TINJAUAN SUSUT REPAIR MORTAR DENGAN BAHAN TAMBAH POLYMER (Observation of Shrink age Repair Mortar Con taining Polymer) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Ole h : RIKA RINAYANTI PRAHESTININGRUM NIM. I 0106119 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
72
Embed
TINJAUAN SUSUT REPAIR MORTAR DENGAN BAHAN … · Dari hasil analisis diketahui bahwa setelah mortar polymer mencapai umur pengeringan lebih dari 30 hari, mortar polymer 2% berpengaruh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN SUSUT REPAIR MORTAR DENGAN BAHAN TAMBAH POLYMER
(Observation of Shrink age Repair Mortar Con taining Polymer)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Ole h :
RIKA RINAYANTI PRAHESTININGRUM NIM. I 0106119
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
TINJAUAN SUSUT REPAIR MORTAR DENGAN BAHAN
TAMBAH POLYMER
(Observation of Shrink age Repair Mortar Con taining Polymer)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
RIKA RINAYANTI PRAHESTININGRUM NIM. I 0106119
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Persetujuan:
Dosen Pembimbing I
S A Kristiawan, ST, MSc, Ph.D NIP. 19690501.199512.1.001
Dosen Pembimbing II
Ir. Sunarmasto, MT NIP. 19560717.198703.1.003
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINJAUAN SUSUT REPAIR MORTAR DENGAN BAHAN
TAMBAH POLYMER
(Observation of Shrink age Repair Mortar Con taining Polymer)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
RIKA RINAYANTI PRAHESTININGRUM NIM. I 0106119
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari : Se lasa, 29 Juni 2010
1. S A Kristiawan, ST, MSc, Ph.D _____ _______ __ __ __
Mengetahui, Disahkan, a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Ketua Jurusan Teknik Sipil Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Bambang Santosa, MT NIP. 19561112 198403 2 007 NIP. 19590823 198601 1 001
iv
MOTTO
Orang yang mendaki tangga, harus mulai dengan langkah pertama
( Walter Scott )
Tolak ukur keberhasilan adalah suatu perubahan
( penyusun )
PERSEMBAHAN
ALLAH SWT
Ayahanda dan ibunda tercinta atas do’a, petuah dan kasih sayang
yang kalian berikan selama ini
Adik2ku tersayang dan seluruh keluargaku
My Lovely Agung Budiyanto, atas support, kesabaran dan
pengertiannya selama ini
Teman-teman skripsi: “kelompok bahagia dunia akhirat”
Teman-teman satu angkatan: Trisno, Ridho, Setyo, Pamuko,
Anshori, Rizky, Winny, Jupri, Yuni, Winda, Aryu dan temen-temen
yang lain yang tidak saya sebutkan
Special thanks to
PAK IWAN & PAK MASTO sebagai dosen pembimbing
PAK ACHMAD BASUKI & PAK EDY sebagai dosen penguji
Almamater, Universitas Sebelas Maret Surakarta
v
ABSTRAK RIKA RINAYANTI PRAHESTININGRUM, 2010. TINJAUAN SUSUT REPAIR MORTAR DENGAN BAHAN TAMB AH POLYMER. Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penggunaan polymer sebagai bahan tambah pada repair mortar diharapkan dapat menjadi bahan tambah yang berfungsi sebagai bahan pengikat butiran agregat dengan semen, sehingga campuran lebih liat, tidak getas dan lebih elastis sehingga dapat mengimbangi susut (shrinkage) yang terjadi pada repair material yang dapat mengakibatkan terlepasnya ikatan repair material dengan bagian yang diperbaiki (delaminasi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi campuran polymer terhadap besarnya susut (shrink age) pada repair mortar bila dibandingkan dengan mortar tanpa polymer dan produk repair mortar Emacco Nanocrete, nilai prediksi shrink age jangka panjang yang dievaluasi menggunakan rumus ACI 209R-92, serta memodifikasi rumus ACI 209R-92 hingga menghasilkan nilai error prediksi shrinkage jangka panjang yang tidak melebihi batas kewajaran (30%). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan suatu percobaan di laboratorium secara langsung. Variasi kadar polymer yang digunakan adalah 0%, 2%, 4%, dan 6% dari berat semen, dan dari percobaan akan diperoleh data atau hasil yang menghubungkan variabel-variabel yang diamati. Dalam percobaan ini akan dicatat perubahan panjang sampel sehingga didapat nilai shrink age. Dengan nilai shrink ag e tersebut dapat dicari nilai prediksi shrinkage jangka panjang menggunakan rumus ACI 209R-92. Untuk mengetahui besarnya nilai penyimpangan atau tingkat kesalahan penggunaan rumus ACI 209R-92 perlu dilakukan evaluasi ataupun modivikasi rumus tersebut sehingga didapatkan nilai shrinkage ultimit dengan nilai error yang wajar.
