Top Banner
i TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK PADA MASYARAKAT DUSUN JONTRO, DESA GAYAMHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Progrsm Studi Farmasi Oleh : Valentina Sri Rahayu Putri NIM : 148114142 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Sep 09, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

i

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK

PADA MASYARAKAT DUSUN JONTRO, DESA GAYAMHARJO,

PRAMBANAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Progrsm Studi Farmasi

Oleh :

Valentina Sri Rahayu Putri

NIM : 148114142

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ii

HALAMAN JUDUL

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK

PADA MASYARAKAT DUSUN JONTRO, DESA GAYAMHARJO,

PRAMBANAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Progrsm Studi Farmasi

Oleh :

Valentina Sri Rahayu Putri

NIM : 148114142

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”

(Luk 1:37)

“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada

rencana-Mu yang gagal.”

(Ayb 42:2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

viii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat,

rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Tingkat Pengetahuan tentang Obat Generik pada Masyarakat Dusun Jontro, Desa

Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh

Sarjana Farmasi (S. Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta penulisan

skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini, M.Si. selaku Dekan Fakultas farmasi

Universitas Sanata Dharma dan DPA.

2. Ibu Apt. Christine Patramurti selaku Kepala Program Pendidikan Fakultas

Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Ibu Apt. Putu Dyana Christasani M.Sc. selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran untuk

mendampingi dan memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan

skripsi.

4. Ibu Apt. Aris Widayati, M.Si., Ph.D. dan Ibu Apt. Dina Christin Ayuning

Putri, M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan

saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Respati Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan

penelitian ini.

6. Bapak Marjono selaku kepala Dukuh Dusun Jontro yang telah

memberikan izin dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini

7. Masyarakat Dusun Jontro yang telah bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini.

8. Kepada seluruh dosen Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah

memberikan banyak ilmu kepada penulis selama perkuliahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

ix

9. Kepada Bapak Sugianto dan (alm) Ibu Angela, Kakakku Agnessia Betty

Cynthia Dewi, Rosalia Rosdiana dan Adikku Zeno Zevri Wahyu serta

keluarga besar yang telah memberikan semangat dan mendoakan.

10. Sahabat-sahabat kos, kak meita, dechan, kiki, mbak fenita dan mas wawan

yang telah memberikan semangat selama penulisan skripsi.

11. Sahabat-sahabat ku, Novi, Dita, Pety, dan Delia yang selalu menemani dan

memberi semangat.

12. BAA crew Cik Santi, Cik Ari, Ko Jufong, dan mbak Nina. yang selalu

memberikan semangat.

13. Sahabat-sahabat "Cewek Strong", yaitu Christine, Asih, Resti, Debora,

Wita, Tiersa, Ines, dan Feby yang selalu memberikan dukungan dan

semangat.

14. Sahabat-sahabat FSMD 2014 yang telah bersama-sama selama proses

perkuliahan.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu penulis menerima kritik

dan saran dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan atas perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 22 November 2020

Penulis

Valentina Sri Rahayu Putri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

x

DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vii

PRAKATA .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiv

ABSTRACT ................................................................................................... xv

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ............................................................................... 2

Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian ......................................... 2

Sampel Penelitian Teknik Sampling Lokasi dan Waktu ........................... 3

Instrumen Penelitian ............................................................................... 3

Tata Cara Penelitian ................................................................................ 4

Analisis Hasil Penelitian ......................................................................... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 6

KESIMPULAN ............................................................................................. 23

SARAN ......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

LAMPIRAN .................................................................................................. 26

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik responden ........................................................................6

Tabel II. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang obat generik ............7

Tabel III. Tingkat pengetahuan tentang definisi obat generik ............................10

Tabel IV. Tingkat pengetahuan tentang manfaat obat generik ............................13

Tabel V. Tingkat pengetahuan tentang regulasi obat generik .............................16

Table VI. Tingkat pengetahuan tentang penggolongan obat generik ..................19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Jumlah responden menjawab benar pada dimensi definisi obat

generik ............................................................................................................ 11

Gambar II. Jumlah responden menjawab benar pada dimensi manfaat obat

generik ............................................................................................................ 14

Gambar III. Jumlah responden menjawab benar pada dimensi regulasi obat

generik ............................................................................................................ 17

Gambar IV. Jumlah responden menjawab benar pada dimensi penggolongan

obat generik .................................................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin Penelitian ......................................................................26

Lampiran 2. Ethical Clearance .........................................................................27

Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas ........................................................28

Lampiran 4. Uji Reliabilitas .............................................................................32

Lampiran 5. Lembar Penjelasan Kepada Responden .........................................33

Lampiran 6. Informed Consent ........................................................................36

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian ....................................................................37

Lampiran 8. Dokumentasi ................................................................................40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xiv

ABSTRAK

Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat

diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti.

Pengetahuan masyarakat tentang obat generik masih rendah,karna masih banyak

masyarakat yang menganggap bahwa obat generik adalah obat yang murah dan

memiliki kualitas yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat

pengetahuan tentang obat generik pada masyarakat di Dusun Jontro, Desa

Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional deskriptif

dengan rancangan cross sectional. Variabel penelitian adalah tingkat pengetahuan

tentang obat generik. Responden penelitian ini masyarakat Dusun Jontro, Desa

Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, yang berusia ≥17 tahun baik laki-

laki maupun perempuan sebanyak 83 orang. Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode non random sampling, yaitu accidental sampling.

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner, alat tulis dan informed consent.

Analisis data dengan uji distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan tentang obat generik

pada masyarakat Dusun Jontro, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan,

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sebagian besar masuk kategori kurang

(80.7%). Tingkat pengetahuan responden tentang definisi obat generik, manfaat

obat generik, regulasi obat generik, dan penggolongan obat generik sebagian besar

masuk kategori kurang dengan persentase berturut-turut sebesar 92.8%, 71%,

72.3%, 80.7%.

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Obat Generik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

xv

ABSTRACT

Generic drugs are drugs that have expired patents, so it can be produced by

all pharmaceutical companies without paying royalties. Public knowledge of

generic drugs is still low, because many people still consider that generic drugs

are cheap and have low quality. The purpose of this research is to know the level

of knowledge about generic drugs in the community in Jontro Hamlet,

Gayamharjo Village, Prambanan, Sleman, Special Region of Yogyakarta.

This research is included in a type of descriptive observational research

with cross sectional design. The research variable is the level of knowledge about

generik drugs. Respondents to this study were people of Jontro Hamlet,

Gayamharjo Village, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, who were ≥17 years old

both male and female as many as 83 people. Sampling technique using non

random sampling method, namely accidental sampling. Instruments used in the

form of questionnaires, stationery and informed consent. Analyze data with

frequency distribution test.

The results showed the level of knowledge about generic drugs in the

people of Jontro Hamlet, Gayamharjo Village, Prambanan Sub-District, Sleman,

Special Region of Yogyakarta is mostly in the category of less (80.7%).

Respondents' knowledge levels of generik drug definitions, generic drug benefits,

generic drug regulation, and generic drug classification were largely in the

category of less with consecutive percentages of 92.8%, 71%, 72.3%,80.7%.

Keywords : Knowledge, Generic Drugs

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

1

1. PENDAHULUAN

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (Menteri

Kesehatan RI, 2016). Obat generik adalah obat dengan nama resmi International

Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau

buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Kemenkes RI,

2010). Menurut Kemenkes RI tahun 2012 obat generik adalah obat yang telah

habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi

tanpa perlu membayar royalti. Ada dua jenis obat generik, yaitu obat generik

bermerek dagang dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek

kandungan zat aktifnya. Mutu obat generik tidak berbeda dengan obat paten

karena bahan bakunya sama.

Menurut Kemenkes (2014) penggunaan obat generik berlogo saat ini

mencapai 60-70%, hal ini didukung oleh program pemerintah tentang penggunaan

obat generik bagi pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mengacu pada

Formularium Nasional (Fornas). Pemerintah berharap agar penggunaan obat

generik dapat dibudayakan karena obat generik berkhasiat baik dengan harga yang

ekonomis (Kemenkes RI, 2012 b).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013 menunjukan tingkat

pengetahuan masyarakat tentang obat generik secara nasional hanya 31,9% dan di

Kota Yogyakarta sebesar 51,4% masyarakat mengatakan mengetahui tentang obat

generik namun yang memiliki pengetahuan yang benar tentang obat generik hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

2

17,1%. Sebanyak 82,3% masyarakat mempunyai persepsi bahwa obat generik

adalah obat murah, 71,9% merupakan obat program pemerintah dan 42,9%

mempersepsikan obat generik berkhasiat sama dengan obat bermerek. Dari data

tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya pengetahuan tentang obat generik

di masyarkat, sedangkan untuk penggunaannya semakin banyak, hal ini terlihat

dari penggunaan obat generik berlogo meningkat 60-70% menurut Kemenkes

tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti dapat diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui

tentang obat generik. Penelitian tersebut diantaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Mohtar (2014), dari penelitian ini diketahui bahwa hanya 26%

yang memiliki pengetahuan baik tentang obat generik pada masyarakat di

Kecamatan Magetan. Penelitan lainnya dilakukan oleh Morison,et al., (2015), dari

penelitian ini terdapat 53,5% dari masyarakat di Kota Singkawang yang memiliki

pengetahuan kurang memadai tentang obat generik.

Penelitian ini berfokus pada masyarakat pedesaan, dimana Dusun Jontro

termasuk daerah pedesaan yang masih jauh dari fasilitas kesehatan sehingga akses

masyarakat untuk mendapat informasi tentang obat tidak terlalu banyak.

Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan

tentang obat generik pada masyarakat di Dusun Jontro, Desa Gayamharjo,

Prambanan, Sleman, Daerah IstimewaYogyakarta.

2. METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional deskriptif

dan menggunakan rancangan cross sectional. Variabel penelitian adalah tingkat

pengetahuan masyarakat Dusun Jontro, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman,

Yogyakarta terhadap obat generik. Variabel pengacau tidak terkendali dalam

penelitian ini adalah informasi yang telah didapatkan oleh responden terkait obat

generik melalui media informasi, penyuluhan, atau media yang lain selain

pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

3

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Jontro, Desa

Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, yang berusia ≥17 tahun baik laki-

laki maupun perempuan. Kriteria inklusi di dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang tinggal di Dusun Jontro, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman,

Yogyakarta, pria dan wanita, bersedia menandatangani informed consent. Kriteria

eksklusi penelitian ini adalah subjek yang memiliki latar belakang pendidikan di

bidang kesehatan.

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel yaitu menggunakan

metode non random sampling, yaitu accidental sampling yang sesuai kriteria

inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

rumus Solvin

Keterangan : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi (296 orang)

d = derajat kepercayaan (10%)

Untuk mengantisipasi adanya responden yang tidak memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi maka jumlah sampel ditambah 10%, sehingga jumlah sampel

minimal adalah 83 orang. Jumlah subyek penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 83 orang.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, alat

tulis dan informed consent. Kuesioner ini terbagi menjadi dua bagian yang

meliputi: 1) pernyataan yang berisi identitas diri responden, yang meliputi nama,

tingkat pendidikan, usia dan pekerjaan; 2) pernyataan untuk mengukur tingkat

pengetahuan masyarakat tentang obat generik.

Telah dilakukan uji validitas, reliabilitas dan pemahaman bahasa pada

kuisioner yang digunakan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji

validitas konten oleh Expert Judgment yang di tampilkan pada lampiran 3. Uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

4

pemahaman bahasa dilakukan kepada 5 orang responden yang memiliki

karakteristik yang mirip dengan responden sebenarnya di Dusun Jontro. Terdapat

beberapa kata yang ditandai oleh responden yaitu obat paten dan obat generik

namun peneliti tidak mengganti kata tersebut karena tingkat pengetahuan tentang

obat generik merupakan hal yang ingin diukur dalam penelitian ini. Uji realibilitas

dilakukan pada responden sebanyak 30 orang yang memiliki karakteristik yang

mirip dengan responden sebenarnya di Dusun Jontro. Data reliabilitas dianalisis

menggunakan uji alpha cronbach dan didapatkan hasil yaitu 0,732, maka

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tersebut telah reliabel dan dilampirkan

dalam lampiran 5.

Tata Cara Penelitian

Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh persetujuan Ethical

Clearance dengan nomor: 067.3/FIKES/PL/II/2020 dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Calon

responden yang telah bersedia mengikuti penelitian, diminta untuk mengisi dan

menandatangani informed consent yang telah diberi penjelasan mengenai tujuan

penelitian, hak dan kewajiban responden, serta kerahasiaan identitas sebagai

responden. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner

kepada responden di Dusun Jontro, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta selama bulan Maret tahun 2020.

Analisis Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat secara

deskriptif dengan menghitung persentase untuk menggambarkan karakteristik

responden, yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan

yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Data tingkat pengetahuan obat generik

diperoleh menggunakan kuesioner yang telah diisi lengkap oleh responden. Data

yang diperoleh kemudian dikoding dan dimasukan ke dalam worksheet excel

sesuai dengan jawaban dari setiap responden, data dihitung berdasarkan jumlah

jawaban yang benar. Hasil yang diperoleh masing-masing responden akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

5

dihitung menggunakan alat hitung komputer yang menggunakan analisis distribusi

frekuensi. Menurut Notoadmojo (2012) pengetahuan seseorang dapat diketahui

atau diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu tingkat

pengetahuan:

1. Baik bila skor atau nilai 76 – 100 %

2. Cukup bila skor atau nilai 56 – < 76 %

3. Kurang bila skor atau nilai < 56 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Karakteristik

Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 83 orang.

