i TINJAUAN ASPEK KEAMANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RSUD WATES KULON PROGO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: LUTHFI NISRINA SALSABILA 1314045 PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KEHATAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017
53
Embed
TINJAUAN ASPEK KEAMANAN BERKAS REKAM MEDIS DI …repository.unjaya.ac.id/2065/2/Luthfi Nisrina Salsabila_1314045_pisah.pdf · Daftar Pustaka . viii Daftar Tabel ... waktu maka sangat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
TINJAUAN ASPEK KEAMANAN
BERKAS REKAM MEDIS DI RSUD WATES KULON PROGO
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
LUTHFI NISRINA SALSABILA
1314045
PROGRAM STUDI
PEREKAM DAN INFORMASI KEHATAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Usulan Penelitian ini dengan baik. Usulan Penelitian ini berjudul “Tinjauan
Aspek Keamanan Berkas Rekam Medis di RSUD Wates” merupakan
persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Sis Wuryanto, A.Md.PerKes.,SKM.,MPH selaku Ketua Prodi Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
3. Kori Puspita Ningsih, A.Md.,SKM selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan karya tulis.
4. Ibnu Mardiyoko, SKM.,MM selaku dosen penguji yang telah menguji
serta membimbing dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
5. Staf dan dosen-dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta yang telah mendukung melancarkan mahasiswa dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
6. dr. Lies Indriyati, Sp.A selaku Direktur RSUD Wates Kulon Progo yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Dewi Natalia, A.Md selaku kepala instalasi rekam medis RSUD Wates
Kulon Progo yang telah membantu dalam penyusunan penelitian
8. Seluruh staf dan pegawai rekam medis di RSUD Wates Kulon Progo yang
telah mendukung dan melancarkan kegiatan penelitian
9. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberi doa dan semangat serta telah
mendukung baik secara moril maupun materiil untuk tercapainya
v
penelitian ini, serta atas kesabarannya, doanya yang tidak pernah telat
dipanjatkan untuk kelancaran penelitian
10. Teman-teman atas kebersamaan dan dukungannya yang sangat berarti
11. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah
mendukung dan membantu dalam menyusun penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan usulan penelitian ini jauh dari
sempurna.Namun hanya dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Yogyakarta, Juli 2017
Penyusun
vi
Daftar Isi
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Surat Pernyataan.................................................................................................. iii
Kata Pengantar .................................................................................................... iv
Daftar Isi.............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ........................................................................................................ viii
Daftar Gambar ..................................................................................................... ix
Daftar Singkatan.................................................................................................. x
Daftar Lampiran .................................................................................................. xi
Daftar Coding ...................................................................................................... xii
INTISARI ............................................................................................................ xiii
ABSTRACT .......................................................................................................... xiv
BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
E. Keaslian Penelitian .................................................................................. 3
BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................................... 5
A. Tinjauan Teori ......................................................................................... 5
B. Landasan Teori ........................................................................................ 14
C. Kerangka Konsep .................................................................................... 16
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 16
BAB III Metode Penelitian ................................................................................. 15
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ............................................. 17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 17
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 18
D. Definisi Operasional ............................................................ 18
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 19
F. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 20
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 21
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 22
I. Etika Penelitian ....................................................................................... 24
BAB IV Hasil dan Pembahasan .......................................................................... 26
vii
A. Gambaran Umum Rumah Sakit .............................................................. 26
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 29
C. Pembahasan ............................................................................................. 43
D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 51
BAB V Kesimpulan dan Penutup ....................................................................... 52
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa berkas
rekam medis adalah milik pasien yang bersifat rahasia, oleh karena
itu lembar formulir setelah pelayanan disimpan dan ditata didalam
45
map rekam medis yang bertujuan agar lembar formulir tidak
hilang.
