TINJAUAN IJARAH TERHADAP PRAKTIK SEWA-MENYEWA AKUN OJEK ONLINE OLEH ANGGOTA KOMUNITAS PONOROGO OJEK ONLINE SINGO ALOON-ALOON INDEPENDEN DI KABUPATEN PONOROGO SKRIPSI Oleh: IKBALUL FAIZIN NIM 210216030 Pembimbing: ENDRIK SAFUDIN, S. H. I., M. H. NIDN 2016081020 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN IJARAH TERHADAP PRAKTIK SEWA-MENYEWA
AKUN OJEK ONLINE OLEH ANGGOTA KOMUNITAS
PONOROGO OJEK ONLINE SINGO ALOON-ALOON INDEPENDEN
DI KABUPATEN PONOROGO
SKRIPSI
Oleh:
IKBALUL FAIZIN
NIM 210216030
Pembimbing:
ENDRIK SAFUDIN, S. H. I., M. H.
NIDN 2016081020
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
ii
Abstrak
Faizin, Ikbalul, 2020. Tinjauan Ijarah Terhadap Praktik Sewa-Menyewa Akun
Ojek Online Oleh Anggota Komunitas Ponorogo Ojek Online Singo Aloon-
Aloon Independen Di Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
pelanggan atau pihak terkait akan memintakan peratanggung jawaban ke
pemilik akun.
Keterangan yang telah dipaparkan di atas tentunya
menggambarkan adanya kesenjangan antara aturan hukum dengan
peristiwa yang terjadi di lapangan, Berdasarkan uraian di atas, peneliti
ingin meneliti lebih jauh apakah praktik sewa-menyewa akun ojek online
di Kabupaten Ponorogo ini tergolong kedalam jenis akad sewa-menyewa
yang sudah sesuai atau belum sesuai dengan ketentuan syari’at Islam dan
apakah akibat hukum yang timbul dari akad sewa-menyewa akun ojek
online tersebut. Oleh karena itu, peneliti menganalisis fenomena tersebut
dengan menulis sebuah skripsi dengan judul “Tinjauan Ijarah Terhadap
Praktik Sewa Menyewa Akun Ojek Online Oleh Anggota Komunitas
Ponorogo Ojek Online Singo Aloon-Aloon Independen Di Kabupaten
Ponorogo”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka
penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tinjauan ijarah terhadap praktik akad sewa-menyewa akun
ojek online oleh anggota komunitas POOSA Independen di Kabupaten
Ponorogo?
2. Bagaimana tinjauan ijarah terhadap akibat hukum akad sewa-
menyewa akun ojek online oleh anggota komunitas POOSA
Independen di Kabupaten Ponorogo?
8
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menjelaskan tinjauan ijarah terhadap praktik akad sewa-
menyewa akun ojek online oleh anggota komunitas POOSA
Independen di Kabupaten Ponorogo.
2. Untuk menjelaskan tinjauan ijarah terhadap akibat hukum akad sewa-
menyewa akun ojek online oleh anggota komunitas POOSA
Independen di Kabupaten Ponorogo.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat
dan berguna bagi beberapa aspek, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pemahaman dan pengembangan pemikiran mengenai tinjauan hukum
yang sesuai dengan syariat Islam khususnya yang berkaitan dengan
perusahaan ojek online. Selain itu penelitian ini dapat menambah
wawasan dan dapat dijadikan sebagai informasi bagi penulis
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai rujukan bagi
para driver ojek online yang melakukan kegiatan sewa-menyewa akun
ojek online, dan juga bagi pembaca agar bisa lebih memahami tinjauan
hukum Islam tentang hal tersebut.
9
E. Telaah Pustaka
Adapun sebagai bahan perbandingan, berikut adalah beberapa karya
terkait skripsi penulis, yaitu:
Skripsi karya Zusnia Eka Putri Dewi (IAIN Ponorogo, 2018) yang
berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa-menyewa Kamera
di Madiun Kamera Kota Madiun. Skripsi ini membahas tentang
wanpresrasi yang terjadi pada akad sewa kamera di Madiun Kamera
berupa keterlambatan pengembalian kamera, kerusakan pada objek sewa,
pengambilan kamera yang tidak sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan, serta sistem ganti-rugi yang telah di tetapkan dalam akad sewa-
menyewa tersebut. Hasil penelitian ini adalah akad sewa-menyewa yang
di lakukan di Madiun Kamera sudah memenuhi hukum syariat yang
terkandung dalam akad ijarah, serta sistem ganti-rugi atau resiko
wanprestasi yang ada di Madiun Kamera sudah sesuai dengan ketentuan
ganti rugi atau resiko dalam akad ijarah.8
Skripsi karya Rendi Aditia (UIN Raden Intan Lampung, 2018) yang
berjudul Tinjauan Hukum Islam Tentang Sewa-menyewa Tanah Dengan
Sistem Pembayaran Panen (Studi Di Desa Gunung Sugih Kecamatan Batu
Brak Kabupaten Lampung Barat). Skripsi ini membahas tentang tinjauan
hukum Islam terhadap kebiasaan masyarakat desa Gunung Sugih
kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat dalam melaksanakan
akad sewa-menyewa tanah dengan sistem pembayaran saat panen, hal
8 Zusnia Eka Putri Dewi, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa-menyewa
Kamera di Madiun Kamera Kota Madiun”, Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2018), 76.
10
tersebut merugikan bagi pihak penyewa, karena sistem pembayaran
tersebut tidak ada kejelasan. Hasil penelitian ini adalah akad sewa-
menyewa di lakukan secara lisan, tidak ada kesepakatan tertulis dan hanya
berdasarkan prinsip kepercayaan antara kedua belah pihak. Sistem
pembayaran pada saat panen merugikan pihak penyewa, di karenakan
tidak ada kejelasan dalam pembayarannya. Bila terjadi gagal panen atau
kerugian maka kerugian di tanggung oleh kedua belah pihak. Praktik
sewa-menyewa yang terjadi di desa Gunung Sugih kecamatan Batu Brak
Kabupaten Lampung Barat tidak memenuhi syarat dalam akad sewa tanah.
Karena aspek kemanfaatan dari objek sewa adalah tanaman, dan tidak
menentu hasilnya, bisa baik atau buruk, bisa juga gagal panen. Terdapat
unsur ketidak pastian (gharar) yang dalam Islam di larang karena dapat
merugikan pihak-pihak yang berakad.9
Skripsi karya Mahmud Yunus (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018)
yang berjudul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa-menyewa
Stand di Pasar Syariah Kutisari Surabaya. Skripsi ini membahas tentang
pemutusan sepihak yang di lakukan oleh pelaku sewa-menyewa stand di
Pasar Syariah Kutisari Surabaya dan menjelaskan tinjauan hukum Islam
terhadap uang sewa yang tidak di kembalikan. Hasil penelitian ini adalah
pemutusan sepihak dan tidak di kembalikannya uang sewa secara hukum
Islam dalam muamalah tidak dibolehkan, kecuali ada udzur Syar’i seperti
9 Rendi Aditia, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sewa-menyewa Tanah Dengan Sistem
Pembayaran Panen (Studi Di Desa Gunung Sugih Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat)”, Skripsi (Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2018), 61.