Dari hasil analisis diketahui bahwa setelah mortar polymer mencapai umur pengeringan lebih dari 30 hari, mortar polymer 2% berpengaruh dalam menurunkan nilai susut bila dibandingkan dengan mortar po lymer 0%, sedangkan yang berpengaruh dalam menurunkan susut bila dibandingkan dengan mortar Emaco Nanocrete adalah mortar po lymer 2% dan 4%. Nilai susut tergantung dari kadar polymer yang digunakan, dimana semakin tinggi kadar po lymer yang digunakan maka semakin besar nilai susut yang terjadi. Prediksi shrinkage jangka panjang dengan metode ACI 209R-92 tidak dapat diaplikasikan pada benda uji karena menghasilkan nilai error yang terlalu besar dan melebihi batas kewajaran (30%). Dapat diketahui pula modifikasi rumus ACI 209R-92 yaitu dengan mengganti perkiraan waktu paruh tercapainya ultimate shrink ag e menghasilkan bahwa pada benda uji berbahan tambah polymer memiliki nilai error op timum pada 5 hari, sedangkan pada benda uji non polymer mempunyai nilai error op timum pada 14 hari. Kata kunci: po lymer, prediksi, repair mortar, shrink age.
vi
ABSTRACT Rika Rinayanti Prahe stiningrum, 2010. OBSERVATION OF SHRINKAGE REPAIR MORTAR CONTAINING POLYMER. Thesis of Civil Engineering Department of Engineering Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. The use of polymer as supplement material in repair mortar is expected to be supplement material functioning as the aggregate grain adhesive with cement, so that the mixture is more tough, not brittle and more elastic so that can compensate the shrinkage occurring in the repair material that can result in the detachment of repair material binding and the delaminated part. The objective of research is to find out the effect of polymer mixture proportion on the shrinkage size in repair mortar compared with the mortar without polymer and repair mortar product Emacco Nanocrete, the prediction value of long term shrinkage is evaluated using ACI 209R-92, as well as modifying the ACI 209R-92 formula so that the error value of long term shrinkage prediction not exceeding the fairness limit (30%) is obtained. The method employed in this study was direct experiment in laboratory. The variations of polymer level used were 0%, 2%, 4%, and 6% of cement weight, and from the experiment the data or result was obtained connecting the variables observed. In this experiment, the sample length change will be recorded so that the shrinkage value will be obtained. With such shrinkage value, the long term shrinkage prediction value can be estimated using ACI 209R-92. In order to find out the deviation value or standard error of the use ACI 209R-92 formula, an evaluation or formula modification needs to be done so that the ultimate shrinkage value is obtained with the fair error value. From the result of analysis, it can be found that polymer mortar reaches the drying time length more than 30 days, polymer mortar 2% affects the declining shrinkage value compared with the polymer mortar 0%, meanwhile the one affecting the declining shrinkage compared with Emaco Nanocrete is mortar polymer 2% and 4%. The shrinkage value depends on the polymer level used, in which the higher the polymer level used, the higher is the shrinkage value occurring. The long term shrinkage prediction with ACI 209R-92 cannot be applied in the tested object because it results in too high error value and exceeding the fairness limit (30%). It can also be found that the modification of ACI 209R-92, that is, by replacing the half time estimation of ultimate shrinkage achievement shows that in the tested object with polymer supplement material has optimum error value of 5 days, while the non polymer tested object has optimum error value of 14 days. Keywords: polymer, prediction, repair mortar, shrinkage.
vii
PENGANTAR
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar
kesarjanaan S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penyusun mengambil judul skripsi “Tinjauan Susut Repair Mortar dengan
Bahan Tambah Polymer”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka
banyak kendala yang sulit untuk penyusun pecahkan hingga terselesaikannya
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta Staf.
2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
beserta Staf.
3. Bapak S A Kristiawan, ST, MSc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing I.
4. Bapak Ir. Sunarmasto, MT selaku Dosen Pembimbing II.
εsh(t) = Sh rink age observasi umur t (microstrain)
ε’sh(t) = Sh rink age prediksi umur t (microstrain)
= Nilai rata-rata Shrinkage observasi (microstrain)
= Jumlah nilai Shrink ag e
Perhitungan prediksi shrink age dan nilai error dengan ACI 209R-92 akan
menggunakan data perhitungan prediksi shrinkage 14, 28, 42, 56, dan 84 hari.
Hubungan antara nilai error prediksi dengan variasi umur data shrinkage yang
dievaluasi dengan rumus diatas diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 4 .2. Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan metode ACI 209R-92
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
MS 138.0% 80.4% 59.5% 49.9% 46.5%
MP-0% 146.7% 85.3% 62.9% 53.5% 49.6%
MP-2% 224.2% 144.3% 105.2% 89.1% 83.1%
MP-4% 250.8% 154.3% 111.7% 94.7% 87.7%
MP-6% 255.0% 156.1% 113.1% 95.8% 88.5%
EM 110.2% 66.1% 51.7% 43.8% 43.4%
Dari Tabel 4 .2 terlihat bahwa nilai error pada perhitungan prediksi shrinkag e
dengan metode ACI 209R-92 menghasilkan nilai error yang terlalu besar, karena
itu rumus pada metode ACI 209R-92 kurang tepat digunakan untuk menghitung
prediksi shrinkage pada penelitian ini.
42
4.4. Perhitungan Nilai Error Optimum dengan Memodifikasi
Perkiraan Waktu Paruh Ultimate Shrinkage
Pada perhitungan nilai prediksi dengan metode ACI 209R-92 ternyata didapat
nilai error yang terlalu besar, oleh karena itu diperlukan modifikasi rumus agar
mendapatkan nilai prediksi yang lebih tepat. Pada rumus ACI 209R-92 nilai 35
adalah perkiraan waktu paruh tercapainya nilai ultimate shrinkage pada sebuah
mortar ataupun beton. Untuk mendapatkan nilai error prediksi dengan tepat
digunakan modifikasi perkiraan waktu paruh tercapainya ultimate shrinkage yaitu
dengan mengganti nilai waktu paruh dengan beberapa variasi, pada modifikasi ini
digunakan variasi 1, 3, 5, 7, 10, 14, 21, dan 28 hari..
Hitungan prediksi shrinkage dengan variasi 1, 3, 5, 7, 10, 14, 21, dan 28 hari
didapat rumus sebagai berikut :
…..……………... .….. . .. . . ..………4.3
Dengan: εSh(t) = Nilai susut saat umur t diukur saat t0
(t-t0) = Waktu pengeringan
εSh(u) = Susut ultimit
TUSh = Modifikasi w aktu paruh u ltima te shrink a ge
Dengan cara yang sama seperti perhitungan prediksi shrinkag e dan nilai error ACI
209R-92, maka perhitungan prediksi shrink age dan nilai error pada modifikasi
perkiraan waktu paruh ultimate shrink ag e juga akan menggunakan data
perhitungan prediksi shrink age 14, 28, 42, 56, dan 84 hari. Data hasil prediksi
shrink ag e dengan berbagai variasi waktu paruh ultimate shrinkage yang didapat
dapat dilihat pada Lampiran C, sedangkan hubungan antara nilai error prediksi
dengan variasi umur data shrinkage yang dievaluasi dengan modifikasi perkiraan
waktu paruh ultimate shrinkage dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :
43
1) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 1 hari.
