1. Simtomatologi THT-KLTELINGAKeluhan utama telinga dapat berupa
gangguan pendengaran, suara berdenging, rasa pusing yang berputar,
nyeri dalam telinga, keluar cairan dari telinga. Gangguan
pendengaran, perlu ditanyakan apakah keluhan tersebut terjadi pada
satu atau kedua telinga, timbul tiba-tiba atau bertambah berat
secara bertahap dan sudah berapa lama diderita. Adakah riwayat
trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik, terpajan bising,
pemakaian obat ototoksik sebelumnya atau pernah menderita penyakit
infeksi virus seperti parotitis, influenza, dan meningitis. Apakah
gangguan pendengaran diderita sejak bayi sehingga terdapat juga
gangguan bicara. Telinga berbunyi (tinnitus), dapat berupa suara
berdenging atau berdengung, yang dirasakan di kepala atau di
telinga, pada satu sisi atau kedua telinga. Pusing berputar
(vertigo), merupakan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh
yang disertai mual, muntah, rasa penuh di telinga. Diabetes
mellitus, hipertensi, penyakit jantung, anemia, dapat juga
menimbulkan keluhan vertigo dan tinnitus. Nyeri di dalam telinga
(otalgia), pada kedua telinga atau salah satu telinga saja dan
sudah berapa lama. Nyeri alih ke telinga dapat berasal dari rasa
nyeri di gigi molar atas, sendi mulut, dasar mulut, tonsil, atau
tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris yang
berasal dari organ-organ tersebut. Cairan keluar dari telinga
(otorea), apakah cairan keluar dari kedua telinga atau salah satu
telinga, disertai rasa nyeri atau tidak, dan sudah berapa lama.
Secret yang sedikit biasanya berasal dari telinga luar. Sedangkan
secret yang banyak dan mukoid berasal dari telinga tengah. Bila
berbau busuk menandakan adanya kolestatom. Bila bercampur darah
harus dicurigai adanya infeksi akut yang berat atau
tumor.HIDUNGKeluhan utama di hidung antara lain sumbatan hidung,
secret di hidung dan tenggorok, bersin, nyeri di daerah muka dan
kepala, perdarahan dari hidung, dan gangguan penghidu. Sumbatan
hidung, apakah terjadi terus menerus atau hilang timbul, pada satu
atau kedua lubang hidung atau bergantian, adakah riwayat kontak
dengan bahan allergen, trauma hidung, pemakaian obat tetes hidung,
dalam jangka waktu lama, perokok berat. Secret di hidung pada satu
atau kedua rongga hidung, bagaimana konsistensi secret tersebut,
encer, bening, kental, nanah, atau bercampur darah. Apakah secret
hanya keluar pada pagi hari atau waktu tertentu. Bersin yang
berulang-ulang, apakah bersin timbul akibat menghirup sesuatu yang
diikuti keluar secret yang encer dan rasa gatal di hidung,
tenggorok, mata dan telinga. Rasa nyeri di daerah muka dan kepala,
dahi, pangkal hidung, pipi, dan tengah kepala merupakan tanda-tanda
infeksi sinus. Nyeri memberat bila menundukkan kepala. Perdarahan
dari hidung (epistaksis), dapat berasal dari bagian anterior rongga
hidung, atau posterior rongga hidung. Gangguan penghidu dapat
berupa hilangnya daya penciuman (anosmia) atau berkurang
(hiposmia).perlu ditanyakan adakah riwayat infeksi hidung,
sinusitis, trauma kepala.TENGGOROK, KEPALA, LEHER Nyeri tenggorok,
hilang timbul atau menetap, apakah disertai demam, batuk, serak,
dan tenggorok terasa kering. Nyeri menelan (odinofagi), nyeri di
tenggorok saat menelan. Dahak di tenggorok, keluhan yang sering
timbul akibat adanya inflamasi di hidung dan faring. Apakah dahak
berupa lender saja, pus, atau bercampur darah. Sulit menelan
(disfagia), sudah berapa lama, apakah disertai muntah dan berat
badan turun. Rasa sumbatan di leher, sudah berapa lama, tempatnya
di mana. Suara serak (disfoni), atau tidak keluar suara sama sekali
(afoni), sudah berapa lama, apakah sebelumnya menderita radang
hidung atau tenggorok. Batuk, sudah berapa lama, apa yang
dibatukkan, dahak kental, bercampur darah, jumlahnya, adakah factor
pencetus.