11
meninggal dunia atau tidak dapat melakukan perbuatan hukum (gila) yang
bisa di terima dalam pemutusan akad ijarah tersebut.10
Skripsi karya Lina Desianti (UIN Walisongo Semarang, 2016) yang
berjudul Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa-menyewa Kamar
Hotel di Solo. Skripsi ini membahas tentang prosedur menginap pada hotel
syariah di Solo, dan tinjauan hukum Islam terhadap sewa kamar pada hotel
syariah di Solo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur
penyewaan kamar hotel syariah di Solo tidak sesuai dengan Peraturan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif No. 2 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel syariah, karena hotel tidak
menerapkan salah satu aspek yang termuat dalam peraturan tersebut, yaitu
seleksi tamu. Tujuan diadakannya seleksi tamu tersebut adalah tidak
terjadi perbuatan-perbuatan yang melanggar syara’. Sedangkan hukum
sewa kamar hotel di solo adalah sah menurut hukum Islam karena syarat
dalam akad sewa-menyewa kamar hotel syariah di Solo sudah terpenuhi.
Rukun tersebut adalah sighat ijab-qabul, recepsionist sebagai mu’ajjir,
tamu sebagai musta’jir, dan kamar hotel sebagai objek yang diambil
manfaatnya.11
Berdasarkan beberapa kajian pustaka penulis belum menemukan yang
membahas secara spesifik tentang tinjauan ijarah terhadap praktik sewa-
menyewa akun ojek online oleh anggota komunitas Ponorogo Ojek Online
10 Mahmud Yunus, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa Menyewa Stand di
Pasar Syariah Kutisari Surabaya”, Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018), 72. 11 Lina Desianti, “Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa Menyewa Kamar Hotel
di Solo”, Skripsi, (Semarang: UIN Walisongo Semarang, 2016), 65.
12
Singo Aloon-Aloon Independen di Kabupaten Ponorogo. Perbedaan
penelitian ini dengan beberapa kajian pustaka di atas terdapat pada tema
penelitian, dimana tema yang di bahas dalam penelitian ini adalah sewa-
menyewa akun ojek online, dan dalam penelitian ini, peneliti akan
membahas: Pertama, tentang tinjauan ijarah terhadap akad sewa-menyewa
akun ojek online oleh anggota komunitas Ponorogo Ojek Online Singo
Aloon-Aloon Independen di Kabupaten Ponorogo. Kedua, tinjauan ijarah
terhadap akibat hukum sewa-menyewa sewa-menyewa akun ojek online
oleh anggota komunitas Ponorogo Ojek Online Singo Aloon-Aloon
Independen di Kabupaten Ponorogo.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif (field research). Jenis penelitian lapangan ini diperoleh
melalui teknik wawancara dengan memperoleh informasi dan
pendapat-pendapat dari informan dalam memberikan keterangan
mengenai bagaimana pelaku akad sewa akun ojek online dalam
menggunakan akun yang telah disewanya di Kabupaten Ponorogo.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan ialah pendekatan
studi kasus, dan merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau
13
pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks
khusus.12
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
kualitatif, suatu prosedur penelitian yang berusaha menelisik berbagai
keunikan individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam
kehidupannya sehari-hari secara menyeluruh dan terperinci.
Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan
dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau
perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,
masyarakat atau organisasi tertentu dalam setting tertentu. Dan dalam
kesemuanya itu di teliti dari sudut pandang yang utuh, komperhensif
dan holistik.13
2. Kehadiran Peneliti
Penelitian kualitatif dicirikan dengan kehadiran peneliti di
lapangan, sebab dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
instrumen kunci, sedangkan yang lainnya hanya sebagai penunjang.
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakah salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi peneliti. Karena dalam penelitian
kualitatif, peneliti merupakan partisipator yang harus berperan serta
atau ikut andil dalam penelitian tersebut, kehadiran peneliti dalam
penelitian ini bersifat pengamat penuh dan secara langsung hadir
Putra Media Nusantara, 2010), 312. 4 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, 277.
23
Adapun dasar hukum kebolehan al-ijarah sebagai berikut:
Artinya:jiApakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.5
Lafadz “sukhriyyan” yang terdapat dalam ayat ini dapat digunakan
sebagai istidlal atas keabsahan praktik ijarah, kontrak ijarah sah dan
dibenarkan oleh syara’.
Artinya:jTempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
5 Al-Qur’an, 43:32.
24
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.6
Artinya:jjSalah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".7
Ayat diatas menggambarkan proses penyewaan jasa seseorang dan
bagaimana pembayaan upah sewa itu dilakukan. Dalam kaidah ushul fiqh,
sebuah cerita (qishas) bisa dijadikan landasan hukun tentang sesuatu.
Perlu dikatahui bahwa tujuan disyariatkannya al-ijarah itu adalah
untuk memberi keringanan kepada umat dalam pergaulan hidup. Banyak
orang yang mempunyai uang, tetapi tidak dapat bekerja. Dipihak lain
banyak orang yang mempunyai tenaga atau keahlian yang membutuhkan
uang. Dengan adanya al-ijarah keduanya saling mendapatkan keuntungan
dan kedua belah pihak saling mendapatkan manfaat.8
(tambahan) yang harus ada di samping syarat-syarat umum, seperti
syarat adanya saksi dalam pernikahan.16
5. Berakhirnya Ijarah
Ijarah berakhir karena beberapa hal berikut: 17
1) Rusaknya barang yang disewakan
2) Salah satu dari muta’aqidain (dua pihak yang melakukan transaksi)
meninggal dunia.
3) Barang yang disewakan tidak dapat dimanfaatkan.
4) Tenggang waktu yang disepakati dalam akad telah berakhir.
5) Terjadinya cacat pada barang sewaan ketika ditangan penyewa.
6) Telah dipenuhinya manfaat yang diakadkan sesuai dengan masa yang
telah ditentukan dan selesainya pekerjaan.
B. Tinjauan umum tentang Akibat Hukum dalam hukum Islam
1. Pengertian Akibat Hukum
Akibat hukum adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh hukum,
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum. Akibat hukum
merupakan suatu akibat dari tindakan yang dilakukan, untuk memperoleh
suatu akibat yang diharapkan oleh pelaku hukum. Akibat yang dimaksud
adalah akibat yang diatur oleh hukum, sedangkan tindakan yang dilakukan
merupakan tindakan hukum yaitu tindakan yang sesuai dengan hukum yang
berlaku.18
16 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, 54-55. 17 Abdullah bin Muhammad ath-Thayyar, dkk, Ensiklopedi Fiqih Muamalah Dalam
Pandangan 4 Madzhab, 321-322. 18 Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta: sinar grafika, 2006), 295.
32
Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa
hukum, yang dapat berwujud:19
a. Lahir, berubah atau lenyapnya suatu keadaan hukum. Contohnya, akibat
hukum dapat berubah dari tidak cakap hukum menjadi cakap hukum
ketika seseorang berusia 21 tahun.
b. Lahir, berubah atau lenyapnya suatu hubungan hukum antara dua atau
lebih subjek hukum, dimana hak dan kewajiban pihak yang satu
berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain. Contohnya, X
mengadakan perjanjian sewa-menyewa rumah dengan Y, maka lahirlah
hubungan hukum antara X dan Y apabila sewa menyewa rumah
berakhir, yaitu ditandai dengan dipenuhinya semua perjanjian sewa-
menyewa tersebut, maka hubungan hukum tersebut menjadi lenyap.
c. Lahirnya sanksi apabila dilakukan tindakan yang melawan hukum.
