8/16/2019 Tm Sk 2 Emergensi http://slidepdf.com/reader/full/tm-sk-2-emergensi 1/25 SELLY SPADYANI 1102012266 LI I. Memahami dan Menjelaskan Trauma Keala 1.1. Menjelaskan defnisi trauma kepala. Trauma kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan atau gangguan ungsional jaringan otak (Sastrodiningrat, 2!). Menurut "rain #njury $sso%iation o $meri%a, %edera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersiat kongenital ataupun degenerati, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fsik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kogniti dan ungsi fsik (&anglois, 'utland"ron, Thomas, 2*). 1.2. Menjelaskan etiologi trauma kepala. • Trauma kepala oleh karena kekerasan tumpul • Trauma kepala oleh karena kekerasan tajam • Trauma kepala akibat tembakan • Trauma kepala oleh karena gerakan mendadak 1.+. Menjelaskan klasifkasi trauma kepala. "erdasarkan mekanisme terjadinya a. -edera kepala tumpul -edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan ke%elakaan lalu lintas, jatuhpukulan benda tumpul. /ada %edera tumpul terjadi akselerasi dan de%elerasi yang menyebabkan otak bergerak di dalam rongga kranial dan melakukan kontak pada protuberas tulang tengkorak. b. -edera tembus -edera tembus disebabkan oleh luka tembak atau tusukan. "erdasarkan morologi %edera kepala a. &uka pada kepala • &aserasi kulit kepala 0iantara galea aponeurosis dan periosteum terdapat jaringan ikat longgar yang memungkinkan kulit bergerak terhadap tulang. /ada raktur tulang kepala, sering terjadi robekan pada lapisan ini. &apisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat longgar, maka perlukaan yang terjadi dapat mengakibatkan perdarahan yang %ukup banyak. • &uka memar (kontusio) &uka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimanapembuluh darah (kapiler) pe%ah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan berarna merah kebiruan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
%edera kepala ringan sebagaimana halnya dengan penderita %edera
kepala yang lebih berat, pada pemeriksaan M'S ditemukan adanya -$0 di
korpus kalosum dan su$stantia al$a( 9epentingan yang nyata dari M'S di
dalam menjajaki prognosa %edera kepala berat masih harus ditentukan,
tetapi hasilnya sampai saat ini dapat menolong menjelaskan
berlangsungnya defsit neurologik dan gangguan kogniti pada penderita
%edera kepala ringan ( -e%il dkk, 1!!; dalam Sastrodiningrat, 2A ).
1.A. Menjelaskan tatalaksana trauma kepala.
Terapi nonoperati pada pasien %edera kranioserebral ditujukan untuk
1. Mengontrol fsiologi dan substrat sel otak serta men%egah
kemungkinan terjadinya tekanan tinggi intrakranial2. Men%egah dan mengobati edema otak (%ara hiperosmolar, diuretik)+. Minimalisasi kerusakan sekunder6. Mengobati simptom akibat trauma otak5. Men%egah dan mengobati komplikasi trauma otak, misal kejang,
S<# boleh pulang dengan nasihat dan keluarga diminta mengobserasi
kesadaran. "ila di%urigai kesadaran menurun saat diobserasi, misalnya terlihat
seperti mengantuk dan sulit dibangunkan, pasien harus segeradibaa kembali ke rumah sakit.
/enderita mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah trauma
kranioserebral,dan saat diperiksa sudah sadar kembali. /asien ini kemungkinan mengalami
%edera kranioserebral ringan (-9').
Tatalaksana pasien dengan penurunan kesadaran -edera kepala ringan (S94 D 1+15)
0ilakukan pemeriksaan f sik, peraatan luka, oto kepala, istirahat baring
dengan mobilisasi bertahap sesuai dengan kondisi pasien disertai terapi
simptomatis. =bserasi minimal 26 jam di rumah sakit untuk menilai
kemungkinan hematoma intrakranial, misalnya riayat lu%id interal, nyeri
kepala, muntahmuntah, kesadaran menurun, dan gejalagejala lateralisasi (pupil
anisokor, reFeksi patologis positi). 3ika di%urigai ada hematoma, dilakukan -T
s%an.