A. ANATOMI HIDUNGNASUS (hidung)Hidung luar dibentuk oleh
kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,jaringan
kulit,dan beberapa otot kecil.Kerangka terdiri dari: tulang
hidung(os nasale), processus frontalis os maxilla, processus
nasalis os frontalTulang rawan terdiri dari: sepasang kartilago
nasalis latelaris superior, sepasang kartilago nasalis latelaris
inferior (kartilago ala mayor), beberapa pasang kartilago ala
minor, tepi anterior kartilago septum
Cavum nasi Masuk melalui nares, berhubungan dengan nasopharynx
melalui choane. Dilapisi oleh membran mucosa kec. Vestibulum nasi.
2/3 inferior membran mucosa merupakan area respiratoria, sedangkan
1/3 superior merupakan area olfactoriaBatas batas : Atap : os
nasale, spina nasalis os frontalis (depan), lamina cribrosa os
ethmoidale (tengah, ditembus n olfactorius), os sphenoidale
(belakang) Dasar : proc. Palatinus os maxillae dan lamina
horizontalis ossis palatini. Medial : septum nasi (os vomer, lamina
perpendicularis os. Ethmoidalis, cartilago septi nasi) Lateral :
vestibulum, di bagian anterior (terdapat vibrisea), bag atas dan
dorsal dibatasi limen nasi Atrium dan meatus nasi di bagian tengah
Chonca dan meatus di bagian posterior
Chonca adalah penonjolan tulang yang memperluas cavum nasi,
chonca nasalis ada 3 : Chonca nasalis superior Chonca nasalis media
Chonca nasalis inferiorChonca nasalis inferior merupakan tojolan
tulang independen, sedangkan Chonca nasalis media dan suprior
merupakan tonjolan dari facies medialis labyrinthus ethmoidalis,
ruangan di bawah chonca disebut meatus nasiMeatus nasi 1. Meatus
nasi superior Meatus terkecil, dimuarai oleh cellulae ethmoidalis
posteriores, di atas chonca naslis superior terdapat recessus
sphenoethmoidalis yang merupakan lubang keluar sinus sphenoidalis2.
Meatus nasi mediaPada sisi lateralnya terdapat peninggian yang
disebut hiatus semilunaris, di sebelah atasnya tedapat peninggian
yang disebut bulla ethmoidalis, di dekat hiatus semilunaris
terdapat lubang sinus ethmoidalis anterior. Meatus nasi media
dimuarai oleh sinus ethmoidalis anterior, sinus maxillaris, sinus
frontalis (melalui infundibulum)3. Meatus nasi inferiorMerupakan
meatus nasi terbesar, dimuarai oleh ductus nasolacrimalis.
Vascularisasi dan innervasi
Vascularisasi : ArteriBag, bawah : cabang-cabang a. maxillaris
interna: a. palatina major, a. sphenopalatinaBag. Depan :
cabang-cabang a. facialisTerdapat anastomosis antara r. Septalis
dari r. Labialis superior a. facialis dengan a. sphenopalatina
membentuk plexus Kiesselbach (little area), yang merupakan tempat
sering terjadi epistaxis Vena Vena mempunyai nama dan berdampingan
dengan arterinya. Vena di vestinylum dan struktur- struktur di
lauar hidung bermauara ke v. Ophtalmica yang berhubungan dengan
sinus cavernosus.
Innervasi Serabut afferent: n. Ethmoidalis (n. Ophtalmicus) n.
nasopalatinus (n. Maxillaris) symphatis dan parasymphatis: n.
Facialis (VII): n. Petrosus superficialis major, plexus caroticus
sel olfactorius (n. Olfactorius), keluar melalui lamina et foramina
cribosa os. frontalis
B. HISTOLOGIHistologi HidungLuas permukaan cavum nasi kurang
lebih 150 cm2dan total volumenya sekitar 15 ml. Sebagian besar
dilapisi oleh mukosa respiratorius. Secara histologis, mukosa
hidung terdiri dari palut lendir (mucous blanket), epitel kolumnar
berlapis semu bersilia, membrana basalis, lamina propria yang
terdiri dari lapisan subepitelial, lapisan media dan lapisan
kelenjar profunda
a. EpitelEpitel mukosa hidung terdiri dari beberapa jenis, yaitu
epitel skuamous kompleks pada vestibulum, epitel transisional
terletak tepat di belakang vestibulum dan epitel kolumnar berlapis
semu bersilia pada sebagian mukosa respiratorius. Epitel kolumnar
sebagian besar memiliki silia. Sel-sel bersilia ini memiliki banyak
mitokondria yang sebagian besar berkelompok pada bagian apeks sel.
