Top Banner
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh: Dr. Syahidin, M.Pd. Moch. Iman Firmansyah, M.Ag. disusun oleh: Kelompok 10 Acep Suwarna 1206252 Firman Nurdiansyah 1202859
30

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Jan 22, 2023

Download

Documents

Salah Saleh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIAMAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah

Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh:

Dr. Syahidin, M.Pd.

Moch. Iman Firmansyah, M.Ag.

disusun oleh:

Kelompok 10

Acep Suwarna 1206252

Firman Nurdiansyah 1202859

Page 2: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi

Rabbi, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah limpahkan kepada junjunan kita semua, Rasulullah

SAW., keluarga, para sahabat, tabin- tabiin dan seluruh

ummatnya sampai akhir zaman yang patuh dan taat kepada

ajarannya.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang membahas

tentang “Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia”, yang

didalamnya menjelaskan mengenai definisi, tokoh,

organisasi pendidikan Islam, dan hal lainnya yang akan

penyusun bahas dididalamnya.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dr.

Syahidin, M.Pd. dan Moch. Iman Firmansyah, M.Ag., atas

bimbingannya, serta kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini

terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh

ii

Page 3: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

dapat membangun sebagai bahan masukan supaya makalahnya

bisa lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, dan

menambah khazanah keilmuan kita semua.Amin.

Bandung, 26 April 2014

Penyusun

DAFAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................iiDAFAR ISI..................................................iii

BAB I........................................................1PENDAHULUAN..................................................1

A. Latar Belakang............................................1B. Rumusan Masalah...........................................1

C. Tujuan....................................................2BAB II.......................................................4

PEMBAHASAN...................................................4

iii

Page 4: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

A. Ahmad Dahlan (1869-1923)..................................4

B. Hasyim Asy’ari (1871-1947)................................6C. Abdul Halim (1887-1962)...................................9

D. Hamka....................................................11E. Basiuni Imran............................................12

F. Hasan Langgulung.........................................13G. Azyumardi Azra...........................................14

BAB III.....................................................17PENUTUP.....................................................17

A. Kesimpulan...............................................17B. Saran....................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................18

iv

Page 5: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan pendidikan islam di Indonesia saat ini

tidaklah terlepas dari peranan tokoh-tokoh pendidikan

Islam terdahulu. Diantara mereka ada nama-nama besar yang

tidak asing lagi bagi kita. Seperti Kyai Haji Ahmad

Dahlan, Kyai Haji Hasyim Asy’ari, dan yang lainnya.

Ada diantara mereka yang merubah konsep pendidikan

tradisional menjadi pendidikan yang modern. kita bisa

lihat perbandingannya sekarang, kalau dulu belajarnya

dengan menggunakan konsep khalaqah atau duduk melingkar

dilantai, sekarang tidaklah seperti itu lagi, belajarnya

di ruangan kelas yang khusus untuk belajar disertai

sarana dan prasaran yang dapat menunjang proses

pembelajaran seperti meja, kursi, dan papan tulis. Selain

itu, ada juga yang menambahkan pelajarannya, seperti

menambah pelajaran-pelajaran umum di dalam pesantren.

Anak-anak yang belajar di pesantren tidak hanya belajar

agama saja yang dipelajari, tetapi juga mata pelajaran

umum.

Melalui kerja keras merekalah kita dapat menikmati

pendidikan yang ada saat ini. Oleh karena itu kami sangat

tertarik untuk mengkaji tokoh-tokoh pendidikan Islam di

1

Page 6: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Indonesia. Supaya kita bisa lebih mengetahui bagaimana

perjuangan para tokoh tersebut dalam memajukan pendidikan

di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka

penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

C. Tujuan

2

Page 7: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

3

Page 8: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

BAB IIPEMBAHASAN

A. Ahmad Dahlan (1869-1923)

Menurut Zuhairini (2013:199) Ahmad Dahlan dilahirkan

di Yogyakarta pada tahun 1869 M dengan nama kecilnya

Muhammad Darwis, putra dari KH. Abu Bakar Bin Kyai

Sulaiman, khatib di Masjid besar (Jami’) kesultanan

Yogyakarta. Ibunya adalah putri Haji Ibrahim, seorang

penghulu. Setelah beliau menamatkan pendidikan dasarnya

di suatu Madrasah dalam bidang Nahwu, Fiqih dan Tafsir di

Yogyakarta, beliau pergi ke Makkah pada tahun 1890 dan

beliau menuntut ilmu disana selama satu tahun. Sekitar

tahun 1903 beliau mengunjungi kembali ke Makkah dan

kemudian menetap di sana dua tahun.

Sepulang dari Makkah yang pertama ia telah bertukar

nama dengan Haji Ahmad Dahlan. Tiada berapa lama kemudian

ia menikah dengan Siti Walidah putrid Kyai Penghulu Haji

Fadhil. Zuhairini (Hamsyah. 2013. 199)

Semenjak ayahnya wafat, ia menggantikan kedudukan

ayah dan dingkatlah oleh Sri Sultan menjadi khatib mesjid

4

Page 9: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

besar Kauman Yogyakarta dan dianugrahi gelar Khatib Amin.

Disamping jabatannya yang resmi, ia menyebarkan agama

dengan menyebarkan agama dimana-mana. Beberapa tahun

kemudian ia naik haji untuk kedua kalinya (1903).

Sekembali dari haji yang kedua inilah ia mendapat sebutan

Kyai dari masyarakatnya, semenjak itu dimana-mana ia

terkenal dengan nama Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Ia adalah seorang alim yang luas ilmunya dan tiada

jemu-jemu ia menambah ilmu dan pengalamannya. Dimana saja

ada kesempatan, sambil menambah atau mencocokkan ilmu

yang telah diperolehnya. Observatorium Lembang pernah ia

datangi untuk mencocokkan tentang ilmu hisab. Ia ada

keahlian dalam ilmu itu. Perantauannya keluar Jawa pernah

sampai ke Medan. Pondok pesantren yang besar-besar di

Jawa pada waktu itu banyak ia kunjungi. Zuhairini

(2013:199)

Perbuatan yang mula-mula dianggap aneh oleh

masyarakat pada waktu itu ialah perbuatan beliau

menggarisi lantai masjid besar dengan garis miring 241/2

derajat ke utara. Menurut ilmu hisab yang ia pelajari

arah kiblat tidaklah lurus seperti arah masjid di Jawa

pada umumnya, tetapi miring sedikit ke utara 241/2

derajat. Perbuatan itu ditentang oleh masyarakat, bahkan

Kanjeng Kyai Penghulu sendiri turun tangan dan

memerinthakan menghapus garis-garis itu. Kemudian beliau

5

Page 10: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

membangun langgarnya sendiri, maka laggar itupun telah

diperintahkan untuk dirobohkan oleh Kanjeng Kyai

Penghulu. Hampir-hampir Kyai Haji Ahmad Dahlan berputus

asa karena peristiwa-peristiwa lainnya dan rupanya

semenjak itu telah mulailah pergulatan antara pikiran-

pikiran baru yang diperoleh oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan

melawan pikiran-pikiran kolot dari kyai-kyai tua.

Zuhairini (Hamsyah. 2013. 200)

Perubahan-perubahan ini, walaupun bagi kita sekarang

mungkin sangat kecil artinya, memperlihatkan kesadaran

KH. Ahmad Dahlan tentang perlunya membuang kebiasaan-

kebiasaan yang tidak baik dan yang menurut pendapatnya

memang tidak sesuai dengan Islam. Perubahan-perubahan ini

tidak perlu datang dari pengaruh-pengaruh orang lain,

sebab kaum tradisi (dan kitab-kitab mereka juga)

mengajarkan bahwa kiblat haruslah menuju ke Ka’bah dan

bahwa seorang muslim haruslah beresih dari segala

kotoran-kotoran.

Cita-cita KH. Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama

adalah tegas, ialah hendak memperbaiki masyarakat

Indonesia berlandaskan cita-cita agama Islam. Usaha-

usahanya ditujukan hidup beragama. Keyakinan beliau

adalah bahwa untuk membangun masyarakat bangsa haruslah

terlebih dahulu dibangun semangat bangsa. Kalau Serikat

Islam usaha-usahanya ditekankan kepada bidang politik

6

Page 11: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

yang berlandaskan cita-cita agama. Muhamadiyah menekankan

usahanya kepada perbaikan hidup beragama dengan amal-amal

pendidikan dan sosial.

Pada waktu beliau sakit menjelang wafat, atas

nasihat dokter beliau beristirahat di Tosari. Dalam

peristirahatan itu beliau tetap bekerja keras, hingga

istri beliau memperingati berkali-kali agar beliau

beristirahat. Akhirnya beliau menjawab: “saya mesti

bekerja keras untuk meletakkan batu pertama dari amal

yang besar ini. Kalau saya lambatkan atau saya hentikan

karena sakitku, tidak ada nanti yang sanggup meletakkan

dasar itu. Beliau merasa bahwa umurnya tidak akan lama

lagi. Zuhairini (Hamsyah. 2013. 202). Ahmad Dahlan pulang

ke rahmatullah pada tahun 1923 Masehi tanggal 23

Februari, dalam usia 55 tahun dengan meninggalkan sebuah

organisasi Islam yang cukup besar dan disegani karena

ketegarannya.

B. Hasyim Asy’ari (1871-1947)

Menurut Zuhairi (2013:202-203) Hasyim Asy’ari

dilahirkan pada tanggal 14 Februari tahun 1981 M di

jombang Jawa Timur, mula-mula ia belajar agama Islam pada

ayahnya sendiri. Kemudian ia belajar ke pondok pesantren

di Purbalinggo, kemudian pindah ke Plangitan, Semarang,

Madura, dan lain-lain.

7

Page 12: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Sewaktu ia belajar di Siwalan Panji (Sidoarjo) pada

tahun 1891, Kyai Ya’kub yang mengajarnya tertarik kepada

tingkah lakunya yang baik dan sopan santunnya yang halus,

sehingga ingin mengambilnya sebagai menantu, dan akhirnya

ia dinikahkan dengan putrid kyainya itu yang bernama

Khadijah (tahun 1892). Tidak lama kemudian ia pergi ke

Makkah bersama istrinya untuk menunaikan ibadah haji dan

bermukim selama satu tahun, sedang istrinya meninggal

disana.

Pada kunjunganny yang kedua ke Makkah ia bermukim

selama delapan tahun untuk delapan tahun untuk menuntut

ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Sepulang dari Makkah ia

membuka pesantren untuk mengamalkan dan mengembangkan

ilmu pengetahuannya, yaitu Pesantren Tebuireng di Jombang

(pada tanggal 26 Rabi’ul Awal tahun 1899 M).

Pembaharuan Tebuireng yang pertama adalah dengan

mendirikan Madrasah Salafiyah (tahun 1919) sebagai tangga

untuk memasuki tingkat menengah pesantren Tebuireng.

Pada tahun 1929 Hasyim Asy’ari menunjuk KH Ilyas

menjadi kepala Madrasah Salafiyah. Zuhairini (Yunus.

2013. 203)

Dengn demikian KH Ilyas dapat melaksanakan hasratnya

untuk memperbaharui keadaan dalam pesantren Tebuireng

menurut cita-cita pendirinya KH Hasyim Asy’ari.

8

Page 13: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Maka dibawah pimpinan KH Ilyas dimasukkan

pengetahuan umum ke dalam Madrasah Salafiyah, yaitu:

1) Membaca dan menulis huruf Latin

2) Mempelajari bahasa Indonesia

3) Mempelajari ilmu bumi dan sejarah Indonesia

4) Mempelajari ilmu berhitung.

Semuanya itu diajarkan dengan memakai buku-buku

huruf Latin.

Sejak saat itu mulailah surat-surat kabar masuk ke

dalam pesantren, mulai dikenal dan dibaca oleh kyai dan

para pelajar. Begitu pula majalah dan buku-buku yang

berisi pengetahuan umum yang tertulis dengan huruf Latin

dalam bahasa Indonesia. Sedangkan sebelum itu hal-hal

tersebut dipandang barang-barang duniawi yang tidak

sesuai dengan kehendak agama. Sebab itu sebagian orang

tua murid tidak mengizinkan anaknya belajar ilmu-ilmu

itu, sehingga timbulah reaksi besar di luar yang bersikap

menentang dari setengah kyai dan orang tua murid yang

memerintahkan anak-anaknya pindah ke pesantren lain.

Zuhairini (Yunus. 2013. 204)

Hasil usaha perbaikan ini diketahui dan dirasakan

orang, ialah sesudah berpuluh tahun kemudian, yaitu dalam

masa pendudukan Jepang yang melarang surat menyurat

selain dalam huruf Latin. Pada waktu itu banyak Kyai

keluaran Tebuireng yang tertolong, karena mengetahui

9

Page 14: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

menulis dan membaca huruf Latin. Begitu juga banyak

mereka yang terpilih menjadi anggota Sang Kai (Dewan

Permusyawaratan Karesidenan), karena mereka mengerti

pengetahuan umum dan pandai dalam bahasa Indonesia, di

samping pengetahuan keagamaan. Zuhairini (Abubakar. 2013.

204)

Pada zaman kemajuan sekarang Tebuireng tidak mau

ketinggalan. Di samping pengajian secara lama dipesantren

Tebuireng, terdapat madrasah yang modern, sekolah agama

yang teratur menurut cara modern sekarang. Madrasah itu

mempunyai gedung-gedung yang indah berkelas, bermeja,

berbangku dan berpapan tulis. Di sana ada madrasah bagian

rendah, bagian menengah, bagian atas dan bagian tinggi.

Murid-muridnya berasal dari seluruh pelosok Indonesia.

Bahasa pengantar dipake bahasa Indonesia dan untuk

beberapa pengajaran tertentu dipakai bahasa Arab. Bahasa

asing lainnya juga diajarkan di madrasah ini bersama

pengetahuan umum.

Tiap bulan Sya’ban para kyai dari berbagai daerah

mengunjungi pesantren Tebuireng untuk belajar selama satu

bulan. Sebagai ilustrasi tentang pengetahuan terhadap

keahliannya. Dapat disebutkan bahwa seorang bekas gurunya

pada tahun 1933 berkunjung ke Tebuireng untuk

mendengarkan/mengikuti pelajaran yang ia berikan.

Zuhairini (Noer. 2013. 205)

10

Page 15: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Jasa KH. Hasyim Asy’ari selain dari pada

mengembangkan ilmu di pesantren Tebuireng ialah

keikutsertaannya mendirikan organisasi Nahdatul Ulama,

bahkan ia sebagai Syeikul Akbar dalam perkumpulan ulama

yang terbesar di Indonesia.

Selain dari pada itu KH Hasyim Asy’ari duduk dalam

pucuk pimpinan MIAI yang kemudian menjadi Masyumi. Begitu

pula dalam gerakan pemuda dan kelasykaran, seperti: GPII

Muslimat, Hizbullah, Sabilillah, barisan Mujahidin dan

lain-lain, ia menjadi penganjur dan penasihatnya.

Dalam rangka tersebut, beliau bukan hanya

mengorbankan buah pikirannya, tetapi juga harta bendanya.

Sebagai ulama ia hidup dengan tidak mengharapkan

sedekah dan belaskasihan orang. Tetapi beliau mempunyai

sandaran hidup sendiri, yaitu beberapa bidang sawah,

hasil perniagaannya. Beliau seorang salih, sungguh

beribadat, taat dan rendah hati. Ia tidak ingin pangkat

dan jabatan, baik di zaman Belanda, atau di zaman Jepang.

Kerap kali beliau diberi pangkat dan jabatan, tetapi ia

menolaknya dengan bijaksana. Zuhairini (Yunus. 2013. 205)

Masih menurut Zuhairini (2013:205-206) KH Hasyim

Asy’ari wafat/pulang ke rahmatullah pada tanggal 25 Juli

1947 M dengan meninggalkan sebuah peninggalan yang

monumental berupa pondok pesantren Tebuireng yang tertua

dan terbesar untuk kawasan Jawa Timur dan yang telah

11

Page 16: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

mengilhami para alumninya untuk mengembangkannya di

daerah-daerah lain walaupun dengan menggunakan nama yang

lain bagi pesantren-pesantren yang mereka dirikan.

Banyak alumni Tebuireng yang bertebaran diseluruh

Indonesia, menjadi kyai dan guru-guru agama yang masyhur

dan ada diantara mereka yang memegang jabatan-jabatan

penting dalam pemerintahan Republik Indonesia, seperti

mentri aga dan lain-lain (KHA Wahid dan KH Ilyas).

C. Abdul Halim (1887-1962)

Abdul Halim lahir di Cibereleng, Majalengka pada

tahun 1887 M. dia adalah pelopor gerakan pembaharuan

didaerah majalengka, Jawa Barat, yang kemudian berkembang

menjadi persyerikatan Ulama, dimulai pada tahun 1911,

yang kemudian berubah menjadi Persatuan Umat Islam (PUI)

pada tanggal 5 April 1952 M/ 9 Rajab 1371. Kedua orang

tuanya berasal dari keluarga yang taat beragama (ayahnya

adalah seorang penghulu di Jatiwangi), sedangkan

keluarga-keluarganya tetap mempunyai hubungan yang erat

secara keluarga dengan orang-orang dari kalangan

pemerintah. Ahmad Halim memperoleh ajaran agama pada

masak kanak-kanak dengan belajar diberbagai pesantren di

daerah Majalengka sampai pada umur 22 Tahun, ketika ia

pergi ke Makkah untuk naik haji dan untuk melanjutkan

pelajarannya. Zuhairini (Noer. 2013. 206)

12

Page 17: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Ketika masih berumur 10 tahun ia mempelajari Quran

dan Hadis di pesantren Kyai Haji Anwar di desa Ranji

Wetan, Majallengka. Ia pindah ke desa Lontangjaya untuk

belajar pada Kyai Abdullah kemudian ke pesantren Bobos,

Cirebon dengan Kyai Haji Sudjak. Ia juga pergi ke

pesantren Ciwedus di Cilimus (Kuningan) untuk belajar

pada Kyai Haji Ahmad Saubari, kemudian ke pesantren lain

pula di Kenayangan, Pekalongan, dengan Kyai Haji Agus,

dan kembali lagi ke Ciwedus. Pada tiap pesantren ini ia

tinggal belajar setahun sampai tiga tahun.

Guru-gurunya di Makkah termasuk Syekh Ahmad Khatib

dan Syekh Ahmad Kyayyath. Ketika di Makkah ini pula ia

berkenalan dengan Kyai Haji Abdul Wahab, pendiri Nahdatul

Ulama.

Selama tiga tahun berada di Makkah, ia juga mengenal

tulisan-tulisan Abduh dan Jamaluddin al Afghani. Ketika

di Makkah ini pula ia pertama kali mengenal KH Mas Mansur

yang kemudian menjadi ketua umum Muhammadiyah.

Dua lembaga pendidikan yang menarik perhatian KHA

Halim adalah yang terdapat di Bab al Salam (dekat Makkah)

dan di Jedah, yang menurut ceritanya kedua lembaga

pendidikan ini telah menghapuskan system halakah dan

diganti dengan mengorganisir kelas-kelas dengan

kelengkapan meja dan bangku serta menyusun kurikulum.

Kedua lembaga pendidikan ini yang kemudian yang

13

Page 18: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

mengilhaminya untuk mengubah sistem pendidikan

tradisional didaerah asalnya, Majalengka.

Sebuah organisasi yang bergerak di bidang ekonomi

dan pendidikan berhasil didirikan KH Ahmad Halim pada

tahun 1911 (sepulang dari Makkah) yang diberi nama

Hayatul Qulub yang kemudian dialih nama dengan

Perserikatan Ulama.

Dalam bidang pendidikan KH Ahmad Halim semula

menyelenggarakan pendidikan agama seminggu sekali untuk

orang-orang dewasa. Pelajaran yang diberikan adalah fiqh

dan hadis.

Perlu juga dikemukakan bahwa, Perserikatan Ulama

secara resmi berpegang teguh pada mazhab Syafi’i. KH

Ahmad Halim memang tidak pernah menyingkirkan mazhab ini.

Tetapi mempunyai hubungan yang erat pula dengan lembaga-

lembaga pendidikan yang didirikan oleh kalangan para

pembaharu, malah lebih erat lagi dibandingkan dengan

hubungannya dengan kalangan tradisi. Iapun juga sangat

aktif dalam kegiatan-kegiatan Sarekat Islam dari kira-

kira 1918 sampai tahun 1933, termasuk dalam masalah-

masalah perburuhan. Ia tidak pula menolak untuk mengambil

contoh lembaga-lembaga pendidikan bukan Islam seperti,

yang diakuinya, Shantiniketan kepunyaan Tagore, untuk

memperbaiki sekolahnya sendiri. Santri asrama memang

memperlihatkan pendapat KH ahmad halim bahwa Islam tidak

14

Page 19: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

menghendaki seorang muslim semata-mata mengejar akhirat

saja dengan mengabaikan dunia. Tetapi sebaliknya pula, ia

tidak menyetujui apabila kehidupan duniawi saja yang

dikejar, tanpa memperhatikan kehidupan rohani. Memang

santri asrama itu mencerminkan perpaduan antara aspek-

aspek duniawi dan rohani dari keperluan manusia.

Pada umumnya KH Ahmad Halim berusaha untuk

menyebarkan pemikirannya dengan toleransi dan penuh

pengertian. Dikemukakan bahwa ia tidak pernah mengecam

golongan tradisi ataupun orang lain atau organisasi lain

yang tidak sepaham dengan dia. Tablignya lebih banyak

merupakan anjuran untuk menegakkan etika didalam

masyarakat dan bukan merupakan kitik tentang pemikiran

ataupun pendapat orang lain. Pada tahun 1933 ketika

Sukiman dikeluarkan dari Serikat Islam, KH Ahmad Halim

yang memang sejak tahun 1918 telah berkecimpung di dalam

partai ini tidak menyetujui keputusan partai tersebut.

Tetapi oleh karena keyakinannya bahwa tiap pertikaian,

apapun juga sifatnya, dapat diselesaikan atas dasar

saling pengertian dan kompromi. Zuhairini (Noer. 2013.

208)

Pada tanggal 7 Mei 1962 KH ahmad Halim pulang ke

rahmatullah di Majalengka Jawa Barat dalam usia 75 tahun

dan dalam keadaan tetap teguh berpegang pada mazhab

Syafi’i.

15

Page 20: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

D. Hamka1. Riwayat Hidup

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal

dengan julukan Hamka, lahir di desa kampung Molek,

Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908. Ia adalah

sastrawan Indonesia, sekaligus ulama dan aktivis politik.

Ia mendapatkan pendidikan rendah di SD Maninjau.

Ketika usia Hamka beranjak 10 tahun, ayahnya telah

mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di

situlah Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa

Arab. (Syamsul, 2011. Hal. 225)

Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada 1927

di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di

Padang Panjang pada 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai

dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas

Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun

1958. Setelah itu ia diangkat menjadi rektor Perguruan

Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo,

Jakarta. (Syamsul, 2011. Hal. 226)

Pada 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan

Pusat muhammadiyah, pada 26 Juli 1977, Menteri Agama

Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai

ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi Hamka kemudian

meletak jabatan pada 1981 karena nasihatnya tidak

16

Page 21: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

dipedulikan oleh pemerintah Indonesia. (syamsul, 2011,

hal. 227)

Dari tahun 1964-1966, Hamka dipenjarakan oleh

Presiden Soekarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa

dipenjara ia mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan

karya ilmiah terbesar. (Syamsul, 2011, hal. 228)

2. Pemikiran Hamka tentang Pendidikan

Pentingnya manusia mencari ilmu pengetahuan, menurut

Hamka sebagaimana yang dikutip oleh Syamsul (2011: 229)

menyatakan bahwa bukan hanya untuk membantu manusia

memperoleh penghidupan yang layak, melainkan lebih dari

itu. Dengan ilmu manusia akan mampu mengenal Tuhannya,

memperluas akhlaknya, dan senantiasa berupaya mencari

keridhaan Allah. Ini berarti pendidikan dalam pandangan

Hamka terbagi dua, yaitu: pertama, pendidikan jasmani

yaitu pendidikan untuk pertumbuhan dan kesempurnaan

jasmani serta kekuatan jiwa dan akal. Kedua, pendidikan

rohani yaitu pendidikan untuk kesempurnaan fitrah manusia

dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didasarkan

kepada agama.

Menurutnya, fitrah setiap manusia pada dasarnya

menuntun untuk senantiasa berbuat kebajikan dan tunduk

mengabdi pada khaliqnya.

17

Page 22: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

E. Basiuni Imran

1. Riwayat Hidup

Ia lahir di Sambas, Kalimantan Barat pada 25

Zulhijjah 1302 H (16 Oktober 1885 M). Pada usia 6-7

tahun, ia mulai belajar di lembaga pendidikan formal dan

belajar agama secara informal. Pada usia itu pula, ia

diajarkan ayahnya membaca al-Quran, diajarkan nahwu dan

sharaf. (Syamsul, 2011, hal. 257)

Syamsul (2011: 258) melanjutkan bahwa pada usia 17

tahun, Basiuni Imran pergi ke Makkah untuk berhaji dan

dilanjutkan dengan belajar di sana selama 5 tahun.

Adapun karier Basiuni Imran sebagaimana yang

dipaparkan oleh Syamsul (2011: 259) diantaranya Imam

Pembantu Masjid Jami' (1905), Maharaja imam, Qadi, dam

Mufti Kerajaan Sambas (1913), Pengawas Sekolah Agama

Islam di Sambas (1918), anggota Plaatselik Fonds Sambas

(1920), dan sebagainya.

2. Pemikiran Pendidikan Islam Basiuni Imran

Dari karya-karya yang ditulis olehnya, seperti

Tarjamah Durus al-Tarikh al-Syariah, Bidayat al-Tauhid fi Ilm al-Tauhid,

Risalah Cahaya Suluh, Tadzkir, dan sebagainya. Hampir seluruh

kandungannya berkenaan dengan upaya memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pelaksanaan ajaran agama Islam di

Sambas.

18

Page 23: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Adapun motivasi yang mendorongnya menulis karyanya

itu dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, keinginan

untuk beramal jariyah di bidang ilmu. Kedua, menurutnya

ilmu-ilmu yang ia tulis dan atau terjemahkan merupakan

ilmu yang wajib dipelajari; meliputjh tauhid, tafsir,

fiqh, dan sejarah Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kesadaran akan

masih kurangnya kitab-kitab keagamaan (Islam) yang

ditulis dalam bahasa Melayu. (Syamsul, 2011, hal. 261)

Pendidikan menurut Basiuni Imran bersifat utuh-

menyeluruh dan tidak mengenal pemisahan ketat antara ilmu

agama dan ilmu umum. (Syamsul, 2011, hal. 262)

Adapun syarat-syarat seorang pendidik, dalam

pandangannya dapat dikelompokkan dalam dua kategori:

pertama syarat moral seperti ikhlas, sabar dan bijaksana,

dan menjauhi perdebatan. Kedua, syarat profesional

meliputi memiliki pengetahuan yang luas dan mengetahui

keadaan peserta didik. (Syamsul, 2011, hal. 264)

Syarat pengetahuan yang luas bagi seorang pendidik

juga mutlak diperlukan. Seorang pendidik harus memiliki

ilmu yang memadai untuk mendukung profesinya. Salah satu

ilmu yang sangat penting menurut Basiuni Imran dalam

konteks pendidikan Islam adalah bahasa Arab. Baginya,

bahasa merupakan pengantar untuk seseorang mengetahui

ilmu-ilmu keislaman khususnya al-Quran, sunnah, dan

sejarah kaum Muslim. (Syamsul, 2011, hal. 265)

19

Page 24: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

F. Hasan Langgulung1. Riwayat hidup

Ia lahir di Rappang, Ujung Pandang, Sulawesi

Selatan, pada 16 Oktober 1934 dan wafat pada 2 Agustus

2008, di Kuala Lumpur, Malaysia. Riwayat pendidikannya

dimulai dari pendidikan formalnya di SD di Rappang Ujung

Pandang. (Syamsul, 2011, hal. 271)

2. Pemikiran tentang Pendidikan

Pendidikan menurut Hasan Langgulung sebenarnya dapat

ditinjau dari dua segi. Pertama, dari sudut pandang

masyarakat, pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari

generasi tua ke generasi muda, agar hidup masyarakat

tetap berlanjut. Kedua, dari sudut pandang individu,

pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang

terpendam dan tersembunyi. Dalam hal ini, perlu adanya

penggalian dan penggarapan segenap bakat dan kemampuan

yang dimiliki oleh masing-masing individu agar dapat

bermanfaat bagi individu bersangkutan khususnya kepada

masyarajat luas pada umumnya. (Syamsul, 2011, hal. 275)

Syamsul (2011: 275) melanjutkan bahwa Hasan

Langgulung juga berpendapat bahwa mustahil kita memahami

pendidikan Islam tanpa memahami Islam itu sendiri, suatu

kekuatan yang memberikan hidup bagi suatu peradaban

20

Page 25: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

raksasa yang salah satu buahnya adalah pendidikan.

Pendidikan itu wujud bukan secara kebetulan di tengah-

tengah rakyat yang kebetulan adalah orang-orang Islam,

tetapi dihasilkan dalam bentuk seperti itu oleh orang-

orang Islam.

G. Azyumardi Azra1. Riwayat Hidup

Ia lahir di Lubuk Alung, Sumatra Barat pada 4 Maret

1955 dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang

agamis. Ia mulai pendidikan formalnya pada umur 9 tahun

di SD di sekitar rumahnya. Lalu ia meneruskan

pendidikannya ke Pendidikan Guru Agama Negeri di Padang.

(Syamsul, 2011, hal. 285)

Azra adalah tokoh pemikir yang tak pernah diam.

Obsesinya yang besar untuk mengubah pemikiran Islam di

Indonesia, telah pula ditorehkan melalui karya-karya

geniusnya, baik dalam bentuk tulisan artikel dan esai

yang dimuat di berbagai media masa maupun sejumlah buku

yang diterbitkan. (Syamsul, 2011, hal. 287)

Pada tahun 1999, ia menerbitkan dan meluncurkan enam

buku: pendidikan Islam: tradisi dan Modernisasi Menuju

Millenium Baru, Esei-Esei Intelektual Muslim, Renaisans

Islam di Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan,

Menuju Masyarakat Madani: Gagasan, Fakta, dan Tantangan,

21

Page 26: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

Konteks Berteologi di Indonesia: Pengalaman Islam, Islam

Reformis: Dinamika Gerakan, Pembaharuan, dan Intelektual,

Islam Substantif: Agar Umat Tidak jadi Buih. (Syamsul,

2011, hal. 288)

2. Pemikiran tentang Pendidikan

Menurut Azyumardi Azra, pendidikan lebih dari

sekedar pengajaran. Pengajaran bisa dikatakan sebagai

suatu proses transfer ilmu belaka, bukan transformasi

nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala yang

dicakupnya. Dengan demikian, menurutnya pengajaran lebih

berorientasi pada pembentukan "ahli" atau para spesialis

karena perhatian dan minatnya lebih bersifat teknis.

(Syamsul, 2011, hal. 290)

Menurutnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam,

perencanaan kurikulum pendidikan Islam haruslah mempunyai

nilai pokok dan permanen, yakni persatuan masyarkat

internasional berdasarkan kepentingan teknologi dan

kebudayaan bersama atas nili-nilai kemanusiaan. Tidak

hanya itu saja, ia juga merumuskan tujuan pendidikan

Islam yang lebih khusus, yang meliputi tahap-tahap

penguasaan anak didik terhadap bimbingan yang diberikan

dalam berbagai aspeknya, pikiran, perasaan, intuisi, dan

keterampilan. Dari tahap-tahap inilah kemudian dapat

dicapai tujuan-tujuan yang lebih terperinci lengkap

22

Page 27: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

dengan materi, metode, serta sistem evaluasi yang

disebutnya kurikulum. (Syamsul, 2011, hal. 291)

Azyumardi Azra juga mengatakan bahwa menurutnya

pemisahan keilmuan umum dan keilmuan agama menjadi

paradigma keilmuan yang kaku sehingga keduanya harus

dipadukan. Pemikirannya mempunyai relevansi dengan

perkembangan sains dan teknologi serta mengikuti

perkembangan zaman, bahkan dalam tulisannya ia berupaya

mengantisipasi masa depan sehingga ia patut dimasukkan ke

dalam kelompok modernis. (Syamsul, 2011, hal. 296)

23

Page 28: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

24

Page 29: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa dalam mengenal tokoh-tokoh pendidikan islam di

Indonesia, maka kita akan mengenal beberapa nama tokoh

yang terkenal. Diantara para tokoh tersebut, sangat

andil besar dalam memperbaharui konsep dan sistem

pendidikan di Indonesia khususnya mengenai pendidikan

Islam.

B. SaranPenyusun berharap dengan adanya makalah ini, kita

sebagai orang-orang yang sudah terdidik bisa ikut serta

dalam pembangunan pendidikan yang ada di Indonesia saat

ini. Penyusun melihat bahwa yang harus di perbaiki saat

ini bukan hanya sarana dan prasarana atau penggabungan

mata pelajaran yang modern dengan tradisional. Akan

tetapi, pendidikan yang harus diperbaiki saat ini harus

menitik beratkan kepada akhlak atau karakter peserta

didik, supaya tidak menghasilkan kaum terdidik yang tidak

25

Page 30: TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA MAKALAH diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh

amanah seperti korupsi, nepotisme, dan kelakuan buruk

lainnya yang sedang terjadi di Negara kita saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Mahrus, S. K. (2011). Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Zuhairini. (2013). Sejarah Pendidikan Islam. Bandung: Bumi Aksara.

26