agama yang dilakukan umat islam saat
itu.
Melihat keadaan umat islam yang menurutnya sudah melanggar
akidah, ia mulai merencanakan untuk menyusun sebuah barisan ahli
tauhid (muwahhidin) yangdiyakininya sebagai gerakan memurnikan dan
mengembalikan akidah Islam. Olehlawan-lawannya, gerakan ini
kemudian disebut dengan nama gerakan Wahabiyah.
page 4 / 19
http://id.wikipedia.org/wiki/Syeikh_Muhammad_al-Majmu%E2%80%99ihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al-Ihsa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeikh_Abdullah_bin_%60Abd_Latif_al-Ihsai&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeikh_Abdullah_bin_%60Abd_Latif_al-Ihsai&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uyainah&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
Muhammad bin Abdul Wahab memulai pergerakan di kampungnya
sendiri, Uyainah.Ketika itu, Uyainah diperintah oleh seorang Amir
(penguasa) bernama Usman binMuammar. Amir Usman menyambut baik ide
dan gagasan Syeikh Muhammad,bahkan beliau berjanji akan menolong
dan mendukung perjuangan tersebut.
Suatu ketika, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab meminta izin pada
Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang dibina di atas
maqam Zaid bin al-Khattab. Zaid bin al-Khattab adalah saudara
kandung Umar bin al-Khattab, Khalifah Rasulullah yang kedua.
Membuat bangunan di atas kubur menurutpendapatnya dapat menjurus
kepada kemusyrikan.
Amir menjawab “Silakan… tidak ada seorang pun yang boleh
menghalang rancangan yang mulia ini.” Tetapi Sbeliau khuatir
masalah itu kelak akan dihalang-halangi oleh penduduk yang tinggal
berdekatan maqam tersebut. LaluAmir menyediakan 600 orang tentara
untuk tujuan tersebut bersama-sama SyeikhMuhammad merobohkan maqam
yang dikeramatkan itu.
Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai makam Zaid bin
al-Khattabra. yanggugur sebagai syuhada’ Yamamah ketika menumpaskan
gerakan Nabi Palsu (Musailamah al-Kazzab) di negeri Yamamah suatu
waktu dulu, hanyalahberdasarkan prasangka belaka. Karena di sana
terdapat puluhan syuhada’(pahlawan) Yamamah yang dikebumikan tanpa
jelas lagi pengenalan mereka.
Bisa saja yang mereka anggap makam Zaid bin al-Khattab itu
adalah makam orang lain. Tetapi oleh karena masyarakat setempat di
situ telah terlanjurberanggapan bahwa itulah makam beliau, mereka
pun mengkeramatkannya danmembina sebuah masjid di dekatnya. Makam
itu kemudian dihancurkan olehSyeikh Muhammad bin Abdul Wahab atas
bantuan Amir Uyainah, Uthman binMuammar.
Pergerakan Syeikh Muhammad tidak berhenti sampai disitu, ia
kemudianmenghancurkan beberapa makam yang dipandangnya berbahaya
bagi ketauhidan.Hal ini menurutnya adalah untuk mencegah agar makam
tersebut tidak dijadikan objek peribadatan oleh masyarakat Islam
setempat.
page 5 / 19
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amir&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Usman_bin_Muammar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Usman_bin_Muammar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zaid_bin_al-Khattab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Umar_bin_al-Khattabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Khalifahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasulullahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Zaid_bin_al-Khattab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Yamamah&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
Berita tentang pergerakan ini akhirnya tersebar luas di kalangan
masyarakatUyainah mahupun di luar Uyainah.
Ketika pemerintah al-Ahsa’ mendapat berita bahwa Muhammad
bin’Abd al-Wahhab mendakwahkan pendapat, dan pemerintah ‘Uyainah
pula menyokongnya, maka kemudian memberikan peringatan dan ancaman
kepada pemerintah’Uyainah. Halini rupanya berhasil mengubah pikiran
Amir Uyainah. Ia kemudian memanggilSyeikh Muhammad untuk
membicarakan tentang cara tekanan yang diberikan olehAmir al-Ihsa.
Amir Uyainah berada dalam posisi serba salah saat itu, di satu sisi
diaingin mendukung perjuangan syeikh tapi di sisi lain ia tak
berdaya menghadapitekanan Amir al-Ihsa. Akhirnya, setelah terjadi
perdebatan antara syeikh denganAmir Uyainah, di capailah suatu
keputusan: Syeikh Muhammad harusmeninggalkan daerah Uyainah dan
mengungsi ke daerah lain.