Tabel 4 .3 . Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 1 hari.
2) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 3 hari.
Tabel 4 .4 . Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 3 hari.
3) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 5 hari.
Tabel 4 .5 . Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 5 hari.
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
4) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 7 hari.
Tabel 4 .6 . Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 7 hari.
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
5) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 10 hari.
Tabel 4 .7 . Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 10 hari.
6) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 14 hari.
Tabel 4 .8 . Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 14 hari.
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%) MS 20.1% 12.2% 12.1% 11.5% 11.4% MP-0% 27.0% 14.1% 13.9% 13.9% 13.8% MP-2% 87.9% 63.9% 50.7% 45.7% 43.8% MP-4% 110.2% 74.9% 58.5% 52.0% 49.1% MP-6% 114.0% 76.9% 60.1% 53.3% 50.2%
EM 20.4% 19.3% 16.9% 16.6% 16.5%
45
7) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 21 hari.
Tabel 4 .9 . Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 21 hari.
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%) MS 67.9% 38.6% 30.2% 26.2% 23.4% MP-0% 75.3% 43.5% 33.9% 29.7% 26.5% MP-2% 143.5% 98.2% 74.9% 65.4% 61.7% MP-4% 167.6% 108.9% 82.2% 71.5% 66.8% MP-6% 171.7% 110.7% 83.7% 72.7% 67.9%
EM 43.5% 24.5% 23.0% 20.7% 20.5%
8) Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan
prediksi shrink ag e dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate
shrink age 28 hari.
Tabel 4 .10. Hubungan nilai error dengan variasi umur data shrinkage pada perhitungan prediksi shrink age dengan modifikasi perkiraan waktu paruh ultimate shrink age 28 hari.
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
Untuk dapat melihat dengan mudah nilai error optimum berdasarkan modifikasi
waktu paruh ultimate shrinkage yang telah ditentukan, maka nilai error yang
didapat dengan menggunakan variasi umur data shrinkage 14, 28, 42, 56, dan 84
hari dikelompokkan pada setiap jenis benda uji. Didapat hasil sebagai berikut :
46
1) Nilai error MS dengan berbagai modifikasi waktu paruh ultimate shrinkage.
Tabel 4.11. Nilai error MS dengan modifikasi waktu paruh ultimate shrinkage.
TUSh 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
1 153.4% 126.8% 110.4% 101.5% 96.9%
3 105.8% 84.3% 71.2% 64.8% 62.4%
5 80.0% 62.7% 50.3% 43.9% 41.7%
7 58.2% 47.8% 39.1% 34.8% 32.5%
10 30.4% 29.5% 25.6% 23.2% 22.3%
14 20.1% 12.2% 12.1% 11.5% 11.4%
21 67.9% 38.6% 30.2% 26.2% 23.4%
28 106.4% 62.0% 46.5% 39.5% 36.6%
35 138.0% 80.4% 59.5% 49.9% 46.5%
Gambar 4.6. Grafik hubungan nilai error MS dengan modifikasi waktu paruh
ultimate shrinkage
47
2) Nilai error MP-0% dengan berbagai modifikasi waktu paruh ultimate
shrink age.
Tabel 4 .12. Nilai error MP-0% dengan modifikasi waktu paruh ultimate
shrinkage.
TUSh 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
1 148.0% 122.0% 106.4% 98.0% 93.8%
3 100.3% 79.9% 67.6% 61.2% 59.2%
5 74.9% 59.7% 48.4% 41.9% 38.9%
7 52.9% 44.8% 37.2% 33.1% 31.2%
10 27.2% 26.7% 23.8% 21.6% 21.1%
14 27.0% 14.1% 13.9% 13.9% 13.8%
21 75.3% 43.5% 33.9% 29.7% 26.5%
28 114.2% 66.8% 50.2% 43.1% 39.7%
35 146.7% 85.3% 62.9% 53.5% 49.6%
Gambar 4.7. Grafik hubungan nilai error MP-0% dengan modifikasi waktu
paruh ultimate shrinkage
48
3) Nilai error MP-2% dengan berbagai modifikasi waktu paruh ultimate
shrink age.
