Top Banner

of 14

Tolaw#3_by_roldus88

Jul 06, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    1/14

    inter-

    -denominasi

    OLAW#03

    Juli 2013

    HKBP BNKP GBKP GMI GKE

    GMIST GMIM GMIBM GKST GKSS 

    GEPSULTR A GMIH GPM GKI 

    GMIT GKS GKPB GKJW 

    GKI GITJ  GKJ GKP

    GPIB GPI GIA GKPS

    GKPI  GBISGPPS  HKI 

    GKLB GKT 

    GPID  GPKB

    GPIG  GKJTU 

    GKKB  GGP

    GKPI  GPIBT 

    GKPM  GKISUMUT GKPA 

    KGPM  GMB

    GKA  GKMI

    GPIL  GKKA 

    GKKK  ONKP

    GKSBS GPKB 

    GBI GKII GEMINDO

    GEKISIA  GKLI GPP

    GKSI GtdI GKI  SULSEL AFY

    GPI PAPUA GKPPD GEKINDO GMPU

    GKSB GKO GSI GUPDI

    OLAW

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    2/14

    18KOLOM PMK

    Jumat, 8 Februari 2013 lalu, ibadah persekutuan besar yang dilak-sanakan tiap minggu kedua dan keempat in terlihat sedikit berbe-da. Kala itu, Fakultas Kedokteran UNCEN untuk kesekian kalinya

    mendapatkan kunjungan dari tim PERKANAS Surabaya. Diawalidengan puji-pujian yang dipandu oleh Sam (’10) sebagai MC, seluruhmahasiswa diajak untuk masuk dalam hadirat uhan.  Firrman uhan yang dibawakan oleh kak Harry Limantomenjadi inti dari thema ibadah persekutuan besar saat itu. Diba-

    wa thema “Pribadi yang Berintegritas”, firman uhan yang disam-paikan menegur banyak mahasiswa yang datang beribadah. “Pribadiyang berintegritas baik dari seluruh ucapan maupun tindakan selalumenunjukkan jati dirinya yang menyatakan kebenaran dimanapundan kapanpun dia berada.etap pada pendirian”, ucap kak Harry.

    Saeeffeeeei

    “effefefeefefefefefefefefefs”!

      Dalam ibadah kali ini kak Harry mengambil contoh dari kisahseorang pemuda dengan integritas tinggi yang bernama Yusu. Ci-ri-ciri seorang yang berintegritas adalah sebagai berikut:

    1. Hidup benar

    Berdasarkan Kejadian 39:1-23 beliau menjadikan Yusu sebagai con-toh dari pribadi dengan integritas yang tinggi.” Zaman sekarang ban-

    yak orang yg menggunakan topeng saat bersama-sama orang lain,tapi saat sendiri dan ada kesempatan, banyak kejahatan yang dilaku-kan”, tutur beliau. Berbeda dengan Yusu, ia dikenal orang-orang se-bagai pemuda yang baik dan santun. Saat istri Potiar menggodanya ,ia memiliki kesempatan, tetapi Yusu menolaknya. Bahkan pada saatitu tidak akan ada seorangpun yang tau apa yang akan dilakukannyakarena tidak ada seorangpun di rumah kecuali istri Potiar dan Yususendiri (ayat 11).

    2. idak manjaMeskipun Yusu diistimewakan oleh Yakub, ayahnya, ia bukanlahpribadi yang manja. Ia mau membawakan makanan untuk kakak-ka-

    kanya walaupun tempat yang ia tuju itu jauh jaraknya. Hingga akhirn-ya ia pun dijual oleh saudara-saudaranya dan menjadi budak di tanahMesir. “UHAN memberkati, tapi Yusu tetap bekerja. Integritas kitaharus ditunjukkan dengan karya kita dalam hidup sehari-hari. Karyadan karakter kita harus sejalan. uhan tidak akan pernah memberkatiorang yang malas”, tegas kak Harry.

    3. egas terhadap dosaPenolakkan Yusu terhadap ajakan istri Potiar mempertegas karak-ternya yang berintegritas. Yusu tahu dosa adalah dosa, walaupun ti-dak akan ada yang melihat perbuatannya namun ia tahu Allah melihatdan dia takut akan Allah (ayat 9). “Jangan berkompromi dan janganmengurangi kadar dosa itu sendiri”, kata kak Harry mengakhiri khot-bah siang itu. ▪oliv

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    3/14

    Artikel

     Interdenominasi:  a Beautiful blessing from God 

    :: With Caterin Huang ::

    [ Trendingtopic ]

    Ketika pertama kali mendengarkan istilah ini, apa yang terbersit di kepa-

    la? Istilahyang aneh. Dan aku pun baru pertama kali mendengarnya di PO Binus.Sebuahpersekutuan sederhana yang merupakan kumpulan orang-orang berdosadenganlatar belakang gereja yang berbeda-beda. Hanya saja kumpulan orang ber-dosa inisudah menerima anugrah Kristus terlebih dahulu.

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    4/14

    Persekutuan

     interdenominasi tidak bergantung

     pada siapa

     pemimpinnya. Tetapi berpegang

     pada Alkitab,ajaran tokoh-tokoh gereja. :)Apa teologi yang dipegang oleh persekutuan interdenominasi? Bukancampur-campur. Hanya saja: Back to Bible.2. Interdenominasi seringkali bergantung pada ajaranpemimpinnyaJika memang benar ada lembaga yang seperti itu, maka lembaga itubukanlah lembaga interdenominasi lagi. :)

    Persekutuan interdenominasi tidak bergantung pada siapa pemimpinnya.etapi berpegang pada Alkitab, Firman Allah yang tertulis. Orang-orang yang

    ajaran tokoh-tokoh gereja. :)Apa teologi yang dipegang oleh persekutuan interdenominasi? Bukan

    campur-campur. Hanya saja: Back to Bible.2. Interdenominasi seringkali bergantung pada ajaran

    pemimpinnyaJika memang benar ada lembaga yang seperti itu, maka lembaga itu

    bukanlah lembaga interdenominasi lagi. :)Persekutuan interdenominasi tidak bergantung pada siapa pemimpinnya.

    etapi berpegang pada Alkitab, Firman Allah yang tertulis. Orang-orang yang

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    5/14

    Jalan hidupku ku tak pernah tahu akan seperti apa nanti yang

    akanku hadapi. Tetapi ketika kita menyerahkannya sepenuhn-

    ya pada Tuhan maka Ia yang akan berkarya melalui hidup kita

    dan ternyata apa yang dilakukanNya semata-mata untuk mem-

    buat kita semakin mengenalNya lebih dalam lagi. Jalan hidup

    kita penuh dengan tantangan, cobaan, masalah, akan tetapi ada

     juga sukacita dan hikmat yang akan kita peroleh dalam menjalani

    semua itu. Hal inilah yang ingin saya bagikan kepada saudara/i

    semua. Ini kisahku.

    Saya adalah seseorang yang lemah dari segi fisik terutama dalam

    hal kesehatan. Dari kecil, saya sudah sering sakit. Jadi teman-

    teman waktu di sekolah itu sering bilang kalau saya itu lemah.

     Tetapi saya selalu mencoba untuk tegar di luar, tetapi lemah sekali

    di dalam.

    Saya mencoba untuk selalu melawan rasa sakit saya. Akan tetapi,

    hal itulah yang membuat saya semakin tidak menjaga kesehatan

    saya. Waktu itu, saya sempat berpikir untuk apa lagi saya menja-

    ga kesehatan, pada mulanya memang saya sudah sakit kan, jadi

    untuk apa lagi. Ini merupakan awal dari segalanya. Tuhan mulai

    menegur saya tentang hal ini. Karena tidak menjaga kesehatan

    saya akhirnya saya harus menanggung kesalahan saya itu.

     Tahun lalu di bulan April dan Mei di tanggal 4, tanggal yang sama,

    saya harus menjalani 2 kali operasi yang berbeda. Di saat itu, saya

    sangat terpukul, sedih, kecewa kenapa saya harus jalani semua ini.

    Waktu itu, saya menganggap bahwa hal ini sangat menyakitkan

    karena harus sakit di saat semester yang bagi kami sangat beratdilalui di saat itu dan tepat saat modul-modul terakhir. Saya ber-

    tanya-tanya di dalam doa “Tuhan, mengapa ini terjadi? Mengapa

    harus saya? Mengapa harus sekarang?”. Saya terus saja bertanya.

    Kemudian di suatu saat, jawaban itu datang perlahan-lahan, satu

    persatu Tuhan menjawab ketika saya mulai memulihkan Hubun-

    gan pribadi saya denganNya. Ternyata hal itu karena Tuhan ingin

    membuat saya lebih mengenalNya lebih dari sebelumnya dan

    untuk menegur tentang kesalahan saya yang tidak berhikmat

    menjaga kesehatan saya. Hari demi hari, saya memohon kepada

     Tuhan untuk memulihkan hubungan saya denganNya. Hari demi

    hari dalam proses tersebut, Tuhan ajarkan saya untuk tidak khawa-

    tir dan berserah penuh padaNya pada saat proses pemulihan dari

    2 kali operasi itu. Dan waktu itu, saya “pikir” saya sudah mengenal-Nya dengan baik secara pribadi. Akan tetapi, apa yang terjadi, 5

    bulan setelah itu, saya kembali sakit dan ini penyakit yang cukup

    membuat saya hampir menyerah dan tak mau lagi berusaha, yang

    membuat saya ingin tidur saja dan tidak mau belajar atau berbuat

    apapun itu.

    17KESAKSIAN HIDUP

    KESAKSIAN HIDUP   by Bella 

    (Angkatan 9)melakukan segala sesuatu dengan lebih sungguh-sungguh

    dan ternyata saya pun tertegur bahwa dalam proses pemulihan

    dari operasi-operasi itu, saya belum menyerahkan sepenuhn-

    ya pada Tuhan. Bagi saya, pikir saya, saya sudah mengenalNya.

     Tapi ternyata Tuhan bilang belum bahkan saya sama sekali tidak

    menyerahkan sepenuhnya masalah saya karena waktu itu saya

    masih khawatir, masih tidak percaya akan kesembuhan yang

    dapat diberikanNya, saya masih mengatur segala hal tentang apa

    yang harus saya makan agar tidak sakit lagi, apa yang harus dan

    tidak boleh saya lakukan.

    Waktu itu ketika disadarkan saya hanya menangis dan menangis,

    saya malu. Malu karena saya yang sudah mengecewakanN-

    ya karena saya tidak pecaya sepenuhnya bahwa hanya Dialah

    penyembuhku. Mulai dari saat itu,

    “Tuhan membentuk saya perahan-lahan untuk belajar percaya danmenyerahkan semuanya padaTuhan.”

