1 PERTUMBUHAN, KEKUATAN TARIK DAN MULUR SERAT RAMI (Boehmeria nivea (L.) Gaudich) DENGAN PEMBERIAN ASAM GIBERELAT (GA 3 ) DAN VARIASI KETERSEDIAAN AIR THE GROWTH, PULLING AND ELASTICITY STRENGTH OF HEMP FIBER Boehmeria nivea (L.) GaudichWITH APPLICATION OF GIBERELIC ACID GA 3 AND WATER AVAILABILITY Shafi Fauzi Rahman, Widya Mudyantini, M.Si., Dra. Endang Anggarwulan, M.Si. Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta Hemp plant Boehmeria niveais an annual plant which is easy to grow and to reproduce in a tropical region. Hemp fiber has a higher strength than cotton fiber, so that it is not easily broken off. It provides less reduction than another fibers, the humidity of hemp fiber can achieve 12%, and hemp fiber has smooth characteristic, long lasting, and its glint is similar with the silk. This research used complete random design CRDusing two factors that were GA 3 with 3 concentration variations G, such as 0 ppm, 175 ppm, 200 ppm, and 3 water availability variations A), such as 50%, 75%, 100%. The treatment was given to the rhizome before it was planted and the water availability was given when the shoot was started to form. The measured parameters were parameter of growth and fiber quality. The conclusion of this research is that GA 3 treatment has an influence toward the increase of shoot stem height, dry weight, wet weight, fiber pulling test fiber’s strength, but it has no influence in the change of shoot number, leaf number, and elasticity of the fiber. The water availability treatment has no influence toward the entire parameter. The interaction between GA 3 and water availability has influence toward hemp B. niveafiber elasticity. The giving of GA 3 in the concentration of 200 ppm shows the best influence toward the entire parameter of growth and fiber quality observed except in wet weight and dry weight. Water availability treatment in SQ 100% shows good influence toward wet weight and dry weight, in SQ 75% it shows a good influence toward the elasticity of the fiber. Key words: Giberelat Acid GA 3 , water availability, Boehmeria nivea, growth, pulling and elasticity test.
40
Embed
THE GROWTH, PULLING AND ELASTICITY STRENGTH OF …... · tunas. Potongan rhizoma tersebut kemudian ditanam pada media di dalam polibag sedalam 5 cm dengan posisi agak miring kemudian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PERTUMBUHAN, KEKUATAN TARIK DAN MULUR SERAT RAMI (Boehmeria nivea (L.) Gaudich) DENGAN PEMBERIAN ASAM
GIBERELAT (GA3) DAN VARIASI KETERSEDIAAN AIR
THE GROWTH, PULLING AND ELASTICITY STRENGTH OF HEMP FIBER Boehmeria nivea (L.) Gaudich WITH APPLICATION OF
Hemp plant Boehmeria nivea is an annual plant which is easy to grow and to reproduce in a tropical region. Hemp fiber has a higher strength than cotton fiber, so that it is not easily broken off. It provides less reduction than another fibers, the humidity of hemp fiber can achieve 12%, and hemp fiber has smooth characteristic, long lasting, and its glint is similar with the silk. This research used complete random design CRD using two factors that were GA3 with 3 concentration variations G, such as 0 ppm, 175 ppm, 200 ppm, and 3 water availability variations A), such as 50%, 75%, 100%. The treatment was given to the rhizome before it was planted and the water availability was given when the shoot was started to form. The measured parameters were parameter of growth and fiber quality. The conclusion of this research is that GA3 treatment has an influence toward the increase of shoot stem height, dry weight, wet weight, fiber pulling test fiber’s strength, but it has no influence in the change of shoot number, leaf number, and elasticity of the fiber. The water availability treatment has no influence toward the entire parameter. The interaction between GA3 and water availability has influence toward hemp B. nivea fiber elasticity. The giving of GA3 in the concentration of 200 ppm shows the best influence toward the entire parameter of growth and fiber quality observed except in wet weight and dry weight. Water availability treatment in SQ 100% shows good influence toward wet weight and dry weight, in SQ 75% it shows a good influence toward the elasticity of the fiber. Key words: Giberelat Acid GA3, water availability, Boehmeria nivea, growth,
pulling and elasticity test.
2
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki industri serat yang terdiri dari industri serat alam, serat
buatan dan benang filamen; dan industri pemintalan serta pencelupan (spinning).
