Kamis, 20 September 2007 EMILE DURKHEIM EMILEDURKHEIM A.BIOGRAFI
Emile Durkheim lahir di epinal, prancis 15 April 1858, ia keturunan
pendeta yahudi dan ia sendiri belajar untuk belajar jadi pendeta
(rabbi). Tetapi ketika umur 10 tahun ia menolak menjadi pendeta
sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademik
ketimbang teologis (Mastrovic, 1998). Ia bukan hanaya kecewa
terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan pada umumnya dan
banyak memberikan perhatian pada maslaah kesustraan dan estetika.
Ia juga menbdalami metode ilmiah dan prinsip moral yang di perlukan
untuk memahami kehidup sosial, ia menolak tradisional dalam
filsafat dan berupaya mendapat pendidikan ilmiah yang dapat di
sumbangkan untuk pedoman masyarakat. Meski ia tertarik pada
sosiologi ilmiah tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi
sehingga antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah
di paris. Hasratnya terhadap ilmu makinn besar kaiatannya dalam
perjalannya ke jerman ia berkenalan dengan psikologi ilmiah yang di
rintis oleh Wilhelm Wundt (Durkhaime 1993/1887) beberapa tahun
sesudah kunjungannya ke jerman, Durkhaime menerbitkan sejumlah buku
di antaranya adlah tentang pengalaman selama di jerman
(R.jones.1994). penerbitan bukunya itu membantu Durkhaime mendapat
jabatan di jurusan filsafat Universitas Bordeaux tahun 1887.
disinilah Durkaime pertama kali memberikan kuliah ilmu sosial di
Universitas Prancis. Ini adalah sebuah prestasi istimewa karena
hanya berjarak satu dekade sebelum kehebohan meledak di Universitas
Prancis karena nama Auguste Comte muncul dalam disertasi seorang
mahasiswa. Tanggung jawab Durkhaime adalah mengajarkan padagogik di
sekolah pengajar dan kuliah terpenting adalah bidang pendidikan
moral. Tujuan interaksional umum mata kuliahnya adalah
mengkomunikasiskan sistem moral kepada para pengajar yang di
harapkan kemudian akan di teruskan kepad anak-anak muda dalam
rabngka membantu menanggulangi kemerosotan moral yang di lihatnya
terjadi di tengah masyarakat prancis. Tahun-tahun berikutnya di
tandai oleh serentetan kesuksesan pribadi. Tahun 1893 ia
menerbitkan tesis Doktornya, The Devisien of labor in society dalam
bahasa perancis dan tesisnya tentang Montesque dalam bahasa latin
(W.Miller, 1993). Buku metodologi utama, the Rule of sosiological
method , terbit tahun 1899 di ikuti (tahun 1897) oleh hasil
penelitian empiris bukunya itu dalam dalam studi tentang bunuh
diri, sekitar tahun 1896 ia menjadi profeesor penuh di Universitas
Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di Universitas
di Prancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia menjadi
profesor ilmu pendidikan dan pada tahun 1913 titel ini diubah
menjadi profesor ilmu pendidikan dan sosiologi. Karyanya yang
sangat terkenal lainnya, the elementary forms of religious life, di
terbitkan pada 1912. Kini Durkhaime sering dianggap menganut
pemikiran politik konservatif dan pengaruhnya dalam kajian
sosiologi jelas bersifat konservatif pula. Tetapi di masa hidupnya
ia dianggap berpikirtan libberal dan ini di tunjukkan oleh peran
publik aktif yang di mainkan dalam membela Alfred Dreyfus, seorang
kapten tentara yahudi yang di jatuhi hukuman mati karena
penghianatan yang oleh banyak orang di rasakan bermotif
anti-yahudi. Durkhaime merasa sangt terluka oleh kasus Dreyfus itu,
terutama oleh pandangan anti-yahudi yang melatar belakangi
pengadilan. Namun Durkhaime tidak mengaitkan pandangan anti-yahudi
ini dengan rasialisme di kalangan rakyat perancis. Secara luas ia
melihatnya sebagai gejala penyakit moral yang di hadapi masyarakat
perancis sebagai keseluruhan (Birnbaum dan todd, 1995). Ia berkata
Bila masyarakat mengalami penderitaan, maka perlu menemukan
seseorang yang dapat dinggap bertanggung jawab atas penderitaannya
itu. Orang itu dapat di jadikan sasaran balas dendam kemalangan
itu, dan orang yang menentang pendapat umum yang diskriminatif,
biasanya akan di tunjukkan sebagai kambing hitam yang akan di
jadikan korban, yang menyakinkan saya dalam
penafsiran ini adalah cara-cara masyarakat menyambut hasil
pengadilan Dreyfus1894.keriangan meluap di jalan raya, rakyat
merayakan kemenangan atas apa yang dianggap sebagai penyebap
penderitaan umum,sekurang-kurangnya mereka tahu siapa yang harus di
salahkan atas kesulitan ekonomi dan kebejatan moral yang terjadi
dalam masyarakat mereka; kesusahan itu berasal dari yahudi, melalui
fakta ini juga segala sesuatu telah di lihat menjadi bertambah baik
dan rakyat merasa terhibur.(lukes, 1972:345). Perhatian Durkhaime
terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang mendalam
seumur hidupnya terhadap morallitas dan krisis moral yang di hadapi
masyarakat modern. Menurut Durkhaime, jawaban atas perkawa Dreyfus
dan krisis moral seperti itu terletak di akhir kekacauaan moral
dalam masyarakat. Karena perbaikan moral itu tidak dapat di lakukan
secara cepat dan mudah, Durkhaime yang menyarankan tindakan yang
lebih khusus, seperti menindak tegas orang yang mengobarkan rasa
benci terhadap orang lain dan pemerintah harus berupaya menunjukkan
kepada publik bahwa menyebarkan rasa kebencian itu adalah perbuatan
menyesatkan dan terkutuk. Ia mendesak rakyat agar :? mempunyai
keberanian untuk secara lantang menyatakan apa yang mereka pikirkan
dan bersatu untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan menentang
kegilaan publik? (Lukes, 1972;347) Tetapi minat Durlhaime terhadap
sosialisme juga di jadikan bukti bahwa ia menentang pemikiran yang
menganggapnya seorang konservatif , meski jenis pemikiran
sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan pengikutnya.
Durkhaime sebenarnya menamakan Marxisme sebagai? seperangkat
hipotesis yang dapat di bantah dan ketinggalan zaman? (Lukes,
1972;323). Menurut Durkhaime, sosialisme mencerminkan gerakan yang
diarahkan pada pembaruan moral masyarakat melalui moralitas ilmiah
dan ia tidak tertaraik pada metode politik jangka pendek atau pada
aspek ekonomi dari sosialis. Ia tak melihat proletariat sebagai
penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang agitasi atau tindak
kekerasan. Menurut Durkhaime, sosialisme sangat berbeda dari apa
yang biasanya kita pikirkan sebagai sosialisme. Bag Durkhaime,
sosialisme mencerminkan sebuah sistem di mana di dalamnya prinsip
moral di temukan memlalui prinsip sosiologis ilmiah di tempat
prinsip moral itu di terapkan. Durkhaime berpengaruh besar dalam
pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya tidak hanya terbatas di
bidang sosiologi saja. Sebagian besar pengaruhnya terhadap bidang
lain tersalur melalui jurnal L? annee sociologique yang didirikan
tahun 1898. sebuah lingkaran iltelektual muncul sekeliling jurnal
itu dan Durkhaime berada di pusatnya. Melalui jurnal itu, Durkhaime
dan gagasannya mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi,
sejarah, bahasa dan psikologi ? yang agak ironis, mengingat
serangannya terhadap bidang psikologis Durkhaime meninggal pada 15
November 1917 sebagai seorang tokoh intelektual Prancis tersohor.
Tetapi, karya Durkhaime mulai memengaruhi sosiologi Amerika dua
puluh tahun sesudah kematiannya, yakni setelah terbitnya The
Structure Of Social Action (1937) karya talcot Parson
Emile Durkheim lahir di Epinal, Perancis 15 April 1858. Ia
keturunan pendeta Yahudi dan ia sendiri belajar untuk menjadi
pendeta (rabbi). Tetapi, ketika berumur 10 tahun ia menolak menjadi
pendeta. Sejak itu perhatiannya terhadap agama lebih bersifat
akademis ketimbang teologis (Mestrovic, 1988). Ia bukan hanya
kecewa terhadap pendidikan agama, tetapi juga pendidikan masalah
kesusastraan dan estetika. Ia juga mendalami metodologi ilmiah dan
prinsip moral yang diperlukan untuk menuntun kehidupan sosial. Ia
menolak karir tradisional dalam filsafat dan berupaya mendapatkan
pendidikan ilmiah yang dapat disumbangkan untuk pedoman moral
masyarakat. Meski kita tertarik pada sosiologi ilmiah tetapi waktu
itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga antara 1882-1887 ia
mengajar filsafat di sejumlah sekolah di Paris. Hasratnya terhadap
ilmu makin besar ketika dalam perjalanannya ke Jerman ia berkenalan
dengan psikologi ilmiah yang dirintis oleh Wilhelm Wundt (Durkheim,
1887/1993). Beberapa tahun sesudah kunjungannya ke Jerman, Durkheim
menerbitkan sejumlah buku diantaranya adalah tentang pengalamannya
selama di Jerman (R. Jones, 1994). Penerbitan buku itu membantu
Durkheim mendapatkan jabatan di Jurusan Filsafat Universitas
Bordeaux tahun 1887. DI sinilah Durkheim pertama kali memberikan
kuliah ilmu sosial di Universitas Perancis. Ini adalah sebuah
prestasi istimewa karena hanya berjarak satu dekade sebelumnya
kehebohan meledak di Universitas Perancis karena nama Auguste Comte
muncul dalam disertasi seorang mahasiswa. Tanggung jawab utama
Durkheim adalah mengajarkan pedagogik di sekolah pengajar dan
kuliahnya yang terpenting adalah di bidang pendidikan moral. Tujuan
instruksional umum mata kuliahnya adalah akan diteruskan kepada
anak-anak muda dalam rangka membantu menanggulangi kemerosotan
moral yang dilihatnya terjadi di tengah masyarakat Perancis.
Tahun-tahun berikutnya ditandai oleh serentetan kesuksesan pribadi.
Tahun 1893 ia menerbitkan tesis doktornya, The Devision of Labor in
Society dalam bahasa Perancis dan tesisnya tentang Montesquieu
dalam bahasa Latin (W. Miller, 1993). Buku metodologi utamanya, The
Rules of Sociological Method, terbit tahun 1895 diikuti (tahun
1897) oleh hasil penelitian empiris bukunya itu dalam studi tentang
bunuh diri. Sekitar tahun 1896 ia menjadi profesor penuh di
Universitas Bordeaux. Tahun 1902 ia mendapat kehormatan mengajar di
Universitas di Perancis yang terkenal, Sorbonne, dan tahun 1906 ia
menjadi profesor ilmu sangat terkenal lainnya, The Elementary
Forins of Religious Life, diterbitkan pada tahun 1912. Kini
Durkheim sering dianggap menganut pemikiran politik konservatif dan
pengaruhnya dalam kajian sosiologi jelas bersifat konservatif pula.