Dalam bukunya yang berjudul Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab,
Wada WatahuWasiratuhu, Syeikh Muhammad bin `Abdul `Aziz bin
`Abdullah bin Baz, beliauberkata: “Demi menghindari pertumpahan
darah, dan karena tidak ada lagi pilihanlain, di samping beberapa
pertimbangan lainnya maka terpaksalah Syeikhmeninggalkan negeri
Uyainah menuju negeri Dariyah dengan menempuhperjalanan secara
berjalan kaki seorang diri tanpa ditemani oleh seorangpun.Beliau
meninggalkan negeri Uyainah pada waktu dini hari, dan sampai ke
negeriDariyah pada waktu malam hari.” (Ibnu Baz, Syeikh `Abdul
`Aziz bin `Abdullah, m.s22)
Tetapi ada juga tulisan lainnya yang mengatakan bahwa: Pada
mulanya Syeikh Muhammad mendapat dukungan penuh dari pemerintah
negeri Uyainah Amir Uthman bin Mu’ammar, namun setelah api
pergerakan dinyalakan, pemerintah setempat mengundurkan diri dari
percaturan pergerakan karena alasan politik(besar kemungkinan takut
dipecat dari kedudukannya sebagai Amir Uyainah olehpihak
atasannya). Dengan demikian, tinggallah Syeikh Muhammad
denganbeberapa orang sahabatnya yang setia untuk meneruskan
dakwahnya. Danbeberapa hari kemudian, Syeikh Muhammad diusir keluar
dari negeri itu olehpemerintahnya.
Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab kemudian pergi ke negeri
Dar’iyah.
page 6 / 19
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_bin_%60Abdul_%60Aziz_bin_%60Abdullah_bin_Baz&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dar%E2%80%99iyah&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
Syeikh Muhammad di Dariyah
Sesampainya Syeikh Muhammad di sebuah kampung wilayah Dariyah,
yang tidakberapa jauh dari tempat kediaman Amir Muhammad bin Saud
(pemerintah negeriDar’iyah), Syeikh menemui seorang penduduk di
kampung itu, orang tersebutbernama Muhammad bin Sulaim al-`Arini.
Bin Sulaim ini adalah seorang yangdikenal soleh oleh masyarakat
setempat. Syeikh kemudian meminta izin untuktinggal bermalam di
rumahnya sebelum ia meneruskan perjalanannya ke tempatlain. Pada
awalnya ia ragu-ragu menerima Syeikh di rumahnya, karena
suasanaDariyah dan sekelilingnya pada waktu itu tidak aman. Namun,
setelah Syeikh memperkenalkan dirinya serta menjelaskan maksud dan
tujuannya datang ke negeri Dar’iyah, yaitu hendak menyebarkan
dakwah Islamiyah dan membenteraskemusyrikan, barulah Muhammad bin
Sulaim ingin menerimanya sebagai tamu dirumahnya.
Peraturan di Dariyah ketika itu mengharuskan setiap pendatang
melaporkan diri kepada pihak berkuasa setempat, maka pergilah
Muhammad bin Sulaim menemuiAmir Muhammad untuk melaporkan
kedatangan Syeikh Abdul Wahab yang barutiba dari Uyainah serta
menjelaskan maksud dan tujuannya kepada beliau. Namunmereka gagal
menemui Amir Muhammad yang saat itu tidak ada di rumah, merekapun
menyampaikan pesan kepada amir melalui istrinya.
Istri Ibnu Saud ini adalah seorang wanita yang soleh. Maka,
tatkala Ibnu Saudmendapat giliran ke rumah isterinya ini, sang
istri menyampaikan semuapesan-pesan itu kepada suaminya.
Selanjutnya ia berkata kepada suaminya:“Bergembiralah kakanda
dengan keuntungan besar ini, keuntungan di mana Allahtelah
mengirimkan ke negeri kita seorang ulama, juru dakwah yang
mengajakmasyarakat kita kepada agama Allah, berpegang teguh kepada
Kitabullah danSunnah RasulNya. Inilah suatu keuntungan yang sangat
besar, janganlah ragu-raguuntuk menerima dan membantu perjuangan
ulama ini, mari sekarang juga kakanda menjemputnya kemari.”
Namun baginda bimbang sejenak, ia bingung apakah sebaiknya
Syeikh itu dipanggil datang menghadapnya, atau dia sendiri yang
harus datang menjemputSyeikh untuk dibawa ke tempat kediamannya?
Baginda pun kemudian memintapandangan dari beberapa penasihatnya
tentang masalah ini. Isterinya dan parapenasihatnya yang lain
sepakat bahwa sebaiknya baginda sendiri yang datangmenemui Syeikh
Muhammad di rumah Muhammad bin Sulaim. Baginda pun
page 7 / 19
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_bin_Saud&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_bin_Sulaim_al-%60Arini&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Istrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Wanitahttp://id.wikipedia.org/wiki/Allahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Al-Quranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
menyetujui nasihat tersebut. Maka pergilah baginda bersama
beberapa orangpentingnya ke rumah Muhammad bin Sulaim, di mana
Syeikh Muhammadbermalam.
Sesampainya baginda di rumah Muhammad bin Sulaim, amir Ibnu Saud
memberisalam dan dibalas dengan salam dari Syeikh dan bin Sulaim.
Amir Ibnu Saudberkata: “Ya Syeikh! Bergembiralah anda di negeri
kami, kami menerima dan menyambut kedatangan anda di negeri ini
dengan penuh gembira. Dan kami berikrar untuk menjamin keselamatan
dan keamanan anda Syeikh di negeri inidalam menyampaikan dakwahnya
kepada masyarakat Dariyah. Demi kejayaan dakwah Islamiyah yang anda
Syeikh rencanakan, kami dan seluruh keluarga besar Ibnu Saud akan
mempertaruhkan nyawa dan harta untuk bersama-sama anda Syeikh
berjuang demi meninggikan agama Allah dan menghidupkan sunnah
RasulNya sehingga Allah memenangkan perjuangan ini, Insya
Allah!”
Kemudian anda Syeikh menjawab: “Alhamdulillah, anda juga patut
gembira, danInsya Allah negeri ini akan diberkati Allah Subhanahu
wa Taala. Kami inginmengajak umat ini kepada agama Allah. Siapa
yang menolong agama ini, Allahakan menolongnya. Dan siapa yang
mendukung agama ini, nescaya Allah akanmendukungnya. Dan Insya
Allah kita akan melihat kenyataan ini dalam waktu yangtidak begitu
lama.” Demikianlah seorang Amir (penguasa) tunggal negeri
Dariyah,yang bukan hanya sekadar membela dakwahnya saja, tetapi
juga sekaligusmembela darahnya bagaikan saudara kandung sendiri,
yang berarti di antara Amirdan Syeikh sudah bersumpah setia
sehidup-semati, senasib, dalam menegakkanhukum Allah dan RasulNya
di bumi persada tanah Dariyah. Ternyata apa yangdiikrarkan oleh
Amir Ibnu Saud itu benar-benar ditepatinya. Ia bersama
Syeikhseiring sejalan, bahu-membahu dalam menegakkan kalimah Allah,
dan berjuang di jalanNya.
Nama Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan ajaran-ajarannya itu
sudahbegitu terdengar di kalangan masyarakat, baik di dalam negeri
Dariyah maupun dinegeri-negeri tetangga. Masyarakat luar Dariyah
pun berduyun-duyun datang keDariyah untuk menetap dan tinggal di
negeri ini, sehingga negeri Dariyah penuhsesak dengan kaum
muhajirin dari seluruh pelosok tanah Arab. Beliau pun mulai membuka
madrasah dengan menggunakan kurikulum yang menjadi teras
bagirencana perjuangan beliau, yaitu bidang pengajian Aqaid
al-Qur’an, tafsir, fiqh, usulfiqh, hadith, musthalah hadith,
gramatikanya dan lain-lain.
page 8 / 19
http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Allahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Islamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakathttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
Dalam waktu yang singkat saja, Dariyah telah menjadi kiblat ilmu
dan kota pelajarpenuntut Islam. Para penuntut ilmu, tua dan muda,
berduyun-duyun datang kenegeri ini. Di samping pendidikan formal
(madrasah), diadakan juga dakwah yangbersifat terbuka untuk semua
lapisan masyarakat umum. Gema dakwah beliaubegitu membahana di
seluruh pelosok Dariyah dan negeri-negeri jiran yang lain.Kemudian,
Syeikh mula menegakkan jihad, menulis surat-surat dakwahnya
kepadatokoh-tokoh tertentu untuk bergabung dengan barisan
Muwahhidin yang dipimpinoleh beliau sendiri. Hal ini dalam rangka
pergerakan pembaharuan tauhid demimembasmi syirik, bidah dan
khurafat di negeri mereka masing-masing. Untuklangkah awal
pergerakan itu, beliau memulai di negeri Najd. Beliau pun
mulamengirimkan surat-suratnya kepada ulama-ulama dan
penguasa-penguasa di sana.
Berdakwah Melalui Surat-menyurat
Syeikh menempuh pelbagai macam dan cara, dalam menyampaikan
dakwahnya,sesuai dengan keadaan masyarakat yang dihadapinya. Di
samping berdakwahmelalui lisan, beliau juga tidak mengabaikan
dakwah secara pena dan pada saatnya juga jika perlu beliau
berdakwah dengan besi (pedang).
Maka Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-ulama Riyadh dan
paraumaranya, yang pada ketika itu adalah Dahkan bin Dawwas.
Surat-surat itudikirimkannya juga kepada para ulama dan
penguasa-penguasa. Beliau terusmengirimkan surat-surat dakwahnya
itu ke sleuruh penjuru Arab, baik yang dekatataupun jauh. Di dalam
surat-surat itu, beliau menjelaskan tentang bahaya syirikyang
mengancam negeri-negeri Islam di seluruh dunia, juga bahaya bid’ah,
khurafat dan tahyul.
Bukanlah berarti bahwa ketika itu tidak ada lagi perhatian para
ulama Islam setempat kepada agama ini, sehingga seolah-olah
bagaikan tidak ada lagi yangmemperahtikan masalah agama. Akan
tetapi yang sedang kita bicarakan sekarangadalah masalah negeri
Najd dan sekitarnya.
Berkat hubungan surat menyurat Syeikh terhadap para ulama dan
umara dalamdan luar negeri, telah menambahkan kemasyhuran nama
Syeikh sehingga beliau disegani di antara kawan dan lawannya,
hingga jangkauan dakwahnya semakinjauh berkumandang di luar negeri,
dan tidak kecil pengaruhnya di kalangan para
page 9 / 19
http://id.wikipedia.org/wiki/Jihadhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bidahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Khurafat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Syirikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bid%E2%80%99ah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Khurafat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tahyul&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
ulama dan pemikir Islam di seluruh dunia, seperti di Hindia,
Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Afrika Utara, Maghribi, Mesir,
Syria, Iraq dan lain-lain lagi.
Memang cukup banyak para da’i dan ulama di negeri-negeri
tersebut tetapi pada waktu itu kebanyakan di antara mereka yang
kehilangan arah, meskipun merekamemiliki ilmu-ilmu yang cukup
memadai.
Demikianlah banyaknya surat-menyurat di antara Syeikh dengan
para ulama didalam dan luar Jazirah Arab, sehingga menjadi dokumen
yang amat berharga sekali. Akhir-akhir ini semua tulisan beliau,
yang berupa risalah, maupunkitab-kitabnya, sedang dihimpun untuk
dicetak dan sebagian sudah dicetak dandisebarkan ke seluruh pelosok
dunia Islam, baik melalui Rabithah al-`Alam Islami, maupun terus
dari pihak kerajaan Saudi sendiri ( di masa mendatang). Begitu
jugadengan tulisan-tulisan dari putera-putera dan cucu-cucu beliau
serta tulisan-tulisanpara murid-muridnya dan pendukung-pendukungnya
yang telah mewarisi ilmu-ilmubeliau. Di masa kini, tulisan-tulisan
beliau sudah tersebar luas ke seluruh pelosok dunia Islam.
Dengan demikian, jadilah Dar’iyah sebagai pusat penyebaran
dakwah kaum Muwahhidin (gerakan pemurnian tauhid) oleh Syeikh
Muhammad bin `Abdul Wahabyang didukung oleh penguasa Amir Ibnu
Saud. Kemudian murid-murid keluaranDar’iyah pula menyebarkan
ajaran-ajaran tauhid murni ini ke seluruh pelusuknegeri dengan cara
membuka sekolah-sekolah di daerah-daerah mereka.
Sejarah pembaharuan yang digerakkan oleh Syeikh Muhammad bin
`Abdul Wahabini tercatat dalam sejarah dunia sebagai yang paling
hebat dari jenisnya dan amatcemerlang.
Di samping itu, hal ini merupakan suatu pergerakan perubahan
besar yang banyakmemakan korban manusia maupun harta benda. Karena
pergerakan ini mendapattentangan bukan hanya dari luar, akan tetapi
lebih banyak datangnya darikalangan sendiri, terutama dari
tokoh-tokoh agama Islam sendiri yang takut akankehilangan pangkat,
kedudukan, pengaruh dan jamaahnya. Namun, oleh karenaperlawanan
sudah juga digencarkan muslimin sendiri, maka orang-orang di
luarIslam pula, terutama kaum orientalis mendapat angin segar untuk
turutcampur-tangan membesarkan perselisihan diantara umat Islam
sehingga terjadi
page 10 / 19
http://id.wikipedia.org/wiki/Hindiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pakistanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afghanistanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Utarahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Maghribi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rabithah_al-%60Alam_Islami&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
saling membid’ahkan dan bahkan saling mengkafirkan.
Masa-masa tersebut telah pun berlalu. Umat Islam kini sudah
sedar tentang apadan siapa kaum pengikut dakwah Rasulullah yang
diteruskan Muhammad bin Abdul Wahhab (dijuluki Wahabi). Dan satu
persatu kejahatan dan kebusukan kaum orientalis yang sengaja
mengadu domba antara sesama umat Islam semenjak awal, begitu juga
dari kaum penjajah Barat, semuanya kini sudah terungkap.
Meskipun usaha musuh-musuh dakwahnya begitu hebat, sama ada dari
kalangandalam Islam sendiri, mahupun dari kalangan luarnya, yang
dilancarkan melalui pena atau ucapan, yang ditujukan untuk
membendung dakwah tauhid ini, namunusaha mereka sia-sia belaka,
karena ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala telahmemenangkan
perjuangan dakwah tauhid yang dipelopori oleh Syeikh Islam,
ImamMuhammad bin `Abdul Wahab yang telah mendapat sambutan bukan
hanya olehpenduduk negeri Najd saja, akan tetapi juga sudah
menggema ke seluruh duniaIslam dari Maghribi sampai ke Merauke,
malah kini sudah berkumandang pula keseluruh dunia.
Dalam hal ini, jasa-jasa Putera Muhammad bin Saud (pendiri
kerajaan Arab Saudi)dengan semua anak cucunya tidaklah boleh
dilupakan begitu saja, di mana darimasa ke masa mereka telah
membantu perjuangan tauhid ini dengan harta danjiwa.
Untuk mencapai tujuan pemurnian ajaran agama Islam, Syeikh
Muhammad bin `Abdul Wahab telah menempuh pelbagai macam cara.
Kadangkala lembut dan kadangkala kasar, sesuai dengan sifat orang
yang dihadapinya. Beliau mendapatpertentangan dan perlawanan dari
kelompok yang tidak menyenanginya karenasikapnya yang tegas dan
tanpa kompromi, sehingga lawan-lawannya membuattuduhan-tuduhan
ataupun pelbagai fitnah terhadap dirinya
danpengikut-pengikutnya.
Musuh-musuhnya pernah menuduh bahwa Syeikh Muhammad bin `Abdul
Wahabtelah melarang para pengikutnya membaca kitab fiqh, tafsir dan
hadith. Malahanada yang lebih keji, yaitu menuduh Syeikh Muhammad
telah membakar beberapakitab tersebut, serta menafsirkan Al Qur’an
menurut kehendak hawa nafsu sendiri.
page 11 / 19
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Orientalis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meraukehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_bin_Saud&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Al_Qur%E2%80%99an&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
Apa yang dituduh dan difitnah terhadap Syeikh Ibnu `Abdul Wahab
itu, telah dijawab dengan tegas oleh seorang pengarang terkenal,
yaitu al-Allamah Syeikh Muhammad Basyir as-Sahsawani, dalam bukunya
yang berjudul Shiyanah al-Insandi halaman 473 seperti berikut:
“Sebenarnya tuduhan tersebut telah dijawab sendiri oleh Syeikh
Ibnu `AbdulWahab sendiri dalam suatu risalah yang ditulisnya dan
dialamatkan kepada `Abdullah bin Suhaim dalam pelbagai masalah yang
diperselisihkan itu. Diantaranya beliau menulis bahwa semua itu
adalah bohong dan kata-kata dustabelaka, seperti dia dituduh
membatalkan kitab-kitab mazhab, dan diamendakwakan dirinya sebagai
mujtahid, bukan muqallid.”
Kemudian dalam sebuah risalah yang dikirimnya kepada
`Abdurrahman bin`Abdullah, Muhammad bin `Abdul Wahab berkata: “
Aqidah dan agama yang akuanut, ialah mazhab Ahli Sunnah wal Jamaah,
sebagai tuntunan yang dipegang olehpara Imam Muslimin, seperti
Imam-imam Mazhab empat dan pengikut-pengikutnyasampai hari kiamat.
Aku hanyalah suka menjelaskan kepada orang-orang tentangpemurnian
agama dan aku larang mereka berdoa (mohon syafaat) pada orangyang
hidup atau orang mati daripada orang-orang soleh dan lainnya.”
`Abdullah bin Muhammad bin `Abdul Wahab, menulis dalam
risalahnya sebagairingkasan dari beberapa hasil karya ayahnya,
Syeikh Ibnu `Abdul Wahab, sepertiberikut: “Bahwa mazhab kami dalam
Ushuluddin (Tauhid) adalah mazhab AhlusSunnah wal Jamaah, dan cara
(sistem) pemahaman kami adalah mengikuti caraUlama Salaf. Sedangkan
dalam hal masalah furu’ (fiqh) kami cenderung mengikutimazhab Ahmad
bin Hanbal rahimahullah. Kami tidak pernah mengingkari(melarang)
seseorang bermazhab dengan salah satu daripada mazhab yangempat.
Dan kami tidak mempersetujui seseorang bermazhab kepada mazhab
yangluar dari mazhab empat, seprti mazhab Rafidhah, Zaidiyah,
Imamiyah dan lain-lainlagi. Kami tidak membenarkan mereka mengikuti
mazhab-mazhab yang batil.Malah kami memaksa mereka supaya bertaqlid
(ikut) kepada salah satu darimazhab empat tersebut. Kami tidak
pernah sama sekali mengaku bahwa kamisudah sampai ke tingkat
mujtahid mutlaq, juga tidak seorang pun di antara parapengikut kami
yang berani mendakwakan dirinya dengan demikian. Hanya adabeberapa
masalah yang kalau kami lihat di sana ada nash yang jelas, baik
dariQur’an mahupun Sunnah, dan setelah kami periksa dengan teliti
tidak ada yangmenasakhkannya, atau yang mentaskhsiskannya atau yang
menentangnya, lebihkuat daripadanya, serta dipegangi pula oleh
salah seorang Imam empat, maka kami mengambilnya dan kami
meninggalkan mazhab yang kami anut, seperti dalam masalah warisan
yang menyangkut dengan kakek dan saudara lelaki; Dalam
page 12 / 19
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_Basyir_as-Sahsawani&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shiyanah_al-Insan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mazhabhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muqallid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%60Abdurrahman_bin_%60Abdullah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=%60Abdurrahman_bin_%60Abdullah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Aqidahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ahli_Sunnah_wal_Jamaah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syeikh_Ibnu_%60Abdul_Wahab&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Furu%E2%80%99&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_bin_Hanbalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rafidhah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Zaidiyahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Imamiyahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mujtahid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mutlaq&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sunnah
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
hal ini kami berpendirian mendahulukan kakek, meskipun menyalahi
mazhab kami(Hambali).”
Demikianlah bunyi isi tulisan kitab Shiyanah al-Insan, hal. 474.
Seterusnya beliau berkata: “Adapun yang mereka fitnah kepada kami,
sudah tentu dengan maksuduntuk menutup-nutupi dan
menghalang-halangi yang hak, dan mereka membohongi orang banyak
dengan berkata: `Bahwa kami suka mentafsirkan Qur’an dengan selera
kami, tanpa mengindahkan kitab-kitab tafsirnya. Dan kamitidak
percaya kepada ulama, menghina Nabi kita Muhammad Shalallahu
‘alaihiwassalam’ dan dengan perkataan `bahwa jasad Nabi Shalallahu
‘alaihi wassalamitu buruk di dalam kuburnya. Dan bahwa tongkat kami
ini lebih bermanfaatdaripada Nabi, dan Nabi itu tidak mempunyai
syafaat.
Dan ziarah kepada kubur Nabi itu tidak sunat, Nabi tidak
mengerti makna “La ilahaillallah” sehingga perlu diturunkan
kepadanya ayat yang berbunyi: “Fa’lam annahuLa ilaha illallah,” dan
ayat ini diturunkan di Madinah. Dituduhnya kami lagi, bahwakami
tidak percaya kepada pendapat para ulama. Kami telah
menghancurkankitab-kitab karangan para ulama mazhab, karena
didalamnya bercampur antarayang hak dan batil. Malah kami dianggap
mujassimah (menjasmanikan Allah), sertakami mengkufurkan
orang-orang yang hidup sesudah abad keenam, kecuali yangmengikuti
kami. Selain itu kami juga dituduh tidak mahu menerima
bai’ahseseorang sehingga kami menetapkan atasnya `bahwa dia itu
bukan musyrikbegitu juga ibu-bapaknya juga bukan musyrik.’
Dikatakan lagi bahwa kami telah melarang manusia membaca selawat
ke atas Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dan mengharamkan berziarah
ke kubur-kubur. Kemudian dikatakannya pula, jika seseorang yang
mengikuti ajaran agama sesuaidengan kami, maka orang itu akan
diberikan kelonggaran dan kebebasan darisegala beban dan tanggungan
atau hutang sekalipun.
Kami dituduh tidak mahu mengakui kebenaran para ahlul Bait
Radiyallahu ‘anhum.Dan kami memaksa menikahkan seseorang yang tidak
kufu serta memaksaseseorang yang tua umurnya dan ia mempunyai
isteri yang muda untukdiceraikannya, karena akan dinikahkan dengan
pemuda lainnya untuk mengangkatderajat golongan kami.
page 13 / 19
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mujassimah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bai%E2%80%99ah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ahlul_Bait
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
Maka semua tuduhan yang diada-adakan dalam hal ini sungguh kami
tidak mengerti apa yang harus kami katakan sebagai jawapan, kecuali
yang dapat kamikatakan hanya “Subhanaka – Maha suci Engkau ya
Allah” ini adalah kebohonganyang besar. Oleh karena itu, maka
barangsiapa menuduh kami dengan hal-halyang tersebut di atas tadi,
mereka telah melakukan kebohongan yang amat besarterhadap kami.
Barangsiapa mengaku dan menyaksikan bahwa apa yangdituduhkan tadi
adalah perbuatan kami, maka ketahuilah: bahwa kesemuanya ituadalah
suatu penghinaan terhadap kami, yang dicipta oleh musuh-musuh
agamaataupun teman-teman syaithan dari menjauhkan manusia untuk
mengikuti ajaransebersih-bersih tauhid kepada Allah dan keikhlasan
beribadah kepadaNya.
Kami beri’tiqad bahwa seseorang yang mengerjakan dosa besar,
seperti melakukan pembunuhan terhadap seseorang Muslim tanpa alasan
yang wajar, begitu juga seperti berzina, riba’ dan minum arak,
meskipun berulang-ulang, makaorang itu hukumnya tidaklah keluar
dari Islam (murtad), dan tidak kekal dalamneraka, apabila ia tetap
bertauhid kepada Allah dalam semua ibadahnya.”(Shiyanah al-Insan,
m.s 475)
Khusus tentang Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, Syeikh
Muhammadbin `Abdul Wahab berkata: “Dan apapun yang kami yakini
terhadap martabat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam bahwa
martabat beliau itu adalah setinggi-tinggi martabat makhluk secara
mutlak. Dan Beliau itu hidup di dalamkuburnya dalam keadaan yang
lebih daripada kehidupan para syuhada yang telahdigariskan dalam
Al-Qur’an. Karena Beliau itu lebih utama dari mereka, dengantidak
diragukan lagi. Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
mendengarsalam orang yang mengucapkan kepadanya. Dan adalah sunnah
berziarah kepadakuburnya, kecuali jika semata-mata dari jauh hanya
datang untuk berziarah kemaqamnya. Namun Sunat juga berziarah ke
masjid Nabi dan melakukan solat didalamnya, kemudian berziarah ke
maqamnya. Dan barangsiapa yangmenggunakan waktunya yang berharga
untuk membaca selawat ke atas Nabi,selawat yang datang daripada
beliau sendiri, maka ia akan mendapat kebahagiaandi dunia dan
akhirat.”
Tantangan Dakwah Beliau dan Pemecahannya
Sebagaimana lazimnya, seorang pemimpin besar dalam suatu gerakan
perubahan ,maka Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab pun tidak lepas
dari sasaranpermusuhan dari pihak-pihak tertentu, baik dari dalam
maupun dari luar Islam,
page 14 / 19
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
terutama setelah Syeikh menyebarkah dakwahnya dengan tegas
melalui tulisan-tulisannya, berupa buku-buku mahupun surat-surat
yang tidak terkirabanyaknya. Surat-surat itu dikirim ke segenap
penjuru negeri Arab dan juganegeri-negeri Ajam (bukan Arab).
Surat-suratnya itu dibalas oleh pihak yang menerimanya, sehingga
menjadiberatus-ratus banyaknya. Mungkin kalau dibukukan niscaya
akan menjadi puluhanjilid tebalnya.
Sebagian dari surat-surat ini sudah dihimpun, diedit serta
diberi ta’liq dan sudahditerbitkan, sebagian lainnya sedang dalam
proses penyusunan. Ini tidak termasukbuku-buku yang sangat berharga
yang sempat ditulis sendiri oleh Syeikh dicelah-celah kesibukannya
yang luarbiasa itu. Adapun buku-buku yang sempatditulisnya itu
berupa buku-buku pegangan dan rujukan kurikulum yang dipakai
dimadrasah-madrasah ketika beliau memimpin gerakan tauhidnya.
Tentangan maupun permusuhan yang menghalang dakwahnya, muncul
dalam duabentuk: 1. Permusuhan atau tentangan atas nama ilmiyah dan
agama, 2. Atasnama politik yang berselubung agama.
Bagi yang terakhir, mereka memperalatkan golongan ulama
tertentu, demi mendukung kumpulan mereka untuk memusuhi dakwah
Wahabiyah.
Mereka menuduh dan memfitnah Syeikh sebagai orang yang sesat
lagimenyesatkan, sebagai kaum Khawarij, sebagai orang yang ingkar
terhadap ijma’ulama dan pelbagai macam tuduhan buruk lainnya.
Namun Syeikh menghadapi semuanya itu dengan semangat tinggi,
dengan tenang, sabar dan beliau tetap melancarkan dakwah bil lisan
dan bil hal, tanpa mempedulikan celaan orang yang mencelanya.
Pada hakikatnya ada tiga golongan musuh-musuh dakwah beliau:
page 15 / 19
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
1. Golongan ulama khurafat, yang mana mereka melihat yang haq
(benar) itu batildan yang batil itu haq. Mereka menganggap bahwa
mendirikan bangunan di ataskuburan lalu dijadikan sebagai masjid
untuk bersembahyang dan berdoa di sanadan mempersekutukan Allah
dengan penghuni kubur, meminta bantuan danmeminta syafaat padanya,
semua itu adalah agama dan ibadah. Dan jika adaorang-orang yang
melarang mereka dari perbuatan jahiliyah yang telah menjadiadat
tradisi nenek moyangnya, mereka menganggap bahwa orang itu
membenciauliya’ dan orang-orang soleh, yang bererti musuh mereka
yang harus segera diperangi.
2. Golongan ulama taashub, yang mana mereka tidak banyak tahu
tentang hakikatSyeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dan hakikat
ajarannya. Mereka hanya taqlidbelaka dan percaya saja terhadap
berita-berita negatif mengenai Syeikh yangdisampaikan oleh kumpulan
pertama di atas sehingga mereka terjebak dalamperangkap Ashabiyah
(kebanggaan dengan golongannya) yang sempit tanpamendapat
kesempatan untuk melepaskan diri dari belitan ketaashubannya.
Lalumenganggap Syeikh dan para pengikutnya seperti yang
diberitakan, yaitu; antiAuliya’ dan memusuhi orang-orang shaleh
serta mengingkari karamah mereka.Mereka mencaci-maki Syeikh
habis-habisan dan beliau dituduh sebagai murtad.
3. Golongan yang takut kehilangan pangkat dan jawatan, pengaruh
dan kedudukan. Maka golongan ini memusuhi beliau supaya dakwah
Islamiyah yangdilancarkan oleh Syeikh yang berpandukan kepada
aqidah Salafiyah murni gagalkarena ditelan oleh suasana
hingar-bingarnya penentang beliau.
Demikianlah tiga jenis musuh yang lahir di tengah-tengah
nyalanya api gerakanyang digerakkan oleh Syeikh dari Najd ini, yang
mana akhirnya terjadilah perangperdebatan dan polemik yang
berkepanjangan di antara Syeikh di satu pihak danlawannya di pihak
yang lain. Syeikh menulis surat-surat dakwahnya kepadamereka, dan
mereka menjawabnya. Demikianlah seterusnya.
Perang pena yang terus menerus berlangsung itu, bukan hanya
terjadi di masa hayat Syeikh sendiri, akan tetapi berterusan sampai
kepada anak cucunya. Dimana anak cucunya ini juga ditakdirkan Allah
menjadi ulama.
Merekalah yang meneruskan perjuangan al-maghfurlah Syeikh
Muhammad bin
page 16 / 19
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
`Abdul Wahab, yang dibantu oleh para muridnya dan
pendukung-pendukung ajarannya. Demikianlah perjuangan Syeikh yang
berawal dengan lisan, lalu denganpena dan seterusnya dengan
senjata, telah didukung sepenuhnya oleh AmirMuhammad bin Saud,
penguasa Dar’iyah.
Beliau pertama kali yang mengumandangkan jihadnya dengan pedang
pada tahun 1158 H. Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang da’i
ilallah, apabila tidakdidukung oleh kekuatan yang mantap, pasti
dakwahnya akan surut, meskipun padatahap pertama mengalami
kemajuan. Namun pada akhirnya orang akan jemu dansecara
beransur-ansur dakwah itu akan ditinggalkan oleh para
pendukungnya.
Oleh karena itu, maka kekuatan yang paling ampuh untuk
mempertahankandakwah dan pendukungnya, tidak lain harus didukung
oleh senjata. Karena masyarakat yang dijadikan sebagai objek
daripada dakwah kadangkala tidak mampan dengan lisan mahupun
tulisan, akan tetapi mereka harus diiring dengansenjata, maka waktu
itulah perlunya memainkan peranan senjata.
Alangkah benarnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: ”
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami, dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telahKami turunkan bersama mereka
Al-Kitab dan Mizan/neraca (keadilan) supayamanusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanyaterdapat
kekuatan yang hebat dan pelbagai manfaat bagi umat manusia,
dansupaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
RasulNya padahalAllah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuat dan Maha Perkasa.”(al-Hadid:25)
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengutus para RasulNya dengan disertai bukti-bukti yang nyata untuk
menumpaskan kebatilandan menegakkan kebenaran. Di samping itu pula,
mereka dibekalkan dengan Kitabyang di dalamnya terdapat pelbagai
macam hukum dan undang-undang,keterangan dan penjelasan. Juga Allah
menciptakan neraca (mizan) keadilan, baikdan buruk serta haq dan
batil, demi tertegaknya kebenaran dan keadilan ditengah-tengah umat
manusia.
Namun semua itu tidak mungkin berjalan dengan lancar dan stabil
tanpa ditunjangoleh kekuatan besi (senjata) yang menurut keterangan
al-Qur’an al-Hadid fihi
page 17 / 19
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
basun syadid yaitu, besi baja yang mempunyai kekuatan dahsyat.
yaitu berupasenjata tajam, senjata api, peluru, senapan, meriam,
kapal perang, nuklir danlain-lain lagi, yang pembuatannya mesti
menggunakan unsur besi.
Sungguh besi itu amat besar manfaatnya bagi kepentingan umat
manusia yangmana al-Qur’an menyatakan dengan Wama nafiu linasi
yaitu dan banyak manfaatnya bagi umat manusia. Apatah lagi jika
dipergunakan bagi kepentingandakwah dan menegakkan keadilan dan
kebenaran seperti yang telah dimanfaatkanoleh Syeikh Muhammad bin
`Abdul Wahab semasa gerakan tauhidnya tiga abadyang lalu.
Orang yang mempunyai akal yang sehat dan fikiran yang bersih
akan mudah menerima ajaran-ajaran agama, sama ada yang dibawa oleh
Nabi, mahupun olehpara ulama. Akan tetapi bagi orang zalim dan suka
melakukan kejahatan, yangdiperhambakan oleh hawa nafsunya, mereka
tidak akan tunduk dan tidak akanmau menerimanya, melainkan jika
mereka diiring dengan senjata.
Penutup
Demikianlah Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dalam dakwah dan
jihadnyatelah memanfaatkan lisan, pena serta pedangnya seperti yang
dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri, di
waktu baginda mengajak kaumQuraisy kepada agama Islam pada waktu
dahulu. Yang demikian itu telahdilakukan terus menerus oleh Syeikh
Muhammad selama lebih kurang 48 tahuntanpa berhenti, yaitu dari
tahun 1158 Hinggalah akhir hayatnya pada tahun 1206H.
Wafatnya Beliau
Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48
tahunlebih di Dar’iyah. Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan
menulis, mengajar, berdakwah dan berjihad serta mengabdi sebagai
menteri penerangan KerajaanSaudi di Tanah Arab. Muhammad bin
Abdulwahab berdakwah sampai usia 92tahun, beliau wafat pada tanggal
29 Syawal 1206 H, bersamaan dengan tahun
page 18 / 19
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penutup_Muhammad_bin_Abdul_Wahhab&action=edit&redlink=1
-
TOTO HARYANTO | Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
WahabCopyright Toto Haryanto
[email protected]://totoharyanto.staff.ipb.ac.id/2010/11/02/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahab/
1793 M, dalam usia 92 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Dar’iyah
(Najd).
Dengarkan Juga
AUDIO SALAF: http://ahlussunnah.web.id/audio/index.php?id=156
(Audio BiographiSyaikhul Islam Syaikh Muhammad ibn Abdul Wahhab
-rahimahulloh)
page 19 / 19
http://ahlussunnah.web.id/audio/index.php?id=156