THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE OF MENARCHE IN STUDENT AT PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ MAKASSAR HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ MAKASSAR NUR HARDIANTI HASTI NIM 10542 0408 12 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016
98
Embed
THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE OF
MENARCHE IN STUDENT AT PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL
MUKMININ MAKASSAR
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
NUR HARDIANTI HASTI
NIM 10542 0408 12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE OF
MENARCHE IN STUDENT AT PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL
MUKMININ MAKASSAR
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
NUR HARDIANTI HASTI
NIM 10542 0408 12
Skripsi ini diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Fakultas Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur Hardianti Hasti
Tempat, Tanggal Lahir : Rappang, 8 Desember 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Melati 1 no.25 Sungguminasa, Gowa
Orang tua
Ayah : Hasanuddin, SP
Ibu : Munarti, S.Pd, M.Pd
Saudara
Kakak : Budiman Hasti Mareng
Adik : Ismail Hasti
Nurjannah Hasti
Riwayat Pendidikan
a. SDN 225 Peneki (Tahun Lulus 2006)
b. SMP Negeri 1 Takkalalla (Tahun Lulus 2009)
c. SMA Negeri 1 Takkalalla (Tahun Lulus 2012)
Riwayat Organisasi
a. Anggota MAC FK UNISMUH
b. Pengurus IMM FK UNISMUH (2014-2015)
i
FACULTY OF MEDICINEMUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY
Skripsi, May 2016
NUR HARDIANTI HASTI WIWIEK DEWIYANTI HABAR
“THE RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND AGE OF MENARCHE IN STUDENT AT PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ MAKASSAR ”(xii + 49 pages + 17 indexes)
ABSTRACT
BACKGROUND: Puberty is point of sexual maturity accesion in girls by the time when menarche happen. Menarche age will be normal occurs around 12-14 years old. In Indonesia, according to Riskesdas 2010 show that from respondent report, average of menarche age is 13 years old (20%) with early incidence less then 9 years old. Menarche can be influence by genetic factors and also external factors such as weather, chronic diseases, direct exposure to sunlight, unhealthy dietary, stress, and physocology factors.PURPOSE: To determine the relationship between nutritional status and age menarche in student at Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.METHOD: This study uses analytical observational method with cross sectional approach. The samples are girls student that have menstrual period. Sampling technique is purposive sampling technique with the subject of respondents are 99 respondents.RESULT: According to analysis with Chi-Square test obtain the p-value < 0,006 then Ha accepted, that means there is a significant relation between nutritonal status with menarche age in Pondok Pesantren Ummul Mukminin Makassar.CONCLUSION: There is a significant relation between nutritonal status and menarche age in Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar, because a good nutritional status may impact an early menarcheKey Words: Nutritional status, menarche
ii
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi, Mei 2016
NUR HARDIANTI HASTI WIWIEK DEWIYANTI HABAR
“HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ MAKASSAR”(xii + 49 halaman + 17 lampiran)
ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan yaitu dengan terjadinya menarche. Usia menarchedapat dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun. Di Indonesia, hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa dari laporan responden yang sudah mengalami haid, rata-rata usia menarche adalah 13 tahun (20%) dengan kejadian lebih awal terjadi pada usia kurang dari 9 tahun. Menarche dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor eksternal seperti cuaca, penyakit kronis, sinar matahari. Selain itu, faktor diet yang tidak sehat, stress atau faktor psikologis juga turut berperan.TUJUAN: Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar .METODE: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian adalah siswi yang telah mengalami menarche. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling dengan jumlah subjek penelitian 99 responden.HASIL: Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square Test didapatkan p-value 0,006 (p < 0,05), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.KESIMPULAN: Terdapat hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar. Hal ini dikarenakan keadaan status gizi yang baik memungkinkan terjadinya menarche yang lebih dini.Kata Kunci: Status gizi, menarche
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan Tugas Akhir Skripsi ini
dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.
Skripsi berjudul “Hubungan antara Status Gizi dan Usia Menarche pada
siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar” ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi menempuh jenjang S1 pada Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum sempurna adanya dan
memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,
baik moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Wiwiek Dewiyanti Habar, Sp.KK, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan sejak
penyusunan proposal hingga penulisan skripsi selesai.
2. dr. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp.PA(K) selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar.
iv
3. Kedua orang tua penulis yang dicintai Hasanuddin dan Munarti, beserta
kakak dan adekku yang kucintai, yang telah memberikan semangat, doa,
moral dan material kepada penulis selama penulisan skripsi ini berlangsung.
4. dr. Dara Ugi, M.Kes selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan
bantuan dan ilmu yang tiada henti kepada penulis.
5. Juliani Ibrahim, Ph.D selaku dosen metodologi penelitian dan koordinator
penelitian yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi.
6. Staf dan para dosen Fakultas Kedokteran yang telah memberikan bantuan dan
ilmu yang tiada henti kepada penulis.
7. Sahabat dan teman-teman Jagoan Neon, Alfiani Nur, Andi Nur Tenri Ratu
kesepakatan ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan ke dalam 3 cara yaitu
persen terhadap median, persentil dan standar deviasi unit.6
(1) Persen terhadap Median
Median adalah nilai tengah dari populasi. Dalam antropometri gizi
median sama dengan persentil 50.6
Tabel II.1 Status gizi berdasarkan indeks antropometri
Status gizi
Indeks
BB/U TB/U BB/TB
Gizi baik >80% >90% >90%Gizi
sedang71-80% 81-90% 81-90%
Gizikurang
61-70% 71-80% 71-80%
Gizi buruk
<60%<70% <70%
(2) Persentil
Para pakar merasa kurang puas dengan menggunakan persen
terhadap median, akhirnya memilih cara persentil. Persentil 50 sama
dengan median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada diatasnya
dan setengahnya berada dibawahnya. National Centre for Health
Statistic (NCHS) merekomendasikan persentil ke-5 sebagai status gizi
baik dan kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih baik dan
gizi baik.6
17
Tabel II.2 Klasifikasi IMT/U (NCHS dalam Mayoclinic, 2007)Kategori status gizi Ambang batas (z-score)
Sangat kurus <-3 SDKurus -3 SD sampai dengan <-2 SDNormal -2 SD sampai dengan 1 SDGemuk >1 SD sampai dengan 2 SDObesitas >2 SD
(3) Standar deviasi unit (SD)
Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan
menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau
pertumbuhan.6
Berikut ini adalah tabel kategori status gizi berdasarkan cara
perhitungan Z-Score:
Tabel II.3 Klasifikasi IMT/U anak perempuan umur 5-18 tahun (WHO, 2005)
Kategori status gizi Ambang batas (z-score)Sangat kurus <-3 SDKurus -3 SD sampai dengan <-2 SDNormal -2 SD sampai dengan 1 SDGemuk >1 SD sampai dengan 2 SDObesitas >2 SD
b. Klinis
Metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.6
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat.
