Top Banner
Topologi Star Tujuan Mempraktekkan simulasi topologi star. Memahami konsep topologi star setelah membuatnya. Landasan Teori Setiap sentral (server, workstation dan peripheral) pada topologi star terhubung secara langsung ke pusat jaringan/terminal pusat yang dapat berupa hub/switch) Tools Packet Tracer 5.0 Membuat Simulasi Jaringan Topologi Star Kita akan membuat simulasi jaringan topologi star. Setiap node yang ada dalam topologi star terhubung ke sebuah switch.
68

Topologi Star.docx

Dec 02, 2015

Download

Documents

James E Hutapea
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Topologi Star.docx

Topologi Star

 

Tujuan

         Mempraktekkan simulasi topologi star.

         Memahami konsep topologi star setelah membuatnya.

 

Landasan Teori

Setiap sentral (server, workstation dan peripheral) pada topologi star terhubung secara langsung ke pusat jaringan/terminal pusat yang dapat berupa hub/switch)

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Membuat Simulasi Jaringan Topologi Star

Kita akan membuat simulasi jaringan topologi star. Setiap node yang ada dalam topologi star terhubung ke sebuah switch.

 

Page 2: Topologi Star.docx

Gambar 1.1: Skema Topologi Star

 

Langkah kerja:

1.      Siapkan sebuah switch jenis 2950-24 kemudian siapkan 12 unit PC mengelilingi switch tersebut.

2.      Hubungkan masing-masing PC ke switch dengan automatic connection.

Page 3: Topologi Star.docx

3.      Konfigurasi masing-masing PC dengan IP yang seragam (dalam network yang sama) dan unik. Misalnya, dari ’10.0.0.2’ sampai ’10.0.0.13’. Subnetmask ’255.255.255.0’.Caranya klik salah satu PC, pilih tab Desktop, IP Configuration. Kemudian isikan IP Address dan Subnet Mask-nya. Lakukan juga pada PC lainnya.

Gambar 1.2: Konfigurasi IP Address pada PC

4.      Setelah itu ping dari setiap PC ke PC lainnya lewat command line. Caranya klik salah satu PC, Desktop, Command Prompt. Kemudian ketik ‘ping <IP Address PC tujuan>’ misalnya ‘ping 10.0.0.3’. Jika terdapat reply, berarti PC sudah saling terhubung.

 

Gambar 1.3: Ping

Page 4: Topologi Star.docx

 

Kesimpulan

Pada topologi star terdapat terminal pusat dimana semua node terhubung pada terminal pusat ini. Topologi star cukup sederhana dan mudah untuk diimplementasikan.

Page 5: Topologi Star.docx

Local Area Network (LAN)

 

Tujuan

         Mempraktekkan simulasi LAN.

         Mengetahui manfaat LAN.

 

Landasan Teori

Local Area Network merupakan jaringan milik 1 organisasi/perorangan/kampus. LAN menghubungkan antar komputer atau workstation untuk memakai bersama sumberdaya dan saling bertukar informasi.

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Membuat Simulasi Local Area Network

 

Page 6: Topologi Star.docx

Gambar 2.1: Skema LAN

 

Kita akan membuat simulasi LAN dimana di dalamnya terdapat server, PC, printer, dan sumberdaya lainnya. Pada gambar 2, penggunaan Cloud-PT bertujuan untuk menghubungkan jaringan yang ada di luar. Untuk sementara ini, Cloud-PT tidak diaktifkan.

 

Langkah kerja:

1.      Siapkan semua device yang dibutuhkan untuk jaringan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 di atas. Terdiri dari Server-PT, PC-PT, Switch 2950-24, Router 2811, Cloud-PT, AccessPoint-PT, Wireless PC, Wireless Printer, IP Phone 7960, dan Printer-PT.

2.      Hubungkan setiap device dengan automatic connection kecuali device yang nirkabel. Hubungkan seperti pada gambar yang diberikan.

3.      Pada jaringan ini, kita menggunakan Network ’10.0.0.0/24’. Berarti subnetmask-nya adalah ’255.255.255.0’. Default Gateway ’10.0.0.1’. IP DNS Server yang dipakai adalah ’10.0.0.2’. Kemudian konfigurasi IP pada masing-masing PC, Server, dan Printer. Jangan lupa untuk

Page 7: Topologi Star.docx

melakukan konfigurasi terhadap router. Juga jangan lupa isi Default Gateway dan DNS Server pada konfigurasi IP Address PC.

 

Gambar 2.2: Contoh Konfigurasi Router

 

4.      Untuk server, jika perlu, ubah script HTML-nya agar mudah dikenali saat dipanggil lewat web browser.

5.      Untuk PC nirkabel dan printer nirkabel, jika access point menggunakan WEP jangan lupa untuk memasukkan key yang tepat pada konfigurasinya. Karena jika key-nya tidak sesuai, maka device tidak dapat terhubung dengan access point. SSID juga harus sama dengan yang ada pada access point.

Page 8: Topologi Star.docx

 

Gambar 2.3: Konfigurasi Access Point

 

Page 9: Topologi Star.docx

Gambar 2.4: Contoh Konfigurasi pada Wireless PC

 

Page 10: Topologi Star.docx

Gambar 2.5: Contoh Konfigurasi pada Wireless Printer

 

6.      Pada DNS, tambahkan domain name ‘www.dns.net’ dengan IP Address ’10.0.0.2’. Kemudian tambahkan juga domain name ‘www.web.net’ dengan IP Address yang sesuai dengan server ‘Web’.