Tetapi dimasa hidupnya ia dianggap berpikiran liberal dan ini
ditunjukkan oleh peran publik aktif yang dimainkannya dalam membela
Alfred Drewfus, seorang kapten tentara Yahudi yang dijatuhi hukuman
mati karena penghianatan yang oleh banyak orang dirasakan bermotif
anti-yahudi (Farrel, 1997). Durkheim merasa sangat terluka oleh
kasus Dreyfus itu, terutama oleh pandangan anti-Yahudi yang
melatarbelakangi pengadilannya. Namun Durkheim tidak mengaitkan
pandangan anti-Yahudi ini dengan rasialisme di kalangan rakyat
Perancis. Secara luas ia melihatnya sebagai gejala penyakit moral
yang dihadapi masyarakat Perancis sebagai keseluruhan (Bimbaum dan
Todd, 1995). Ia berkata : Bila masyarakat mengalami penderitaan
maka perlu menemukan seorang yang dapat dianggap bertanggung jawab
atas penderitaannya itu. Orang yang dapat dijadikan sebagai sasaran
pembalasan dendam atas kemalangannya itu, dan orang yang menentang
pendapat umum yang diskriminatif, biasanya ditunjuk sebagai kambing
hitam yang akan dijadikan korban. Yang meyakinkan saya dalam
penafsiran ini adalah cara-cara masyarakat menyambut hasil
pengadilan
Dreyfus 1894. keriangan meluap di jalan raya. Rakyat merayakan
kemenangan atas apa yang telah dianggap sebagai penyebab
penderitaan umum. Sekurangkurangnya mereka tahu siapa yang harus
disalahkan atas kesulitan ekonomi dan kebejatan moral yang terjadi
dalam masyarakat mereka; kesusahan itu berasal dari Yahudi. Melalui
fakta ini juga segala sesuatu telah dilihat menjadi bertambah baik
dan rakyat merasa terhibur (Lukes, 1972:345). Perhatian Durkheim
terhadap perkara Dreyfus berasal dari perhatiannya yang mendalam
seumur hidupnya terhadap moralitas modern. Menurut Durkheim,
jawaban atas perkara Dreyfus dan krisis moral seperti itu terletak
di akhir kekacauan moral dalam masyarakat. Karena perbaikan moral
itu tak dapat dilakukan secara cepat dan mudah, Durkheim
menyarankan tindakan yang lebih khusus, seperti menindak tegas
orang yang mengorbankan rasa benci terhadap orang lain dan
pemerintah harus berupaya menunjukkan kepada publik bahwa
menyebarkan rasa kebendaan itu adalah perbuatan menyesatkan dan
terkutuk. Ia mendesak rakyat agar ? mempunyai keberanian untuk
secara lantang menyatakan apa yang mereka pikirkan dan bersatu
untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan menentang kegilaan
publik (Lukas, 1972:347). Tetapi minat Durkheim terhadap sosialisme
juga dijadikan bukti bahwa ia menentang pemikiran yang
menganggapnya seorang konservatif, meski jenis pemikiran
sosialismenya sangat berbeda dengan pemikiran Marx dan pengikutnya.
Durkheim sebenarnya menamakan Marxisme sebagai ? seperangkat
hipotesis yang dapat dibantah dan ketinggalan zaman? (Lukes,
1972:323). Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan gerakan yang
diarahkan pada pembaharuan moral masyarakat melalui moralitas
ilmiah dan ia tak tertarik pada metode politik jangka pendek atau
pada aspek ekonomi dari sosialisme. Ia tak melihat proletariat
sebagai penyelamat masyarakat dan ia sangat menentang agitasi atau
tindak kekerasan. Menurut Durkheim, sosialisme mencerminkan sebuah
sistem dimana didalamnya prinsip moral ditemukan melalui studi
sosiologi ilmiah di tempat prinsip moral itu diterapkan. Durkheim
berpengaruh besar dalam pembangunan sosiologi, tetapi pengaruhnya
tak hanya terbatas di bidang sosiologi saja. Sebagian besar
pengaruhnya terhadap bidang lain tersalur melalui jurnal L? annee
Sociologique yang didirikannya tahun 1898. Sebuah lingkaran
intelektual muncul sekeliling jurnal itu dan Durkheim berada
dipusatnya. Melalui jurnal itu, Durkheim dan gagasannya
mempengaruhi berbagai bidang seperti antropologi, sejarah, bahasa
dan psikologi yang agak ironis, mengingat serangannya terhadap
bidang psikologi. Durkheim meninggal pada 15 November 1917 sebagai
seorang tokoh intelektual Perancis tersohor. Tetapi, karya Durkheim
mulai memengaruhi sosiologi Amerika dua puluh tahun sesudah
kematiannya, yakni setelah terbitnya The Structure of Social Action
(1973) karya Talcott Parsons.
Durkheim dilahirkan di ? pinal, Prancis, yang terletak di
Lorraine. Ia berasal dari keluarga Yahudi Prancis yang saleh - ayah
dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali
sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk
membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor
sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya
membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah
sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke ? cole
Normale Sup? rieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang
paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya,
seperti Jean Jaur? dan Henri s Bergson kemudian menjadi tokoh besar
dalam kehidupan intelektual Prancis. Di ENS Durkheim belajar di
bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang
berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca
karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim
tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal
kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya
dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu
sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak
menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya
ketika ia menempuh ujian agr? gation ? syarat untuk posisi mengajar
dalam pengajaran umum ? dalam ilmu filsafat pada 1882. Minat
Durkheim dalam fenomena sosial juga didorong oleh politik.
Kekalahan Prancis dalam Perang Prancis-Prusia telah memberikan
pukulan terhadap pemerintahan republikan yang sekular. Banyak orang
menganggap pendekatan Katolik, dan sangat nasionalistik sebagai
jalan satu-satunya untuk menghidupkan kembali kekuasaan Prancis
yang memudar di daratan Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan
sosialis, berada dalam posisi minoritas secara politik, suatu
situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa Dreyfus pada
1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis. Seseorang
yang berpandangan seperti Durkheim tidak mungkin memperoleh
pengangkatan akademik yang penting di Paris, dan karena itu setelah
belajar sosiologi selama setahun di Jerman, ia pergi ke Bordeaux
pada 1887, yang saat itu baru saja membuka pusat pendidikan guru
yang pertama di Prancis. Di sana ia mengajar pedagogi dan ilmu-ilmu
sosial (suatu posisi baru di Prancis). Dari posisi ini Durkheim
memperbarui sistem sekolah Prancis dan memperkenalkan studi
ilmu-ilmu sosial dalam kurikulumnya. Kembali, kecenderungannya
untuk mereduksi moralitas dan agama ke dalam fakta sosial
semata-mata membuat ia banyak dikritik. Tahun 1890-an adalah masa
kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan ? Pembagian Kerja dalam
Masyarakat? pernyataan dasariahnya tentang hakikat , masyarakat
manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan ?
Aturanaturan Metode Sosiologis? sebuah manifesto yang menyatakan
apakah , sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun
mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas
Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Ann? Sociologique
untuk menerbitkan dan e mempublikasikan tulisan-tulisan dari
kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah
sebutan yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan
program sosiologinya). Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan ?
Bunuh Diri? sebuah studi kasus yang memberikan contoh , tentang
bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh
kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di
Sorbonne. Karena universitas-universitas Prancis secara teknis
adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah
menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar
? kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun
pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk
mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan
kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara permanen diberikan kursi
dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada
tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir ?
Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagamaan? . Perang Dunia I
mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim.
Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis
? ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional.
Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak
terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk
mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung
negarainya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada
semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang
Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan
Prancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi
mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer,
dan banyak dari mereka yang tewas ketika Prancis bertahan
mati-matian. Akhirnya, Ren? anak , laki-laki Durkheim sendiri tewas
dalam perang ? sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi
oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga
terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh
dan meninggal pada 1917. [sunting] Teori dan gagasan Perhatian
Durkheim yang utama adalah bagaimana masyarakat dapat
mempertahankan integritas dan koherensinya di masa modern, ketika
hal-hal seperti latar belakang keagamaan dan etnik bersama tidak
ada lagi. Untuk mempelajari kehidupan sosial di kalangan masyarakat
modern, Durkheim berusaha menciptakan salah satu pendekatan ilmiah
pertama terhadap fenomena sosial. Bersama Herbert Spencer Durkheim
adalah salah satu orang pertama yang menjelaskan keberadaan dan
sifat berbagai bagian dari masyarakat dengan mengacu kepada fungsi
yang mereka lakukan dalam mempertahankan kesehatan dan keseimbangan
masyarakat ? suatu posisi yang kelak dikenal sebagai
fungsionalisme. Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih
daripada sekadar jumlah dari seluruh bagiannya. Jadi berbeda dengan
rekan sezamannya, Max Weber, ia memusatkan perhatian bukan kepada
apa yang memotivasi tindakan-tindakan dari setiap pribadi
(individualisme metodologis), melainkan lebih kepada penelitian
terhadap "fakta-fakta sosial", istilah yang diciptakannya untuk
menggambarkan fenomena yang ada dengan sendirinya dan yang tidak
terikat kepada tindakan individu. Ia berpendapat bahwa fakta sosial
mempunyai keberadaan yang independen yang lebih besar dan lebih
objektif daripada tindakan-tindakan individu yang membentuk
masyarakat dan hanya dapat dijelaskan melalui fakta-fakta sosial
lainnya daripada, misalnya, melalui adaptasi masyarakat terhadap
iklim atau situasi ekologis tertentu. Dalam bukunya ? Pembagian
Kerja dalam Masyarakat? (1893), Durkheim meneliti bagaimana tatanan
sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk masyarakat. Ia
memusatkan perhatian pada pembagian kerja, dan meneliti bagaimana
hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan masyarakat
modern[1]. Para penulis sebelum dia seperti Herbert Spencer dan
Ferdinand Toennies berpendapat bahwa masyarakat berevolusi mirip
dengan organisme hidup, bergerak dari sebuah keadaan yang sederhana
kepada yang lebih kompleks yang mirip dengan cara kerja mesin-mesin
yang rumit. Durkheim membalikkan rumusan ini, sambil menambahkan
teorinya kepada kumpulan teori yang terus berkembang mengenai
kemajuan sosial, evolusionisme sosial, dan darwinisme sosial. Ia
berpendapat bahwa masyarakat-masyarakat tradisional bersifat ?