-edera kepala sedang (S94 D !1+)
Erutan tindakan
a. /eriksa dan atasi gangguan jalan napas ($iray), pernapasan ("reathing),
dan sirkulasi (-ir%ulation)b. /emeriksaan singkat kesadaran, pupil, tanda okal serebral, dan %edera
organ lain. 3ika di%urigai raktur tulang serikal dan atau tulang
ekstremitas lakukan fksasi leher dengan pemasangan kerah leher dan
atau fksasi tulang ekstremitas bersangkutan%. oto kepala, dan bila perlu oto bagian tubuh lainnyad. -T s%an otak bila di%urigai ada hematoma intrakraniale. =bserasi ungsi ital, kesadaran, pupil, dan defsit okal serebral lainnya. -edera kepala berat (S94 +;)
/asien dalam kategori ini, biasanya disertai %edera multipel. "ila didapatkan
raktur serikal, segera pasang kerah fksasi leher, bila ada luka terbuka dan ada
perdarahan, dihentikan dengan balut tekan untuk pertolongan pertama.
Tindakan sama dengan %edera kranioserebralsedang dengan pengaasan lebih ketat dan diraat di #-E.
Tindakan di ruang unit gaat darurat
1. !esusi"asi den#an "indakan A $ Air%a&' ( $ (rea"hin# dan ) $
dikosongkan melalui pipa nasogastrik untuk menghindari aspirasi muntahan./. Pernaasan -(rea"hin#4angguan pernapasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau
perier.9elainan sentral disebabkan oleh depresi pernapasan yang ditandai
dengan pola pernapasan -heyne Stokes, hiperentilasi neurogenik sentral, atau
ataksik. 9elainan perier disebabkan oleh aspirasi, trauma dada, edema paru,
emboli paru, atau ineksi. Tata laksana
> =ksigen dosis tinggi, 115 litermenit, intermiten> -ari dan atasi aktor penyebab> 9alau perlu pakai entilator
*. Sirkulasi -)ir*ula"i+n<ipotensi dapat terjadi akibat %edera otak. <ipotensi dengan tekanan darah
sistolik G! mm <g yang terjadi hanya satu kali saja sudah dapat meningkatkan
risiko kematian dan ke%a%atan. <ipotensi kebanyakan terjadi akibat aktor
ekstrakranial, berupa hipoolemia karena perdarahan luar atau ruptur alat
dalam, trauma dada disertai tamponade jantung pneumotoraks, atau syok
septik. Tata laksananya dengan %ara menghentikan sumber perdarahan,
perbaikan ungsi jantung, mengganti darah yang hilang, atau sementara dengan
%airan isotonik Ha-l ,!I.
1.;. Menjelaskan komplikasi trauma kepala.
a. 9ejang9ejang yang terjadi dalam minggu pertama setelah trauma disebut early seiJure,
dan yang terjadi setelahnya disebut late seiJure. Barly seiJure terjadi pada
kondisi risiko tinggi, yaitu ada raktur impresi, hematoma intrakranial, kontusio di
daerah korteksK diberi proflaksis enitoin dengan dosis +L1 mghari selama A
1 hari.b. #neksi/roflaksis antibiotik diberikan bila ada risiko tinggi ineksi, seperti pada raktur
tulang terbuka, luka luar, raktur basis kranii. /emberian proflaksis antibiotik ini
masih kontroersial. "ila ada ke%urigaan ineksi meningeal, diberikan antibiotik
dengan dosis meningitis.%. 4astrointestinal/ada pasien %edera kranioserebral terutama yang berat sering ditemukan
gastritis erosi dan lesi gastroduodenal lain, 116I di antaranya akan berdarah.
9elainan tukak stres ini merupakan kelainan mukosa akut saluran %erna bagian
adalah &edera aulsi sebagai akibat rotasi paksa dan lateral bending. %al ini berpotensi
menjadi fraktur tidak stabil.