    Itu adalah proses yang panjang bagi saya. Bagi orang lain, ini mudahtapi bagi saya, sangat menguras pikiran, jiwa dan fisik saya. Segalanyadiubah dan dibentuk ulang. uhan seperti tukang periuk yang mem-banting dan mengikis ulang bejana yang masih jelek. Hidup sayadiperbaharui melalui 2 kali operasi dan sakit yang sekarang sedangsaya jalani. Akan tetapi, di akhir semua itu saya bersyukur, kalau sayatidak menjalani semua itu, kalau uhan tidak mengizinkan semua ituterjadi saya tidak akan mungkin akan mengenalNya seperti sekarangini.Saat ini, saya tidak khawatir lagi dan belajar berserah untuk pemuli-han saya. Saya memperoleh kekuatan dariNya dan dari teman-temansaya dan keluarga saya. Mereka adalah orang-orang yang uhantaruh di dalam hidup saya yang telah menguatkan saya. Kalau tidaksaya tidak akan mungkin melajutkan kuliah di semester 5 kalau Iatidak menyertai saya. Saya mungkin telah cuti atau apapun itu, jadi,di sini saya mau bagikan bahwa setiap proses yang uhan izinkan se-berat apapun itu, uhan punya maksud untuk kebaikan kita agar kitamengenalNya sebagai uhan dan Juruselamat kita, sebagai penyem-buh kita, sebagai satu-satunya penolong di saat kita sendirian dan takmampu lagi. Dialah uhan yang baik.Dan hari ini kesehatan saya semakin dipulihkan, pelayanan sayadipulihkan, bahkan kuliah saya pun lancar. Itu semua karena uhanbukan saya. Saya tidak memiliki andil apapun dalam hal itu.Oleh karena itu, tetaplah percaya apapun yang terjadi uhan masihada dan Ia tidak akan sekali-laki membiarkan kita sendiri. Amin.

    “Tetapi kemudian, Tuhan taruhkerinduan dalam hati saya untukkembali bersaat teduh dengan

    lebih sungguh-sungguh, berdoadengan lebih bersungguh-sungguh” 

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    6/14

    19ARTIKEL UMUM

    ALKITAB BERSUARA,

    TEROBOSAN BARUBACA ALKITAB

    Mungkin teman-teman baru mendengar tentang Alkitab Suara,Di Indonesia sendiri ini adalah alkitab suara pertama karenaproject seperti ini sebelumnya belum pernah ada.

    Lalu apa itu Alkitab suara? Alkitab Suara merupakan perwujudan Al-kitab dalam bentuk audio yang mengajak teman-teman mengalamibagian demi bagian Alkitab secara nyata yang dieskpresikan melaluieek suara, musik, dan orkestra.Ide ini bermula dari sebuah visi untuk membantu sebanyak mun-gkin orang dalam memahami dan semakin mencintai Firman uhandimana saja dan kapan saja pada tahun 2010, akhirnya uhan mem-

    Hah.. Alkitab bersuara ??iya, Alkitab Suara..

    buka jalan untuk visi tersebutmulai dikerjakan pada bulanApril 2012

    Adi Wibowo, sang Editor SoundEngineer, dalam tayangan Wide-Shot Metro V mengatakan bah-wa "Idenya berawal dari bebera-pa orang yang rindu mendengarAlkitab. Untuk mudahnya, orangtidak perlu lagi membacanya.Orang sakit, orang yang tidakmampu baca, bisa mendengarfirman uhan lewat AlkitabSuara.Adi menegaskan tidak ada fir-man uhan yang diubah dalamAlkitab ormat audio itu. KarenaAlkitab Suara memang bertujuanuntuk menyampaikan firman

    uhan dengan mudah."Firman uhan tidak diubahsedikitpun. Visi kita memban-

    tu orang agar mengerti situasisesungguhnya. Intinya bantuorang ngebayangin kejadian yangaslinya," ungkapnya.Dalam proses pembuatannya,Alkitab Suara melibatkan banyakorang. Sebut saja Gatot Rahma-di bertindak sebagai sutradara,Ricky Lionardy sebagai TemeSong Composer, David Saragihpengisi suara Yohanes Pem-baptis, Albert Rachmat sebagaiorang buta, Jakarta abernacleChoir sebagai pengisi suara latar,David arigan sebagai Yesus,Ralph ampubolon sebagai

    narrator kitab Matius, Markus dan Yohanes, Guntur Simbolon sebagaiYohanes murid Yesus, Becky umewu memerankan Maria Ibu Yesusdan masih banyak lagi.idak ada satu katapun yang diubah dalam Alkitab Suara ini. Hanya

    saja Alkitab yang kita lihat setiap hari dibacakan dengan karakter per-an yang sesuai dengan para tokoh yang ada di dalamnya diiringi musiklatar untuk menggambarkan situasi yang terjadi saat itu.Jadi tunggu apalagi, langsung download di www.alkitabsuara.com dandengarkan di Hand Phone mu, iPod dan juga bisa di mobil untukmenemani perjalanan teman-teman.“Iman tumbuh dari pendengaran, pendengaran akan Firman uhan.”

    Alkitab suara dapat di Akses dengan beberapa cara yaitu :1. Membeli CD(Format MP3) di Insight Unlimited Store2. Pemesanan CD(Format MP3) di www.benih.com.3. Mendownload sofcopy secara gratis di www.alkitabsuara.com.4. Email ke [email protected]. witter : @Alkitabsuara