Karakteristik responden ditunjukkan pada tabel I.

Tabel I. Karakteristik responden

Karakteristik Responden Frekuensi %

Jenis Kelamin

Perempuan 54 65.1

Laki-laki 29 34.9

Rentang Usia

17-26 9 10.8

27-36 13 15.7

37-46 21 25.3

47-56 12 14.5

>56 28 33.7

Pendidikan Terakhir

TIDAK SEKOLAH 10 12.0

SD 23 27.7

SMP 22 26.5

SMA/SMK 27 32.6

S1 1 1.2

Pekerjaan

Karyawan 3 3.6

Pedagang/Wirausaha 5 6.0

IRT 29 34.9

Petani 14 16.9

Buruh 27 32.5

Pelajar 2 2.4

Sopir 1 1.2

Guru 1 1.2

Tukang 1 1.2

Total 83 100.0

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dalam tabel I,

krakteristik jenis kelamin dari 83 responden yang paling banyak yaitu

perempuan sebanyak 54 orang (65,1%). Kelompok usia yang paling banyak

menjadi responden adalah kelompok usia >56 sebanyak 28 orang (33,7%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

7

dan memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 27 orang atau

32,6%. Berdasarkan pekerjaan paling banyak ibu rumah tangga sebanyak 29

orang atau 34,9%.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman

tahun 2018 jumlah penduduk laki-laki Kecamatan Prambanan sebanyak

26.268 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 26.882 jiwa.

Menurut data yang di dapatkan dari kantor desa Gayamharjo pada tahun

2019 jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.422 jiwa dan perempuan 2.552

jiwa, sehingga dalam penelitian ini responden yang diperoleh juga sebagian

besar adalah perempuan.

b. Tingkat pengetahuan tentang Obat Generik

Tabel II. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Obat Generik

Kategori Frekuensi Persentase

Kurang 67 80.7

Cukup 15 18.1

Baik 1 1.2

Total 83 100

Sebanyak 83 responden bersedia mengisi kuesioner dalam

penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 80,7% (67

orang) responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai obat

generik. Sebanyak 18,1% (15 orang) memiliki tingkat pengetahuan yang

cukup dan hanya 1,20% (1 orang) yang memiliki tingkat pengetahuan baik

tentang obat generik.

Obat generik banyak dinilai sebagai obat dengan kualitas rendah.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor

utama yang membuat obat generik kurang dimanfaatkan (Nur Alim, 2013 ).

Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam

Farmakope Indonesia dan International Non-Propietary Names (INN) dari

World Health Organization (WHO) untuk zat berkhasiat yang

dikandungnya. Nama generik ini ditempatkan sebagai judul dari monografi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

8

sediaan-sediaan obat yang mengandung nama generik tersebut sebagai zat

tunggal.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Morrison, 2015 tentang

Analisis Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat Kota Singkawang

terhadap Obat Generik menunjukkan bahwa sebanyak 76 responden 53,5%

memiliki pengetahuan yang kurang. Penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati 2016 yang berjudul gambaran tingkat pengetahuan masyarakat

tentang obat generik di desa dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara

Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan memiliki pengetahuan yang baik

hanya 16 orang (8,2%), sebanyak 118 orang (60,5%) cukup dan sebanyak

61 orang (31,3%) memiliki pengetahuan yang kurang.

Menurut Normandewi (2012), perbedaan jenis kelamin mungkin

membentuk persepsi yang berbeda sehingga mempengaruhi sikap dan

pengetahuan yang berbeda juga antara laki-laki dan perempuan. Hal ini

memang menjadi perdebatan apakah laki-laki dan perempuan berbeda

dalam bagaimana jalan mereka membuat keputusan etis dan kognitif. Pada

penelitian ini yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik adalah

perempuan. Namun menurut Suwaryo (2017), beberapa literatur juga belum

ada yang menjelaskan bahwa laki-laki atau perempuan memiliki tingkat

pengetahuan atau secara kognitif yang berbeda. Realita yang ada,

perempuan memang lebih rajin, tekun dan teliti ketika diberi tugas atau

mengerjakan sesuatu, tetapi hal ini tidak menjelaskan dan menunjukkan

bahwa dengan sikap seperti itu maka perempuan memiliki tingkat

pengetahuan atau kognitif lebih baik.

Wawan dan Dewi (2011), dengan bertambahnya usia seseorang

akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), pada aspek

psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang akan semakin matang dan

dewasa. Semakin bertambah umur seseorang, seharusnya semakin banyak

pengetahuan yang di dapat dan taraf berfikir seseorang semakin matang.

Namun dalam penelitian ini, usia tidak berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan responden karena masih terdapat faktor-faktor lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

9

mempengaruhi pengetahuan seseorang, salah satunya adalah pendidikan.

Dimana pendidikan terakhir masih banyak yang dibawah SMA/SMK.

Menurut Wawan dan Dewi (2011), Pendidikan berarti bimbingan

yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu

hal. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula

mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan

yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang dengan tingkat pendidikan

yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan semakin lebih mudah

menerima informasi dari pada yang berpendidikan rendah. Dalam penelitian

responden yang paling banyak memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK

(32,6%) namun yang berpendidikan terakhir lebih rendah dari SMA/SMK

masih cukup banyak. Sehingga lebih banyak pula masyarakat yang memiliki

pengetahuan yang kurang mengenai obat generik.

Menurut Wawan dan Dewi (2011), lingkungan pekerjaan dapat

menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Jenis-jenis pekerjaan dapat

memberikan pengetahuan yang luas bagi seseorang, semakin tinggi taraf

pekerjaan seseorang semakin luas pengetahuan atau sebaliknya. Karena

dengan bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan, hal ini disebabkan

karena dalam bekerja terjadi interaksi antar manusia sehingga ada

kemungkinan untuk bertambahnya pengetahuan. Responden dalam

penelitian ini sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga dan buruh,

dimana pengetahuan yang didapat tentang obat generik juga kurang karna

kurangnya interaksi dengan orang lain. Penelitian dilakukan di daerah

pedesaan, dimana ketersediaan sumber untuk mendapatkan informasi yang

masih terbatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

10

Pada penelitian ini pernyataan yang dipakai untuk mengukur

tingkat pengetahuan responden tentang obat generik dibagi menjadi 4

dimensi. Dimensi I adalah definisi obat generik, dimensi II adalah manfaat

obat generik, dimensi III adalah regulasi obat generik, dan dimensi IV

adalah penggolongan obat generik

1) Tingkat Pengetahuan tentang Definisi obat generik

Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang definisi obat

generik digunakan 4 pernyataan yaitu pada nomor 2, 6, 10, dan 19.

Pernyataan nomor 2 tentang “nama obat generik sesuai dengan yang

ditetapkan dalam program kesehatan nasional”. Jumlah responden yang

menjawab benar sebanyak 37 orang (45%). Hasil distribusi frekuensi

dimensi tingkat pengetahuan tentang definisi obat generik sebagai berikut:

Tabel III. Tingkat Pengetahuan Tentang Definisi Obat Generik

Kategori Frekuensi Persen

Kurang 77 92.8

Cukup 5 6

Baik 1 1.2

Total 83 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 92,8% (77 orang)

responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang definisi obat

generik. Sebanyak 6% (5 orang) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup

dan hanya 1,20% (1 orang) yang memiliki tingkat pengetahuan baik

tentang definisi obat generik. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar

mempunyai pengetahuan yang kurang tentang definisi obat generik.

Menurut BPOM pada tahun 2017 obat generik adalah obat

dengan nama sesuai international nonproprietary names modified yang

ditetapkan badan kesehatan dunia (World Health Organization) atau nama

yang ditetapkan dalam program kesehatan nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

11

Secara rinci hasil jawaban responden untuk tiap-tiap butir

pernyataan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar I. Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi Definisi Obat

Generik

Pernyataan nomor 2 tentang “nama obat generik sesuai dengan

yang ditetapkan dalam program kesehatan nasional”. Jumlah responden

yang menjawab benar sebanyak 37 orang (45%). Nama generik adalah

nama umum atau nama resmi yang biasa digunakan dan dikenal di seluruh

dunia, tujuan pemberian nama generik untuk memberikan pengertian yang

sama pada semua orang terhadap kandungan suatu zat berkhasiat (obat)

dengan namanya, sehingga mudah untuk membedakan banyak zat dengan

jelas. (Staf Pengajar Farmakologi UNSRI, 2008).

Pernyataan nomor 6 tentang “Obat yang belum habis masa

patennya disebut obat generik”. Jumlah responden yang menjawab Benar

sebanyak 11 orang (13%). Pernyataan nomor 10 tentang “Obat generik

adalah obat yang pertama kali ditemukan dan dipatenkan oleh

37

11 11 13

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Pernyataan no 2 Pernyataan no 6 Pernyataan no 10 Pernyataan no 19

Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi Definisi

Keterangan :

Pernyataan no 2 : Nama obat generik sesuai dengan yang ditetapkan dalam program

kesehatan nasional.

Pernyataan no 6 : Obat yang belum habis masa patennya disebut obat generik.

Pernyataan no 10 : Obat generik adalah obat yang pertama kali ditemukan dan dipatenkan oleh penemunya.

Pernyataan no 19 : Obat generik dapat di produksi oleh perusahaan farmasi tanpa membayar

uang jasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

12

penemunya”. Jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 11 orang

(13%). Pernyataan no 19 tentang “Obat generik dapat di produksi oleh

perusahaan farmasi tanpa membayar uang jasa”. Jumlah responden yang

menjawab benar sebanyak 13 orang (15,6%).

Menurut BPOM tahun 2017 obat generik merupakan obat yang

sudah habis masa patennya. Oleh sebab itu obat generik dapat diproduksi

oleh hampir seluruh perusahaan farmasi yang ada tanpa harus membayar

royalti. Pengertian dari obat generik adalah obat dengan nama sesuai

international nonproprietary names modified yang ditetapkan badan

kesehatan dunia (World Health Organization) atau nama yang ditetapkan

dalam program kesehatan nasional. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) paten adalah hak yang diberikan pemerintah kepada seseorang

atas suatu penemuan untuk digunakan sendiri dan melindunginya dari

peniruan, jadi obat paten adalah obat baru yang diproduksi serta dipasarkan

oleh sebuah perusahaan farmasi yang sudah memiliki hak paten terhadap

produksi obat baru tersebut (Dinkes Kalbar,2018)

Manfaat masyarakat mengetahui tentang definisi obat generik

adalah masyarakat bisa membedakan obat generik dan obat paten sehingga

masyarakat bisa menentukan pilihan obat yang akan di beli, namun pada

dimensi definisi obat generik ini masih banyak responden yang belum

paham tentang definisi obat generik dan juga perbedaannya dengan obat

paten. Dari hasil yang ditemukan di lapangan setelah pengambilan data,

sebagian besar responden masih bertanya tentang obat generik dan obat

paten. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya edukasi dan

diperlukan peran pemerintah untuk melakukan sosialisasi secara luas

tentang obat generik.

2) Tingkat pengetahuan tentang Manfaat obat generik

Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang manfaat obat

generik digunakan 5 pernyataan yaitu pada nomor 4, 7, 8, 14 dan 16. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

13

distribusi frekuensi dimensi tingkat pengetahuan tentang definisi obat

generik sebagai berikut

Tabel IV. Tingkat Pengetahuan Tentang Manfat Obat Generik

Kategori Frekuensi Persen

Kurang 59 71

Cukup 13 15.7

Baik 11 13.3

Total 83 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 71% (59 orang)

responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang manfaat

obat generik. Sebesar 15,7% (13 orang) memiliki tingkat pengetahuan

yang cukup dan sebesar 13,3% (11 orang) yang memiliki tingkat

pengetahuan baik tentang manfaat obat generik. Berdasarkan hasil

penelitian sebagian besar mempunyai pengetahuan yang kurang tentang

manfaat obat generik.

Menurut Widodo (2004) manfaat obat generik secara umum

adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, segi ekonomis obat generik

dapat dijangkau masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah dan

dari segi kualitas obat generik memiliki mutu atau khasiat yang sama

dengan obat yang bermerek dagang ataupun obat paten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

14

Secara rinci hasil jawaban responden untuk tiap-tiap butir

pernyataan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar II. Grafik Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi Manfaat

Obat Generik

Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang manfaat obat

generik digunakan 5 pernyataan yaitu pada nomor 4, 7, 8, 14 dan 16.

Pernyataan nomor 4 tentang, “Obat generik lebih ekonomis dibandingkan

dengan obat paten”. Jumlah responden yang menjawab benar pada

pernyataan nomor 4 sebanyak 36 orang (43,3%). Pernyataan nomor 8

tentang “obat generik merupakan obat yang mahal” Jumlah responden

yang menjawab benar pada pernyataan nomor 8 sebanyak 37 orang

(44,5%). Obat generik memang lebih ekonomis dibandingkan dengan obat

paten karena obat paten memerlukan biaya yang lebih untuk riset

penemuan, penelitian dan uji klinis yang dilakukan sehingga obat generik

lebih mudah untuk dijangkau masyarakat ekonomi menengah kebawah

(Kemenkes RI, 2012).

36

19

37

22 19

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Pernyataan no 4 Pernyataan no 7 Pernyataan no 8 Pernyataan no 14 Pernyataan no 16

Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi Manfaat

Obat Generik

Keterangan :

Pernyataan no 4 : Obat generik lebih ekonomis dibandingkan dengan obat paten

Pernyataan no 7 : Obat paten lebih bermutu dari pada obat generik

Pernyataan no 8 : Obat generik merupakan obat yang mahal

Pernyataan no 14 : Obat generik dan obat bermerek memiliki kandungan obat yang sama Pernyataan no 16 : Obat generik memiliki khasiat yang sama dengan obat paten

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

15

Pernyataan no 7 tentang,”Obat paten lebih bermutu dibandingkan

obat generik”.Jumlah responden yang menjawab benar pada pernyataan

nomor 7 sebanyak 19 orang (22,9%). Pernyataan no 14 tentang “obat

generik dan obat bermerek memiliki kandungan obat yang sama”. Jumlah

responden yang menjawab benar sebanyak 22 orang (26,5%). Pernyataan

nomor 16 tentang “obat generik memiliki khasiat yang sama dengan obat

paten”. Jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 19 orang

(22,9%) dalam peraturan BPOM nomor 24 tahun 2017 dikatakan bahwa

obat generik dan obat bermerek mengandung zat aktif dengan komposisi

kekuatan, bentuk sediaan, rute pemberian, dan indikasi yang sama serta

sudah disetujui di Indonesia. Obat generik dan obat paten memiliki mutu

yang sama karena obat yang mendapat izin edar harus memenuhi kriteria

mutu sesuai dengan standar yang ditetapkan termasuk proses produksi

sesuai dengan CPOB.

Dalam upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis

yang lengkap, jumlah yang cukup dan terjamin khasiat, aman, dan

bermutu dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah salah satu

sasaran yang harus dicapai ( Menkes, 2012 ). Pada dimensi manfaat obat

generik masih banyak responden yang belum mengetahui manfaat dari

obat generik hal ini dapat dilihat dari hasil pengisian kuesioner dimana

hanya 11 (13,3%) yang memiliki pengetahuan baik, dan berdasarkan hasil

yang ditemukan dilapangan setelah dilakukan pengisian kuesioner masih

banyak responden yang menganggap obat generik merupakan obat yang

murah sehingga mutu dan khasiat yang dimiliki oleh obat generik juga

rendah. Masih kurangnya informasi tentang obat generik ini sehingga

diperlukan peran dari petugas kesehatan terutama apoteker untuk

memberikan informasi tentang obat generik dengan sehingga pengetahuan

masyarakat tentang obat generik dapat meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

16

3) Tingkat pengetahuan tentang Regulasi obat generik

Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang regulasi obat

generik digunakan 5 pernyataan yaitupada nomor 3, 9, 12, 13,15 dan 17.

Hasil distribusi frekuensi dimensi tingkat pengetahuan tentang regulasi

obat generik sebagai berikut

Tabel V. Tingkat Pengetahuan Tentang Regulasi Obat Generik

Kategori Frekuensi Persen

Kurang 60 72.3

Cukup 10 12

Baik 13 15.7

Total 83 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 72,3% (60 orang)

responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang regulasi

obat generik. Sebesar 12% (10 orang) memiliki tingkat pengetahuan yang

cukup dan sebesar 15,7% (13 orang) yang memiliki tingkat pengetahuan

baik tentang regulasi obat generik. Berdasarkan hasil penelitian sebagian

besar mempunyai pengetahuan yang kurang tentang regulasi obat generik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

17

Secara rinci hasil jawaban responden untuk tiap-tiap butir

pernyataan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar III. Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi Regulasi Obat

Generik

Pernyataan nomor 3 tentang “obat generik tersedia untuk pasien

rawat jalan dan rawat inap” Jumlah responden yang menjawab benar pada

pernyataan nomor 3 sebanyak 40 orang (48,2%). Pernyataan nomor 15

tentang “rumah sakit umum dan puskesmas tidak diwajibkan untuk

menyediakan obat generik sebagai kebutuhan pasien”. Jumlah responden

yang menjawab benar pada pernyataan nomor 15 sebanyak 27 orang

(32,5%). Pernyataan nomor 17 tentang “obat generik tersedia di rumah

sakit umum dan puskesmas.”. Jumlah responden yang menjawab benar

pada pernyataan nomor 15 sebanyak 42 orang (50,6%). Distribusi dan

penyediaan obat generik di unit-unit pelayanan kesehatan. Rumah sakit

40

26 27 26 27

42

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Pernyataan no 3Pernyataan no 9 Pernyataan no12

Pernyataan no13

Pernyataan no15

Pernyataan no17

Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi Regulasi

Obat Generik

Keterangan :

Pernyataan no 3 : Obat generik tersedia untuk pasien rawat jalan dan rawat inap

Pernyataan no 9 : Kebijakan obat generik bukan untuk mengendalikan harga obat

Pernyataan no 12 : Distribusi dan penyediaan obat generik sesuai dengan Cara Distribusi Obat

yang Baik (CDOB) Pernyataan no 13 : Mutu obat generik tidak perlu dikendalikan dengan ketat

Pernyataan no 15 : Rumah sakit umum dan puskesmas tidak diwajibkan untuk menyediakan

obat generik sebagai kebutuhan pasien

Pernyataan no 17 : Obat generik tersedia di rumah sakit umum dan puskesmas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

18

umum dan puskesmas diwajibkan untuk menyediakan obat generik

sebagai kebutuhan pasien (Fajarwati, 2010).

Pernyataan nomor 9 tentang “kebijakan obat generik bukan untuk

mengendalikan harga obat” Jumlah responden yang menjawab benar pada

pernyataan nomor 9 sebanyak 26 orang (31,3%) benar jika kebijakan obat

generik bukan untuk mengendalikan harga obat.

Pernyataan nomor 12 tentang “distribusi dan penyediaan obat

generik sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).” Jumlah

responden yang menjawab benar pada pernyataan nomor 12 sebanyak 27

orang (32,5%) artinya benar jika distribusi dan penyediaan obat generik

sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Produksi obat

generik dengan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB). Produksi

dilakukan oleh produsen yang memenuhi syarat CPOB dan disesuaikan

dengan kebutuhan akan obat generik dalam pelayanan kesehatan

(Fajarwati, 2010).

Pernyataan nomor 13 tentang “mutu obat generik tidak perlu

dikendalikan dengan ketat.”. Jumlah responden yang menjawab benar

pada pernyataan nomor 13 sebanyak 26 orang (31,1%). Kebijakan obat

generik adalah salah satu kebijakan untuk mengendalikan harga obat, di

mana obat dipasarkan dengan nama bahan aktifnya. Agar upaya

pemanfaatan obat generik ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan,

maka kebijakan tersebut mencakup komponen pengendalian mutu obat

generik secara ketat (Fajarwati, 2010).

Pada dimensi regulasi obat generik pernyataan nomor 3 dan 17

sebanyak 48% dan 50,6% responden yang menjawab benar, hal ini

menandakan bahwa masyarakat mengetahui tentang ketersediaan obat

generik di unit pelayanan kesehatan. Hal ini mungkin disebabkan karena

masyarakat memiliki pengalaman dalam mengakses obat-obat generik saat

memeriksakan diri ke Puskesmas atau Rumah Sakit milik Pemerintah.

Namun masih banyak (70,2%) pula yang memiliki pengetahuan kurang

tentang regulasi obat generik terutama tentang mutu dan penyediaan obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

19

generik. Pemerintah bekerjasama dengan unit pelayanan kesehatan seperti

puskesmas dapat mengedukasi masyarakat secara periodik sehingga

pemahaman masyarakat tentang obat generik semakin meningkat.

4) Tingkat Pengetahuan tentang Penggolongan Obat Generik

Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang penggolongan obat

generik digunakan 5 pernyataan yaitu pada nomor 1, 5, 11, 18, dan 20.

Hasil distribusi frekuensi dimensi tingkat pengetahuan tentang

penggolongan obat generik sebagai berikut

Tabel VI. Tingkat Pengetahuan Tentang Penggolongan Obat Generik

Kategori Frekuensi Persen

Kurang 67 80.7

Cukup 10 12

Baik 6 7.3

Total 83 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 80,7% (67 orang)

responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang

penggolongan obat generik. Sebesar 12% (10 orang) memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup dan sebesar 7,3% (6 orang) yang memiliki

tingkat pengetahuan baik tentang penggolongan obat generik. Berdasarkan

hasil penelitian sebagian besar mempunyai pengetahuan yang kurang

tentang penggolongan obat generik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

20

Secara rinci hasil jawaban responden untuk tiap-tiap butir

pernyataan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar IV. Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi Penggolongan

Obat Generik

Pernyataan nomor 1 tentang “Cataflam®, Paracetamol®,

Amoxicillin® dikategorikan sebagai obat generik” Jumlah responden

yang menjawab benar pada pernyataan nomor 1 sebanyak 8 orang (9,6%)

artinya hanya sebgian kecil responden yang menjawab benar tentang

Cataflam®,Paracetamol®, Amoxicillin® dikategorikan sebagai obat

generik. Obat Generik bermerek dagang dipasarkan dengan merek dagang

yang ditentukan oleh masing - masing produsennya dan telah disetujui

oleh BPOM. Tanda dari obat jenis ini adalah di bungkusannya terdapat

huruf r besar di dalam lingkaran, contoh Cataflam®,Paracetamol®,

Amoxicillin®. Umumnya harga produk ini lebih murah dibandingkan

harga obat patennya (Zakaria, 2010).

8

40

21 20

36

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Pernyataan no 1 Pernyataan no 5 Pernyataan no 11 Pertanyaan no 18 Pernyataan no 20

Jumlah Responden Menjawab Benar pada Dimensi

Penggolongan Obat Generik

Keterangan :

Pernyataan no 1 : Cataflam®, Paracetamol®, Amoxicillin® dikategorikan sebagai obat

generik.

Pernyataan no 5 : Gambar dibawah merupakan logo obat generik

Pernyataan no 11 : Obat generik bermerek dinamai berdasarkan keinginan produsen.

Pernyataan no 18 : Obat Generik Berlogo dipasarkan tidak menggunakan nama zat aktif.

Pernyataan no 20 : Parasetamol, Asetosal, Ibuprofen, dikategorikan sebagai obat generik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

21

Pernyataan nomor 5 tentang “Gambar dibawah merupakan logo

obat generik ” Jumlah responden yang menjawab benar pada

pernyataan nomor 5 sebanyak 40 orang (48,2%) artinya yang menjawab

benar tentang logo obat generik. Logo obat generik berlogo lingkaran

dengan garis hijau horizontal tebal tipis dan bertuliskan GENERIK di

tengah – tengahnya. Logo tersebut berarti bahwa obat tersebut telah teruji

kualitas, keamanan, dan khasiatnya. Sedangkan untuk garis putih

horizontal menunjukkan bahwa obat generik di peruntukan bagi seluruh

lapisan masyarakat.(Nadifah, 2013).

Pernyataan nomor 11 tentang “Obat generik bermerek dinamai

berdasarkan keinginan produsen.” Jumlah responden yang menjawab

benar pada pernyataan nomor 11 sebanyak 21 orang (25,3%) artinya yang

menjawab tidak benar bahwa obat generik bermerek dinamai berdasarkan

keinginan produsen. Obat generik berlogo adalah obat generik yang dijual

memakai nama generik obat sebagai merek dagangnya. Contohnya

amoksisilin tetap dijual dengan nama amoksisilin. Yang membedakan

antara amoksisilin produksi perusahaan obat satu dengan yang lain adalah

logo perusahan produsen yang tercantum di kemasan (Kemenkes RI,

2013).

Pernyataan nomor 18 tentang “Obat Generik Berlogo dipasarkan

tidak menggunakan nama zat aktif” Jumlah responden yang menjawab

benar pada pernyataan nomor 18 sebanyak 20 orang (24,1%) artinya yang

menjawab benar bahwa obat Generik Berlogo dipasarkan tidak

menggunakan nama zat aktif. Kebijakan obat generik adalah salah satu

kebijakan untuk mengendalikan harga obat, di mana obat dipasarkan

dengan nama bahan aktifnya (Fajarwati, 2010).

Pernyataan nomor 20 tentang “Parasetamol, Asetosal, Ibuprofen,

dikategorikan sebagai obat generik.” Jumlah responden yang menjawab

benar pada pernyataan nomor 20 sebanyak 36 orang (43,4%) artinya yang

menjawab benar bahwa Parasetamol, Asetosal, Ibuprofen, dikategorikan

sebagai obat generik. Obat Generik bermerek dagang dipasarkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

22

merek dagang yang ditentukan oleh masing - masing produsennya dan

telah disetujui oleh BPOM. Tanda dari obat jenis ini adalah di

bungkusannya terdapat huruf r besar di dalam lingkaran, contoh

Klorpropamid (Diabenese®), Glipizid (Minidiab®, Glukotrol XL®), dan

Glibenclamid (Daonil®, Euglucon®). Umumnya harga produk ini lebih

murah dibandingkan harga obat patennya (Zakaria, 2010)

Pada dimensi penggolongan obat generik terjadi bias pada

pernyataan no 1 dimana paracetamol dan amoxicillin tidak digunakan

dalam nama dagang sehingga dapat menimbulkan kesalahan persepsi dari

responden dalam menjawab pernyataan tersebut. Secara keseluruhan

dimensi penggolongan obat generik masih banyak yang memiliki

pengetahuan yang kurang hal ini karena masyarakat tinggal di daerah

pedesaan mengalami kesulitan untuk mengakses informasi.

Dari data yang diperoleh tingkat pengetahuan tentang obat generik

pada responden di Dusun Jontro, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman,

Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

tentang obat generik masih sangat kurang yaitu sebanyak 80,72, sebanyak

18,7% memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan 1,20% saja yang

memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Sehingga pentingnya masyarakat

untuk mengetahui definisi, manfaat, regulasi serta penggolongan obat generik

agar masyarakat bisa membedakan obat generik dan obat paten, masyarakat

juga mengetahui labeling dari obat generik, mengetahui bahwa obat generik

memiliki kualitas, mutu dan keamanan yang baik, serta tahu dimana

masyarakat dapat memperoleh obat generik dengan mudah. Pengetahuan

masyarakat di Dusun Jontro, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman yang

masih kurang dapat disebabkan karena tingkat pendidikan masyarakat yang

rendah sehingga untuk menangkap ilmu dan pengetahuan juga rendah.

Disamping itu pengetahuan masyarakat tentang obat generik kurang dapat

disebabkan karena masyarakat kurang tertarik untuk belajar pada hal-hal yang

baru dan sulitnya mengakses informasi karena berada di pedesaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

23

Kurangnya sosialisasi dari pemerintah juga dapat menjadi salah satu

penyebab kurangnya pengetahuan tentang obat generik.

c. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya responden yang

tidak bisa membaca dan menulis, sehingga peneliti harus membacakan

pernyataan dalam kuisioner.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan tentang obat generik pada masyarakat dusun Jontro Desa

Gayamharjo Kecamatan Prambanan Sleman sebagian besar masuk dalam

kategori kurang (80,7%).

b. Saran

Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan hasil penelitian saran

yang diusulkan adalah memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat

dusun Jontro Desa Gayamharjo Kecamatan Prambanan Kabuten Sleman

tentang obat generik. Edukasi dilakukan dinas kesehatan terkait yang

bekerjasama dengan kepala dusun dengan harapan pengetahuan tentang

obat generik semakin meningkat.

Untuk penelitian selanjutnya bisa mengembangkan lagi kuesioner

yang digunakan dan perlu melakukan penyesuaian terutama pada

pernyataan dan materi yang digunakan agar lebih umum untuk mengukur

tingkat pengetahuan di masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

24

DAFTAR PUSTAKA

A.Wawan & Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Manusia.Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman (2018). Kecamatan Prambanan Dalam

Angka.

BPOM RI, 2017. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Kriteria dan Tata Laksana

Registrasi Obat.

Fajarwati., I. 2010. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Obat Generik di

Kelurahan Bontorannu Kota Makasar [skripsi]. Makassar : Universitas

Hassanudin.

Kemenkes RI, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES/068/I/2010 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat

Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes RI, 2012 a. Farmalkes. [Online] Available at:

http://farmalkes.kemkes.go.id/2012/08/obat-generik/ [Diakses 21 Juli 2020].

Kemenkes RI, 2012 b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

40 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI, 2014. Farmalkes. [Online] Available at:

http://farmalkes.kemkes.go.id/2014/05/penggunaan-obat-generik-di-

indonesia-capai-70/# [Diakses 20 Juli 2020].

Menteri Kesehatan RI, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah

Sakit.

Mohtar, 2014. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Persepsi Masyarakat

tentang Obat Generik di Kecamatan Magetan Kabupaten Magetan. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Morison, F., Utari, E. K. & Fajriaty, I., 2015. Analisis Tingkat Pengetahuan dan

Persepsi Masyarakat Kota Singkawang. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia,

Volume IV, pp. 39-48.

Nadifah, 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Obat

Generik di Dusun Slombok Desa Plemahan Kecamatan Sumobito Jombang.

Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

25

Normadewi, B. Analisis pengaruh jenis kelamin dan tingkat pendidikan

seseorang. Universitas Diponegoro Semarang; 2012

Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta,

Jakarta.

Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Nur Alim. 2013. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik Dan

Obat Paten Di Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo Volume 3 Nomor 3

ISSN : 2302-1721. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Rahmawati. 2016. Gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat

generik di desa dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten

Kotabaru Kalimantan Selatan. Naskah Publikasi. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Staf Pengajar Farmakologi UNSRI, 2008, Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi

2, EGC, Jakarta, Hal: 9, Online, (http://books.google.co.id/books?id, diakses

27 Juli 2020)

Suwaryo, P. W., & Yuwono, P. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Tingkat Pengetahuan Masyarakat. 305-314. Retrieved from

http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1549. Diunduh

pada tanggal 16 Juli 2020.

Widodo, R. 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat.

Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Zakaria K. 2010. Profil Penggunaan Obat Generik Berlogo dan Obat Generik

Bermerek (Branded Generik) Anti Diabetik Oral di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2009 [skripsi].

Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

26

Lampiran 1. Surat ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

27

Lampiran 2. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

28

Lampiran 3. Lembar Pernyataan Validitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

32

Lampiran 4. Uji Reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

33

Lampiran 5. Lembar Penjelasan Kepada Responden

PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Saya, Valentina Sri Rahayu Putri mahasiswa melakukan penelitian yang berjudul

Tingkat Pengetahuan tentang Obat Generik pada Masyarakat Dusun Jontro, Desa

Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menjelaskan

terkait penelitian yang akan saya lakukan:

A. Tujuan penelitian ini

Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di Dusun Jontro, Desa Gayamharjo,

Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tentang obat generik

B. Penelitian membutuhkan

Sebanyak 83 orang responden

C. Kesukarelaan dan hak undur diri untuk menjadi partisipan/responden

Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila

Anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda bebas mengundurkan diri/berubah

pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka anda dimohon

untuk terlibat dalam proses penelitian dengan tahap sebagai berikut:

1. Anda akan diwawancarai oleh peneliti untuk menanyakan nama, umur, alamat,

pendidikan dan pekerjaan

2. Anda akan mengisi kuesioner

C. Kewajiban subjek penelitian

Sebagai subyek penelitian, Bapak/Ibu/Saudara berkewajiban untuk mengikuti

aturan atau petunjuk peneiitian seperti yang tertulis di atas. Bila Anda belum jelas,

Bapak/Ibu/Saudara dipersilahkan bertanya lebih lanjut kepada peneliti. Selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

34

pengisian kuesioner Bapak/Ibu/Saudara tidak diperkenankan untuk bertanya satu

sama lain tentang jawaban kuesioner.

D. Risiko

Berikut contoh penjelasan tentang risiko/efek samping yang mungkin timbul:

o Penelitian ini tidak membawa dampak atau risiko apapun bagi

Bapak/Ibu/Saudara

E. Manfaat (sebutkan manfaat bagi partisipan/responden)

Penelitian ini membawa manfaat bagi Ibu/Bapak/Saudari/Saudara mengetahui

tentang obat generik

F. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subjek akan dirahasiakan dan

hanya akan diketahui oleh peneliti dan staf peneliti. Hasil penelitian akan

dipublikasikan tanpa identitas subjek penelitian

G. Apresiasi

Kesediaan lbu/Bapak/Saudara/Saudari untuk meluangkan waktu/tenaga/pikiran

untuk terlibat dalam penelitian ini akan diapresiasi dengan mendapatkan gelas

H. Pembiayaan

Semua pembiayaan dalam penelitian ini ditanggung sepenuhnya oleh peneliti

I. Informasi tambahan

Apabila menginginkan infomasi tambahan terkait penelitian ini,

Ibu/Bapak/Saudara/Saudari diberi kesempatan untuk bertanya tentang segala hal

yang berkaitan dengan penelitian ini dengan menghubungi nomor HP

082352852559 atau melalui email [email protected]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

35

Bapak/Ibu/Saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian ini kepada.

Komite Etik Penelitian Universitas Respati Yogyakarta Jl. Adisucipto Km 6.5,

Catur Tunggal, Depok, Sleman

Telp 0274-489780,488781 Fax 0274489780.

Yogyakarta, Maret 2020

Peneliti

Valentina Sri Rahayu Putri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

36

Lampiran 6. Informed Consent

SURAT PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

(informed concent)

Setelah saya mendapatkan penjelasan dan memahami mengenai

penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan tentang Obat Generik pada

Masyarakat Dusun Jontro, Desa Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta” yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Farmasi Universitas

Sanata Dharma, maka dengan ini saya:

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian ini dengan tidak

paksaan dan ancaman dari pihak manapun. Saya tahu bahwa saya berhak menolak

atau mengundurkan diri sebagai responden.

Selanjutnya saya tahu bahwa jawaban yang saya berikan bersifat rahasia.

Apapun jawaban saya tidak akan mempengaruhi pelayanan yang akan saya terima

dari tempat pelayanan kesehatan yang saya jumpai.

Yogyakarta, Maret 2020

Peneliti

(Valentina Sri Rahayu Putri)

Saksi

( )

Responden

( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

37

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian

A. Karakteristik Responden

Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

dengan mengisi titik dan memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai:

1. Nama : ......................................................................

2. Usia : ......................................................................

3. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

4. Pendidikan terakhir :

( ) SD

( ) SMP

( ) SMA

( ) SMK jurusan (………….....) / SMF

( ) Sarjana jurusan (...............................)

5. Pekerjaan : …………………………………………...

B. Skrining Pendahuluan

1. Apakah anda pernah menggunakan obat generik?

a. Pernah

b. Tidak pernah

(jika pernah, jawablah pertanyaan berikut)

2. Sebutkan obat generik yang pernah anda gunakan?

…………………………………………………………………………………

3. Dimanakah anda memperoleh obat tersebut?

a. Apotek

b. Rumah sakit

c. Warung terdekat

d. Lain-lain (sebutkan)

…………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

38

C. Kuesioner

Pilihlah salah satu jawaban terhadap pernyataan berikut yang menurut saudara

benar.

No Pertanyaan Benar Salah Tidak tahu

1. Cataflam®, Paracetamol®,

Amoxicillin® dikategorikan sebagai

obat generik.

2. Nama obat generik sesuai dengan yang

ditetapkan dalam program kesehatan

nasional.

3. Obat generik tersedia untuk pasien

rawat jalan dan rawat inap.

4. Obat generik lebih ekonomis

dibandingkan dengan obat paten

5. Gambar dibawah merupakan logo obat

generik

6. Obat yang belum habis masa patennya

disebut obat generik.

7. Obat paten lebih bermutu dari pada

obat generik.

8. Obat generik merupakan obat yang

mahal.

9. Kebijakan obat generik bukan untuk

mengendalikan harga obat.

10. Obat generik adalah obat yang

pertama kali ditemukan dan

dipatenkan oleh penemunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

39

11. Obat generik bermerek dinamai

berdasarkan keinginan produsen.

12. Distribusi dan penyediaan obat generik

sesuai dengan Cara Distribusi Obat

yang Baik (CDOB).

13. Mutu obat generik tidak perlu

dikendalikan dengan ketat.

14. Obat generik dan obat bermerek

memiliki kandungan obat yang sama.

15. Rumah sakit umum dan puskesmas

tidak diwajibkan untuk menyediakan

obat generik sebagai kebutuhan

pasien.

16. Obat generik memiliki khasiat yang

sama dengan obat paten.

17. Obat generik tersedia di rumah sakit

umum dan puskesmas.

18. Obat Generik Berlogo dipasarkan

tidak menggunakan nama zat aktif.

19. Obat generik dapat di produksi oleh

perusahaan farmasi tanpa membayar

uang jasa.

20. Parasetamol, Asetosal, Ibuprofen,

dikategorikan sebagai obat generik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

40

Lampiran 8. Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK ...viii PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

42

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Valentina Sri Rahayu Putri lahir di

Nanga Merakai pada tanggal 29 Maret 1997, merupakan anak

ke tiga dari empat bersaudara dalam keluarga pasangan

Sugianto dan Angela. Penulis telah menempuh pendidikan di

TK Tunas Harapan (2000-2001), selanjutnya SDN 04 Nanga

Merakai (2001-2008), selanjutnya SMP Panca Setya 2 Sintang

(2008-2011), dan SMA Santo Paulus Nyarumkop (2011-2014).

Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma Fakultas

Farmasi pada tahun 2014. Selama masa studi di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma penulis aktif dalam beberapa kegiatan, seperti kepanitian

Pharmacy Badminton Tournament sebagai anggota divisi pendaftaran, Inisiasi

Sanata Dharma sebagai anggota divisi keamanan, Lomba Cerdas Cermat Kimia

sebagai anggota divisi perlengkapan, dan Pharmacy Performance sebagai anggota

divisi perlengkapan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI