Materi Tolak Peluru TOLAK PELURU TEKNIK DASAR TOLAK PELURU Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik . Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru: Untuk senior putra = 7.257 kg Untuk senior putri = 4 kg Untuk yunior putra = 5 kg Untuk yunior putri = 3 kg A. Teknik Dasar Tolak Peluru Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya: Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Materi Tolak Peluru
TOLAK PELURU
TEKNIK DASAR TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola
besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk yunior putra = 5 kg
Untuk yunior putri = 3 kg
A. Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya: Teknik Memegang Peluru
Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak
ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang
yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking
berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara diatas, hanya
saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN TANGGA DAN LATIHAN HARVARD TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DALAM CABANG OLAHRAGA LOMPAT JAUH
Iwa Kusmayadi
Abstract
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan naik turun tangga terhadap peningkatan power tungkai dalam olahraga lompat jauh di SDN Kabupaten Bekasi, untuk mengetahui pengaruh latihan harvard terhadap peningkatan power tungkai dalam olahraga lompat jauh di SDN Kabupaten Bekasi, dan untuk mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan naik turun tangga dan latihan harvard terhadap peningkatan power tungkai dalam olahraga lompat jauh di SDN Kabupaten Bekasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Adapun sumber data atau populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN Kabupaten Bekasi.
Selanjutnya setelah dilakukan pengolahan dan analisis terhadap data dengan pendekatan statistik menunjukkan bahwa latihan naik turun tangga dan latihan harvard memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan power tungkai. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penghitungan melalui uji rata-rata yang menunjukkan adanya nilai positif pada beberapa variabel. Berdasarkan uraian di atas serta hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka kedua bentuk latihan tersebut sama-sama dapat memberikan pengaruh. Hanya saja melalui latihan harvard cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan latihan naik turun tangga dalam meningkatkan power tungkai.
Kata Kunci : Latihan Naik Turun Tangga Dan Latihan Harvard
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH DENGAN METODE LATIHAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU DAN BERJINGKAT PADA SISWA KELAS VI
lompat jauh; latihan naik turun tangga dan berjingkat
Latihan-latihan yang Efektif Meningkatkan Performa Lari
Practice makes perfect. Tentu saja, latihan akan selalu membuat kita lebih baik. Sebelum mengikuti lomba lari manapun, latihan sangatlah wajib dilakukan. Dibutuhkan latihan yang tepat untuk meningkatkan performa lari secara efektif. Berikut adalah bentuk-bentuk latihan yang direkomendasikan dalam bidang kompetisi lari.
1. Latihan Otot Dasar
Pertama-tama, buat pembiasaan tubuh terhadap aktivitas berat. Cukup lakukan push-up, sit-up, dan back up. Untuk push-up, lakukan dengan lengan yang sebisa mungkin menempel pada tubuh. Lakukan juga menggunakan otot dada serta perut, bukan hanya otot lengan, sehingga melatih otot pernafasan dengan membuatnya ikut berkontraksi. Jika kedua otot digunakan, bentuk pushup akan selalu sempurna hingga gerakan terakhir dengan tubuh yang separas dengan tanah. Sit-up dilakukan dengan menurunkan badan serendah mungkin tapi tidak sampai menyentuh lantai, dan kaki harus diganjal sehingga tidak bergerak. Back-up jugadilakukan dengan kaki yang diganjal, lalu naikkan tubuh bagian atas setinggi mungkin, dengan sudut elevasi yang ideal adalah 45 derajat dari permukaan.
Lakukan ketiga gerakan tersebut 100 kali setiap gerakan sehari, lalu tingkatkan sebisanya yang penting bisa rutin hampir tiap hari. Jika belum terbiasa, mulailah dari angka yang bisa, lalu tingkatkan angkanya tiap minggu. Latihan ini bertujuan untuk memperkuat "otot inti" yang sebenarnya memainkan peran yang penting juga dalam berlari.
2. Latihan Nafas
Mungkin terlihat sederhana, tapi ini adalah latihan dasar sebagai pembiasaan untuk latihan Interval atau untuk meningkatkan VO2 MAX secara langsung. Gerakannya adalah dengan menarik nafas sedalam-dalamnya hingga dinding dada terasa tertarik kencang, lalu hembuskan hingga paru-paru kempis sekempis mungkin. Lakukan gerakan terebut dalam kecepatan yang setinggi-tingginya. Coba pertahankan gerakan tersebut selama 30 detik hingga satu menit setiap sesi.
Selain melatih kemampuan paru-paru, latihan ini juga membiasakan tubuh menampung oksigen dalam jumlah yang besar. Oleh Sebab itu, saat melakukan latihan ini tubuh serasa pusing atau hampir pingsan. Jangan berhenti dan menahan nafas tiba-tiba, karena akan benar-benar menyebabkan pingsan.
3. Latihan Beban Otot Kaki
Selain pernafasan, otot yang kuat juga diperlukan untuk lari yang cepat. Lakukan beberapa gerakan dibawah yang dapat memberi beban pada otot-otot tertentu yang secara utama terpakai dalam lari, sehingga dapat memperkuat otot tersebut.
a. Lompat tangga
Lakukan lompatan pada tangga, setinggi sekitar 40cm, dalam sekali lompatan. Lompat dengan dua kaki sekaligus untuk menyeimbangkan dorongan pada tubuh
b. Putaran badan
Letakkan salah satu kaki pada tangga seperti yang tadi, dan satu lagi ke depan. Turunkan badan hingga kaki di depan tertekuk 90 derajat. Letakkan tangan di atas, lalu putar badan ke kiri dan ke kanan.
c. Streching Berbeban
Buat kuda-kuda dengan satu kaki menekuk ke depan dan satu lagi jauh ke belakang. Tekan dan turunkan badan serendah mungkin, dan naik kembali. Lakukan juga dengan mengganti kaki setiap lima atau 10 kali, tergantung selera dan kemampuan pribadi
d. Squat-Stand
Squat stand atau berdiri jongkok bertujuan untuk memperbesar dorongan yang dapat dihasilkan kaki. Squat-Stand dapat dilakukan dengan kedua kaki bagi yang pemula, sementara bagi yang advanced dapat melakukannya dengan salah satu kaki saja, sehingga memperbesar beban dan meningkatkan efek latihan. Untuk kedua kaki, repetisi yang baik adalah 20-40 kali sementara untuk salah satu kaki, repetisi yang baik adalah 10-20 kali pada masing-masing kaki setiap sesi, dengan 3-10 kali berturut-turut pada kaki yang sama.
4. Latihan Utama: Lari Jarak Jauh
Setelah mempersiapkan tubuh dengan kekuatan kaki dan pernafasan, saatnya untuk membangun ketahanan tubuh dengan kegiatan lari berdurasi panjang. Caranya adalah dengan berlari sejauh-jauhnya dengan jarak yang dapat diatasi tubuh. Untuk pemula, setelah melakukan beberapa latihan diatas, diharapakan dapat menjangkau 1km tanpa henti. Namun perlu diperhatikan, jika terasa sesuatu yang tidak baik, hentikan larinya untuk menghindari cidera. Sedangkan untuk pemula jarak Full-Marathon, seseorang diharuskan dapat mencapai 20 mil (32,16km) terlebih dahulu.
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan jarak jangkau lari dengan langsung berlari hingga jarak terjauh yang dapat dijangkau, dan terus meningkatkannya setiap minggu. Namun terdapat peraturan dalam peningkatan jarak, yaitu peningkatan jarak tempuh total tiap minggu tidak boleh melebihi 10%. Tubuh manusia juga memiliki batas, dan dalam mendorong batas tersebut, tidak boleh dilakukan secara berlebihan, atau tubuh akan cidera.
Selain itu, latihan ini merupakan simulasi saat balapan. Terdapat juga peraturan bahwa jangan pernah lakukan sesuatu di balapan yang tidak pernah dilakukan saat latihan, atau akan kacau saat melakukannya. Jadi, persiapkan semuanya mulai dari perlengkapan hingga perbekalan, untuk membiasakan diri seperti apa nanti di balapan, bagaimana teknik lari, bagaimana cara makan dan minum di tengah lari (jika perlu), dan lain-lain.
5. Latihan Kecepatan
Latihan kecepatan atau speedwork adalah latihan pada intensitas tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari, dengan melakukan aktivitas yang mendekati VO2 MAX atau threshold power. Latihan ini sangat membebani tubuh sehingga harus berhati-hati terhadap cidera. Terdapat beberapa jenis speedwork, antaranya :
a. Lari Interval
Grafik kecepatan lari pada sebuah latihan Interval
Yang dimaksud dengan latihan interval atau dengan nama lain "HIIT" (High-Intensity Interval Training) adalah berlari berganti-ganti pace, sprint dan santai, dengan interval tertentu. Interval dapat berpatok pada suatu jarak atau lap, dan waktu. Pola interval ini bertujuan untuk membuat tubuh dapat melakukan sprint secara berulang kali dengan mengistirahatkan otot tanpa menurunkan detak jantung sehingga hasil latihan lebih maksimal. Misal, pada sebuah lapangan lari, satu lap adalah 400m. Untuk latihan interval, larilah satu lap atau 400m dengan kecepatan sprint, tekan tubuh hingga batasnya. Setelah satu lap, ganti kecepatan menjadi lari santai (usahakan tidak sampai berjalan) dan ulangi kembali siklusnya pada lap berikutnya.
b. Hill Repeat
Hill repeat adalah latihan pada jalan dengan kemiringan secara berulang dalam satu sesi. Caranya, lari menanjak secepatnya, lalu menurun dengan santai untuk pemulihan. Jumlah repetisi tergantung pada panjang dan kecuraman tanjakan, semakin mudah menuju puncak semakin banyak repetisinya.
Lari pada tanjakan atau turunan memberi beban yang cukup besar pada kaki dan seluruh tubuh secara mekanis juga secara metabolikal. Menanjak akan memberi beban pada otot kaki yang mendorongan ke belakang, sementara gerakan menurun akan membebani otot pendorong ke depan dan daya tampung impuls kaki. Selain meningkatkan VO2MAX latihan hill repeat juga merangsang tubuh untuk menbentuk jaringan otot pada kaki. Semakin cepat larinya, semakin terangsang pertumbuhan jaringannya.
