Halaman 1 dari 22 SP101 The Art of Selling Transkrip Minggu 5: The 5Cs (Character, Concept, Content, Convenience, Commitment), and Entrepreneurship Video 1: Pemasaran (Marketing) Video 2: Character Video 3: Concept Video 4: Content Video 5: Convenience Video 6: Commitment Video 1: Pemasaran (Marketing) Siswa IndonesiaX dimanapun Anda berada, selamat pagi! Kalau masih belum tahu artinya selamat pagi, cek di acara sebelumnya atau di pelajaran sebelumnya. Ok siswa IndonesiaX, seperti yang saya janjikan, kali ini saya akan bedah, ya, saya akan bedah segala sesuatu tentang product, yang saya beri nama, saya beri nama formula ini adalah 5C. 5C. 5C itu adalah, C yang pertama adalah character, C yang kedua adalah concept, C yang ketiga adalah content, C yang keempat adalah convenience dan C yang kelima adalah commitment. Nah, sebelum kita masuk ke sana, saya ingin sekali lagi mengulang supaya kita ingat kembali secara keseluruhan, apa sih marketing itu sebenarnya? Nah, definisi marketing itu penting untuk kita ketahui supaya ketika kita menerjemahkan atau mencoba mengonsep satu produk, paling tidak kita mengerti kenapa kita harus bikin konsep produk tersebut supaya produk itu bisa diterima oleh masyarakat. Nah, definisi marketing itu adalah how to satisfy customers needs, wants and problems, bagaimana caranya kita bisa memuaskan atau memberi jawaban dari semua permasalahan yang ada,
22
Embed
The Art of Selling itu characternya seperti ini, saran saya kalau kita mau gampang, jangan pernah menabrak karakter itu. Bertahun-tahun di dalam bisnis saya, dalam usaha saya, dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Halaman 1 dari 22
SP101
The Art of Selling
Transkrip
Minggu 5: The 5Cs (Character, Concept, Content, Convenience,
Commitment), and Entrepreneurship
Video 1: Pemasaran (Marketing)
Video 2: Character
Video 3: Concept
Video 4: Content
Video 5: Convenience
Video 6: Commitment
Video 1: Pemasaran (Marketing)
Siswa IndonesiaX dimanapun Anda berada, selamat pagi! Kalau masih belum tahu artinya
selamat pagi, cek di acara sebelumnya atau di pelajaran sebelumnya. Ok siswa IndonesiaX,
seperti yang saya janjikan, kali ini saya akan bedah, ya, saya akan bedah segala sesuatu
tentang product, yang saya beri nama, saya beri nama formula ini adalah 5C.
5C. 5C itu adalah, C yang pertama adalah character, C yang kedua adalah concept, C yang
ketiga adalah content, C yang keempat adalah convenience dan C yang kelima adalah
commitment. Nah, sebelum kita masuk ke sana, saya ingin sekali lagi mengulang supaya kita
ingat kembali secara keseluruhan, apa sih marketing itu sebenarnya?
Nah, definisi marketing itu penting untuk kita ketahui supaya ketika kita menerjemahkan
atau mencoba mengonsep satu produk, paling tidak kita mengerti kenapa kita harus bikin
konsep produk tersebut supaya produk itu bisa diterima oleh masyarakat. Nah, definisi
marketing itu adalah how to satisfy customers needs, wants and problems, bagaimana
caranya kita bisa memuaskan atau memberi jawaban dari semua permasalahan yang ada,
Halaman 2 dari 22
SP101
semua kebutuhan dan keinginan dari calon pembeli kita, calon pelanggan kita. Nah, kalau
kita bisa menawarkan itu dan menyampaikan itu kepada mereka, maka menjual itu tidak
lagi menjadi sulit.
Jadi, faktor ini penting sekali, sehingga di dalam banyak kesempatan, kalau kita bicara
marketing, dulu saya pakai 4P ya, 4P ya, tapi sekarang saya pakai 7P. 4P itu adalah product,
price, place dan promotion, tapi saya sekarang lebih suka pakai 7P. Ini umum sekali lah,
semua orang juga sudah tahu, tapi kenapa saya suka menggunakan 7P?
Karena ada tambahan dari process, kemudian ada physical evidence dan juga people. Karena
menurut saya, apapun juga yang kita jual, people itu selalu ada. Jadi, nggak mungkin kita
mengerjakan, menjual, process-nya itu kita lakukan tanpa manusia, nggak mungkin.