Araktur &lius
igambarkan sebagai akibat ruda paksa energi tinggi dalam ke&elakaan kendaraann bermotor.+ongitudinal, transersal, dan tipe obliCue telah dideskripsikan dalam literatur. Araktur
longitudinal memiliki prognosis terburuk, terutama bila melibatkan sistem ertebrobasilar.
efisit pada nerus &ranial ?# dan ?## biasanya dijumpai pada fraktur tipe ini.
3enis D jenis fraktur tulang tengkorak
Araktur tulang tengkorak dapat terjadi pada &alarium (atap tengkorak), disebut Araktur
$alarium dan fraktur pada basis &ranium (dasar tengkorak), disebut Araktur 'asis $ranium.
a. Araktur $alarium.
'eberapa &ontoh fraktur &alarium
Araktur +iniair
'ila fraktur merupakan sebuah garis (&elah) saja. Araktur liniair yang berbahaya ialah fraktur
yang melintas os temporal5 pada os temporal terdapat alur yang dilalui 8rteri Meningia
Media. 'ila fraktur memutuskan 8rteri Meningia Media maka akan terjadi perdarahan hebat
yang akan terkumpul di ruang diantara dura mater dan tulang tengkorak , disebut perdarahan
epidural.
Araktur 'erbentuk 'intang (<tellate Ara&ture)
'ila fraktur berpusat pada satu tempat dan garis D garis frakturnya nya menyebar se&ara
radial.
Araktur #mpressie
Pada fraktur impressie ,fragment-fragment fraktur melekuk kedalam dan menekan jaringan
otak. Araktur bentuk ini dapat merobek dura mater dan jaringan otak di ba9ahnya dan dapat
menimbulkan prolapsus &erebri (jaringan otak keluar dari robekan duramater dan &elah
fraktur) dan terjadi perdarahan.
b. Araktur basis tengkorak
Araktur atap orbita
Araktur akan merobek dura mater dan ara&hnoid sehingga +iCuor $erebro <pinal (+$<)
bersama darah keluar melalui &elah fraktur masuk ke rongga orbita 5 dari luar disekitar mata
tampak kelopak mata ber9arna kebiru biruan . 'ila satu mata disebut Mono&le %ematoma,
bila dua mata disebut 'rill %ematoma ;a&&oonEs eyes Araktur melintas +amina $ribrosa
Pasien dengan fraktur pertrous os temporal dijumpai dengan otorrhea dan memar pada
mastoids (battle sign). Presentasi dengan fraktur basis &ranii fossa anterior adalah dengan
rhinorrhea dan memar di sekitar palpebra (ra&&oon eyes). ehilangan kesadaran dan @lasgo9
$oma <&ale dapat berariasi, tergantung pada kondisi patologis intrakranial.
Araktur longitudinal os temporal berakibat pada terganggunya tulang pendengaran dan
ketulian konduktif yang lebih besar dari !0 d' yang berlangsung lebih dari 6-> minggu.tuli
sementara yang akan baik kembali dalam 9aktu kurang dari ! minggu disebabkan karena
hemotympanum dan edema mukosa di fossa tympany. Aa&ial palsy, nystagmus, dan fa&ial
numbness adalah akibat sekunder dari keterlibatan nerus &ranialis ?, ?#, ?##.
Araktur tranersal os temporal melibatkan saraf &ranialis ?### dan labirin, sehingga
menyebabkan nystagmus, ataksia, dan kehilangan pendengaran permanen (permanent neural
hearing loss).Araktur &ondylar os oksipital adalah &edera yang sangat langka dan serius.<ebagian
besar pasien dengan fraktur &ondylar os oksipital, terutama dengan tipe ###, berada dalam
keadaan koma dan terkait &edera tulang belakang serikalis.Pasien ini juga memperlihatkan
&edera lo9er &ranial nere dan hemiplegia atau guadriplegia.