mekanis? dan dipersatukan oleh kenyataan bahwa setiap orang lebih
kurang sama, dan
karenanya mempunyai banyak kesamaan di antara sesamanya. Dalam
masyarakat tradisional, kata Durkheim, kesadaran kolektif
sepenuhnya mencakup kesadaran individual ? norma-norma sosial kuat
dan perilaku sosial diatur dengan rapi. Dalam masyarakat modern,
demikian pendapatnya, pembagian kerja yang sangat kompleks
menghasilkan solidaritas 'organik'. Spesialisasi yang berbeda-beda
dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan
ketergantungan yang mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka
tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam
masyarakat yang ? mekanis? misalnya, , para petani gurem hidup
dalam masyarakat yang swa-sembada dan terjalin bersama oleh warisan
bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang
'organik', para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan
orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu
(bahan makanan, pakaian, dll) untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, demikian
Durkheim, ialah bahwa kesadaran individual berkembang dalam cara
yang berbeda dari kesadaran kolektif ? seringkali malah berbenturan
dengan kesadaran kolektif. Durkheim menghubungkan jenis solidaritas
pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu sistem
hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas
mekanis hokum seringkali bersifat represif: pelaku suatu kejahatan
atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan
membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu;
hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan
kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas
organic, hukum bersifat restitutif: ia bertujuan bukan untuk
menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu
masyarakat yang kompleks. Jadi, perubahan masyarakat yang cepat
karena semakin meningkatnya pembagian kerja menghasilkan suatu
kebingungan tentang norma dan semakin meningkatnya sifat yang tidak
pribadi dalam kehidupan sosial, yang akhirnya mengakibatkan
runtuhnya norma-norma sosial yang mengatur perilaku. Durkheim
menamai keadaan ini anomie. Dari keadaan anomie muncullah segala
bentuk perilaku menyimpang, dan yang paling menonjol adalah bunuh
diri. Durkheim belakangan mengembangkan konsep tentang anomie dalam
"Bunuh Diri", yang diterbitkannya pada 1897. Dalam bukunya ini, ia
meneliti berbagai tingkat bunuh diri di antara orang-orang
Protestan dan Katolik, dan menjelaskan bahwa kontrol sosial yang
lebih tinggi di antara orang Katolik menghasilkan tingkat bunuh
diri yang lebih rendah. Menurut Durkheim, orang mempunyai suatu
tingkat keterikatan tertentu terhadap kelompok-kelompok mereka,
yang disebutnya integrasi sosial. Tingkat integrasi sosial yang
secara abnormal tinggi atau rendah dapat menghasilkan bertambahnya
tingkat bunuh diri: tingkat yang rendah menghasilkan hal ini karena
rendahnya integrasi sosial menghasilkan masyarakat yang tidak
terorganisasi, menyebabkan orang melakukan bunuh diri sebagai upaya
terakhir, sementara tingkat yang tinggi menyebabkan orang bunuh
diri agar mereka tidak menjadi beban bagi masyarakat. Menurut
Durkheim, masyarakat Katolik mempunyai tingkat integrasi yang
normal, sementara masyarakat Protestan mempunyai tingat yang
rendah. Karya ini telah memengaruhi para penganjur teori kontrol,
dan seringkali disebut sebagai studi sosiologis yang klasik.
Akhirnya, Durkheim diingat orang karena karyanya tentang masyarakat
'primitif' (artinya, non Barat) dalam buku-bukunya seperti
"Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Agama" (1912) dan esainya
"Klasifikasi Primitif" yang ditulisnya bersama Marcel Mauss. Kedua
karya ini meneliti peranan yang dimainkan oleh agama dan mitologi
dalam membentuk pandangan dunia dan kepribadian manusia dalam
masyarakat-masyarakat yang sangat 'mekanis' (meminjam ungkapan
Durkheim) [sunting] Tentang pendidikan Durkheim juga sangat
tertarik akan pendidikan. Hal ini sebagian karena ia secara
profesional dipekerjakan untuk melatih guru, dan ia menggunakan
kemampuannya untuk menciptakan kurikulum untuk mengembangkan
tujuantujuannya untuk membuat sosiologi diajarkan seluas mungkin.
Lebih luas lagi, Durkheim juga tertarik pada bagaimana pendidikan
dapat digunakan
untuk memberikan kepada warga Prancis semacam latar belakang
sekular bersama yang dibutuhkan untuk mencegah anomi (keadaan tanpa
hukum) dalam masyarakat modern. Dengan tujuan inilah ia mengusulkan
pembentukan kelompok-kelompok profesional yang berfungsi sebagai
sumber solidaritas bagi orang-orang dewasa. Durkheim berpendapat
bahwa pendidikan mempunyai banyak fungsi: 1) Memperkuat solidaritas
sosial ? Sejarah: belajar tentang orang-orang yang melakukan
hal-hal yang baik bagi banyak orang membuat seorang individu merasa
tidak berarti. ? Menyatakan kesetiaan: membuat individu merasa
bagian dari kelompok dan dengan demikian akan mengurangi
kecenderungan untuk melanggar peraturan. 2) Mempertahankan peranan
sosial ? Sekolah adalah masyarakat dalam bentuk miniatur. Sekolah
mempunyai hierarkhi, aturan, tuntutan yang sama dengan "dunia
luar". Sekolah mendidik orang muda untuk memenuhi berbagai peranan.
3) Mempertahankan pembagian kerja. ? Membagi-bagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecakapan. Mengajar siswa untuk mencari pekerjaan
sesuai dengan kecakapan mereka.
EMILE DURKHEIM: potret Pemikiran Posted by on 07/04/2011 in
sosiologi | 0 Comment 1. KONTEKS SOSIAL & LATAR BELAKANG
PRIBADI Emile Durkheim bersama dengan Max Weber dan Karl Marx
dikenal sebagai pemikir yang paling berpengaruh dalam ilmu
Sosiologi. Ketiganya bersama dengan Freud adalah para pemikir
klasik dalam arti yang sesungguhnya . Mengutip Alexander Belhartz
menyatakan bahwa mereka menciptakan kosa kata yang menjadi kerangka
referensi serta memungkinkan kita untuk mempersingkat , memadatkan
dan menyederhanakan persoalan yang kompleks dan karenenaya
memungkinkan kita untuk berbicara actual satu sama lain. Berbeda
dengan Weber dan Marx, maka Durkheim adalah orang yang paling
sedikit terlibat secara pribadi dalam kejadian-kejadian politik
yang besar dalam masa hidupnya, semua karyanya bersifat akademik,
tidak terlalu terpencar-pencar dan sifat propagandanya lebih
sedikit dibandingkan dengan karya-karya Marx dan Weber . Menurut
Giddens , pengaruh-pengaruh intelektual yang sangat penting di
dalam memberikan sumbangan kepada pandangan teoritis Durkheim,
lebih homogen dan mudah untuk dirinci daripada pengaruh-pengaruh
yang menentukan karya dari Weber dan Marx. Kehidupan Durkheim
sendiri dapat kita kata berjalan secara linier. Artinya dari kecil,
ia hidup lebih berkecukupan. Kehidupan Durkheim yang relatif datar
tersebut ditandai dengan kesuksesan akademis dan perkawinan yang
bahagia , dan ini yang menjadikannya kurang menarik sebagai
biografi . Ia dilahirkan pada 15 April 1858di Perancis Timur dari
keluarga Yahudi Ortodoks. Dalam meniti karis intelektualnya ia
lebih cenderung pada bidang intelektual sekuler daripada religius,
ini menandakan bahwa ia lebih mengutamakan modernitas daripada
tradisi, namun syarat-syarat persetujuan dari ayahnya cukup
profetik-serius dan bekerja keras . Setelah merampungkan
pendidikannya di Paris pada tahun 1882, untuk beberapa tahun
kemudian Durkheim mengajar filsafat . Tahun 1887 ia mengajar bidang
sosiologi dan pendidikan di fakultas Sastra Universitas Bordeaux.
Pada tahun 1887 inilah dia menikah , dan istrinya bernama Louise
Dreyfus gbersama dua anakanya sangat berjasa bagi Durkheim dalam
mengarungi dan mengembara dalam dunia intelektual melalui
penyalinan manuskrip, mengoreksi naskah, dan terlibat dalam
administrasi editorial Anne Sociologique yang dibentuk oleh
Durkheim. Selama limabelas tahun ia melahirka tiga karya besar ;
The Division of Labour in Society (1893), The Rule of
Sociological
Methos (1895), dan Suicide (1897). Ia juga dikenal sebagai orang
yang mempunyai kepedulian terhadap dunia pendidikan, yang wujudnya
dengan kerja kerasnya, tanpa kenal waktu untuk aktif memberi
kuliah, terlibat aktif dalam administrasi universitas dan reformasi
pendidikan. Reputasi intelektual Durkheim dan meningkatnya
legitimasinya dalam bidang ilmu-ilmu social dengan diangkatnya
sebagai pimpinan di Universitas Bordeaux tahun 1896, tetapi yang
dianggap paling prestisius dan frnomenal sebagai pengakuan
intelektual adalah permintaan untuk mengajar di Sorbone pada tahun
1902. Di Sorbone tersebut ia diberi tuga suntuk menangani
bidang-bidang pendidikan, baru sebelas tahun kemudian ia dikenal
sebagai salah seorang sosiolog. Karena terlalu bekerja keras
kesehatannya mulai merosost, dan akhirnya ia meninggal dunia pada
bulan Nopember 1917, pada usia 59 tahun. Menjelang abad 19 Durkheim
menjadi seorang ahli sosiolog yang paling berpengaruh di Eropa,
akan tetapi karya-karyanya tidak langsung memiliki pengaruh besar
pada pertumbuhan sosiologi di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat
pada waktu itu berorientasi pada tindakan dan pembaharuan
(Reformand action oriented), yang akrab dengan pekerjaan social dan
tugas-tugas pemerintah. Di Amerika pada waktu itu mengikuti
behaviorisme, yang menggabungkan studi tentang realitas subyektif
dan obyektif, gabungan sebuah sosiologi dan psikologi ini bukan
merupakan tradisi intelektual Durkheim, yang cenderung menunjukkan
kebutuhan sosiologi daripada psikologi. Pada tahun 1930-an
pemikiran Durkheim mulai berpengaruh di Amerika, melalui jasa
Talcot parson, (Tokoh teori structural fungsional), yang kemudian
dikembangkan oleh Robert K Merton (Murid Parson) . Menurut Tom
Bottmore, sebagai seorang ilmuwan, Durkheim mempunyai tujuan mulia,
sosilogi yang dikembangkan adalah demi tujuan untuk mengembangkan
moral baru tentang masyarakat . Walaupun dalam perkembangan
keilmuan nantinya Durkheim lebih banyak bicara masalah masyarakat,
ia tidak melupakan perhatiannya tentang persoalan kenegaraan.
Cita-cita dari sosilogi Durkheim adalah terciptanya negara bangsa
yang kuat di masyarakat. Baginya negara adalah sebuah badab khusus
yang bertanggungjawab untuk mengerjakan representasi-representasi
tertentu yang bgerlaku bagi kolektifitas, negara sebagai kehendak
kolektif nasional dan mempunyai keutamaan dapat mendahulukan
kepentingan nasional diatas seluruh kepentingan masyarakat .