Tabel 4 .13. Nilai error MP-2% dengan modifikasi waktu paruh ultimate
shrinkage.
TUSh 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
1 109.0% 84.5% 72.8% 67.3% 63.1%
3 60.1% 39.1% 32.1% 28.7% 26.2%
5 31.6% 20.2% 17.1% 16.7% 16.3%
7 21.2% 19.7% 18.8% 18.1% 17.3%
10 49.6% 39.1% 31.7% 29.2% 28.6%
14 87.9% 63.9% 50.7% 45.7% 43.8%
21 143.5% 98.2% 74.9% 65.4% 61.7%
28 187.9% 124.0% 91.8% 79.1% 73.8%
35 224.2% 144.3% 105.2% 89.1% 83.1%
Gambar 4.8. Grafik hubungan nilai error MP-2% dengan modifikasi waktu
paruh ultimate shrink ag e
49
4) Nilai error MP-4% dengan berbagai modifikasi waktu paruh ultimate
shrink age.
Tabel 4 .14. Nilai error MP-4% dengan modifikasi waktu paruh ultimate
shrinkage.
TUSh 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
1 92.4% 72.2% 62.2% 57.3% 53.6%
3 44.5% 31.3% 25.4% 22.5% 20.8%
5 15.9% 13.9% 13.8% 13.6% 13.5%
7 34.0% 26.8% 21.2% 19.1% 18.7%
10 69.6% 48.9% 39.3% 35.8% 34.2%
14 110.2% 74.9% 58.5% 52.0% 49.1%
21 167.6% 108.9% 82.2% 71.5% 66.8%
28 213.3% 134.3% 99.0% 84.9% 78.7%
35 250.8% 154.3% 111.7% 94.7% 87.7%
Gambar 4.9. Grafik hubungan nilai error MP-4% dengan modifikasi waktu
paruh ultimate shrinkage
50
5) Nilai error MP-6% dengan berbagai modifikasi waktu paruh ultimate
shrink age.
Tabel 4 .15. Nilai error MP-6% dengan modifikasi waktu paruh ultimate
shrinkage.
TUSh 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
1 89.0% 69.5% 60.3% 55.5% 51.9%
3 42.0% 30.4% 24.7% 21.9% 20.4%
5 14.1% 13.9% 13.8% 13.7% 13.6%
7 37.4% 28.6% 22.1% 20.4% 19.9%
10 73.0% 51.3% 41.0% 37.1% 35.3%
14 114.0% 76.9% 60.1% 53.3% 50.2%
21 171.7% 110.7% 83.7% 72.7% 67.9%
28 217.2% 136.1% 100.4% 86.0% 79.8%
35 255.0% 156.1% 113.1% 95.8% 88.5%
Gambar 4.10. Grafik hubungan nilai error MP-6% dengan modifikasi waktu
paruh ultimate shrinkage
51
6) Nilai error EM dengan berbagai modifikasi waktu paruh ultimate shrinkage.
Tabel 4.16. Nilai error EM dengan modifikasi waktu paruh ultimate
shrinkage.
