The Balanced Scorecard
PengantarEra baru kita ditandai dengan arena kompetisi sengit
baik dalam kalangan bisnis orientasi laba maupun sektor jasa
nirlaba. Globalisasi akan membuka sekat-sekat dunia dan menjadikan
dunia baru kita suatuborderless village. Untuk bertahan dalam
lingkungan yang kompetitif, manajemen yang baik merupakan faktor
yang patut mendapat perhatian. Sederhananya, manajemen berarti
segala daya upaya menjalankan perusahaan, dengan bantuan alat-alat
yang ada, untuk mencapai sasaran (tujuan) perusahaan. Untuk
mencapai tujuan perusahaan, dibutuhkan strategi yang terstruktur
dan holistik.Strategi sebagai konsep tidak lain merupakan rancangan
ataublueprintmasa depan yang berjangka panjang.
Laksanablueprint,dari strategi kita dapat melihat bagaimana
perusahaan seharusnya dijalankan.Blueprintdenah bangunan
menampilkan gambar depan, samping, belakang, dan jumlah lantai.
Kita juga dapat melihat apakah bangunan itu bergaya Romawi atau
Yunani. Blueprint menawarkan cara untuk memandang rancangan
bangunan dari pelbagai perspektif. Demikian pula peranan strategi
dalam memberikan rancangan perusahaan. Inti konsep strategi
meliputi cara memformulasikan tujuan jangka panjang dan cara-cara
untuk mencapainya.
Alat(tool)untuk mencapai tujuan jangka panjang yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah konsepThe Balanced Scorecard.Dengan konsep
ini, cara mencapai tujuan jangka panjang didasarkan pada tujuan dan
aktivitas dalam keempat perspektif yang dilihat secara terstruktur
dan holistik, yakni perspektifFinancial, Customer, Internal
Processes, danLearning and Growth.Apa dan Mengapa Balanced
ScorecardBalanced Scorecard didefinisikan sebagai suatu alat
manajemen strategik yang dapat membantu organisasi untuk
menerjemahkan strategi menjadi aksi dengan memanfaatkan sekumpulan
indikator (finansial dan non-finansial) yang terjalin dalam
hubungan kausal.Balanced Scorecardmerupakan hasil penelitian yang
dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Hasil
penelitian mereka dipublikasikan pada tahun 1992 dalam artikel
berjudul The Balanced Scorecard Measures that Drive Performance
padaHarvard Business Review.
DalamBalanced Scorecardterdapat empat perspektif,
yakniFinancial, Customer, Internal Processes,danLearning and
Growth. Empat perspektif ini (satu perspektif finansial dan tiga
perspektif non-finansial) merupakanmeasurementbagi kinerja
perusahaan. Maksud awal ini berubah setelah Kaplan dan Norton
menerbitkan buku berjudulThe Strategy Focused-Organization .Buku
kedua ini menandai perubahan yang terfokus pada konsepBalanced
Scorecardsebagai alat untuk mengimplementasikan strategi
perusahaan.
Untuk manajemen,Balanced Scorecardmemberikan suatuframeworkuntuk
mengomunikasikan misi dan strategi organisasi seraya menginspirasi
para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.Measurementdalam
konsep ini tidak dimaksudkan untuk mengontrol perilaku atau
mengevaluasi kinerja masa lampau. Konsep ini lebih ditujukan untuk
mengedukasi dan memfasilitasi strategi dalam pencapaian tujuan
umum. Dengannya, manajemen diharapkan akan mengidentifikasi dan
merespon kebutuhan customer dan mempertahankanimprovementyang
bersinambung.
