5 Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Pengertian Data Menurut Connolly dan Begg (2010:36), data merupakan jembatan yang menghubungkan antara komponen manusia dengan mesin. Menurut Indrajani (2011:2), data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. 2.1.2 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database adalah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Indrajani (2011:2), basis data adalah kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data mengonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam dokumen terpisah. Jadi database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi untuk diterapkan secara sistematis maupun untuk pengambilan suatu keputusan. 2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p87), sistem basis data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data.
32
Embed
TINJAUAN PUSTAKA mesin. bisnis.library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01290-IF Bab2001.pdfbisnis. 2.1.2 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori yang berkaitan dengan Database
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:36), data merupakan
jembatan yang menghubungkan antara komponen manusia dengan
mesin.
Menurut Indrajani (2011:2), data adalah fakta atau observasi
mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi
bisnis.
2.1.2 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010:65), database adalah
kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan deskripsi
data tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam
suatu organisasi.
Menurut Indrajani (2011:2), basis data adalah kumpulan terpadu
dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data
mengonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam
dokumen terpisah.
Jadi database merupakan kumpulan data yang saling
berhubungan satu sama lain yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan informasi suatu organisasi untuk diterapkan secara
sistematis maupun untuk pengambilan suatu keputusan.
2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p87), sistem basis data
adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan
basis data.
6
2.1.4 Pengertian Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010:66) Database
Management system (DBMS) merupakan sistem software yang
memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, merawat,
dan mengontrol akses data ke dalam suatu database.
Menurut Joseph (2007:142), DBMS adalah sebuah
komponen komputasi modern kritis, dan hasil dari berbagai
dekade penelitian dan pembangunan di kedua akademis dan
industri. Berdasarkan sejarahnya DBMS berada di antara multi-
user sistem awal server untuk dikembangkan, dan dengan
demikian banyak teknik sistem desain untuk skalabilitas dan
keandalan yang sekarang ini digunakan dalam konteks lain.
Menurut Yvette (2012:72), DBMS adalah paket perangkat
lunak dengan program komputer yang mengendalikan
pembuatan, pemeliharaan, dan penggunaan database.
Memungkinkan sebuah organisasi dengan mudah
mengembangkan database untuk berbagai aplikasi yang
dilakukan oleh administrator database dan spesialis database
lainnya.
Jadi DBMS merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk
mengatur dan menggunakan database sesuai kebutuhan dari
user.
Beberapa fasilitas yang disediakan dalam DBMS, yaitu :
- DBMS memungkinkan user untuk menentukan suatu
database, biasanya menggunakan Data Definition
Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk
menspesifikasikan tipe data dan struktur data serta batasan-
batasan data yang akan disimpan dalam database.
7
- DBMS memungkinkan user untuk melakukan insert,
update, delete dan retrieve terhadap data-data yang ada di
dalam database melalui Data Manipulation Language
(DML). DML menyediakan suatu fasilitas umum bagi data
yang disebut query language.
- DBMS menyediakan kontrol terhadap pengaksesan suatu
database, misalnya sebuah sistem keamanan mencegah
pengguna yang tidak berkepentingan dapat mengakses
database.
2.1.5 Arsitektur Sistem Database
Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2010:86),
tiga tingkat arsitektur basis data (Three Level ANSI-SPARC
Architecture) adalah:
a. External Level
External level merupakan apa yang dilihat oleh pengguna
terhadap basis. Level ini mendeskripsikan bagian basis data yang
berhubungan dengan tiap pengguna.
b. Conceptual Level
Conceptual level menggambarkan data apa saja yang disimpan
dalam basis data dan hubungan antara data tersebut.
c. Internal Level
Internal level merupakan representasi fisik dari basis data yang
ada di dalam komputer. Level ini menggambarkan bagaimana
data disimpan dalam suatu basis data.
Tujuan utama dari tiga tingkat arsitektur basis data adalah untuk
mendapatkan data independence. Dengan adanya data
independence pada basis data, maka data dapat diubah tanpa
mempengaruhi aplikasi yang berhubungan dengan basis data
tersebut.
