ELASTISITASSMA / MA Kelas X Semester Genap
TINJAUAN UMUM
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai bahan-bahan misalnya
karet, kawat tembaga, pegas tembaga, besi, kayu, nilon dan sapu
lidi, plastisin serta bahan-bahan lainnya. Diantara bahan-bahan
tersebut dapat digolongkan menjadi benda Elastis dan tidak elastis.
Contoh benda tidak elastis antara lain Nilon, Plastisin, dan kayu.
Sedangkan contoh benda elastis antara lain tembaga, karet dan
pegas. Bila pegas ditarik melebihi batasan tertentu maka benda itu
tidak akan elastis lagi. Lalu bagaimanakah hubungan pertambahan
panjang dengan gaya tarik?
KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI
2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.KI
3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu Menggunakan
Metoda Sesuai Kaidah Keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan
manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan
ajaran agama yang dianutnya2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan
berdiskusi3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan
sehari hari4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang
sifat elastisitas suatu bahan
INDIKATOR3.6.1 Menjelaskan elastisitas suatu bahan3.6.2
Menjelaskan contoh pemanfaatan bahan elastis dalam kehidupan
sehari-hari3.6.3 Menentukan regangan suatu benda3.6.4 Menentukan
tegangan suatu benda3.6.5 Menentukan besar energi potensial suatu
benda3.6.6 Menentukan tetapan pegas yang disusun secara seri3.6.7
Menentukan tetapan pegas yang disusun secara paralel 3.6.8
Menentukan tetapan pegas yang disusun secara campuran4.6.1
Menganalisis hasil percobaan hubungan antara pertambahan beban (F)
dengan pertambahan panjang pegas
MATERIA.FENOMENA
Pernahkan kalian naik sepeda motor, mobil ataupun bus? Tentunya
pasti pernah. Gambar disamping ini adalah pegas yang digunakan
sebagai peredam kejutan pada kendaraan salah satunya pada sepeda
motor. Istilah kerennya pegas digunakan pada sistem suspensi
kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam
kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan
jalan yang tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan
berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya berat
motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat
sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah
termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara
merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat
nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan
pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk
mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat
yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama
kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu saran
dari gurumuda, agar pegas sepeda motor-mu awet muda, maka sebaiknya
jangan ditumpangi lebih dari tiga orang. Perancang sepeda motor
telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas
(biasanya dua orang). Pegas bukan hanya digunakan pada sistem
suspensi sepeda motor tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti
mobil, kereta api, dkk.
B. PETA KONSEP
BendaELASTISITASBerkaitan dengan
Dapat bersifatdiuraikan
ElastisTidak elastisModulus young (E)Hk. Hook F=k.x
Dibagi menjadidibagi menjadi
TeganganparalelseriEnergi potensial pegas (Ep)Susunan
pegasRegangan
C. URAIAN MATERI
Semua benda, baik yang berwujud padat, cair, ataupun gas akan
mengalami perubahan bentuk dan ukurannya apabila benda tersebut
diberi suatu gaya. Benda padat yang keras sekalipun jika
dipengaruhi oleh gaya yang cukup besar akan berubah bentuknya. Ada
beberapa benda yang akan kembali ke bentuk semula setelah gaya
dihilangkan, tetapi ada juga yang berubah menjadi bentuk yang baru.
Hal itu berkaitan dengan sifat elastisitas benda. Apakah yang
dimaksud elastisitas? Bagaimana pengaruh gaya pada sifat
elastisitas bahan?1. Elastisitas
Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan
keadaan ke bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk karena
pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari luar. Benda-benda yang
memiliki elastisitas atau bersifat elastis, seperti karet gelang,
pegas, dan pelat logam disebut benda elastis (Gambar 3.1). Adapun
benda-benda yang tidak memiliki elastisitas (tidak kembali ke
bentuk awalnya) disebut benda plastis. Contoh benda plastis adalah
tanah liat dan plastisin (lilin mainan).Ketika diberi gaya, suatu
benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk.
Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan
memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan
kepada benda dinamakan gaya luar. Ketika gaya luar dihilangkan,
gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke
keadaan semula.
Apabila sebuah gaya F diberikan pada sebuah pegas (Gambar 3.2),
panjang pegas akan berubah. Jika gaya terus diperbesar, maka
hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan dapat
digambarkan dengan grafik seperti pada Gambar 3.3. Berdasarkan
grafik tersebut, garis lurus OA menunjukkan besarnya gaya F yang
sebanding dengan pertambahan panjang x. Pada bagian ini pegas
dikatakan meregang secara linier. Jika F diperbesar lagi sehingga
melampaui titik A, garis tidak lurus lagi. Hal ini dikatakan batas
linieritasnya sudah terlampaui, tetapi pegas masih bisa kembali ke
bentuk semula.Apabila gaya F diperbesar terus sampai melewati titik
B, pegas bertambah panjang dan tidak kembali ke bentuk semula
setelah gaya dihilangkan. Ini disebut batas elastisitas atau
kelentingan pegas. Jika gaya terus diperbesar lagi hingga di titik
C, maka pegas akan putus. Jadi, benda elastis mempunyai batas
elastisitas. Jika gaya yang diberikan melebihi batas
elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi menahan gaya sehingga
akan putus.
2. Tegangan, Regangan dan Modulus ElastisitasPerubahan bentuk
dan ukuran benda bergantung pada arah dan letak gaya luar yang
diberikan. Ada beberapa jenis deformasi yang bergantung pada sifat
elastisitas benda, antara lain tegangan (stress) dan regangan
(strain). Perhatikan Gambar 3.4 yang menunjukkan sebuah benda
elastis dengan panjang L0 dan luas penampang A diberikagaya F
sehingga bertambah panjang L . Dalam keadaan ini, dikatakan benda
mengalami tegangan.
Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan
bentuk benda. Tegangan (stress) didefinisikan sebagai perbandingan
antara gaya yang bekerja pada benda dengan luas penampang benda.
Secara matematis dituliskan:
dengan: = tegangan (Pa) = (N/m2)F= gaya (N)A= luas penampang
(m2)Adapun regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan
antara pertambahan panjang batang dengan panjang mula-mula
dinyatakan:
dengan:e= reganganL= pertambahan panjang (m)L= panjang mula-mula
(m)Regangan merupakan ukuran mengenai seberapa jauh batang tersebut
berubah bentuk. Tegangan diberikan pada materi dari arah luar,
sedangkan regangan adalah tanggapan materi terhadap tegangan. Pada
daerah elastis, besarnya tegangan berbanding lurus dengan regangan.
Perbandingan antara tegangan dan regangan benda tersebut disebut
modulus elastisitas atau modulus Young. Pengukuran modulus Young
dapat dilakukan dengan menggunakan gelombang akustik, karena
kecepatan jalannya bergantung pada modulus Young. Secara matematis
dirumuskan:
Hubungan antara gaya tarik F dengan Modulus Elastis :
dengan:E = modulus Young (N/m2)F = gaya (N) = tegangan (Pa)e =
reganganL = panjang mula-mula (m)L = pertambahan panjang (m)A =
luas penampang (m2)Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis
benda (komposisi benda), tidak bergantung pada ukuran atau bentuk
benda. Nilai modulus Young beberapa jenis bahan dapat kalian lihat
pada Tabel 3.1. Satuan SI untuk E adalah pascal (Pa) atau Nm2.
3. Hukum HookeHubungan antara gaya F yang meregangkan pegas
dengan pertambahan panjang pegas x pada daerah elastisitas pertama
kali dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 - 1703), yang kemudian
dikenal dengan Hukum Hooke. Pada daerah elastis linier, besarnya
gaya F sebanding dengan pertambahan panjang x.
Secara matematis dinyatakan:F = k x ..... (5)dengan:F = gaya
yang dikerjakan pada pegas (N)x = pertambahan panjang (m)k =
konstanta pegas (N/m)Pada saat ditarik, pegas mengadakan gaya yang
besarnya sama dengan gaya tarikan tetapi arahnya berlawanan (Faksi
= -F reaksi). Jika gaya ini disebut gaya pegas FP maka gaya ini pun
sebanding dengan pertambahan panjang pegas.Fp = -FFp = -k .X .....
(6)dengan:Fp = gaya pegas (N)Gaya yang akan bekerja pada pegas
yaitu gaya pemulih. Gaya pemulih merupakan gaya yang arahnya selalu
berlawanan dengan gaya penyebabnya, dirumuskan dengan: F = - k .
xBerdasarkan persamaan (5) dan (6), Hukum Hooke dapat
dinyatakan:Pada daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan
panjang sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda. Sifat pegas
seperti ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
pada neraca pegas dan pada kendaraan bermotor (pegas sebagai
peredam kejut).
4. Susunan Pegas
Pada susunan pegas, baik susunan seri, paralel, atau kombinasi
keduanya, besarnya konstanta pegas merupakan konstanta pegas
pengganti. Misalnya, tiga pegas dengan konstanta gaya k1, k2, dan
k3 disusun seri seperti pada Gambar 3.10.
Apabila pada ujung susunan pegas bekerja gaya F, maka
masing-masing pegas mendapat gaya yang sama besar yaitu F.
Berdasarkan Hukum Hooke, pertambahan panjang masing-masing pegas
adalah:F = k1 . x1 F = k2 . x2 F = k3 . x3
Pertambahan panjang total susunan pegas:x = x1 + x2 + x3
dengan:kS = konstanta gaya total susunan pegas seriPerhatikan
Gambar 3.11. Tiga buah pegas masingmasing dengan konstanta gaya k1,
k2, dan k3, disusun paralel dan pada ujung ketiga pegas bekerja
gaya F.
Selama gaya F bekerja, pertambahan panjang masingmasing pegas
besarnya sama, yaitu:x1 = x2 = x3 = xKarena:F = F1 + F2 +
F3maka:kpx = k1x1 + k2x2 + k3x3kpx = k1x + k2x + k3xSehingga:
dengan:kp = konstanta gaya total susunan pegas paralel
5. Energi potensial PegasUntuk meregangkan pegas sepanjang x
diperlukan gaya sebesar F untuk menarik pegas tersebut. Energi
potensial pegas adalah besarnya gaya pegas untuk meregangkan
sepanjang x. Berdasarkan Hukum Hooke, dapat diketahui grafik
hubungan antara gaya F dengan pertambahan panjang x seperti Gambar
3.15. Besarnya usaha merupakan luasan yang diarsir.
Ep = W = luas OAB =
Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk kembali
ke bentuk semula.Jika F = k . x, maka
Keterangan :Ep = energi potensial pegas (joule)k = konstanta
gaya pegas (N/m)x = pertambahan panjang pegas (m)Contoh pengunaan
gaya pegas adalah ketapel. Jika ketapel direnggangkan, kemudian
dilepaskan, ketapel dapat melontarkan batu. Dalam hal ini, energi
potensial elastis berubah menjadi energi kinetik batu.
Keterangan :k = konstanta pegas karet ketapel (N/m)m = massa
benda (kg)x = pertambahan panjang karet (m) v = kecepatan benda
(m/s)
D. LABORATORIUM MINI
I. Tujuan Percobaan:a. Menentukan hubungan antara pertambahan
beban (F) dengan pertambahan panjang pegas (x).
II. Rumusan Masalah:1.
..........................................................................................................2.
..........................................................................................................III.
Hipotesis:1.
..........................................................................................................2.
..........................................................................................................3.
..........................................................................................................IV.
Alat dan Bahan:1) Statif dengan klem: 1 Buah2) Pegas bentuk spiral:
1 Buah3) Beban: Secukupnya4) Penggaris: 1 Buah5) Neraca: 1 Buah
V. Variabel Percobaan: Variabel Percobaan1. Variabel Kontrol:
..............................................2. Variabel
Manipulasi: ..............................................3.
Variabel Respon: ..............................................
Definisi Operasional Variabel Kontrol:
.................................. Definisi Operasional Variabel
Manipulasi: .................................. Definisi Operasional
Variabel Respon: ..................................VI. Rancangan
Percobaan:
MGambar : Rancangan Percobaan
VII. Langkah Kerja:1. Mengukur panjang awal (X0) pegas dengan
penggaris kemudian menyusun pegas seperti gambar di atas
(menggantungkan pegas pada statif)!2. Mengukur massa beban dengan
menggunakan neraca!3. Menggantungkan beban ke ujung bebas pegas,
kemudian mengukur panjang akhir (X) dan menghitung pertambahan
panjang (X) pegas setelah mengalami pembebanan!4. Mengulangi
langkah 2 dan 3 dengan menambah massa beban yang berbeda!5.
Mencatat hasil pengamatan pada tabel!6. Membuat grafik berat beban
terhadap pertambahan panjang pegas!
VIII. Hasil Percobaan:Tabel 1 : Data hasil percobaanPercobaan
ke-m (kg)F = m.g (N)X0 (m)X (m)X = X - X0 (m)K = F/X(N/m)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
IX. Analisa Data
:................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
X.
Kesimpulan:................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
RANGKUMAN
1. Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan
keadaan ke bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk karena
pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari luar. Benda-benda yang
memiliki elastisitas disebut benda elastis, sedangkan benda yang
tak memiliki elastisitas disebut benda plastis.2. Tegangan ()
didefinisikan sebagai perbandingan besar gaya F dan luas penampang
A, dirumuskan dengan :
3. Regangan (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara
pertambahan panjang L dan panjang mula-mula L0, dirumuskan dengan
:
4. Modulus Elastisitas merupakan perbandingan antara tegangan
dan regangan, dirumuskan dengan :
5. Hukum Hooke menyatakan bahwa jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastis pegas, maka pertambahahn panjang pegas berbanding
lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. Secara matematis ditulis F
= k x.6. Susunan SeriBesar tetapan pegas pengganti seri merupakan
jumlah total dari kebalikan tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan
dengan :
7. Susunan ParalelTetapan pegas pengganti paralel besarnya sama
dengan jumlah total tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan dengan
:
8. Energi potensial elastis pegas adalah usaha gaya pegas untuk
meregangkan pegas sepanjang x, dirumuskan Ep = W =
PENILAIAN
Penilaian Pengetahuan
No TujuanranahsoaljawabanSkor
1Disajikan suatu permasalahan siswa dapat menjelaskan
permasalahan yang diberikan.C31. Pegas yang diberi gaya akan
bertambah panjang. dan jika gaya dilepaskan akan kembali ke keadaan
semula. Jelaskan mengapa hal itu dapat terjadi ?Karena pegas
memiliki sifat elastisitas, dimana ketika pegas diberi gaya akan
berubah bentuk atau terjadi perubahan panjang, dan ketika gaya
dilepaskan pegas akan kembali kebentuk semula.20
2Disajikan suatu ilustrasi shockbreaker yang memendek siswa
dapat menjelaskan faktor penyebabnya
C31. Ketika kita duduk diatas motor pegas pada shockbreaker akan
memendek. Mengapa demikian?
1. Hal ini karena sebuah beban dengan berat tertentu akan
menyebabkan pertambahan panjang yang berbeda untuk dua jenis pegas
yang berbeda. Pertambahan panjang ini disebabkan karakteristik
pegas yang dinyatakan sebagai konstanta pegas.
20
3Siswa dapat menganalisis contoh penggunaan Hukum Hooke dalam
kehidupan segari-hariC4
C4Kawat tembaga penampangnya 2 mm2 . E = 12x1011 dyne/cm2. Kawat
tersebut diregangkan oleh gaya F = 16x106 dyne. Jika panjang
mula-mula 30cm. Berapa pertambahan panjang kawat tersebut?
2. Menurut Hukum Hooke, pertambahan panjang suatu batang yang
ditarik oleh suatu gaya adalah?
2. Diketahui =A = 2 mm2 = 2x10-2 cm2E = 12x1011 dyne/cm2F =
16x106 dynel0 = 30 cmL = F.L/A.E= 16x106 dyne . 30 cm / 2x10-2 cm2
. 12x1011 dyne/cm2= 48x107/24x109= 2x10-2 cm3. Berbanding lurus
dengan besar gaya Tarik
20
15
4Siswa dapat menentukan nilai regangan suatu bahan
C31. Seutas tali mempunyai panjang mula-mula 100 cm ditarik
hingga tali tersebut mengalami pertambahan panjang 2 mm. Tentukan
regangan tali!
1. Diketahui:Panjang awal tali (l0)=100 cm = 1 meterDitanya:
Regangan taliJawab:Regangan tali:Regangan ===0,002 m
15
5Siswa dapat menentukan besarnya gaya yang bekerja pada suatu
pegasC41. Dua pegas identik dengan konstantagaya400 N/m. Kedua
pegas tersebut diparalelkan. Tentukan besar gaya yang dibutuhkan
untuk menarik pegas sehingga bertambah panjang 5 cm!