    6. Facebook : www.acebook.com/alkitabsuarapage

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    7/14

    Kuliah adalah sesuatu yang sekuler, danpelayanan adalah sesuatu yang rohani.Mereka yang Kristen, Mahasiwa yang

    rohani adalah mereka yang terlibat secara aktidalam organisasi pelayanan baik di gereja,kampus, persekutuan.Mungkin hal ini yang sering ada di pikirankita sebagai mahasiswa. Kita sering mengang-gap bahwa kehidupan kristiani merupakansuatu kehidupan yang terpisah dari kehidupan

    kita sehari-hari kita sebagai mahasiswa Fakul-tas Kedokteran. Keidentikkan kita sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran yang sibukdengan berbagai aktivitas akademis, membuatkita menjadikan akademis sebagai sesuatuyang sangat prioritas dalam kehidupan kita.Sesuatu yang sangat mendapat perhatian,dan kemudian terkadang, atau bahkan sering

    membuat kita lupa akan identitas kita sebagaiseorang Kristen. Prestasi menjadi suatu tolakukur tanggung jawab dalam menjalani ke-hidupan sebagai mahasiswa Fakultas Kedok-teran, bahkan kalau perlu dengan menghalal-kan segala cara.Lalu di mana identitas kita sebagai seorangmahasiswa Kristen yang tengah menjalanimasa pendidikan di Fakultas Kedokteran Uni- versitas Cenderawasih ditunjukkan? Apakahhanya di hari di mana kita beribadah di ge-reja? Atau mungkin juga hanya dalam perse-kutuan kampus atau juga keterlibatan sebagaipanitia Natal atau Paskah kampus?Secara pribadi jika boleh berbagi, penulis me-lihat bahwa kehidupan rohani seharusnya bu-kan menjadi satu bagian yang terpisahkan darikehidupan itu sendiri. Melainkan kehidupanyang harus berakar dengan kuat dalam dirikita .Ketika kita mengambil komitmen un-

    tuk percaya pada Yesus dan menjadi seorangKristen, kita siap menanggung segala sesuatu,

    MAHASISWA KEDOKTERAN

    MAHASISWA KRISTEN?

    20ARTIKEL UMUM

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untukmeninggalkan kepentingan pribadi, mau bayarharga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23, Filipi2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yangsudah mengaku percaya akan penebusanYesus sang Juru Selamat seharusnya sadarakan tugas yang diberikan oleh Yesus sebelumIa terangkat (Matius 28:18-20). Akan tetapisebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri

    harus mengalami transormasi dalam Diapada kehidupan pribadi kita, termasuk tegasdalam mengambil komitmen untuk mening-galkan dosa-dosa kita.idak terlibat dalamkepengurusan secara struktural dalam gereja,maupun persekutuan kampus tidak berartikita mendapatkan “kartu bebas” dan dapathidup seenaknya. Mengambil komitmen men- jadi seorang pengurus kampus maupun tidak,tetap menuntut kita untuk meneladani-Nyadalam keseluruhan aspek kehidupan. Keyak-inan kita pada-Nya tercermin dalam perilakukita.1

    Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integritas seperti men-yontek, membuat laporan praktikkum yangtidak sesuai dengan hasil yang didapatkan,menitip absen atau bahkan tinggi hati kare-na merasa memiliki “posisi” yang lebih baikdaripada mahasiswa akultas lain seharusnyatidak dilakukan, dan dengan tegas ditolakoleh seluruh mahasiwa Fakultas KedokteranUniversitas Cenderawasih yang mengakuKristen. Memakai “topeng baik” dan berganti“topeng buruk ” dalam peran kehidupan yanglain, dengan alasan bahwa kita sedang tidakberada dalam ruang lingkup pelayanan (Con-tohnya pengurus kampus yang sedang beradadi luar kampus) menunjukkan bahwa kitabelum bayar harga secara keseluruhan untukmengikut dan meneladani pribadi-Nya, masihsetengah-setengah, bahkan mungkin sudahmenjadi murid yang antroposentris, begitumenyimpang, begitu terpaku pada pemuliaandiri sendiri dan tidak lagi menjadikan Yesussebagai teladan yang sesungguhnya dalamhidup kita. Penilaian orang akan pribadi yangsaleh pada diri kita menjadi begitu penting,sampai kita melupakan pertumbuhan rohaniyang seharusnya berakar pada kasih Kris-

    tus.1,2 ,3Perlu disadari bahwa kekristenan yang dijiwai

    spiritualitas yang benar harus dinamis danmewujud dalam seluruh aspek kehidupan.3Menjadi serupa dengan Dia dalam segala haldan tidak terbatas pada tembok gereja, rumahpersekutuan, juga pandangan orang. Mene-ladani-Nya bukanlah sesuatu “beban” tetapibentuk penghormatan, ketaatan, dan sukacitaatas karya penebusan-Nya. 3Dengan demikian kehidupan kita sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

    Cenderawasih sebenarnya bukanlah hal yangterpisah dari identitas kita sebagai mahasiswayang memeluk agama Kristen. Melainkankehidupan yang harus melebur menjadi satu,menjadi kehidupan yang mampu menunjuk-kan terang-Nya sebagai mahasiwa kedokteranyang baik, tanpa melupakan bahwa uhanlahyang memampukan kita untuk sampai pada

    titik ini. uhanlah yang memberikan kesem-patan untuk menjalani pendidikan di FakultasKedokteran Universitas Cenderawasih, seh-ingga kesempatan ini harus dilakukan denganusaha yang berkenan di hadapan-Nya.Akhirnya sebagai mahasiswa Kristen di Fakul-tas Kedokteran Universitas Cenderawasih,sebelum kita menjadi perpanjangan tanganuhan melalui proesi kita nanti, sudahmenjadi kewajiban kita untuk mencerminkanpribadi-Nya dalam kehidupan perkuliahandan seluruh aspek kehidupan kita mulai darisekarang. Salam Damai!Reerensi1.Richardson, Rick.Reimagining Evangelism.Literatur Perkantas Jatim. Surabaya:2010.h.135-139.2.Hull, Bill. Choose the Lie. Literatur Perkan-tas Jatim:2012.h.19,h.24-57.3.Pdt. Minggus M. Pranoto, M.T.Spirituali-tas Pelayanan Kristen. Seminari Alkitab Asia

    enggara. h.3,h.6-8.Ricky Rumboirusi, S.Ked

     a t a u

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    8/14

    20Liputan

    Kuliah adalah sesuatu yang sekuler, dan pelayanan adalahsesuatu yang rohani. Mereka yang Kristen, Mahasiwa yangrohani adalah mereka yang terlibat secara akti dalam organ-

    isasi pelayanan baik di gereja, kampus, persekutuan.Mungkin hal ini yang sering ada di pikiran kita sebagai mahasiswa.Kita sering menganggap bahwa kehidupan kristiani merupakansuatu kehidupan yang terpisah dari kehidupan kita sehari-hari kita

    sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran. Keidentikkan kita sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran yang sibuk dengan berbagai aktivi-tas akademis, membuat kita menjadikan akademis sebagai sesuatuyang sangat prioritas dalam kehidupan kita. Sesuatu yang sangatmendapat perhatian, dan kemudian terkadang, atau bahkan ser-ing membuat kita lupa akan identitas kita sebagai seorang Kristen.Prestasi menjadi suatu tolak ukur tanggung jawab dalam menjalanikehidupan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran, bahkan kalauperlu dengan menghalalkan segala cara.Lalu di mana identitas kita sebagai seorang mahasiswa Kristen yangtengah menjalani masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Univer-sitas Cenderawasih ditunjukkan? Apakah hanya di hari di mana kitaberibadah di gereja? Atau mungkin juga hanya dalam persekutuan

    kampus atau juga keterlibatan sebagai panitia Natal atau Paskahkampus?Secara pribadi jika boleh berbagi, penulis melihat bahwa kehidupanrohani seharusnya bukan menjadi satu bagian yang terpisahkan darikehidupan itu sendiri. Melainkan kehidupan yang harus berakardengan kuat dalam diri kita .Ketika kita mengambil komitmen untukpercaya pada Yesus dan menjadi seorang Kristen, kita siap menang-gung segala sesuatu,

    MAHASISWA

     KRISTEN?

    Kuliah adalah sesuatu yang sekuler,dan pelayanan adalah sesuatu yangrohani. Mereka yang Kristen, Mahasi-

    wa yang rohani adalah mereka yang terlibatsecara akti dalam organisasi pelayanan baikdi gereja, kampus, persekutuan.Mungkin hal ini yang sering ada di pikirankita sebagai mahasiswa. Kita sering men-ganggap bahwa kehidupan kristiani mer-upakan suatu kehidupan yang terpisah darikehidupan kita sehari-hari kita sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran. Keidentik-kan kita sebagai mahasiswa Fakultas Kedok-teran yang sibuk dengan berbagai aktivitasakademis, membuat kita menjadikan aka-demis sebagai sesuatu yang sangat prioritasdalam kehidupan kita. Sesuatu yang sangatmendapat perhatian, dan kemudian terk-

    adang, atau bahkan sering membuat kita lupaakan identitas kita sebagai seorang Kristen.Prestasi menjadi suatu tolak ukur tanggung jawab dalam menjalani kehidupan sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran, bahkan ka-lau perlu dengan menghalalkan segala cara.Lalu di mana identitas kita sebagai seorangmahasiswa Kristen yang tengah menjalanimasa pendidikan di Fakultas KedokteranUniversitas Cenderawasih ditunjukkan?

    Kuliah adalah sesuatu yang sekuler,dan pelayanan adalah sesuatu yangrohani. Mereka yang Kristen, Mahasi-

    wa yang rohani adalah mereka yang terlibatsecara akti dalam organisasi pelayanan baikdi gereja, kampus, persekutuan.Mungkin hal ini yang sering ada di pikirankita sebagai mahasiswa. Kita sering men-ganggap bahwa kehidupan kristiani mer-upakan suatu kehidupan yang terpisah darikehidupan kita sehari-hari kita sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran. Keidentik-kan kita sebagai mahasiswa Fakultas Kedok-teran yang sibuk dengan berbagai aktivitasakademis, membuat kita menjadikan aka-demis sebagai sesuatu yang sangat prioritasdalam kehidupan kita. Sesuatu yang sangatmendapat perhatian, dan kemudian terk-

    adang, atau bahkan sering membuat kita lupaakan identitas kita sebagai seorang Kristen.Prestasi menjadi suatu tolak ukur tanggung jawab dalam menjalani kehidupan sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran, bahkan ka-lau perlu dengan menghalalkan segala cara.Lalu di mana identitas kita sebagai seorangmahasiswa Kristen yang tengah menjalanimasa pendidikan di Fakultas KedokteranUniversitas Cenderawasih ditunjukkan?

    Kuliah adalah sesuatu yang sekuler,dan pelayanan adalah sesuatu yangrohani. Mereka yang Kristen, Mahasi-

    wa yang rohani adalah mereka yang terlibatsecara akti dalam organisasi pelayanan baikdi gereja, kampus, persekutuan.Mungkin hal ini yang sering ada di pikirankita sebagai mahasiswa. Kita sering men-ganggap bahwa kehidupan kristiani mer-upakan suatu kehidupan yang terpisah darikehidupan kita sehari-hari kita sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran. Keidentik-kan kita sebagai mahasiswa Fakultas Kedok-teran yang sibuk dengan berbagai aktivitasakademis, membuat kita menjadikan aka-demis sebagai sesuatu yang sangat prioritasdalam kehidupan kita. Sesuatu yang sangatmendapat perhatian, dan kemudian terk-

    adang, atau bahkan sering membuat kita lupaakan identitas kita sebagai seorang Kristen.Prestasi menjadi suatu tolak ukur tanggung jawab dalam menjalani kehidupan sebagaimahasiswa Fakultas Kedokteran, bahkan ka-lau perlu dengan menghalalkan segala cara.Lalu di mana identitas kita sebagai seorangmahasiswa Kristen yang tengah menjalanimasa pendidikan di Fakultas KedokteranUniversitas Cenderawasih ditunjukkan?

    MAHASISWAKRISTEN?

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    9/14

    Artikel

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepentin-gan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23, Filipi2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percayaakan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akan tugasyang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20).Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harus men-

    galami transormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita, termasuktegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkan dosa-dosakita.idak terlibat dalam kepengurusan secara struktural dalam gereja,maupun persekutuan kampus tidak berarti kita mendapatkan “kartubebas” dan dapat hidup seenaknya. Mengambil komitmen menjadiseorang pengurus kampus maupun tidak, tetap menuntut kita untukmeneladani-Nya dalam keseluruhan aspek kehidupan. Keyakinan kitapada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integri-tas seperti menyontek, membuat laporan praktikkum yang tidak sesuaidengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau bahkan tinggi hatikarena merasa memiliki “posisi” yang lebih baik daripada mahasiswaakultas lain seharusnya tidak dilakukan, dan dengan tegas ditolak oleh

    seluruh mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih yangmengaku Kristen. Memakai “topeng baik” dan berganti “topeng buruk” dalam peran kehidupan yang lain, dengan alasan bahwa kita sedangtidak berada dalam ruang lingkup pelayanan (Contohnya penguruskampus yang sedang berada di luar kampus) menunjukkan bahwa kitabelum bayar harga secara keseluruhan untuk mengikut dan mene-ladani pribadi-Nya, masih setengah-setengah, bahkan mungkin sudah

    menjadi murid yang antroposentris, begitu menyimpang, begituterpaku pada pemuliaan diri sendiri dan tidak lagi menjadikan Yesussebagai teladan yang sesungguhnya dalam hidup kita. Penilaian orangakan pribadi yang saleh pada diri kita menjadi begitu penting, sampaikita melupakan pertumbuhan rohani yang seharusnya berakar padakasih Kristus.1,2 ,3Perlu disadari bahwa kekristenan yang dijiwai siap meninggalkan

    segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepentingan pribadi, maubayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23, Filipi 2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percayaakan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akan tugasyang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20).Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harus men-galami transormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita, terma-suk tegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkan dosa-do-sa kita.idak terlibat dalam kepengurusan secara struktural dalamgereja, maupun persekutuan kampus tidak berarti kita mendapatkan“kartu bebas” dan dapat hidup seenaknya. Mengambil komitmenmenjadi seorang pengurus kampus maupun tidak, tetap menuntutkita untuk meneladani-Nya dalam keseluruhan aspek kehidupan.

    Keyakinan kita pada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integ-ritas seperti menyontek, membuat laporan praktikkum yang tidak se-suai dengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau bahkan tinggihati karena merasa memiliki “posisi” yang lebih baik daripada maha-siswa akultas lain seharusnya tidak dilakukan, dan dengan tegas di-tolak oleh seluruh mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Cend-

    20

    “Pribadi yang Berintegritas”!

    “Pribadi yang Berintegritas”!

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepentingan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23, Filipi 2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percaya akan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akan tugas yangdiberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20). Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harus mengalami trans-

    ormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita, termasuk tegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkan dosa-dosa kita.idak terlibatdalam kepengurusan secara struktural dalam gereja, maupun persekutuan kampus tidak berarti kita mendapatkan “kartu bebas” dan dapat hidup

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    10/14

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepent-ingan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23,Filipi 2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percayaakan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akantugas yang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20). Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harusmengalami transormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita,termasuk tegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkandosa-dosa kita.idak terlibat dalam kepengurusan secara struk-

    tural dalam gereja, maupun persekutuan kampus tidak berarti kitamendapatkan “kartu bebas” dan dapat hidup seenaknya. Mengambilkomitmen menjadi seorang pengurus kampus maupun tidak, tetapmenuntut kita untuk meneladani-Nya dalam keseluruhan aspek ke-hidupan. Keyakinan kita pada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integ-ritas seperti menyontek, membuat laporan praktikkum yang tidaksesuai dengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau bahkantinggi hati karena merasa memiliki “posisi” yang lebih baik daripa-da mahasiswa akultas lain seharusnya tidak dilakukan, dan dengantegas ditolak oleh seluruh mahasiwa Fakultas Kedokteran Univer-sitas Cenderawasih yang mengaku Kristen. Memakai “topeng baik”dan berganti “topeng buruk ” dalam peran kehidupan yang lain,

    “Pribadi yang Berintegritas”!

