77 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96 ISSN:1858 – 1218 (printed), ISSN: 2685 - 7359 (online), Website: http://journal.feb.unpad.ac.id/index.php/jebt THE EFFECT OF INDEPENDENCE AND INTERNAL AUDITOR COMPETENCE ON INTERNAL AUDITOR PERFORMANCE (CASE STUDY IN INSPECTORATE IN WEST JAVA) Rieva Yunieda Nurliahafnie 1 , Djoemarma Bede 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran ABSTRACT The purpose of this study is to determine the influence of independence and competence of internal auditors simultaneously and partially toward performance of internal auditor. In this research, the independent variables are independence and competence of internal auditors. The dependent variable in this research is the performance of internal auditor. The research method used is quantitative method with distribution of questionnaires. Data analysis technical used in this research is path analysis. The population in this research are internal auditor from 28 inspectorate in West Java Province with 362 internal auditor as respondens.The results of this research with a significance level of 5% shows that the independence and competence of internal auditors have positive significant effects on internal auditor’s performance at 47,2%. The rest of 52,8% was influenced by other variables which are not included in this research. Partially, the independence of internal auditors has positive significant impact on the internal auditor’s performance with amount impact 15%, and the competence of internal auditors has positive significant impact on the internal auditor’s performance with amount impact 32,2%. Keywords: Independence, Competence, Performance of Internal Auditor PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh independensi dan kompetensi auditor internal secara simultan dan parsial terhadap kinerja auditor internal. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah independensi dan kompetensi auditor internal. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor internal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan penyebaran kuesioner. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal dari 28 inspektorat di Provinsi Jawa Barat dengan 362 auditor internal sebagai responden. Hasil penelitian ini dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa independensi dan kompetensi auditor internal memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja auditor internal pada 47,2%. Sisanya 52,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Secara parsial, independensi auditor internal berdampak positif signifikan terhadap kinerja auditor internal dengan jumlah dampak 15%, dan kompetensi auditor internal berdampak positif signifikan terhadap kinerja auditor internal dengan dampak jumlah 32,2%. Kata-kata Kunci: Independensi, Kompetensi, Kinerja Auditor Internal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
77 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
80 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
jawabnya. Menurut Sawyer et, al., (2005)
kompetesi auditor internal yaitu sebuah
hubungan cara-cara setiap auditor internal
memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan
perilakunya dalam bekerja.
Menurut Mardiasmo (2001) saat ini masih
terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan
audit di Indonesia yang menyebabkan munculnya
kasus-kasus kecurangan yang merugikan. Sektor
publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi,
pemborososan, dan sumber kebocoran dana.
KPK mencatat selama 2017, pelaku korupsi
terbanyak berasal dari pejabat birokrasi
pemerintahan pusat dan daerah. Tercatat ada 43
perkara korupsi yang melibatkan pejabat eselon 1
hingga 4. Selanjutnya pelaku dari swasta terlibat
di 27 perkara. Di peringkat ketiga, para anggota
DPR dan DPRD tersangkut di 20 perkara.
Sementara 12 perkara lain menyangkut kepala
daerah.
Data yang diperoleh dari Badan
Kepegawaian Negara, Provinsi Sumatera Utara
menempati peringkat teratas jumlah PNS yang
terjerat korupsi, yaitu sebanyak 298 orang.
Provinsi Jawa Barat menempati posisi kedua,
dengan jumlah 193 orang. Selain itu KPK
menyatakan sejak tahun 2002 hingga 2018 sudah
12 kepala daerah di Jawa Barat terjerat kasus
korupsi. Hal ini menjadikan Provinsi Jawa Barat
menempati peringkat pertama untuk jumlah
kepala daerah yang paling banyak terjerat korupsi
di Indonesia. Dari 93 kepala daerah yang
tersangkut korupsi, 75 diantaranya adalah Bupati
dan Wali Kota serta 18 Gubernur.
Seperti yang diungkapkan oleh Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam
wawancaranya dengan pressreader.com bahwa
tingginya korupsi di daerah diduga meupakan
akibat lemahnya pengawasan di internal oleh
Inspektorat. Terbukti dari banyaknya laporan
dugaan korupsi yang masuk ke KPK mayoritas
berasal dari masyarahat. Sebaliknya laporan dari
Inspektorat sangat minim.
Kejadian yang terjadi mencerminkan
pengawasan dan pengendalian internal pada
sektor publik dapat dikatakan tergolong
lemah.Pengawasan dan pengendalian internal
dalam pemerintah daerah sangatlah penting
untuk itu diharapkan seluruh APIP telah berada
pada Level-3 pada tahun 2019, sesuai dengan
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019. Dengan terwujudnya
kinerja APIP yang baik maka pengawasan dan
pengendalian internal telah berjalan efektif.
Sehingga dapat terwujudnya good governance
dan clean governance di dalam kepemerintahan
Indonesia. Berdasarkan pembahasan di atas
memunculkan pertanyaan bagi peneliti, apakah
independensi dan kompetensi yang dimiliki oleh
auditor internal berpengaruh terhadap kinerja
auditor internal. Selain itu, untuk melihat solusi
bagi kinerja Inspektorat yang rendah sehingga
seringnya gagal mendeteksi kecurangan yang
terjadi. Untuk membuktikannya berdasarkan
masih ditemukannya kelemahan-kelemahan dari
81 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
kinerja auditor internal (APIP) di pemerintahan
daerah peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas
penulis akan melakukan penelitian dengan
mengambil judul “PENGARUH
INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI
AUDITOR INTERNAL TERHADAP
KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA
BARAT).