Hal ini sejalan dengan teori Budi (2011) bahwa berkas
rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka
setiap lembar formulir berkas rekam medis harus dilindungi
dengan cara dimasukkan ke dalam folder atau map sehingga setiap
folder berisi data dan informasi hasil pelayanan yang diperoleh
pasien secara individu.
c. Pelepasan informasi
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di RSUD Wates
terdapat ruangan yang menyediakan pelayanan bagi pasien yang
membutuhkan surat keterangan medis, dan terdapat prosedur
pelepasan informasi bagi pasien atau keluarga yang menginginkan
isi dari rekam medis yang terlebih dahulu mengisi surat
permohonan dengan menandatangani surat pernyataan.
Menurut KARS 2012 Standar MKI. 11 bahwa salah satu
aspek untuk menjaga keamanan informasi pasien adalah dengan
menentukan siapa yang berwenang untuk mendapatkan berkas
rekam medis pasien dan yang melakukan pengisian berkas ke
dalam rekam medis pasien tersebut. Rumah sakit harus
mengembangkan suatu kebijakan dalam memberikan kewenangan
pada seseorang individu terhadap isi dan format pengisian berkas
rekam medis klinis pasien.
d. Area yang berisiko
Berdasarkan hasil wawancara bahwa di RSUD Wates sudah
terdapat panduan manajemen risiko di RSUD Wates Nomor 119.2
tahun 2015 hal ini dapat dikategorikan sebagai risiko yang
berhubungan dengan properti rumah sakit, yang antara lain :
1) Perlindungan asset dari bencana
2) Perlindungan dokumen
3) Penanganan barang-barang berharga dan asuransi
46
Menurut KARS 2012 Standar MFK. 4 bahwa pencegahan
dan perencanaan penting untuk menciptakan fasilitas pelayanan
pasien yang aman dan mendukung. Untuk merencanakan secara
efektif, rumah sakit harus menyadari akan seluruh risiko yang ada
pada fasilitas. Ini meliputi keselamatan, seperti keamanan
kebakaran, maupun risiko keamanan. Tujuannya adalah untuk
mencegah keselakaan dan cidera, menjaga kondisi bagi
keselamatan dan keamanan pasien, keluarga, staf, dan pengunjung,
serta mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko.
e. Map rekam medis
Berdasarkan hasil observasi, di RSUD Wates lembar formulir
setelah dilakukannya pelayanan disimpan didalam map rekam
medis yang kemudian ditata kedalam rak penyimpanan. Hal ini
sejalan dengan teori Rustiyanto (2011) map fungsinya digunakan
untuk menyimpan arsip-arsip atau dokumen rekam medis. Selain
itu map bermanfaat untuk, memelihara keutuhan susunan lembar
rekam medis, meminimalisir terjadinya sobek pada formulir/lembar
rekam medis, dan melindungi berkas rekam medis.
Menurut KARS 2012 Standar MKI. 7 bahwa berkas rekam
medis pasien adalah suatu sumber informasi utama mengenai
proses asuhan dan perkembangan pasien, sehingga mer upakan
alat komunikasi yang penting. Agar informasi ini berguna dan
mendukung asuhan pasien berkelanjutan, maka perlu tersedia
selama asuhan pasien rawat inap, untuk kunjungan rawat jalan, dan
setiap saat dibutuhkan, serta dijaga selalu diperbaharui (up to
date). Catatan medis keperawatan dan catatan pelayanan pasien
lainnya tersedia untuk semua praktisi kesehatan pasien tersebut.
Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi praktisi kesehatan mana
saja yang mempunyai akses ke berkas rekam medis pasien untuk
menjamin kerahasiaan informasi pasien.
2. Mengetahui Aspek Keamanan Fisik Berkas Rekam Medis
47
Menurut Sedarmayanti (2003), pemeliharaan arsip adalah
kegiatan membersihkan arsip secara rutin untuk mencegah kerusakan
akibat beberapa sebab.
a. Pengaturan ruangan
1) Suhu
Berdasarkan uraian dari hasil observasi dan wawancara di
ruang filing RSUD Wates tidak tersedia alat pengukur suhu
ruangan (Termohigrometer) serta tidak tersedia formulir
pemantauan kelembaban. Suasana ruangan yang begitu panas
karena tidak ada AC serta kipas angin, peneliti mencoba
mengukur suhu ruangan dengan menggunakan
Termohigrometer milik peneliiti dan didapatkan suhu mencapai
28,5ºC sedangkan kelembaban udaranya sekitar 71%, jadi pada
ruang filing tersebut suhu dan kelembaban terlalu tinggi dan
tidak menggunakan AC yang berguna untuk menstabilkan suhu
ruangan pada saat ruangan tidak dipakai.