Saat ini Indonesia merupakan produsen serat buatan ke tujuh terbesar dunia yang
memasok 10% kebutuhan serat rayon dunia. Sekitar separuh dari produksi industri
pemintalan dikonsumsi di dalam negeri, dan sisanya di ekspor ke luar negeri
(Miranti, 2007). Penggunaan serat rami di Indonesia saat ini masih sebatas sebagai
campuran serat kapas pada industri tekstil dan produk tekstil (IT-PT). Panjang
serat rami disesuaikan dengan panjang serat kapas dengan cara dipotong-potong
terlebih dahulu, karena sebagai suplemen kebutuhannya belum begitu besar yaitu
sekitar 11 ton per tahun dan hampir seluruhnya dipenuhi dari impor asal China
(Deptan, 2007).
Tanaman rami (B. nivea) merupakan tanaman tahunan yang mudah
tumbuh dan berkembang baik di daerah tropis. Serat rami merupakan bahan yang
dapat diolah untuk kain fashion berkualitas tinggi dan bahan pembuatan selulosa
berkualitas tinggi (selulose α) (Tarmansyah, 2007). Serat rami mempunyai
kekuatan yang lebih tinggi dibanding dengan serat kapas, sehingga tidak mudah
putus. Kekurangan serat rami pada elastisitasnya yang lebih rendah dan kurang
fleksibel jika dibandingkan dengan serat kapas (Gossypium sp). Keunggulan
pakaian yang dibuat dari kain berbahan serat rami antara lain kemampuan
menyerap air tinggi dan mudah dicuci (Saroso dan Sastrosupadi, 2000; Brink dan
Escobin, 2003). Menurut Hill (1972), serat rami bersifat halus, tahan lama dan
kilatannya seperti sutera. Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan pada
kapas adalah penggunaan serat alami yang berasal dari tanaman rami (B. nivea)
yang memiliki karakteristik mirip kapas dan dapat digunakan sebagai bahan baku
tekstil (Buxton dan Greenhalg, 1989).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikendalikan oleh zat pengatur
tumbuh, contohnya adalah Gibberelic acid (GA3) (Kastono, 2005). Menurut
Kusumo (1990), giberelin berperan dalam pembelahan sel dan mendukung
pembentukan RNA sehingga terjadi sintesis protein. Salah satu aspek yang sangat
penting dalam budidaya tanaman adalah air karena air berfungsi sebagai pelarut
3
hara tumbuhan di dalam tanah dan berperan dalam translokasi hara dan fotosintat
di dalam tubuh tumbuhan (Gardner et al., 1991). Tersedianya air dalam jumlah
yang tepat akan mendukung pertumbuhan tanaman, sebaliknya bila air terlalu
berlebih atau kurang, pertumbuhan tanaman juga akan terhambat sehingga hasil
panen yang didapatkan tidak optimal (Levitt, 1980).
Kekuatan tarik serat mengindikasikan besarnya kekuatan serat yang dapat
mendukung sebelum putus, kekuatan mulur serat didefinisikan sebagai
panjangnya serat yang dapat mulur sebelum putus (Lee, 1999 dalam Indrawan,
2007). Pemberian GA3 dan ketersediaan air yang tepat dapat meningkatkan
kualitas serat. Selulosa dan lignin sebagai penyusun dinding sel akan meningkat
jumlahnya seiring peningkatan jumlah floemnya karena pemberian GA3. Selulosa
merupakan penentu kualitas serat, sedangkan lignin menambah ketahanan serat.
Dengan adanya perlakuan GA3 dan ketersediaan air dalam penelitian ini
maka diharapkan dapat meningkatkan uji tarik yang cukup tinggi dan kemuluran
yang cukup baik, serta serat yang dihasilkan dari pemungutan hasil yang pertama
kali dari tanaman rami tersebut akan memiliki kualitas yang lebih tinggi, sehingga
dapat meningkatkan efisiensi waktu tunggu panen.
BAHAN DAN METODE
Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rhizoma rami;
air untuk mencuci dan menyiram media; media tanam yang berupa campuran
tanah, pasir, dan pupuk kandang; alkohol; GA3: 175 ppm, 200 ppm. Bahan untuk
uji tarik dan mulur berupa serat rami yang telah terpisahkan per helai.
Persiapan Media
Media dipersiapkan dengan mencampur tanah, pasir dan pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1:1. Campuran media ditimbang untuk masing-masing
polibag ½ kg.
Persiapan dan penanaman Rimpang Rami
Dalam penelitian ini rhizoma rami dipilih yang seragam kemudian
dipotong-potong sepanjang 10 cm, dengan tiap-tiap rhizoma memiliki 1 mata
4
tunas. Potongan rhizoma tersebut kemudian ditanam pada media di dalam polibag
sedalam 5 cm dengan posisi agak miring kemudian disiram air.
Perlakuan Pemberian GA3
Pemberian GA3 dilakukan sekali sebelum penanaman. Masing-masing
rhizoma disemprot dengan hormon sebanyak 5 ml. Setelah penyemprotan,
tanaman langsung disimpan di tempat yang gelap dan tertutup sebelum ditanam
dalam polibag agar hormon tidak rusak terkena cahaya dan tidak menguap.
Penanaman dilakukan 2 hari setelah perlakuan (Mudyantini, 2008).
Penentuan kapasitas lapang
Campuran media tanam yang telah dikeringanginkan ditimbang seberat 1/2
kg dalam polibag yang telah dilubangi bagian bawahnya. Kemudian disiram
dengan air sampai air berhenti menetes dari lubang bawah polibag sehingga dapat
diketahui volume air yang digunakan untuk menyiram dan kapasitas lapangnya.
Kapasitas lapang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KL = (Berat tanah + polibag + air) – (Berat tanah + polibag) (Patoni, 2000).
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman setiap 1 hari sekali dengan
berbagai variasi ketersediaan air yaitu 50%; 75%; 100% kapasitas lapang.
Pengamatan Pertumbuhan
Penghitungan jumlah tunas, tinggi batang tunas, dan jumlah daun
dilakukan setiap 1 minggu sekali dimulai hari ke-0 semenjak perlakuan selama 2
bulan. Berat basah tanaman diukur dengan penimbangan semua tunas yang
muncul pada masing-masing rhizoma pada akhir perlakuan. Berat kering tanaman
diukur dengan mengeringkan semua tunas yang muncul pada masing-masing
rhizoma dengan cara dikeringanginkan dibawah sinar matahari sampai kering
kemudian ditimbang.
Pengujian Kekuatan Tarik dan Mulur Serat
Serat rami dipisahkan perhelai dengan panjang ± 10 cm. Dibuat media
berupa kertas karton (kertas tebal) dengan panjang 10 cm, lebar 2 cm. Pada bagian
tengah kertas dilubangi berbentuk persegi panjang, dengan panjang 5 cm dan
lebar 1 cm. Serat yang telah dipisahkan perhelai ditempel ditengah media kertas
5
berlubang. Direkatkan ujung-ujung serat dengan isolatip dan lem agar menempel
pada media, kemudian diujikan di alat Tenso Lab. yang secara otomatis akan
menunjukkan angka kekuatan tarik dan mulurnya dalam nilai statistik
(Laboratorium Evaluasi Tekstil, 2008).
Analisis Data
Data kuantitatif yang diperoleh diuji dengan analisis sidik ragam (Anava)
untuk perlakuan awal/satu perlakuan; GA3, (Ancova) untuk perlakuan
berkelanjutan; variasi ketersediaan air, dan General Linier Model (GLM)
Univariate untuk 2 perlakuan; pada analisis kualitas serat. Untuk mengetahui beda
nyata di antara perlakuan, dilanjutkan dengan uji Duncans Multiple Range Test
(DMRT) pada taraf uji 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Tanaman
Jumlah Tunas
Hasil rerata jumlah tunas B. nivea dengan perlakuan GA3 disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Rerata jumlah tunas B. nivea dengan perlakuan GA3 berumur 32 hari setelah tanam.
Perlakuan GA3
Jumlah tunas
G0
G175
G200
4
2
1
Keterangan:
G = konsentrasi GA3(ppm), G0=0, G175=175, G200=200.
6
Dari hasil analisis sidik ragam (Anava) diketahui bahwa perlakuan GA3
tidak berpengaruh terhadap perubahan jumlah tunas yang muncul. Jumlah tunas
tertinggi B. nivea pada Tabel 1 terdapat pada perlakuan G0 (kontrol) dengan rerata
sebesar 4 buah, sedangkan jumlah hasil tunas terendah diperoleh pada perlakuan
G175 dan G200 yaitu 2 dan 1 buah. Hasil ini lebih rendah jika dibandingkan dengan
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tumbuhan membutuhkan konsentrasi
yang sesuai untuk pertumbuhannya. Konsentrasi yang tidak sesuai tidak akan
memacu pertumbuhan, tetapi justru menghambat pertumbuhan. Menurut
penelitian Rahman, et al., (2006) pemberian GA3 pada konsentrasi 250 ppm
mendorong pertumbuhan Allium sativum 31,67%, sedangkan pada konsentrasi
500 ppm hanya 10,00%.