8
2.1.6 Komponen Lingkungan Database Management System
Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010: 68), komponen
DBMS terdapat 5 komponen penting, yaitu :
• Perangkat keras (Hardware)
Dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-
aplikasinya. Hardware meliputi dari PC, mainframe, dan
jaringan komputer.
• Perangkat lunak (Software)
Meliputi aplikasi software DBMS, sistem operasi dan juga
sistem jaringan jika dalam penggunaannya menggunakan
jaringan.
• Data
Merupakan komponen yang terpenting dan juga merupakan
penghubung antara komponen mesin (Hardware dan
Software) dan komponen manusia (Procedures dan people)
• Prosedur
Merupakan instruksi dan aturan yang mengatur perancangan
dan penggunaan database.
• People
Komponen ini meliputi database administrator, database
designers, application developers, dan end users.
• Database administrator merupakan seseorang yang
mempunyai tanggung jawab terhadap penanganan
database di dalam suatu organisasi, tanggung jawabnya
meliputi:
- Bertanggung jawab terhadap keamanan database
- Membuat dokumen sistem dan penggunaannya
- Menentukan organisasi data
- Penerapan terhadap DBMS
- Pengetesan dan pemeliharaan sistem database
- Bertanggung jawab terhadap seluruh operasi dari
database
9
- Melatih dan mendidik personil yang berhubungan
dengan database untuk penggunaan database
Database designer adalah seseorang yang bertugas untuk
mendesain database. Tugas database desainer ini dibagi
menjadi dua, yaitu:
• Merancang Desain Conceptual / Logical Database,
yaitu mengidentifikasi entitas, atribut, dan hubungan di
antara keduanya serta memberikan constraints
(batasan).
• Merancang desain database secara fisik, yaitu
memutuskan bagaimana logical database design
terealisasi secara fisik, misalnya memetakan logical
database design menajdi tabel-tabel yang terintegrasi.
Aplication Programmer adalah seseorang yang bertugas untuk
membuat program aplikasi untuk mengakses database.
End User adalah orang-orang yang menggunakan database
tersebut untuk kepentingan tertentu.
2.1.7 Keuntungan dan Kerugian Database Management System
Menurut Connolly dan Begg (2010: 77) keuntungan dari
DBMS, yaitu :
• Mengendalikan redundansi data
• Konsistensi data
• Mendapatkan informasi lebih banyak dari data yang sama
• Penggunaan data bersama
• Meningkatkan integritas data
• Meningkatkan keamanan
• Standardisasi
• Menyeimbangkan kebutuhan user
• Meningkatkan tingkat akses dan respon data
10
• Meningkatkan produktifitas
• Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data
• Meningkatkan konkurensi
• Meningkatkan fasilitas backup dan recovery data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 80) kerugian dari DBMS
yaitu :
• Kompleksitas
• Ukuran
• Biaya DBMS
• Biaya hardware tambahan
• Biaya konversi
• Performance
• Dampak kegagalan yang besar
2.1.8 Siklus Pengembangan Sistem Basis Data
Untuk mengembangkan basis data, diperlukan tahapan-
tahapan terstruktur yang harus diikuti. Tahapan tersebut
dinamakan siklus hidup basis data (database application
lifecycle). Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010: 314),
basis data dianalisis dan dirancang dalam tahapan-tahapan
berikut ini :
11
Gambar 2.1 Database System Development Life Cycle
Sumber (Connolly dan Begg, 2010:314)
a. Database planning
Dalam tahap ini dilakukan perencanaan bagaimana tahapan-
tahapan perancangan berikutnya dapat direalisasikan secara efektif
dan efisien. Perencanaan database ini harus terintegrasi dengan
strategi sistem informasi pada sebuah organisasi. Berikut ini
adalah 3 hal utama dalam proses memformulasi sebuah strategi
sistem informasi :
• Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan kemudian
menentukan sistem informasi yang dibutuhkan.
12
• Mengevaluasi sistem informasi yang sedang digunakan,
kemudian menentukan kelebihan dan kekurangan dari
sistem informasi tersebut.
• Melihat peluang sistem apa yang mampu mendapatkan
keuntungan yang kompetitif.
b. System Definition
Tahap ini menjabarkan spesifikasi jangkauan dan batasan dari
aplikasi basis data, penggunaannya dan lingkungan tempat
aplikasi diimplementasikan. Sebelum melakukan desain terhadap
sistem basis data, pertama–tama user harus mengidentifikasi
batas–batas dari sistem yang sedang diinvestigasi dan bagaimana
sistem dapat berinteraksi dengan bagian lain dari sistem informasi
organisasi tersebut. Sangat penting bagi user untuk tidak hanya
melibatkan pengguna dan aplikasi yang sudah ada, tapi juga
pengguna dan aplikasi di masa yang akan datang.
c. Requirement Collection dan Analysis
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan analisis data
organisasi yang dapat membantu dalam sistem basis data dan
menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi
kebutuhan untuk sistem baru yang akan dibuat. Untuk
mengumpulkan informasi, terdapat berbagai macam teknik yang
disebut fact-finding techniques.
Menurut Connolly dan Begg(2010: 344) berikut ini adalah contoh
fact-finding techniques :
• Pemeriksaan dokumen
Mengumpulkan informasi dengan memeriksa dokumen –
dokumen yang memiliki informasi yang mendukung dalam
proses pembuatan sistem basis data.
13
• Interview/Wawancara
Merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk
mengumpulkan data. Teknik ini dijalankan dengan cara
bertatap muka dengan orang–orang secara langsung untuk
mencari tahu fakta–fakta yang berguna, mengidentifikasi
kebutuhan, dan mengumpulkan ide dan opini.
• Observasi
Observasi merupakan teknik fact-finding paling efektif
untuk mengerti sebuah sistem. Teknik ini memungkinkan
untuk melihat secara langsung aktifitas sebuah sistem dan
mempelajarinya.
• Penelitian
Merupakan teknik yang cukup berguna untuk meneliti
sebuah aplikasi atau permasalahan yang serupa. Pertukaran
jurnal, referensi buku, dan internet adalah sumber
informasi yang baik. Dari sumber-sumber tersebut terdapat
informasi yang berguna tentang bagaimana cara
menyelesaikan sebuah permasalahan yang sama.
• Kuesioner
Kuesioner merupakan dokumen dengan tujuan khusus
yang digunakan untuk mendapatkan fakta dari orang–
orang dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan
banyaknya informasi yang didapat, maka peneliti akan
membuat sebuah kesimpulan secara umum tentang apa
yang dihasilkan dari kuesioner tersebut.
d. Database design
Tahap ini menjelaskan tentang proses pembuatan desain yang
akan mendukung misi dan tujuan sebuah organisasi untuk sistem
14
basis data yang diperlukan. Pada tahap ini dilakukan perancangan
basis data secara konseptual, logikal dan fisikal.
e. DBMS Selection (optional)
Pada tahap ini dilakukan pemilihan DBMS yang paling cocok
dengan aplikasi database. Tahap ini hanya merupakan tahap
opsional. Apabila tidak terdapat DBMS yang cocok, maka setelah
tahap perancangan konseptual, user dapat langsung menuju ke
tahap perancangan logikal (lihat gambar 2.1)
Langkah – langkah dalam memilih DBMS :
• Mendefinisikan DBMS yang diinginkan
• Memilih 2 atau 3 DBMS
• Evaluasi DBMS yang sudah dipilih
• Menetapkan DBMS yang sesuai.
f. Application Design
Tahap ini merupakan tahap perancangan antarmuka pengguna
(user interface) dan program aplikasi yang digunakan untuk
memproses database. Tahap ini meliputi dua aktivitas penting
yaitu perancangan transaksi dan perancangan antarmuka.
g. Prototyping (optional)
Tahap ini ditujukan untuk membangun prototype dari aplikasi
basis data. Hasil prototype ini memungkinkan perancang atau
pengguna untuk memperkirakan dan mengevaluasi bagaimana
bentuk fungsionalitas sistem akhir. Tujuan dari Prototyping ini
adalah agar pengguna dapat mengidentifikasi fitur–fitur yang
terdapat dalam sistem dan memberikan saran untuk lebih
meningkatkan kinerja sistem atau mungkin dengan menambah
fitur baru ke dalam sistem basis data.