Menurut Sudarmayanti (2003) untuk mencegah
kerusakan arsip secara fisik ruangan penyimpanan arsip harus
selalu dijaga suhu serta kelembaban ruangan agar tetap kering
(temperaturr ideal anatara 60º-75ºF (15,6º-23,9ºC) , dengan
kelembaban antara 50-60%).
2) Pencahayaan
Berdasarkan hasil observasi di RSUD Wates bahwa
pencahayaan menggunakan lampu neon berjumah 3 dengan
daya 20 watt yang cukup terang dan didalam ruangan tidak
dapat terkena sinar matahari secara langsung karena ventilasi
yang kurang sehingga sinar matahari tidak dapat masuk secara
merata.
48
Hal ini sejalan dengan teori Rustiyanto (2011) faktor
pencahayaan dalam ruangan ini sangat penting dan akan sangat
mendukung kinerja dalam bekerja di lingkungan ruang kerja
yang sehat dan nyaman. Pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Agar penchayaan
di ruang filing memenuhi persyaratan kesehatan perlu
dilakukan suatu tindakan sebagai berikut:
e) Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak
menimbulkan kesilauan dan memiliki inensitas sesuai
dengan kebutuhannya.
f) Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesialuan
atau bayangan
g) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran
yang optimum dan bola lampu sering dibersihkan.
h) Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik untuk
segera diganti.
3) Ventilasi
Berdasarkan hasil observasi di RSUD Wates ventilasi
yang ada di ruang filing tidak dapat membantu mengatur suhu
serta cahaya karena kurangnya jumlah ventilasi serta bentuk
ventilasi yang tertutup mengakibatkan udara dan cahaya tidak
dapat masuk secara merata.
Menurut Sedarmayanti (2003) untuk mencegah
kerusakan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara
mempunyai dan menyediakan ventilasi yang merata.
4) Keamanan dari serangan api, serangga, dan sebagainya
Berdasarkan hasil observasi bahwa tidak terdapat alat
pemadam kebakaran, karena letak tabung bersebelahan dengan
ruang filing, dan peneliti menjumpai adanya sisa rokok petugas
yang berada di ruang filing.
49
Menurut Menurut KARS 2012 Standar MKI. 16 bahwa
rekam medis pasien dan data serta informasi lain aman dan
dilindungi sepanjang waktu. Sebagai contoh, rekam medis
pasien yang aktif disimpan di area dimana hanya staf
professional kesehatan yang mempunyai otorisasi untuk akses,
serta dokumen disimpan pada lokasi dimana terhindar dari air,
api, panas, dan kerusakan lainnya.
b. Tempat penyimpanan berkas rekam medis
Berdasarkan hasil observasi di ruang filing RSUD Wates
sudah menggunakan Roll o’pack. Dengan bahan yang terbuat dari
logam yang sudah di cat, jadi kemungkinan cepat rapuh dan
berkarat tersebut kecil.
Menurut Rustiyanto (2011) perlengkapan utama dari ruang
filing adalah adanya almari atau rak penyimpanan.
c. Penggunaan bahan-bahan pencegah rusaknya berkas rekam medis.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, di ruang filing
tidak terdapat bahan-bahan pencegah rusaknya berkas seperti kapur
barus ataupun penyemprotan dengan bahan kimia secara berkala.
Menurut Sedarmayanti (2003) bahwa untuk mencegah
kerusakan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara
meletakkan kapur barus di tempat penyimpanan, atau mengadakan
penyemprotan dengan bahan kimia secara berkala.
d. Larangan-larangan
1) Tanda peringatan
Berdasarkan hasil observasi di RSUD Wates di setiap
pintu ruangan rekam medis baik ruang filing dan atau ruang
kerja sudah terdapat tanda peringatan bahwa selain petugas
dilarang masuk.
