Top Banner
TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 OLEH LILIAN DIAN PERMATA 802013703 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016
30

TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

Mar 06, 2019

Download

Documents

dokiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2

OLEH

LILIAN DIAN PERMATA

802013703

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat
Page 3: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat
Page 4: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat
Page 5: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat
Page 6: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat
Page 7: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2

Lilian Dian Permata

Rudangta Arianti Sembiring

Krismi Diah Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

i

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah melihat tingkat kepuasan pernikahan pada istri

pasien diabetes melitus tipe 2. Enambelas istri dari pasien diabetes melitus tipe 2

diminta untuk mengisi alat ukur Enrich Marital Scale milik Fowers & Olson

yang telah disesuaikan. Hasil penelitian diolah menggunakan metode penelitian

kuantitatif deskriptif. Dari penelitian ini diperoleh sebelas istri (69%) dengan

tingkat kepuasan sedang, tiga istri merasa sangat puas (19%) dan dua istri

merasa tidak puas (12%). Nilai rata-rata tertinggi 3,63 diperoleh teman &

keluarga, disusul orientasi agama sebesar 3,43 dan pengelolaan keuangan

sebesar 3,36 sedangkan kepribadian memiliki nilai rata-rata terendah yaitu 2,72.

Orientasi agama, pengelolaan keuangan, kegiatan waktu luang dan komunikasi

masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat kepuasan

pernikahan tinggi. Istri dengan tingkat kepuasan pernikahan rendah memiliki

orientasi agama sebagai pemilik nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 3.

Kata Kunci : Kepuasan pernikahan, istri, diabetes melitus tipe 2

Page 9: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

ii

Abstract

The purpose of this study is to determine the level of marital satisfaction on wife

of patient with type 2 diabetes mellitus. Sixteen wife of type 2 diabetes mellitus

patients were asked to fill out “Enrich Marital Scale” instrument from fowers &

Olson that has been adjusted. The results were analyzed using descriptive

quantitative research methods. From this research, eleven wives (69%) have

moderate satisfaction levels, three wives were extremely satisfied (19%) and two

wives are not satisfied (12%). The highest average value of 3.63 obtained by

friends and family, followed by the religious orientation of 3.43 and 3.36 while

the financial management of personality has the lowest average value is 2.72.

Religious orientation, financial management, leisure time activities and

communication each have an average value 4 of wives with high levels of

marital satisfaction. Wife with a low level of marital satisfaction has a religious

orientation as the owner of the highest average value that is equal to 3.

Keywords: Satisfaction marriage, wife, diabetes mellitus type 2

Page 10: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

1

Pendahuluan

Diabetes melitus merupakan penyebab utama kematian di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia. Di tahun 2000, Indonesia menempati peringkat ke

empat jumlah penyandang diabetes melitus terbesar di dunia yaitu 8,4 juta orang dan

diprediksi akan mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030 (Prawitasari, 2012).

Gejala dari diabetes melitus ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula darah

di atas normal, pengeluaran gula darah melalui air seni, dan gangguan mekanisme

kerja hormon insulin. Diabetes melitus terdiri dari dua jenis yaitu diabetes melitus

tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Ciri-ciri dari diabetes melitus tipe 1 adalah

hilangnya sel beta penghasil insulin yang terdapat di bagian dalam pankreas sehingga

terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Insulin merupakan hormon yang berfungsi

mengatur kadar gula di dalam darah. Sedangkan hilangnya sel beta, biasanya

diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh yang melawan dan menghancurkan sel

tubuh itu sendiri atau biasa disebut dengan reaksi autoimunitas. Untuk diabetes

melitus tipe 2 biasanya lebih diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, berat

badan yang berlebih dan kurangnya olahraga. Di Indonesia, kasus diabetes melitus

tipe 2 lebih banyak ditemukan dibandingkan kasus diabetes melitus tipe 1 (FKUI,

2009).

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan,

maka satu-satunya cara untuk menjaga kualitas kesehatan pasien diabetes melitus

tipe 2 adalah dengan mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh. Kadar gula darah

perlu dikendalikan untuk menghindari terjadinya komplikasi (Sinorita dkk, 2010).

Komplikasi akibat diabetes melitus tipe 2 biasanya berupa kerusakan ginjal,

gangguan penglihatan, hipertensi, penyakit pembuluh darah perifer, gangguan hati,

Page 11: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

2

penyakit paru-paru, gangguan saluran makan, infeksi, dan kerusakan saraf

(Purnamasari, 2006).

Komplikasi yang menduduki urutan pertama akibat diabetes melitus tipe 2

adalah disfungsi seksual khususnya impotensi pada laki-laki. Kadar gula darah yang

tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf dan pembuluh darah, akibatnya

pembuluh darah di dalam penis sulit melebar sehingga aliran darah menuju organ

erektil berkurang dan menyebabkan impotensi (Dodie dkk, 2013). Namun, impotensi

kurang mendapatkan perhatian dibandingkan komplikasi lain akibat diabetes melitus.

Hal ini disebabkan kebanyakan pasien merasa malu untuk mengakui bahwa dirinya

mengalami impotensi, selain itu komplikasi impotensi dianggap tidak secara

langsung mengancam kelangsungan hidup. Impotensi menjadi beban pribadi bagi

pasien yang dampaknya secara langsung dirasakan oleh istri pasien diabetes melitus

tipe 2 (Purnamasari, 2006). Gangguan terhadap kehidupan seksual berkaitan dengan

persepsi dan harapan yang dirasakan oleh istri pasien diabetes melitus tipe 2 akan

sebuah pernikahan. Hubungan seksual dapat menjadi penyebab pertengkaran dan

ketidakbahagiaan apabila tidak dicapai kesepakatan yang memuaskan. Hubungan

seksual merupakan bagian penting dalam mencapai kepuasan pernikahan (Fowers &

Olson, 1991).

Kepuasan pernikahan sendiri adalah gambaran perasaan dan evaluasi individu

terhadap diri sendiri dan pasangannya tentang pernikahan mereka yang menurut

Fowers & Olson (1991) berkaitan dengan beberapa hal yaitu communication

(komunikasi), leisure activity (kegiatan di waktu luang), religious orientation

(orientasi keagamaan), conflict resolution (pemecahan masalah), financial

management (pengelolaan keuangan), sexual orientation (orientasi seksual), family

Page 12: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

3

and friends (lingkungan teman dan keluarga), children and parenting (anak-anak dan

pola asuh), personality issues (kepribadian), dan Equalitarian Roles (peran dan

tanggung jawab).

Komunikasi berkaitan dengan kemampuan pasien maupun istri dalam

menyampaikan ataupun mendengarkan pendapat, berbagi perasaan, ide dan pikiran

satu sama lain dalam aktivitas sehari-hari (Fowers & Olson, 1991). Pasien diabetes

melitus tipe 2 seringkali merasa marah akibat kebebasannya dicabut dan merasa

hidupnya tertekan karena harus hidup sesuai dengan aturan dan larangan yang

disampaikan orang terdekat seperti halnya istri (FKUI, 2009). Menurut penelitian

Fung (2009) beradu pendapat dan memberikan kritik merupakan bentuk komunikasi

yang tidak membantu pasien diabetes melitus tipe 2 dalam menjaga kadar gula

darahnya, komunikasi terkait perawatan diabetes melitus tipe 2 berkontribusi dalam

persepsi kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh istri pasien diabetes melitus tipe

2.

Kegiatan waktu luang merupakan gambaran yang dirasakan oleh pasangan

suami istri mengenai kualitas waktu luang dalam suatu pernikahan baik ketika

sendiri, bersama pasangan, maupun berkelompok (Fowers & Olson, 1991). Pasien

memiliki keterbatasan aktivitas akibat komplikasi diabetes melitus tipe 2 (Tamara,

2014). Pasien akan kesulitan untuk memenuhi harapan istri dalam mengisi waktu

luang yang berkualitas yang berkontribusi terhadap kepuasan istri pasien diabetes

melitus tipe 2 dalam mengisi waktu luang. Keterbatasan aktivitas yang dialami

pasien juga meliputi keterbatas dalam aktivitas beragama. Agama merupakan bagian

penting dalam menjaga kualitas pernikahan dengan memelihara nilai-nilai dan norma

suatu hubungan (Fowers & Olson, 1991). Terganggunya orientasi kehidupan

Page 13: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

4

beragama berkontribusi terhadap kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh istri

pasien.

Peran & tanggung jawab merupakan gambaran perasaan dan sikap individu

terhadap berbagai peran dalam kehidupan pernikahan meliputi peran pada pekerjaan,

tugas rumah tangga, peran sesuai jenis kelamin dan peran sebagai orangtua. Suatu

peran harus mendatangkan kepuasan pribadi (Fowers & Olson, 1991). Kondisi sakit

yang dialami pasien diabetes melitus tipe 2 akan menghambatnya dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dalam rumah tangga. Istri akan lebih banyak

mengambil alih peran-peran pasien.

Pemecahan masalah, merupakan gambaran dari persepsi pasangan terhadap

masalah dan bagaimana mereka berusaha memecahkannya. Terutama, bagaimana

keterbukaan pasangan dalam mengenali dan menyelesaikan masalah (Fowers &

Olson, 1991). Kondisi yang dialami pasien akibat diabetes melitus tipe 2 membuat

pasien merasa stress. Stress menyebabkan produksi insulin menjadi terganggu.

Sehingga meskipun telah berolahraga menjaga pola makan dan mengkonsumsi obat

diabetes, kadar gula darah tetap tinggi (FKUI, 2009). Stress berpengaruh terhadap

resistensi insulin dan berkaitan dengan keterbukaan istri dalam mengatasi konflik

serta mencari pemecahan masalah.

Pengelolaan Keuangan, merupakan gambaran sikap dan cara pasangan

mengatur keuangan, bentuk-bentuk pengeluaran dan pembuatan keputusan yang

berkaitan dengan keuangan (Fowers & Olson, 1991). Diabetes melitus tipe 2 beserta

komplikasi yang ditimbulkan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menebus

resep obat-obatan, mengunjungi dokter, dan untuk pemeriksaan kesehatan secara

rutin (Tamara, 2014). Kebutuhan dan keinginan yang melebihi kemampuan

Page 14: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

5

keuangan, serta ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dapat menjadi

masalah dalam pernikahan yang berkontribusi terhadap kepuasan pernikahan yang

dicapai.

Kepribadian merupakan gambaran mengenai penyesuaian diri dengan tingkah

laku, kebiasaan-kebiasaan serta kepribadian pasangan. Dalam perjalanan pernikahan

seringkali pasangan belum dapat menerima sikap-sikap yang tidak sesuai dengan

harapan, bahkan setelah bertahun-tahun pernikahan (Fowers & Olson, 1991).

Diabetes melitus tipe 2 menuntut pasien untuk mengubah tingkah laku, kebiasaan-

kebiasaan, pola dan gaya hidup ke arah yang lebih sehat untuk meminimalisir

terjadinya komplikasi (FKUI, 2009). Tingkah laku pasien yang tidak sesuai harapan

dapat menimbulkan kekecewaan pada istri, sebaliknya jika tingkah laku pasien sesuai

dengan yang diharapkan maka akan menimbulkan senang dan bahagia.

Hubungan keluarga & teman merupakan gambaran perasaan dan perhatian

pasangan terhadap hubungan dengan keluarga (Fowers & Olson, 1991). Teman-

teman dan keluarga atau orang-orang di sekitar dapat menjadi salah satu sumber

dukungan bagi istri dalam berperilaku sehat. Vickers dkk menyebutkan bahwa

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang akan berusaha

mendapatkan sumber informasi kesehatan dan pengalaman tentang masalah

kesehatan dari orang-orang terdekat seperti teman maupun keluarga (Monroig,

2011). Hubungan yang baik dengan teman dan keluarga dapat meningkatkan

kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh istri pasien diabetes melitus tipe 2.

Kesepakatan antara pasangan dalam hal mengasuh dan mendidik anak

merupakan hal yang penting dalam pernikahan. Orangtua biasanya memiliki harapan

pribadi terhadap anaknya yang dapat menimbulkan kepuasan apabila itu tercapai

Page 15: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

6

(Fowers & Olson, 1991). Di samping memberikan perhatian terhadap anak-anaknya,

Istri pasien diabetes melitus tipe 2 harus membagi waktu untuk merawat pasien

dengan menyiapkan makanan, membuat rancangan diet, memberikan suntikan

insulin, mengingatkan untuk meminum obat, memantau kadar gula darah, dan

olahraga bersama pasangan (Fung, 2009). Hal-hal tersebut dapat berkontribusi

mengurangi tingkat kepuasan dalam pernikahan.

Seringkali hadirnya diabetes melitus tipe 2 dalam keluarga memberikan beban

bagi anggota keluarga terutama bagi istri pasien. Keterlibatan istri dalam pengelolaan

diabetes melitus tipe 2 memberikan gangguan tersendiri dalam rutinitas domestik,

terganggunya aktivitas sosial, berkurangnya waktu luang, kesulitan dalam pekerjaan

dan keuangan (Surjet sahoo et al, 2010). Menarik untuk melihat lebih jauh

bagaimana tingkat kepuasan pernikahan istri pasien diabetes melitus tipe 2.

Metode

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk

mengukur tingkat kepuasan pernikahan pada istri pasien diabetes melitus tipe 2

tanpa bermaksud menarik kesimpulan secara umum, menerangkan hubungan,

menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan data yang telah terakumulasi sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.

Partisipan

Pengambilan sample dilakukan dengan teknik snowball sampling, yaitu

dengan mencari partisipan dalam jumlah kecil kemudian jumlahnya menjadi

Page 16: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

7

semakin banyak di daerah Salatiga dan sekitarnya. Awalnya peneliti mencari

informasi yang sesuai dengan kriteria partisipan dari orang-orang terdekat,

kemudian peneliti mendapatkan informasi tambahan dari partisipan mengenai

orang/kelompok yang sesuai dengan kriteria yang sesuai dengan penelitian.

Partisipan penelitian dengan kriteria memiliki jenis kelamin perempuan,

menikah dan memiliki suami yang masih hidup, memiliki suami yang menderita

diabetes melitus Tipe 2 dengan durasi lebih dari 5 Tahun. Menderita diabetes

melitus tipe 2 lebih dari 5 tahun dengan kadar gula darah yang kurang terkendali

membuat pasien mengalami gangguan sel-sel saraf pada pembuluh darah kecil dan

pembuluh darah besar yang menyebabkan gangguan kesehatan berupa penyakit akut

dan penyakit kronis lainnya (Dodie dkk, 2013).

Teknik Pengambilan Data

Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan skala dari Enrich

Marital Satisfaction Scale (EMSS). EMSS memiliki 10 aspek dalam mengukur

tingkat kepuasan pernikahan yaitu aspek komunikasi, aspek kegiatan & waktu

luang, aspek pemecahan masalah, aspek orientasi agama, aspek pengelolaan

keuangan, aspek seksualitas, aspek keluarga & teman, aspek kepribadian, aspek

peran & tanggung jawab, dan aspek pola asuh & anak. Setiap item pernyataan

dalam EMSS diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, kemudian ditambahkan

beberapa item tambahan untuk setiap aspeknya sebagai cadangan. Total jumlah

item setelah mendapatkan tambahan adalah 44 item. Setelah itu dilakukan uji coba

terhadap skala EMSS dengan jumlah partisipan sebanyak 30 orang untuk menguji

daya diskriminasi item agar diketahui kesesuaian antara fungsi item dengan skala

secara keseluruhan. Bila nilai daya diskriminasi item total rendah, mencapai nilai

Page 17: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

8

nol bahkan bersifat negatif maka item tersebut dinilai tidak sesuai dengan fungsi

alat ukur. Sebagai batasan maka dipilihlah item dengan daya diskriminasi item

total ≥ 0,3 (Saifuddin, 1999). Dari ke-44 item yang ada terdapat 31 item yang

sesuai dengan fungsi skala.

Dari 31 item yang terpakai dipilih item dengan nilai daya diskriminasi item

yang paling baik untuk mewakili setiap aspek dalam skala EMS sebanyak 10

item. Ke-10 item yang telah terpilih dihitung kembali daya diskriminasi itemnya

dan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil ukur ke-10 item, maka dilakukan

uji reliabilitas yang memperoleh nilai koefisien Alpha sebesar 0,87. Jika nilai

koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1, maka semakin mendekati

1 menunjukan bahwa instrumen semakin reliable (Tabel 1). Kemudian skala

diberikan kepada 16 orang istri pasien diabetes melitus tipe 2.

Tabel 1. Uji Reliabilitas

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.832 .842 10

Hasil

Berdasarkan hasil yang diperoleh, untuk mengetahui kecenderungan tingkat

kepuasan pernikahan maka skor partisipan (n = 16) dikelompokkan menjadi

beberapa tingkat yaitu “Tinggi”, “Sedang”, dan “Rendah”. Skor tertinggi yang

diperoleh adalah 4x10 =40 sedangkan skor terendah adalah 1 x10 =10. Rentang

skala yang didapatkan adalah 40-10 =30 yang kemudian dibagi dalam satuan

Page 18: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

9

deviasi standar dengan hasil akhir 30:6 =5 dan mean teoretiknya adalah = 10 x

3= 30. Karena penggolongan partisipan dibagi menjadi 3 kategori maka satuan

standar deviasi dibagi menjadi 3 kelompok. Dalam menginterpretasikan tingkat

kepuasan pernikahan, skor partisipan dikelompokkan sesuai dengan kategorisasi

jenjang yang memberikan gambaran sebagai berikut:

Rendah X < {30 – 1,0 (5)} = X < 25

Sedang {30 – 1,0 (5)} ≤ X < {30 + 1,0 (5)} = 25 ≤ X < 35

Tinggi {30 + 1,0 (5)} ≤ X = 35 ≤ X

Diagram 01. Kepuasan Pernikahan Istri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat kepuasan pernikahan istri pasien

diabetes melitus tipe 2 dari enam belas partisipan menunjukan sebanyak sebelas

istri (69%) memiliki tingkat kepuasan pernikahan sedang, tiga istri merasa sangat

puas (19%), dan dua istri (12%) merasa tidak puas. Hal ini disebabkan kepuasan

pernikahan pada istri pasien diabetes melitus tipe 2 dipengaruhi oleh banyak

aspek.

Tingkat Kepuasan

Pernikahan Rendah

12% Tingkat Kepuasan

Pernikahan Sedang

69%

Tingkat Kepuasan

Pernikahan Tinggi 19%

Page 19: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

10

Diagram 02. Nilai Rata-Rata Aspek Kepuasan Pernikahan Istri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Sebelas istri atau 69% dari enam belas partisipan memiliki tingkat

kepuasan pernikahan sedang. Aspek teman & keluarga memiliki nilai rata-rata

tertinggi 3,63, orientasi agama memiliki nilai rata-rata 3,45 dan pengelolaan

keuangan memiliki nilai rata-rata 3,36.

Sebanyak 19% istri atau 2 partisipan memiliki tingkat kepuasan pernikahan

tinggi dengan nilai rata-rata tinggi dalam setiap aspek pernikahannya. Empat

aspek memiliki skor tertinggi dengan nilai rata-rata 4.

Sebanyak 12% istri atau 2 partisipan memiliki tingkat kepuasan rendah

dengan nilai rata-rata 3 pada orientasi agama.

0 1 2 3 4

Komunikasi

Kegiatan Waktu Luang

Orientasi Agama

Pemecahan Masalah

Pengelolaan Keuangan

Seksualitas

Teman & Keluarga

Anak & Pola Asuh

Kepribadian

Peran & Tanggung Jawab

Kepuasan PernikahanTinggi

Kepuasan PernikahanSedang

Kepuasan PernikahanRendah

Page 20: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

11

Diagram 03.Tingkat Kepuasan Istri Terhadap Aspek Pada Istri dengan Tingkat Kepuasan

Pernikahan Sedang

Dari hasil penelitian pada istri dengan tingkat kepuasan pernikahan sedang

didapati bahwa 63,6 % istri merasa puas dan 36,4 % merasa agak puas terhadap

aspek teman & keluarga, 54,5% istri merasa agak puas dan 45,6% merasa puas

terhadap orientasi agamanya. 54,5% istri merasa puas, 27,3% agak puas dan

18,1% kurang puas terhadap pengelolaan keuangan. 9% istri merasa puas, 63,6%

merasa agak puas, 18% kurang puas dan 9% tidak puas terhadap aspek

kepribadian.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Komunikasi

Kegiatan Waktu Luang

Orientasi Agama

Pemecahan Masalah

Pengelolaan Keuangan

Seksualitas

Teman & Keluarga

Anak & Pola Asuh

Kepribadian

Peran & Tanggung Jawab

Tidak Puas Agak Puas kurang Puas Puas

Page 21: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

12

Diagram 03.Tingkat Kepuasan Istri Terhadap Aspek Pada Istri dengan Tingkat Kepuasan

Pernikahan Tinggi

Dari hasil penelitian pada istri dengan dengan tingkat kepuasan pernikahan

tinggi didapati dua istri merasa puas terhadap komunikasi, kegiatan waktu luang,

orientasi agama dan pengelolaan keuangan.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Komunikasi

Kegiatan Waktu Luang

Orientasi Agama

Pemecahan Masalah

Pengelolaan Keuangan

Seksualitas

Teman & Keluarga

Anak & Pola Asuh

Kepribadian

Peran & Tanggung Jawab

Tidak Puas Agak Puas Kurang Puas Puas

Page 22: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

13

Diagram 03.Tingkat Kepuasan Istri Terhadap Aspek Pada Istri dengan Tingkat Kepuasan

Pernikahan Rendah

Dari hasil penelitian pada istri dengan tingkat kepuasan pernikahan rendah

didapati ketiga istri atau 100% merasa agak puas terhadap orientasi agama

sementara untuk aspek yang lainnya istri cenderung merasa kurang puas.

Pembahasan

Banyak aspek yang mempengaruhi kepuasan pernikahan yang dialami oleh

seorang istri, sehingga kepuasan pernikahan yang dirasakan oleh istri dari pasien

diabetes melitus tipe 2 berada dalam tingkat sedang dalam artian kurang jika

dikategorikan dalam kondisi sangat puas namun juga terlalu banyak jika

dikategorikan dalam kondisi tidak puas. Diantara banyak aspek yang berpengaruh

terhadap kepuasan pernikahan istri terdapat beberapa aspek yang menarik untuk

diperhatikan lebih lanjut yaitu aspek lingkungan teman dan keluarga, orientasi

agama dan pengelolaan keuangan.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Komunikasi

Kegiatan Waktu Luang

Orientasi Agama

Pemecahan Masalah

Pengelolaan Keuangan

Seksualitas

Teman & Keluarga

Anak & Pola Asuh

Kepribadian

Peran & Tanggung Jawab

Tidak Puas Agak Puas KurangPuas Puas

Page 23: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

14

Lingkungan teman dan keluarga berperan penting dalam kepuasan

pernikahan istri, hal ini sesuai dengan penelitian Pratiwi (2016) yang

menyebutkan bahwa bantuan dalam hal ekonomi, emosional, rumah tangga

hingga saat sakit dari keluarga dan kerabat berkontribusi dalam kepuasan

pernikahan yang dirasakan oleh seorang istri. Hubungan yang baik dengan orang-

orang di sekitar memberikan dukungan bagi istri dalam menghadapi permasalahan

(Fower & Olson, 1993). Dukungan sosial terbagi menjadi 4 berdasarkan

sumbernya yaitu dukungan praktis (tangible support), dukungan rasa memiliki

(belonging support), dukungan penilaian (appraisal support), dan dukungan harga

diri (self esteem support).

Dukungan praktis merupakan bantuan yang secara nyata diterima dan

dirasakan secara langsung oleh istri. Sedangkan bantuan dari teman-teman dan

keluarga membuat istri merasa diperhatikan, dipedulikan, menjadi bagian dari

sebuah kelompok adalah merupakan sebuah bentuk dari dukungan rasa memiliki.

Selain itu, teman dan keluarga berperan dalam memberikan petunjuk berupa

saran, nasehat, informasi, arahan, umpan balik dalam menghadapi masalah adalah

sebuah bentuk dukungan penilaian. Dukungan harga diri meliputi hubungan

dengan teman dan keluarga yang membuat istri merasa lebih baik memandang

dirinya, kemampuannya, dan ketrampilannya. Penghargaan yang diberikan oleh

teman dan keluarga untuk istri terhadap kemampuannya menghadapi setiap

permasalahan membuat seseorang menjadi merasa berharga (Payne dkk, 2012).

Aspek lain yang berkontribusi pada kepuasan pernikahan istri pasien

diabetes melitus tipe 2 adalah agama, sesuai dengan Fowers & Olson (1993) yang

menyatakan bahwa agama dapat menjaga kepuasan pernikahan dengan

Page 24: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

15

memelihara nilai-nilai dalam pernikahan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Nihayah dkk (2013) yang menyebutkan bahwa menjalankan ritual keagamaan

membuat istri mengalami pengalaman kehadiran Tuhan dan karya Tuhan sehingga

membuat istri menyadari konsekuensi setiap perilakunya dan membuat istri

menjaga perilaku, pemikiran serta orientasi hidupnya dengan memelihara nilai-

nilai agama dalam sebuah pernikahan. Sesuai dengan penelitian Srisusanti dkk

(2013) yang menyatakan bahwa agama memiliki peran dalam menjaga pondasi

pernikahan sehingga kepuasan pernikahan tercapai dan penelitian lain

menyabutkan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang maka semakin

tinggi pula tingkat kepuasan pernikahannya (Istiqomah dkk, 2015).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pengelolaan keuangan berperan

penting dalam kepuasan pernikahan istri. Sebuah penelitian mendapati bahwa

kepuasan pernikahan istri mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan

dalam pendapatan, namun kepuasan terhadap keuangan juga dipengaruhi oleh

standar yang berlaku dalam kelompok sosial seseorang (Knowles, 2004).

Tahap perkembangan istri dapat mendukung kepuasan istri terhadap

keuangan. Menurut teori perkembangan masa paruh baya-dewasa akhir

merupakan masa dimana seseorang memiliki „keahlian‟ yang merupakan hasil

dari pengalaman belajar dan kerja keras selama bertahun-tahun (Santrock, 2012).

Usia istri dengan tingkat kepuasan pernikahan sedang berada dalam rentang usia

paruh baya-dewasa akhir, istri telah mencapai tahap perkembangan „keahlian‟

khususnya dalam mengelola keuangan.

Semiardji menyebutkan ada berbagai macam reaksi dari pasien terhadap

diabetes melitus tipe 2 yang dideritanya yaitu sikap menyangkal, obsesi, marah,

Page 25: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

16

frustrasi, takut, gejala anxietas, dan depresi (FKUI, 2009). Namun, diantara aspek

yang mendukung kepuasan pernikahan istri, aspek kepribadian memiliki peran

yang kurang menonjol dalam kepuasan pernikahan pada istri pasien diabetes tipe

2.

Istri dengan tingkat kepuasan pernikahan tinggi merasa puas terhadap segala

sesuatu yang ada dalam pernikahannya terutama pengelolaan keuangan, orientasi

agama, komunikasi dan kegiatan waktu luang. Pengalaman perasaan puas

terhadap pernikahan, membuat istri menjadi lebih terbuka untuk menyampaikan

perasaan dan pemikirannya dalam berkomunikasi. Dalam hal ini komunikasi tidak

memprediksi tingginya tingkat kepuasan pernikahan pada istri pasien diabetes

melitus tipe 2, namun sebaliknya pengalaman perasaan puas terhadap pernikahan

akhirnya mempengaruhi komunikasi pada istri pasien diabetes melitus tipe 2.

komunikasi tidak mempengaruhi tingkat kepuasan pernikahan seseorang namun

tingginya kepuasan pernikahan dapat mencerminkan komunikasi dalam sebuah

pernikahan (Troost, 2005).

Komunikasi menggambarkan adanya interaksi antara istri dan pasien di

setiap kegiatan dalam waktu luang mereka. Istri dan pasien umumnya memiliki

lebih banyak waktu luang karena baik istri maupun pasien telah memasuki masa

pensiun. Kondisi istri dan pasien yang memiliki banyak waktu luang, dengan anak

telah hidup mandiri membuat istri dan pasien memiliki waktu bersama yang

berkualitas. Perasaan positif terhadap kehidupan pernikahan dan komunikasi yang

baik ketika berinteraksi dengan pasien membuat waktu yang dihabiskan menjadi

berharga bagi istri pasien diabetes melitus tipe 2. Sebuah penelitian menyebutkan

Page 26: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

17

bahwa interaksi yang baik dengan pasangan dan jumlah waktu yang dihabiskan

bersama berpengaruh terhadap tingginya kepuasan pernikahan (Knowles, 2004).

Selain itu, istri dari pasien diabetes melitus tipe 2 merasa puas terhadap

aspek pengelolaan keuangan. Rata-rata usia istri pasien diabetes melitus tipe 2

dalam penelitian ini berada dalam rentang usia dewasa madya-dewasa akhir.

Santrock (2012) menjelaskan usia dewasa madya adalah masa dimana seseorang

telah mencapai puncak dalam pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan orang

lain. Sedangkan untuk usia dewasa akhir adalah masa dimana seseorang telah

melepaskan anak terakhir untuk hidup mandiri, persiapan masa pensiun dan

beberapa lainnya telah pensiun. Meskipun terjadi perubahan dalam pendapatan

ketika istri dan pasien mengalami pensiun namun kebutuhan yang tak lagi tinggi

dengan pendapatan yang cukup, serta adanya tunjangan kesehatan membuat istri

tidak lagi merasa khawatir terhadap kondisi ekonomi mereka.

Pada istri dengan tingkat kepuasan pernikahan rendah, istri menunjukkan

kepuasan yang rendah pada setiap aspek pernikahan kecuali orientasi agama. Dari

data penelitian tersebut disimpulkan bahwa orientasi agama memiliki peran yang

penting meskipun tidak memprediksi kepuasan pernikahan. Sesuai dengan sebuah

penelitian yang menyatakan bahwa ketika menghadapi situasi sulit sekalipun

seseorang akan menghadapinya sesuai dengan ajaran agama yang membuatnya

lebih mampu menerima keadaan (Istiqomah, 2015).

Aspek yang muncul secara berulang dalam kepuasan pernikahan pada istri

pasien diabetes melitus tipe 2 baik dengan tingkat kepuasan sedang dan tinggi

memiliiki adalah pengelolaan keuangan dan orientasi agama. Namun, aspek

orientasi agama muncul secara berulang pada seluruh istri dengan tingkat

Page 27: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

18

kepuasan pernikahan rendah, sedang maupun tinggi. Santrock (2012)

menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia, wanita menjadi lebih tertarik

terhadap kehidupan beragama dan akan terus mengalami peningkatan. Selain itu,

seseorang yang sering terlibat dalam ritual keagamaan akan lebih jarang merasa

khawatir, cemas dan memiliki tingkat depresi yang rendah.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kepuasan pernikahan istri pasien

diabetes melitus tipe 2, maka kesimpulan yang didapatkan adalah:

1. Tingkat kepuasan pernikahan pada istri pasien diabetes melitus tipe 2

adalah sedang. Hal ini diperoleh 68,75% atau sebelas istri memiliki kepuasan

pernikahan sedang, tiga istri atau 18,75% memiliki kepuasan pernikahan tinggi

dan dua istri atau 12,5% memiliki kepuasan pernikahan rendah.

2. Setelah mengetahui tingkat kepuasan pernikahan, dari situ diketahui

bahwa aspek teman & keluarga, orientasi agama dan pengelolaan merupakan

aspek yang berperan penting dalam kepuasan pernikahan istri pasien diabetes

melitus tipe 2.

Saran

1. Bagi Istri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Bagi istri pasien diabetes melitus tipe 2, disarankan untuk meningkatkan kualitas

pernikahannya terutama dengan lebih memperhatikan aspek komunikasi antara

istri dan pasien diabetes melitus tipe 2.

2. Bagi Peneliti Yang Tertarik Mengembangkan Penelitian

Page 28: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

19

a. Karena penelitian ini hanya mengungkapkan tingkat kepuasan pernikahan

pada istri pasien diabetes melitus tipe 2, maka untuk mendapatkan gambaran

yang lebih akurat tentang hal-hal yang mempengaruhi kepuasan pernikahan

disarankan untuk peneliti selanjutnya agar membandingkan tingkat kepuasan

pernikahan pada istri pasien diabetes melitus tipe 2 dengan tingkat kepuasan

pernikahan istri pada umumnya.

b. Agar mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai tingkat kepuasan

pernikahan istri pasien diabetes melitus tipe 2, disarankan untuk menambah

jumlah partisipan yang lebih banyak agar dapat digeneralisasikan.

c. Kepuasan pernikahan melibatkan pasangan suami istri, karena itu untuk

mengetahui gambaran yang lebih jelas tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kepuasan pernikahan disarankan untuk meneliti kepuasan pernikahan

istri dan kepuasan pernikahan pasien diabetes melitus tipe 2.

Page 29: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

20

DAFTAR PUSTAKA

Doddie, N.J. Tendean, L., dan Wantouw, B. (2013). Pengaruh lamanya diabetes melitus

terhadap terjadinya disfungsi ereksi. Skripsi. Dari

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik /article/view/3582/3110.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). 2009. Penatalaksanaan diabetes

melitus terpadu: Panduan penatalaksanaan diabetes melitus bagi dokter dan

edukator. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Fung, K. 2009. A couples study on spousal relationship and health behaviors. (Tesis).

Tersedia di Research Showcase Carnegie Mellon University. (hsshonors/12).

Istiqomah, I., & Mukhlis. (2015). Hubungan antara religiusitas dengan kepuasan

perkawinan. Jurnal Psikologi, 11, 71-78. Dari http://ejournal.uin-

suska.ac.id/index.php/psikologi/ article/view/1396/1210.

Knowles, S. J. (2002). Marital satisfaction, shared leisure, and leisure satisfaction in

married couples with adolescents. (Tesis). Tersedia di digital library Oklahoma State

University. (umi-okstate-1022).

Maryam, R., & Mahmood, K. (2014). Gender differences on marital satisfaction and social

relations among diabetic patients. International Journal of Scientific & Engineering

Research, 5, 45-51. Dari http://www.ijser.org/researchpaper% 5cgender-differences-

on-marital-satisfaction-and-social-relations-among-diabetic-patients.pdf.

Monroig, M. M. (2011). Associations between positive health behaviors and psychological

distress. (Tesis). Tersedia di STARS library University of Central Florida.

(honorstheses1990-2015).

Nihayah, Z., Adriani, Y., & Wahyuni, Z. I. (2013). Peran religiusitas dan faktor-faktor

psikologis terhadap kepuasan pernikahan. Makalah dipresentasikan dalam Annual

International Conference on Islamic Studies (AICIS XII), Surabaya, Indonesia. Dari

http://eprints. uinsby.ac.id/265/1/buku%202%20Fix _425.pdf.

Olson, D. H., & Fowers, B. J. (1991). Five types of marriage: An empirical typology based

on ENRICH. The Family Journal, 1, 196-207. Dari https://enrichcanada. ca/wp-

content/ uploads/2015/04/5types_marrstudy6.pdf. Diakses pada tanggal 04 April

2015.

Payne, T. J., Andrew, M., Butler, K. R., Wyatt, S. B., Dubbert, P. M., & Mosley, T. H.

(2012). Psychometric evaluation of the interpersonal support evaluation list-short

form in the ARIC study cohort. SAGE Open, 2, 1-8. doi:10.1177/2158244012461923.

Pratiwi, Hilda. (2016). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepuasan

perkawinan pada istri. Skripsi. Dari https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/

article/view/1250/1196.

Prawitasari, J. E. (2012). Psikologi terapan: Melintas batas disiplin ilmu. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Page 30: TINGKAT KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI PASIEN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10211/2/T1_802013703_Full...masing-masing memiliki nilai rata-rata 4 dari istri dengan tingkat

21

Purnamasari, R. F. (2006). Kecemasan terhadap impotensi pada pria penderita diabetes

mellitus ditinjau dari dukungan sosial istri. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Universitas

Katolik Soegijapranata, Semarang.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta, Purba, M. B., Rahayu, E. S., &

Sinorita, H. (2010). Dukungan keluarga dan jadwal makan sebelum edukasi

berhubungan dengan kepatuhan jadwal makan pasien diabetes melitus (dm) tipe 2

rawat jalan yang mendapat konseling gizi di RSUD Kota Yogyakarta. Jurnal Gizi

Klinik Indonesia. 7, 74-79. Dari http://www.ijcn.or.id/download/Vol7No2Nov2010/

martalenap.pdf.

Sahoo, S., Brahma, P. K., & Mohapatra, P. K. (2010). Burden of caregiver‟s among the

mentally ill and diabetic patients – comparative Study. The Orissa Journal of

Psychiatry, 39-47. http://www.spragroup.org/orissajp.com/pdf/10/9.pdf. diakses pada

tanggal 04 Februari 2013.

Saifuddin, A. (2013). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development perkembangan masa-hidup. edisi

ketigabelas. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Srisusanti, S., & Zulkaida, A. (2013). Studi deskriptif mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan perkawinan pada Istri. UG Jurnal, 7, 8-12. Dari

http://download.portalgaruda.org /article.php?article=356266&val=1448&title= studi

deskriptif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan perkawinan pada

Istri. diakses pada tanggal 08 Juni 2016.

Tamara, E., Bayhakki, & Nauli, F. A. (2014). Hubungan antara dukungan keluarga dan

kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.

JOM PSIK, 1, 1-7. Dari http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK

/article/download/3433/3329.

Troost, A. V. (2005). Marriage in motion: A study on the social context and processes of

marital satisfaction. [DX Reader version] dari https://books.google.co.id/

books?hl=en&lr=&id=ixlugoxbshec&oi=fnd&pg=pr9&dq=related:4lisnnzqramizm:sc

holar.google.com/&ots=doc_95rgja&sig=4f7pcz1krj4nxk9tnb8_nxooxda&redir_esc=

y#v=onepage&q&f=false. Diakses pada tanggal 08 Juni 2016