Latihan lari hill repeat. Semakin curam dan semakin panjang tanjakannya, semakin besar
hasil latihan.
c. Tempo Run
Tempo run mirip dengan Interval, namun dengan intensitas yang lebih rendah tetapi jangka waktu yang lebih lama. Pola interval untuk tempo run biasanya adalah 2 atau 3 menit lari cepat dan 1 menit pemulihan, lalu ulangi 5 kali atau lebih. Pace untuk fase lari cepat adalah yang "keras tapi nyaman", jadi batas kekuatan sudah memasuki batas laktat, sedikit di atas batas kekuatan fungsional. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penghasilan tenaga kaki dan untuk melatih mental menghadapi kelelahan dan penumpukan asam laktat.
Jika cenderung hanya melakukan salah satu latihan di atas memang berefek, tapi tidak maksimal. Untuk mendapatkan hasil latihan yang optimal, dibutuhkan kombinasi dari ketiga latihan tersebut dalam urutan, jumlah dan intensitas tertentu. Yang direkomdasikan adalah latihan interval yang pertama karena butuh kondisi yang sangat fit, selanjutnya hill repeat pada hari yang sama, untuk meningkatkan VO2MAX. Setelah satu hari istirahat, baru lakukan tempo run untuk memanen peningkatan tersebut agar siap pakai untuk lari jarak jauh.
6. Latihan Extra : Latihan Semi-dehidrasi
Konsep latihan ini sederhana, yaitu untuk menekan tubuh dalam keadaan kurang terhidrasi. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tubuh dalam berkeringat sehingga tidak perlu minum berlebihan selama lari. Latihan ini juga bermanfaat untuk melatih mental, agar terus maju walau keadaan seberat apapapun. Karena itu, mental dan psikologis berperan besar dalam latihan ini. diperlukan modal fisik yang kuat sebelum
melakukan latihan ini, jadi disarankan untuk melakukan lari jauh diatas 3 km beberapa kali terlebih dahulu.
Cara latihannya sederhana, cukup terus beraktivitas yang mencucurkan keringat (seperti lari) dan paksa tubuh untuk tidak berhenti. Sesuaikan pace lari, yang penting tidak berhenti. Jika merasa sangat haus, minum air hanya sebanyak setutup botol, sekedar untuk membasahi tenggorokan dan melegakan pernafasan agar dapat terus melaju. Lakukan latihan ini 1-3 jam, sesuai kemampuan. Selain berlari, dapat juga dilakukan gerakan lain seperti berjalan membawa ransel berat, atau bersepeda.
7. Istirahat dan Pola Jadwal
Dalam pelatihan atletik, istirahat termasuk dalam program latihannya. Setelah berlatih, tubuh akan memulihkan diri. Namun untuk melakukan pemulihan, tubuh tidak boleh dalam kondisi aktivitas berat. Jika tubuh terus menerus berlatih setiap hari, manfaat latihan malah tidak akan efektif. Maka, luangkan sebagian hari untuk istirahat setiap kali latihan.
Tidur adalah hal esensial dalam hal atletik, karena pada saat itulah pemulihan terjadi. Tidur yang cukup juga membuat tubuh segar dan siap dipacu. Waktu tidur yang terbaik untuk atletik adalah 8 – 10 jam.
Untuk pola hari latihan, latihan otot dasar dan otot lari dapat dilakukan 5 hari seminggu, sehingga sisa harinya dipakai untuk istirahat, dan intensitas dapat dikurangkan setelah merasa cukup. Luangkan sehari istirahat setelah dua atau tiga hari latihan interval. Setelah lari jauh dengan jarak baru, luangkan tiga hari sampai seminggu, tergantung kebutuhan tubuh. Untuk lari jauh dengan jarak setengah dari kemampuan maksimum tubuh, dapat dilakukan dua hari sekali.
Selasa, 16 Februari 2010BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahMasalah peningkatan prestasi di bidang olahraga merupakan sasaran penting untuk sekolah sebagai prestasi non akademik, maupun akademik bagi siswanya. Untuk itu diperlukan pola latihan yang berkesinambungan, agar tercapai peningkatkan prestasi olahraga. Faktor kelengkapa yang harus dimiliki untuk meningkatkan prestasi olahraga adalah pengembangan fisik, pengembagan teknik, pengembangan mental, dan kematangan juara. Hal terpenting dari ke empat faktor di atas dalam meningkatkan prestasi olahraga adalah pengembangan fisik. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen kesegaran jasmani, kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam uapaya peningkatan prestastasi.Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh adalah kekutan kelentukan, ketepatan. Latihan untuk meningkatkan prestasi lompat jauh banyak ragamnya, salah satunya lompat naik turun bangku, latihan jongkok berdiri, latihan naik turun tumit, latihan squat jump, naik turun tangga, dan lain sebagainya. Dari bermacam-macam metode latihan di atas belum di ketahui secara pasti metode mana yang paling efisien untuk meningkatkan hasil lompat jauh. Upaya mengetahui metode latiahan mana yang baik dan efektif tersebut akan dilakukan penelitian lompat naik turun bangku yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan hasil lompat jauh yang maksimal. Metode yang digunakan adalah metode latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian sedangkan pembandingnya adalah naik turun bangku menggunakan tumpuan dua kaki. Kedua pola latihan tersebut bertujuan meningkatkan kekuatan otot tungkai dan daya ledak otot tungkai, sehingga dengan pola latihan tersebut diharapkan akan memberikan perbedaan pada peningkatan hasil lompat jauh gaya jongkok.B. Identifikasi MasalahMelihat latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi atlet tolak peluru dan peltih dalam melakukan pola latihan fisik, antara lain sebagai berikut:1. Kurangnya pengetahuan pelatih mengenai pentingnya melatih kekuatan dan daya ledak otot tungkai.2. Kurangnya pengetahuan pelatih mengenai pola latihan yang benar untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai pada atlet lompat jauh.3. Kesadaran atlet melatih kekuatan otot tungkai diluar jam berlatihC. Batasan MasalahPermasalahan yang terkait dengan peningkatan kekuatan dan daya ledak otot tungkai sangat kompleks. Oleh sebab itu, agar pembahasan lebih fokus masalah dalam penilitian ini dibatasi pada pengaruh latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan dua kaki terhadap lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri.D. Rumusan MasalahMasalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah pengaruh yang signifikan antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan dua kaki terhadap lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri.
E. Tujuan Penelitian1. Mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara latihan naik bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan naik turun bangku tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri.2. Apabila ada perbedaan akan diuji lebih lanjut untuk mengetahui metode latihan mana
antara naik turun bangku menggunakan satu kaki bergantian atau menggunakan dua kaki yang memberikan pengaruh lebih baik terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri.F. Kegunaan PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait dengan lompat jauh, khususnya siswa SMP Negeri 1 Bangsri. Informasi ini diperlukan untuk mengetahui pengaruh latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan dua kaki terhadap lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri.
BAB IILANDASAN TEORU DAN HIPOTESIS1. Landasan TeoriA. AtletikDi dalam aktivitas dunia olahraga dikenal berbagai macam cabang olahraga,yaitu : atletik, renang, senam, sepak bola, bola basket, bola volley, tinju dan lainlain.Antara cabang olahraga tersebut yang ada kaitannya dengan penelitian iniadalah atletik.Atletik berasal dari bahasa Yunani athlon artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet). Atletik adalah satu cabang olahraga yang diperlombakan yangmeliputi nomor-nomor jalan, lari, lempar, lompat Sejak manusia ada di bumi mereka telah melakukan gerakan berjalan, berlari,melompat, dan melempar yang semuanya itu merupakan gerakan alami yangdilakukan sehari-hari baik dalam usahanya mempertahankan hidup ataupun untukmenyelamatkan diri dari gangguan alam sekitarnya Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang terdiri dari nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik menjadi intisari atau ibu dari seluruh cabang olahraga Nomor lompat jauh tersebut dapat digolongkan ke dalam nomor lompat cabang olahraga atletik.
B. Lompat jauhLompat jauh termasuk bagian nomor lompat dalam cabang olahraga atletik,yang secara teknis maupun pelaksanaannya berbeda dengan nomor lompat yang lain seperti lompat tinggi dan lompat jangkit. Menurut pendapat Aip Syarifuddin lompat jauh adalah bentuk gerakan melompat mangangkat kaki ke atas depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Sudarminto menyatakan bahwa unsur utama lompat jauh dengan awalan adalah lari awalan, bertolak, melayang di udara dan mendarat. Masing-masing bagian itu memiliki gaya gerakannya sendiri yang menyumbangkanpencapaian jarak lompatan. Namun syarat utamanya adalah pengembangan jarak. Jarak ini dikembangkan dari latihan awalan yang cepat dan lompatan ke atas yang kuat dari tolakan.Jadi pada hakekatnya lompat jauh adalah gerakan menolak satu kaki yang dipengaruhi oleh kecepatan horizontal dan vertical serta gaya tarik bumi untuk menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dibawah ini gambar lompat jauh gaya jongkok dari tumpuan sampai mendarat.Lompat jauh termasuk bagian nomor lompat dalam cabang olahraga atletik, yang secara teknis maupun pelaksanaannya berbeda dengan nomor lompat yang lain seperti lompat tinggi dan lompat jangkit. hakekatnya lompat jauh adalah gerakan menolak satu kaki yang dipengaruhi oleh kecepatan horizontal dan vertical serta gaya tarik bumi untukmenghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Nomor lompat ada tiga gaya, yaitu gaya jongkok, gaya lenting atau menggantung dan gaya jalan di udara. Salah satu gaya dari ketiga gaya tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah lompat jauh gaya jongkok, karena gaya ini banyak dilakukan anak-anak sekolah karena gaya ini dianggap paling mudah
untuk dipelajari. Tujuan utama dari seorang pelompat ketika akan melompat adalah adanya keinginan untuk melakukan lompatan yang sejauh-jauhnya. Supaya dapat melakukan suatu lompatan yang diinginkan untuk meningkatkan hasil yang optimal maka terlebih dahulu harus memahami dan menguasai tehnik gerakan dalam lompat jauh.2. HipotesisHipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Menurut Suharsimi hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.Suatu hipotesis akan diterima kalau bahan-bahan penyelidikan membenarkan pernyataan itu dan akan ditolak bilamana kenyataan menolaknya. Dari kedua jenis latihan, yaitu lompat naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki terhadap hasil lompat jauh, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut apakah ada perbedaan pengaruh antara latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki terhadap kemampuan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra.