Adanya pengaruh yang tidak signifikan tersebut diduga disebabkan karena
jumlah tunas yang muncul ditentukan oleh jumlah mata tunas yang sudah ada
pada rhizoma. Jumlah mata tunas pada setiap potongan rhizoma ditentukan oleh
jarak antar ruas-ruas pada rhizoma dan merupakan faktor internal dari tanaman
rami itu sendiri. Oleh karena itu, antara potongan rhizoma yang satu dengan yang
lain dengan panjang yang sama dapat mempunyai jumlah mata tunas yang
berbeda, meskipun mata tunas yang sudah muncul telah dipotong sebelum
perlakuan. Selain itu, menurut Wahid (1990) dalam Hidayanto dkk., (2003),
kandungan karbohidrat yang terdapat pada bahan stek, yaitu rhizoma, merupakan
faktor utama untuk perkembangan primordia tunas dan akar.
Tabel 2. Rerata jumlah tunas B. nivea dengan perlakuan GA3 dan variasi ketersediaan air berumur 2 bulan setelah tanam.
Deptan. 2007. Tanaman Rami, Emas Putih yang Terpendam.
http://www.ditjenbun.deptan.go.id [24 Juli 2008]. Dewi, A.P. 1993. Pengaruh Stress Air terhadap Perkembangan Dua Kultivar
Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merry Wilis dan Lompo Batang. http://digilib.bi.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-s1-1993-anugerahpa-841 [2 Mei 2009].
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. (diterjemahkan oleh Ahmad Soediarto dkk.).
Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Fengel, D and W. Gerd. 1995. Kayu, Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-Reaksi.
(diterjemahkan oleh Hardjono S). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
35
Fitter, A.H., R.K.M. Hay. 1998. Fisiologi Lingkungan Tanaman. (diterjemahkan
oleh Sri Andani dan E. D. Purbayanti). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitcheli. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
(diterjemahkan oleh Herawati Susilo). UI Press, Jakarta. Gul, H., A.M. Khatak and N. Amin. 2006. Accelerating the Growth of Araucaria
heterophylla Seedlings Through Different Gibberellic Acid Concentrations and Nitrogen levels. Journal of Agricultural and Biological Science.1(2): 25-29.
Haddy, S. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press, Jakarta . Hamid, A. 2001. Biokimia : Metabolisme Biomolekul. Penerbit Alfabeta.
Bandung. Harjadi, S.S. 1993. Pengantar Agronomi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Harjadi, S.S. dan S. Yahya. 1988. Fisiologi Stres Lingkungan. PAU Bioteknologi
IPB, Bogor. Haryati. 2003. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman. Program Studi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hidayanto, M., S. Nurjanah., dan F. Yossita. 2003. “Pengaruh Panjang Stek Akar
dan Konsentrasi Natriumnitrofenol terhadap Pertumbuhan Stek Akar Sukun (Artocarpus communis F.)”. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 6(2):154-160.
Hill, A.F. 1972. Economic Botany. Tata Mc. Graw Hill Publishing Company
Limited. New Delhi. Indrawan, M. 2007. ”Karakter Sutera Dari Ulat Jedung (Attacus atlas L.) Yang
Dipelihara Pada Tanaman Senggugu (Clerodendron Serratum Spieng)”. Laporan Penelitian Dosen Muda. Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNS. Surakarta.
Islami, T. dan H.U. Wani. 1995. Hubungan Air dan Tanaman. IKIP Semarang
Press, Semarang. Kastono, D. 2005. “Pengaruh Jumlah Batang Bawah dan Kadar IAA terhadap
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Penerbit Yusa Guna. Bogor. Pp: 54-61.
Laboratorium Evaluasi Tekstil. 2008. Cara Kerja Pengoprasian Alat Uji Tenso
Lab./ Mesdan Lab.(Alat Uji Kekuatan Tarik dan Mulur). Jurusan Teknik Industri FTI-Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta:
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stress Volume II. Academic
Press, New York. Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Daerah Tropik
(diterjemahkan oleh Kusuma Kartawinata). Gramedia. Jakarta. Miranti, E. 2007. Mencermati Kinerja Tekstil Indonesia antara Potensi dan
Peluang. Jakarta. Mudyantini, W. 2008. “Pertumbuhan, Kandungan Selulosa, dan Lignin pada Rami
(Boehmeria nivea L. Gaudich) dengan Pemberian Asam Giberelat (GA3)”. Biodiversitas. 9(4): 269-274.
Mudyantini, W., Suratman, dan Sutarno. 2006. “Kandungan Selulosa dan Lignin
pada Rami (Boehmeria nivea L. Gaudich.) serta Limbah Hasil Perendaman Jerami dengan Perlakuan Bakteri Alkalofil”. Enviro. 7(1): 27-31.
Mullet, J.E and M.S. Whitsitt. 1996. Plant Cellular Responses to Water Deficit.
In: E. Belhassen (edt) Drought Tolerance in Higher Plants. Kluwer Academic Publisher, Netherland.
Patoni, 2000. “Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Pertumbuhan, Hasil dan
Kandungan Vitamin C Buah Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)”. Skripsi. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.
Pezelshki, S.R. 1994. Plant Response to Flooding. In Wilkinson, R.E. (ed). In
Plant –Environment Interaction. Mercel Dekker, Inc., USA. Rahardjo, M., S.M.D. Rosita, R. Fathan, dan Sudiarto. 1999. “Pengaruh Cekaman
Air Terhadap Mutu Simplisia Pegagan (Centella asiatica L.)”. Jurnal Littri. 5(3): 92-97.
Rahman, M.H., M.H. Haque, M.A. Karim and M. Ahmed. 2006. Effects of
Gibberellic Acid (GA3) on Breaking Dormancy in Garlic (Allium sativum L.). Jounal of Agriculture and Biology. 8(1).
37
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi (diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata). Penerbit ITB, Bandung.
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 (diterjemahkan
oleh Dian Lukman). Penerbit ITB, Bandung. Sanjaya, L. 1991. Pengaruh asam giberelin terhadap pertumbuhan dan kualitas
bunga seruni. Prosiding Tanaman Hias. Cipanas, Sub Balithor Cipanas. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta. Sjostrom, E. 1995. Kimia Kayu Dasar-dasar dan Penggunaan. Edisi Kedua.
(diterjemahkan oleh Hardjono S). Gadjah nada University Press, Yogyakarta.
Sulistyaningsih, Y.C., Dorli dan H. Akmal. 1994. “Studi Anatomi Daun Saccarum
sp. Sebagai Induk dalam Pemuliaan Tebu”. Hayati. 1(2): 61-65. Sumiasri, N dan D. Priadi. 2003. ”Pertumbuhan Stek Cabang Sungkai (Peronema
canescens Jack) dalam Media Cair”. Jurnal Nature. 6(1). Suyana, J. Dan H. Widijanto. 2002. Studi Kualitas Air dan Sumbangan Hara dari
Irigasi Sidorejo Jawa Tengah Pada Budidaya Padi Sawah. Sains Tanah. 2(1): 1-5.
Saroso, B. dan A. Sastrosupadi. 2000. “Tanaman Rami sebagai Bahan Tekstil,
Pulp, Pakan Ternak dan Obat”. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan. Bogor.
Taiz, L. and E. Zeiger. 1998. Plant Physiologi. Massashusetts: Sinauer
Assosiattes, Inc. Tarmansyah, U.S. 2007. “Pemanfaatan Serat Rami untuk Pembuatan Selulosa”.
Tim Puslitbang Indhan Balitbang Dephan. Buletin Litbang Dephan.10(18): 1-12.
Wareing, P.F. and I.D.J. Phillips. 1981. Growth and Differentiation in Plants. 2nd
Edition. Pergamon Press. Toronto. Wattimena, G.A. 1998. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas.
IPB. Bogor. pp: 12-15, 54-56.
38
Weaver, T.E., C.R. Stocking., M.G. Barbour., and T.L. Rost., 1982. Botany: An Introduction to Plant Biology. 6nd edition. University of California. California.
Wuryaningsih, S dan T. Sutater. 1993. Pengaruh zat pengatur tumbuh dan pupuk
N terhadap pertumbuhan dan produksi bunga krisan standar warna putih. Buletin Tanaman Hias. 1(1): 47-55.
Xingjun Li; Sanyu Li and JinXing Lin. 2003. Effect of GA3 Spraying on Lignin
and Auxin Contens and the Corellated Enzyme Activities In Bayberry (Myrica rubra Bieb.) During Flower-Bud Induction. Plant Science. 164(4): 549-556.
39
PERTUMBUHAN, KEKUATAN TARIK DAN MULUR SERAT RAMI
(Boehmeria nivea (L.) Gaudich) DENGAN PEMBERIAN ASAM
GIBERELAT (GA3) DAN VARIASI KETERSEDIAAN AIR
Naskah Publikasi
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains
Oleh : Shafi Fauzi Rahman
M0405057
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
40
PERSETUJUAN
Naskah Publikasi
SKRIPSI
PERTUMBUHAN, KEKUATAN TARIK DAN MULUR SERAT RAMI (Boehmeria nivea (L.) Gaudich) DENGAN PEMBERIAN ASAM