Setidaknya dapat disebutkan empat keunggulanBalanced
Scorecard.Pertama, konsep ini menawarkanmeasurementyang lebih
holistik dan komprehensif. Di siniBalanced Scorecardmenawarkan cara
pandang terhadap aspek-aspek perusahaan secara menyeluruh, bukan
fragmentaris.Kedua,konsep yang koheren (ada pertalian satu sama
lain). Di dalamBalanced Scorecarddikenal istilah hubungan sebab
akibat(causal relationship).Setiap perspektif mempunyai suatu
sasaran strategik(strategic objective).Sasaran strategis untuk
setiap perspektif itu dijelaskan hubungan sebab akibatnya. Ini
menjadikan konsep ini memiliki sifat koherensi di antara
variabel-variabel pemicu pertumbuhan.Balanced Scorecardmenjelaskan
dengan baik hubungan kausal keempat perspektif.Ketiga, sesuai
dengan namanya,Balanced Scorecardmemberikan keseimbangan di antara
keempat perspektif yang dijadikanmeasurement.Keseimbangan sasaran
strategik yang dihasilkan dalam empat perspektif meliputi jangka
pendek dan panjang yang berfokus pada faktor internal dan
eksternal.Keempat,Balanced Scorecardmenawarkan pengukuran yang
logis. Sasaran strategik keempat perspektif diukur, dikelola, dan
dicapai.If we can measure it, we can manage it. If we can manage
it, we can achieve it.Keunggulan-keunggulan ini mendorong banyak
perusahaan, baik laba maupun nirlaba, riuh rendah
mengimplementasikanBalanced Scorecard.Sejak kelahirannya di tahun
1992,Balanced Scorecardtelah diterapkan oleh organisasi pelbagai
tipe, ukuran, dan wilayah di permukaan bumi ini. Tahun demi tahun
organisasi yang mengisihall of famedariBalanced Scorecardsemakin
banyak, mulai dari perusahaan terkenal seperti Mobil, Cigna, dan
Chase.Balanced Scorecardjuga diimplementasikan antara lain di
organisasi berukuran kecil (Southern Garden Citrus), lembaga
pendidikan (University of California), dan rumah sakit (Duke
Childrens Hospital). Dalam suatu survey yang diadakan olehInstitute
of Management Accountant, ditemukan bahwa 90 responden menyatakan
puas dengan implementasiBalanced Scorecarddalam organisasi. Sejak
terlahir dari buah pikiran Kaplan dan Norton hingga kini,Balanced
Scorecardtelah tumbuh luar biasa baik dalam bentuk maupun
penerapannya, sehingga dinyatakan sebagai salah satu dari 75 ide
bisnis yang paling berpengaruh pada abad ke-20.
Seperti telah dipaparkan sebelumnya, globalisasi yang sangat
kuat telah menuntut begitu banyak perubahan sehingga
organisasi-organisasi (baik laba maupun nirlaba) yang telah
mengalami keberhasilan pada masa lalu, kini menghadapi masa-masa
sulit. Sebagian organisasi menghadapi tantangan untuk mencari
identitas baru, dan yang lain menghadapi tuntutan perlunya
mensinergikan kembali sasaran jangka panjang dan daya-upaya untuk
mencapainya. Era baru ini menuntut setiap organisasi untuk
mereposisikan eksistensinya menjadi entitas yang dapatsurvivedi
dunia global yang sarat dengan kompetisi. Tanpa itu, organisasi
yang pernah eksis dan berjaya di masa lalu bisa terancam berjalan
stagnan bahkan ambruk dihempas badai globalisasi. Ini masalah dan
tantangan yang dihadapi oleh organisasi di era baru globalisasi.
Apa yang kini terjadi dan bakal terjadi di hari depan, tidak sama
dengan apa yang dipikirkan seharusnya terjadi.
Di samping masalah yang muncul dari kompetisi global, entitas
bisnis juga menghadapi masalah internal organisasi sendiri. Satu
masalah fundamental yang pantas disebut adalah perumusan strategi.
Strategi berkaitan dengan formulasi dan pencapaian tujuan jangka
panjang. Banyak orang tidak tahu apa strategi organisasinya.
Setelah peta strategi terbentuk, banyak organisasi mengalami
masalah dalam menurunkan(cascading)untuk
menyelaraskannya(aligning)hingga ke level individu sehingga dapat
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait. Tanpa strategi unggul
yang menawarkan kejelasan dalam tujuan jangka panjang dan sarana
pencapaiannya, suatu organisasi barangkali terjerat dalam kondisi
hidup segan, mati tak mau. Tia ibarat kapal yang berlayar tanpa
arah, hanya melaju ke depan asalkan tidak menabrak karang.
