4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pondasi 2.1.1 Pengertian Pondasi Pondasi adalah struktur bagian paling bawah dari suatu konstruksi (gedung, jembatan, jalan raya, tanggul, menara, terowongan, dinding penahan tanah, dan lain-lain) yang berfungsi menyalurkan beban vertical diatasnya (kolom) maupun beban horizontal ke tanah (Pamungkas dan Harianti, 2013:1). Struktur atas merupakan istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan bagian-bagian dari system rekayasa yang membawa beban kepada pondasi atau struktur dibawahnya. Istilah struktur atas mempunyai arti khusus untuk bangunan- bangunan dan jembatan-jembatan, akan tetapi, pondasi tersebut dapat juga hanya menopang mesin-mesin, mendukung peralatan industrial (pipa, manara, tangka), bertindak sebagai alas atau papan iklan dan sejenisnya. Karena sebab inilah maka lebih baik menggambarkan pondasi sebagai bagian dari satu system rekayasa pendukung beban yang mempunyai bidang antara (interfacing) terhadap tanah (Joseph E. Bowles, 1997: 1). 2.1.2 Macam-macam Pondasi Terdapat dua klasifikasi pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal di definisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang, dan pondasi rakit. Pondasi dalam didefinisikan sebagai pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang relative jauh dari permukaan, contohnya pondasi sumruran dan pondasi tiang. macam –macam contoh tipe pondasi diberikan dalam Gambar 2.1 (Hardiyatmo, 2014: 103).
36
Embed
TINJAUAN PUSTAKA 2.1eprints.umm.ac.id/58602/3/BAB II.pdf · Gambar 2.1 Macam macam pondasi a. Pondasi memanjang b. Pondasi telapak c. Pondasi rakit d. Pondasi sumuran e. Pondasi tiang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pondasi
2.1.1 Pengertian Pondasi
Pondasi adalah struktur bagian paling bawah dari suatu konstruksi (gedung,
jembatan, jalan raya, tanggul, menara, terowongan, dinding penahan tanah, dan
lain-lain) yang berfungsi menyalurkan beban vertical diatasnya (kolom) maupun
beban horizontal ke tanah (Pamungkas dan Harianti, 2013:1).
Struktur atas merupakan istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan
bagian-bagian dari system rekayasa yang membawa beban kepada pondasi atau
struktur dibawahnya. Istilah struktur atas mempunyai arti khusus untuk bangunan-
bangunan dan jembatan-jembatan, akan tetapi, pondasi tersebut dapat juga hanya
menopang mesin-mesin, mendukung peralatan industrial (pipa, manara, tangka),
bertindak sebagai alas atau papan iklan dan sejenisnya. Karena sebab inilah maka
lebih baik menggambarkan pondasi sebagai bagian dari satu system rekayasa
pendukung beban yang mempunyai bidang antara (interfacing) terhadap tanah
(Joseph E. Bowles, 1997: 1).
2.1.2 Macam-macam Pondasi
Terdapat dua klasifikasi pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam. Pondasi dangkal di definisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya
secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang, dan pondasi rakit.
Pondasi dalam didefinisikan sebagai pondasi yang meneruskan beban bangunan ke
tanah keras atau batu yang relative jauh dari permukaan, contohnya pondasi
sumruran dan pondasi tiang. macam –macam contoh tipe pondasi diberikan dalam
Gambar 2.1 (Hardiyatmo, 2014: 103).
5
Gambar 2.1 Macam macam pondasi
a. Pondasi memanjang
b. Pondasi telapak
c. Pondasi rakit
d. Pondasi sumuran
e. Pondasi tiang
Sumber: Analisi dan Perancangan Fondasi I (Hardiyatmo, 2014:104)
2.1.3 Pondasi Tiang Bor (Bor Pile)
Menurut Hardiyatmo (2015:398) Pondasi Tiang Bor (Bor Pile) adalah
pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah lebih dulu.
6
Prinsip-prinsip pelaksanaan tiang bor pada tanah yang tidak mudah longsor
adalah sebagai berikut:
1) Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang dikehendaki;
2) Dasar lubang bor dibersihkan;
3) Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor;
4) Lubang bor diisi/dicor beton.
Gambar 2.2 Pelaksanaan tiang bor (Fleming et al, 2009)
Sumber: Analisis dan Perancangan Fondasi II (Hardiyatmo, 2015:400)
Menurut Hardiyatmo (2015:398) Kentungan dalam pemakaian tiang bor
dibandingkan dengan tiang pancang adalah:
1) Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
membahayakan bangunan sekitarnya;
2) Kedalaman tiang dapat divariasikan;
3) Tiang bor dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang
akan kesulitas bila pemancangan menembus lapisan batu;
4) Diamater tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah
tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas
dukungnya;
5) Tidak ada resiko kenaikan muka tanah;
7
6) Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan
dan pemancangan;
Kerugiannya:
1) Pengecoran tiang bor dipengaruhi cuaca;
2) Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu
beton tidak dapat dikontrol dengan baik;
3) Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya
di sepanjang badan tiang bor mengurangi kapasitas dukung tiang
bor, terutama bila tiang bor cukup dalam;
4) Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah
berupa pasir atau tanah yang berkerikil;
5) Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan
gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
2.2 Pembebanan
Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur atas sehingga struktur
bawah tidak boleh gagal lebih dulu dari struktur atas. Beban-beban tersebut dapat
berupa beban mati (DL), beban hidup (LL), beban gempa (E), beban angin (W),
dan lain-lain (Pamungkas dan Harianti, 2013:3)
2.2.1 Kombinasi Dasar Pembebanan
Menurut SNI 1727 (2013:11), struktur, komponen, fondasi harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi
efek dari beban terfaktor dalam kombinasi sebagai berikut.
1. 1,4D.
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atauR).
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W).
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R).
5. 1,2D + 1,0E + L +0,2S.
6. 0,9D +1,0W.
7. 0,9D +1,0E.
8
Dimana:
D = beban mati
E = beban gempa
L = beban hidup
Lr = beban hidup atap
R = beban hujan
S = beban salju
W = beban angin
2.2.2 Beban Mati (DL)
Beban mati ialah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat
tetap, termasuk unsur – unsur tambahan, finishing, mesin – mesin yang bersifat
tetap dan tidak dapat dipisahkan dari bangunan tersebut. (Pamungkas dan Harianti,
2013:4)
Dalam menentukan beban mati untuk perancangan, harus digunakan berat
bahan dan konstruksi yang sebenarnya, dengan ketentuan bahwa jika tidak ada
informasi yang jelas, nilai yang harus digunakan adalah nilai yang disetujui oleh
pihak yang berwenang. (SNI-1727-2013:18).
Tabel 2.1 Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung
NO. NAMA MATERIAL BERAT ISI SATUAN
1 Air 10 kN/m3
2 Adukan semen/spesi 22 kN/m3
3 Beton 22 kN/m3
4 Beton bertulang 24 kN/m3
5 Dinding bata ringan 5.5 kN/m3
6 Dinding (pasangan 1 2⁄ bata) 2.5 kN/m2
7 Langit-langit plafond 0.11 kN/m2
8 Pasir 16 kN/m2
9 Penutup lantai (keramik) per cm tebal 0.24 kN/m2
10 Penggantung langit-langit 0.07 kN/m2
11 Instalasi plumbing dan ME 0.25 kN/m2
12 Pelapis kedap air 0.14 kN/m3
Sumber: Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983
9
2.2.3 Beban Hidup (LL)
Beban hidup adalah beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan
suatu gedung dan di dalamnya termasuk beban-beban plat lantai yang berasal dari
barang dan perabotan yang dapat dipindah dan tidak bersifat permanen, kendaraan,
dan barang – barang lainya sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan
lantai dan atap gedung tersebut. (Pamungkas dan Harianti, 2013:4)
Selain beban hidup ada pula beban yang perlu diperhitungkan dalam
perencanaan bangunan atau struktur lain yaitu beban hidup atap. Menurut SNI-1727
(2013:18), beban hidup atap adalah beban hidup pada atap yang diakibatkan
pelaksanaan pemeliharaan oleh pekerja, peralatan, dan material, dan selama masa
layan struktur yang diakibatkan oleh benda bergerak, seperti tanaman atau benda
dekorasi kecil yang tidak berhubungan dengan penghunian.
Semua beban hidup yang memungkinkan dalam proses konstruksi perlu
dipertimbangkan untuk memperoleh hasil perhitungan yang maksimal. Beban-
beban yang perlu diketahui beratnya, harus berdasarkan aturan-aturan yang berlaku
seperti disebutkan pada Tabel 2.2, atau dengan pertimbangan pihak-pihak yang
berwenang. Hal ini perlu dianalisa mendalam, agar dicapai nilai perhitungan yang
aman dalam perencanaan.
10
Tabel 2.2 Beban hidup terdistribusi merata minimum, Lo dan beban hidup
terpusat Minimum.
Hunian atau penggunaan Merata psf (kN/m2) Terpusat lb
(kN)
Apartemen (lihat rumah tinggal) Sistem lantai akses
Ruang kantor
Ruang
computer
50 (2.4)
100 (4.79)
2000 (8.9)
2000 (8.9)
Gudang persenjataan dan ruang latihan 150 (7.18)
Ruang pertemuan
Kursi tetap (terikat di lantai)
Lobi
100 (4.79)a
100 (4.79) a
Kursi dapat
dipindahkan Panggung
pertemuan Lantai
podium
100 (4.79) a
100 (4.79) a
100 (4.79) a
Balkon dan dek 1.5 kali beban hidup
untuk daerah yang
dilayani. Tidak perlu
melebihi 100 psf (4.79
kN/m2)
Jalur untuk akses pemeliharaan 40 (1.92) 300 (1.33)
Koridor
Lantai pertama
Lantai lain
100 (4.79)
Sama seperti pelayanan
hunian kecuali
disebutkan lain
Ruang makan dan restoran 100 (4.79)a
Ruang mesin elevator [pada daerah 2 in.x 2 in.(50
mm x 50 mm)] 300 (1.33)
Konstruksi pelat lantai finishing ringan [pada area
1 in. x 1 in. (25 mm x 25 mm)] 200 (0.89)
Jalur penyelamatan terhadap
kebakaran Hunian satu keluarga
saja
100 (4.79)
40 (1.92)
Tangga permanen Lihat pasal 4.5
Garasi/Parkir
40 (1.92)a,b,c
Mobil penumpang saja
Truk dan bus Susuran tangga, rel pengaman dan batang
pegangan
Lihat pasal 4.5
Helipad 60 (2.87)de tidak boleh
direduksi e,f,g
Rumah sakit: Ruang operasi, laboratorium 60 (2.87) 1000 (4.45)
Ruang pasien 40 (1.92) 1000 (4.45)
Koridor diatas lantai pertama 80 (3.83) 1000 (4.45)
Hotel (lihat rumah tinggal) Perpustakaan
Ruang baca 60 (2.87) 1000 (4.45)
Ruang penyimpanan 150 (7.18) a,h 1000 (4.45)
Koridor di atas lantai pertama 80 (3.83) 1000 (4.45)
11
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Hunian atau penggunaan Merata psf(kN/m2) Terpusat lb
(kN)
Pabrik Ringan 125 (6.00) a 2000 (8.90)
Berat 250 (11.97) a 3000 (13.40)
Gedung perkantoran: Ruang arsip dan computer harus diancang 100 (4.79) untuk beban yang lebih berat berdasarkan pada perkiraan hunian Lobi dan koridor lantai 2000 (8.90)
Pertama
Kantor 50 (2.40) 2000 (8.90)
Koridor di atas lantai pertama 80 (3.83) 2000 (8.90)
Lembaga hokum Blok sel 40 (1.92)
Koridor 100 (4.79)
Tempat rekreasi Tempat bowling, Kolam renang, dan 75 (3.59) a
penggunaan yang sama 100 (4.79) a
Bangsal dansa dan Ruang dansa Gimnasium 100 (4.79) a
Tempat menonton baik terbuka atau tertutup 100 (4.79) a,k
Stadium dan tribun/arena dengan tempat 60 (2.87) a,k
duduk tetap (terikat pada lantai) Rumah tinggal
Hunian (satu keluarga dan dua keluarga)
Loteng yang tidak dapat didiami
tanpa gudang
Loteng yang tidak dapat didiami dengan
gudang
Loteng yang dapat didiami dan ruang
tidur Semua ruang kecuali tangga dan
balkon Semua hunian rumah tinggal lainnya
Ruang pribadi dan koridor yang melayani
mereka
Ruang publica dan koridor yang melayani mereka
10 (0.48)l
20 (0.96)m
30 (1.44)
40 (1.92)
40 (1.92)
100 (4.79)
Atap
Atap datar, berbubung, dan lengkung
Atap digunakan untuk taman atap
Atap yang digunakan untuk
tujuanlain
Atap yang digunakan untuk hunian lainnya
Awning dan kanopi
Konstruksi pabrik yang didukung oleh
srtruktur rangka kaku ringan
Rangka tumpu layar penutup
20 (0.96)n
100 (4.79)
Sama seperti hunian
dilayani a
5 (0.24) tidak boleh
direduksi
5 (0.24) tidak boleh
direduksi dan
berdasarkan luas
tributary dari atap yang
ditumpu oleh rangka
I
12
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Hunian atau penggunaan Merata psf(kN/m2) Terpusat lb
(kN)
Semua konstruksi lainnya
Komponen struktur atap utama, yang
terhubung langsung dengan pekerjaan lantai
20 (0.96) 2000 (8.9)
Titik panel tunggal dari batang bawah
rangka atap atau setiap titik sepanjang
komponen struktur utama yang mendukung
atap diatas pabrik, gudang, dan perbaikan
garasi
Semua komponen struktur atap utama
lainnya
300 (1.33)
Semua permukaan atap dengan beban pekerja
pemeliharaan 300 (1.33)
Sekolah Ruang Kelas 40 (1.92) 1000 (4.5)
Koridor di atas lantai pertama 80 (3.83) 1000 (4.5)
Koridor lantai pertama 100 (4.79) 1000 (4.5)
Bak-bak/scuttles, rusuk untuk atap kaca dan
langit-langit yang dapat diakses 200 (0.89)
Pinggir jalan untuk pejalan kaki, jalan lintas
kendaraan, dan lahan/ jalan untuk truk-truk
250 (11.97)a,p
8000 (35.6)q
Tangga dan jalan keluar 100 (4.79) 300r
Rumah tinggal untuk satu dan dua keluarga
saja
40 (1.92) 300r
Gudang diatas langit-langit 20 (0,96)
Gudang penyimpan barang sebelum disalurkan ke pengecer (jika diantisipasi menjadi Gudang penyimpanan, harus dirancang untuk beban lebih berat)