-
30
BAB III
TIGA BATU TUNGKU DALAM BUDAYA DI NURUWE
Bab ini berisikan hasil penelitian terhadap Tiga Batu Tungku
dalam busaya di Desa Nuruwe.Data
diperoleh melalui teknik wawancara. Bab ini akan disajikan
sebagai berikut:
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. SejarahTerbentuknya Desa Nuruwe
Desa Nuruwe adalah desa adat yang turun dari NUNUSAKU dan
awalnya terpancar dari
desa induk yang berada di pegunungan yang bernama Neniari,
dengan nama Teongnya ”Nuruwe
Luma A Batoi”1 yang artinya menjadi pelayan di Tiga Batang Air
Tala, Eti dan Sapalewa dengan
Tiga Soa2 yaitu Soa Rumasoal, Soa Matital dan Soa Akollo.Desa
Nuruwe berada dan mendiami
tempat ini tahun 1965 pada tanggal 24 Oktober yang berada di
tengah Desa Waesamu dan Desa
Kamal.Desa Nuruwe awalnya dipimpin oleh wakil dari Soa Matital
sesuai mandat yang
diberikan dari raja karena tahunya pemerintahan yang harus turun
naik sehingga mandat itu
diberikan untuk mempermudah kelancaran pemerintahan.3Setelah
mendiami desa beberapa tahun
kemudian maka diberikan kewenangan untuk dapat mengangkat
seorang raja yang sesuai dengan
adat istiadat setempat.Awalnya Desa Nuruwe jumlahnya sedikit
saja berkisar 225 jiwa dengan 72
KK, namun perkembangan yang begitu membuat penduduk semakin
bertambah karena Desa
1“Nuruwe Luma A Batoi”bahasa tanah seram (Maluku), artinya yang
menjadi pelayan dari ketiga batang
air dari pegunungan seram ialah ketiga Soa tersebut.
2“Soa” adalah sebutan bagi masyarakat di Maluku yang merupakan
bentuk kelompok kecil dari setiap mata
rumah (rumah-rumah).
3Hasil wawan cara dengan Bpk. N. Matitale (Mantan Raja Nuruwe),
pada tanggal 22 April 2017.
-
31
Nuruwe sifatnya terbuka maka banyak orang luar yang datang dan
tinggal menetap dengan
masyarakat Nuruwe saat ini.Sehingga jumlah keseluruhan penduduk
saat ini yang tercatat di
Kantor Desa Nuruwe adalah 1.962 jiwa (Data Sumber 2016).4
2. Letak dan Luas Geografis
Desa Nuruwe merupakan salah satu desa yang berada di wilayah
Kecamatan Kairatu Barat,
Kabupaten Seram Bagian Barat yang mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kamal
- Sebelah Sealatn berbatasan dengan Desa Waesamu
- Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan/Hutan Lindung
- Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Seram
Mengenai luas Desa Nuruwe sesuai data yang diperoleh dari kantor
Desa Nuruwe adalah 2.500
(Ha), yang mana digunakan untuk keperluan masyarakat Desa Nuruwe
sebagai berikut5 :
- Lahan pertanian sebesar 150 ha
- Lahan perumahan sebesar 7 ha
- Lahan pekuburan sebesar 2 ha
- Lahan olahraga sebesar 3 ha
4Didapat dari data Desa tahun 2016 yang tercatat di Kantor Desa
Nuruwe.
5Rencana Strategi (RenStra) Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM)
Nuruwe Tahun 2016-2020, 4.
-
32
3. Iklim
Tipe iklim yang mendominasi Desa Nuruwe ada dua musim yaitu
musim Barat dan
musimTimur. Musim timur disertai dengan musim basah (hujan)
musim ini terjadi sekitar bulan
Juli sampai dengan bulan Agustus, sedangkan musim barat terjadi
sekitar bulan Februari sampai
bulan Mei, selain kedua musim ini terjadi juga musim pancarobah
yaitu pergantian musim barat
ke musim timur ataupun sebaliknya yang berlangsung selama 1
bulan yaitu terjadi pada bulan
Desember.
4. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data statistik dari kantor Desa Nuruwe tahun 2016,
penduduk Desa Nuruwe
berjumlah 1962 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 460 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Desa Nuruwe Menurut Umur dan Jenis Kelamin
No Umur
Jenis Kelamin
Frekuensi Presentase %
Laki-laki Perempuan
1
2
3
0-15
16-55
56 keatas
337
407
319
253
398
248
590
805
567
301
410
289
Jumlah 1063 899 1962 100 %
Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 20166
6Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di
kantor desa nuruwe pada tanggal 21 april
2017.
-
33
Data tabel di atas menunjukan bahwa penduduk Desa Nuruwe yang
berjenis kelamin laki-laki
lebih banyak yaitu 1063 orang dengan presentase 54,17%, jika
dibandingkan dengan perempuan
yang berjumlah 899 orang dengan presentase 45,82%.
5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan
yang luas dan sangat berorientasi ke masa depan selanjutnya.
Pendidikan merupakan salah satu
faktor yang dapat membentuk dirinya dan kehidupannya memasuki
taraf yang lebih baik.
Pemerintah selalu berupaya membangun sarana dan prasarana untuk
menunjang pendidikan.
Pendidikan adalah faktor yang sangat dominan dalam upaya
peningkatan Sumber Daya Manusia,
maka masyarakat Desa Nuruwe merupakan salah satu bagian integral
dari Negara ini yang secara
nyata tidak tertingggal dalam bidang pendidikan mulai dari
Sekolah Dasar sampai Tingkat
Perguruan Tinggi, lebih jelas mengenai tingkat pendidikan di
Desa Nuruwe dapat di lihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2
Tingkat Pendidikan Desa Nuruwe
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase %
1
2
3
4
5
Sekolah Dasar
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Perguruan Tinggi
Putus Sekolah
418
97
86
65
514
21,31
4,94
4,38
3,32
26,19
-
34
6 Belum Sekolah 782 39,86
Jumlah 1962 100%
Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 20167
Dari tabel 2 di atas, di ketahui penduduk Desa Nuruwe sebagian
besar berada pada belum
sekolah yaitu 782 orang dengan presentase 39,86% dan 514 orang
dengan presentase 26,19%
berada pada putus sekolah, sedangkan 418 orang dengan presentase
21,31% berada pada sekolah
dasar, maupun 97 orang dengan presentase 4,94% berada pada
sekolah lanjutan tingkat pertama,
dan 86 orang dengan presentase 4,38% berada pada sekolah tingkat
atas, sisanya berada pada
tingkat perguruan tinggi 65 orang dengan presentase 3,32%.
