BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tiroiditis merupakan istilah yang mencakup segolongan kelainan yang ditandai dengan adanya inflamasi tiroid. Termasuk di dalamnya keadaan yang timbul mendadak dengan disertai rasa sakit yang hebat pada tiroid. Tiroiditis dapat dibagi berdasar atas etiologi, patologi, atau penampilan klinisnya. Penampilan klinis dilihat dari perjalanan penyakit dan ada tidaknya rasa sakit pada tiroid (1) . Berdasarkan penampilan klinis tersebut, maka tiroidis dibagi atas tiroiditis akut, subakut, dan kronis. Tiroiditis akut contohnya tiroiditis infeksiosa akut, tiroiditis karena radiasi, dan tiroiditis traumatika. Tiroiditis subakut dibagi menjadi yang disertai rasa sakit seperti tiroiditis de Quervain, sedangkan yang tidak disertai rasa sakit seperti tiroiditis limfositik subakut, post partum, dan oleh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tiroiditis merupakan istilah yang mencakup segolongan kelainan yang
ditandai dengan adanya inflamasi tiroid. Termasuk di dalamnya keadaan yang
timbul mendadak dengan disertai rasa sakit yang hebat pada tiroid. Tiroiditis
dapat dibagi berdasar atas etiologi, patologi, atau penampilan klinisnya.
Penampilan klinis dilihat dari perjalanan penyakit dan ada tidaknya rasa sakit pada
tiroid (1).
Berdasarkan penampilan klinis tersebut, maka tiroidis dibagi atas tiroiditis
akut, subakut, dan kronis. Tiroiditis akut contohnya tiroiditis infeksiosa akut,
tiroiditis karena radiasi, dan tiroiditis traumatika. Tiroiditis subakut dibagi
menjadi yang disertai rasa sakit seperti tiroiditis de Quervain, sedangkan yang
tidak disertai rasa sakit seperti tiroiditis limfositik subakut, post partum, dan oleh
karena obat-obatan. Tiroiditis kronis meliputi tiroiditis Hashimoto, Riedel, dan
infeksiosa kronis (1).
Tiroiditis Hashimoto merupakan salah satu penyakit tiroid autoimun yang
paling umum dan bersifat organ-specific. Ditemukan oleh Hakaru Hashimoto
pada tahun 1912, dengan istilah lain struma limfomatosa. Disebut pula sebagai
tiroiditis autoimun kronis dan merupakan penyebab utama hipotiroid di daerah
yang iodiumnya cukup. Penyakit ini sering mengenai wanita berumur antara 30-
50 tahun. Hampir semua pasien mempunyai titer antibodi tiroid yang tinggi,
infiltrasi limfositik termasuk sel B dan T, dan apoptosis sel folikel tiroid.
Penyebabnya sendiri diduga kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan (1).
Tiroiditis Hashimoto ini ditandai oleh munculnya antibodi terhadap
tiroglobulin dalam darah. Antibodi tirogobulin, bertindak sebagai autoantigen,
dalam serum penderita penyakit Hashimoto sehingga terjadi inflamasi akibat
autoimun, kerusakan dan penurunan fungsi tiroid yang luas dapat menyebabkan
hipotiroidisme. Kelenjar tiroidnya bisa membesar membentuk nodul goiter. Sekali
mulai timbul hipotiroid maka gejala ini akan menetap sehingga diperlukan terapi
hormon tiroid yang bertujuan mengatasi defisiensi tiroid serta memperkecil
ukuran goiter (1).
Mengingat pentingnya pengetahuan tentang penyakit Tiroiditis Hashimoto
ini, maka penulis mencoba memaparkan mengenai aspek patofisiologi, gejala
klinis, diagnosis, dan pengobatan dari Tiroiditis Hashimoto ini berdasarkan
sebuah kasus.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. P
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pandanari, Semarang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal masuk RS : 4 September 2014
No. RM : 007692
II. ANAMNESA
A. Keluhan Utama
Benjolan di leher sejak 2 bulan lalu
B. Keluhan Tambahan
Suara serak, sulit BAB, nyeri kepala belakang, tidak nafsu makan, berat
badan bertambah
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit RSUD Kota Semarang dengan
keluhan tumbuh benjolan di leher sejak 2 bulan SMRS. Benjolan
dirasakan semakin lama semakin membesar. Benjolan dirasakan sebesar
bola pingpong tidak nyeri, dan ikut bergerak saat menelan.
3
Pasien merasakan sulit BAB sejak 1 bulan lalu, pasien merasakan
BAB nya menjadi keras dan BAB menjadi sulit hanya 1 kali dalam 2
hari.
Peningkatan berat badan sebanyak 5 kg juga dirasakan oleh
pasien sejak 1 bulan yang lalu, padahal pasien merasa tidak nafsu makan
dan lemas. Dalam 1 hari pasien makan hanya 1 kali dan sangat sedikit
porsinya.
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah suara yang menjadi
serak sejak 2 bulan lalu, nyeri kepala di bagian belakang kepala kira-kira
2 bulan lalu dan makin memberat sakitnya. Sejak mengalami gejala-
gejala ini pasien menjadi malas bangun dan beraktivitas. Pasien merasa
hanya ingin tidur-tiduran seharian
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya keluhan seperti ini belum
pernah dirasakan. Tidak ada penyakit kronis yang diderita pasien seperti
Diabetes, Hipertensi dan asma. Sebelumnya pasien belum pernah cek
kadar kolesterol. Riwayat penyakit jantung pun disangkal oleh pasien
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien memiliki riwayat penyakit jantung koroner dan
darah tinggi. Riwayat kencing manis, hiperlipidemi, gangguan fungsi
ginjal dan hepar tidak dimiliki keluarga.
F. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan rutin jogging sebelum mengalami
gejala. Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang tinggi lemak.
Pasien sama sekali tidak mengonsumsi obat apapun secara rutin.
Riwayat foto thorax berulang disangkal oleh pasien. Paparan radiasi
yang lama disangkal. Pasien selalu makan dengan menggunakan garam
beriodium.
4
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Sikap : Kooperatif
Status Gizi :
BB : 64 kg
TB : 165 cm
BMI : 23,5 = Gizi Berlebih
2. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 72 kali/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36,2 0C
3. Status Generalis
a. Kesadaran
GCS : E4M6V5 = 15 ( Compos Mentis )
b. Kulit : Warna sawo matang, tidak ikterik maupun
Sianosis, teraba kasar dan kering
c. Kepala : Bentuk normal, normocephali, rambut
hitam distribusi merata.
d. Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sclera ikterik
(-)/(-), pupil bulat isokhor dengan diameter
3mm / 3mm, reflex cahaya (+)/(+), reflex
cahaya tak langsung (+)/(+), oedema
palpebra (-)/(-)
e. Telinga : Normotia, secret (-)/(-), darah (-)/(-)
5
f. Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum,
darah (-)/(-), pernapasan cuping hidung (-)
g. Mulut :
Bibir : bentuk normal, simetris, mukosa warna
merah muda, basah, tidak pucat,
tidak sianosis
Gigi dan gusi : gigi geligi lengkap, oral hygine baik.
Lidah : bentuk normal, simetris, tidak ada deviasi,
permukaan tidak kotor, tepi tidak
hiperemis
Uvula : letak di tengah, tidak tremor, tidak
hiperemis, tidak membesar
Faring : tidak hiperemis
Tonsil : T1 / T1 tenang
h. Leher : Pembesaran KGB (-), JVP 5 ± 4 cmH20,
distensi vena jugularis dextra (+),
trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak
teraba, sebuah benjolan dengan ukuran
sebesar bola pingpong
i. Paru
Inspeksi : Bentuk normal, gerakan napas simetris,
tidak ada retraksi sela iga
Palpasi : Vocal fremitus simteris di kedua lapang
paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler di kedua lapang
Paru (+)/(+), wheezing (-)/(-), ronchi (-)/(-)
j. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 garis
6
midclavicula sinistra
Perkusi :
Batas kanan di ICS III-V garis sternalis kanan
Batas kiri di ICS V dua jari lateral dari garis
midklavikularis kiri
Pinggang jantung di ICS II garis parasternalis kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular,
murmur (-)/(-), gallop (-)/(-)
k. Abdomen
Inspeksi : Bentuk normal, tidak ada kelainan kulit
yang bermakna
Auskultasi : Bising usus (+) 1x/menit
Perkusi : Timpani di seluruh region abdomen,
Shifting dullness (-)
Palpasi : Supel (+), Tidak teraba pembesaran organ,
nyeri tekan (-), ballottement (-)/(-)
l. Ekstremitas
Atas : Simetris, kuku sianosis (-), akral hangat
CRT < 2 detik, pitteing oedem (-)/(-)
Bawah : Simetris, kuku sianosis (-), akral hangat,
CRT < 2 detik, Pitting oedem (-)/(-).
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7
a. Pemeriksaan Laboratorium
5 September 2015
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi
Darah Rutin
Jumlah leukosit 8.500/ uL 5.000 – 10.000/uL Dbn
HCT 40,2% 40-54% Dbn
Hemoglobin 12,8 g/dL 13 – 16 g/dL Dbn
Eritrosit 5.08 juta/uL 4-6 juta/uL Dbn
Hitung Jenis
Basofil 0% <1% Dbn
Eosinofil 2% 1-3% Dbn
Neutrofil batang 2% 2-6% Dbn
Neutrofil segmen 67% 52-70% Dbn
Limfosit 21% 20-40% Dbn
Monosit 8% 2-8% Dbn
Jumlah hematokrit 44.2 % 40 – 48 % Dbn
Jumlah trombosit 187.000/uL 150.000 – 400.000 /uL Dbn
MCV 86.9 fL 82-92 fL Dbn
MCH 28.7 pg 27-32 pg Dbn
MCHC 33.1 % 32-37 % Dbn
GDS 99 mg/dL 60-110 mg/dL Meningkat
AST (SGOT) 25 U/L <37 U/L Dbn
ALT (SGPT) 23 U/L < 41U/L Dbn
Ureum 23,2 mg/dL 30-40 mg/dL Dbn
Kreatinin 0,8 mg/dL 1-1,5 mg/dL Dbn
5 Septemner 2014
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interptretasi
Asam urat 2,4 mg/dL 2.2-6.2 mg/dL Meningkat
8
Kolesterol total 228 mg/dL < 200 mg/dL Meningkat
TSH 44,97 mlU/ml 0,3-5 mlU/ml Meningkat
FT 4 5,21 pmol/L 9-20 pmol/L Penurunan
Antibodi TPO >10.000 <5,61 Meningkat
V. RESUME
Pasien datang ke Rumah Sakit RSUD Kota Semarang dengan
keluhan tumbuh benjolan di leher sejak 2 bulan SMRS. Benjolan
dirasakan semakin lama semakin membesar. Benjolan dirasakan sebesar
bola pingpong tidak nyeri, dan ikut bergerak saat menelan.
Pasien merasakan sulit BAB sejak 1 bulan lalu, pasien merasakan
BAB nya menjadi keras dan BAB menjadi sulit hanya 1 kali dalam 2
hari.
Peningkatan berat badan sebanyak 5 kg juga dirasakan oleh
pasien sejak 1 bulan yang lalu, padahal pasien merasa tidak nafsu makan
dan lemas. Dalam 1 hari pasien makan hanya 1 kali dan sangat sedikit
porsinya.
Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah suara yang menjadi
serak sejak 2 bulan lalu, nyeri kepala di bagian belakang kepala kira-kira
2 bulan lalu dan makin memberat sakitnya. Sejak mengalami gejala-
gejala ini pasien menjadi malas bangun dan beraktivitas. Pasien merasa
hanya ingin tidur-tiduran seharian.
Riwayat penyakit dahulu tampak tidak berhubungan dengan
keurigaan. Pasien memiliki kebiasaan makan makanan berlemak dan
mengonsumsi gara beriodium tiap hari
VI. DIAGNOSA KERJA
Tiroiditis Hashimoto
Dislipidemia
9
VII. DIAGNOSA BANDING
Tumor tiroid
Carcinoma tiroid
Limfoma
Tiroiditis infeksi
VIII. PENATALAKSANAAN
A. Non Medika Mentosa
IVFD Ringer Laktat 20 tpm /24 jam
B. Medika Mentosa
Problem:Benjolan di Leher Disertai Rasa Kencang di Belakang Kepala ,