TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN DAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Jeanita Deli Widjaja 069114065 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
158
Embed
TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG …repository.usd.ac.id/28970/2/069114065_Full[1].pdfTINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN
DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN DAN TINGKAT
KEPERCAYAAN DIRI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Jeanita Deli Widjaja
069114065
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN
DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN DAN TINGKAT
KEPERCAYAAN DIRI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Jeanita Deli Widjaja
069114065
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
iv
v
vii
TINGKAT KECEMBURUAN MAHASISWA USD YANG BERPACARAN DITINJAU DARI DURASI HUBUNGAN PACARAN DAN TINGKAT
KEPERCAYAAN DIRI
Jeanita Deli Widjaja
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui sumbangan durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri bagi tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang berpacaran. Subyek penelitian ini adalah 130 orang mahasiswa USD Yogyakarta yang sedang menjalani hubungan pacaran lawan jenis. Koefisien reliabilitas skala kecemburuan sebesar 0,956 dan koefisien skala kepercayaan diri sebesar 0,950. Hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi ganda menyatakan bahwa probababilitas variabel durasi hubungan pacaran yang diperoleh adalah 0,669 (p > 0,05), artinya Ho diterima sedangkan probabilitas variabel tingkat kepercayaan diri adalah 0,022 (p < 0,05), artinya Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah durasi hubungan pacaran terbukti tidak signifikan menyumbang tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD yang berpacaran sedangkan tingkat kepercayaan diri terbukti signifikan menyumbang tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD yang berpacaran. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar (R2) = 0,040. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri memberi sumbangan sebesar 4,0% bagi tingkat kecemburuan. Kata kunci: kecemburuan, durasi hubungan pacaran, kepercayaan diri,
mahasiswa
viii
JEALOUSY LEVEL IN COLLEGE STUDENTS RELATIONSHIP VIE W FROM RELATIONSHIP’S DURATION AND SELF CONFIDENCE
LEVEL : STUDY IN USD
Jeanita Deli Widjaja
ABSTRACT
The purpose of this study was to know the contribution of relationship’s
duration and self confidence level for jealousy level in college students relationship. The subjects are 130 students of Sanata Dharma University who are in heterosexual relationship. Reliability coefficient for Jealousy Scale is 0,956 and Self Confidence Scale is 0,950. The result which utilized double regression analysis showed that the probability of relationship’s duration variable is 0,669 (p>0,05) and the probability of self confidence level is 0,022 (p<0,05). In conclusion, relationship’s duration is not proof significantly contributes to jealousy level, while self confidence level is proof significantly contributes to jealousy level in college students relationship. Determinant coefficients (R2 = 0,040) showed that self confidence contributes for 4,0 % toward jealousy level. Key words : jealousy, relationship’s duration, self confidence, college students
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan kepada Allah Bapa atas
karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Tingkat Kecemburuan Mahasiswa USD yang Berpacaran Ditinjau dari
Durasi Hubungan Pacaran dan Tingkat Kepercayaan Diri Hubungan”. Skripsi ini
ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah suatu hal yang
mudah. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih dan mempersembahkan karya ini kepada
semua yang telah meninggalkan jejak di hati penulis:
1. Allah Bapa, Tuhan Yesus, Bunda Maria, Santa Theresia, dan malaikat
pelindungku yang selalu menyertai hari-hariku dengan segala kasih dan
berkat-Nya. Aku sangat mensyukuri hidup yang telah Kau berikan! ^_^
2. Papa dan Mama yang telah membentukku menjadi seorang fighter wanita
yang unik, Dede tersayang yang selalu membuatku tersenyum ceria pada
akhirnya. Kalian anugerah terindah dalam hidupku… Khusus untuk Oma,
akan ku upayakan agar impian Oma untuk melihatku diwisuda dan menikah
dapat terwujud… ^_^
3. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi., selaku pembimbing skripsi saya. Terima kasih
banyak atas kerja keras dan kesabaran Ibu dalam membimbing saya. Anda
xi
mampu menjadi sosok yang bersahabat namun juga tegas (I like it ^_^). Saya
bangga padamu, Bu.. Semoga terus menjadi terang bagi anak-anak
bimbinganmu yah Bu!
4. Ibu A. Tanti Arini S.Psi., M.Si. dan Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S.Psi.,
M.Si. selaku penguji skripsi saya. Terima kasih Bu atas masukan, saran, dan
kritik yang membangun untuk penyempurnaan karya saya..
5. Ibu Dr. C. Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma dan Bapak V. Didik Suryohartoko, S.Psi., M.Si., selaku Wakil
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih karena
telah mendorong mahasiswa agar melihat segala sesuatu dari sudut pandang
yang lain..
6. Ibu Sylvia Carolina MYM, S.Psi., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma (saya doakan yang terbaik untuk Ibu dan
selamat menempuh hidup yang baru!)
7. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si., selaku Wakil Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik dari semester
ganjil 2006/2007 hingga semester genap 2008/2009 yang telah memberikan
nuansa keakraban dan tawa canda di fakultas ini... (pengalaman waktu lomba
di Maranatha sangat berkesan di hati saya Pak, hehe.. terutama saat keluar
masuk F.O. buat nemenin bapak hunting baju.. >,<)
8. Bapak H. Wahyudi, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik sejak
semester ganjil 2009/2010 dan Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku
mantan Dekan yang telah memberikan bantuan bagi kelancaran studi saya.
xii
9. Dr. A. Priyono Marwan, S.J., selaku pengampu mata kuliah Seminar yang
saya ambil. Terima kasih yah Mo atas waktunya beserta saran dan
komentarnya terhadap proposal penelitian saya. Terima kasih pula untuk
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar
subyek berasal dari fakultas Psikologi, yaitu sebanyak 43 orang atau
sebesar 33,1 %. Selanjutnya, subyek yang berasal dari fakultas
Farmasi berjumlah 39 orang atau sebesar 30 %. Subyek yang
53
berjumlah 35 orang atau sebesar 26,9 % berasal dari fakultas Teknik.
Subyek yang memiliki presentase terendah yaitu 10 % atau 13 orang
adalah subyek yang berasal dari fakultas MIPA.
d. Durasi Hubungan Pacaran
Berdasarkan durasi hubungan pacaran, subyek penelitian dalam
penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga macam, seperti yang tercantum
pada tabel di bawah ini :
Tabel 8 Karakteristik Subyek Berdasarkan Durasi Hubungan Pacaran
Durasi Hubungan Jumlah Persentase 0-6 bulan 44 33,85 % >6 bulan-1 tahun 19 14,62 % >1 tahun 67 51,54 % Total 130 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar
subyek memiliki durasi hubungan pacaran lebih dari 1 tahun, yaitu
sebanyak 67 orang atau sebesar 51,54 %. Subyek yang telah
berpacaran antara 0 hingga 6 bulan berjumlah 44 orang atau sebesar
33,85 %. Presentase terkecil adalah 14,62 % atau sebanyak 19 orang
menjalani hubungan pacaran selama lebih dari 6 bulan hingga 1
tahun.
e. Jenis Hubungan
54
Berdasarkan jenis hubungan, subyek penelitian dalam
penelitian ini dibedakan menjadi subyek yang memiliki hubungan pacaran
jarak jauh dan jarak dekat. Rangkuman subyek berdasarkan jenis hubungan
ditunjukkan oleh tabel berikut :
Tabel 9 Karakteristik Subyek Berdasarkan Jenis Hubungan
Jenis Hubungan Jumlah Persentase
Jarak Jauh 35 26, 9 % Jarak Dekat 95 73,1 % Total 130 100 %
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar subyek
menjalani hubungan jarak dekat dengan pacarnya, yaitu sebanyak 95 orang
atau sebesar 73,1 %. Di sisi lain, subyek yang berpacaran jarak jauh adalah
sebanyak 35 orang atau sebesar 26,9 %.
f. Frekuensi Pacaran (berapa kali pernah pacaran)
Dalam penelitian ini, frekuensi pacaran dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
Tabel 10 Karakteristik Subyek Berdasarkan Frekuensi Pacaran
Frekuensi Pacaran Jumlah Persentase
1-3 kali 71 54, 6 % 4-6 kali 39 30 % >6 kali 20 15, 4 % Total 130 100 %
55
Rangkuman subyek penelitian di atas menunjukkan sebagian besar
subyek pernah berpacaran antara 1 hingga 3 kali, yaitu sebanyak 71 orang
atau sebesar 54,6 %. Sebanyak 39 orang atau sebesar 30 % subyek pernah
menjalin hubungan dengan lawan jenis antara 4-6 kali. Subyek yang pernah
berpacaran lebih dari 6 kali ada sebanyak 20 orang atau sebesar 15,4 %.
g. Kategorisasi Norma
Cara menentukan norma dalam penelitian ini adalah dengan
menetapkan suatu kriteria kategorisasi. Cara ini didasari oleh suatu asumsi
bahwa skor populasi subyek terdistribusi secara normal (Azwar, 1993).
Distribusi normal terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi
standar. Tiga bagian berada di sebelah kiri mean dan tiga bagian berada di
sebelah kanan mean.
Skor yang berada di antara -0,5 x dan + 0,5 x ditentukan sebagai
kategori sedang, skor antara +0,5 x dan +1,5 x sebagai kategori tinggi,
skor di atas +1,5 x sebagai kategori sangat tinggi. Skor di antara -1,5 x dan
– 0,5 x sebagai kategori rendah, dan skor di bawah -1,5 x sebagai kategori
sangat rendah (Azwar, 1993).
1) Tingkat Kecemburuan
Dalam skala kecemburuan, skor minimal yang dapat diperoleh
oleh subyek penelitian adalah 41 dan skor maksimal adalah 164.
Selisih antara skor minimal dan skor maksimal adalah 123. Rentangan
angka 123 itu dibagi dalam satuan deviasi standar sebesar 123/6 =
56
20,5. Adapun nilai x dalam penelitian ini adalah 20,5. Dari kategori
tersebut, maka peneliti memperoleh lima kelompok subyek seperti
yang tertera dalam tabel di bawah ini:
Tabel 11 Kategorisasi Tingkat Kecemburuan
Skor Kategori X ≤ 72 Sangat Rendah
72 < X ≤ 92 Rendah 92 < X ≤ 113 Sedang 113 < X ≤ 133 Tinggi
X > 133 Sangat Tinggi
2) Tingkat Kepercayaan Diri
Dalam skala kepercayaan diri, skor minimal yang dapat
diperoleh oleh subyek penelitian adalah 49 dan skor maksimal adalah
196. Selisih antara skor minimal dan skor maksimal adalah 147.
Rentangan angka 147 itu dibagi dalam satuan deviasi standar sebesar
147/6 = 24,5. Adapun nilai x dalam penelitian ini adalah 24,5. Dari
kategori tersebut, maka peneliti memperoleh lima kelompok subyek
seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini:
Tabel 12 Kategorisasi Tingkat Kepercayaan Diri
Skor Kategori
X ≤ 86 Sangat Rendah 86 < X ≤ 110 Rendah 110 < X ≤ 135 Sedang 135 < X ≤ 160 Tinggi
X > 160 Sangat Tinggi
h. Mean Teoritik dan Empirik
57
Tabel 13 Mean Teoritik dan Empirik
Variabel Mean Teoritik Mean Empirik
Tingkat Kecemburuan 102,5 95,22 Durasi Hubungan Pacaran - 8,18 Tingkat Kepercayaan Diri 122,5 143,97
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mean empirik
variabel tingkat kecemburuan (95,22) lebih rendah daripada mean
teoritiknya (102,5). Mean teoritik ini diperoleh dari penjumlahan skor
minimal (41) dan skor maksimal (164) yaitu sebesar 205, lalu dibagi 2.
Secara rerata, subyek yang diteliti memiliki tingkat kecemburuan yang
tergolong sedang.
Mean empirik tingkat kepercayaan diri (143,97) lebih tinggi
daripada mean teoritiknya (122,5). Mean teoritik ini diperoleh dari
penjumlahan skor minimal (49) dan skor maksimal (196) yaitu sebesar
245, lalu dibagi 2. Secara rerata, subyek yang diteliti memiliki tingkat
kepercayaan diri yang tergolong tinggi. Mengenai variabel durasi
hubungan pacaran, mean empiriknya adalah 8,18. Secara rerata,
subyek yang diteliti telah menjalani hubungan berpacaran antara 6
bulan hingga 1 tahun.
2. Analisis Data
a. Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
58
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni
distribusi data dengan bentuk lonceng atau bell shaped (Santoso, 2002).
Kurva normal itu berbentuk simetris di sekitar rerata variabel dan nilai-
nilainya diukur pada sumbu mendatar (Sumodiningrat, 2002). Oleh karena
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi, maka uji
normalitas dilakukan dengan melihat histogram dan grafik/plot.
Berdasarkan hasil analisis, distribusi data penelitian ini berbentuk
lonceng dan simetris di sekitar rerata variabel. Salah satu cara untuk
melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram
(Ghozali, 2006). Grafik P-P plot juga memperlihatkan bahwa nilai-nilai
sebaran data terletak di sekitar garis lurus atau tidak terpencar jauh dari
garis lurus. Maka, dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas dapat
dipenuhi (Santoso, 2008).
2) Uji Linearitas
Linearitas adalah keadaan dimana hubungan antara variabel
tergantung dengan variabel bebas bersifat linear (garis lurus) dalam range
variabel bebas tertentu (Santoso, 2002). Uji linieritas digunakan untuk
mengetahui apakah prediksi variabel bebas bagi variabel tergantung
bersifat linear atau tidak. Kriteria tersebut dapat dilihat pada baris
Linearity. Jika signifikansi kurang dari 0,05, maka hubungannya bersifat
linear. Sebaliknya, jika signifikansi lebih dari 0,05, maka hubungan tidak
59
bersifat linear. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai probabilitas durasi
hubungan pacaran adalah 0,667 (p > 0,05) berarti prediksi durasi
hubungan pacaran bagi tingkat kecemburuan tidak linear. Nilai
probabilitas tingkat kepercayaan diri adalah 0,022 (p < 0,05) berarti
prediksi tingkat kepercayaan diri bagi tingkat kecemburuan linear.
b. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah suatu proposisi teoritis atau penjelasan dari beberapa
peristiwa yang dapat dibenarkan atau disanggah secara empiris
(Sumodiningrat, 2002). Asumsi-asumsi yang tidak dimaksudkan untuk diuji
disebut maintained hypothesis, sedangkan asumsi yang diketengahkan untuk
diuji disebut hipotesis yang dapat diuji. Hipotesis yang dapat diuji disebut
hipotesis nol. Oleh karena hipotesis nol adalah suatu hipotesis yang dapat diuji,
maka harus terdapat suatu proposisi pembanding guna menguji proposisi yang
diajukan sebagai hipotesis nol. Proposisi pembanding itu disebut hipotesis
alternatif. Biasanya hipotesis nol dituliskan dengan simbol Ho dan hipotesis
alternatif dengan simbol Ha. Adapun hipotesis pertama dalam penelitian ini
berbunyi :
Ho : Durasi hubungan pacaran tidak memprediksi tingkat kecemburuan
mahasiswa USD yang berpacaran.
Ha : Durasi hubungan pacaran memprediksi tingkat kecemburuan
mahasiswa USD yang berpacaran.
Kemudian, hipotesis kedua berbunyi :
60
Ho : Tingkat kepercayaan diri tidak memprediksi tingkat kecemburuan
mahasiswa USD yang berpacaran.
Ha : Tingkat kepercayaan diri memprediksi tingkat kecemburuan
mahasiswa USD yang berpacaran.
Setelah melakukan analisis dengan regresi linear sederhana,
diketahui hasil analisis data yang terangkum pada tabel di bawah ini :
Tabel 14 Hasil Analisis Data
Variabel R R2 t p
Durasi Hubungan Pacaran 0,038 0,001 -0,428 0,669
Tingkat Kepercayaan Diri 0,201 0,040 -2,316 0,022
Koefisien determinasi (R2) menggambarkan variasi perubahan yang
mampu dijelaskan oleh variabel independen terhadap dependen (Widarjono,
2005) atau variasi perubahan yang mampu dijelaskan oleh prediktor
terhadap kriterium. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai
koefisien determinasi (R2) durasi hubungan pacaran sebesar 0,001 dan
tingkat kepercayaan diri sebesar 0,040. Artinya variasi yang mampu
diberikan oleh variabel durasi hubungan pacaran sebesar 0,1 % dan tingkat
kepercayaan diri bagi tingkat kecemburuan sebesar 4,0%.
Nilai probabilitas variabel durasi hubungan pacaran adalah 0,669
(p > 0,05). Maka, Ho diterima sehingga durasi hubungan pacaran terbukti
tidak signifikan memprediksi tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang
berpacaran. Di sisi lain, nilai probabilitas variabel tingkat kepercayaan
61
diri adalah 0,022 (p < 0,05). Maka, Ho ditolak sehingga tingkat
kepercayaan diri terbukti secara signifikan memprediksi tingkat
kecemburuan mahasiswa USD yang berpacaran.
c. Hasil Analisis Tambahan
Hasil penelitian selain durasi hubungan pacaran dan tingkat
kepercayaan diri adalah usia, jenis kelamin, jenis hubungan, frekuensi pacaran
(berapa kali pernah pacaran), dan fakultas. Berdasarkan hasil analisis regresi
linier sederhana, nilai koefisien determinasi (R2) usia sebesar 0,002. Artinya
variasi yang mampu diberikan oleh usia bagi tingkat kecemburuan hanya
sebesar 0,2%. Probabilitas usia adalah 0,655 (p > 0,05) sehingga Ho diterima.
Usia tidak signifikan memprediksi tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD
yang berpacaran.
Begitu pula jenis kelamin, nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,002. Variasi yang mampu diberikan oleh jenis kelamin bagi tingkat
kecemburuan hanya sebesar 0,2%. Probabilitas jenis kelamin adalah 0,623 (p >
0,05) sehingga Ho diterima. Artinya, jenis kelamin tidak signifikan memprediksi
tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD yang berpacaran.
Sementara itu, nilai koefisien determinasi (R2) jenis hubungan sebesar
0,009. Artinya variasi yang mampu diberikan oleh jenis hubungan bagi
tingkat kecemburuan hanya sebesar 0,9%. Probabilitas jenis hubungan adalah
0,273 (p > 0,05) sehingga Ho diterima. Jenis hubungan tidak signifikan
memprediksi tingkat kecemburuan pada mahasiswa USD yang berpacaran.
62
Nilai koefisien determinasi (R2) fakultas sebesar 0,007. Jenis fakultas
hanya mampu memberikan variasi sebesar 0,7 % bagi tingkat kecemburuan.
Probabilitas fakultas adalah 0,355 (p > 0,05) sehingga Ho diterima. Artinya,
fakultas tidak signifikan memprediksi tingkat kecemburuan pada mahasiswa
USD yang berpacaran.
Dari hasil penelitian tambahan ini, hanya frekuensi pacaran yang
memiliki nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,000. Artinya frekuensi
pacaran tidak mampu memberikan variasi bagi tingkat kecemburuan.
Probabilitas frekuensi pacaran adalah 0,879 (p > 0,05) sehingga Ho diterima.
Variabel frekuensi pacaran tidak signifikan memprediksi tingkat kecemburuan
pada mahasiswa USD yang berpacaran.
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama tidak terbukti.
Durasi hubungan pacaran tidak mampu memprediksi tingkat kecemburuan
mahasiswa USD yang berpacaran secara signifikan. Hal ini tidak sesuai
dengan penelitian-penelitian sebelumnya dimana menurut Knox (1999),
ketika durasi hubungan meningkat, kecemburuan menurun. Senada dengan
Knox, Buunk (dalam Demirtas & Donmez, 2005) menemukan hubungan yang
negatif antara kecemburuan dan lamanya hubungan.
Hipotesis pertama tersebut tidak terbukti mungkin disebabkan oleh
tidak diukurnya kualitas hubungan pacaran mahasiswa yang bersangkutan
atau kepuasannya mengenai hubungan tersebut dengan aitem-aitem yang
63
mengacu pada kesesuaian aspek dan konteks. Subyek hanya mencantumkan
durasi hubungan pacarannya pada identitas subyek. Namun, peneliti tidak
mengetahui bagaimana dinamika hubungan pacaran seseorang, kualitas
hubungan pacaran tersebut, atau kepuasan mahasiswa yang menjalani
hubungan itu. Menurut pendekatan transaksional, kecemburuan muncul
sebagai sebuah hasil dari bahaya kehilangan atau menurunnya kepuasan atau
penghargaan yang diperoleh dari suatu hubungan (Demirtas & Donmez,
2006).
Hipotesis kedua terbukti bahwa kepercayaan diri memprediksi tingkat
kecemburuan mahasiswa USD yang berpacaran secara signifikan. Hal ini
sesuai dengan penelitian McIntosh (dalam Knox, 1999) yaitu seseorang yang
memiliki harga diri yang rendah cenderung memiliki perasaan tidak aman
yang tinggi. Harga diri yang rendah tersebut memprediksi kepercayaan diri
yang rendah pula. Hal ini menyebabkan semakin tingginya kecenderungan
untuk cemburu. Senada dengan penelitian McIntosh, Knox (1999)
menemukan bahwa individu yang merasa lebih aman cenderung mengalami
kecemburuan yang sedikit berkurang. Adapun salah satu ciri-ciri orang yang
percaya diri menurut Taylor (2009) adalah merasa aman. Dengan kata lain,
individu yang merasa lebih aman tersebut memiliki kepercayaan diri yang
lebih tinggi.
Merujuk pada dinamika prediksi kepercayaan diri bagi kecemburuan,
diketahui bahwa mahasiswa yang rasa percaya dirinya tinggi memiliki
pemikiran yang positif mengenai dirinya, pacarnya, dan orang lain atau pihak
64
ketiga (Lindenfield, 1997). Adapun pihak ketiga yang dimaksud adalah lawan
jenis pacarnya, baik orang yang dikenal maupun orang yang tidak dikenal.
Mengenai relasinya dengan pacarnya dan orang lain atau pihak ketiga,
mahasiswa ini cenderung akan memandang mereka dari sisi positifnya. Selain
itu, ia juga percaya bahwa kebanyakan masalah dapat diselesaikan sehingga
ia tidak menyia-nyiakan tenaga dengan mengkhawatirkan hasil yang negatif.
Dengan pemikiran positif tersebut, mahasiswa ini merasa aman dalam
berelasi dengan pacarnya maupun orang lain atau pihak ketiga. Oleh karena
itu, ia memiliki pengendalian diri yang baik ketika mengetahui kedekatan
pacarnya dengan pihak ketiga. Hal ini didukung oleh kontrol dan motivasi
dari dalam dirinya. Maka, ia tidak mudah cemburu ketika pihak ketiga
muncul.
Terkait dengan hasil analisis tambahan, variabel-variabel seperti usia,
jenis kelamin, jenis hubungan, frekuensi pacaran, dan fakultas tidak
signifikan memprediksi kecemburuan. Prediksi tingkat kepercayaan diri bagi
tingkat kecemburuan hanya sebesar 4%. Prediktor lain yang mungkin
mempengaruhi tingkat kecemburuan menurut penelitian sebelumnya adalah
kepuasan hubungan dan daya tarik fisik pasangan (Demirtas & Donmez,
2006).
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat diketahui
bahwa koefisien determinasi (R2) durasi hubungan pacaran yang diperoleh
sebesar 0,001. Nilai probabilitas variabel durasi hubungan pacaran adalah
0,669 (p > 0,05). Dengan demikian, hipotesis pertama tidak diterima. Dapat
disimpulkan bahwa durasi hubungan pacaran terbukti tidak memprediksi
tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang berpacaran secara siginifikan.
Koefisien determinasi (R2) tingkat kepercayaan diri yang diperoleh
sebesar 0,040. Nilai probabilitas variabel tingkat kepercayaan diri adalah
0,022 (p < 0,05). Maka, hipotesis kedua diterima yaitu tingkat kepercayaan
diri terbukti mampu memprediksi tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang
berpacaran secara siginifikan.
Variabel-variabel lain seperti usia, jenis kelamin, jenis hubungan,
frekuensi pacaran, dan fakultas tidak signifikan memprediksi kecemburuan
mahasiswa USD yang berpacaran. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
kepercayaan diri memprediksi tingkat kecemburuan mahasiswa USD yang
berpacaran sebesar 4,0%. Prediktor lain yang mungkin mempengaruhi tingkat
kecemburuan menurut penelitian sebelumnya adalah kepuasan hubungan dan
daya tarik fisik pasangan.
66
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mendapati keterbatasan selama melakukan
penelitian, yaitu:
1. Peneliti membatasi subyek dalam memberikan jawabannya mengenai
durasi hubungan pacaran dengan meminta subyek untuk memilih opsi
jawaban (>6 bulan, 6 bulan-1 tahun, dan >1 tahun) sehingga peneliti
tidak mengetahui variasi jawaban subyek secara detail. Hal ini
mungkin mempengaruhi hasil penelitian yaitu durasi hubungan
pacaran tidak siginifikan memprediksi tingkat kecemburuan
mahasiswa USD yang berpacaran.
C. Saran
Dengan mempertimbangkan kesimpulan dan keterbatasan
penelitian, berikut adalah saran yang dapat diberikan :
1. Bagi penelitian yang akan datang
Terkait dengan variabel durasi hubungan pacaran, sebaiknya
peneliti memberikan kebebasan kepada subyek untuk mengisi sendiri
jawaban mereka dan tidak dibatasi oleh opsi jawaban dari peneliti.
Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur kualitas
hubungan pacaran atau kepuasan seseorang dalam menjalani hubungan
pacarannya dan daya tarik fisik pasangan guna memperoleh data yang
lebih komprehensif.
67
2. Bagi masyarakat umum
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi bagi
masyarakat maupun pasangan mahasiswa atas mitos, stereotipe, dan
kecenderungan kecemburuan yang selama ini terjadi terkait dengan
durasi hubungan pacaran dan tingkat kepercayaan diri. Penelitian ini
diharapkan bermanfaaat bagi individu yang sedang berpacaran agar
mahasiswa dapat semakin memahami dirinya dalam menjalin
hubungan pacaran dan mengurangi kadar kecemburuannya dalam
rangka mengembangkan hubungan pacaran yang berkualitas.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dkk. 1991 Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. 1993. Kelompok Subyek Ini Memiliki Harga Diri yang Rendah, Kok,
Tahu...? Buletin Psikologi No. 2, 13-17. _______ . 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua. Cetakan
kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. _______ . 2007. Reliabilitas dan Validitas. Edisi ketiga. Cetakan ketujuh.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baron, A. & Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta : Erlangga. __________________. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Bordeaux, D. I. 2009. Who is More Jealous, College Male or Female in Real Relationships or Imagined Relationships. Research, Missouri Western State University. Diakses dari http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/581.php pada 14 Agustus 2009.
Buss, D. M., dkk. 2001. Sex Differences in Jealousy : Evolution, Physiology, and
Psychlogy. Dalam Readings In Personality Classic Theories and Modern Research.
Chaplin, J. P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada. Penerjemah : Kartini Kartono. Demirtas, H. A. & Donmez, A. 2006. Jealousy in Close Relationships: Personal,
Relational, and Situational Variables. Turkish Journal of Psychiatry; 17(3) Diakses dari http://www.turkpsikiyatri.com/C17S3/en/jealousyIn.pdf pada 5 Desember 2008.
Edlund, J. E. 2006. Sex Differences in Jealousy in Response to Actual
Infidelity. Evolutionary Psychology Volume 4, 462-470. Diakses dari http://www.epjournal.net/filestore/ep04462470.pdf pada 12 Juni 2009.
Faturochman. 2006. Iri Dalam Relasi Sosial. Jurnal Psikologi Volume 33
Nomor 1, 1-16
Feist, J., Feist, G. J. 2008. Theories of Personality Edisi Keenam Cetakan Pertama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
69
Firestone, R. W., Firestone, L. A., Catlett, J. 2006. Sex and Love in Intimate Relationship. Washington, DC : American Psychological Association.
Freedman, dkk. 1988. Psikologi Sosial Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Friedman, H. S., Schustack, M. W. 2008. Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Modern Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Penerjemah : Benedictine Widyasinta, M. Psi.
Ghozali, H. I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Cetakan Keempat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D. 1995. Basic Econometries. Singapura: Mc. Graw-Hill. Inc.
Hasan, I. 2008. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : PT Bumi
Aksara. Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Knox, D., dkk. 1999. Jealousy In College Student Relationships. College Student Journal, 33, 328-330. Diakses dari http://findarticles.com/p/articles/mi_m0FCR/is_3_33/ai_62839438/ pada 14 April 2009.
Lindenfield, G. 1997. Mendidik Anak Agar Percaya Diri. Jakarta : Arcan. Prakosa, H. 1998. Penyusunan Skala Psikologi: Analisis Item pada Skala
Rini, J. F. Memupuk Rasa Percaya Diri. Dalam e-psikologi, 16 Oktober 2002.
Diakses dari http://e-psikologi.com/161002.htm pada 5 Oktober 2008. Santoso, S. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Santoso, S. 2009. Statistika Induktif (Plus Aplikasi Analisis Regresi dengan Program SPSS). Yogyakarta : Ardana Media. Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development. Jakarta : Erlangga. Penerjemah :
Achmad Chusairi, S. Psi.
Schmookler, Terra & Krisanne Bursik. 2007. The value of monogamy in emerging adulthood: A gendered perspective. Journal of Social and Personal Relationship. Volume 24. 819-835
70
Stephan, C.W., Stephan, W.G. 1985. Two Social Psychologies an Integrative
Approach. Chicago : The Dorsley Press.
Sujanto, A., dkk. 2006. Psikologi Kepribadian Cetakan Kesebelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Sukmono, M. S., Djohan, R. T., Ellyawati, R. 2000. Keterkaitan Antara
Kemampuan Menjalin Hubungan Interpersonal Dengan Penghayatan Hidup Secara Bermakna. Fenomena, Jurnal Psikologi. Volume V Nomor 06, 27-34.
Sumodiningrat, G. 2002. Ekonometrika Pengantar Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE.
Supratiknya, A. 2000. Statistik Psikologi. Jakarta : Grasindo. ____________. 2007. Kiat Merujuk Sumber Acuan dalam Penulisan Karya
Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Taylor, R. 2009. Conficende in Just 7 Days. Yogyakarta: Penerbit Think. Diterjemahkan dari: Conficende in Just 7 Days.
Wade, T. J., dkk. 2008. Does The Big-5 Relate To Jealousy Or Infidelity
Reactions?. Journal of Social, Evolutionary, and Cultural Psychology, 2 (3): 133-143. Diakses dari http://www.jsecjournal.com/JSEC2-3_Wade.pdf pada 14 April 2009.
Widarjono, A. 2005. Ekonometrika (Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
Ekonomi), Yogyakarta : Ekonisia, Univeritas Islam Indonesia.
71
LAMPIRAN
72
-
SKALA PENELITIAN
oleh :
Jeanita Deli Widjaja
069114065
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
73
-
SKALA PENELITIAN
Identitas Diri
Jenis Kelamin =
Usia = ... tahun
Jurusan =
Lama Pacaran = … bulan/tahun* (hubungan jarak jauh/tidak)
Frekuensi Pacaran = … kali
* Coret yang tidak perlu
Petunjuk Mengerjakan
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan tentang pengalaman Anda sehari-hari terkait dengan
bagaimana Anda menjalankan keseharian Anda. Bacalah setiap pernyataan-pernyataan tersebut dengan
seksama. Kemudian, Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Jika
belum pernah mengalami pernyataan-pernyataan tertentu, silahkan Anda membayangkan seakan-akan
penyataan tersebut telah Anda alami. Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda. Tidak ada jawaban
yang dianggap salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Usahakan agar
tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Peneliti sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan Anda
karena rahasia diri Anda terjamin di tangan peneliti.
Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah :
SS = bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri Anda
S = bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
TS = bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
STS = bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan diri
Anda
Contoh pengerjaan :
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Pikiran negatif muncul di benak saya saat pacar
saya membicarakan lawan jenisnya. X
Jika Anda merasa bahwa jawaban tersebut sesuai dengan diri Anda, maka berilah tanda silang (X) pada
pilihan jawaban (S).
^^Selamat Mengerjakan^^
74
-
BAGIAN I
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Saya berpikir bahwa pacar saya tertarik pada lawan jenisnya saat ia membicarakannya dengan antusias.
2 Saya marah ketika pacar saya berbicara akrab dengan lawan jenisnya. 3 Saya jengkel saat pacar saya menyapa lawan jenisnya dengan hangat.
4 Saya cemas karena pacar saya biasa berkata-kata manis kepada lawan jenisnya.
5 Saya akan memikirkan hal-hal negatif ketika pacar saya menegur lawan jenisnya dengan akrab.
6 Saya kesal ketika pacar saya melirik lawan jenisnya.
7 Saya menunjukkan ekspresi jengkel saat pacar saya tersenyum ramah kepada lawan jenisnya.
8 Saya berpikir mengenai sesuatu yang dirahasiakan dari saya saat pacar saya memuji lawan jenisnya.
9 Saya mendiamkan pacar saya saat ia menggombal kepada lawan jenisnya.
10 Saya mencurigai pacar saya saat ia jalan-jalan dan makan bersama lawan jenisnya.
11 Saya jengkel karena pacar saya menyimpan kenangan dari lawan jenisnya yang akrab dengannya.
12 Saya langsung menelepon pacar saya ketika mendapati bahwa ia biasa melakukan curhat dan diskusi dengan lawan jenisnya.
13 Saya khawatir saat pacar saya akrab bertukar sapa dengan lawan jenisnya.
14 Saya berpikir bahwa pacar saya akan melakukan sesuatu yang buruk saat ia tergabung dalam suatu kegiatan dengan lawan jenisnya.
15 Saya akan berada di samping pacar saya terus menerus ketika ia berbicara akrab dengan lawan jenisnya di hadapan saya.
16 Saya takut kehilangan karena pacar saya biasa memberi hadiah kepada lawan jenisnya.
17 Saya cemas saat pacar saya menanggapi lawan jenisnya dengan akrab 18 Saya kesal saat pacar saya menceritakan hal positif tentang lawan jenisnya.
19 Saya mencurigai pacar saya karena ia menyimpan pemberian lawan jenisnya.
20 Saya marah karena pacar saya biasa memberi ucapan selamat kepada lawan jenisnya.
21 Saya bertanya dengan lebih intensif kepada pacar saya ketika mengetahui bahwa ia dan lawan jenisnya pergi bersama.
22 Saya mencurigai pacar saya ketika ia tersenyum ramah kepada lawan jenisnya.
23 Saya menunjukkan ekspresi kesal saat pacar saya menegur lawan jenisnya dengan hangat.
24 Saya akan melihat handphone pacar saya karena pacar saya pernah membicarakan lawan jenisnya.
25 Saya berpikir bahwa pacar saya sering menyentuh lawan jenisnya karena tertarik pada orang tersebut.
26 Saya marah saat pacar saya berhubungan dengan lawan jenisnya melalui sms dan telepon.
27 Saya gelisah karena pacar saya biasa melirik lawan jenisnya. 28 Saya akan memikirkan hal-hal negatif ketika pacar saya biasa memberi
75
-
hadiah kepada lawan jenisnya. 29 Saya takut kehilangan saat pacar saya berdekatan dengan lawan jenisnya.
30 Saya bertanya dengan lebih detil kepada pacar saya ketika mengetahui bahwa ia berhubungan dengan lawan jenisnya melalui email, chatting, atau situs pertemanan.
31 Saya mencurigai pacar saya ketika ia berkomunikasi dengan lawan jenisnya melalui media handphone.
32 Saya akan mengecek barang-barang pribadi pacar saya karena ia biasa menyentuh lawan jenisnya.
34 Saya berpikir bahwa pacar saya melakukan curhat dan diskusi dengan lawan jenisnya karena tertarik pada orang tersebut.
35 Saya akan menemani pacar saya terus menerus dalam melakukan semua aktivitasnya karena ia sering melirik lawan jenisnya.
36 Saya marah saat pacar saya berkomentar mengenai lawan jenisnya dengan bersemangat.
37 Saya mencurigai pacar saya karena ia biasa menggoda lawan jenisnya dengan kata-kata manis.
38 Saya mengacuhkan pacar saya karena mendapati bahwa ia biasa menyimpan hadiah dari lawan jenisnya.
39 Saya marah saat pacar saya jalan-jalan dan makan bersama lawan jenisnya.
40 Saya menduga akan ada sesuatu yang buruk terjadi saat mengetahui pacar saya melakukan curhat dan diskusi dengan lawan jenisnya.
41 Saya jengkel saat pacar saya beraktivitas bersama lawan jenisnya dalam suatu kegiatan.
42 Saya cemas saat mengetahui bahwa pacar saya biasa berdekatan dengan lawan jenisnya.
43 Saya takut kehilangan saat pacar saya berbicara akrab dengan lawan jenisnya.
44 Saya menunjukkan ekspresi kesal saat mengetahui bahwa pacar saya sering berkomunikasi dengan lawan jenisnya menggunakan handphone.
45 Saya langsung menelepon pacar saya karena mengetahui bahwa ia sedang beraktivitas bersama dengan lawan jenisnya.
46 Saya akan menemani pacar saya terus menerus dalam beraktivitas karena ia biasa berkata-kata manis kepada lawan jenisnya.
47 Saya menduga bahwa pacar saya menyembunyikan sesuatu karena ia sering berhubungan dengan lawan jenisnya melalui handphone atau situs pertemanan.
48 Saya takut kehilangan saat pacar saya menggombal kepada lawan jenisnya.
49 Saya bertanya terus menerus kepada pacar saya saat mengetahui bahwa ia sering memberi hadiah kepada lawan jenisnya.
50 Saya menduga akan ada sesuatu yang buruk terjadi saat mengetahui pacar saya sering menyentuh lawan jenisnya.
76
-
BAGIAN II
No. Pernyataan SS S TS STS 1 Saya yakin akan berhasil karena saya terus memotivasi diri saya sendiri.
2 Saya merasa berharga sehingga saya yakin dapat mencapai cita-cita saya di masa depan.
3 Saya mampu mengerjakan segala sesuatu sebaik-baiknya karena memiliki pengaturan diri yang baik.
4 Saya mampu mengatasi masalah yang muncul dengan gaya kepemimpinan yang saya miliki.
5 Saya mampu mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya tanpa bantuan dari orang lain.
6 Saya merasa bahwa penampilan saya sama baiknya dengan teman-teman yang lain.
7 Saya tidak mudah menyerah pada keadaan yang tidak menyenangkan dan segera memotivasi diri untuk mengatasi hambatan tersebut.
8 Saya merasa puas dengan diri saya karena saya tidak tergantung kepada orang lain.
9 Saya terus berusaha mengendalikan diri dengan sebaik-baiknya.
10 Saya dapat beradaptasi dengan cara pikir dan cara kerja orang lain yang tidak sejalan dengan saya.
11 Saya merasa puas karena saya mengetahui bagaimana saya menggunakan waktu saya dengan efisien.
12 Saya merasa berharga karena memiliki motivasi dari dalam diri saya sendiri.
13 Saya mampu melakukan hampir semua hal sendirian. 14 Saya dapat mengambil keputusan sendiri karena saya menghargai diri saya.
15 Saya dapat membiasakan diri dengan hal-hal baru sehingga saya yakin mengenai cita-cita dan masa depan saya.
16 Saya dapat menerima penampilan saya bahkan ketika saya terlihat kurang baik dibandingkan orang lain.
17 Saya memiliki keberanian untuk bertindak meskipun nantinya saya mungkin gagal.
18 Saya berani mengajak bicara orang-orang yang saya temui untuk mencapai tujuan saya.
19 Saya optimis untuk mengatur diri saya sendiri sehingga tidak perlu diatur oleh orang lain.
20 Saya merasa puas terhadap diri saya karena mampu memimpin suatu aktivitas.
21 Saya mampu mengatasi masalah dengan orang lain dan tetap dapat bekerja sama dengan mereka.
22 Saya merasa pantas untuk berhasil karena saya sangat memahami disiplin diri saya.
23 Saya mampu membiasakan diri dengan hal-hal baru sehingga dapat membuat keputusan dengan cepat.
24 Saya merasa berharga karena saya dapat mengendalikan dorongan dan emosi negatif saya.
25 Saya mampu mengatasi konflik dan menyelesaikannya dengan usaha dari diri saya sendiri.
26 Saya merasa puas dengan diri saya sehingga yakin dapat menggapai cita-
77
-
cita saya di masa depan.
27 Saya memiliki kemampuan yang baik untuk bekerja sama dan menjalin relasi dengan orang lain.
28 Saya merasa berharga karena saya mampu memimpin suatu aktivitas.
29 Saya menetapkan tujuan yang tidak terlalu tinggi sehingga saya mampu meraihnya di masa depan.
30 Saya merasa pantas untuk berhasil dalam mewujudkan cita-cita saya. 31 Saya optimis mengenai cita-cita dan masa depan saya. 32 Saya merasa pantas untuk berhasil dalam mengambil suatu keputusan.
33 Saya dapat menerima sesuatu yang tidak berjalan sesuai dengan rencana saya.
34 Saya merasa pantas untuk berhasil karena saya melakukan segala sesuatu dengan mandiri.
35 Saya dapat mengatasi hambatan yang ada tanpa perlu bertindak kurang ajar atau agresif.
36 Saya memiliki sikap yang optimis dalam memimpin diri sendiri maupun orang lain.
37 Saya memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan dan membiasakan diri dengan hal-hal baru.
38 Saya merasa pantas untuk berhasil karena memiliki gaya kepemimpinan yang baik.
39 Saya merasa puas dengan keputusan-keputusan yang telah saya ambil. 40 Saya optimis bahwa saya berani bicara di depan umum dengan mudah.
41 Saya merasa pantas untuk berhasil karena saya dapat mengendalikan dorongan dan emosi negatif saya.
42 Saya memiliki kemampuan yang baik dalam menjalin relasi dengan orang lain.
43 Saya dapat menerima kegagalan saya dan berusaha memperbaikinya.
44 Saya dapat menguasai emosi negatif saya dan mengekspresikannya secara tepat.
45 Saya mampu membuat keputusan-keputusan secara mandiri untuk mencapai tujuan saya.
46 Saya yakin dapat mencapai tujuan saya karena saya mampu mengatur diri saya sendiri.
47 Saya merasa berharga sehingga dapat menjalin relasi dan kerjasama yang baik dengan orang lain.
48 Saya dapat mengambil keputusan-keputusan dengan tepat.
49 Saya merasa pantas untuk berhasil karena berani menghadapi tantangan baru.
50 Saya tetap dapat menerima diri saya meskipun telah salah mengambil keputusan.
Jika sudah selesai, harap diperiksa kembali
Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan
^^ Terima Kasih Atas Partisipasi Anda ^^
78
-
SKALA PENELITIAN
oleh :
Jeanita Deli Widjaja
069114065
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
79
-
SKALA PENELITIAN
Yogyakarta, 27 Januari 2010
Kepada
Yth. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Dengan hormat, saya
Nama : Jeanita Deli Widjaja
NIM : 069114065
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
sedang menyusun tugas akhir guna menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai seorang mahasiswa. Oleh karena itu,
saya mohon bantuan Anda untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala
ini. Semua tanggapan yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan Anda untuk
menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
(Jeanita Deli Widjaja)
80
-
Identitas Diri
Jenis Kelamin a. Perempuan b. Laki-laki
Usia = ... tahun
Jurusan = ...
Lama Pacaran a. 0-6 bulan b. >6 bulan-1 tahun c. > 1 tahun
Jenis Hubungan a.jarak jauh b. jarak dekat
Berapa kali pernah pacaran ?
a. 1-3 kali b. 4-6 kali c. > 6 kali
Petunjuk Mengerjakan
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan tentang pengalaman Anda sehari-hari terkait dengan
bagaimana Anda menjalankan keseharian Anda. Bacalah setiap pernyataan-pernyataan tersebut dengan
seksama. Kemudian, Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Jika
belum pernah mengalami pernyataan-pernyataan tertentu, silahkan Anda membayangkan seakan-akan
penyataan tersebut telah Anda alami. Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda. Tidak ada
jawaban yang dianggap salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda.
Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan.
Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah :
STS = bila pernyataan tersebut SangatTidak Sesuai dengan diri Anda
TS = bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri Anda
S = bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri Anda
SS = bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri
Anda
Contoh pengerjaan :
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Pikiran negatif muncul di benak saya saat pacar
saya membicarakan lawan jenisnya. X
Jika Anda merasa bahwa jawaban tersebut sesuai dengan diri Anda, maka berilah tanda silang (X) pada
pilihan jawaban (S).
^^Selamat Mengerjakan^^
81
-
BAGIAN I
No. Pernyataan STS TS S SS 1 Saya marah ketika pacar saya berbicara akrab dengan lawan jenisnya. 2 Saya jengkel saat pacar saya menyapa lawan jenisnya dengan hangat.
3 Saya cemas karena pacar saya biasa berkata-kata manis kepada lawan jenisnya.
4 Saya akan memikirkan hal-hal negatif ketika pacar saya menegur lawan jenisnya dengan akrab.
5 Saya berpikir mengenai sesuatu yang dirahasiakan dari saya saat pacar saya memuji lawan jenisnya.
6 Saya langsung menelepon pacar saya ketika mendapati bahwa ia biasa melakukan curhat dan diskusi dengan lawan jenisnya.
7 Saya khawatir saat pacar saya akrab bertukar sapa dengan lawan jenisnya.
8 Saya berpikir bahwa pacar saya akan melakukan sesuatu yang buruk saat ia tergabung dalam suatu kegiatan dengan lawan jenisnya.
9 Saya akan berada di samping pacar saya terus menerus ketika ia berbicara akrab dengan lawan jenisnya di hadapan saya.
10 Saya takut kehilangan karena pacar saya biasa memberi hadiah kepada lawan jenisnya.
11 Saya cemas saat pacar saya menanggapi lawan jenisnya dengan akrab
12 Saya kesal saat pacar saya menceritakan hal positif tentang lawan jenisnya.
13 Saya mencurigai pacar saya karena ia menyimpan pemberian lawan jenisnya.
14 Saya marah karena pacar saya biasa memberi ucapan selamat kepada lawan jenisnya.
15 Saya bertanya dengan lebih intensif kepada pacar saya ketika mengetahui bahwa ia dan lawan jenisnya pergi bersama.
16 Saya mencurigai pacar saya ketika ia tersenyum ramah kepada lawan jenisnya.
17 Saya menunjukkan ekspresi kesal saat pacar saya menegur lawan jenisnya dengan hangat.
18 Saya akan melihat handphone pacar saya karena pacar saya pernah membicarakan lawan jenisnya.
19 Saya marah saat pacar saya berhubungan dengan lawan jenisnya melalui sms dan telepon.
20 Saya gelisah karena pacar saya biasa melirik lawan jenisnya.
21 Saya akan memikirkan hal-hal negatif ketika pacar saya biasa memberi hadiah kepada lawan jenisnya.
22 Saya takut kehilangan saat pacar saya berdekatan dengan lawan jenisnya.
23 Saya bertanya dengan lebih detil kepada pacar saya ketika mengetahui bahwa ia berhubungan dengan lawan jenisnya melalui email, chatting, atau situs pertemanan.
24 Saya mencurigai pacar saya ketika ia berkomunikasi dengan lawan jenisnya melalui media handphone.
25 Saya akan mengecek barang-barang pribadi pacar saya karena ia biasa menyentuh lawan jenisnya.
27 Saya berpikir bahwa pacar saya melakukan curhat dan diskusi dengan lawan jenisnya karena tertarik pada orang tersebut.
28 Saya akan menemani pacar saya terus menerus dalam melakukan semua aktivitasnya karena ia sering melirik lawan jenisnya.
29 Saya mencurigai pacar saya karena ia biasa menggoda lawan jenisnya dengan kata-kata manis.
30 Saya marah saat pacar saya jalan-jalan dan makan bersama lawan jenisnya.
31 Saya menduga akan ada sesuatu yang buruk terjadi saat mengetahui pacar saya melakukan curhat dan diskusi dengan lawan jenisnya.
32 Saya jengkel saat pacar saya beraktivitas bersama lawan jenisnya dalam suatu kegiatan.
33 Saya cemas saat mengetahui bahwa pacar saya biasa berdekatan dengan lawan jenisnya.
34 Saya takut kehilangan saat pacar saya berbicara akrab dengan lawan jenisnya.
35 Saya menunjukkan ekspresi kesal saat mengetahui bahwa pacar saya sering berkomunikasi dengan lawan jenisnya menggunakan handphone.
36 Saya langsung menelepon pacar saya karena mengetahui bahwa ia sedang beraktivitas bersama dengan lawan jenisnya.
37 Saya akan menemani pacar saya terus menerus dalam beraktivitas karena ia biasa berkata-kata manis kepada lawan jenisnya.
38 Saya menduga bahwa pacar saya menyembunyikan sesuatu karena ia sering berhubungan dengan lawan jenisnya melalui handphone atau situs pertemanan.
39 Saya takut kehilangan saat pacar saya menggombal kepada lawan jenisnya.
40 Saya bertanya terus menerus kepada pacar saya saat mengetahui bahwa ia sering memberi hadiah kepada lawan jenisnya.
41 Saya menduga akan ada sesuatu yang buruk terjadi saat mengetahui pacar saya sering menyentuh lawan jenisnya.
BAGIAN II
No. Pernyataan STS TS S SS 1 Saya yakin akan berhasil karena saya terus memotivasi diri saya sendiri.
2 Saya merasa berharga sehingga saya yakin dapat mencapai cita-cita saya di masa depan.
3 Saya mampu mengerjakan segala sesuatu sebaik-baiknya karena memiliki pengaturan diri yang baik.
4 Saya mampu mengatasi masalah yang muncul dengan gaya kepemimpinan yang saya miliki.
5 Saya mampu mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya tanpa bantuan dari orang lain.
6 Saya merasa bahwa penampilan saya sama baiknya dengan teman-teman yang lain.
83
-
7 Saya tidak mudah menyerah pada keadaan yang tidak menyenangkan dan segera memotivasi diri untuk mengatasi hambatan tersebut.
8 Saya merasa puas dengan diri saya karena saya tidak tergantung kepada orang lain.
9 Saya terus berusaha mengendalikan diri dengan sebaik-baiknya.
10 Saya dapat beradaptasi dengan cara pikir dan cara kerja orang lain yang tidak sejalan dengan saya.
11 Saya merasa puas karena saya mengetahui bagaimana saya menggunakan waktu saya dengan efisien.
12 Saya merasa berharga karena memiliki motivasi dari dalam diri saya sendiri.
13 Saya mampu melakukan hampir semua hal sendirian.
14 Saya dapat mengambil keputusan sendiri karena saya menghargai diri saya.
15 Saya dapat membiasakan diri dengan hal-hal baru sehingga saya yakin mengenai cita-cita dan masa depan saya.
16 Saya dapat menerima penampilan saya bahkan ketika saya terlihat kurang baik dibandingkan orang lain.
17 Saya memiliki keberanian untuk bertindak meskipun nantinya saya mungkin gagal.
18 Saya berani mengajak bicara orang-orang yang saya temui untuk mencapai tujuan saya.
19 Saya optimis untuk mengatur diri saya sendiri sehingga tidak perlu diatur oleh orang lain.
20 Saya merasa puas terhadap diri saya karena mampu memimpin suatu aktivitas.
21 Saya mampu mengatasi masalah dengan orang lain dan tetap dapat bekerja sama dengan mereka.
22 Saya merasa pantas untuk berhasil karena saya sangat memahami disiplin diri saya.
23 Saya mampu membiasakan diri dengan hal-hal baru sehingga dapat membuat keputusan dengan cepat.
24 Saya merasa berharga karena saya dapat mengendalikan dorongan dan emosi negatif saya.
25 Saya mampu mengatasi konflik dan menyelesaikannya dengan usaha dari diri saya sendiri.
26 Saya merasa puas dengan diri saya sehingga yakin dapat menggapai cita-cita saya di masa depan.
27 Saya memiliki kemampuan yang baik untuk bekerja sama dan menjalin relasi dengan orang lain.
28 Saya merasa berharga karena saya mampu memimpin suatu aktivitas. 29 Saya merasa pantas untuk berhasil dalam mewujudkan cita-cita saya. 30 Saya optimis mengenai cita-cita dan masa depan saya. 31 Saya merasa pantas untuk berhasil dalam mengambil suatu keputusan.
32 Saya dapat menerima sesuatu yang tidak berjalan sesuai dengan rencana saya.
33 Saya merasa pantas untuk berhasil karena saya melakukan segala sesuatu dengan mandiri.
34 Saya dapat mengatasi hambatan yang ada tanpa perlu bertindak kurang ajar atau agresif.
84
-
35 Saya memiliki sikap yang optimis dalam memimpin diri sendiri maupun orang lain.
36 Saya memiliki keberanian untuk menghadapi tantangan dan membiasakan diri dengan hal-hal baru.
37 Saya merasa pantas untuk berhasil karena memiliki gaya kepemimpinan yang baik.
38 Saya merasa puas dengan keputusan-keputusan yang telah saya ambil.
39 Saya optimis bahwa saya berani bicara di depan umum dengan mudah.
40 Saya merasa pantas untuk berhasil karena saya dapat mengendalikan dorongan dan emosi negatif saya.
41 Saya memiliki kemampuan yang baik dalam menjalin relasi dengan orang lain.
42 Saya dapat menerima kegagalan saya dan berusaha memperbaikinya.
43 Saya dapat menguasai emosi negatif saya dan mengekspresikannya secara tepat.
44 Saya mampu membuat keputusan-keputusan secara mandiri untuk mencapai tujuan saya.
45 Saya yakin dapat mencapai tujuan saya karena saya mampu mengatur diri saya sendiri.
46 Saya merasa berharga sehingga dapat menjalin relasi dan kerjasama yang baik dengan orang lain.
47 Saya dapat mengambil keputusan-keputusan dengan tepat.
48 Saya merasa pantas untuk berhasil karena berani menghadapi tantangan baru.
49 Saya tetap dapat menerima diri saya meskipun telah salah mengambil keputusan.
Jika sudah selesai, harap diperiksa kembali
Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan
^^ Terima Kasih Atas Partisipasi Anda ^^
85
-
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 89 98.9
Excludeda 1 1.1
Total 90 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.