Contohnya, seorang pencuri diberi sanksi hukuman adalah suatu akibat
hukum dari perbuatan si pencuri tersebut yaitu, mengambil barang orang
lain tanpa hak dan secara melawan hukum.
d. Akibat hukum merupakan suatu peristiwa yang ditimbulkan oleh karena
suatu sebab, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum, baik
perbuatan yang sesuai dengan hukum, maupun perbuatan yang tidak
sesuai dengan hukum.
19 Ibid,. 296-297
33
2. Akibat Hukum Dalam Hukum Islam
Terjadinya sebuah persetujuan akad (kontrak) secara langsung
menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang terlibat dalam suatu
akad, dan merupakan hal yang logis, jika hak secara otomatis menimbulkan
kewajiban.20
Hal-hal yang berhubungan dengan para pihak untuk mendapatkan hak
dan kewajibannya, serta akibat hukum yang ditimbulkan antara lain:21
a. Kerelaan mengadakan akad
Kerelaan para pihak untuk melakukan akad merupakan asas
terlaksananya akad dan mutlak dibutuhkan untuk mengadakan akad, hal
ini berdasar pada al-Qur’an surat An-Nisa: 29:
Artinya: Hai orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu.22
Ayat di atas, menjelaskan secara jelas bahwa untuk mendapatkan
hak atas harta orang lain hendaknya dengan jalan perniagaan atau
dengan kemauan kedua belah pihak, yakni dengan memberikan
20 Wahbah az-Zuhayli, al Fiqh al Islam Wa Adillatuh, Damaskus: Dar Al Fikr, tt, 198. 21 Ruslan Abd Ghofur, “Akibat Hukum Dan Terminasi Akad Dalam Fiqh Muamalah”
Tim Bidang Merchandise :iSiswoko Youwono (Koordinator
Merchandise)
Imam Muttaqien (Desain Art
Merchandise)
Asistensi Kepengurusan : Sudarwin (koordinator tali asih dan
penjualan merchandise)5
5 Dikutip dari Profile Komunitas Driver Ojek Online POOSA Indpenden
52
B. Praktik Akad Sewa-menyewa Akun Ojek Online Oleh Anggota
Komunitas POOSA Independen Di Kabupaten Ponorogo
Globalisasi berdampak pada terciptanya hal-hal baru yang dapat
memudahkan manusia dalam berbagai hal, termasuk dalam bidang ekonomi.
Dewasa ini khususnya di kabupaten Kabupaten Ponorogo sudah hadir media
baru, berupa ojek online yang memberikan akses layanan kepada para driver
(sopir) yang bekerja sebagai pemberi jasa transportasi (driver ojek online)
dan para penumpang. Karena hal tersebut dapat memudahkan para
penumpang dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, maka semakin banyak
orang yang menggunakan jasa layanan tersebut. ojek online di Kabupaten
Ponorogo dapat memperkecil angka penganguran, karena rata-rata penduduk
Kabupaten Ponorogo mulai mendaftarkan dirinya bergabung dan bekerja
sebagai driver ojek online dengan sistem ojek online yang tidak mengikat
yaitu sistem kerja yang dapat dilakukan kapan pun saat driver sedang
mengaktifkan apliksi ojek online-nya di aplikasi smartphone yang telah
terdaftar.
1. Latar belakang terjadinya praktik sewa-menyewa akun ojek online di
Komunitas POOSA Independen
Pekerjaan yang dilakukan oleh para driver ojek online tentunya
bermacam-macam, ada yang hanya bekerja menjadi driver ada juga yang
bekerja menjadi guru, berdagang dan lain-lain dan kesemuanya itu dalam
rangka memenuhi kebutuhan ekonomi para driver tersebut. Dalam hal ini
53
ada poin penting yang menjadi latar belakang terjadinya sewa akun,
pinjam akun atau jual beli akun. Biasanya dikarenakan driver asli yang
mempunyai akun biasanya sudah punya pekerjaan lain yang lebih mapan,
serta ingin memperoleh tambahan penghasilan, ada juga yang hanya
berlatar belakang agar akunnya bisa bermanfaat untuk oang lain, dalam
artian di pinjamkan dengan prinsip kepercayaan.
Dampak dari maraknya penggunaan jasa layanan ojek online
menjadikan banyaknya orang yang mendaftakan diri menjadi driver ojek
online, tetapi sekitar tahun 2018 perusahaan Grab sudah menutup peluang
untuk menjadi driver, karena tidak diadakannya lagi seleksi driver, hal itu
memicu terjadinya penjualan akun dan penyewaan akun driver ojek
online. Berikut ini keterangan dari Mas Sahroni yang merupakan driver
ojek online di kabupaten Kabupaten Ponorogo.
“kalau untuk penutupan pendaftaran menjadi driver ojek online itu sejak tahun 2018 mas, jadi sejak itu sudah tidak bisa lagi mendaftar menjadi driver ojek online. Paling jika ada pembukaan lowongan lagi dari pihak perusahaan ojek online untuk menjadi driver, baru bisa daftar lagi mas.”6
Pendapat lain juga dijelaskan oleh Mas Kurniawan selaku driver
ojek online di kabupaten Kabupaten Ponorogo.
“Hal tersebut dilakukan karena akibat dari banyaknya driver ojek online dibandingkan dengan jumlah penumpang Ojek online mas. Jadi, perusahaan ojek online pun mulai melakukan tindakan seperti penyaringan akun driver ojek online atau dengan memangkas akun driver ojek online. Perusahaan Ojek online melakukan tindakan tersebut dengan cara melakuan pemutusan hubungan kemitraan
6 Sahroni, Hasil Wawancara 7 September 2020.
54
secara sepihak. Dikarenakan oleh faktor penyebab yaitu driver ojek online yang sangat membeludak mas.”7 Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa sejak tahun 2018 pihak perusahaan ojek online sudah tidak lagi
membuka lowongan untuk menjadi driver ojek online, dan orang-orang
yang akan mendaftar menjadi driver ojek online harus menunggu
pembukaan lowongan pendaftaran driver ojek online tersebut. Hal tersebut
memicu sebagian pemilik akun ojek online menyewakan akun ojek online
nya karena kebutuhan ekonomi dari masing-masing pihak semakin tinggi,
dan juga biasanya orang yang mempunyai akun tersebut sudah mempunyai
pekerjaan yang lebih menghasilkan, sehingga akunnya tidak di pakai lagi
dan memilih untuk menyewakan akun tersebut untuk penghasilan
Peneliti menanyakan penyebab terjadinya sewa akun kepada
penyewa aku yang berjumlah 5 (lima) orang penyewa. Mereka bernama:
1. Miftakhul Masriki
2. Hengki Triawan
3. Lutfi Saefudin
4. Andi Prasetyo
5. Sujito
7 Riski Kurniawan, Hasil Wawancara 7 September 2020.
55
Menurut keterangan yang di peroleh dari hasil wawancara peneliti
dengan Mas Riki yang merupakan salah satu penyewa akun ojek online di
kabupaten Kabupaten Ponorogo, menurut penuturanya:
“Saya menyewa akun itu karena saya belum punya akun mas, waktu itu saya masih menunggu wisuda dan ingin mencari pekerjaan, dan ada teman saya yang mempunyai akun ojek online tapi tidak dipakai, karena teman saya itu sudah punya pekerjaan lain lalu teman saya akhirnya menyewakan akunnya ke saya, agar saya bisa bekerja.”8 Pendapat lain juga dijelaskan oleh Hengki Triawan selaku penyewa
akun ojek online di Kabupaten Ponorogo.
“Awalnya saudara saya itu mendaftarkan diri menjadi driver ojek online tetapi dengan motor saya mas, karena saudara saya belum punya motor sendiri waktu itu, sehingga akunnya jarang digunakan untuk bekerja, saya yang waktu itu sudah tidak ada jam kuliah akhirnya ditawari saudara saya untuk bekerja menjadi driver ojek online dengan akunnya”9
Mas Lutfi menuturkan :
“saya menyewa akun ojek online tersebut dengan tujuan agar bisa bekerja mas, sebelumnya saya bekerja sebagai kuli bangunan, tetapi ketika dirasa berat pekerjaan itu, saya istirahat dan berhenti menjadi kuli bangunan, saat itu kebetulan saya mendapatkan informasi ada akun yang di sewakan dari teman saya, akhirnya saya pun tertarik untuk mrncoba menjadi driver ojek online walau masih menggunakan akun milik orang lain” 10
Keterangan dari Mas Andi sebagai berikut:
“saya kan seorang pekerja di sebuah sekolah SMA di Ponorogo,
jarak antara rumah saya dengan tempat saya bekerja lumayan jauh, sekitar 8 KM, jadi saat itu saya sedang ngopi bersama teman saya, di tengah perbincangan itu, teman saya menawarkan akunnya yang sudah jarang di pakai karena teman saya sekarang tambah sibuk, jadi sudah tidak bisa aktif lagi menjadi driver, dan saya tertarik untuk mencobanya, jadi setiap saya pulang dan pergi ke sekolahan
8 Miftakhul Masriki, Hasil Wawancara 10 September 2020. 9 Hengki Triawan, Hasil Wawancara 9 September 2020. 10 Lutfi Saefudin, Hasil wawancara 18 Oktober 2020
56
tempat saya bekerja, saya juga mengaktifkan akun ojek online teman saya, lumayan mas buat pemasukan tambahan.11
Peneliti juga mewawancarai Pak Sujito, Pak Sujito menuturkan:
“saya punya akun ojek online, tapi itu Gojek, dan demi menambah penghasilan dan jaga-jaga dikala sepi orderan syaa pun memutuskan untuk menyewa akun teman saya yang kala itu sudah jarang di menyewa akun karena kebutuhan ekonomi mas, saya sudah pakai, karena teman saya sudah mendapatkan pekerjaan lain.”12
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa terjadinya Sewa-menyewa akun disebabkan oleh kebutuhan
ekonomi yang dialami oleh masing-masing pihak, baik dari penyewa
maupun pemilik akun, sama-sama bertujuan agar dapat berpenghasilan
dari akun ojek online.
3. Praktik sewa-menyewa akun ojek online di Komunitas POOSA
Independen
Dalam hal ini peneliti menanyakan kegiatan sewa menyewa akun
tersebut ke sekretasis komunitas POOSA Independen, beliau bernama Isa
Fatoni, beliau menuturkan:13
“gini mas, kita walau ikut aplikator kita tidak mau untuk diperbudak, jadi prinsipnya kita ambil yang nilainya positif dan kita hindari aturan yang merugikan kita, kalau menurut saya sewa, jual beli akun, atau pinjam meminjam akun itu tidak apa-apa apa asal tidak digunakan untuk hal hal yang sifatnya merugikan baik untuk sendiri atau orang lain, dan tentunya jujur dalam menggunakan akun tersebut dan sekarang itu ada mas, yang mau saya laporkan agar diputus driver, tetapi ini masih dalam pengawasan, kesalahan yang dilakukan adalah penipuan dalam melaksanakan order”
11 Andi Prasetyo, Hasil Wawancara 12 September 2020 12 Sujito, Hasil Wawancara 20 September 2020 13 Isa Fatoni Hidayat, Hasil Wawancara 6 Oktober 2020.
57
Menurut keterangan tersebut dapat dipahami bahwa bekerja
sebagai driver online menggunakan akun orang lain bukanlah masalah,
dengan catatan pengguna akun dari akun yang di pinjam, di sewa atau di
beli itu bisa amanah dan tidak melakukan pelanggaran yang sifatnya
merugikan, baik untuk driver, untuk pemilik akun ataupun juga pihak
costumer.
Terkait maraknya kegiatan sewa akun ojek online disini mas Isa
memberikan keterangan:14
“memang masih ada mas tetapi sudah tidak terlalu banyak kalau sekarang ini , hal ini disebabkan oleh adanya verifikasi wajah yang diadakan oleh pihak aplikator , jadi yang mau meminjam atau sewa menyewa atau jual beli, mereka pikir-pikir lagi, untuk jumlahnya keseluruhan driver ojek online itu sekitar 3000 akun, tetapi yang aktif jika dilihta dari portal ojek online itu di Kabupaten Ponorogo sekitar 50-150 bakun per hari, dan yang bekerja sebagai driver dengan akun orang lain itu sekitar 15% dari driver yang aktif mas dan itu kita bahasanya akun joki” Keterangan tersebut menunjukkan bahwa adanya kasus baik
berupa sewa akun, jual beli akun ataupun sewa akun, dan jika di
kalkulasikan sekitar 20 akun dari 150 akun yang aktif setiap harinya itu
akun milik orang lain yang digunakan baik itu disewa, di jual atau di
pinjamkan.
4. Jumlah akun sewa yang ada di Komunitas POOSA Independen
Mas Isa menuturkan:
“untuk data berupa dokumen terkait jumlah driver dan jumlah driver yang aktif setiap harinya kami tidak ada mas, soalnya itu termasuk data rahasia perusahaan, tapi, setiap harinya kami selalu menjalin komunikasi dengan kantor mas, lewat media Whats App,
14 Isa Fatoni Hidayat, Hasil Wawancara 6 Oktober 2020.
58
dari komunikasi tersebut saya selalu menanyakan berapa jumlah driver yang aktif setiap harinya, itu jumlahnya sekitar 50-150 akun yang aktif perharinya dari 3000 akun ojek online di Kabupaten Ponorogo”15 Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa ada sekitar 3000
akun ojek online di Kabupaten Ponnorogo.
Mas Isa juga memberikan keterangan sebagai berikut:
“dan untuk perincian akun yang joki, atau akun orang lain yang
dipakai oleh driver itu sekitar 20 akun mas, 10 akun pinjaman, 5 akun jual beli dan 5 akun sewa, informasi itu saya peroleh dari teman-teman driver di group Whats App komunitas mas”16
Dalam penuturannya mas Isa juga menuturkan:17
“untuk akun joki di komunitas kita itu ada mas, 2 orang, mereka tetapi akadnya pinjam akun, kalau sewa dan jual beli tidak ada” Penuturan diatas menunjukan adanya kontradiksi dalam komunitas
tersebut anatara kasus sewa akun dan jual beli akun. Disini penelitian
difokuskan kepada sewa menyewa akun, dan data dari sewa menyewa
akun tersebut akan dipaparkan dalam pembahasan selanjutnya.
5. Syarat dan upah dalam praktik sewa-menyewa akun ojek online di
Komunitas POOSA Independen
Pada umumnya ada syarat yang diberikan oleh pemilik akun ketika
akan menyewakan akunnya, syarat itu berupa identitas diri dari penyewa
akun baik berupa KTP/SIM/KTA, hal ini bertujuan agar jika terjadi hal-hal
yang merugikan kedua belah pihak, maka permasalahannya dapat
diselesaikan oleh keduanya dengan cara yang terbaik.
15 Isa Fatoni Hidayat, Hasil Wawancara 6 Oktober 2020. 16 Ibid., 17 Ibid.,
59
Akad Sewa-menyewa akun ojek online terjadi ketika ada
kesepakatan antara pihak penyewa dan pemberi sewa. Pihak penyewa
harus terlebih dahulu melengkapi persyaratan yang telah ditentukan oleh
pemilik sewa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh mas Rudi selaku
pemilik akun ojek online:
“Saya waktu itu menyewakan akun saya kepada teman saya yang
bernama Riki, waktu itu saya meminta KTP-nya sebagai jaminan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misal jika Riki melakukan penipuan terhadap costumer atau mengambil uang dengan akun tersebut dan itu atas nama saya mas”18 Pendapat lain diungkapkan oleh mas Riski selaku pemilik akun
ojek online:
“untuk jaminan nya itu tergantung dari masing-masing pemilik akun mas, biasanya KTP penyewa bisa juga barang yang lain mas. Sedangkan untuk masa sewanya 1 bulan sekali, setelah masa sewa habis nanti akun dikembalikan lagi tapi kalau mau disewa juga harus membayar sewa lagi.”19 Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa setelah kedua pihak saling menyetujui terhadap sewa akun tersebut
dan syarat dari pemilik akun sudah di penuhi maka terjadilah penyerahan
objek Sewa-menyewa (ma’qud alaih) berupa akun driver ojek online pada
saat terjadi akad. Mengenai Pembayaran Sewa-menyewa biasanya
dilakukan di awal akad, dan di tarif 1 x bayar dalam sebulan, jadi jika
sudah sebulan masa sewa, penyewa harus memberikan pembayaran sewa
lagi jika dia masih ingin melanjutkan persewaan akun tersebut. Berikut
penjelasan dari Mas Riki:
18 Rudi Iskandar, Hasil Wawancara 10 September 2020. 19 Riski Kurniawan, Hasil Wawancara 7 September 2020.
60
“Waktu saya menyewa akun dulu, saya membayar tarif sewa sejumlah Rp500.000,00. perbulan. Pembayaran itu terjadi ketika di awal akad. Jadi sebulan sekali selama itu saya masih menyewa akun Mas Rudi saya membayar di awal bulan, saya menyewa akunnya sekitar 5 bulan lamanya.”20 Pendapat lain diungkapkan oleh Mas Hengki bahwa ketika dia
menyewa akun saudaranya dia memberikah upah sewa kepada saudaranya
“kami dulu melangsungkan akad sewa menyewa akun tersebut sama-sama setuju bahwa upahnya adalah kartu paket internet Smartfreen Unlimited, jadi saya setiap bulannya membelikan kartu paket internet tersebut untuk membayar sewa terhadap akun Mas Budi yang tidak lain adalah sepupu saya sendiri.”21 Dari kedua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode
pembayaran yang digunakan di dalam akad sewa akun ojek online tidak
harus berupa uang tunai melainkan bisa juga berupa barang, tergantung
kesepakatan dari kedua belah pihak, dan untuk waktu pembayaran
dilakukan ketika akad berlangsung, jika memang dari pihak penyewa
sudah siap untuk membayar, apabila penyewa belum bisa membayar di
awal maka akan terjadi negosiasi kembali antara kedua belah pihak untuk
menentukan waktu pembayaran, pembayaran juga bisa berbeda nominal
dari penyeewaan bulan pertama dan bulan lainnya biasa naik bisa juga
turun, tergantung dari pendapatan penyewa tersebut dalam melaksanakan
pekerjaannya sebagai driver.
20 Miftakhul Masriki, Hasil Wawancara 10 September 2020. 21 Hengki triawan, Hasil Wawancara 9 September 2020.
61
6. Masa sewa dalam praktik sewa-menyewa akun ojek online di
Kabupaten Ponorogo
Masa sewa akun itu biasanya sebulan, jika watu sebulan telah
dilalui biasanya antara penyewa dan pemilik akun akan bertemu dan
merundingkan terkait penyewaan akun tersebut, apakah akan melanjutkan
persewaan atau mengakhirinya dengan pengembalian akun kepada pemilik
akun tersebut, berikut penjelasan dari Mas Rudi:
“begini mas, ketika janga waktu satu bulan setelah akad, kami bertemu dan kami membicarakan hasil serta saya bertanya kepada Mas Riki apakah masih ingin menyewa atau sudah berhenti menyewa, jika dari Mas Riki masih ingin bekerja sebagai driver dan saya juga belum membutuhkan akun tersebut maka berlanjutlah penyewaan akun tersebut, jika dari saya sudah membutukan akun tersebut untuk saya sendiri otomatis akunnya saya minta dan penyewaan akunpun berakhir”.22
Pendapat lain diungkapkan oleh Mas Hengki:
“saat itu ketika saya masih menyewa akun, saya dan mas Budi
tidak menentukan sampai kapan akunnya saya pakai, intinya ketika saya masih menjadi driver menggunakan akun miliknya, maka saya setiap sebulan sekali membelikan kartu paket internet Smartfreen Unlimited dan saya berhenti menggunakan akun Mas Budi ketika terjadi pemblokiran sementara yang mengharuskan kami pergi ke kantor ojek online Cabang Surabaya untuk pembukaan akun yang diblokir sementara ”23 Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jika habis
masa sewa akun, maka kedua belah pihak akan bertemu untuk membahas
keberlanjutan sewa akun atau pemberhentian sewa akun tersebut, jika
keduanya sepakat untuk melanjutkan penyewaan akun, maka penyewaan
22 Rudi Iskandar, Hasil Wawancara 10 September 2020. 23 Hengki Triawan, Hasil Wawancara 9 September 2020.
62
akunpun berlanjut, tetapi jika salah satu pihak sudah tidak ingin lagi
melanjutkan penyewaan akun tersebut maka sewa akun tersebut berakhir.
C. Akibat Hukum Sewa-menyewa Akun Ojek Online Oleh Anggota
Komunitas POOSA Independen Di Kabupaten Ponorogo
1. Konsekuensi Sewa-menyewa Akun Ojek Online di Komunitas POOSA
Independen
Akad sewa menyewa akun tersebut tentu mengakibatkan konskuensi
yang harus di tanggung oleh masing-masing pihak, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Mas Hengki:
“Sebenarnya kalau masalah yang sepele itu komplain dari pelanggan mas, komplain terkait motor, biasanya timbul pertanyaan kok beda plat nomornya mas? Tapi bisa di jawab dengan alasan-alasan teknis, semisal motor yang didaftarkan dipakai ayah atau alasan yang lain yang dapat meyakinkan pelanggan, untuk permasalahan yang serius itu ketika diadakannya verivikasi wajah oleh pihak ojek online, waktu itu saya menggunakan muka saya, sehingga akun itu terblokir sementara, hingga saya dan saudara saya yang yang bernama Budi mengurusnya ke kantor ojek online di Surabaya mas”24
Pendapat lain diungkapkan oleh Mas Rudi:
“Kadang orang yang menyewa akun itu bukan dari pihak driver mas, jadi masih belum punya pengalaman untuk menggunakan akun ojek online tersebut, jadi terkadang jika penyewa melakukan kesalahan akun itu terblokir sementara atau malah sampai di putus driver dari pihak ojek online mas”25
Jadi dapat disimpulkan konskuensi akibat sewa akun tersebut adalah
pemblokiran sementara atau pemutusan driver jika terjaKdi kesalahan
ketika menggunakan aplikasi ojek online, namun jika dari pihak ojek online
24 Hengki Triawan, Hasil Wawancara 9 September 2020. 25 Rudi Iskandar, Hasil Wawancara 10 September 2020.
63
mengetahui tentang adanya sewa akun tersebut sudah tentu akan di black list
dan diputus hubungan kemitraan dengan driver yang menyewakan akunnya.
2. Komplain dari costumer terhadap kegiatan sewa-menyewa akun ojek
online di Komunitas POOSA Independen
Selanjutnya apabila terjadi komplain dari penumpang kepada
driver yang menggunakan akun sewaan biasanya akan dijawab dengan
alasan yang bersifat teknis, semisal plat nomor motor berbeda, atau
orangnya tidak sama dengan akun ojek online yang dipesan, menurut
penjelasan dari Mas Hengki:
“Ketika saya narik menggunakan akun Mas Budi, biasanya
dikomplain terkait plat nomor kendaraan, tapi saya jawab motor yang di daftarkan di akun sedang dipakai untuk keluar kota dan penumpang biasanya memaklumi hal tersebut mas”26
Pendapat lain diungkapkan oleh Mas Lutfi selaku penyewa akun
ojek online:
“Ya kadang kalau ada komplain dari penumpang terkait motor yang
digunakan itu kok berbeda? Bisa beralasan motor yang di daftarkan di akun sedang di cuci atau motor sedang dipakai keluarganya, itu ketika ditanya motor kok platnya berbeda dengan keterangan yang ada di akun, tapi ketika ditanya lagi, Mas kok orang yang ada aplikasi sama sampean kok berbeda, biasanya saya jawab sejujurnya, ini akun nyewa, soalnya karena kebutuhan ekonomi, soalnya mau alasan seperti apapun kan sudah tidak bisa, tapi biasanya driver kan memakai masker, jadi hal itu jarang terjadi mas”27
Jadi dapat disimpulkan dari kedua pernyataan diatas jika terjadi
komplain dari penumpang terkait kendaraan yang digunakan untuk bekerja
itu berbeda, alasan yang digunakan biasanya bersifat teknis, namun jika
26 Hengki Triawan, Hasil Wawancara 9 September 2020. 27 Lutfi Saefudin, Hasil wawancara 18 Oktober 2020.
64
komplain terkait driver yang berbeda dengan keterangan yang ada di
aplikasi, alasan yang di gunakan biasanya jawaban sejujurnya, bahwa akun
tersebut memang akun sewaan dan hal tersebut terjadi karena kebutuhan
ekonomi, tetapi hal itu jarang terjadi karena biasanya driver selalu
memakai masker.
Akad sewa akun ojek online yang terjadi di Kabupaten Kabupaten
Ponorogo menimbulkan akibat hukum yang lahir dari suatu hubungan
hukum antara dua subjek hukum, dimana hak dan kewajiban pihak yang
satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain. Dalam hal ini
antara penyewa dengan pemilik akun ojek online mengadakan perjanjian
Sewa-menyewa akun ojek online, maka lahirlah akibat hukum antara
penyewa dan pemilik akun, akibat hukum tersebut antara lain: kewajiban
maing-masing pihak dalam memenuhi hak pihak lain, seperti penyerahan
akun, pemberian ujroh/upah dari pihak penyewa ke pemilik akun, serta
pemenuhan syarat oleh pihak penyewa, seperti penyerahan jaminan
(ID/KTP/KK/KTA).
Menururt penuturan dari Mas Rudi akibat hukum yang timbul
dalam akad penyewaan akun ojek online-nya sebagai berikut:
“ketika kami melangsungkan akad sewa akun ojek online, mas Riki memenuhi Syarat yang telah saya berikan yaitu menyerahkan ID berupa KTP kepada saya, kami juga menyepakati besaran upah sebesar Rp500.000,00. Dan Mas Riki pun membayarnya pada pertemuan itu, lalu saya memberikan Pasword serta ID akun 0jek online saya agar bisa digunaka oleh Mas Riki, setiap bulannya kami bertemu untuk membicarakan tentang penyewaan akun tersebut, apakah akan melanjutkannya atau menyudahinya, jadi
65
setiap bulan kami bisa dibilang melakukan akad Sewa-menyewa lagi mas”28
Dapat disimpulkan akibat hukum yang lahir dari penyewaan akun
ojek online tersebut adalah Hal yang merupakan hak dan kewajiban antara
keduanya yang saling berhubungan dan akibat hukum tersebut dapat
lenyap ketika semua perjanjian dalam akad sewa akun ojek online telah
terpenuhi dan masa sewa telah habis.
28 Rudi Iskandar, Hasil Wawancara 10 September 2020.
66
66
BAB IV
ANALISIS IJARAH TERHADAP PRAKTIK SEWA MENYEWA
AKUN OJEK ONLINE DI KOMUNITAS POOSA INDEPENDEN
A. Analisis Ijarah Terhadap Praktik Akad Sewa-Menyewa Akun Ojek
Online Oleh Anggota Komunitas POOSA Independen di Kabupaten
Ponorogo
Kasus yang terjadi di Kabupaten Ponorogo tidak hanya sewa akun saja,
melainkan juga ada jual beli akun dan pinjam akun, dalam hal ini peneliti
memfokuskan penelitian terhadap permasalahan sewa-menyewa akun ojek
online, penelitian ini berfokus untuk menggali serta menganalisis hasil data
dari lapangan yang diperoleh dari para narasumber, dari data yang di peroleh
transaksi atau akad dalam penyewaan akun ojek online, menggunakan sistem
sewa-menyewa atau disebut juga dengan ijarah dengan ketentuan pihak
penyewa yaitu penyewa akun ojek online dan dari pihak yang menyewakan
yaitu pemilik akun ojek online. Tentunya mengenai proses akad yang terjadi
dari awal samapi akhir ini yang menjadi poin penting karena tidak diragukan
lagi sah atau tidaknya suatu transaksi, disebut juga akad bisa dinilai setelah
mengetahui proses akadnya dengan memakai teori hukum Islam.
Proses yang terjadi dalam akad sewa-menyewa akun ojek online itu atas
dasar kerelaan antara kedua belah pihak, serta terjadi karena kebutuhan
ekonomi dari masing-masing pihak. Objek dari akad tersebut adalah akun ojek
online yang dimiliki oleh driver ojek online. Penentuan masa sewanya berlaku
67
selama satu bulan, jadi setiap satu bulan sekali keduanya melakukan
pertemuan untuk merundingkan penyewaan akun tersebut. Berikut syarat-
syarat yang terdapat dalam akad sewa akun ojek online tersebut antara lain:
1. Tanda pengenal asli seperti KTP/SIM/KK/KTA dari calon penyewa;
2. Membayar uang sewa akun ojek online;
3. Memberikan barang yang disetujui bersama dijadikan sebagai upah sewa
akun Grab.
Metode pembayaran yang digunakan di dalam akad sewa akun Grab tidak
harus berupa uang tunai melainkan bisa juga berupa barang, tergantung
kesepakatan dari kedua belah pihak, dan untuk waktu pembayaran dilakukan
ketika akad berlangsung. Jika memang dari pihak penyewa sudah siap untuk
membayar. Apabila penyewa belum bisa membayar di awal maka akan terjadi
negosiasi kembali antara kedua belah pihak untuk menentukan waktu
pembayaran, pembayaran juga bisa berbeda nominal dari penyewaan bulan
pertama dan bulan lainnya biasa naik bisa juga turun, tergantung dari
pendapatan penyewa tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai
driver.
Masa sewa akun itu biasanya sebulan. Jika waktu sebulan telah dilalui
biasanya antara penyewa dan pemilik akun akan bertemu dan merundingkan
terkait penyewaan akun tersebut, apakah akan melanjutkan persewaan atau
mengakhirinya dengan pengembalian akun kepada pemilik akun tersebut.
Konskuensi akibat sewa akun tersebut adalah pemblokiran sementara atau
pemutusan mitra jika terjadi kesalahan ketika menggunakan aplikasi akun ojek
68
online. Namun, jika dari pihak Grab mengetahui tentang adanya sewa akun
tersebut sudah tentu akan di black list dan diputus hubungan kemitraan dengan
driver yang menyewakan akunnya. Selanjutnya apabila terjadi komplain dari
penumpang kepada driver yang menggunakan akun sewaan biasanya akan
dijawab dengan alasan yang bersifat teknis, semisal plat nomor motor berbeda,
atau orangnya tidak sama dengan akun ojek online yang dipesan.
Dalam akad tersebut yang dijadikan objek adalah akun ojek online,
dimana dalam akun tersebut terdapat data diri dari pemilik akun, hal tersebut
yang menimbulkan permasalahan baik dari segi pelaksanaan sewa maupun
jika di telaah dengan aturan hukum, disini peneliti akan berusaha menguraikan
jawaban terkait dari hasil analisa akad sewa menyewa diatas.
Dampak adanya sewa akun tersebut memungkinkan hal-hal yang bisa
merugikan perusahaan, baik itu penurunan kepercayaan customer, atau jika
pelanggarannya serius dapat terjadi pelanggaran pidana, misal penipuan dan
lain-lainnya.
Dalam hukum Islam al-ijarah dalam bentuk sewa-menyewa maupun dalam
bentuk upah-mengupah merupakan muamalah yang telah disyariatkan dalam
Islam. Hukum asalnya menurut jumhur ulama adalah mubah atau boleh bila
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh syara’.1
Berdasarkan ayat al-Qur’an, hadits Nabi, dan ketetapan ijma ulama. Adapun
dasar hukum tentang kebolehan al-ijarah sebagai berikut:
1 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, 277.
69
Artinya:jTempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.2
Artinya:jjSalah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".3
Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
عطوا الأجي ر أجره ق بل أن يجف عرقه أ .
2 Al-Qur’an, 65:6. 3 Al-Qur’an, 28:26.
70
Artinya: Berilah upah kepada para pekerja sebelum mengering keringatnya”(Hadis riwayat Ibnu Majah)4
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhua (ia berkata),
يل ثم من بني عبد بن عد وسلم وأبو بكر رجلا من ب واستأجر النبي صلى الله عليه يد ني الد د ي
ر بدلهداية .خر ي تد الخر يت المد
Artinya: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta Abu Bakar menyewa (mengupah) seorang penunjuk jalan yang mahir dari Bani ad-Dail kemudian dari Bani ‘Abdu bin ‘Adi.”(Hadis riwayat Bukhari Muslim)5
Dalam hukum islam, salah satu prinsip dasar dari akad adalah bahwa suatu
transaksi bisnis haruslah dilakukan secara benar dan tidak saling merugikan orang
lain.6 Dalam hal ini Allah berfirman melalui surat an-Nisa ayat 29.
Artinya: Hai orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu.7
4 Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, “Ijarah (sewa-menyewa),” dalam
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:0vT7fOnz7x0J:https://almanhaj.or.id/1640-ijarah-sewamenyewa.html+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d , (diakses pada tanggal 23 Oktober 2020, jam 14.45 WIB).
5 Ibid,. 6 Lukman Santoso, HUKUM PERIKATAN-Teori Hukum dan Teknis Pembuatan Kontrak,
hal-hal yang tidak diinginkan antara kedua belah pihak, mereka dapat
meminta pertanggungjawaban dan menyelesaikan permasalahannya tanpa
terjadi konflik antara kedua belah pihak, syarat berupa pemberian uang/barang
yang dijadikan sebagai upah sewa, namun dalam akad tersebut telah
melanggar ketentuan nash, dimana dalam nash disebutkan dalam surat Huud
Ayat 85:
م ول ت عث وا فى ٱلأرض مف و سدين ل ت بخسوا ٱلندس أشيدء
Artinya: “dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.” Q. S. Huud 85.
Ayat diatas menegaskan bahwa kita diperintahkan unuk memenuhi takaran
dan timbangan secara adil apabila menakar atau menimbang untuk orang lain.
Dan tidak diperbolehkan untuk mengurangi hak-hak orang lain sedikitpun
dengan cara mengurangi takaran atau timbangan, melakukan kecurangan atau
menipu. Dan kita dilarang membuat kerusakan di muka bumi dengan
melakukan pembunuhan atau perbuatan-perbuatan maksiat lainnya.9
Rukun akad yang terdapat dalam akad sewa akun grab tersebut meliputi
Ijab qabul yang menunjukkan kerelaan/kesepakatan dua pihak yang
melakukan kontrak/akad, serta adanya kedua belah pihak yang bertransaksi,
adanya imbalan berupa uang atau barang, tergantung kesepakatan kedua belah
pihak. Nilai kemanfaatan sudah ada dalam praktik akad tersebut, tetapi disisi
9 Muhammad Nizar, “prinsip kejujuran dalam perdagangan versi al-Qur’an” MAFHUM:
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 02 (November 2017), 3.
73
lain ada nilai mudharat atau kerugian serta berpotensi terjadi penipuan jika
akad sewa akun ojek online tersebut.
Objek akadnya adalah akun ojek online yang akan digunakan oleh
penyewa untuk bekerja sebagai driver ojek online. Dalam hukum Islam Rukun
biasa diartikan sebagai perkara yang dijadikan sebagai landasan atas wujud
(eksis) sesuatu dan merupakan bagian inheren atas hakikat sesuatu itu. Rukun
akad dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bisa digunakan untuk
mengungkapkan kesepakatan atas dua kehendak, atau sesuatu yang bisa
disamakan dengan hal itu dari tindakan, isyarat atau korespondensi. Dalam hal
ini jumhur ulama berpendapat bahwa rukun akad terdiri dari ‘akid (pihak yang
berakad), ma’qud ‘alaih (objek akad), dan sighat.10
Berdasarkan keterangan diatas penulis memberikan kesimpulan bahwa
rukun dalam akad sewa akun ojek online tersebut belum memenuhi rukun
yang telah di tetapkan oleh jumhur ulama, terkait objek sewa tersebut itu
berupa akun ojek online yang berisikan data diri dari pemilik akun, dan
menjadikannya tidak disahkan karena jika terjadi sewa akun yang
mengandung unsur penipuan, dimana dalam akun tersebut tidak sesuai dengan
driver yang bertemu dengan costumer, jadi objek tersebut tidak sesuai denga
ketentuan syara’ dan tidak memenuhi ketentuan syarat Ma’qud ‘alaih (objek
transaksi) yang ada dalam akad ijarah.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas adalah tidak
diperbolehkan melakukan akad/transaksi sewa akun Grab, karena dalam akad
Kerelaan para pihak untuk melakukan akad merupakan asas terlaksananya
akad dan mutlak dibutuhkan untuk mengadakan akad, hal ini berdasar pada al-
Qur’an surat An-Nisa: 29:
Artinya: Hai orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu.13
Ayat di atas, menjelaskan secara jelas bahwa untuk mendapatkan hak atas
harta orang lain hendaknya dengan jalan perniagaan atau dengan kemauan
kedua belah pihak, yakni dengan memberikan kebebasan dalam memilih akad,
selama akad yang dilakukan tidak terdapat nash yang melarang sehingga
bertentangan dengan dalil syar’i.14
Hakikat, maksud dan ruang lingkup suatu akad, dapat dilihat dari
pernyataan yang diucapkan dalam akad, yang dapat dipahami kedua belah
pihak atas kesepakatan akad yang dilakukan. Untuk itu perlu bagi kedua belah
pihak memahami baik dari segi teks maupun esensi pernyataan akad, karena
jika terjadi perbedaan pendapat dalam memahami pernyataan akad maka akan
timbul perbedaan pada hukum yang berlaku. Serta akan berimbas pada adanya
13 Al-Qur’an, 4:29. 14Wahbah az-Zuhayli, , al Fiqh al Islam Wa Adillatuh, 198.
77
perbedaan pada hak dan kewajiban (akibat hukum) bagi para pihak dalam
melaksanakan akad yang telah disepakati.15
Setelah ditinjau dari ketentuan akibat hukum dalam hukum Islam akibat
hukum yang lahir karena akad sewa-menyewa akun ojek online di Kabupaten
Ponorogo menjadikannya tidak mengikat kedua belah pihak, baik penyewa
maupun pemilik akun, tidak menjadikan timbulnya hak dan kewajiban antara
keduanya yang harus dipenuhi. Akad tersebut masuk kategori akad yang batil
karena akad tersebut melanggar ketentuan syara’.
15 Wahbah az-Zuhayli, , al Fiqh al Islam Wa Adillatuh, 307.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti lakukan mengenai Tinjauan
Ijarah Terhadap praktik Akad Sewa-Menyewa Akun Ojek Online Oleh
Anggota Komunitas POOSA Independen Di Kabupaten Ponorogo, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Praktik akad sewa-menyewa akun ojek online oleh anggota Komunitas
POOSA Independen di Kabupaten Ponorogo dilakukan secara lisan atau
tidak tertulis, objeknya berupa akun ojek online, upah bisa berupa barang
atau uang, Menurut analisis ijarah dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
diperbolehkan melakukan akad/transaksi sewa akun ojek online, karena
dalam akad tersebut tidak sesuai dengan aturan dalam teori ijarah.
2. Akibat hukum sewa-menyewa akun ojek online oleh anggota komunitas
POOSA Independen di Kabupaten Ponorogo di analisis menggunakan
teori ijarah memberikan kesimpulan bahwa akibat hukum yang lahir
karena akad sewa-menyewa akun ojek online di Kabupaten Ponorogo
menjadikannya tidak mengikat kedua belah pihak, baik penyewa maupun
pemilik akun, tidak menjadikan timbulnya hak dan kewajiban antara
keduanya yang harus dipenuhi. Akad tersebut masuk kategori akad yang
batil karena akad tersebut melanggar ketentuan syara’.
79
B. Saran
1. Menurut teori ijarah bahwa sewa-menyewa akun ojek online oleh anggota
komunitas POOSA Independen di Kabupaten Ponorogo belum memenuhi
syarat dan rukun sahnya ijarah, dan sebaiknya sewa menyewa akun ojek
online tidak perlu dilakukan. Dikarenakan berpotensi untuk merugikan
pihak-pihak baik penyedia layanan, penyewa akun, pemilik akun serta
customer. Pihak penyedia layanan juga menigkatkan keamanan berupa
scan wajah ketika akan mengaktifkan aplikasi tersebut, dan jika terjadi
ketidaksesuaian, maka akun akan terblokir untuk sementara dan juga
mengakibatkan pemutusan mitra kerja dengan pihak penyedia layanan.
2. Pihak pemilik dan penyewa akun harus lebih memperhatikan transaksi
sewa menyewa akun ojek online terkait hak dan kewajiban yang harus
menjadi tanggung jawabnya atas pelaksanaan sewa menyewa agar
kedepannya tidak ada keraguan antara kedua belah pihak yang
mengakibatkan wanprestasi yang menjadi permasalahan untuk kedua belah
pihak.
3. Pihak pemilik dan penyewa akun harus lebih memperhatikan transaksi
sewa menyewa akun karena akad sewa akun tidak sesuai dengan ketentuan
syara’, karena terdapat unsur penipuan dan merugikan pihak lain. Serta
terjadinya wanprestasi karena pelanggaran kode etik oleh pemilik akun,
sebaiknya transaksi tersebut tidak dilakukan agar tidak adanya pihak yang
dirugikan.
DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku:
Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah. Studi Tentang Teori Akad dalam Fiqh Muamalah. Jakarta: Rajawali Pers. 2007.
Mahasatya. 2006. Ghazaly, Abdul Rahman,dkk. FiqhMuamalat. Jakarta: Kencana. 2010. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. Nawawi, Ismail.FIQH MUAMALAH-Hukum Ekonomi, Bisnis, dan Sosial. Surabaya: Putra
Media Nusantara. 2010. Santoso, Lukman.HUKUM PERIKATAN-Teori Hukum dan Teknis Pembuatan Kontrak,
Kerja Sama dan Bisnis. Malang: Setara Press. 2016. Soeroso. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: sinar grafika. 2006. Suwandi, Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. Widi, Restu Kartiko.Asas Metodologi Penelelitian: Sebuah Pengenalan dan Penuntun
Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. az-Zuhayli, Wahbah.al Fiqh al Islam Wa Adillatuh, Damaskus: Dar Al Fikr. Referensi Jurnal dan Artikel: Ghofur, Ruslan Abd. “Akibat Hukum Dan Terminasi Akad Dalam Fiqh Muamalah”. ASAS Vol. 2 No. 2. 2010. 5-6. Muhammad Nizar.“Prinsip Kejujuran Dalam Perdagangan Versi al-Qur’an” MAFHUM:
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 02. November 2017. 9.
Referensi Skripsi: Aditia, Rendi. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sewa-menyewa Tanah Dengan Sistem
Pembayaran Panen (Studi Di Desa Gunung Sugih Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat)”.Skripsi. Lampung: UIN Raden Intan Lampung. 2018.
Desianti, Lina, “Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa Menyewa Kamar Hotel di
Solo”. Skripsi. Semarang: UIN Walisongo Semarang. 2016. Dewi, Zusnia Eka Putri. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa-menyewa Kamera
di Madiun Kamera Kota Madiun”. Skripsi. Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2018.
Yunus, Mahmud. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa Menyewa Stand di Pasar Syariah Kutisari Surabaya”. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya. 2018.
Referensi Internet: Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, “Ijarah (sewa-menyewa),” dalam
https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:0vT7fOnz7x0J:https://almanhaj.or.id/1640-ijarah-sewamenyewa.html+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d , (diakses pada tanggal 23 Oktober 2020, jam 14.45 WIB).
Referensi Wawancara: Hidayat, Isa Fatoni. Wawancara. 15 Oktober 2020. Iskandar, Rudi. Wawancara. 10 September 2020. Kurniawan, Riski. Wawancara. 7 September 2020. Masriki, Miftakhul. Wawancara.10 September 2020. Prasetyo, Andi.Wawancara. 12 September 2020. Saefudin, Lutfi.. Wawancara. 18 Oktober 2020. Sahroni. Wawancara.7 September 2020. Sujito. Wawancara. 20 September 2020. Triawan,Hengki. Wawancara. 9 September 2020.