TUSh 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
1 167.9% 138.6% 120.2% 111.2% 106.7%
3 121.6% 97.2% 81.3% 74.1% 71.5%
5 96.3% 73.3% 58.7% 52.7% 50.6%
7 75.4% 58.5% 45.4% 39.7% 37.1%
10 48.1% 39.9% 31.0% 27.8% 26.4%
14 20.4% 19.3% 16.9% 16.6% 16.5%
21 43.5% 24.5% 23.0% 20.7% 20.5%
28 79.9% 47.8% 39.0% 33.5% 32.9%
35 110.2% 66.1% 51.7% 43.8% 43.4%
Gambar 4.11. Grafik hubungan nilai error EM dengan modifikasi waktu
paruh ultimate shrink age
52
Dengan melihat grafik-grafik diatas, kita dapat melihat bahwa pada benda uji
dengan bahan tambah polymer memiliki kecenderungan nilai error yang sama
yaitu mempunyai nilai error optimum pada waktu paruh ultimate shrink age 5 hari
sehingga waktu paruh ultimate shrink ag e 5 hari dapat dijadikan sebagai prediksi
shrink ag e. Hubungan nilai error benda uji berbahan tambah po lymer dengan
variasi umur yang digunakan untuk memprediksi shrinkage pada waktu paruh
ultimate shrinkage 5 hari dapat dilihat pada Tabel 4.17 dan Gambar 4 .12 berikut
ini:
Tabel 4 .17. Hubungan nilai error benda uji berbahan tambah po lymer dengan variasi umur data shrinkage yang digunakan untuk memprediksi shrink age pada modifikasi waktu paruh ultimate shrink ag e 5 hari
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
MP-2% 31.6% 20.2% 17.1% 16.7% 16.3%
MP-4% 15.9% 13.9% 13.8% 13.6% 13.5%
MP-6% 14.1% 13.9% 13.8% 13.7% 13.6%
Gambar 4.12. Grafik Hubungan nilai error benda uji berbahan tambah polymer dengan variasi umur data shrinkage yang digunakan untuk memprediksi shrinkage pada modifikasi waktu paruh ultimate shrink age 5 hari
53
Sedangkan untuk jenis benda uji yang lain juga memiliki nilai error yang
cenderung sama yaitu benda uji MS, MP-0%, dan EM mempunyai nilai error
optimum pada waktu paruh ultimate shrink ag e 14 hari sehingga waktu paruh
ultimate shrinkage 14 hari dapat dijadikan sebagai prediksi shrink age. maka dari
itu untuk benda uji non polymer dapat dikelompokkan menjadi satu. Hubungan
nilai error benda uji non polymer dengan variasi umur yang digunakan untuk
memprediksi shrink ag e pada waktu paruh ultimate shrink ag e 14 hari dapat dilihat
pada Tabel 4.18 dan Gambar 4.13 berikut ini:
Tabel 4.18. Hubungan nilai error benda uji non polymer dengan variasi umur data shrink age yang digunakan untuk memprediksi shrink age pada modifikasi waktu paruh ultimate shrinkage 14 hari.
SAMPEL 14 hari 28 hari 42 hari 56 hari 84 hari
M (%) M (%) M (%) M (%) M (%)
MS 20.1% 12.2% 12.1% 11.5% 11.4%
MP-0% 27.0% 14.1% 13.9% 13.9% 13.8%
EM 20.4% 19.3% 16.9% 16.6% 16.5%
Gambar 4.13. Grafik Hubungan nilai error benda uji non polymer dengan variasi umur data shrink age yang digunakan untuk memprediksi shrinkage pada modifikasi waktu paruh ultimate shrinkage 14 hari
54
Namun demikian pada jenis benda uji berbahan tambah polymer, waktu paruh
ultimate shrink age hingga 7 hari masih dapat digunakan sebagai perhitungan
prediksi shrinkage karena mempunyai nilai error yang masih wajar atau tidak
terlalu besar. Sedangkan untuk jenis benda uji non polymer tidak dapat
menggunakan waktu paruh lebih dari 14 hari untuk digunakan sebagai
perhitungan prediksi shrinkage karena memiliki nilai error yang sudah tidak
wajar. Dengan didapat nilai error yang wajar maka kesalahan dalam
memprediksikan shrinkage jangka panjang dapat diminimalisir, nilai-nilai
prediksi shrinkage jangka panjang dengan modifikasi waktu paruh ultimate
shrink ag e dapat dilihat pada Lampiran C.
Dengan diketahui nilai error optimum maka dapat diketahui pula nilai ultimate
shrink ag e baru yang mempunyai nilai error lebih wajar. Nilai ultimate shrinkag e
yang menggunakan nilai error optimum disajikan dalam Tabel 4 .19 dan Tabe l
4.20 berikut ini:
Tabel 4.19 . Nilai ultimate shrinkage benda uji non po lymer dengan modifikasi waktu paruh tercapainya ultimate shrinkag e 14 hari dengan data jangka pendek 28 hari.