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepent-ingan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23,Filipi 2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percayaakan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akantugas yang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20). Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harusmengalami transormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita,termasuk tegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkandosa-dosa kita.idak terlibat dalam kepengurusan secara struk-tural dalam gereja, maupun persekutuan kampus tidak berarti kitamendapatkan “kartu bebas” dan dapat hidup seenaknya. Mengambilkomitmen menjadi seorang pengurus kampus maupun tidak, tetapmenuntut kita untuk meneladani-Nya dalam keseluruhan aspek ke-hidupan. Keyakinan kita pada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integ-ritas seperti menyontek, membuat laporan praktikkum yang tidaksesuai dengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau bahkantinggi hati karena merasa memiliki “posisi” yang lebih baik daripa-da mahasiswa akultas lain seharusnya tidak dilakukan, dan dengantegas ditolak oleh seluruh mahasiwa Fakultas Kedokteran Univer-sitas Cenderawasih yang mengaku Kristen. Memakai “topeng baik”dan berganti “topeng buruk ” dalam peran kehidupan yang lain,

    Artikel

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    11/14

    Bedah  okoh

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepent-ingan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23,Filipi 2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percayaakan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akantugas yang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20). Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harusmengalami transormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita,termasuk tegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkandosa-dosa kita.idak terlibat dalam kepengurusan secara struk-tural dalam gereja, maupun persekutuan kampus tidak berarti kitamendapatkan “kartu bebas” dan dapat hidup seenaknya. Mengambilkomitmen menjadi seorang pengurus kampus maupun tidak, tetapmenuntut kita untuk meneladani-Nya dalam keseluruhan aspek ke-hidupan. Keyakinan kita pada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integ-ritas seperti menyontek, membuat laporan praktikkum yang tidaksesuai dengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau bahkantinggi hati karena merasa memiliki “posisi” yang lebih baik daripa-da mahasiswa akultas lain seharusnya tidak dilakukan, dan dengantegas ditolak oleh seluruh mahasiwa Fakultas Kedokteran Univer-sitas Cenderawasih yang mengaku Kristen. Memakai “topeng baik”dan berganti “topeng buruk ” dalam peran kehidupan yang lain,dengan alasan bahwa kita sedang tidak berada dalam ruang lingk-up pelayanan (Contohnya pengurus kampus yang sedang berada di

    luar kampus) menunjukkan bahwa kita belum bayar harga secarakeseluruhan untuk mengikut dan meneladani pribadi-Nya, masihsetengah-setengah, bahkan mungkin sudah

    ontohn-

    ya pengurus

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkankepentingan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lu-kas 9:23, Filipi 2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengakupercaya akan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnyasadar akan tugas yang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terang-

    kat (Matius 28:18-20). Akan tetapi sebelum kita melakukan halitu, kita sendiri harus mengalami transormasi dalam Dia padakehidupan pribadi kita, termasuk tegas dalam mengambil komit-men untuk meninggalkan dosa-dosa kita.idak terlibat dalamkepengurusan secara struktural dalam gereja, maupun perseku-tuan kampus tidak berarti kita mendapatkan “kartu bebas” dandapat hidup seenaknya. Mengambil komitmen menjadi seorangpengurus kampus maupun tidak, tetap menuntut kita untukmeneladani-Nya dalam keseluruhan aspek kehidupan. Keyakinankita pada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikisintegritas seperti menyontek, membuat laporan praktikkum yangtidak sesuai dengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau

    bahkan tinggi hati karena merasa memiliki “posisi” yang lebihbaik daripada mahasiswa akultas lain seharusnya tidak dilaku-

    tohnya pen-

    gurntohnyapengurus

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    12/14

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepentin-gan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23, Filipi2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percayaakan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akan tugasyang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20).Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harus men-galami transormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita, termasuktegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkan dosa-dosakita.idak terlibat dalam kepengurusan secara struktural dalam gereja,maupun persekutuan kampus tidak berarti kita mendapatkan “kartubebas” dan dapat hidup seenaknya. Mengambil komitmen menjadiseorang pengurus kampus maupun tidak, tetap menuntut kita untukmeneladani-Nya dalam keseluruhan aspek kehidupan. Keyakinan kitapada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integritasseperti menyontek, membuat laporan praktikkum yang tidak sesuaidengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau bahkan tinggi hatikarena merasa memiliki “posisi” yang lebih baik daripada mahasiswa

    akultas lain seharusnya tidak dilakukan, dan dengan tegas ditolak olehseluruh mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih yangmengaku Kristen. Memakai “topeng baik” dan berganti “topeng buruk” dalam peran kehidupan yang lain, dengan alasan bahwa kita sedangtidak berada dalam ruang lingkup pelayanan (Contohnya penguruskampus yang sedang berada di luar kampus) menunjukkan bahwa kitabelum bayar harga secara keseluruhan untuk mengikut dan mene-ladani pribadi-Nya, masih setengah-setengah, bahkan mungkin sudah

    siap meninggalkan segala sesuatu, siap untuk meninggalkan kepentin-gan pribadi, mau bayar harga untuk mengikut-Nya (Lukas 9:23, Filipi2:1-8).1Orang Kristen, siapapun itu, mereka yang sudah mengaku percayaakan penebusan Yesus sang Juru Selamat seharusnya sadar akan tugasyang diberikan oleh Yesus sebelum Ia terangkat (Matius 28:18-20).Akan tetapi sebelum kita melakukan hal itu, kita sendiri harus men-galami transormasi dalam Dia pada kehidupan pribadi kita, termasuktegas dalam mengambil komitmen untuk meninggalkan dosa-dosakita.idak terlibat dalam kepengurusan secara struktural dalam gereja,maupun persekutuan kampus tidak berarti kita mendapatkan “kartubebas” dan dapat hidup seenaknya. Mengambil komitmen menjadiseorang pengurus kampus maupun tidak, tetap menuntut kita untukmeneladani-Nya dalam keseluruhan aspek kehidupan. Keyakinan kitapada-Nya tercermin dalam perilaku kita.1Dengan demikian menjadi jelas bahwa hal-hal yang mengikis integritasseperti menyontek, membuat laporan praktikkum yang tidak sesuaidengan hasil yang didapatkan, menitip absen atau bahkan tinggi hatikarena merasa memiliki “posisi” yang lebih baik daripada mahasiswa

    akultas lain seharusnya tidak dilakukan, dan dengan tegas ditolak olehseluruh mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih yangmengaku Kristen. Memakai “topeng baik” dan berganti “topeng buruk” dalam peran kehidupan yang lain, dengan alasan bahwa kita sedangtidak berada dalam ruang lingkup pelayanan (Contohnya penguruskampus yang sedang berada di luar kampus) menunjukkan bahwa kitabelum bayar harga secara keseluruhan untuk mengikut dan mene-ladani pribadi-Nya, masih setengah-setengah, bahkan mungkin sudah

    BedahokohNikodemus

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    13/14

    SuratPembaca

    Arica UnitedJangan akut Bermimpi!

