Tarsal Tunnel Syndrome Febriza, Irmayani Aboe Kasim I. Pendahuluan Tarsal tunnel syndrome adalah jebakan neuropati dari saraf tibialis atau salah satu cabang seperti bila terjadi trauma, varises, tenosinovitis, ada yang menempati ruang, dan deformitas hindfoot; namun dalam banyak kasus etiologinya adalah idiopatik, juga penting dicatat bahwa kompresi salah satu cabang distal dari saraf karena berhasil melewati otot abductor halusis sehingga dapat menimbulkan gejala klinik yang mirip dengan yang disebabkan oleh kompresi proksimal dalam terowongan tarsal yang tepat. 1,2 II. Epidemiologi Pada sebuah penelitian oleh Takukara et. al mengenai tarsal tunnel syndrome dari tahun 1975 sampai 1988 pada 45 pasien dengn tarsal tunnel syndrome. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar pasien memiliki patologi musculoskeletal yang diidentifikasi sebagai penyebab tarsal tunnel syndrome. Ganglia diidentifikasi dalam 18 belas pasien pada penelitian ini, penonjolan tulang dan koalisi talar kalkaneal pada 15 pasien, 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tarsal Tunnel Syndrome
Febriza, Irmayani Aboe Kasim
I. Pendahuluan
Tarsal tunnel syndrome adalah jebakan neuropati dari saraf tibialis atau
salah satu cabang seperti bila terjadi trauma, varises, tenosinovitis, ada yang
menempati ruang, dan deformitas hindfoot; namun dalam banyak kasus
etiologinya adalah idiopatik, juga penting dicatat bahwa kompresi salah satu
cabang distal dari saraf karena berhasil melewati otot abductor halusis sehingga
dapat menimbulkan gejala klinik yang mirip dengan yang disebabkan oleh
kompresi proksimal dalam terowongan tarsal yang tepat.1,2
II. Epidemiologi
Pada sebuah penelitian oleh Takukara et. al mengenai tarsal tunnel
syndrome dari tahun 1975 sampai 1988 pada 45 pasien dengn tarsal tunnel
syndrome. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar pasien memiliki
patologi musculoskeletal yang diidentifikasi sebagai penyebab tarsal tunnel
syndrome. Ganglia diidentifikasi dalam 18 belas pasien pada penelitian ini,
penonjolan tulang dan koalisi talar kalkaneal pada 15 pasien, tumor pada 3 pasien,
cidera pada 5 pasien, dan hanya 9 pasien yang tidak diketahui penyebabnya.3
III. Anatomi
Tarsal tunnel adalah celah tulang fibrosa yang terletak pada bagian
posterior maleolus medial. Beberapa struktur yang melewati ruang ini termasuk
trauma, varises vena dan kadang-kadang juga dikaitkan dengan ganglion1,7,8
Patofisiologi Tarsal Tunnel Syndrome
Setiap lesi menempati ruang di dalam tunnel tarsal dapat mengakibatkan
tarsal tunnel syndrome, baik karena kompresi langsung dari saraf tibialis
posterior, atau karena neuropati iskemik.8
V. Diagnosis
a. Gambaran klinik
Pasien dengan tarsal tunnel syndrome biasanya mengeluh nyeri terbakar
dan / atau parestesia sepanjang pergelangan medial dan bagian plantar kaki.
Rasa sakit dapat menyebar ke distal atau proksimal, radiasi proksimal,
meskipun kurang umum, disebut juga fenomena velleix. Jarang, penderita
mengeluh mati rasa pada telapak kaki. Riwayat medis lengkap harus
3
Gambar 3. Nervus plantar medial dan lateral. (dikutip dari kepustakaan 6)
diperoleh. Khususnya pasien harus ditanya tentang riwayat sakit punggung,
radioculopathy, diabetes, atau neuropati perifer.1
Sebuah neuropati kompresi ekstrinsik atau intrinsic saraf tibialis posterior
atau salah satu cabang. Pasien dengan TTS sering melaporkan rasa sakit
terbakar di bagian tumit dan lengkungan medial dan / atau pada plantar kaki,
terasa penuh, bengkak , dan kepenuhan di bagian medial kaki, dan gangguan
sensorik termasuk rasa terbakar, kesemutan, dan mati rasa. Nyeri yang terletak
disekitar pergelangan kaki dan memperluas ke jari kaki meningkat dengan
berjalan kaki dan hilang dengan istirahat.9
Kesemutan dan mati rasa pada telapak kaki dapat disebabkan oleh tarsal
tunnel syndrome, dimana tarsal tunnel syndrome mengacu pada kondisi di
mana tekanan pada saraf tibialis diwilayah pergelangan kaki. 6
Adapun yang disebut sebagai gejala klasik tarsal tunnel syndrome adalah
neuropati yang disebabkan oleh kompresi saraf tibialis posterior di bawah
retinakulum flexor, gambaran klinis berupa nyeri disekitar maleolus medial
dan menjalar kearah proksimal dan distal, paraestesis, disesthesis, terasa nyei
terbakar, dan nyeri menusuk tajam.3
b. Pemeriksaan fisik
Dengan melakukan palpasi saraf tibialis dalam tarsal tunnel dan
melakukan tibial nerve tension test. 9
4
Gambar 4. Lokasi nyeri pada tarsal tunnel sindrom. (dikutip dari kepustakaan 10)
Pada fase akut/ kondisi yang ringan dapat ditemukan tanda-tanda berikut
yaitu : nyeri tekan diatas saraf pada tarsal tunnel, tanda tinel positif ( perkusi
diatas retinaculum fleksor dari terowongan tarsal), hypothesisas pada uji tusuk
pin. Kondisi ini dapat juga dipengaruhi oleh lamanya, penekanan, serta
degenerasi saraf dengan adanya degenerasi wallerian dengan ditandai dengan
mati rasa, kelemahan otot, dan atropi.9
Pada fase sub akut / kondisi yang berat maka didapatkan adanya penarikan
dari tendon achilles, didapatkan “too many toes sign”, dan dapat pula terjadi
parese pada tumit.9
c. Elektrography
Elektrofisiologi untuk mengetahui batas kerusakan dari saraf motorik,
SCV (sensorik conduction velocity) dan EMG (elektromyografi) telah
dilaporkan berguna untuk mendiagnosis tarsal tunnel syndrome, namun pada
pemeriksaan cenderung memberikan hasil yang positif.11
VI. Diferesial diagnosis
A. Plantar Fascitis
Plantar fascitis adalah penyakit yang mengenai sistem muskulus
skeletal dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur, berat badan,
trauma, dan aktivitas. Sedangkan bentuk menifestasinya adalah tumbuhya
tulang pada daerah calcaneus. Gejala nyeri terutama sering disebabkan
karena saraf yang terjepit atau suatu peradangan pada plantar fascia.
5
Gambar 5. Tempat palpasi saraf tibialis dan cara melakukan nerve tention test. (dikutip dari kepustakaan 9)
Terjadinya trauma benda keras dapat juga menjadi penyebab penyakit ini.
Plantar fascitis merupakan struktur mirip jaringan fibrous, yang terentang
dari tulang tumit hingga tulang jari kaki, yang berfungsi sebagai penyangga
bagian lengkung kaki agar bagian tersebut tidak lunglai. Kelainan ini dapat
menyerang satu kaki, tetapi juga dapat menyerang dua kaki, nyeri ini dimulai
pada tulang tumit. Pada keadaan kronis dapat mengakibatkan gangguan pada
kaki, lutut, pinggul dan punggung. Pada kasus plantar fascitis akan terjadi
gangguan muskuloskeletal yang berdampak munculnya rasa nyeri maka perlu
penanganan fisioterapi dengan kombinasi intervensi terapi latihan, masase
dan US.12
B. Sindrom Morton
Metatarsalgia Morton disebabkan oleh tumor kecil disaraf sebelum
percabangan menjadi nervus digitalis antar kaput metatarsus, biasanya untuk
jari III dan IV. Sebenarnya pembengkakan saraf ini tidak merupakan suatu
neuroma, melainkan granuloma iritasi oleh tekanan dan rangsangan. Tumor
kecil ini dapat jarang dipalpasi. Biasanya terasa nyeri hebat seperti ditusuk,
kadang disertai hiperestesia kedua jari yang bersangkutan. Penanggulangan
dengan eksisi “neuroma”. Biasanya terjadinya patah tulang stress metatarsus
tidak disadari oleh penderita. Keluhannya berupa hanya nyeri bila dibebani
lama sekali, akibat retak. Biasanya retak baru terlihat pada foto Roentgen
setelah satu dua minggu setelah pembentukan kalus.13,14
6
Gambar 6. fascitis plantaris (dikutip dari kepustakaan 12)
VII. Penatalaksanaan
Medikamentosa
1. Obat antiinflamasi non steroid
2. Injeksi kortikosteroid
3. Obat analgesik dan obat opioid
Non Medikamentosa
1. kustom orthotics,
2. Kompres dingin,
3. Menggunakan denyutan ultrasound / phonophoresis dengan menggunakan
hydrocortisone 0.5 % atau salep lidocane 2,5 %.
4. Terapi latihan dapat berupa latihan peregangan otot-otot betis dan latihan
mobilisasi saraf.
Ketika pengobatan non operatif gagal untuk meredakan gejala, maka dapat
disarankan untuk pengobatan operatif.4,5
VIII. Komplikasi
7
Gambar 7. Morton’s neuroma
Komplikasi Dapat berupa rasa kram dan sensasi terbakar yang lebih. Pada
post operatif dapat terjadi perdarahan, infeksi, penyembuhan luka yang lama, dan
cidera pada saraf sensorik.6
IX. Prognosis
Prognosis dapat diprediksi berdasarkan etiologi dan kemungkinan
kerusakan saraf yang ireversibel. Studi Mann menunjukkan bahwa setelah
menjalani pembedahan nyerinya dapat berkurang hingga 75% sedangkan yang
tidak hanya nyerinya hanya berkurang 25% atau tidak sama sekali.15
Daftar pustaka
1. Singh SK, Wilson MG, Chiodo CP. Tarsal tunnel syndrome and its surgical treatment. Jamaika plain; p.96-99
8
2. Takakura Y, Kumai T, Takaoka T, Tamai S. Tarsal tunnel syndrome caused by coalition associated with a ganglion. The journal of bone and joint surgery: Japan; 1997; p. 130-3.
3. Mahan KT. Tarsal tunnel syndrome. Chapter 24. Frotscher M, Baehr M. Sindrom klinis kompleks akibat lesi pada komponen
sistem sarafv spesifik. Diagnosis topik neurologi DUUS. Jakarta; 2010; p.91-10
5. Hudes K. Conservative management of a case of tarsal tunnel syndrome. J Can Chiropr Assos 54 (2); 2010; p100-06
10. Ahmad M, Tsang K, Mackenney PJ. Tarsal tunnel syndrome : literature review. Fisioterapi I privat praksis NR 7. 2013
11. Kohno M, Takahashi HT, Segawa H, Sano K. Neurovascular decompression for idiopathic tarsal tunnel syndrome : technical note. J neirol neurosurg Psychiatry. Japan; 2000; p. 87-90
12. Rica T. Kombinasi intervensiterapi latihan dan ultrasound (US) lebih baik daripada masase dan ultrasound (US) untuk penurunan nyeri pada kondisi plantar fascitis. Bali; 2011
13. Mumenthaler M, Mattle H, Talib E. Tarsal tunnel syndrome. In : Mumenthaler M, Mattle H, Talib E, editors. Neurology 4th edition. Thieme. 2004.p.796
14. Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Tarsal tunnel syndrome. Buku ajar ilmu bedah sjamsuhidajat-de jong, ed.3. Jakarta; 2014; p.1010-20
15. McElveen WA. Tarsal tunnel syndrome. Medscape Reference. 2014. (Available from : http://emedicine.medscape.com/article/123658-overview)