Sekalipun, ya, sekalipun kita punya online business, tetap people itu ada di situ. Karena
pembelinya adalah people dan penjualnya juga adalah people, media pengantarnya atau
media untuk melakukan penjualannya, bisa menggunakan segala macam cara, tapi tetap
process-nya itu harus dilakukan oleh manusia. Dan, process itu sendiri, pada hari ini sudah
begitu banyak hal-hal yang bisa menguntungkan untuk memperpendek proses penjualan
atau memermudah proses penjualan atau menyederhanakan proses penjualan, tapi process
itu sendiri tetap ada.
Jadi, ada baiknya kalau kita juga membedah process itu supaya kalau kita gagal kita tahu
kegagalannya di mana. Kalau kita berhasil, apa yang menjadi kekuatan kita, kitapun juga
bisa mengerti. Tapi, di lebih dari pada semuanya, saya suka dengan satu kata namanya
physical evidence.
Nah, khususnya saya, ya, selama beberapa tahun terakhir ini, kurang lebih sekitar 21 tahun
terkahir, oh salah, bukan 21, 25 tahun terakhir, saya sangat mendalami property. Nah,
physical evidence itu menjadi kekuatan. Jadi, kalau kita jualan, jualan, jualan, jualan, jualan,
tapi buktinya nggak ada, orang bilang begini, “Ah, ngomong doang.”, nah begitu ya.
“OMDO. Omong doang.”. Tapi, kalau kita bisa menyajikan physical evidence, kita bisa
memberi bukti dari apa yang kita janjikan, maka menjual juga tidak menjadi sulit. Menjual
akan mudah.
Halaman 3 dari 22
SP101
Kenapa? Karena pada waktu kita berikan physical evidence, pada waktu kita berikan bukti
dan bukan janji, maka trust itu akan tercipta. Trust yang tadinya mahal, saya berkali-kali
saya katakan dari guru saya Pak Rhenald Kasali, beliau pernah mengajarkan beberapa puluh
tahun yang lalu, mengingatkan bahwa kita ini hidup di lingkungan namanya low trust society,
lingkungan dimana trust itu begitu rendah.
Jadi, kalau kita sudah punya trust, asal kita punya trust, menjual tidak lagi sulit. Apapun
yang kita kerjakan, orang bisa menerimanya. Makannya hati-hati dengan turst.
Trust itu sesuatu yang kita bisa, ah, untuk membangunnya perlu waktu lama, perlu biaya
banyak, perlu energi banyak, perlu gotong royong untuk membangun trust, tapi
menghilangkannya cepat sekali, cepat sekali. Saudara, dengan membuat kebodohan-
kebodohan dan mengabaikan banyak hal yang negatif, trust bisa berkurang. Dan,
percayalah, lama-lama juga bisa hilang.
Untuk itu harus kita pelihara dan harus kita kembangkan terus. Nah, salah satu dari apa yang
penting sekali dari product, adalah menjaga agar produk yang kita berikan bukan makin
lama makin buruk. Kalau bisa, makin lama makin baik, makin baik lagi, makin baik lagi dan
terus menerus dengan berkembangnya zaman, produk kita pun ikut berkembang menjadi
makin baik, sehingga produk kita tidak akan kehilangan para pembelinya.
Makannya di dalam pelajaran, ah, mengenai, from suspect to partner, bagaimana pembeli itu
bisa kita didik, bisa kita ajari dan yang tadinya curiga sampai bisa beli, punya trust, sampai
bisa jadi pembeli yang berulang-ulang namanya pelanggan, customer, sampai loyal
customer, sampai akhirnya menjadi partner. Bagaimana mungkin bisa? Bisa, asal diberikan
kesempatan untuk menumbuhkan trust, maka trust makin lama akan makin tinggi.
Nah, salah satu yang mengupayakan hal tersebut adalah dari product. Nah, saya beri nama
5C ini, julukan lainnya adalah right product. Product yang tepat.
Ini, seperti yang dikatakan oleh Peter Drucker. Peter Drucker mengatakan, bisnis itu
sebenarnya punya dua komponen inti, dua komponen utama yang penting sekali. Yang
pertama itu adalah right product.
Halaman 4 dari 22
SP101
Yang kedua, marketing network, ya, jaringan pemasaran. Nah, kita bicara mengenai right
product ini. Nah, right product ini adalah untuk melengkapi supaya apa yang kita akan, from
good to great, dari baik menjadi hebat, menjadi luar biasa.
Tentunya kita ingin bisnis kita, usaha kita, yang baik menjadi luar biasa. Ok? Are you ready?
Saudara siap semuanya?
Video 2: Character
Ok, kita masuk, ya. 5C, ya, seperti yang tadi saya katakan, C yang pertama adalah character,
C yang kedua adalah concept, C yang ketiga adalah content, C yang keempat adalah
convenient dan C yang kelima adalah commitment. Nah, ok, siap-siap kita masuk C yang
pertama, character.
Apa sih character itu? Nah, kalau kita pelajari, kita buka kamus, ya, ada kamus yang terkenal,
ah, yang sangat terkenal namanya Merriam-Webster Dictionary, dia mencoba menjabarkan,
apa sih artinya character? Nah, character itu ada tiga hal yang penting dalam character. Jadi,
kalau kita mau bicara mengenai character product atau 5C, salah satu yang pertama adalah
character.
Coba kita baca, kita lihat, kita ulas, kita renungkan. Nah, character itu katanya adalah cara
seseorang untuk berpikir, cara seorang berprilaku, cara seorang menunjukkan
kepribadiannya, itu dasarnya adalah character. Jadi, seseorang itu bisa bertindak, berpikir,
berprilaku, itu semuanya, emosinya, keinginannya, itu semua tercermin dalam satu kata
namanya character.
Nah, untuk kita bisa menciptakan product yang baik, kita juga pertama kali harus belajar
untuk melihat character dalam pribadi seseorang. Yang kedua dikatakan, di kamus yang tadi
saya katakan, dictionary itu, dikatakan adalah satu kumpulan prestasi, satu kumpulan
kualitas yang dipahami bersama-sama dari satu kelompok orang atau mau satu kelompok,
ah, satu kelompok orang di satu lokasi atau di satu perusahaan atau satu kelompok
Halaman 5 dari 22
SP101
organisasi, ataupun juga dalam satu negara, satu kebiasaan yang terus-menerus dalam satu
lingkungan, satu daerah, itupun juga namanya character. Nah, nanti secara detail, saya akan
jelaskan pentingnya apa?
Penting sekali, saudara. Jadi, hati-hati kalau kita mau memasarkan suatu, masuk ke suatu
daerah, kita harus pelajari karakter daerahnya itu apa, maksud saya itu. Nah, yang ketiga
adalah, juga mengenai sekumpulan prestasi, sekumpulan kualitas, yang ketiga, definisinya,
“Sekumpulan prestasi, sekumpulan kualitas yang bisa kita rasakan di satu daerah.”, ya.
Di satu daerah itu, ada satu daerah yang harga tanahnya begitu mahal, ya, saudara bisa
rasakan ada sesuatu yang, yang terjadi di daerah itu. Ada satu kebiasaan, ada satu gaya
hidup, ada satu, sesuatu yang, yang ada di situ yang saudara bisa tahu, yang satu kumpulan
prestasi ataupun satu kumpulan kualitas yang memberikan nilai tambah kepada daerah
tersebut, atau kepada produk tersebut, sehingga, sehingga, daerah itu atau produk itu atau
apapun, makanan atau property atau rumah itu menjadi atau mempunyai kelas yang
berbeda. Itu ditentukan oleh character.
Nah, character ini asalnya sudah ada, tapi kita bisa tingkatkan, kita bisa pelajari dan kita bisa
buat itu makin lama makin baik. Saya belajar, saudara, lama sekali, bertahun-tahun,
puluhan tahun, untuk satu hal yang namanya character. Karena manusia itu ditentukan oleh
character.
Nah, pertanyaan saya, bisakah manusia mempunyai character yang lebih baik? Atau dengan
kata lain, bisakah manusia berubah character-nya, dari kurang baik menjadi baik dan
akhirnya menjadi baik sekali? Jawabannya, bisa.
Caranya bagaimana? Ada satu nasehat yang simple sekali. Dikatakan, “Hati-hati dengan apa
yang ada di pikiran kita. Watch your thoughts. Hati-hati dengan yang ada di pikiran kita,
karena apa yang ada di pikiran kita, itu akan menjadi kata-kata kita. Dan, hati-hati dengan
kata-kata kita, karena kata-kata kita akan jadi tindakan kita. Dan, hati-hati dengan tindakan
kita, karena kalau kita teruskan, terus, terus, terus, itu jadi kebiasaan. Dan, hati-hati dengan
kebiasaan kita, kalau itu kita teruskan kebiasaan, itu akan menjadi character.”.
Halaman 6 dari 22
SP101
Hey, character, hati-hati, character itulah yang nanti akan menunjukkan jalan hidup kita.
Jadi, kalau saudara, kalau hari ini saudara mempunyai jalan hidup yang nggak bagus,
saudara punya kesempatan untuk merubah masa depanmu. Caranya bagaimana?
Mulai punya cara berpikir, isi otak kita dengan hal-hal yang positif, dengan hal-hal yang baik.
Kalau saudara terus memikirkan kegagalan, memikirkan hal yang buruk, maka jadilah
seperti itu hidupmu di masa yang akan datang. Demikian pula product, kalau kita ingin
membangun product yang baik, kita akan menciptakan hal yang baik, mulai dengan
pemikiran-pemikiran yang brilian supaya kita bisa mengembangkan produk itu menjadi
produk yang hebat.
Itu namanya concept, nanti setelah itu kita akan bicara. Tapi, kembali ke character, jadi
seperti yang saya katakan tadi, saya menjelaskan secara sederhana, tadi yang saya katakan,
character itu ada tiga, ya. Yang pertama adalah character dari satu lokasi, satu daerah.
Jadi, kalau kita mau jual product apa saja, property, makanan, mobil, buku, apa saja begitu,
pada waktu kita mulai memasarkan, coba kita lihat daerah yang kita mau pasarkan itu, itu
mereka punya karakter, punya kebiasaan-kebiasaan, punya apa namanya, prestasi-prestasi
atau hal-hal yang membanggakan mereka, yang bisa buat value atau kebanggaan atau
believe atau kepercayaan, yang menjadikan mereka memiliki satu identitas, itu namanya
character. Satu daerah itu bisa mempunyai character tersebut. Nah, kalau kita sudah tahu
daerah itu characternya seperti ini, saran saya kalau kita mau gampang, jangan pernah
menabrak karakter itu.
Bertahun-tahun di dalam bisnis saya, dalam usaha saya, dalam pekerjaan saya, saya
mempelajari mengenai gedung bertingkat di Indonesia, apalagi yang namanya apartment,
perumahan yang bertingkat, rumah susun (rusun), awalnya susah sekali saudara, di
Indonesia itu susah sekali. Kenapa susah? Karena orang Indonesia banyak yang suka
menempati rumah yang ada tanahnya.
Tapi perlahan-perlahan, pelan-pelan terjadi perubahan. Pada hari ini, rusun itu sudah tidak
sesulit menjualnya dibandingkan dengan beberapa puluh tahun yang lalu. Tapi, ada satu
daerah yang menurut saya masih susah, masih sulit untuk ditembus oleh rusun.
Halaman 7 dari 22
SP101
Daerah-daerah itu biasanya daerah-daerah yang, yang sampai hari ini susah. Ada satu, dua
rusun di sana, tapi tidak sesukses rusun-rusun yang dibangun di tempat lain. Contohnya,
misalkan di daerah, ah, pecinan, daerah, di Glodok, di daerah Kota, di Jakarta, itu nggak
mudah untuk membangun rusun di sana.
Memang harga tanah sudah mahal, tapi harusnya karena harga tanah mahal, rusun itu
menjadi jawaban. Tapi, untuk membangun rusun di sana tidak semudah orang membangun
rusun di tempat lain. Kenapa?
Karena character daerah dan character orang-orang di sana itu belum bisa menerima hal
tersebut. Nah, kalau kita melihat hal itu, maka kita harus bersikap lebih bijaksana.
Makannya, character itu perlu kita tahu sekali.
Jadi, pertama adalah lokasi, kedua adalah tentang orang-orangnya dan yang ketiga, waktu
kita menawarkan produk, apa saja produknya, misalkan saudara mau jual baso, saudara
mau jual rumah, jual mobil, mau jual apa saja, itu punya character tersendiri. Kalau yang
namanya rumah, dia punya character itu, rumah itu harus begini, citra-nya, kebiasaan-
kebiasaan orang tentang rumah di Indonesia itu seperti ini. Jadi, jangan pernah
membayangkan design yang dari luar negeri langsung masuk ke sini, belum tentu saudara.
Belum tentu. Saya sudah, ah, ah, lebih dari 25 tahun di property, tidak semudah orang
membalikan tangan. Memang kadang-kadang ada design-design tertentu, di luar negeri
sukses, masuk ke Indonesia langsung sukses.