<indrom ?ernet atau sindrom foramen jugularis adalah keterlibatan nerus &ranialis
#H, H, dan H# akibat fraktur.Pasien tampak dengan kesulitan fungsi fonasi dan aspirasi dan
paralysis ipsilateral dari pita suara, palatum mole (&urtain sign), superior pharyngeal
&onstri&tor, sterno&leidomastoid, dan trapeIius.$ollet-<i&ard sindrom adalah fraktur &ondylar
os oksipital dengan keterlibatan nerus &ranial #H, H, H#, dan H##.
!.=. Menjelaskan diagnosis fraktur basis &ranii.
Pemeriksaan +anjutan
<tudi #maging
• ;adiografi Pada tahun 1:>, foto B-ray tulang tengkorak merujukan pada kriteria
panel memutuskan bah9a skull film kurang optimal dalam menisualisasikan fraktur
basis &ranii. Aoto Bray skull tidak bermanfaat bila tersedianya $4 s&an.
• $4 s&an $4 s&an merupakan modalitas kriteria standar untuk membantu dalamdiagnosis skull fraktur. <li&e tipis bone 9indo9 hingga ukuran 1-1,/ mm, dengan
potongan sagital, bermanfaat dalam menilai skull fraktur. $4 s&an %eli&al sangat
membantu dalam menisualisasikan fraktur &ondylar o&&ipital, biasanya !-dimensi
tidak diperlukan.
• M;# M;# atau magneti& resonan&e angiography merupakan suatu nilai tambahan
untuk kasus yang di&urigai mengalami &edera pada ligament dan askular. $edera
pada tulang jauh lebih baik diisualisasikan dengan menggunakan $4 s&an.
Pasien de9asa dengan simple fraktur linear tanpa disertai kelainan struktural
neurologis tidak memerlukan interensi apapun bahkan pasien dapat dipulangkan untuk
berobat jalan dan kembali jika mun&ul gejala. <ementara itu, pada bayi dengan simple fraktur
linier harus dilakukan pengamatan se&ara terus menerus tanpa memandang status neurologis.<tatus neurologis pasien dengan fraktur basis &ranii tipe linier biasanya ditatalaksana se&ara
&onseratie, tanpa antibiotik. Araktur os temporal juga dikelola se&ara konseratif, jika
disertai rupture membran timpani biasanya akan sembuh sendiri.
<imple fraktur depress dengan tidak terdapat kerusakan struktural pada neurologis
pada bayi ditatalaksana dengan penuh harapan. Menyembuhkan fraktur depress dengan baik
membutuhkan 9aktu, tanpa dilakukan eleasi dari fraktur depress. bat anti kejang
dianjurkan jika kemungkinan terjadinya kejang lebih tinggi dari 20". pen fraktur, jika
terkontaminasi, mungkin memerlukan antibiotik disamping tetanus toksoid. <ulfisoBaIole
direkomendasikan pada kasus ini. Araktur &ondylar tipe # dan ## os o&&ipital ditatalaksana
se&ara konseratif dengan stabilisasi leher dengan menggunakan &ollar atau traksi halo.
4erapi 'edah
Peran operasi terbatas dalam pengelolaan skull fraktur. 'ayi dan anak-anak dengan
open fraktur depress memerlukan interensi bedah. ebanyakan ahli bedah lebih suka untuk
mengealuasi fraktur depress jika segmen depress lebih dari / mm di ba9ah inner table dari
adjacent bone. #ndikasi untuk eleasi segera adalah fraktur yang terkontaminasi, dural tear
dengan pneumo&ephalus, dan hematom yang mendasarinya.
adang kadang, &ranie&tomy dekompressi dilakukan jika otak mengalami kerusaksan
dan pembengkakan akibat edema. alam hal ini, &ranioplasty dilakukan dikemudian hari.
#ndikasi lain untuk interaksi bedah dini adalah fraktur &ondylar os oksipital tipe unstable (tipe
###) yang membutuhkan arthrodesis atlantoaBial. %al ini dapat di&apai dengan fiksasi dalam-
luar.
Menunda untuk dilakukan interensi bedah diindikasikan pada keadaan kerusakan
ossi&ular (tulang pendengaran) akibat fraktur basis &ranii jenis longitudinal pada os temporal.