Pengaruh Independensi Auditor Internal
terhadap Kinerja Auditor Internal
Audit internal adalah audit yang dilakukan
oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari
organisasi yang diawasi (Mardiasmo, 2005).
Meskipun merupakan bagian dari organisasi,
audit internal harus dapat menempatkan dirinya.
Seperti yang dikemukakan oleh (Mulyadi, 2009)
bahwa independensi dapat diartikan sebagai
sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh pihak lain, serta tidak
tergantung pada orang lain.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Triyanthi, et al (2015) yaitu
Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi,
Independensi, dan Motivasi Kerja pada Kinerja
Internal Auditor menunjukkan bahwa
independensi berpengaruh positif dan signifikan
pada kinerja internal auditor. Hasil ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi
independensi seorang auditor internal maka
semakin tinggi kinerja audit seorang auditor
internal.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
Awaluddin (2013) yang berjudul Pengaruh
Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap
Kepuasan dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota
Makassar menunjukkan bahwa independensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinderja auditor internal.
Pengaruh Kompetensi Auditor Internal
terhadap Kinerja Auditor Internal
Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang
dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan
audit dengan benar (Ayuningtyas, 2012).
Seorang auditor harus memiliki mutu personel
yang baik, pengetahuan yang memadai, serta
keahlian khusus dibidangnya. Kompetensi
auditor internal pemerintah sendiri memiliki
standar yang diterbitkan oleh Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang
menjelaskan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
seorang Pegawai Negeri Sipil berupa
pengetahuan, keahlian, dan sika perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatananya.
Menurut Mc.Clelland (1979) dengan
mengevaluasi kompetensi-kompetensi yang
dimiliki seseorang, kita akan dapat
memprediksikan kinerja orang tersebut. Seperti
yang telah diungkapkan Libby (1994) komponen
kinerja terdiri dari kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman auditor.
82 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Sujana (2012) mengenai Kompetensi, Motivasi,
Kesesuaian Peran, dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat
Pemerintah Kabupaten Badung dan Buleleng
menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja.
Selain itu, dalam penelitian lain yang
dilakukan oleh Ariani, dkk (2015) mengenai
Pengaruh Integritas, Obyektifitas, Kerahasiaan,
dan Kompetensi pada Kinerja Auditor
Inspektorat Kota Denpasar menyatakan bahwa
kompetensi berpengaruh positif pada kinerja
auditor Inspektorat Kota Denpasar. Hal ini
mengindikasikan semakin tinggi kompetensi
auditor internal maka semakin baik kinerja
auditor internal dalam menjalankan tugasnya.
Gambar 1.1Kerangka Pemikiran
Sumber : olahan data (2018)
83 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Berdasarkan dengan kerangka pemikiran
diatas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Independensi auditor internal berpengaruh
terhadap kinerja auditor internal
H2: Kompetensi auditor internal berpengaruh
terhadap kinerja auditor internal
H3: Independensi dan kompetensi auditor
internal berpengaruh terhadap kinerja auditor
internal
Definisi Internal Audit
The Institute of Internal Audit (IIA)
mendefinisikan audit internal sebagai berikut:
“Internal Audit is an independent, objective
assurance and consulting activity designed to
add value and improve an organization’s
operations. It helps an organization accomplish
its objectives by bringing a systematic,
disciplined approach to evaluate and improve the
effectiveness of risk management, control, and
governance process.”
Sedangkan Menurut Sawyer et. al., (2012)
definisi audit internal:
“Internal auditing is an independent
appraisal function establised within an
organization to examine and evaluate its
activities as a service to organization”
Bahwa audit internal merupakan sebuah
penilaian yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan
kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
untuk menentukan apakah:
(1) Informasi keuangan dan operasi telah akurat
dan dapat digunakan;
(2) Risiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi;
(3) Peraturan eksternal serta kebijakan dan
prosedur internal yang bisa diterima telah
diikuti;
(4) Kriteria operasi yang memuaskan telah
dipenuhi;
(5) Sumber daya telah digunakan secara efisien
dan ekonomis; dan Tujuan organisasi dalam
menjalankan tanggung jawabnya secara
efektif.
Independensi Audit Internal
Standar Profesi Audit Internal (2017)
menyatakan bahwa independensi adalah bebas
dari situasi yang mengancam objektivitasnya.
Internal auditor harus bebas dari ancaman ini
baik sebagai individu, dalam melaksanakan
penugasan, maupun secara fungsi dan organisasi.
Walaupun audit internal dilaksanakan oleh orang
yang masih berada dalam perusahaan tersebut
namun audit internal dibentuk untuk
menghasilakn audit report yang objektif dan
independen. Adapun indikator yang digunakan
untuk mengukur variabel independen yaitu:
1. Auditor harus objektif dalam melaksanakan
audit intern, prinsip objektivitas
mensyaratkan agar auditor melaksanakan
penugasan dengan jujur dan tidak
mengopromikan kualitas.