Obsesinya dalam terhadap negara yang kuat tidak bias dilepaskan
dari kondisi Prancis pada waktu Durkheim hidup yang serba kacau
karena didalam kondisi kekalahan perang melawan Prussia dan
pertentangan kelas yang ganas yang diwariskannya dari konflik tak
terpecahkan yang berlangsung terus menerus, sampai ke Revolusi
Prancis antara golongan Monarchi bersama dengan kanan katholik
melawan golonga kiri Republik yang anti rohaniawan katolik. Latar
belakang ini yang menjadikannya lebih mementingkan pendekatan
consensus darupada konflik. 2) ASUMSI DASAR EMILE DURKHEIM Menurut
Gourdlner, suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar, para ahli
sosilogi akan melakukan penelitian mereka dengan melihat asumsi
yang telah ada. Karakter sosiologi bergantung pada asumsi tersebut
telah mengalami perubahan, oleh sebab itu untuk mengetahui karakter
sosiologi, untuk memahami apa sebenarnya sosiologi itu, kita
dipaksa untuk mengetahui asumsi-asumsi yang palig dasar tentang
manusia dan masyarakat. Oleh karena itu dalam memahami karakter
sosiologi bukan melihat pada metode studinya, tetapi pada
asumsi-asumsinya tentang manusia dan masyarakat. Penggunaan metode
tersebut menunjukkan eksistensi asumsi-asumsi tertentu tentang
manusia dan masyarakat . Begitu juga bila kita ingin melihat
Durkheim, kita harus mengetahui asumsi dasar yang diambil sebagai
kepercayaan intelektualnya. Dalam hal ini Durkheim mengasumsikan
bahwa masyarakat adalah sebuah fakta social. Dalam hal ini
fakta-fakta social ditentukan oleh masyarakat bukanlah individu.
Fakta social menurutnya berada diluar individu. Disaat memenuhi
kewajibannya, manusi melakukan tugas-tugasnya sangat dipengaruhi
oleh masyarakat walaupun tugas tersebut sesuai dengan kehendaknya
pribadi.
Konsepsinya yang menekankan pada pengaruh masyarakat tersebut
sedikit banyak dipengaruhi oleh Schaffle. Yang meyakini bahwa
masyarakat mempunyai sifat-sifat spesifik tersendiri yang terpisah
dengan sifat anggotaanggotanya masing-masing. Dengan dipengaruhi
pemikiran Schaffle, ia percaya bahwa masyarakat bukanlah sekumpulan
individu tetapi merupakan ? Benda Hidup? yang jauh telah ada
sebelum adanya individu-individu, dimana masyarakat lebih banyak
berpengaruh ke individu, daripada individu berpengaruh ke
masyarakat . Masyarakat adalah satu kesatuan yang mempunyai cirri
khasnya sendiri, karena ia percaya bahwa sebuah keseluruhan
tidaklah sama dengan jumlah bagian-bagiannya, sepanjang
bagian-bagian itu terorganisasi dengan cara tertentu, maka
organisasi dari antara hubungan-hubungan tersebut mempunyai
cara-cara tersendiri. Masyarakat sendiri bagi Durkheim diyakini
sebagai hal yang menyerupai organisme . Pemikiran ini dipengaruhi
oleh teori organisme yang berkembang subur pada waktu itu. Dalam
hal ini masyarakat diyakini sebagai satu kesatuan yang
terintegrasi, sehingga antar bagian-bagiannya saling tergantung,
bila salah satu bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka
akan berpengaruh bagi kelangsungan bagian yang lainnya. Karena itu
pula Durkheim percaya bahwa masyarakat modern dilihat sebagai
keseluruhan organis yang memiliki realitas sendiri. keseluruhan
tersebut memiliki seperangkat kebutuhan yang harus dipenuhioleh
bagian ? bagian yang menjadi anggotanya, agar dalam keadaan normal,
langgeng. Bila tidak dipenuhi akan terjadi patologi. Dalam
masyarakat modern sebagai contoh bila di fungsi ekonomi tidak
terpenuhi maka, akan bias merusak yang lain, seperti system social
politik. Pukulan terhadap system tersebut adalah suatu keadaan
patologis yang akhirnya akan normal kembali. Keadaan normal
tersebut disebut Equilibrium. 3. Proposi-Proposisi 1). Proposisi
Fakta Sosial Durheim menyakini pendekatan yang tepat dalam memahami
fenomena sosial adalah fakta sosial. fakta sosial adalah sebuah
konsep yang memiliki realitas empiris diluar imajinasi individu.
Bagi Durkheim fakta sosial meliputi antara lain status perkawinan,
usia, agama, kondisi ekonomi, tingkat bunuh diri dan kejahatan .
Dalam hal ini fakta sosial memiliki karekteristik yang bersifat
variabel seperti bunuh dini bisa naik dan turun, status seseorang
bisa kawin atau belum, ataupun janda. Fakta sosial dengan sedirinya
adalah sesuatu yang dapat diamati, konkrit dapat diukur. Dalam
memahami fakta sosial , maka dua hal yang perlu diperhatikan,
pertama, setiap orang dilahirkan di masyarakat yang terus
berkembang dan yang telah mempunyai suatu organisasi atau struktur
yang mempengaruhi keperibadiannya. fakta sosial merupakan hal yang
berada diluar bagi pribadi seseorang dalam arti bahwa setiap
individu dimanapun hanyalah merupakan unsur tunggal dari totalitas
pola hubungan yang membentuk suatu masyarakat. Pola hubungan
bukanlah ciptaan seseorang akan tetapi terbentuk melalui interaksi
antar individu. Durkheim sangat menyakini bahwa tidak ada teori
ataupun analisis yang mulai dari individual. Kedua, fakta sosial
adalah bersifat empiris 2) Proposisi Pembagian Kerja Bagi Durkheim
masyarakat modern tidak mesti mengarah pada kehancuran , karena
adanya pengaruh dari integrasi pembagian kerja yang merupakan
kestabilan organik. Fungsi pembagian kerja bukanlah sekedar apa
yang dikatakan Adam Smith untuk meningkatkan produktifitas, tetapi
untuk memungkinkan sebuah kehidupan sosial yang terintegrasi yang
tidak tergantung pada keseragaman melulu dalam bagian-bagian sistem
itu. Melalui pembagian kerja ini meniscayakan adanya kontarak ?
kontrak individual yang merupakan komitmen moral yang umum. Pada
satu sisi pembagian kerja bisa menimbulkan individualisasi, tetapi
individulisasi dapat dicegah pengaruh jeleknya dengan adanya
konsesus sebagai tumpuan moral. Kepercayannya terhadap pembagian
kerja membuatnya yakin bahwa keperibadian seseorang dikembangkan
sesuai dengan sifat spesifik yang dimilikinya, sehingga tidak
setiap orang harus menerima pendidikan yang seragam. Tetapi
ironisnya ia juga menerima kepercayaan bahwa kita semua untuk
mengikuti ideal yang sama Bagi Durkheim pembagian kerja, tidak saja
terjadi di masyarakat moderm tetapi juga sudah terjadi di
masyarakat tradisional dengan klasifikasinya berdasarkn jenis
kelamin. Pembagian kerja sendiri tidak saja terjadi di lingkungan
ekonomi, tetapi juga bisa terjadi dilingkungan yang lain, karena
itu sangat keliru bahwa keanekaragaman merupakan hasil dari
industrialisasi semata-mata. Meningkatnya keanekaragaman yang
merupakn ciri dari peralihan masyarakat tradisional ke masyarakat
modern bisa dianalogikan dengan prinsip biologi, dimana organisme
awal yang muncul mempunyai struktur yang sederhana, dan semakin
berkembang memunculkan struktur dan spesialisasi yang lebih tinggi.
Menurut Durkheim fungsi dari pembagian kerja adalah untuk
solidritas social. Karena ketertiban, keselarasan, dan solidaritas
merupakan keperluan-keperluan umum atau syarat-syarat hidup yang
merupakan keharusan bagi organisme social. Solidaritas tersebut
menurut Durkheim dilihat melalui pengklasifikasian
peraturan-peraturan hukum yang didasarkan pada sanksi-sanksi yang
diberikan untuk memulihkan keadaan seperti semula. Karena dengan
mengklasifikasikan peraturan-peraturan hukum orang dapat melacak
jenis-jenis solidaritas. 3) Proposisi Solidaritas sosial
Membicarakan masalah pembagian kerja, tentu bisa atau tidak bisa
kita akan mengaitkan dengan solidaritas sosial yang terjadi di
masyarakat.. Menurut Durkheim solidaritas sosial ? sebagaimana
halnya gejala moral-tidak akan dapat diukur bila tidak
mengaitkannya dengan petunjuk eksternal yang telah melembagakannya.
Durkheim sendiri membagi solidaritas menjadi dua hal, pertama,
solidaritas mekanik , solidaritas ini tumbuh di masyarakat yang
lebih trdisional. Dalam masyarakat seperti ini yang terdiri dari
klan, suku , dominasi sentimen dan kepercayaan ? kepercayaan masih
snagt kuat, individualisme rendah, kepemilikan bersifat komunal,
keanekaragaman dan spesialisasi masih rendah. Hukum yang berlaku
dalam masyarakat ini adalah hukum refresif yang merupakan ciri khas
dari hukum pidana yang memberikan hukum pemaksaan dan penderitaan
bagi individu yang melakukan pelanggaran. Kedua, adalah solidaritas
oganis. Solidaritas ini tumbuh dimasyarakat yang modern, yang
bercirikan adanya spesialisasi dan keanekaragaman yang tinggi,
individulisme berkembang, dan hukum yang berlaku adalah hukum
restitutif yang berarti melibatkan perbaikan , penegakkan kembali
hubungan seperti terjadinya pelanggaran terhadap undang-undang,
hukum seperti ini merupakan ciri hukumperdata. Hukum menurut
Durkheim mempunyai fungsi utama untuk menegaskan lagi conscience
collective dihadapan tindakan-tindakan yang mempertanyakan
kebenarannya. 4) Proposisi Individualisme dan anomie Seiring dengn
adanya perluasan kerja, individualisme akan semakin tumbuh,
sehingga diperlukan sebuah kesadaran kolektif yang membuka
kesempatan untuk bermacam-macam perbedan-perbedaan individual yang
makin lama makin bertambah. Durkheim percaya bahwa individualisme
yng bisa mengarah pada kultus individu tidak akan bisa merebut
pengaruh kepercayaan ? kepercayan dalam kehidupan, Konsep
individualisme Durkheim dapat juga diartikan bahwa penempatan
individu dalam fungsi tertentu tidak dibenarkan karena kekerasan,
dan individu tidak boleh dihalang-halangi untuk menempatkan posisi
tertentu sesuai dengan bakatnya Agar individualisme tidak
meruntuhkan masyarakat modern maka bagi Durheim sangat diperlukan
adanya sebuah konsensu moral yang tegas untuk menciptakan kohesi
sosial. Istilah anomie kita dapat mengacu adanya sebuah peritiwa
dimana terjadi kondisi yang tidak menentu karena hukum yang lam
sudah tidak diberlakukan, sedangkan hukum yang baru belum
berfungsi. Dalam hal in Durkheim pernah menyebut, bahwa pembagain
kerja bisa dikatakan berada dalam situasi anomie bila hubungan
antar modal dan buruh upahan tidak diatur oleh kontrakkontrak yang
akhirnya bisa mengakibatkan terjadinya konflik buruh dengan pemilik
modal. Bila pun ada kontrak, kontrak terkesan dipaksakan .