Tabel 4.20 . Nilai ultimate shrinkage benda uji polymer dengan modifikasi waktu
paruh tercapainya ultimate shrink age 5 hari dengan data jangka pendek 28 hari.
KODE BENDA UJI SHRINKAGE ULTIMIT ( Modifikasi ACI 209R–92 )
MS 1043 MP-0% 1211
EM 1323
KODE BENDA UJI SHRINKAGE ULTIMIT ( Modifikasi ACI 209R–92 )
MP-2% 891,9 MP-4% 1088
MP-6% 1261
55
4.5. Pembahasan
Shrink ag e adalah penyusutan volume yang yang tidak berhubungan dengan
beban. Dalam hal ini kita melakukan penelitian pada mortar, jadi shrinkage dapat
diartikan sebagai penyusutan mortar yang diakibatkan oleh banyak faktor
diantaranya hilangnya air dalam mortar atau karena hidrasi semen. Seperti terlihat
pada Gambar 4.1 bahwa semakin lama umur mortar akan semakin besar nilai
susut (shrinkage) yang terjadi.
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa susut yang terjadi pada umur 28 hari mencapai
600-1100 microstrain, menurut International Con crete Repair Institute
diklasifikasikan sebagai moderate shrinkage sedangkan bulletin HPM&S
memberi batas maksimum shrinkage pada umur mortar 28 hari sebesar 400
microstain. Hal ini menunjukkan material patch ini cenderung mengalami susut
yang tinggi. Susut yang tinggi dapat menyebabkan pengelupasan, retak pada
material patch, dan penampilan yang buruk akibat retak.
Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pada awal umur pengeringan (kurang dari
30 hari) mortar polymer dengan variasi kadar polymer 2%, 4%, dan 6%
mempunyai nilai rasio shrink age yang lebih tinggi (>1) dibandingkan mortar
polymer 0%. Namun setelah umur pengeringan lebih dari 30 hari, mortar polymer
2% mempunyai nilai rasio lebih rendah (<1), hal ini dapat diartikan bahwa repair
mortar dengan penggunaan kadar po lymer sebesar 2% berpengaruh dalam
mengurangi susut bila dibandingkan dengan mortar po lymer 0%. Sedangkan
mortar polymer 4% dan 6% tidak dapat dikatakan berpengaruh dalam mengurangi
susut, karena mortar polymer 4% mempunyai nilai rasio shrinkage yang hampir
sama terhadap mortar polymer 0%, dan mortar polymer 6% mempunyai nilai
rasio shrink ag e yang lebih tinggi terhapap mortar polymer 0%.
56
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pada awal umur pengeringan (kurang dari
30 hari) mortar polymer dengan variasi kadar polymer 2%, 4%, dan 6%
mempunyai nilai rasio shrink age yang lebih tinggi (>1) dibandingkan mortar
Emaco Nanocrete. Namun setelah umur pengeringan lebih dari 30 hari, mortar
polymer 2% dan 4% mempunyai nilai rasio lebih rendah (<1), hal ini dapat
diartikan bahwa repair mortar dengan penggunaan kadar po lymer sebesar 2%
dan 4% berpengaruh dalam mengurangi susut bila dibandingkan dengan mortar
Emaco Nanocrete. Sedangkan mortar polymer 6% tidak dapat dikatakan
berpengaruh dalam mengurangi susut, karena mortar po lymer 6% mempunyai
nilai rasio shrink age yang hampir sama terhadap mortar Emaco Nanocrete.
Dari Gambar 4.4 dapat dilihat prediksi nilai shrinkage mortar hingga 1000 hari
berdasarkan metode ACI 209R-92, namun dari hasil prediksi ternyata didapat
nilai error yang terlalu besar sehingga diperlukan modifikasi rumus pada metode
ACI 209R-92 yaitu dengan memodifikasi waktu paruh u ltimate shrinkage dengan
waktu paruh 1, 3, 5, 7, 10, 14, 21, dan 28 hari. Modifikasi rumus ini berfungsi
untuk mengetahui nilai error optimum sehingga didapat nilai error yang lebih
tepat dan wajar. Dari hasil modifikasi rumus diketahui bahwa benda uji berbahan
tambah po lymer dapat diprediksikan dengan modifikasi waktu paruh ultimate
shrink ag e 5 hari karena memiliki nilai error yang tepat dan wajar, sedangkan
untuk benda uji yang lain dapat diprediksikan dengan dengan modifikasi waktu
paruh ultimate shrink ag e 14 hari.
57
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari seluruh pengujian, analisis data, dan pembahasan yang dilakukan dalam
penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Penambahan kadar po lymer dengan persentase tertentu pada repair mortar
mempengaruhi nilai shrink ag e, dimana semakin tinggi kadar polymer yang
digunakan maka nilai shrinkage akan semakin besar. Pada awal umur
pengeringan (kurang dari 30 hari), mortar polymer dengan variasi kadar
po lymer 2%, 4% dan 6% mempunyai nilai rasio shrink ag e yang lebih tinggi
(>1) dibandingkan mortar po lymer 0% ataupun mortar Emaco Nanocrete.
Setelah mortar polymer mencapai umur pengeringan lebih dari 30 hari,
mortar po lymer 2% dapat berpengaruh dalam mengurangi susut pada repair
mortar bila dibandingkan dengan mortar polymer 0%, sedangkan bila
dibandingkan dengan mortar Emacco Nanocrete, yang dapat berpengaruh
dalam mengurangi susut pada repair mortar adalah mortar polymer 2% dan
mortar polymer 4%.
2) Prediksi shrink age jangka panjang dengan metode ACI 209R-92 tidak dapat
diaplikasikan pada benda uji karena menghasilkan nilai error yang terlalu
besar dan melebihi batas kewajaran (30%).
3) Modifikasi rumus ACI 209R-92 yaitu dengan mengganti perkiraan waktu
paruh tercapainya ultimate shrink age pada benda uji dengan nilai 1, 3, 5, 7,
10, 14, 21, dan 28 hari menghasilkan bahwa pada benda uji berbahan tambah
po lymer memiliki nilai error op timum pada 5 hari, sedangkan pada benda uji
non po lymer mempunyai nilai error optimum pada 14 hari.
58
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan saran yang
diharapkan berguna dalam penerapannya di lapangan , saran-saran yang diberikan
sebagai berikut:
1) Untuk memperkecil kesalahan yang ada sebaiknya perlu penelitian lebih
lanjut tentang penambahan kadar polymer dengan variasi hari yang lebih lama
untuk mengetahui karakteristik sifat polymer.
2) Agar kesalahan dalam pengamatan lebih kecil sebaiknya pemeliharaan alat-
alat observasi dapat ditingkatkan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, ACI Con crete Repair Basics. Anonim, 2005, Buku Pedoman Penulisan Tugas Ak hir, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dipohusodo, I. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia. Fattuhi, NI and Al-Khaiat, H, 1999 ”Shrinkage of Concrete Exposed to Hot and
Arid Climate”, Journal of Materials in Civil Engineering. Mosley, W.H. dan Bungey, J.H, 1989, Perencanaa n Beton Bertulang, Edisi
ketiga, Erlangga, Jakarta Murdock, L.J., and Brook, K, M, (alih bahasa : Stephanus Handoko), 1991, Bah an
dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta Nawy E. G.(Alih Bahasa: Bambang Suryatmono), 1990, Beton Bertulang Su atu
Pendekatan Da sar, Eresco, Bandung. Neville, A.M, and Brooks, J.J, 1997, Con crete Technology, London. Paul Nugraha dan Antoni, 2007, Tek no logi Beton, Andi, Yogyakarta. Sagel, R., Kole. P., dan Kusuma. G., 1994, Pedoman Pengerjaan Beton
berdasarkan SK-SNI T-15-1991-03, Edisi keempat, Erlangga, Jakarta Sulistya Krisna, 2010, Susut Repair Mortar dengan Bah an Tambah Polymer.
Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tjokrodimuljo Kardiyono, 1996, Tek nologi Beton. Yogyakarta : Penerbit Andi.