1. Diket : k1=k2=400 N/m (paralel)X = 5cm= 5.10-2Ditanya :
F=?Jawab :k=k1 + k2k=400+400k= 800 N/mF=k.XF= 800.5.10-2F= 40
N20
Masing-masing butir soal terdapat skor yang berbeda-beda untuk
soal uraian dan soal jawaban singkat.Jumlah soal sebanyak 6
soal.Skor total = Jumlah skor yang didapat tiap butir soalSkor
total = 100
Penilaian Keterampilan
No.Aspek yang DinilaiPenilaian
123
1.Kemampuan menentukan tujuan praktikum
2.Kemampuan mengecek keberfungsian alat
3.Kemampuan mengkalibrasi alat
4.Kemampuan merangkai alat
5.Kemampuan melakukan pengamatan
6.Kemampuan menyajikan data hasil percobaan
7.Kemampuan menganalisis data beserta perhitungannya
8.Kemampuan merumuskan kesimpulan
Rubrik PenilaianNo.Aspek yang DinilaiPenilaian
123
1.Kemampuan menentukan tujuan praktikumTujuan tidak sesuai
dengan judul praktikumTujuan sesuai dengan judul pecobaan namun
kurang tepatTujuan sesuai dan tepat dengan judul percobaan
2.Kemampuan mengecek keberfungsian alatTidak mengecek
keberfungsian alat sebelum melakukan praktikumMengecek
keberfungsian alat sebelum melakukan praktikumMengecek
keberfungsian semua alat-alat sebelum melakukan praktikum
3.Kemampuan mengkalibrasi alatTidak melakukan kalibrasi sebelum
praktikumTidak mengkalibrasi ulang alat yang digunakan saat
melakukan percobaan berikutnyaPengkalibrasian alat dilakukan setiap
akan pengambilan data
4.Kemampuan merangkai alat Rangkaian alat tidak benarRangkaian
alat ada yang sebagian benar dan ada yang sebagian salahRangkaian
alat benar dan tepat
5.Kemampuan melakukan pengamatanPengamatan tidak cermat saat
pengambilan dataPengamatan cermat, tetapi terdapat prosedur kertja
yang salah atau kurang tepatPengamatan cermat dan prosedur kerja
yang tepat
6.Kemampuan menyajikan data hasil percobaanData tidak
disajikanData disajikan tetapi tidak lengkapData disajikan dan
lengkap
7.Kemampuan menganalisis data beserta perhitungannyaData tidak
lengkap, analisis dilakukan hanya dengan membaca dataData lengkap
namun tidak terorganisir serta analisis yang tidak runtutData
lengkap, analisis runtut serta dijelaskan menggunakan analisis
grafik
8.Kemampuan merumuskan kesimpulanMenyimpulkan tidak sesuai
dengan tujuanAda beberapa kesimpulan, namun ada yang kurang
sesuaiKesimpulan singkat, padat, jelas dan sesuai dengan tujuan
Nilai = 100
PENILAIAN SIKAP
Petunjuk : Amati aktivitas siswa saat pembelajaran di kelas dari
pendahuluan sampai penutup.Beri tanda check list () pada kolom yang
sesuai dengan perilaku siswa sehari-hari. Lembaran ini diisi oleh
guru untuk menilai sikap peserta didik.Skor 1 : tidak pernah,
apabila tidak pernah melakukan.Skor 2 : kadang kadang, apabila
kadang melakukan dan sering tidak melakukan.Skor 3 : sering,
apabila sering melakukan dan kadang tidak melakukan.Skor 4 :
selalu, apabila selalu melakukan sesua pernyataan.No.Aspek
PengamatanSkor
1234
A.Aspek Sikap Jujur
1.Tidak mencontek saat mengerjakan tugas
2.Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas
3.Melaporkan atau mempresentasikan data apa adanya berdasarkan
hasil yang diperoleh
4.Mengakui kesalahan yang diperbuat
B.Aspek Sikap Disiplin
5.Masuk kelas tepat waktu
6.Memakai seragam dan atribut sekolah dengan lengkap dan
rapi
7.Mengumpulkan tugas tepat waktu
8.Membawa buku teks pada saat pelajaran
9.Mendengarkan penjelasan guru
C.Aspek Sikap Tanggung Jawab
10.Mengerjakan tugas individu dengan baik
11.Melakukan percobaan dengan baik dan benar
12.Mengemban tugas atau amanat yang diberikan guru atau teman
dengan baik
D.Aspek Sikap Toleransi
13.Menghargai perbedaan hasil percobaan teman (tidak merasa
paling benar)
14.Menghormati pendapat teman
15.Menghormati teman yang berbeda ras, agama, atau suku
E.Aspek Sikap Santun
16.Menggunakan bahasa yang sopan dan santun saat menyampaikan
pendapat
17.Mengucapkan salam dan tersenyum ketika bertemu dengan
guru
18.Bertanya kepada guru dengan tutur kata yang sopan
JUMLAH
Baik sekali (A): apabila memperoleh skor 55-72Baik (B): apabila
memperoleh skor 37-54Cukup (C): apabila memperoleh skor 19-36Kurang
(D): apabila memperoleh skor 1-18
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun.2010.Buku Pintar Belajar Fisika untuk SMA/MA kelas
XI A.Jakarta : SagufindoKinaryaPurwanto,Budi dan Muchammad
Azam.2013.Fisika 1 untuk kelas X SMA dan MA.Solo :Wangsa Jatra
Lestari
MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA Pend.Fisika A 201325