5 ) Proposisi Bunuh Diri Durkheim menyatakan bahwa dibalik
bergelimangnya sebuah kemakmuran dalam masyarakat modern ? sesuatu
keadaan yang kurang ada pada masyarakat tradisional-, pada mereka
banyak juga bermunculan penderitaan-penderitaan yang tidak ada pada
masyarakat tradisional . Karena itu dalam masyarakat modern banyak
dijumpai terjadi bunuh diri. Dalam mengkaji persoalan bunuh
diri,Durheim melakukan distribusi penggolongan fenomena bunuh diri,
sebagai contoh menurutnya bunuh diri di Protestan lebih tinggi
daripada di Katholik, karena kebebasan di Protestan lebih dihargai.
Durkheim juga menyatakan bahwa orang yang tidak menikah mempunyai
tingkat bunuh diri yang lebih tinggi daripada yang sudah menikah,
jumlah keluarga dengan anak yang banyak akan sedikit bunuh dirinya
daripada kelurga yang mempunyai anak sedikit. Dia juga menyatakan
bahwa adanya krisis politik dan perang yang bisa menjadikan
keterlibatan partisipasi masyarakat akan menyebabkan tingkat
integrasi yang tinggi, sehingga tingkat bunuh dirinya pun relatif
rendah. . Durkheim membagi bunuh diri menjadi beberapa kelompok,
pertama bunuh diri egoistis, yaitu bunuh iri yang disebabkan
kelakuan seseorang yang bersifat egois. Bunuh diri egoistis adalah
bunuh diri yang terjadi karena indivudualisasi berlebihan yang
terjadi bila individu tercerabut dari kesadaran kolektif yang
memberi arah dan makna kehidupan. Kedua,bunuh diri altruistik,
bunuh diri yang biasanya ada pada masyarakat tradisional, yaitu
bunuh diri yang dilakukan karena ingin berkorban untuk
kesejahteraan umum (obligatory altruistic suicide) , ketiga bunuh
diri anomie, yaitu bunuh diri yang terjadi karena tidak adanya
peraturan moral. Bunuh diri semacam ini bisa terjadi bila terjadi
perubahan ? perubahan keadaan, dimana individu tidak siap dengan
perubahn tersebut. Dalam kesimpulannya Durkheim sampai pada
perumusan-perumusan yang keras bahwa setiap kelompok social
mempunyai kecenderungan kolektif ( egoisme, altruisme dan anomi)
yang mengadakan paksaan terhadap perilaku manusia untuk bunuh diri,
yang merupakan sumber bukannya hasil dari
kecenderungankecenderungan individual. 6) Proposisi Normalitas dan
patologi Term normalitas menjadi hal yang penting dalam mengkaji
pemikiran Durkheim dikaitkan dengan persoalan masyarakat. Durkheim
menyatakan bahwa jika fenomena sosial dapat ditemukan di seluruh
ataupun di mayoritas masyarakat dari jenis masyarakat dengan sistem
kemasyarakatan yang sama ,maka hal itu dikatakan sebagai normal.
Selain kondisi normal bisa dikatakan terjadi bila masyarakat dalam
keadaan proses evolusi , tanpa belum menjadi stabil dalam bentuknya
yang baru, unsur-unsur dari apa yang normal bagi tipe yang sedang
dalam proses masih berganti masih ada, maka bisa dikatakan normal.
Sedangkn patologi adalah sebuah kondisi dimana masyarakat modern
dalam kondisi transisi , sedangkan secara bersamaan
kepercayaan-kepercayaan berkurang maka hal ini bisa disebut sebagai
fenomena patologis. 4. Unit Analisis dan Metodologi Sebagian besar
karya-karya Durkheim berusaha untuk menempatkan sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan yang tidak tergantung terhadap ilmu Biologi dan
Psikologi. Dalam karyanya ? Les Regles de la methode sociologique?
menempatkan fakta-fakta social sebagai obyek kajian. Fakta social
disini didifinisikan oleh Durkheim sebagai cara bertindak, berpikir
dan merasakan yang ada diluar individu dan yang mempunyai daya
paksa atas dirinya. Fakta social yang menjadi obyek kajian tidak
sama dengan fakta organis. Menurut Durkheim fakta social merupakan
penggambaran-penggambaran dan perbuatanperbuatan yang ada diluar
individu secara terpisah. Fakta-fakta social merupakan realitas
yang merupakan jenis tersendiri. Fakta social juga berbeda dengan
fakta psikis yang mempunyai bagian material sel-sel otak dan proses
psikologis. Fakta social sendiri mempunyai bagian yaitu
individuindividu dalam hubungannya satu dengan yang lain. Yang
dimaksud individuindividu disini adalah Masyarakat atau suatu
kelompok atau suatu organisasi. Karena tanpa substansi itu fakta
social tidak bisa ada. Fakta social meliputi; cara bertindak, cara
berpikir dan cara berada sebagai bentuk fakta social marfologis
yang dapat dilihat secara fisik seperti;
bentuk pemikinman, pola jalan, pembagian tanah dan sebagainya,
yang ada diluar individu dan mampu melakukan paksaan terhadap
mereka. Fakta social menururt Durkheim harus diberlakukan seperti
benda. Fakta social harus dipandang dari kualitasnya seperti yang
diberikan dalam pengamatan bukan sebagai sesuatu yang dapat dikejar
dengan introspeksi. Fakta social dipandang dapat memberikan
perlawanan seperti yang dilakukan oleh benda-benda, sehingga
meminta orang-orang mengambil jarak emosional. fakta social juga
dapat dihitung dan dinyatakan dengan statistik. Fakta social dapat
dijelaskan dengan dua cara ; Pertama: fakta social hanya dapat
dijelaskan dengan fakta social lain. Maksudnya bahwa suatu fakta
social harus dijelaskan berdasarkan fakta-fakta social yang
mendahuluinya yang telah menimbulkanya. Kedua; Fakta social dapat
dijelaskan dengan fungsi yang dimilikinya. Untuk menjelaskan sebuah
fakta social tersebut tetap ada maka perlu penjelasan fungsional
dimana fungsi dari fakta social harus selalu ditemukan di dalam
hubungannya dengan tujuan social lainnya. Penjelasan fungsional
sesuai dengan model organisme, dimana didalam setiap organisme
mempunyai organ yang mempunyai fungsi terhadap keseluruhannya. Dari
studi-studi yang dilakukan oleh Durkheim yang tercermin di dalam
karyanya baik studi mengenai bunuh diri, pembagian kerja , agama ,
teori pengetahuan dan moral mempunyai kajian inti yaitu hubungan
antara individu dan masyarakat yang dijelaskan dalam pengertian
tentang manusia rangkap. Menurut Durkheim manusia selalu sadar akan
dualitas yang diberikan bersamaan dengan jasmaninya . Dualitas ini
terdiri atas jiwa dan raga yang satu sama lain baik secara esensial
bertentangan. Dualitas juga di tunjukkan antara individu dan
masyarakat . Individu-individu mempunyai kecenderungan jasmaniah
yang ditujukan untuk kepentingan pribadi disamping individu harus
tunduk kepada ketentuan untuk mengabdi kepada tujuan yang ada
diatas individu. Menurut Durkheim manusia itu tidak lain adalah
masyarakat. Dualitas timbul karena kehidupan rangkap, yang satu
bersifat murni individu yang berakar dari organisme dan yang lain
bersifat social yang merupakan kepanjangan dari masyarakat.
Dualitas ini memunculkan konflik kepentingan antara individu dan
masyarakat. 5. Kritik Menurut Campbell, kajian Durkheim tentang
bunuh yang diklaim berdasarkan studi statistik , diragukan
keakuratan data yang diperoleh. Selain itu ,Durkheim dikritik
karena Durkheim dianggap tidak konsisten dengan pendapatnya bahwa
ada motif tertentu dari individu untuk mengorbankan dirinya dalm
bunuh diri yaitu sebuah motif untuk menciptakan kesejahteraan
bersama, tetapi pada kenyataannya Durkheim pernah mengungkapkan
bahwa bunuh diri terjadi karena respon dari kondisi sosial, yang
artinya bukan karena kemauan pribadi individu yan menggerakkan
.tetapi keadaan sosial yang membuat individu bunuh diri. Campbell
juga mengkritik pendapat Durkheim yang menyatakan bahwa norma
sosial merupakan faktor pemaksa bagi individu dalam berbuat baik,
artinya individu berbuat baik karena terpaksa karena adanya norma,
padahal Durkheim juga mempercayai bahwa norma telah
dinternalisasikan ke individu, yang berarti individu menjalankan
kewajiban karena kesadaran. Artinya telah terjadi kekaburan
pendapat dari Durkheim. Campbell juga mengkritik karena Durkheim
terlalu percaya terhadap adanya konsesus, seolah-olah ia
mengabaikan adanya konflik ataupun kekuasaan dalam masyarakat.
Durkheim juga dianggap terlalu berlebihan menyakini bahwa konsesus
adalah pengikat masyarakat, padahal kenyataannya ia melihat hukum
(refresif) sebagai faktor penting bagi kestabilan. masyarakat.
Selain itu, Durkheim dianggap telalu utopia karena mengandaikan
masyarakat pasti dalam keadaan konsensus, padahal dalam kenyataan
pasti ada konflik di masyarakat karena adanya pilihan terhadap
bermacam-macam norma (yang saling tidak bersesuaian). Sedangkn
Beryl Langer menilai Durkheim tidak konsisten dalam menerangkan
fenomena bunuh diri, terutama tentang konsepasi yang tumpang tindih
antara bunuh diri karena respon terhadap kekuatan luar dengan bunuh
diri karena kesadaran (altrusitik). Langer juga menganggap
solidaritas sosial yang dikatakan Durkheim dapat terjadi akibat
pembagian kerja, kenyataannya hal tidak terjadi dimana-mana.
Durkheim juga dinggap terlalu
evolusioner, sehingga tidak berjiwa revosioner dalam melakukan
perbaikan sosial. Dan ia juga dianggap tidak melihat kepentingan
kerja dan modal membatasi reformasi sosial kapitalisme. 6.
Kesimpulan Terlalu mempercayai pandangan Durkheim, kita akhirnya
akan bias terhadap sesuatu yang bersifat ? ilmiah? Seolah olah
hanya yang bersifat ? . ilmiah? saja yng dapat berfunssi bagi
kemajuan sistem sosial. Padahal pendekatan lain yang dianggap tidak
? ilmiah? bisa dijadikan solusi bagi sebuah persoalan. Disamping
itu bila kita terlalu berorientasi pada hal-hal yang dinggap ?
ilmiah? (versi Durkheim) , maka kita akan mengabaikn apa yang
dinamakan dengan kearifan lokal. Disampng itu kecintaan yang
fanatik terhadap pemikiran Durkheim, akan menjadikan kita terpaku
pada sesuatu yang bersifat senyatanya, sehingga kita akan melupakan
? apa yang seharusnya? untuk dilakukan dan dimunculkan. Dalam arti
kepercayaan yang tinggi terhadap segala apa yang dikatakan
Durkheim, akan mengakibatkan kita hanya mengkaji
persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, tanpa memikirkan
kondisi ideal yang bagimana yang seharusnya dimunculkan. Hal lain
yng perlu menjadi pertimbangn kita adalah kolektifitas ataupun
masyarakat oriented yang dimunculkan Durkheim, dikuatirkan dapat
dijadikn individu untuk tidak mengakui kesalahan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Belharz, Peter, Teori-teori Sosial Modern, Pustaka
Pelajar,Jakarta, 2002 Campbell, Tom, Tujuh Teori Sosial, Kanisius,
Yogyakarta 1994 Giddens, Anthony, Kapitalisme dan Teori Sosial
Modern, UI Press, Jakarta 1986 Lioyd, Christoper, Sosiologi dalam
praktek-praktek politik,Aksara Persada Indonesia, 1987
L.Layendecker, Tata, Perubahan dan ketimpangan, PT Gramedia ,
Jakarta 1991 M. Poloma, Margaret, Sosiologi Kontemporer, Rajawali
Press, Yogyakarta, 1984 by imam sofyan Posts Related to EMILE
DURKHEIM: potret Pemikiran ? Kumpulan Kata ? kata Kunci dalam ilmu
sosial TEORI ? TEORI SOSIAL ( Kata ? kata Kunci ) A. Teori Sosial
Klasik 1. Herbert Spencer (1820-1903) Evolusi : Proses perubahan
secara bertahap yang ... ? STRUKTURALISME GENETIF Konteks Sosial
dan Latar Belakang Pribadi Pierre Felix Bourdieu adalah salah
seorang pemikir Prancis paling terkemuka yang dikenal sebagai
sosiolog, antropolog dan pada masa akhir ... ? weber dalam lintas
sosiologi konteks sosial dan latar belakang pribadi weber
Maximilian Weber lahir di Erfurt, Thuringia tahun 1864 sebagai yang
tertua dari delapan anak, tetapi dibesarkan di Berlin ... ? August
comte: Bapak Sosiologi I. Riwayat Hidup Auguste Comte Lahir di
Mountpelier, Perancis, 19 Januari 1798 dalam keluarga kelas
menengah dan ayahnya menjadi pejabat lokal kantor pajak. Meski
tergolong ... ? TEORI UTAMA PEMBANGUNAN ? Pembangunan bukan sekedar
fenomena ekonomi semata bukan pula pertumbuhan ekonomi saja
melainkan berdimensi sosial. Pertumbuhan ekonomi tidak ada artinya
bagi kesejahteraan jika mengabaikan pembangunan ...
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang
pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan
kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi).
Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther
ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar
doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di
pengaruhi oleh Hegel dan guru - guru muda penganut filsafat Hegel,
tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian
filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai
gagasannya yang muncul kemudian. Setelah tamat ia menjadi penulis
untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia
menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian
politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai ? esai
awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah
pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai
tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi ,
ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis
utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai
tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx
meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri. Upaya praktis,
bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan
meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat
mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita,
gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu ? belenggu
di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan
nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya
dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20)
Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa
meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris.
Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi
ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru ? sosialisme Prancis
dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia
menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang
kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat
penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi
teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich
Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi
seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi
kelas buruh. Banyak di antara
rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari
paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx
dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Caf? terkenal di
Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup.
Mengenai diskusi itu Engels berkata ? kesepakatan lengkap kami
dalam dalam semua budang teori menjadi nyata? .dan perjanjian kerja
sama kami mulai sejak itu? (McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya
Engels menerbitkan karya the condition Of The Working Class in
England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang
sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa
hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di
tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and
philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap
bidang ekonomi main meningkat. Meski Marx dan Engels mempunya
orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di
antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis
yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels
adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang
tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan
Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi
menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal,
dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya
sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan
intelektual dan politiknya. Meski ada asosiasi erat antara nama
Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior;
Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah
mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih
tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta
cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam
McLellan,1973;131-132) Banyak yang percaya bahwa Engels gagal
memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels
menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai
cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap
setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx.
Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia,
pemerintah perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845
dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan
ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner
internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama
Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah
manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh
slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ? kaum burh seluruh
dunia bersatulah? !!). Tahun 1849 ia pindah ke london dan,
mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri
dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang
lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya
menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan
tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia
meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan,
membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan
bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam
kegiatan politik, bergabung dengan ? The Internasional? sebuah
gerakan buruh internasio nal. , Ia segera menonjol dalam gerakan
itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan
itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan
internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan
gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan
revolusioner dan penyakit ? penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk.
Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx
sendiri wafat di tahun 1883.
Karl Marx Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat
perbatasan dengan Prancis di tahun 1818. lahir setelah perang
Napoleon, dan setahun setelah David Ricardo meluncurkan bukunya ?
The Principles of Political Economy? Dia . merupakan pendiri
Idiologi komunis yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar
kapitalisme. Bukan hanya sekedar ekonom, namun juga seorang
philosopis, sosiologis, dan seorang revolusionir. Merupakan seorang
profesor dalam berbagai ide yang Revolusioner, yang menginspirasi
pemikirpemikir lainnya. Setelah menyelesaikan gelar Ph. D dalam
filsafat pada tahun 1841 di Bonn, Berlin, dan Jena. Maka dari
sinilah karier Marx dimulai. Pemikiran Karl Marx merupakan adopsi
antara filsafat Hegel, French, dan tentunya pemikiran dari David
Ricardo (pemikir teori ekonom klasik). Analisa Karl Marx tentang
kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan oleh
G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat juka,? sejarah berproses
melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan
eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya,
antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan
terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan
segala hal yang berproses menjdai lebih baik.? Karl Marx beserta
teman dekatnya, yakni Friedrich Engles (1820-1895) menuliskan
sebuah buku ? Das Kapital? yang isinya kurang lebih tentang ,
bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Yang
kemudian disusul buku The Communist Manifesto (1848) yang berisikan
daftar singkat karakter alamiah komunis. Dimana suprastruktur yang
berfungsi untuk menjaga relasi produksi yang dipengaruhi oleh
historis (seni, literatur, musik, filsafat, hukum, agama, dan
bentuk budaya lai yang diterima oleh masyarakat). Prinsip-prinsip
komunis modern dalam bukunya tersebut antara lan : 1. pengahapusan
kekayaan tanah dan menerapkan sewa tanah bagi tujuan-tujuan publik.
2. pengenaan pajak pendapat (tax income) yang bertingkat. 3.
pengapusan seluruh hak-hak warisan. 4. penarikan kekayaan seluruh
emigran dan para penjahat atau pemberontak. 5. sentralisasi kredit
pada negara melalui bank nasional dengan modal negara dan monopoli
yang bersifat eksklusif. 6. sentralisasi alat-alat komunikasi, dan
transportasi di tangan negara. 7. perluasan pabrik dan alat-alat
produksi yang dimilki oleh negara, menggarap tanah yang tanah, dan
meningkatkan guna tanah yang sesuai dengan perencanaan umum. Karl
Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan (alienasi)
manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya
tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka rasakan
sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri.
Hasil keberadaan pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan
kemampuan manusia untuk memperoleh kebahagiaan sejati, karena dia
menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia berpendepat bahwa dalam
ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan
pribadi, dan pengaruh kebradaan pasar pada manusia. Sehingga sangat
penting untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi,
ketamakan, pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara
pertukaran dengan kompetisi, nilai dan devaluasi manusia, monopoli
dan kompetisi dan lain-lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi
klasik adalah, is tidak memeperimbangkan kekuatan produksi akan
meruntuhkan hubungan produksi. Hasil dari teori historis Karl Marx
pada masyarakat antara lain : a. masyarakat feudalisme, dimana
faktor-faktor produksi berupa tanah pertanian dikuasai oleh
tuan-tuan tanah.
b. Pada masa kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi
prodksi akan berlangsung, namunkarena terjadi peningkatan output
dan kegiatanekonomi, sebagaimana feudalisme juga mengandung benih
kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur dan digantikan
dengan masyarakat sosialise. c. Masa sosialisme dimana relasi
produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung sisa-sisa
kapitlisme. d. Pada masa komunisme, manusia tidak didorong untuk
bekerja dengan intensif uang atau materi. Menurut Karl Marx dalam
komoditas dan kelas dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu: a. kaum
kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi. b. Kaum buruh
(proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang kerja,
maupun bahan-bahan produksi. Teori historis dari Karl Marx mencoba
menerapkan nya ke dalam masyarakat, dengan meneliti antara kekuatan
dan relasi produksi. Dimana nantinya akan terjadi sebuah
kontradiksi, yang berakibat perubahan kekuatan produksi dari
penggilingan tangan pada sistem feodal menjadi penggilingan uap
pada sistem kapitalisme. Menurutnya satu-satunya biaya sosial untuk
memproduksi barang adalah buruh. Analisa karl marx tentang
Kapitalisme karl marx adalah salah satu penentang ekonomi kapitalis
memunculkan akibat social yang tidak diinginkan dan sebagai
pertentangan pada kapitalisme menjadi lebih nyata dari waktu ke
waktu. Kritik karl marx ini tertuang pada hukum Karl Marx tentang
kapitalisme, yang berisi tentang : 1. Surplus pengangguran Pada
konsep tentang surplus pengangguran ini, Karl Marx berpendapat
bahwa selalu terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja yang erdampak
pada penekanan tingkat upah sehingga menjadi surplus value dan
keuntungan tetap bernilai positif. Karl Marx melihat ada 2 faktor
penyebab terjadinya surplus tenaga kerja ini. Pertama, yaitu Direct
Recruitment yang terjadi akibat penggantian tenaga kerja manusia
oleh mesin-mesin produksi. Kedua, Indirect Recruitment yang terjadi
akibat adanya anggota baru tenaga kerja yang memasuki pasar tenaga
kerja. 2. Penurunan tingkat keuntungan Dalam model Karl Marx
dirumuskan bahwa tingkat keuntungan (P) mempunyai hubungan positif
dengan tingkat surplus Value (S? dan mempunyai hubungan ) negative
dengan organic komposition of capita (Q). P=S? (1-Q) Dengan asumsi
bahwa surpus value dipertahankan untuk tidak berubah. Setiap
kenaikan dalam organic composition of capital akan menghasilkan
penurunan pada tingkat keuntungan, melalui mekanisme sebagai
berikut. Menurut Karl Marx ada pengaruh yang kuat para kapitalis
untuk menghimpun modal. Penghimpunan modal ini berarti bahwa aka
nada lebih banya fariabel modal yang digunakan untuk menambah
tenaga kerja, sehingga akan menaikkan upah dan akan mengurangi
tingkat pengangguran. Tingkat surplus value akan mengalami
penurunan sebagai akibat dari naiknya upah, begitu juga tingkat
laba juga akan turun. Para kapitalis akan bereaksi dengan mengganti
tenaga kerja manusia dengan mesin dengan menambah organic
composition of capital. Jika tingkat surplus value dipertahankan
untuk tidak berubah maka kenaikan pada organic composition of
capital akan mendorong tingkat keuntungan pada level yang lebih
rendah. 3. Krisis Bisnis Pada konteks krisis bisnis (depresi), Karl
Marx berpendapat bahwa adanya perubahan orientasi atau tujuan dari
proses produksi dari tujuan nilai guna pada zaman ekonomi barter
berubah menjadi tujuan nilai tukar dan keuntungan saat dibawah
kapitalisme, menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi. Pada ekonomi
barter, produse hanya menghasilkan barang untuk dikonsumsi sendiri
atau ditukar dengan komoditi yang lain, sehingga pada saat ekonomi
barter ini tidak pernah terjadi over produksi. Sedangkan ketika
tujuan produksi berubah menjadi nilai tukar dan keuntungan maka
terjadinya over produksi
pada suatu perekonomian akan mungkin terjadi. Over produksi itu
sendiri akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan.
