10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PAP SMEAR 1. Definisi Pap Smear Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun- tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel- sel leher rahim (Diananda, 2009). Dasar pemeriksaan ini adalah mempelajari sel-sel yang terlepas dari selaput lendir leher rahim. Papsmear mudah dilakukan dan tidak menimbulkan rasa sakit. Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker. Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid. Pap Smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Nuranna, 2002).
28
Embed
TINJAUAN PUSTAKA PAP SMEAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-primahatip... · Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PAP SMEAR
1. Definisi Pap Smear
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang
diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap
Smear merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-
tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-
sel leher rahim (Diananda, 2009).
Dasar pemeriksaan ini adalah mempelajari sel-sel yang terlepas
dari selaput lendir leher rahim. Papsmear mudah dilakukan dan tidak
menimbulkan rasa sakit. Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari
serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada
epitel serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks
atau prakanker.
Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa
dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid. Pap Smear pertama kali
diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel
Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943 (Nuranna, 2002).
11
2. Manfaat Pap Smear
Pemeriksaan Pap Smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring
(skrining) dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini
sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi
lebih murah dan mudah. Pap Smear mampu mendeteksi lesi prekursor
pada stadium awal sehingga lesi dapat ditemukan saat terapi masih
mungkin bersifat kuratif.
Manfaat Pap Smear secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut
(Manuaba, 2005):
a. Diagnosis dini keganasan
Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker
korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan
ovarium.
b. Perawatan ikutan dari keganasan
Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan
setelah mendapat kemoterapi dan radiasai.
c. Interpretasi hormonal wanita
Pap Smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi
atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan
kemungkunan keguguran pada hamil muda.
d. Menentukan proses peradangan
Pap Smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada
berbagai infeksi bakteri dan jamur.
12
3. Wanita yang dianjurkan test Pap Smear
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan test Pap Smear biasanya
mereka yang tinggi aktivitas seksualnya, namun tidak menjadi
kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya
memeriksakan diri. Wanita-wanita sasaran test Pap Smear (Sukaca, 2009)
sebagai berikut:
a. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau
belum namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
b. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual
atau pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin.
c. Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.
d. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
e. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.
f. Pap Smear test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan
juga bagi wanita di bawah 20 tahun yang seksualnya aktif.
g. Sesudah 2 kali pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan
bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test.
h. Sesering mungkin jika hasil Pap Smear menunjukan abnormal, sesering
mungkin setelah penilaian dan pengobatan pra kanker maupun kanker
serviks.
13
4. Petunjuk Pemeriksaan Pap Smear
American Cancer Society (2009) merekomendasikan semua wanita
sebaiknya memulai skrining 3 tahun setelah pertama kali aktif secara
seksual. Pap Smear dilakukan setiap tahun. Wanita yang berusia 30 tahun
atau lebih dengan hasil tes Pap Smear normal sebanyak tiga kali,
melakukan tes kembali setiap 2-3 tahun, kecuali wanita dengan risiko
tinggi harus melakukan tes setiap tahun. Selain itu wanita yang telah
mendapat histerektomi total tidak dianjurkan melakukan tes Pap Smear
lagi. Namun pada wanita yang telah menjalani histerektomi tanpa
pengangkatan serviks tetap perlu melakukan tes Pap atau skrining lainnya
sesuai rekomendasi di atas.
Pap Smear tidak dilakukan pada saat menstruasi. Waktu yang
paling tepat melakukan Pap Smear adalah 10-20 hari setelah hari pertama
haid terakhir. Pada pasien yang menderita peradangan berat pemeriksaan
ditunda sampai pengobatan tuntas. Dua hari sebelum dilakukan tes, pasien
dilarang mencuci atau menggunakan pengobatan melalui vagina. Hal ini
dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita
tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari
sebelum pemeriksaan Pap Smear.
14
5. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Prosedur pemeriksaan Pap Smear adalah (Manuaba, 2005) :
a. Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve
(cocor bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau
tanda, dan alkohol 95%.
b. Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
c. Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks
posterior, servik uterus, dan kanalis servikalis.
d. Periksa serviks apakah normal atau tidak.
e. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks,
dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360˚ searah jarum jam.
f. Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang
telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45˚ satu kali usapan.
g. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
h. Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke
ahli patologi anatomi.
6. Klasifikasi Hasil Pap Smear
Tabel 2.1 Klasifikasi Pap Smear menurut Arshita (2007), yaitu:
NO KLASIFIKASI KETERANGAN
1. Kelas 0 Sel kanker masih diselaput lendir serviks (Karsinoma Insitu).
2. Kelas I Kanker masih terbatas didalam jaringan serviks dan belum menyebar ke badan rahim.
3. Kelas Ia Karsinoma yang didiagnosa baru hanya secara mikroskop dan belum menunjukkan kelainan / keluhan klinik.
4. Kelas Ia.1 Kanker mulai menyebar ke jaringan otot dengan dalam < 3 mm, serta ukuran besar < 7 mm.
15
5. Kelas Ia. 2 Kanker sudah menyebar lebih dalam (> 3 mm – 5 mm) dengan lebar 7 mm.
6. Kelas Ib Ukuran kanker sudah > 1a. 2 7. Kelas Ib. 1 Ukuran tumor = 4 cm 8. Kelas Ib. 2 Ukuran tumor > 4 cm
9. Kelas II
Kanker sudah menyebar keluar jaringan serviks tetapi belum mengenai dinding rongga panggul. Meskipun sudah menyebar ke vagina tetapi masih terbatas pada 1/3 atas vagina.
10. Kelas Iia Tumor jelas belum menyebar kesekitar uterus. 11. Kelas Iib Tumor jelas sudah menyebar ke sekitar uterus.
12. Kelas III
Kanker sudah menyebar ke dinding panggul dan sudah mengenai jaringan vagina lebih rendah dari 1/3 bawah. Bisa juga penderita sudah mengalami ginjal bengkak karena bendungan air seni (Hidroneprosis) dan mengalami gangguan fungsi ginjal.
13. Kelas IIIa Kanker sudah menginfasi dinding panggul.
14. Kelas IIIb Kanker menyerang dinding panggul disertai gangguan fungsi ginjal dan / atau hidroneprosis.
15 Kelas IV Kanker sudah menyebar keluar rongga panggul, dan secara klinik sudah terlihat tanda-tanda invasi kanker ke selaput lendir kandung kencing dan / atau rectum.
16. Kelas Iva Sel kanker menyebar pada alat atau organ yang dekat dengan serviks
17. Kelas Ivb Kanker sudah menyebar padanalat atau organ yang jauh dari serviks
7. Pengobatan dari diagnosa Pap Smear
Menurut Arshita (2007) :
a. Stadium Ia. 1
1) Konisasi � bila reproduksi masih diperlukan
Konisasi adalah proses pengambilan jaringan serviks dengan
pembedahan kecil, serviks diambil dengan pisau, kawat
listrik/kauter, atau dengan laser. Prosedur konisasi merupakan
prosedur pembedahan kecil, kadangkala dengan pembiusan
kadang dengan anastesi lokal. Prosedur konisasi dilakukan untuk
tujuan diagnosis tetapi juga digunakan sebagai prosedur terapi.
16
2) Histerektomi total � bila reproduksi sudah tidak diperlukan
Histerektomi adalah eksisi atau pengangkatan rahim secara total.