2. Auditor harus menghindari konflik
kepentingan. Konflik kepentingan dapat
84 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
mengganggu kemampuan auditor untuk
melakukan tugasnya dan tanggung jawabnya
secara objektif.
3. Jika independensi atau objektivitas
terganggu, baik faktual maupun penampilan,
maka gangguan tersebut harus dilaporkan
kepada pimpinan APIP.
Kompetensi Audit Internal
Kompetensi menurut Standar Profesi Audit
Internal (2017) mencakup kapabilitas, keahlian,
pengalaman, kemampuan, keterampilan, sikap,
kecakapan, dan pengetahuan. Dalam pernyataan
tersebut disebutkan beberapa faktor yang
menjadikan auditor internal memiliki
kemampuan tersebut agar menghasilkan kualitas
audit yang baik.
Kinerja Auditor Internal
Kinerja dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai sesuatu
yang dicapai; prestasi yang diperlihatkan;
kemempuan kerja. Menurut Mangkunegara
(2005) menyatakan istilah kinerja berasal dari
kata job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Kinerja didefinisikan sebagai suatu ukuran
yang dapat digunakan untuk menetapkan
perbandingan hasil pelaksanaan tugas,
tanggungjawab yang diberikan oleh organisasi
pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan
untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja
organisasi (Gibson et al., 1996).
Internal Audit Capability Model (IA-CM)
merupakan suatu kerangka kerja yang
mengidentifikasi aspek-aspek fundamental yang
dibutuhkan bagi terwujudnya unit intern yang
efektif di sektor publik. IA-CM menggambarkan
jalur evolusi yang perlu diikuti oleh organisasi
sektor publik dalam mengembangkan unit audit
intern yang efektif memenuhi harapan
professional dan kebutuhan tata kelola
organisasi.
Terdapat enam elemen audit intern dalam
IA-CM yang digunakan sebagai indikator, yaitu:
1. Service and role of IA
Peran dan layanan yang diberikan APIP
dalam melakukan penilaian yang independen dan
objektif terhadap organisasi
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
(K/L/D) untuk memberi nilaitambah bagi K/L/D.
2. People management
Proses merekrut, menempatkan,
mengembangkan kompetensi dan karier SDM,
memberikan insentif, sampai dengan
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
yang memungkinkan pegawai untuk memberikan
kemampuan terbaik mereka secara optimal.
3. Professional practices
Menunjukkan gambaran secara lengkap
mengenai kebijakan, proses, dan praktik yang
menjamin pemeliharaan kualitas kerja APIP agar
kegiatan APIP dilaksanakan secara efektif
85 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
dengan kemampuan dan kecermatan profesi
sesuai dengan standar dan kode etik profesi.
4. Performance management and
accountability
Mencakup kegiatan penyediaan informasi
kinerja yang dibutuhkan baik keuangan maupun
non keuangan dalam mengelola, melaksanakan,
mengendalikan operasional APIP, dan
mempertanggungjawabkan kinerja dan hasil
yang diperoleh APIP.
5. Organizational relationships and culture
Mencakup budaya dan hubungan internal
organisasi serta lingkungan APIP, dan bagaimana
budaya dan hubungan organisasi tersebut
memberikan dampak terhadap para pemangku
kepentingan utama dan pihak lain di
luarorganisasi.
6. Governance structure
Merupakan hubungan pelaporan yang
mencakup hubungan pimpinan APIP dengan
jajaran pimpinan dalam organisasi K/L/D dan
pihak lain di luar organisasi, ketersediaan sarana
prasarana, dan kebijakan organisasi yang
mendukung terciptanya keselarasan kegiatan
APIP dengan struktur tata kelola organisasi
K/L/D secara keseluruhan.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam
penulisan skripsi ini ialah metode deskriptif
analitis dengan pendekan studi kasus. Dengan
metode pengumpulan data menggunakan alat
bantu berupa kuisioner. Populasi yang diteliti
dalam penelitian ini yaitu auditor internal
isnpektorat di Jawa Barat. Sample yang dipilih
dalam penelitian ini menggunakan Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling.
Kriteria untuk sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah Inspektorat
Provinsi/Kota/Kabupaten di Jawa Barat yang
kepala daerahnya terjerat kasus korupsi.
Tabel 3.3 Inspektorat Provinsi/Kota/Kabupaten
No Daerah Jumlah Kasus
1 Inspektorat Kabupaten Subang 3
2 Inspektorat Kabupaten Garut 1
3 Inspektorat Kabupaten Cirebon 1
4 Inspektorat Kabupaten Karawang 1
5 Inspektorat Kabupaten Bogor 1
6 Inspektorat Kabupaten Bandung Barat 1 7 Inspektorat Kota Cimahi 1
8 Inspektorat Kota Bandung 1 9 Inspektorat Kota Bekasi 1
10 Inspektorat Provinsi Jawa Barat 1
Sumber : Data Diolah
86 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Populasi responden dalam penelitian ini
adalah Pejabat Fungsional Auditor (PFA) dan
Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah
(P2UPD) yang berjumlah 362 orang yang berada
di Inspektorat provinsi beserta kabupaten dan
kota yang dijadikan sampel dalam penelitian.
Dalam hal mencari sampel digunakan rumus
slovin dengan batas toleransi kesalahan yang
peneliti tetapkan adalah 5% atau 0,05 sehingga
diperoleh jumlah responden yang akan menjadi
sampel dalam penelitian ini ialah 191 orang.
Mengingat pengumpulan data strategi riset
survei dengan alat bantu berupa kuesioner, maka
untuk memperoleh hasil penelitian yang valid
dan reliabel dilakukan uji validitas dan
reliabilitas. Kemudian dilakukan uji asumsi
klasik yang meliputi uji normalitas. Untuk
melihat bagaimana pengaruh antara variabel
independen dengan dependen dalam hal ini
independensi auditor internal (X1) dan
kompetensi auditor internal (X2) terhadap kinerja
auditor internal (Y1), maka digunakan analisis
jalur. Analisis jalur digunakan untuk melihat dan
menguji model hubungan antar variabel yang
berbentuk sebab akibat (kausal). Berikut adalah
rumus persamaan path analisis yang digunakan:
Y = ρyx1 + ρyx2 + e
Dimana:
X1 = Independensi Auditor Internal
X2 = Kompetensi Auditor Internal
Y = Kinerja Auditor Internal
pyx1 = Koefisien jalur pengatuh antara X1
terhadap Y
pyx2 = Koefisien jalur pengaruh antara
X2 terhadap Y
e = Nilai residu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Data yang diolah dan pembahasan dalam
penelitian ini diperoleh dari penyebaran
kuesioner kepada 220 responden sebagai sumber
data utama. Kuesioner kembalikan sebanyak 163
dari 220 orang responden yang merupakan
auditor di Inspektorat Provinsi/Kota/Kabupaten
di Jawa Barat. Kuisioner ini terdiri dari 55 item
pertanyaan yang diuraikan berdasarkan variabel
yang di teliti yaitu pengaruh independensi dan
kompetensi auditor internal terhadap kinerja
auditor internal.
Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas dapat disimpulkan bahwa semua item
pernyataan tersebut adalah valid dan layak
digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini
dan setiap item kuesioner pada variabel
penelitian ini dapat diandalkan untuk mengukur
variabelnya masing-masing.
Analisis jalur digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh independensi auditor internal
(X1) dan kompetensi auditor internal (X2)
terhadap kinerja auditor internal (Y). Kemudian
dengan menggunakan program SPSS versi 22.0,
maka data primer di olah dan di analisis, sehingga
menampilkan hasil berikut ini:
87 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR
INTERNAL (STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Tabel 4.1 Koefisien Jalur antara Independensi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Auditor Internal
Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 22.0
Dari tabel di atas, dapat dilihat koefisien jalur (ρyx1) antara independensi dengan
kinerja auditor internal adalah sebesar 0,292 dan untuk kompetensi (ρyx2) sebesar 0,507,
diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = 0,292 (ρYX1) + 0,507 (ρYX2) + 0,528 (ε)
Tabel 4.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Berdasarkan tabel di atas Fhitung yang
diperoleh adalah sebesar 71,424 dan nilai
tersebut jauh lebih kecil dari Ftabel 3,053 sehingga
jatuh pada daerah penolakan Ho, maka dengan
taraf kepercayaan sebesar 95% dapat diputuskan
untuk menolak Ho dan menerima Ha yang berarti
bahwa independensi dan kompetensi auditor
internal secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja auditor internal.
Tabel 4.3 Uji T Pengaruh Independensi Auditor Internal (X1) terhadap Kinerja Auditor Internal
Model ρYX thitung ttabel α Sig.t Keputusan Kesimpulan
X1 → Y 0,292 4,569 1,654 0,05 0,000 Ho ditolak Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai
thitung yang diperoleh adalah sebesar 4,569 dan
nilai tersebut jauh lebih besar daripada nilai ttabel
1,654, maka dengan taraf kepercayaan sebesar
95% dapat diputuskan untuk menolak Ho dan
menerima Ha yang berarti bahwa independensi
88 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kinerja auditor internal.
Untuk pengaruh independensi auditor
internal secara tidak langsung terhadap kinerja
auditor internal melalui kompetensi auditor
internal digunakan perhitungan Sobel Test.
Diperoleh nilai Z sebesar 3,97 dan nilai Ztabel
dengan signifikansi 5% sebesar 1,98 yang artinya
Zhitung > Ztabel (3,97 > 1,98). Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa independensi auditor internal
berpengaruh positif signifikan secara tidak
langsung terhadap kinerja auditor internal
melalui kompetensi auditor internal.
Tabel 4.4 Uji T Pengaruh Kompetensi Auditor Internal (X2) terhadap Kinerja Auditor Internal
Model ρYX thitung ttabel α Sig.t Keputusan Kesimpulan
X2 → Y 0,507 7,932 1,654 0,05 0,000 Ho ditolak Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
bahwa nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar
7,932 dan nilai tersebut jauh lebih besar daripada
nilai ttabel 1,654, maka dengan taraf kepercayaan
sebesar 95% dapat diputuskan untuk menolak Ho
dan menerima Ha yang berarti bahwa kompetensi
memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kinerja auditor internal.