Hal ini sejalan dengan teori Rustiyanto (2011) bahwa
ruang filing harus aman (untuk melindungi dokumen rekam
50
medis dari kerusakan, kehilangan, atau digunakan oleh pihak
yang tidak berwenang). Selain itu petugas dapat memberikan
tanda peringatan “SELAIN PETUGAS DILARANG MASUK”
didepan pintu filing.
2) Makanan dan minuman
Berdasarkan hasil observasi terdapat petugas yang
membawa makanan serta minuman kedalam ruangan, hal
tersebut apabila makanan atau minuman tumpah dan mengenai
berkas rekam medis maka akan menyebabkan berkas rekam
medis menjadi rusak dan tulisan di dalam berkas rekam medis
akan luntur.
Menurut Sedarmayanti (2003) bahwa untuk mencegah
kerusakan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara perlu
dibuat peraturan dilarang membawa dan/atau makan ditempat
penyimpanan arsip.
3) Merokok
Berdasarkan hasil observasi, petugas mengerti bahwa di
ruang filing sangat rentan terhadap kebakaran akan tetapi di
ruang filing masih ditemukan sisa pembuangan rokok petugas.
Hal ini apabila petugas lalai dalam mematikan api pada rokok
dapat menyebabkan kebakaran.
Menurut Menurut KARS 2012 Standar MKI. 16 bahwa
rekam medis pasien dan data serta informasi lain aman dan
dilindungi sepanjang waktu. Sebagai contoh, rekam medis
pasien yang aktif disimpan di area dimana hanya staf
professional kesehatan yang mempunyai otorisasi untuk akses,
serta dokumen disimpan pada lokasi dimana terhindar dari air,
api, panas, dan kerusakan lainnya.
Menurut Sedarmayanti (2003) bahwa untuk mencegah
kerusakan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara perlu
dibuat peringatan bahwa didalam ruangan penyimpanan arsip
51
dilarang merokok (karena percikan api dapat menimbulkan
bahaya kebakaran).
e. Kebersihan
Berdasarkan hasil observasi di ruang penyimpanan di
RSUD Wates untuk menjaga kebersihan ruangan hanya dengan
disapu dan di pel. Dengan demikian hanya akan memindahkan
debu dari lantai ke dokumen, sehingga rak dan berkas berdebu.
Menurut Rustiyanto (2011) debu di ruangan filing juga
harus kita perhatikan, karena jika diruang filing terlalu banyak
debu juga akan mempengaruhi kinerja petugas filing, baik segi
kesehatan maupun kenyamanan. Agar kandungan debu di dalam
udara ruang filing memenuhi persyaratan kesehatan maka perlu
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1) Kegiatan membersihkan ruang filing dilakukan pada pagi dan
sore hari dengan menggunakan kain pel basah atau pompa
hampa (vacuum pump)
2) Pembersihan dinding dilakukan secara periodic 2 kali/tahun
dan dicat ulang 1 kali setahun.
3) Sistem ventilasi yang memenuhi syarat.
D. Keterbatasan Penelitian
Ketrebatasan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak dapat
dilakukan kepada semua petugas filing karena terdapat petugas filing yang
tidak berkenan untuk dilakukan wawancara
52
BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mengetahui Aspek Keamanan Isi Berkas Rekam Medis
Dari segi isi, di RSUD Wates rekam medis sudah menggunakan Map
yang bersifat rahasia, terdapat prosedur pelepasan informasi rekam
medis, terdapat kebijakan yang mengatur tentang pentingnya
mengidentifikasi area yang beresiko tinggi.
2. Mengetahui Aspek Keamanan Fisik Berkas Rekam Medis
a. Pengaturan ruangan
1) Berdasarkan hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara di
filing masih tinggi, untuk suhu ruang filing 28,5ºC, sedangkan
kelembabannya 71%.
2) Kondisi pencahayaan di RSUD Wates sudah baik, karena
ruangan sudah menggunakan lampu yang terang dengan daya
20 watt.
3) Kurangnya jumlah ventilasi di ruang filing mengakibatkan
udara tidak masuk secara merata
4) Kondisi keamanan dari serangan api dan serangga belum baik
karena sudah terdapat tabung pemadam kebakaran, tetapi letak
tabung kebakaran bersebelahan dengan ruang filing
b. Tempat penyimpanan berkas rekam medis
Kondisi rak penyimpanan di RSUD Wates sudah menggunakan
Roll o’pack dengan bahan yang terbuat dari logam yang dicat agar
kemungkinan berkarat kecil
c. Penggunaan bahan-bahan pencegah rusaknya berkas rekam medis
Tidak terdapat kapur barus ataupun penyempotan bahan kimia
secara berkala
53
d. Larangan-larangan
1) Setiap pintu ruangan sudah terdapat tanda peringatan siapa saja
yang boleh masuk keruangan, tetapi hal tersebut tidak didukung
karena pintu ruangan yang selalu terbuka
2) Terdapat petugas yang membawa makanan serta minuman
kedalam ruangan
3) Kondisi yang terdapat di ruang filing masih ditemukan sisa
pembuangan rokok petugas
e. Kebersihan
Untuk menjaga kebersihan ruangan hanya dengan disapu dan dipel
B. Saran
1. Sebaiknya pada ruang filing diberi alat pengukur suhu dan
kelembababan udara serta formulir pemantauan suhu, disediakan AC
dan dihidupkan 24 jam walaupun pada saat ruangan tidak dipakai
supaya suhu menjadi normal. Serta pada ruang filing diberi alat
pengukur suhu ruangan dan kelembaban serta formulir pemantauan
suhu.
2. Sebaiknya ditambah ventilasi yang merata, agar udara dapat keluar-
masuk secara merata.
3. Sebaiknya APAR diletakkan didalam ruangan filing, bukan diluar
ruangan.
4. Pada ruang filing disediakan kapur barus dan dilakukan penyemprotan
bahan kimia secara berkala agar berkas rekam medis tidak mudah
rusak.
5. Berkas rekam medis bersifat rahasia, dengan demikian pintu ruang
filing harus selalu dalam keadaan tertutup agar menghindari dari
bahaya pencurian atau penyalahgunaan oleh pihak yang tidak
berwenang.
6. Sebaiknya disetiap ruang diberi peringatan bahwa dilarang membawa
makan atau minum di ruang filing, apabila masih terdapat petugas yang
54
membawa sebaiknya diberi peringatan langsung atau menegur dan
sesekali diberi peringatan tentang pentingnya kebersihan di ruang
filing.
7. Petugas mengerti bahwa di ruang filing sangat rentan terhadap
kebakaran, apabila masih terdapat petugas yang merokok di ruang
filing sebaiknya diberi peringatan lansgung atau sesekali diberi
peringatan tentang bahayanya apabila merokok di ruang filing yang
rentan kebakaran.
8. Sebaiknya dalam membersihkan rak berkas rekam medis di ruang
filing disediakan vacuum cleaner supaya debu yang terdapat di rak
berkas rekam medis bersih secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budi, Savitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.
Hatta, Gemala R. 2014. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2012. Standar Akreditasi Rumah Sakit, Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Jakarta
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Jakarta: Menteri Kesehatan RI.
Rustiyanto, Ery dan Warih. 2011. Manajemen Filing Dokumen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Permata Indonesia.
Sedarmayanti. 2003. Tata Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Bandung: Mandar Maju
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal :
A. Karakteristik Pegawai
Jabatan :
Masa Kerja :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
Umur :
B. Pedoman Wawancara
1. Bagaimana upaya rumah sakit untuk menjaga berkas rekam medis dari
aspek isi?
2. Bagaimana upaya rumah sakit untuk menjaga berkas rekam medis dari
aspek fisik?
3. Adakah Kebijakan atau Pedoman atau SOP yang mengatur tentang
keamanan berkas rekam medis?
4. Jika iya sudah ada sosialisasi tentang pentingnya menjaga keamanan