6. Struktur organisasi dalam pendidikan di Nuruwe8
7Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di
kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April
2017.
8 Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.H.Birahy, di SD YPPK
Nuruwe pada tanggal 19 April 2017.
KEPALA DESA KEPALA SEKOLAH
KURIKULUM KESISWAAN GURU URUSAN
BENDAHARA
WALI KELAS GURU
MATAPELAJARAN GURU PIKET PERPUSTAKAAN
PROGRAM 7K
PENJAGA SEKOLAH
TATA USAHA PRAMUKA
KOMITE
-
35
7. Agama dan Kepercayaan
Desa Nuruwe Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian Barat
pada umumnya tingkat
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan faktor utama
dalam kehidupan
masyarakat, tentang suatu agama dapat dilihat pada tabel berikut
:
Tabel 3
Jumlah penduduk Desa Nuruwe Menurut Agama dan Kepercayaan
No Agama Frekuensi Presentase %
1
2
3
4
5
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Islam
Hindu
Budha
1959
3
-
-
-
99
01
-
-
-
Jumlah 1962 100 %
Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 20169
Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa Desa Nuruwe menganut
agama Kristen Protestan lebih
banyak dengan jumlah sebanyak 1621 orang dengan presentase 82%
sedangkan yang menganut
aliran GBI sebanyak 338 orang dengan presentase 17% dan juga
yang menganut agama Kristen
Katolik sebanyak 3 orang dengan presentase 01%.
9Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di
kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April
2017.
-
36
8. Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Nuruwe menggantungkan hidupnya pada usaha di
bidang pertanian di samping
memiliki tanaman umur panjang seperti kelapa, cengki, pala dan
coklat. Jenis tanaman pangan
yang diusahakan antara lain :
- Jagung
- Umbi-umbian
- Kacang-kacangan
- Sayur-sayuran
Untuk lebih jelas tentang mata pencaharian penduduk Desa Nuruwe
dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 5
Pekerjaan/Mata Pencaharian Penduduk Desa Nuruwe
No Mata Pencaharian Frekuensi Presentase %
1
2
3
4
5
6
Petani
Pegawai Negeri
TNI/Polri
Wirasuasta
Pensiunan
Belum Kerja
571
55
6
253
23
540
39,4
3,8
0,4
17,5
1,6
37,3
Jumlah 1448 100 %
Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 201510
10Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di
kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April
2017.
-
37
Dari tabel di atas menunjukan bahwa masyarakat Desa Nuruwe
menggantungkan hidupnya pada
usaha pertanian. Dari 1448 orang maka jumlah besar mata
pencaharian adalah pertanian yang
berjumlah 571 orang dengan presentase 39,4% dan di susul oleh
yang belum bekerja berjumlah
540 orang dengan presentase 37,3%.
9. Dinamika Sosial dan Budaya
a. Konteks jemaat Nuruwe merupakan jemaat pesisir yang memiliki
pola hidup sosial
masyarakat yang terjalin baik, sekalipun dari sisi budaya
memiliki keberagaman sesuai
asal-usul keluarga yang datang Maluku Tenggara, Maluku Utara,
dan juga dari provinsi
lain sekalipun dalam prosentasi yang kecil dan untuk dari Maluku
Utara (Bacan)
merupakan masyarakat pengungsi yang telah hidup 15 tahun. Dalam
kebersamaan itu
juga hidup diantara jemaat GPM warga gereja: Advent 1 KK, Sidang
Jemaat Allah 1 KK,
Khatolik 3 KK, Pentakosta 1 KK, GBI 7 KK. Mereka hidup saling
peduli serta tidak
menimbulkan kecurigaan satu terhadap yang lain.
b. Dalam menyikapi kemajuan teknologi dengan alat komunikasi
yang dapat dimiliki oleh
semua anggota masyarakat maka dibangun percakapan pastoral dalam
mengatasi korban
teknologi yakni trejadi kehancuran Rumah Tangga, pencurian,
penyebaran gambar porno
di kalangan anak-anak.
c. Sejak tahun 2008 terjadi pemekaran wilayah kecamatan Kairatu
menjadi Kecamatan
Kairatu Barat. Pemekaran ini berdampak positif bagi kehidupan
bermasyarakat dan
berjemaat, antara lain:
- Memperpendek rentang kendali
- Membangun komunikasi inter-antar pemimpin yang sangat
harmonis
-
38
- Mempermudah urusan birokrasi pelayanan masyarakat.
10. Keadaan Kesehatan
a. Gambaran Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan desa Nuruwe masih tergolong sangat buruk.Hal
ini terlihat dari kurangnya
kepedulian umat untuk membersihkan halaman rumah maupun
lingkungan sekitar.Sistem
drainase/saluran buangan juga belum tertata dengan baik sehingga
masih terdapat genangan air
pada beberapa tempat yang memungkinkan nyamuk berkembang biak.
Sistim MCK juga
tergolong minim karena terbukti dari masih banyak warga jemaat
yang belum memiliki sarana
MCK keluarga.Belum tersedianya tempat pembuangan sampah keluarga
juga turut menunjang
buruknya sanitaasi lingkungan karena sampah dibuang ke pantai
dan laut.
b. Jenis Penyakit
Jenis penyakit yang umum diderita warga jemaat termasuk jenis
penyakit akut yang umumnya
sama dengan dibanyak tempat lainnya yaitu : batuk, pilek,
malaria, anemia, Ispa dan maag.
c. Sarana kesehatan yang tersedia
Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia berupa POSKESDES juga
PUSKESMAS di
Kecamatan Kairatu dan Kairatu Barat.
d. Ketersediaan tenaga medis
Di desa ada Posyandu untuk Balita dan Lansia, dengan 2 tenaga
medis yaitu bidan desa.Anggota
jemaat Nuruwe juga memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
sebagai bentuk kesadaran pentingnya
kesehatan sekaligus mengantisipasi pembiayaan kesehatan. Bagi
PNS dan pensiunan memiliki ASKES
(112 orang) sedangkan lainnya menggunakan JAMKESMAS (417 orang)
dan masih banyak anggota
-
39
jemaat yang tidak memiliki asuransi kesehatan sehingga
menggunakan biaya sendiri dan jika sudah
sampai pada perawatan nginap selalu diberi keterangan kurang
mampu dari desa.11
Tabel 6
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
No. Jaminan Kesehatan Frekuensi Presentase
1. ASKES 112 7%
2. JAMKESMAS 417 28%
3. BIAYA SENDIRI 989 65%
Sumber :Pendataan Jemaat 2016
11. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
11Rencana Strategi (RenStra) Jemaat Gereja Protestan Maluku
(GPM) Nuruwe Tahun 2016-2020, 16-17.
