Page 1
i
TOPIK DAN GAYA BAHASA DALAM SYAIR LAGU
KARYA GRUP BAND NOSSTRESS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Tiarawati Sugiyanto Putri
NIM: 164114031
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
JANUARI 2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan yang pertama untuk Allah S.W.T sehingga
karena kehendak-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Kedua, untuk ibunda
tercinta Sukapti dan ayah tercinta Sugiyanto yang senantiasa memberikan doa, cinta,
dan dukungannya. Serta untuk kedua adik saya Amelia Sugiyanto Putri dan Erlangga
Sugiyanto Putra. Terakhir, untuk almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
MOTO
bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi
”Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang“
Don’t let your pass steal your future
-tiara-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hantarkan kepada Allah S.W.T. atas berkat, kasih
karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Topik dan Gaya Bahasa Dalam Syair Lagu Karya Grup Band Nosstress”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana (S-
1) pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil
diselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak tersebut.
Pertama, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta,
Sukapti dan Sugiyanto yang senantiasa mendukung, mendoakan, dan bekerja keras
dalam memenuhi semua kebutuhan studi penulis sehingga mampu menyelesaikan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua adik tercinta
Amelia dan Erlangga, serta simbah kakung yang selalu memberikan doa yang terbaik
kepada penulis.
Kedua, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I. Praptomo
Baryadi, M.Hum. selaku dosen pembimbing I. Kemudian, kepada Sony Christian
Sudarsono, S.S., M.A. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
Ketiga, penulis mengucapkan terima kasih kepada Susilawati Endah Peni
Adji, S.S., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma atas dukungannya selama ini.
Keempat, penulis berterima kasih kepada dosen-dosen Program Studi Sastra
Indonesia, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Dra.
Fransisca Tjandrasih Adji, M.Hum., Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A.,
F.X. Sinungharjo, S.S., M.A., Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum. (alm), Drs. Heri
Antono, M.Hum. (alm), dan dosen pengampu mata kuliah lain yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu.
Kelima, penulis berterima kasih kepada segenap Staf Sekretariat Fakultas
Sastra yang telah membantu penulis dan memberikan pelayanan administratif selama
perkuliahan ini. Selain itu, penulis juga berterima kasih pada Staf Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku-buku yang penulis
butuhkan.
Keenam, penulis berterima kasih kepada segenap staf Lembaga Kesejahteraan
Mahasiswa terutama kepada Bruder Yohanes Sarju, S.J., M.M., selaku ketua LKM
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis dalam keuangan selama
masa studi.
Ketujuh, penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Sastra
Indonesia angkatan 2016 atas kebersamaan dan dinamikanya selama perkuliahan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
ABSTRAK
Putri, Tiarawati Sugiyanto. 2020. “Topik dan Gaya Bahasa dalam Syair Lagu
karya Grup Band Nosstress”. Skripsi Strata 1 (S-1). Program Studi
Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Objek dari penelitian ini adalah topik dan gaya bahasa dalam syair lagu karya
grup band Nosstress. Ada dua permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu
(i) topik yang terdapat dalam syair lagu grup band Nosstress dan (ii) gaya bahasa
yang terdapat dalam syair lagu grup band Nosstress. Penelitian ini bertujuan untuk
memaparkan topik dan gaya bahasa dalam syair lagu karya grup band Nosstress pada
album pertama dan kedua.
Ada dua teori yang digunakan pada penelitian ini, yakni teori topik dan gaya
bahasa. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak.
Selanjutnya teknik yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap, lalu teknik
catat dan dilanjutkan dengan pengklasifikasian data. Kemudian data dianalisis dengan
metode agih atau metode distribusional. Hasil penelitian ini akan disajikan dengan
menggunakan metode informal.
Hasil dari penelitian ini adalah topik yang terdiri dari lima macam yaitu (i)
lingkungan hidup, (ii) sosial, (iii) semangat hidup, (iv) keresahan hidup dan (v) cinta.
Gaya bahasa dalam syair lagu band nosstress meliputi (i) gaya bahasa perbandingan,
(ii) gaya bahasa pertentangan, (iii) gaya bahasa pertautan, dan (iv) gaya bahasa
perulangan.
Kata kunci: syair lagu, topik, gaya bahasa, band Nosstress
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
ABSTRACT
Putri, Tiarawati Sugiyanto. 2020. “Topics and Language Style in the Song
Lyrics of the Nosstress Band Group”. Bachelor Degree. Indonesian
Literature Study Program, Faculty of Letters, Sanata Dharma
University.
The object of this research is the topic and language style in song lyrics by the
band Nosstress. There are two problems discussed in this study, namely (i) the topic
contained in the Nosstress song lyrics and (ii) the style of language contained in the
Nosstress song lyrics. This research aims to describe the topic and language style in
song lyrics by the Nosstress band on the first and second albums.
The theory used in this research is topic theory and language style. Data
collection in this study uses the refer method. Furthermore, the technique used is a
competent, free listening technique, then the note taking technique and continued
with the classification of data. Then the data is analyzed by the agih method or the
distribution method. The results of this study will be presented using informal
methods.
The results of this study are four types of topics namely (i) environment, (ii)
social, (iii) living spirit, (iv) restlessness of life, and (v) love. The style of language in
the nosstress band song lyrics includes (i) comparative language styles, (ii)
conflicting language styles, (iii) interrelated language styles, and (iv) repetitive
language styles.
Key Words: song lyrics, topics, language style, Nosstress band
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vi
MOTO….. ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................viii
ABSTRAK ............................................................................................................... xi
ABSTRACT .............................................................................................................. xii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
1.4 Manfaat Hasil Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 6
1.6 Landasan Teori ................................................................................................... 7
1.6.1 Topik ........................................................................................................ 8
1.6.2 Pengertian Gaya Bahasa .......................................................................... 9
1.6.2.1 Gaya Bahasa Perbandingan ........................................................... 9
1.6.2.2 Gaya Bahasa Pertentangan .......................................................... 10
1.6.2.3 Gaya Bahasa Pertautan ................................................................ 11
1.6.2.4 Gaya Bahasa Perulangan ............................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
1.7 Metode Penelitian............................................................................................. 12
1.7.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 12
1.7.2 Metode Analisis Data ............................................................................ 13
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data .................................................. 13
1.8 Sistematika Penyajian ...................................................................................... 14
BAB II TOPIK PADA SYAIR LAGU KARYA GRUP BAND NOSSTRESS 16
2.1 Pengantar .......................................................................................................... 16
2.2 Lagu yang Bertopik Lingkungan Hidup .......................................................... 16
2.3 Lagu yang Bertopik Sosial ............................................................................... 22
2.4 Lagu yang Bertopik Semangat Hidup .............................................................. 26
2.5 Lagu yang bertopik Keresahan Hidup.............................................................. 35
2.6 Lagu yang Bertopik Cinta ................................................................................ 36
BAB III GAYA BAHASA PADA SYAIR LAGU KARYA GRUP BAND
NOSSTRESS ............................................................................................ 40
3.1 Pengantar .......................................................................................................... 40
3.2 Gaya Bahasa Perbandingan .............................................................................. 40
3.2.1 Metafora................................................................................................. 41
3.2.2 Antisipasi ............................................................................................... 43
3.2.3 Personifikasi .......................................................................................... 47
3.2.4 Persamaan atau Simile ........................................................................... 51
3.2.5 Depersonifikasi ...................................................................................... 53
3.3 Gaya Bahasa Pertentangan ............................................................................... 55
3.3.1 Hiperbola ............................................................................................... 55
3.3.2 Oksimoron ............................................................................................. 56
3.3.3 Sinisme .................................................................................................. 67
3.4 Gaya Bahasa Pertautan ..................................................................................... 68
3.4.1 Sinekdoke .............................................................................................. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
3.4.2 Antonomasia .......................................................................................... 69
3.4.3 Ellipsis ................................................................................................... 70
3.4.4 Paralelisme............................................................................................. 77
3.5 Gaya Bahasa Perulangan .................................................................................. 81
3.5.1 Aliterasi ................................................................................................. 82
3.5.2 Epizeukis ............................................................................................... 83
3.5.3 Anafora .................................................................................................. 85
3.5.4 Epistrofa................................................................................................. 90
3.5.5 Mesodilopsis .......................................................................................... 92
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 94
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 94
4.2 Saran ................................................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 97
LAMPIRAN ......................................................................................................... 100
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Objek formal dalam penelitian ini adalah topik dan gaya bahasa. Sumber data
berupa syair lagu pada album Perspektif Bodoh Vol. 1 dan Perspektif Bodoh Vol. 2
dari band Nosstress. Topik penelitian ini dipilih sebagai penerapan cabang ilmu
bahasa pragmatik dan semantik, yaitu ilmu bahasa yang berkaitan dengan maksud
dan makna.
Sekilas tentang band Nosstress, Nosstress adalah band yang berasal dari Bali
dengan beranggotakan Cok Bagus (cahon, harmonika, pianika), Kupit (vokal, gitar)
dan Man Angga (vokal, gitar). Grup band ini terbentuk pada tahun 2011. Band ini
memainkan musik dengan genre folk. Genre musik folk umumnya dimainkan dengan
instrumen pengiring akustik. Lagu yang mereka bawakan easy listening, sederhana,
namun sarat pesan dan kritik sosial.
Band Nosstress telah meluncurkan empat album; Perspektif Bodoh Vol. 1
(2011), Perspektif Bodoh Vol. 2 (2014), Viva Fair Trade (2015), dan Ini Bukan
Nosstress (2017). Pada album Perspektif Bodoh Vol. 1, terdapat sebelas judul lagu,
yakni “Mengawali Hari”, “Hiruk Pikuk Denpasar”, “Bersama Kita”, “Smoking Kills”,
“On The Job Training”, “Tak Pernah Terlambat”, “Mau Apa?”, “Buka Hati”, “Rasa”,
“Kantong Sampah”, dan “Tunda”. Dalam album Perspektif Bodoh Vol. 2, terdapat
sepuluh judul lagu, yaitu “Manipulasi Hari”, “Tanam Saja”, “Lagu Semut”, “Apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
2
Susahnya”, “Ini Judulnya Belakangan”, “Minor Bahagia”, “Pegang Tanganku”,
“Semoga Hanya Lupa”, “Laguku Untukmu”, “Perspektif Bodoh”. Pada album Viva
Fair Trade, terdapat empat buah lagu, yaitu “Viva Fair Trade”, “Child Labor”,
“Social Solidarity”, dan “Reformation”. Pada album Ini Bukan Nosstress, terdapat
sembilan buah lagu, yaitu “Hei Teman”, “Lagu Ini Aku”, “Semoga Ya”, “Ya Kamu”,
“Seperti Dia”, “Kandas”, “Tumbuh”, “Jawaban Lagu Pertama”, dan “Sampai
Kapan?”.
Dari keempat album di atas, dalam penelitian ini, penulis hanya akan
mengkaji dua album, yakni album Perspektif Bodoh Vol. 1 dan Perspektif Bodoh Vol.
2. Alasan penulis melakukan penelitian pada syair lagu band Nosstress album
Perspektif Bodoh Vol. 1 dan Perspektif Bodoh Vol. 2 adalah 1) karena belum pernah
ada penelitian yang menggunakan kedua album tersebut sabagai objek penelitian
dalam kajian topik dan gaya bahasa dan 2) karena di dalam kedua album tersebut
terdapat berbagai macam gaya bahasa yang menurut penulis penting untuk diteliti.
Topik adalah hal pertama kali yang ditentukan ketika penulis akan membuat
tulisan. Isi utama dari sebuah topik adalah cakupan suatu permasalahan masih bersifat
umum dan tidak diuraikan secara lebih detail (Keraf, 1980:108). Dalam album
Perspektif Bodoh Vol. 1 dan Perspektif Bodoh Vol. 2 ini terdapat berbagai topik yang
diangkat, di antaranya topik tentang lingkungan hidup, sosial, semangat hidup, dan
sebagainya. Berikut salah satu contoh syair lagu band Nosstress yang bertopik sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
3
(1) “Smoking Kills”
(1.1) Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
(1.2) Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
(1.3) Bukan sesuatu hal yang baru, jika kulihat teman berasap ria di lorong
(1.4) Dan itu waktu SMA, waktu semua ingin terlihat perkasa
(1.5) Dan itu waktu SMA, waktu kau hisap satu batang untuk semua
(1.6) Satu batang di tangan kanan
(1.7) Dan kau pegang satu bintang di tangan kiri
(1.8) Satu malam pun terasa lebih berarti
(1.9) Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
(1.10) Dan aku mulai berpikir, aku atau mereka yang lebig dulu mati
(1.11) Dan aku mulai berpikir, apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(1.12) Dan aku mulai berpikir, tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(1.13) Smoking kills, smoking kills, smoking kills,
(1.14) Smoking kills…
Pada data (1) dalam syair lagu berjudul “Smoking Kills” yang bertopik tentang
sosial, pengarang ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap keadaan sosial
terhadap orang yang belum dewasa terutama kalangan pemuda yang sudah merokok.
Pengarang bermaksud menyampaikan sindiran kepada fenomena anak muda yang
menjunjung tinggi aktivitas merokok sebagai gaya hidup yang bebas.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa), sebuah
kejujuran, sopan-santun, dan menarik (Keraf, 1985: 113). Dalam album Perspektif
Bodoh Vol. 1 dan Perspektif Bodoh Vol. 2 terdapat bermacam-macam gaya bahasa
salah satunya gaya bahasa personifikasi seperti contoh di bawah ini.
(2) “Hiruk Pikuk Denpasar”
(2.1) Suara bising bukan asing lagi
(2.2) Kepulan asap kendaraan menjejal pagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
4
(2.3) Bangunan tampak berdiri di sana sini
(2.3) Yang terlihat cuma fatamorgana sunyi
(2.4) Orang-orang sudah enggan berjalan kaki
(2.5) Matahari sudah bukan sahabat kita lagi
(2.6) Sedikit mungkin yang berpikir tentang ini
(2.7) Atau harus tunggu sampai api membakar kota ini
(2.8) Hiruk pikuk denpasar
(2.9) Hiruk pikuk denpasar
(2.10) Hiruk pikuk denpasar
(2.11) Banyak sampah berserakan di jalanan
(2.12) Kebersihan bukan cuma tugas truk berbedag hijau
(2.13) Ayo ikut bersihkan sampahnya perlahan
(2.14) Atau harus tunggu sampai mereka menimbun kota kita
(2.15) Hiruk pikuk denpasar
(2.16) Hiruk pikuk denpasar
(2.17) Hiruk pikuk denpasar
(2.18) Hiruk pikuk denpasar
(2.19) Hiruk pikuk denpasar
(2.20) Hiruk pikuk denpasar
Pada data (2) dalam syair lagu “Hiruk Pikuk Denpasar” pada album Perspektif
Bodoh Vol. 1, gaya bahasa yang terdapat di dalamnya adalah personifikasi. Data
bangunan tampak berdiri di sana sini (2.3), matahari sudah bukan sahabat kita lagi
(2.6). Data tersebut seolah-olah menghidupkan benda mati atau benda mati
melakukan kegiatan yang dilakukan manusia. Gaya bahasa personifikasi tersebut
bermaksud untuk membuat syair lagu terkesan lebih indah dan hidup. Dengan
demikian, maksud si penulis lagu yang berjudul “Hiruk Pikuk Denpasar” ini adalah
menulis syair lagu dengan makna dan pemilihan kata (diksi) yang nampak puitis dan
indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.2.1 Apa saja topik yang terdapat dalam syair lagu grup band Nosstress?
1.2.2 Apa saja jenis gaya bahasa yang terdapat dalam syair lagu grup band Nosstress?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Mendeskripsikan jenis-jenis topik yang terdapat dalam syair lagu Nosstress.
1.3.2 Mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat dalam syair lagu
Nosstress.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini berupa pemaparan topik dan jenis gaya bahasa dalam syair
lagu grup band Nosstress. Topik dan gaya bahasa penting dalam sebuah wacana
karena topik merupakan suatu ide atau hal yang membentuk sebuah wacana, dan gaya
bahasa berfungsi memberikan efek tertentu pada wacana tersebut. Manfaat
teoretisnya adalah memberikan sumbangan teoretis dalam bidang semantik dan
stilistika. Dalam bidang semantik, hasil penelitian ini memberikan sumbangan teori
tentang jenis- jenis topik dalam wacana yang ada. Dalam bidang stilistika, hasil
penelitian ini memberikan sumbangan teori jenis gaya bahasa dalam wacana lagu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
6
Perwujudan topik dan gaya bahasa dapat menjadi referensi dalam berbagai jenis lagu,
salah satunya ialah lagu dari band Nosstress.
Manfaat praktis dari penelitian ini bagi pencipta syair lagu ialah sebagai acuan
dalam menciptakan lagu serta memahami dan menguasai syair lagu guna
menyampaikan pesan yang terkandung dalam sebuah lagu. Hasil dari penelitian ini
bermanfaat untuk meningkatkan daya kritis dalam memaknai sebuah lagu melalui
syair yang terdapat dalam lagu. Bagi pencipta lagu, penelitian ini dapat digunakan
untuk memperoleh pengetahuan dalam menggunakan gaya bahasa pada lirik lagu.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi
dalam menyusun penelitian yang serupa.
1.5 Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat beberapa penelitian
mengenai topik dan gaya bahasa pada syair lagu. Penelitian tersebut ditemukan antara
lain dalam skripsi. Berikut beberapa penelitian yang sudah dibahas.
Damarastuti (2018) menulis skripsi yang berjudul “Topik dan Gaya Bahasa
pada Lagu Anak Karya A.T. Mahmud”. Dalam skripsi ini dibahas topik dan gaya
bahasa pada lagu anak karya A.T. Mahmud. Hasil analisis menunjukkan terdapat lima
belas topik dan sembilan gaya bahasa dalam lagu anak karya A.T. Mahmud.
Krisdaninggar (2019) menulis skripsi yang berjudul “Topik dan Metafora
dalam Syair Lagu Karya Grup Band Dialog Dini Hari”. Dalam skripsi ini, dibahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
7
topik dan metafora pada lagu karya grup band Dialog Dini Hari. Hasil analisis
menunjukkan bahwa jenis topik dalam syair lagu karya grup band Dialog Dini Hari
terdapat empat topik yang mencakup topik alam, manusia, rindu, dan cinta. Jenis
metafora dalam syair lagu terdapat dua metafora, yaitu metafora in presential dan
metafora in absentia.
Caesario (2013) menulis skripsi yang berjudul “Penggunaan Gaya Bahasa
dalam Beberapa Lirik Lagu Band Kerispatih”. Dalam skripsi ini, dibahas jenis dan
fungsi gaya bahasa dalam lirik lagu band Kerispatih. Hasil penelitian ini
menunjukkan empat jenis gaya bahasa, yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa
pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa pengulangan. Penulis juga
memaparkan fungsi dari setiap gaya bahasa tersebut.
Penelitian ini membahas topik dan gaya bahasa yang terdapat dalam syair lagu
karya grup band Nosstress. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah
ada di atas terletak pada objek materialnya, yakni syair lagu karya grup band
Nosstress.
1.6 Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori topik dan gaya bahasa. Berikut uraian
penjelasan tentang teori topik dan gaya bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
8
1.6.1 Topik
Kata topik juga berasal dari kata Topoi (Yunani) yang berarti tempat.
Aristoteles, yang dianggap sebagai salah seorang tokoh retorika jaman klasik,
menegaskan bahwa untuk membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan dan
dibatasi topoi ‘tempat’ berlangsungnya suatu peristiwa. Setiap pengarang yang ingin
menyampaikan sesuatu, mula-mula harus mencari topik yang dapat dijadikan
landasan untuk menyampaikan maksudnya mengenai topik tadi (Keraf, 1980:107).
Baryadi (2002: 55) menyampaikan bahwa topik dalam wacana memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam proses komunikasi. Kedudukan yang sangat
penting ini bersangkutan dengan perannya dalam memperlancar proses komunikasi.
Perannya secara potensial dan dalam permukaan tampak baik bagi pembicara atau
penulis (pembuat wacana) maupun bagi pendengar atau pembaca (penerima wacana).
Bagi pembuat wacana, topik merupakan informasi embryonal dan informasi inti yang
menjadi pangkal inspirasi untuk mengungkapkannya secara verbal dalam struktur
lahir yang berupa jenis wacana tertentu. Bagi penerima wacana, topik adalah sesuatu
yang dicari, diinterpretasikan, dan dipahami serta ditanggaapi. Topik menjadi arah
utama seseorang untuk memahami wacana.
Topik dalam sebuah wacana dapat diketahui dengan dua acara. Cara pertama
adalah dengana memperhatiakan penonjolan. Cara kedua adalah dengan
memperhatikan kesinambungan topik. Kedua cara tersebut dapat digunakan untuk
menentukan topik dalam wacana tertulis maupun wacana lisan (Baryadi, 2002: 55).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
9
1.6.2 Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal
tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum (Dale dalam Tarigan, 1985: 5).
Gaya bahasa adalah cara mempergunakan bahasa secara imajinatif, bukan dalam
pengertian yang benar-benar secara alamiah saja (Warriner dalam Tarigan, 1985: 5).
Menurut Tarigan (1985: 6), gaya bahasa dibagi menjadi empat golongan,
yaitu (a) gaya bahasa perbandingan, (b) gaya bahasa pertentangan, (c) gaya bahasa
pertautan, dan (d) gaya bahasa perulangan. Uraian tentang gaya bahasa tersebut
adalah sebagai berikut:
1.6.2.1 Gaya Bahasa Perbandingan
Gaya bahasa perbandingan dikelompokkan menjadi sepuluh jenis gaya
bahasa, yaitu perumpamaan, metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori,
antitesis, pleonasme dan tautologi, perifrasis, antisipasi atau prolepsis, dan koreksio
atau epanortesis (Tarigan, 1985: 9). Berikut salah satu contoh gaya bahasa
perbandingan.
(1) Pepohonan tersenyum riang.
(2) Mentari mencubit wajahku.
(Tarigan, 1985: 18)
Gaya bahasa yang terdapat pada kalimat-kalimat tersebut adalah
personifikasi. Personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
10
insani kepada barang yang tidak bernyawa (Tarigan, 1985: 17). Pada contoh (1)
pepohonan dianggap mampu tersenyum riang layaknya seseorang yang tersenyum
kepada sesamanya. Padahal pohon tidak memiliki mulut untuk tersenyum layaknya
manusia. Pada contoh (2) mentari yang tidak bernyawa dianggap mampu mencubit
padahal tidak memiliki tangan seperti manusia.
1.6.2.2 Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa pertentangan dikelompokkan menjadi dua puluh jenis gaya
bahasa, yaitu hiperbola, litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, zeugma
(silepsis), satire, inuendo, antifrasis, paradoks, klimaks, anti klimaks, apostrof,
anastrof atau inversi, apofasis atau preterisio, histeron proteron, hipalase, sinisme, dan
sarkasme (Tarigan, 1985: 55). Berikut salah satu contoh gaya bahasa pertentangan.
(3) Aduh, bersihnya kamar ini, puntung rokok dan sobekan kertas bertebaran di
lantai.
(4) Bagus benar rapor si Andi ini, banyak benar angka merahnya.