Untuk pengaruh kompetensi auditor internal
secara tidak langsung terhadap kinerja auditor
internal melalui independensi auditor internal
digunakan perhitungan Sobel Test. Diperoleh
nilai Z sebesar 3,97 dan nilai Ztabel dengan
signifikansi 5% sebesar 1,98 yang artinya Zhitung
> Ztabel (3,97 > 1,98). Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa kompetensi auditor internal
berpengaruh positif signifikan secara tidak
langsung terhadap kinerja auditor internal
melalui independensi auditor internal.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Perhitngan Besar Kontribusi Pengaruh Langsung (Direct Effect) dan Tidak Langsung (Indirect Effect) serta Koefisien Determinasi
Model ρyxi Direct Effect Indirect Effect
Total X1 X2
X1 → Y 0,292 8,5% 6,5% - 15,0%
X2 → Y 0,507 25,7% - 6,5% 32,2%
Total Effect/Koefisien Determinasi (R2) 47,2%
Sumber: Hasil Perhitungan
Interpretasi dari hasil perhitungan di atas
adalah sebagai berikut:
a. Total kontribusi pengaruh yang diberikan
oleh independensi (X1) terhadap kinerja
auditor internal adalah sebesar 15% dengan
rincian 8,5% merupakan pengaruh secara
langsung (direct effect) dan 6,5% merupakan
89 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
pengaruh tidak langsung dikarenakan adanya
keterkaitan dengan kompetensi (X2).
b. Total kontribusi pengaruh yang diberikan
oleh kompetensi (X2) terhadap kinerja auditor
internal adalah sebesar 32,2% dengan rincian
yaitu sebanyak 25,7% merupakan besar
pengaruh secara langsung (direct effect) dan
6,5% merupakan besar pengaruh tidak
langsung dikarenakan adanya keterkaitan
dengan independensi (X1).
c. Secara simultan independensi dan
kompetensi auditor internal memberikan
kontribusi pengaruh sebesar 47,2% terhadap
kinerja audtor internal, sedangkan sebanyak
52,8% sisanya merupakan besar kontribusi
pengaruh yang diberikan oleh faktor-faktor
lainnya yang tidak diteliti.
Pembahasan
Pengaruh Independensi Auditor Internal
Terhadap Kinerja Auditor Internal
Berdasarkan hasil analisis data secara
parsial yang telah diuraikan sebelumnya,
diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel
yaitu 4,569 > 1,654 yang bernilai positif. Selain
itu berdasarkan Sobel Test diperoleh nilai Z
hitung lebih besar dari Z tabel yaitu 3,97 > 1,98.
Hal ini menunjukkan indpendensi auditor
internal berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja auditor internal secara langsung maupun
tidak langsung melalui kompetensi auditor
internal, yang artinya semakin baik independensi
auditor ineternal maka semakin baiknya kinerja
auditor internal, dan total besarnya kontribusi
yang diberikan independensi auditor internal
terhadap kinerja auditor internal sebesar 15%
dengan kontribusi secara langsung sebesar 8,5%
dan secara tidak langsung melalui kompetensi
auditor internal sebesar 6,5%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Awaluddin
(2013) yang menyatakan bahwa independensi
auditor internal berpengaruh positif terhadap
kinerja auditor internal. Sehingga semakin
meningkatnya independensi yang dimiliki
auditor internal, maka semakin meningkat juga
pencapaian kinerja auditor internal. Menurut
Awaluddin (2013) independensi merupakan
faktor yang menentukan dari kualitas audit, hal
ini dapat dipahami karena jika auditor benar-
benar independen maka tidak akan terpengaruh
oleh kliennya, kualitas audit yang baik
menandakan bahwa auditor memiliki kinerja
yang baik.
Berdasarkan hasil analisis statistik
deskriptif dapat disimpulkan independensi
auditor internal dalam penelitian ini secara
keseluruhan terkategorikan baik. Namun tidak
menutup kemungkinan untuk di daerah lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini telah
memiliki independensi yang baik pula. Seperti
pada November 2018 di Kabupaten Tasikmalaya
terdapat kasus korupsi yang melibatkan
Inspektorat dan pejabat pemerintahan lainnya
atas dana hibah dari Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya untuk yayasan atau lembaga.
90 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Pengaruh Kompetensi Auditor Internal
Terhadap Kinerja Auditor Internal
Berdasarkan hasil analisis data secara
parsial yang telah diuraikan sebelumnya,
diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel
yaitu 7,932 > 1,654 yang bernilai positif. Selain
itu berdasarkan Sobel Test diperoleh nilai Z
hitung lebih besar dari Z tabel yaitu 3,97 > 1,98.
Hal ini menunjukkan kompetensi auditor internal
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
auditor internal secara langsung maupun tidak
langsung melalui independensi auditor internal,
yang artinya semakin baik kompetensi auditor
ineternal maka semakin baiknya kinerja auditor
internal, dan total besarnya kontribusi yang
diberikan kompetensi auditor internal terhadap
kinerja auditor internal sebesar 32,2% dengan
kontribusi secara langsung sebesar 25,7%dan
secara tidak langsung melalui independensi
auditor internal sebesar 6,5%.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap auditor
internal yang memiliki kompetensi yang baik
akan menjalankan tugas dan perannya dengan
baik seperti menemukan kecurangan, mendeteksi
fraud, menemukan kondisi ketika Standard
Operating Procedure tidak dilaksanakan dan
sebagainya. Hasil ini konsisten dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Sujana
(2012) dan Awaluddin.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat
disimpulkan secara keseluruhan kompetensi
auditor internal dalam penelitian ini
terkategorikan baik. APIP di Inspektorat
Provinsi/Kota/kabupaten di Jawa Barat dianggap
telah memiliki kompetensi standar yang
disyaratkan dalam Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia sehingga dirasa perlu
menambah kompetensi di bidang lainnya yaitu
pada bidang teknologi. Hal itu sejalan dengan
diresmikan Aplikasi Pengaduan Masyarakat dan
Konsultasi Perangkat Daerah pada Oktober 2018
yang merupakan aplikasi online pengaduan
masyarakat yang berindikasi tindak pidana
korupsi pada penyelenggaraan pemerintah daerah
Provinsi Jawa Barat.
Pengaruh Independensi dan Kompetensi
Auditor Internal Secara Simultan Terhadap
Kinerja Auditor Internal
Berdasarkan hasil analisis data secara
simultan parsial yang telah diuraikan
sebelumnya, diperoleh nilai Fhitung lebih besar
dari Ftabel yaitu 71,424 > 3,053 yang bernilai
positif. Hal ini menunjukkan independensi dan
kompetensi auditor internal berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja auditor internal, yang
artinya semakin baik independensi dan
kompetensi auditor ineternal maka semakin
baiknya kinerja auditor internal, dan besarnya
kontribusi yang diberikan independensi dan
kompetensi auditor internal terhadap kinerja
auditor internal sebesar 47,2%. Sementara 52,8%
merupakan pengaruh dari faktor atau variabel
lainnya yang tidak dteliti seperti motivasi kerja,
kesesuaian peran, integritas, profesionalisme,
dan sebagainya.
91 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan
oleh Sawyer et. al,. (2012) dapat diketahui bahwa
audit internal merupakan divisi yang berperan
untuk menilai secara independen/objektif
mengenai informasi-informasi baik keuangan
maupun operasional. agar informasi yang ada
merupakan informasi yang andal dan dapat
dipercaya. Selain itu menurut Standar Profesi
Audit Internal (2017) disebutkan bahwa
penugasan harus dilaksanakan dengan
menggunakan keahlian/kecakapan dan
kecermatan profesional. Sehingga dapat dilihat
dalam penelitian ini bahwa kompetensi dan
independensi memengaruhi kinerja auditor
internal dalam melakukan kegiatan audit.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kinerja auditor internal dalam hasil penelitian ini
secara keseluruhan terkategorikan baik. Sehingga
APIP telah melaksanakan kegiatan audit sesuai
dengan kriteria atau ukuran mutu minimal yang
telah ditetapkan. Hal tersebut dibuktikan salah
satunya dengan diperolehnya Penghargaan dari
Inspektorat Kementerian Dalam Negeri oleh
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terkait
Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pengawasan (TLHP) tahun 2018 dengan
predikat memuaskan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan pada bab sebelumnya, peneliti
memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Independensi memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap kinerja auditor internal
dengan kontribusi pengaruh langsung yang
diberikan adalah sebesar 8,5%, dimana
semakin baik independensi yang dimiliki
oleh auditor internal akan berdampak pada
semakin baiknya kinerja yang dihasilkan,
sebaliknya independensi yang kurang baik
akan berdampak pada buruknya kinerja yang
dihasilkan.
2. Kompetensi memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap kinerja auditor internal
dengan kontribusi pengaruh langsung yang
diberikan adalah sebesar 25,7%, dimana
semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh
auditor internal akan berdampak pada
semakin baiknya kinerja yang dihasilkan,
sebaliknya kompetensi yang kurang baik
akan berdampak pada buruknya kinerja yang
dihasilkan.
Independensi dan kompetensi secara
simultan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja auditor internal dengan
kontribusi pengaruh yang diberikan adalah
sebesar 47,2%, sedangkan sebanyak 52,8%
sisanya merupakan besarnya kontribusi pengaruh
yang diberikan oleh faktor-faktor lainnya yang
tidak diteliti. Beberapa faktor atau variabel lain
tersebut merupakan motivasi kerja, kesesuaian
peran, integritas, dan profesionalisme.
Berdasarkan hasil penelitian pada bab
sebelumnya serta pembahasan yang disertai teori
92 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
yang mendukung, penulis menyarankan beberapa
hal berikut ini:
1. Pengembangan Ilmu (Basic Research)
1) Penelitian selanjutnya disarankan untuk
melakukan penelitian di Inspektorat
Provinsi/Kota/Kabupaten di daerah
lainnya atau beberapa daerah di Indonesia
agar cakupannya lebih luas lagi.
2) Penelitian selanjutnya diharapkan untuk
mengembangkan model penelitian dengan
metode lain seperti menggunakan metode
wawancara langsung kepada responden,
eksperimen atau investigatif agar data
yang diperoleh lebih berkualitas karena
penelitian ini menggunakan kuesioner
sehingga sulit
memastikangkebenaranhinformasi yang
diberikan.
3) Dalam penelitian selanjutnya diharapkan
menambahkan variabel lainnya seperti
motivasi kerja, kesesuaian peran,
integritas, profesionalisme, dan
sebagainya.
4) Peneliti selanjutnya disarankan dapat
melibatkan Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan ataupun Inspektur
Jendral sebagai responden atau
menggunakan hasil penilaian mereka
yang memiliki kuasa untuk menilai
kinerja APIP sehingga hasil yang
diperoleh lebih objektif dari persepsi
yang berbeda.
2. Pemecahan Masalah (Applied Research)
1) Auditor internal perlu mengikuti
pendidikan, bimbingan teknis, ataupun
pelatihan di bidang audit intern baik
quality assurance maupun consulting
secara berkelanjutan mengingat
banyaknya auditor internal dalam
penelitian ini yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi. Hal
tersebut terbukti dengan rendahnya
skor yang diperoleh pada indikator
audit ketaatan, audit kinerja/evaluasi
program dan layanan konsultasi.
2) Meningkatkan kuantitas auditor
internal yang memiliki kompetensi di
Inspektorat Provinsi/Kota/Kabupaten.
Hal tersebut dikarenakan pada
beberapa daerah masih mengeluhkan
kurangnya auditor internal sehingga
dapat menghambat kegiatan audit.
3) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
auditor internal di inspektorat
Provinsi/Kota/Kabupaten di Jawa
Barat masih mengalami konflik
kepentingan saat melalukan tugasnya,
oleh karena itu diharapkan untuk
semua auditor internal dapat mematuhi
Kode Etik Audit Intern Pemeritnah
Indonesia dan/atau Standar Profesi
Audit Intern.
4) Hasil analisis deskriptif untuk indikator
keterampilan teknis yang lebih
spesifiknya terkait dengan memberikan
93 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
perhatian khusus pada auditi yang
mengalami perubahan gaya hidup
secara signifikan dalam rentang waktu
yang singkat memiliki skor terendah
diantara yang lainnya. Oleh karena itu,
auditor internal diharapkan memilki
sikap skeptis yang lebih tinggi
sehingga dapat mengurangi adanya
tindakan-tindakan kecurangan dalam
kegiatan setiap unti kerja auditinya.
5) Berdasarkan hasil penelitian yang
menunjukkan mayoritas auditor
internal berusia diatas 40 tahun dan
telah bekerja lebih dari 10 tahun,
sebaiknya transfer knowledge di antara
para auditor internal ditingkatkan
sehingga dapat mengetahui unit kerja
auditi yang memiliki risiko tinggi. Hal
ini akan membuat kegiatan audit lebih
efektif dan efisien sehingga kinerja
inspektorat menjadi lebih baik.
Mengingat rendahnya skor untuk
indikator perencanaan audit berbasis
risiko.
DAFTAR PUSTAKA
(2015). Retrieved April 2018, from Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan:
(http://www.bpkp.go.id/konten/2338/rakorn)
(2018, April). Retrieved April 2018, from
TribunJabar.id:
http://jabar.tribunnews.com/2018/04/18/jaba
r-provinsi-paling-korup-ini-nama-nama-
kepala-daerah-di-jawa-barat-yang-terjerat-
korupsi?page=all
(2018). Retrieved April 2018, from
https://www.antaranews.com/berita/702527/j
awa-barat-teratas-dalam-jumlah-kepala-
daerah-terjerat-korupsi
(2018, February). Retrieved April 2018, from
http://nasional.republika.co.id/berita/nasiona
l/hukum/18/02/19/p4eb11330-icw-jatim-
jadi-provinsi-paling-banyak-kasus-korupsi-
2017
Abdulaziz Alzeban King Abdulaziz University.
(2013). Factors Affecting the Internal Audit
Effectiveness: A. Journal of International
Accounting, Auditing and Taxation, 1-39.
Anthony dan Govindarajan. (2005). Management
Control System Edisi Pertama. Jakarta:
Salemba Empat.
Ariani et, a. (2015). Pengaruh Integritas, Obyektifitas,
Kerahasiaan, dan Kompetensi pada Kinerja
Auditor Inspektorat Kota Denpasar. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015),
182- 198.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asosiasi Audit Intern Pemerintah Indonesia. (2014).
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia.
Jakarta.
Asri Usman, M. S. (2014). Effect of Competence
Factor, Independence and Attitude against
Professional Auditor Audit Quality Improve
Performance in Inspectorate (Inspectorate
Empirical Study in South Sulawesi Province).
IOSR Journal of Business and Management
(IOSR-JBM) Volume 16, Issue 1. Ver. II (Jan.
2014), PP 01-13, 01-13.
Australian Standards/New Zealand. (1999). Risk
Management 4360; Standards Assosciation
of Australian. Strathfield.
Awaluddin, M. (2013). Pengaruh Independensi dan
Kompetensi Auditor Terhadap Kepuasan
Kerja Dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota
Makassar. ASSETS Volume 3 Nomor 2 Tahun
2013, 146-159.
Badan Pemeriksa Keuangan. (n.d.). Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester Tahun 2013 - 2017.
94 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
(2010). Peraturan Kepala Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan Nomor: Per-
211/K/JF/2010 Tentang Standar Kompetensi.
Jakata.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
(2015). Pedoman Teknis Peningkatan
Kapabilitas Aparat Pengawas Intern
Pemerinah Secara Mandiri (Self
Improvement). Retrieved Agustus 3, 2018,
from
http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/pu
sat/files/rakornaswas2015/03%20Draft%20P
edoman%20Self%20Improvement%20Kapa
bilitas%20APIP.pdf
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
(2017). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 12 Tahun 2017 Tentang
Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical
Psychology. England: John Wiley & Sons
Ltd.
Bertram, D. (n.d.). Likert Scales.
Budiartha, M. T. (2015). Pengaruh Profesionalisme,
Etika Profesi, Independensi, Dan Motivasi
Kerja Pada Kinerja Internal Auditor. E-
journal Akuntansi Universitas Udayana ,
797-809.
Budiono, J. S. (2012). Statistik Terapan: Aplikasi
untuk Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi
Menggunakan SPSS, AMOS, dan Exel. Elex
Media Kumpotindo.
Dellai, Hella and Mohamed Ali Brahim Omri. (2017).
Factors Affecting the Internal Audit
Effectiveness in TunisianOrganizations.
Research Journal of Finance and Accounting
Vol.7, No.16.
Dittenhofer, M. (2001). Performance Auditing In
Govverments. Managerial Auditing Journal,
438-442.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta:
Universitas Diponegoro.
Gibson, J. L. (1996). Organization 8th Edision. New
York: Richard D Irwin, Inc.
Hanna, et., al. (2013). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Auditor. Jurnal
Bisnis dan Akuntans, Volume 15, No 1, 13-28.
Harold Koontz, Cyril O’Donnell and Heinz Weihrich.
(1993). Management: A Global Perspective.
McGraw-Hill Education (ISE Editions).
Heider, F. (1958). The Psychology of Interpersonal
Relations.
Hery. (2010). Potert Audit Internal. Bandung:
Alfabeta.
Hidayat, A. (2013, Januari 23). Penjelasan Tentang
Uji Normalitas dan Metode Perhitungan.
Retrieved Juni 2017, 2017, from
Stastistikian:
https://www.statistikian.com/2013/01/uji-
normalitas.html
Hiro, T. (2006). Standar Profesional Audit Internal.
Kanisius.
Ibnu Gautama S, M. A. (2010). Pengaruh Kepuasan
Kerja, Profesionalisme, Dan Penerapan
Teknologi IInformasi Terhadap Kinerja
Auditor (Studi Kasus Pada BPK RI
Perwakilan Provinsi Aceh). Jurnal Telaah
Riset Akuntansi.
Kedir, Hamdu, Dr AregaSeyom and Addisu Gemeda.
(2014). Internal auditing standards and its
practice the case ofEast Arsi Zone, Ethiopia.
Basic Research Journal of Business
Management and Accounts Vol. 3(6), 80-84.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
(2008). Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Per/05M.PAN/03/2008. Jakarta.
Kurt F. Reding, P. C., Paul J. Sobel, C. C., Urton L.
Anderson, P. C., Michael J. Head, C. C.,
Sridhar Ramamoorti, P. C., Mark Salamasick,
C. C., et al. (2009). Internal Auditing:
Assurance & Consulting Services, 2nd
Edition. Florida: The Institute of Internal
Auditors Research Foundation.
Libby Robert, H.-T. (1994). Modeling the
Determinants of Audit Expertise.
Accounting, Organizations and Society,
Volume 19, Issue 8, 701-716.
Mangkunegara dan Anwar Prabu. (2005). Evaluasi
Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.
95 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Terapan, Volume 14, No. 1, November, 2018, p. 77-96
PENGARUH INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI AUDITOR INTERNAL TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL (STUDI
KASUS PADA INSPEKTORAT DI JAWA BARAT)
(RIEVA YUNIEDA NURLIHAFNIE, DJOEMARMA BEDE)
Mardiasmo. (2005). Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Mc Cleland, D. (1976). The Achievment Mptive. New
York: Irvington Publishers, Inc.
Michael C.JensenWilliam H.Meckling. (1976).
Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs and ownership structure.
Journal of Financial Economics Volume 3,
Issue 4, 305-360.
Milton Nyaga Kaboi, David Kiragu, and George
Kamau Riro. (2018). Influence of Internal
Audit Independence on Internal Audiit
Effectiveness in the Kirinyaga County
Government, Kenya. International Journal of
Economics, Commerce and Management
Vol. VI, Issue 5.
Narimawati, U. (2008). Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.
Bandung: Agung Media.
Noe, et. al. (1994). Human Resource Management.
New York: McGraw Hill.
Petraşcua, D. (2014). The Role of Internal Audit in
Fraud Prevention and Detection. Procedia
Economics and Finance 16 ( 2014 ), 489 –
497.
Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun
Tesis. Bandung: ALFABETA.
Robbins Stephen P. (1996). Perilaku Organisasi,
Konsep, Kontroversi dan Aplikasi Alih
Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi
Keenam. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer.
Salehi, T. (2016). Investigation Factors Affecting the
Effectiveness of Internal Auditorsin the
Company: Case Study Iran. Review of
European Studies; Vol. 8, No. 2.
Sarwono, J. (2012). Path Analysis dengan SPSS. Elex
Media Komputindo.
Sawyer, B. L. (2012). Internal Auditing Sawyer, 6th