SANIRI NEGERI KEPALA PEMERINTAHAN
PELAKSANAAN TEKNIS
PEMERINTAHAN
PELAKSANAAN TEKNIS
PEMBANGUNAN
RUKUN TETANGGA
MASYARAKAT
PELAKSANAAN TEKNIS
PEMBERDAYAAN
SEKRETARIS
KAUR UMUM
KAUR PERENCANAAN
-
40
Berdasarkan gambaran struktur organisasi pemerintahan desa di
atas12
, dapat
dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas pihak yang berwjib dan
ditugaskan untuk
memimpin desanya ialah pihak Pemerintahan Desa yang disingkat
sebagai PemDes merupakan
lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa.
Lembaga ini ini diatur
melalui Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang
pemerintahann desa yang diterbitkan
untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat (1) UUD Nomor 32
Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti yang
tertuang dalam paragraph 2 pasal
14 ayat (1), adalah kepala desa13
yang berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa yang
memimpin penyelenggaraam pemerintahan desa.Bertugas
menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
Dengan berfungsi sebagai:
a. menyelenggarakan pemerintahan desa, seperti tata praja
pemerintahan, penetapan
peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan
ketentraman dan
ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,
adiministrasi kependudukan dan
penataan serta pengelolaan wilayah.
b. melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana
prasarana perdesaan, dan
pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan.
c. pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan
kewajiban masyarakat,
partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan
ketenagakerjaan.
12Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di
kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April
2017.
13Pemerintah Desa-Wikipedia Bahasa.Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pemerintah-desa.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/pemerintah-desa
-
41
d. pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan
motivasi masyarakat di bidang
budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan
keluarga, pemuda, olahraga.
e. menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan
lembaga lainnya.14
Kemudian ada juga Saniri Negeri yang berperan mengayomi
adat-istiadat dan hukum
adat yang berlaku.Saniri negeri berperan membantu raja atau
kepala desa dalam menyelesaikan
setiap perselisihan di lingkungan negeri atau desa. Yang
beranggotakan sekelompok orang yang
terdiri dari beberapa marga atau fam15
merupakan apa yang telah ditentukan secara turun-
temurun. Struktur saniri negeri akan digambarkan dan dijelaskan
di point berikut.
Sekretaris Desa merupakan pembantu Kepala Desa selaku pemegang
kekuasaan pengelolaan
keuagam desa atau coordinator keuangan desa, yang bertugas:
a. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,
administrasi syrat menyurat,
arsip, dan ekspedisi.
b. melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi
sumber-sumber
pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan,
dan administrasi kepala
desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga-lembaga pemerintahan desa
lainnya.
c. melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana
anggaran pendapatan dan
belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan
monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan.
14Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Desa.Diakses dari
http:www.masawah.desa.id/2016/04/tugas-pokok-
dan-fungsi-kepala-desa-dan.html?m=1.
15“Fam” sebutan orang Maluku sebagai Marga dari sistem
kekeluargaan di Maluku yang pada umumnya
berdasarkan garis keturunan dari ayah.
-
42
Meskipun dalam pemerintahan desa sudah ada sekretaris desa, ada
juga yang namanya
Kaur Umum, singkatan dari Kepala Urusan Umum untuk membantu
pekerjaan seorang sekretaris
desa (sekdes).16
Bisa dikatakan tugas dan fungsinya adalah sebagai TU (tata
usaha) dalam suatu
kantor, untuk mengatur ketepatan dan kerapihan administrasi
kantor sehingga file-file dan data
kantor desa akan mudah diakses dan dicari bila sewaktu-waktu
dibutuhkan. Rukun Tetangga
merupakan pembagian wilayah di Indonesia di bawah rukun warga,
yang dipimpin oleh ketua
RT yang dipilih oleh warganya.17
Rukun tetangga merupakan merupakan organisasi masyarakat
yang diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan
melestarikan nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotong royongan dan
kekeluargaan serta untuk
membantu meningkatkan kelancaran tugas dari pemerintah,
pembangunan, dan kemasyarakatan
di desa dan kelurahan.Dalam kehidupan masyarakat di pedesaan
Indonesia mempunyai sistem
kehidupan pada umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan.Masyarakat pedesaan
bersifat homogen18
seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat, dan
sebagainya.
Kehidupan masyarakat pedesaan juga identik dengan istilah gotong
royong yang merupakan
kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan bersama.
16Tugas dan Fungsi Kepala Urusan.Diakses dari
https://www.pedekik.com/tugas-dan-fungsi-kepala-urusan-
umum-di-pemerintahan-desa/.
17Rukun Tetangga-Wikipedia Bahasa.Diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/rukun-tetangga.
18Pengertian Masyarakat Desa. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/wahyuputri/pengertian-
masyarakat-desa_//.
-
43
12. Struktur Kerja Dalam Adat
Setelah penjelasan mengenai struktur pemerintahan desa di
atas19
, penulis sudah
menyinggung sedikit mengenai saniri negeri yang merupakan bagian
dari struktur kerja dalam
adat, di dalamnya akan dijelaskan demikian. “Upu Latu”
berdasarkan cerita zaman dahulu,
masyarakat Maluku Tengah berasal dari Nusa Ina yang artinya
Pulau Ibu, yakni Pulau Seram.
Bermula karena mereka bermukim di puncak gunung yang namanya
Gunung Nunusaku. Nama
Nunusaku bagi masyarakat Maluku Tengah yang masih menghayati
adat-istiadatnya adalah
lambing persatuan yang bersifat sakral. Tatkala nenek moyang
masih bermukim di puncak
Nunusaku, mereka bernaung di bawah satu pemerintahan adat yang
dipimpin oleh suatu kepala
adat namanya Upu Latu. Upu artinya tuan (bersifat kebapaan), dan
Latu artinya kekuasaan atau
19Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.J.Tukane, di nuruwe pada
tanggal 23 April 2017.
UPU LATU
SOA
WARIWAA
MALESI
MAUWENG
KEWANG
AMANUPUI
JURU TULIS
MARINYO
-
44
keperintahan.20
“Soa” Soa atau marga adalah orang yang paling dituakan dalam
suatu soa atau
merga tertentu.“Marinyo” sebagai juru bicara raja kepada
rakyatnya atau kepada negeri lain dan
bertugas juga untuk mengumpulkan warga ketika akan dilangsungkan
kegiatan-kegiatan
bersejarah. “Kewang” suatu jabatan dalam tradisi Maluku yang
tugasnya untuk melakukan
perlindungan dan konservasi terhadap sumber daya alam yang ada
di dalam negeri.“Mauweng”
sebagai pemuka agama yang sangat dihormati dan disegani bahkan
segala pertimbangan Raja
harus meminta dulu nasehat darinya.“Juru Tulis” merupakan
perangkat pemerintah desa yang
membantu kepala desa.21
13. Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan
Keadaan jemaat GPM Nuruwe terdiri dari 6 sektor pelayanan yang
mawadahi 13 unit pelayanan adalah
sebagaimana tergambar dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4
Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan
SEKTOR UNIT
JUMLAH JUMLAH
STATUS GEREJAWI Jumlah Pelayan
BAPTIS SIDI NIKAH
KK JIWA
1 2 3 4 5 6 7 8
Zaitun I 34 159 151 87 56
Pengurus 8 + 2
MJ = 10
20Sejarah Bangsa Maluku. Diakses dari
http”//rocknrollstargaze.blogspot.co.id./2011/12/sejarah-bangsa-
maluku.html?m=1.
21Hasil wawancara dengan Bpk. N. Matitale (Mantan Raja Nuruwe),
pada tanggal 22 April 2017.
-
45
II 18 82 76 42 34
Jumlah Zaitun 52 241 227 129 90
Elim
I 35 153 142 78 66
II 26 128 121 76 50
Jumlah Elim 61 281 263 154 116
Dalyes
I 30 154 144 81 51
II 28 143 137 75 50
Jumlah Dalyes 58 297 281 156 101
Sion
I 29 142 129 69 52
II 26 124 118 61 43
Jumlah Sion 55 266 247 130 95
SEKTOR UNIT
JUMLAH
KK
JUMLAH
JIWA
STATUS GEREJAWI
BAPTIS SIDI NIKAH
Irene
I 17 89 85 66 33
II 21 97 90 50 37
Jumlah Irene 38 186 175 116 70
Eklesia
I 28 134 106 69 38
II 42 187 171 94 69
III 28 110 106 69 50
Jumlah Eklesia 98 431 383 232 157
JUMLAH
KESELURUHAN
362 1702 1576 917 629
Sumber :Pendataan Jemaat 201622
22Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Pdt. M. Mamulaty, di
kantor jemaat nuruwe pada tanggal 25
Agustus 2017.
-
46
Dari data yang disampaikan pada tabel diatas, jumlah KK pada
sektor dan Unit masing-masing, ternyata
tidak semua KK dan jiwa yang terdata tinggal di desa/jemaat
Nuruwe. Ada 100 jiwa atau 6,59.% dari
jumlah jiwa yang berada diluar jemaat karena tuntutan pekerjaan
dan pendidikan. Terkait status gerejawi
maka dapat disampaikan bahwa jumlah yang belum baptis 126
anak,yang belum sidi 659 orang dan yang
belum nikah 15 pasang.
14. Struktur kerja dalam lembaga gereja23
23Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.Pdt.M.Mamulaty, di
kantor jemaat nuruwe pada tanggal 25
Agustus 2017.
KETUA MAJELIS JEMAAT
SEKRETARIS WAKIL
SEKRETARIS WAKIL KETUA
SEKTOR
UNIT
KK
BENDAHARA WAKIL
BENDAHARA
-
47
B. PEMAHAMAN ORANG DI NURUWE MENGENAI TIGA BATU TUNGKU
B.1 Asal-usul Tiga Batu Tungku
Dalam masyarakat Desa Nuruwe, Tiga Batu Tungku ini merupakan
salah satu wadah
penting di desa yang bekerja sama dalam bidang masing-masing
untuk kepentingan masyarakat.
Sesuai dengan pemahaman masyarakat di Desa Nuruwe dikenal dengan
Tiga Batu Tungku yang
melambangkan tiga tokoh penting di masyarakat yaitu, Kepala
Desa, Pendeta dan Guru. Ketiga
tokoh tersebut sangat menentukan perkembangan suatu desa, dengan
prinsip masing-masing
tokoh dengan peran tersendiri dari pada bidang dan tugasnya yang
saling pengertian dan kerja
sama yang utuh di antara tokoh puncak di desa.Namun secara
historisnya dapat dikatakan bahwa
asal mula munculnya budaya ini tidak dapat ditentukan
kepastiannya, karena secara turun-
temurun sudah diwariskan dari leluhur kepada generasi penerus
sampai kepada kami saat ini.24
Ketika proses penelurusan yang terus berlangsung mengenai asal
mulanya budaya Tiga Batu
Tungku ini, memang benar sudah ada sejak dahulu (sejak zaman
leluhur) di Maluku saat
terjadinya peperangan Antar-suku yakni suku Waemale dan suku
Alune. Terjadinya perpecahan
antara kedua suku tersebut dengan dibentuklah kelompok-kelompok
kecil dalam satu masyarakat
dari berbagai keluarga sehingga membentuk satu persekutuan mata
rumah yang disebut sebagai
soa.Kemudian dari setiap soa mengadakan musyawarah maka
dibentuklah Tiga Batu Tungku
sebagai sarana untuk membangun desa.25
Dalam hal ini Tiga Batu Tungku di Nuruwe tidaklah
memiliki dokumen secara tertulis sehingga tidak jelas seperti
apa dan bagaimana asal mulanya
budaya tersebut. Akan tetapi asal-usul budaya tersebut bisa
dipertahankan dan diwariskan
24Hasil wawancara dengan Bpk. J. Tukane (Kepala Desa Nuruwe),
pada tanggal 20 April 2017.
25Hasil wawancara dengan Bpk. N. Matitale (Mantan Raja Nuruwe),
pada tanggal 22 April 2017.
-
48
melalui tuturan sejarah sampai saat ini di Nuruwe sebagai bukti
penghargaan akan suatu budaya
dari leluhur yang memang dianggap penting.
B.2. Realitas Keberadaan Tiga Batu Tungku
Dengan adanya proses penelitian yang berlangsung, maka peneliti
menemukan berbagai
pemahaman dari masyarakat di Nuruwe mengenai realitas keberadaan
tiga batu tungku tersebut.
Unsur Tiga Batu Tungku ini merupakan salah satu wadah penting di
desa yangbekerja sama
dalam bidang masing-masing untuk kepentingan masyarakat, dalam
bentuk Tiga Batu Tungku
itu yakni Kepala Desa, Guru dan Pendeta. Ketiga Batu Tungku ini
harusberjalan serasi untuk
memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya untuk
kepentingan masyarakat Desa
Nuruwe.Tiga Batu Tungku bertanggung jawab bersama untuk
membangun desa dalam suasana
kebersamaan sebagai implementasi dalam membangun hidup
kegotong-royongan yang
merupakan budaya masyarakat yang di bangun dan di pelihara
berdasarkan Adat Istiadat yang
memilki kapasitas intelektual yang baik.Tiga Batu Tungku
mempunyai kesepakatan bersama
dalam masyarakat Desa Nuruwe dengan membangun pembangunan Baileu
Desa, membangun
sarana pendidikan dan membangun sarana tempat ibadah. Dilihat
bahwa, dalam pembangunan
yang di buat ini tiga batu Tungku mempunyai kesepakatan dan
kerja sama dengan masyarakat
Desa Nuruwe dengan baik.26
Dengan penjelasan diatas mau dikatakan bahwa Tiga Batu
Tungku
bertanggung jawab bersama untuk membangun desa dalam suasana
kebersamaan sebagai
implementasi sifat gotong-royong dengan jiwa dan semangat Tiga
Batu Tungku.
26Hasil wawancara dengan Bpk. P. Matital (Sekertaris Desa), pada
tanggal 23 Agustus 2017.
-
49
Ditambahkan dengan apa yang dipahami oleh seorang tokoh
masyarakat pendatang di
Nuruwe bahwa, Tiga Batu Tungku ini memiliki tanggung jawab
bersama dalam mempersiapkan
Kader atau calon-calon pemimpin yang memiliki jiwa intelektual
dan spiritual atau iman. Tiga
Batu Tungku ini sangat penting dalam masyarakat, ketiga tokoh
tersebut sangat menentukan
perkembangan suatu desadengan prinsip masing-masing tokoh
berdasarkan perannya.Namun
kesatuan yang di susun bersama dengan pemahaman bermasalah yang
sangat menentukan
keberhasilan pembangunan dan pelayanan di desa.Adapun
masalah-masalah yang terjadi dalam
masyarakat Desa Nuruwe, seperti Pemabukan (Miras) yang di
lakukan oleh pemuda-pemudi
sehingga dapat menimbulkan keributan yang dapat membuat keamanan
dalam masyarakat tidak
aman. Tetapi di lihat bahwa, dengan adanya Tiga Batu Tungku ini
kerja sama yang di lakukan
dalam masalah tersebut dapat di tanggulangi dan di selesaikan
secara bersama dengan
baik.27
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat meyakini dan
mengetahui bahwa
peranan Tiga Batu Tungku ini saling berkaitan dan mempunyai
peranan penting dalam roda
kepemimpinan.
Kemudian juga berlanjut dengan tambahan dari seorang tokoh
masyarakat asli di
Nuruwe, mengatakan bahwa dalam melaksanakan tanggung jawabnya
pada bidang masing-
masing. Tiga Batu Tungku bertanggung jawab membina masyarakat,
mengatur pembangunan
desa dan ketertiban masyarakat sesuai ketentuan adat yang
berlaku di desa, karena adat dapat
mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan merupakan
suatu kepribadian dari suatu
masyarakat atau bangsa, sehingga adat itu tetap kekal, karena
adat selalu menyesuaikan diri
dengan kemajuan masyarakat dan kehendak zaman.Tiga Batu Tungku
merupakan pemimpin dari
27Hasil wawancara dengan Ibu M. Kastanya, pada tanggal 23
Agustus 2017.
-
50
pola tradisional yang diatur dalam sistem adat istiadat setempat
pada masyarakat Desa Nuruwe.
Jiwa dan kerja sama dan nilai budaya dalam perencanaan
pembangunan desa dan jemaat di
semua bidang antara ketertiban masyarakat dilaksanakan dengan
penuh rasa kebersamaan
dengan semangat yang dijiwai oleh filosofi Tiga Batu Tungku.
Tiga Batu Tungku mempunyai
perhatian yang baik terhadap masyarakat dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang terjadi
dan juga perhatian Tiga Batu Tungku terhadap kebersihan
lingkungan dengan penuh tanggung
jawab dan kerja sama.28
Tiga Batu Tungku bertanggung jawab membina masyarakat,
mengatur
pembangunan desa dan ketertiban masyarakat sesuai ketentuan adat
yang berlaku di desa.
Dengan demikian diperjelas oleh kedua tokoh penting, bahwa dalam
rencana untuk
melaksanakan suatu kegiatan dalam bidang keagamaan di desa harus
dilandasi dengan doa yang
di pimpin oleh unsur gereja, sehingga yang di yakini bahwa
keagamaan sangat penting dan
bermakna bagi masyarakat melalui hidup kebersamaan di desa dan
jemaat demi kepentingan
pembangunan dan pelayanan di jemaat agar dapat menghasilkan
perencanaan yang terencana
terukur serta tertanggung jawab atas pembentukan intelektualitas
yang bertakwa dan takut akan
Tuhan.Bidang keagamaan mempunyai nilai budaya dalam hidup
beragama dengan mempunyai
nilai rohani dan jasmani, sehingga dengan adanya bidang
keagamaan sangat penting bagi
masyarakat Desa Nuruwe.29
Dapat disimpulkan bahwa bidang keagamaan penting di dalam
masyarakat untuk membangun kesatuan perencanaan dan kerja sama
yang baik dalam desa untuk
membina mental spiritual umat melalui iman yang memiliki
kapasitas intelektual yang baik.
Oleh karena itu, peran pendeta sebagai Tiga Batu Tungku antara
Kepala Desa, Pendeta dan
28Hasil wawancara dengan Bpk.M.Akollo, pada tanggal 25 Agustus
2017.
29Hasil wawancara dengan Bpk. Pdt. M. Mamulaty, S.Si (Ketua
Majelis Jemaat GPM Nuruwe), pada
tanggal 25 Agustus 2017.
-
51
Kepala Sekolah sangatlah penting dalam membangun dan memajukan
kehidupan masyarakat
Desa Nuruwe, serta partisipasi dari masyarakat dalam mendukung
program yang dilaksanakan
oleh Tiga Batu Tungku.Tiga Batu Tungku mempunyai peran dalam
bidang keagamaan dengan
membina generasi-generasi muda dalam membentuk kepribadian
masing-masing dalam masa
perkembangan dengan baik.
Masing-masing unsur khususnya pendidikan bertanggung jawab di
bidangnya dengan
baik, di lihat dari ketiga batu tungku ini saling bekerja sama
dalam melihat dan memperhatikan
jalannya jam belajar anak dalam masyarakat Desa Nuruwe dengan
baik.Peranan Tiga Batu
Tungku ini, dilihat dalam bidang pendidikannya sangat penting
bagi anak-anak dalam
pendidikannya meraih cita-citanya, sehingga dengan adanya bidang
pendidikan dalam
masyarakat Desa Nuruwe dapat membantu dan melihat jalannya jam
belajar pada masing-masing
anak.Dilihat bahwa pendidikan sangat penting bagi anak-anak masa
kini, sehingga pembelajaran
menjadi mudah dan bermakna bagi anak.30
Memang benar pendidikan sangat penting dalam
masyarakat bagi anak-anak dalam Desa Nuruwe, dengan adanya
bidang pendidikan ini dapat
membantu orang tua dalam memperhatikan jam belajar anak dengan
baik.
30Hasil wawancara dengan Bpk. U. Pariama (Guru SD YPPK NURUWE),
pada tanggal 25 Agustus 2017.
-
52
B.3. Kontribusi Tiga Batu Tungku Dalam Membangun Desa Nuruwe
Mengenai realitas Tiga Batu Tungku di Desa Nuruwe sendiri, telah
ditemukan
pengupayaan dalam membangun dan mensejahterakan keadaan
masyarakat.Raja Nuruwe
mengatakan bahwa dalam berbagai kegiatan masyarakat peran
pemerintah sangatlah penting,
namun masih terdapat kekurangan pada kehidupan masyarakat Desa
Nuruwe. Adanya fasilitas
atau sarana dan prasarana yang ada di pedesaan tergantung pada
aksebilitas yang ada di
lingkungan desa tersebut. Jika aksebilitas bagus maka akan
sangat mungkin untuk memperbaiki
fasilitas di pedesaan. Sarana dan prasarana yang ada pada
masyarakat Desa Nuruwe belum
lengkap khususnya pada masyarakat Desa Nuruwe seperti Air
Bersih, saluran (Got) ataupun
jalan rebat.31
Disimpulkan bahwa sarana dan prasarana penunjang yang diberikan
oleh
pemerintah belum lengkap.
Kemudian terungkap juga oleh anggota masyarakat, Tiga Batu
Tungku pun ikut serta
dalam memberikan bantuan biaya seperti kelompok pertanian dan
kelompok rumput laut pada
masyrakat Desa Nuruwe mendapatkan bantuan dana, tidak hanya
dalam bantuan biaya saja
namun juga dalam bentuk pemeriksaan kesehatan dari dinas
kesehatan, namun tidak secara rutin
dalam memberikan bantuan berupa biaya. Dilihat bahwa, Tiga Batu
Tungku membantu
memberikan bantuan dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat di
bidang pendidikan yaitu
pendirian PAUD, Pemerintah Desa membantu memberikan sarana
penunjang seperti
meningkatkan sektor home industri rumput laut dan gentheng untuk
membangun kantor baileu
desa, dibidang keagamaan membantu memberikan biaya untuk
renovasi gedung Gereja dan doa
31Hasil wawancara dengan Bpk. J.Tukane (Raja Nuruwe), pada
tanggal 23 April 2017.
-
53
bersama.32
Disimpulkan bahwa peranan dari Tiga Batu Tungku sangat
diperlukan dalam
menunjang segala kegiatan yang dilakukan, namun ada kekurangan
bantuan berupa biaya.
Tiga Batu Tungku merupakan unsur yang sangat menentukan dalam
keberlangsungan
dan perkembangan suatu organisasi atau pemerintahan.Dalam era
yang penuh dinamika serta
perubahan yang cepat seperti sekarang ini, kepemimpinan Tiga
Batu Tungku yang peka terhadap
perubahan sangat di perlukan dalam memberdayakan semua potensi
yang dimiliki
masyarakat.Dalam mewujudkan pembangunan desa tidak hanya di
butuhkan peranan
kepemimpina Tiga Batu Tungku saja, namum harus ada hubungan yang
sinergis antara
kepemimpina pemerintah Desa dengan partisipasi masyarakat Desa
Nuruwe. Tiga Batu Tungku
mengatur dan menghidupkan kesejahteraan hidup masyarakat di desa
dengan penuh rasa
bertanggung jawab dan kebersamaan dengan semangat dalam
pelaksanaan program yang pula
diikutsertakan unsur-unsur terkait, antara lain: Gereja dan
Pendidikan agar ada sinergi program
pemerintah untuk pembangunan menyeluruh di desa.33
Tiga Batu Tungku bertanggung jawab dan
mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat, sehingga kehidupan
masyarakat Desa Nuruwe
terjamin dalam kebutuhan hidup masing-masing dengan
sejahtera.
Dalam setiap pertemuan yang di lakukan oleh Tiga Batu Tungku ini
selalu ada
kesepakatan suatu program yang di susun terencana dalam tugas
dan fungsi pada bidang masing-
masing, sehingga kerja sama yang di lakukan pada perannya selalu
berjalan dan terprogram
32Hasil wawancara dengan Bpk. W. Maail, pada tanggal 26 April
2017.
33Hasil wawancara dengan Bpk. A. Akollo, pada tanggal 26 April
2017.
-
54
dengan segala baik. Dengan adanya Tiga Batu Tungku ini dapat
membangun kehidupan Desa
Nuruwe dengan keharmonisan dan jiwa raga yang penuh
kebersamaan.
Dalam setiap pertemuan Tiga Batu Tungku ini juga ada perhatian
khusus terhadap ibadah
Tiga Batu Tungku. Pertemuan Tiga Batu Tungku sangat penting,
sehingga program-program
kerja yang telah dibuat oleh Tiga Batu Tungku dalam masyarakat
Desa Nuruwe selalu dijalankan
dengan penuh tanggung jawab dan kerja sama dengan partisapi yang
ada pada masyarakat,
mengingat pertemuan ini sebagai sarana untuk bertemu dan
berkumpul bagi tiga kekuatan utama
yaitu tokoh adat, agama dan pemerintahan guna memberikan pikiran
dan solusi serta
menyamakan persepsi bagaimana membangun Desa Nuruwe dan
mensejahterahkan kehidupan
masyarakat Desa Nuruwe lebih berkembang dengan kemajuan-kemajuan
pada kehidupan
bersama untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga
menghasilkan budaya-budaya dan
tradisi-tradisi yang ada pada kehidupan masyarakat Desa
Nuruwe.
Dilihat bahwa, adanya kerja sama yang di lakukan oleh Tiga Batu
Tungku dengan
program yang ada dalam masyarakat seperti bersih desa, penataan
kerapian desa, acara hiburan
dan doa bersama, bahwa dengan program yang dibuat ini maka Tiga
Batu Tungku mempunyai
kerja sama dan tanggung jawab yang baik dalam masyarakat Desa
Nuruwe.34
Disimpulkan
bahwa di dalam setiap pertemuan Tiga Batu Tungku untuk memiliki
kerja sama yang baik
dengan menekankan pada perannya yang ada dalam masyarakat.
Adanya kerja sama yang
dilakukan pihak desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dalam
mengembangan lembaga
kemasyarakatan baik dalm bentuk materil maupun pengawasan
terhadap perkembangan
34Hasil wawancara dengan Bpk. D. Maloka, pada tanggal 27 April
2017.
-
55
kesejahteraan hidup masyarakat.35
Disimpulkan bahwa ada kerja sama yang dilakukan pihak
desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dengan baik. Dilihat
bahwa, kerja sama yang di
lakukan pihak desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dalam
masyarakat Desa Nuruwe
mempunyai tanggung jawab yang dilakukan dengan penuh
kebersamaan. Oleh karena itu, peran
ketiga bidang ini sangatlah penting dalam membangun dan
memajukan kehidupan masyarakat
Desa Nuruwe.
C. Pemaknaan Tiga Batu Tungku
Pada dasarnya istilah Tiga Batu Tungku ini menjadi bagian dari
budaya orang-orang
Maluku, karena batu identik sebagai unsur material menjadi tanda
budaya yang memiliki nilai
sakral bagi orang-orang Maluku sendiri.Sedangkan tungku selalu
identik dengan tempat
memasak tradisional bagi orang-orang Maluku. Memang di beberapa
negeri (daerah) di Maluku,
Tiga Batu Tungku sendiri disebut dalam ragam istilah seperti
TBT, TiBaKu, Batu Tungku Tiga,
Tiga Tungku, Tiga Batu Satu Tungku, Tungku Tiga, Satu Tungku
Tiga Batu.36
Beragam
penyebutan itu pun yang bersumber dari masing-masing negeri,
namun memiliki arti yang sama
yang bertumpu pada sistem kerjasama antara Kepala Desa (Raja),
Pendeta, dan Guru.
Mengenai arti dari istilah itu sendiri, dengan adanya proses
penelitian dan pengamatan
yang dilakukan, kemudian seiring dengan perkembangan zaman
sehingga terjadinya pergeseran
makna dalam istilah atau budaya TIGA BATU TUNGKU yang dimiliki
di Desa Nuruwe dan
35Hasil wawancara dengan Bpk. U. Hitipeuw, pada tanggal 28 April
2017.
36E.T.Maspaitella. Kuti Kata: TIGA BATU TUNGKU.Diakses dari
http://kutikata.blogspot.co.id//2008/01/tiga-batu-tungku.html?m=1.
Pada tanggal 06 November 2017, Pukul
01.12AM.
http://kutikata.blogspot.co.id/2008/01/tiga-batu-tungku.html?m=1
-
56
juga negeri-negeri (daerah) lain. Dengan berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan di Desa
Nuruwe, jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain bahkan di
perkotaan, ternyata Tiga Batu
Tungku itu tidaklah asing bagi masyarakat Maluku.Namun karena
adanya perkembangan zaman
yang terjadi, adanya pengaruh-pengaruh dari luar daerah, dan
bermacam-macam alasan yang
didengarkan, maka masyarakat tidak lagi mempedulikan budaya Tiga
Batu Tungku itu lagi.
Padahal mereka tidak sadar bahwa Tiga Batu Tungku merupakan
suatu peninggalan dari leluhur
yang sangat baik, untuk menjadi suatu tata cara bagu kehidupan
orang Maluku. Hasil penelitian
membuktikan bahwa, jika dilakukan perbandingan ternyata
kehidupan masyarakat di daerah-
daerah pelosok (terpencil) dengan masyarakat perkotaan di Maluku
zaman dahulu dan zaman
sekarang sangatlah berbeda jauh, kebanyakan diakibatkan karena
adanya berbagai pengaruh dari
luar daerah (Maluku) yang akhirnya merusak jati diri dan budaya
bangsa itu sendiri. Karena
budaya juga bisa mempengaruhi realitas seseorang yang ada
hubungannya dengan persepsi dan
perilaku.37
Berarti setiap daerah di Maluku masih mempertahankan budayanya
sebaik mungkin,
memiliki kehidupan yang lebih baik berbeda dengan kehidupan
masyarakat yang tidak lagi
mempertahankan budayanya karena dianggap tidaklah penting.
Mengenai pengertian dan asal-usul dari Tiga Batu Tungku sudah
diungkapkan oleh
beberapa orang di Desa Nuruwe dan sudah dijabarkan dengan
sejelasnya.Namun mengenai
makna dari Tiga Batu Tungku itu sendiri juga memiliki makna
berbeda-beda yang diungkapkan
dari berbagai informan. Tanggapan mengenai Tiga Batu Tungku,
sepertinya tidak asing bagi
masyarakat di Nuruwe dan itu merupakan unsur kerja nyata dari
tiga unsur (Gereja, Pemerintah
37Larry A.Samovar, Richard E.Porter, Edwin R.McDaniel.
Komunikasi Lintas Budaya (Jakarta Selatan:
Penerbit Salemba Humanika). 223.
-
57
Desa, dan Adat (Saniri Negeri) yang dianggap sangat bermakna
bagi kehidupan dan spiritualitas
masyarakatnya, karena ketiganya bekerjasama karena saling
mengisi dan saling melengkapi,
demi kepentingan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat
Nuruwe.38
Terlihat pada saat
ketika salah satu unsur (Gereja) selalu memperhatikan waktu
untuk beribadah, dalam proses
beribadah yang dilakukan oleh tiap anggota masyarakat (Angkatan
Muda) untuk pemuda-
pemudi, (Pelwata) untuk kaum perempuan dengan jenjang usia yang
sudah dewasa dikatakan
dewasa yang sudah mengikuti pengakuan imannya (Sidi Gereja)
dihadapan Yesus Kristus,
Pendeta dan anggota jemaat yang menyaksikannya, kemudian
(Pelpri) juga untuk kaum pria
sama halnya dengan kaum perempuan. Ada juga (Tunas Pekabaran
Injil dan Sekolah Minggu)
bagi anak-anak dengan kategori usia 1 tahun sampai 16 tahun, dan
(Katekisasi) bagi anak yang
sudah melewati proses pendidikan selama 16 di Sekolah Minggu
Tunas Pekabaran Injil
(SMTPI). Dalam setiap ibadah yang dilaksanakan kegiatan-kegiatan
yang bermutu sebagai
bentuk pelayanan yang mendidik, membina dan membangun setiap
orang yang hadir dalam
ibadahnya.
Dilanjutkan dengan pemahaman mengenai makna Tiga Batu Tungku,
yang berarti
perpaduan antara tiga unsur terpenting di Nuruwe (Pemerintah
Desa, Gerea, dan Adat) sebagai
bentuk penghargaan budaya dari leluhur. Sejak dulu jika tidak
adanya kerja dari ketiga unsur ini,
maka kehidupan masyarakat dianggap tidak berkembang. Jika
terlihat dengan sistem kerja dari
pemerintah desa yang telah berjalan dan terbukti sukses hanya
untuk kepentingan dan kemajuan
38Hasil wawancara dengan Bpk. Pdt. M. Mamulaty (Ketua Majelis
Jemaat GPM Nuruwe), pada tanggal 25
Agustus 2017.
-
58
akan desa ini,39
“supaya orang bisa tau katong pung negri nih biar akang seng bae
tapi palang-
palang katong sandiri yang bisa biking bae akang, karna kalo
bukang katong sandiri sapa lai?
memang batul dar luar lia negeri nih seng bae karna rumpu-rumpu
su nae tinggi amper dapa
langit, tapi coba masu dalam negri su bagus deng barsih macam
bagini nih!”40
Ungkapan
tersebut mau dikatakan bahwa secara langsung dari pihak
pemerintah negeri (desa) sudah
menggerakan masyarakatnya untuk memperhatikan lingkungannya demi
suatu kesejahteraan
bersama. Kepentingan yang sama juga dampak bagi pemerintah
negeri yang bekerja sama
dengan pihak lembaga gereja, pada saat pemerintah negeri
mempedulikan kebersihan secara utuh
di dalam negeri, kemudian membersihkan halaman gereja sementara,
lokasi pembangunan gereja
yang sementara dikerjakan bersama dalam masyarakat, juga
membersihkan halaman rumah
Pendeta (Pastori). “anam September41
su dekat jadi katong musti karja karas, biking barsih
katong pung kintal-kintal rumah deng kintal gareja deng kintal
pastori tuh musti barsih. Bapa
pendeta bilang par katong, ada mo lomba kalesang kintal deng
lomba-lomba antar sektor
pelayanan nih jadi katong musti barlomba-lomba karja. Mangkali
katong di sektor sini yang
dapa juara, sapa yang seng bangga?”42
Penulis beranggapan bahwa, berkaitan dengan tindakan
39Hasil wawan cara dengan Bpk. J. Tukane, pada tanggal 1
September 2017.
40Dialog dalam bahasa daerah Maluku yang diungkapkan oleh
Bpk.J.Tukane selaku Raja Nuruwe, yang
artinya: Supaya orang lain mengetahui negeri (desa) yang kita
tempati tidak bagus dan indah tetapi perlahan kita
sendiri yang bisa perbaikinya sebaik mungkin, karena kalau bukan
kit sendiri yang memperbaikinya siapa lagi?
Memang benar kalau terlihat dari depan negeri terlihat kotor
(rumput-rumpunya seumpama tumbuh setinggi-
tingginya mendekati langit, tetapi jika dilihat ke dalam negeri
sudah dikategorikan indah dan bersih.
41“Anam September” dialog Maluku yang artinya Enam September,
sebagai Hari Ulang Tahun Gereja
Protestan Maluku.
42Hasil wawancara dengan Bpk. R. Matital (Sekertaris BPD,
merangkap sebagai Guru SD YPPK), pada
tanggal 2 September 2017. Dengan dialog Maluku “Tanggal 6
September hampir tiba, jadi kita harus kerja keras
untuk membersihkan halaman-halaman rumah, halaman gereja, dan
halaman pastori supaya bersih. Bapak Pendeta
-
59
untuk mempedulikan setiap halaman dari masing-masing rumah
bahkan daerah memang dinggap
sangat penting dan itu memang suatu kewajiban untuk hidup sehat.
Tetapi untuk hal ini
kemungkinan berbeda dengan tindakan kepedulian yang dilakukan
tidaklah sama. Perbedaanya,
kehidupan masyarakat di Maluku khususnya di pelosok daerah
(perkampungan), lebih
mempedulikan perkataan dari seorang (sosok pendeta), mereka
menganggap bahwa pendeta
adalah wakil Tuhan Allah sehingga mereka tidak melawan apa yang
dikatakan atau
diperintahkan oleh pendeta sebagai pemimpin mereka dibandingkan
dengan sosok Raja sebagai
pemimpin dalam negeri (desa).
katakana kepada kami, akan dilaksanakan lomba membersihkan
halaman dan perlombaan lainnya. Siapa tau
(kemungkinan) kami di sektor pelayanan ini bisa mendapatkan
juara, siapa yang tidak bangga?
-
60
Rangkuman
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan hal penting
sehubungan dengan Tiga Batu
Tungku bagi masyarakat Nuruwe, yaitu:
1. Berdasarkan pemahaman orang Nuruwe, Tiga Batu Tungku
merupakan wadah terpenting
di desa yang bekerja sama dalam bidang masing-masing untuk
kepentingan
masyarakatnya. Tiga Batu Tungku memang sudah ada sejak zaman
leluhur, sebagai
penopang bagi masyarakat ketika adanya permasalahan.
2. Pemaknaan Tiga Batu Tungku yang awalnya dipahami kebanyakan
orang sebagai sistem
kerjasama yang dilakukan oleh kepemimpinan raja, pendeta, dan
guru. Namun setelah
dilakukan penelitian yang lebih lanjut, ternyata ada
lembaga-lembaga swadaya
masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Sehingga
pemahaman mengenai
makna tiga batu tungku sendiri telah mengalami perubahan,
menjadi sistem kerjasama
yang dilakukan oleh ketiga unsur penting dalam masyarakat yaitu
lembaga gereja (yang
di dalamnya pendeta dan struktur organisasi terkait dalam
gereja), adat (yang di
dalamnya termasuk saniri negeri, upu latu, dan struktur
organisasi terkait adat-istiadat),
dan pemerintah desa (yang di dalamnya kepala desa dan struktur
organisasi terkait
pemerintah desa, juga yang berkaitan dengan lembaga-lembaga
swadaya termasuk
pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat).