Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979 TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG Syahrir Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, BATAN ABSTRAK TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG Telah dilakukan penentuan nilai tingkat clearance efluen gas/partikulat di PPTN Serpong yang didasarkan pada kriteria dosis hingga kajian dosis melalui model jalur paparan atmosferik kepada penduduk kritis telah dilakukan. Tingkat clearance ini merupakan alternatif batas pelepasan efluen radioaktif airborne ke atmosfer sementara menunggu batasan terkait dari BAPETEN yang dapat diterapkan di PPTN Serpong. Kriteria dosis dan model dan parameter yang digunakan untuk kajian pelepasan zat radioaktif ke lingkungan mengacu ke dokumen terkini yang dikeluarkan International Atomic energy Agency (IAEA). Software GENII dari U. S. Pacific Northwest Laboratory digunakan untuk kajian dosis tersebut. HasHperhitungan spesifik tapak ini selain lebih handal mengingat penggunaan model dan parameter lingkungan yang lebih mendekati kondisi tapak juga diuntungkan dengan banyaknya radionuklida dengan nilai tingkat clearance yang melebihi nilai generik yang dikeluarkan oleh IAEA (TECDOC-1000) dalam orde 3 hingga 6. Jalur paparan utama yang perlu dicermati untuk gas dan partikulat berturut-turut adalah inhalasi udara dan injesi konsumsi makanan hasil loka!. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan dalam penentuan batas pelepasan tahunan efluen radioaktif gas ke atmosfer setelah ada ketentuan terkait dari BAPETEN. ABSTRACT CLEARANCE LEVELS FOR RADIOACTIVE GASEOUS DISCHARGES IN PPTN SERPONG Clearance levels for gaseous release at Serpong Nuclear Technology Development Center (PPTN) have been determined based on dose limitation criteria and dose assessment of atmospheric exposure pathway model to critical group. The values are an alternative to release limit of gaseous radioactive effluent to the atmosphere as the regulatory body (BAPETEN) is preparing the limit. The dose criteria and the models and parameters for discharges of radioactive substances to the atmosphere in the dose assessment refer to recent documents published by International Atomic energy Agency (IAEA). GENII software from U.S. Pacific Northwest Laboratory is used for the assessment. These site specific results is more reliable than the generic clearance levels issued in TECDOC-1000 (IAEA) in a sense the models and parameters are more realistic and, moreover, all of the generic values are smaller than the site results in the order of 3 to 6. The main exposure pathways for gaseous and particulates are inhalation and ingestion of local food respectively. The methodology used in this research is readily available for determining the site specific gaseous effluent release limit for PPTN Serpong after the relevant criteria are set by BAPETEN. PENDAHULUAN Sumber radiasi yang dibebaskan dari pengawasan nuklir (regulatory contro~ karena resiko kesehatan yang ditimbulkan sepele (trivia~ dinyatakan sebagai sumber clearance. Tingkat aktivitas atau konsentrasi aktivitas sumber dimaksud disebut tingkat clearance. Beberapa efluen gas dari kegiatan nuklir di PPTN Serpong dapat dikategori- kan sebagai sumber clearance. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tingkat clearance yang spesifik tapak. 71
14
Embed
TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONGdigilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Lingkungan/Penelit... · Kriteria dosis dan model dan parameter yang digunakan untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG
SyahrirPusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif, BATAN
ABSTRAK
TINGKAT CLEARANCE LlMBAH AIRBORNE DI PPTN SERPONG Telah dilakukanpenentuan nilai tingkat clearance efluen gas/partikulat di PPTN Serpong yang didasarkan padakriteria dosis hingga kajian dosis melalui model jalur paparan atmosferik kepada penduduk kritistelah dilakukan. Tingkat clearance ini merupakan alternatif batas pelepasan efluen radioaktifairborne ke atmosfer sementara menunggu batasan terkait dari BAPETEN yang dapat diterapkandi PPTN Serpong. Kriteria dosis dan model dan parameter yang digunakan untuk kajianpelepasan zat radioaktif ke lingkungan mengacu ke dokumen terkini yang dikeluarkanInternational Atomic energy Agency (IAEA). Software GENII dari U. S. Pacific NorthwestLaboratory digunakan untuk kajian dosis tersebut. HasHperhitungan spesifik tapak ini selain lebihhandal mengingat penggunaan model dan parameter lingkungan yang lebih mendekati kondisitapak juga diuntungkan dengan banyaknya radionuklida dengan nilai tingkat clearance yangmelebihi nilai generik yang dikeluarkan oleh IAEA (TECDOC-1000) dalam orde 3 hingga 6. Jalurpaparan utama yang perlu dicermati untuk gas dan partikulat berturut-turut adalah inhalasi udaradan injesi konsumsi makanan hasil loka!. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapatditerapkan dalam penentuan batas pelepasan tahunan efluen radioaktif gas ke atmosfer setelahada ketentuan terkait dari BAPETEN.
ABSTRACT
CLEARANCE LEVELS FOR RADIOACTIVE GASEOUS DISCHARGES IN PPTN
SERPONG Clearance levels for gaseous release at Serpong Nuclear Technology DevelopmentCenter (PPTN) have been determined based on dose limitation criteria and dose assessment ofatmospheric exposure pathway model to critical group. The values are an alternative to releaselimit of gaseous radioactive effluent to the atmosphere as the regulatory body (BAPETEN) ispreparing the limit. The dose criteria and the models and parameters for discharges of radioactivesubstances to the atmosphere in the dose assessment refer to recent documents published byInternational Atomic energy Agency (IAEA). GENII software from U.S. Pacific NorthwestLaboratory is used for the assessment. These site specific results is more reliable than thegeneric clearance levels issued in TECDOC-1000 (IAEA) in a sense the models and parametersare more realistic and, moreover, all of the generic values are smaller than the site results in theorder of 3 to 6. The main exposure pathways for gaseous and particulates are inhalation andingestion of local food respectively. The methodology used in this research is readily available fordetermining the site specific gaseous effluent release limit for PPTN Serpong after the relevantcriteria are set by BAPETEN.
PENDAHULUAN
Sumber radiasi yang dibebaskan dari pengawasan nuklir (regulatory contro~
karena resiko kesehatan yang ditimbulkan sepele (trivia~ dinyatakan sebagai sumber
clearance. Tingkat aktivitas atau konsentrasi aktivitas sumber dimaksud disebut tingkat
clearance. Beberapa efluen gas dari kegiatan nuklir di PPTN Serpong dapat dikategori
kan sebagai sumber clearance. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan
tingkat clearance yang spesifik tapak.
71
Hasi/ Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
Oi PPTN telah ditetapkan konsep yang disebut batas pelepasan maksimal (BPM)
ke udara untuk PPTN Serpong [1]. BPM merupakan besaran yang mengatur laju kon
sentrasi aktivitas radionuklida pada limbah radioaktif airborne di PPTN Serpong yang
dapat dilepaskan ke atmosfer. Oi Indonesia juga telah dikeluarkan Keputusan No. 02/Ka
BAPETENN 99 tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan [2] yang berlaku
untuk badan air dan udara. Keputusan tersebut menetapkan Nilai Batas Radioaktivitas
(Bq/l) di air dan udara yang tidak boleh dilampaui oleh pengusaha instalasi. Oalam
perkembangan batas pelepasan turunan di lingkungan, IAEA [3] mengajukan konsep
tingkat clearance untuk limbah padat, cair dan airborne. Konsep ini lebih bersifat kom
prehensif dibandingkan kedua batasan sebelumnya, selain memberikan tingkat
clearance yang generik untuk berbagai radionuklida, juga ditetapkan kriteria dosis untuk
tingkat clearance sehingga memungkin penentuan tingkat clearance yang spesifik tapak.
Melalui penelitian ini akan digunakan kriteria dosis paparan yang
direkomendasikan oleh IAEA tersebut. Panduan model dan parameter generik untuk
prakiraan dosis dari IAEA dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada di PPTN
Serpong sehingga diperoleh hasil yang lebih mewakili keadaan sebenarnya. Perangkat
lunak GENII [4] digunakan untuk menghitung prakiraan dosis maksimum yang diterima
kelompok kritis. Oengan menghitung tingkat clearance tiap radionuklida yang lepas ke
melalui cerobong dalam proses kegiatan nuklir di PPTN Serpong dapat ditetapkan batas
selamat pelepasan limbah gas ke atmosfer. Pada perhitungan ini, Reaktor Serba Guna
G.A. Siwabessy (RSG GAS) digunakan sebagai sumber lepasan di Kawasan Nuklir
Serpong. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa mayoritas potensi lepasan ke udara
terdiri atas tiga cerobong dengan tinggi yang sarna dengan tinggi cerobong RSG GAS.
METODE
Kriteria Tingkat Clearance
Penetapan tingkat clearance limbah airborne ini mengacu ke dokumen IAEA
yang meliputi TECOOC-1000 [3], SS 115 [5] dan RS-G-1.7 [6]. Clearance adalah
pembebasan (removal) zat radioaktif atau objek radioaktif berizin dari pengawasan
pengaturan oleh Badan Pengawas. Sedangkan tingkat clearance adalah suatu nilai
yang dinyatakan dalam konsentrasi aktivitas atau aktivitas total, yang pada atau di
bawah nilai tersebut suatu sumber radiasi dapat dilepaskan (dikeluarkan) dari
pengawasan pengaturan. Nilai tingkat clearance suatu radionuklida didasarkan kriteriaberikut:
72
Hasil Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852 - 2979
Dosis efektif yang diterima oleh anggota masyarakat akibat sumber atau
kegiatan clearance pad a orde 10 lJSV atau kurang per tahun. Dosis efektif kolektif per
tahun dari kegiatan dimaksud tidak melebihi sekitar 1 man'Sv atau pengkajian optimisasi
proteksi menunjukkan bahwa clearance merupakan pilihan yang sudah optimum.