 

Page 11: Topologi Star.docx

Gambar 2.6: Contoh Konfigurasi DNS

 

7.      Lakukan ping dari setiap PC ke setiap device dan pastikan semuanya terhubung dengan baik. Ping juga setiap sumberdaya seperti printer dan IP Phone. Jika berhasil, berarti sumberdaya telah terhubung dan dapat digunakan dalam jaringan. Kemudian coba buka ‘http://www.dns.net’ dan ’http://www.web.net’ lewat web browser masing-masing PC (Desktop → Web Browser). Jika tampil halaman web berarti sudah berjalan dengan baik. Jika tidak ditemukan, coba periksa kembali konfigurasi IP dan DNS Server.

 

Gambar 2.7: Memanggil Halaman Web Server

Page 12: Topologi Star.docx

 

Kesimpulan

Local Area Network memungkinkan penggunaan sumberdaya secara bersama-sama dalam satu jaringan sehingga lebih efisien karena satu sumberdaya dapat digunakan oleh banyak PC.

Page 13: Topologi Star.docx

IPv4 (IP version 4)

 

Tujuan

         Memahami IPv4.

         Mempelajari implementasi IPv4 pada jaringan.

 

Landasan Teori

IPv4 ditulis sebagai 4 kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik. Setiap kelompoknya terdiri dari 8 bit (dengan range 0~255) sehingga IPv4 terdiri dari 32 bit.

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Nilai x bisa saja ’0’ atau ’1’.

 

Contoh IPv4:

192.168.0.7

10.0.0.3

172.16.0.2

 

IPv4 dibagi menjadi beberapa kelas:

a.       Kelas A0xxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (0.0.0.0 ~ 127.255.255.255).Netmask: 255.0.0.0

b.      Kelas B10xxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (128.0.0.0 ~ 191.255.255.255).Netmask: 255.255.0.0

Page 14: Topologi Star.docx

c.       Kelas C110xxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (192.0.0.0 ~ 223.255.255.255).Netmask: 255.255.255.0

d.      Kelas D1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (224.0.0.0 ~ 239.255.255.255).

e.       Kelas E1111xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (240.0.0.0 ~ 255.255.255.255).

 

Kelas A, B, dan C di-publish untuk umum. Kelas D digunakan untuk pengalamatan multicast. Kelas E digunakan untuk pengalamatan reasearch IETF.

 

Netmask digunakan untuk membedakan antara ‘network address’ dengan ‘host’ dimana kelompok yang bernilai ’0’ adalah untuk host dan kelompok yang bernilai ‘255’ digunakan untuk network address.

 

Selain itu, perlu diketahui bahwa pada setiap subnet di kelas A, B, dan C terdapat Network ID dan broadcast. Network ID memiliki alamat IP dimana oktet keempatnya bernilai ‘0’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.00000000) sedangkan broadcast memiliki alamat IP dimana oktet keempatnya bernilai ‘255’ (xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.11111111).

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Implementasi IPv4 pada Jaringan

 

Page 15: Topologi Star.docx

Gambar 3.1: Skema Jaringan

 

Langkah kerja:

1.      Siapkan 1 router 2811, 2 switch 2950-24, 6 PC-PT kemudian susun seperti gambar 3.

2.      Hubugkan device seperti pada gambar 3 dengan menggunakan automatic connection.

3.      Kelas IPv4 yang akan digunakan adalah kelas C dengan subnetmask ‘255.255.255.0’. Kita akan menghubungkan 2 network yang berbeda dengan menggunakan router. Network yang kita gunakan adalah ‘192.168.0.0/24’ dan ‘192.168.1.0/24’. Sekedar informasi, ‘/24’ setelah IP menandakan bit masking-nya adalah 24-bit (11111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0).

4.      Konfigurasi IP masing-masing PC pada masing-masing jaringan. Gunakan default gateway ’192.168.0.1’ dan ’192.168.1.1’ pada masing-masing PC dengan network yang tepat. Gunakan subnetmask ‘255.255.255.0’.

5.      Konfigurasi IP masing-masing interface router sesuai dengan default gateway dari network yang terhubung pada masing-masing interface router.

6.      Lakukan perintah ‘ping’ antar PC dan pastikan semua PC saling terhubung dengan baik. Jika terhubung dengan baik, maka konfigurasi jaringan sudah benar.

7.      Sekarang kita akan menguji penggunaan address pada host dimana kelompok bit terakhir bernilai ‘0’ (Network ID) dan ‘255’ (Broadcast). Pilih salah satu PC misalnya PC yang IP Address-nya ‘192.168.0.2/24’. Coba ubah IP Address-nya menjadi ‘192.168.0.0’ atau ‘192.168.0.255’.

 

Page 16: Topologi Star.docx

Gambar 3.2: Menggunakan Network ID sebagai Alamat Host

 

Gambar 3.3: Menggunakan Broadcast sebagai Alamat Host

 

8.      Maka akan muncul pesan error seperti gambar 3.4 yang mengatakan bahwa alamat IP yang dimasukkan tidak valid.

Page 17: Topologi Star.docx

Gambar 3.4: Pesan Error (Invalid IP)

 

Kesimpulan

IPv4 terdiri dari 4 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 8 bit (0-255) sehingga semuanya berjumlah 32 bit. Address dimana kelompok bit terakhirnya ‘0’ dan ‘255’ tidak dapat digunakan untuk pengalamatan host karena digunakan sebagai Network ID dan Broadcast.

Page 18: Topologi Star.docx

Internetworking (Part 1)

 

Tujuan

         Memahami apa itu internetwork.

         Mempraktekkan simulasi internetwork.

 

Landasan Teori

Pengertian dari internetwork adalah interkoneksi (hubungan komponen sistem) dalam suatu jaringan tertentu. Misalnya pada kampus atau perusahaan.

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Membuat Simulasi internetwork

Pada bagian ini, kita akan membuat simulasi jaringan yang terdiri dari 4 network dimana keempat network ini dihubungkan dengan router. Salahsatu network digunakan untuk jaringan server.

 

Page 19: Topologi Star.docx

Gambar 4: Skema Jaringan

 

Langkah kerja:

1.      Siapkan 1 router 2811, 4 switch 2950-24, 9 PC-PT, dan 2 Server-PT.

2.      Tentukan alamat untuk masing-masing network.10.0.0.0/24 : untuk jaringan server. Default gateway ‘10.0.0.1’.172.16.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.16.0.1’.172.17.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.17.0.1’.172.18.0.0/24 : untuk jaringan PC. Default gateway ‘172.18.0.1’.

3.      Tentukan IP untuk server DNS. Di sini kita gunakan ’10.0.0.2’.

4.      Hubungkan dengan automatic connection sesuai dengan gambar 4.

5.      Konfigurasi IP setiap PC sesuai dengan masing-masing network. Jangan lupa dengan Subnetmask, Default Gateway, dan DNS Server-nya. DNS Server telah kita tentukan sebelumnya yakni ’10.0.0.2’.

6.      Pilih salah satu Server-PT. Ganti labelnya dengan nama ‘DNS’. Konfigurasi IP dengan IP Address ’10.0.0.2’, Subnetmask dengan ’255.255.255.0’, Default Gateway dengan ’10.0.0.1’. Tambahkan domain name ‘www.dns.net’ dengan IP Address ’10.0.0.2’. Tambahkan domain name ‘www.web.net’ dengan IP Address ’10.0.0.3’. Jika perlu, ubah script HTML-nya agar mudah dikenali saat dipanggil lewat web browser.

Page 20: Topologi Star.docx

7.      Pilih Server-PT berikutnya. Ganti labelnya dengan nama ‘Web’. Konfigurasi IP dengan IP Address ’10.0.0.3’, Subnetmask dengan ’255.255.255.0’, Default Gateway dengan ’10.0.0.1’. Jika perlu, ubah script HTML-nya agar mudah dikenali saat dipanggil lewat web browser.

8.      Konfigurasi IP masing-masing interface router sesuai dengan default gateway dari network yang terhubung pada masing-masing interface router. Pada RIP Routing, tambahkan network address berikut:10.0.0.0172.16.0.0172.17.0.0172.18.0.0

9.      Lakukan ping pada setiap PC ke server dan PC lainnya untuk memeriksa apakah semua sudah terhubung dengan baik. Jika semua sudah terhubung dengan baik coba buka web browser pada salahsatu PC kemudian panggil ‘http://www.dns.net’ dan ‘http://www.web.net’. Jika tampil halaman web, berarti sudah berjalan dengan baik.

 

Kesimpulan

Pada internetwork, dua atau lebih jaringan dihubungkan oleh router. Paket-paket yang dikirimkan oleh suatu jaringan yang tergabung dalam internetwork akan diteruskan oleh router dengan proses routing ke jaringan tujuan.

Page 21: Topologi Star.docx

Internetworking (Part 2)

 

Tujuan

         Memahami tentang static routing.

         Mempraktekkan simulasi static routing.

 

Landasan Teori

Static routing merupakan suatu cara merutekan data pada jaringan dengan jalur yang tetap. Pada routing table ditentukan suatu ‘next hop’ yakni alamat interface router dimana data yang dikirim ke jaringan lain akan dioper ke router ini untuk selanjutnya di-forward atau dioper kembali ke router tetangganya hingga sampai ke jaringan tujuan.

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Simulasi Static Routing

Pada bagian ini kita akan mempraktekkan cara static routing. Pada static routing kita harus menentukan alamat interface lompatan untuk menuju ke network tujuan.

 

Perhatikan skema jaringan pada gambar 5.1.

 

Page 22: Topologi Star.docx

Gambar 5.1: Skema Jaringan

 

Dari skema pada gambar 5.1, terdapat network yang terhubung secara tidak langsung. Untuk itu, perlu didefinisikan alamat interface lompatan pada router untuk menghubungkannya agar bisa berkomunikasi.

 

Pertama-tama, kita buat tabel hubungan antar network berdasarkan gambar 5.1 seperti berikut ini:

 

Network asal Network tujuan Lompatan Router192.168.0.0 192.168.1.0 Langsung Router0192.168.0.0 192.168.2.0 Langsung Router0192.168.0.0 192.168.3.0 via 192.168.2.2 Router0192.168.0.0 192.168.4.0 via 192.168.2.2 Router0192.168.0.0 192.168.5.0 via 192.168.2.2 Router0192.168.0.0 192.168.6.0 via 192.168.2.2 Router0       192.168.1.0 192.168.0.0 Langsung Router0192.168.1.0 192.168.2.0 Langsung Router0192.168.1.0 192.168.3.0 via 192.168.2.2 Router0192.168.1.0 192.168.4.0 via 192.168.2.2 Router0192.168.1.0 192.168.5.0 via 192.168.2.2 Router0192.168.1.0 192.168.6.0 via 192.168.2.2 Router0

Page 23: Topologi Star.docx

       192.168.3.0 192.168.0.0 via 192.168.2.1 Router1192.168.3.0 192.168.1.0 via 192.168.2.1 Router1192.168.3.0 192.168.2.0 Langsung Router1192.168.3.0 192.168.4.0 Langsung Router1192.168.3.0 192.168.5.0 via 192.168.4.2 Router1192.168.3.0 192.168.6.0 via 192.168.4.2 Router1       192.168.5.0 192.168.0.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.5.0 192.168.1.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.5.0 192.168.2.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.5.0 192.168.3.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.5.0 192.168.4.0 Langsung Router2192.168.5.0 192.168.6.0 Langsung Router2       192.168.6.0 192.168.0.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.6.0 192.168.1.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.6.0 192.168.2.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.6.0 192.168.3.0 via 192.168.4.1 Router2192.168.6.0 192.168.4.0 Langsung Router2192.168.6.0 192.168.5.0 Langsung Router2

 

Dengan tabel ini, kita akan lebih mudah untuk memahami hubungan antar network. Agar lebih mudah untuk dijadikan acuan konfigurasi, tabel ini perlu diringkas. Berikut ini langkah-langkahnya:

1.      Hapus kolom network asal.

2.      Hapus baris network yang memiliki lompatan langsung.

3.      Pada router yang sama, network tujuan yang sama dan lompatan via yang sama disatukan saja sehingga tidak terdapat duplikat.

4.      Kolom router pindahkan ke paling kiri.

 

Hasilnya seperti berikut ini:

 

Router Network tujuan LompatanRouter0 192.168.3.0 via 192.168.2.2

Page 24: Topologi Star.docx

Router0 192.168.4.0 via 192.168.2.2Router0 192.168.5.0 via 192.168.2.2Router0 192.168.6.0 via 192.168.2.2     Router1 192.168.0.0 via 192.168.2.1Router1 192.168.1.0 via 192.168.2.1Router1 192.168.5.0 via 192.168.4.2Router1 192.168.6.0 via 192.168.4.2     Router2 192.168.0.0 via 192.168.4.1Router2 192.168.1.0 via 192.168.4.1Router2 192.168.2.0 via 192.168.4.1Router2 192.168.3.0 via 192.168.4.1

 

Selanjutnya tabel ini dapat kita gunakan untuk acuan konfigurasi static routing.

Gambar 5.2: Static Routing pada Router0

 

Page 25: Topologi Star.docx

Gambar 5.3: Static Routing pada Router1

 

Gambar 5.4: Static Routing pada Router2

 

Membuat simulasi jaringan dengan static routing.

Page 26: Topologi Star.docx

Langkah kerja:

1.      Susun sebuah jaringan seperti pada gambar 5.1.

2.      Tentukan network sesuai dengan informasi yang ada pada gambar 5.1.

3.      Seperti biasa, setting IP untuk masing-masing PC (xxx.xxx.xxx.2) dan interface pada router (xxx.xxx.xxx.1 sebagai default gateway).

4.      Konfigurasi static routing pada router (ikuti tabel yang telah diringkas):Router0 (gambar 5.2)192.168.3.0/24 via 192.168.2.2192.168.4.0/24 via 192.168.2.2192.168.5.0/24 via 192.168.2.2192.168.6.0/24 via 192.168.2.2Router1 (gambar 5.3)192.168.0.0/24 via 192.168.2.1192.168.1.0/24 via 192.168.2.1192.168.5.0/24 via 192.168.4.2192.168.6.0/24 via 192.168.4.2Router2 (gambar 5.4)192.168.0.0/24 via 192.168.4.1192.168.1.0/24 via 192.168.4.1192.168.2.0/24 via 192.168.4.1192.168.3.0/24 via 192.168.4.1

5.      Lakukan ping antar PC. Jika pesan yang muncul adalah ‘Destination host unreachable’, berarti masih ada konfigurasi yang salah. Coba periksa kembali static routing pada router dan pengalamatan pada node. Jika sudah ada reply diikuti informasi byte yang terkirim dan TTL, maka network telah terhubung dengan baik.

6.      Sekarang kita akan menguji apa yang akan terjadi jika salah satu network tujuan tidak ditentukan routing-nya. Buka menu konfigurasi (config) Router0 kemudian pilih static. Hapus salahsatu network misalnya ‘192.168.3.0/24’. Kemudian ping dari PC0 (192.168.0.2) ke PC2 (192.168.3.2). Terlihat bahwa hanya ada reply dari Router0. Sekarang coba ping PC3 (192.168.5.2). Terlihat ada reply dari PC3.

 

Page 27: Topologi Star.docx

Gambar 5.5: Ping

 

Kesimpulan

Pada static routing, hanya network tujuan yang telah ditentukan routing-nya atau yang terhubung secara langsung yang bisa berkomunikasi. Sementara network tujuan yang tidak ditentukan routing-nya tidak mampu berkomunikasi kecuali network tersebut terhubung secara langsung. Oleh karena itu, setiap network yang tidak terhubung secara langsung, perlu ditentukan routingnya agar bisa berkomunikasi.

Page 28: Topologi Star.docx

Internetworking (Part 3)

 

Tujuan

         Mempelajari routing dengan OSPF.

         Mempraktekkan simulasi routing dengan OSPF.

 

Landasan Teori

OSPF (Open Shortest Path First) merupakan protokol routing yang memerintahkan untuk mengirimkan link-state advertisement (LSA) ke semua router yang berada di dalam area hierarki yang sama. Router-router OSPF mengakumulasikan informasi link-state sehingga router-router ini menggunakan algoritma SPF untuk menghitung jalur terpendek ke setiap node.

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Routing dengan OSPF

Kita akan mempraktekkan simulasi routing dengan OSPF.

 

Page 29: Topologi Star.docx

Gambar 6.1: Skema Jaringan

 

Langkah Kerja:

1.      Siapkan Router 2811 dan PC-PT kemudian susun dan hubungkan seperti skema pada gambar 6.1.

2.      Network yang akan kita gunakan adalah ‘192.168.0.0/24’ sampai ‘192.168.23.0/24’

3.      Konfigurasi IP Address masing-masing PC dan interface masing-masing router sesuai dengan informasi yang ada pada skema jaringan pada gambar 6.1.

4.      Lakukan konfigurasi OSPF pada semua router melalui CLI. Caranya pilih router yang ingin dikonfigurasi kemudian pilih tab CLI. Jika ada pesan ‘Press RETURN to get started!’, tekan ENTER. Kemudian ketikkan perintah berikut:

enableconf trouter ospf 100network 192.168.0.0 0.255.255.255 area 0

 

Page 30: Topologi Star.docx

Gambar 6.2: Konfigurasi OSPF melalui CLI

 

5.      Lakukan hal yang sama pada router lainnya.

6.      Tunggu beberapa saat. Kemudian jalankan perintah ping antar PC dan pastikan semua terhubung dengan baik.

 

Berikutnya kita akan menguji apakah paket data yang dikirim benar-benar melalui rute terpendek. Dalam kasus ini cost tiap-tiap hubungan antar router dianggap sama pada jaringan yang baru saja kita simulasikan sehingga kita hanya akan melihat dari banyaknya router yang dilalui dan waktu rata-rata agar lebih mudah mengamatinya.

 

1.      Ping dari PC ‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Catat waktu rata-rata dan angka TTL-nya.

 

Page 31: Topologi Star.docx

Gambar 6.3: Ping

 

2.      Hapus kabel pada jaringan ‘192.168.5.0/24’ kemudian ping dari PC ‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Catat waktu rata-rata dan angka TTL-nya.

 

Gambar 6.4: Ping

 

3.      Hapus juga kabel pada jaringan ‘192.168.12.0/24’ kemudian ping dari PC ‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Catat waktu rata-rata dan angka TTL-nya.

 

Page 32: Topologi Star.docx

Gambar 6.5: Ping

 

Dari hasil percobaan diperoleh data:

 

Langkah ke: Angka TTL (Time to Live) Waktu rata-rata1 125 175ms2 123 220ms3 121 303ms

 

Catatan:

TTL adalah banyaknya lompatan (hop) yang masih bisa dilakukan sebelum suatu paket data dihapus. Makin besar angka TTL berarti makin sedikit router yang telah dilalui paket data. Makin kecil angka TTL berarti makin banyak router yang telah dilalui.

 

Sekarang coba hanya kabel pada jaringan ‘192.168.12.0/24’ saja yang dihapus. Ping dari PC ‘192.168.3.2’ ke PC ‘192.168.6.2’. Angka TTL yang diperoleh adalah ‘125’. Ini menunjukkan bahwa paket data dikirim via network terdekat yakni ‘192.168.5.0/24’ ketimbang network ‘192.168.5.0/24’ yang lebih jauh.

 

Page 33: Topologi Star.docx

Gambar 6.6: Ping

 

Kesimpulan

Protokol routing OSPF mengatur agar paket data yang dikirim melewati jalur dengan cost terkecil sehingga pengiriman paket data lebih optimal.

Page 34: Topologi Star.docx

Pengkabelan

 

Tujuan

Mempraktekkan crimping kabel UTP.

 

Landasan Teori

Pemasangan kabel UTP mengikuti aturan standar internasional.

         EIA/TIA 568A

         EIA/TIA 568B

 

Urutan warna pada EIA/TIA 568A adalah:

Putih hijau, hijau, putih oranye, biru, putih biru, oranye, putih coklat, coklat.

 

Urutan warna pada EIA/TIA 568B adalah:

Putih oranye, oranye, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat.

 

Ada 2 cara pemasangan kabel UTP:

         Straight Through (untuk menghubungkan peralatan yang beda jenis)

         Cross Over (untuk menghubungkan peralatan sejenis)

 

Pada Straight Through, kedua ujung kabel memiliki urutan kabel yang sama yakni standar EIA/TIA 568A saja atau standar EIA/TIA 568B saja. Standar EIA/TIA 568B banyak digunakan pada Straight Through. Pada Cross Over, kedua ujung kabel memiliki urutan kabel yang berbeda yakni ujung yang satu standar EIA/TIA 568A sedangkan ujung lainnya standar EIA/TIA 568B.

Page 35: Topologi Star.docx

 

Alat dan Bahan

         Tang Krimping.

         Cable Tester.

         Kabel UTP sepanjang 3 meter atau lebih.

         Sepasang konektor RJ45 atau lebih.

 

Pengkabelan Twisted Pair

Sekarang kita akan melakukan crimping kabel UTP baik dengan cara pemasangan Straight Through maupun cara pemasangan Cross Over.

 

Langkah kerja:

1.      Siapkan semua alat dan bahan.

2.      Potong kabel UTP secukupnya kira-kira 1,5 meter.

3.      Kuliti kedua ujung kabel secukupnya hingga kabel-kabel twisted pair di dalamnya kira-kira cukup untuk dimasukkan ke pin RJ45.

 

Gambar 7.1: Kabel UTP

 

4.      Urutkan warna kabel sesuai dengan standar yang telah dijelaskan pada landasan teori.

Page 36: Topologi Star.docx

Urutan standar EIA/TIA 568A adalah:Putih hijau, hijau, putih oranye, biru, putih biru, oranye, putih coklat, coklat.

Urutan standar EIA/TIA 568B adalah:Putih oranye, oranye, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat.

Ingat! Pada Straight through kedua ujung harus menggunakan urutan yang sama sedangkan pada Cross Over kedua ujung memiliki urutan yang berbeda.

5.      Setelah diurutkan, ratakan dan masukkan pada pin RJ45. Perhatikan posisi pin dan urutan warna kabel. Pin 1 ada di paling kiri dan urutan warna juga dimulai dari kiri.

 

Gambar 7.2: Posisi Pin dan Urutan Kabel

 

6.      Pastikan kabelnya masuk dengan sempurna. Jika sudah, Krimping dengan tang krimping.

7.      Uji dengan Cable Tester. Pada Straight Through nyala lampu indikator berurutan berpasangan, sedangkan pada Cross Over nyala lampu indikator akan berbeda karena urutan kabel pada ujung satunya berbeda.

 

Kesimpulan

Jika lampu indikator pada cable tester menyala dengan benar, berarti kabel sudah dapat digunakan. Jika masih ada lampu indikator yang padam berarti masih ada kesalahan pada proses krimping sehingga kabel perlu dikrimping ulang.

Page 37: Topologi Star.docx

Pengantar Wireless

 

Tujuan

Mempraktekkan simulasi jaringan wireless.

 

Landasan Teori

Jaringan wireless mengacu pada tiap jenis jaringan komputer yang nirkabel, dan biasanya berhubungan dengan jaringan telekomunikasi yang interkoneksi antar node-nya diimplementasikan tanpa menggunakan kabel dengan device wireless sebagai penggantinya.

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Jaringan Wireless

Sekarang kita akan membuat simulasi jaringan wireless. Perhatikan skema jaringan pada gambar berikut ini.

 

Page 38: Topologi Star.docx

Gambar 8.1: Skema Jaringan

 

Langkah kerja:

1.      Siapkan 2 Server-PT, 2 Switch 2950-24, 2 Router 2811, 2 AccessPoint-PT, 2 WirelessRouter, dan 8 Wireless PC. Susun seperti pada gambar skema.

2.      Hubungkan jaringan berkabel seperti pada gambar skema dengan automatic connection.

3.      Gunakan Network Address dan IP Address sesuai dengan informasi yang ada pada gambar skema. Untuk wireless PC dekat wireless router, gunakan DHCP sehingga tidak perlu mengatur IP Address karena akan diatur secara otomatis oleh wireless router. Gunakan ketentuan-ketentuan berikut:

Default gateway x.x.x.1

DNS ‘207.77.0.2’ ‘http://www.dns.net’Web ‘207.77.0.3’ ‘http://www.web.net’

IP Internet WR1 ‘207.77.2.2’IP LAN WR1 ‘192.168.0.1’IP Internet WR2 ‘207.77.2.3’IP LAN WR2 ‘192.168.1.1’

Page 39: Topologi Star.docx

Gambar 8.2: Contoh Setting IP Internet dan LAN pada Wireless Router

SSID WR1 ‘WR1’WEP WR1 ‘3456789012’SSID WR2 ‘WR2’WEP WR2 ‘4567890123’

SSID AP1 ‘AP1’WEP AP1 ‘1234567890’SSID AP2 ‘AP2’WEP AP2 ‘2345678901’

4.      Untuk wireless PC dekat Access Point, konfigurasi IP static seperti biasa. Setelah itu pilih tab config, wireless. Isikan SSID dan WEP Key sesuai dengan Access Point tujuan.

5.      Untuk wireless PC dekat Wireless Router, konfigurasi IP yang digunakan adalah DHCP. Pilih tab config, wireless. Isikan SSID dan WEP Key sesuai dengan Wireless Router tujuan. IP Configuration pilih DHCP.

Page 40: Topologi Star.docx

Gambar 8.3: Contoh Konfigurasi IP Wireless PC dengan DHCP

 

6.      Periksa masing-masing PC apakah sudah terhubung dengan internet atau belum. Buka web browser pada tiap PC kemudian panggil ‘http://www.web.net’. Jika tampil, berarti sudah terhubung dengan baik. Jika tidak, coba periksa DNS atau pengalamatan IP. Jika perlu, coba restart Wireless Router, Access Point, atau Wireless PC agar konfigurasi wireless-nya ter-update kemudian coba buka kembali halaman tadi lewat web browser.

 

Kesimpulan

         Jaringan nirkabel juga bisa terhubung ke jaringan berkabel.

         Terdapat perbedaan antara jaringan nirkabel dengan jaringan berkabel. Perbedaannya terletak pada penggunaan SSID dan WEP juga penggunaan DHCP.

Page 41: Topologi Star.docx

Network Service (XAMPP)

 

Tujuan

         Mampu menggunakan network service.

         Menggunakan XAMPP.

 

Landasan Teori

Network service merupakan pondasi dari lingkungan komputing yang terdapat dalam jaringan. Secara umum, network service ter-install pada satu atau beberapa server untuk menyediakan sumberdaya yang digunakan bersama kepada komputer-komputer klien.

 

XAMPP adalah paket web server gratisan yang open source dan cross-platform. Utamanya, dalam XAMPP terdapat Apache HTTP Server, database MySQL, dan interpreter untuk script PHP dan bahasa pemrograman Perl.

 

Software

         XAMPP 1.7.1 Windows

         Mozilla Firefox

 

Menggunakan XAMPP

XAMPP bisa diunduh di situs apache friends: ’http://www.apachefriends.org/en/xampp.html’

 

Langkah kerja:

1.      Install XAMPP ke harddrive. Instalasinya cukup mudah hanya dengan mengikuti petunjuknya.

Page 42: Topologi Star.docx

2.      Setelah di-install, buka control panel lewat shortcut di desktop.

 

Gambar 9.1: XAMPP Control Panel

 

3.      Untuk menjalankan service yang diinginkan, checklist pada service yang ada kemudian klik start maka akan muncul status ‘running’ setelah nama service-nya.

4.      Buka web browser Anda misalnya Mozilla Firefox. Ketikkan alamat ‘http://localhost/’. Jika muncul halaman utama XAMPP, berarti sudah ter-install. Pilih menu ‘phpinfo()’ untuk melihat informasi mengenai modul PHP yang ter-install.

 

Page 43: Topologi Star.docx

Gambar 9.2: Halaman Utama XAMPP pada Browser

 

5.      Kita akan mencoba mem-publish CMS Joomla pada Apache. Direktori untuk dokumen web ada di folder ‘xampp/htdocs’. Dalam kasus ini, di ‘C:\xampp\htdocs\’. Copy folder Joomla atau ekstrak archive-nya ke lokasi tersebut. Pada web browser Anda, ketikkan alamat ‘http://localhost/Joomla/’. Jika tampil halaman instalasi Joomla, berarti sudah dapat digunakan untuk mem-publish CMS berbasis PHP.

 

Gambar 9.3: Menyalin CMS Joomla ke Web Root

 

Page 44: Topologi Star.docx

Gambar 9.4: Halaman Instalasi Joomla

 

6.      Sekarang kita akan melihat database MySQL. Sebelumnya, kita konfigurasi terlebih dahulu password untuk user root MySQL. Buka web browser Anda kemudian panggil ’http://localhost/security/xamppsecurity.php’. Isikan password baru untuk root kemudian klik ‘Password changing’.

 

Gambar 9.5: Mengatur Password MySQL

Page 45: Topologi Star.docx

 

7.      Setelah mengatur password, kembali ke halaman utama XAMPP. Pilih menu ‘phpMyAdmin’ pada grup ‘Tools’. Akan muncul halaman login. Isikan username dengan ‘root’ dan password dengan password yang telah dikonfigurasikan sebelumnya. Setelah login, akan muncul halaman phpMyAdmin. Di sini kita bisa melakukan management database MySQL.

 

Gambar 9.6: Halaman phpMyAdmin

 

8.      Sekarang kita akan mencoba FTP FileZilla. Untuk melakukan administrasi, buka control panel XAMPP kemudian klik ‘Admin...’ pada FileZilla. Muncul box diaolog untuk koneksi ke server tujuan. Setelah itu, kita bisa melakukan pengaturan-pengaturan yang diperlukan.

 

Page 46: Topologi Star.docx

Gambar 9.7: Koneksi ke Server

 

9.      Saatnya mencoba FTP. Buka explorer kemudian ketikkan alamat misalnya ‘ftp://127.0.0.1’. Akan tampil isi dari folder pada node ‘127.0.0.1’.

 

Gambar 9.8: Memanggil 127.0.0.1 via FTP

 

Kesimpulan

Network service memberikan berbagai layanan dalam jaringan. XAMPP misalnya, menyediakan web server untuk mem-publish web, MySQL sebagai database-nya, dan FileZilla sebagai File Transfer Protocol-nya untuk sharing file.

Page 47: Topologi Star.docx

IPv6 (IP version 6)

 

Tujuan

         Memahami IPv6.

         Mempelajari implementasi IPv6 pada jaringan.

 

Landasan Teori

Panjang total IPv6 adalah 128-bit. Terdiri dari 8 blok berukuran 16-bit yang dapat dikonversi ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit.

 

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6:

2001:0140:ffff:0001:0000:0000:0000:0002

 

Alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menghilangkan banyak karakter 0 menjadi:

2001:140:ffff:1::2

 

Berbeda dari IPv4 dimana prefiksnya merujuk ke subnet mask, IPv6 memiliki prefiks yang tidak merujuk kepada subnet mask karena IPv6 memang tidak mendukung subnet mask. Cara penulisannya sama dengan IPv4. Contoh:

2001:140:ffff:1::2/64

 

Tools

Packet Tracer 5.0

 

Page 48: Topologi Star.docx

Implementasi IPv6 pada Jaringan

Gambar 11.1: Skema Jaringan

 

Langkah kerja:

1.      Seperti biasa, siapkan device-device yang diperlukan yakni 6 PC-PT, 2 Server-PT, 4 Switch 2950-24, 1 Router 2811.

2.      Susun jaringan sesuai dengan skema pada gambar 11.1.

3.      Ketentuan-ketentuan:

Network yang digunakan adalah:2001:140:ffff:1::0/64 default gateway 2001:140:ffff:1::12001:140:ffff:2::0/64 default gateway 2001:140:ffff:2::12001:140:ffff:3::0/64 default gateway 2001:140:ffff:3::12001:140:ffff:4::0/64 default gateway 2001:140:ffff:4::1

Server:DNS 2001:140:ffff:1::2/64 www.dns.netWeb 2001:140:ffff:1::3/64 www.web.net

Page 49: Topologi Star.docx

4.      Konfigurasi IP masing-masing PC dengan IPv6. Caranya klik PC, pilih tab config, settings. Pada groupbox Gateway/DNS IPv6, pilih opsi static kemudian konfigurasikan IPv6 Gateway dan IPv6 DNS Server sesuai address yang telah direncanakan sebelumnya. Kembali ke config, pilih FastEthernet. Pada groupbox IPv6 Configuration, pilih opsi static kemudian konfigurasikan IPv6 Address.

 

Gambar 11.2a: Contoh Konfigurasi IPv6 pada PC

 

Page 50: Topologi Star.docx

Gambar 11.2b: Contoh Konfigurasi IPv6 pada PC

 

5.      Konfigurasi Server dengan IPv6. Caranya hampir sama dengan konfigurasi IPv6 pada PC. Klik server, config, settings, isikan IPv6 Gateway. Config, FastEthernet, isikan IPv6 Address.

 

Gambar 11.3a: Contoh Konfigurasi IPv6 pada Server

 

Page 51: Topologi Star.docx

Gambar 11.4b: Contoh Konfigurasi IPv6 pada Server

6.      Konfigurasi interface router dengan IPv6 lewat CLI. Berikut ini adalah contoh perintah-perintahnya:

enableconf tinterface fastethernet0/0ipv6 address 2001:140:ffff:1::1/64no shutdownexitinterface fastethernet0/1ipv6 address 2001:140:ffff:2::1/64no shutdownexitinterface ethernet0/0/0ipv6 address 2001:140:ffff:3::1/64no shutdownexitinterface ethernet0/1/0ipv6 address 2001:140:ffff:4::1/64no shutdownexit

Catatan:Alamat interface harus disesuaikan dengan network yang terhubung.

7.      Periksa lewat command prompt melalui perintah ping apakah setiap PC dan server sudah terhubung dengan baik.

8.      Buka web browser PC kemudian panggil ‘http://www.web.net/’. Jika muncul berarti sudah terhubung dengan baik. Lakukan pada setiap PC.

Page 52: Topologi Star.docx

 

Kesimpulan

IPv6 memiliki panjang total sebesar 128-bit sehingga bisa menampung lebih banyak host daripada IPv4 yang hanya 32-bit. Selain itu IPv6 juga menggunakan angka heksadesimal 4-digit pada tiap bloknya untuk mempresentasikan nilainya. IPv6 merupakan cara pengalamatan baru yang akan digunakan di masa depan.

Page 53: Topologi Star.docx

Network Utility (Network Scanner)

 

Tujuan

Menggunakan salah satu software network utility yakni SoftPerfect Network Scanner.

 

Landasan Teori

Perangkat lunak utility digunakan untuk mempermudah user dalam melakukan suatu task. Penggunaan utility menjadi suatu pilihan yang penting jika suatu task sulit dikerjakan secara manual. Misalnya, kita ingin memeriksa node mana saja yang sedang terhubung dalam jaringan ‘192.168.1.0/24’. Kita bisa memeriksanya dengan cara mengetikkan perintah ping pada command line diikuti IP Address dari node yang akan dicek. Namun cara ini tidak efisien karena kita harus mengetikkan perintah ping satu per satu.

 

Bagaimana jika jumlah node dalam jaringan mencapai puluhan atau bahkan ratusan? Cara manual tidak lagi efektif. Untuk itu diperlukan suatu perangkat lunak utility yang mampu mempersingkat task tersebut.

 

Network Scanner dari SoftPerfect adalah salah satu network utility yang mampu melakukan pemindaian node berdasarkan range IP yang di-input. Selain itu kita juga bisa melihat folder yang di-share oleh host dalam jaringan.

 

Program ini bisa diunduh di situs SoftPerfect:

http://www.softperfect.com/products/networkscanner/

 

Tools

SoftPerfect Network Scanner

 

Page 54: Topologi Star.docx

Menggunakan Network Scanner

Kita akan memeriksa jaringan ‘125.161.147.0/24’ menggunakan Network Scanner.

 

Langkah kerja:

1.      Jalankan aplikasi kemudian pilih Options lalu Program Options untuk mengatur beberapa opsi.

 

Gambar 12.1: Memanggil dialog Options pada Network Scanner

 

2.      Pilih tab Additional kemudian atur opsi seperti gambar berikut ini setelah itu klik OK. Pada opsi port, kita bisa menentukan port mana yang akan dicek. dalam hal ini kita isikan port 80.

 

Page 55: Topologi Star.docx

Gambar 12.2: Dialog Options

 

3.      Ketikkan range IP pada field IP Range misalnya '125.161.147.1' sampai '125.161.147.254'. Kemudian klik start scanning. Program akan memindai IP Address dari '125.161.147.1' sampai '125.161.147.254' kemudian menampilkan daftar node yang sedang on-line.

 

Gambar 12.3: Memulai Pemindaian

Page 56: Topologi Star.docx

 

4.      Tunggu beberapa saat. Setelah selesai scanning, akan muncul daftar IP dari node yang sedang terhubung.

 

Gambar 12.4: Hasil Pemindaian

 

5.      Cari salah satu host yang terdapat shared folder kemudian pilih foldernya.

 

Page 57: Topologi Star.docx

Gambar 12.5: Shared Folder

6.      Akan terlihat isi folder tersebut pada explorer. Kita bisa menyalin file-file dari dan ke folder itu layaknya menyalin file pada explorer.

 

Page 58: Topologi Star.docx

Gambar 12.6: Shared Folder pada Explorer

 

7.      Selain mengakses shared folder, kita juga bisa membuka salah satu komputer dari daftar yang ada via web http (port 80), ftp (port 21), atau telnet (port 23). Namun itu tergantung status port-nya terbuka atau tidak.

 

Page 59: Topologi Star.docx

Gambar 12.7: Open Computer

 

Kesimpulan

Network utility memberikan kemudahan kepada pengguna dalam menyelesaikan suatu task. Network Scanner misalnya, mampu melakukan pemindaian IP Address dengan range tertentu sehingga tidak perlu lagi mengetikkan perintah ping berkali-kali pada command prompt. Dengan nework utility, suatu task dalam jaringan dapat dilakukan secara efisien.