BAB IIIMETODE PENELITIANPenggunaan metode penelitian dalam suatu research harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sutrisno Hadi (1988 : 4) berpendapat bahwa “Metodologi Research” sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang sangat cermat dan mengajukan syarat-syarat yang sangat keras. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkenaan dengan metode penelitian, adalah sebagai berikut Populasi PenelitianPopulasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1988 : 220). populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian dan dari seluruh individu tersebut paling sedikit harus mempunyai satu sifat yang sama. Dalam penelitian ini populasi yang dipergunakan adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri. Adapun yang mendasari pengambilan populasi ini adalah :1. Semua siswa sama dalam satu naungan sekolah, yaitu siswa kelas VIII SMP 1 Bangsri.2. Semua siswa berjenis kelamin sama, yaitu putra3. Masing-masing siswa pernah mendapatkan pelajaran atletik cabang lompat jauh gaya jongkok.Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan SampelMenurut Sutrisno Hadi (1988 : 221) bahwa sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil atau sebagian dari suatu populasi yang akan diteliti. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri. Sebagai pedoman untuk mendapatkan sampel adalah jika subjek yang digunakan kurang dari 100 dapat dipilih semua, sehingga merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya besar dapat dipilih antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 1998 : 120). Siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Bangsri berjumlah 24 siswa maka peneliti menggunakan total sampling. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 sesudah diadakan pengambilan tes
awal lompat jauh gaya jongkok kemudian dirangking dan dipasangkan dengan menggunakan rumus A-B-B-A. Kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan lompat naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian. Sedangkan kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan loncat naik turun bangku tumpuan duaVariabelVariabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 99). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan lompat naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dan latihan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil lompat jauh gaya jongkok.Metode dan Rancangan PenelitianUntuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dipergunakan eksperimen, yaitu dengan memberikan perlakuan pada siswa berupa kegiatan tes awal, treatment atau latihan-latihan dan tes akhir. Dengan kegiatan tersebut akan terlihat hubungan sebab akibat pengaruh dari pelaksanaan kegiatan atau latihan. Penelitian ini mempergunakan metode eksperimen didasarkan pada :1. Metode eksperimen merupakan salah satu metode paling tepat untuk menyelidiki sebab akibat (Sutrisno Hadi, 1988 : 127).2. Metode eksperimen merupakan salah satu cara untuk mencari hubngan sebab akibat atau hubungan dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor lain yang bisa mengganggu (Suharsimi Arikunto, 1998 : 4)Rancangan PenelitianKelompok Tes Awal (pre-test) Treatmen Tes Akhir(Post-Test)Kelompok 1 Lompat jauh gaya jongkokNaik turun bangku tumpuan satu kaki bergantianLompat jauh gaya jongkokKelompok 2 Lompat jauh gaya jongkokNaik turun tumpuan dua kakiLompat jauh gaya jongkokInstrumen Penelitian1 Instrumen TestInstrument yang dipergunakan dalam penelitian ini adalahtes lompat jauh gaya jongkok. Tes ini bertujuan untuk mengukur hasil lompatan, baik pada tes awal maupun tes akhir.2 Program LatihanProgram latihan naik turun bangku tumpuan satu kaki bergantian dengan loncat naik turun bangku tumpuan dua kaki dilaksanakan 16 kali pertemuan (6 minggu) yang setiap minggunya 3 kali pertemuan. Minggu pertama 3 set 6 repetisi, minggu kedua 4 set 6 repetisi, minggu ketiga 4 set 8 repetisi, minggu keempat 4 set 10 repetisi, minggu kelima 4 set 12 repetisi dan minggu keenam 4 set 14 repetisi. Pertemuan pertama dan terakhir untuk pengambilan data.Teknik Analisa DataKarena dalam penelitian ini merupakan nilai suatu tes dari dua kelompok eksperimen yang sudah di-macth-kan pada masing-masing individunya, maka untuk pengetesan signifikan menggunakkan t-test dengan rumus pendek (short methode). Sesuai dengan pendapat Sutrisno hadi (1973 : 453).Analisis terhadap hasil-hasil eksperimen yang didasarkan atas subject matching selalu menggunakan t-test pada correlated sample. Mengenai penggunaan rumus t-test peneliti menggunakan rumus pendek adalah rumus yang serba guna dan efisien. Rumus ini
dipersiapkan untuk menyelesaikan eksperimen yang mennggunakan matched subject design (Sutrisno Hadi, 1973 : 453)1. Uji BedaUntuk menghitung perbedaan peningkatan hasil lompat jauh gaya jongkok dengan rumus t-test. Rumus t-test digunakan dalam eksperimeneksperimen yang menggunakan sampel-sampel yang berkorelasi, yaitu sampel-sampel yang sudah disamakan salah satu variabel t-test yang digunakan adalah sebagai berikut :t = 1 ( 2 - N N D Md) (Sutrisno Hadi, 1973 : 453)Keterangan :t = Nilai perbedaanN = Jumlah subjekMd = Rata-rata selisih antara X1 dan X2D = Penyimpangan (selisih) antara X1 dan X2 dan MdAdapun uji perbedaan menggunakan derajat kebebasan N-1 pada taraf signifikansi 5%.Faktor-faktor yang Mempengaruhi PenelitianFaktor kesungguhan anakFaktor cuacaFaktor kegiatan anakFaktor pemberian materiFaktor kehadiran
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud. Aip Syarifuddin & Muhadi. 1992 / 1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.
Benhard, G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning Voor.
Kamis, 21 Oktober 2010
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK GLOBAL DAN TEKNIK BAGIAN TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS
PROPOSAL
PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK GLOBAL DAN TEKNIK BAGIAN
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PUKULAN LOB
DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS
KELAS V DI SDN JUNTIWEDEN I
KABUPATEN INDRAMAYU
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga yang bertugas untuk membantu
mengembangkan seluruh potensi anak didiknya, membekalinya denganilmu pengetahuan,
sikap dan keterampilan agar kelak dapat bermanfaat bagi bangsa dan negaranya serta
Untuk merealisasilan tujuan pendidikan tersebut di atas sekolah sebagai lembaga
pendidikan harus mampu mengemban amanat bangsa dan Negara itu. Dalam hal ini guru-
guru, mempunyai peranan penting dalam melaksanakan pembinaan terhadap para kader
penerus pembangunan.
Sebagaimana yang dikatakan Moh. Uzer Usman (1994:44) tugas guru sebagai
profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
ketrampilan-keterampilan kepada siswa.
Apabila dilihat dari tujuan pembangunan nasional secara terperinci di atas,
ternyata Nampak bahwa tujuan pendidikan nasional mencakup aspek kognitif, efektif dan
psikomotor. Dengan aspek-aspek tersebut pendidikan jasmani merupakan pendidikan
secara umum, tujuannya yntuk meningkatkan kesegaran jasmani para siswa yang
menunjang terhadap tujuan pendidikan nasional. Sebgaimana dam Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN) 1993:140, hal tersebut terungkap sebagai berikut :
Pendidikan jasmani bagian dari peningkatan kualitas manusia Indonesia yang perlu makin ditingkatkan dan di masyarkatkan sebagai pembinaan kesehatan jasmani dan rohani dilingkungan sekolah, masyarakat sehubungan dengan itu pula perlu ditingkatkan mengenai sarana dan Prasarana pendidikan jasmani dan kesehatan termasuk para pendidik, Para pelatih, untuk mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.Demikian jelas kedudukan pendidikan jasmani dan kesehatan yang merupakan
hal penting dalam pencapaian pendidikan jasmani dan olahraga merupakan mata
pelajaran yang dilaksanakan disekolah-sekolah adalah sebagai sarana untu terbentuknya
manusia Indonesia sebagai manusia yang berkualitas.
Tercapai atau tidaknya suatu tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan pada
suatu sekolah tergantung kepada berbagai faktor yang terlibat langsung dalam proses
kegiatan belajar mengajarnya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar dituntunt pula
kemahiran guru dalam menggunakan suatu metode dan dapat memilih metode yang
paling tepat untuk suatu pelajaran tertentu.
Pendidikan jasmani dan kesehatan, sebagai bagian dari pendidikan umum
bertujuan untuk mengembangkan fisik, kesehatan, keterampilan, dan kesegaran jasmani.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan olahraga yang dilakukan di tempat tertentu, baik secara
kelompok, maupun secara perorangan dalam lingkungan sekolah, kantor dan masyarakat,
merupakan wujud dari upaya dan usaha pemerintah dalan menyebarkan olahraga sebagai
sarana untuk meme;ihara dan meningkatkan kesegaran jasmani. Kenyataan tersebut
dapat kita lihat pada hari-hari tertentu seperti pada hari minggu, banyak masyarakat
melakukan olahraga lari, dan olahraga permainan seperti permainan sepak bola,
permainan bola voli, permainan bola basket, permainan bola tangan dan permainan
bulutangkis.
Berbicara mengenai berbagai jenis olahraga permainan, bulutangkis merupakan
olahraga yang banyak penggemarnya, selain itu juga dari cabang olahraga ini pula telah
banyak diraih berbagai penghargaan internasional. Oleh karena itu tidak mengherankan
kalau olahraga ini semakin hari semakin bertambah pula peminatnya. Permainan
bulutangkis dapat dianggap sebagai permainan yang dapat meningkatkan kesegaran
jasmani, penyaluran hobi dan rekreasi, bahkan untuk tingkatan yang lebih mahir
merupakan olahraga prestasi seperti yang dibuktikan oleh Rudi Hartono, Susi Susanti,
dan Taufik Hidayat yang telah mengharumkan nama Bangsa melalui kemahirannya
dalam bermain bulutangkis.
Disekolah-sekolah biasanya permainan bulutangkis dilakukan pada kegiatan
ekstrakurikuler ataupun merupakan materi pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan,
yang bertujuan penyaluran hobi, dan meningkatkan prestasi bagi anak yang mempunyai
minat dan bakat dalam cabang olahraga tersebut. Permainan bulutangkis sendiri pada
awal mulanya telah dikenal di Inggris sekitar abad ke-12. Permainan yang dulunya
bernama “Battledore dan shuttlecock” (Tony Grice, 2004:1) ini dapat dimainkan oleh
dua orang yang saling berhadapan, dan permainan ini disebut partai tunggal dan dua
pasang pemain saling berhadapan, disebut partai ganda.
Selanjutnya Arma Abdoelah (1995:180) menjelaskan pengertian permainan bulu
tangkis sebagai berikut :
Permainan bulu tangkis adalah suatu bentuk permainan yang setiap pemainnya memerlukan sebuah raket, sebuah shuttlecock yang dipukul puling baik melewati net sengan tinggi tertentu dalam lapangan permainan bulu tangkis.
Dari pengertian permainan bulutangkis di atas ada empat hal inti dari permainan
bulutangkis tersebut, yaitu yang pertama pegangan raket yang baik dan benar, kedua cara
memukul shuttlecock, ketiga kerja kaki dalam mengejar setiap shuttlecock yang datang
dan yang keempat bagaimana mengembalikan oleh lawan dengan baik.