Tapi nggak semua instant. Nggak semua instant. Ada proses pembelajaran yang lama.
Tapi kalau itu sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di
Indonesia, apalagi sesuai juga dengan lokasi yang ada di Indonesia, maka itu biasanya
gampang diterima. Tapi kalau tidak, nggak bisa saudara. Contohnya yang gampang sekali, di
luar negeri, ya, di negeri-negeri yang 4 musim, curah hujan tidak sebanyak ada di Indonesia.
Jadi, rumah-rumah di sana, di, di mana-mana, di Amerika atau di Eropa, seringkali tipe
jendela ataupun gentingnya itu tidak sepanjang, jadi ada kayak topinya penutup, ah, topinya
sampai menutup semuanya. Di sana kadang-kadang pas-pasan juga ok, karena di sana curah
Halaman 8 dari 22
SP101
hujannya nggak setinggi di Indonesia. Tapi kalau model itu dipakai di Indonesia, wah, rumah
kita bisa bocor jendelanya, temboknya cepat kusam karena kena air hujan, ada banyak
masalah, sehingga mau nggak mau harus dimodifikasi desgin itu.
Tampangnya sama, tapi beberapa bagian dimodifikasi sesuai dengan karakter setempat.
Nah, ini penting sekali. Sama, saudara, ketika makanan Jepang masuk ke Indonesia, ketika
makanan-makanan yang ada di luar negeri masuk ke Indonesia, kayak hamburger, saudara,
ketika masuk Indonesia, makanan-makanan Jepang, makanan-makanan yang baru-baru
masuk Indonesia, mereka mengalami sedikit modifikasi. Adjustment, disesuaikan dengan
karakter yang ada di Indonesia dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di Indonesia.
Saudara kalau tahu restaurant-restaurant cepat saji, ya, fast food restaurant yang jual ayam
goreng, yang pakai nasi di mana? Hanya di Indonesia. Kenapa?
Karena orang Indonesia makan nasi. Di Amerika, di Eropa nggak ada nasi di situ, yang ada
hanya roti, ya karena mereka makan roti, tapi di Indonesia kalau nggak ada nasi, kita belum
makan rasanya. Ada adjustment, ada penyesuaian, itulah pentingnya character.
Nah, kalau kita mau menciptakan produk, pelajari dulu character yang ada, supaya waktu
kita membuat konsep, yaitu langkah yang kedua, konsep kita akan tepat sekali.
Video 3: Concept
Ok, masuk ke C yang kedua. C yang kedua adalah concept. Nah, kok concept ini bisa namanya
concept?
Ada banyak hal yang, yang menjadi satu di dalam concept, ya, ada sisi-sisi berbagai macam
sisi-sisi yang diproyeksikan masuk ke dalam concept. Dari pandangan-pandangan, ah,
misalkan dari design, dari, ah, apa namanya kalau makanan ya dari cita rasanya, kalau
rumah itu dari segi arsiteknya, dari segi tekniknya, kalau mobil, di samping desgin juga
mungkin kekuatan dari mesin, kalau baju dari fashion-nya, juga dari ketahanannya, dari cara
mencucinya, eh, saudara, mengenai fashion hati-hati loh, saya berkali-kali bertemu dengan
para pengusaha-pengusaha yang ada di Indonesia, ternyata beda saudara, apa yang terjadi
Halaman 9 dari 22
SP101
di Amerika nggak bisa ‘plek’ dilakukan di sini, nggak bisa. Dari bahan pun terjadi
penyesuaian-penyesuaian.
Kenapa? Simple sekali. Orang-orang yang dia di Amerika, kalau pakai baju model musim
panas, paling lama hanya 3 bulan, mungkin hanya 2 bulan, setelah itu masuk lemari lagi.
Di Indonesia, bisa berkali-kali dipakai lagi, dipakai, cuci, pakai, cuci, pakai, kalau kualitasnya
sama, pasti ada perubahan, sehingga mau nggak mau, ada adjustment. Nah, hal-hal seperti
ini, pentingnya kita menggabungkan semua informasi yang kita pelajari dari character,
semua permasalahan yang ada, semua hal, semua pemandangan, dari berbagai macam sisi,
ya, dari helicopter view, dari bird eye view, dari pandangan datar, pandangan dari bawah,
dari semua hal. Mari kita tuangkan bersama dalam concept, mari kita proyeksikan bersama