TIM PENYUSUN
MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK
SEMESTER GANJIL 2017/2018
Muhammad Iqbal, S.T., M.M. MQB 08820485-1
Grahesa Adri Putra ECA 1201140222
Diyah Nugrahaning Widi DIY 1201144247
Metha Pratiwi MTP 1201144383
Luthfi Ramaditya CUY 1201140081
Ardian Cahya Utama XVI 1201144196
Revina Hardiyanti REV 1201142443
Reza Faerus Al Farisi EJA 1201140171
Fahira Gearahmani FAI 1201142314
Raka Chandra Wicaksono RKA 1201144072
Riko Rizqullah Putra RKO 1201144363
Satria Pratama Adi Nugraha STI 1201140445
Windi Robbiana Pradani WRP 1201144176
Nadira Cahya Utami Rusli NAH 1201140290
Agung Wicaksono CGA 1201140063
Aditya Candradesta ADS 1201144183
Nurul Fauziah NUU 1201140272
Olvita Kirana Syifarani OWL 1201140058
Yuko Tsukada UKO 1201144348
Muhammad Ikhsan Kurniawan ICC 1201144053
Reivan Diandra Putra RVN 1201140159
I Dewa Gede Deny Andika Prawira CGT 1201144174
Christy Ardyanto Gulo ION 1201144023
i
TATA TERTIB
PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK
SEMESTER GANJIL 2017/2018
1. Semua Praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian
2. Praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, tidak boleh diwakilkan dan jika
berhalangan hadir wajib menyerahkan surat keterangan maksimal 3x24 jam setelah
praktikum dilaksanakan.
3. Untuk Praktikan yang berhalangan hadir karena alasan kesehatan, keluarga, keagamaan,
dan penugasan institusi, maka praktikan wajib menyerahkan surat pengantar dari pihak
yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut sesuai dengan peraturan yang ada.
4. Praktikan wajib datang tepat waktu pada saat praktikum atau akan dikenakan sanksi
yaitu:
a. Keterlambatan < 15 menit diperkenankan praktikum, namun tidak diberi tambahan
waktu pengerjaan Tes Awal.
b. Keterlambatan > 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
5. Praktikan yang tidak hadir tanpa keterangan (kesehatan/keluarga/keagamaan/penugasan
institusi), dinyatakan GAGAL mengikuti praktikum Pengembangan produk dan harus
mengulang kembali praktikum Pengembangan produk di tahun berikutnya.
1. Syarat yang harus dipenuhi praktikan untuk mengikuti praktikum, yakni:
a. Kartu praktikum.
b. Kelengkapan praktikum.
2. Praktikan wajib mengisi presensi pada lembar yang telah disediakan.
3. Setiap praktikan wajib melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan, kecuali praktikan yang sudah melakukan tukar jadwal dengan membawa
bukti form tukar jadwal.
4. Kegiatan tukar jadwal dilakukan antar kelompok (bukan individu), dengan mengisi form
tukar jadwal maksimal 1x24 jam sebelum pelaksanaan praktikum, membawa serta kartu
praktikum dan ditandatangani oleh Asisten serta dihadiri oleh perwakilan kedua
KEHADIRAN
PRAKTIKUM
ii
kelompok yang akan melaksanakan tukar jadwal. Form tukar jadwal diberi cap
Laboratorium Pengembangan Produk.
5. Setiap praktikan wajib mengikuti kegiatan praktikum hingga selesai dan tidak
diperkenankan untuk meninggalkan praktikum tanpa izin dari Asisten jaga.
6. Pada saat praktikum, Praktikan:
a. Tidak diperkenankan untuk mengganggu jalannya praktikum.
b. Tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan di luar tugas yang harus
diselesaikan.
c. Tidak diperkenankan untuk mengerjakan tugas praktikan lain.
d. Tidak diperkenankan untuk membawa fasilitas, perlengkapan dan/atau peralatan
praktikum keluar dari Laboratorium Pengembangan Produk.
e. Mengkondisikan alat komunikasi.
f. Tidak diperkenankan untuk menggunakan alat komunikasi selama kegiatan
praktikum berlangsung kecuali dengan ijin asisten.
g. Wajib untuk menjaga kerapihan dan kebersihan ruangan laboratorium, serta
peralatan yang telah digunakan harus dikembalikan pada tempatnya semula.
7. Setiap pengumuman terkait dengan praktikum hanya akan dipublikasikan melalui
mading Laboratorium Pengembangan Produk.
8. Praktikan yang melakukan kecurangan atau plagiatisme (terlihat sama dan serupa)
dalam mengerjakan tes awal, tes akhir, tugas atau laporan akan mendapatkan nilai 0
untuk penilaian tes awal, tes akhir, tugas atau laporan yang terindikasi dilakukan
kecurangan.
9. Waktu yang akan digunakan dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan praktikum
adalah Waktu Indonesia Barat (WIB).
1. Untuk setiap praktikan diwajibkan untuk menggunakan seragam sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Telkom, seragam (bersepatu) kemeja putih dan
celana untuk pria atau rok untuk wanita dengan bahan biru dongker atau hitam dan tidak
diizinkan untuk memakai jeans ketika mengikuti kegiatan praktikum. Pada hari Jumat
dan Sabtu, praktikan diperbolehkan mengenakan batik berlengan yang sopan dan rapi.
KELENGKAPAN RAKTIKUM
iii
2. Setiap praktikan diwajibkan untuk membawa kartu praktikum yang telah dilengkapi
dengan foto formal ukuran 3x4 dan distempel oleh asisten Laboratorium Pengembangan
Produk.
3. Jika praktikan tidak membawa kartu praktikum yang telah dipersyaratkan sebelumnya,
maka praktikan akan diberikan kesempatan untuk membawa kembali kartu praktikum
untuk tetap mengikuti praktikum modul yang bersangkutan dengan sanksi
keterlambatan yang berlaku.
4. Untuk praktikan putra dilarang berambut panjang, tidak melebihi telinga, alis, dan kerah
baju.
1. Praktikum susulan hanya akan diselenggarakan 1 kali untuk modul tertentu dengan
kondisi yang memungkinkan.
2. Tidak ada praktikum susulan untuk praktikum modul 0 dan 7.
3. Praktikum susulan hanya akan diberikan pada praktikan dengan alasan yang dapat
diterima yang dibuktikan dengan surat izin seperti yang tertera pada peraturan yang ada.
1. Praktikan wajib mengikuti semua rangkaian modul praktikum.
2. Praktikan wajib mengerjakan tugas selama praktikum sesuai dengan instruksi yang
diberikan Asisten.
3. Praktikan wajib mematuhi semua Tata Tertib yang telah disebutkan sebelumnya.
1. Akan ada Progress Report di setiap modul dan akan ada Final Report pada modul 7.
2. Aturan pengerjaan Progress Report dan Final Report akan diberitahukan pada akhir
kegiatan praktikum.
3. Waktu pengumpulan laporan akan diberitahukan pada saat praktikum.
4. Keterlambatan pengiriman laporan akan mendapatkan konsekuensi sebagai berikut:
a. Terlambat < 15 menit, nilai laporan dikurangi 5%.
b. Terlambat 15-30 menit, nilai laporan dikurangi 10%.
c. Terlambat 31-60 menit, nilai laporan dikurangi 15%.
PRAKTIKUM SUSULAN
PRAKTIKAN
PROGRESS REPORT DAN FINAL REPORT
iv
d. Terlambat 61-120 menit, nilai laporan dikurangi 30%.
e. Terlambat > 120 menit, nilai laporan dikurangi 50%.
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib Praktikum 2017/2018 Pengembangan
Produk akan ditetapkan kemudian melalui rapat koordinasi Asisten.
MODUL TEMPAT TES
AWAL PRAKTIKUM
TES
AKHIR /
JURNAL
PROGRESS
REPORT
0 - - - - 100%
1 - - - - 100%
1 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30%
2 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30%
3 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30%
4 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30%
5 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30%
6 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30%
PROPORSI NILAI
v
1
MODUL 1
IDENTIFIKASI PELUANG PENGEMBANGAN PRODUK, KEBUTUHAN
KONSUMEN DAN SPESIFIKASI PRODUK
IdentifyingCustomer
Need
MissionStatement
EstablishingTarget
Specification
Generate ProductConcept
Select Product
Concept (s)
TestProduct
Concept (s)
SetFinal
Specifications
FinalSpecifications
PlanDownstreamDevelopment
DevelopmentPlan
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan memahami cara mengindetifikasi peluang pengembangan produk.
2. Praktikan memahami cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan
melakukan pengumpulan data, menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan
pelanggan, mengorganisasikan kebutuhan pelanggan menjadi hierarki dan
mengukur tingkat kepentingan.
3. Praktikan mampu membuat spesifikasi berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan
pelanggan.
4. Praktikan mampu menggunakan matriks House of Quality (HOQ) dalam metode
Quality Function Deployment (QFD) untuk menganalisis kebutuhan pelanggan dan
spesifikasi.
SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu praktikum
2. Lembar peninjauan produk
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Personal Computer (PC)
2. Microsoft Office Excel
3. Alat tulis
4. Lembar mission statement
5. Lembar hasil kuesioner
6. Referensi
PlanningConcept
DevelopmentSystem-Level
DesignDetail Design
Testing and Refinement
Production Ramp-Up
2
MATERI PRA-PRAKTIKUM
1. Identifying Customer Needs1
2. Metode Pengumpulan Data2
3. Dimensi Kualitas Produk3
4. Spesifikasi Produk2
5. Quality Function Deployment (QFD) dan House of Quality (HOQ)4, 5
6. Klasifikasi Kebutuhan Pelanggan dan Matrix Klein Grid4
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
I. OVERVIEW MODUL
Pada modul ini, praktikan akan mempraktikkan cara mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan, membuat spesifikasi produk dan membuat HOQ. Tahap awal pada praktikum
ini adalah Planning. Pada tahap ini, langkah awal yang akan dilaksanakan adalah
mendefinisikan produk, target market dan beberapa aspek lainnya. Praktikan akan
mengidentifikasi peluang pengembangan produk yang ada atau produk yang akan
praktikan ciptakan.
Tahap kedua adalah Concept Development. Untuk mengembangkan konsep yang ada,
praktikan harus menggunakan data yang valid. Data yang didapatkan akan dianalisis dan
akan menjadi sumber untuk melihat kebutuhan pelanggan yang sebenarnya, sehingga
produk yang diciptakan diharapkan dapat memecahkan masalah yang sebenarnya. Setelah
tahap awal dan tahap kedua sudah dilaksanakan tahap selanjutnya adalah membuat
spesifikasi produk. Kemudian menggunakan HOQ untuk membantu menganalisis need
statement secara lebih komprehensif.
II. LANGKAH PRAKTIKUM
II.1. Identifikasi Peluang Pengembangan Produk
Identifikasi Peluang Pengembangan Produk dilakukan dengan membuat mission
statement pada halaman di Microsoft Excel yang telah disediakan. Tentukan dan isi
mission statement berdasarkan produk yang akan dikembangkan.
3
II.2. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
II.2.1 Mengumpulkan Data dari Pelanggan
Mengumpulkan data kebutuhan pelanggan dengan menggunakan beberapa
metode seperti:
a. Observasi
Melakukan pengamatan pada produk dan mengidentifikasi kekurangan atau
permasalahan pada desain eksisting produk. Mengamati bagaimana pelanggan
menggunakan sebuah produk atau melakukan aktivitas yang akan didukung oleh
produk yang sedang dikembangkan. Dapat dilakukan dengan mengobservasi pada
lingkungan sehingga bisa mengetahui penggunaan yang sebenarnya dan juga
mengobservasi pada penggunaan yang bukan fungsi produk sebenarnya.
Product Description Material Handling Equipment yang digunakan untuk memindahkan barang yang berat
Benefit PropositionMaterial Handling Equipment dapat dilipat dan memiliki bobot yang ringan sehingga mudah dibawa
dan disimpan
Dibuat dari material yang ramah lingkungan
Produk diliris pada kuartal akhir 2017
Biaya produksi 40% dari harga jual
Mendapatkan market share sebesar 10%
Primary Market Penggunaan di kantor dan gudang kecil
Secondary Market Penggunaan di UKM dan rumah tangga
Pengoperasian Secara manual
Kapasitas angkut terbatas pada luas dan kekuatan struktur Material Handling Equipment
Bobot keseluruhan
Pengguna
Distributor dan reseller
Divisi produksi
Divisi marketing
Produk desainer
Divisi legal
Stakeholder
Mission Statement
Key Business Goal
Assumption and Constraint
4
b. Focus Group Discussion (FGD)
Kumpulkan informasi dan data akan produk berdasarkan pendapat dan
pengamatan anggota diskusi dan pelanggan pada lembar kerja yang tersedia.
Isikan identitas anggota grup diskusi beserta dengan usulan perbaikan desain
beserta alasan yang disampaikan. Permasalahan yang telah teridentifikasi
kemudian disusun menjadi need statement.
c. Wawancara
Metode ini meminta pelanggan atau pengguna produk untuk menyampaikan
pendapatnya secara langsung dengan menanyakan beberapa pertanyaan.
Dilakukan dengan mendiskusikan kebutuhan dengan pelanggan. Isikan
lembar kerja dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan beserta
dengan need statement dari tanggapan pelanggan tersebut.
Nama : Ardian
Nim : 1201140892
Need Statement
Mekanisme pelipatan
handle dan roda
dipisah
Mekanisme produk yang komplek dapat
menyebabkan produk cepat rusak
Produk dapat
membawa barang
dengan volume tinggi
Usulan Alasan
Seharusnya roda
berukuran lebih besar
Karena akan menimbulkan getaran yang
minim
Produk memiliki
getaran yang minim
Paku keling diganti
dengan mur standarAgar lebih mudah untuk diperbaiki jika rusak
Produk mudah
diperbaiki
Ukuran platform
diperbesar
Kurang stabil ketika membawa barang yang
besar dan berat
Produk memiliki
ukuran platform yang
sesuai
Diberikan tempat
mengaitkan tali
pengikat
Butuh tali pengikat untuk menstabilkan
barang bawaan pada troli
Produk stabil ketika
digunakan
Mengubah permukaan
bawah platform agar
mudah digenggam
Permukaan bawah platform tidak nyaman
digenggam ketika akan mengangkat troli
Platform produk
dapat digenggam
dengan nyaman
Produk Eksisting:
Handtruck Platform
/ Trolley
5
II.2.2 Interpretasi Data Mentah Menjadi Data Kebutuhan Pelanggan
Data mentah yang telah dikumpulkan berupa kebutuhan pelanggan dinyatakan dalam
pernyataan tertulis (customer statement) kemudian diterjemahkan menjadi need
statement. Need statement adalah pernyataan kebutuhan pelanggan secara tertulis yang
telah diinterpretasikan Berikut adalah petunjuk untuk membuat need statement yang
benar:
1. Menyatakan kebutuhan sebagai “apa” yang harus dilakukan oleh suatu produk,
bukan “bagaimana” produk itu berfungsi.
2. Menyatakan kebutuhan spesifik sesuai dengan pernyataan konsumen.
3. Menggunakan kalimat positif, bukan negatif.
4. Menyatakan kebutuhan sebagai atribut sebuah produk.
5. Menghindari kata “harus” dan “sebaiknya”.
Contoh Hasil Observasi
Nama Pelanggan : Faiz Interviewer : Ardian
Alamat : Bandung Tanggal : 21/08/2017
Telepon : 081234xxxx
Pertanyaan Customer Statement
Kesulitan apa yang dirasakan pada
penggunaan produk ini ?
Menurut anda perlukah fitur
pelipatan pada produk ini ?
Fitur apa yang anda harapkan
pada produk ini ?
Roda depan tidak dapat berbelok dengan
mudah, sehingga menyulitkan manuver
Ya, karena memudahkan untuk disimpan
Faktor apa yang menjadi
pertimbangan utama anda pada
produk ini ?
Kemudahan manuver dan kapasitas beban
yang diangkut
Tidak, karena troli sulit dijalankan saat
beban berat karena roda kecil
Dapatkah produk ini memenuhi
keinginan anda ?
Mekanisme pelipatan terpisah dengan
roda agar memudahkan saat membawa
barang yang besar
6
Contoh Hasil dari FGD
Contoh Hasil Wawancara
II.2.3 Mengorganisasi Kebutuhan Berdasarkan Hierarki
Membuat hierarki kebutuhan yang dibagi sesuai dengan dimensi kualitas produk dari
primary, secondary dan dimensi produk.
Nama Pelanggan : Faiz Interviewer : Ardian
Alamat : Bandung Tanggal : 21/08/2017
Telepon : 081234xxxx
Need StatementPertanyaan Customer Statement
Kesulitan apa yang dirasakan pada
penggunaan produk ini ?
Menurut anda perlukah fitur
pelipatan pada produk ini ?
Fitur apa yang anda harapkan
pada produk ini ?
Roda depan tidak dapat berbelok dengan
mudah, sehingga menyulitkan manuver
Ya, karena memudahkan untuk disimpan
Faktor apa yang menjadi
pertimbangan utama anda pada
produk ini ?
Kemudahan manuver dan kapasitas beban
yang diangkut
Tidak, karena troli sulit dijalankan saat
beban berat karena roda kecil
Dapatkah produk ini memenuhi
keinginan anda ?
Produk mudah disimpan
Produk dapat membaa muatan bervolume
tinggi
Produk memiliki ukuran roda yang ideal
Produk dapat bermanuver dengan mudah
Produk mampu membawa beban berat
Ketinggian handle produk dapat disesuaikan
Mekanisme pelipatan terpisah dengan
roda agar memudahkan saat membawa
barang yang besar
Produk dapat bermanuver dengan mudah
7
II.2.4 Menetukan tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan
Setelah melakukan pengelompokkan kembali need statement, maka dilakukan
penentuan tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan. Tingkat kepentingan perlu
diketahui untuk menentukan prioritas pemenuhan kebutuhan pelanggan. Pendekatan
untuk menentukan tingkat kepentingan dan kepuasan relatif setiap kebutuhan adalah dengan
kesepakatan bersama yang dilakukan oleh tim pengembang atau dengan melakukan survei ke
pelanggan. Format pengukuran tingkat kepentingan dan kepuasannya dapat dilakukan dengan
melakukan salah satu dari metode berikut:
• Web based survey
• Multivoting
• Etc.
8
Teknik-teknik untuk mengukur kebutuhan pelanggan
Dalam pengumpulan pernyataan pelanggan, responden dapat diminta untuk melakukan
perintah-perintah tertentu seperti mengurutkan, menilai, memilah, dan memilih
beberapa opsi dalam pertanyaan
Berikut adalah contoh kuesioner atau survei yang dihasilkan dari kebutuhan pelanggan
yang telah didapatkan:
.
1 2 3 4 1 2 3 4
Produk mampu mengangkut beban berat
Produk dapat membawa muatan bervolume tinggi
Produk mudah disimpan
Produk memiliki sistem pengunci muatan
Platform produk dapat digenggam dengan nyaman
Produk dapat bermanuver dengan mudah
Produk memiliki ukuran platform yang sesuai
Ketinggian handle produk dapat disesuaikan
Kemiringan handle produk dapat diatur
Produk memiliki ukuran roda yang ideal
Produk menggunakan pengikat yang mudah dibuka
Variabel
Tingkat
Kepentingan Kepuasan
A. Performance (Kualitas/Fungsi Utama Produk)
G. Serviceability (Kemampuan Produk Untuk Diperbaiki)
B. Features (Pelengkap Fungsi Utama/Dasar Produk)
C. Conformance (Kemampuan Produk Mencapai Spesifikasi yang Ditawarkan)
D. Reliability (Keandalan Produk/Kemungkinan Kecil Produk Untuk Tidak Berfungsi/Rusak)
E. Durability (Ketahanan Produk/Kemampuan Produk Untuk Dapat Terus Berfungsi)
F. Aesthetics (Tampilan Visual Produk)
9
Category Scales
Contoh pemilihan kata dalam pertanyaan yang digunakan dalam skala kategori.
Likert Scale
Pengukuran dari variabel yang di desain untuk memperbolehkan responden untuk
menilai seberapa kuat keputusan mereka dengan menggunakan pilihan seperti
setuju/tidak setuju dan memiliki range dari yang sangat positif hingga yang sangat
negatif.
10
Reverse Coding
Metode yang digunakan untuk memastikan nilai dari pengukuran skala menuju ke arah
yang sama (penggunaan pertanyaan positif dan negatif, tidak menunjukkan hasil yang
berbeda).
Composite Scales
Sebuah cara untuk menyatakan susunan pertanyaan yang tersembunyi dengan
menjumlahkan atau merata-ratakan reaksi responden terhadap beberapa pertanyaan.
Semantic Differential
Pengukuran skala sikap responden terhadap pertanyaan yang terdiri dari 7 tingkat poin
dan menggunakan kata sifat dan keterangan yang memiliki 2 sisi yang saling bertolak
belakang.
11
Numerical Scales
Metode pengukuran yang mirip dengan metode semantic differential, akan tetapi
menggunakan angka dan bukan deskripsi verbal sebagai skalanya.
*Untuk memahami lebih lanjut contoh-contoh metode mengukur tingkat sikap
konsumen, dapat dilihat pada Chapter 14: Attitude Measurement, Business Research
Methods4
III. SPESIFIKASI PRODUK
Spesifikasi Produk merupakan serangkaian spesifikasi yang mengungkapkan detail-detail
yang tepat dan terukur mengenai apa yang harus dilakukan produk. Spesifikasi produk tidak
memberikan informasi bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi menampilkan
pernyataan mengenai apa yang harus dilakukan dalam upaya memuaskan kebutuhan
pelanggan. Spesifikasi terdiri dari metric and value (tabel need, metric, value, unit).
12
IV. HOQ (HOUSE OF QUALITY)
Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) adalah tahapan atau iterasi
pertama dalam penerapan metodologi Quality Function Deployment (QFD). HOQ bisa
membantu analisis terhadap need statement secara lebih komprehensif. Berikut ini bagan
House of Quality (HOQ):
A= Customer Requirements D= Inter-Relationships
B= Planning Matrix E= Technical Corelations
C= Technical Responses F= Target Matrix
Hasil dari rekap need statement akan dimasukkan ke dalam bagan A HOQ dan hasil dari
rekap metrik akan dimasukkan ke dalam bagan C HOQ.
IV.1 LANGKAH MEMBUAT MATRIKS
Dari hasil kuesioner atau survei yang dihasilkan, selanjutnya adalah melakukan
rekapitulasi data sesuai dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Berikut
adalah tabel yang digunakan untuk melakukan rekapitulasi hasil kuesioner:
Jumlah responden yang ikut berpatisipasi dalam kuesioner berjumlah 30 responden
dengan “Vn” merupakan jumlah need statement yang ada pada kuesioner. Setelah
pengisian rekapitulasi dilakukan selanjutnya yaitu menghitung WAP (Weight Average
Performance).