15
Terdapat dua jenis prototyping yaitu:
1. Requirement prototyping, menggunakan prototype untuk
menetapkan kebutuhan dari tujuan aplikasi basis data.
Ketika kebutuhan sudah terpenuhi, prototype tidak
digunakan lagi atau dibuang.
2. Evolutionary prototype, merupakan prototype yang
berevolusi dari generasi ke generasi. Hasil dari prototype
generasi saat ini bisa saja menjadi prototype generasi
berikutnya.
h. Implementation
Tahap ini merupakan realisasi fisik dari database dan desain
aplikasi. Implementasi database dapat dilakukan melalui
beberapa cara, yaitu:
• DDL, untuk membuat skema database dan database kosong
• DML, untuk membuat dari sudut pandang pengguna yang
diinginkan
i. Data Convertion and Loading
Dalam tahap ini dilakukan perpindahan data ke database yang
baru dan mengkonversi aplikasi agar dapat berjalan pada database
yang baru. Tahap ini hanya dapat dilakukan ketika sistem
database yang baru sudah menggantikan sistem database yang
lama.
j. Testing
Aplikasi basis data yang telah selesai akan diuji coba dengan
tujuan untuk mencari error pada aplikasi. Selain itu, dilakukan
pula validasi aplikasi atas kebutuhan yang telah dispesifikasikan
sebelumnya oleh pengguna. Setelah dilakukan uji coba terhadap
16
sistem, maka akan dilakukan evaluasi terhadap sistem. Berikut ini
adalah beberapa kriteria dalam melakukan evaluasi sistem :
• Kemudahan untuk dipelajari : berapa lama waktu yang
dibutuhkan seseorang untuk menjadi produktif dalam
memakai sistem.
• Performa : seberapa baik sistem dapat merespon kebutuhan
pengguna.
• Kekuatan sistem : seberapa kuat sistem dalam mengatasi
user error.
• Kemudahan untuk pemulihan : seberapa baik sistem untuk
melakukan pemulihan akibat dari user error.
• Kemampuan beradaptasi : seberapa mampu sistem dapat
beradaptasi dengan beberapa model kerja.
k. Operational Maintenance
Pada tahap ini implementasi basis data dilakukan secara
sepenuhnya. Sistem diawasi dan dipelihara secara berkelanjutan.
Jika diperlukan, kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan dalam
aplikasi basis data melalui tahapan basis data terlebih dahulu.
2.1.9 Entity Relationship Modeling
2.1.9.1 Entity type
Menurut Connolly dan Begg (2010: 372), entity type
adalah sekumpulan obyek-obyek dengan properti yang sama
yang diidentifikasikan dengan keberadaan yang independen
di perusahaan. Sebuah enitas mempunyai kumpulan properti
dan nilai dari properti tersebut mengidentifikasikan entitas
secara unik.
17
Entity terdiri atas 2 macam, yaitu :
- Strong Entity, yaitu tipe entitas yang keberadaannya
tidak bergantung kepada keberadaan entitas yang lain.
Contoh : sebuah ban bisa ada tanpa harus dihubungkan
dengan sebuah mobil.
- Weak Entity, yaitu tipe entitas yang keberadaannya
bergantung kepada keberadaan entitas yang lain.
Contoh : sebuah kamar hanya bisa ada di dalam sebuah
gedung.
2.1.9.2 Relationship type
Menurut Connolly dan Begg (2010: 374) relationship
type adalah sebuah relasi yang bermakna antara beberapa
jenis entitas. Setiap relationship type diberikan nama yang