4 4 1.Propolis a. Deskripsi Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yakni pro bermakna sebelum dan polis berarti kota. Secara umum propolis dapat diartikan sebelum sampai kota. Kota dalam kehidupan lebah madu adalah sarang (Hoesada et al., 2007). Istilah ini diberikan untuk menggambarkan kegunaan propolis sebagai zat pelindung di pintu masuk sarang, baik terhadap invasi serangga lain maupun terhadap cuaca sehingga “kota” lebah madu selalu dalam kondisi steril berkat propolis (Suranto, 2010). Propolis dapat ditemukan dengan mudah di pintu-pintu masuk sarang lebah madu dan di seluruh tepian sarang lebah yang biasanya tersimpan dalam pola zig-zag. Pola ini memungkinkan penyimpanan propolis lebih efektif sehingga dapat digunakan untuk mengisi celah, menutupi jalan masuk sarang, atau dicairkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
4
1. Propolis
a. Deskripsi
Kata propolis berasal dari bahasa Yunani, yakni pro bermakna
sebelum dan polis berarti kota. Secara umum propolis dapat diartikan
sebelum sampai kota. Kota dalam kehidupan lebah madu adalah sarang
(Hoesada et al., 2007). Istilah ini diberikan untuk menggambarkan
kegunaan propolis sebagai zat pelindung di pintu masuk sarang, baik
terhadap invasi serangga lain maupun terhadap cuaca sehingga “kota”
lebah madu selalu dalam kondisi steril berkat propolis (Suranto, 2010).
Propolis dapat ditemukan dengan mudah di pintu-pintu masuk
sarang lebah madu dan di seluruh tepian sarang lebah yang biasanya
tersimpan dalam pola zig-zag. Pola ini memungkinkan penyimpanan
propolis lebih efektif sehingga dapat digunakan untuk mengisi celah,
menutupi jalan masuk sarang, atau dicairkan kembali jika harus
digunakan di tempat lain di dalam sarang (Suranto, 2010). Topracki
(2005) menjelaskan bahwa lebah madu menggunakan propolis untuk
pertahanan sarang, mengkilatkan bagian dalam sarang, dan menjaga
suhu lingkungan. Gambar 1 menjelaskan propolis digunakan oleh
lebah madu untuk mengurangi ukuran pintu masuk sarang.
5
Gambar 1. Lebah Madu Menggunakan Propolis untuk Mengurangi Ukuran
Pintu Masuk Sarang (Krell, 1996).
Propolis merupakan substrat getah (resin) yang bersifat lengket
seperti lem sehingga disebut sebagai bee glue (Hoesada et al., 2007).
Propolis dihasilkan lebah madu dengan cara mengumpulkan resin dari
berbagai macam tumbuhan, khususnya dari bunga dan kuncup daun,
kemudian resin ini dicampur dengan bee wax (lilin lebah) dan berbagai
enzim yang terdapat pada saliva lebah sehingga menjadi resin yang
berbeda dari resin asalnya (Krell, 1996).
b. Karakteristik
Propolis berwarna kuning terang sampai cokelat kemerahan,
tergantung pada sumber resin atau tumbuhannya (Suranto, 2010).
Bahkan propolis yang transparan telah dilaporkan oleh Coggshall dan
Morse dalam Krell (1996). Namun, dari sekian banyak warna propolis,
warna cokelat gelap adalah paling sering dijumpai. Menurut Toprakci
(2005), propolis bersifat pekat, bergetah, berwarna cokelat kehitaman,
mempunyai bau yang khas, dan terasa pahit.
6
Propolis mempunyai aroma wangi dan sangat lengket pada
suhu sarang, saat baru dibentuk (Suranto, 2010). Pada suhu 250-450C
propolis adalah zat yang lembut, lentur, dan sangat lengket. Di bawah
suhu 150C dan terutama ketika beku, propolis menjadi keras dan rapuh.
Di atas suhu 450C akan semakin lengket dan bergetah. Sementara itu
pada suhu 600-700C propolis akan mencair, tetapi untuk beberapa
sampel propolis titik leleh dapat mencapai suhu 1000C (Krell, 1996).
c. Kandungan Kimia
Propolis mempunyai kandungan kimia bervariasi tergantung
kondisi geografis dan ekosistem yang ada (Kosalec et al., 2004). Pada
tahun 1990 peneliti Oxford telah menemukan sekitar 150 jenis
mikroelemen di dalam propolis (Suranto, 2010). Tabel 1 menjelaskan
mengenai kandungan kimia propolis.
Tabel 1. Kandungan Kimia Propolis
Kelas Komponen Jumlah Grup Komponen
Resin 45-55 % Flavonoid, asam fenolat (kafeik, asam ferulik), dan esternya
Lilin dan asam lemak
25-53 % Sebagian besar dari lilin lebah dan beberapa dari tanaman
Minyak esensial 10 % Senyawa volatilProtein 5 % Protein kemungkinan berasal dari
pollen dan amino bebasSenyawa organik lain dan mineral
5 % 14 macam mineral yang paling terkenal adalah Fe dan Zn. Senyawa organik lain seperti: keton, laktan, kuinon, asam benzoat dan esternya, vitamin, dan gula
(Sumber : Krell, 1996)
7
1) Flavonoid dan Senyawa Fenol
Krell (1996) menyatakan bahwa kandungan propolis
berfungsi untuk memperbaiki kondisi patologi dari bagian tubuh
yang sakit, bekerja sebagai antioksidan dan antibiotik serta
meningkatkan sistem imunitas baik humoral maupun seluler
karena mengandung flavonoid tinggi. Flavonoid adalah
sekelompok besar senyawa polifenol tanaman (Winarsi, 2007).
Menurut Kosalec et al. (2004), kandungan flavonoid dan senyawa
fenol yang tinggi di dalam propolis berfungsi sebagai antibakteri,
antivirus, antijamur, antioksidan, dan antiperadangan serta
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menurut Wade (2005),
flavonoid merupakan antioksidan dan antibiotik yang berfungsi
menguatkan dan mengantisipasi kerusakan pada pembuluh darah
serta bahan aktif antiperadangan dan antivirus.
Flavonoid diketahui dapat menghambat oksidasi lipid dan
pembentukan lipid peroksida melalui mekanisme penangkapan
radikal bebas dan metal chelation (flavonoid dapat mengikat Cu2+
suatu logam yang dapat menginduksi terjadinya oksidasi lipid),
(Hegazi dan El-Hady, 2007). Radikal bebas adalah atom atau
molekul aktif yang memiliki elektron tidak berpasangan (unpaired
electron), (Priyanto, 2009). Elektron yang tidak berpasangan dalam
senyawa radikal memiliki kecenderungan untuk mencari pasangan.
Umumnya, senyawa yang diserang adalah senyawa ikatan kovalen
8
makromolekul, seperti lipid, protein, maupun DNA (Priyanto,
2009; Winarsi, 2007).
Penelitian Ichikawa et al. (2002) dan Kumazawa et al.
(2004) membuktikan bahwa kemampuan propolis sebagai
antioksidan dapat menangkap radikal hidroksil (OH•) dan
superoksida (O2•) kemudian menetralkan radikal bebas tersebut
sehingga keutuhan struktur sel dan jaringan serta membran lipid
terjaga. Ramirez et al. dalam Bankova (2000) menambahkan
bahwa propolis berperan sebagai antioksidan karena mengandung
kafeik dan asam ferulik beserta esternya.
2) Lilin
Lilin yang terkandung di dalam propolis sebagian besar
merupakan derivat dari lilin lebah (bee wax). Namun, tidak sedikit
lilin yang berasal langsung dari tanaman. Lilin lebah umumnya
mengandung ikatan ester, asam lemak, dan rantai alkohol
hidrokarbon (Suranto, 2010).
3) Minyak Esensial
Ragam minyak esensial dalam propolis tergantung jenis
bunga yang menjadi sumbernya. Minyak esensial propolis bersifat
volatil (mudah menguap) dan memiliki aroma yang khas
(Krell, 1996). Petri dalam Suranto (2010) menjelaskan bahwa
9
minyak esensial dalam propolis berperan sebagai antibakteri dan
antijamur.
4) Pollen
Persentase pollen yang terkandung dalam propolis sekitar
5 %. Pollen menjadi penyumbang kadar protein dalam propolis.
Dari semua asam amino yang terdapat dalam propolis, arginin dan
prolin tergolong yang terbanyak, sekitar 45,8 % (Suranto, 2010).
Jenis asam amino lainnya adalah triptofan, metionin, lisin,