    Ini pula yang ingin diki-sahkandalam film Arica United.igabocah Rwanda: Betrice,Fabrice,dan Dudu nekat menem-puhperjalanan ke Arika Se-latansejauh 3000 mil menujuPialaDunia 2010 di Arika

    Selatan.Mereka melakukansemuaitu demi mewujudkanimpianFabrice menjadi salahsatu”anak gawang” di Piala

    Dunia2010.Cerita bermula ketikasalahseorang kapten pese-pakbolaArica tertarik menga-

     jaknyasebagai ”anak gawang”.Fabricedan Dudu -- sangbocah yangmengklaim dirinya

    sebagaimanajer Fabrice – di-undanghadir ke lokasi ber-langsungnyaPiala Dunia 2010 diArikaSelatan.

  • 8/18/2019 Tolaw#3_by_roldus88

    14/14

    Jumat, 8 Februari 2013 lalu, ibadah persekutuan besar yang dilak-

    sanakan tiap minggu kedua dan keempat in terlihat sedikit berbe-da. Kala itu, Fakultas Kedokteran UNCEN untuk kesekian kalinya

    mendapatkan kunjungan dari tim PERKANAS Surabaya. Diawalidengan puji-pujian yang dipandu oleh Sam (’10) sebagai MC, seluruhmahasiswa diajak untuk masuk dalam hadirat uhan.  Firrman uhan yang dibawakan oleh kak Harry Limantomenjadi inti dari thema ibadah persekutuan besar saat itu. Diba-wa thema “Pribadi yang Berintegritas”, firman uhan yang disam-paikan menegur banyak mahasiswa yang datang beribadah. “Pribadiyang berintegritas baik dari seluruh ucapan maupun tindakan selalumenunjukkan jati dirinya yang menyatakan kebenaran dimanapundan kapanpun dia berada.etap pada pendirian”, ucap kak Harry.

    Kesaksian”!

      Dalam ibadah kali ini kak Harry mengambil contoh dari kisah

    seorang pemuda dengan integritas tinggi yang bernama Yusu. Ci-ri-ciri seorang yang berintegritas adalah sebagai berikut:

    1. Hidup benarBerdasarkan Kejadian 39:1-23 beliau menjadikan Yusu sebagai con-toh dari pribadi dengan integritas yang tinggi.” Zaman sekarang ban-yak orang yg menggunakan topeng saat bersama-sama orang lain,tapi saat sendiri dan ada kesempatan, banyak kejahatan yang dilaku-kan”, tutur beliau. Berbeda dengan Yusu, ia dikenal orang-orang se-bagai pemuda yang baik dan santun. Saat istri Potiar menggodanya ,ia memiliki kesempatan, tetapi Yusu menolaknya. Bahkan pada saatitu tidak akan ada seorangpun yang tau apa yang akan dilakukannya

    karena tidak ada seorangpun di rumah kecuali istri Potiar dan Yususendiri (ayat 11).

    2. idak manjaMeskipun Yusu diistimewakan oleh Yakub, ayahnya, ia bukanlahpribadi yang manja. Ia mau membawakan makanan untuk kakak-ka-kanya walaupun tempat yang ia tuju itu jauh jaraknya. Hingga akhirn-ya ia pun dijual oleh saudara-saudaranya dan menjadi budak di tanahMesir. “UHAN memberkati, tapi Yusu tetap bekerja. Integritas kitaharus ditunjukkan dengan karya kita dalam hidup sehari-hari. Karyadan karakter kita harus sejalan. uhan tidak akan pernah memberkatiorang yang malas”, tegas kak Harry.

    3. egas terhadap dosaPenolakkan Yusu terhadap ajakan istri Potiar mempertegas karak-

    ternya yang berintegritas. Yusu tahu dosa adalah dosa, walaupun ti-dak akan ada yang melihat perbuatannya namun ia tahu Allah melihatdan dia takut akan Allah (ayat 9). “Jangan berkompromi dan janganmengurangi kadar dosa itu sendiri”, kata kak Harry mengakhiri khot-bah siang itu. ▪oliv

    Dalam ibadah kali ini kak Harry mengambil contoh dari kisahseorang pemuda dengan integritas tinggi yang bernama Yusu. Ci-ri-ciri seorang yang berintegritas adalah sebagai berikut:

    1. Hidup benarBerdasarkan Kejadian 39:1-23 beliau menjadikan Yusu sebagai con-toh dari pribadi dengan integritas yang tinggi.” Zaman sekarang ban-yak orang yg menggunakan topeng saat bersama-sama orang lain,tapi saat sendiri dan ada kesempatan, banyak kejahatan yang dilaku-kan”, tutur beliau. Berbeda dengan Yusu, ia dikenal orang-orang se-bagai pemuda yang baik dan santun. Saat istri Potiar menggodanya ,ia memiliki kesempatan, tetapi Yusu menolaknya. Bahkan pada saatitu tidak akan ada seorangpun yang tau apa yang akan dilakukannya

    SuratPembaca