Mitokondria ini merupakan sumber energi utama sel yang diperlukan
untuk kerja silia. Sel goblet merupakan kelenjar uniseluler yang
menghasilkan mukus, sedangkan sel basal merupakan sel primitif yang
merupakan sel bakal dari epitel dan sel goblet. Sel goblet atau
kelenjar mukus merupakan sel tunggal, menghasilkan protein
polisakarida yang membentuk lendir dalam air. Distribusi dan
kepadatan sel goblet tertinggi di daerah konka inferior sebanyak
11.000 sel/mm2dan terendah di septum nasi sebanyak 5700 sel/mm2.
Sel basal tidak pernah mencapai permukaan. Sel kolumnar pada
lapisan epitel ini tidak semuanya memiliki silia.Sedangkan pada
konka superior ditutupi olehepitel olfaktoriusyang khusus untuk
fungsi menghidu/membau. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atassel
penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius(neuron bipolar dengan
dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia,
berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan
neuron olfaktorius otak),sel basal(berbentuk piramid) dankelenjar
Bowmanpada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang
membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron
untuk membau zat-zat.Cavum nasi bagian anterior pada tepi bawah
konka inferior 1 cm dari tepi depan memperlihatkan sedikit silia
(10%) dari total permukaan. Lebih ke belakang epitel bersilia
menutupi 2/3 posterior kavum nasi Silia merupakan struktur yang
menonjol dari permukaan sel. Bentuknya panjang, dibungkus oleh
membran sel dan bersifat mobile. Jumlah silia dapat mencapai 200
buah pada tiap sel. Panjangnya antara 2-6 m dengan diameter 0,3 m.
Struktur silia terbentuk dari dua mikrotubulus sentral tunggal yang
dikelilingi sembilan pasang mikrotubulus luar. Masing-masing
mikrotubulus dihubungkan satu sama lain oleh bahan elastis yang
disebut neksin dan jari-jari radial. Tiap silia tertanam pada badan
basal yang letaknya tepat dibawah permukaan sel Pola gerakan silia
yaitu gerakan cepat dan tiba-tiba ke salah satu arah (active
stroke) dengan ujungnya menyentuh lapisan mukoid sehingga
menggerakan lapisan ini.. Kemudian silia bergerak kembali lebih
lambat dengan ujung tidak mencapai lapisan tadi (recovery stroke).
Perbandingan durasi geraknya kira-kira 1 : 3. Dengan demikian
gerakan silia seolah-olah menyerupai ayunan tangan seorang
perenang. Silia ini tidak bergerak secara serentak, tetapi
berurutan seperti efek domino (metachronical waves) pada satu area
arahnya sama (Ballenger 1996).Gerak silia terjadi karena
mikrotubulus saling meluncur satu sama lainnya. Sumber energinya
ATP yang berasal dari mitokondria. ATP berasal dari pemecahan ADP
oleh ATPase. ATP berada di lengan dinein yang menghubungkan
mikrotubulus dalam pasangannya. Sedangkan antara pasangan yang satu
dengan yang lain dihubungkan dengan bahan elastis yang diduga
neksin Mikrovilia merupakan penonjolan dengan panjang maksimal 2 m
dan diameternya 0,1 m atau 1/3 diameter silia. Mikrovilia tidak
bergerak seperti silia. Semua epitel kolumnar bersilia atau tidak
bersilia memiliki mikrovilia pada permukaannya. Jumlahnya mencapai
300-400 buah tiap sel. Tiap sel panjangnya sama. Mikrovilia bukan
merupakan bakal silia. Mikrovilia merupakan perluasan membran sel,
yang menambah luas permukaan sel. Mikrovilia ini membantu
pertukaran cairan dan elektrolit dari dan ke dalam sel epitel.
Dengan demikian mencegah kekeringan permukaaan sel, sehingga
menjaga kelembaban yang lebih baik dibanding dengan sel epitel
gepeng.b.Palut LendirPalut lendir merupakan lembaran yang tipis,
lengket dan liat, merupakan bahan yang disekresikan oleh sel
goblet, kelenjar seromukus dan kelenjar lakrimal. Terdiri dari dua
lapisan yaitu lapisan yang menyelimuti batang silia dan mikrovili
(sol layer) yang disebut lapisan perisiliar.Cairan perisiliar
mengandung glikoprotein mukus, protein serum, protein sekresi
dengan berat molekul rendah. Lapisan ini sangat berperanan penting
pada gerakan silia, karena sebagian besar batang silia berada dalam
lapisan ini, sedangkan denyutan silia terjadi di dalam cairan ini.