Untuk dapat melakukan keempat hal tersebut diatas, seorang pemain dituntut
untuk menguasai teknik-teknik dasar permainan bulutangkis. Untuk lebih jelasnya
teknik-teknik dasar permainan bulutangkis yang perlu dikuasai setiap pemain
bulutangkis pada garis besarnya adalah sebagai berikut :
1. Pegangan (Grip)
2. Sikap (Stance)
3. Servis (Service)
4. Pukulan (Stoke)
5. Kerja Kaki (Foot work)
Berdasarkan uraian pada bagian atas diketahui bahwa untuk memainkan
permainan bulutangkis tidak semudah seperti yang dibayangkan, akan tetapi memerlukan
beberapa latihan teknik dasar.
Hal tersebut dikemukakan oleh Harsono ( 1998 : 100 ) latihan teknik (Technical
Training) adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan
mengembangkan neuromuscular. Kesempurnaan teknik-teknik, dasar dari setiap gerakan
adalah penting oleh karena itu gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan
dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna.
Dari uraian diatas dapat dikemukakan bahwa penguasaan unsur teknik dasar
setiap cabang olahraga sangat diperlukan bagi setiap pemain. Latihan yang berulang-
ulang akan membentuk kebiasaan motoris dari syaraf-syaraf otot dan dimilikinya teknik
dasar yang sempurna akan menjadi dasar suatu teknik yang dibentuk secara keseluruhan.
Dalam mempelajari teknik dasar permainan bulutangkis sebaiknya disertai
dengan metode-metode atau cara-cara yang mudah dipahami oleh anak didik. Metode-
metode tersebut sangat membantu dalam kelancaran suatu proses belajar-mengajar. Ada
banyak metode yang relevan yang bisa digunakan dalam mengajarkan teknik dasar
permainan bulutangkis, diantaranya metode progresif, dan metode campuran.
Untuk mempelajari teknik dasar permainan bulutangkis yang benar tertama
untuk siswa Sekolah Dasar (SD) maka seorang guru atau pelatih harus benar-benar
memberikan teknik latihan yang tepat mengingat pada masa inilah yang menjadi basic
bagi kemampuan siswa selanjutnya, akan tetapi para guru pendidikan jasmani atau
olahraga terkadang memberikan materi pelajaran permainan bulutangkis dengan
menggunakan metode global, artinya siswa seolah-olah dibiarkan bermain bulutangkis
dengan gerakan teknik dasar yang dimilikinya sendiri-sendiri, baru setelah itu dejelaskan
satu persatu tentang gerakan dan pukulan yang dilakukannya. Dengan cara-cara ini jelas
penguasaan, keterampilan gerak teknik dasar permainan bulutangkis tersebut kurang
dikuasai, oleh karena anak tidak diarahkan bagaimana seharusnya melakukan gerakan
teknik dasar permainan bulutangkis yang baik dan benar, dengan melalui pentahapan-
pentahapan materi dari yang paling mudah, sedang hingga yang paling sukar.
Pada penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode bagian dalam
mempelajari teknik dasar permainan bulutangkis bagi para siswa SD. Dengan
menggunakan metode bagian (Part Method) maka pemberian atau penyampaian materi
dibagi-bagi sesuai dengan tingkat kesukaran teknik dasar tersebut dan tingkat
penguasaan materi yang diserap oleh anak didik. Gerakan-gerakan teknik dasar
permainan bulutangkis yang dipelajari dari yang paling mudah, sedang hingga yang
paling sukar.
B. Masalah Penelitian
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini penulis tuangkan
sebagai berikut :
1. Bagaimana efektifitas metode pengajaran bagian (Part Method) dalam pengajaran teknis dasar
bulutangkis ?
2. Bagaimana efektifitas metode pengajaran global dalam pengajaran teknik dasar bulutangkis ?
3. Method mengajar manakah yang lebih efektif part method atau global dalam pengajaran teknik
dasar bulutangkis ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat efektifitas metode pengajaran bagian (Part Method) dalam pengajran
teknik dasar bulutangkis.
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas metode pengajaran global dalam pengajaran teknik dasar
bulutangkis.
3. Untuk mengetahui metode pengajaran mana yang lebih efektif dalam pengajaran bulutangkis.
D. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat dari penelitian ini, penulis bagi menjadi dua, yaitu :
1. Manfaat internal bagi penulis yaitu dari penelitian ini penulis dapat mengetahui teknik pembelajaran
yang lebih efektif dalam pembelajaran teknik dasar bulutangkis.
2. Manfaat eksternal bagi pembaca atau insani olahraga agar mengetahui metode pembelajaran teknik
dasar permainan bulutangkis yang lebih efektif.
E. Pembatasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi penelitian
yaitu tentang efektifitas metode pembelajaran part method dan global dalam pengajaran
teknik dasar permainan bulutangkis di sekolah dasar (SD).
F. Pembatasan Istilah
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, serta menghindari miskonsepsi
terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi
istilah yang digunakan sebagai berikut :
1. Efektif adalah tepat guna atau tepat sasaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989).
2. Metode adalah cara yang telah diatur dan terpikir baik untuk mencapai suatu tujuan
(ilmu pengetahuan); cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya). Metode atau
metodik barasal dari kata methodos (dalam bahasa Yunani), meta-hodos (jalan),
artinya mengajar, menyelidiki cara melakukan suatu prosedur-prosedur. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia Diknas.
3. Belajar, menurut kamus Bahasa Indonesia (2004). Belajar adalah berusaha(berlatih
dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian baik ilmu pengetahuan dan
keterampilannya.
4. Mengajar, menurut Nasution (1998:2). Mengajar adalah menanamkan ilmu
pengetahuan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan pada anak didik;
suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar-mengajar.
5. Metode Mengajar adalah system penggunaan teknik-teknik di dalan interksi dan
komunikasi antara guru dan siswa dalam pelaksanaan program belajar.
6. Ekstrakurikuler. Menurut Petunjuk Teknis Pengajaran Pendidikan Jasmani (1990).
Jakarta, proyek Pengadaan sarana Pembinaan dan penyempurnaan Dikmenum,
ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilakukan di luar pelajaran tatap muka.
Tempat kegiatan dapat dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah, dan diberikan
nilai tersendiri jika diperlukan.
TINJAUAN TEORITIS
A. Landasan Teori
Pendidikan jasmani dan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu bentuk
apresiasi pemerintah untuk memajukan dunia olahraga di tanah air khususnya dan
menjadikan manusia Indonesia yang sehat secara jasmani dan rohani. Aktivitas olahraga
merupakan suatu yang penting untuk meningkatkan keterampilan berolahraga, dalam
pelaksanaanya keterampilan olahraga itu tidak diperoleh secara simultan, akan tetapi
memerlukan bimbingan dari seorang pelatih atau guru. Dalam penyampaian materi
tersebut seorang gurur atau pelatih memerlukan sebuah metode yang tepat guna.
Penggunaan metode yang tepat dalam suatu proses belajar – mengajar
merupakan sarana sebagai jembatan penghubung, penyalur dan pengarah secara timbale
balik. Dengan adanya metode yang baik dan tepat sebagai alat dalam mengarahkan dan
membina siswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran dengan
mudah. Sebagaimana di kemukakan oleh Winarno (1996 : 95), sebagai berikut :
Makin baik dan tepat metode itu, akan makin efektif pada penyampaian tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah sebuah metode di katakana baik, di perlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama yang sangat menentukan dalam tujuan yang akan dicapai.
Dengan demikian, bahwa untuk dapat menciptakan keadaan yang
menyenangkan proses belajar mengajar, guru harus mempu dan memiliki strategi sebagai
upaya dalam menggunakan metode yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan. Untuk mendukung pemecahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
mengemukakan beberapa teori tentang metode mengajar yang dikemukakan oleh
Supandi (1992 : 29), sebagai berikut :
Metode mengajar adalah suatu cara yng digunakan oleh guru, dalam mengajrakan suatu pokok bahasan atau unit materi pelajaran yang akan diajarkan dengan memusatkan pada suatu proses pada keseluruhan yang disesuaikan dengan situasi belajar, untuk mencapai suatu tujuan.
Untuk mencapai suatu tujuan belajar, maka seorang guru harus memahami., dan
dapat berusaha untuk memberikan sesuatu dorongan, bimbingan, mengarahkan hasrat
siswa dalam belajar. Dalam belajar siswa di harapakan mampu menerima, mengubah
tingkah laku, dan memahami apa yang diajarkan guru sehingga pengetahuan yang tadinya
tidak diketahui menjadi tahu, sesuai dengan pencapaian hasil belajar.
Sedangkan beberapa tokoh mengemukakan tentang belajar diantaranya Skiner,
Kimble, Witherington dan Winarno Surahmad (1997 : 87), pendapat keempat tokoh
tersebut di simpulkan sebagai berikut :
Belajar adalah suatau proses atau usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang benar secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Pendapat senada diungkapkan oleh Juhaya S. Praja mengutip pendapat Crow & Crow yang mengatakan : “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. (Juhaya S. Praja, 1995:102).
Dengan demikian belajar itu berlangsung mengikuti langkah-langkah dan tahap-
tahap tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran. Seorang guru di tuntut untuk memilih
metode yang sesuai dengan materiyang akan di berikan, sehingga tujuan pengajaran
dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, semakin baik menggunakan
metode, semakin efektif pula dalam mencapai suatu tujuan.
Adapun yang dimaksud dengan mengajar yang dikemukakan oleh Azrul Anwar
(1995 : 38), adalah sebagai berikut :
Mengajar ialah suatu proses mengajak orang lain untuk memiliki suatu pengetahuan, pandangan keterampilan tertentu yang diwujudkan dalam suatu sipak dan perilaku tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.
Dari pengertian yang seperti ini di jelaskan jika menyebut belajar-mengajar
maka yang dihadapi adalah suatu proses yang aktif yang berlangsung secara timbale
balik. Proses yang seperti ini hanya dapat diwujudkan jika dapat dijalin suatu komunikasi
yang sempurna. Sekalipun dalam pengertian belajar-mengajar terkandung adanya dua
pihak yang saling berhadapan, yakni antara pendidik dan peserta didik, namun bukan
berarti belajar-mengajar tersebut hanya berlangasung dalam suasana formal saja, seperti
misalnya didalam ruang kelas. Sesuai dengan batasan yang dimiliki maka belajar-
mengajardapat berlangsung di mana dan kapan saja, yang ingin kita sederhanakan dpat
disebutkan dalam sekejap hal-hal yang memberikan pengalaman pada seseorang.
Lebih lanjut dinyatakan pula, bahwa mengajar tidak selamanya menggunakan
bahasa, mengajar dapat pula dilaksanakan dengan demonstrasi tanpa bahasa atau dengan
model untuk ditiru murid-murid. Mengajar dapat pula bertujuan membina sipak dan nilai-
nilai disamping perkembangan intelek atau akal murid-murid. Mengajar dapat
menerapkan berbagai metode mengajar sesuai dengan pandangan orang yang mengajar.
Terdapat beberapa aspek penting dalam kegiatan mengajar yaitu menciptakan
kondisi belajar atau lingkungan belajar, terdapat informasi yang berupa verbal atau model
lain seperti gerak yang disampaikan, dan Payer mengajar mengarah dan membimbing
siswa ke arah yang dikehendaki, dan tidak kalah pentingnya ialah menialai hasil belajar
siswa. Semua aspek tersebut dapat diterjemahkan ke dalam suatu pengertian yang popular
yaitu metode pengajaran. Setiap metode pengajaran mempunyai kelebihan dan
kelemhannya masing-masing. Oleh karena itu efektifitas metode mengajar sangat
bergantung pada kemampuan pengajar, siswa, dan lingkungan atau situasi yang terjadi
pada saat proses belajar-mengajar itu berlangsung. Boleh jadi sebuah metode pengajaran
efektif di trapkan oleh guru A tapi tidak demikian dengan guru yang lain.
B. Metode Pengajaran
Dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
teknologi informasi dan komputer (TIK) serta teknologi pendidikan yang lebih maju,
pembelajaran kini dapat dilakukan secara interaktif dan tidak menjenuhkan.
Namun secara umum metode belajar-mengajar yang biasa dilakukan antara
lain :
1. Metode didaktik, pada metode ini yang aktif adalah pendidik, sedangkan peserta didik tidak
diberikan kesempatan ikut serta mengemukakan pendapat dan atau mengemukakan
pertanyaan apapun. Dengan perkataan lain proses belajar-mengajar yang terjadi bersifat satu
arah (one way method).
2. Metode sokratik, pada metode ini peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan
pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar-mengajar. Dengan demikian
terbinalah komunikasi dua arah antara pendidik si satu pihak dan peserta didik dilain pihak
(two way method).
Melihat konteks di atas tentu mudah dipahami, bahwa metode soraktik lebih
menjamin dapat tercapainya perubahan prilaku seseorang, dank arena itulah lebih
dianjurkan untuk dapat dipergunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Adapun contoh dari masing-masing metode adalah sebagai berikut : Untuk metode
pembelajaran. Untuk metode sokratik misalnya, diskusi kelompok, diskusi panel, forum,
seminar, symposium, lokakarya, komperensi, studi kasus, demonstrasi, role laying,
sosiodrama, modul, dan brain-storming.
Dalam fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai tujuan, oleh karena
itu makin baik sesuatu metode yang dipergunakan dalam memberikan pelajaran makin
efektif pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Di dalam memilih metode perlu adanya pertimbangan dan menyesuaikan
dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa juga ada beberapa hal yang mesti
diperhatikan, Supandi mengemukakan metode mengajar (1993:30), sebagai berikut :
Metode mengajar harus dapat mengarahkan perhatian siswa terhadap hakekat belajar yang sepesifik sehingga siswa akan mengetahui dengan pasti tentang apa yang akan diharapkannya.
Metode mengajar harus dapat memberikan atau membangkitkan motivasi untuk belajar.
Metode mengajar harus dapat meningkatkan minat. Metode mengajar harus dapat memberikan umpan balik dengan segera.
Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Metode mengajar harus dapat menghindarkan dari frustasi dan dari kegagalan.
Metode mengajar harus dapat meningkatkan transfer of learning, pada situasi-situasi di luar kelas.
Metode mengajar harus dapat mengembangkan, membina, sikap positif pada diri sendiri, guru, materi pelajaran dan proses pendidikan pada umumnya.
Dengan beberapa metode mengajar di atas akan berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar, keberhasilan dalam proses belajar mengajar
tergantung kepada guru yang menggunakannya suatu metode. Bila gurunya tidak
memahami suatu metode dan metode yang baik akan berpengaruh terhadap belajar siswa,
akan tetapi sebaliknya guru yang memahami metode mengajar menhormati murid dan
menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan siswa yagn berbeda-beda.
C. Metode Praktek
Metode ini mungkin lebih sering di dengar untuk mata pelajaran yang
memerlukan banyak melakukan praktek dan percobaan seperti IPA dan Pendidikan
jasmani dan kesehatan. Dalam bidang pendidikan umum, berbagai metode baru telah
ditemukan berdasarkan teori-teori baru dan penelitian dilapangan. Namun dalam
mengajarkan keterampilan gerak belum terlihat penggunaan metode baru oleh para guru
olahraga. Pada umumnya para guru olahraga menggunakan metode tradisional, suatu
unsure pendting dalam metode belajar mengajar gerak adalah metode praktek, yaitu
pelaksanaan gerak yang dipelajari. Metode praktek atau method of practice banyak
dipengaruhi oleh teori belajar yang dianut lebih jauh Supandi menjelaskan tentang
metode praktek (1993:31), adalah sebagai berikut :
Metode praktek padat, yaitu praktek suatu keterampilan yang dipelajari dan dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi waktu istirahat.
Metode praktek distribusi adalah praktek dalam waktu yang pendek dan sering diselingi waktu istirahat yagn pendek pula.
Secara garis besarnya, generalisasi beberapa penelitian merangkumnya sebagai
berikut, praktek distribusi lebih efektif dibandingkan dengan praktek padat. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian dan percobaan.
Dari penelitian para ahli tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa praktek distribusi
lebih efektif daripada praktek padat. Lebih jauh Supandi (1995:38), menjelaskan tentang
adanya metode praktek yang lain yaitu metode praktek global, metode praktek bagian,
dan metode praktek campuran.
Metode global, metode keseluruhan atau whole-method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus. Metode bagian atau part-method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari suatu bagian kepada keseluruhan, atau dari yang khusus ke yang umum. Metode campuran adalah campuran dari metode global dan metode bagian.
Dalam mengajarkan keterampilan gerak atau permainan pada metode global
bentuk yang utuh atau keseluruhan diajarkan terlebih dahulu kemudian dipecah-pecah
menjadi bagian-bagian. Penguraian atas bagian-bagian baru dilakukan apabila bentuk
keseluruhan sudah dikelnal atau dihayati. Metode ini didasari teori gestalt yang
berpendirian bahwa hakekat belajar adalah menghubungkan dan menggabungkan
bermacam-macam unsur, oleh kerena itu maka pola umum, konfigurasi antar hubungan
dan sintesa harus di tonjolkan.
Dalam mengajarkan keterampilan gerak pada metode bagian dimulai dengan
mengajarkan bagian unit terkecil dari suatu bentuk keterampilan dan apabila bagian-
bagian tersebut telah dikuasai dengan sempurna barulah digabungkan menjadi suatu
kesatuan. Metode bagian mengacu kepada waktu rencana dan pelaksanaan tugas-tugas
secara bertahap. Setiap tahapan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum tahap berikutnya,
baru kemudian seluruh tugas itu dikerjakan secara global. Sedangkan pada garis besar
langkah-langkah mengajarkan adalah sebagai berikut : pembiasaan konsep tentang bahan
dalam keseluruhan, pelaksanaan praktek dalam keseluruhan, latihan bagian dan
seterusnya.
D. Pengertian Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan sejumlah kegiatan yang di rencanakan dan
di dilaksanakan. Dalam pelaksanaan, proses belajar mengajar dan di susun sedemikian
rupa dengan memperhatian kepada tujuan yang hendak di capai dalam pengajaran yang
diharapkan. Dalam hal ini Sujana menjelaskan (1998:30) sebagai berikut :
Belajar mengajar sebagai suatu proses, sudah tentu harus dapat menggambarkan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar, mengenai persoalan yang mendasar, mengenai persoalan pertama yang berhubungan dengan proses pengajaran, persoalan yang kedua berbicara tentang materi atau bahan yang akan di ajarkan, persoalan yang ketiga berhubungan dengan metode, dan persoalan yang ke empat berkenaan dengan penilaian dalam proses pengajaran.
Tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar merupakan suatu
komponen yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar.tujuan pengajaran pada
hakekatnya adalah hasil belajar yang diharapkan. Dengan adanya tujuan yang jelas dapat
ditetapkan bahan pelajaran, tercapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan
untuk dimiliki siswa tergantung pada suatu metode yang digunakan.
Metode dan alat yang digunakan berfungsi sebagai jembatan atau metode
transformasi sebagai penghubung pelajaran yang ingin dicapai. Dalam keseluruhan proses
belajar mengajar akan terjadi suatu interaksi antara berbagai komponen, dengan masing-
masing komponen diusahakan saling pengaruh-mempengaruhi hingga dapat mencapai
tujuan pendidikan dan pengajaran, salah satu komponen yang utama adalah siswa.
Siswa adalah orang yang terlibat dalam proses belajar mengajar disekolah, jadi
yang dimaksud siswa, sebagaimana ditegaskan dalam UU No.2 tahun 1989 tentang
system pendidikan nasional sebagai berikut “siswa adalah istilah yang lumrah bagi anak
yang bersekolah, pelajar, atau peserta didik.” Hal ini dapat dipahami karena yang harus
mencapai tujuan, harus berubah dan berkembang adalah siswa oleh karena siswalah yang
harus belajar dan guru berusaha memberikan materi pelajaran, membimbing dan
mengarahkan siswa agar belajar dengan baik dan berprestasi.
E. Konsep Dasar Belajar Mengajar
Konsep dasar tentang proses belajar telah banyak dikemukakan, pada umumnya
ada kesepakatan bahwa hal tersebut dapat dibedakan atas dua macam yakni 1) konsep
asosias (associative learning), dasar dari konsep ini adalah rangsangan tanggapan
(stimulus response). Karena adanya rangsangan, maka seseorang memberikan tanggapan
hingga terbentuklah perilaku. 2) Konsep rangsangan-tanggapan ini menentukan manusia
hanya sebagai makhluk yang bersifat reaktif yakni bereaksi terhadap rangsangan yang
diterimanya. Pada saat ini dikenal beberapa konsep belajar-mengajar yang termasuk
dalam konsep asosiasi, yakni :
1. Trial an error, yaitu rangsangan yang diterima seseorang akan menimbulkan tanggapan pada
orang tersebut, yakni dalam mengatasi masalah yang ditemukan. Hanya saja tanggapan yang
dilakukan oleh orang tersebut bertitik tolak dari sifat mencoba-coba, untuk kemudian jika
ditemukan kesalahan akan diperbaiki pada masa yang akan datang.
2. Conditioning, seseorang yang telah terbiasa menerima rangsangan tertentu akan menghasilkan
tenggapan tertentu, akan terwujud dalam tingkah laku tertentu pula jika rangsangan tersebut
tidak berasal dari upaya sendiri maka tanggapan tertentu tidak akan terwujud.
3. Imitation and identification, yaitu tanggapan yang dihasilkan seseorang yang terwujud dalam
bentuk prilaku, adalah karena hasil peniruan ataupun hasil pengidentifikasian diri terhadap
rangsangan yang bersangkutan. Misalnya prilaku orang lain yang berada disekitarnya.
F. Konsep Kognitif
Berbeda dengan konsep asosiasi dimana perilaku terbentuk karena adanya
rangsangan, maka pada kognitif hal ini tidaklah ditentukan. Proses yang berlangsung
disini karena adanya imaginasi, persepsi serta penalaran orang yang bersangkutan.
Dengan demikian manusia disini dipandang sebagai makhluk yang bersifat aktif, yang
berupaya menemukan hal-hal baru, bukan sampai ke yang bersifat abstrak sekalipun.
Dalam kehidupan sehari-hari, kedua macam konsep ini sering berlangsung
bersamaan. Artinya adanya faktor rangsangan yang melahirkan tanggapan, juga
ditemukan faktor pe-nalaran, yang keduanya, akan menghasilkan suatu prilaku tertentu.
Lebih jauh Nana Sujana dan Daeng Arifin (1995:31) menjelaskan tentang konsep belajar
mengajar sebagai berikut: “Tujuan isi bahan, metode, alat dan penilaian yang terbentuk
adanya atau terjadinya pengajaran”. Keempat unsur tersebut saling berkaitan, saling
berhubungan dengan masalah tujuan dari proses pengajaran, persoalan pertama
berhubungan dengan masalah tujuan dari proses pengajaran, persoalan kedua berbicara
mengenai bahan atau materi pelajaran, persoalan ketiga masa persoalan yang ke empat
tentang penilaian atau evaluasi dari hasil proses belajar mengajar.
Menyimak permasalahan-permasalahan yang hampir sama di kemukakan oleh
Nasution, maka persoalan itu menjadi komponen utama yang harus dapat memenuhi
dalam proses belajar mengajar. Keempat komponen tersebut tidak berarti berdiri sendiri-
sendiri tetapi saling berkaitan dan saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya.
Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan awal yang harus ditetapkan
dalam proses pengajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan dalam pengajaran.
Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan dan kemampuan-kemampuan yang harus
dicapai dan dimiliki siswa setelah menyelesaikan kegiatan dan pengalaman belajar dalam
proses pengajaran.
Dari tujuan di atas jelas dan operasional dapat di tetapkan bahwa pelajaran yang
harus menjadi isi dari kegiatan belajar mengajar. Bahan pelajaran inilah yang diharapkan
dapat mewarnai tujuan, mendukung tercapainya isi tujuan atau tingkaj laku yang
diharapkan untuk siswa.
Metode dan alat yang digunakan dalam pelajaran dipilih atas dasar tujuan dan
bahan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, metode dan alat berfungsi sebagai
pengantar atau media bahan pelajaran dengan tujuan yang ingin dicapai untuk
menetapkan apakah tujuan telah tercapai atau tidak dalam pengajaran, penilaian berperan
sebagai tolak ukur tercapainya tidak suatu tujuan. Itulah sebabnya fungsi penilaian pada
dasar.
Dari gambaran uraian di atas jelas bahwa empat komponen saling berhubungan
dan saling mempengaruhi antara yang pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Jika di
analisa lebih lanjut sehubungan dengan komponen di atas maka dapat dikatakan proses
melajar mengajar (pengajaran) pada dasarnya tidak lain adalah proses mengkoordinir
sejumlah komponen sehingga satu sama lainnya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, membangkitkan motivasi belajar pada diri murid secara optimal yang
mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
G. Kegiatan Ekstra Kurikulker di SD
Sekolah Dasar (SD) termasuk sekolah yang memiliki jumlah murid yang cukup
banyak yaitu sekitar 479 orang oleh karena itu, ini merupakan sebuah potensi bagi
sekolah untuk lebih menggarap dan mengembangkan potensi anak didiknya melalui
berbagai kegiatan yang bersifat positif diantaranya adalah melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran
tatap muka di sekolah serta di luar sekolah. Dengan tujuan untuk menambah wawasan
siswa dan mengembangkan minat serta bakatnya. Di SDN Juntiweden salah satu bentuk
kegiatan ekstra yang cukup eksis adalah olahraga, selain dari pramuka.
H. Teknik Dasar Permainan Bulutangkis
Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler bulutangkis ini penulis mencoba,
menguraikan beberapa macam teknik dasar permainan bulutangkis yang benar.
Dalam permainan bulutangkis teknik dasar yang harus di kuasai setidaknya ada lima
macam yaitu :
1. Teknik Pegangan (Grip) raket.
a. Pegangan forehand (American grip)
b. Pegangan beckhand (beckhand grip)
c. Pegangan campuran atau gaya jabat tangan (shakehand grip)
d. Pegangan cara inggris (English grip)
2. Sikap (stance)
3. Servis (service)
a. Service pendek
b. Service lob
c. Drive
4. Pukulan (Stroke)
a. Pukulan Overhead
b. Pukulan Lob (Clear)
c. Pukulan Smash
d. Pukulan Dropshot
e. Pukulan Drive
5. Kerja kaki (Foot Work)
Adapun penjelasan dari teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Teknik Pegangan Raket (Grip)
Bulutangkis diknal sebagai olahraga yang banyak menggunakan
pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat
menentukan kualitas pukulan seseorang.
Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara
benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Mengusai cara
teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain
bulutankis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah
dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan raket
yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis
pukulan dalam permainan bulutangkis.
Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan
menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus
tetap bertenaga pada saat memukul cuck. Hindari memegang raket dengan cara
menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).
Teknik paling dasar dari permainan bulutangkis adalah pegangan raket,
ada beberapa jenis pegangan raket yaitu sebagai berikut :
1) Pegangan forehand (America grip)
Letakkan raket dilantai, kemudian ambil dan peganglah pada ujung
tangkainya dengan cara : bagian tangan antara ibu jari dan jari telunjuk
menempel pada bagian permukaan tangkai raket yang luas.
Gambar : Grip Amerika
Gambar 1
2) Pegangan backhand (Backhand Grip)
Untuk backhand grup, geser “V” tangan ke arah dalam. Letaknya di
samping dalam bantalan jempol berada pada pada pegangan raket yang lebar.
Dari grip Inggris, anda dapat beralih ke grip backhand dengan
memutar raket seperempat putaran ke kiri, sedangkan dari grip backhand, anda
dapat beralih ke grip Amerika dengan memutar raket setengah putaran ke kiri
pula.
Gambar 2
Cara latihan Backhand
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan
untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap
memegang raket dengan benar.
Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari
tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
a) Lakukan gerakan kea rah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga
pergeglangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang,
sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.
b) Gerakan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
c) Memukul bola (kok) ke tembok.
d) Bouncing ball.
3) Pegangan campuran atau gaya jabat tangan (Shakehand grip)
Gaya “Jabat Tangan” ini campuran dari cara Amerika Inggris. Cara memegang
dengan cara campuran dan dengan cara pegangan Inggris, setelah raket
dimiringkan, dipegang, seperti pada saat berjabat tangan.
a) Sikap (Stance)
Sikap dan posisi berdiri di lapangan
Sikap dan posisi di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan sikap
yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru
lapangan permainan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan :
Harus berdiri sedemikian rupa, sehingga berat badan tetap berada pada kedua
kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh.
Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap
tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki
sejajar atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya.
Kedua lengan dengan siku bengkok pada posisi di samping badan, sehingga
lengan bagian atas yang memegang raket tetap bebas bergerak.
Raket harus dipegang sedemikian rupa, sehingga kepala (daunnya) raket
berada lebih tinggi dari kepala.
Senantiasa wapada dan perhatikan jalannya kok selama permainan
berlangsung.
b) Service
Ada beberapa jenis service yaitu :
(1) Service Panjang
Untuk melakukan service pangjang hampir sama dengan gerakan mengayun
pada pukulan forhand, underhand. Pemain yang akan melakukan service harus
berdiri di dekat garis tengah dan kira-kira 4 hingga 5 kaki (1,5m). Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut ini:
Gambar 5
Fase persiapan
o Grip handshake atau pistol
o Berdiri dengan kaki direnggangkan satu didepan dan satu di belakang.
o Chock dipegang pada ketinggian pinggang.
o Berat badan pada kaki yang berada di belakang.
o Tangan yang memegang raket pada posisi Backswing.
o Pergelangan tangan di tekukkan.
Gambar 6
Fase Pelaksanaan
o Berat badan di pindahkan.
o Gunakan gerakan menelungkupkan tangan bagian bawah dan sentakkan
pergelangan tangan.
o Lakukan kontak pada ketinggian lutut.
o Bola akan melambung tinggi dan jauh.
Gambar 7
Fase Follow – Through
o Akhiri gerakan dengan raket mengarah ke atas lurus dengan gerakan chock.
o Silangkan raket di depan dan di atas bahu tangan yang tidak memegang
raket.
o Putar pinggul dan bahu.
(2) Service Pendek
Persiapan untuk melakuan servis pendek sama dengan servis panjang.
Satu-satunya pengecualian adalah anda harus berdiri lebih dekat ke garis
servis pendek, kira-kira dalam jarak 6 inci (15 cm atau kurang). Tangan
yang memegang raket harus berada dalam posisi hackswing, dengan
tangan dan pergelangan tangan yang menekuk saat anda melepas chock,
pindahkan berat badan dari kaki belakang ke kaki depan dan tarik tangan
ke bawah ketinggian pinggang. Namun, saaat tangan yang memegang
raket maju kearah depan, gerakan prgelangan tangan hanya sedikit atau
bahkan tidak bergerak sama sekali karena chock.
Berikut ini cara melakukan service pendek forehand.
Gambar 8
Fase persiapan
o Grip handshake atau pistol
o Posisi berdiri kaki direnggangkan di depan dan di belakang.
o Chock dipegang pada ketinggian pinggang.
o Tangan yang memegang raket pada posisi backswing.
o Pergelangan tangan ditekukkan.
Fase Pelaksanaan
o Berat badan dipindahkan ke kaki depan
o Gerakan pergelangan tangan sedikit atau tidak sama sekali.
o Kontak terjadi pada ketinggian paha.
o Chock bergerak rendah diatas net.
Gambar 9
Fase Follow-Through
o Gerakan diakhiri dengan raket mengarah lurus dengan gerakan chock.
o Silangkan raket di atas depan bahu yang tidak memegang raket.
o Putar pinggul dan bahu.
Gambar 10
(3) Lob Service
Lob Service terutama dalam permainan tunggal Lob Service tinggi
digunakan untuk sedapat-dapatnya memukul shuttlecock sampai ke dekat
garis belakang, dan menukik tajam lurus ke bawah. Oleh karena itu,
pukulan lob service harus dilakukan dengan kekuatan penuh. Pasanglah
kedua kaki lebih lebar dan ayunkan lengan ke belakang dengan disertai
penerusan pukulan yang keras. Sehingga pada akhir gerakan dari seluruh
pukulan raket brada diatas badan dan ayunan raket beserta perpindahan
berat badan dari belakang ke depan harus dilakukan secara optimal.
Sementara itu jangan lupa segera menurunkan tangan kiri kembali.
(4) Drive Service
Drive service adalah pukulan service yang rendah dan datar yang biasanya
diarahkan ke sisi backhand lawan.
Berikut ini adalahkecepatan dan datangnya yang tidak di sangka lawan.
Berikut cara melakukan service drive
Fase Persiapan
o Menggunakan grip shakehand atau pistol.
o Posisi berdiri satu kaki di depan dan satu kaki di belakang.
o Pegang chock pada ketinggian pinggang.
o Letakkan berat badan pada kaki belakang.
o Tangan yang memegang raket melakukan backswing.
o Pergelangan tangan ditekukkan.
Fase Pelaksanaan
o Berat badan dipindahkan
o Gunakan gerakan pergelangan tangan dan rotasi tangan bagian bawah yang
kuat.
o Lakukan kontak pada ketinggian paha.
o Chock bergerak dengan perlahan.
Fase Follow-Through
o Akhiri gerakan dengan raket yang mengarah ke atas lurus dengan gerakan
chock.
o Akhiri gerakan mengayun dengan cepat untuk kembali ke posisi siap.
o Kedua tangan menyelesaikan gerakan dan bersiap-siap untuk menghadapi
pengembalian bola yang cepat.
(5) Pukulan
Setelah kita menguasai dan memahami cara pegangan raket bulutangkis
yang baik, langkah berikutnya adalah menguasai berbagai jenis pukulan ini
sangat penting bagi seorang pemain bulutangkis, oleh karena itu lancarnya
suatu permainan ditentukan oleh penguasaan cerbagai jenis pukulan yang
menyebabkan permainan tersebut menarik dan enak di tonton. Jenis
pukulan pada permainan bulutangkis memang banyak dan berbeda-beda
akan tetapi pada dasarnya mempunyai gerak permulaan yang sama, yaitu
misalnya ukulan smash, lob dari atas kepala dan drop dari atas kepala.
Hanya penyesuaian akhir sajalah yang berbeda dan menentukan macam
pukulan itu.
Berikut ini jenis-jenis pukulan (stroke) dalam bulutangkis dan cara
melakuannya.
(a) Pukulan Ovehead
Pukulan Forehand Overhead
Gerakan pukulan ini hampir sama dengan gerakan melempar bola,
mekanismenya juga hampir sama. Pukulan jenis ini biasanya dilakukan
dari setengah sisi belakang lapangan pemain.
Gambar 12
Fase Persiapan
o Grip handshake atau pistol
o Posisi memukul menyamping
o Kedua tangan ke atas
o Berat badan belakang.
Gambar 13
Fase Pelaksanaan
o Siku mendahului gerakan mengulurkan tangan.
o Gerakan tangan yang tidak dominan ke bawah.
o Putar tubuh bagian atas.
o Gapai tinggi ke atas untuk memukul.
o Gerakan tangan bagian bawah menelungkup ke depan.
Pukulan forhand, backhand, overhand.
Jenis pukulan ini membuat pemain mampu mengembalikan pukulan lawan
walaupun lawan berada di belakang sepenuhnya.
Gambar 14
Fase Persiapan
o Grip handshake atau pistol dengan ibu jari mengarah ke atas pada sudut kiri
pegangan raket.
o Posisi memukul menyamping kea rah belakang
o Tahan tangan yang paralel ke lantai, kepala raket mengarah ke bawah.
o Letakan berat badan pada kaki belakang yang dominan
Gambar 16
Fase Pelaksanaan
o Siku mendahului gerakan mengeluarkan tangan
o Gerakkan tangan yang tidak dominan ke bawah
o Putar tubuh bagian atas gapai tinggi ke atas untuk melakukan pukulan
o Telentangkan tangan bagian bawah
o Kepala raket mengikuti gerakan
Gambar 17
Raket mengikuti daerah kontak mengarah ke bawah sejajar dengan
pengambilan bola
Dorong tubuh ke depan dengan kaki yang berada di belakang untuk
mendorong tubuh anda kembali ke tengah lapangan
Gunakan pemindahan best badan untuk menambahkan momentum dan
tenaga
(b) Pukulan Lob (clear)
Pukulan lob adalah pukulan yang diarahkan agar shutlechock melambung
tinggi dan jatuh diusahakan pada dekat bagian garis belakang bidang
permainan lawan.
Jenis pukulan ini ada dua jenis: pukulan forhand dan clear backhand.
Berikut ini cara melakukannya.
Bentuk clear forhand
Gambar 18
Fase persiapan
o Grip handshake atau pistol
o Kembali ke posisi menunggu atau menerima
o Tahan tangan yang memegang raket di atas dengan kepala raket yang
menghadap ke atas
o Berat badan seimbang pada kedua kaki
Fase pelaksanaan
o Raih bola dengan kaki yang dominan
o Putar dan balikkan badan kea rah datangnya bola
o Pergelangan tangan pada posisi ditentukan ke belakang
o Lakukan foreward swing untuk memukul bola setinggi mungkin
o Telungkupkan tangan bagian bawah
o Kepala raket mengikuti gerakan
Fase Follow-Through
o Lanjutkan gerakkan mengayun lurus dengan arah bola
o Lakukan ayunan kea rah net
o Tangan yang memegang raket berputar
o Dorong tubuh kembali ke bagian tengah lapangan
Clear beckhead
Gambar 19
Fase persiapan
o Grip backhand atau thumb-up
o Kembali ke posisi menunggu atau menerima
o Tahan tangan yang memegang raket paralel dengan lantai
o Kepala raket mengarah ke bawah
o Berat badan seimbang pada kedua kaki
Fase pelaksanaan
o Raih bola dengan baik yang dominan
o Putar punggung membelakangi net
o Pergelangan tangan pada posisi ditentukan ke belakang
o Siku mendahului gerakan forward swing
o Kepala raket mengikuti gerakan tangan ke atas saat kontak
o Pukulan bola pada poin setinggi mungkin
o Arahkan permukaan raket ke atas
o Telentangkan tangan bagian bawah
Fase Follow-Though
o Teruskan gerakan mengayun ke atas
o Raket mengikuti gerakan chock
o Lakukan ayunan mengarah ke net
o Gerakan raket berakhir secara alami
o Dorong kaki yang berada di belakang untuk kembali ke bagian tengah
lapangan
o Kembali ke bagian tengah lapangan
(c) Pukulan Smash
Pukulan smash adalah pukulan yang cepat, diarahkan ke lawan dengan kuat,
dan tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul ke atas.
Pukulan smash hanya dapat dilakukan dari posisi overhead, bola dipukul
dengan kuat, tapi anda harus mengatur tempo dan keseimbangan sebelum
mencoba mempererat kecepatan smash anda. Ciri yang paling penting dari
pukulan smash overhead yang baik, selain dari kecepatan adalah sudut raket
yang mengarah ke bawah. Bola dipukul di depan tubuh lebih jauh dari pukulan
clear atau drop. Permukaan raket diarahkan untuk mengarahkan chock lebih
ke bawah. Jika smash yang anda lakukan cukup tajam, pukulan tersebut
mungkin tidak dapat dikembalikan.
Beberapa karakteristik dari smash juga menimbulkan masalah bagi pemain
yang melakukan smash. Jika smash dikembalikan, anda hanya akan memiliki
sedikit waktu untuk kembali ke posisi semula. Smash overhead memerlukan
energy yang sangat banyak dan dapat melelahkan anda dengan cepat. Selain
itu, semakin jauh anda dari net, semakin berkurang ketajaman smash anda.
Dengan demikian, penting bagi anda untuk memilih waktu yang tepat untuk
menggunakan smash dengan efektif.
Arti penting dari pukulan smash adalah pukulan ini hanya memberikan sedikit
waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap chock
pendek yang telah mereka pukul ke atas. Pukulan smash digunakan secara
ekstensif dalam partai ganda. Sinematografi gerakan yang berkecepatan tinggi
telah memperlihatkan bahwa pukulan smash overhead kehilangan kira-kira
dan pertiga dari kecepatan awalnya pada saat chock mencapai lawan pada sisi
lapangan lainnya. Semakin tajam sudut yang anda buat, semakin sedikit waktu
yang dimiliki lawan untuk bereaksi. Selain itu, semakin akurat smash semakin
luas lapangan yang harus ditutupi lawan.
Gambar 20
Fase persiapan
o Grip handshake
o Kembali ke posisi menunggu atau menerima
o Memutar bahu dengan telapak kaki yang diangkat di bagian belakang.
o Menggerakkan tangan yang memegang raket ke atas dengan kepala raket
mengarah ke atas.
o Membagikan berat badan seimbang pada bagian depan telapak kaki
Fase Pelaksanaan
o Meletakkan berat badan pada kaki yang berada di belakang
o Menggerakkan tangan yang tidak dominan ke atas untuk menjaga
keseimbangan
o Gerakkan backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan
tertekuk
o Lakukan forward seing ke atas untuk memukul chock pada posisi chock
setinggi mungkin.
o Melemparkan raket ke atas dan dengan permukaan raket mengarah ke
bawah.
o Tangan kiri menambah kecepatan rotasi bagian atas tubuh
Fase Follow-Though
o Tangan mengayun ke depan melintasi tubuh
o Gunakan gerakan menggunting dan dorong tubuh dengan kedua kaki.
o Gunakan momentum gerakan mengayun kembali ke bagian bawah.
Smash backhand
Fase Persiapan
o Ciri handshake backhand atau pistol dengan ibu jari mengarah ke atas
o Kembali ke posisi menunggu atau menerima
o Putar bahu dengan punggung menghadap net
o Gerakkan tangan yang memegang raket kea rah atas dan paralel dengan
lantai
o Kepala raket mengarah ke bawah
o Berat badan seimbang pada kedua telapak kaki bagian depan
Fase pelaksanaan
o Letakkan berat badan pada kaki yang berada di belakang
o Gerakkan tangan yang dominan ke atas untuk menjaga keseimbangan
o Gerakkan backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan
tertekuk dengan ibu jari mengarah ke bawah
o Lakukan forward swing setinggi mungkin dengan didahului gerakan raket
o Lemparkan raket anda ke atas dengan permukaan raket mengarah ke bawah
o Gunakan tangan kiri untuk mempercepat rotasi tubuh
Fase Follow-Though
o Gerakkan mengayunkan raket harus dengan gerakan chock
o Gerakkan mengayun bergerak turun secara alami
o Gunakan tangan bagian bawah dan dorong ke depan dengan kaki yang
berada di belakang
o Gunakan ayunan tubuh bagian atas dan berpindah berat badan untuk kembali
pada bagian tengah lapangan
(d) Pukulan dropshot
Pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan seperti smash. Perbedaannya
pada posisi raket saat perkenaan dengan chock. Chock dipukul dengan
dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang
baikadalah apabila jatuhnya chock dekat dengan net dan tidak melewati garis
ganda.
Karakteristik pukulan potong ini adalah, chock senantiasa jatuh dekat jarring
di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan
yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut
lapangan permainan. Factor pegangan raket, grak kaki yang cepat, posisi
badan dan proses perpindahan berat badan yang hermonis pada saat memukul
merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.
Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan
smash. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan chock
pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jarring/net, dengan variasi
gerak tipu dan raket sebelum perkenaan raket dan chock, yang menyebabkan
lawan terhambat mengantisipasi dan bereaksi atas datangnya chock secara
mendadak.
Hal yang perlu diperhatikan
1. Pergunakan pegangan forehand. Pegang raket dan posisinya di samping
bahu.
2. Posisi badan menyamping (vertical) dengan arah net, posisi kaki kanan
berada di belakang kaki kiri. Pada saat memukul chock, harus terjadi
perpindahan beban dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi badan harus selalu diupayakan berada di belakang chock.
4. Pada saat perkenaan chock dengan sentuhan halus.
5. Untuk arah forehand lawan, pukul bagian lengkungan chock sebelah kanan
dan lengkung kiri chock untuk tujuan backahand.
6. Posisi akhir raket mengikuti arah chock. Biasakan bergerak cepat.
7. Mengambil posisi pukul yang tepat di belakang chock.
8. Perhatikan gerak langkah dan keseimbangan badan pada saat dan setelah
memukul chock.
9. Kok harus dipukul dengan sikap lengan lurus dan hanya menggunakan
tenaga kecil.
10. Pukulan potong ini mengandung aspek kehalusan gerak dan gerak tipu.
(e) Pukulan Drive
Drive adalah pukulan datar yang mengarahkan bola dengan lintasan
horizontal melintasi net. Baik drive forehand maupun backhand
mengarahkan kok dengan ketinggian yang cukup untuk melakukan clear
pada kok dengan jalur yang datar atau sedikit menurun.
Gambar 23
Fase Persiapan
1. Grip handshake atau pistol
2. Kembali ke posisi menunggu atau menerima
3. Menggerakkan tangan yang memegang raket ke atas, di depan dada
4. Memebagikan berat badan dengan seimbang pada kedua kaki
Gambar 24
Fase Pelaksanaan
1. Meraih kok dengan kaki yang dominan
2. Berputar dan berbalik kea rah datangnya bola
3. Gerakan backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan
tertekuk, dengan telapak tangan menghadap ke atas
4. Gerakan forward swing didahului oleh siku, pukul kok pada poin yang
setinggi mungkin
5. Gerakan menelungkupkan tangan memberikan tenaga
6. Tangan dan pergelangan tangan berputar.
Gambar 27
Fase Follow – Through
1. Meneruskan gerakan ke atas searah dengan gerakan kok
2. Melakukan gerakan mengayun ke arah net dengan alami
3. Mengakhiri gerakan dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
4. Mendorong tubuh dengan kaki
5. Menggunakan momentum ayunan untuk kembali ke bagian tengah
lapangan.
Foot work
Setelah menguasai semua teknik tadi, teknik yang tidak boleh
dilupakan adalah teknik gerak kaki. Dalam permainan bulutangkis
shuttlecock tidak boleh jatuh di lantai. Pemain harus terus menerus
bergerak dengan cepat dan teapt mengerjar dan memukul shuttlecock.
Ketepatan dan keterampilan gerak kaki dalam permainan bulutangkis
menjadi sangat penting. Untuk melaksanakan berbagai jenis dan macam
pukulan tidak cukup hanya mengandalkan keterampilan pergerakan
tangan saja. Gerakan dan kedudukan sepasang kaki amat menentukan dan
kegagalan melakukan pukulan. Dan oleh karena itu, selain keterampilan
tangan juga wajib menguasai ketepatan keterampilan gerak kaki. Tujuan
dari footwork yang baik adalah supaya dapat bergerak secara efisien dari
lapangan permainan bulutangkis.
Ada enam daerah dasar dan tempat-tempat dimana harus
bergerak secara efektif dan efisien. Permainan bulutangkis tidak hanya
mengandalkan pada pukulan semata, akan tetapi pergelangan kaki, akan
sangat menetukan dan membantu hasil pukulan tersebut.
Berikut ini adalah langkah-langkah pergerakan kaki yang harus
dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis yaitu, sebagai berikut :
1. Pergerakan ke kiri muka. Biasanya untuk pukulan ini dilakukan untuk
pukulan backhand underhand neta atau pukulan clear.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Langkah pertama adalah langkah kecil kearah kiri muka.
b. Langkah kedua adalah langkah panjang dengan kaki kanan dari
jarring. Berat badan pemain akan berpindah ke kaki kanan pada
saat raket bergerak ke posisi siap untuk memukul.
Tubuh bagian atas akan membungkuk ke muka.
c. Langkah terakhir adalah selalu merupakan langkah kaki kanan dan
berat badan berpindah ke kaki kanan saat memukul shuttlecock.
Pergerakan kaki kearah kiri muka untuk pukulan backhand
underhead net atau clear.
2. Pergerakan ke muka sebelah kanan
Biasanya diperuntukkan bagi pukulan forehand underhand net atau
clear.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Langkah pertama adalah langkah yang panjang kearah kanan muka.
b. Langkah kedua dibuat dengan kaki kiri, merupakan langkah penjang
dengan ibu jari kaki menunjuk ke ujung kanan dari faring. Raket
harus digerakkan ke posisi untuk memukul dan berat badan
berpindah ke kaki yang berada di depan. Tubuh diusahakan supaya
dalam keadaan membungkuk.
c. Langkah berikutnya dapat berupa langkah panjang dengan kaki
kanan atau merupakan lengkah-langkah kecil menggeser,
tergantung berapa jauh anda harus bergerak untuk mencapai
shuttlecock.
d. Langkah terakhir harus selalu merupakan langkah kaki kanan, pada
saat anda melakukan pukulan forehead underhand net atau clear.
Kaki kiri akan terlentang lebar jauh ke kaki kanan dan berada lebih
dekat ke tengah lapangan.
e. Untuk kembali ke tengah lapangan, tarik ke belakang kaki kanan
dan mundurlah dengan melakukan langkah-langkah pendek.
Metode berasal dari bahasa Latin ” Meta ” dan ” Hodos “. Meta artinya jauh (melampaui), Hodos artinya jalan (cara). Metode adalah cara-cara mencapai tujuan. Sedangkan pengertian mengajar menurut Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Sedangklan Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Namun menurut Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu :a. Pengertian Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebai-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.b. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya.c. Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri.Dari definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai. Sedangkan pengertian pendidikan jasmani menurut Depdiknas (2003) merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Metode mengajar merupakan pedoman cara khusus untuk penyampaian materi pembelajaran untuk struktur episode belajar atau pembelajaran. Menurut Mosston (1986) mengajar adalah serangkaian hubungan yang berkesinambungan antar guru dan siswa yaitu :1. Mencoba mencapai keserasian anatara apa yang diniatkan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Maksud = perbuatan.2. Masalah yang tentang metode mengajar.Suatu pendekatan terhadap siswa untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai guru harus berdasarkan pilihanya atas beberapa hal yaitu :a. kemampuan gurub. kebutuhan siswac. besarnya kelasd. alat dan fasilitas yang tersediae. media yang adaf. tujuan yang ingin dicapaig. materi yang dipelajarih. lingkungannya3. Kita juga dapat mengatasi kecenderungan pribadi seseorang guru.4. Mengajar-Belajar-TujuanInteraksi antara guru dan siswa mencerminkan perilaku mengajar dan belajar tertentu. Berbagai gaya didasarkan atas interaksi anatar perilaku siswa dan perilaku guru, serta hubungannya untuk mencapai tujuan.5. Perilaku guru sebagai titik masukDapat dinyatakan bahwa perilaku guru akan mengarahkan perilaku siswa untuk mencapai tujuan pelajaran. Dari definisi-definisi metode dan mengajar yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengertian metode mengajar penjas adalah cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam proses pembelajaran jasmani melalui aktivivitas jasmani dan pembelajaran jasmani sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.Dari analisis metode mengajar menurut perilaku guru, perilaku siswa dan tujuan dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Metode Ceramah (Preaching Method)Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :a. Membuat siswa pasifb. Mengandung unsur paksaan kepada siswac. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebihbesar menerimanya.e.Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :a. Guru mudah menguasai kelas.b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besarc. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)2. Metode diskusi ( Discussion method )Menurut Muhibbin Syah ( 2000 )mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :a. Mendorong siswa berpikir kritis.b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalanb. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)3. Metode demontrasi ( Demonstration method )Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah ( 2000).Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan
menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikanc. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).4. Metode ceramah plusMetode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :1). Penyampaian materi oleh guru.2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.3). Pemberian tugas kepada siswa.b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)5. Metode resitasi ( Recitation method )Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)6. Metode latihan keterampilan ( Drill method )Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.d. Dapat menimbulkan verbalisme.7. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.8. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri9. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.10. Metode perancangan ( project method )yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.11. Metode Bagian ( Teileren method )yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya bagian per bagian kemudian disambung lagi dengan bagian/materi lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.12. Metode Global (Ganze method )yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.