Perubahan tingkat keuntungan tersebut akan berdampak pada
pengeluaran untuk infestasi. Volatility dari pengeluaran infestasi
inilah yang menurut pendapat Karl Mark merupakan penyebab umum dari
fluktuasi pada keseluruhan aktifitas ekonomi. menghasilkan siklus
bisnis, hal ini Karl Marx bercermin pada pertumbuhan dramatic pada
industry tekstil di Inggris dengan mekanisme sebagai berikut.
Adanya ledakan pada teknologi akan menyebabkan peningkatan
akumulasi dari modal dan permintaan pada tenaga kerja. Jumlah
pengangguran akan berkurang, tingkat upah akan naik, surplus value
akan berkurang, dan tingkat surplus value akan berkurangdan
akhirnya akan mengurangi tingkat keuntungan. Penurunan tingkat
keuntungan akan menyebabkan penurunan akumulasi modal dan akan
menyebabkan depresi. Namun menurut Karl Marx depresi ini mempunyai
elemen yang akhirnya, cepat atau lambat akan menyebabkan ekspansi
yang baru pada kegiatan ekonomi. Teori klasikmelihat bahwaadanya
pasar di harapkan dapat memecahkan masalah alokasi sumber daya yang
ada, hal ini akan menciptakan suatu kondisi keseimbangan dalam
jangka panjang. 4. Jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis Dalam
model Karl Marxian sebuah ekonomi klasik dengan jelas bergantung
pada kapitalis itu sendiri yang berupaya untuk mengubah jumlah atau
nilai profit dan mengubah ekspetasi profit dalam kaitannya dengan
krisis bisnis. Karl Marx memakai hukumnya itu untuk menjelaskan
fluktusi dalam jangka pendek dalam aktifitas ekonomi. Untuk
memperoleh profit yang besar, aliran kapitalis menambah komposisi
modal an ternyata hal itu justru menurunkan profit. Kaum kapitalis
secara periodic akan berusaha menanggulangi jatuhnya nilai profit
dengan mengurangi infestasi secara berlebih yang dapat menyebabkan
aktifitas ekonomi mengalami fluktuasi yang nantinya bias
menyebabkan krisis. Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang
menyebabkan fluktuasi dalam aktifitas bisnis, yaitu: jatuhnya nilai
profit, factor teknologi baru yang tidak sama, dan tidak
proporsionalnya pengembangan dalam suatu sector ekonomi yang
nantinya dapat menyebabkan penurunan dalam level kegiatan ekonomi.
Fluktuasi menurutnya terjadi dalam suatu system karena pada
dasarnya kebanyakan dari aktifitas kapitalis cenderung ingin
mencari jumlah profit sebanyak mungkin. Adapun teori karl marx
tentang krisis bisnis mungkin banyak terdapat kekurangan secara
internal, tidak diragukan lagi bahwa pandangannya tentang kapitalis
secara mendasar belum stabil. Meskipun begitu, visi dari karl marx
tentang teori kapitalis ini secara lebih lanjut tidak mendapat
smabutan oleh teori orthodox sapai tahun 1930. 5. Konsentrasi modal
Meskipun model karl marx memberi asumsi mengenai adanya pasar
persaingan sempurna dengan jumlah yang besar untuk
perusahan-perusahan kecil dalam tiap ? tiap industry, namun karena
ketatnya persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya
industry-industri kecil sehingga akan mengurangi persaingan. Untuk
mengurangi adanya persaingan salah satunya dengan peusatan modal.
Pemusatan modal ini terjadi melalui sebuah redistribusi pada modal.
Karl Marx menujukan bahwa perusahaan yang besar lebih bias mencapai
skala ekonomi yang lebih baik ketimbang perusahaan yang kecil, hal
ini disebabkan karena perusahaan yang besar itu dapat memproduksi
dengan biaya yang rendah. Persaingan diantara perusahaan yang besar
dan yang kecil menghasilkan pertumbuhan monopoli. Penambahan modal
secara lebih jauh dengan mengembangkan sistem kredit dan kerja sama
dalam bentuk organisasi bisnis. 6. Bertambahnya kesengsaraan kaum
proletar kontradiksi kapitalisme menurut marx menyebabkan
bertambahnya tingkat kesengsaraan pada kaum proletar. Bertambahnya
kesengsaraan secara absolut menunjukkan pendapatan dari masyarakat
secara global menurun dalam sistem
kapitalis dan juga menunjukan bahwa bagian pendapatan nasional
mereka menjadi turun di kemudian hari. Hingga pada akhirnya marx
berasumsika secara konsisten bahwa hal yang harus dilakukan untuk
menghilangkan kesengsaraan, yakni dengan lebih memperhatikan pada
kualitas hidup mereka.
Karl Heinrich Marx lahir di Trier, Trier,Prussia, 5 Mei 1818.
ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif
baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari
pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi
penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun
1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin,
Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru ? guru
muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor
Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian
itu mendahului berbagai gagasannya yang muncul kemudian. . Setelah
tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan
dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi
karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup
pemerintah. Esai ? esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai
mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang
hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi
prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat
hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang
mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur.
Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi
gagasan hidup sendiri. . Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan
massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di
anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual
kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat
membekukan kita, merupakan belenggu ? belenggu di mana seorang
hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya;
gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat
mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20) Marx
menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan
jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia
bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga
menghadapi dua kumpulan gagasan baru ? sosialisme Prancis dan
politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan
hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka
orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah
pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur
hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver,
1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis
yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh.
Banyak di antara rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal
dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844
Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Caf? terkenal
di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur
hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ? kesepakatan lengkap
kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata? .dan perjanjian
kerja sama kami mulai sejak itu? (McLellan, 1993:131) di tahun
berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The Working
Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah
karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan
semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology
(di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and
philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap
bidang ekonomi main meningkat. Meski Marx dan Engels mempunya
orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di
antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis
yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels
adalah pemikir praktis, rapi
dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga
keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama
yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel
dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels
membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan
marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan
politiknya. Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels,
namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior; Marx mampu berkarya
sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti
yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya
lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku.
Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132)
Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk
beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara
utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan
terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap
perspektif politik yang ia tempa bersama Marx. Karena beberapa
tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah
perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845 dan
karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia
menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional.
Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta
menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis
1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik
yang termasyur (misalnya ? kaum burh seluruh dunia bersatulah? !!).
Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi
politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan
beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem
ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das
kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang
lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis
itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana
dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864
Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ?
The Internasional? sebuah gerakan buruh , internasio nal. Ia segera
menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama
beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas,
baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des
kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan
dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit ? penyakit,
akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak
perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.
Sumber:
http://nataebiografiteacher.blogspot.com/2007/09/karl-marx.html
Dikutip Dari:
http://www.2lisan.com/biografi/politikus/biografi-karl-marx/ Kritik
Ideologi ala Marxisme By ichwann Abstraksi Teori Kritis sebagai
salah satu aliran Filsafat Abad XX, pada awalnya belum berhasil
menarik perhatian di kalangan Filsafat Umum. Teori Kritis ini baru
betul-betul menjadi bahan diskusi di kalangan Filsafat dan
Sosiologi pada tahun 1961 dan tentu Jurgen Habermas memainkan
peranan yang besar di dalamnya bahkan tokoh inilah yang membuat
Teori Kritis itu membetot perhatian di kalangan filsuf-filsuf
konteporer. Kalau kita ingin menentukan kedudukan Teori Kritis
dalam rangka Sejarah Filsafat khususnya dan Filsafat pada umumnya,
maka terutama tiga factor harus dikemukakan, yakni Teori Kritis
yang secara khusus dipengaruhi oleh Hegel, Marx, dan Freud. Yang
dikenal agak umum adalah peranan Filsafat Karl Marx dalam pemikiran
para anggota Mazhab Frankfurt termasuk Habermas sampasampai ajaran
mereka tidak jarang ditunjukkan dengan nama ? neomarxisme? . Cara
dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik
masyarakat ? eine Kritische Theorie der Gesselschaft? Teori ini mau
mencoba .
memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan manusia
dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik
masyarakat adalah bahwa teori tersebut bertitik tolak dari
inspirasi pemikiran sosial Karl Marx, tapi juga sekaligus melampaui
bangunan ideologis marxisme bahkan meninggalkan beberapa tema pokok
Marx dan menghadapi masalah masyarakat industri maju secara baru
dan kreatif. ISI Di kalangan ahli-ahli sains sosial, perdebatan
utama yang sering berlaku ialah menyentuh mengenai falsafah kaedah
sains sosial. Perbagai sudut dipertengahkan bagi mencari jalan
mewujudkan satu kaedah sains sosial yang benar-benar dapat
menghasilkan pengetahuan sebenarnya. Atas kejayaan kaedah sains
semula jadi, ahli-ahli sains sosial coba mengamalkan konsep kaedah
tersebut ke dalam penyelidikan sosial. Kesannya sungguh hebat,
ahli-ahli sains sosial mendapati aplikasi konsep kaedah sains
semula jadi mampu menyingkap fenomena manusia. Seterusnya, bidang
sains sosial berkembang dengan pesat sehingga menjadi sebagai unsur
penjelasan segala fenomena manusia. Manusia di dalam masyarakat
sekarang telah mengalami kemajuan yang begitu pesat. Modernisasi
manusia tidak dapat dielakkan. Manusia dalam titik kemajuan
modernisasi telah dihantar pada sebuah situasi yang begitu krusial.
Modernisasi telah membawa manusia pada kemajuan teknologi yang
begitu pesat. Teknologi moden sudah menjadi alat perpanjangan
tangan manusia. Manusia semakin mudah oleh sarana-sarana teknologi
yang sedia ada. Modernisasi, komunikasi dan teknologi moden telah
melahirkan kisah kebebasan beragama, kemajuan pengangkutan,
perkembangan teknologi informasi, komuniti melting pot, dan banyak
lagi. Teknologi, komunikasi dan modernisasi telah mencanangkan
janji dan ideologi kehidupan manusia yang lebih baik dan membuat
manusia semakin bijak, lebih bahagia dan sebagainya. Perkataan
kritikal mempunyai makna yang agak konotatif. Kita akan
membayangkan orang yang bersifat kritikal itu adalah orang yang
selalu menentang atau mencabar suatu tindakan atau keputusan yang
dianggap sebagai tidak adil. Pendekatan ini muncul sebagai respons
kepada isu-isu kuasa yang terkandung dalam sistem kapitalis.
Penyalahgunaan kuasa oleh pemilik perniagaan seperti bayaran gaji
atau upah yang rendah, keadaan tempat kerja yang tidak memuaskan,
buruh kanak-kanak, kebajikan pekerja yang diabaikan, diskriminasi
terhadap pekerja asing dan wanita dan berbagai-bagai lagi telah
berleluasa di Eropah semasa zaman Victorian (Mead, 1991). Situasi
eksploitasi kapitalisme yang semakin teruk ini telah menyebabkan
kemunculan teori kritikal (Ishak Abd Hamid, 2000). Sejarah ilmu
pengetahuan pada umumnya, dan falsafah pada khususnya telah membuat
catatan bahawa teori kritikal yang berpaksikan para intelektual
Sekolah Frankfurt Jerman telah memberikan sumbangan yang cukup
memadai dalam meninjau dan memahami konsep modernisasi manusia.
Setelah melalui perkembangan yang memberangsangkan dengan
pengikut-pengikutnya tersendiri, kini sudah wujud tiga teori
penyelidikan sains sosial yaitu teori positivisme, interpretivisme
dan kritikal (Bredo dan Feinberg, 1982). Ketiga-tiga teori ini
bergerak atas premis yang berbeda-beda. Apa yang menarik,
ketiga-tiga teori ini mempunyai pengikut-pengikut kuatnya dalam
ilmu sains sosial. Masing-masing mempunyai hujah-hujah yang
tersendiri. Meskipun terdapat beberapa jenis ilmu sosial kritikal,
semuanya memiliki tiga kesimpulan dasar yang sama. Pertama,
semuanya menggunakan prinsipprinsip dasar ilmu sosial interpretif,
yaitu para ilmuwan kritikal menganggap perlu untuk memahami
pengalaman orang dalam konteks. Secara khususnya pendekatan
kritikal bertujuan untuk menginterprestasikan dan karenanya
memahami bagaimana pelbagai kelompok sosial dikekang dan ditindas.
Kedua, pendekatan ini mengkaji keadaan sosial dalam usahanya untuk
mengungkap struktur-struktur yang tersembunyi. Kebanyakan teori
kritikal mengajar bahawa pengetahuan adalah kekuatan untuk memahami
bagaimana seseorang ditindas sehingga orang dapat mengambil
tindakan untuk merubah kekuatan penindas. Ketiga, pendekatan
kritikal secara sadar berupaya untuk menggabungkan antara teori dan
tindakan. Teori tersebut
jelas normatif dan bertindak untuk mencapai perubahan dalam
berbagai keadaan yang mempengaruhi kita.(S. Djuarsa Senjaja, PHD
2005) Dengan hadirnya Max Horkheimer, Theodor. W. Adorno, Herbert
Marcuse, Jurgen Habermas dan kawan-kawannya telah memberikan nafas
baru dengan kebijakan yang kritikal atas seluruh fenomena
modernisasi yang menjanjikan tapi jika tidak berhati-hati akan
menyebabkan terjerumus. Falsafah dan ilmu sosial abad XX diwarnai
oleh empat pemikiran besar yaitu fenomenologieksistensialisme,
Neo-Thomisme, Falsafah Analitis dan aliran Neo Marxis (yang sering
membuat akuan dirinya sebagai pewaris tradisi Marxisme yang
disesuaikan dengan keadaan zaman). Teori kritikal, secara
klasifikatif, dapat digolongkan pada kumpulan yang terakhir. Meski
pun dalam perdebatan filosofis, ada yang menganggap bahawa teori
kritikal adalah teori yang bukan marxis lagi. Menurut Katherine
Miller (2005), di dalam tradisi teori kritikal merasakan suatu
tanggungjawab tetapi tidak mudah menggambarkan di dalam dunia
masyarakat (meskipun mereka mahu melihat gambaran itu merupakan
satu langkah pertama yang penting di dalam proses teoritikal)
tetapi untuk bekerja sebagai agen yang aktif di dalam perubahan
yang radikal di dalam masyarakat. Teori Marxist Teori ini
dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883). Idea dasar daripada teori
ini adalah penentangan terhadap adanya sistem hirarki kelas, karena
ianya adalah penyebab yang paling utama didalam sosial problem dan
ianya mesti diakhiri oleh revolusi proletariat (buruh). Dengan lain
perkataan, boleh dijelaskan bahawa Marx mencoba mencari
kesamarataan, yaitu kesamarataan antara kaum borjuis (golongan
ekonomi kelas atas) dengan kaum buruh / pekerja (golongan ekonomi
kelas rendah). Marx menganggap selama ini golongan pekerja atau
kaum buruh telah ditindas oleh kaum elit, sehingga perlu diadakan
sebuah evolusi secara drastis. Walaupun teori kritikal telah
berkembang setelah kemunculan Marx, kebanyakan daripada asasnya
adalah tetap berdasarkan Marxist. Malahan, salah satu dari
intelektual yang terpenting dalam kurun ke 20 adalah teori sosial
yang berasaskan Marxist. Ide ini berasal dari Karl Marx dan
Friedrich Engels, pergerakan ini mengandungi beberapa teori yang
saling berhubungan untuk mengatasi arahan masyarakat yang dominan.
Secara amnya, kesemua cabang sains sosial termasuk komunikasi telah
dipengaruhi oleh aliran pemikiran ini. Marx berpendapat bahawa
makna sesuatu produk dalam masyarakat menunjukkan sifat semulajadi
masyarakat tersebut. Ini merupakan asas ide Marxism, asas
megastruktur perhubungan. Ekonomi merupakan asas bagi semua
struktur sosial. Dalam sistem kapitalis, keuntungan dapat memacu
pengeluaran dan akhirnya mendominasikan para pekerja. (Stephen W.
Littlejohn 2002). Pendekatan kritikal dalam komunikasi
keorganisasian juga berakar umbi daripada falsafah Marxist yang
mengkaji hubungan antara pemilik perniagaan dan pekerja-pekerjanya
dalam masyarakat kapitalis. Marx mendapati ketidakseimbangan yang
wujud didalam hubungan tersebut akan menyebabkan pekerja-pekerja
bangkit untuk menentang sistem kapitalis. Marx percaya kritikan
akan mencetus revolusi karena ia akan mendedahkan kebenaran
mengenai keadaan sosial manusia. Pengaruh Marx adalah lebih meluas
dalam bidang politik. Pendapatnya telah disokong oleh ramai ahli
akademik seperti Max orkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcuse dan
Jurgen Habermas yang telah mengkaji sifat masyarakat kapitalis.
Pengkaji-pengkaji teori kritikal telah bersetuju dengan isu-isu
berikut : ? Struktur dan proses tertentu dalam masyarakat akan
menjurus kepada kuasa yang tidak seimbang ? Kuasa yang tidak
seimbang akan menyebabkan tekanan dan pengasingan kumpulan dan
kelas tertentu dalam masyarakat. ? Peranan pengkaji-pengkaji teori
kritikal ialah meneroka dan mendedakan ketidakseimbangan ini dan
membawanya kepada pengetahuan kumpulan-kumpulan yang teraniaya. Ini
akan membolehkan emansipasi atau
pembebasan atau pembelaan kumpulan yang teraniaya itu melalui
tindakan politik atau melalui kesedaran individu-individu itu
sendiri. (Ishak Abd Hamid 2000) Neomarxist Menurut Baran &
Davis (2000) Neo-Marxism adalah sebuah aliran yang berkembang di
abad ke 20 yang mengingatkan kepada awal tulisan Marx sebelum
dipengaruhi oleh Engels. Aliran ini memusat pada idealisme
dialektika dibanding fahaman materialisme dialektika yang menolak
determinisme ekonomi awal Marx. Fahaman Neomarxist tidak
mengamalkan perubahan secara evolusi. Menurut teori ini,
transformasi boleh berlaku secara perlahan. Fahaman neomarxist
memusatkan pada suatu revolusi psikologis bukan fizik, yang
bermakna bahawa perubahan idea yang datang dari jiwa seseorang
lebih penting daripada perubahan secara fisik. Neo Marxisme adalah
aliran pemikiran Marx yang menolak penyempitan dan reduksi ajaran
Karl Marx oleh Engels. Ajaran Marx yang dicoba diinterpretasikan
oleh Engels ini adalah bentuk interpretasi yang kemudiannya
dikenali sebagai ? Marxisme? rasmi. Marxisme Engels ini adalah
versi interpretasi yang digunakan oleh Lenin. Interpretasi Lenin
nanti pada akhirnya berkembang menjadi Marxisme-Leninisme (atau
yang lebih dikenal dengan Komunisme). Beberapa tokoh neomarxisme
pada akhirnya menolak marxisme-leninisme. Mereka menolak
interpretasi Engels dan Lenin karena interpretasi tersebut adalah
interpretasi ajaran Marx yang menghilangkan dimensi dialektika ala
Karl Marx yang dipercaya sebagai salah satu bagian inti dari
pemikiran Karl Marx. Tokoh neomarxisme adalah Georg Lukacs dan Karl
Korsch, Ernst Bloch, Leszek Kolakowski dan Adam Schaff. Salah satu
aliran pemikiran Kiri Baru yang cukup ternama adalah pemikiran
Sekolah Frankfurt. Institut penelitian sosial di Frankfurt
(Institut f? r Sozialforschung) didirikan pada tahun 1923 oleh
seorang kapitalis yang bernama Herman Weil, seorang pedagang grosir
gandum, yang pada akhir hayat ? mencoba untuk cuci dosa? mau
melakukan sesuatu untuk mengurangi penderitaan di dunia (termasuk
dalam skala mikro: penderitaan sosial dari kerakusan kapitalisme).
Secara historis, berbicara tentang teori kritis tidak bisa lepas
dari Madzhab Frankfurt. Dengan kata lain, teori kritis merupakan
produk dari institute penelitian sosial, Universitas Frankfurt
Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman. Teori Kritis
menjadi disputasi publik di kalangan filsafat sosial dan sosiologi
pada tahun 1961. Konfrontasi intelektual yang cukup terkenal adalah
perdebatan epistemologi sosial antara Adorno (kubu Sekolah
Frankfurt ? paradigma kritis) dengan Karl Popper (kubu Sekolah Wina
? paradigma neo positivisme/neo kantian). Konfrontasi berlanjut
antara Hans Albert (kubu Popper) dengan J? rgen Habermas (kubu
Adorno). Perdebatan ini memacu debat positivisme dalam sosiologi
Jerman. Habermas adalah tokoh yang berhasil mengintegrasikan metode
analitis ke dalam pemikiran dialektis Teori Kritis. Teori kritis
adalah anak cabang pemikiran marxis dan sekaligus cabang marxisme
yang paling jauh meninggalkan Karl Marx (Frankfurter Schule). Cara
dan ciri pemikiran aliran Frankfurt disebut ciri teori kritik
masyarakat ? eine Kritische Theorie der Gesselschaft? Teori ini mau
mencoba . memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan
manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori
kritik masyarakat adalah bahwa teori tersebut ber