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-tanda klinis
18
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat
penyakit.6
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah,
urine, tinja dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.6
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis
yang kurang spesifik, maka penentuan kimiafaal dapat menolong untuk
menentukan kekurangan status gizi yang spesifik.6
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan
melihat perubahan dan struktur dari jaringan.6
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.6
2. Penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3
yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
19
a. Survei Konsumsi
Survei konsumsi pangan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan zat gizi yang
dikonsumsi.6
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga,
dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
zat gizi.6
b. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tertentu
dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.6
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator
tidak langsung untuk pengukuran status gizi masyarakat.6
c. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah
ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat bergantung dari
keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk
melakukan intervensi gizi.6
20
F. Hubungan Status Gizi berdasarkan IMT dengan UsiaMenarche
Berbagai kajian menunjukkan bahwa ukuran tubuh seseorang, dengan
indikator indeks massa tubuh (IMT) maupun berat badan berperan pada
mulainya pubertas seseorang. Menarche disepakati sebagai tanda mulainya
pubertas, meskipun berbagai perubahan fisik, jasmani, dan perubahan sistem
hormon tubuh mendahului proses tersebut. Menarche terjadi bila produksi
estrogen dari folikel ovarium telah mencukupi untuk pertumbuhan dan
pelepasan endometrium.11
Menarche secara individual sangat berkaitan dengan berat badan
seseorang. Menarche didahului signal waktu terjadi pada hipothalamus,
kelenjar pituitari depan mensekresi gonadotropin, selanjutnya merangsang
produksi hormon steroid seksual dari kelenjar gonad dan menyebabkan
perubahan sistem reproduksi ke arah pubertas dan kematangan seksual.
Semuanya ini didorong oleh peningkatan sekresi hormon yang merangsang
pelepasan gonadotropin Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH). Pada
wanita gizi kurang (undenourished women) dapat terjadi perlambatan pubertas
(amenorhea) dan atau siklus reproduksi an-ovulatoir.11
Peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan puncak kurva
kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor
tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur
menarche ibu dengan anak perempuannya, dan lebih erat lagi antara umur
menarche perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah
status gizi, perempuan gemuk akan mendapat menarche lebih awal daripada
21
yang kurus. Seorang penderita penyakit kronik yang mengganggu status gizi
atau oksigenasi jaringan akan menghambat pola maturasi pubertas terutama
waktu menarche. Kematangan seksual wanita lebih tergantung pada tumbuh
kembang dan ukuran tubuh dibandingkan usia kronologis, dimana faktor gizi
(status gizi sebagai refleksi keseimbangan asupan dan pemenuhan kebutuhan
tubuh) sebagai regulator. Dari pengamatan nampak bahwa anak-anak yang
mengalami pubertas lebih awal biasanya lebih tinggi serta lebih berat
dibandingkan dengan rekan seusianya. Jaringan lemak tubuh juga penting
dalam memproduksi dan memetabolisme hormon steroid yang mempengaruhi
awal pubertas.11
Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada perempuan yang
mendapat menstruasi pertama lebih dini, perempuan tersebut cenderung lebih
berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan
perempuan lain yang belum menstruasi pada usia yang sama. Sebaliknya pada
perempuan yang menstruasinya terlambat, beratnya lebih kecil daripada yang
sudah menstruasi yang sama, walaupun tinggi badan perempuan sama. Pada
umumnya, seorang perempuan menjadi matang lebih dini akan memiliki indeks
massa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang matang terlambat
memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.12
22
G. Kerangka Teori
Gambar.II.1
Status Gizi
Usia Menarche RasGenetik
Faktor Lingkungan Sosial ekonomiKesehatan Umum
23
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A.Kerangka Konsep
Gambar.III.1
B. Definisi Operasional
1. Status Gizi
a. Definisi
Tingkat kesehatan siswi yang diukur dengan indikator indeks massa
tubuh (IMT) berdasarkan standar baku WH0 2005.
b. Cara ukur
Pengukuran berat badan dan tinggi badan responden menggunakan
timbangan berat badan dan microtowel. Kemudian hasil dimasukkan ke
dalam rumus:
IMT = beratbadan(kg)tinggibadan(m)Setelah itu, hasil pengukuran berdasarkan IMT dimasukkan ke dalam tabel
IMT/U.
Status gizi Usia Menarche
Variabel independen Variabel dependen
24
Tabel III.1 Klasifikasi IMT/U Anak perempuan umur 5-18 tahun (WHO, 2005)
Kategori status gizi Ambang batas (z-score)Sangat kurus <-3 SDKurus -3 SD sampai dengan <-2 SDNormal -2 SD sampai dengan 1 SDGemuk >1 SD sampai dengan 2 SDObesitas >2 SD
c. Skala ukur
Skala ordinal
d. Hasil ukur:
Status gizi dikatakan normal bila hasil pengukuran berdasarkan IMT
berada pada -2 SD sampai dengan 1 SD.
e. Kriteria Objektif
Normal : -2 SD sampai dengan 1 SD
Lebih :> 1 SD
2.Usia Menarche
a. Definisi
Usia pertama kali haid yang dialami oleh perempuan dalam satuan tahun.
b. Cara ukur
Responden mengisi kuesioner sesuai dengan usia waktu pertama kali haid.
c. Skala ukur
Skala ordinal
d. Hasil ukur
Usia menarche dikatakan normal bila usia responden berkisar 12-14 tahun.
25
e. Kriteria Objektif
Cepat: <12 tahun
Normal: 12-14 tahun
C. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Null (H0)
Tidak ada hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi
Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross
sectional. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang
pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat
(sekali waktu). Rancangan penelitian ini juga biasa disebut rancangan potong
silang atau lintas bagian.13
Desain cross sectional merupakan suatu penelitian dimana variabel-
variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek
diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Studi cross sectional disebut
sebagai studi prevalensi atau survey, merupakan studi yang sederhana yang
sering dilakukan. Dimana dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren
Puteri Ummul Mukminin Makassar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar, Jln. Perintis Kemerdekaan KM 17, Makassar, Sulawesi Selatan.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2016.
27
C . Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi yaitu seluruh siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin Makassar.
2.Sampel
a. Kriteria Inklusi
(1) Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar yang telah
mengalami menarche.
(2) Siswi yang bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
(1) Siswi yang tidak hadir saat pengukuran dilakukan.
(2) Siswi yang menderita penyakit kronis.
D. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel
Rumus mencari besar sampel penelitian ini adalah
= Za 2 + Zβ P1Q1 + p2q21 − 2
Keterangan :
Zα2 :kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5 % jadi deviat baku alfa =1,960
Zb : kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20 % jadi deviat baku beta
=0,842
P2 : Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0.375
Q2 : 1- P2 = 1-0.375 = 0,625
P1 : Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 97
responden.
E.Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan teknik
purposive sampling.
F. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang diambil adalah data primer dimana peneliti
melakukan pengukuran langsung kepada responden meliputi pengukuran
berat badan dan tinggi badan.
29
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner, timbangan
berat badan, meteran tinggi badan dan tabel IMT/U.
3. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung
kepada siswi. Observasi tersebut dilakukan dengan melakukan pengukuran
berat badan dan tinggi badan terhadap responden.
G. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah
dengan menggunakan program statistik di perangkat komputer melalui
prosedur seperti berikut:
a. Editing
Editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban menjadi
lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan
atau ketidaksengajaan kesalahan pengisian dapat segera dilengkapi atau
disempurnakan. Editing dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan
data, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang
dikumpulkan.
b. Coding
Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
30
dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau
identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
c. Entry (Penginputan Data)
Pada tahap ini dilakukan pemasukan data-data yang sudah
dikumpulkan kedalam program komputer untuk proses analisis.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan data untuk
mengidentifikasi dan menghindari kesalahan sebelum data dianalisa.
Proses cleaning diawali dengan menghilangkan data yang tidak
lengkap.
2. Penyajian Data
Hasil pengolahan data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, tabel,
distribusi frekuensi disertai interpretasi.
H. Analisis Data
1. Analisis univariat
Adalah analisis yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil
penelitian. Analisis univariat berfungsi untuk mengetahui gambaran data
yang dikumpulkan misalnya dalam bentuk distribusi frekuensi.13
2. Analisis bivariat
Adalah analisis yang dilakukan terhadap hubungan antara dua
variabel yaitu variabel dependen dan independen dalam bentuk tabulasi
silang dengan menggunakan program statistik.13
31
Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square yaitu
dengan tingkat kepercayaan 95% dengan melihat besarnya p-value. Apabila
p-value kurang dari 0,05 berarti hubungan tersebut bermakna secara statistik
serta menggunakan uji alternatif lain yaitu Fisher’s Exact Test dan
Kolmogorov-Smirnov Test.13
Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square untuk
mengetahui hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel bebas
dengan variabel terikat. Dimana rumus dari Chi Square yaitu:
Dimana:
O= Frekuensi nilai yang diamati (Observed value)
E= Frekuensi nilai yang diharapkan (Expected value)
Uji Chi-square merupakan uji non parametris yang paling banyak
digunakan. Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi
responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat
dimana chi-square dapat digunakan yaitu:13
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga actual
count (F0) sebesar 0 (Nol).
2
2 O E
E
32
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (Fh)
kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misal 2 x 3, maka jumlah cell
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
Apabila tabel kontingensi 2 x 2 seperti di atas, tetapi tidak memenuhi syarat
seperti di atas, yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka
rumus harus diganti dengan rumus "Fisher Exact Test". Dasar pengambilan
hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p), yaitu:13
a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.
b. Jika nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.
I. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan persetujuan pihak responden. Responden
diberikan penjelasan secara lisan mengenai tujuan, cara penelitian, dan diberi
kerahasiaan serta dalam pelaksanaannya telah melewati informed consent.
33
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Populasi/Sampel
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara status gizi dan
usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar. Pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal
1 Maret 2016 di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
Penelitian ini dilakukan secara observasi yaitu dengan mengukur berat badan
dan tinggi badan siswi untuk mengetahui status gizi dan mengisi kuesioner
ringkas untuk mengetahui usia menarche.
Data yang ada dikumpulkan melalui pengisian kuesioner. Setelah
data terkumpul, selanjutnya data tersebut disusun dalam tabel induk (master
table) dengan menggunakan program komputerisasi. Dari tabel induk
tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah menggunakan program
statistik di perangkat komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi maupun table silang (cross table).
B. Deskripsi Karakterisik Responden
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 99 orang siswa perempuan
yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik
usia dari 99 sampel yang diambil dapat dilihat dalam tabel disertai narasi
sebagai penjelasan tabel sebagai berikut.
34
Tabel V.1 Distribusi responden berdasarkan umur responden
Variabel Jumlah(n) Persentase (%)
Umur
11
12
13
14
15
16
2
27
36
30
3
1
2.0
27.3
36.4
30.3
3.0
1.0
Total 99 100.0
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel V.1 diketahui responden dengan umur 11 tahun
yaitu 2 siswi (2.0%), umur 12 tahun yaitu 27 siswi (27.3%), umur 13 tahun
yaitu 36 siswi (36.4%), umur 14 tahun yaitu 30 siswi (30.3%), umur 15 tahun
yaitu 3 siswi (3.0%), dan umur 16 tahun yaitu 1 siswi (1.0%).
C. Analisis Univariat
Adapun hasil penelitian disajikan dalam tabel yang disertai narasi
sebagai penjelasan tabel sebagai berikut:
35
Tabel V.2 Distribusi responden berdasarkan usia menarche dan status gizi
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Usia Menarche
Cepat masa menarche
Normal masa menarche
72
27
72.7
27.3
Status Gizi
Normal
Lebih
67
32
67.7
32.3
Total 99 100.0
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel V.2 diatas responden pada penelitian ini melibatkan
99 siswi dengan usia menarche yang cepat yaitu 72 siswi (72.7%), dan usia
menarche yang normal yaitu 27 siswi (27.3%). Responden dengan status gizi
yang normal yaitu 67 siswi (67.7%) dan status gizi yang lebih yaitu 32 siswi
(32.3%).
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
independen (status gizi) dengan variabel dependen (usia menarche).
36
Tabel V.3 Hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi pondok pesantren puteri ummul mukminin makassar
Status
Gizi
Usia Menarche
Total
PCepat Normal
N % N % N %
Lebih 29 90.6 3 9.4 32 100.0 0,006
Normal 43 64.2 24 35.8 67 100.0
Total 72 27 99 100.0
Data Primer: 2016
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswi yang usia menarche yang
cepat dengan status gizi yang normal yaitu 43 siswi (64.2%) dan status gizi
yang lebih 29 siswi (90.6%). Siswi yang usiamenarche normal dengan status
gizi yang normal yaitu 24 siswi (35.8%) dan status gizi yang lebih yaitu 3
siswi (9.4%).
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square Test
didapatkan p-value 0,006 kurang dari α (0,05) maka Ha diterima, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status gizi dan usia
menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.
37
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar dan telah dilakukan
pengolahan data, maka berikut merupakan pembahasan tentang hasil
penelitian yang didapatkan.
A. Usia Menarche pada Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
Pada masa ini remaja mengalami banyak perubahan diantaranya
perubahan fisik, menyangkut pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi,
perubahan intelektual, perubahan bersosialisasi, dan perubahan kematangan
kepribadian termasuk emosi. Pada pertumbuhan kematangan organ
reproduksi pada perempuan diawali datangnya menstruasi yang pertama kali
yang biasa disebut menarche.14 Haid pertama terjadi pada stadium lanjut dari
pubertas dan sangat bervariasi pada umur berapa masing-masing individu
mengalaminya, rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun.15
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa rata-rata
usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar adalah 11,33 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Ilham menunjukkan bahwa siswi di SMP
UNISMUH Makassar rata-rata usia menarche 11,94 tahun. Hal ini
38
dikarenakan, seorang anak perempuan bisa saja sudah dapat mendapat
menstruasi pertama pada usia 8 tahun bahkan bisa juga baru mendapat
menstruasi pada usia 16 tahun. Menstruasi tidak akan terjadi sampai organ
tubuh berperan dalam sistem reproduksi matang dan siap bekerja sama. Usia
untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain faktor suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi. Namun, secara global
perempuan mengalami menstruasi dini disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
bawaan lahir. Hal ini juga berkorelasi dengan faktor eksternal seperti asupan
gizi pada makanan yang dikonsumsi. Tingkat kualitas gizi yang lebih baik
pada masyarakat saat ini memicu menstruasi dini.4,16
B. Status Gizi pada Siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
Status gizi adalah keadaan tubuh individu atau masyarakat yang dapat
mencerminkan hasil dari makanan yang dikonsumsi, kemudian dicerna,
diserap, didistribusikan, dimetabolisme dan selanjutnya digunakan atau
disimpan oleh tubuh. Oleh karena itu, status gizi seseorang sangat tergantung
pada zat gizi yang berasal dari makanan. Bagi remaja, makanan merupakan
suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif,
akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Tidak seimbangnya antara
asupan dan keluaran energi mengakibatkan perubahan berat badan. Pengaruh
39
lingkungan terutama gizi, lebih penting dari pada latar belakang genetik atau
biologis lain terutama dalam masa pertumbuhan.10,17
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa sebagian
besar siswi memiliki status gizi normal dan sebagian kecil siswi memiliki
status gizi berlebih. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sri Aminingsih, dkk., menunjukkan bahwa persentase pada
kategori status gizi yang paling tinggi adalah normal dengan jumlah 12
responden (57,1%) dan status gizi paling rendah adalah kategori gizi lebih
yang berjumlah 3 responden (14,3%). Hasil dari data tersebut bisa
disimpulkan bahwa status gizi remaja putri di Desa Brajan Mojosongo
Boyolali tersebut rata-rata tergolong normal meskipun ada beberapa remaja
putri yang mempunyai status gizi dalam kategori kurang dan lebih. Status gizi
yang bervariasi pada remaja putri tersebut dapat terjadi karena kebiasaan
yang dilakukan remaja putri dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya juga
berbeda-beda dan kesenangan remaja putri mengkonsumsi makanan tertentu
juga berbeda-beda.18
Diet yang tidak adekuat adalah masalah yang paling umum dialami
oleh remaja putri. Gizi yang tidak adekuat akan menimbulkan masalah
kesehatan yang mengikuti sepanjang kehidupan. Kekurangan gizi selama
remaja dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor, termasuk emosi yang
tidak stabil, keinginan untuk menjadi kurus yang tidak tepat, dan
ketidakstabilan dalam gaya hidup dan lingkungan sosial secara umum.18
40
C. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche
Untuk pertumbuhan yang normal, seorang remaja putri memerlukan
kecukupan nutrisi, energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrien yang
menjadi basis pertumbuhan. Makanan yang bergizi tinggi dan berlemak tinggi
berasal dari hewan menyebabkan pertumbuhan berat badan pada remaja putri,
sehingga kadar estrogen meningkat. Kadar hormon yang meningkat ini
nantinya akan mempengaruhi saat menarche dari seorang remaja putri. Usia
menarche cepat adalah <12 tahun.19
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan p-value 0.006
(p=0.05) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status gizi
dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Septia Wahyuni pada siswi MTS N Tangerang II Pamulang yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi antropometri
dengan usiamenarche. Hal ini dikarenakan, keadaan gizi akan mempengaruhi
kesehatan seseorang secara optimal. Apabila keadaan gizi seseorang baik,
maka kesehatannya pun akan baik sehingga tidak terjadi gangguan pada
proses-proses yang terjadi di dalam tubuh. Demikian pula dengan suatu
sistem yang ada di dalam tubuh. Dengan kata lain kesehatan akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kesehatan
yang baik akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang
tidak terhambat, demikian pula sebaliknya. Dengan keadaan status gizi yang
41
baik maka diperoleh keadaan kesehatan tubuh yang optimal sehingga
memungkinkan untuk terjadi menarche lebih dini.20
Dalam penelitian hubungan antara status gizi dan usia menarche pada
siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar terdapat
keterbatasan yaitu, sampel yang didapatkan bersifat homogen (status gizi
tidak mewakili sampel secara umum) dan status gizi yang diukur bukan pada
saat siswi mengalami menarche sehingga dapat mempengaruhi penelitian
karena kemungkinan status gizi siswi mengalami perubahan jika
dibandingkan dengan status gizi saat menarche.
42
BAB VII
TINJAUAN KEISLAMAN
A. Status Gizi dalam Pandangan Islam
Kebutuhan terhadap makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok
sehari-hari manusia dan makhluk hidup lainnya. Seluruh makhluk hidup pasti
membutuhkan makanan. Makhluk terkecil sekalipun seperti sel tetap
membutuhkan makanan untuk bertahan hidup.21
Pertumbuhan, kemampuan fisik dan psikis serta perilaku manusia
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsinya. Konsumsi makanan sebagai
salah satu kenikmatan manusia, juga harus memperhatikan prinsip dan
komposisinya yang sesuai. Jika program makanan disusun secara teratur akan
mendapatkan kelezatan makanan sekaligus usia yang panjang. Makanan yang
lezat jika dikonsumsi melebihi batas atau mengandung bahan berbahaya bagi
tubuh akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. 21
Agama Islam sebagai pedoman hidup paling sempurna menjelaskan
dengan gamblang berbagai petunjuk bernilai mengenai makanan dan pola
makanan yang benar. Islam menjelaskan berbagai petunjuk dari mulai
makanan yang bersih, sehat, dan halal hingga tata cara makan dalam berbagai
nash al-Quran dan riwayat. Al-Quran dan hadis menegaskan dampak gizi bagi
moral dan mental umat manusia. Untuk itu, Allah swt dalam al-Quran
43
menegaskan urgensi gizi yang bersih dan sehat bagi jiwa manusia.21 Al-
Quran dalam surat Abasa ayat 24 menegaskan,
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa[80] :24)
Tidak dipungkiri bahwa sesuatu yang paling penting bagi manusia adalah
kesehatan. Hal ini seperti dikatakan oleh sebagian ahli hikmah bahwa
kesehatan adalah mahkota yang bertengger di kepala orang yang masih sehat
dan itu hanya diketahui oleh orang-orang yang sedang sakit. Kesehatan tidak
akan didapatinya kecuali jika ia menggunakan etika agama yang utama,
mengikuti perintahnya, serta menjauhi larangannya. Kesehatan seseorang
sangat ditentukan bagaimana pola makan yang bersangkutan.22 Karenanya,
Allah Swt memerintahkan untuk menjaga pola makan dalam ayat berikut:
“Hai Anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)mesjid, Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,” (QS Al-A’raf [7]:31).
B. Menarche dalam Pandangan Islam
Dalam wacana hukum Islam, terdapat tiga kategori darah yang keluar dari
rahim yaitu haid, nifas dan istihadhah. Haid secara bahasa berarti mengalir.
Haid adalah darah yang keluar dari rahim wanita melalui kemaluan wanita
dalam kondisi sehat, bukan disebabkan proses melahirkan dalam jangka
44
waktu tertentu. Sebagian besar ulama menyatakan usia baligh wanita itu di
atas 9 tahun menurut perhitungan tahun Kamariah. Jika sebelum itu, maka
tidak dikategorikan sebagai darah haid tapi merupakan darah
penyakit/istihadhah.23
Haid adalah sesuatu yang telah Allah Swt tetapkan atas anak-anak
perempuan keturunan Adam. Rasulullah Saw bersabda;
“Ini adalah suatu perkara yang ditetapkan Allah atas anak-anak perempuan keturunan Adam.” (HR. Bukhari Juz 1:290, Muslim Juz 2: 1213) 24
Seorang wanita ditakdirkan mengeluarkan darah rutin setiap bulan. Darah
yang keluar itu tidak disebabkan sakit, terluka, atau berbekam. Al-Quran
dengan tegas mengatakan bahwa, darah haid merupakan darah kotor yang
keluar setiap bulannya melalui rongga rahim wanita dewasa. Oleh karena itu,
seandainya darah tersebut tidak dikeluarkan kadang-kadang ia akan
menyebabkan kelainan pada rahim, karena darah tersebut banyak
mengandung bakteri.25 Allah swt berfirman sebagai berkut:
45
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah[2]:222)
Untuk diketahui asbabun nuzul (alasan turun) surah Al-Baqarah[2]222
terkait dengan respon hukum yang berlaku pada wanita yang sedang
mengalami menstruasi di zaman jahiliyah. Ada dua pendapat utama yang
dianut masyarakat kala itu. Pendapat pertama berasal dari kalangan Yahudi.
Pendapat ini sangat keras dalam menerapkan hukum pada wanita yang sedang
menstruasi. Wanita yang sedang menstruasi tidak dibenarkan makan bersama,
duduk dalam satu majelis, dan orang lain tidak boleh masuk ke suatu ruangan
yang terdapat wanita yangsedang menstruasi.25
Pendapat kedua, berasal dari kalangan Nasrani. Orang Nasrani tidak
membatasi apapun pada wanita yang sedang menstruasi. Melakukan intim
saja dengan wanita menstruasi juga diperbolehkan. Oleh karena itu,
Rasulullah saw mendapat banyak pertanyaan seputar hal ini. Lalu, turunlah
ayat di atas yang titik penekanannya pada ayat.
“Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita diwaktu haidh.” (QS. Al-Baqarah[2]:222)
Usia perdarahan haid pertama kali yang dialami oleh setiap wanita sangat
bervariatif dan umumnya wanita mengalami haid pertama pada usia 12-14
46
tahun. Perdarahan haid merupakan proses alamiah yang dialami oleh wanita
normal pada setiap bulannya. Oleh karena itu, sudah seharusnya bahkan wajib
bagi setiap wanita mengerti dan memahami hukum-hukum yang dibutuhkan
berkenaan dengan masalah haid, istihadhah dan nifas.25
Banyak faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya perdarahan haid pada
wanita remaja, salah satunya adalah karena pengaruh hormon estrogen yang
mempunyai sensitivitas tinggi terhadap lingkungan atau kondisi geografis
dimana seseorang dibesarkan. Wanita yang hidup sering bergaul dengan
lawan jenis, atau yang hidup di daerah tropis, akan mengalami menstruasi
lebih dini daripada wanita yang hanya bergaul dengan sesama jenis atau yang
tinggal di daerah dingin. Faktor lain yang mempunyai andil dalam
mempengaruhi cepat lambatnya menstruasi wanita adalah rumpun bangsa.
Ada wanita yang mengalami haid perdananya pada usia 18 tahun, atau
bahkan 30 tahun.25
Datangnya darah haid bisa diketahui dengan keluarnya darah pada waktu
yang memungkinkan terjadi haid. Sedangkan berhentinya darah haid dapat
diketahui dengan berhentinya darah dan keluarnya cairan berwarna kuning
dan berwarna keruh (kotor kehitam-hitaman). Keluarnya cairan berwarna
putih yang keluar dari rahim saat darah haidh berhenti.24 Hal ini sebagaimana
hadist ‘Aisyah, ia berkata;
47
“Para wanita mengutus seorang kepada Ummul Mu’minin ‘Aisyah dengan membawa kain yang berisikan kapas yang terdapat cairan berwarna kekuningan dari darah haidh. Maka ‘Aisyah berkata, “Janganlah terburu-buru hingga kalian melihat cairan putih.” Yang dimaksud adalah suci dari haidh.” (HR. Baihaqi Juz 1:1486)
48
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara status
gizi dan usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata usia menarche pada siswi Pondok Pesantren Puteri Ummul
Mukminin Makassar adalah 11,33 tahun. Siswi dengan usia menarche
yang cepat lebih banyak dibandingkan siswi dengan usia menarche
yangnormal.
2. Siswi dengan status gizi yang normal lebih banyak dibandingkan siswi
dengan status gizi yang lebih.
3. Adanya hubungan antara status gizi dan usia menarche pada siswi Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar, hal ini dikarenakan dengan
keadaan status gizi yang baik memungkinkan terjadinya menarche yang
lebih dini.
49
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa:
1. Pihak sekolah hendaknya memberikan edukasi pentingnya menjaga pola
maka sehingga siswi dapat memahami dampak negatif akibat pola makan
yang tidak teratur.
2. Orang tua harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan seksual anak-anak mereka,
2. Anwar M, editor. Ilmu kandungan. Ed.3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011
3. Proverawati A, Misaroh S. Menarche. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009
4. Susanti A.V. Faktor risiko kejadian menarche dini pada remaja di SMPN 30 Semarang. J Nutrition College. Universitas Diponegoro; 2012. 1(1):386-340
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010
6. Supariasa ID. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC; 2012
7. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rhinika Cipta; 2007
8. Wahyuni S. Hubungan status gizi antropometri dan usia menarche pada siswi MTS N Tangerang II Pamulang tahun2011.[skripsi]. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2013
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2012
10. Sayogo S. Gizi remaja putri. Jakarta: FKUI; 2011
11. Reswari AA. Hubungan indeks massa tubuh (imt) dengan usia menarche pada siswi sekolah dasar Ngoresan Surakarta. [skripsi]. Universitas Sebelas Maret; 2012
12. Soetjiningsih. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto; 2004
14. Maternity D, Rahayu KR. Hubungan dengan status gizi dengan usia menarche pada siswi SMPN 4 Negeri Agung Way Kanan. Jurnal Dunia Kesmas. Juli 2014; 3(3): 180-184
15. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2012
16. Amaliah N, Pujonart SA. Hubungan status gizi dengan satus menarche pada remaja (10-15 tahun) di Indonesia tahun 2010. Jurnal Kesehatan Reproduksi. April 2013; 4(1): 1-10
17. Marmi. Gizi dalam kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2014
18. Aminingsih S, Susilowati KA, Suminar IL. Hubungan antarastatus gizi dengan usia menarche pada remaja putri di Desa Brajan Mojosongo Boyolali. Jurnal Kosala. 1 Maret 2015; 3(1): 30-35
19. Beddu S, Mukarramah S, Lestahulu V. Hubungan status gizi dan usia menarche dengan dismenore primer pada remaja putri. J Midwifery. Oktober 2015; 1(1): 16-21
20. Patria A, Puspitasari DR. Hubungan status gizi dengan menarche pada siswi kelas IX di SMP Purnama Desa Palputih Simpang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan Mitra Lampung. Mei 2012; 9(2): 1-7
21. Hilda A. Islam, gizi dan kesehatan. www.academia.edu. Diakses pada tanggal 10 Mei 2016
22. Thalbah H. Ensiklopedia mukjizat al-qur’an dan hadis, pola makan yang sehat, etika makan dan bahaya kenyang, Vol.3. Bekasi: Sapta Sentosa; 2008
23. Jayusman. Permasalahan menarche dini (tinjauan hukum islam terhadap konsep mukallaf). Yudisia. Juni 2014; 5(1): 140-141
24. Kitab Thaharah. Haidh dan nifas. www.10.%20Haidh%20&%20Nifas.pdf. Diakses pada tanggal 11 Mei 2016
25. Thalbah H. Ensiklopedia mukjizat al-qur’an dan hadis, al-qur’an dan hadis berbicara soal menstruasi, Vol.2. Bekasi: Sapta Sentosa; 2008
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan antara
Status Gizi dan Usia Menarche Pada Siswi Pondok Pesantren Puteri
Ummul Mukminin Makassar“. Maka dengan ini saya secara sukarela dan
tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Makassar, Maret 2016
Menyetujui
(…………………………………..)
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama
2. Umur
3. Tanggal Lahir
.
......../........./...............
Tgl/ Bln/ Thn
4. Usia Menarche
5. Berat Badan
.........kg
6. Tinggi Badan
.........cm
7. IMT
LAMPIRAN
TABEL INDUK
N
o
Nama Umur
Usia
menarche
(tahun)
Interpretasi Bb
(kg)
Tb
(cm)
IMT
Kg/m2
Interpretasi
Status gizi
1 DF 12 tahun 6 bulan
11 Cepat 55 144,4
26,8 Lebih
2 DA 12 tahun 5 bulan
11 Cepat 62 149,2
27,85 Lebih
3 FH 12 tahun 7 bulan
11 Cepat 69 159,5
27,01 Lebih
4 RA 13 tahun 3 bulan
12 Cepat 33 146,8
15,31 Normal
5 AN 12 tahun 5 bulan
12 Normal 45 149,5
20,13 Normal
6 AZ 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 57 146 26,7 Lebih
7 DP 12 tahun 1 bulan
11 Cepat 51 158,5
20,3 Normal
8 AY 12 tahun 7 bulan
11 Cepat 38 152,5
16,34 Normal
9 AK 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 65 153 27,88 Lebih
10 HK 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 48 152,3
20,69 Normal
11 MA 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 43 156 17,67 Normal
12 SK 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 38 151,9
16,47 Normal
13 FR 13 tahun 7 bulan
11 Cepat 56 146,3
26,16 Lebih
14 AS 13 tahun 3 bulan
11 Cepat 69 162 26,29 Lebih
15 NA 13 tahun 5 bulan
11 Cepat 64 155,6
26,3 Lebih
16 MS 13 tahun 11 bulan
12 Normal 45 158,8
17,85 Normal
17 AS 12 tahun 1 bulan
12 Normal 39 144,5
18,68 Normal
18 SS 12 tahun 8 bulan
11 Cepat 64 151 28,04 Lebih
19 NA 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 59 153 25,2 Lebih
20 SS 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 44 149 19,82 Normal
21 AM 11 tahun 3 bulan
11 Cepat 49 155,2
20,34 Normal
22 AA 12 tahun 11 bulan
11 Cepat 45 148,6
20,38 Normal
23 NN 11 tahun 2 bulan
10 Cepat 40 155,6
16,52 Normal
24 ZR 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 44 151,5
19,17 Normal
25 AD 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 44 153,6
18,65 Normal
26 NA 12 tahun 1 bulan
11 Cepat 53 157,6
21,34 Normal
27 RS 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 49 157 19,88 Normal
28 AA 12 tahun 6 bulan
11 Cepat 39 156 16,03 Normal
29 AP 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 50 162,5
18,93 Normal
30 RH 13 tahun 1 bulan
11 Cepat 46 156,6
18,76 Normal
31 AD 13 tahun 5 bulan
12 Normal 42 154 17,71 Normal
32 LA 13 tahun 8 bulan
12 Normal 41 151 17,98 Normal
33 NA 12 tahun 10 bulan
11 Cepat 42 158,8
16,66 Normal
34 M 12 tahun 8 bulan
12 Normal 59 151 25,8 Lebih
35 NA 13 tahun 2 bulan
12 Normal 43 151 18,86 Normal
36 NS 13 tahun 7 bulan
12 Normal 44 147 20,36 Normal
37 NK 13 tahun 9 bulan
13 Normal 52 139,5
26,7 Lebih
38 FE 12 tahun 3 bulan
11 Cepat 49 155 20,4 Normal
39 AS 13 tahun 11 bulan
12 Normal 67 158 26,7 Lebih
40 KJ 12 tahun 8 bulan
11 Cepat 42 148,5
19,05 Normal
41 HK 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 48 155 19,98 Normal
42 AR 13 tahun 5 bulan
12 Normal 40 145 19,02 Normal
43 AF 12 tahun 2 bulan
11 Cepat 54 156 22,19 Normal
44 AZ 12 tahun 6 bulan
11 Cepat 33 147 15,27 Normal
45 LN 12 tahun 5 ulan
11 Cepat 40 149,3
17,95 Normal
46 ZU 12 tahun 9 bulan
11 Cepat 62 153,5
26,31 Lebih
47 SH 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 45 153,5
19,09 Normal
48 IA 13 tahun 1 bulan
11 Cepat 50 153 21,36 Normal
49 FR 13 tahun 7 bulan
11 Cepat 38 155,5
15,72 Normal
50 NA 13 tahun 2 bulan
11 Cepat 57 145 27,32 Lebih
51 NA 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 60 150 26,8 Lebih
52 NA 13 tahun 7 bulan
13 Normal 44 157,5
17,74 Normal
53 NF 14 tahun 9 bulan
11 Cepat 48 150,7
21,14 Normal
54 MP 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 62 152 26,8 Lebih
55 SZ 14 tahun 3 ulan
11 Cepat 50 160,5
19,41 Normal
56 QA 13 tahun 8 bulan
11 Cepat 48 152,5
20,64 Normal
57 AF 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 35 147,8
16,02 Normal
58 AP 13 tahun 5 bulan
11 Cepat 41 146,4
19,13 Normal
59 RA 13 tahun 2 bulan
12 Normal 34 142,5
16,74 Normal
60 NH 13 tahun 8 bulan
12 Normal 48 150,5
21,19 Normal
61 AA 13 tahun 11 bulan
11 Cepat 46 144,8
21,94 Normal
62 MS 13 tahun 4 bulan
12 Normal 39 147,6
17,9 Normal
63 ED 14 tahun 4 bulan
11 Cepat 65 155,6
26,76 Lebih
64 DW 13 tahun 2 bulan
12 Normal 48 150,9
21,08 Normal
65 AM 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 38 148,6
17,21 Normal
66 SN 14 tahun 9 bulan
11 Cepat 44 152 19,04 Normal
67 DP 13 tahun 5 bulan
11 Cepat 58 147 26,77 Lebih
68 NO 14 tahun 4 bulan
13 Normal 41 144,5
19,64 Normal
69 AM 13 tahun 9 bulan
11 Cepat 66 152,8
28,32 Lebih
70 RM 14 tahun 2 bulan
13 Normal 38 148 17,35 Normal
71 NH 14 tahun 1 bulan
11 Cepat 68 158 27,24 Lebih
72 RA 13 tahun 6 bulan
11 Cepat 53 142,3
26,34 Lebih
73 AS 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 43 148 19,63 Normal
74 MK 13 tahun 8 bulan
11 Cepat 50 141,8
25,02 Lebih
75 AW 13 tahun 7 bulan
11 Cepat 40 149,5
17,89 Normal
76 WZ 14 tahun 5 bulan
10 Cepat 45 150,5
19,87 Normal
77 KA 14 tahun 8 bulan
12 Normal 40 144,5
19,16 Normal
78 AN 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 60 150 26,8 Lebih
79 NW 13 tahun 4 bulan
11 Cepat 60 149,5
27,01 Lebih
80 RM 14 tahun 2 bulan
12 Normal 49 154 20,66 Normal
81 AN 14 tahun 1 bulan
11 Cepat 58 144,5
28,01 Lebih
82 HZ 14 tahun 2 bulan
12 Normal 43 149 19,37 Normal
83 SN 16 tahun 9 bulan
11 Cepat 61 150 27,21 Lebih
84 VM 14 tahun 9 bulan
11 Cepat 46 152 19,91 Normal
85 SN 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 45 151 19,4 Normal
86 AA 14 tahun 4 bulan
11 Cepat 62 151 27,25 Lebih
87 KD 14 tahun 6 bulan
12 Normal 49 162 18,67 Normal
88 H 14 tahun 7 bulan
11 Cepat 59 145,5
28,01 Lebih
89 AP 14 tahun 2 bulan
11 Cepat 59 147,5
27,01 Lebih
90 I 15 tahun 7 bulan
11 Cepat 42 146 19,7 Normal
91 SH 14 tahun 5 bulan
11 Cepat 50 160 19,53 Normal
92 MR 14 tahun 8 bulan
14 Normal 41 144 19,77 Normal
93 NH 14 tahun 4 bulan
12 Normal 47 150 20,89 Normal
94 AF 15 tahun 7 bulan
12 Normal 49 151,5
21,35 Normal
95 AP 14 tahun 3 bulan
11 Cepat 42 157 17,04 Normal
96 RL 14 tahun 11 bulan
11 Cepat 72 138,5
40,14 Lebih
97 NI 14 tahun 2 bulan
13 Normal 48 155,5
19,85 Normal
98 AS 14 tahun 6 bulan
11 Cepat 63 154 26,45 Lebih
99 MG 15 tahun 5 bulan
12 Normal 39 155 16,23 Normal
LAMPIRAN
HASIL ANALISIS
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
11 2 2,0 2,0 2,0
12 27 27,3 27,3 29,3
13 36 36,4 36,4 65,7
14 30 30,3 30,3 96,0
15 3 3,0 3,0 99,0
16 1 1,0 1,0 100,0
Total 99 100,0 100,0
USIA MENARCHE
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
cepat masa menarche 72 72,7 72,7 72,7
normal masa menarche 27 27,3 27,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
STATUS GIZI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
normal 67 67,7 67,7 67,7
Lebih 32 32,3 32,3 100,0
Total 99 100,0 100,0
interpretasi status gizi * interpretasi usia menarche Crosstabulation
interpretasi usia
menarche
Total
cepat normal
interpretasi status
gizi
Lebih
Count 29 3 32
Expected Count 23,3 8,7 32,0
% within interpretasi status gizi 90,6% 9,4% 100,0%
% within interpretasi usia
menarche
40,3% 11,1% 32,3%
Normal
Count 43 24 67
Expected Count 48,7 18,3 67,0
% within interpretasi status gizi 64,2% 35,8% 100,0%
% within interpretasi usia
menarche
59,7% 88,9% 67,7%
Total
Count 72 27 99
Expected Count 72,0 27,0 99,0
% within interpretasi status gizi 72,7% 27,3% 100,0%
% within interpretasi usia
menarche
100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7,636a 1 ,006
Continuity Correctionb 6,361 1 ,012
Likelihood Ratio 8,687 1 ,003
Fisher's Exact Test ,007 ,004
Linear-by-Linear
Association
7,559 1 ,006
N of Valid Cases 99
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,73.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for interpretasi status gizi (Normal / Lebih) ,185 ,051 ,673
For cohort interpretasi usia menarche = cepat ,708 ,574 ,874
For cohort interpretasi usia menarche = normal 3,821 1,242 11,756
N of Valid Cases 99
LAMPIRAN
BUKU ANTROPOMETRI
1
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE PADA
SISWI PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ
MAKASSAR
Nur Hardianti Hasti
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar