perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN SIMDA PENGADAAN BARANG BERBASIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ADITYA RISKIAWAN F1310003 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
83
Embed
TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN SIMDA PENGADAAN …/Tingkat... · Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang ... Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN
SIMDA PENGADAAN BARANG
BERBASIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ADITYA RISKIAWAN
F1310003
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi dengan judul Tingkat Keefektifan Penerapan Simda Pengadaan
Barang Berbasis Technology Acceptance Model.
Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat-syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa hormat dan ketulusan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
2. Bapak Santoso Tri Hananto, SE, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
FE UNS.
3. Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Swadana
Transfer FE UNS.
4. Bapak Anas Wibawa, SE, M.Si, Ak, selaku pembimbing dalam pembuatan Skripsi
yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Skripsi.
5. Orang-orang yang sangat penulis sayangi Mama dan Papa yang senantiasa
memberikan dorongan serta semangat baik material maupun doa.
6. Wanita yang penulis sayangi Medya Riana Happy yang selalu mendukung dan
memberikan semangat serta dorongan untuk terus maju menjadi lebih baik.
4.3. Tabel Hasil Uji Skewness dan Kurtosis……..……...………..53
4.4. Tabel Hasil Uji Asumsi Goodness of Fit.....………………….54
4.5. Tabel Model Hipotesis yang Diperoleh .......………………...58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran kuisioner
2. Lampiran penginputan data
3. Lampiran data pengolahan AMOS
4. Lampiran Surat Izin Instansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN SIMDA PENGADAAN BARANG
BERBASIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
Aditya Riskiawan
F1310003
Penggunaan teknologi telah berkembang pesat pada masa ini, tidak hanya digunakan kalangan mahasiswa dan umum, di perkantoran sudah mengadopsi beberapa software untuk memudahkan dalam bekerja. Salah satunya software Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang telah diterapkan di seluruh Indonesia khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian ini di khususkan SIMDA pengadaan barang yang terdapat di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD) pada setiap kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk memberi pemahaman lebih baik mengenai proses pengadopsian SIMDA pengadaan barang dan tingkat keefektifan diterapkannya software tersebut . Technology Acceptance Model (TAM) digunakan sebagai suatu kajian teoritis yang mampu menjelaskan kegunaan dan kemudahan yang dirasakan serta seberapa besar tingkat keefektifan software tersebut oleh pegawai. Unsur dari TAM terdiri dari Preceived ease of use, Preceived Usefulness, Mandatory Using, Attitude Toward Using, Behavioral Intention, dan Actual Usage.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner pada 112 pegawai DPPKA dan DPPKAD pada setiap kabupaten yang menngoperasikan software tersebut untuk penentuan sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dianalisis dengan AMOS versi 16.
Hasil dari penelitian ini menunjukan PEU berpengaruh terhadap PU, PEU tidak berpengaruh terhadap ATU, PEU tidak berpengaruh terhadap ATU, MU berpengaruh terhadap ATU, ATU berpengaruh terhadap BI, PU berpengaruh terhadap BI, dan BI tidak berpengaruh terhadap AU.
Kata kunci : SIMDA, Pengadaan barang, DPPKA, Technology Acceptance Model, Perceived ease of use, Perceived Usefulness, Mandatory Using, Attitude Toward Using, Behavioral Intention, Actual Usage.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang
begitu pesat, membawa perubahan yang sangat signifikan dalam dunia kantor. Dari
model pembelajaran konvensional (model pembelajaran pada umumnya) yang
memiliki keterbatasan ruang dan waktu, menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan
layanan software. Hal ini menjadi fenomena yang cukup menarik di era globalisasi
dan informasi karena kehadirannya banyak memberikan manfaat yang besar bagi
manusia dan organisasi. Manfaat yang diperoleh antara lain pekerjaan lebih mudah
dikerjakan, lebih cepat diselesaikan, lebih hemat waktu dan biaya, lebih mudah
diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan sehingga meningkatkan efektifitas dan
produktivitas pemakainya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan ketergantungan
manusia dan organisasi pada sistem teknologi informasi. Penggunaan sistem
teknologi informasi selain memberikan banyak manfaat, ada juga organisasi yang
gagal dalam penerapannya. Banyak proyek pengembangan sistem telah gagal
menghasilkan suatu sistem yang bermanfaat. Kegagalan dalam penerapan sistem
teknologi informasi pada organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik
internal maupun eksternal (Davis, 1989). Keputusan untuk mengadopsi suatu sistem
teknologi informasi ada ditangan manajer, tetapi keberhasilan penggunaan teknologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tersebut tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu pemakainya
(Hartono 2007).
Menurut Bodnar dan Hopwood (1995) ada tiga hal yang berkaitan dengan
penerapan teknologi informasi (TI) berbasis komputer yaitu; (1) perangkat keras
(hardware), (2) perangkat lunak (software) dan (3) pengguna (brainware). Ketiga
elemen tersebut saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu perangkat
masukan keluaran (input-output media), yang sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Pengguna sistem adalah manusia (man) yang secara psikologi memiliki
perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek keperilakuan
dalam konteks manusia sebagai pengguna (behavior) TI sebagai faktor penentu.
Perilaku manusia merupakan salah satu aspek yang menentukan dalam
keberhasilan penerapan TI. Permasalahan yang muncul dari sisi aspek perilaku
manusia, seperti sulitnya merubah perilaku dapat menjadi penghalang
berkembangnya penggunaan TI, maka perusahaan atau lembaga manapun akan
mengalami kerugian karena dalam penerapan TI memerlukan dana dalam jumlah
yang cukup besar. Darma (2000) meneliti industri perhotelan di Bali menemukan
bukti bahwa kepuasan pekerja dalam menggunakan TI berhubungan secara positif
dengan investasi pada sistem informasi. Hal ini membuktikan bahwa aspek perilaku
merupakan pertimbangan penting dalam memutuskan penerapan teknologi informasi.
Sama halnya dengan teknologi Sitem Informasi Daerah (SIMDA), keberhasilannya
tergantung dari bagaimana pengguna menerima model pembelajaran digital tersebut,
sehingga memunculkan kecemasan dari para praktisi karena pemahaman dan reaksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pengguna yang salah dapat membuat penerapan suatu teknologi informasi menjadi
sia-sia. Oleh karena itu, penting bagi organisasi sektor publik khususnya instansi
pemerintah untuk mengetahui bagaimana pengoperasian software Simda (Sistem
Informasi Daerah) dalam mendukung proses bekerja.
Secara umum penelitian mengenai penerimaan teknologi informasi didasarkan
pada Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis yang
menjelaskan bahwa sebuah penerimaan individu terhadap teknologi komputer yang
didasarkan pada dua keyakinan, yaitu : (1) Perceived Usefulness (PU), yaitu tingkatan
pada seseorang berfikir bahwa menggunakan suatu sistem akan meningkatkan
kinerjanya, (2) Perceived Ease of Use (PEU), yaitu tingkatan seseorang mempercayai
bahwa menggunakan teknologi hanya memerlukan sedikit usaha (Davis dan Fred,
1989). TAM dinilai mampu memberi kontribusi terbaik dalam memprediksi dan
menjelaskan penerimaan (acceptance) pengguna pada teknologi komputer dalam
organisasi (Venkatesh dan Davis, 2000 dalam Schillewaert et. al., 2000). Dalam teori
TAM kedua keyakinan ini menentukan tingkah laku penerimaan secara langsung
terhadap TI.
Technology Acceptance Model (TAM)
Penerimaan teknologi model (TAM) awalnya ditemukan oleh Davis
(1986). TAM disesuaikan oleh Ajzen dan Fishbein (1980) mengenai teori tindakan
berdasarkan Trade Readjustment Allowances (TRA) yang ada sebelumnya untuk
menjelaskan hubungan kausal antara keyakinan internal pengguna (manfaat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kemudahan penggunaan), sikap, niat dan penggunaan perilaku menggunakan
komputer (Davis et al., 1989). Meskipun dalam 20 tahun terakhir TAM telah menjadi
metode kuat untuk memprediksi penerimaan pengguna teknologi (Venkatesh, 2000),
beberapa studi mencoba untuk memvalidasi model TAM penuh dengan konstruksi
aslinya.
Penelitian selanjutnya TAM banyak ditandai oleh berbagai metodologi dan
faktor pengukuran, menghasilkan temuan yang bertentangan dan agak
membingungkan yang sangat bervariasi dalam hal statistik, signifikansi arah dan
besarnya. Ulasan dari Lee dan Patterson (2003) serta Ma dan Liu (2004) mengenai
TAM mengungkapkan bahwa gabungan temuan ini tidak hanya merusak presisi
TAM, tetapi juga menyulitkan upaya praktisi TI dan akademisi untuk lebih
memahami teknologi serta penerimaan pengguna perilaku.
Model tersebut dapat menjelaskan faktor-faktor internal pemakai dan menjadi
determinan penggunaan teknologi diantaranya adalah TAM. Model ini menganggap
dua keyakinan individual yaitu kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness/PU)
dan kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use/PEU) yang
merupakan determinan penting dalam perilaku penggunaan TI. Tujuan utama TAM
menurut Davis (1989) adalah untuk memberikan dasar penelusuran pengaruh aspek
perilaku individu berupa persepsi, sikap dan minat dalam penggunaan sistem. TAM
dianggap sebagai model penelitian perilaku yang paling luas digunakan dalam adopsi
sistem informasi. Lee et al., (2003) dalam Hermana (2005) menjelaskan bahwa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kurun waktu 18 tahun terakhir, TAM merupakan model yang populer dan banyak
digunakan dalam berbagai penelitian.
Hasil pengujian TAM oleh Davis (1989) memberikan dasar pengukuran dan
bukti empiris bahwa perceived usefulness dan perceived ease of use mempunyai
korelasi yang signifikan dengan penggunaan sistem informasi. Kekuatan hubungan
usefulness relatif lebih besar dibandingkan dengan ease of use terhadap penggunaan
sistem informasi. Temuan Adams, Nelson, dan Todd (1992) memperkuat temuan
Davis (1989) bahwa usefulness dan ease of use mempunyai korelasi yang signifikan
dengan penggunaan beberapa jenis sistem informasi dengan memperluas penggunaan
beberapa jenis sistem informasi yang banyak digunakan oleh para pengguna di
pasaran. Temuan lain menyatakan usefulness mempunyai hubungan lebih kuat
dengan pemakaian dibandingkan ease of use. Variabel ease of use ternyata memberi
tekanan sebagai fungsi biaya yang tidak terakomodir dalam pengujian (Davis 1989).
Ditambahkan pula oleh Davis et al. (1989) bahwa ease of use mungkin mempunyai
pengaruh terhadap keputusan awal.
Dari hasil penelitian Horton et al. (2001) dalam Lu et al. (2003) menemukan
bahwa kegunaan dan kemudahan yang dirasakan, signifikan untuk menjelaskan sikap
terhadap penggunaan (attitude toward use), minat menggunakan sistem (intention to
use), pemakaian sistem dilaporkan (self-report usage) dan pemakaian sistem yang
diprediksi (self predicted report). Penelitian Ndubisi dan Jantan (2003) serta Spacey
(2004) juga menemukan pentingnya kedua variabel dalam menentukan penggunaan
sistem informasi. Chau (1996) dalam Lu et al. (2003) memodifikasi TAM untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
membedakan antara kegunaan yang dirasakan jangka pendek (perceived near-term
usefulness) dan jangka panjang (perceived long-term usefulness). Hasilnya bahwa
minat individu untuk menggunakan sistem lebih ditentukan oleh kegunaan yang
dirasakan dari pada kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease to use).
Pada organisasi yang memanfaatkan ERP, hasil penelitian Ramayah dan Lo (2007)
menunjukan bahwa end user lebih menyukai perceived ease of use dibandingkan
perceived usefulness. Artinya kedua variabel mempunyai pengaruh dalam penentuan
penggunaan sisetm informasi suatu lingkungan sistem informasi tersebut diterapkan
Pengembangan model dengan memasukan variabel baru dan pengujian
penerapan TAM dilakukan peneliti lain. Pengaruh variabel eksternal suatu culture
dimasukan dalam penelitian Straub (1994) dalam Hartono (2007) maupun
Bandyopadhpay dan Fraccascoro (2007), hasilnya menunjukan budaya sebuah negara
secara signifikan berpengaruh terhadap minat pemakai sistem informasi. Studi
Kripanont (2007) menunjukan bahwa persepsi manfaat (usefulness), persepsi
kemudahan penggunaan (ease of use) dan kemampuan diri (self efficacy) secara
signifikan menentukan perilaku pembelajaran sedangkan persepsi manfaat dan
persepsi kemudahan penggunaan menentukan perilaku tugas lainnya. Banyak
kelebihan dalam TAM dibandingkan model penerimaan teknologi yang lain, meski
TAM belum membantu untuk memahami dan menjelaskan cara user menerima
sistem informasi (Venkatesh, 1999). Penelitian Straub et al. (1995) juga
mempertanyakan variabel intention guna memprediksi perilaku aktual pemakai
sistem (Ndubisi dan Kahraman, 2005). Namun walaupun demikian, TAM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
merupakan model sederhana dan memiliki daya prediksi yang baik dalam
menjelaskan penggunaan sistem informasi pada situasi yang berbeda. Fakta penelitian
empiris menyatakan bahwa jika orang merasakan bahwa sistem informasi bermanfaat
dan mudah digunakan maka orang akan mempunyai sikap positif sehingga
ditranslasikan dalam minat yang menyenangkan sehingga menjadi prediktor dalam
perilaku penggunaan sistem informasi (Davis, 1989).
Berdasar hasil kajian sebelumnya, perceived usefulnes dan perceived ease of
use diindikasikan sebagai konstruksi penting dan mendasar serta mempengaruhi
penggunaan sistem informasi meskipun bukan sebagai variabel penentu satu-satunya
yang menjelaskan perilaku pengguna. Oleh karena penelitian tentang pengaruh
perceived usefulness dan perceived ease of use digunakan sebagai determinan utama
pendekatan TAM dalam penggunaan sistem informasi terutama di sektor
pemerintahan daerah di Indonesia masih sedikit dilakukan. Implementasi sistem pada
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menggunakan software Simda
(Sisten Manajemen Daerah) dengan menggunakan teknologi computer khususnya
pengadaan barang, relatif masih baru dilaksanakan terkait dengan pemberlakuan
peraturan pemerintah setempat..Oleh karena itu, penelitian dengan pendekatan TAM
menarik dan perlu dilakukan untuk mengetahui penggunaan sistem informasi yang
diwajibkan pada Pemerintah Yogyakarta sehingga diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi dan model pengembangan sistem informasi di daerah lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
B. Perumusan Masalah
Penelitian sistem informasi dengan menggunakan pendekatan TAM terdahulu
menunjukan bahwa model ini cukup sederhana dan baik dalam menjelaskan aspek
perilaku pemakai sistem informasi. Penelitian Davis et al. (1989); Adams et al.
(1992); Barnet (2006) dan Kripanont (2007) menunjukan pengaruh perceived
usefulness dan perceived ease of use signifikan dalam penggunaan sistem informasi.
Studi Venkatesh dan Davis (2000) menambahkan variabel proses sosial,
diantaranya voluntariess (kesukarelaan) menghasilkan temuan bahwa variabel
tersebut signifikan berpengaruh dalam penggunaan sistem informasi. Penelitian ini
perlu dilakukan untuk memperluas penelitian sebelumnya dengan subjek pegawai
sebagai user di bawah kondisi sistem informasi yang diwajibkan pada pemerintahan
daerah di Indonesia. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah persepsi kemudahan dalam menggunakan (perceived ease of use)
berpengaruh positif terhadap persepsi akan manfaat (perceived usefulness) dalam
penggunaan sistem informasi pengadaan barang?
2. Apakah persepsi kemudahan dalam menggunakan (perceived usefulness)
terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi
pengadaan barang?
3. Apakah ada pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap
minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan
barang?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Apakah ada pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of
use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi
pengadaan barang?
5. Apakah ada pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral
intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang?
6. Apakah ada pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap sikap
(attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang?
7. Apakah ada pengaruh minat (behavioral intention) terhadap penggunaan aktual
(actual usage) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian adalah berikut :
1. Mengungkap pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease
of use) terhadap kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) dalam
penggunaan sistem informasi pengadaan barang;
2. Mengungkap pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap
sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan
barang;
3. Mengungkap pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap
minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan
barang;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4. Mengungkap pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease
of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem
informasi pengadaan barang;
5. Mengungkap pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral
intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang;
6. Mengungkap pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap sikap
(attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang;
7. Untuk menguji secara empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan
(perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan
sistem informasi pengadaan barang.
D. Manfaat Penelitian
Bertolak dari tujuan penelitian yang hendak dicapai maka manfaat yang
diharapkan adalah berikut ini.
1. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan
(perceived ease of use) terhadap kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness)
dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang.
2. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived
usefulness) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem
informasi pengadaan barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived
usefulness) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem
informasi pengadaan barang.
4. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan
(perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan
sistem informasi pengadaan barang.
5. Memberikan bukti empiris pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap
minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan
barang.
6. Memberikan bukti empiris pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using)
terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi
pengadaan barang.
7. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan
(perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan
sistem informasi pengadaan barang, sehingga dapat bermanfaat dalam
penganggaran pengadaan barang yang mempunyai sistem informasi pengadaan
barang berbasis komputer. Bagi peneliti lain adalah dapat menjadi salah satu
temuan model TAM pada organisasi sektor publik dalam kondisi penggunaan
yang diwajibkan sehingga berguna bagi pengembangan penelitian lanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
E. Batasan Penelitian
Batasan penelitian dari studi ini adalah Simda Pengadaan Barang. Alasan
pemilihan obyek studi adalah didasarkan pada pertimbangan bahwa sebenarnya
Simda Pengadaan Barang telah diadopsi oleh DPPKA di Kota Yogyakarta dan
DPPKAD setiap kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka dari itu
diperlukan penelitian lebih lanjut tetang bagaimana penerapan Simda Pengadaan
Barang tersebut dapat berjalan, apakah tingkat keefektifan sudah berjalan
sebagaimana mestinya atau adanya kendala-kendala yang dihadapi dalam
mengadopsinya.
F. Sistematika Penulisan Peneiitian
Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi :
1. Bab I, Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan sistematika pembahasan dalam penelitian ini.
2. Bab II, Merupakan tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis yang berisi
teori, konsep dan penelitian sebelumnya yang relevan dengan hipotesis yang
dikembangkan dalam penelitian ini.
3. Bab III, Merupakan metode penelitian yang berisi mengenai sumber dan jenis
data yang akan digunakan, definisi dan pengukuran variabel yang diperlukan
dalam penelitian ini dan metode analisis data.
4. Bab IV, Merupakan hasil dan analisis data yang akan menguraikan berbagai
perhitungan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5. Bab V, Merupakan kesimpulan, keterbatasan dan saran dari analisis yang telah
dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
2.1 Technology Acceptance Model (TAM)
Salah satu ukuran kesuksesan implementasi adalah tingkat pencapaian yang
diharapkan dari pengguna TI. Pengguna sistem mencerminkan penerimaan teknologi
oleh penggunanya (Venkatesh, 1999 dalam Shih, 2004). Technology Acceptance
Model (TAM) telah menjadi dasar bagi penelitian di masa lalu dalam sistem
informasi yang berhubungan dengan perilaku, niat dan pengguna teknologi informasi
(Adam et. al., 1992, Davis et. al., 1989, Defend dan Straub, 1997, Amoako-Gyampah
dan Salam, 2004 dalam Shih, 2004).
Dalam konsep TAM, manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi yang
dirasakan adalah prediktor dari sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi, niat
perilaku berikutnya dan penggunaan aktual. Persepsi kemudahan dalam
menggunakan juga dinilai untuk mempengaruhi kegunaan teknologi. Gambar 1
menyajikan versi original dari TAM (Davis et. al., 1989 dalam Masrom, 2006).
TAM berfokus pada sikap terhadap penggunaan teknologi informasi, sehingga
pengguna diukur berdasarkan persepsi akan manfaat dan kemudahan dalam
menggunakan teknologi informasi. Sasaran dari TAM adalah untuk menyediakan
sebuah penjelasan dari faktor-faktor penentu penerimaan komputer yang umum.
TAM kurang umum dibandingkan dengan TRA (Theory of Reasoned Action).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
TAM didesain hanya untuk perilaku penggunaan komputer, namun karena
menggabungkan berbagai temuan yang diakumulasi dari riset-riset dalam beberapa
dekade, maka TAM sesuai sebagai modelling penerimaan komputer.
Gambar 1. Technology Acceptance Model (TAM) Original.
Sumber : Davis et. al. (1989) dalam Masrom (2006)
Tujuan inti dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah gambaran yang
mendasari pengaruh faktor-faktor ekstenal terhadap kepercayaan (belief) internal,
sikap dan tujuan. TAM diformulasikan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang mendasar seperti yang
disarankan oleh riset-riset sebelumnya yang menyalurkan faktor kognitif dan afektif
dari penerimaan komputer dan menggunakan TRA sebagai dasar teoritis untuk model
Persepsi akan manfaat (PU)
Persepsi kemudahan dalam menggunakan (PEU)
Sikap dalam penggunaan (ATU)
Minat untuk menggunakan (BI)
Variabel ekternal
Penggunaan Senyatanya (AU)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
hubungan teoritis diantara variabel-variabel tersebut. TRA digunakan sebagai dasar
teoritis untuk menentukan hubungan sebab akibat antara dua kunci belief, yaitu (1)
perasaan kegunaan dan (2) perasaan kemudahan dari penggunaan terhadap sikap user
dan tujuan perilaku adopsi komputer sesungguhnya. Kedua kunci belief tersebut
relevan untuk perilaku penerimaan komputer (Kurniawan, 2008).
Perasaan kegunaan didefinisikan sebagai prospek kemungkinan subyektif user
yang menggunakan sistem aplikasi khusus, yang akan meningkatkan kinerjanya
dalam organisasi. Perasaan kemudahan dari penggunaan diartikan sebagai tingkat
sasaran yang diharapkan user membebaskan diri dari serangkaian usaha-usaha
tertentu (Kurniawan, 2008).
Sama dengan TRA, TAM mempostulatkan bahwa penggunaan komputer
ditentukan oleh tujuan perilaku, namun perbedaannya adalah bahwa tujuan perilaku
ditinjau secara bersama-sama ditentukan oleh sikap individu terhadap penggunaan
sistem dan perasaan kegunaan. Hubungan antara penggunaan sistem dan tujuan
perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak langsung bentuk-
bentuk tujuan individu untuk melakukan tindakan yang positif. Hubungan antara
perasaan kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa dalam penyusunan
organisasi, orang-orang membentuk tujuan-tujuan terhadap perilakunya yang diyakini
akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini karena kinerja yang meningkat merupakan
instrumen untuk mencapai berbagai reward yang terletak di luar pekerjaan itu sendiri,
seperti peningkatan gaji dan promosi (Vroom dalam Goodhue dan Thompson, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2.2 Kelebihan dan Kekurangan TAM
TAM banyak digunakan dalam penelitian penggunaan sistem informasi,
menurut Hartono (2007) disebabkan adanya beberapa kelebihan berikut ini.
a. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang dapat menjawab penyebab
kegagalan atau keberhasilan penerapan sistem informasi, dengan memasukan
faktor psikologis serta perilaku yaitu persepsi dan sikap yang mempengaruhi
minat penggunaan sistem informasi di dalam modelnya.
b. TAM dibangun dengan dasar teori psikologi yang cukup kuat yaitu TRA.
c. TAM telah banyak diuji dengan penelitian dan sebagian besar hasilnya
mendukung bahwa TAM merupakan model yang parsimoni (parsimonious) yaitu
model yang sederhana tapi valid. Artinya, harus ada trade off antara model yang
sederhana tapi banyak asumsi sehingga hanya beberapa faktor saja yang
dimasukan. Tapi jika menginginkan mdoel yang lengkap maka banyak sekali
faktor yang harus dimasukan dalam model sehingga mengurangi asumsi yang
digunakan.
Di samping beberapa kelebihannya, TAM mempunyai beberapa kelemahan
berikut ini.
a. TAM hanya memberikan informasi yang sangat umum saja tentang minat dan
perilaku pemakai dalam penggunaan sistem informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. TAM tidak memasukan aspek kontrol perilaku (behavioral control) dalam
modelnya yang membatasi minat perilaku seseorang.
c. Perilaku yang menjadi ukuran penggunaan sistem informasi seharusnya adalah
pemakaian sesungguhnya (actual use) bukan self-reported atau self-
predictedusage yang belum tentu mencerminkan atau mengukur pemakaian yang
sebenarnya.
d. Subjek penelitian yang digunakan umumnya adalah pegawai yang belum tentu
menerapkan software tersebut dengan kerja sesugguhnya.
e. Kurang dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antar variabelnya (causation).
Konsep TAM kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti lain dengan
menambahkan variabel tambahan diantaranya faktor gender, kultur, karakteristik
sistem, kesukarelaan (voluntariness). Venkatesh dan Davis (2000)
mendefinisikan voluntariness sebagai sejauh mana pengadopsi potensial
mempersiapkan keputusan adopsi sebagai sesuatu yang tidak wajib. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa kesukarelaan (voluntariness) memoderasi
hubungan antara norma subjektif dengan minat untuk menggunakan sistem
informasi. Di penelitian Sun dan Zhang 2003 (dalam Hartono 2007),
kesukarelaan (voluntariness) memoderasi hubungan antara minat dengan
perilaku penggunaan. Minat perilaku bervariasi antara pemakaian sistem karena
diwajibkan dan atas dasar kesukarelaan.
Kualitas sistem manajemen dan informasi dalam penggunaan akan
mempengaruhi perilaku individu. Sistem kualitas yang baik dapat mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kepuasan pengguna sebagai produktifitas kinerja. Jika individu telah menguasai
sistem tersebut maka akan berpengaruh pada jalannya organisasi.
Pemakaian sistem di organisasi dapat bersifat sukarela (voluntary) atau
bersikap wajib (mandatory) khususnya di organisasi pemerintahan. Karena
pemakaian sifatnya wajib maka semua pemakai harus menggunakan sistem informasi
tersebut. Penelitian Hartwick dan Barki 1994 (dalam Hartono 2007) menunjukan
bahwa pada kondisi pemakaian wajib, sikap tentang penggunaan sistem (attitude
concerning system use) ditentukan oleh sikap terhadap sistem (attitude toward
system). Hal ini berarti pemakai yang mempunyai persepsi bahwa sistemnya baik
maka akan bersikap positif dalam penggunaan sistem informasi. Penelitian Syarip
dan Sensuse (2008) menyatakan bahwa model TAM dapat digunakan sebagai model
penerimaan teknologi di suatu organisasi pemerintah.
Sistem Informasi Pengadaan Barang telah diberlakukannya Peraturan Presiden
No. 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang, mengandung semangat pelaksanaan
otonomi daerah, dimana daerah diberikan kewenangan untuk merencanakan dan
melaksanakan anggaran pengadaan barang pada daerahnya masing-masing sesuai
dengan apa yang dikehendaki. Otonomi daerah mengakibatkan terjadinya pergeseran
pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban ke pemerintahan
yang lebih tinggi atau ke pemerintah pusat secara vertikal menjadi
pertanggungjawaban secara horizontal kepada masyarakat di daerah yang diwakili
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), termasuk pertanggungjawaban
pengadaan barang yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Distribusi kewenangan dan kekuasaan disesuaikan dengan kewenangan pemerintah
pusat dan daerah termasuk kewenangan pengadaan barang menuntut kemandirian
sistem manajemen di daerah tersebut. Pemerintah daerah selaku pengelola dana
publik yang digunakan untuk menganggarkan suatu barang dituntut mampu
menyediakan sistem informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Implementasi sistem informasi pengadaan barang di Pemerintah Kota
Yogyakarta sebelum menggunakan software SIMDA pengadaan barang masih
menerapkan sistem pencatatan dan pengadaan barang secara manual atau memakai
perangkat komputer, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras.
Pelaksanaannya terbatas sebagai alat bantu pemrosesan data, pada taraf sederhana dan
belum berbasis Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi. Masih sedikit para
pegawai yang benar-benar mengetahui dalam penggunaan software tersebut yang
telah diprogramkan oleh pemerintah.
2.3 Konstruksi Technology Acceptance Model (TAM)
Terdapat lima konstruk utama yang membentuk TAM, kelima konstruksi
tersebut adalah sebagai berikut:
2.3.1 Persepsi Akan Manfaat (Perceived Usefulness)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Jogiyanto (2007) mendefinisikan persepsi akan manfaat (perceived
usefulness) sebagai sejauhmana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Thompson et. al. (1991)
menyimpulkan kemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang
diharapkan oleh pengguna teknologi informasi dalam melaksanakan tugas. Thompson
et. al. (1991) juga menyebutkan bahwa individu akan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi jika orang tersebut mengetahui manfaat atau kegunaan
(usefulness) positif atas penggunaanya. Pengukuran konstruksi kegunaan (usefulness)
menurut Davis et. al. (1986) terdiri dari (1) menjadikan pekerjaan lebih cepat (work
more quickly), (2) bermanfaat (useful), (3) menambah produktifitas (increase
productivity), (4) mempertinggi efektifitas (enchance efectiveness) dan (5)
mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance).
2.3.2 Persepsi Kemudahan dalam Meggunakan (Perceived Ease of Use)
Kemudahan penggunaan (ease of use) didefinisikan sebagai sejauhmana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha
(Jogiyanto, 2007). Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem
tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam
menggunakan sistem informasi tersebut. Davis et. al. (1989) mengungkapkan
kemudahan adalah tingkatan seseorang percaya bahwa pengunaan suatu sistem
tertentu dapat k orang tesebut bebas dari usaha (free of effort). Bebas dari usaha yang
dimaksudkan adalah bahwa saat seseorang menggunakan sistem, ia hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
memerlukan sedikit waktu untuk mempelajari sistem tersebut karena sistem tersebut
sederhana, tidak rumit dan mudah dipahami. Kemudahan penggunaan dalam konteks
ini bukan saja kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan suatu sistem tetapi
juga mengacu pada kemudahan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas
sehingga penggunaan suatu sistem akan semakin memudahkan seseorang dalam
bekerja dibanding mengerjakan secara manual. Pengguna sistem informasi
mempercayai bahwa sistem informasi yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan
mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik persepsi kemudahan dalam
menggunakan.
2.3.3 Sikap Dalam Penggunaan (Attitude Toward Behaviour)
Sikap dalam penggunaan (attitude toward behaviour) didefinisikan oleh Davis
et. al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif seseorang jika harus melakukan
perilaku yang akan ditentukan. Sama halnya definisi sikap dalam penggunaan
menurut Aaker dan Myers (1997), yaitu sikap suka atau tidak suka terhadap
penggunaan suatu produk. Sikap suka atau tidak suka terhadap suatu produk ini dapat
digunakan untuk memprediksi perilaku niat seseorang untuk menggunakan suatu
produk atau tidak menggunakannya. Sikap dalam penggunaan teknologi (attitude
toward using technology), didefinisikan sebagai evaluasi dari pengguna tentang
ketertarikannya dalam menggunakan teknologi (Arif Hermawan, 2008 dalam Suseno,
2009).
2.3.4 Minat Untuk Menggunakan (Behavioral Intention to Use)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Behavioral intention to use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap
menggunakan suatu teknologi (Davis et. al., 1989). Tingkat penggunaan sebuah
teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatian pengguna
terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung,
motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain.
Arief Hermawan (2008 dalam Suseno, 2009) mendefinisikan minat perilaku
menggunakan teknologi (behavioral intention to use) sebagai minat (keinginan)
seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
2.3.5 Penggunaan Senyatanya (Actual Use)
Penggunaan senyatanya (actual system usage) adalah kondisi nyata
penggunaan sistem (Davis et. al., 1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem
jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan
meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan
(Tangke, 2004). Bentuk pengukuran penggunaan senyatanya (actual system usage)
adalah frekuensi dan durasi waktu penggunaan terhadap teknologi. Penggunaan
teknologi sesungguhnya (actual technology use), diukur dengan jumlah waktu yang
digunakan untuk berinteraksi dengan teknologi dan frekuensi penggunaan teknologi
tersebut.
2.3.6 Kewajiban dalam penggunaan (Mandatory Using)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Kewajiban dalam penggunaan (Mandatory Using) adalah suatu kondisi
dimana lingkungan penggunaan wajib menggunakan, lebih spesifiknya yaitu
"pengguna diwajibkan untuk menggunakan teknologi tertentu atau sistem
memerintahkan untuk menjaga dan melakukan pekerjaan mereka "(Brown, Massey,
Montoya-Weiss, & Burkman, 2002, p.283). Pengguna harus menggunakan sistem,
terlepas dari apakah ia bermaksud untuk menggunakannya. Penggunaan wajib
dianggap sebagai kemungkinan penyebab untuk temuan campuran dalam studi TAM