Top Banner
TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Berdasarkan penilaian Birdlife Internasional (2006), Burung Weris (Galllirallus philippensis), termasuk kedalam least concern (kurang mengkhawatirkan). Taksonomi burung weris adalah sebagai berikut: King : Animalia Phylum : Chordata Kelas : Aves Order : Gruiformes Family : Rallidae Genus : Gallirallus Species : Gallirallus philippensis Burung weris masuk ke dalam famili Rallidae, atau burung rail, yaitu keluarga burung berukuran kecil hingga menengah. Habitat yang umum adalah rawa, dekat sungai atau danau, dan hutan lebat. Rallidae umumnya berkembang biak di daerah yang bervegetasi padat. Burung air adalah burung yang seluruh hidupnya bergantung pada daerah perairan. Menurut Rusila (1994), burung air dapat diartikan sebagai kelompok burung yang secara ekologis bergantung pada lahan basah. Lahan basah yang dimaksud adalah daerah lahan basah yang alami dan buatan, meliputi daerah bakau, rawa, dataran berlumpur, danau, tambak, dan sawah. Pada umumnya, Rallidae adalah omnivora. Banyak spesies dari famili Rallidae yang memakan invertebrata, buah-buahan, biji-bijian, dan hanya sedikit yang bersifat herbivor. Perilaku berkembang biak famili ini sulit diketahui apakah monogami, poligami, atau poliandri. Kebanyakan spesies ini jumlah telurnya 5- 10 butir, namun ada juga burung yang bertelur hanya 1 butir, bahkan ada yang bertelur sampai 15 butir. Telur dalam satu sarang tidak selamanya menetas dalam jangka waktu bersamaan dan biasanya anak akan bergantung pada induknya sampai kurang lebih 1 bulan.
30

TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

Mar 18, 2019

Download

Documents

phamdien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi

Berdasarkan penilaian Birdlife Internasional (2006), Burung Weris

(Galllirallus philippensis), termasuk kedalam least concern (kurang

mengkhawatirkan). Taksonomi burung weris adalah sebagai berikut:

King : Animalia

Phylum : Chordata

Kelas : Aves

Order : Gruiformes

Family : Rallidae

Genus : Gallirallus

Species : Gallirallus philippensis

Burung weris masuk ke dalam famili Rallidae, atau burung rail, yaitu

keluarga burung berukuran kecil hingga menengah. Habitat yang umum adalah

rawa, dekat sungai atau danau, dan hutan lebat. Rallidae umumnya berkembang

biak di daerah yang bervegetasi padat.

Burung air adalah burung yang seluruh hidupnya bergantung pada daerah

perairan. Menurut Rusila (1994), burung air dapat diartikan sebagai kelompok

burung yang secara ekologis bergantung pada lahan basah. Lahan basah yang

dimaksud adalah daerah lahan basah yang alami dan buatan, meliputi daerah

bakau, rawa, dataran berlumpur, danau, tambak, dan sawah.

Pada umumnya, Rallidae adalah omnivora. Banyak spesies dari famili

Rallidae yang memakan invertebrata, buah-buahan, biji-bijian, dan hanya sedikit

yang bersifat herbivor. Perilaku berkembang biak famili ini sulit diketahui apakah

monogami, poligami, atau poliandri. Kebanyakan spesies ini jumlah telurnya 5-

10 butir, namun ada juga burung yang bertelur hanya 1 butir, bahkan ada yang

bertelur sampai 15 butir. Telur dalam satu sarang tidak selamanya menetas dalam

jangka waktu bersamaan dan biasanya anak akan bergantung pada induknya

sampai kurang lebih 1 bulan.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

8

Morfologi

Sifat kuantitatif adalah ciri-ciri makhluk hidup yang dapat diukur, dihitung

atau diskor. Karakter ini ditentukan oleh banyak pasang gen (poligenik) dan

sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Sifat kualitatif, seperti warna, pola warna,

sifat bertanduk atau tidak bertanduk dapat dibedakan tanpa harus mengukurnya.

Sifat kualitatif biasanya hanya dikontrol oleh sepasang gen (Noor 2010).

Rail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga

menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari 20 g

hingga 3 kg. Spesies Gallirallus torquatus memiliki paruh dan kaki gelap, paruh

atas cokelat gelap, muka dan pipi hitam dengan strip putih dipipi. Burung ini

memiliki panjang sayap 135-156 mm, Tarsus 46-53 mm, ekor 45-62 mm, paruh

41-48 mm. Gallirallus philipensis memiliki panjang sayap 129-144 mm, tarsus

39-46 mm, ekor 65-68 mm, dan panjang paruh 27-33 mm ( Allen et al. 2004).

Ukuran panjang badan Gallirallus phillipensis adalah 28-33 cm, alis abu-abu

pucat panjang, pita karat lebar melalui mata, bagian atas berbintik putih (Coates &

Bishop 1997).

Ozaki (2009) menyatakan bahwa untuk penentuan jenis kelamin pada

Gallirallus okinawae dapat dilakukan melalui ukuran kepala dan tinggi paruh,

sedangkan untuk melihat umur dari Gallirallus okinawae dapat dilakukan melalui

bentuk dan warna bulu primer, paruh, dan mata.

Habitat dan Penyebaran

Famili ini menunjukkan tingkat keragaman habitat yang cukup tinggi yang

meliputi crake, coot, gallinule rail, dan swamphens. Banyak dari famili ini yang

akrab dengan tanah basah, dan juga daratan, kecuali padang tandus, dan wilayah

kutub. Burung ini menyenangi daerah lembap atau lahan basah, seperti daerah

dekat sungai, rawa, atau danau dengan vegetasi lebat. Burung ini biasanya cukup

pemalu, tapi bisa menjadi sangat jinak dan berani dalam beberapa keadaan, seperti

di daerah pulau di Great Barrier Reef. Beberapa spesies dari famili Rallidae hidup

dalam berbagai jenis hutan, dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran

tinggi.

Rallidae berkembang biak musiman, selama musim semi dan musim panas

atau memasuki musim hujan di daerah tropis. Fakta-fakta ini tidak sama untuk

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

9

semua spesies, tapi kebanyakan mengikuti pola ini. Rail menampilkan tingkah

laku seksual seperti pacaran dan pada akhirnya terjadi kopulasi. Pada beberapa

spesies, kopulasi terjadi tanpa sebelumnya menampilkan tingkah laku pacaran.

Sebelum kawin, biasanya Rail jantan Afrikan berjalan di sekitar betina dengan

ekor diangkat dalam rangka untuk mengekspos bulu putih di bawah ekor atau Rail

jantan berjalan di sekitar betina dengan sayap terangkat. Jantan dari genus

"Sarothrura" ekornya bergetar dengan cepat dari sisi ke sisi dengan membungkuk

atau sikap tegak.

Burung weris banyak ditemukan di Australia, Asia, dan wilayah

barat Pasifik, termasuk Filipina, Indonesia, New Guinea, Australia, Selandia

Baru - di mana ia dikenal sebagai Buff Banded Rail. Burung weris ini memiliki

26 subspesies yang dua subspesies di antaranya telah punah, yaitu G.p. andrewsi,

endemik di Pulau Chatham dan G.p. macquariensis endemik di Kepulauan

Macquariensis. Ada satu subspesies yang dalam kategori langka, yaitu G.p.

andrewsi diKepulauan Cocos. Coates dan Bishop (1997) menyatakan bahwa

burung weris terdapat di daerah Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Habitat adalah bentuk komunitas biotik, atau sekumpulan komunitas biotik

di mana seekor satwa atau populasi hidup (Bailey 1984). Habitat yang sesuai

memenuhi semua syarat-syarat tempat hidup dari suatu spesies untuk suatu musim

(habitat musim dingin, habitat perkembangbiakan) atau sepanjang tahun. Syarat-

syarat habitat adalah bermacam tipe dari makanan, pelindung (cover), dan faktor

lain yang dibutuhkan oleh spesies satwa liar untuk bertahan hidup dan

berkembang biak. Alikodra (2010) menyatakan bahwa habitat adalah kawasan

yang terdiri atas berbagai komponen, baik fisik maupun biologis, yang merupakan

suatu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup dan berkembang biak

suatu organisme secara alami. Lebih jauh dijelaskan bahwa habitat mempunyai

fungsi dalam menyediakan makanan, air, dan sebagai pelindung. Komponen fisik

dan komponen biotik membentuk sistem yang dapat mengendalikan kehidupan

satwa liar.

Semua organisme memiliki kemampuan untuk hidup, tumbuh, dan

berkembang biak pada habitatnya. Habitat satwa terdiri atas dua komponen

penting, yaitu lokasi geografis dan vegetasi. Oleh karena itu, berhasil tidaknya

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

10

suatu jenis satwa liar mempertahankan kelangsungan hidupnya ditentukan salah

satunya oleh faktor karakteristik vegetasinya (Copperider et al. 1988).

Habitat burung weris adalah padang rumput, subtropis/tropis kering,

perairan, rawa-rawa, lahan gambut, pesisir laut, pesisir danau, dan perkebunan.

Hilangnya habitat (habitat loss) mencakup semua bentuk perubahan struktur

habitat yang mengakibatkan pengurangan luas dan kualitas habitat yang tersedia

bagi spesis tertentu (Dekker dan McGowan 1995). Kerusakan habitat (habitat

degradation) adalah berkurangnya kualitas habitat tanpa kehilangan semua

lindungan vegetasi yang diakibatkan oleh kegiatan tebang pilih dan over grazing

oleh ternak.

Naungan (cover) adalah bagian dari habitat yang berfungsi sebagai tempat

berlindung (terhadap panas matahari, predator, dan gangguan lain), beristirahat

atau berkembang biak dari beberapa jenis satwa. Naungan dapat berfungsi

sebagai tempat mencari makan dan minum.

Tingkah Laku

Tingkah laku satwa dapat diartikan sebagai suatu ekspresi yang disebabkan

oleh semua faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku satwa dinamakan rangsangan, stimuli atau agents, sedangkan aktivitas

yang ditimbulkan dinamakan respons. Tingkah laku yang dipelajari tidak hanya

apa yang dilakukan oleh hewan itu saja, tetapi juga kapan, dimana, bagaimana,

dan mengapa tingkah laku terjadi.

Macam dan banyaknya rangsangan yang diterima akan menghasilkan

pengalaman hewan dari waktu kewaktu pada masa lalu, yang sangat

mempengaruhi respons hewan (Suratmo 1979). Selanjutnya, rangsangan yang

sama juga dapat mempunyai efek yang berbeda pada individu yang berbeda atau

pada spesies yang berbeda.

Pola perilaku merupakan segmen perilaku yang mempunyai fungsi adaptasi,

untuk menjamin kelangsungan hidup dan keberadaan makhluk hidup pada suatu

kawasan tertentu yang sesuai dengannya (Scott 1969). Tingkah laku terdiri atas

campuran komponen-komponen yang diwariskan, dibawa dari lahir (insting), dan

diperoleh dari lingkungan selama hidup, yaitu berupa pengalaman.

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

11

Respons hewan terhadap semua faktor rangsangan pada prinsipnya berasal

dari suatu dorongan dasar untuk tetap hidup (Survive) dengan melakukan semua

usaha. Survival suatu individu atau spesies bergantung pada kemampuannya

memperoleh pakan, melakukan reproduksi, dan regenerasi. Dorongan dasar ini

akan menentukan beberapa pola yang relatif tetap dalam tingkah laku hewan

(Suratmo 1979).

Perilaku makan adalah penampakan tingkah laku dalam kaitannya dengan

aktivitas makan. Aktivitas makan itu sendiri merupakan bagian dari aktivitas

harian. Pada burung, umumnya aktivitas tersebut dilakukan pada pagi hingga sore

hari, kecuali pada beberapa jenis burung malam (Powel 1986).

Perilaku makan binatang sangat bervariasi, baik lamanya makan maupun

frekuensi tingkah laku pada saat makan. Perilaku makan dari tiap-tiap spesies

hewan memiliki cara-cara yang spesifik. Faktor yang mempengaruhi berbedanya

cara makan antara lain morfologi hewan yang mencari makan, rangsangan dari

makanan itu sendiri, dan faktor dari dalam tubuh hewan yang akan memberikan

urutan gerak tubuh pada binatang tersebut (Suratmo 1979).

Kushlan (1978) mengidentifikasi tiga macam perilaku makan yang tampak

pada famili Ardeidae, yaitu berdiri atau mengikuti mangsa (stand or stalk

feeding), mengganggu dan memburu mangsa (disturb and chase feeding), serta

menangkap mangsa diudara dan dibawah perairan (aerial and deep water

feeding).

Konservasi Satwa Liar

Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya adalah pengelolaan

sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Kegiatan konservasi

berasaskan pelestarian dan kemampuan serta pemanfaatan sumberdaya alam

hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan dan seimbang. Asas tersebut adalah

landasan dalam mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu mengusahakan

terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta kesinambungan

ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat dan mutu kehidupan manusia (Widada et al. 2003).

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

12

Konservasi sumber daya alam adalah kegiatan yang meliputi perlindungan,

pengawetan, pemeliharaan, rehabilitasi, introduksi, pelestarian, pemanfaatan, dan

pengembangan. Sesuai dengan pengertian konservasi sumber daya alam secara

umum, Alikodra (2002) menyatakan bahwa konservasi satwa liar merupakan

kegiatan yang meliputi perlindungan, pengawetan, pemeliharaan, rehabilitasi,

introduksi, pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan satwa liar. Jadi, tujuan

kegiatan konservasi satwa liar adalah terjaminnya kelangsungan hidup satwa liar

dan terjaminnya kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkannya, baik langsung

maupun tidak langsung, berdasarkan prinsip pelestarian.

Konservasi Genetik

Tolok ukur keberhasilan kegiatan konservasi didasarkan pada

keanekaragaman genetiknya sehingga keanekaragaman genetik menjadi indikator

kunci yang penting. Keadaan alam yang berubah dari waktu kewaktu

menyebabkan suatu spesies harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang

berubah, untuk bertahan hidup. Variasi genetik menentukan kemampuan individu

untuk beradaptasi terhadap perubahan (Haig dan Nordtrom 1991).

Suatu organisme dikatakan mirip atau menyerupai induknya karena ada

beberapa persamaan ciri-ciri yang dapat dilihat atau diwariskan. Ciri-ciri yang

diwariskan itu disimpan sebagai informasi genetik dalam gen-gen yang secara

molekuler tersusun atas asam nukleat DNA (Sofro 1994). Bila suatu ciri masih

dinyatakan dalam perangkat genetiknya maka ciri-ciri ini disebut genotipe. Tapi

jika genotipe ini sudah diekspresikan dalam bentuk suatu molekul protein dan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan maka ciri-ciri ini menjadi suatu penampilan

atau fenotipe.

Keanekaragaman genetik dari spesies liar Gallirallus okinawae dengan

menganalisis haplotipe pada daerah non coding (Control Region) DNA genome

mitokondria ditemukan keragaman nukleotida Gallirallus okinawae lebih tinggi

daripada yang ditemukan dispesies lain burung langka. Keragaman nukleotida

yang rendah didaerah kontrol (CR mt DNA) mungkin menunjukkan bahwa

Gallirallus okinawae telah mengalami botleneck, atau dapat dikatakan bahwa

program konservasi untuk Gallirallus okinawae sangat perlu karena spesies ini

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

13

dapat dikategorikan spesies yang terancam punah dan mungkin untuk spesies lain

dari famili Rallidae(Ozakiet al. 2010).

Keanekaragaman genetik identik dengan keanekaragaman alela dan

heterozigositas genotipe. Hilangnya keanekaragaman hayati dapat menyebabkan:

penyimpangan genetik secara acak, derajat silang dalam (inbreeding yang tinggi),

dan pengurangan populasi yang efektif dari suatu spesies. Strategi yang dapat

diaplikasikan pada populasi yang kecil ialah dengan memasukkan individu-

individu baru dari populasi lain yang heterogen secara teratur sehingga akan

meningkatkan kualitas genetik (Haig & Nordstrom 1991).

DNA Mitokondria

DNA yang terdapat dalam sel terdiri atas DNA inti dan DNA sitoplasma.

DNA sitoplasma berupa DNA mitokondria dan DNA kloroplast. Genom inti dan

sitoplasmik ini menjadi karakter organisme sehingga dapat dijadikan sebagai

acuan dalam perbandingan ciri, baik kesamaan maupun perbedaannya. Semakin

dekat kekerabatan pada tingkat takson maupun tingkatan keturunan (lineage) dari

organisme tersebut maka semakin besar kesamaan pada tingkatan molekulnya.

Hal ini yang menjadi dasar perunutan hubungan evolusi dan asal usul organisme

(Duryadi 2005).

DNA mitokondria memiliki karakteristik sebagai molekul DNA yang

diturunkan secara utuh tanpa adanya rekombinasi, memiliki molekul dengan

ukuran kecil/pendek yang susunannya berbeda dari DNA inti, dan memiliki

variasi basa nukleotida yang lebih tinggi dibandingkan dengan DNA inti.

Tingginya variasi basa nukleotida disebabkan DNA mitokondria memiliki laju

perubahan 5-10 kali lebih tinggi dibandingkan DNA inti (Muladno 2006).

DNA mitokondria (mtDNA) mempunyai beberapa kelebihan yang

menjadikannya banyak digunakan untuk mengidentifikasi keragaman genetik dan

dinamika populasi. Beberapa kelebihan tersebut adalah (1) memiliki ukuran yang

kompak dan relatif kecil (16.000-20.000 pasang basa), tidak sekompleks DNA inti

sehingga dapat dipelajari satu kesatuan yang utuh; (2) berevolusi lebih cepat (3)

hanya sel telur yang menyumbangkan material mitokondria sehingga mitokondria

DNA hanya diturunkan dari induk betina; dan (4) bagian-bagian dari genom

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

14

mitokondria berevolusi dengan laju yang berbeda sehingga dapat berguna untuk

studi sistematika dan penelusuran kesamaan asal usul (Park dan Moran 1995).

DNA mitokondria hewan secara umum memiliki jumlah dan jenis gen yang

sama. Berdasarkan jenis gennya, genom mitokondria dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu daerah penyandi (coding region) yang terdiri atas 37 gen, yaitu 13 gen

penyandi protein, 2 gen penyandi rRNA, dan 22 gen penyandi tRNA. Daerah

bukan penyandi terdiri atas daerah kontrol (control region) yang memegang

peranan dalam proses transkripsi dan replikasi genom mitokondria (Anderson et

al. 1981).

Genom mitokondria pada kelompok burung sedikit berbeda dari susunan

gen pada vertebrata lainnya. Perubahan yang terjadi diduga karena adanya

pertambahan dan pengurangan gen pada replikasi mtDNA sehingga menghasilkan

susunan gen yang baru (Quinn & Wilson 1993). Menurut Kvist (2000),

perbedaan susunan genom mitokondria terletak pada urutan sel penyandi protein

ND5 dan daerah D-loop. Menurut Mindell et al. (1998), urutan gen pada genom

mitokondria vertebrata (selain ayam) adalah ND5, ND6, tRNAglu

, Cyt-b, tRNAThr

,

tRNAPro

dan D-loop, sedangkan genom mitokondria ayam mempunyai urutan gen

ND5, Cyt-b, tRNAThr

, tRNAPro

, ND6, tRNAGlu

dan D-loop. Susunan gen pada

Pecidae, Cuculidae, Passeriformes, dan Falconiformes menjadi ND5, Cyt-b,

tRNAThr

, D-loop tRNAPro

, ND6, tRNAGlu

.

Penggunaan gen cyt-b digunakan dalam analisis genetik karena kodon

ketiga mengalami perubahan yang cepat sehingga dapat digunakan untuk

memperkirakan tingkat perbedaan antar subspecies. Gen cyt-b dapat digunakan

untuk menganalisis perubahan pada tingkat populasi dan mengetahui hubungan

filogeni. Penggunaan runutan mtDNA dengan penanda cyt-b untuk studi

keragaman genetik, penyebaran, evolusi, dan hubungan filogeni telah banyak

dilakukan pada burung (Ericson & Johansson 2003; Zhang et al. 2007). Smith &

Filardi (2007) melakukan penelitian pada ordo Passeriformes, Psittaciformes,

Colombiformes, Apodiformes, dan Coraciiformes.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

ABSTRAK

LUCIA JOHANA LAMBEY. Karakteristik Morfologi, Perbedaan Jantan dan

Betina, dan Pendugaan Umur Burung Weris (Gallirallus philippensis) di

Minahasa Sulawesi Utara. Dibimbing oleh RONNY RACHMAN NOOR,

WASMEN MANALU, dan DEDY DURYADI SOLIHIN.

Tujuan penelitian ini adalah melihat kekerabatan Gallirallus philippensis

antar lokasi di Minahasa, dan membedakan jenis kelamin, serta pendugaan umur

berdasarkan perubahan morfologi Gallirallus philippensis. Tiga puluh lima ekor

Gallirallus philippensis diambil dari empat lokasi, yaitu Tondano, Papontolen,

Ranoyapo, dan Wusa. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa panjang

paruh, panjang sayap, dan panjang shank tidak berbeda di empat lokasi yang

diamati. Analisis PCA dari karakteristik morfometrik menunjukkan bahwa

komponen utama pada burung weris adalah panjang shank dan panjang ekor.

Analisis klaster menunjukkan bahwa Gallirallus philippensis di Minahasa

memiliki tingkat kekerabatan yang tinggi. Analisis deskriptif menunjukkan

bahwa bobot badan, panjang paruh, lebar paruh Gallirallus philippensis jantan

lebih tinggi dibanding betina. Pendugaan umur Gallirallus philippensis dapat

ditentukan berdasarkan warna iris mata, warna paruh, warna bulu bagian leher,

dan pertumbuhan bulu bagian sayap.

Kata kunci : Gallirallus philippensis, morfologi, jenis kelamin, umur

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

16

ABSTRACT

LUCIA JOHANA LAMBEY. Morphological Characteristics, Sex Differences,

and Age Estimation of Weris (Gallirallus philippensis) in Minahasa, North

Sulawesi. Under Supervision of RONNY RACHMAN NOOR, WASMEN

MANALU, and DEDY DURYADI SOLIHIN.

The aims of this study were to study Gallirallus philippensis similarity

intersites in Minahasa, to conduct sex determination, to determine the age of

Gallirallus philippensis using morphological characteristic changes. Thirty five of

weris birds were taken from four locations i.e Tondano, Papontolen, Ranoyapo,

and Wusa in Minahasa, North Sulawesi. The results of descriptive analysis

showed that beak lenght, wing length, and shank length did not differ among the

birds in the four locations. The result of Principle Component Analysis of

morphometric characteristics showed that the main component in the location

were shank length and tail lenght. Based on Cluster Analysis results, the four

populations had high similarity. Descriptive analysis showed that body weight,

beak length, beak width of males weris were larger than those of females weris.

Age of Gallirallus philippensis could be determined by the colors of the iris, beak,

and feather of the neck, and the growth of the wing feathers.

Keywords: Gallirallus philippensis, morphology, sex, age

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

17

Pendahuluan

Burung weris (Gallirallus philippensis; L 1766) dianggap sangat rentan

terhadap kepunahan, karena dari 20 spesies dari genus Galliralus yang masih ada

hanya dua yang dianggap tidak terancam, salah satunya adalah Gallirallus

philippensis (Taylor & van Perlo 1998). Sebagian besar anggota genus Gallirallus

adalah spesies kepulauan, beberapa diantaranya dikategorikan endemik dan masuk

kedalam klasifikasi endangered dan extinct, karena tingginya gangguan dari

predator, seperti ular, kadal, anjing, dan kucing, serta adanya degradasi habitat

akibat aktivitas manusia. Menurut data dari IUCN, Gallirallus philippensis

termasuk ke dalam kriteria LC (least concern) atau belum mengkhawatirkan,

namun di daerah Minahasa jenis ini dijadikan sebagai salah satu makanan sumber

protein hewani, dan dikhawatirkan telah terjadi pemanfaatan yang tidak

terkendali. Hal ini dibuktikan dengan kesulitan dalam memperoleh burung weris

di pasar-pasar tradisional di Minahasa saat ini.

Taylor & van Perlo (1998) melaporkan tentang pengukuran morfologi famili

Rallidae, seperti panjang sayap, ekor, culmen, tarsus, bobot badan, dan total

kepala yang diambil baik dari burung hidup dan spesimen. Kesimpulan yang

didapat adalah bahwa sebagian besar famili Rallidae memiliki ukuran yang sama,

baik jantan dan betina, walaupun jantan sedikit lebih besar dari betina. Lebih

lanjut dikatakan bahwa sesudah bulu tumbuh, sangat sulit dibedakan antara

burung dara atau remaja dari yang sudah dewasa.

Karakterisasi terhadap bangsa hewan atau ternak lokal adalah input yang

sangat berharga dalam pemanfaatan yang berkelanjutan dan pelestarian sumber

daya genetik hewan tersebut (Noor 2010). Permasalahan yang menjadi dasar

sehingga diperlukan suatu karakteristik morfologi adalah belum tersedianya data

yang lengkap perihal karakteristik fenotipik, dan kekerabatan burung weris yang

ada di Minahasa sehingga diperlukan suatu inventarisasi karakteristik morfologi

ukuran-ukuran tubuh (morfometrik) sebagai salah satu kekayaan sumber daya

genetik di Minahasa. Selain itu, burung weris merupakan salah satu burung

monomorfik yang sulit untuk dibedakan antara jantan dan betina dari bentuk dan

warna bulu sehingga informasi tentang ukuran tubuh dan kondisi tubuh yang

berkaitan dengan dimorfisme seksual akan sangat berharga.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

18

Karakterisasi ini sangat bermanfaat untuk membantu proses penangkaran

dan sebagai dasar penelitian spesies lain dari genus Gallirallus. Data pengukuran

eksternal yang dikumpulkan dalam penelitian ini ialah mengenai umur dan jenis

kelamin yang berguna untuk perbandingan antara spesies dan mempelajari

hubungan perubahan evolusi serta adaptasi burung weris terhadap lingkungan atau

habitatnya.

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keragamaan fenotipik, mengetahui

kekerabatan beberapa burung weris yang ada di Minahasa, membedakan jenis

kelamin berdasarkan ukuran tubuh, serta pendugaan umur burung weris

berdasarkan perubahan morfologi.

Bahan dan Metode

Burung weris (Gallirallus philippensis; L 1766) yang diperoleh di lapangan

berdasarkan pernyataan Coates & Bishop (1997), Kennedy et al (2004) memiliki

ciri-ciri panjang sayap 129–144 mm, tarsus 39–46 mm, ekor 65–68 mm, dan

panjang paruh 27–33 mm. Ukuran panjang total Gallirallus philippensis adalah

28-33 cm, alis abu-abu pucat panjang, pita karat lebar melalui mata, bagian atas

mata bergaris putih serta bintik-bintik putih dibagian belakang (Gambar 2).

Gambar 2 Burung weris (Gallirallus philippensis)

Penelitian dilaksanakan di Kota Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi

Utara pada bulan Mei 2011 sampai Desember 2011. Pemilihan lokasi didasarkan

atas pertimbangan akses kemudahan untuk memperoleh materi dan tidak berbeda

jauh dari habitat alaminya, yaitu persawahan. Penentuan lokasi pengambilan

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

19

sampel dilakukan secara purposive sampling dengan memilih beberapa lokasi

yang ada di Minahasa, yaitu Tondano, Minahasa (posisi 1º 17’ 31,60” N 124º 54’

03,94” E 681,5 m dpl), Wusa, Minahasa Utara (posisi 1º 34’ 01,24” N 124º 55’

37,97” E 81,82 m dpl), Papontolen, Minahasa Selatan (posisi 1º 16’ 22,17” N

124º 37’ 27,73” E 13,3 m dpl), Ranoyapo , Minahasa Selatan (posisi 0º 54’ 47,95”

N 124º 28’ 22,25” E 346,7 m dpl) (Gambar 3). Jumlah sampel yang dikoleksi

dari Tondano, Wusa, Ranoyapo, dan Papontolen masing-masing sebanyak 9, 9, 7,

dan 10 ekor atau totalnya sebanyak 35 ekor dari burung weris yang telah

mencapai dewasa tubuh.

Sumber : Bakosurtanal

Gambar 3 Sebaran sampel burung weris dari daerah Minahasa.

Data morfologi yang diukur ialah bobot badan yang diukur dengan

menimbang individu burung dengan timbangan digital, panjang paruh yang diukur

dari pangkal sampai ujung paruh, panjang sayap diukur dari ujung scapula

(lipatan sendi sayap) sampai ujung bulu sayap primer terpanjang tanpa penekanan

(alami), panjang ekor yang diukur antara pangkal bulu ekor sampai ujung bulu

ekor terpanjang, dan panjang shank yang diukur dari belakang sendi intertarsal

kearah bawah sampai daerah sole.

Sampel yang diperoleh dari daerah hasil tangkapan dibawa ke Tondano dan

langsung dilakukan pengukuran pada hari itu untuk semua sampel. Panjang sayap

dan ekor diukur dengan menggunakan mistar logam dengan akurasi 1mm,

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

20

panjang paruh, lebar paruh, dan panjang shank diukur dengan menggunakan

jangka sorong dengan akurasi 0.1 mm, dan bobot badan menggunakan timbangan

pesola dengan akurasi 1 g.

Hasil pengukuran beberapa karakter tubuh dalam bentuk data sheet Excel

ditabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan nilai rataan

dan simpangan baku. Perbedaan rataan ukuran-ukuran tubuh antarlokasi diuji

dengan menggunakan uji Duncan. Analisis morfologi dilakukan dengan analisis

multivariat, yaitu Principle Component Analisis (PCA) dari program minitab 16,

demikian pula dengan analisis klaster.

Karakteristik Morfometri Berdasarkan Jenis Kelamin

Sebanyak 34 ekor dari 35 sampel burung weris yang telah diukur

karakteristik morfometri selanjutnya dibedah untuk melihat organ reproduksi

(testis dan ovarium). Berdasarkan hasil pengamatan organ reproduksi, ke-34

sampel tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Analisis untuk

mengetahui sebaran data dari jenis kelamin jantan dan betina digunakan grafik

kotak plot (boxplot). Prinsip dari boxplot adalah 50% dari data pengamatan

menyebar dalam kotak (box), dan median adalah 50% dari data pengamatan

menyebar pada nilai median kotak plot (boxplot).

Pendugaan Umur Berdasarkan Karakteristik Morfologi

Selain pengambilan langsung di lapangan, secara paralel dibuat

penangkaran untuk anak burung hasil penetasan telur memakai mesin tetas. Telur

yang diperoleh di habitat alaminya yaitu daerah persawahan di Minahasa. Anak

burung hasil penetasan mulai diamati dari umur 1 hari sampai 60 hari.

Pengambilan data pertumbuhan dan perkembangannya dilakukan dengan

mengamati langsung karakteristik burung tersebut, yaitu mencakup perubahan

warna iris mata, pertumbuhan sayap, warna paruh, dan warna alis mata.

Pengambilan gambar melalui kamera dan rekaman video dilakukan pada hari ke-

1, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60.

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

21

Hasil dan Pembahasan

Karakterisasi Gallirallus philippensis Berdasarkan Lokasi

Hasil analisis deskripsi morfometri (Tabel 1) menggambarkan bahwa

burung weris di lokasi Papontolen dan Ranoyapo memiliki rataan bobot tubuh

yang lebih berat dibandingkan dengan bobot tubuh burung weris yang ada

dilokasi Tondano dan Wusa, walaupun sama-sama sudah mencapai dewasa tubuh.

Perbedaan ini diduga dipengaruhi oleh perbedaan umur karena diambil di alam

dan beberapa faktor lingkungan, seperti ketersediaan pakan, suhu, dan posisi

geografis lokasi.

Tabel 1 Perbedaan bobot badan burung weris yang ditangkap di lokasi

Papontolen dan Ranoyapo diduga disebabkan tanaman padi sebagai sumber pakan

memasuki fase berbuah dan proses irigasi di persawahan masih berjalan sehingga

air pada lokasi persawahan dalam jumlah yang banyak menyebabkan ketersediaan

pakan burung weris yang sangat bervariasi dan melimpah. Burung weris sangat

mudah memperoleh makanan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai

sumber protein, sedangkan untuk lokasi persawahan di Tondano dan Wusa

tanaman padinya sebagian besar siap untuk dipanen sehingga kondisi persawahan

dikeringkan. Walaupun ketersediaan padi sebagai pakan adalah melimpah, jenis

pakan sebagai sumber protein, yaitu cacing dan moluska, berkurang bila sawah

dikeringkan. Pada saat ditangkap, bobot badan burung weris di daerah Tondano

lebih kecil dibanding dengan yang di Ranoyapo dan Papontolen. Fenomena yang

sama terjadi pula pada burung Robin (Erithacus rubecula) pada daerah

persinggahan, yaitu memiliki bobot tubuh lebih besar karena habitatnya

menyediakan kelimpahan makanan (Gyimothy et al. 2011).

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

22

Tabel 1 Deskripsi morfometri burung weris (Gallirallus philippensis) berdasarkan

lokasi

Peubah

Lokasi

Ranoyapo (n=7)

(rataan ± sd)

Popontolen(n=10)

(rataan ± sd)

Wusa (n=9)

(rataan ± sd)

Tondano (n=9)

(rataan ± sd)

Bobot tubuh (g) 182.21a ± 20.75 196.00

a ± 10.18 158.36

b ± 18.26 158.69

b ± 12.85

Panjang paruh (cm) 2.92 a ± 0.31 2.83

a ± 0.35 2.64

a ± 0.22 2.79

a ± 0.27

Lebar paruh ((cm) 0.98 a ± 0.11 `0.98

a ± 0.17 0.96

a ± 0.08 0.82

b ± 0.10

Panjang ekor (cm) 6.43ab

± 0.81 5.79b ± 1.22 6.79

a ± 0.45 6.17

ab ± 0.86

Panjang sayap (cm) 19.66 a ± 1.28 19.25

a ± 2.76 18.61

a ± 0.98 18.36

a ± 1.41

Panjang shank (cm) 4.44 a ± 0.33 4.33

a ± 0.34 4.06

a ± 0.47 4.10

a ± 0.39

Keterangan : huruf-huruf berbeda dalam baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0.05)

Lebar paruh burung weris di 3 lokasi, yaitu Papontolen, Wusa, dan

Ranoyapo tidak berbeda, kecuali lokasi Tondano yang memiliki nilai lebih rendah

dibandingkan dengan 3 lokasi tersebut. Keseluruhan habitat tempat burung weris

ini ditemukan berupa daerah persawahan atau lahan basah buatan yang fungsi

utamanya sebagai tempat menanam padi. Burung weris menjadikan persawahan

sebagai tempat mencari makan karena banyak ditemukan hewan invertebrata,

seperti keong (moluska), krustacea dan ekinodermata. Perbedaan ukuran

morfologi berkaitan dengan perbedaan pakan dan habitat. Seperti burung Robin

(Erithacus rubecula) yang hidup pada 3 tipe habitat yang berbeda mempunyai

ukuran tarsus pendek dan paruh yang panjang karena ukuran pakannya yang

bervariasi (Rosinska 2007). Morfologi paruh dan tarsus merupakan karakter yang

dapat mengalami evolusi karena karakter-karakter tersebut dipengaruhi oleh

adaptasi terhadap perubahan pola dan jenis pakannya (Grenier & Greenberg

2005). Hal ini dapat diamati pada burung pemakan serangga (insectivorous) yang

mencari makan di bagian atas pohon dan dedaunan, pada semak belukar, burung-

burung tersebut mempunyai ukuran paruh dan tarsus yang relatif lebih panjang

(Carrascal et al. 1990). Karakter lain, seperti panjang paruh, panjang sayap, dan

panjang shank, adalah relatif sama, sedangkan panjang ekor dan lebar paruh

berbeda.

Berdasarkan hasil analisis PCA (Principle Component Analysis) didapatkan

Eigen value dan persentase varians (Tabel 2), yang menunjukkan bahwa cukup

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

23

dengan dua sumbu (PC1 dan PC2) sudah dapat menjelaskan komponen utama

dalam pengamatan ini. Hal tersebut terlihat dari Eigen value PC1 sebesar 4,0785

dan PC2 sebesar 1,3101, sedangkan sumbu yang lain memiliki nilai yang sangat

kecil. Demikian juga dengan persentase varians PC1 sebesar 68% dan PC2

sebesar 21% sehingga total 89% kontribusi untuk penentuan komponen utama

dapat dijelaskan oleh sumbu 1 (PC1) dan sumbu 2 (PC2). Observasi, kontribusi

pada sumbu 1 (PC1) diberikan pada panjang shank sedangkan pada sumbu 2

(PC2) diberikan oleh panjang ekor (Gambar 4).

Tabel 2 Eigen value dari empat lokasi burung weris (Gallirallus philippensis)

di Minahasa

PC1 PC2 PC3

Eigen value 4.0785 1.3101 0.6114

%variance 0.680 0.218 0.102

Cumulative 0.680 0.898 1.000

Bobot tubuh (g) 0.465 -0.080 0.425

Panjang paruh (cm) 0.410 -0.301 -0.565

Lebar paruh (cm) 0.314 0.617 0.401

Panjang ekor (cm) -0.252 0.675 -0.485

Panjang sayap (cm) 0.468 0.257 -0.184

Panjang shank (cm) 0.484 0.034 -0.264

Keterangan: Angka dengan cetakan tebal menunjukkan parameter yang

sangat berpengaruh

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

24

210-1-2

1.0

0.5

0.0

-0.5

-1.0

-1.5

First Component

Se

co

nd

Co

mp

on

en

t

p shank

p sayap

p ekorl paruh

p paruh

B tubuh

Biplot of B tubuh, ..., p shank

Gambar 4 Proyeksi dari lokasi dan karakter morfologi dalam bidang dua dimensi

Menggunakan analisis multivariat yang lain, yaitu analisis klaster (Gambar

5), hasilnya menunjukkan pengelompokan sejumlah individu ke dalam kelompok-

kelompok berdasarkan derajat kemiripan yang paling dekat. Secara umum,

berdasarkan parameter ukuran tubuh populasi burung pada empat daerah terbagi

dalam tiga kelompok, yaitu kelompok pertama adalah populasi burung di

Tondano dan Wusa, selanjutnya keduanya tergabung dalam kelompok yang lebih

jauh, yaitu dengan daerah Ranoyapo dan hubungan yang lebih jauh lagi, yaitu

dengan kelompok burung di Papontolen walaupun tingkat perbedaannya sangat

sedikit sekali.

Hal ini menunjukkan bahwa diantara keempat lokasi di Minahasa memiliki

hubungan morfologis yang sangat dekat. Hasil ini ditunjukkan pula pada

konstruksi pohon dendogram (Gambar 5). Penyebaran burung weris yang ada

pada keempat lokasi di Minahasa masih mungkin terjadi walaupun jarak terbang

dari burung weris tidak sejauh jarak antara masing-masing lokasi.

Wusa

Ranoyapo

Papontolen

Tondano

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

25

PapontolenRanoyapoWusaTondano

99.99

100.00

100.00

100.00

Variables

Sim

ila

rit

y

DendrogramAverage Linkage, Correlation Coefficient Distance

Gambar 5 Dendogram tingkat kesamaan ukuran tubuh pada empat populasi

burung weris (Gallirallus philippensis) di Minahasa

Biasanya burung weris hasil tangkapan dipelihara beberapa saat kemudian

baru dipotong sesuai kebutuhan sehingga kemungkinan ada yang terlepas, ataupun

pada proses pengangkutan beberapa burung bisa terlepas sehingga terjadi

perkawinan burung weris pada lokasi yang berbeda. Selain itu, antardaerah di

Minahasa dipisahkan oleh sungai yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh

jembatan penyeberangan sehingga perpindahan dari satu lokasi ke lokasi yang lain

bisa terjadi dan tidak menutup kemungkinan terjadi pula perkawinan antara

burung dari satu lokasi dengan lokasi yang lain, yang berakibat burung weris di

empat lokasi yang berbeda memiliki banyak kesamaan.

Hubungan yang sangat erat antara komunitas burung dengan keragaman

habitat menunjukkan bahwa burung sangat bergantung pada keragaman

kompleksitas pohon dan semak (Chettri et al. 2005). Ada perbedaan struktur

komunitas burung pada daerah yang mempunyai struktur vegetasi yang berbeda,

ataupun antara vegetasi alami dengan yang terganggu (Paerman 2002). Struktur

vegetasi mempengaruhi pemilihan habitat oleh burung. Burung weris yang ada di

Minahasa dapat dikatakan diperoleh pada habitat yang sama, yaitu daerah

persawahan sehingga kelimpahan sumber pakan di daerah tersebut cenderung

sama.

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

26

Pada kondisi habitat yang tidak lagi memenuhi kebutuhan hidup, burung

akan berpindah ke wilayah lain. Berbagai tipe habitat menyediakan kelimpahan

sumber pakan untuk berbagai jenis burung (Howes et al. 2003), walaupun

menurut Paerman (2002) hubungan antara struktur vegetasi dan struktur

komunitas burung terkadang sulit untuk diamati.

Perbedaan Jenis Kelamin Berdasarkan Data Morfometri

Secara umum berdasarkan warna bulu yang dimiliki burung weris adalah

jenis burung yang monomorfik, yaitu tidak dapat dibedakan antara jantan dan

betina. Yong (2011) menyatakan bahwa sembilan ukuran parameter pada burung

Swinhoe's Storm Petrels tidak dapat digunakan untuk pembedaan jenis kelamin

walaupun dari warna menunjukkan bahwa burung betina memiliki refleksi warna

pada bulu-bulu di bagian perut yang lebih tinggi, dan pada bagian mahkota

refleksi warna lebih tinggi pada jantan.

Berdasarkan analisis data morfometrik, burung weris jantan memiliki bobot

tubuh, panjang paruh, dan lebar paruh yang berbeda dari burung betina. Bobot

tubuh burung jantan lebih berat dari betina, yang disebabkan burung jantan lebih

agresif untuk berburu dan menangkap mangsa dibanding betina sehingga burung

jantan memiliki kesempatan untuk memperoleh makanan lebih besar

dibandingkan dengan burung betina. Oleh karena itu, tampaknya burung weris

memiliki dimorfisme seksual (Tabel 3). Fenomena yang sama dapat ditemukan

pada burung lain, yaitu bobot badan Blackbird (Turdus merula) jantan lebih berat

dibandingkan betina pada setiap musim (Wysocki 2002).

Tabel 3 Deskripsi morfometri Gallirallus philippensis berdasarkan jenis kelamin

Peubah

Jenis Kelamin

Betina(n=16)

(rataan ± sd)

Jantan(n=18)

(rataan ± sd)

Bobot tubuh 161.80a ± 22.91

185.73

b ± 15.55

Panjang paruh 2.64a ± 0.26

2.92

b ± 0.29

Lebar paruh 0.89a ± 0.12

0.98

b ± 0.14

Panjang ekor 6.29a ± 0.95

6.27

a ± 0.97

Panjang sayap 18.57a ± 1.44

19.25

a ± 2.11

Panjang shank 4.13a ± 0.36

4.34

a ± 041

Keterangan : huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

27

Hasil analisis boxplot terhadap karakter bobot badan menunjukkan bahwa

burung jantan memiliki sebaran nilai lebih kecil dibandingkan dengan burung

betina. Hal ini mencerminkan bahwa keragaman bobot tubuh burung weris jantan

lebih kecil. Nilai median bobot badan burung weris jantan berada pada angka

186,25 g, jika dibandingkan dengan nilai median burung betina yang sebagian

besar data menunjukkan menyebar di atas nilai median. Hal ini sejalan dengan

pendapat Taylor dan van Perlo (1998) bahwa sebagian besar spesies dari genus

Rallidae memiliki ukuran yang sama baik jantan dan betina, walaupun jantan

sedikit lebih besar dari betina. Selanjutnya (Ozaki 2009) menyatakan dari karakter

morfometri Gallirallus okinawae yang diukur menunjukkan nilai rataan jantan

lebih besar dibandingkan betina.

Burung jantan memiliki paruh lebih panjang dan lebih lebar dari betina.

Panjang paruh burung weris jantan mempunyai nilai median 2.92 cm, dan nilai ini

lebih tinggi jika dibandingkan dengan burung weris betina. Diduga hal ini

disebabkan dalam proses mengasuh anak untuk burung weris dilakukan oleh

kedua induknya, induk betina mengasuh anaknya dalam sarang, sedangkan induk

jantan berfungsi untuk mencari makan bagi anak-anaknya sehingga paruh jantan

lebih panjang dari betina. Pada familli Rallidae, burung jantan lebih banyak

menggunakan paruhnya untuk mencari makanan dan memecahkan cangkang

krustasea. Diduga hal ini menyebabkan bagian paruh jantan biasanya lebih

panjang dan sempit dibandingkan dengan betina. Sievwright & Higuchi (2011)

menyatakan bahwa paruh panjang dan tipis pada Oriental Honey Buzzard dengan

ujung bengkok mengalami proses evolusi karena sering digunakan untuk

mengambil larva serta menggali sarang tawon untuk keluar dari tanah. Melalui

pengidentifikasian ciri-ciri morfologi kunci dengan menggunakan pengukuran

morfometrik memungkinkan untuk lebih memahami adaptasi dan proses evolusi

terkait dengan perilaku makan pada burung.

Setiap spesies memiliki ukuran yang optimal. Panjang sayap merupakan

karakter kunci yang berhubungan dengan perilaku burung, seperti migrasi dan

mencari makan (Hall et al.2004). Burung jantan dalam aktivitas mencari makan

maupun dalam mempertahankan daerahnya sangat aktif sehingga sayap burung

jantan lebih panjang dibandingkan dengan burung betina. Hall et al. (2004)

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

28

menyatakan bahwa burung Reed warblers (Acrhocephalus scirpaceous) sebagai

burung yang memiliki daya terbang jarak jauh, mempunyai karakter morfologi

yang sangat berbeda antara burung jantan dan betina. Burung jantan lebih

panjang sayapnya dibandingkan betina sehingga dikatakan faktor morfometri

kunci untuk membedakan jenis kelamin adalah dengan mengukur panjang sayap.

Rosinska (2007) menyatakan bahwa untuk burung migran keberhasilan sexing

dengan menggunakan panjang sayap adalah 80%-81%.

Hal ini tidak terjadi pada burung weris, karena burung weris memiliki

jangkauan terbang yang terbatas, tidak seperti burung migran. Alasan lain yang

dapat mendukung hasil penelitian ini adalah habitat burung weris yang

menyediakan kelimpahan makanan bagi burung weris sehingga tidak

membutuhkan usaha bagi burung weris jantan dalam mencari makanan untuk

burung weris betina maupun anaknya. Selain itu, diduga ukuran sampel yang

kurang sehingga keragaman data kecil. Oleh karena itu, burung weris jantan

memiliki panjang sayap yang hampir sama dengan betina. Dengan kata lain,

panjang sayap jantan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan betina (Tabel 3).

Panjang ekor burung weris jantan tidak berbeda nyata dari betina.

Pengukuran panjang ekor sangat bervariasi sehingga variabel ini tidak dapat

digunakan secara tunggal untuk sexing (Rosinska 2007). Berdasarkan hasil uji t

(Tabel 3) didapat bahwa karakter burung weris jantan, yaitu bobot badan, panjang

paruh, dan lebar paruh, berbeda nyata dari burung weris betina.

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

29

JantanBetina

220

200

180

160

140

120

Bo

bo

t T

ub

uh

(g

ra

m)

150.1

186.25

jantanBetina

3.6

3.4

3.2

3.0

2.8

2.6

2.4

2.2

2.0

Pa

nja

ng

Pa

ru

h (

cm

)

2.59

2.915

Jantan_1Betina_1

1.2

1.1

1.0

0.9

0.8

0.7

Le

ba

r P

aru

h (

cm

)

0.905

0.975

Jantan_2Betina_2

8

7

6

5

4

Pa

nja

ng

Eko

r (

cm

)

6.356.45

JantanBetina

5.25

5.00

4.75

4.50

4.25

4.00

3.75

3.50

Pa

nja

ng

Sh

an

k (

cm

)

4.11

4.245

Jantan_3Betina_3

22

20

18

16

14

12

Pa

nja

ng

Sa

ya

p (

cm

)

18

19.55

Gambar 6 Perbandingan pengukuran enam karakter morfologi burung jantan dan

betina

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

30

Pendugaan Umur

Pendugaan umur dilakukan terhadap burung weris hasil penetasan sebanyak

27 ekor. Selama pengamatan, banyak burung yang mati dan yang berhasil

mencapai umur 60 hari hanya 1 ekor.

Karakter morfologi yang mengalami perubahan setelah penetasan dan

selama pertumbuhan umur burung dipenangkaran adalah warna iris mata, yaitu

pada saat menetas mata anak burung keseluruhannya berwarna hitam, kemudian

perlahan-lahan mulai mengalami perubahan warna pada bagian iris mata dari

warna hitam pada umur 1 hari sampai 20 hari. Selanjutnya, secara perlahan pula

mulai mengalami perubahan warna menjadi kecokelatan dan pada umur 30 hari

secara perlahan-lahan warna berubah dari cokelat agak muda kewarna cokelat tua.

Pada umur 60 hari, warna cokelat mulai berubah menjadi agak kemerahan

dan jika diamati pada sampel-sampel yang ditangkap di habitat alaminya

didapatkan warna iris mata dari warna cokelat tua sampai warna merah agak muda

sampai ke warna merah. Diduga warna iris mata akan mengalami perubahan dari

hitam kemudian kewarna cokelat dan akhirnya semakin bertambah umur maka

akan mengalami perubahan menjadi merah (Gambar 7). Hal ini sejalan dengan

pernyataan (Rosinska 2007), usia burung Robin sesuai dengan perubahan

karakteristik menyangkut bentuk, warna, ukuran bulu, ukuran mandibula, dan

ukuran ekor.

Alis mata burung weris pada saat baru menetas belum tampak garis putih,

namun setelah burung berumur 30 hari mulai nampak warna putih di bagian atas

mata. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka warna alis mata yang putih akan

semakin jelas dengan bertambah panjang (Gambar 7).

Warna paruh pada saat telur menetas sampai umur 1 hari berwarna merah

muda dengan warna putih pada ujung paruh. Pada hari ke-2, warna putih pada

ujung paruh mulai hilang dan benar-benar hilang pada hari ke-3. Pada hari ke-10,

warna paruh berubah dari merah muda menjadi warna hitam dimulai dari pangkal

paruh sampai ke ujung paruh. Pada hari ke-30, warna paruh mulai mengalami

perubahan dari hitam dan secara perlahan berubah menjadi merah muda dimulai

pada pangkal paruh sampai akhirnya pada ujung paruh. Selanjutnya, warna paruh

akan mulai berubah kembali menjadi kehitaman yang dimulai dari ujung paruh

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

31

sampai pada pangkal paruh. Burung yang ditangkap biasanya mempunyai paruh

berwarna merah muda sampai warna kehitaman.

Bulu leher mengalami perubahan dari warna hitam secara perlahan-lahan

menjadi warna abu-abu, selanjutnya muncul spot putih bercampur dengan warna

kecokelatan. Sejalan dengan bertambahnya umur pada hari ke-60, warna bulu

leher kembali berubah menjadi warna abu-abu.

Bulu pada bagian sayap mulai bertumbuh pada waktu pengamatan hari ke-

20, dan pada hari ke-60, bulu pada bagian sayap, yaitu bulu primer, sekunder, dan

alula sudah tumbuh sempurna. Pada waktu pengamatan 60 hari, didapatkan bulu

sayap telah bertumbuh sempurna sehingga diduga bahwa burung tersebut telah

memasuki fase pertumbuhan dara (Gambar 8). Ozaki (2009) menyatakan bahwa

pertumbuhan bulu burung sesudah lahir sampai menjadi burung dara, bulu

burungnya hampir sama dengan bulu burung dewasa sehingga pada pengamatan

eksternal sangat sulit membedakan burung dara dari burung dewasa.

Ditambahkan bahwa pengetahuan yang terbatas tentang bulu Gallirallus

okinawae menyebabkan sangat sulit untuk membedakan umur burung melalui

pengamatan bulu burung (Ozaki 2009). Ketersediaan pakan berperan penting

untuk pertumbuhan dan kualitas bulu burung (Desrochers 1992). Secara

keseluruhan, perubahan warna bagian-bagian tubuh burung weris dapat

ditampilkan pada Gambar 9.

.

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

32

Gambar 7 Perubahan warna pada bagian kepala yaitu paruh, iris mata, warna alis

mata sejak umur 1 hari sampai 60 hari.

Gambar 8 Pertumbuhan bulu sayap selama waktu pengamatan 60 hari

1 h 10 h 20 h 30

h

40 h 50 h 60 h

20 hr 30 hr 40 hr

50 hr 60 hr

alula

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

33

Umur Perubahan Karakter Gambar

1 hari Keseluruhan bulu berwarna hitam pekat

Mata hitam, paruh merah muda, dan pada ujung

paruh warna putih pada hari ke 3 warna putih

hilang

Warna shank abu-abu tua

10 hari Keseluruhan bulu berwarna hitam pekat

Mata hitam, keseluruhan paruh berwarna hitam

Warna shank abu-abu tua

20 hari Keseluruhan bulu mulai berubah warna menjadi

abu-abu tua, dan buluh pada sayap mulai

tumbuh dengan bercak-bercak putih

30 hari Alis putih pada bagian mata

Warna iris mata berubah kecokelat muda

Bulu pada bagian belakang dan sayap mulai

berubah warna menjadi kecokelatan

Pada bagian leher berubah menjadi abu-abu

muda

40 hari Sebagian besar belakang berwarna cokelat

Garis cokelat dibawah alis

Bulu sayap primer dan sekunder mulai tumbuh

sempurna

Sebagian paruh berwarna merah muda

Pada bagian leher abu-abu mudah bercampur

cokelat dan spot putih

50 hari Warna iris mata dari cokelat muda kecokelat tua

Warna cokelat dibawah alis putih semakin jelas

Keseluruhan paruh berwarna merah muda

60 hari Iris mata berwarna cokelat tua

Keseluruhan bagian leher berubah menjadi abu-

abu muda

Gambar 9 Perubahan karakter burung weris dari umur 1 hari sampai 60 hari

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

34

Simpulan

Burung weris (Gallirallus philippensis) pada empat lokasi di Minahasa

memiliki tingkat kesamaan morfologi yang tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran

terdapat perbedaan karakter morfometri pada Gallirallus philippensis, yaitu

burung weris jantan lebih besar dibandingkan betina pada karakter bobot tubuh,

panjang paruh, dan lebar paruh. Perubahan karakter morfologi terutama

perubahan warna pada bagian kepala dan pertumbuhan bulu sayap terlihat jelas

berdasarkan perkembangan umur, dengan demikian dapat dijadikan dasar

pendugaan umur burung.

Saran

Penelitian karakter morfologi perlu dikembangkan lebih lanjut dengan

lokasi yang lebih luas atau lebih menyebar terutama untuk daerah Sulawesi

Daftar Pustaka

Carrascal LM, Moreno E, Tellera JL. 1990. Ecomorphological Relationships in a

Group of Insectivorous Bird of Temperate Forest in winter. Holarctic

ecology 13: 105-111

Chettri N, Deb DC, Sharma E, Jackson R. 2005. The reliationship bird

communities and habitat a study along a tracking corridor in the sikkim

Himalaya. Mount Res Develop 25: 235-243.

Coates BJ, Bishop KD. 1997. Panduan Lapangan Burung-burung di Kawasan

Wallacea. Bird Life International

Desrochers A. 1992. Age and foreging success in European Blackbird variation

between and within individuals. Anim Behav 43:885-894.

Gyimóthy Zs, Gyurácz J, Bank L, Bánhidi P, Farkas R, Németh Á, CsörgőT.

2011. Autumn migration of Robins (Erithacus rubecula) in Hungary.

Biologia 66(3): 548–555.

Hall S, Ryttman H, Fransson T, Stolt B. 2004. Stabilising selection on wing

length in reed warblers (Acrocephalus scirpaceus). J Avi Bio 35:7-12.

Howes J, Bakewell D, Rusila-Noor Y. 2003. Panduan Studi Burung Pantai.

Bogor: Wetlands International-Indonesia Programme.

Kennedy RS, Gonsales PC, Dickinson EC, Miranda HC, Fisher TH. 2000. A

Guide to the Birds of the Philippines. Oxford: Oxford University Press.

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

35

Noor RR. 2008. Genetika Ternak. Edisi ke-4. Jakarta: Penebar Swadaya

Ozaki K. 2009. Morphological differences of sex and age in the Okinawa Rail

Gallirallus okinawae. Ornithol Sci 8: 117-124.

Paeman PB. 2002. The scale of community structure: habitat variation and avian

guilds in the tropical forest. Ecologic Monographs 72: 19-39.

Rosiñska K. 2007. Biometrics and morphology variation within sex-age groups of

Robins (Erithacus rubecula) migrating through the Polish Baltic coast.

Ring 29, 1-2: 91-106.

Sievwright H, Higuchi H. 2011. Morphometric analysis of the unusual feeding

morphology of Oriental Honey Buzzards.Ornithologic Sci 10(2):131-144.

Taylor B, van Perlo B. 1998. A guide to the Rails, Crakes, Gallinules and Coots

of the world: Pica Press.

Wiens JA. 1989. The ecology of bird communities 1. Cambridge: Cambridge

University Press.

Wisocki D. 2002. Biometrical analysis of an urban population of the Blackbird

(Turdus merula ) in Szczecin (NW Poland). Ring 24, 2:69-7676.

Yong CC, Young NH, Gil PJ, Gyu LK. 2011. Swinhoe's Storm Petrels

(Oceanodroma monohris) show no apparent sexual dimorphism in size

and color. Ornithologic Sci 10(2):145-149.

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id fileRail adalah famili yang cenderung bervariasi, berukuran kecil hingga menengah. Ukuran bervariasi dari 12 cm hingga 63 cm dengan bobot dari

36