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
1 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 30
2 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 34
3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 32
4 4 4 2 2 4 2 3 4 1 3 2 31
5 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 34
Responden ke-REKAPITULASI HASIL KUISIONER TINGKAT KEPENTINGAN
TOTAL
13
WAP (Weight Average Performance) berfungsi untuk mengetahui bobot kepentingan
dan kepuasan pelanggan. Perhitungan performance weighted dihitung dengan
mengkalikan bobot nilai yang diberikan responden dengan jumlah nilai pada setiap need
statement. Lalu untuk melanjutkan ke tahap WAP yaitu dengan membagi nilai
performance weighted dengan jumlah responden yang ada.
*Langkah ini berlaku untuk menghitung nilai performansi tingkat kepentingan dan
kepuasan.
IV.2 MATRIKS KLEIN GRID
Langkah pertama adalah memasukkan nilai performansi kepentingan dan kepuasan pada
lembar kerja Matriks Klein Grid, kemudian rata-ratakan nilai performansi kepuasan untuk
mendapatkan Garis Tengah Sumbu (x) dan rata-ratakan nilai performansi kepentingan
untuk mendapatkan Garis Tengah Sumbu (y).
Setelah memasukan nilai performansi kepentingan dan kepuasan, maka pada lembar kerja
Gambar Matrik Klein Grid akan muncul Gambar Matriks Klein Grid berdasarkan data yang
diinputkan pada sheet sebelumnya. Lalu lihat letak setiap variabel pada kuadran matriks
Nilai V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
1 0 0 2 0 0 0 0 0 3 1 0
2 0 3 11 10 2 4 2 4 8 15 7
3 8 14 10 15 18 15 17 15 15 11 16
4 22 13 7 5 10 11 11 11 4 3 7
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 0 0
Jumlah Responden
yang Menjawab
PERHITUNGAN WAP TINGKAT KEPENTINGAN
TOTAL
Nilai V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
1 0 0 2 0 0 0 0 0 3 1 0
2 0 6 22 20 4 8 4 8 16 30 14
3 24 42 30 45 54 45 51 45 45 33 48
4 88 52 28 20 40 44 44 44 16 12 28
112 100 82 85 98 97 99 97 80 76 90 0 0
Performance Weighted
(Jumlah x Bobot)
TOTAL
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
3.73 3.33 2.73 2.83 3.27 3.23 3.30 3.23 2.67 2.53 3.00
Performance Weighted / Jumlah responden
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
2.20 2.43 3.20 3.17 3.37 3.23 3.33 3.30 3.20 2.83 3.17 0.00 0.00
3.04Garis Tengah (X) :
NILAI PERFORMANSI KEPUASAN / TOTAL RESPONDEN
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13
3.73 3.33 2.73 2.83 3.27 3.23 3.30 3.23 2.67 2.53 3.00 0.00 0.00
3.08Garis Tengah (Y) :
NILAI PERFORMANSI KEPENTINGAN / TOTAL RESPONDEN
14
Masukkan variabel-variabel ke dalam tabel klasifikasi kebutuhan pelanggan sesuai dengan letak
variabel tersebut berada di Gambar Matrik Klein Grid.
IV.3 Langkah Membuat Matrik Perencanaan
1. Membuat spesifikasi dari need statement yang sudah ada dengan memberikan
metrik kepada need statement tersebut.
15
2. Membuat Metrik menjadi lebih spesifik dengan memberikan Value dan Unit.
3. Membuat Matriks Perencanaan
Berikut merupakan cara untuk mengisi matriks perencaan :
a. Need statement didapatkan dari hasil pengerjaan modul 1 bagian 1.
b. Matriks Klein Grid diisikan dengan klasifikasi kebutuhan masing-masing
need statement.
Expected High Impact Low Impact Hidden
v1 v5 v10 v3
v2 v6 v4
v7 v9
v8 v11
Var
iab
el
16
c. Customer satisfaction performance berisikan nilai WAP kepuasan
konsumen.
d. Importance to customer berisikan nilai WAP kepentingan konsumen.
e. Goal : rata-rata dari customer satisfaction performance dan importance to
customer.
f. Improvement Ratio : goal / Customer satisfaction performance.
g. Sales Point :
• Jika hasil matriks klein grid menunjukkan low impact (LIM), maka
diisikan nilai 1 (metrik terpenuhi, namun tidak ada value added
penjualan produk)
• Jika hasil matriks klein grid menunjukkan expected (EXP), maka
diisikan nilai 1,2 (metrik terpenuhi, namun value added penjualan
produk tidak signifikan)
• Jika hasil matriks klein grid menunjukkan high impact (HIM), maka
diisikan nilai 1,5 (metrik terpenuhi, value added penjualan produk
signifikan)
• Jika hasil matriks klein grid menunjukkan hidden (HID), maka diisikan
nilai 1, 1.2, atau 1.5 bergantung pada definisi dari need statement itu
sendiri dan bagaimana dampak yang diberikan jika need statement itu
terpenuhi oleh produk. Penilaian ini ditentukan sendiri oleh tim
pengembangan produk.
h. Raw Weight : Important x Improvement Ratio x Sales Point
i. Normalized Raw Weight : Raw Weight / Total Raw Weight
4. Tabel satuan dan tingkat kesulitan:
• Menentukan Direction of Goodness pada setiap metrik yang ada, MTB
diisikan bagi metrik yang semakin dipenuhi semakin baik, TB bagi nilai
metrik yang tepat, LTB bagi nilai metrik yang semakin rendah semakin baik.
• Mencantumkan satuan yang sesuai bagi metrik yang ada.
• Tingkat kesulitan diisi dengan tingkatan 1-4 berdasarkan penilaian dari
anggota kelompok. Tingkat kesulitan menilai kemungkinan suatu metrik
untuk diwujudkan pada produk yang akan dibuat.
17
IV.4 Langkah-Langkah Pengisian House of Quality (HOQ):
1. Mengisikan Bagan A HOQ dengan
data kebutuhan pelanggan/need
statement.
2. Mengisikan Bagan B HOQ dengan
data dari matriks perencanaan yang
telah dibuat.
2,37 3,73 3,05 1,29 1,20 5,77 0,13
2,43 3,33 2,88 1,18 1,20 4,74 0,10
3,20 2,73 2,97 0,93 1,50 3,80 0,08
Cu
sto
mer
sa
tisf
act
ion
per
fom
an
ce
No
rma
lize
d r
aw
wei
gh
t
Imp
ort
an
ce t
o c
ust
om
ers
Go
al
Imp
rov
emen
t ra
tio
Sa
les
po
int
Ra
w w
eig
ht
Direction of Goodness
Produk mampu membawa beban berat
Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi
Produk mudah disimpan
Produk stabil ketika digunakan
Platform produk dapat digenggam dengan nyaman
1
2
3
4
5
Metric
Needs Statement
18
3. Mengisikan Bagan C HOQ dengan metrik dan direction of goodness.
4. Mengisikan Bagan D HOQ
Direction of Goodness MTB TB TB LTB LTB
Kap
asit
as b
eban
mak
sim
um
Pan
jan
g p
latf
orm
Leb
ar p
latf
orm
Bo
bo
t p
rod
uk
Jum
lah
inte
raks
i ko
nsu
men
den
gan
pro
du
k
1 2 3 4 5
Metric
Needs Statement
Nilai keterkaitan antar metrik dengan need
statement:
0= tidak berhubungan sama sekali
1 = berhubungan tapi sangat sedikit sekali
3 = cukup berhubungan
9 = sangat berhubungan
Nilai kontribusi:
nilai perkalian atara nilai keterkaitan
dengan Normalized raw weight
19
5. Mengisikan Bagan E HOQ dengan simbol keterkaitan antar metrik.
6. Mengisikan Bagan F HOQ
• Isi kolom satuan dengan satuan untuk setiap metrik.
• Kolom target/value diisikan dengan nilai ukuran tiap metrik.
• Kolom kontribusi diisi dengan jumlah total nilai kontribusi pada bagan D
permetrik.
• Normalisasi kontribusi dilakukan untuk menentukan tingkat komposisi
setiap kontribusi dari keseluruhan kontribusi metrik (kontribusi / total
kontribusi).
• Rangking mengurutkan tingkat nilai normalisasi kontribusi.
MTB TB TB LTB LTB LTB TB TB LTB TB TB TB TB TB LTB
Kap
asit
as b
eban
mak
sim
um
Pan
jan
g p
latf
orm
Leb
ar p
latf
orm
Bo
bo
t p
rod
uk
Jum
lah
inte
raks
i ko
nsu
men
den
gan
pro
du
k
volu
me
pro
du
k ak
hir
sist
em p
engu
nci
mu
atan
Tin
ggi p
latf
orm
Dia
met
er p
uta
r p
rod
uk
Pan
jan
g aw
al h
and
le
Pan
jan
g ak
hir
han
dle
kem
irin
gan
akh
ir h
adle
Dia
met
er r
od
a
Leb
ar t
apak
ro
da
Du
rasi
mem
bu
ka p
engi
kat
pro
du
k
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
√
√ √
√
√
√
√ √
√√
√√
√√ √√
√√
√√
√√
√
Satuan kg cm cm
Target / Value 200 - 250 50-100 30-60
Kontribusi 1.48311 4.272298 4.272298
Normalisasi Kontribusi 0.04785 0.13784 0.13784
Ranking 11 1 1
20
TRIVIA
BioLite HomeStove & CampStove mampu mengolah bahan bakar yang banyak tersedia seperti
ranting kayu dan mampu menghasilkan pembakaran yang bersih serta efisien. Kompor ini tidak
mengeluarkan asap pembakaran seperti kompor pada umumnya. Menariknya, kompor BioLite
juga mampu mengubah energi yang dihasilkan dari pembakaran menjadi energi listrik. Dengan
dilengkapi dengan konektor USB, kompor BioLite Homestove & CampStove dapat digunakan
juga untuk men-charge kembali baterai pada handphone atau smartphone.
(http://www.bioliteenergy.com/pages/mission)
21
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ulrich, K.T. dan Eppinger S.D. (2012). Perancangan dan Pengembangan Produk.
Jakarta: Penerbit Salemba Teknika.
[2] Zikmund, W., Babin, B., Carr, J. dan Griffin, M. (2013). Business Research Methods
(ninth ed.). Oklahoma: South-Western, Cengage Learning.
[3] Kotler, P. dan Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran (edisi 13). Jakarta:
Erlangga.
[4] Cohen, L. (1995). Quality Function Deployment: How to Make QFD Work for You.
Reading: Addison-Wesley Publishing Company.
[5] Day, Ronald G. (1993). Quality Function Deployment: Linking a Company with Its
Customers. Milwaukee: ASQC Quality Press.
22
MODUL 2
CONCEPT GENERATION DAN CONCEPT SELECTION
ProductionRamp-Up
Testing andRefinement
DetailDesign
System-LevelDesign
ConceptDevelopment
Planning
IdentifyingCustomer
Need
MissionStatement
EstablishingTarget
Specification
Generate ProductConcept
Select Product
Concept (s)
TestProduct
Concept (s)
SetFinal
Specifications
FinalSpecifications
PlanDownstreamDevelopment
DevelopmentPlan
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan dapat menghasilkan ide konsep dari spesifikasi produk, kebutuhan pelanggan
dan mission statement yang telah disediakan secara sistematis.
2. Praktikan dapat mengevaluasi konsep-konsep produk yang ada berdasarkan kebutuhan
konsumen (customer needs) dan kriteria lain.
3. Praktikan dapat membandingkan kelebihan dan kelemahan relatif dari beberapa konsep
produk.
4. Praktikan dapat memilih sebuah konsep produk dari ebberapa konsep produk untuk
pengkajian, pengujian dan pengembangan lebih lanjut.
SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu Praktikum
2. Need Statement (klasifikasinya)
3. Matriks Perencanaan (Modul 1)
ALAT PENUNJANG PRAKTIKUM
1. Komputer
2. Microsoft Office
3. Kertas dan alat tulis
4. Data penelitian
5. Referensi
23
MATERI PRA-PRAKTIKUM
1. Concept Generation
2. Decision Matrices
3. Concept Screening
4. Concept Scoring
LANGKAH – LANGKAH PRAKTIKUM
1. OVERVIEW MODUL
A. Concept Generation
Konsep produk adalah gambaran dari teknologi, prinsip kerja dan bentuk geometris
produk (Ulrich K. T., 2015). Proses memunculkan konsep dimulai dengan input
kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target dan akan menghasilkan output yaitu
konsep-konsep produk di mana akan diseleksi pada proses seleks konsep. Salah satu
metode untuk concept generation adalah ‘The five-step method’.
B. Concept Selection
Concept Selection (pemilihan konsep) adalah sebuah proses untuk mengevaluasi
konsep berdasarkan kebutuhan konsumen (customer needs) dan kriteria lain,
membandingkan kelebihan dan kelemahan relatif dari sebuah konsep, memilih satu
atau lebih dari konsep produk untuk pengkajian, pengujian dan pengembangan
lebih lanjut (Ulrich, 2003). Dalam praktikum, metode Concept Selection yang
dipakai adalah metode Decision Matrices (matriks keputusan). Metode ini terdiri
dari dua tahap, yaitu tahap Concept Screening (penyaringan konsep) dan Concept
Scoring (penilaian konsep).
a. Concept Screening
Penyaringan konsep bertujuan untuk merampingkan jumlah konsep secara
cepat dan selanjutnya mengembangkannya menjadi konsep yang lebih baik
untuk dievaluasi pada tahap penilaian konsep (Ulrich, 2012).
b. Concept Scoring
Penilaian konsep adalah tahap lanjutan dari penyaringan konsep. Penilaian
konsep bertujuan untuk memilih beberapa konsep menjadi konsep akhir
(konsep terpilih).
24
2. LANGKAH PRAKTIKUM
A. Concept Generation
a) Tahap pertama dari konsep generation adalah mengkalrifikasi masalah sesuai
dengan kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk yang telah ditentukan
pada modul sebelumnya. Kebutuhan pelanggan dari need statement terkait
permasalahan fungus dan fitur dari produk yang dijadikan sebagai objek
pengembangan produk.
Kebutuhan Pelanggan
1. Produk mudah disimpan
2. Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi3. Produk dapat bermanuver dengan mudah
4. Produk mampu membawa beban berat
5. Produk memiliki ukuran roda yang ideal6. Ketinggian handle produk dapat disesuaikan
7. Platform produk dapat digenggam dengan nyaman8. Kemiringan handle produk dapat diatur
9. Produk stabil ketika digunakan10. Produk mudah diperbaiki
11. Produk memiliki ukuran platform yang sesuai
Spesifikasi produk
25
Isi kembal matrik dan value sesuai spesifikasi yang telah dicari pada modul
sebelumnya. Fungsi spesifikasi ini adalah bagaimana kita membuat konsep
produk sesuai dengan target spesifikasi yang telah ditentukan.
Membuat Function Diagram dari kebutuhan produk trolley yang digambarkan
kedalam “black box” diagram. “Black Box” menggambarkan keseluruhan
fungsi produk. Kemudian melakukan dekomposisi, yang gunanya untuk
mendetailkan perancangan kedalam fungsi-fungsi.
"Black Box"
TrolleyProduk
memindahkan benda
Usermendorong
trolley
User dapat menyimpan
produk
26
Memunculkan beberapa konsep produk dapat dilakukan dari pencarian internal
dan eksternal. Untuk mengumpulkan infomasi terkait pencarian eksternal dapat
menggunakan beberapa cara yaitu,
• Lead user
• Patent
• Benchmarking
• Expert
• Published literatures
Dekomposisi
Membawa barang dengan volume tinggi
User mendorong trolley
Membawa beban berat
Mekanisme "Saving Space"
Produkmemindahkan
benda
User menyimpan produk
Menyesuaikan ketinggian handle
Mudah diperbaiki
Produk stabil ketika digunakan
Menyesuaikan kemiringan handle
Platform dapat nyaman digenggam
Dapat bermanuver dengan mudah
Dapat berjalan dengan baik
27
Sedangkan untuk pencarian internal dapat menggunakan 4 pedoman yang
berguna dalam melakukan brainstorming baik individu maupun kelompok,
seperti:
• Suspend judgements
• Generate a lot of ideas
• Welcome ideas that may seem infeasible
• Use graphical and physical media
Ukuran platform biasa
Trolley memiliki 4 roda
yangmana keempat rodanya
dapat berputar 360 derajat Platform polos Diameter roda 2 inchi
Ketinggian handle dua yang
dapat di rubah dalam
beberapa tindakan
Ukuran platform dapat
ditambah (di tarik)
Trolley memiliki 3 roda
yangmana keempat rodanya
dapat berputar 360 derajat Platform bertulang Diameter roda 3 inchi
Ketinggian handle dua yang
dapat di rubah dalam satu
tindakan
Function
GENERATE IDEAS
Membawa barang dengan
volume tinggi
Dapat bermanuver dengan
mudahMembawa beban berat Dapat berjalan dengan baik
Menyesuaikan ketinggian
Handleide
Option 1
Option 2
28
b) Membuat eksplorasi sistematis menggunakan konsep kombinasi tabel. Hasil
eksplorasi secara sistematis tersebut akan menghasilkan beberapa konsep produk
yang akan dikembangkan lebih lanjut. Salah satu contoh eksploitasi sistematis
dengan kombinasi konsep adalah :
Ukuran platform biasa
Trolley memiliki 4 roda
yangmana keempat rodanya
dapat berputar 360 derajat Platform polos Diameter roda 2 inchi
Ketinggian handle dua yang
dapat di rubah dalam
beberapa tindakan
Ukuran platform dapat
ditambah (di tarik)
Trolley memiliki 3 roda
yangmana keempat rodanya
dapat berputar 360 derajat Platform bertulang Diameter roda 3 inchi
Ketinggian handle dua yang
dapat di rubah dalam satu
tindakan
Menyesuaikan ketinggian
HandleMembawa beban berat Dapat berjalan dengan baik
COMBINATION TABLEFUNCTION
O P
T I
O N
Concept
Option 1
Option 2
Membawa barang dengan
volume tinggi
Dapat bermanuver dengan
mudah
29
c) Meringkas semua kombinasi tabel yang telah dibuat dan membuat sketsa 2D
untuk masing-masing konsep.
B. Concept Selection
a) Konsep Screening Matrix
1. Input konsep-konsep yang telah dibuat pada tabel kombinasi di Concept
Generation
Ide
Function
Membawa barang dengan
volume tinggi
Dapat bermanuver
dengan mudah
Membawa beban berat
Konsep 1 Konsep 2
RESULT
30
2. Menentukan selection criteria yang didapat dari Customer Needs dan
Stakeholder Needs; pada customer need jika ditemukan dua atau lebih
kebutuhan yang sama maka akan dijadikan dalam warna yang sama.
Stakeholder need merupakan kebutuhan para stakeholder ketika
melakukan proses produksi.
3. Melakukan penyaringan terhadap konsep-konsep yang telah digambarkan
sebelumnya; memberikan tanda -,0,+ pada setiap kriteria seleksi untuk
setiap konsep.
Penilaian tersebut diberikan dengan membandingkan konsep dengan
referensi yang ada pada saat ini. Menghitung jumlah -,0,+ untuk setiap
konsep menghitung jumlah net score dan melakukan ranking terhadap
produk yang telah dibuat berdasarkan nilai net score yang tertinggi.
Selection Criteria Customer Needs Stakeholder Needs
Kemudahan penggunaan Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Biaya Produksi
Ergonomi Produk stabil ketika digunakan Safety manufacture
mudah di simpan Produk dapat bermanuver dengan mudah
mudah diperbaiki Ketinggian handle dapat disesuaikan
Kesesuaian standar produk Kemiringan handle produk dapat diatur
Kinerja produk Platform produk dapat digenggam dengan nyaman
Biaya Produksi Produk mudah disimpan
Safety manufacture Produk mudah diperbaiki
Produk memiliki ukuran roda yang ideal
Produk memiliki ukuran platform yang sesuai
Produk mampu membawa beban berat
SELECTION CRITERIA
SELECTION
CRITERIA = CUSTOMER
NEEDSSTAKEHOLDER
NEEDS+
31
Contoh ilustrasi screening konsep (A) :
• Kemudahan penggunaan
Pada konsep A diberi nilai “–“ karena untuk mengangkut beban berat pada trolley lebih
kecil dari referensi karena platform yang digunakan tidak menggunakan rangka sebagai
penahan beban benda pada trolley
• Ergonomi
Pada konsep A diberi nilai “0” karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang
ada.
• Mudah untuk disimpan
Pada konsep A diberi nilai “+” karena pada konsep A handle, platform, dan roda mudah
dilipat sehingga lebih baik dibandingkan referensi.
• Mudah diperbaiki
Pada konsep produk A diberi nilai “+” karena pengikat yang digunakan trolley pada
konsep A menggunakan baut seatpost yang mana lebih mudah dibuka dibandingkan
dengan baut yang ada pada produk referensi
• Kesesuaian standar produk
Pada konsep A diberi nilai “0” karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang
ada.
32
• Biaya produksi
Pada konsep A diberi nilai “–“ karena konsep A memiliki biaya produksi yang lebih
tinggi dibandingkan referensi yang ada karena konsep A memiliki keranjang yang
memerlukan biaya tambahan.
• Safety
Konsep A diberi nilai “0” karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
REFERENCE
33
b) Concept Scoring Matrix
1. Menghitung pembobotan untuk setiap kriteria seleksi memasukkan
matriks perencanaan yang ada pada modul sebelumnya, menjumlahkan
persentase kepentingan need statement terhadap pelanggan.
2. Melakukan rating terhadap konsep produk yang sudah disaring terlebih
dahulu berdasarkan relative performance yang ada pada modul. Pada
tahap concept scoring ini, yang menjadi konsep referensi adalah konsep C.
Relative Performance Rating
Much worse than reference 1
Worse than reference 2
Same as reference 3
Better than reference 4
Much better than reference 5
Selection Criteria A B C D Reference
Kemudahan penggunaan - + + + 0
Ergonomi 0 + 0 - 0
mudah di simpan + + - 0 0
mudah diperbaiki + 0 + 0 0
Kesesuaian standar produk 0 + + + 0
Kinerja produk - + + 0 0
Biaya Produksi - 0 0 - 0
Safety manufacture 0 0 0 0 0
Sum +'s 2 5 4 2 0
Sum 0's 3 3 3 4 0
Sum -'s 3 0 1 2 0
Net Score -1 5 3 0 0
Rank 4 1 2 3 0
Continue? Combine Yes Yes Combine
Concepts
34
Contoh ilustrasi scoring pada konsep B
• Kemudahan penggunaan
Pada konsep B diberi rating “4” (lebih baik dari referensi) karena konsep B
memiliki 4 roda dimana keempat roda tersebut dapat bermanuver dengan
mudah.
• Ergonomi
Pada konsep B diberikan rating “4” (lebih baik dari referensi) karena produk
pada konsep B dapat membawa barang dengan volume tinggi dan handle dapat
diatur kemiringannya dibandingkan dengan produk referensi
• Mudah untuk di bawa
Pada konsep B diberikan rating “4” (lebih baik dari referensi) karena pada
konsep B produk dapat memanuver dengan mudah, produk memiliki
permukaan bawah platform yang nyaman digenggam dan produk memiliki
ukuran platform yang sesuai dibandingkan dengan produk referensi.