Di masa lalu bahkan hingga dewasa ini, tidak sedikit perusahaan
yang mengukur keberhasilan manajemen hanya semata berdasarkan
kinerja finansial. Ini juga merupakan masalah umum kebanyakan
organisasi. Menurut Kaplan dan Norton, tidaklah tepat menjadikan
perspektif finansial sebagai satu-satunya kriteria untuk menilai
kinerja perusahaan. Hal ini digambarkan dengan analogi naik pesawat
yang hanya terdiri dari meteran kecepatan, tanpa meteran lain,
misalnya untuk mengukur kelembaban udara, suhu, ketinggian,
persediaan bahan bakar dan sebagainya. Kondisi seperti ini
menyebabkan organisasi seringkali bias dalam menilai kinerja dan
kekurangan sarana untuk sampai pada tujuannya.Pengukuran kinerja
yang semata-mata didasarkan pada perspektif finansial(financial
husbandary)tidak cukup, dan menimbulkan masalah yang dapat
membahayakan kinerja itu sendiri karena beberapa alasan.Pertama,hal
itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan
rencana jangka panjang perusahaan. Mencapai tujuan jangka pendek
dengan melupakan tujuan jangka panjang hanya membuat perusahaan
berjalanzig-zagsaja. Tujuan jangka pendek seharusnya diperlakukan
sebagaimilestonesuntuk menuju tujuan jangka panjang. Karena tekanan
beban untuk mengejar kinerja keuangan, manajer lini (divisi)
mungkin tidak mempedulikan tujuan jangka panjang agar memperoleh
laba instan jangka pendek.Kedua,menggunakan laba jangka pendek
sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara
manajer lini dan manajer puncak.Dan akhirnya, pengendalian keuangan
yang ketat dapat mendorong manajer untuk memanipulasi data. Dari
masalah ini disimpulkan perlunyameasurementyang komprehensif untuk
perspektif finansial maupun non-finansial. Masalah yang ditemukan
dalam banyak organisasi bisnis inilah cikal-bakal lahirnya
konsepBalanced Scorecard.Keempat perspektif dalamBalanced
Scorecardharus dilihat dan diukur sebagai suatu sistem yang
terstruktur dan holistik. Kinerja keuangan sejatinya lebih
merupakan akibat atau hasil dari kinerja non-finansial
(Customer,Internal Processes, danLearning and Growth).
Revolusi untuk RelevansiKonsepBalanced Scorecardyang
dikembangkan Kaplan dan Norton pada tahun 1992 tetap relevan untuk
diimplementasikan. Kaplan dan Norton sendiri secara bersinambung
meng-update teorinya hingga kini. Dalam buku keempat
berjudulAlignment(terbit 2006), Kaplan dan Norton melukiskan
napak-tilas konsepBalanced Scorecardyang terus ber-revolusi untuk
menjawab perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan.
Konsep awal lahir dari artikel pertama berjudul The Balanced
Scorecard: Measures That Drive Performance dan buku pertama
berjudulThe Balanced Scorecard: Translating Strategy into
Action.Dua karya ini memperkenalkan pendekatan baru untuk mengukur
kinerja organisasi. Konsep awal ini menyediakan arahan dan
contoh-contoh untuk memilih ukuran dalam keempat perspektifBalanced
Scorecard.
Episode kedua adalah artikel Using the Balanced Scorecard as a
Strategic Management System dan bukuThe Strategy-Focused
Organizationyang mengubah fokusBalanced Scorecarddari alat
pengukuran kinerja menjadi alat untuk mengimplementasikan strategi
organisasi. Dalam bukukedua ini, Kaplan & Norton
mengidentifikasi lima prinsipyang berhasil diterapkanperusahaan,
yakni:Mobilize, Translate, Align, Motivate, danGovern.
Revolusi berikutnya terungkap dalam buku ketigaStrategy Mapsdan
artikel Having Trouble with Your Strategy? Then Map It . Di sini
diuraikan bagaimana menerjemahkan strategi menjadi tujuan dan
ukuran yang berwujud(tangible).Gagasan ini merupakan penjelasan
detail dari prinsip kedua;Translate.Intinya adalah memperkenalkan
suatu kerangka kerja umum untuk merepresentasikan strategi melalui
tujuan-tujuan spesifik yang dapat dikaitkan dengan hubungan
sebab-akibat di antara ukuran-ukuran keempat perspektif. Dalam
episode ini, penulis dengan tegas menyampaikan bahwa eksekusi yang
konsisten dari strategi perusahaan jauh lebih penting daripada
kualitas strategi itu sendiri.
Masih dalam thema yang sama, Kaplan dan Norton pada tahun 2006
menerbitkan buku terbaru berjudulAlignmentyang menjelaskan prinsip
ketiga dan keempat;Align dan motivate.Di sini preposisi Kaplan dan
Norton didasarkan pada pemahaman bahwa sebagian besar organisasi
terdiri atas beberapa divisi dan unit pendukung. Masing-masing
divisi mempunyai staf dan eksekutif handal. Tapi sering upaya
setiap unit tidak terkoordinasi dengan baik yang akhirnya
menimbulkan konflik, hilangnya kesempatan, dan menurunnya kinerja
usaha secara keseluruhan. Oleh karena itu, penulis menekankan
tanggung jawab penyelarasan(alignment)pada manajemen puncak dengan
secara eksplisit mendefinisikan peranannya dalam menetapkan,
mengkoordinasi, dan memonitor strategi organisasi. Sasaran akhir
yang diharapkan dari penyelarasan adalah terjadinya efek sinergi:
penggabungan dari pelbagai komponen yang ada, yang akan
menghasilkan hal yang jauh lebih besar daripada penjumlahan
masing-masing individu.
Buku terbaru Kaplan & Norton,The Execution Premium,mendalami
prinsip kelima;Governuntuk membuat strategi menjadi suatu proses
yang bersinambung. Karya terbaru ini merupakan sintesa komprehensif
sistem manajemen yang mengombinasikan strategi dan operasi. Di
samping itu, karya terbaru ini juga menguraikan integrasi yang luas
atas pelbagaitoolmanajemen yang telah terbukti berdaya-guna,
seperti statement visi-misi, formulasi strategi,target-setting,
dynamic budgeting and resources allocation, process improvement,
quality methodologies, dan lain-lain.Perusahaan-perusahaan yang
tergolong di dalamHall of Fame Balanced Scorecardtelah menunjukkan
bahwa strategi dapat dijalankan dengan sukses. Dengan percaya diri
Kaplan dan Norton menekankan bahwa bila semua esensi dari buku-buku
dan artikel yang telah mereka terbitkan sebelumnya dijalankan
secara disiplin dan konsisten, akan tersedia fondasi untuk suatu
ilmu baru dalam manajemen strategi.
========================ooooOOOOOoooo=========================
Sistem Manajemen Terintegrasi - Integrated Management
SystemPersoalan yang selalu menjadi hambatan dalam melaksanakan
kebijakan dan strategi perusahaan adalah kebiasaan lama yang selalu
menjadi acuan dalam bekerja sehari-hari. Level pelaksana dalam
organisasi sulit berubah sehingga terobosan dan strategi yang
dikembangkan dan ditetapkan top manajemen hanya tinggal menjadi
wacana saja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan
Norton, hambatan dalam melaksanakan strategi ke dalam kegiatan
operational sehari-hari adalah seperti dalam gambar beriku ini;
Sumber: The Balanced Scorecard: Translating Strategy into
Action, Robert Kaplan & David Norton, 1996.
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa hambatan dalam
melaksanakan strategi digolongkan menjadi empat hambatan, yaitu;1.
Hambatan visi, dimana hanya 5% dari anggota organisasi memahami
strategi yang dikembangkan oleh top manajemen perusahaan. Dapat
dipastikan bahwa kelompok kecil ini adalah para direksi dan para
general manajer yang sering mengikuti pembahasan strategi
organisasi. Karena strategi dianggap sebagai rahasia perusahaan
sehingga informasi strategi pun dibatasi dan tidak disosialisasikan
kepada semua pihak. Oleh karena itu ada wacana yang perlu kita
pikirkan bersama, dimana lebih baik strategi diketahui semua pihak
bahkan kompetiter sekalipun dibandingkan semua orang tidak paham
strategi perusahaan yang harus dijalankan.2. Hambatan manusia,
dimana hanya 25% perusahaan menerapkan sistem insentif yang
berhubungan dengan pelaksanan strategi di level operasional, maka
sebagian besar perusahaan kepada inisiatif dan kesukarelaan para
manajer untuk bekerja lebih keras. Seperti kita ketahui pada
prinsipnya adalah di mana orang dihargai ke sana dia akan pergi.
Maka tidak heran ada singkatan PGPS yaitu singkatan dari Pintar
Goblok Penghasilan Sama adalah suatu sindiran bahwa yang menyatakan
bahwa perlunya suatu sistem yang membedakan mereka yang sukses
secara proses dan hasil yang dibedakan dengan mereka yang tidak
menghasilkan dari sisi proses dan hasil, atau akan menjadi PGPS.3.
Hambatan manajemen merupakan hambatan rapat tinjauan manajemen,
dimana strategi adalah mencakup hal-hal yang jangka panjang,
prioritas, dan menyeluruh, sehingga jika perusahaan tidak memiliki
sistem yang didukung oleh teknologi informasi, maka tentu akan
kesulitan untuk melakukan review startegi secara efektif dan
efisien. Maka tidak heran tanpa sistem yang didukung teknologi
informasi, maka yang akan terjadi adalah kesulitan dalam melakukan
review strategi.4. Hambatan sumberdaya mencerminkan
ketidakharmonisan antara apa yang diinginkan dan kemampuan internal
organisasi. Dalam suatu ungkapan sering kita dengan nafsu besar
tapi tenaga kurang. Oleh karena itu intended strategi yang
dikembangkan secara akurat tetap perlu menjadi realistic strategi
dengan mengadopsi emergent strategi melalui review startegi yang
berkala.Dapat kita pahami memiliki strategi tidak serta merta dapat
dilaksanakan dengan baik. Kenyataan di atas menunjukkan hanya 10%
perusahaan yang memiliki strategi dapat menjalankannya, sedangkan
yang 90% memiliki strategi namun tidak melaksanakannya. Dengan kata
lain operasional bisnis dilaksanakan secara lama atau business as
usual.Dalam penelitain selanjutnya Kaplan dan Norton menjelaskan
bahwa strategi yang dikembangkan oleh top manajemen dan dijabarkan
dengan bantuan Balanced Scorecard menjadi rencana kerja operasional
yang terukur, perlu didukung oleh mekanisme manajemen yang tertib
yang disebut dengan sistem manajemen. Secara sederhana sistem dapat
kita pahami sebagai serangkaian komponen yang berhubungan
membentuka satu kesatuan terintegrasi dalam mencapai suatu tujuan.
Dengan demikian sistem management adalah serangkatan aktivitas
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian yang terintegrasi
untuk mencapai tujuan organanisasi.Skema sistem manajemen yang
dikembankan oleh Kaplan dan Norton adalah sebagai berikut;
Sumber: The Execution Premium: Linking Strategy to Operations
for Competitive Advantage, Robert Kaplan & David Norton,
2008
Dari gambar di atas dapat dijelaskan, bahwa sistem manajemen
untuk menjalankan strategi ke dalam kegiatan operasional
sehari-hari terdiri dari lima tahapan, yaitu;1. Tahap pengembangan
strategi, dimana dalam tahap ini pimpinan perusahaan melakukan
kajian internal dan eksternal organisasi untuk memformulasikan
secara tepat strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan bisnis
perusahaan. Pada dasarnya strategi adalah meyelaraskan peluang
pasar yang tersedia dengan sumberdaya organisasi yang tersedia.
Dengan demikian pada tahap ini menghasilkan suatu intended
strategy, yaitu strategi yang secara sengaja dipilih untuk mencapai
tujuan bisnis perusahaan.2. Tahap menerjemahkan strategi, dimana
dalam tahap ini startegi yang merupakan rumusan jangka panjang,
menyeluruh, dan prioritas bagi peruahaan diterjemahkan ke dalam
suatu pola kerangka kerja yang terstruktur, sistematis, dan terukur
dengan menggunakan alat Balanced Scorecard. Dalam tahap ini peta
strategi perusahaan yang terdiri dari sasaran-sasaran startegis
yang terukur dalam Key Performance Indicator (KPI) dan target dapat
di-cascade menjadi peta strategi unit-unit kerja. Dalam tahap ini
inititif bau dapat dikembangkan dalam proyek improvement yang
dikenal dengan strategic initiative.3. Tahap rencana aksi, dimana
dalam tahap ini semua rencana operasional yang bersifat rutin,
detail, dan sektorsl, diselaraskan dan disesuaikan dengan arah
strategi yang sudah dijabarkan dalam peta strategi. Demgan demikian
rancangan anggaran kegaitan perusahaan mengacuh kepada sasaran
strategis perusahaan.4. Tahap monitoring dan evaluasi, dimana dalam
tahap ini rapat tinjauan manajemen untuk mereview pencapai hasil
dan monitoring proses kerja menjadi sesuatu yang tidak dapat
ditawar-tawar. Dengan dukungan informasi teknologi, maka review dan
monitoring ini kan menjadi lebih efektif dan efisien. Konsistensi
dalam melakukan monitoring dan evaluasi ini adalah kunci sukses
untuk melakukan analisis kesehatan perusahaan sehingga hal-hal
prinsip dapat dideteksi dan dilakukan pencegahan sedini mungkin.
Selain itu dengan manajemen review yang konsisten dari top
manajemen akan mendorong semua unit kerja melakukan reporting
pencapaian kinerja sehingga perusahaan menjadi organisasi yang
fokus kepada strategi dan kinerja.5. Tahap adaptasi startegi,
dimana dalam manajemen strategi kita kenal dengan istilah emergent
strategi, yaitu penyesuaian strategi karena adanya peluang-peluang
baru yang diketemukan dalam perjalanan pelaksanaan startegi
tersebut. Dengan demikian strategi bukanlah suatu dokumen kaku,
melaiankan dokumen hidup yang dinamis yang perlu dievaluasi,
disesuaikan, dan dilaksanakan kembali dengan konsisten. Pada tahap
strategi dibuat (intended strategy) yang disesuaikan dengan
emergent strategy akan membuat strategi organisasi menjadi strategi
yang realistis dan efektif untuk mencapai tujuan bisnis
perusahaan.Melihat keterlibatan seluruh pihak dalam pelaksanaan
strategi pada level operasional, maka kebutuhan manajemen sistem
menjadi mutlak diperlukan. Sistem manajemen sebenarnya merupakan
konsep yang cukup kita kenal dalam organisasi. Salah satu bentuk
konkrit dari sistem manajemen adalah adanya strandard operating
procedures (SOP) yang menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan
operasional sehari-hari. Dengan adanya SOP maka semua pihak perlu
melaksanakan kegaitannya sesuai dengan kaidah dan tata cara yang
baku yang tertulis dalam SOP tersebut. Dengan demikian pelaksanaan
suatu kegiatan di perusahaan akan konsisten.Secara khusus sistem
manajemen dapat pula lahir untuk suatu tujuan yang spesifik,
misalnya untuk mencapai tujuan kualitas yang kita kenal dengan
istilah sistem manajemen kualitas. Ada juga sistem manajemen
lingkungan, yaitu sistem manajemen yang dikembangkan untuk mencapai
tujuan pengelolaan lingkungan yang baik.Secara internasional sudah
terdapat starndard atau acuan yang berlaku universal untuk mencapai
sistem-sistem manjemen tersebut, misalnya ISO 9001 untuk sistem
manajemen kualitas, ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan,
ISO 18001 untuk sistem manajemen keselamatan keseharan kerja,
dll.ISO merupakan produk dari organanisasi dunia yang mengurusi
soal harmonisasi standard yaitu IOS (International Organization for
Standarization) yang berpuasat di Geneva Swiss. IOS beranggotakan
lembaga-lembaga standarisasi nasional disetiap Negara yang di
Indonesia diwakili oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Analog
dengan FIFA yang mengurusi sepakbola dunia, dan PSSI yang menjadi
anggota FIFA yang mengurusi sepakbola di Indonesia.Dalam sistem
manajemen yang mengacu kepada standard ISO, maka akan diterbitkan
sertifikat sebagai bukti kepatuhan dan kesesuaian terhadap
persyaratan-persyaratan dalam pasal-pasal standard ISO tersebut.
Jadi, dalam standard ISO 9001 misalnya, isinya merupakan
pasal-pasal peryaratan yang harus dilaksanakan oleh suatu
organisasi. Dalam persyaratan ISO, pasal-pasal hanya menuntut apa
yang harus dilakukan (WHAT to do), sehingga organisasi perlu
mengembangkan sistem manajemennya sendiri yang menjabarkan
bagaimana melakuaknnya dalam organsiasi (HOW to do). Jadi sistem
manajemen perusahaan yang baik adalah sistem manajemen yang
menjabarkan bagaimana proses pelaksanaan operasional perusahaan
sesuai dengan bisnis prosesnya dengan memperhatikan apa saja yang
harus ada dalam pelaksanaan kegiatan operasional tersebut dan bukan
sebaliknya.Lalu bagaimana jika suatu organisasi menerapkan banyak
standard peryaratan baik persyaratan ISO, persyaratan pelanggan,
atau persyaratan teknis lainnya? Dalam hal inilah organisasi perlu
mengembangkan suatu sistem manajemen yang terintegrasi yang
mencerminkan bisnis proses perusahaan sekaligus memenuhi
persyaratan seluruh standard yang diadopsi.Bagaimana proses
pengembangan Integrated Management System ini perlu dilaksanakan,
dan bagaimana keterkaitannya dengan startei perusahaan? Maka dalam
hal ini Magna Transforma Consulting Group yang telah banyak
membantu organisasi pemerintah, organisasi swasta, dan BUMN untuk
mengembangkan Integrated Management System yang selaras dengan
strategi organisasi. Seharusnya setiap perusahaan memiliki satu
sistem manajemen yang terintegrasi yang menjadi sistem operasi
perusahaan tersebut dan secara unik dan spesifik menjadi keunggulan
kompetitif perusahaan.===oooOOOooo===BALANCED SCORECARD .. THE
JOURNEYByRIRI SATRIAonFebruari 3, 2013Kapankah saya mulai kenalan
denganbalanced scorecard? Persisnya saya tidak ingat, tetapi itu
sekitar tahun 2001. Pada tahun 2003 saya memasukkan topikstrategy
mapuntuk sebuah pelatihan manajemen. Saat itu saya masih berstatus
sebagai staf konsultan dan trainer pada Lembaga Manajemen PPM. Saat
itu, masih sedikit orang yang mempelajaribalanced scorecard,dan
juga tidak banyak praktisi bisnis yang berminat. Bahkan saya masih
ingat, saat itu banyak juga orang yang mengatakanbalanced
scorecarditu tidak banyak manfaatnya untuk organisasi.Pada tahun
2006, saya pernah menulis artikel berjudul 14 Tahun Balanced
Scorecard dan dimuat di majalah SWA saat itu. Tulisan itu membahas
suatu kilas balik perkembangan konsepbalanced scorecardsejak
dipublikasikan pertama kali oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992
di Harvard Business Review. Jika diikuti dengan seksama, maka
terlihat dengan jelas suatu evolusi pada konsep ini, mulai dari
sekedar alat untuk mengukur kinerja sampai dengan
menjadiframeworkmanajemen stratejik.Pada tahun 2009, pada usia 17
tahunbalanced scorecard, saya akhirnya punya kesempatan ketemu
dengan salah satu pencetus konsep ini, yaitu David P. Norton.
Kesempatan ini muncul sewaktu saya mengikuti acara 2009 Palladium
Asia Pacific Summit and Hall of Fame for Executing Strategy di
Jakarta tanggal 5 6 Oktober 2009.Apa yang baru padabalanced
scorecarddi usianya yang ke-17? Saya melihat, secara perlahan
istilahbalanced scorecardmulai dihilangkan dari berbagai literatur
yang dipublikasikan oleh Kaplan dan Norton, dan diganti dengan
istilah strategy execution. Dengan kata lain, konsepbalanced
scorecardini ditarik ke kerangka yang lebih luas lagi, yaitu
manajemen stratejik, dan diberi label strategy execution. Ini
menarik, karena akhirnya kita memiliki suatuframeworkmengenai
eksekusi strategi untuk melengkapiframeworkformulasi strategi yang
sudah banyak ditulis dalam berbagai literatur.Buku terakhir Kaplan
dan Norton yang berjudul Execution Premium menjelaskan hal ini
dengan komprehensif. Walaupun hal ini sudah dimulai pada buku kedua
yang terbit tahun 2000, yaitu Strategy-Focused Organization, tetapi
ternyata pemungkasnya ada di buku Execution Premium ini.Menarik
untuk mendengarkan penjelasan David Norton mengenaibalanced
scorecardsaat itu. Dia mengatakan bahwabalanced scorecardini tidak
dimaksudkan untuk memformulasikan strategi, melainkan
mengintegrasikan berbagaitoolsataupun konsep strategi yang ada,
yang mana menurut dia, saat ini terpisah-pisah penerapannya di
dalam perusahaan. David Norton mengibaratkan semua ini seperti
program aplikasi komputer. Dulu, dokumen spreadsheet dan
wordprecessor tidak bisa digabungkan. Keduanya terpisah secara
total. Tetapi begitu Microsoft mengembangkan konsep Microsoft
Office, maka semua dokumen wordprocessor, spreadsheet, bahkan
grafis, bisa disatukan. Microsoft Office berhasil menjadi
integrator dari berbagai komponen yang dulunya
terpisah-pisah.Begitu juga denganbalanced scorecard, dia menjadi
integrator untuk berbagai konsep strategi yang ada, seperticustomer
value proposition,blue ocean strategy,total quality management,risk
management,competency-based HR management, dan sebagainya. Semua
ditaruh pada suatutemplateorganisasi dan direpresentasikan oleh
perspektif padabalanced scorecard.Saya menilai, sebagai suatu
kerangka atau konsep,balanced scorecardsudah mencapai
titikmaturity-nya. Tidak ada lagi yang bisa dikembangkan pada
konsep ini, walaupun pada penerapan di lapangan, masih banyak
organisasi yang baru memulainya. Tetapi menempatkanbalanced
scorecarddalam kerangka manajemen stratejik, terutama eksekusi
strategi, adalah sesuatu yang brilian dan sangat membantu kita
dalam memanajemeni strategi di dalam organisasi.Satu hal yang
sangat menarik perhatian saya dalam perkembangan ini, yaitu konsep
OSM (office of strategy management). Ini adalah suatu unit di dalam
organisasi yang ditugaskan memanajemeni strategi, mulai dari
desain, sampai dengan mengawasi jalannya eksekusi strategi di dalam
organisasi. Para personel di OSM ini juga harus mampu bertindak
sebagai konsultan internal manajemen stratejik organisasi. Unit ini
lah nantinya yang akan menjadi motor manajemen stratejik untuk
organisasi tersebut.Satu hal yang saya pelajari dari evolusi
konsepbalanced scorecardini, di mana suatu konsep secara
perlahan-lahan terus disempurnakan oleh yang mencetuskannya. David
Norton pun mengakui, banyak sekali umpan balik dari para praktisi
yang menerapkanbalanced scorecard, yang pada gilirannya akan
menyempurnakan konsepbalanced scorecarditu sendiri.Pada tahun 2013
ini, diperkirakanbalanced scorecardakan marak di Indonesia. Mengapa
demikian? Tanggal 19 Januari 2013 yang lalu, pencetusbalanced
scorecardyang lain, Prof. Robert S. Kaplan memberikan kuliah umum
di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden RI, Jakarta. Kuliah umum
tersebut berjudul The Secret to Successful Strategy Execution:
Enhancing Management Performance to Accelerate Bureaucracy Reform
in Indonesia diselenggarakan oleh Sekretariat Wakil Presiden RI,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Nah,
bisa diduga, akan banyak Kementerian dan Lembaga Negara di
Indonesia yang akan mengimplementasikan balanced scorecard dalam
waktu dekat. Setahu saya, pada tahun 2013 ini, Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI akan melakukan implementasi balanced scorecard
secara komprehensif.Mengapabalanced scorecardbegitu populer di
dunia? Suatu survei yang dilakukan oleh Bain dan Co. pada tahun
2011 menunjukkan bahwabalanced scorecardadalah alat manajemen yang
paling banyak dipakai oleh para praktisi di dunia. Buat saya, ini
tidaklah mengherankan. Menurut pendapat saya, terdapat beberapa
keunggulanbalanced scorecardini. Dalam perjalanannya, akademisi dan
praktisi mengembangkanbalanced scorecardsehingga menjadi lebih
kaya. Bisa dikatakan,balanced scorecardmengalami perkembangan
pesat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara
vertikal,balanced scorecardberkembang mulai dari tingkat korporat
sampai ke tingkat individu (personal scorecard). Sedangkan secara
horizontal,balanced scorecardberkembang ke berbagai bidang
fungsional, bahkan sangat spesifik. Perkembangan pesat ditunjukkan
oleh bidang fungsional manajemen SDM sejak 2001.Ada beberapa alasan
mengapabalanced scorecardbegitu fenomenal. Pertama, konsep ini
memaksa pemimpin organisasi berpikir secara kuantitatif, karena ada
indikator kinerja (key performance indicator). Ini mengubah pola
pikir para pemimpin organisasi yang terbiasa dengan pola pikir umum
dan tidak operasional, atau sangat filosofis, menjadi kuantitatif
dan operasional.Kedua, pemimpin organisasi dipaksa berpikir
sistematis karena ada hubungan sebab-akibat (cause-effect
relationships) yang harus dibangun untuk setiap strategi dan
program kerja organisasi. Ini juga mengubah pola pikir para
pemimpin organisasi yang terbiasa dengan pola pikir tidak berkait
dan tidak bisa melihat dampak dari sebuah tindakan terhadap unit
lain, menjadi lebih sistemis dan integratif.Ketiga, pemimpin
organisasi akan berpikir komprehensif karena harus melihat kinerja
organisasi dari berbagai perspektif, tidak hanya dari satu sudut
pandang. Ini akan mengubah pola pikir pemimpin organisasi yang
biasanya cenderung parsial menjadi lebih komprehensif atau mampu
melihat organisasi sebagai satu kesatuan utuh.Keempat, sebagai
sebuah metode dalam manajemen strategi,balanced scorecarddikenal
sangat simpel dan mudah dipahami. Metode ini tidak rumit dan
membutuhkan suatu keahlian khusus yang spesifik. Umumnya orang
membutuhkan waktu yang tidak lama untuk memahami dan menjadi
pengguna metode ini, dengan kata lain metode ini mudah dipahami
oleh berbagai lapisan organisasi.Kelima,balanced scorecarddikenal
sangat fleksibel dan bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Misalnya, untuk organisasi bisnis komersial, tentu
perspektif finansial menjadi sasaran akhir organisasi. Namun untuk
organisasi pemerintahan yang sifatnya melayani masyarakat, ini
tentu tidak tepat. Kita dapat dengan mudah memodifikasibalanced
scorecarduntuk disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi.Keenam,balanced scorecarddapat diintegrasikan dengan
berbagai metode manajemen lainnya, seperti SWOT,six sigmadan
manajemen risiko.Balanced scorecarddiciptakan bukan untuk
menggantikan metode manajemen yang sudah ada, melainkan
melengkapinya. Bisa dikatakan, metode ini dilahirkan untuk menjadi
perangkai (integrator) bagi metode-metode manajemen yang telah ada
saat ini.