Diduga mukoglikoprotein ini yang menangkap partikel terinhalasi dan
dikeluarkan oleh gerakan mukosiliar, menelan dan bersin. Lapisan
ini juga berfungsi sebagai pelindung pada temperatur dingin,
kelembaban rendah, gas atau aerosol yang terinhalasi serta
menginaktifkan virus yang terperangkap.Kedalaman cairan perisiliar
sangat penting untuk mengatur interaksi antara silia dan palut
lendir, serta sangat menentukan pengaturan transportasi
mukosiliar.c.Membrana BasalisMembrana basalis terdiri atas lapisan
tipis membran rangkap dibawah epitel. Di bawah lapisan rangkap ini
terdapat lapisan yang lebih tebal yang terdiri atas kolagen dan
fibril retikulin.d.Lamina PropiaLamina propria merupakan lapisan
dibawah membrana basalis. Lapisan ini dibagi atas empat bagian
yaitu lapisan subepitelial yang kaya akan sel, lapisan kelenjar
superfisial, lapisan media yang banyak sinusoid kavernosus dan
lapisan kelenjar profundus. Lamina propria ini terdiri dari sel
jaringan ikat, serabut jaringan ikat, substansi dasar, kelenjar,
pembuluh darah dan saraf.Mukosa pada sinus paranasal merupakan
lanjutan dari mukosa hidung. Mukosanya lebih tipis dan kelenjarnya
lebih sedikit. Epitel toraknya berlapis semu bersilia, bertumpu
pada membran basal yang tipis dan lamina propria yang melekat erat
dengan periosteum dibawahnya. Silia lebih banyak dekat ostium,
gerakannya akan mengalirkan lendir ke arah hidung melalui ostium
masing-masing. Diantara semua sinus paranasal, maka sinus maksila
mempunyai kepadatan sel goblet yang paling tinggiC. BERSINBersin
biasanya terjadi ketika partikel asing atau stimulan eksternal yang
cukup melewati rambut hidung untuk mencapai mukosa hidung. Hal ini
memicu pelepasan histamin, yang mengiritasi sel-sel saraf di
hidung, sehingga sinyal yang dikirim ke otak untuk memulai bersin
melalui jaringan saraf trigeminal. Otak kemudian berhubungan sinyal
awal ini, mengaktifkan faring dan trakea otot dan menciptakan
lubang besar dari hidung dan mulut, sehingga rilis yang kuat dari
udara dan partikel kecil. Sifat kuat bersin dikaitkan dengan
keterlibatannya berbagai organ tubuh bagian atas - itu adalah
respon refleksif yang melibatkan otot-otot wajah, tenggorokan, dan
dada. Bersin juga dipicu oleh stimulasi sinus saraf yang disebabkan
oleh hidung tersumbat dan alergi. Terdapat dua fase dalam bersin,
yaitu a)Inspirasi cepat mengisi paru-paru dengan udara ekstra.
Epiglotis dan pita suara menutup rapat untuk membangun tekanan di
paru-paru. Otot-otot ekspirasi pernapasan serta aksesori kontrak
otot pernapasan paksa. Hal ini semakin meningkatkan tekanan di
paru-paru. b) Ekspirasi,Setelah tekanan yang cukup tinggi tercapai,
pita suara bersantai, epiglotis terbuka dan udara bergegas keluar
dengan cepat. Karena kecepatan udara yang bergerak, meningkatkan
tekanan udara sisa. Uvula tertekan dalam refleks bersin mendorong
udara keluar meskipun hidung.
Daerah-daerah saraf yang terlibat dalam refleks bersin terletak
di batang otak sepanjang bagian ventromedial dari inti trigeminal
tulang belakang dan formasi reticular lateralis pons-medula yang
berdekatan. Wilayah ini tampaknya mengontrol epipharyngeal, laring
intrinsik dan otot pernapasan, dan aktivitas gabungan otot-otot ini
berfungsi sebagai dasar untuk generasi bersin.Sebetulnya bersin
merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari atau bila
terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. Hal ini merupakan
mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (self
cleaning process). Bersin dianggap patologik, bila terjadinya lebih
dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin.
Disebut juga sebagai bersin patologis