• Mudah diperbaiki
Pada konsep B diberikan rating “3” (sama dengan referensi) dikarenakan
memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
• Kesesuaian standar produk
Pada konsep B diberi rating “5” (jauh lebih baik dari referensi) dikarenakan
konsep B memiliki ukuran roda dan platform yang ideal dari referensi
• Kinerja produk
Pada konsep B diberi rating “3” (sama dengan referensi) karena memiliki
kesamaan fungsi dengan referensi.
Kemudahan penggunaan 22,20% 3 0,666141732 3 0,666142 2 0,444094488
Ergonomi 21,65% 4 0,866141732 3 0,649606 3 0,649606299
mudah di simpan 6,46% 4 0,258267717 3 0,193701 3 0,193700787
mudah diperbaiki 7,09% 3 0,212598425 3 0,212598 2 0,141732283
Kesesuaian standar produk 13,78% 5 0,688976378 3 0,413386 2 0,275590551
Kinerja produk 8,82% 3 0,264566929 3 0,264567 4 0,352755906
Biaya Produksi 15,00% 2 0,3 3 0,45 3 0,45
Safety manufacture 5,00% 3 0,15 3 0,15 3 0,15
100,00%
Concepts
B C A&D
Weighted
ScoreRatingSelection Criteria Weight
Weighte
d ScoreRating
Weighted
ScoreRating
35
• Biaya produksi
Pada konsep B diberikan rating “2” ( lebih buruk dari referensi) karena pada
konsep B biaya yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan biaya
untuk memproduksi produk referensi
• Safety
Pada konsep B diberikan rating “3” (sama dengan referensi) dikarenakan
memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada.
2. Melakukan perhitungan antara bobot dengan rating pada kolom weighted score
(weight x rating)
Kemudahan penggunaan 22,20% 3 0,666141732 3 0,666142 2 0,444094488
Ergonomi 21,65% 4 0,866141732 3 0,649606 3 0,649606299
mudah di simpan 6,46% 4 0,258267717 3 0,193701 3 0,193700787
mudah diperbaiki 7,09% 3 0,212598425 3 0,212598 2 0,141732283
Kesesuaian standar produk 13,78% 5 0,688976378 3 0,413386 2 0,275590551
Kinerja produk 8,82% 3 0,264566929 3 0,264567 4 0,352755906
Biaya Produksi 15,00% 2 0,3 3 0,45 3 0,45
Safety manufacture 5,00% 3 0,15 3 0,15 3 0,15
Total Score
Rank
Continue?
Concepts
B C A&D
Weighted
ScoreRating
3,406692913 3 2,657480315
Selection Criteria WeightWeighte
d ScoreRating
Weighted
ScoreRating
NOYES/DEVELOPNO
321
36
3. Jumlahkan keseluruhan dari tiap-tiap konsep, dan pilih satu untuk
dikembangkan.
4. Gambar konsep yang akan dikembangkan dalam bentuk 3D
Desain 3D Konsep Terpilih
37
TRIVIA
Fathom One Drone Modular
Tidak hanya didesain untuk dapat menyelam dalam air, drone ini juga mempunyai
desain yang sangat modular. Desain modular ini membuatnya lebih portable atau bisa dibawa
kemana-mana dengan mudah. Sistem kontrol yang digunakan oleh drone ini adalah berbasis
wi-fi buoy dan menggunakan remot kontrol khusus. Fathom One Drone Modular juga bisa
membagikan pengalaman yang didapatkan kepada sahabat Anda melalui aplikasi fathom-one
yang tersedia. Dengan berbagai teknologi yang tersedia, drone ini dapat melakukan berbagai
hal seperti kamera HD 1080 yang berkualitas, lampu LED yang dapat memberikan cahaya
apabila berada di area dalam ataupun menyelam pada malam hari. Saat ini drone air tersebut
masih melakukan kampanye di kickstarter dan telah mendapat pendanaan hingga lebih dari
$135.000.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Product Design and Development Fifth Edition.
Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.
39
MODUL 3 PRODUCT ARCHITECTURE
ProductionRamp-Up
Testing andRefinement
DetailDesign
System-LevelDesign
ConceptDevelopment
Planning
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu merancang arsitektur produk dengan membuat skematik produk,
melakukan pengelompokan skematik produk, membuat rough geometric layout, dan
mengidentifikasi interaksi fundamental dan insidental pada produk yang dirancang.
2. Praktikan mampu memahami konsep arsitektur modular dan arsitektur integral.
SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu Praktikum
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Komputer
2. Software Excel
3. Microsoft Visio
4. SolidWorks
5. Refere nsi
MATERI PRA-PRAKTIKUM
1. Product Architecture
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
1. OVERVIEW MODUL
Product Architecture adalah penugasan elemen-elemen fungsional dari produk terhadap
kumpulan bangunan fisik (physical building blocks) produk. Tujuan arsitektur produk
adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk dan menentukan jenis
penghubung/pembatas (interface) yang akan digunakan. Dalam arsitektur produk, produk
sendiri memiliki dua jenis elemen yaitu, Elemen fungsioal dan Elemen fisik. Dimana
elemen fungsional merupakan Suatu kegiatan operasi dan transformasi secara individual
40
yang memberikan kontribusi pada kinerja keseluruhan produk dan elemen fisik Part,
komponen, sub-assembly yang mendukung fungsi produk.
Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan, menjadi beberapa building block utama yang
disebut chunks dan kumpulan chunk yang memiliki satu atau beberapa elemen fungsi
disebut dengan modular.
Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Arsitektur modular
memiliki dua ciri seperti berikut :
• Chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu atau sedikit elemen fungsional
pada keseluruhan fisiknya.
• Interaksi antar chunk dapat dijelaskan dengan baik, dan umumnya penting untuk
menjelaskan fungsi – fungsi utama produk.
Kebalikan dari arsitektur modular adalah, arsitektur integral. Arsitektur integral
menunjukkan satu atau lebih ciri –ciri berikut ini :
• Elemen-elemen fungsional dari produk di implementasikan dengan menggunakan lebih
dari satu chunk.
• Satu chunk mengimplentasikan beberapa elemen fungsional
• Interaksi antara chunk sulit dijelaskan dan mungkin bersifat incidental (tidak diprediksi
sebelumya) terhadap fungsi utama produk.
41
2. LANGKAH PRAKTIKUM
Studi Kasus :
NAMA : Trolley
Alat yang digunakan untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Produk
ini memiliki 4 roda yang dapat berputar 360 derajat dengan diameter masing-masing roda
8 inch, terdapat handle yang dapat disesuaikan (dinaik turunkan), platform bagian bawah
yang dapat menampung barang, serta memiliki sistem pengunci berupa tali yang menyatu
dengan trolley, pengunci berupa tali didapat dari supplier. Selanjutnya terdapat handle,
platform dan roda dapat dilipat untuk memudahkan mekanisme penyimpanan.
A. Membuat Skema Produk
Skema produk yaitu diagram yang menggambarkan pengetian terhadap elemen-elemen
penyusun produk, yakni berupa elemen fisik, komponen kritis dan elemen fungsional
Langkah-langkah merancang Use Case Diagram pada Visio:
a. Buka Visio → Pilih Basic Diagram
b. Buat diagram dengan menggunakan Rectangle
c. Gambar skema dan isi keterangan elemen penyusunnya.
Box pada skema produk bisa berupa elemen fungsional, komponen kritis dan
elemen fisik dimana pada elemen fungsional harus menggunakan kalimat kerja
contoh : menerima energi. Contoh dari elemen fisik adalah Handling trolley :
42
d. Berikan sambungan antar elemen dengan menggunakan garis, Ketentuan garis
yang digunakan yaitu :
Pada elemen fisik Handling trolley ke elemen fungsional Menerima energi
diberikan garis tidak putus-putus karena diantara kedua elemen tersebut terdapat
aliran energi yang berasal dari pengguna trolley.
43
B. Mengelompokkan Elemen pada Skema
Menugaskan setiap elemen yang ada pada skema menjadi chunk. Setiap chunk memiliki
satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi yang sama dapat digabungkan dalam
satu chunk
a. Dari gambar skema yang telah dibuat, lalu kelompokkan menjadi beberapa bagian.
Berikut adalah hasil akhir pembuatan skemamatik produk trolley yang telah
dikelompokkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelompokkan skema
• Integrasi geometri dan presisi/Geometric Integration and Precision
Pemilihan elemen pada chunk yang sama memudahkan dalam mengontrol
hubungan fisik antar elemen.
• Pembagian fungsi/Function Sharing
Elemen fungsional yang dikelompokkan dapat mengimplementasikan
komponen fisik sebuah produk.
• Kemampuan (kapabilitas) pemasok/Capabilities of Vendors
Pengelompokkan elemen yang sesuai dengan kemampuan pemasok yang
memiliki kapabilitas proyek pengembangan dan memperoleh hasil terbaik.
• Kesamaan desain atau teknologi produk/Similarity of Design or Production
Technology
Ketika dua atau lebih elemen fungsional dapat diimplementasikan menggunakan
desain atau teknologi produksi yang sama maka akan lebih baik apabila hal
tersebut dikelompokkan agar proses produksi lebih ekonomis.
• Alokasi perubahan/Localization of Change
Mengantisipasi sejumlah besar perubahan pada beberapa elemen.
• Mengakomodasi variasi/Accommodating Variety
Pengelompokkan elemen-elemen yang memiliki value atau nilai bagi pengguna
yang memungkinkan perusahaan memvariasikan produk.
• Kemungkinan standarisasi/Enabling Standardization
Elemen yang dapat digunakan pada produk lain dapat dikelompokkan pada satu
chunk.
• Kemudahan perpindahan berbagai jenis penghubung yang ada pada
produk/Portability of the Interfaces
Beberapa interaksi mudah dikirimkan dan menempuh jarak yang jauh.
44
Skema Sebelum di Kelompokkan :
ELEMEN SKEMA PRODUK
Melipat Roda
Melipat Handle
Mengatur Pergerakan
Trolley
TALI PENGIKAT
RODA TROLLEY
Menahan Beban
Mengangkut Material
Perpindahan
Al i ran Material
MemperkuatStruktur
Mengatur
Ketinggian
45
Skema Sesudah di Kelompokkan :
C. Membuat Susunan Geometris yang masih kasar
Susunan geometris dibuat dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik yang
terdiri dari 2 dan 3 dimensi, penyusunan Geometri yang masih berbentuk kotak dapat
memberikan beberapa alternatif penyusunan sehingga tidak ada hubungan
antara chunk yang paling saling bertentangan.
A. Buka SolidWorks → New → Part
B. Buat Sketch sesuai plane yang di butuhkan
C. Dalam membuat geometris kasar, penempatan chunk harus memenuhi kriteria
dalam pengguaan oleh user. Contoh: penempatan handling berada pada bagian
atas body dikarenakan handling memudahkan user dalam mengoprasikan
Trolley.
PENGELOMPOKAN ELEMEN SKEMA
Chassis Trolley Platform Trolley
Handle Trolley
Melipat Roda
Mel ipat Handle
Mengatur Pergerakan
Trolley
TALI PENGIKAT
RODA TROLLEY
Menahan Beban
Mengangkut
Material
Perpindahan Al i ran Material
Memperkuat
Struktur
Mengatur Ketinggian
46
D. Setelah semua part sudah dibentuk save project yang telah dibuat dalam bentuk
.jpg dengan cara, File → Save as, pada kolom save as type ubah ekstensi menjadi
.jpeg lalu Save
E. Buka paint dan beri nama sesuai part yang dibentuk, setelah itu pindahkan ke
excel dilengkapi dengan alasan menempatkan chunk sesuai kebutuhan anda.
Berikut merupakan hasil akhir penyusunan geometri produk trolley :
47
Mengidentifikasi Interaksi Fundamental dan Insidental
Terdapat dua kategori interaksi diantara chunks, yaitu:
• Interaksi Fundamental
Ada hubungan korespondensi untuk garis-garis pada skema yang menghubungkan
chunks yang satu dengan yang lain.
• Interaksi Insidental
Penampakan sesuatu dikarenakan adanya pengimplementasianelemen fungsional
fisik tertentu atau dikarenakan perubahan geometri dari chunks.
A. Berikut adalah contoh hasil identifikasi Fundamental dan Insidental pada produk
trolley.
DIAGRAM INTERAKSI INSIDENTAL
Handling
Trolley
Pengguna
Trolley
Getaran
NO NO
1 1
FUNDAMENTAL
Handle, platform dan roda
terlipat untuk mekanisme
penyimpanan
INSIDENTAL
INTERACTION IDENTIFICATION
Getaran yang ditimbukan
akibat gerakan pada handle
yang bisa dinaik turunkan
48
TRIVIA
Monocart merupakan sebuah produk inovasi troli dengan desain yang sangat baik
karena memiliki kemampuan multifungsional (Serbaguna). Monocart dapat beradaptasi
menjadi beberapa kereta fungsional sesuai dengan kebuthan pengguna, Struktur rangka dasar
Monocart dapat dikombinasikan dan dirubah dengan bentuk yang berbeda dan komponen part
dapat dilepas untuk menambah fleksibilitas serta kemampuan beradaptasi nilai produk .
pengguna dapat menggunakannya di taman sebagai walker , sebagai keranjang , atau bahkan
kereta dorong.
Sumber : (http://www.rnrassociates.com/wordpress/monocart-a-very-cool-invention/)
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Karl T. Ulrich, S. D. (2008). Product Design and Development. Singapore: McGraw-Hill.
50
MODUL 4
CONCURRENT ENGINEERING
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan dapat memahami proses pengembangan produk secara simultan (Concurrent
Engineering).
2. Praktikan dapat memahami penggunaan C-Data dan menganalisisnya untuk melakukan
perubahan design pada produk.
LANDASAN TEORI
1. Concurrent Engineering
2. C Data
3. Detail Design
PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Tes Awal
2. Penjelasan materi
3. Praktikum
4. Jurnal
ALAT DAN BAHAN
1. Komputer
2. Software Excel
3. Software Solidworks/Etc.
4. Google Sheet
5. Alat Tulis
MATERI PRA-PRAKTIKUM
- Concurrent Engineering
- C-Data
- Detail design
PlanningConcept
Development
System-Level
DesignDetail Design
Testing and
Refinement
Production
Ramp-Up
51
OVERVIEW MODUL
Concurrent Engineering adalah pendekatan sistematis terhadap suatu desain produk yang
terintegrasi dan paralel yang berkaitan dengan proses lainnya, termasuk proses manufaktur,
pengujian, dan proses pendukung (Hauptman and Hirji, 1996).
Keuntungan Penerapan Concurrent Engineering
Menerapkan Concurrent Engineering dalam proses pengembangan produk akan memberikan
efek yang bermanfaat, antara lain :
1. Speed : waktu pengerjaan proyek yang jauh lebih cepat (Ranky 1994).
2. Cost : biaya yang dikeluarkan lebih rendah (Jesus M. de la Garza, 2009).
3. Predictability : akurasi yang tinggi terhadap rencana dan penjadwalan proyek serta anggaran
(Thamhain, Hans J, 1994).
4. Quality : Kualitas hasil akhir yang lebih tinggi melalui pengunaan teknologi secara efektif
(Willaert et al, 1998).
5. Complexity : Kemampuan dalam melaksanakan sistem/proyek yang lebih tinggi tingkat
kesulitannya (Thamhain, Hans J, 1994).
6. Customer Satisfaction : dapat ditingkatkan untuk pengembangan yang lebih mengacu pada
kepuasan pengguna (Abdalla 1999).
52
LANGKAH PRAKTIKUM
1. Tentukan part yang akan dianalisis.
2. Gunakan tabel dalam google sheet untuk pengerjaan C Data secara bersamaan sesuai
divisi yang telah diberikan masing-masing.
3. Isilah C Data berdasarkan guide dibawah!
Dalam mengisi C-Data ikuti guide berikut :
a) FRI : Isi FRI kalia masing-masing.
b) ID (Identity): Penomoran ID diisikan dengan kode part, diikuti dengan nomor
divisi, dan nomor part, dengan, contoh :
a b C
Contoh : TROL101
a) Kode Part, contoh : TROL
b) Kode Divisi : 1 (Manufacture), 2 (Assembly), 3 (Environment),
4. (Logistic), 5. (Disposal).
c) Nomor Part : contoh ; 01
Part
53
b) Elements : Part yang sedang dianalisis, contoh : pelat penyambung roda & badan
troli.
c) Conditions : Kondisi/keadaan eksisting part, contoh : lebar pelat penyambung
(male) > pelat penyambung (female), lokasi penempatan lubang as roda = pada
poros roda.
d) Descriptor : Penilaian kualitatif part yang dilakukan analisis, dengan parameter
penilaian :
a) 0.1 - 0.2 : Poor
b) 0.3 - 0.4 : Fair
c) 0.5 - 0.6 : Good
d) 0.7 - 0.8 : Very Good
e) 0.9 – 1.0 : Excellent
c) Reason : Alasan sebuah part mendapatkan penilaian berdasarkan nilai descriptor.
d) Suggestions : Usulan yang dapat diberikan agar part mendapat penilaian lebih baik
dari prespektif masing-masing divisi.
4. Salin hasil C Data secara keseluruhan ke sheet C Data pada M. Excel masing-masing!
54
5. Beralih ke sheet Design Decision.
6. Isi tabel design decision dengan berdasarkan informasi yang didapat dari C-Data!
C Data ID TROL101
Design Decision To : penyam aan kedua roda depan dan
belakang
M anufacture
Penyam aan kedua roda, m em persingkat waktu
pem asangan, dikarenakan part yang sam a
jenisnya, sehingga tidak perlu adanya proses
learning oleh operator untuk m em asukkan
part roda belakang
Assem bly
tidak berpengaruh terhadap distribusi, karena
toleransi x yang diberikan tidak berpengaruh
signifikan proses packaging, sam pai
distribution.
Logistic
tidak berpengaruh terhadap logistics karena
perubahan part hanya pada penyam aan kedua
roda, sehingga tidak ada perubahan signifikan
terhadap logistics.
Environm ent
tidak berpengaruh terhadap disposal, karena
perubahan part hanya pada penyam aan kedua
roda, sehingga tidak ada perubahan signifikan
terhadap environm ent.
Disposal
tidak berpengaruh terhadap disposal, karena
tidak ada perngaruh yang signifikan terhadap
pem buangan.
Usability
Berpengaruh, karena ketika ke-4 roda dapat
m em utar secara orbital, akan m em udahkan
trolley untuk berm anuver
........
Consequences
Design Decision
55
7. Beralih pada sheet Refine Design
8. Buatlah desain usulan disertai analisis untuk perbaikan dari desain sebelumnya, dengan
melakukan brainstorming antar tim sesuai disiplin ilmu masing-masing! Tetapi pada
saat pengerjaan progress report, sertakan CAD setiap part yang akan dilakukan
refinement.
Refine the Design C Data ID : TROL202
Analisis
Kesesuaian pelat m ale dan fem ale
sudah sam a, sehingga tidak ada m iss
dalam proses assem bly dari produk
56
9. Beralih ke sheet Final Design.
10. Berikan usulan final design yang menunjukkan fungsi keseluruhan produk setelah
dilakukan refine design!
Berikan desain final setelah dilakukan rekom endasi perbaikan berdasarkan Design Decision yang telah dibuat
57
TRIVIA
Kabinet dapur Slice Slide-Down adalah rak dinding dengan tinggi yang dapat
disesuaikan dan dapat meluncur ke bawah pada sudut miring sehingga berbagai
barang yang di simpan di dalam rak tersebut dapat diambil dengan mudah
(www.internationaldesignaward.com/competition-2015).
58
DAFTAR PUSTAKA
1. Broughton, T. (1990), “Simultaneous Engineering in Aero Gas Turbine Design &
Manufacture”.
2. Hauptman, O. and Hijri, K. (May 1996), “The Influence of Process Concurrency on
Project Outcomes in Product Development: An Empirical Study of Cross Functional
Terms”.
3. Khalfan, M.M.A. and Anumba, C.J. (2000) Implementation of Concurrent Engineering
in Construction – Readliness Assessment.
4. Krusiak, Andrew. (1993). Concurrent Engineering : Automation, Tools, and, Techniques.
Wiley-Interscience Publication, NY.
5. JM De la Garza. (1994). Value of concurrent engineering for A/E/C industry.
6. Alemu Moges Belay (2013). Modeling Concurrent Engineering to Improve Product
Development Performance.
7. Thamhain, Hans J. (1994). Concurrent Engineering: Criteria for Effective Implementation
59
MODUL 5
MATERIAL SELECTION
TUJUAN UMUM
1. Praktikan mampu memahami konsep dari material selection.
2. Praktikan mampu mengimplementasikan konsep material selection ke dalam
perancangan produk barang.
SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu Praktikum
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Komputer
2. Software excel
3. Alat tulis
4. Solidworks
MATERI PRA PRAKTIKUM
1. Konsep material selection.1
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
1. OVERVIEW MODUL
Pada modul material selection, desain yang telah dibuat pada modul sebelumnya dari proses
menerjemahkan konsep baru atau kebutuhan konsumen menjadi informasi yang rinci agar
produk dapat diproduksi. Setiap desain membutuhkan keputusan tentang pemilihan
material untuk produk yang akan dibuat dan proses pembuatannya. Pemilihan material
ditentukan melalui beberapa tahap yang akan dijelaskan dalam modul ini.
Dalam keputusan pemilihan material yang akan digunakan, tidak cukup dibuat secara
independen berdasarkan dari proses pemilihan material seperti, material dibentuk, dirakit,
PlanningConcept
Development
System-Level
Design
Detail
Design
Testing and
Refinement
Production
Ramp-Up
60
diselesaikan , dan perlakuan sebaliknya. Namun pengaruh lainnya seperti biaya material,
baik dalam pilihan bahan dan cara material diproses, dan pengaruh penggunaan material
pada lingkungan sekitar. Desain engineering yang baik saja tidak cukup untuk menjual
produk, namun juga memperhatikan aspek lainnya sehingga menghasilkan desain terbaik
yang dapat memberi kepuasan terhadap konsumen.
Pada modul ini praktikan akan mengimplementasi konsep material selection ke dalam
perancangan produk barang dengan tahapan yang dimulai dari menerjemahkan
kebutuhan desain sampai pemilihan akhir material terpilih.
2. LANGKAH PRAKTIKUM
Langkah Praktikum Dengan Excel
1. Translate Design Requirements
Desainer harus mendefinisikan apa saja yang harus dilakukan terhadap material untuk
kemudian diterjemahkan ke dalam function, constraints, objectives, maupun free variables.
Function What does component do?
Constraints
What negotiable but desirable conditions?
What non negotiable condition must be met ?
5. Final Material Choice
4. Seek Supporting Information
Research the family history of top ranked candidates
3. Rank Using Objective
Find the screened materials that do the job best
2. Screening Using Constraints
Eliminate materials that cannot do the job
1. Translate Design Requirements
Express as function, constraints, objective, and free variables
All Materials
61
Objective What is to be maximized or minimized?
Free Variables What parameters of the problem is the designer free to change
?
a. Masukan spesifikasi dari produk.
Studi Kasus
Part Platform Trolley merupakan salah satu komponen utama pada produk trolley yang
berfungsi sebagai penahan beban dan untuk menampung barang muatan. untuk menahan
bobot muatan sebesar 200-250 Kg dibutuhkan material yang kuat namun juga ringan, untuk
memenuhi bobot produk dibawah 10 Kg. ( yang berarti density < 1.2 Ρ Mg/𝑚3 )
62
b. Terjemahkan function, constraint, objective, dan free variables produk dari
spesifikasi.
2. Screening and Ranking Using Constraint
Menyeleksi material sesuai objective dan constraint, selanjutnya melakukan ranking
sesuai constraint dan pemilihan material terpilih.
a. Pilih material selection diagram sesuai dengan objective dan constraint.
b. Lakukan screening berdasarkan objective (maksimalkan kekuatan material,
minimalkan density untuk mendapatkan massa produk <10 kg )
c. Lakukan ranking material yang masuk dalam kriteria berdasarkan constraint.
63
3. Seek Suppporting Information
Melakukan pencarian informasi tambahan mengenai beberapa material yang terpilih
sesuai dengan panduan aspek pemilihan material .
64
a. Melakukan pencarian informasi tambahan dari tiga material terpilih.
b. Cantumkan sumber mengenai informasi tambahan yang didapat.
Material 1 Material 2 Material 3
Plastic (ABS)Polyether ether
ketone (PEEK)
Plastik Poliester
Resin
Titik Lebur (optional ) 105⁰C 343⁰C 254⁰C
Sifat Material
Tahan bahan kimia,
keras, tahan korosi,
getas, kuat, cenderung
susah dibentuk
Tahan terhadap panas
tinggi, kaku,
konduktor yang baik,
tahan bahan kimia.
Tahan terhadap
benturan, pelentukan,
tarikan, kuat, elastis,
cenderung sukar
berkarat, titik leleh
tinggi
Harga RP. 39.200/ kg Rp 945.000/kg Rp. 54.000 / kg
Ketersedian Di Pasar
Mudah didapat
karena sudah banyak
digunakan dalam
pembuatan produk
Mudah didapat
karena sudah banyak
digunakan dalam
pembuatan produk
Mudah didapat
karena sudah banyak
digunakan dalam
pembuatan produk
Pegaruh Terhadap AlamDapat didaur ulang
tetapi tidak
direkomendasikan
Dapat didaur ulang
dan digunakan
kembali (reuse )
Dapat didaur ulang
dan digunakan
kembali (reuse )
Sumber (Harga)https://www.indotrading.co
m/jual-biji-plastik/
https://www.alibaba.com/sh
owroom/price-of-peek-per-
kg.html
www.thomasnet.com/produ
cts/polyester-resins-
67621201-1.html
Part : Platform Trolley
Kategori
65
4. Final Material Choice
Rangkuman dari material yang terpilih untuk part platform trolley.
66
TRIVIA
Dengan harga mulai 649 dollar AS atau Rp 8,5 juta, bisa mendapatkan ponsel pintar iPhone 7.
Namun, untuk peminat yang masih merasa smartphone tersebut kurang mahal, sebuah
perusahaan luxury goods asal Swiss, Golden Dreams, menyediakan produk bernama iPhone 7
Carbon Concept Edition yang dijual seharga 17.000 dollar AS atau lebih dari Rp 222 juta.
iPhone 7 tersebut tak dibalut emas atau berlian. Istimewa dari iPhone 7 Carbon Concept Edition
menggunakan cangkang berbahan serat karbon. Dengan material carbon fiber tersebut,
perangkat ini pun diklaim sebagai smartphone “teringan” dan “terkuat” yang pernah dibuat.
Sebagai perbandingan, Golden Dreams membuat video promosi yang memperlihatkan iPhone
7 patah di bawah tekanan sebesar 40 kilonewton. Sementara, iPhone 7 Carbon Concept Edition
sanggup menahan tekanan hingga 80 kilonewton sebelum akhirnya patah. Selain itu, perangkat
ini juga disebut kebal terhadap goresan. Pihak Golden Dreams menyatakan butuh waktu dua
tahun untuk membuat cangkang iPhone yang terbuat dari material serat karbon utuh.
(Kompas.com)
Iphone 7 Carbon Iphone 7
67
DAFTAR PUSTAKA
1. Ashby, &F., M (2005). Material Selection in Mechanical Design. USA
67
MODUL 6
DFM, DFA, DFE, FMEA, dan Part Deployment
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan dapat memahami konsep DFM, DFA, DFE, FMEA, dan Part Deployment
2. Praktkan mampu menerapkan DFM, DFA, DFE, FMEA, dan Part Deployment dalam
proses pengembangan produk
SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM
1. Kartu praktikum
ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Komputer
2. Software Microsoft Excel
3. Alat tulis
4. Daftar biaya material dan proses pembuatan part Assembly
MATERI PRA-PRAKTIKUM
1. Design for Manufacturing
2. Design for Assembly
3. Design for Environment
4. Failure Mode and Effect Analysis
PlanningConcept
DevelopmentSystem-Level
DesignDetail Design
Testing and Refinement
Production Ramp-Up
68
RESUME MODUL
Modul ini merupakan tahapan untuk memperbaiki desain mulai dari biaya produksi seperti
material dan proses perakitan, dampak produk terhadap lingkungan, dan potensial kegagalan
dari bagian pada produk. Setiap desain yang akan diproduksi tentunya harus
mempertimbangkan aspek-aspek tersebut agar didapatkan biaya produksi yang murah dan
ramah lingkungan, serta meminimasi dampak kegagalan yang akan terjadi pada desain.
Design for Manufactur dan Design for Assembly berfokus pada biaya produksi. Mulai dari
biaya material, proses biaya pembuatan part pada produk, dan biaya perkatian antar part
produk. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya produksi tanpa menghilangkan fungsi utama
dari produk tersebut agar harga produk mampu bersaing dipasaran.
Design for Environment bertujuan untuk meminimasi dampak buruk terhadap lingkungan.
Pada proses ini berkaitan pada modul sebelumnya tentang pemilihan material yang sesuai dan
ramah terhadap lingkungan. Pemilihan material yang tepat mampu meningkatkan kualitas
produk dan mengurangi tingkat limbah yang dihasilkan, serta memudahkan produk untuk
didaur ulang.
Failure Mode and Effect Analysis mengkaji mengenai dampak potensial kegagalan yang akan
dialami produk. Mulai dari jenis kegagalan, kemungkinan penyebab kegagalan terjadi, dan
dampak kegagalan pada produk akan diteliti menggunakan standar Risk Priority Number
(RPN) yang merupakan indikator kekritisan untuk menentukan tindakan koreksi yang sesuai
dengan moda kegagalan. Langkah yang dilakukan untk menentukan kegagalan pada produk
berupa peninjauan proses, Brainstorming, membuat daftar dampak tiap-tiap kesalahan, urutkan
prioritas kesalahan yang memerlukan penanganan lanjut dan lainnya.
Part Deployment merupakan tahap selanjutnya setelah House of Quality pada Quality Function
Deployment yang membahas mengenai spesifikasi part.
Jadi pada modul ini praktikan akan mengimplementasi konsep DFM, DFA, DFE, FMEA,
dam Part Deployment ke dalam perancangan produk.
69
LANGKAH PRAKTIKUM
5. Design for Manufactur
Menentukan harga dari proses produksi part produk mulai dari material sampai biaya proses
pembuatannya. Unit operation cost merupakan biaya operasi pembuatan sub part tersebeut,
unit material cost merupakan biaya material yang digunakan pada sub part, unit part cost
merupakan biaya keseluruhan proses pembuatan sub part, dan Extended part merupakan
biaya keseluruhan sub part dengan kuantitasnya.
DFM
•Menentukan biaya material yang digunakan
•Menentukan biaya proses pembuatan part pada produk
DFA
•Membuat struktur produk
•Menentukan handling time part pada proses Assembly
•Menentukan insertion time part pada proses Assembly
DFE
•Menentukan emelem dari DFE
•Menentukan alasan dan tindakan dari pemilihan keperluan elemen DFE
FMEA
•Menentukan nilai Severity
•Menentukan nilai Occurences
•Menentukan nilai Detection
Part Deployment
•Menentukan spesifikasi part
•Mencari nilai normalisasi kontribusi
•Urutkan peringkat kepentingan part spesifikasi untuk pengembangan lebih lanjut
70
71
Estimate the Manufacturing Cost
Reduce the Cost of Assembly
Reduce the Cost of Components
Reduce the Cost of Supporting Production
Consider the Impact of DFM Decisions on Other
Factors
Recompute the Manufacturing Cost
Good Enough?
Proposed Design
Acceptable Design
N
Y
Manual Handling
Dalam rangka efektifitas waktu untuk handling maka hal-hal yang harus diperhatikan pada saat
perancangan komponen agar mempermudah assembling adalah:
a. Apakah komponen bisa diambil dan dimanipulasi dengan:
• Satu tangan
• Satu tangan dengan bantuan alat
• Dua tangan
• Dua tangan dengan bantuan orang lain
72
b. Orientasi (paer symmetry),
Yaitu berapa derajat benda dapat diputar tegak lurus garis sumbu (β), atau segaris sumbu
(α) untuk reorientasinya.
Kemudahan komponen diambil dan dimanipulasi, seperti:
• Acquiring dan grasp
• Tidak terjadi i dan tangling
c. Ketebalan produk
• Ketebalan untuk silinder didefinisikan sebagai radiusnya
• Ketebalan untuk non silinder adalah tinggi maksimal dari permukaan plat
d. Ukuran komponen
Ukuran dimensi nondiagonal palng besar dari outline part ketika diproyeksikan pada
permukaan plat
α
β
73
Manual Handling : Estimated Time (seconds)
Data diatas digunakan untuk mengetahui waktu handling pada proses assembly berdasarkan
cara memindahkannya
74
Manual Insertion : Estimated Time (seconds)
Data diatas digunakan untuk mengetahui waktu insertion pada proses assembly berdasarkan
cara memindahkannya
75
Setelah didapatkan waktu handling dan insertion maka akan ditentukan total waktu proses
assembly dan biaya yang dikeluarkan. Setelah itu dilakukan analisis mengenai desain ulang
untuk meminimasi waktu proses assembly dan biaya produksi dan dilakukan perbandingan
antara desain eksisting dan desain usulan.
Item Name: Part Sub or PCB
Assembly or Operation QTY
Han
dlin
g C
od
e
Handling
Time per
Item (sec)
Inse
rtio
n C
od
e
Insertion
Time per
Item (sec)
Unit
Operation
Time
Unit Operation
Cost (Rp)
Unit Material
Cost (Rp)
Supporting
Material Cost
(Rp)
Unit Part Cost
(Rp)
Extended Part
(cost)
Extended
Operation
Time (min)
Design for Manufacture and AssemblyRoda Trolley
TOTAL
76
6. Design for Environment
Design for Environment (DFE) merupakan suatu cara untuk memasukkan pertimbangan
dalam proses perancangan produk. Tahapan yang sedang berlangsung berada pada tahap
apply DFE guidelines to initial design, compare to design, dan refine design.
Pada tahap Detail Design, DFE sudah masuk kedalam tahap Apply DFE Guidelines to
Initial Design yang kemudian dapat dilakukan Refine Design sehingga dapat dibandingkan
produk awal dan produk yang sudah memiliki pengembangan terhadap environment.
Sehingga pada tahap akhir didapatkan hasil dari pengembangan environment.
77
Environmental Impacts
Dampak terhadap lingkungan yang berasal dari sektor manufaktur.
a. Pemanasan global
b. Polusi (Udara dan Air)
c. Kelangkaan sumber daya alam
d. Degradasi tanah
e. Solid waste
f. Biodiversity
g. Menipisnya ozon
Faktor Internal yang Mempengaruhi DFE
a. Product Quality
b. Public Image
c. Cost Reduction
d. Innovation
e. Operatioonal Safety
f. Employee Motivation
g. Ethical Responsibility
h. Consumer Behavior
Faktor External yang Mempengaruhi DFE
a. Environmental Legislation
b. Market Demand
c. Competition
d. Trade Organization
e. Suppliers
f. Social Pressures
78
Set DFE Agenda
Pada DFE Agenda diisi sesuai dengan nama team yang telibat dalam pengembangan
produk tersebut serta memiliki goals yang akan diimplementasikan ke produk sesuai
dengan list DFE goals berikut:
Setelah menentukan goals yang akan diterapkan pada produk adalah menentukan langkah-
langkah yang akan diambil untuk mencapai goals tersebut sesuai dengan daftar guidelines
berikut:
DFE AGENDA
DFE Team
Nama amggota team perancangan
DFE Goals
Tujuan dari DFE
79
DFE guidelines diatas adalah contoh umum langkah-langkah yang harus diambil untuk
memenuhi goals yang akan diterapkan kedalam produk. DFE Guidelines dapat bertambah
sesuai dengan kebutuhan serta hubungan yang relevan terhadap produk dan goals yang
akan dicapai.
DFE Guidelines
Gunakan material yang dapat didaur ulang
Gunakan bahan-bahan yang tidak beracun dan aman (environmentally clean), terutama berkaitan dengan kesehatan
Kurangi jumlah penggunaan bahan baku material berlebihan
Cantumkan label dan instruksi untuk keamanan dalam penanganan baha-bahan beracun
Terapkan proses produksi yang bersih untuk produk dan komponen
Pertimbangkan penanggulangan zat-zat beracun yang mudah dan tepat.
Atur produk sedemikian rupa untuk menghidari rejects dan mengurangi waste pada proses produksi
Kurangi jumlah komponen part
Menghindari penggunaan lem untuk Assembly
Mengurangi jumlah pengencang yang dibutuhkan
Terapkan proses produksi yang bersih dan efisien.
Eliminasi penggunaan energi saat produk digunakan
Fasilitasi produk dengan kemudahan pembongkaran produk
Minimasi packaging material
Batasi penggunaan material yang mudah terkontaminasi
1
2
3
4
No. Design for Environment Element Reason Action Environmental Impact
80
Pada bagian ini bertujuan untuk menganalisis elemen DFE untuk didapatkan tindakan yang
harus dilakukan untuk memenuhi elemen tersebut berdasarkan alasan dan dampak terhadap
lingkungan, langkah pengerjaannya sebagai berikut:
• Mengisi elemen apa saja yang dilakukan sesuai dengan list DFE guidelines yang dipilih
sebelumnya.
• Memberikan alasan kenapa elemen tersebut sangat penting dalam mencapai goals dari
DFE tersebut, pun jika memberikan efek yang negative terhadap lingkungan namun
elemen tersebut sangat mendukung fungsi utama dalam produk tersebut dapat
ditambahkan dengan alasan mengapa tidak mengambil elemen tersebut.
• Menjelaskan Action yang diimplementasikan pada produk secara teknis
• Menguraikan dampak terhadap lingkungan jika elemen tersebut jika diterapkan dalam
produk maupun jika elemen tersebut tidak diterapkan dalam produk.
81
7. Quality Function Deployment
a) Keterkaitan Metric & Part Specification
Pada bagian ini praktikan dapat menggunakan metric dari modul 1 untuk mencari part
specification untuk menentukan ranking spesifikasi mana yang lebih didahulukan untuk
proses pengembangan produk selanjutnya
No Metric Part Specification
2 Panjang platform
3 Lebar platform
5 Jumlah interaksi konsumen dengan produk
8 Tinggi platform
9 Diameter putar produk
10 Panjang awal handle
11 Panjang akhir handle
12 kemiringan akhir hadle
13 Diameter roda
14 Lebar tapak roda
15 Durasi membuka pengikat produk
7 Memiliki sistem pengunci muatan
1 Kapasitas beban maksimum
4 Bobot produk
6 Volume produk akhir
82
1. Metric : Data yang didapatkan dari need statement pada modul
1
2. Value : Nilai dari metric dari produk
3. Part Specification : Spesifikasi yang didapatkan dari metric
4. Tingkat kesulitan : Tingkat kesulitan pada proses pengembangan produk
dengan range (1: sangat mudah, 2: mudah, 3: sulit dan 4:
sangat sulit)
5. Target : Target value yang ingin dicapai
6. Kontribusi : Total nilai kontribusi
7. Normalisasi Kontribusi : Total nilai kontribusi hasil dari normalisasi hubungan
keterkaitan antara matrik dan spesifikasi part
8. Rank : Tingkat kepentingan spesifikasi part yang
Diutamakan
Urutkan hasil dari ranking part specification untuk mempermudah dalam melakukan analisis
dari hasil pengolahan data menggunakan QFD. Hasil pengolahan ini untuk membantu tim
perancangan untuk mengetahui bagian spesifikasi part mana yang terpenting untuk di
dahulukan berdasarkan ranking dari nilai normalisasi kontribusi.
Pan
jan
g P
latf
orm
Leb
ar P
latf
orm
Tin
ggi P
latf
orm
Bo
bo
t P
latf
orm
Bo
bo
t H
and
le
Bo
bo
t R
od
a
Bo
bo
t Ta
li P
engu
nci
Tin
ggi H
and
le A
khir
Tin
ggi H
and
le A
wal
Pan
jan
g H
and
le
Leb
ar H
and
le
Der
ajat
Kem
irin
gan
Han
dle
Dia
met
er R
od
a
Leb
ar A
las
Ro
da
Pan
jan
g Ta
li P
engu
nci
Dia
met
er T
ali P
engu
nci
Metrik Value PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP PP
3
2
No
rmal
isas
i Ko
ntr
ibu
si
1
Part Spesifikasi
Metrik
83
8. Failure Mode and Effect Analysis
a) Ranking severity, occurrence dan detection
• Severity
Severity merupakan skala yang memeringkatkan severity dari efek-efek yang
potensial dari kegagalan.
• Occurrence
Occurrence, merupakan skala yang memeringkatkan kemungkinan dari
kegagalan akan muncul.
• Detection
Detection, merupakan skala yang memeringkatkan kemungkinan dari masalah
akan dideteksi sebelum sampai ke tangan pengguna akhir atau konsumen.
Ranking Kriteria Verbal
1Neglible severity, kita tidak perlu memikirkan akibat akan berdampak pada kinerja
produk pengguna akhir tidak akan memperhatikan kecacatan atau kegagalan ini.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mid severity, akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan, pengguna akhir tidak
merasakan perubahan kerja
Moderate severity, pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan kinerja atau
penampilan namun masih berada dalam batas toleransi
High severity, akibat akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapat diterima
berada diluar batas toleransi
Potential safety problem, akibat yang ditimbulkan adalah sangat berbahaya dan
bertentangan dengan hukum
Catatan :
Tingkat severity berbeda-beda tiap produk, oleh karena itu pembuatan rating disesuaikan
dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa (engineering
judgement )
Ranking Efek Probabilitas Kegagalan Persen Kerusakan
1 Remote < 1 dalam 1.500.000 0.000007%
2 Very Low 1 dalam 150.000 0.0007%
3 Low 1 dalam 15.000 0.007%
4 Unlikely 1 dalam 2.000 0.05%
5 Marginal 1 dalam 400 0.25%
6 Marginal 1 dalam 80 1%
7 High 1 dalam 20 5%
8 Very High 1 dalam 8 10-15%
9 Very High 1 dalam 3 33%
10 Extremely High > 1 dalam 2 50%
84
b) Menentukan component dan function setiap produk
Component and Function
Roda - menahan beban dan penggerak trolley
c) Membuat FMEA design dan menentukan serevity pada produk sesuai dengan
scoring serevity, occurrences sesuai dengan scoring occurrences, dan detection
sesuai dengan scoring detection. RPN merupakan indikator untuk menentukan
tingkatan risiko kegagalan. Kemudian dilakukan perhitungan RPN dengan
mengalikan scoring serevity, scoring occurences, dan scoring detection.
Ranking Kriteria Frekuensi Kejadian
2 0,1 per 1000 item
3 0,5 per 1000 item
4 1 per 1000 item
5 2 per 1000 item
6 5 per 1000 item
7 10 per 1000 item
8 20 per 1000 item
9 50 per 1000 item
10 100 per 1000 item
Kemungkinan penyebab kerusakan terjadi sangat tinggi.
Metode pencegahan tidak efektif, penyebab kerusakan
selalu berulang kembali.
1Metode pencegahan sangat efektif. Tidak ada kesempatan
bahwa penyebab kegagalan mungkin muncul0,1 per 1000 item
Kemungkinan penyebab kegagalan terjadi sangat rendah
Kemungkinan penyebab kegagalan terjadi bersifat moderat.
Metode pencegahan kadang memungkinkan penyebab
kegagalan itu terjadi.
Kemungkinan penyebab kerusakan terjadi masih tinggi.
Metode pencegahan kurang efektif, penyebab kerusakan
masih berulang kembali.
85
Membuat action result dan menentukan nilai severity, occurences, dan detection yang baru
sehingga menghasilkan RPN yang baru.
Process or Product : Trolley FMEA Number : 1
FMEA Team : PDEVICTORY FMEA Date (Original) :
Team Leader XVI (Revised) :
Lin
e
Component and FunctionPotential Failure
Mode
Potential Effect(s) of
Failure
Sev
erit
y
Potential Cause(s) of
Failure
Occ
ure
nce
s
Current
Controls,
Prevention
Current Controls,
Detection
Det
ecti
on
RP
N Recommended
Action
Responsibility and
Target Completion
Date
Action Taken
Sev
erit
y
Occ
ure
nce
s
Det
ecti
on
RP
N
roda patah tidak bisa digunakan 8
kegagalan dalam
perancangan jenis
material
6 - - 5 240
memberikan batas
standar pada
perancangan jenis
material
Mr. Riko - 1 July 2017In Proccess / Adding
New Wheel Design6 6 5 180
roda tidak berputartrolley tidak dapat
bergerak orbital6
kegagalan dalam
mengukur part7 - - 4 168
memberikan batas
toleransi pengukuran
part
Mrs. Windi - 31
Agustus 2017
Pending / Roda Belum
Diberi Standar6 6 4 144
Failure Mode and Effect Analysis Worksheet
FMEA Design Action Results
1Roda - menahan beban dan penggerak
trolley
86
TRIVIA
Jangan tertipu dengan bentuk balok yang sederhana di bawah ini. Begitu Anda buka bagian
atasnya, balok kayu ini berubah menjadi sofa dengan bantalan empuk yang ada di
dalamnya. Kejutan tidak sampai di situ, ambil bantal-bantal kecil tersebut, dan buka lipatan
meja hingga ada tiga papan membentang. Jadilan meja makan yang kursinya dati bantal-bantal
kecil tadi. Lucu dan sangat efisien
87
DAFTAR PUSTAKA
1. Boothroyd, G., Dewhurst, P. and Knight, W (2002) “Product Design for Manufacture
and Assembly” (Second Edition), Wakefield: Marcel Dekker, New York.
2. Ulrich, K., & Eppinger, S. (2012). Product Design and Development. New York:
McGraw-Hill.
3. Ulrich, K. T. (2012). Product Design and Development. McGraw-Hill.
4. McDermott, R. E., Mikulak, R. J., Beauregard, M. R., & Books24x7, I. (2009). The
basics of FMEA, 2nd edition (2nd ed.). New York: CRC Press.
88