TUGAS AKUNTANSI PEMERINTAHAN SISTEM DAN SIKLUS ANGGARAN NEGARA NAMA KELOMPOK V : 1. NI WAYAN NINA RESNIARI (1215644034) 2. I WAYAN YUDI WISNAYA NEGARA (1215644054) 3. NI KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070) 4. NI MADE SANTI MARDIANINGSIH (1215644098) 5. NOVI AYUK DEWI SARTIKA (1215644106) PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL JURUSAN AKUNTANSI
Topik 3 (Sistem & Siklus Anggaran Negara) Sistem & Siklus Anggaran Negara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKUNTANSI PEMERINTAHAN
SISTEM DAN SIKLUS ANGGARAN NEGARA
NAMA KELOMPOK V :
1. NI WAYAN NINA RESNIARI (1215644034)
2. I WAYAN YUDI WISNAYA NEGARA (1215644054)
3. NI KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070)
4. NI MADE SANTI MARDIANINGSIH (1215644098)
5. NOVI AYUK DEWI SARTIKA (1215644106)
PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keuangan negara meliputi seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan semua hak dan kewajiban negara. Dan seluruh rangkaian kegiatan ini
memiliki akibat-akibat keuangan sehingga memerlukan adanya suatu perencanaan
keuangan yang cermat (budgeting atau penganggaran). Anggaran ini memiliki
fungsi diantaranya sebagai pedoman dalam mengelola negara dalam periode
tertentu, sebagai alat pengawasan dan pengendalian masyarakat terhadap
kebijakan yang telah dipilih oleh pemerintah dan sebagai alat pengawasan
masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan yang
telah dipilih.
Budget atau anggaran dalam pengertian umum diartikan sebagai suatu
rencana kerja untuk suatu periode yang akan datang yang telah dinilai dengan
uang. Kata budget yang digunakan di Inggris sendiri merupakan serapan dari
istilah bahasa Perancis yaitu bouge atau bougette yang berarti “tas” di pinggang
yang terbuat dari kulit, yang kemudian di Inggris kata budget ini berkembang
artinya menjadi tempat surat yang terbuat dari kulit, khususnya tas tersebut
dipergunakan oleh Menteri Keuangan untuk menyimpan surat-surat anggaran.
Sementara di negeri Belanda, anggaran disebut begrooting, yang berasal dari
bahasa Belanda kuno yakni groten yang berarti memperkirakan. Di Indonesia
sendiri, pada awal mulanya (pada jaman Hindia-Belanda) secara resmi digunakan
istilah begrooting untuk menyatakan pengertian anggaran. Namun sejak
Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, istilah “Anggaran Pendapatan dan Belanja”
dipakai secara resmi dalam pasal 23 ayat 1 UUD 1945, dan di dalam
perkembangan selanjutnya ditambahkan kata Negara untuk melengkapinya
sehingga menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian manajemen
yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif, diukur dalam
satuan moneter. Anggaran merupakan taksiran sumber daya yang diperlukan
2
untuk melaksanakan program kerja.
Anggaran Negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan
penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa depan,
serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di masa
lalu (John F. Due:1975). Anggaran Negara, gambaran dari kebijaksanaan
pemerintah yang dinyatakan dalam ukuran uang, berupa kebijaksanaan
pengeluaran untuk periode di masa depan maupun penerimaan untuk menutup
pengeluaran pemerintah tersebut. Dari anggaran Negara dapat diketahui pula
tercapai atau tidaknya serta maju atau mundurnya kebijaksanaan yang hendak
dicapai. Anggaran Negara bukan hanya sekedar laporan keuangan, namun juga
laporan kebijakan yang diambil. Anggaran Negara menggambarkan suatu
dokumen politik Negara.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertiaan Anggaran
Anggaran secara umu dapat diartikan sebagai rencana keuangan yang
mencerminkan pilihan kebijaksanaan untuk suatu periode di masa yang akan
dating. Dalam pengertian umum ini, tercakup baik anggaran Negara maupun
anggaran untuk lembaga-lembaga lainnya. Khusus mengenai anggaran
Negara John F. Due (1975) secara terinci memberikan pengertian sebagai
berikut :
“Anggaran Negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan
pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu
periode di masa depan, serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang
sungguh-sungguh terjadi di masa lalu”
Berdasarkan dari pengertian diatas, maka melalui anggaran Negara tidak
hanya dapat diketahui besarnya rencana penerimaan dan pengeluaran
pemerintah untuk suatu periode di masa depan, akan tetapi juga dapat
diketahui mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara yang sungguh-
sungguh terjadi di masa lalu. Secara rinci Anggaran Negara dapat dirinci
sebagai berikut :
1. Merupakan gambaran dari kebijaksanaan pemerintah yang dinyatakan
dalam ukuran uang, yang meliputi baik kebijaksanaan pengeluaran
pemerintah untuk suatu periode di masa depan maupun kebijaksanaan
penerimaan pemerintah untuk menutup pengeluaran tersebut.
2. Dari Angggaran Negara dapat diketahui realisasi pelaksanaan
kebijaksanaan pemerintah di masa lalu.
3. Dapat diketahui ketercapaian kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah
di masa lalu, serta maju mundurnya kebijaksanaan yang hendak dicapai
pemerintah di masa yang akan datang.
4
B. Fungsi Anggaran Negara
Anggaran yang dimiliki oleh suatu negara mengandung tiga fungsi fiskal
utama yaitu:
1. Fungsi Alokasi
Pemerintah mengadakan alokasi terhadap sumber-sumber dana untuk
mengadakan barang-barang kebutuhan perseorangan dan sarana yang
dibutuhkan untuk kepentingan umum. Semuanya itu diarahkan agar
terjadi keseimbangan antara uang beredar dan barang serta jasa dalam
masyarakat.
2. Fungsi Distribusi
Pemerintah melakukan penyeimbangan, menyesuaikan pembagian
pendapatan dan mensejahterahkan masyarakat.
3. Fungsi Stabilitas
Pemerintah meningkatkan kesempatan kerja serta stabilitas harga barang-
barang kebutuhan masyarakat dan menjamin selalu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang mantap.
Dari fungsi tersebut diatas, dimana bagi pemerintah dapat dipergunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan aktifitasnya, sementara bagi
masyarakat dapat dipergunakan sebagai alat pengawas, baik terhadap
kebujaksanaan yang dipilih pemerintah maupun terhadap realisasi dari
kebijaksanaan tersebut.
C. Jenis Sistem Anggaran Negara
Anggaran disusun dengan berbagai sistem-sistem yang dipengaruhi oleh
pikiran-pikiran yang melandasi pendekatan tersebut. Adapun sistem-sistem
dalam penyusunan anggaran yang sering digunakan adalah:
1. Traditional Budgeting System
2. Performance Budgeting System
3. Planning Programming Budgeting System (PPBS)
Berikut ini akan dijelaskan mengenai system dalam penyusunan
5
anggaran tersebut.
1. Traditional Budgeting System (Sistem Anggaran Tradisional)
Traditional budgeting system adalah suatu cara menyusun anggaran
yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Penyusunannya lebih didasarkan pada kebutuhan untuk
belanja/pengeluaran.
Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak ditekankan pada
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang
meliputi pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan penyusunan
pembukuannya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas
obyek-obyek pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran didasarkan atas
jatah tiap-tiap departemen/lembaga.
Sistem pertanggungjawabannya hanya menggunakan kuitansi
pengeluaran saja, tanpa diperiksa dan diteliti apakah dana telah
digunakan secara efektif/efisien atau tidak. Mula-mula pemerintah
memberi jatah dana untuk tiap-tiap departemen lembaga kemudian setiap
departemen/lembaga mengambil jatah dana tersebut dan
menggunakannya untuk melaksanakan kegiatan sampai habis. Setelah
dana tersebut habis dipakai, setiap departemen/lembaga melaporkan
bahwa dana tersebut sudah dipakai. Jadi tolok ukur keberhasilan
anggaran tersebut adalah pada hasil kerja, maksudnya jika anggaran
tersebut seimbang (balance) maka anggaran tersebut dapat dikatakan
berhasil, tetapi jika anggaran tersebut defisit atau surplus, berarti
anggaran tersebut gagal.
Jelaslah, di sini bahwa sistem anggaran tradisional lebih menekan
pada segi pertanggungjawaban keuangan (dana) dari sudut akuntansinya
saja tanpa diuji efisien tidaknya penggunaan dana tersebut. Anggaran
diartikan semata-mata sebagai alat dan sebagai dasar legitimasi
(pengabsahan) berapa besarnya pengeluaran negara dan berapa besarnya
penerimaan yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran tersebut.
6
Adapun ciri-ciri dari sistem anggaran tradisional:
a. Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan incrementalism,
yakni:
1) Penekanan & tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada
pengawasan dan pertanggungjawaban yg terpusat.
2) Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yg sudah
ada sblmnya dg data tahun sblmnya sebagai dasar menyesuaikan
besarnya penambahan/pengurangan tanpa kajian yg
mendalam/kebutuhan yg wajar.
3) Masalah utama anggaran tradisional adalah tdk memperhatikan
konsep value for money (ekonomi, efisiensi dan efektivitas).
4) Kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yg
diajukan, bukan pada pertimbangan output yang dihasilkan dari
aktivitas yg dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang
dikehendaki (outcome).
5) Cenderung menerima konsep harga pokok pelayanan historis
(historic cost of service).
6) Akibat konsep historic cost of service adalah suatu item,
program atau kegiatan muncul lagi dlm anggaran tahun berikut
meski sudah tak dibutuhkan. Perubahan menyangkut jumlah
rupiah yg disesuaikan dg tingkat inflasi, jumlah penduduk, dan
penyesuaian lainnya.
b. Struktur dan susunan anggaran yg bersifat line-item,yakni:
1) Struktur anggaran bersifat line-item didasarkan atas sifat
(nature) dari penerimaan dan pengeluaran.
2) Tak memungkinkan untuk menghilangkan item-item
penerimaan atau pengeluaran yg sebenarnya sudah tidak relevan
lagi.
3) Penilaian kinerja tidak akurat, karena tolok ukur yg digunakan
hanya pada ketaatan dalam menggunakan dana yg diusulkan.
7
4) Dilandasi alasan orientasi sistem anggaran yg dimaksudkan
untuk mengontrol pengeluaran, bukan tujuan yg ingin dicapai
dengan pengeluaran yg dilakukan.
5) Anggaran tradisional tidak rnampu mengungkapkan besarnya
dana dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan gagal
memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan.
6) Sehingga tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan
pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
7) Cenderung sentralistis
8) Bersifat spesifikasi;
9) Tahunan; dan
10) Menggunakan prinsip anggaran bruto.
Keunggulan Anggaran Tradisional
a. Sederhana dan mudah dioperasikan karena tidak memerlukan
analisis yang rumit.
b. Backward oriented dapat menjamin kepastian dibandingkan dengan
forward oriented karena keadaan di masa depan sulit untuk
diprediksi.
c. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan.
Kelemahan Anggaran Tradisional
a. Hubungan yg tak rnemadai (terputus) antara anggaran tahunan
dengan rencana pembangunan jangka panjang.
b. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran
tak pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
c. Lebih berorientasi pada input daripada output, sehingga tidak dapat
sebagai alat utk membuat kebijakan dan pilihan sumber daya, atau
memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi dlm bentuk apakah dana telah
habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan tercapai.
d. Sekat antar departemen yg kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai dan berpeluang menimbulkan konflik,