Gaya bahasa pada dua contoh kalimat di atas adalah Ironi. Ironi adalah jenis
gaya bahasa yang mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya
bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan itu. Ironi ringan merupakan
merupakan suatu bentuk humor tetepi ironi berat atau ironi keras biasanya merupakan
suatu bentuk sarkasme atau satire, walaupun pembatasan yang tegas antara hal-hal itu
sangat sukar dibuat dan jarang sekali memuaskan orang (Tarigan, 1984: 144; Tarigan,
1985: 189). Pada contoh (3) aduh, bersih sekali kamar ini, mengandung arti memuji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
11
namun sebenarnya kalimat itu adalah suatu sindiran karena sesungguhnya kamarnya
kotor – banyak puntung rokok dan kertas yang bertebaran di lantai. Pada contoh (4)
bagus benar rapor si Andi ini, kalimat tersebut seolah mengungkapkan pujian namun
arti sesungguhnya adalah sindiran terhadap nilai jelek Andi.
1.6.2.3 Gaya Bahasa Pertautan
Gaya bahasa pertautan dikelompokkan menjadi tiga belas jenis gaya bahasa,
yaitu metonimia, sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim, epilet, antonomasia, erotesis,
paralelisme, elipsis, gradasi, asindeton, dan polisindenton (Tarigan, 1985: 122).
Berikut salah satu contoh gaya bahasa pertautan.
(5) Dalam pertandingan kemarin, saya hanya memperoleh perunggu sedangkan teman
saya perak.
(6) Terkadang pena justru lebih tajam daripada pedang.
Gaya bahasa pada kalimat tersebut adalah metonimia. Metonimia (berasal dari
bahasa Yunani, yakni meta ‘bertukar’ + onym ‘nama’) adalah sejenis gaya bahasa
yang mempergunakan nama sesuatu barang bagi sesuatu yang lain berkaitan erat
dengannya. Dalam metonimia, sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud
barang yang lain (Dale, 1971 dalam Tarigan, 1985: 192). Pada contoh (5),
membandingkan dua buah barang yang berbeda nilainya. Pada contoh (6),
membandingkan arti dari dua buah benda yang berbeda fungsinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
12
1.6.2.4 Gaya Bahasa Perulangan
Gaya bahasa perulangan dikelompokkan menjadi dua belas jenis gaya bahasa,
yaitu aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautotes, anafora, epistrofa,
simploke, mesodiplosis, epanalepsis, dan anadilopsis (Tarigan, 1985:180). Berikut
salah satu contoh gaya bahasa perulangan.
(7) Kura-kura dalam perahu
sudah gaharu cendana pula
Pura- pura tidak tahu
sudah tahu bertanya pula.
Gaya bahasa pada kalimat tersebut adalah asonansi. Asonansi adalah sejenis
gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Biasanya dipakai
dalam karya puisi ataupun dalam prosa untuk memperoleh efek penekanan atau
menyelamatkan keindahan (Tarigan, 1985: 182). Pada contoh (7) terdapat
pengulangan vokal u dan a pada akhir kata.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (a) pengumpulan data, (b)
analisis data, dan (c) penyajian hasil analisis data. Berikut adalah pembahasan dari
tahap-tahap penelitian tersebut.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah syair lagu karya grup band Nosstress. Data yang
dikumpulkan ialah syair-syair lagu pada album Perspektif Bodoh Vol. 1 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
13
Perspektif Bodoh Vol. 2 grup band Nosstress. Data yang diperoleh dalam bentuk
tulisan yang dapat dipahami dengan mudah dan jelas. Pada tahap ini, metode yang
digunakan adalah metode observasi simak bebas libat cakap atau observasi tidak
berpartisipan. Dalam metode ini, teknik yang digunakan adalah teknik catat, yaitu
merekam data ke dalam bentuk tulisan. Teknik catat dilakukan dengan pencatatan
pada kartu data yang akan dilanjutkan dengan pengklasifikasian data (Kesuma, 2007:
45).
1.7.2 Metode Analisis Data
Pada tahap ini, data yang sudah dikumpulkan dan diklasifikasikan akan
dianalisis. Analisis data-data tersebut menggunakan metode agih atau metode
distribusional. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya ada di
dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Teknik yang dipakai dalam
metode agih adalah teknik lanjutan, yaitu teknk ganti dan teknik baca markah. Teknik
ganti adalah teknik analisis data dengan cara menggantikan satuan kebahasaan
tertentu dalam suatu konstruksi dengan satuan kebahasaan yang lain di luar
konstruksi yang bersangkutan.
1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Untuk menyajikan hasil analisis atas syair lagu dari kedua album, digunakan
metode informal. Metode informal ialah metode dengan menggunakan kata-kata yang
biasanya bersifat denotatif dan bukan yang bersifat konotatif (Sudaryanto, 1993:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
14
145). Penyampaian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
penjabaran yang berupa penjelasan secara struktural.
1.8 Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab I mengenai pendahuluan yang
meliputi (a) latar belakang masalah yang membahas tentang alasan penulis dalam
memilih topik tersebut, (b) rumusan masalah yang berisi mengenai permasalahan
yang akan dianalisis oleh penulis, (c) tujuan penelitian yang berisi mengenai tujuan
penelitian tersebut dilakukan, (d) manfaat penelitian yang mencakup manfaat teoretis
dan manfaat praktis, (e) landasan teori yang menguraikan tentang teori yang
digunakan dalam penelitian ini, (f) metode penelitian yang berisi paparan metode dan
teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, analisis isi, dan penyajian hasil
penelitian, (g) sistematika penyajian yang berisi uraian sistematika dalam penyajian
hasil penelitian.
Bab II menjelaskan isi deskripsi analisis syair lagu Nosstress mengenai topik.
Dalam bab ini, akan dibahas topik apa saja yang terdapat dalam syair lagu Nosstress
pada album pertama dan kedua.
Bab III menjelaskan isi deskripsi analisis data dengan menggunakan teori
gaya bahasa. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai jenis gaya bahasa dalam syair
lagu Nosstress pada album pertama dan kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
15
Bab IV adalah penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran. Kesimpulan
berisikan cakupan tentang simpulan hasil analisis gaya bahasa dan topik dalam syair
lagu Nosstress pada album pertama dan kedua. Saran yang dimaksud adalah saran
kepada peneliti, penulis, dan masyarakat tentang jenis topik dan gaya bahasa dalam
album pertama dan kedua syair lagu Nosstress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
16
BAB II
TOPIK PADA SYAIR LAGU KARYA GRUP BAND NOSSTRESS
2.1 Pengantar
Topik adalah hal pertama kali yang ditentukan ketika penulis akan membuat
tulisan. Topik tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang
lebih sempit atau luas. Terdapat beberapa kriteria untuk membuat topik yaitu sebuah
topik dapat dikatakan baik apabila topik tersebut mencakup keseluruhan isi tulisan
yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Isi utama
dari sebuah topik adalah cakupan suatu permasalahan masih bersifat umum dan tidak
diuraikan secara lebih detail (Keraf, 1980: 108).
Pada bab II ini diuraikan topik yang terdapat pada syair lagu karya grup band
Nosstress. Dalam pembahasan ini dikemukakan topik yang ada dalam syair lagu
karya grup band Nosstress adalah (i) lingkungan hidup, (ii) sosial, (iii) semangat
hidup, (iv) keresahan perihal kehidupan, dan (v) cinta. Berdasarkan hasil analisis
yang dari lima jenis topik di atas dapat disimpulkan bahwa kelima topik tersebut
saling berkaitan karena sarat akan pesan dan kritik sosial. Berikut analisis topik yang
terdapat dalam syair lagu karya grup band Nosstress.
2.2 Lagu yang Bertopik Lingkungan Hidup
Menurut KBBI Daring (2018), lingkungan adalah daerah (kawasan dan
sebagainya) yang termasuk di dalamnya; semua yang memengaruhi pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
17
manusia atau hewan. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
memengaruhi peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Lagu-lagu yang bertopik tentang lingkungan sebagai berikut (i) “Hiruk Pikuk
Denpasar”, (ii) “Kantong Sampah”, (iii) Tanam Saja, (iv) “Ini Judulnya Belakangan”,
dan (v) “Semoga Hanya Lupa”.
Pada syair lagu “Hiruk Pikuk Denpasar” mengandung topik lingkungan yaitu
kebisingan Kota Denpasar.
(3) “Hiruk Pikuk Denpasar”
(3.1) Suara bising bukan asing lagi
(3,2) Kepulan asap kendaraan menjejal pagi
(3.3) Bangunan tampak berdiri di sana sini
(3.4) Yang terlihat cuma fatamorgana sunyi
(3.5) Orang-orang sudah enggan berjalan kaki
(3.6) Matahari sudah bukan sahabat kita lagi
(3.7) Sedikit mungkin yang berpikir tentang ini
(3.8) Atau harus tunggu sampai api membakar kota ini
(3.9) Hiruk pikuk denpasar
(3.10) Hiruk pikuk denpasar
(3.11) Hiruk pikuk denpasar
(3.12) Banyak sampah berserakan di jalanan
(3.13) Kebersihan bukan cuma tugas truk berbedag hijau
(3.14) Ayo ikut bersihkan sampahnya perlahan
(3.15) Atau harus tunggu sampai mereka menimbun kota kita
(3.16) Hiruk pikuk denpasar
(3.17) Hiruk pikuk denpasar
(3.18) Hiruk pikuk denpasar
(3.19) Hiruk pikuk denpasar
(3.20) Hiruk pikuk denpasar
(3.21) Hiruk pikuk denpasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
18
Pada contoh (3), lagu “Hiruk Pikuk Denpasar” bertopik lingkungan.
Pengarang ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap keadaan lingkungan
di Denpasar yang penuh dengan kebisingan serta mulai rusak dan tercemar. Terdapat
di baris (3.1) Suara bising bukan asing lagi, (3.2) Kepulan asap kendaraan menjejal
pagi serta baris Hiruk Pikuk Denpasar yang terdapat pada baris (3.9), (3.10), (3.11),
(3.16), (3.17), (3.18), (3.19), (3.20), dan (3.21).
Pada syair lagu “Kantong Sampah” mengandung topik lingkungan yaitu
masalah sampah di Pulau Bali.
(4) “Kantong Sampah”
(4.1) Ambilkan aku kantong sampah itu
(4.2) Ambilkan satu
(4.3) Jadikan aku kantong sampah itu
(4.4) Jadikan satu
(4.5) Bahagialah kau kantong sampah
(4.6) Semua jadi tenang dan indah
(4.7) Bahagialah kau kantong sampah
(4.8) Semua jadi nyaman dan indah
(4.9) Bahagialah kau kantong sampah
(4.10) Dia jadi hilang dan musnah
(4.11) Dia
(4.12) Sampah
(4.13) Kantong sampah, kantong sampah, kantong sampah
(4.14) Sampah, sampah, sampah, sampah
Pada contoh (4), lagu “Kantong Sampah” bertopik lingkungan, pengarang
ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap permasalahan sampah yang ada
di Bali. Pengarang juga bermaksud untuk mengajak masyarakat Bali untuk
mengambil sampah yang berserakan agar lingkungan menjadi nyaman dan indah.
Terdapat pada baris (4.1) Ambilkan aku kantong sampah itu, (4.2) Ambilkan aku satu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
19
(4.3) Jadikan aku kantong sampah itu, (4.5) Bahagialah kau kantong sampah, dan
(4.6) Semua jadi tenang dan indah.
Pada syair lagu “Tanam Saja” mengandung topik lingkungan yaitu banyaknya
pepohonan yang mati di Pulau Bali.
(5) “Tanam Saja”
(5.1) Aku merasakan ini
(5.2) Kamu tau aku sakit hati
(5.3) Melihat semua mati di hadapanku
(5.4) Dan yang tersisa cuma debu
(5.5) hoooouuuoooo
(5.6) Ini serius
(5.7) Tentang bumi ini
(5.8) Alam ini
(5.9) Dan kebun di depan rumahku
(5.10) Tentang pohon pisang
(5.11) Tentang rumput liar
(5.12) Tentang capung, tentang burung
(5.13) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(5.14) Kita harus menanam kembali
(5.15) Hijau saat ini dan nanti
(5.16) Kita harus menanam kembali
(5.17) Satu saja sangat berarti untukmu
(5.18) Tanam saja
(5.19) Tanam sajalah
(5.20) tanam saja
(5.21) tanam sajalah
(5.22) Tentang bumi ini
(5.23) Alam ini
(5.24) Dan kebun di depan rumahku
(5.25) Tentang pohon pisang
(5.26) Tentang rumput liar
(5.27)Tentang capung, tentang burung
(5.28) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(5.29) Kita harus menanam kembali
(5.30) Hijau saat ini dan nanti
(5.30) Kita harus menanam kembali
(5.31) Satu saja sangat berarti untukmu
(5.32) Tanam saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
20
(5.33) Tanam sajalah
(5.34) tanam saja
(5.35) tanam sajalah
(5.36) Alam sehat, tanggung jawab
Pada contoh (5), lagu “Tanam Saja” bertopik tentang lingkungan, pengarang
ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap alam terutama pepohonan yang
mati. Pengarang ingin menyampaikan pesan kepada manusia agar menjaga kembali
kelestarian alam dengan cara menanam kembali pohon serta merawatnya. Terdapat di
baris (5.3) Melihat semua mati di hadapanku, (5.4) Dan yang tersisa cuma debu,
(5.13) tentang kenyataan bahwa semua tak seindah dulu, (5.14) Kita harus menanam
kembali, (5.15) Hijau saat ini dan nanti, dan (5.18) Tanam saja.
Pada syair lagu “Ini Judulnya Belakangan” mengandung topik lingkungan
yaitu rusaknya alam karena pembangunan di Pulau Bali.
(6) “Ini Judulnya Belakangan”
(6.1) Bali aku tinggal sebentar ya,
(6.2) aku mau ke Jogjakarta
(6.3) aku mau nyanyi seperti biasanya
(6.4) Bali aku pergi sebentar ya,
(6.5) pergi dari jalanmu yang mulai macet
(6.6) mulai nggak nyaman, mulai...
(6.7) Bali aku pergi sebentar ya,
(6.8) pergi dari pantaimu yang katanya indah
(6.9) yang disekelilingnya berdiri hotel megah, wah
(6.10) Bali aku pergi sebentar ya,
(6.11) pergi dari alammu yang katanya asri
(6.12) asri sebelah sana, eh sebelah sini enggak
(6.13) Esok ku kembali semoga
(6.14) esok ku kembali semoga pemimpin menambah prestasi
(6.15) bukannya menambah BALIHO
(6.16) Esok ku kembali semoga
(6.17) esok ku kembali semoga
(6.18) beton tak tumbuh lebih subur daripada pepohonan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
21
(6.19) uuuiiuuuuu, ,,, uiuu, ,,,
Pada contoh (6), lagu “Ini Judulnya Belakangan” bertopik tentang kritik
terhadap lingkungan, pengarang ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap
lingkungan dan alam di Bali. Pengarang bermaksud menyampaikan keluhannya
terhadap alam dan lingkungan yang rusak karena pembangunan terutama hotel
megah. Terdapat di baris (6.5) Pergi dari jalanmu yang mulai macet, (6.6) mulai
nggak nyaman, mulai…, (6.9) yang disekelilingnya berdiri hotel megah, wah, (6.18)
beton tak tumbuh lebih subur daripada peohonan.
Pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa” mengandung topik lingkungan yaitu
tercemarnya lingkungan alam di Pulau Bali.
(7) “Semoga Hanya Lupa”
(7.1) Tenang, tenang udara
(7.2) Nyaman, nyaman dirasakan
(7.3) Setiap jalan ini, senang ku lewati
(7.4) Setiap hidup ini, tenang ku jalani
(7.5) Karna alam adalah temanku
(7.6) Dia beri semua untukku
(7.7) Panas-panas, mulai terasa
(7.8) Sahabatku, mulai marah
(7.9) Kususah, tuk temukan senyumnya
(7.10) Tak ada, hijaunya lagi
(7.11) Kita lupa, tuk menyayanginya
(7.12) Kita hanya ingat, menikmatinya
(7.13) Kita lupa, tuk memeliharanya
(7.14) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(7.15) Kita lupa, tuk menyayanginya
(7.16) Kita hanya ingat, menikmatinya
(7.17) Kita lupa, tuk memeliharanya
(7.18) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(7.19) Hanya mengambil lupa untuk memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
22
(7.20) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(7.21) Hanya menikmati lupa……
(7.22) Menjaga
Pada contoh (7), “Semoga Hanya Lupa” bertopik tentang lingkungan,
pengarang ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap tercemarnya
lingkungan dan alam di Bali. Dalam syair lagu ini pengarang bermaksud
menyampaikan kritik kepada manusia yang lupa menjaga alam, manusia hanya
menikmati dan mengambil hasil dari alam tanpa menjaga kelestariannya. Terdapat di
baris (7.10) tidak ada hijaunya lagi, (7.11) kita lupa, tuk menyayanginya, (7.13) kita
lupa tuk memeliharanya, dan (7.19) hanya mengambil lupa unuk memberi.
2.3 Lagu yang Bertopik Sosial
Menurut KBBI Daring (2018), sosial yaitu berkenaan dengan masyarakat;
suka memperhatikan kepentingan umum; suka menolong, menderma, dan sebagainya.
Lagu yang bertopik sosial sebagai berikut (i) “Smoking Kills”, (ii) “Lagu Semut”, (iii)
“Apa Susahnya”, dan (iv) “Laguku Untukmu”.
Pada syair lagu “Smoking Kills” mengandung topik sosial yaitu kritik terhadap
remaja yang sudah merokok.
(8) “Smoking Kills”
(8.1) Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
(8.2) Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
(8.3) Bukan sesuatu hal yang baru, jika kulihat teman berasap ria di lorong
(8.4) Dan itu waktu SMA, waktu semua ingin terlihat perkasa
(8.5) Dan itu waktu SMA, waktu kau hisap satu batang untuk semua
(8.6) Satu batang di tangan kanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
23
(8.7) Dan kau pegang satu batang di tangan kiri
(8.8) Satu malam pun terasa lebih berarti
(8.9) Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
(8.10) Dan aku mulai berpikir, aku atau mereka yang lebih dulu mati
(8.11) Dan aku mulai berpikir, apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(8.12) Dan aku mulai berpikir, tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(8.13) Smoking kills, smoking kills, smoking kills,
(8.14) Smoking kills…
Pada contoh (8), lagu “Smoking Kills” bertopik tentang sosial, pengarang
ingin mengugkapkan maksud kritikannya terhadap keadaan sosial terhadap orang
yang belum dewasa terutama kalangan pemuda yang sudah merokok. Pengarang
bermaksud menyampaikan sindiran kepada fenomena anak muda yang menjunjung
tinggi aktivitas merokok sebagai gaya hidup yang bebas. Terdapat pada baris (8.1)
Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa, (8.2) Tapi bebas dihisap oleh orang
yang belum dewasa, (8.3) Bukan sesuatu hal yang baru, jika kulihat teman berasap
ria di lorong, (8.4) Dan itu waktu SMA, waktu semua ingin terlihat perkasa, (8.5)
Dan itu waktu SMA, waktu kau hisap satu batang untuk semua.
Pada syair lagu “Lagu Semut” mengandung topik sosial yaitu terhadap
sebagian manusia yang tidak bisa hidup berdampingan dengan sesama.
(9) “Lagu Semut”
(9.1) Aku semut hitam
(9.2) Mencari makan
(9.3) Jangan injak aku kawan
(9.4) Aku semut hitam
(9.5) Cuma mau makan
(9.6) Sisa dari rumahmu kawan
(9.7) Aku semut hitam
(9.8) Mencari makan
(9.9) Jangan injak aku kawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
24
(9.10) Aku semut hitam
(9.11) Cuma mau makan
(9.12) Sisa dari rumahmu kawan
(9.13) kawan
(9.14) Ku tak ingin semua milikmu
(9.15) Hanya sedikit sisa rotimu
(9.16) Ruang ini sungguh besar
(9.17) Mampukah kita berbagi kawan
(9.18) Bolehkah hidup berdampingan kawan
Pada contoh (9), lagu “Lagu Semut” bertopik tentang kritik terhadap sosial,
pengarang ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap sebagian manusia
yang tidak bisa hidup berdampingan dengan sesama, terkadang manusia saling
menindas dan tidak mau menolong satu sama lain. Terdapat di baris (9.1) Aku semut
hitam, (9.2) Mencari makan, (9.3) Jangan injak aku kawan, (9.5) Cuma mau makan,
dan (9.6) Sisa dari rumahmu kawan, (9.14) Ku tak ingin semua milikmu, (9.17)
Mampukah kita berbagi kawan, dan (9.18) Bolehkah hidup berdampingan kawan.
Pada syair lagu “Apa Susahnya” mengandung topik sosial yaitu tentang
pluralisme yang sudah mulai luntur di negeri ini.
(10) “Apa Susahnya”
(10.1) Apa susahnya
(10.2) Berkata cinta, pada satu makhluk saja
(10.4) Apa susahnya
(10.5) Berkata cinta, pada satu manusia saja
(10.6) Apa susahnya
(10.7) Berkata cinta, pada satu wanita saja
(10.8) Apa susahnya
(10.9) Berkata cinta, kalau dari mulutmu saja
(10.10) Ini bukan lagu romantis
(10.11) Tapi lagu tentang cinta
(10.12) Pada semua
(10.13) Ini bukan lagu romatis
(10.14) Tapi lagu tentang cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
25
(10.15) Yang tak harus selalu
(10.16) Naaa…naaa.naaaaa
(10.17) Coba kau Tanya
(10.18) Kenapa kita, punya warna kulit yang beda
(10.19) Coba kau Tanya
(10.20) Kenapa kita, punya kata-kata tak sama
(10.21) Coba kau Tanyakan pada dia
(10.22) "Hey kau beragama Apa?"
(10.23) Jawabnya "kita semua tercipta dari satu tangan yang sama!"
(10.24) Ini bukan lagu romantis
(10.25) Tapi lagu tentang cinta
(10.26) Pada semua
(10.27) Ini bukan lagu romatis
(10.28) Tapi lagu tentang cinta
(10.29) Yang tak harus selalu
(10.30) Naaa…naaa.naaaaa
Pada contoh (10), lagu “Apa Susahnya” bertopik tentang sosial yaitu
pluralisme. Dengan mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu “Apa Susahnya”
bermaksud untuk menyampaikan pesan tentang pluralisme yang sudah mulai luntur di
negeri ini. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang pluralisme,
seperti pada bait (10.18) Kenapa kita punya warna kulit yang beda, (10.20) Kenapa
kita, punya kata-kata tak sama, (10.22) Hey kau beragama apa?, dan (10.23)
Jawabnya “kita semua tercipta dari satu tangan yang sama!”.
Pada syair lagu “Laguku Untukmu” mengandung topik sosial yaitu sindiran
terhadap orang yang memiliki kekuasaan.
(11) “Laguku Untukmu”
(11.1) Apa masih bisa kau mendengar
(11.2) Pelan saja aku ingin bicara
(11.3) Tentang perasaan yang gelisah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
26
(11.4) Dengan keadaan
(11.5) Tanah yang perlahan habis kau jual
(11.6) Mungkin memang kau bahagia
(11.7) Sendiri saja ya sendiri saja kau bahagia
(11.8) kebohongan jadi hal biasa
(11.9) janji bukan lagi tuk kau tepati
(11.10) terang terangan saja
(11.11) yang punya uang dimenangkan
(11.12) aturan pun hanya jadi mainan
(11.13) di negeri ku yang kucinta
(11.14) yang punya uang ya bisa mainkan segalanya
(11.15) rekam saja yang ingin bicara
(11.16) kebebasan hanya tuk yang berkuasa
(11.17) yang ditanah lahir yang kucinta
(11.18) yang apa benar kau juga sama mencintainya
(11.19) apa masih bisa kau mendengar
(11.20) pelan saja aku ingin bicara
Pada contoh (11), lagu “Laguku Untukmu” bertopik tentang kritik terhadap
sosial, pengarang ingin mengugkapkan maksud kritikannya terhadap orang yang
memiliki kekuasaan, rakyat kecil tidak bisa memiliki kebebasan karena sudah
direnggut oleh orang yang memiliki kekuasaan. Terdapat pada baris (11.11) yang
punya uang dimenangkan, (11.14) yang punya uang ya bisa mainkan segalanya, dan
(11.16) kebebasan hanya tuk yang berkuasa.
2.4 Lagu yang Bertopik Semangat Hidup
Menurut KBBI Daring (2018), semangat adalah kekuatan (kegembiraan,
gairah) batin; keadaan atau suasana batin. Lagu- lagu yang bertopik semangat hidup
adalah sebagai berikut (i) “Mengawali Hari”, (ii) “Bersama Kita”, (iii) “Manipulasi
Hari”, dan (iv) “Perspektif Bodoh”, dan (v) “Tak Pernah Terlambat”, “On The Job
Training”, “Tunda”, “Mau Apa?”, dan “Rasa”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
27
Pada syair lagu “Mengawali Hari” mengandung topik semangat hidup yaitu
manusia seharusnya hidup dengan semangat dan senyuman setiap mengawali hari dan
menikmati semua yang sudah diberikan Tuhan.
(12) “Mengawali Hari”
(12.1) Pagi telah datang semua siap hadapi dunia
(12.2) Pagi yang datang haruskan kita untuk berpikir
(12.3) Pikirkan burukmu, pikirkan sifatmu, pikirkan sekitarmu
(12.4) Baru kau mulai langkahmu
(12.5) Lihat ke depan
(12.6) Perlu sedikit senyuman
(12.7) Walau tak seindah dulu
(12.8) Yang kau lihat kini
(12.9) Apa yang kita rasa
(12.10) Apa yang kita lihat
(12.11) Apa yang kita terima
(12.12) Apa yang kita rasa
(12.13) Apa yang kita lihat
(12.14) Apa yang kita alami
(12.15) Semua karna kita sendiri
(12.16) Tetap jalani
(12.17) Tetap nikmati
(12.18) Apa yang kita rasa
(12.19) Apa yang kita lihat
(12.20) Apa yang kita terima
(12.21) Apa yang kita rasa
(12.22) Apa yang kita lihat
(12.23) Apa yang kita alami
(12.24) Semua karna kita sendiri
Pada contoh (12), lagu “Mengawali Hari” bertopik tentang semangat hidup,
pengarang ingin menyampaikan pesan kepada manusia agar selalu semangat dalam
menjalani kehidupan. Manusia seharusnya hidup dengan semangat dan senyuman
setiap mengawali hari dan menikmati semua yang sudah diberikan Tuhan. Terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
28
pada baris (12.1) Pagi telah datang semua siap hadapi dunia, (12.5) Lihat ke depan,
(12.16) Tetap jalani, (12.17) Tetap nikmati.
Pada syair lagu “Bersama Kita” mengandung topik semangat hidup yaitu
manusia harus selalu menghadapi tantangan dalam kehidupan dan jangan mudah
menyerah.
(13) “Bersama Kita”
(13.1) Mencoba slalu temukan
(13.2) Apa yang ingin kita cari
(13.3) Dan tetap slalu bersama
(13.4) Dalam berpikir dan menjalani
(13.5) Semua cerita dalam setiap hidup
(13.6) Takkan selamanya indah
(13.7) Takkan selamanya buruk
(13.8) Coba slalu hadapi
(13.9) Mencoba slalu temukan
(13.10) Apa yang ingin kita cari
(13.11) Dan tetap slalu bersama
(13.12) Dalam berpikir dan menjalani
(13.13) Semua cerita dalam setiap hidup
(13.14) Takkan selamanya indah
(13.15) Takkan selamanya buruk
(13.16) Coba slalu hadapi
(13.17) Coba slalu hadapi
(13.18) Disaat kau tak mampu hadapi semua
(13.19) Dekapkan badanmu di dekat kita
(13.20) Dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
(13.21) Mari bersama kita
(13.22) Hadapi dengan kita
(13.23) Mari bersama kita
(13.24) Hadapi dengan kita
Pada contoh (13), lagu “Bersama Kita” bertopik tentang semangat hidup,
pengarang ingin menyampaikan pesan kepada manusia agar selalu optimis dalam
menjalani kehidupan. Kehidupan manusia memang tidak selamanya indah dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
29
selamanya buruk. Manusia harus selalu menghadapi tantangan dalam kehidupan dan
jangan mudah menyerah. Terdapat pada baris (13.1) Mencoba slalu temukan, (13.2)
Apa yang ingin kita cari, (13.8) Coba slalu hadapi, (13.9) Mencoba selalu temukan.
Pada syair lagu “Manipulasi Hari” mengandung topik semangat hidup yaitu
manusia agar selalu semangat dalam menjalani hari dan optimis dalam mengejar
mimpi.
(14) “Manipulasi Hari”
(14.1) Senja Terlihat, saatnya bersiap
(14.2) Menunggu yang diharapkan datang
(14.3) Datang untuk hidup kurang mimpi ini
(14.4) Sembari Menunggu
(14.5) Coba Hibur diri
(14.6) Na na na...
(14.7) Ramaikan Ruang ini
(14.8) Doa pun tercampur didalamnya
(14.9) Datanglah cepat hari ini
(14.10) Agar bisa tersenyum
(14.11) Agar dia Senang
(14.12) Kau Seperti dewa
(14.13) Kau buat hidup ini berwarna
(14.14) Kau bagai dewa
(14.15) Kau buat orang terus bermimpi
(14.16) Bermimpi yang besar
(14.17) Berkeinginan yang besar
(14.18) Dan terus mengejar kejar sampai lupa
(14.19) Lupa akan indahnya diri mu
Pada contoh (14), lagu “Manipulasi Hari” bertopik tentang semangat hidup,
pengarang ingin menyampaikan pesan kepada manusia agar selalu semangat dalam
menjalani hari dan optimis dalam mengejar mimpi. Terdapat pada baris (14.1) Senja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
30
Terlihat, saatnya bersiap, (14.16) Bermimpi yang besar, (14.17) Berkeinginan yang
besar, (14.18) Dan terus mengejar kejar sampai lupa.
Pada syair lagu “Perspektif Bodoh” mengandung topik semangat hidup, yaitu
setiap masalah yang dihadapi oleh manusia pasti ada jalan keluarnya.
(15) “Perspektif Bodoh”
(15.1) Setiap masalah
(15.2) Punya jalan keluarnya
(15.3) Hanya saja
(15.4) Dari sudut mana
(15.5) Kita perlu menimbang
(15.6) Dan ambil masukan
(15.7) Karna kepala ini
(15.8) Terkadang enggan
(15.9) Memandang hal dengan lebih mudah
(15.10) Urusan yang mudah
(15.11) Dibuat jadi masalah
(15.12) Sering kali
(15.13) Yang diperdebatkan
(15.14) Cuma jadi basa basi
(15.15) Yang kapan habisnya
(15.16) Rumit kepala ini
(15.17) Terkadang perlu
(15.18) Tuk di sederhanakan
(15.19) Rumit kepala ini
(15.20) Terkadang perlu
(15.21) Tuk di sederhanakan
Pada contoh (15), lagu “Perspektif Bodoh” bertopik tentang semangat hidup,
pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa setiap masalah yang dihadapi oleh
manusia pasti ada jalan keluarnya. Manusia tidak boleh patah semangat dan putus asa
dalam menjalani kehidupan. Terdapat pada baris (15.1) Setiap masalah, (15.2) Punya
jalan keluarnya, (15.16) Rumit kepala ini, (15.17) Terkadang perlu, dan (15.18) Tuk
di sederhanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
31
Pada syair lagu “Tak Pernah Terlambat” mengandung topik semangat hidup
yaitu manusia harus selalu semangat dalam berjuang untuk menjalani hidup, dan
tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik.
(16) “Tak Pernah Terlambat”
(16.1) Ketika ku bertanya
(16.2) Tentang semua yang terjadi
(16.3) Ketika ku berkaca
(16.4) Melihat kehebatan nya
(16.5) Harus sadar semua, Semua kembali pada nya
(16.6) Dan kita semua sama, sama sama menyembah nya uwooo ooo oo
(16..7) Tak pernah terlambat
(16.8) Jika kau ingin berubah
(16.9) Hanya dirimu lah yang menghamba segala nya
(16.10) Bukan mereka, bukan siapa dan bukan juga dia
(16.11) Harus sadar semua, semua kembali pada nya dan kita semua sama
(16.12) Sama sama menyembah nya uooo
(16.13) Dan jika kita rasa, coba kau rasaka saja
(16.14) Mungkin kau sedang di coba, di coba tuk mengingat nya ouuu
(16.15) Tak pernah terlambat
(16.16) Jika kau ingin berubahhh
(16.17) Hanya dirimu lah yang menghamba segala nya
(16.18) Bukan mereka, bukan siapa dan bukan juga dia
(16.19) Oooo
(16.20) Bukan juga dia
Pada contoh (16), lagu “Tak Pernah Terlambat” bertopik tentang semangat
hidup, pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa manusia harus selalu semangat
dalam berjuang untuk menjalani hidup. Dan tidak pernah ada kata terlambat untuk
berubah menjadi lebih baik. Terdapat pada baris (16.7) Tak pernah terlambat, (16.8)
Jika kau ingin berubah. (16.9) Hanya dirimu lah yang menghamba segala nya, dan
(16.10) Bukan mereka, bukan siapa dan bukan juga dia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
32
Pada syair lagu “On The Job Training” mengandung topik semangat hidup
yaitu manusia yang harus selalu bekerja dan berpikir.
(17) “On The Job Training”
(17.1) Duduk sambil melihat mereka bekerja
(17.2) Diam sambil menunggu mereka bicara
(17.3) Begitu aja
(17.4) Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
(17.5) Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
(17.6) Gitu gitu aja
(17.7) Bekerjalah, berpikirlah
(17.8) Bekerja walau hanya dengan duduk
(17.9) Berpikir walau hanya dengan diam
(17.10) Bekerjalah, berpikirlah
(17.11) Bekerja walau hanya dengan duduk
(17.12) Berpikir walau hanya dengan diam
(17.13) Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
(17.14) Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
(17.15) Gitu gitu aja
(17.16) Bekerjalah, berpikirlah
(17.17) Bekerja walau hanya dengan duduk
(17.18) Berpikir walau hanya dengan diam
(17.19) Bekerjalah, berpikirlah
(17.20) Bekerja walau hanya dengan duduk
(17.21) Berpikir walau hanya dengan diam
(17.22) Bekerjalah, berpikirlah
(17.23) Bekerja walau hanya dengan duduk
(17.24) Berpikir walau hanya dengan diam
(17.25) Bekerjalah, berpikirlah
(17.26) Bekerja walau hanya dengan duduk
(17.27) Berpikir walau hanya dengan diam
Pada contoh (17), lagu “On The Job Training” bertopik tentang semangat
hidup, pengarang ingin mengugkapkan maksud kritikannya terhadap manusia yang
hanya menyia-nyiakan waktunya, mereka hanya menghabiskan waktu dengan
percuma. Lewat syair lagu ini pengarang juga bermaksud menyampaikan pesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
33
kepada manusia agar berpikir, bekerja dan semangat dalam menjalani hidupnya.
Terdapat pada baris (17.1) Duduk sambil melihat mereka bekerja, (17.2) Diam sambil
menunggu mereka bicara, (17.3) Begitu aja, (17.7) Bekerjalah, berpikirlah, (17.8)
Bekerja walau hanya dengan duduk, dan (17.9) Berpikir walau hanya dengan diam.
Pada syair lagu “Tunda” mengandung topik semangat hidup yaitu terhadap
orang yang selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya.
(18) “Tunda”
(18.1) Satu hal yang terburuk dalam hidupku adalah
(18.2) Ketika aku tak langsung mengerjakan masalah
(18.3) Yang seharusnya kukerjakan
(18.4) Sering aku lakukan
(18.5) Padahal jarum jam di dinding terus berpindah
(18.6) Jam di tangan pun sudah kulepas dan pakai lagi
(18.7) Gambar presidenku pun sudah terus berganti
(18.8) Tetap saja aku ulangi
(18.9) Tunda tunda tunda sampai kau menua
(18.10) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(18.11) Tunda tunda tunda tunda sampai kau menua
(18.12) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(18.13) Satu hal yang terbaik dalam hidupku adalah
(18.14) Ketika aku sudah mulai mengalah mengerjakan segala masalah
(18.15) Kali ini aku lakukan
(18.16) Sekarang kukerjakan yang harusnya bulan lalu
(18.17) Sorenya kukerjakan yang harusnya minggu lalu
(18.18) Sial malamnya semua itu sudah berlalu
(18.19) Esok paginya kumulai lagi dengan
Pada contoh (18) lagu “Tunda” bertopik tentang semangat hidup, pengarang
ingin mengungkapkan maksud kritikannya terhadap orang yang selalu menunda-
nunda pekerjaan dan menghabiskan waktu dengan percuma namun tetap berusaha
menyelesaikan pekerjaannya. Terdapat pada baris (18.1) Satu hal yang terburuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
34
dalam hidupku adalah (18.2) Ketika aku tak langsung mengerjakan masalah, (18.3)
Yang seharusnya kukerjakan, (18.4) Sering aku lakukan, (18.8) Tetap saja aku
ulangi, (18.9) Tunda tunda tunda sampai kau menua, (18.10) Dan tunggu tunggu
tunggu dulu, (18.11) Tunda tunda tunda tunda sampai kau menua, (18.13) Satu hal
yang terbaik dalam hidupku adalah, dan (18.14) Ketika aku sudah mulai mengalah
mengerjakan segala masalah.
Pada syair lagu “Mau Apa?” mengandung topik tentang semangat hidup yaitu
seseorang yang sedang berusaha mencari jati diri.
(19) “Mau Apa?”
(19.1) Dari hari ke hari, aku terus mencari
(19.2) Apa yang sebenarnya, hati ini inginkan
(19.3) Dalam hidupku, dalam nafasku
(19.4) Seumpama kalian punya satu keinginan
(19.5) Seperti sebuah jalan yang harus kau temukan
(19.6) Dalam hidupmu, dengan tanganmu
(19.7) Oh terbang bebas, di udara yang penuh asap
(19.8) Menerobos, hingga menembus awan lalu tentukan
(19.9) Mau apa aku dengan hidupku ini
(19.10) Mau apa aku dengan hidupku ini
(19.11) Mau apa aku dengan hidupku ini
(19.12) Mau apa aku dengan hidupku ini
(19.13) Aku mau jadi sesuatu yang kau tahu itu aku
Pada contoh (19), lagu “Mau Apa?” bertopik tentang semangat hidup. Dengan
mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu “Mau Apa?” semangat hidup yaitu
seseorang yang sedang berusaha mencari jati diri, seperti pada bait (19.1) Dari hari
ke hari, aku terus mencari, (19.2) Apa yang sebenarnya hati ini inginkan, (19.3)
Dalam hidupku, dalam nafasku, (19.4) Seumpama kalian punya satu keinginan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
35
(19.5) Seperti sebuah jalan yang harus kau temukan dan (19.9) Mau apa aku dengan
hidupku ini.
2.5 Lagu yang bertopik Keresahan Hidup
Menurut KBBI Daring (2018), resah berarti gelisah, tidak tenang, gugup, dan
rusuh hati. Pada syair lagu “Rasa” mengandung topik tentang hidup yang resah yaitu
seseorang yang sedang mengalami kesulitan dalam hidupnya.
(20) “Rasa”
(20.1) Apa yang kurasakan, apa yang kuharapkan
(20.2) Harapan itu tak pernah akan, rasa itu seperti tertahan
(20.3) Bagaimana caranya, mengungkapkan
(20.4) Coba slalu terbuka, tanpa ada ganjalan di dada
(20.5) Hidup ini memang indah, takkan pernah sirna
(20.6) Tapi diriku merasa resah
(20.7) Hidup ini memang indah, oh tapi mengapa
(20.8) Terlalu banyak logika yang mengalahkan rasa
(20.9) Akankah ini berubah atau tetap begini adanya
(20.10) Berat tetap terasa, mengapa? mengapa?
Pada contoh (20), lagu “Rasa” bertopik tentang keresahan hidup. Dalam lagu
ini terdapat syair yang menceritakan tentang keresahan hidup yang sedang dialami
oleh seseorang, seperti pada bait (20.2) Harapan itu tak pernah akan, rasa itu seperti
tertahan (20.3) Bagaimana caranya, mengungkapkan, (20.6) Tapi diriku merasa
resah (20.8) Terlalu banyak logika yang mengalahkan rasa, (20.9) Akankah ini
berubah atau tetap begini adanya, (20.10) Berat tetap terasa, mengapa? Mengapa?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
36
2.6 Lagu yang Bertopik Cinta
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan
pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat
faktor pembentuknya. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang
mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya,
cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain,
berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek
tersebut (Wikipedia bahasa Indonesia). Lagu-lagu yang bertopik cinta pada syair
lagu grup band Nosstress, yaitu (i) “Pegang Tanganku”, dan (ii) “Minor Bahagia”,
dan (iii) “Buka Hati”.
Pada syair lagu “Pegang Tanganku” mengandung topik cinta yaitu syukur
karena memiliki seseorang yang selalu ada di sampingnya.
(21) “Pegang Tanganku”
(21.1) Pegang tangan ku
(21.2) Hentikan tawamu sejenak
(21.3) Sudah terlalu banyak tuk senang
(21.4) Sudah saatnya merenung..
(21.5) dan bersyukur
(21.6) Ohh indahnya menjalani denganmu
(21.7) Ohh nikmatnya bersamamu
(21.8) Tapi kita harus mulai mengerti
(21.9) Tapi kita harus mulai batasi
(21.10) karena.. karena.. karena..
(21.11) Indah itu tak selalu ada
(21.12) Senang itu sementara
(21.13) Jika senang jangan terlalu
(21.14) Jika sedih janganbterlalu
(21.15) Ohh indahnya menjalani denganmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
37
(21.16) Ohh nikmatnya bersamamu
(21.17) Tapi kita harus mulai mengerti
(21.18) Tapi kita harus mulai batasi
(21.19) karena.. karena.. karena..
(21.20) Indah itu tak selalu ada
(21.21) Senang itu sementara
(21.22) Jika senang jangan terlalu
(21.23) Jika sedih jangan terlalu....
(21.24) Sederhanakan diri
(21.25) di depan masih panjang
(21.26) karena hidup tak hanya
(21.27) senang dan indah, indah dan senang
Pada contoh (21), lagu “Pegang Tanganku” bertopik tentang cinta. Dengan
mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu “Pegang Tanganku” bermaksud untuk
mengungkapkan rasa cinta dan syukurnya karena memiliki seseorang yang selalu ada
di sampingnya. Pengarang juga bermaksud menyampaikan pesan jika dalam hidup
kita harus selalu bersyukur dan harus selalu ingat bahwa hidup tidak hanya selalu
senang dan tidak selalu sedih. Kita harus hidup dengan sederhana karena perjalanan
ke depan masih panjang. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan
tentang cinta, seperti pada bait (21.6) Ohh indahnya menjalani denganmu, (21.7) Ohh
nikmatnya bersamamu.
Pada syair lagu “Minor Bahagia” mengandung topik cinta yaitu kepada
sahabat.
(22) “Minor Bahagia”
(22.1) Bangun Pagi Teringat
(22.2) Kalian di sampingku
(22.3) Semua yang ada
(22.4) Di setiap malamku
(22.5) Gembira waktu tertawa bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
38
(22.6) Aku senang kau disini
(22.7) Andai saja waktu tak cepat berlalu
(22.8) Kita masih bisa bersama
(22.9) Menjalani semua
(22.10) Senang - senang kita bersama
(22.11) Susah pun teman takkan mungkin lupa
(22.12) Semangat berjalan bersama
(22.13) Meraih impian kita
(22.14) Gembira waktu tertawa bersama
(22.15) Aku senang kau disini
(22.16) Andai saja waktu tak cepat berlalu
(22.17) Kita masih bisa bersama
(22.18) Menjalani semua
(22.19) Senang - senang kita bersama
(22.20) Susah pun teman takkan mungkin lupa
(22.21) Semangat arungi samudera
(22.22) Meraih impian kita
Pada contoh (22), lagu “Minor Bahagia” bertopik tentang cinta. Dengan
mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu “Minor Bahagia” bermaksud untuk
mengungkapkan rasa cinta dan bahagia kepada sahabatnya. Pengarang mengingat
masa-masa indah saat bersama dengan sahabatnya dan menghargai setiap perjuangan
bersama sahabatnya untuk mencapai impian dan kesuksesan bersama. Dalam lagu ini
juga terdapat syair yang menceritakan tentang cinta, seperti pada bait (22.5) Gembira
waktu tertawa bersama, (22.6) Aku senang kau di sini, (22.10) Senang-senang kita
bersama, dan (22.12) Semangat berjalan bersama.
Pada syair lagu “Buka Hati” mengandung topik cinta kebahagiaan dan cinta
kasihnya pada seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
39
(23) “Buka Hati”
(23.1) Bibir mengucap dengan lantang berdendang harmoni lirih
(23.2) Apa yang pernah kita janjikan saat duduk berdampingan
(23.3) Sempat terlupa, kau maupun aku
(23.4) Sempat tak terbina
(23.5) Sekarang kurasakan beda dan kuharap kau pun begitu
(23.6) Buka hati pikiranmu juga untuk kita bersama
(23.7) Buka hati pikiranmu juga untuk kita berdua
(23.8) Dan buka hati pikiranmu juga untuk kita
(23.9) Nikmati indahnya pagi bersama
(23.10) Tak kupercaya kau didekatku
(23.11) Dan apapun itu
(23.12) Sekarang kurasakan beda
(23.13) Dan kuharap kaupun begitu
(23.14) Buka hati pikiranmu juga untuk kita bersama
(23.15) Buka hati pikiranmu juga untuk kita berdua
(23.16) Dan buka hati pikiranmu juga untuk kita
(23.17) Nikmati indahnya pagi bersama.
Pada contoh (23) lagu “Buka Hati” bertopik tentang cinta. Dengan
mengangkat topik tersebut, penulis syair lagu “Buka Hati” bermaksud untuk
mengungkapkan rasa cinta yaitu saat menjalani kehidupan bersama orang yang
disayangi. Dalam lagu ini juga terdapat syair yang menceritakan tentang cinta, seperti
pada bait (23.6) Buka hati pikiranmu juga untuk kita bersama, (23.7) Buka hati
pikiranmu juga untuk kita berdua, (23.8) Dan buka hati pikiranmu juga untuk kita,
dan (23.9) Nikmati indahnya pagi bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
40
BAB III
GAYA BAHASA PADA SYAIR LAGU KARYA GRUP BAND NOSSTRESS
3.1 Pengantar
Pada bab ini, diuraikan jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan dalam syair
lagu grup band Nosstress. Daftar syair lagu yang diteliti sudah disebutkan pada bab I.
Berdasarkan lirik lagu yang sudah ditentukan, gaya bahasa yang ditemukan meliputi
gaya bahasa perbadingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya
bahasa perulangan. Dari keempat gaya bahasa tersebut, gaya bahasa yang paling
dominan adalah gaya bahasa perbandingan dan gaya bahasa perulangan. Fungsi dari
gaya bahasa yaitu memberikan efek-efek tertentu dengan cara yang khas dalam
menyampaikan pikiran atau perasaan secara lisan maupun tertulis.
3.2 Gaya Bahasa Perbandingan
Gaya bahasa perbandingan dibagi menjadi sepuluh jenis, yaitu perumpamaan,
metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, pleonasme, perifrasis,
antisipasi, dan koreksio. Dalam penelitian ini, ditemukan lima jenis gaya bahasa
perbandingan, yakni (i) metafora, (ii) antisipasi, (iii) personifikasi, (iv) perumpamaan
(simile), dan (v) depersonifikasi. Berikut pemaparan gaya bahasa perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
41
3.2.1 Metafora
Metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang implisit tanpa menggunakan
kata seperti atau sebagai (Tarigan, 1985: 242). Gaya bahasa ini terdapat pada lagu
“Rasa”, “Laguku Untukmu”, dan “Perspektif Bodoh”. (Garis bawah ditambahkan).
(24) “Rasa”
(24.1) Apa yang kurasakan, apa yang kuharapkan
(24.2) Harapan itu tak pernah akan, rasa itu seperti tertahan
(24.3) Bagaimana caranya, mengungkapkan
(24.4) Coba slalu terbuka, tanpa ada ganjalan di dada
(24.5) Hidup ini memang indah, takkan pernah sirna
(24.6) Tapi diriku merasa resah
(24.7) Hidup ini memang indah, oh tapi mengapa
(24.8) Terlalu banyak logika yang mengalahkan rasa
(24.9) Akankah ini berubah atau tetap begini adanya
(24.10) Berat tetap terasa, mengapa? mengapa?
Pada syair lagu “Rasa” tersebut di atas, gaya bahasa metafora terdapat pada
baris (24.4) yaitu frasa ganjalan di dada. Arti denotasi dari kata dada adalah bagian
tubuh sebelah depan di antara perut dan leher. Namun, dalam konteks frasa pada baris
(24.4) memiliki arti lain berupa sebuah perasaan, sehingga bisa diartikan sebuah
perasaan atau rasa yang masih tertahan dan belum dapat diungkapkan.
(25) “Laguku Untukmu”
(25.1) Apa masih bisa kau mendengar
(25.2) Pelan saja aku ingin bicara
(25.3) Tentang perasaan yang gelisah
(25.4) Dengan keadaan
(25.5) Tanah yang perlahan habis kau jual
(25.6) Mungkin memang kau bahagia
(25.7) Sendiri saja ya sendiri saja kau bahagia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
42
(25.8) kebohongan jadi hal biasa
(25.9) janji bukan lagi tuk kau tepati
(25.10) terang terangan saja
(25.11) yang punya uang dimenangkan
(25.12) aturan pun hanya jadi mainan
(25.13) di negeri ku yang kucinta
(25.14) yang punya uang ya bisa mainkan segalanya
(25.15) rekam saja yang ingin bicara
(25.16) kebebasan hanya tuk yang berkuasa
(25.17) yang ditanah lahir yang kucinta
(25.18) yang apa benar kau juga sama mencintainya
(25.19) apa masih bisa kau mendengar
(25.20) pelan saja aku ingin bicara
Pada syair lagu “Laguku Untukmu” tersebut di atas, gaya bahasa metafora
terdapat pada baris (25.11) dan (25.14), yaitu frasa yang punya uang. Frasa ini
mewakili atau mengacu pada orang maupun golongan yang memiliki kemampuan
perihal bayar- membayar (orang yang memiliki kekuasaan).
(26) “Perspektif Bodoh”
(26.1) Setiap masalah
(26.2) Punya jalan keluarnya
(26.3) Hanya saja
(26.4) Dari sudut mana
(26.5) Kita perlu menimbang
(26.6) Dan ambil masukan
(26.7) Karna kepala ini
(26.8) Terkadang enggan
(26.9) Memandang hal dengan lebih mudah
(26.10) Urusan yang mudah
(26.11) Dibuat jadi masalah
(26.12) Sering kali
(26.13) Yang diperdebatkan
(26.14) Cuma jadi basa basi
(26.15) Yang kapan habisnya
(26.16) Rumit kepala ini
(26.17) Terkadang perlu
(26.18) Tuk di sederhanakan
(26.19) Rumit kepala ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
43
(26.20) Terkadang perlu
(26.21) Tuk di sederhanakan
Pada syair lagu “Perspektif Bodoh” tersebut, gaya bahasa metafora terdapat
pada baris (26.16) dan (26.19), yaitu rumit kepala ini. Dalam arti lugas kata kepala
adalah bagian tubuh di atas leher (pada manusia dan beberapa jenis hewan merupakan
tempat otak, pusat jaringan saraf, dan beberapa pusat indra). Namun, pada penggalan
syair lagu ini kepala memiliki arti lain yaitu pikiran, sehingga maksud dari frasa rumit
kepala ini adalah sebuah keadaan di mana seseorang sedang mengalami kerumitan
dalam berpikir.
3.2.2 Antisipasi
Antisipasi adalah gaya bahasa yang berwujud penggunaan terlebih dahulu satu
atau beberapa kata sebelum gagasan ataupun peristiwa yang sebenarnya terjadi
(Tarigan, 1985: 234). Gaya bahasa antisipasi terdapat pada lagu “Bersama Kita”,
“Mau Apa?”, “Tunda”, dan “Laguku Untukmu”.
(27) “Bersama Kita”
(27.1) Mencoba slalu temukan
(27.2) Apa yang ingin kita cari
(27.3) Dan tetap slalu bersama
(27.4) Dalam berpikir dan menjalani
(27.5) Semua cerita dalam setiap hidup
(27.6) Takkan selamanya indah
(27.7) Takkan selamanya buruk
(27.8) Coba slalu hadapi
(27.9) Mencoba slalu temukan
(27.10) Apa yang ingin kita cari
(27.11) Dan tetap slalu bersama
(27.12) Dalam berpikir dan menjalani
(27.13) Semua cerita dalam setiap hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
44
(27.14) Takkan selamanya indah
(27.15) Takkan selamanya buruk
(27.16) Coba slalu hadapi
(27.17) Coba slalu hadapi
(27.18) Disaat kau tak mampu hadapi semua
(27.19) Dekapkan badanmu di dekat kita
(27.20) Dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
(27.21) Mari bersama kita
(27.22) Hadapi dengan kita
(27.23) Mari bersama kita
(27.24) Hadapi dengan kita
Pada syair lagu “Bersama Kita” tersebut di atas, gaya bahasa antisipasi
terdapat pada baris ke (27.19) Dekapkan badanmu di dekat kita dan (27.20) Dan tak
akan ada yang tak bisa kita hadapi. Semua hal dapat dihadapi jika saling
mendekapkan diri. Maksud antisipasi dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
yaitu optimisme akan sutu hal bila dilakukan bersama.
(28) “Mau Apa?”
(28.1) Dari hari ke hari, aku terus mencari
(28.2) Apa yang sebenarnya, hati ini inginkan
(28.3) Dalam hidupku, dalam nafasku
(28.4) Seumpama kalian punya satu keinginan
(28.5) Seperti sebuah jalan yang harus kau temukan
(28.6) Dalam hidupmu, dengan tanganmu
(28.7) Oh terbang bebas, di udara yang penuh asap
(28.8) Menerobos, hingga menembus awan lalu tentukan
(28.9) Mau apa aku dengan hidupku ini
(28.10) Mau apa aku dengan hidupku ini
(28.11) Mau apa aku dengan hidupku ini
(28.12) Mau apa aku dengan hidupku ini
(28.13) Aku mau jadi sesuatu yang kau tahu itu aku
Pada syair lagu “Mau Apa?” tersebut di atas, gaya bahasa antisipasi terdapat
pada baris ke (28.4) dan (28.5). Jika kita mempunyai sebuah keinginan kita harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
45
mencari jalan ataupun cara agar keinginan kita dapat terwujud. Maksud antisipasi
Seumpama kalian punya satu keinginan, Seperti sebuah jalan yang harus kau
temukan adalah sebuah dorongan agar selalu semangat dalam mencapai keinginan.
(29) “Tunda”
(29.1) Satu hal yang terburuk dalam hidupku adalah
(29.2) Ketika aku tak langsung mengerjakan masalah
(29.3) Yang seharusnya kukerjakan
(29.4) Sering aku lakukan
(29.5) Padahal jarum jam di dinding terus berpindah
(29.6) Jam di tangan pun sudah kulepas dan pakai lagi
(29.7) Gambar presidenku pun sudah terus berganti
(29.8) Tetap saja aku ulangi
(29.9) Tunda tunda tunda sampai kau menua
(29.10) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(29.11) Tunda tunda tunda tunda sampai kau menua
(29.12) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(29.13) Satu hal yang terbaik dalam hidupku adalah
(29.14) Ketika aku sudah mulai mengalah mengerjakan segala masalah
(29.15) Kali ini aku lakukan
(29.16) Sekarang kukerjakan yang harusnya bulan lalu
(29.17) Sorenya kukerjakan yang harusnya minggu lalu
(29.18) Sial malamnya semua itu sudah berlalu
(29.19) Esok paginya kumulai lagi dengan
Pada syair lagu “Tunda” di atas mengandung dua gaya bahasa antisipasi.
Gaya bahasa antisipasi yang pertama pada baris ke (29.1) dan (29.2). Suatu hal buruk
sebenarnya baru akan terjadi jika seseorang selalu menunda untuk mengerjakan
masalah dalam hidupnya. Maksud antisipasi Satu hal yang terburuk dalam hidupku
adalah, Ketika aku tak langsung mengerjakan masalah adalah kemalasan.
Gaya bahasa antisipasi kedua pada syair lagu “Tunda” di atas terdapat pada
baris (29.13) dan (29.14). Suatu hal terbaik akan sebenarnya baru akan terjadi jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
46
seseorang selalu menyelesaikan masalah dalam hidupnya. Maksud antisipasi Satu hal
yang terbaik dalam hidupku adalah, Ketika aku sudah mulai mengalah mengerjakan
segala masalah adalah kegigihan.
(30) “Laguku Untukmu”
(30.1) Apa masih bisa kau mendengar
(30.2) Pelan saja aku ingin bicara
(30.3) Tentang perasaan yang gelisah
(30.4) Dengan keadaan
(30.5) Tanah yang perlahan habis kau jual
(30.6) Mungkin memang kau bahagia
(30.7) Sendiri saja ya sendiri saja kau bahagia
(30.8) kebohongan jadi hal biasa
(30.9) janji bukan lagi tuk kau tepati
(30.10) terang terangan saja
(30.11) yang punya uang dimenangkan
(30.12) aturan pun hanya jadi mainan
(30.13) di negeri ku yang kucinta
(30.14) yang punya uang ya bisa mainkan segalanya
(30.15) rekam saja yang ingin bicara
(30.16) kebebasan hanya tuk yang berkuasa
(30.17) yang ditanah lahir yang kucinta
(30.18) yang apa benar kau juga sama mencintainya
(30.19) apa masih bisa kau mendengar
(30.20) pelan saja aku ingin bicara
Pada syair lagu “Laguku Untukmu” di atas mengandung gaya bahasa
antisipasi. Terdapat pada baris (30.8) dan (30.9). Kebohongan akan menjadi hal yang
biasa jika suatu janji sering tidak ditepati. Maksud antisipasi kebohongan jadi hal
biasa, janji bukan lagi tuk kau tepati adalah kebohongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
47
3.2.3 Personifikasi
Personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani
kepada barang yang tidak bernyawa (Tarigan, 1985: 17). Personifikasi terdapat dalam
lagu “Hiruk Pikuk Denpasar”, “Tanam Saja”, dan “Semoga Hanya Lupa”.
(31) “Hiruk Pikuk Denpasar”
(31.1) Suara bising bukan asing lagi
(31,2) Kepulan asap kendaraan menjejal pagi
(31.3) Bangunan tampak berdiri di sana sini
(31.4) Yang terlihat cuma fatamorgana sunyi
(31.5) Orang-orang sudah enggan berjalan kaki
(31.6) Matahari sudah bukan sahabat kita lagi
(31.7) Sedikit mungkin yang berpikir tentang ini
(31.8) Atau harus tunggu sampai api membakar kota ini
(31.9) Hiruk pikuk denpasar
(31.10) Hiruk pikuk denpasar
(31.11) Hiruk pikuk denpasar
(31.12) Banyak sampah berserakan di jalanan
(31.13) Kebersihan bukan cuma tugas truk berbedag hijau
(31.14) Ayo ikut bersihkan sampahnya perlahan
(31.15) Atau harus tunggu sampai mereka menimbun kota kita
(31.16) Hiruk pikuk denpasar
(31.17) Hiruk pikuk denpasar
(31.18) Hiruk pikuk denpasar
(31.19) Hiruk pikuk denpasar
(31.20) Hiruk pikuk denpasar
(31.21) Hiruk pikuk Denpasar
Pada syair lagu “Hiruk Pikuk Denpasar” di atas, gaya bahasa personifikasi
terdapat pada baris (31.6) Matahari sudah bukan sahabat kita lagi. Dalam hal ini,
matahari diibaratkan seperti manusia yang mampu menjadi sahabat. Padahal,
matahari merupakan sesuatu yang tidak bernyawa. Maksud personifikasi Matahari
sudah bukan sahabat kita lagi adalah suatu hal buruk yang sudah mengubah keadaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
48
(32) “Tanam Saja”
(32.1) Aku merasakan ini
(32.2) Kamu tau aku sakit hati
(32.3) Melihat semua mati di hadapanku
(32.4) Dan yang tersisa cuma debu
(32.5) hoooouuuoooo
(32.6) Ini serius
(32.7) Tentang bumi ini
(32.8) Alam ini
(32.9) Dan kebun di depan rumahku
(32.10) Tentang pohon pisang
(32.11) Tentang rumput liar
(32.12) Tentang capung, tentang burung
(32.13) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(32.14) Kita harus menanam kembali
(32.15) Hijau saat ini dan nanti
(32.16) Kita harus menanam kembali
(32.17) Satu saja sangat berarti untukmu
(32.18) Tanam saja
(32.19) Tanam sajalah
(32.20) tanam saja
(32.21) tanam sajalah
(32.22) Tentang bumi ini
(32.23) Alam ini
(32.34) Dan kebun di depan rumahku
(32.35) Tentang pohon pisang
(32.36) Tentang rumput liar
(32.37) Tentang capung, tentang burung
(32.38) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(32.39) Kita harus menanam kembali
(32.40) Hijau saat ini dan nanti
(32.41) Kita harus menanam kembali
(32.42)Satu saja sangat berarti untukmu
(32.43) Tanam saja
(32.44) Tanam sajalah
(32.45) tanam saja
(32.46) tanam sajalah
(32.47) Alam sehat, tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
49
Pada syair lagu “Tanam Saja” di atas, gaya bahasa personifikasi terdapat pada
baris (32.47) Alam sehat. Dalam hal ini pengarang lagu memanusiakan alam. Alam
diibaratkan seperti manusia yang mampu berada dalam kondisi sehat. Padahal, alam
bukan suatu makhluk yang bernyawa. Maksud personifikasi Alam sehat adalah
kondisi alam yang lestari.
(33) “Semoga Hanya Lupa”
(33.1) Tenang, tenang udara
(33.2) Nyaman, nyaman dirasakan
(33.4) Setiap jalan ini, senang ku lewati
(33.5) Setiap hidup ini, tenang ku jalani
(33.6) Karna alam adalah temanku
(33.7) Dia beri semua untukku
(33.8) Panas-panas, mulai terasa
(33.9) Sahabatku, mulai marah
(33.10) Kususah, tuk temukan senyumnya
(33.11) Tak ada, hijaunya lagi
(33.12) Kita lupa, tuk menyayanginya
(33.13) Kita hanya ingat, menikmatinya
(33.14) Kita lupa, tuk memeliharanya
(33.15) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(33.16) Kita lupa, tuk menyayanginya
(33.17) Kita hanya ingat, menikmatinya
(33.18) Kita lupa, tuk memeliharanya
(33.19) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(33.20) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(33.21) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(33.22) Hanya menikmati lupa……
(33.23) Menjaga
Pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa” di atas, gaya bahasa personifikasi.
Gaya bahasa personifikasi yang pertama terdapat pada baris (33.1) Tenang, tenang
udara. Dalam hal ini pengarang lagu memanusiakan udara. Udara diibaratkan seperti
manusia yang mampu berada dalam kondisi tenang. Menurut KBBI Daring (2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
50
udara adalah campuran berbagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Maksud
personifikasi Tenang, tenang udara adalah kondisi udara yang bersih dan tidak
tercemar polusi.
Gaya bahasa personifikasi kedua pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa”
terdapat pada baris (33.6) Karna alam adalah temanku. Dalam hal ini pengarang lagu
memanusiakan alam. Alam diibaratkan seperti manusia yang mampu menjadi seorang
teman. Maksud personifikasi karna alam adalah temanku yaitu keadaan di mana
seorang manusia dapat menjaga dan merawat alam agar tetap lestari.
Gaya bahasa personifikasi ketiga pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa”
terdapat pada baris (33.9) Sahabatku mulai marah. Dalam hal ini pengarang lagu
memanusiakan alam. Alam diibaratkan seperti manusia yang mampu merasakan
suatu emosi yang biasanya dirasakan oleh manusia. Maksud personifikasi sahabatku
mulai marah yaitu keadaan alam yang mulai rusak dan tercemar.
Gaya bahasa personifikasi keempat pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa”
terdapat pada baris (33.10) Kususah tuk temukan senyumnya. Dalam hal ini
pengarang lagu memanusiakan alam. Alam diibaratkan seperti manusia yang mampu
tersenyum layaknya seorang manusia. Maksud personifikasi kususah tuk temukan
senyumnya yaitu keadaan alam yang mulai rusak.
Gaya bahasa personifikasi kelima pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa”
terdapat pada baris (33.16) Kita lupa tuk menyayanginya. Dalam hal ini pengarang
lagu memanusiakan alam. Alam diibaratkan seperti manusia yang harus kita sayangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
51
layaknya seorang manusia. Maksud personifikasi Kita lupa tuk menyayanginya yaitu
alam yang harus kita rawat dan dijaga kelestariannya.
Gaya bahasa personifikasi keenam pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa”
terdapat pada baris (33.19) Dan kita lupa, ia sahabat kita. Dalam hal ini pengarang
lagu memanusiakan alam. Alam diibaratkan seperti manusia yang dapat menjadi
seorang sahabat. Maksud personifikasi Dan kita lupa, ia sahabat kita yaitu keadaan
di mana seorang manusia dapat menjaga dan merawat alam agar tetap lestari.
3.2.4 Persamaan atau Simile
Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa ia langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya
yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama,
sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya (Keraf, 1984: 138). Gaya bahasa Simile
terdapat pada syair lagu “Manipulasi Hari” dan “Mau Apa”.
(34) “Manipulasi Hari”
(34.1) Senja Terlihat, saatnya bersiap
(34.2) Menunggu yang diharapkan datang
(34.3) Datang untuk hidup kurang mimpi ini
(34.4) Sembari Menunggu
(34.5) Coba Hibur diri
(34.6) Na na na...
(34.7) Ramaikan Ruang ini
(34.8) Doa pun tercampur didalamnya
(34.9) Datanglah cepat hari ini
(34.10) Agar bisa tersenyum
(34.11) Agar dia Senang
(34.12) Kau seperti dewa
(34.13) Kau buat hidup ini berwarna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
52
(34.14) Kau bagai dewa
(34.15) Kau buat orang terus bermimpi
(34.16) Bermimpi yang besar
(34.17) Berkeinginan yang besar
(34.18) Dan terus mengejar kejar sampai lupa
(34.19) Lupa akan indahnya diri mu
Pada syair lagu “Manipulasi Hari” di atas terdapat gaya bahasa Simile. Gaya
bahasa Simile yang pertama terdapat pada baris (34.12) kau seperti dewa. Data
tersebut menggunakan kata perumpamaan yaitu kata seperti. Penulis memaknai
seseorang yang diibaratkan seperti dewa.
Gaya bahasa simile yang kedua pada syair lagu “Manipulasi Hari” di atas
yaitu pada baris (34.14) kau bagai dewa. Data tersebut menggunakan kata
perumpamaan yaitu kata bagai. Penulis memaknai seseorang yang diibaratkan seperti
dewa.
(35) “Mau Apa?”
(35.1) Dari hari ke hari, aku terus mencari
(35.2) Apa yang sebenarnya, hati ini inginkan
(35.3) Dalam hidupku, dalam nafasku
(35.4) Seumpama kalian punya satu keinginan
(35.5) Seperti sebuah jalan yang harus kau temukan
(35.6) Dalam hidupmu, dengan tanganmu
(35.7) Oh terbang bebas, di udara yang penuh asap
(35.8) Menerobos, hingga menembus awan lalu tentukan
(35.9) Mau apa aku dengan hidupku ini
(35.10) Mau apa aku dengan hidupku ini
(35.11) Mau apa aku dengan hidupku ini
(35.12) Mau apa aku dengan hidupku ini
(35.13) Aku mau jadi sesuatu yang kau tahu itu aku
Pada syair lagu “Mau Apa?” di atas terdapat gaya bahasa Simile yaitu pada
baris (35.5) Seperti sebuah jalan yang harus kau temukan. Data tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
53
menggunakan kata perumpamaan yaitu kata seperti. Penulis memaknai sebuah
perjalanan yang harus dicari dan ditemukan.
3.2.5 Depersonifikasi
Gaya bahasa depersonifikasi atau pembendaan, adalah kebalikan dari gaya
bahasa personifikasi atau penginsanan. Kalau personifikasi menginsankan atau
memanusiakan benda-benda, maka depersonifikasi justru membendakan manusia
atau insan (Tarigan, 1985:21). Gaya bahasa depersonifikasi terdapat pada syair lagu
“Smoking Kills” dan “Kantong Sampah”.
(36) “Smoking Kills”
(36.1) Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
(36.2) Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
(36.3) Bukan sesuatu hal yang baru
(36.4) Jika kulihat teman berasap ria di lorong
(36.5) Itu waktu SMA
(36.7) Waktu semua ingin terlihat perkasa
(36.8) Dan itu waktu SMA
(36.9) Waktu kau hisap satu batang untuk semua
(36.10) Satu batang di tangan kanan
(36.11) Dan kau pegang satu bintang di tangan kiri
(36.12) Satu malam pun terasa lebih berarti
(36.13) Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
(36.14) Aku mulai berpikir
(36.15) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(36.16) Aku mulai berpikir
(36.17) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(36.18) Dan aku mulai berpikir
(36.19) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(36.20) Aku mulai berpikir
(36.21) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(36.22) Aku mulai berpikir
(36.33) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(36.34) Dan aku mulai berpikir
(36.35) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
54
(36.36) Smoking kills, smoking kills, smoking kills...
Pada syair lagu “Smoking Kills” di atas terdapat gaya bahasa depersonifikasi
yaitu pada baris (36.4) Jika kulihat teman berasap ria di lorong. Menurut KBBI
Daring (2018) asap berarti uap yang dapat terlihat yang dihasilkan dari pembakaran.
Dalam hal ini pengarang lagu membendakan manusia karena manusia tidak dapat
menghasilkan asap dari dalam tubuhnya.
(37) “Kantong Sampah”
(37.1) Ambilkan aku kantong sampah itu
(37.2) Ambilkan satu
(37.3) Jadikan aku kantong sampah itu
(37.4) Jadikan satu
(37.5) Bahagialah kau kantong sampah
(37.6) Semua jadi tenang dan indah
(37.7) Bahagialah kau kantong sampah
(37.8) Semua jadi nyaman dan indah
(37.9) Bahagialah kau kantong sampah
(37.10) Dia jadi hilang dan musnah
(37.11) Dia
(37.12) Sampah
(37.13) Kantong sampah, kantong sampah, kantong sampah
(37.14) Sampah, sampah, sampah, sampah
Pada syair lagu “Kantong Sampah” di atas terdapat gaya bahasa
depersonifikasi yaitu pada baris (37.3) Jadikan aku kantong sampah itu. Dalam hal
ini pengarang lagu membendakan manusia karena manusia adalah makhluk hidup
yang tidak dapat menjadi sebuah kantong sampah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
55
3.3 Gaya Bahasa Pertentangan
Gaya bahasa pertentangan dibagi menjadi dua puluh jenis, yaitu hiperbola,
litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, zeugma (silepsis), satire, innuendo,
antifrasis, paradox, klimaks, anti klimaks, apostrof, anastrof, apofsis, histeron
proteron, hipalase, sinisme, dan sarkasme. Dalam penelitian ini, ditemukan tiga jenis
gaya bahasa pertentangan, yakni (i) hiperbola, (ii) oksimoron, dan (iii) sinisme.
Berikut pemaparan gaya bahasa pertentangan.
3.3.1 Hiperbola
Hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-
lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada
suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkaan kesan dan
pengaruhnya. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat (Tarigan,
1984: 143; Tarigan, 1985: 186). Gaya bahasa hiperbola terdapat pada syair lagu
“Manipulasi Hari”.
(38) “Manipulasi Hari”
(38.1) Senja Terlihat, saatnya bersiap
(38.2) Menunggu yang diharapkan datang
(38.3) Datang untuk hidup kurang mimpi ini
(38.4) Sembari Menunggu
(38.5) Coba Hibur diri
(38.6) Na na na...
(38.7) Ramaikan Ruang ini
(38.8) Doa pun tercampur didalamnya
(38.9) Datanglah cepat hari ini
(38.10) Agar bisa tersenyum
(38.11) Agar dia Senang
(38.12) Kau seperti dewa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
56
(38.13) Kau buat hidup ini berwarna
(38.14) Kau bagai dewa
(38.15) Kau buat orang terus bermimpi
(38.16) Bermimpi yang besar
(38.17) Berkeinginan yang besar
(38.18) Dan terus mengejar kejar sampai lupa
(38.19) Lupa akan indahnya diri mu
Pada syair lagu “Manipulasi Hari” di atas terdapat dua gaya bahasa hiperbola
yang pertama pada baris (38.12) Kau seperti dewa. Frasa tersebut berlebihan karena
menganggap manusia seperti seorang dewa. Makna hiperbola Kau seperti dewa
adalah seseorang yang hebat dalam banyak hal.
Gaya bahasa hiperbola yang kedua pada baris (38.14) Kau bagai dewa. Frasa
tersebut berlebihan karena menganggap manusia seperti seorang dewa. Makna
hiperbola Kau bagai dewa adalah seseorang yang hebat dalam banyak hal.
3.3.2 Oksimoron
Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan
mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama (Keraf; 1985:
136). Gaya bahasa oksimoron terdapat dalam syair lagu “Lagu Semut”, “Minor
Bahagia”, “Pegang Tanganku”, “Semoga Hanya Lupa”, “Perspektif Bodoh”, “Tanam
Saja”, “Apa Susahnya”, Hiruk Pikuk Denpasar”, “Bersama Kita”, dan “Smoking
Kills”.
(39) “Lagu Semut”
(39.1) Aku semut hitam
(39.2) Mencari makan
(39.3) Jangan injak aku kawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
57
(39.4) Aku semut hitam
(39.5) Cuma mau makan
(39.6) Sisa dari rumahmu kawan
(39.7) Aku semut hitam
(39.8) Mencari makan
(39.9) Jangan injak aku kawan
(39.10) Aku semut hitam
(39.11) Cuma mau makan
(39.12) Sisa dari rumahmu kawan
(39.13) kawan
(39.14) Ku tak ingin semua milikmu
(39.15) Hanya sedikit sisa rotimu
(39.16) Ruang ini sungguh besar
(39.17) Mampukah kita berbagi kawan
(39.18) Bolehkah hidup berdampingan kawan
Pada syair lagu “Lagu Semut” di atas terdapat gaya bahasa oksimoron pada
baris (39.14) Ku tak ingin semua milikmu (39.15) Hanya sedikit sisa rotimu. Frasa
tersebut mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada kata semua dan
sedikit, kedua kata ini memiliki arti yang berlainan. Kata semua berarti keseluruhan
dan kata sedikit berarti hanya sebagian atau tidak banyak.
(40) “Minor Bahagia”
(40.1) Bangun Pagi Teringat
(40.2) Kalian di sampingku
(40.3) Semua yang ada
(40.4) Di setiap malamku
(40.5) Gembira waktu tertawa bersama
(40.6) Aku senang kau disini
(40.7) Andai saja waktu tak cepat berlalu
(40.8) Kita masih bisa bersama
(40.9) Menjalani semua
(40.10) Senang - senang kita bersama
(40.11) Susah pun teman takkan mungkin lupa
(40.12) Semangat berjalan bersama
(40.13) Meraih impian kita
(40.14) Gembira waktu tertawa bersama
(40.15) Aku senang kau disini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
58
(40.16) Andai saja waktu tak cepat berlalu
(40.17) Kita masih bisa bersama
(40.18) Menjalani semua
(40.19) Senang - senang kita bersama
(40.20) Susah pun teman takkan mungkin lupa
(40.21) Semangat arungi samudera
(40.22) Meraih impian kita
Pada syair lagu “Minor Bahagia” di atas terdapat dua gaya bahasa oksimoron
yang pertama pada baris (40.1) Bangun Pagi Teringat dan (40.4) Di setiap malamku.
Frasa tersebut mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada kata pagi dan
malam, kedua kata ini memiliki arti yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018)
kata pagi berarti bagian awal dari hari dan kata malam berarti waktu setelah matahari
terbenam.
Gaya bahasa oksimoron yang kedua terdapat pada baris (40.19) Senang -
senang kita bersama dan (40.20) Susah pun teman takkan mungkin lupa. Frasa
tersebut mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada kata senang dan
susah, kedua kata ini memiliki arti yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata
senang berarti puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa sedangkan kata susah
berarti rasa tidak senang, sulit, berat.
(41) “Pegang Tanganku”
(41.1) Pegang tangan ku
(41.2) Hentikan tawamu sejenak
(41.3) Sudah terlalu banyak tuk senang
(41.4) Sudah saatnya merenung..
(41.5) dan bersyukur
(41.6) Ohh indahnya menjalani denganmu
(41.7) Ohh nikmatnya bersamamu
(41.8) Tapi kita harus mulai mengerti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
59
(41.9) Tapi kita harus mulai batasi
(41.10) karena.. karena.. karena..
(41.11) Indah itu tak selalu ada
(41.12) Senang itu sementara
(41.13) Jika senang jangan terlalu
(41.14) Jika sedih jangan terlalu
(41.15) Ohh indahnya menjalani denganmu
(41.16) Ohh nikmatnya bersamamu
(41.17) Tapi kita harus mulai mengerti
(41.18) Tapi kita harus mulai batasi
(41.19) karena.. karena.. karena..
(41.20) Indah itu tak selalu ada
(41.21) Senang itu sementara
(41.22) Jika senang jangan terlalu
(41.23) Jika sedih janganbterlalu....
(41.24) Sederhanakan diri
(41.25) di depan masih panjang
(41.26) karena hidup tak hanya
(41.27) senang dan indah,
(41.28) indah dan senang
(41.29) Senang dan indah
(41.30) Indah dan senang
(41.31) Senang dan indah
(41.32) Indah dan senang
(41.33) Senang dan indah
(41.34) Indah dan senang
(41.35) Senang dan indah
(41.36) Indah dan senang
(41.37) Senang dan indah
(41.38) Indah dan senang
(41.39) Senang dan indah
(41.40) Indah dan senang
(41.41) Senang dan indah
(41.42) Indah dan senang
Pada syair lagu “Pegang Tanganku” di atas terdapat gaya bahasa oksimoron
pada baris (41.13) Jika senang jangan terlalu dan (41.14) Jika sedih jangan terlalu.
Frasa tersebut mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada kata senang
dan sedih, kedua kata ini memiliki arti yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
60
kata senang berarti puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa sedangkan kata sedih
berarti susah hati.
(42) “Semoga Hanya Lupa”
(42.1) Tenang, tenang udara
(42.2) Nyaman, nyaman dirasakan
(42.4) Setiap jalan ini, senang ku lewati
(42.5) Setiap hidup ini, tenang ku jalani
(42.6) Karna alam adalah temanku
(42.7) Dia beri semua untukku
(42.8) Panas-panas, mulai terasa
(42.9) Sahabatku, mulai marah
(42.10) Kususah, tuk temukan senyumnya
(42.11) Tak ada, hijaunya lagi
(42.12) Kita lupa, tuk menyayanginya
(42.13) Kita hanya ingat, menikmatinya
(42.14) Kita lupa, tuk memeliharanya
(42.15) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(42.16) Kita lupa, tuk menyayanginya
(42.17) Kita hanya ingat, menikmatinya
(42.18) Kita lupa, tuk memeliharanya
(42.19) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(42.20) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(42.21) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(42.22) Hanya menikmati lupa……
(42.23) Menjaga
Pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa” di atas terdapat dua gaya bahasa
oksimoron yang pertama pada baris (42.12) Kita lupa, tuk menyayanginya dan
(42.13) Kita hanya ingat, menikmatinya. Frasa tersebut mengandung gaya bahasa
oksimoron yang terdapat pada kata lupa dan ingat, kedua kata ini memiliki arti yang
berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata lupa berarti lepas dari ingatan, tidak
teringat dan kata ingat berarti berada dalam pikiran; tidak lupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
61
Gaya bahasa oksimoron yang kedua terdapat pada baris (42.20) Hanya
mengambil lupa untuk memberi. Frasa tersebut mengandung gaya bahasa oksimoron
yang terdapat pada kata mengambil dan memberi, kedua kata ini memiliki arti yang
berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata mengambil berarti memegang sesuatu
lalu dibawa (diangkat, digunakan, disimpan); mengurangi sedangkan kata memberi
berarti menyerahkan (membagikan, menyampaikan) sesuatu; menyediakan.
(43) “Perspektif Bodoh”
(43.1) Setiap masalah
(43.2) Punya jalan keluarnya
(43.3) Hanya saja
(43.4) Dari sudut mana
(43.5) Kita perlu menimbang
(43.6) Dan ambil masukan
(43.7) Karna kepala ini
(43.8) Terkadang enggan
(43.9) Memandang hal dengan lebih mudah
(43.10) Urusan yang mudah
(43.11) Dibuat jadi masalah
(43.12) Sering kali
(43.13) Yang diperdebatkan
(43.14) Cuma jadi basa basi
(43.15) Yang kapan habisnya
(43.16) Rumit kepala ini
(43.17) Terkadang perlu
(43.18) Tuk di sederhanakan
(43.19) Rumit kepala ini
(43.20) Terkadang perlu
(43.21) Tuk di sederhanakan
Pada syair lagu “Perspektif Bodoh” di atas terdapat gaya bahasa oksimoron
pada baris (43.19) Rumit kepala ini dan (43.21) Tuk di sederhanakan. Frasa tersebut
mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada kata rumit dan sederhana,
kedua kata ini memiliki arti yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata rumit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
62
berarti sulit; pelik; sukar; susah sedangkan kata sederhana berarti tidak berlebih-
lebihan; tidak banyak seluk beluknya (kesulitan dan sebagainya).
(44) “Tanam Saja”
(44.1) Aku merasakan ini
(44.2) Kamu tau aku sakit hati
(44.3) Melihat semua mati di hadapanku
(44.4) Dan yang tersisa cuma debu
(44.5) hoooouuuoooo
(44.6) Ini serius
(44.7) Tentang bumi ini
(44.8) Alam ini
(44.9) Dan kebun di depan rumahku
(44.10) Tentang pohon pisang
(44.11) Tentang rumput liar
(44.12) Tentang capung, tentang burung
(44.13) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(44.14) Kita harus menanam kembali
(44.15) Hijau saat ini dan nanti
(44.16) Kita harus menanam kembali
(44.17) Satu saja sangat berarti untukmu
(44.18) Tanam saja
(44.19) Tanam sajalah
(44.20) tanam saja
(44.21) tanam sajalah
(44.22) Tentang bumi ini
(44.23) Alam ini
(44.34) Dan kebun di depan rumahku
(44.35) Tentang pohon pisang
(44.36) Tentang rumput liar
(44.37) Tentang capung, tentang burung
(44.38) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(44.39) Kita harus menanam kembali
(44.40) Hijau saat ini dan nanti
(44.41) Kita harus menanam kembali
(44.42)Satu saja sangat berarti untukmu
(44.43) Tanam saja
(44.44) Tanam sajalah
(44.45) tanam saja
(44.46) tanam sajalah
(44.47) Alam sehat, tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
63
Pada syair lagu “Tanam Saja” di atas terdapat gaya bahasa oksimoron pada
baris (44.15) Hijau saat ini dan nanti. Frasa tersebut mengandung gaya bahasa
oksimoron yang terdapat pada kata saat ini dan nanti, kedua kata ini memiliki arti
yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata saat ini berarti waktu yang sedang
terjadi; sekarang sedangkan kata nanti berarti waktu yang tidak lama dari sekarang;
waktu kemudian; kelak.
(45) “Apa Susahnya”
(45.1) Apa susahnya
(45.2) Berkata cinta, pada satu makhluk saja
(45.3) Apa susahnya
(45.4) Berkata cinta, pada satu manusia saja
(45.5) Apa susahnya
(45.6) Berkata cinta, pada satu wanita saja
(45.7) Apa susahnya
(45.8) Berkata cinta, kalau dari mulutmu saja
(45.9) Ini bukan lagu romantis
(45.10) Tapi lagu tentang cinta
(45.11) Pada semua
(45.12) Ini bukan lagu romatis
(45.13) Tapi lagu tentang cinta
(45.14) Yang tak harus selalu
(45.15) Naaa…naaa.naaaaa
(45.16) Coba kau Tanya
(45.17) Kenapa kita, punya warna kulit yang beda
(45.18) Coba kau Tanya
(45.19) Kenapa kita, punya kata-kata tak sama
(45.20) Coba kau Tanyakan pada dia
(45.21) "Hey kau beragama Apa?"
(45.22) Jawabnya "kita semua tercipta dari satu tangan yang sama!"
(45.23) Ini bukan lagu romantis
(45.24) Tapi lagu tentang cinta
(45.25) Pada semua
(45.26) Ini bukan lagu romatis
(45.27) Tapi lagu tentang cinta
(45.28) Yang tak harus selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
64
(45.29) Naaa…naaa.naaaaa
Pada syair lagu “Apa Susahnya” di atas terdapat gaya bahasa oksimoron pada
baris (45.20) Coba kau Tanyakan pada dia dan (45.22) Jawabnya "kita semua
tercipta dari satu tangan yang sama!". Frasa tersebut mengandung gaya bahasa
oksimoron yang terdapat pada kata tanya dan jawab, kedua kata ini memiliki arti
yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata tanya berarti permintaan
keterangan (penjelasan dan sebagainya), sedangkan kata jawab berarti sahut; balas;
tanggapan.
(46) “Hiruk Pikuk Denpasar”
(46.1) Suara bising bukan asing lagi
(46.2) Kepulan asap kendaraan menjejal pagi
(46.3) Bangunan tampak berdiri di sana sini
(46.4) Yang terlihat cuma fatamorgana sunyi
(46.5) Orang-orang sudah enggan berjalan kaki
(46.6) Matahari sudah bukan sahabat kita lagi
(46.7) Sedikit mungkin yang berpikir tentang ini
(46.8) Atau harus tunggu sampai api membakar kota ini
(46.9) Hiruk pikuk denpasar
(46.10) Hiruk pikuk denpasar
(46.11) Hiruk pikuk denpasar
(46.12) Banyak sampah berserakan di jalanan
(46.13) Kebersihan bukan cuma tugas truk berbedag hijau
(46.14) Ayo ikut bersihkan sampahnya perlahan
(46.15) Atau harus tunggu sampai mereka menimbun kota kita
(46.16) Hiruk pikuk denpasar
(46.17) Hiruk pikuk denpasar
(46.18) Hiruk pikuk denpasar
(46.19) Hiruk pikuk denpasar
(46.20) Hiruk pikuk denpasar
(46.21) Hiruk pikuk denpasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
65
Pada syair lagu “Hiruk Pikuk Denpasar” di atas terdapat gaya bahasa
oksimoron pada baris (46.3) Bangunan tampak berdiri di sana sini. Frasa tersebut
mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada kata sana dan sini, kedua
kata ini memiliki arti yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata sana berarti
penunjuk tempat yang jauh (atau dianggap jauh), sedangkan kata sini berarti tempat
ini.
(47) “Bersama Kita”
(47.1) Mencoba slalu temukan
(47.2) Apa yang ingin kita cari
(47.3) Dan tetap slalu bersama
(47.4) Dalam berpikir dan menjalani
(47.5) Semua cerita dalam setiap hidup
(47.6) Takkan selamanya indah
(47.7) Takkan selamanya buruk
(47.8) Coba slalu hadapi
(47.9) Mencoba slalu temukan
(47.10) Apa yang ingin kita cari
(47.11) Dan tetap slalu bersama
(47.12) Dalam berpikir dan menjalani
(47.13) Semua cerita dalam setiap hidup
(47.14) Takkan selamanya indah
(47.15) Takkan selamanya buruk
(47.16) Coba slalu hadapi
(47.17) Coba slalu hadapi
(47.18) Disaat kau tak mampu hadapi semua
(47.19) Dekapkan badanmu di dekat kita
(47.20) Dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
(47.21) Mari bersama kita
(47.22) Hadapi dengan kita
(47.23) Mari bersama kita
(47.24) Hadapi dengan kita
Pada syair lagu “Bersama Kita” di atas terdapat gaya bahasa oksimoron pada
baris (47.6) Takkan selamanya indah dan (47.7) Takkan selamanya buruk. Frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
66
tersebut mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada kata indah dan
buruk, kedua kata ini memiliki arti yang berlainan. Menurut KBBI Daring (2018) kata
indah berarti dalam keadaan enak dipandang; cantik; elok sedangkan kata buruk
berarti tidak cantik; tidak elok; jelek.
(48) “Smoking Kills”
(48.1) Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
(48.2) Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
(48.3) Bukan sesuatu hal yang baru
(48.4) Jika kulihat teman berasap ria di lorong
(48.5) Itu waktu SMA
(48.7) Waktu semua ingin terlihat perkasa
(48.8) Dan itu waktu SMA
(48.9) Waktu kau hisap satu batang untuk semua
(48.10) Satu batang di tangan kanan
(48.11) Dan kau pegang satu bintang di tangan kiri
(48.12) Satu malam pun terasa lebih berarti
(48.13) Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
(48.14) Aku mulai berpikir
(48.15) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(48.16) Aku mulai berpikir
(48.17) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(48.18) Dan aku mulai berpikir
(48.19) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(48.20) Aku mulai berpikir
(48.21) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(48.22) Aku mulai berpikir
(48.33) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(48.34) Dan aku mulai berpikir
(48.35) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(48.36) Smoking kills, smoking kills, smoking kills…
Pada syair lagu “Smoking Kills” di atas terdapat gaya bahasa oksimoron pada
baris (48.10) Satu batang di tangan kanan dan (48.11) Dan kau pegang satu bintang
di tangan kiri. Frasa tersebut mengandung gaya bahasa oksimoron yang terdapat pada
kata kanan dan kiri, kedua kata ini memiliki arti yang berlainan. Menurut KBBI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
67
Daring (2018) kata kanan berarti arah, pihak, atau sisi yang merupakan lawan dari
kiri.
3.3.3 Sinisme
Sinisme adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk
kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme
adalah ironi yang lebih kasar sifatnya; namun kadang-kadang sukar ditarik batas yang
tegas antara keduanya (Tarigan, 1985: 91). Gaya bahasa sinisme terdapat pada syair
lagu “Laguku Untukmu”.
(49) “Laguku Untukmu”
(49.1) Apa masih bisa kau mendengar
(49.2) Pelan saja aku ingin bicara
(49.3) Tentang perasaan yang gelisah
(49.4) Dengan keadaan
(49.5) Tanah yang perlahan habis kau jual
(49.6) Mungkin memang kau bahagia
(49.7) Sendiri saja ya sendiri saja kau bahagia
(49.8) kebohongan jadi hal biasa
(49.9) janji bukan lagi tuk kau tepati
(49.10) terang terangan saja
(49.11) yang punya uang dimenangkan
(49.12) aturan pun hanya jadi mainan
(49.13) di negeri ku yang kucinta
(49.14) yang punya uang ya bisa mainkan segalanya
(49.15) rekam saja yang ingin bicara
(49.16) kebebasan hanya tuk yang berkuasa
(49.17) yang ditanah lahir yang kucinta
(49.18) yang apa benar kau juga sama mencintainya
(49.19) apa masih bisa kau mendengar
(49.20) pelan saja aku ingin bicara
Pada syair lagu “Laguku Untukmu” di atas terdapatngaya bahasa sinisme
yaitu pada baris (49.16) kebebasan hanya tuk yang berkuasa. Makna dari kebebasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
68
hanya tuk yang berkuasa yaitu hanya orang yang mempunyai jabatan tinggi dan
kekuasan yang bisa melakukan segala hal sesuai kehendak mereka.
3.4 Gaya Bahasa Pertautan
Gaya bahasa pertautan dibagi menjadi tiga belas jenis, yaitu metonimia,
sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim, epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme,
ellipsis, gradasi, asindeton, polisindeton. Dalam penelitian ini, ditemukan empat jenis
gaya bahasa pertautan, yaitu (i) sinekdoke pars pro toto, (ii) antonomasia, (iii)
ellipsis, dan (iv) paralelisme. Berikut pemaparan gaya bahasa pertautan.
3.4.1 Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti
nama keseluruhannya, atau sebaliknya (Moeliono, 1984: 3). Gaya bahasa Sinekdoke
Pars Pro Toto terdapat pada syair lagu “Smoking Kills”.
(50) “Smoking Kills”
(50.1) Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
(50.2) Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
(50.3) Bukan sesuatu hal yang baru
(50.4) Jika kulihat teman berasap ria di lorong
(50.5) Itu waktu SMA
(50.7) Waktu semua ingin terlihat perkasa
(50.8) Dan itu waktu SMA
(50.9) Waktu kau hisap satu batang untuk semua
(50.10) Satu batang di tangan kanan
(50.11) Dan kau pegang satu bintang di tangan kiri
(50.12) Satu malam pun terasa lebih berarti
(50.13) Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
(50.14) Aku mulai berpikir
(50.15) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(50.16) Aku mulai berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
69
(50.17) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(50.18) Dan aku mulai berpikir
(50.19) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(50.20) Aku mulai berpikir
(50.21) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(50.22) Aku mulai berpikir
(50.33) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(50.34) Dan aku mulai berpikir
(50.35) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(50.36) Smoking kills, smoking kills, smoking kills...
Pada syair lagu “Smoking Kills” di atas terdapat gaya bahasa Sinekdoke Pars
Pro Toto yaitu pada baris (50.4) Jika kulihat teman berasap ria di lorong terdapat
pada kata berasap. Kata berasap mewakili arti sebatang rokok, dalam satu batang
rokok mengandung beberapa komposisi yaitu tembakau, ammonia, asenton, dan
sebagainya.
3.4.2 Antonomasia
Antonomasia adalah semacam gaya bahasa yang merupakan bentuk khusus
dari sinekdoke yang berupa pemakaian sebuah epitet untuk menggantikan nama diri
atau gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Dengan perkataan lain,
antonomasia adalah gaya bahasa yang merupakan penggunaan gelar resmi atau
jabatan sebagai pengganti nama diri. Gaya bahasa antonomasia terdapat dalam syair
lagu “Tunda”.
(51) “Tunda”
(51.1) Satu hal yang terburuk dalam hidupku adalah
(51.2) Ketika aku tak langsung mengerjakan masalah
(51.3) Yang seharusnya kukerjakan
(51.4) Sering aku lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
70
(51.5) Padahal jarum jam di dinding terus berpindah
(51.6) Jam di tangan pun sudah kulepas dan pakai lagi
(51.7) Gambar presidenku pun sudah terus berganti
(51.8) Tetap saja aku ulangi
(51.9) Tunda tunda tunda sampai kau menua
(51.10) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(51.11) Tunda tunda tunda tunda sampai kau menua
(51.12) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(51.13) Satu hal yang terbaik dalam hidupku adalah
(51.14) Ketika aku sudah mulai mengalah mengerjakan segala masalah
(51.15) Kali ini aku lakukan
(51.16) Sekarang kukerjakan yang harusnya bulan lalu
(51.17) Sorenya kukerjakan yang harusnya minggu lalu
(51.18) Sial malamnya semua itu sudah berlalu
(51.19) Esok paginya kumulai lagi dengan
Pada syair lagu “Tunda” di atas terdapat gaya bahasa antonomasia yaitu pada
baris (51.7) Gambar presidenku pun sudah terus berganti. Kata presiden merupakan
antonomasia karena merupakan nama gelar resmi sebagai pengganti nama diri.
3.4.3 Ellipsis
Ellipsis adalah gaya bahasa yang di dalamnya dilaksanakan penanggalan atau
penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata
bahasa. Dengan kata lain, ellipsis adalah penghilangan salah satu atau beberapa unsur
penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap (Ducrot and Todorov, 1981: 277;
Tarigan, 1985: 195). Gaya bahasa ellipsis terdapat pada syair lagu “Bersama Kita”,
“Rasa”, “Tunda”, “Tanam Saja”, “Ini Judulnya Belakangan”, “Pegang Tanganku”,
dan “Semoga Hanya Lupa”.
(52) “Bersama Kita”
(52.1) Mencoba slalu temukan
(52.2) Apa yang ingin kita cari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
71
(52.3) Dan tetap slalu bersama
(52.4) Dalam berpikir dan menjalani
(52.5) Semua cerita dalam setiap hidup
(52.6) Takkan selamanya indah
(52.7) Takkan selamanya buruk
(52.8) Coba slalu hadapi
(52.9) Mencoba slalu temukan
(52.10) Apa yang ingin kita cari
(52.11) Dan tetap slalu bersama
(52.12) Dalam berpikir dan menjalani
(52.13) Semua cerita dalam setiap hidup
(52.14) Takkan selamanya indah
(52.15) Takkan selamanya buruk
(52.16) Coba slalu hadapi
(52.17) Coba slalu hadapi
(52.18) Disaat kau tak mampu hadapi semua
(52.19) Dekapkan badanmu di dekat kita
(52.20) Dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
(52.21) Mari bersama kita
(52.22) Hadapi dengan kita
(52.23) Mari bersama kita
(52.24) Hadapi dengan kita
Pada syair lagu “Bersama Kita” di atas terdapat gaya bahasa ellipsis yaitu pada
baris (52.18) Disaat kau tak mampu hadapi semua. Frasa Disaat kau tak mampu
hadapi semua termasuk dalam gaya bahasa ellipsis karena terdapat penghilangan
keterangan yaitu kata masalah pada akhir kalimat sebagai penjelas.
(53) “Rasa”
(53.1) Apa yang kurasakan, apa yang kuharapkan
(53.2) Harapan itu tak pernah akan, rasa itu seperti tertahan
(53.3) Bagaimana caranya, mengungkapkan
(53.4) Coba slalu terbuka, tanpa ada ganjalan di dada
(53.5) Hidup ini memang indah, takkan pernah sirna
(53.6) Tapi diriku merasa resah
(53.7) Hidup ini memang indah, oh tapi mengapa
(53.8) Terlalu banyak logika yang mengalahkan rasa
(53.9) Akankah ini berubah atau tetap begini adanya
(53.10) Berat tetap terasa, mengapa? mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
72
Pada syair lagu “Rasa” di atas terdapat dua gaya bahasa ellipsis yang pertama
pada baris (53.3) Bagaimana caranya, mengungkapkan. Frasa Bagaimana caranya,
mengungkapkan termasuk dalam gaya bahasa ellipsis karena terdapat penghilangan
pelengkap yaitu kata rasa pada akhir kalimat sebagai penjelas.
Gaya bahasa ellipsis yang kedua yaitu pada baris (53.9) Akankah ini berubah
atau tetap begini adanya termasuk dalam gaya bahasa ellipsis karena terdapat
penghilangan subjek yaitu kata hidup sebagai penjelas kalimat.
(54) “Tunda”
(54.1) Satu hal yang terburuk dalam hidupku adalah
(54.2) Ketika aku tak langsung mengerjakan masalah
(54.3) Yang seharusnya kukerjakan
(54.4) Sering aku lakukan
(54.5) Padahal jarum jam di dinding terus berpindah
(54.6) Jam di tangan pun sudah kulepas dan pakai lagi
(54.7) Gambar presidenku pun sudah terus berganti
(54.8) Tetap saja aku ulangi
(54.9) Tunda tunda tunda sampai kau menua
(54.10) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(54.11) Tunda tunda tunda tunda sampai kau menua
(54.12) Dan tunggu tunggu tunggu dulu
(54.13) Satu hal yang terbaik dalam hidupku adalah
(54.14) Ketika aku sudah mulai mengalah mengerjakan segala masalah
(54.15) Kali ini aku lakukan
(54.16) Sekarang kukerjakan yang harusnya bulan lalu
(54.17) Sorenya kukerjakan yang harusnya minggu lalu
(54.18) Sial malamnya semua itu sudah berlalu
(54.19) Esok paginya kumulai lagi dengan
Pada syair lagu “Tunda” di atas terdapat tiga gaya bahasa ellipsis yang
pertama pada baris (54.16) Sekarang kukerjakan yang harusnya bulan lalu. Frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
73
Sekarang kukerjakan yang harusnya bulan lalu termasuk gaya bahasa ellipsis karena
terdapat penghilangan objek yaitu kata masalah sebagai penjelas kalimat.
Gaya bahasa ellipsis yang kedua yaitu pada baris (54.17) Sorenya kukerjakan
yang harusnya minggu lalu. Frasa Sorenya kukerjakan yang harusnya minggu lalu
termasuk gaya bahasa ellipsis karena terdapat penghilangan objek yaitu kata masalah
sebagai penjelas kalimat.
Gaya bahasa ellipsis yang ketiga yaitu pada baris (54.18) Sial malamnya
semua itu sudah berlalu. Frasa Sial malamnya semua itu sudah berlalu termasuk
gaya bahasa ellipsis karena terdapat penghilangan objek yaitu kata masalah sebagai
penjelas kalimat.
(55) “Tanam Saja”
(55.1) Aku merasakan ini
(55.2) Kamu tau aku sakit hati
(55.3) Melihat semua mati di hadapanku
(55.4) Dan yang tersisa cuma debu
(55.5) hoooouuuoooo
(55.6) Ini serius
(55.7) Tentang bumi ini
(55.8) Alam ini
(55.9) Dan kebun di depan rumahku
(55.10) Tentang pohon pisang
(55.11) Tentang rumput liar
(55.12) Tentang capung, tentang burung
(55.13) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(55.14) Kita harus menanam kembali
(55.15) Hijau saat ini dan nanti
(55.16) Kita harus menanam kembali
(55.17) Satu saja sangat berarti untukmu
(55.18) Tanam saja
(55.19) Tanam sajalah
(55.20) tanam saja
(55.21) tanam sajalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
74
(55.22) Tentang bumi ini
(55.23) Alam ini
(55.34) Dan kebun di depan rumahku
(55.35) Tentang pohon pisang
(55.36) Tentang rumput liar
(55.37) Tentang capung, tentang burung
(55.38) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(55.39) Kita harus menanam kembali
(55.40) Hijau saat ini dan nanti
(55.41) Kita harus menanam kembali
(55.42) Satu saja sangat berarti untukmu
(55.43) Tanam saja
(55.44) Tanam sajalah
(55.45) tanam saja
(55.46) tanam sajalah
(55.47) Alam sehat, tanggung jawab
Pada syair lagu “Tanam Saja” di atas terdapat dua gaya bahasa ellipsis yang
pertama pada baris (55.3) Melihat semua mati di hadapanku. Frasa Melihat semua
mati di hadapanku termasuk gaya bahasa ellipsis karena terdapat penghilangan
subjek yaitu kata aku sebagai penjelas kalimat.
Gaya bahasa ellipsis yang kedua yaitu pada baris (55.17) Satu saja sangat
berarti untukmu. Frasa Satu saja sangat berarti untukmu termasuk gaya bahasa
ellipsis karena terdapat subjek yang dihilangkan yaitu kata tanaman sebagai penjelas
kalimat.
(56) “Ini Judulnya Belakangan”
(56.1) Bali aku tinggal sebentar ya,
(56.2) aku mau ke Jogjakarta
(56.3) aku mau nyanyi seperti biasanya
(56.4) Bali aku pergi sebentar ya,
(56.5) pergi dari jalanmu yang mulai macet
(56.6) mulai nggak nyaman, mulai...
(56.7) Bali aku pergi sebentar ya,
(56.8) pergi dari pantaimu yang katanya indah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
75
(56.9) yang disekelilingnya berdiri hotel megah, wah
(56.10) Bali aku pergi sebentar ya,
(56.11) pergi dari alammu yang katanya asri
(56.12) asri sebelah sana, eh sebelah sini enggak
(56.13) Esok ku kembali semoga
(56.14) esok ku kembali semoga pemimpin menambah prestasi
(56.15) bukannya menambah BALIHO
(56.16) Esok ku kembali semoga
(56.17) esok ku kembali semoga
(56.18) beton tak tumbuh lebih subur daripada pepohonan
(56.19) uuuiiuuuuu, ,,, uiuu, ,,,
Pada syair lagu “Ini Judulnya Belakangan” di atas terdapat gaya bahasa
ellipsis yaitu pada baris (56.2) aku mau ke Jogjakarta. Frasa aku mau ke Jogjakarta
termasuk gaya bahasa ellipsis karena terdapat penghilangan predikat yaitu kata pergi
sebagai penjelas kalimat.
(57) “Pegang Tanganku”
(57.1) Pegang tangan ku
(57.2) Hentikan tawamu sejenak
(57.3) Sudah terlalu banyak tuk senang
(57.4) Sudah saatnya merenung..
(57.5) dan bersyukur
(57.6) Ohh indahnya menjalani denganmu
(57.7) Ohh nikmatnya bersamamu
(57.8) Tapi kita harus mulai mengerti
(57.9) Tapi kita harus mulai batasi
(57.10) karena.. karena.. karena..
(57.11) Indah itu tak selalu ada
(57.12) Senang itu sementara
(57.13) Jika senang jangan terlalu
(57.14) Jika sedih jangan terlalu
(57.15) Ohh indahnya menjalani denganmu
(57.16) Ohh nikmatnya bersamamu
(57.17) Tapi kita harus mulai mengerti
(57.18) Tapi kita harus mulai batasi
(57.19) karena.. karena.. karena..
(57.20) Indah itu tak selalu ada
(57.21) Senang itu sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
76
(57.22) Jika senang jangan terlalu
(57.23) Jika sedih janganbterlalu....
(57.24) Sederhanakan diri
(57.25) di depan masih panjang
(57.26) karena hidup tak hanya
(57.27) senang dan indah,
(57.28) indah dan senang
(57.29) Senang dan indah
(57.30) Indah dan senang
(57.31) Senang dan indah
(57.32) Indah dan senang
(57.33) Senang dan indah
(57.34) Indah dan senang
(57.35) Senang dan indah
(57.36) Indah dan senang
(57.37) Senang dan indah
(57.38) Indah dan senang
(57.39) Senang dan indah
(57.40) Indah dan senang
(57.41) Senang dan indah
(57.42) Indah dan senang
Pada syair lagu “Pegang Tanganku” di atas terdapat tiga gaya bahasa ellipsis
yang pertama pada baris (57.15) Ohh indahnya menjalani denganmu. Frasa Ohh
indahnya menjalani denganmu termasuk dalam gaya bahasa ellipsis karena terdapat
penghilangan objek yaitu kata kehidupan sebagai penjelas kalimat.
Gaya bahasa ellipsis yang kedua yaitu pada baris (57.16). Frasa Ohh
nikmatnya bersamamu termasuk dalam gaya bahasa ellipsis karena terdapat
penghilangan objek yaitu kata kehidupan sebagai penjelas kalimat.
Gaya bahasa ellipsis yang ketiga yaitu pada baris (57.25). Frasa di depan
masih panjang bersamamu termasuk dalam gaya bahasa ellipsis karena terdapat
penghilangan subjek yaitu kata perjalanan hidup sebagai penjelas kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
77
(58) “Semoga Hanya Lupa”
(58.1) Tenang, tenang udara
(58.2) Nyaman, nyaman dirasakan
(58.4) Setiap jalan ini, senang ku lewati
(58.5) Setiap hidup ini, tenang ku jalani
(58.6) Karna alam adalah temanku
(58.7) Dia beri semua untukku
(58.8) Panas-panas, mulai terasa
(58.9) Sahabatku, mulai marah
(58.10) Kususah, tuk temukan senyumnya
(58.11) Tak ada, hijaunya lagi
(58.12) Kita lupa, tuk menyayanginya
(58.13) Kita hanya ingat, menikmatinya
(58.14) Kita lupa, tuk memeliharanya
(58.15) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(58.16) Kita lupa, tuk menyayanginya
(58.17) Kita hanya ingat, menikmatinya
(58.18) Kita lupa, tuk memeliharanya
(58.19) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(58.20) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(58.21) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(58.22) Hanya menikmati lupa……
(58.23) Menjaga
Pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa” di atas terdapat gaya bahasa ellipsis
yaitu pada baris (58.4) Setiap jalan ini, senang ku lewati. Frasa Setiap jalan ini,
senang ku lewati termasuk dalam gaya bahasa ellipsis karena terdapat penghilangan
objek yaitu kata hidup sebagai penjelas kalimat.
3.4.4 Paralelisme
Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran
dalam pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dalam
bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula berbentuk anak kalimat
yang tergantung pada sebuah induk kalimat yang sama. Gaya bahasa ini lahir dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
78
struktur kalimat yang berimbang (Keraf, 1985: 126). Gaya bahasa paralelisme
terdapat pada syair lagu “Mengawali Hari”, “Hiruk Pikuk Denpasar”, “Mau Apa”,
dan “Tanam Saja”.
(59) “Mengawali Hari”
(59.1) Pagi telah datang semua siap hadapi dunia
(59.2) Pagi yang datang haruskan kita untuk berpikir
(59.3) Pikirkan burukmu, pikirkan sifatmu, pikirkan sekitarmu
(59.4) Baru kau mulai langkahmu
(59.5) Lihat ke depan
(59.6) Perlu sedikit senyuman
(59.7) Walau tak seindah dulu
(59.8) Yang kau lihat kini
(59.9) Apa yang kita rasa
(59.10) Apa yang kita lihat
(59.11) Apa yang kita terima
(59.12) Apa yang kita rasa
(59.13) Apa yang kita lihat
(59.14) Apa yang kita alami
(59.15) Semua karna kita sendiri
(59.16) Tetap jalani
(59.17) Tetap nikmati
(59.18) Apa yang kita rasa
(59.19) Apa yang kita lihat
(59.20) Apa yang kita terima
(59.21) Apa yang kita rasa
(59.22) Apa yang kita lihat
(59.23) Apa yang kita alami
(59.24) Semua karna kita sendiri
Pada syair lagu “Mengawali Hari” di atas terdapat gaya bahasa paralelisme
yaitu pada baris (59.9) sampai baris (59.14) serta pada baris (59.18) sampai (59.23)
terdapat pengulangan kata Apa yang kita. Dari data tersebut menggunakan kata yang
sama pada setiap barisnya. Sehingga maksud dari kesejajarannya terletak pada
persamaan subjek yang dimaksudkan pada tiap baris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
79
(60) “Hiruk Pikuk Denpasar”
(60.1) Suara bising bukan asing lagi
(60.2) Kepulan asap kendaraan menjejal pagi
(60.3) Bangunan tampak berdiri di sana sini
(60.4) Yang terlihat cuma fatamorgana sunyi
(60.5) Orang-orang sudah enggan berjalan kaki
(60.6) Matahari sudah bukan sahabat kita lagi
(60.7) Sedikit mungkin yang berpikir tentang ini
(60.8) Atau harus tunggu sampai api membakar kota ini
(60.9) Hiruk pikuk denpasar
(60.10) Hiruk pikuk denpasar
(60.11) Hiruk pikuk denpasar
(60.12) Banyak sampah berserakan di jalanan
(60.13) Kebersihan bukan cuma tugas truk berbedag hijau
(60.14) Ayo ikut bersihkan sampahnya perlahan
(60.15) Atau harus tunggu sampai mereka menimbun kota kita
(60.16) Hiruk pikuk denpasar
(60.17) Hiruk pikuk denpasar
(60.18) Hiruk pikuk denpasar
(60.19) Hiruk pikuk denpasar
(60.20) Hiruk pikuk denpasar
(60.21) Hiruk pikuk denpasar
Pada syair lagu “Hiruk Pikuk Denpasar” di atas terdapat gaya bahasa
paralelisme yaitu pada baris (60.9) sampai baris (60.11) serta pada baris (60.16)
sampai baris (60.21) terdapat pengulangan frasa hiruk pikuk denpasar. Dari data
tersebut menggunakan kata yang sama pada setiap barisnya, sehingga maksud dari
kesejajarannya terletak pada persamaan subjek yang dimaksudkan pada tiap baris.
(61) “Mau Apa?”
(61.1) Dari hari ke hari, aku terus mencari
(61.2) Apa yang sebenarnya, hati ini inginkan
(61.3) Dalam hidupku, dalam nafasku
(61.4) Seumpama kalian punya satu keinginan
(61.5) Seperti sebuah jalan yang harus kau temukan
(61.6) Dalam hidupmu, dengan tanganmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
80
(61.7) Oh terbang bebas, di udara yang penuh asap
(61.8) Menerobos, hingga menembus awan lalu tentukan
(61.9) Mau apa aku dengan hidupku ini
(61.10) Mau apa aku dengan hidupku ini
(61.11) Mau apa aku dengan hidupku ini
(61.12) Mau apa aku dengan hidupku ini
(61.13) Aku mau jadi sesuatu yang kau tahu itu aku
Pada syair lagu “Mau Apa?” di atas terdapat gaya bahasa paralelisme yaitu
pada baris (61.9) sampai baris (61.12) terdapat pengulangan frasa Mau apa aku
dengan hidupku ini. Dari data tersebut menggunakan kata yang sama pada setiap
barisnya, sehingga maksud dari kesejajarannya terletak pada persamaan subjek yang
dimaksudkan pada tiap baris.
(62) “Tanam Saja”
(62.1) Aku merasakan ini
(62.2) Kamu tau aku sakit hati
(62.3) Melihat semua mati di hadapanku
(62.4) Dan yang tersisa cuma debu
(62.5) hoooouuuoooo
(62.6) Ini serius
(62.7) Tentang bumi ini
(62.8) Alam ini
(62.9) Dan kebun di depan rumahku
(62.10) Tentang pohon pisang
(62.11) Tentang rumput liar
(62.12) Tentang capung, tentang burung
(62.13) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(62.14) Kita harus menanam kembali
(62.15) Hijau saat ini dan nanti
(62.16) Kita harus menanam kembali
(62.17) Satu saja sangat berarti untukmu
(62.18) Tanam saja
(62.19) Tanam sajalah
(62.20) tanam saja
(62.21) tanam sajalah
(62.22) Tentang bumi ini
(62.23) Alam ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
81
(62.34) Dan kebun di depan rumahku
(62.35) Tentang pohon pisang
(62.36) Tentang rumput liar
(62.37) Tentang capung, tentang burung
(62.38) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(62.39) Kita harus menanam kembali
(62.40) Hijau saat ini dan nanti
(62.41) Kita harus menanam kembali
(62.42)Satu saja sangat berarti untukmu
(62.43) Tanam saja
(62.44) Tanam sajalah
(62.45) tanam saja
(62.46) tanam sajalah
(62.47) Alam sehat, tanggung jawab
Pada syair lagu “Tanam Saja” di atas terdapat gaya bahasa paralelisme yaitu
pada baris (62.18) sampai baris (62.21) serta baris (62.43) sampai baris (62.46)
terdapat pengulangan frasa Tanam saja. Dari data tersebut menggunakan kata yang
sama pada setiap barisnya, sehingga maksud dari kesejajarannya terletak pada
persamaan subjek yang dimaksudkan pada tiap baris.
3.5 Gaya Bahasa Perulangan
Gaya bahasa perulangan dibagi menjadi dua belas jenis yaitu aliterasi,
asonansi, antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautoles, anafora, epistrofa, simploke,
mesodiplosis, epanalepsis, dan anadiplosis. Dalam penelitian ini, ditemukan lima
jenis gaya bahasa perulangan, yaitu (i) aliterasi, (ii) epizeukis, (iii) anafora, (iv)
epistrofa, dan (v) mesodilopsis. Berikut pemaparan gaya bahasa perulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
82
3.5.1 Aliterasi
Aliterasi adalah sejenis gaya bahasa yang memanfaatkan purwakanti atau
pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya (Tarigan, 1985: 197).
Aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama.
Biasanya dipergunakan dalam puisi, kadang-kadang dalam prosa, untuk perhiasan
atau penekanan (Keraf, 1985: 130). Gaya bahasa aliterasi terdapat pada syair lagu
“On The Job Training”.
(63) “On The Job Training”
(63.1) Duduk sambil melihat mereka bekerja
(63.2) Diam sambil menunggu mereka bicara
(63.3) Begitu aja
(63.4) Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
(63.5) Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
(63.6) Gitu gitu aja
(63.7) Bekerjalah, berpikirlah
(63.8) Bekerja walau hanya dengan duduk
(63.9) Berpikir walau hanya dengan diam
(63.10) Bekerjalah, berpikirlah
(63.11) Bekerja walau hanya dengan duduk
(63.12) Berpikir walau hanya dengan diam
(63.13) Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
(63.14) Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
(63.15) Gitu gitu aja
(63.16) Bekerjalah, berpikirlah
(63.17) Bekerja walau hanya dengan duduk
(63.18) Berpikir walau hanya dengan diam
(63.19) Bekerjalah, berpikirlah
(63.20) Bekerja walau hanya dengan duduk
(63.21) Berpikir walau hanya dengan diam
(63.22) Bekerjalah, berpikirlah
(63.23) Bekerja walau hanya dengan duduk
(63.24) Berpikir walau hanya dengan diam
(63.25) Bekerjalah, berpikirlah
(63.26) Bekerja walau hanya dengan duduk
(63.27) Berpikir walau hanya dengan diam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
83
Pada syair lagu “On The Job Training” di atas terdapat gaya bahasa aliterasi
yaitu pada baris (63.7) Bekerjalah, berpikirlah. Gaya bahasa alliterasi dalam data
tersebut yaitu terdapat pada huruf yang bunyi konsonannya sama dan dicetak miring.
3.5.2 Epizeukis
Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung, yaitu kata
yang ditekankan atau yang dipentingan diulang beberapa kali berturut turut (Tarigan,
1985: 188). Gaya bahasa epizeukis terdapat pada syair lagu “Tak Pernah Terlambat”
dan “Semoga Hanya Lupa”.
(64) “Tak Pernah Terlambat”
(64.1) Ketika ku bertanya
(64.2) Tentang semua yang terjadi
(64.3) Ketika ku berkaca
(64.4) Melihat kehebatan nya
(64.5) Harus sadar semua, Semua kembali pada nya
(64.6) Dan kita semua sama, sama sama menyembah nya uwooo ooo oo
(64.7) Tak pernah terlambat
(64.8) Jika kau ingin berubah
(64.9) Hanya dirimu lah yang menghamba segala nya
(64.10) Bukan mereka, bukan siapa dan bukan juga dia
(64.11) Harus sadar semua, semua kembali pada nya dan kita semua sama
(64.12) Sama sama menyembah nya uooo
(64.13) Dan jika kita rasa, coba kau rasaka saja
(64.14) Mungkin kau sedang di coba, di coba tuk mengingat nya ouuu
(64.15) Tak pernah terlambat
(64.16) Jika kau ingin berubahhh
(64.17) Hanya dirimu lah yang menghamba segala nya
(64.18) Bukan mereka, bukan siapa dan bukan juga dia
(64.19) Oooo
(64.20) Bukan juga dia
Pada syair lagu “Tak Pernah Terlamat” di atas terdapat gaya bahasa epizeukis
yaitu pada baris (64.14) Mungkin kau sedang di coba, di coba tuk mengingat nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
84
ouuu. Gaya bahasa epizeukis dalam data tersebut yaitu pada kata di coba merupakan
kata yang dianggap penting dan diulang berturut- turut.
(65) “Semoga Hanya Lupa”
(65.1) Tenang, tenang udara
(65.2) Nyaman, nyaman dirasakan
(65.4) Setiap jalan ini, senang ku lewati
(65.5) Setiap hidup ini, tenang ku jalani
(65.6) Karna alam adalah temanku
(65.7) Dia beri semua untukku
(65.8) Panas-panas, mulai terasa
(65.9) Sahabatku, mulai marah
(65.10) Kususah, tuk temukan senyumnya
(65.11) Tak ada, hijaunya lagi
(65.12) Kita lupa, tuk menyayanginya
(65.13) Kita hanya ingat, menikmatinya
(65.14) Kita lupa, tuk memeliharanya
(65.15) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(65.16) Kita lupa, tuk menyayanginya
(65.17) Kita hanya ingat, menikmatinya
(65.18) Kita lupa, tuk memeliharanya
(65.19) Dan kita lupa, ia sahabat kita
(65.20) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(65.21) Hanya mengambil lupa untuk memberi
(65.22) Hanya menikmati lupa……
(65.23) Menjaga
Pada syair lagu “Semoga Hanya Lupa” di atas terdapat dua gaya bahasa
epizeukis yang pertama pada baris (65.1) Tenang, tenang udara. Gaya bahasa
epizeukis dalam data tersebut yaitu pada kata tenang merupakan kata yang dianggap
penting dan diulang berturut- turut.
Gaya bahasa epizeukis yang kedua yaitu pada baris (65.2) Nyaman, nyaman
dirasakan. Gaya bahasa epizeukis dalam data tersebut yaitu pada kata nyaman
merupakan kata yang dianggap penting dan diulang berturut- turut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
85
3.5.3 Anafora
Anafora adalah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama
pada setiap baris atau setiap kalimat (Tarigan, 1985: 192). Gaya bahasa anafora
terdapat pada syair lagu “Mengawali Hari”, “Bersama Kita”, “Smoking Kills”,
“Manipulasi Hari”, dan “Tanam Saja”.
(66) “Mengawali Hari”
(66.1) Pagi telah datang semua siap hadapi dunia
(66.2) Pagi yang datang haruskan kita untuk berpikir
(66.3) Pikirkan burukmu, pikirkan sifatmu, pikirkan sekitarmu
(66.4) Baru kau mulai langkahmu
(66.5) Lihat ke depan
(66.6) Perlu sedikit senyuman
(66.7) Walau tak seindah dulu
(66.8) Yang kau lihat kini
(66.9) Apa yang kita rasa
(66.10) Apa yang kita lihat
(66.11) Apa yang kita terima
(66.12) Apa yang kita rasa
(66.13) Apa yang kita lihat
(66.14) Apa yang kita alami
(66.15) Semua karna kita sendiri
(66.16) Tetap jalani
(66.17) Tetap nikmati
(66.18) Apa yang kita rasa
(66.19) Apa yang kita lihat
(66.20) Apa yang kita terima
(66.21) Apa yang kita rasa
(66.22) Apa yang kita lihat
(66.23) Apa yang kita alami
(66.24) Semua karna kita sendiri
Pada syair lagu “Mengawali Hari” di atas terdapat empat gaya bahasa anafora
yang pertama pada baris (66.1) Pagi telah datang semua siap hadapi dunia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
86
(66.2) Pagi yang datang haruskan kita untuk berpikir. Data tersebut merupakan gaya
bahasa anafora karena terdapat pengulangan kata pagi pada awal baris dalam kalimat.
Gaya bahasa anafora yang kedua pada baris (66.3) Pikirkan burukmu,
pikirkan sifatmu, pikirkan sekitarmu. Data tersebut merupakan gaya bahasa anafora
karena terdapat pengulangan kata pikirkan pada setiap frasa dalam satu baris.
Gaya bahasa anafora yang ketiga pada baris (66.9), (66.10), (66.11), (66.12),
(66.13), (66.14). Data tersebut merupakan gaya bahasa anafora karena terdapat
pengulangan kata apa yang kita pada awal baris dalam frasa.
Gaya bahasa anafora yang keempat pada baris (66.16 dan (66.17). Data
tersebut merupakan gaya bahasa anafora karena terdapat pengulangan kata tetap pada
awal baris dalam frasa.
(67) “Bersama Kita”
(67.1) Mencoba slalu temukan
(67.2) Apa yang ingin kita cari
(67.3) Dan tetap slalu bersama
(67.4) Dalam berpikir dan menjalani
(67.5) Semua cerita dalam setiap hidup
(67.6) Takkan selamanya indah
(67.7) Takkan selamanya buruk
(67.8) Coba slalu hadapi
(67.9) Mencoba slalu temukan
(67.10) Apa yang ingin kita cari
(67.11) Dan tetap slalu bersama
(67.12) Dalam berpikir dan menjalani
(67.13) Semua cerita dalam setiap hidup
(67.14) Takkan selamanya indah
(67.15) Takkan selamanya buruk
(67.16) Coba slalu hadapi
(67.17) Coba slalu hadapi
(67.18) Disaat kau tak mampu hadapi semua
(67.19) Dekapkan badanmu di dekat kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
87
(67.20) Dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
(67.21) Mari bersama kita
(67.22) Hadapi dengan kita
(67.23) Mari bersama kita
(67.24) Hadapi dengan kita
Pada syair lagu “Bersama Kita” di atas terdapat gaya bahasa anafora yaiu
pada baris (67.6) Takkan selamanya indah dan (67.7) Takkan selamanya buruk serta
pada baris (67.14) Takkan selamanya indah dan (67.15) Takkan selamanya buruk.
Data tersebut merupakan gaya bahasa anafora karena terdapat pengulangan kata
Takkan selamanya pada awal baris dalam frasa.
(68) “Smoking Kills”
(68.1) Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
(68.2) Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
(68.3) Bukan sesuatu hal yang baru
(68.4) Jika kulihat teman berasap ria di lorong
(68.5) Itu waktu SMA
(68.7) Waktu semua ingin terlihat perkasa
(68.8) Dan itu waktu SMA
(68.9) Waktu kau hisap satu batang untuk semua
(68.10) Satu batang di tangan kanan
(68.11) Dan kau pegang satu bintang di tangan kiri
(68.12) Satu malam pun terasa lebih berarti
(68.13) Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
(68.14) Aku mulai berpikir
(68.15) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(68.16) Aku mulai berpikir
(68.17) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(68.18) Dan aku mulai berpikir
(68.19) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(68.20) Aku mulai berpikir
(68.21) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(68.22) Aku mulai berpikir
(68.33) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(68.34) Dan aku mulai berpikir
(68.35) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(68.36) Smoking kills, smoking kills, smoking kills...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
88
Pada syair lagu “Smoking Kills” di atas terdapat gaya bahasa anafora yaiu
pada baris (68.14), (68.15), (68.16) serta pada baris (68.20), (68.21), (68.22). Data
tersebut merupakan gaya bahasa anafora karena terdapat pengulangan kata Aku pada
awal baris dalam frasa.
(69) “Manipulasi Hari”
(69.1) Senja Terlihat, saatnya bersiap
(69.2) Menunggu yang diharapkan datang
(69.3) Datang untuk hidup kurang mimpi ini
(69.4) Sembari Menunggu
(69.5) Coba Hibur diri
(69.6) Na na na...
(69.7) Ramaikan Ruang ini
(69.8) Doa pun tercampur didalamnya
(69.9) Datanglah cepat hari ini
(69.10) Agar bisa tersenyum
(69.11) Agar dia Senang
(69.12) Kau seperti dewa
(69.13) Kau buat hidup ini berwarna
(69.14) Kau bagai dewa
(69.15) Kau buat orang terus bermimpi
(69.16) Bermimpi yang besar
(69.17) Berkeinginan yang besar
(69.18) Dan terus mengejar kejar sampai lupa
(69.19) Lupa akan indahnya diri mu
Pada syair lagu “Manipulasi Hari” di atas terdapat dua gaya bahasa anafora
yang pertama pada baris (69.10) Agar bisa tersenyum dan (69.11) Agar dia Senang.
Data tersebut merupakan gaya bahasa anafora karena terdapat pengulangan kata Agar
pada awal baris dalam frasa.
Gaya bahasa anafora yang kedua pada baris (69.12) Kau seperti dewa, (69.13)
Kau buat hidup ini berwarna, (69.14) Kau bagai dewa dan (69.15) Kau buat orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
89
terus bermimpi. Data tersebut merupakan gaya bahasa anafora karena terdapat
pengulangan kata Kau pada awal baris dalam frasa.
(70) “Tanam Saja”
(70.1) Aku merasakan ini
(70.2) Kamu tau aku sakit hati
(70.3) Melihat semua mati di hadapanku
(70.4) Dan yang tersisa cuma debu
(70.5) hoooouuuoooo
(70.6) Ini serius
(70.7) Tentang bumi ini
(70.8) Alam ini
(70.9) Dan kebun di depan rumahku
(70.10) Tentang pohon pisang
(70.11) Tentang rumput liar
(70.12) Tentang capung, tentang burung
(70.13) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(70.14) Kita harus menanam kembali
(70.15) Hijau saat ini dan nanti
(70.16) Kita harus menanam kembali
(70.17) Satu saja sangat berarti untukmu
(70.18) Tanam saja
(70.19) Tanam sajalah
(70.20) tanam saja
(70.21) tanam sajalah
(70.22) Tentang bumi ini
(70.23) Alam ini
(70.34) Dan kebun di depan rumahku
(70.35) Tentang pohon pisang
(70.36) Tentang rumput liar
(70.37) Tentang capung, tentang burung
(70.38) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
(70.39) Kita harus menanam kembali
(70.40) Hijau saat ini dan nanti
(70.41) Kita harus menanam kembali
(70.42) Satu saja sangat berarti untukmu
(70.43) Tanam saja
(70.44) Tanam sajalah
(70.45) tanam saja
(70.46) tanam sajalah
(70.47) Alam sehat, tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
90
Pada syair lagu “Tanam Saja” di atas terdapat gaya bahasa anafora yaitu pada
baris (70.10) Tentang pohon pisang, (70.11) Tentang rumput liar, (70.12) Tentang
capung, tentang burung, (70.13) Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah
dulu. Data tersebut merupakan gaya bahasa anafora karena terdapat pengulangan kata
Tentang pada awal baris dalam frasa.
3.5.4 Epistrofa
Epistrofa adalah semacam gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata
atau frase pada akhir baris atau kalimat berurutan (Tarigan, 1985: 194). Gaya bahasa
epistrofa terdapat pada syair lagu “Bersama Kita” dan “Smoking Kills”.
(71) “Bersama Kita”
(71.1) Mencoba slalu temukan
(71.2) Apa yang ingin kita cari
(71.3) Dan tetap slalu bersama
(71.4) Dalam berpikir dan menjalani
(71.5) Semua cerita dalam setiap hidup
(71.6) Takkan selamanya indah
(71.7) Takkan selamanya buruk
(71.8) Coba slalu hadapi
(71.9) Mencoba slalu temukan
(71.10) Apa yang ingin kita cari
(71.11) Dan tetap slalu bersama
(71.12) Dalam berpikir dan menjalani
(71.13) Semua cerita dalam setiap hidup
(71.14) Takkan selamanya indah
(71.15) Takkan selamanya buruk
(71.16) Coba slalu hadapi
(71.17) Coba slalu hadapi
(71.18) Disaat kau tak mampu hadapi semua
(71.19) Dekapkan badanmu di dekat kita
(71.20) Dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
91
(71.21) Mari bersama kita
(71.22) Hadapi dengan kita
(71.23) Mari bersama kita
(71.24) Hadapi dengan kita
Pada syair lagu “Bersama Kita” di atas terdapat gaya bahasa epistrofa yaitu
pada baris (71.21), (71.22), (71.23) dan (71.24). Data tersebut merupakan gaya
bahasa epistrofa karena terdapat pengulangan kata kita pada akhir baris.
(72) “Smoking Kills”
(72.1) Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
(72.2) Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
(72.3) Bukan sesuatu hal yang baru
(72.4) Jika kulihat teman berasap ria di lorong
(72.5) Itu waktu SMA
(72.7) Waktu semua ingin terlihat perkasa
(72.8) Dan itu waktu SMA
(72.9) Waktu kau hisap satu batang untuk semua
(72.10) Satu batang di tangan kanan
(72.11) Dan kau pegang satu bintang di tangan kiri
(72.12) Satu malam pun terasa lebih berarti
(72.13) Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
(72.14) Aku mulai berpikir
(72.15) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(72.16) Aku mulai berpikir
(72.17) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(72.18) Dan aku mulai berpikir
(72.19) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(72.20) Aku mulai berpikir
(72.21) Aku atau mereka yang mati lebih dulu
(72.22) Aku mulai berpikir
(72.33) Apa dilarang mati dengan cara yang tadi
(72.34) Dan aku mulai berpikir
(72.35) Tak cukup hanya dengan menulis kata ini
(72.36) Smoking kills, smoking kills, smoking kills...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
92
Pada syair lagu “Smoking Kills” di atas terdapat gaya bahasa epistrofa yaitu
pada baris (72.1) dan (72.2). Data tersebut merupakan gaya bahasa epistrofa karena
terdapat pengulangan frasa orang yang belum dewasa pada akhir baris.
3.5.5 Mesodilopsis
Mesodilopsis adalah sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan
kata atau frasa di tengah-tengah baris atau beberapa kalimat berurutan (Tarigan,
1985: 198). Gaya bahasa mesodilopsis terdapat pada syair lagu “Mengawali Hari”,
dan “On The Job Training”.
(73) “Mengawali Hari”
(73.1) Pagi telah datang semua siap hadapi dunia
(73.2) Pagi yang datang haruskan kita untuk berpikir
(73.3) Pikirkan burukmu, pikirkan sifatmu, pikirkan sekitarmu
(73.4) Baru kau mulai langkahmu
(73.5) Lihat ke depan
(73.6) Perlu sedikit senyuman
(73.7) Walau tak seindah dulu
(73.8) Yang kau lihat kini
(73.9) Apa yang kita rasa
(73.10) Apa yang kita lihat
(73.11) Apa yang kita terima
(73.12) Apa yang kita rasa
(73.13) Apa yang kita lihat
(73.14) Apa yang kita alami
(73.15) Semua karna kita sendiri
(73.16) Tetap jalani
(73.17) Tetap nikmati
(73.18) Apa yang kita rasa
(73.19) Apa yang kita lihat
(73.20) Apa yang kita terima
(73.21) Apa yang kita rasa
(73.22) Apa yang kita lihat
(73.23) Apa yang kita alami
(73.24) Semua karna kita sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
93
Pada syair lagu “Mengawali Hari” di atas terdapat gaya bahasa mesodilopsis
yaitu pada baris (73.1) dan (73.2). Data tersebut merupakan gaya bahasa mesodilopsis
karena terdapat pengulangan kata datang di tengah-tengah baris.
(74) “On The Job Training”
(74.1) Duduk sambil melihat mereka bekerja
(74.2) Diam sambil menunggu mereka bicara
(74.3) Begitu aja
(74.4) Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
(74.5) Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
(74.6) Gitu gitu aja
(74.7) Bekerjalah, berpikirlah
(74.8) Bekerja walau hanya dengan duduk
(74.9) Berpikir walau hanya dengan diam
(74.10) Bekerjalah, berpikirlah
(74.11) Bekerja walau hanya dengan duduk
(74.12) Berpikir walau hanya dengan diam
(74.13) Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
(74.14) Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
(74.15) Gitu gitu aja
(74.16) Bekerjalah, berpikirlah
(74.17) Bekerja walau hanya dengan duduk
(74.18) Berpikir walau hanya dengan diam
(74.19) Bekerjalah, berpikirlah
(74.20) Bekerja walau hanya dengan duduk
(74.21) Berpikir walau hanya dengan diam
(74.22) Bekerjalah, berpikirlah
(74.23) Bekerja walau hanya dengan duduk
(74.24) Berpikir walau hanya dengan diam
(74.25) Bekerjalah, berpikirlah
(74.26) Bekerja walau hanya dengan duduk
(74.27) Berpikir walau hanya dengan diam
Pada syair lagu “On The Job Training” di atas terdapat gaya bahasa
mesodilopsis yaitu pada baris (74.1) dan (74.2). Data tersebut merupakan gaya bahasa
mesodilopsis karena terdapat pengulangan kata mereka di tengah-tengah baris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
94
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan
bahwa terdapat lima macam topik yang terdapat dalam syair lagu karya band
Nosstress, (1) lingkungan hidup, (2) sosial, (3) semangat hidup, (4) keresahan hidup,
dan (5) cinta. Ada lima lagu yang bertopik lingkungan hidup, “Hiruk-Pikuk
Denpasar”, “Kantong Sampah”, “Tanam Saja”, “Ini Judulnya Belakangan”, dan
“Semoga Hanya Lupa”.
Lagu yang bertopik tentang sosial ada empat, yaitu “Smoking Kills”, “Lagu
Semut”, “Apa Susahnya”, dan “Laguku Untukmu”. Ada delapan lagu yang bertopik
semangat hidup, “On The Job Training”, “Mengawali Hari”, “Bersama Kita”,
“Manipulasi Hari”, “Perspektif Bodoh”, “Tak Pernah Terlambat”, “Mau Apa”, dan
“Tunda”. Terdapat satu lagu yang bertopik keresahan hidup, yaitu lagu “Rasa”. Serta
terdapat tiga lagu yang bertopik cinta, yaitu “Pegang Tanganku”, “Minor Bahagia”,
dan “Buka Hati”.
Selain topik, juga ditemukan macam-macam jenis gaya bahasa yang terdapat
dalam syair lagu karya band Nosstress. Terdapat empat jenis gaya bahasa yang
terkandung dalam beberapa lirik lagu band Nosstress, (1) gaya bahasa perbandingan,
(2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya bahasa
perulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
95
Ada lima jenis gaya bahasa perbandingan yang ditemukan dalam syair lagu
karya Band Nosstress, (1) metafora pada lagu “Rasa”, “Laguku Untukmu”, dan
“Perspektif Bodoh”, (2) antisipasi terdapat pada lagu “Bersama Kita”, “Mau Apa?”,
“Tunda”, dan “Laguku Untukmu”, (3) personifikasi terdapat dalam lagu “Hiruk Pikuk
Denpasar”, “Tanam Saja”, dan “Semoga Hanya Lupa”, (4) simile terdapat pada syair
lagu “Manipulasi Hari” dan “Mau Apa”, dan (5) depersonifikasi terdapat pada syair
lagu “Smoking Kills” dan “Kantong Sampah”.
Ada tiga jenis gaya bahasa pertentangan yang ditemukan dalam syair lagu
karya band Nosstress, (1) hiperbola terdapat pada syair lagu “Manipulasi Hari”, (2)
oksimoron terdapat dalam syair lagu “Lagu Semut”, “Minor Bahagia”, “Pegang
Tanganku”, “Semoga Hanya Lupa”, “Perspektif Bodoh”, “Tanam Saja”, “Apa
Susahnya”, Hiruk Pikuk Denpasar”, “Bersama Kita”, dan “Smoking Kills”, dan (3)
sinisme terdapat pada syair lagu “Laguku Untukmu”.
Ada empat jenis gaya bahasa yang ditemukan dalam syair lagu karya band
Nosstress, yaitu (1) sinekdoke pars pro toto terdapat pada syair lagu “Smoking Kills”,
(2) antonomasia terdapat dalam syair lagu “Tunda”, (3) ellipsis terdapat pada syair
lagu “Bersama Kita”, “Rasa”, “Tunda”, “Tanam Saja”, “Ini Judulnya Belakangan”,
“Pegang Tanganku”, dan “Semoga Hanya Lupa”, dan (4) paralelisme terdapat pada
syair lagu “Mengawali Hari”, “Hiruk Pikuk Denpasar”, “Mau Apa”, dan “Tanam
Saja”.
Penulis juga menemukan lima jenis gaya bahasa perulangan dalam syair lagu
karya band Nosstress, yaitu (1) aliterasi terdapat pada syair lagu “On The Job
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
96
Training”, (2) epizeukis terdapat pada syair lagu “Tak Pernah Terlambat” dan
“Semoga Hanya Lupa”, (3) anafora terdapat pada syair lagu “Mengawali Hari”,
“Bersama Kita”, “Smoking Kills”, “Manipulasi Hari”, dan “Tanam Saja”, (4)
epistrofa terdapat pada syair lagu “Bersama Kita” dan “Smoking Kills”, dan (5)
mesodilopsis terdapat pada syair lagu “Mengawali Hari”, dan “On The Job Training”.
4.2 Saran
Penelitian ini hanya terfokus pada pembahasan mengenai topik dan gaya
bahasa dalam lirik lagu pada album pertama dan kedua karya band Nosstress. Oleh
karena itu, masih banyak hal lain di luar topik dan gaya bahasa yang dapat diteliti dari
syair lagu karya grup band Nosstress. Salah satunya pengkajian gaya bahasa
berdasarkan tinjauan semiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
97
DAFTAR PUSTAKA
Baryadi, I. Praptomo. Dasar-Dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.
Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
Caesario, Erick. 2013. “Penggunaan Gaya Bahasa dalam Beberapa Lirik Lagu Band
Kerispatih”. Skripsi Strata (S1). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma.
Damarastuti, Dionisia Tria. 2018. “Topik Dan Gaya Bahasa Pada Lagu Anak Karya
A.T. Mahmud”. Skripsi Strata (S1). Yogyakarta: Program Studi Sastra
Indonesia, Universitas Sanata Dharma.
Djohan. 2009. Psikologi Musik, Yogyakarta: Best Publisher.
Hardjana, Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik. Yogyakarta: Galang Pustaka.
KBBI V: Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. 2018. Diunduh dari
https://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbi5&hl=in.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
---------------. 1981. Diksi dan Gaya Bahasa. Flores: Nusa Indah.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Yogyakarta: Carasvatibooks.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Krisdaninggar. L. Erline Widyaswari. 2019. “Topik dan Metafora dalam Syair Lagu
Karya Grup Band Dialog Dini Hari”. Skripsi Strata (S1). Yogyakarta:
Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.
Laksana, I Ketut Darma. 2010. Majas dalam Bahasa Pers. Bali: Udayana University
Press.
“Lirik Lagu Nosstress Apa Susahnya” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
lyrics/Nosstress/Apa-Susahnya. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Bersama Kita” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
lyrics/Nosstress-feat-Raoul-Wyffels/Bersama-Kita. Diunduh: 6/8/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
98
“Lirik Lagu Nosstress Buka Hati” Stable URL: https://www.musixmatch.com/lyrics/
Nosstress/Buka-Hati. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Hiruk Pikuk Denpasar” Stable URL: https://www.musixmatch
.com/lyrics/Nosstress/Hiruk-Pikuk-Denpasar. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Ini Judulnya Belakangan” Stable URL: https://www.musix
match.com/lyrics/Nosstress/Ini-Judulnya-Belakangan. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Kantong Sampah” Stable URL: https://www.musixmatch
.com/lyrics/Nosstress/Kantong-Sampah. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Laguku Untukmu” Stable URL: https://www.musixmatch.com
/lyrics/Nosstress/Laguku-Untukmu. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Lagu Semut” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
lyrics/Nosstress/Lagu-Semut. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Manipulasi Hari” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
lyrics/Nosstress-feat-Made-Mawut/Manipulasi-Hari. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Mau Apa?” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
lyrics/Nosstress/Mau-Apa. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Mengawali Hari,” Stable URL: https://lirik-gila.blogspot
.com/2018/03/lirik-lagu-nosstress-mengawali-hari-kita-rasa.html. Diunduh:
6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Minor Bahagia” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
lyrics/Nosstress/Minor-Bahagia. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress On The Job Training” Stable URL: https://www.musixmatch.
com/lyrics/Nosstress/On-The-Job-Training. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Pegang Tanganku” Stable URL: https://www.musixmatch
.com/lyrics/Nosstress/Pegang-Tanganku. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Perspektif Bodoh” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
lyrics/Nosstress-feat-Sanjaya-Adi-Putra/Perspektif-Bodoh. Diunduh:
6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Rasa”. Stable URL: https://www.musixmatch.com/search/
rasa%20nosstress. Diunduh: 6/8/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
99
“Lirik Lagu Nosstress Semoga Hanya Lupa” Stable URL: https://www.musixmatch
.com/lyrics/Nosstress/Semoga-Hanya-Lupa. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Smoking Kills” Stable URL: https://www.musixmatch.
com/lyrics/Nosstress/Smoking-Kills. Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Tak Pernah Terlambat” Stable URL: https://www.musix
match.com/lyrics/Nosstress-feat-Raoul-Wyffels/Tak-Pernah-Terlambat.
Diunduh: 6/8/2019.
“Lirik Lagu Nosstress Tanam Saja” Stable URL: https://www.musixmatch.com/
search/tanam%20saja%20nosstres. Diunduh: 6/8/2019.
Lagu Nosstress Tunda” Stable URL: https://www.musixmatch.com/lyrics/
Nosstress/Tunda. Diunduh: 6/8/2019.
Moeliono, Anton M. 1984. Santun Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika Kajian Puitika Bahasa, dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: PengantarPenelitian
Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.
Wikipedia Bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
100
LAMPIRAN
Syair Lagu Karya Grup Band Nosstress
(1) “Mengawali Hari”
Pagi telah datang semua siap hadapi dunia
Pagi yang datang haruskan kita untuk berpikir
Pikirkan burukmu, pikirkan sifatmu, pikirkan sekitarmu
Baru kau mulai langkahmu
Lihat ke depan
Perlu sedikit senyuman
Walau tak seindah dulu
Yang kau lihat kini
Apa yang kita rasa
Apa yang kita lihat
Apa yang kita terima
Apa yang kita rasa
Apa yang kita lihat
Apa yang kita alami
Semua karna kita sendiri
Tetap jalani
Tetap nikmati
Apa yang kita rasa
Apa yang kita lihat
Apa yang kita terima
Apa yang kita rasa
Apa yang kita lihat
Apa yang kita alami
Semua karna kita sendiri
(2) “Hiruk Pikuk Denpasar”
Suara bising bukan asing lagi
Kepulan asap kendaraan menjejal pagi
Bangunan tampak berdiri di sana sini
Yang terlihat cuma fatamorgana sunyi
Orang-orang sudah enggan berjalan kaki
Matahari sudah bukan sahabat kita lagi
Sedikit mungkin yang berpikir tentang ini
Atau harus tunggu sampai api membakar kota ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
101
Hiruk pikuk denpasar
Hiruk pikuk denpasar
Hiruk pikuk denpasar
Banyak sampah berserakan di jalanan
Kebersihan bukan cuma tugas truk berbedag hijau
Ayo ikut bersihkan sampahnya perlahan
Atau harus tunggu sampai mereka menimbun kota kita
Hiruk pikuk denpasar
Hiruk pikuk denpasar
Hiruk pikuk denpasar
Hiruk pikuk denpasar
Hiruk pikuk denpasar
Hiruk pikuk denpasar
(3) “Bersama Kita”
Mencoba slalu temukan
Apa yang ingin kita cari
Dan tetap slalu bersama
Dalam berpikir dan menjalani
Semua cerita dalam setiap hidup
Takkan selamanya indah
Takkan selamanya buruk
Coba slalu hadapi
Mencoba slalu temukan
Apa yang ingin kita cari
Dan tetap slalu bersama
Dalam berpikir dan menjalani
Semua cerita dalam setiap hidup
Takkan selamanya indah
Takkan selamanya buruk
Coba slalu hadapi
Coba slalu hadapi
Disaat kau tak mampu hadapi semua
Dekapkan badanmu di dekat kita
Dan tak akan ada yang tak bisa kita hadapi
Mari bersama kita
Hadapi dengan kita
Mari bersama kita
Hadapi dengan kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
102
(4) “Smoking Kills”
Tidak dijual untuk orang yang belum dewasa
Tapi bebas dihisap oleh orang yang belum dewasa
Bukan sesuatu hal yang baru , jika kulihat teman berasap ria di lorong
Dan itu waktu SMA, waktu semua ingin terlihat perkasa
Dan itu waktu SMA, waktu kau hisap satu batang untuk semua
Satu batang di tangan kanan
Dan kau pegang satu bintang di tangan kiri
Satu malam pun terasa lebig berarti
Jika kau lewatkan dengan hal yang seperti ini
Dan aku mulai berpikir, aku atau mereka yang lebig dulu mati
Dan aku mulai berpikir, apa dilarang mati dengan cara yang tadi
Dan aku mulai berpikir, tak cukup hanya dengan menulis kata ini
Smoking kills, smoking kills, smoking kills,
Smoking kills…
(5) “On The Job Training”
Duduk sambil melihat mereka bekerja
Diam sambil menunggu mereka bicara
Begitu aja
Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
Gitu gitu aja
Bekerjalah, berpikirlah
Bekerja walau hanya dengan duduk
Berpikir walau hanya dengan diam
Bekerjalah, berpikirlah
Bekerja walau hanya dengan duduk
Berpikir walau hanya dengan diam
Duduk sambil melihat wanita cantik menyapa
Dan diam lagi ketika datang pria berkaca
Gitu gitu aja
Bekerjalah, berpikirlah
Bekerja walau hanya dengan duduk
Berpikir walau hanya dengan diam
Bekerjalah, berpikirlah
Bekerja walau hanya dengan duduk
Berpikir walau hanya dengan diam
Bekerjalah, berpikirlah
Bekerja walau hanya dengan duduk
Berpikir walau hanya dengan diam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
103
Bekerjalah, berpikirlah
Bekerja walau hanya dengan duduk
Berpikir walau hanya dengan diam
(6) “Tak Pernah Terlambat”
Ketika ku bertanya
Tentang semua yang terjadi
Ketika ku berkaca
Melihat kehebatan nya
Harus sadar semua, Semua kembali pada nya
Dan kita semua sama, sama sama menyembah nya uwooo ooo oo
Tak pernah terlambat
Jika kau ingin berubah
Hanya dirimu lah yang menghamba segala nya
Bukan mereka, bukan siapa dan bukan juga dia
Harus sadar semua, semua kembali pada nya dan kita semua sama
Sama sama menyembah nya uooo
Dan jika kita rasa, coba kau rasaka saja
Mungkin kau sedang di coba, di coba tuk mengingat nya ouuu
Tak pernah terlambat
Jika kau ingin berubahhh
Hanya dirimu lah yang menghamba segala nya
Bukan mereka, bukan siapa dan bukan juga dia
Oooo
Bukan juga dia
(7) “Mau Apa?”
Dari hari ke hari, aku terus mencari
Apa yang sebenarnya, hati ini inginkan
Dalam hidupku, dalam nafasku
Seumpama kalian punya satu keinginan
Seperti sebuah jalan yang harus kau temukan
Dalam hidupmu, dengan tanganmu
Oh terbang bebas, di udara yang penuh asap
Menerobos, hingga menembus awan lalu tentukan
Mau apa aku dengan hidupku ini
Mau apa aku dengan hidupku ini
Mau apa aku dengan hidupku ini
Mau apa aku dengan hidupku ini
Aku mau jadi sesuatu yang kau tahu itu aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
104
(8) “Buka Hati”
Bibir mengucap dengan lantang berdendang harmoni lirih
Apa yang pernah kita janjikan saat duduk berdampingan
Sempat terlupa, kau maupun aku
Sempat tak terbina
Sekarang kurasakan beda dan kuharap kau pun begitu
Buka hati pikiranmu juga untuk kita bersama
Buka hati pikiranmu juga untuk kita berdua
Dan buka hati pikiranmu juga untuk kita
Nikmati indahnya pagi bersama
Tak kupercaya kau didekatku
Dan apapun itu
Sekarang kurasakan beda
Dan kuharap kaupun begitu
Buka hati pikiranmu juga untuk kita bersama
Buka hati pikiranmu juga untuk kita berdua
Dan buka hati pikiranmu juga untuk kita
Nikmati indahnya pagi bersama.
(9) “Rasa”
Apa yang kurasakan, apa yang kuharapkan
Harapan itu tak pernah akan, rasa itu seperti tertahan
Bagaimana acaranya, mengungkapkan
Coba slalu terbuka, tanpa ada ganjalan di dada
Hidup ini memang indah, takkan pernah sirna
Tapi diriku merasa resah
Hidup ini memang indah, oh tapi mengapa
Terlalu banyak logika yang mengalahkan rasa
Akankah ini berubah atau tetap begini adanya
Berat tetap terasa, mengapa? mengapa?
(10) “Kantong Sampah”
Ambilkan aku kantong sampah itu
Ambilkan satu
Jadikan aku kantong sampah itu
Jadikan satu
Bahagialah kau kantong sampah
Semua jadi tenang dan indah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
105
Bahagialah kau kantong sampah
Semua jadi nyaman dan indah
Bahagialah kau kantong sampah
Dia jadi hilang dan musnah
Dia
Sampah
Kantong sampah, kantong sampah, kantong sampah
Sampah, sampah, sampah, sampah
(11) “Tunda”
Satu hal yang terburuk dalam hidupku adalah
Ketika aku tak langsung mengerjakan masalah
Yang seharusnya kukerjakan
Sering aku lakukan
Padahal jarum jam di dinding terus berpindah
Jam di tangan pun sudah kulepas dan pakai lagi
Gambar presidenku pun sudah terus berganti
Tetap saja aku ulangi
Tunda tunda tunda sampai kau menua
Dan tunggu tunggu tunggu dulu
Tunda tunda tunda tunda sampai kau menua
Dan tunggu tunggu tunggu dulu
Satu hal yang terbaik dalam hidupku adalah
Ketika aku sudah mulai mengalah mengerjakan segala masalah
Kali ini aku lakukan
Sekarang kukerjakan yang harusnya bulan lalu
Sorenya kukerjakan yang harusnya minggu lalu
Sial malamnya semua itu sudah berlalu
Esok paginya kumulai lagi dengan
(12) “Manipulasi Hari”
Senja Terlihat, saatnya bersiap
Menunggu yang diharapkan datang
Datang untuk hidup kurang mimpi ini
Sembari Menunggu
Coba Hibur diri
Na na na...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
106
Ramaikan Ruang ini
Doa pun tercampur didalamnya
Datanglah cepat hari ini
Agar bisa tersenyum
Agar dia Senang
Kau Seperti dewa
Kau buat hidup ini berwarna
Kau bagai dewa
Kau buat orang terus bermimpi
Bermimpi yang besar
Berkeinginan yang besar
Dan terus mengjear kejar sampai lupa
Lupa akan indahnya diri mu
(13) “Tanam Saja”
Aku merasakan ini
Kamu tau aku sakit hati
Melihat semua mati di hadapanku
Dan yang tersisa cuma debu
hoooouuuoooo
Ini serius
Tentang bumi ini
Alam ini
Dan kebun di depan rumahku
Tentang pohon pisang
Tentang rumput liar
Tentang capung, tentang burung
Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
Kita harus menanam kembali
Hijau saat ini dan nanti
Kita harus menanam kembali
Satu saja sangat berarti untukmu
Tanam saja
Tanam sajalah
tanam saja
tanam sajalah
Tentang bumi ini
Alam ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
107
Dan kebun di depan rumahku
Tentang pohon pisang
Tentang rumput liar
Tentang capung, tentang burung
Tentang kenyataan bahwa semuanya tak seindah dulu
Kita harus menanam kembali
Hijau saat ini dan nanti
Kita harus menanam kembali
Satu saja sangat berarti untukmu
Tanam saja
tanam sajalah
Alam sehat, tanggung jawab
(14) “Lagu Semut”
Aku semut hitam
Mencari makan
Jangan injak aku kawan
Aku semut hitam
Cuma mau makan
Sisa dari rumahmu kawan
Aku semut hitam
Mencari makan
Jangan injak aku kawan
Aku semut hitam
Cuma mau makan
Sisa dari rumahmu kawan
kawan
Ku tak ingin semua milikmu
Hanya sedikit sisa rotimu
Ruang ini sungguh besar
Mampukah kita berbagi kawan
Bolehkah hidup berdampingan kawan
(15) “Apa Susahnya”
Apa susahnya
Berkata cinta, pada satu makhluk saja
Apa susahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
108
Berkata cinta, pada satu manusia saja
Apa susahnya
Berkata cinta, pada satu wanita saja
Apa susahnya
Berkata cinta, kalau dari mulutmu saja
Ini bukan lagu romantis
Tapi lagu tentang cinta
Pada semua
Ini bukan lagu romatis
Tapi lagu tentang cinta
Yang tak harus selalu
Naaa…naaa.naaaaa
Coba kau Tanya
Kenapa kita, punya warna kulit yang beda
Coba kau Tanya
Kenapa kita, punya kata-kata tak sama
Coba kau Tanyakan pada dia
"Hey kau beragama Apa?"
Jawabnya "kita semua tercipta dari satu tangan yang sama!"
Ini bukan lagu romantis
Tapi lagu tentang cinta
Pada semua
Ini bukan lagu romatis
Tapi lagu tentang cinta
Yang tak harus selalu
Naaa…naaa.naaaaa
(16) “Ini Judulnya Belakangan”
Bali aku tinggal sebentar ya,
aku mau ke Jogjakarta
aku mau nyanyi seperti biasanya
Bali aku pergi sebentar ya,
pergi dari jalanmu yang mulai macet
mulai nggak nyaman, mulai...
Bali aku pergi sebentar ya,
pergi dari pantaimu yang katanya indah
yang disekelilingnya berdiri hotel megah, wah
Bali aku pergi sebentar ya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
109
pergi dari alammu yang katanya asri
asri sebelah sana, eh sebelah sini enggak
Esok ku kembali semoga
esok ku kembali semoga pemimpin menambah prestasi
bukannya menambah BALIHO
Esok ku kembali semoga
esok ku kembali semoga
beton tak tumbuh lebih subur daripada pepohonan
uuuiiuuuuu, ,,, uiuu, ,,,
(17) “Minor Bahagia”
Bangun Pagi Teringat
Kalian di sampingku
Semua yang ada
Di setiap malamku
Gembira waktu tertawa bersama
Aku senang kau disini
Andai saja waktu tak cepat berlalu
Kita masih bisa bersama
Menjalani semua
Senang - senang kita bersama
Susah pun teman takkan mungkin lupa
Semangat berjalan bersama
Meraih impian kita
Gembira waktu tertawa bersama
Aku senang kau disini
Andai saja waktu tak cepat berlalu
Kita masih bisa bersama
Menjalani semua
Senang - senang kita bersama
Susah pun teman takkan mungkin lupa
Semangat arungi samudera
Meraih impian kita
(18) “Pegang Tanganku”
Pegang tangan ku
Hentikan tawamu sejenak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
110
Sudah terlalu banyak tuk senang
Sudah saatnya merenung..
dan bersyukur
Ohh indahnya menjalani denganmu
Ohh nikmatnya bersamamu
Tapi kita harus mulai mengerti
Tapi kita harus mulai batasi
karena.. karena.. karena..
Indah itu tak selalu ada
Senang itu sementara
Jika senang jangan terlalu
Jika sedih janganbterlalu
Ohh indahnya menjalani denganmu
Ohh nikmatnya bersamamu
Tapi kita harus mulai mengerti
Tapi kita harus mulai batasi
karena.. karena.. karena..
Indah itu tak selalu ada
Senang itu sementara
Jika senang jangan terlalu
Jika sedih janganbterlalu....
Sederhanakan diri
di depan masih panjang
karena hidup tak hanya
senang dan indah,
indah dan senang
(19) “Semoga Hanya Lupa”
Tenang, tenang udara
Nyaman, nyaman dirasakan
Setiap jalan ini, senang ku lewati
Setiap hidup ini, tenang ku jalani
Karna alam adalah temanku
Dia beri semua untukku
Panas-panas, mulai terasa
Sahabatku, mulai marah
Kususah, tuk temukan senyumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
111
Tak ada, hijaunya lagi
Kita lupa, tuk menyayanginya
Kita hanya ingat, menikmatinya
Kita lupa, tuk memeliharanya
Dan kita lupa, ia sahabat kita
Kita lupa, tuk menyayanginya
Kita hanya ingat, menikmatinya
Kita lupa, tuk memeliharanya
Dan kita lupa, ia sahabat kita
Hanya mengambil lupa untuk memberi
Hanya mengambil lupa untuk memberi
Hanya menikmati lupa……
Menjaga
(20) “Laguku Untukmu”
Apa masih bisa kau mendengar
Pelan saja aku ingin bicara
Tentang perasaan yang gelisah
Dengan keadaan
Tanah yang perlahan habis kau jual
Mungkin memang kau bahagia
Sendiri saja ya sendiri saja kau bahagia
kebohongan jadi hal biasa
janji bukan lagi tuk kau tepati
terang terangan saja
yang punya uang dimenangkan
aturan pun hanya jadi mainan
di negeri ku yang kucinta
yang punya uang ya bisa mainkan segalanya
rekam saja yang ingin bicara
kebebasan hanya tuk yang berkuasa
yang ditanah lahir yang kucinta
yang apa benar kau juga sama mencintainya
apa masih bisa kau mendengar
pelan saja aku ingin bicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
112
(21) “Perspektif Bodoh”
Setiap masalah
Punya jalan keluarnya
Hanya saja
Dari sudut mana
Kita perlu menimbang
Dan ambil masukan
Karna kepala ini
Terkadang enggan
Memandang hal dengan lebih mudah
Urusan yang mudah
Dibuat jadi masalah
Sering kali
Yang diperdebatkan
Cuma jadi basa basi
Yang kapan habisnya
Rumit kepala ini
Terkadang perlu
Tuk di sederhanakan
Rumit kepala ini
Terkadang perlu
Tuk di sederhanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
113
BIOGRAFI PENULIS
Tiarawati Sugiyanto Putri lahir di Yogyakarta, 16 Mei 1998.
Menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Taman Sari III
Yogyakarta tahun 2010. Setelah menamatkan jenjang pendidikan
di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada tahun 2013 lalu melanjutkan
pendidikannya di SMK Negeri 7 Yogyakarta dan lulus pada
tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan lulus pada tahun 2020.
Selama masa perkuliahan aktif dalam organisasi kampus seperti HMPS Sastra
Indonesia, Bengkel Sastra, menjabat sebagai ketua Bengkel jurnalistik pada tahun
2018. Serta pada tahun 2018 menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah KARSA
edisi kedua dan ketiga.
Pada tahun 2019 memiliki situs web berita yaitu Sarasvati.id. Situs web ini
dikelola bersama oleh kelompok. Ia menjabat sebagai pemimpin redaksi sekaligus
editor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI